sistem transportasi libre

Upload: arieicardi

Post on 03-Feb-2018

265 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    1/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    1

    I.PENDAHULUAN

    1.1.PENGERTIAN SISTEM DAN SISTEM TRANSPORTASI

    Morlok (1978) mendefinisikan transportasi sebagai suatu tindakan, proses,

    atau hal yang sedang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

    Secara lebih spesifik, transportasi didefinisikan sebagai kegiatan

    pemindahan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam

    transportasi terdapat unsur pergerakan (movement), dan secara fisik terjadi

    perpindahan atas orang atau barang dengan atau tanpa alat pengangkutan ke

    tempat lain. Di sini pejalan kaki adalah perpindahan orang tanpa alat

    pengangkut.

    Sistem adalah suatu kelompok elemen atau subsistem yang bekerja sama

    untuk mencapai tujuan tertentu.

    Karakteristik terpenting dari suatu sistem adalah apabila ada suatu elemen

    atau subsistem yang tidak berfungsi, sehingga hal ini mempengaruhi

    kelangsungan sistem tersebut secara keseluruhan, atau bahkan membuatnya

    tidak berfungsi sama sekali.

    Sistem Transportasiadalah suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara

    penumpang, barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangka

    perpindahan orang atau barang, yang tercakup dalam suatu tatanan, baik

    secara alami ataupun buatan/rekayasa.

    Sistemtransportasi diselenggarakan dengan maksuduntuk mengkoordinasi

    proses pergerakan penumpang dan barang dengan mengatur komponen-

    komponennya di mana prasarana merupakan media untuk proses transportasi,

    sedangkan sarana merupakan alat yang digunakan dalam proses transportasi.

    Tujuan dari sistem transportasi adalah untuk mencapai proses transportasi

    penumpang dan barang secara optimum dalam ruang dan waktu tertentu,

    dengan mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan dan kelancaran,

    serta efisiensi waktu dan biaya.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    2/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    2

    1.2.AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS

    Aksesibilitas merupakan konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata

    guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang

    menghubungkannya.

    Aksesibilitas dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kenyamanan atau

    kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain,

    dan mudah atau sulitnya suatu lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan

    transportasi.

    Tata guna lahan adalah bagian/potongan lahan tempat berlangsungnya

    berbagai aktivitas (kegiatan) transportasi perkotaan, seperti bekerja, sekolah,

    olah raga, belanja, dan bertamu. Untuk memenuhi kebutuhannya manusia

    melakukan perjalanan di antara tata guna lahan tersebut dengan menggunakan

    sistem jaringan transportasi (misal berjalan kaki atau naik bus), yang

    selanjutnya menimbulkan pergerakan arus manusia , kendaraan dan barang,

    atau yang disebut mobilitas.

    Aksesibilitas dan mobilitas merupakan ukuran potensial atau kesempatan

    untuk melakukan perjalanan.

    Aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak. Untuk dua tempat yang

    berdekatan, dikatakan Aksesibilitas antara kedua tempat tersebut tinggi.

    Sebaliknya jika kedua tempat itu sangat berjauhan, Aksesibilitas antara

    keduanya rendah. Jadi tata guna lahan yang berbeda, pasti mempunyai

    Aksesibilitas yang berbeda pula, karena aktivitas tata guna lahan tersebut

    tersebar dalam ruang secara tidak merata (heterogen). Akan tetapi peruntukan

    lahan tertentu seperti bandar udara, lokasinya tidak dapat ditetapkan

    sembarangan, dan umumnya terletak jauh di luar kota (karena alasan

    keamanan, pengembangan wilayah, dan lain-lain). dengan demikian

    dikatakan Aksesibilitas ke bandara tersebut rendah, karena letaknya jauh di

    luar kota. Namun demikian, Aksesibilitas ke bandara ini dapat ditingkatkan

    dengan menyediakan sistem jaringan transportasi yang dapat dilalui dengan

    kecepatan tinggi, sehingga waktu tempuh menjadi pendek.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    3/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    3

    Karena itu penggunaan jarak sebagai ukuran Aksesibilitas kurang tepat,

    dan digunakan waktu tempuh yang mempunyai kinerja lebih baik

    dibandingkan dengan jarak dalam menyatakan Aksesibilitas.

    Tingkat Aksesibilitas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    Kondisi Prasarana Jarak Aksesibilitas

    JelekJauh Rendah

    Dekat Menengah

    BaikJauh Menengah

    Dekat tinggi

    (sumber : Black, 1981)

    Biaya perjalanan/angkutan merupakan pula salah satu faktor yang

    menentukan dalam Aksesibilitas.

    Perjalanan dengan alat angkut yang lebih cepat, dengan sendirinya juga

    menyangkut biaya yang lebih besar.

    Biaya ini dinyatakan dalam bentuk nilai uang yang terdiri atas jumlah biaya

    perjalanan (harga tiket, biaya parkir, bahan bakar/bensin, dan biaya operasi

    kendaraan lainnya) dan nilai waktu perjalanan.

    Jadi Aksesibilitas dapat dinyatakan dalam bentuk jarak, waktu, atau biaya.

    1.3.SISTEM TRANSPORTASI MAKRO DAN MIKRO

    Sistem transportasi dibedakan dalam sistem transportasi makro dan sistem

    transportasi mikro.

    Sistem transportasi makro merupakan sistem menyeluruh yang dapat dibagi

    menjadi beberapa sistem yang lebih kecil (mikro) dan saling terkait serta

    saling mempengaruhi, terdiri atas :

    Sistem Penduduk

    Sistem Kegiatan

    Sistem Prasarana dan Sarana

    Sistem Pergerakan

    Yang semuanya berada di dalam Sistem Tata Ruang.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    4/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    4

    Sistem pergerakan lalu lintas timbul karena adanya proses pemenuhan

    kebutuhan. Orang perlu bergerak karena kebutuhannya tidak dapat dipenuhi

    di tempat ia berada.

    Sistem kegiatan sebagai sistem mikro yang pertama, mempunyai jenis

    kegiatan tertentu yang akan membangkitkan pergerakan dan menarik

    pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan.

    Pergerakan yang berupa pergerakan manusia (penduduk) dan/atau barang,

    jelas membutuhkan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat

    moda transportasi tersebut bergerak. Prasarana transportasi yang diperlukan,

    merupakan sistem mikro yang kedua, yang biasa dikenal dengan sistem

    jaringan yang meliputi sistem jaringan jalan raya, kereta api, terminal bus dan

    stasiun kereta api, bandar udara dan pelabuhan laut.

    Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan (prasarana) ini

    menghasilkan pergerakan manusia dan/atau barang dalam bentuk kendaraan

    (sarana) dan/atau orang (pejalan kaki).

    Sistem mikro ketiga atau sistem pergerakan yang aman, capat, nyaman,

    murah, handal dan sesuai dengan lingkungannya, dapat tercipta jika

    pergerