rofikadnan_lbm4tht

Upload: ardi

Post on 12-Feb-2018

273 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    1/50

    STEP 2

    1. Anatomi

    sistem limfatik servikal terdiri atas kelompok atau rantai KGB yang saling berubungan yg

    paralel dg struktur neovaskuler utama pada kepala leer.

    aliran limfe leer!

    o rangkaian "ugularis interna#selalu terlibat dalam metastasis tumor$terbentang antara

    klavikula sampai dasar tengkorak.

    superiormenerima aliran limfe yang berasal dari!

    palatum molle

    tonsil bagian posterior lida

    dasar lida

    sinus piriformis

    supraglotik laring

    kelen"ar limfe retrofaring

    spinalis assesrius

    parotis

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    2/50

    servikalis superfisialis

    submandibula

    mediamenerima aliran limfe dari!

    subglotik laring

    sinus piriformis bagian inferior dan daera krikoid posterior

    kelen"ar limfe "ugularis interna superior kelen"ar limfe retrofaring bagian ba%a

    inferiormenerima aliran limfe dar!

    langsung dari glandula tiroid

    trakea

    esofagus bagian servikal

    kelen"ar limge "ugularis interna superior et media

    kelen"ar limfe para trakea

    o spinal a&&esoriusdisepan"ang saraf spinal assesoriusmenerima aliran limfe kepala

    bag.parietal' dan bag. belakang leer

    o submentalsegitiga submental antara latisma dan m.omoioid dlm "aringan lunak

    dagu' bibir ba%a bagian tenga' pipi' gusi' dasar mulut bagian depan' dan 1() bagba%a lidadialirkan kelimfe submandibula omolateral( kontralateral( langsung

    ke limfe "ugularis interna

    o submanndibulasekitar kelen"ar liur submandibula dan didalam kelen"ar liurnya

    sendirisubmandibula' bibir atas' bagian lateral bibir ba%a' rongga idung'

    bag.anterior rongga mulur' medial kelopak mata' palatum molle' dan 2() depan lida

    limfe "ugularis interna superior

    o servikalis superfisialis

    o retro faring

    o paratrakeal

    o skalenus anterior

    o supraklavikula**. menerima aliran limfe dari KGB spinal a&&esorius dan parafaring

    KGB "ugularis internatrunkus "ugularisdu&tus torasi&us sisi sebela kiri

    sebela kanandu&tus limfatikus( langsung ke sistem vena #pertemuan vena "ugularis

    interna dan vena subklavia$

    masa tumor pada kelen"ar yg berada diba%a m.sternokleidmastoideus bag.atas dan( pada

    kelen"ar servikal superior posteriorbiasanya berasal dari tumor ganas nasofaring' orofaring'

    dan bag.posterior sinus ma+ila.

    nyeri tekan KGB!

    o #,$ ! mungkin berasal dari penyakit infeksiuso #-$ ! mungkin merupakan keganasan

    pembesaran KGB!

    o multiple! penyakit sistemiklimfoma' tuberkulosis' ( mononukleosis infeksiosa

    o soliter ! metastatik

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    3/50

    Anatomi Faring Tonsil Laring

    aring merupakan bagian terba%a saluran nafas atas dan memiliki bentuk yang menyerupai limas

    segitiga yang terpan&ung. Batas atas laring berupa aditus laring dan batas ba%a berupa batas kaudalkartilago krikoid. Batas depannya adala permukaan belakang epiglotis' tuberkulum epiglotik'

    ligamentum tiroepiglotik' sudut antara kedua bela lamina kartilago krikoid.

    aring laki-laki de%asa terletak setinggi vertebra servikalis )-/. Pada anak dan %anita sedikit lebi

    tinggi. aring dibagi atas tiga bagian yaitu ! supra glotis' glotis' dan subglotis. Supra glotis meluas

    dari pun&ak epiglotis sampai ke ventrikel laring. Glotis melibatkan pita sura sampai 0- mm diba%a

    ligamentum vokale' sedangkan subglotis dari bagian inferior glotis ke pinggir inferior kartilago

    krikoid. aring dibentuk ole sebua tulang dibagian atas dan beberapa tulang ra%an yang saling

    berubungan dan diikat satu sama lain ole otot-otot intrinsik dan ekstrinsik. Tulang dan tulang

    rawan

    1. Tulang ioid

    Tulang ioid terletak paling atas berbentuk uruf dan dengan muda dapat diraba pada leer

    bagian depan. Pada kedua sisi tulang ini terdapat prosesus longus dibagian belakang dan prosesus

    brevis keara atas bagian depan.

    2. Tulang ra%an tiroid

    3erupakan tulang ra%an laring yang terbesar. Terdiri dari dua lamina yang bersatu dibagian depan

    mengembang keara belakang. Pada bagian atas terdapat &ela yang memisakan kedua lamina yang

    disebut dengan 4Tyroid 5ot&6

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    4/50

    ). Tulang ra%an krikoid.

    Terletak diba%a tulang ra%an tiroid dan merupakan tulang ra%an paling ba%a dari laring. Bagian

    depan meyempit dan bagian belakang melebar' dan membentuk sebagian besar dinding belakang

    laring.

    7. Tulang ra%an epiglotis

    3erupakan tulang ra%an yang berbentuk pipi seperti daun dan terdiri dari "aringan tulang ra%anfibroelastik.

    0. Tulang ra%an aritenoid.

    Berbentuk piramid bersisi tiga tidak teratur. 8i bagian dasar tulang ra%an ini membentuk persendian

    dengan bagian atas belakang krikoid.

    /. Tulang ra%an kornikulata dan kuneiformis

    Tulang ra%an ini terdiri dari komponen elastik. Tulang ra%an kornikulata bersendi dengan

    permukaan datar apeks tulang ra%an aritenoid. Tulang ra%an kuneiformis bersendi dengan tulang

    ra%an kornikulata dan kedua tulang ra%an ini akan membentuk ton"olan pada tiap sisi posterior rima

    glotis.

    9tot-otot laring

    11. 9tot ekstrinsik keseluruan laring' terdiri dari !

    1a. Supraioid! 3.8igastrikus' 3.Genioioid' 3.Stiloioid' 3.3iloioid

    :ungsi ! menarik laring keba%a

    b. ;nfraioid! 3.Sternoioid' 3.9moioid' 3.Tiroioid

    :ungsi ! menarik laring ke atas

    22. 9tot ;ntrinsik gerak sendiri-sendiri pada laring' terdiri dari !

    )a. Bagian lateral! 3.Tiroepiglotika' 3.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    5/50

    3engandung "aringan kolagen dan membentuk sisa dari ligamentum vokale.

    aktu lair pita suara pan"angnya sekitar >' &m' pada %anita de%asa 1'/ - 2 &m dan pada laki-laki

    de%asa 2 - 2'7 &m. Perpan"angan pita suara disebabkan otot krikoaritenoid dan otot tiroaritenoid.

    Tidak anya pan"ang pita suara sa"a yang mempangarui nada tapi "uga ketegangan' elastisitas pita

    suara dan tekanan udara di trakea.

    PE@8A@ACA5 A@;5GPerdaraan berasal dari a. aringis superior dan a. aringis inferior. Kedua arteri tersebut mendarai

    mukosa dan otot-otot laring. >1' al 1>-

    7.$

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    6/50

    :aring

    Paryn+ atau :aring merupakan organ berbentuk &orong sepan"ang 10&m yg tersusun atas

    "aringan fibromus&ular yg berfungsi sbg saluran pen&ernaan dan "uga sbg saluran pernafasan.Paryn+ terletak setinggi Bassis &ranii #bassis o&&ipital dan bassis spenoid$ sampai &artilage

    &ri&oid setinggi

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    7/50

    - 5asofaring # epifaring $

    Batas I batas !

    Anterior ! koana

    Posterior ! vertebra &ervi&al 1 I 2

    ateral ! dinding medial leer

    Superior ! basis &rania

    ;nferior ! palatum molle

    Bangunan I bangunan !

    1$ 9stium paringeum tuba auditiva

    2$ Torus tubarius

    )$ :ossa rosenmulleri ( re&essus paringeus

    7$ Adenoid0$ ;stmus paringeum

    - Orofaring ( mesofaring )

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    8/50

    Batas I batas !Anterior ! &avitas oris

    Posterior ! vertebra &ervi&al 2 I )

    ateral ! dinding medial leer

    Superior ! palatum molle

    ;nferior ! epiglottis

    Bangunan I bangunan !

    :ossa tonsilaris

    Tonsila palatina

    Tonsila lingualis

    - aringofaring # ipofaring $

    Batas I batas !

    Anterior ! tepi belakang epiglottis

    Posterior ! vertebra &ervi&al ) I /

    ateral ! dinding medial leer

    Superior ! orofaring

    ;nferior ! kartilago krikoid dan porta esofagus

    Bangunan I bangunan !

    aring

    @e&essus pyriformis

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    9/50

    Nama otot Fungsim. onstritor !haryngis su!erior 3enyempitkan rongga faring

    m. onstritor !haryngis medius

    m. onstritor !haryngis inferior

    m. stylo!aryngeus Elevasi laring dan faring

    m. !alato!haryngeus 8epresi palatum molle ke ara radi+ linguae dan

    menyempitkan istmus paryngeus

    m. sal!ingo!haryngeus

    "ubungan Pharynx

    avum paryngeum berubungan dg organ2 disekitarnya antara lain mll !

    - oanae #nares posterior$ mengubungkan dg &avum nasi

    - 9stium paryngeum tuba auditiva eusta&ii dg &avum tympani

    - ;stmus fau&ium dg &avum oris propia

    - Additus laryngis dg laryn+

    - Portae oesopagus dg oesopagus

    #askularisasi Pharynx

    Perdaraan faring sebagian besar berasal dr &ab a. &arotis e+terna' a. faringeal as&endens' @.dorsal

    a. lingualis' @. tonsillaris a. fas&ialis' dan @. palatine a. maksillaris

    $nner%asi Pharynx

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    10/50

    utk persarafan motorik berasal dr n. J; sedangkan utk persarafan sensorik berasal dr n. ;J dan n.

    J

    &aringan Limfoid !ada Faring

    Faringan limfoid yang berkembang pada faring dengan baik dikenal dengan nama &in&in aldeyeryang terdiri dari !

    Tonsila Palatina #fau&ial$

    Tonsila :aringeal #adenoid$

    Tonsila ingualis

    ateral :aringeal Band

    5odul-nodul soliter di belakang faring

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    11/50

    Faringan imfoid 5asofaring

    Adenoid atau bursa faringeal(faringeal tonsil merupakan massa limfoid yang berlobus dan terdiri dari

    "aringan limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. obus atau segmen tersebut tersusun

    teratur seperti suatu segmen dengan sela atau kantung diantaranya. Penyakit Torn%aldts

    merupakan infeksi dari bursa faringeal ini.

    Adenoid bertindak sebagai kelen"ar limfe yang terletak di perifer' yang duktus eferennya menu"u

    kelen"ar limfe leer yang terdekat. 8ilapisi epitel selapis semu bersilia yang merupakan kelan"utanepitel pernafasan dari dalam idung dan mukosa sekitar nasofaring. Adenoid mendapat suplai dara

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    12/50

    dari A. Karotis ;nterna dan sebagian ke&il &abang palatina A. 3aksilaris. 8ara vena dialirkan

    sepan"ang pleksus faringeus ke dalam

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    13/50

    Faringan imfoid 9rofaring

    1.2.2.1. Tonsila ingualis

    3erupakan kumpulan "aringan limfoid yang tidak berkapsul dan terdapat pada basis lida diantara

    kedua tonsil palatina' dan meluas ke ara anteroposterior dari papila sirkumvalata ke epiglotis. Pada

    permukaannya terdapat kripta yang dangkal dengan "umla yang sedikit. Sel-sel limfoid ini sering

    mengalami degenerasi disertai deskuamasi sel-sel epitel dan bakteri' yang akirnya membentuk

    detritus.

    Tonsila lingualis mendapat perdaraan dari A. ingualis yang merupakan &abang dari A. Karotis

    Eksterna. 8ara vena dialirkan sepan"ang

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    14/50

    Tonsila Palatina

    1.2.2.2.1. Embriologi

    Tonsil merupakan derivat dari kedua lapisan germinal entoderm dan mesoderm' dimana entoderm

    akan membentuk bagian epitel sedangkan mesoderm akan tumbu men"adi "aringan mesenkim tonsil.

    Pada masa perkembangan "anin' faring akan tumbu dan meluas ke ara lateral dimana kantung kedua

    akan tumbu ke ara dalam dari dinding faring yang selan"utnya akan men"adi fossa tonsilar primitif

    yang terletak antara arkus brakialis kedua dan ketiga. :ossa tonsilaris ini akan terliat "elas se&ara

    makroskopis pada minggu keenambelas.

    L

    Gambar. Embriologi Tonsil

    Pilar tonsil dibentuk ole arkus brakialis kedua dan ketiga melalui pertumbuan ke ara dorsal atau

    palatum molle. Kripta-kripta tonsil akan tumbu se&ara progresif saat usia "anin tiga sampai enambulan' sebgai massa yang solid yang tumbu ke ara dalam dari permukaan epitel dan selan"utnya

    tumbu ber&abang-&abang dan berongga. Sedang limfosit-limfosit mun&ul dekat susunan epitel kripta

    pada bulan ketiga' lalu tumbu se&ara terorganisir sebagai nodul-nodul setela "anin berusia enam

    bulan.

    1.2.2.2.2. Anatomi Tonsila Palatina

    8alam bidang TCT dikenal tiga bua tonsil' yaitu tonsila palatina' tonsila faringeal dan tonsila

    lingualis. 8alam pengertian seari-ari' yang dikenal sebagai tonsil adala tonsila palatina' sedangkan

    tonsila faringeal dikenal sebagai adenoid.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    15/50

    Tonsil terletak dalam fossa tonsilaris' berbentuk oval dengan ukuran de%asa pan"ang 2>-20 mm' lebar

    10-2> mm' tebal 10 mm dan berat sekitar 1'0 gram. :ossa tonsilaris' di bagian depan dibatasi ole

    pilar anterior #arkus palatina anterior$' sedangkan di bagian belakang dibatasi ole pilar posterior

    #arkus palatina posterior$' yang kemudian bersatu di pole atas dan selan"utnya bersama-sama dengan

    m. Palatina membentuk palatum molle.

    Permukaan lateral tonsil dilapisi ole kapsula fibrosa yang kuat dan berubungan dengan fas&ia

    faringobasilaris yang melapisi m.Konstriktor :aringeus. Kapsul tonsil tersebut masuk ke dalam

    "aringan tonsil ' membentuk septa yang mengandung pembulu dara dan saraf tonsil.

    L

    Gambar. Tonsila Palatina

    Permukaan tonsil merupakan permukaan bebas dan mempunyai lekukan yang merupakan muara

    kripta tonsil. Kripta tonsil ber"umla sekitar 1>-2> bua' berbentuk &ela ke&il yang dilapisi ole

    epitel berlapis gepeng. Kripta yang paling besar terletak di pole atas' sering men"adi tempat

    pertumbuan kuman karena kelembaban dan suunya sesuai untuk pertumbuan kuman' dan "uga

    karena tersedianya substansi makanan di daera tersebut.

    Kutub ba%a tonsil melekat pada lipatan mukosa yang disebut plika triangularis dimana pada bagian

    ba%anya terdapat folikel yang kadang membesar. Plika ini penting karena sikatriks yang terbentuk

    setela proses tonsilektomi dapat menarik folikel tersebut ke dalam fossa tonsilaris' seingga dapat

    dikelirukan sebagai sisa tonsil.

    Pole atas tonsil terletak pad &ekungan yang berbentuk bulan sabit' disebut sebagai plika semilunaris.

    Pada plika ini terdapat massa ke&il lunak' letaknya dekat denganruang supratonsil dan disebut

    Mglandula salivaris mukosa dari eber' yang penting peranannya dalam pembentukan abses peritonsil.

    Pada saat tonsilektomi' "aringan areolar yang lunak' antara tonsil dangan fossa tonsilaris muda

    dipisakan.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    16/50

    8i sekitar tonsil terdapat tiga ruang potensial yang se&ara klinik sering men"adi tempat penyebaran

    infeksi dari tonsil' yaitu !

    @uang peritonsil #ruang supratonsil$

    Berbentuk ampir segitiga dengan batas-batas !

    Anterior ! 3. Palatoglossus

    ateral dan Posterior ! 3. Palatofaringeus

    8asar segitiga ! Pole atas tonsil

    8alam ruang ini terdapat kelen"ar salivari eber' yang bila terinfeksi dapat menyebar ke ruang

    peritonsil' men"adi abses peritonial.

    @uang retromolar

    Terdapat tepat di belakang gigi molar tiga berbentuk oval' merupakan sudut yang dibentuk ole ramus

    dan korpus mandibula. 8i sebela medial terdapat m. Bu&&inator' sementara pada bagian

    posteromedialnya terdapat m. Pterigoideus ;nternus dan bagian atas terdapat fasikulus longus

    m.temporalis. bila ter"adi abses ebat pada daera ini akan menimbulkan ge"ala utama trismus disertai

    sakit yang amat sangat' seingga sulit dibedakan dengan abses peritonsilar.

    @uang parafaring #ruang faringomaksilar N ruang pterigomandibula$

    3erupakan ruang yang lebi besar dan luas serta banyak terdapat pembulu dara besar' seingga

    bila ter"adi abses berbaaya sekali. Adapun batas-batas ruang ini adala !

    Superior ! basis &ranii dekat foramen "ugulare

    ;nferior ! os yoid

    3edial ! m. Konstriktor faringeus superior

    ateral ! ramus asendens mandibula' tempat m.Pterigoideus ;nterna dan bagian posterior kelen"ar

    parotis

    Posterior ! otot-otot prevertebra.

    @uang parafaring ini terbagi 2 #tidak sama besar$ ole prosessus styloideus dan otot-otot yang melekat

    pada prosessus styloideus tersebut.

    @uang pre-styloid' lebi besar' abses dapat timbul ole karena ! radang tonsil' mastoiditis' parotitis'

    karies gigi atau tindakan operatif.

    @uang post-styloid' lebi ke&il' di dalamnya terdapat ! A. Karotis ;nterna'

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    17/50

    L

    Gambar. Tonsila Palatina dan struktur sekitarnya

    1.2.2.2.).

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    18/50

    L

    Gambar.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    19/50

    1.2.2.2.0. ;nervasi Tonsil

    Terutama melalui 5. Palatina 3ayor dan 3inor #&abang 5

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    20/50

    1.2.2.). ateral :aringeal Band #Adenoid$

    3erupakan "aringan limfoid yang mempunyai beberapa kripta yang rudimenter dan terletak mulai dari

    sudut yang diben tuk ole permukaan belakang pilar posterior dengan dinding faring.

    1.2.2.7. 5odul-nodul imfatik Soliter

    Tersebar pada dinding posterior faring' di ba%a adenoid' melengkapi terbentuknya M&in&in

    aldeyer. 5odul-nodul ini bila meradang akan membengkak denga ebat' sementara tonsil akan

    tenang sa"a' padaal "arak keduanya anya )-7 mm.

    1.2.). Faringan imfoid Cipofaring

    8ari beberapa literatur menyebutkan tidak ada "aringan limfoid yang spesifik di daera ipofaring(

    laringfaring ini' seperti alnya di nasofaring dan orofaring. Canya disebutkan ba%a "aringan limfoid

    tersebut banyak tersebar pada seluru permukaan mukosa ipofaring sebagai kumpulan massa yang

    ke&il-ke&il #folikel limfoid$.

    3engenai "aringan limfoid daera laring' disebutkan memegang peranan penting di dalam klinik

    terutama ubungannya dengan proses keganasan.

    8aera glotis terdiri dari serabut-serabut elastis seingga tidak memiliki "aringan limfoid. 8aera

    Supraglotis sebaliknya memiliki "aringan limfoid yang banyak terutama pada plika fentrikularis.

    Aliran limfatiknya bera%al dari insersi anterior plika ariepiglotika dan berakir sebagai pembulu

    yang lebi ke&il sebagai bundle neurovaskular laring. Faringan limfoid ini bertanggung "a%ab

    teradap metastase karsinoma bilateral dan kontralateral.

    Faringan ;nfraglotis' tidak sebanyak di supraglotis' tetapi dapat ter"adi invasi karsinoma bilateral dan

    kontralateral melalui "aringan pre dan paratrakeal.

    Seluru "aringan limfoid daera laring bermuara ke "aringan limfoid servikal superior dan inferiordalam.

    aring

    3embentang dari vertebra &ervi&al 7 I / dan merupakan bagian dari traktus respiratorius

    8ibentuk ole kartilago sepasang dan tunggal' yaitu !

    Kartilago tunggal Kartilago sepasang

    Kartilago tyroidea Kartilago arytenoideaKartilago krikoidea Kartilago &orni&ulata

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    21/50

    Epiglottis Kartilago &uneiforme

    9tot I otot intrinsik laring !

    3. krikotyroid

    3enutup rima glottidis dan menegangkan ligamentum vokal

    3. krikoarytenoideus posterior3enutup rima glottidis

    3. krikoarytenoideus lateral

    3enutup rima glottidis

    3. arytenoideus transverses

    3enutup rima glottidis

    3. arytenoideus obli=uus

    3enutup aditus laryngis

    3. tyroarytenoideus

    3engendorkan lig. vo&al

    - Diktat Anatomi Situs Thoracis, ed. 2011, Laboratorium Anatomi, F !"#SS!LA.

    - Diktat Anatomi Situs Abdominis, ed. 2011, Laboratorium Anatomi, F !"#SS!LA.Anatomi kelen"ar limfe &olli

    SPE@:;S;A

    3enampung struktur superfisial leer O yang lebi dalam.

    o 55 E@

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    22/50

    2. :isiologi

    'ukus yang 'ela!isi aluran Perna!asan dan er*a ilia untuk 'embersihkan aluran

    Na!as

    Seluru saluran napas' dari idung sampai bronkiolus terminalis' dipertaankan agar tetap

    lembab ole lapisan mu&us yang melapisi seluru permukaan. 3ukus ini disekresikan sebagian ole

    sel goblet mukosa dalam lapisan epitel saluran napas' dan sebagian lagi ole lapisan submukosa yang

    ke&il. Selain mempertaankan kelembapan permukaan' mu&us "uga menangkap partikel-partikel ke&il

    dari udara inspirasi dan menaannya agar tidak sampai ke alveoli. 3ukus itu sendiri dikeluarkan dari

    saluran napas dengan &ara berikut.

    Seluru permukaan saluran napas' baik dalam idung maupun dalam saluran napas bagian

    ba%a sampai se"au bronkiolus terminalis' dilapisi ole epitel bersilia' dengan kira-kira 2>> silia

    pada setiap sel epitel. Silia ini terus-menerus memukul dengan ke&epatan 1>-2> kali per detik. Ara

    memukulnya selalu ke faring. 8engan demikian' silia dalam paru memukul kea ra atas' sedangkan

    silia dalam idung memukul kea ra ba%a. Pukulan yang terus-menerus ini menyebabkan selubung

    mu&us ini mengalir dengan lambat' pada ke&epatan beberapa millimeter per menit' kea ra faring.

    Kemudian mu&us dan partikel-partikel yang di"eratnya ditelan atau dibatukkan keluar.

    +efleks ,atuk

    Bronkus dan trakea sangat sensitive teradap sentuan ringan' seingga bila terdapat benda

    asing atau penyebab iritan lainnya %alaupun dalam "umla yang sangat sedikit akan menimbulkan

    reflek batuk. aring dan karina #tempat trakea ber&abang men"adi bronkus$ adala yang paling

    sensitive' dan bronkiolus terminalis dan bakan alveoli bersifat sensitive teradap rangsangan baan

    kimia yang korosif seperti gas sulfur dioksida atau klorin. ;mpuls aferen yang berasal dari saluran

    pernapasan terutama ber"alan melalui nervus vagus ke medulla otak. 8i sana' suatu rangkaian

    peristi%a otomatis digerakkan ole lintasan neuronal medulla' yang menyebabkan efek sebagai

    berikut.

    Pertama' kira-kira 2'0 liter udara diinspirasi se&ara &epat.

    Kedua' epiglottis menutup' dan pita suara menutup erat-erat untuk men"erat udara dalam paru.

    Ketiga' otot-otot abdomen berkontraksi dengan kuat mendorong diafragma' sedangkan otot-otot

    ekspirasi lainnya' seperti interkostalis internus' berkontraksi dengan kuat. Akibatnya' tekana

    dalam paru menigkat 1>> mmCg atau lebi.

    Keempat' pita suara dengan epiglottis sekonyong-konyong terbuka lebar' seingga udara

    bertekanan tinggi dalam paru-paru meledak keluar. Tentu sa"a' udara ini kadang-kadang

    dikeluarkan dengan ke&epatan 0-1>> mil per "am. Cal yang penting' adala kompresi kuat pada

    paru yang menyebabkan bronkus dan trakea men"adi kolaps melalui invaginasi bagian yang tidak

    berkartilago ke ara dalam' akibatnya udara yang meledak tersebut benar-benar mengalir melalui

    &ela-&ela bronkus dan trakea. dara yang mengalir dengan &epat tersebut biasanya memba%a

    pula benda asing apa pun yang terdapat dalam bronkus atau trakea.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    23/50

    #okalisasi

    Proses berbi&ara tidak anya melibatkan system pernapasan sa"a tetapi "uga #1$ pusat pengatur

    saraf bi&ara spesifik dalam korteks serebri' #2$ pusat pengatur pernapasan di otak' #)$ struktur

    artikulasi dan resonansi pada rongga mulut dan idung.

    Berbi&ara diatur ole fungsi mekanis! #1$ fonasi' yang dilakukan ole laring' #2$ artikulasi'

    yang dilakukan ole struktur pada mulut.

    FONA$

    aring berperan sebagai penggetar #vibrator$. Elemen yang bergetar adala lipatan pita suara'

    yang umumnya disebut pita suara. Pita suara menon"ol dari dinding lateral laring kea ra tenga

    glottis' pita suara diregangkan diatur posisinya ole beberapa otot spesifik laring.

    Gambar )-B menggambarkan pita suara seperti yang tampak bila kita meliat ke dalamglottis dengan menggunakan laringoskop. Selama pernapasan normal' pita akan terbuka lebar agar

    aliran udara muda le%at. Selama fonasi' pita menutup bersama-sama seingga aliran udara di antara

    pita tersebut akan mengasilkan getaran #vibrasi$. Kuatnya getaran terutama ditentukan ole dera"at

    peregangan pita' tetapi "uga ole bagaimana kerapatan pita satu sama lain dan ole massa pada

    tepinya.

    Gambar )-A memperliatkan irisan lipatan pita suara setela lapisan epitel mukosanya

    dibuang. Tepat di sebela dalam setiap pita terdapat ligament elasti& yang kuat dan disebut ligament

    vokalis. igament ini melekat di sebela anterior dari kartilago tiroid yang besar' yaitu kartilago yang

    menon"ol dari permukaan anterior leer dan disebut "akun. 8i sebela posterior' ligamen vokalis

    terletak pada prosesus vokalis dari kedua kartilago aritenoid. Bagian ba%a kartilago tiroid dan

    aritenoid berartikulasi dengan kartilago lain yaitu kartilago krikoid.

    Pita suara dapat diregangkan baik ole rotasi kartilago tiroid ke depan maupun ole rotasi

    posterior dari kartilago aritenoid' yang diaktivasi ole otot-otot yang meregang dari kartilago tiroid

    dan kartilago aritenoid ke kartilago krikoid. 9tot-otot yang terletak di dalam pita suara di sebelag

    lateral ligament vokalis' yaitu otot tiroaritenoid' dapat menarik kartilago aritenoid kea ra kartilago

    tiroid dan' ole karena itu' melonggarkan pita suara. Pergerakan otot-otot ini dalam pita suara "uga

    dapat menguba bentuk dan massa pada tepi pita suara' mena"amkannya untuk mengasilkan bunyi

    dengan nada tinggi dan menumpulkannya untuk suara yang lebi renda #bass$.

    Akirnya' masi terdapat beberapa kelompok otot laring ke&il yang terletak diantara kartilago

    aritenoid dan kartilago krikoid dan dapat merotasikan kartilago ini kea ra dalam dan ke ara luar'

    atau menerik dasarnya bersama-sama atau memisakannya' untuk mengasilkan berbagai konfigurasi

    pita suara seperti yang tampak dalam gambar )-B.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    24/50

    #BK FA@A :;S;99G;' GDT95 O CA$

    S3BE@ A;5

    :ungsi :aring #Tonsil$ dalam Proses Pertaanan Tubu

    1.).2.1. Fisiologi Tonsil

    Berdasarkan penelitian' ternyata tonsil mempunyai peranan penting dalam fase-fase a%al keidupan'

    teradap infeksi mukosa nasofaring dari udara pernafasan sebelum masuk ke dalam saluran nafas

    bagian ba%a. Casil penelitian "uga menun"ukkan ba%a parenkim tonsil mampu mengasilkan

    antibodi. Tonsil memegang peranan dalam mengasilkan ;g-A' yang menyebabkan "aringan lokal

    resisten teradap organisme patogen.

    Se%aktu baru lair' tonsil se&ara istologis tidak mempunyai &entrum germinativum' biasanya

    ukurannya ke&il. Setela antibodi dari ibu abis' barula mulai ter"adi pembesaran tonsil dan adenoid'

    yang pada permulaan keidupan masa anak-anak dianggap normal dan dapat dipakai sebagai indeks

    aktifitas sistem imun. Pada %aktu pubertas atau sbelum masa pubertas' ter"adi kemunduran fungsi

    tonsil yang disertai proses involusi.

    Terdapat dua mekanisme pertaanan' yaitu spesifik dan non spesifik.

    1.).2.1.1. 'ekanisme Pertahanan Non-!esifik

    3ekanisme pertaanan spesifik berupa lapisan mukosa tonsil dan kemampuan limfoid untuk

    mengan&urkan mikroorganisme. Pada beberapa tempat lapisan mukosa ini sangat tipis' seingga

    men"adi tempat yang lema dalam pertaanan dari masuknya kuman ke dalam "aringan tonsil. Fika

    kuman dapat masuk ke dalam lapisan mukosa' maka kuman ini dapat ditangkap ole sel fagosit.

    Sebelumnya kuman akan mengalami opsonisasi seingga menimbulkan kepekaan bakteri teradap

    fagosit.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    25/50

    Setela ter"adi proses opsonisasi maka sel fagosit akan bergerak mengelilingi bakteri dan

    memakannya dengan &ara memasukkannya dalam suatu kantong yang disebut fagosom. Proses

    selan"utnya adala digesti dan mematikan bakteri. 3ekanismenya belum diketaui pasti' tetapi diduga

    ter"adi peningkatan konsumsi oksigen yang diperlukan untuk pembentukan superoksidase yang akan

    membentuk C292' yang bersifat bakterisidal. C292yang terbentuk akan masuk ke dalam fagosom atau

    berdifusi di sekitarnya' kemudian membunu bakteri dengan proses oksidasi.

    8i dalam sel fagosit terdapat granula lisosom. Bila fagosit kontak dengan bakteri maka membran

    lisosom akan mengalami ruptur dan enHim idrolitiknya mengalir dalam fagosom membentuk rongga

    digestif' yang selan"utnya akan mengan&urkan bakteri dengan proses digestif.

    2. 'ekanisme Pertahanan !esifik

    3erupakan mekanisme pertaanan yang terpenting dalam pertaanan tubu teradap udara

    pernafasan sebelum masuk ke dalam saluran nafas ba%a. Tonsil dapat memproduksi ;g-A yang akan

    menyebabkan resistensi "aringan lokal teradap organisme patogen. 8isamping itu tonsil dan adenoid

    "uga dapat mengasilkan ;g-E yang berfungsi untuk mengikat sel basofil dan sel mastosit' dimana sel-

    sel tersebut mengandung granula yang berisi mediator vasoaktif' yaitu istamin.

    Bila ada alergen maka alergen itu akan bereaksi dengan ;g-E' seingga permukaan sel membrannya

    akan terangsang dan ter"adila proses degranulasi. Proses ini menyebabkan keluarnya istamin'

    seingga timbul reaksi ipersensitifitas tipe ;' yaitu atopi' anafilaksis' urtikaria' dan angioedema.

    8engan teknik immunoperoksidase' dapat diketaui ba%a ;g-E diasilkan dari plasma sel' terutama

    dari epitel yang menutupi permukaan tonsil' adenoid' dan kripta tonsil.

    3ekanisme ker"a ;g-A adala men&ega substansi masuk ke dalam proses immunologi' seingga

    dalam proses netralisasi dari infeksi virus' ;g-A men&ega ter"adinya penyakit autoimun. 9le karena

    itu ;g-A merupakan barier untuk men&ega reaksi imunologi serta untuk mengambat proses

    bakteriolisis.

    $aringan Lim%oid &i'o%aring tersebar di seluru permukaan mukosa ipofaring sebagai kumpulan

    massa yang ke&il-ke&il #folikel limfoid$' dan tidak ada "aringan limfoid spesifik pada daera ini.

    $aringan Lim%oid Laringmemegang peranan yang sangat penting dalam klinik terutama ubungannya

    dengan proses keganasan.

    8aera Glotik' terdiri dari serabut-serabut elastik' seingga tidak memiliki "aringan limfoid

    8aera Supraglotik' memiliki "aringan limfoid yang banyak terutama pada plika ventrikularis.

    Aliran limfatiknya bera%al dari insersi anterior plika arieloglotika dan berakir sebagai

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    26/50

    pembulu yang lebi ke&il sepan"ang bundle neuro(ascular lar)ng.Faringan limfoid

    supraglotik ini bertanggung "a%ab teradap metastase karsinoma bilateral dan kontralateral.

    Faringan limfoid ;nfraglotik' tidak sebanyak di supraglotik tetapi dapat ter"adi invasi

    karsinoma bilateral dan kontralateral melalui "aringan limfoid pre dan paratrakeal.

    Seluru "aringan limfoid daera laring selurunya bermuara ke "aringan limfoid servikal

    superior dan inferior dalam.

    Adam' George . 38. 1. Boies' Buku A"ar Penyakit TCT. Edisi /. Fakarta! Penerbit Buku

    Kedokteran EG.

    :aring

    8alam proses menelan akan ter"adi al-al seperti berikut !

    #1$ pembentukan bolus makanan dengan bentuk dan konsistensi yang baik

    #2$ usaa sfingter men&ega teramburnya bolus ini dalam fase-fase menelan'

    #)$ ker"a sama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus makanan ke

    ara lambung

    #7$ men&ega masuknya bolus makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring

    #0$ memper&epat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi

    #/$ usaa untuk membersikan kembali esofagus.

    *roses menelan da'at dibagi dalam tiga %ase )aitu +

    1. :ase 9ral

    :ase oral ter"adi se&ara sadar' makanan yang tela dikunya dan ber&ampur dengan liur

    akan membentuk bolus makanan. Bolus ini akan bergerak dari rongga mulut melalui

    dorsum lida ke orofaring akibat kontraksi otot intrinsik lida. Kontraksi m.levator veli

    palatine mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lida diperluas' palatum molle

    terangkat dan bagian atas dinding posterior faring akan terangkat pula. Bolus kemudian

    akan terdorong ke posterior karena lida yang terangkat ke atas. Bersamaan dengan ini

    ter"adi penutupan nasofaring sebagai akibat kontraksi m. levator palatini. Selan"utnya

    ter"adi kontraksi m.palatoglossus yang menyebabkan ismus fausium tertutup ' diikuti ole

    konraksi m.palatofaring' seingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut

    2. :ase :aringeal

    :ase faringeal ter"adi se&ara refleks pada akir fase oral' yaitu perpindaan bolus

    makanan dari faring ke esofagus. :aring dan laring bergerak ke atas ole kontraksi m.

    stilofaring' m.salfingofaring' m.tiroioid dan m. palatofaring. Aditus laring tertutup ole

    epiglotis' sedangkan ketiga sfingter laring' yaitu plika ariepiglotika' plika ventrikularis

    dan plika vokalis tertutup karena kontraksi m. ariepiglotika dan m. aritenoid obli=us.

    Bersamaan dengan itu ter"adi pengentian aliran udara ke laring karena refleks yangmengambat pernapasan seingga bolus makanan tidak akan masuk ke saluran napas.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    27/50

    Selan"utnya bolus makanan akan melun&ur ke ara esofagus' karena valekula dan sinus

    piriformis suda dalam keadaan lurus.

    ). :ase Esofageal

    :ase esofageal adala fase perpoindaan bolus makanan dari esofagus ke lambung.

    8alam keadaan istiraat introitus esofagus selalu tertutup. 8engan adanya rangsangan

    bolus makanan pada akir fase faringeal' maka ter"adi relaksasi m. Krikofarin seingga

    introitus esofagus terbuka dan makanan masuk ke esofagus. Gerakan bolus makanan pada

    esofagus

    bagian atas masi dipengarui ole kontraksi m. konstriktor faring inferior pada akir

    fase faringeal. Selan"utnya bolus akan didorong ke distal ole gerak peristaltik esofagus

    G!medlinu+.blogspot.&om.tm

    S3BE@ A;5 !

    Terdapat ) fase dalam berbi&ara! pulmonal #paru$' laringeal #lariyn+$' dan supraglotis(oral.

    :ase pulmonal mengasilkan aliran energi dengan inflasi dan ekspulsi udara. Aktivitas ini

    memberikan kolom udara pada laring untuk fase laringeal. Pada fase laringeal' pita suara bervibrasi

    pada frekuensi tertentu untuk membentuk suara yang kemudian di modifikasi pada fase

    supraglotik(oral. Kata #word$ terbentuk sebagai aktivitas faring #tenggorok$' lida' bibir' dan gigi.

    8isfungsi pada setiap stadium dapat menimbulkan perubaan suara' yang mungkin sa"a di

    interpretasikan sebagai hoarsenessole seseorang(penderita.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    28/50

    Adapun perbedaan frekuensi suara diasilkan ole kombinasi kekuatan ekspirasi paru dan perubaan

    pan"ang' lebar' elastisitas' dan ketegangan pita suara. 9tot adduktor laringeal adala otot yang

    bertanggung "a%ab dalam memodifikasi pan"ang pita suara. Akibat aktivitas otot ini' kedua pita suara

    akan merapat #aproksimasi$' dan tekanan dari udara yang bergerak menyebabkan vibrasi dari pita

    suara yang elastik.

    ). 3engapa didapatkan keluan sakit kepala telinga ' terasa penu' idung buntu dan meliat

    double Se"ak 1 t yg lalu Q

    Telinga terasa penu

    Gangguan fungsi tuba esta&ii ypotimpani&um tekanan # - $ meningkat

    permeabilitas meningkatserum masuk ke &avum tympanigemrebeg

    TCT :K 58;P

    meliat double

    5asofaring berubungan dengan beberapa lubang foramen la&erum mengenai n.;;;'

    n.;

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    29/50

    Pasien mengelu rasa penu di telinga' rasa dengung kadang-kadang disertai dengan

    gangguan pendengaran. Ge"ala ini merupakan ge"ala yang sangat dini. 2.

    2. @adang telinga tenga

    sampai pe&anya gendang telinga. Keadaan ini merupakan kelainan lan"ut yang ter"adi

    akibat penyumbatan muara tuba' dimana rongga teliga tenga akan terisi &airan. airan yangdiproduksi makin lama makin banyak' seingga akirnya ter"adi kebo&oran gendang telinga

    dengan akibat gangguan pendengaran.

    Ge"ala Cidung!

    1. 3imisan

    8inding tumor biasanya rapu seingga ole rangsangan dan sentuan dapat ter"adi

    pendaraan idung atau mimisan. Keluarnya dara ini biasanya berulang-ulang' "umlanya

    sedikit dan seringkali ber&ampur dengan ingus' seingga ber%arna mera "ambu. 2.

    2. Sumbatan idung

    Sumbutan idung yang menetap ter"adi akibat pertumbuan tumor ke dalam rongga idungdan menutupi koana. Ge"ala menyerupai pilek kronis' kadang-kadang disertai dengan

    gangguan pen&iuman dan adanya ingus kental.

    e*ala 'ata dan araf/

    diplopia dan Gerakan bola mata terbatas.

    0&ALA LAN&1T

    1. imfadenopati servikal

    Tidak semua ben"olan leer menandakan pemyakit ini. Dang kas "ika timbulnya di

    daera samping leer' )-0 &m di ba%a daun telinga dan tidak nyeri. Ben"olan ini

    merupakan pembesaran kelen"ar limfe' sebagai pertaanan pertama sebelum sel tumor

    ke bagian tubu yang lebi "au. Selan"utnya sel-sel kanker dapat berkembang terus'

    menembus kelen"ar dan mengenai otot di ba%anya. Kelen"arnya men"adi lekat pada

    otot dan sulit digerakan. Keadaan ini merupakan ge"ala yang lebi lan"ut lagi.

    Pembesaran kelen"ar limfe leer merupakan ge"ala utama yang mendorong pasien

    datang ke dokter.

    2. Ge"ala akibat perluasan tumor ke "aringan sekitar

    Tumor dapat meluas ke "aringan sekitar. Perluasan ke atas ke ara rongga tengkorak dan

    kebelakang melalui sela-sela otot dapat mengenai saraf otak dan menyebabkan ge"ala

    akibat kelumpuan otak syaraf yang sering ditemukan iala pengliatan dobel#diplopia$' rasa baal #mati rasa$ di daera %a"a sampai akirnya timbul kelumpuan

    lida' bau' leer dan gangguan pendengaran serta gangguan pen&iuman. Keluan

    lainnya dapat berupa sakit kepala ebat akibat penekanan tumor ke selaput otak' raang

    tidak dapat dibuka akibat kekakuan otot-otot raang yang terkena tumor. Biasanya

    kelumpuan anya mengenai sala satu sisi tubu sa"a #unilateral$ tetapi pada beberapa

    kasus perna ditemukan mengenai ke dua sisi tubu.

    ). Ge"ala akibat metastasis "au

    Sel-sel kanker dapat ikur mengalir bersama aliran limfe atau dara' mengenai organ

    tubu yang letaknya "au dari nasofaring. Dang sering iala pada tulang' ati dan paru.

    Fika ini ter"adi' menandakan suatu stadium dengan prognosis sangat buruk.

    ttp!((%%%.do&sto&.&om(do&s(2>>>>?0/(Karsinoma-5asofaring

    http://www.docstoc.com/docs/20000856/Karsinoma-Nasofaringhttp://www.docstoc.com/docs/20000856/Karsinoma-Nasofaring
  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    30/50

    7. Kenapa p+ leer samping kanan ' ditemukan ben"olan sebesar telur puyu ' dpt digerakkan

    dari dasarnya' konsistensi kenyal' tdk ada nyeri tekan ' %arna sama dg kulit sekitar QQ

    L$'FA20NOPAT$

    Limfadeno!ati adalahpembengkakan kelen"ar limfe #Carrison' 1N )>$.

    Kelen"ar geta bening terdapat di beberapa tempat di tubu kita. Seringkali timbul ben"olan-ben"olan

    di daera tempat kelen"ar geta bening berada dan seringkali pula al itu menimbulkan ke&emasan

    baik pada pasien' ataupun orang tua pasien apaka pembesaran ini merupakan al yang normal'

    penyakit yang berbaaya atauka merupakan suatu ge"ala dari keganasan. ntuk itu perlu dikenali

    kemungkinan-kemungkinan penyebab dari pembesaran kelen"ar geta bening tersebut dan gambaran

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    31/50

    klinisnya seingga mengetaui alur tatalaksana yang akan dilakukan. Pembesaran kelen"ar geta

    bening 00R berada di daera kepala dan leer.

    Kelen"ar geta bening #KGB$

    Kelen"ar geta bening adala bagian dari sistem pertaanan tubu kita. Tubu kita memiliki kurang

    lebi sekitar />> kelen"ar geta bening' namun anya didaera submandibular' ketiak atau lipat paa

    yang teraba normal pada orang seat.

    Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertaanan tubu dan merupakan

    tempat penyaringan antigen #protein asing$ dari pembulu-pembulu geta bening yang mele%atinya.

    Pembulu-pembulu limfe akan mengalir ke KGB seingga dari lokasi KGB akan diketaui aliran

    pembulu limfe yang mele%atinya.

    9le karena dile%ati ole aliran pembulu geta bening yang dapat memba%a antigen #mikroba' Hat

    asing$ dan memiliki sel pertaanan tubu maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelen"ar

    geta bening dapat mengasilkan sel-sel pertaanan tubu yang lebi banyak untuk mengatasi antigentersebut seingga kelen"ar geta bening membesar. Pembesaran kelen"ar geta bening dapat berasal

    dari penambaan sel-sel pertaanan tubu yang berasal dari KBG itu sendiri seperti limfosit' sel

    plasma' monosit dan istiosit'atau karena datangnya sel-sel peradangan #neutrofil$ untuk mengatasi

    infeksi di kelen"ar geta bening #limfadenitis$' infiltrasi #masuknya$ sel-sel ganas atau timbunan dari

    penyakit metabolit makrofag #gau&er disease$

    8engan mengetaui lokasi pembesaran KGB maka kita dapat mengerakan kepada lokasi

    kemungkinan ter"adinya infeksi atau penyebab pembesaran KGB.

    Patofisiologi

    Sistem limfatik berperan pada reaksi peradangan se"a"ar dengan sistem vaskular dara. Biasanya ada

    penembusan lambat &airan interstisial kedalam saluran limfe "aringan' dan limfe yang terbentuk

    diba%a ke sentral dalam badan dan akirnya bergabung kembali ke dara vena. Bila daera terkena

    radang' biasanya ter"adi kenaikan yang menyolok pada aliran limfe dari daera itu. Tela diketaui

    ba%a dalam per"alanan peradangan akut' lapisan pembatas pembulu limfe yang terke&il agak

    meregang' sama seperti yang ter"adi pada venula' dengan demikian memungkinkan lebi banyak

    baan interstisial yang masuk kedalam pembulu limfe. Bagaimanapun "uga' selama peradangan akut

    tidak anya aliran limfe yang bertamba ' tetapi kandungan protein dan sel dari &airan limfe "uga

    bertamba dengan &ara yang sama.

    Sebaliknya' bertambanya aliran baan-baan melalui pembulu limfe menguntungkan karena

    &enderung mengurangi pembengkakan "aringan yang meradang dengan mengosongkan sebagian dari

    eksudat. Sebaliknya' agen-agen yang dapat menimbulkan &edera dapat diba%a ole pembulu limfe

    dari tempat peradangan primer ketempat yang "au dalam tubu. 8engan &ara ini' misalnya' agen-

    agen yang menular dapat menyebar. Penyebaran sering dibatasi ole penyaringan yang dilakukan ole

    kelen"ar limfe regional yang dilalui ole &airan limfe yang bergerak menu"u kedalam tubu' tetapi

    agen atau baan yang terba%a ole &airan limfe mungkin masi dapat mele%ati kelen"ar dan akirnya

    men&apai aliran dara. #Pri&e' 10N ) - 7>$.

    0. 3engapa pada p+ rinoskopi posterior didapatkan massa di fossa rossenmulleri Q

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    32/50

    Permukaan nasofaring berben"ol-ben"ol' karena diba%a epitel terdapat banyak "aringan

    limfosid' seingga berbentuk seperti lipatan atau kripta. Cubungan antara epitel dengan

    "aringan limfosid ini sangat erat' seingga sering disebut imfoepitel. /> persen mukosa

    nasofaring dilapisi ole epitel berlapis gepeng dan ?>R dari dinding posteroir nasofaring

    dilapisi ole epitel ini' sedangkan pada dinding lateral dan depan dilapisi ole epiteltransisional' yang meruapakan epitel peralian antara epitel berlapis gepeng dan torak

    bersilia. Epitel berlapis gepeng ini umumnya dilapisi keratin' ke&uali pada Kripta yang

    dalam.

    8i pandang dari sudut embriologi' tempat pertemuan atau peralian dua ma&am epitel adala

    tempat yang subur untuk tumbunya suatu karsinoma.

    ttp!((%%%.do&sto&.&om(do&s(2>>>>?0/(Karsinoma-5asofaring

    /. 3engapa dilakukan nasofaringoskopi dan biopsi Q

    8iagnosa pasti ditegakkan dengan melakukan Biopsi nasofaring. Biopsi nasofaring dapat

    dilakukan dengan 2 &ara' yaitu ! dari idung atau dari mulut. Biopsi melalui idungdilakukan tanpa meliat "elas tumornya # blind biopsy $. Biopsi melalui mulut dengan

    memakai bantuan kateter nelaton yang dimasukkan melalui idung. Kemudian dengan ka&a

    laring di liat daera nasofaring. Biopsi dilakukan dengan meliat tumor melalui ka&a

    tersebut atau memakai nasofaringoskop yang dimasukkan melalui mulut' masa tumor akan

    terliat lebi "elas.

    ttp!((%%%.do&sto&.&om(do&s(2>>>>?0/(Karsinoma-5asofaring

    . Apa ubungan nya keluan dg peker"aan QQQ

    ?. Apa ubungan nya umur dan "enis kelamin dg keluan Q

    - 0!idemiologi

    ;nsidens K5: tertinggi di dunia di"umpai pada penduduk daratan ina bagian

    selatan' kususnya suku Kanton di propinsi Guang 8ong dengan angka rata-rata

    )>-0> ( 1>>.>>> penduduk per taun. ;nsidens K5: "uga banyak pada daera

    yang banyak di"umpai imigran ina' misalnya di Cong Kong' Amerika Serikat'

    Singapura' 3alaysia dan ;ndonesia. Sedangkan insidens yang terenda pada

    bangsa Kaukasian' Fepang dan ;ndia. Penderita karsinoma nasofaring lebi sering

    di"umpai pada pria dibanding pada %anita dengan rasio 2-) ! 1. Penyakit ini

    ditemukan terutama pada usia yang masi produktif # )>-/> taun $' dengan usia

    terbanyak adala 7>-0> taun.

    . Pp apa lagi yg arus dilakukan QQ

    1. Pemeriksaan radiologi konvensional foto tengkorak potongan antero-postoriolateral' dan

    posisi %aters tampak "aringan lunak di daera nasofaring. Pada foto dasar tengkorak

    ditemukan destruksi atau erosi tulang daera fosa serebri media. 2.

    http://www.docstoc.com/docs/20000856/Karsinoma-Nasofaringhttp://www.docstoc.com/docs/20000856/Karsinoma-Nasofaringhttp://www.docstoc.com/docs/20000856/Karsinoma-Nasofaringhttp://www.docstoc.com/docs/20000856/Karsinoma-Nasofaring
  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    33/50

    2. T-S&an leer dan kepala 3erupakan pemeriksaan yang paling diper&aya untuk menetapkan

    stadium tumor dan perluasan tumor. Pada stadium dini terliat asimetri torus tubarius dan

    dinding posterior nasofaring. S&an tulang dan foto torak untuk mengetaui ada tidaknya

    metatasis "au. 7.

    ). Pemeriksaan serologi' berupa pemeriksaan titer antibodi teradap virus Epsten-Barr # EB< $

    yaitu lg A anti

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    34/50

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    35/50

    3A NAOFA+$N

    - 2efinisi !

    Karsinoma nasoparyn+ adala tumor ganas di nasoparyn+' dan sesuai dengan

    namanya' lokalisasi tumor ini adala di nasoparyn+. Banyak penyelidik

    menerangkan ba%a lokalisasi permulaan tumor ini iala fossa @osenmulleri'

    sebab daera tersebut merupakan daera pergantian perubaan epitel' dari

    silindrik(kuboid ke epitel gepeng berlapis. 8aera pergantian inila yang

    diperkirakan merupakan tempat predisposisi ter"adinya karsinoma.

    - 0!idemiologi

    ;nsidens K5: tertinggi di dunia di"umpai pada penduduk daratan ina bagian

    selatan' kususnya suku Kanton di propinsi Guang 8ong dengan angka rata-rata

    )>-0> ( 1>>.>>> penduduk per taun. ;nsidens K5: "uga banyak pada daera

    yang banyak di"umpai imigran ina' misalnya di Cong Kong' Amerika Serikat'

    Singapura' 3alaysia dan ;ndonesia. Sedangkan insidens yang terenda pada

    bangsa Kaukasian' Fepang dan ;ndia. Penderita karsinoma nasofaring lebi seringdi"umpai pada pria dibanding pada %anita dengan rasio 2-) ! 1. Penyakit ini

    ditemukan terutama pada usia yang masi produktif # )>-/> taun $' dengan usia

    terbanyak adala 7>-0> taun.

    - 0tiologi /

    Suda ampir dapat dipastikan ba%a penyebab karsinoma nasofaring

    adala

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    36/50

    Banyak penyelidikan mengenai perangai dari virus ini dikemukakan' tetapi

    virus ini bukan satu-satunya faktor' karena banyak faktor lainnya yang

    sangat mempengarui seperti letak geografis' ras' "enis kelamin' genetik'

    peker"aan' lingkungan' kebiasaan idup' kebudayaan' sosial ekonomi' infeksi

    kuman atau parasit.

    etak geografis suda disebutkan diatas' demikian pula faktor rasial.

    Tumor ini lebi sering ditemukan pada laki-laki dan apa sebabnya belum dapat

    diungkapkan dengan pasti' mungkin ada ubungannya dengan faktor genetik'

    kebiasaan idup' peker"aan dan lain-lain.

    :aktor lingkungan yang berpengaru adala iritasi ole baan kimia' asap

    se"enis kayu tertentu' kebiasaan memasak dengan baan atau umbu masak

    tertentu' dan kebiasaan makan makanan terlalu panas. Terdapat ubungan

    antara kadar nikel dalam air minum dan makanan dengan mortalitas

    karsinoma nasofaring' sedangkan adanya ubungan dengan keganasan lain

    tidak "elas.

    S3BE@ A;5!

    Kaitan antara virus Epstein-Barr dan konsumsi ikan asin dikatakan sebagai

    penyebab utama timbulnya penyakit ini.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    37/50

    . @as kulit puti sering terkena penyakit ini. 8i Asia terbanyak adala bangsa

    ina' baik yang negara asalnya maupun yang perantauan. @as melayu yaitu

    3alaysia dan ;ndonesia termasuk yang agak banyak kena. 0.

    0. @adang Kronis di daera nasofaring

    . 8ianggap dengan adanya peradangan' mukosa nasofaring men"adi lebi

    rentan teradapa karsinogen lingkungan. /.

    /. Profil CA

    - "isto!atologi

    Klasifikasi gambaran istopatologi yang direkomendasikan ole C9 sebelumtaun 11' dibagi atas ) tipe' yaitu !

    1. Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi # KeratiniHing S=uamous ell

    ar&inoma $. Tipe ini dapat dibagi lagi men"adi diferensiasi baik' sedang

    dan buruk. 2.

    2. Karsinoma non-keratinisasi # 5on-keratiniHing ar&inoma $. Pada tipe ini

    di"umpai adanya diferensiasi' tetapi tidak ada diferensiasi sel skuamosa

    tanpa "embatan intersel. Pada umumnya batas sel &ukup "elas. ).

    ). Karsinoma tidak berdiferensiasi # ndifferentiated ar&inoma $. Pada tipe ini

    sel tumor se&ara individu memperliatkan inti yang vesikuler' berbentukoval atau bulat dengan nukleoli yang "elas. Pada umumnya batas sel tidak

    terliat dengan "elas.

    - Patofisiologi

    P A T 9 : ; S ; 9 9 G ; K A @ S ; 5 9 3 A 5 A S 9 : A @ ; 5 G

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    38/50

    selan"utnya menyebabkan limfosit B men"adi immortal. Sementara itu'sampai saat in i mekanisme

    masuknya EB< ke dalam sel epitel nasofaring belum dapatdi"elaskan dengan pasti.

    5amun de mi ki an' ada dua reseptor yang didug a be rp eran da lamm a s u k n y a E B > as am am in o pa da u" un g karboksi #$. Protein transmembran 3P1 men"adi

    perant ar a unt uk si nyal T5 : #

    tumor ne&rosis fa&tor

    $ dan men ingkatkan regulasi sitokin ;-1> yang memprolifer asi sel B dan mengambat

    respon imun lokal.

    2$

    Genetik alaupun karsinoma nasofaring tidak te rmasuk tumor gene ti&' t etapi

    kerentananteradap karsinoma nasofaring pada kelompok masyarakat tertentu relative

    menon"ol danmemiliki agregasi familial. Analisis korelasi menun"ukkan gen CA

    #uman leuko&yteantigen$ dan gen pengode enHim sitokrom p70> 2E1 #DP2E1$

    kemungkinan adala genkerentanan teradap karsinoma nasofaring. Sitokrom p70> 2E1

    ber tang gung "a% ab at asaktivasi metabolik yang terkait nitrosamine dan karsinogen) $ : a k t o r

    l i n g k u n g a n Se"umla besar studi kasus yang dilakukan pada populasi yang berada di

    berbagaida era di as ia da n ameri&a utara' tel a di konf irmasika n ba % a ika n asi n dan

    makanan lainy a n g a % e t k a n m e n g a n d u n g s e " u m l a b e s a r

    n i t r o s o d i m e t y a m i n e # 5 8 3 A $ ' 5 - nitrospurrolidene #5PD@$ dan

    nitrospiperidine #5P;P $ yang mungkin merupakan faktor ka rs in og en ik ka rs in om a

    naso f a r ing . Se la i n i tu me rokok dan pe r okok pa s i f yg t e rke na paparan a saprokok yang mengandung formaldeide dan yang tepapar debu kayu diakui faktor risiko

    karsinoma nasofaring dengan &ara mengaktifkan kembali infeksi dari EB taun

    @as ina dari pada ras kulit puti

    Adanya pembesaran kelen"ar leer

    Adanya kelumpuan saraf otak

    Adanya kerusakan tulang tengkorak

    Adanya metastasis "au

    - Komplikasi

    Tela disebutkan terdaulu' ba%a tumor ganas nasofaring dapat menyebabkan penurunanpendengaran tipe konduksi yang refersibel. Cal ini ter"adi akibat pendesakan tumor primer

    teradap tuba Eusta&ius dan gangguan teradap pergerakan otot levator pelatini yang berfungsi

    untuk membuka tuba. Kedua al diatas akan menyebabkan terganggunya fungsi tuba. ;nfiltrasi

    tumor melalui liang tuba Eusta&ius dan masuk kerongga telinga tenga "arang sekali ter"adi .

    8engan radiasi' tumor akan menge&il atau mengilang dan gangguan-gangguan diatas dapat pula

    berkurang atau mengilang' seingga pendengaran akan membaik kembali. Terlepas dari al-al

    diatas' radiasi sendiri dapat "uga menurunkan pendengaran' baik bertipe konduksi maupun

    persepsi

    TA3BACA5

    http://www.docstoc.com/docs/20000856/Karsinoma-Nasofaringhttp://www.docstoc.com/docs/20000856/Karsinoma-Nasofaring
  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    46/50

    Karsinoma nasofaring adala tumor ganas yang tumbu di daera nasofaring dengan predileksi di

    fosa @ossenmuller dan atap nasofaring. Karsinoma nasofaring merupakan tumor daera kepala dan

    leer yang banyak di temukan di ;ndonesia.

    Karsinoma 5asofaring #K5:$ berasal dari sel epitel yang melapisi nasofaring' tidak termasuk tumor

    kelen"ar atau limfoma. Anatomi nasofaring adala berbentuk kuboid dengan bagian anteriornya

    dibentuk ole posterior koana dari nasal kavitas. Atapnya terbentuk dari basisfenoid dan basisoksiput

    dengan bagian dinding posterior dibentuk ole &ervi&al ; vertebra.

    :aktor penyebab ter"adinya K5: antara lain! virus' genetik dan faktor lingkungan yang didalamnya

    termasuk faktor makanan' merokok dan faktor terpa"an ole karena peker"aan.

    0bstein ,arr #irus (0,#) adalah %irus Penyebab anker Nasofaring

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    47/50

    B yang terinfeksi. :ase litik dapat ter"adi baik di epitel rongga mulut maupun di sel B yang terletak

    berdekatan dengan epitel rongga mulut seingga menyebabkan EB< yang infeksious banyak terdapat

    di rongga mulut seingga dapat menular pada orang lain. Pada keganasan yang berubungan dengan

    EBR$. 8iagnosa pasti suatu K5: diambil melalui

    biopsi nasofaring yang didukung ole visualisasi melalui endoskopi atau pen&itraan dengan potongan

    melintang.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    48/50

    Terapi saat ini teradap K5: masi berupa radioterapi dan kemoterapi. Sedangkan pembedaan

    anya sedikit berperan didalam penatalaksanaan K5:' dimana anya terbatas pada diseksi leer

    radikal untuk mengontrol kelen"ar yang radioresisten dan metastase leer setela radioterapi dan pada

    pasien tertentu pembedaan penyelamatan dilakukan pada kasus rekurensi di nasofaring.

    2AFTA+ P1TAA

    Alberts ' Fonson' e%is '@aff ' @oberts ' alter' 3ole&ular Biology of te ell :ift Edition'

    Garland S&ien&e' 2>>?

    Cari%iyanto B' Peran protein EB5A1' EB5A2' 3P1 dan 3P2 >.

    3urpy K' Travers P' alport 3' Fane%ays ;mmunobiology' E8.

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    49/50

    Perluasan ke intrakranial dapat ter"adi melalui fosa infratemporal dan

    pterigomaksila masuk ke fosa serebri media' dari sinus etmoid masuk ke fosa

    serebri anterior ( dari sinus etmoid ke sinus kavermosus dan fosa ipofise.

    . 8iagnosis

    8itegakkan berdasarkan ge"ala klinis !

    Ge"ala yang paling sering ditemukan #?>R$ idung tersumbat yang

    progresif dan epistaksis berulang yang masif

    9bstruksi idung memudakan penimbunan sekret' seingga timbul

    rinorea kronis.

    Gangguan pen&iuman

    9klusi tuba eusta&ius akan menimbulkan ketulian ( otalgia

    Sefalgia #tumor sampai ke intrakranial$

    Pemeriksaan fisik !

    @inoskopi posterior terliat massa tumor dengan konsistensi kenyal'

    %arnanya bervariasi dari abu-abu sampai mera muda. Bagian tumor yang

    terliat di nasofaring biasanya diliputi ole selaput lendir keunguan' dan

    bagian yang meluas ke luar nasofaring ber%arna puti ( abu-abu. Pada usia

    muda %arnanya mera muda dan usia tua %arnya kebiruan' karena lebi

    banyak komponen fibromanya. 3ukosanya mengalami ipervaskularisasi

    dan tidak "arang ditemukan ulserasi

    Pemeriksaan penun"ang !

    Pemeriksaan radiologik konvensional #AP' lateral' %aters$ akan

    terliat gambaran klasik yang disebut sebagai tanda 4olman miller6 yaitu

    pendorongan prosesus pterigoideus ke belakang' seingga fisura

    pterigopalatina melebar. Akan terliat "uga adanya massa "aringan lunak di

    daera nasofaring yang dapat mengerosi dinding orbita' arkus Higoma dan

    tulang di sekitar nasofaring.

    T-S&an dengan Hat kontras akan tampak se&ara tepat perluasan massa

    tumor serta destruksi tulang ke "aringan sekitarnya.

    Pemeriksaan arteriografi #arteri karotis interna$ akan memperliatkan

    vaskularisasi tumor yang biasanya berasal dari &abang a. 3aksila interna

    omolateral

    Pemeriksaan PA tidak dapat dilakukan' karena biopsi merupakan

    kontraindikasi' sebab akan mengakibatkan perdaraan yang masif.

    ?. Stadium

    Stadium ; ! tumor di nasofaring

    Stadium ;; ! tumor meluas ke rongga idung dan(atau ke sinus sfenoid

    Stadium ;;; ! tumor meluas ke sala satu ( lebi dari sinus maksila dan

    etmoid' fosa pterigomaksila dan infratemporal' rongga mata dan(atau pipi

    Stadium ;< ! tumor meluas ke rongga intrakranial

  • 7/23/2019 ROFIKADNAN_lbm4THT

    50/50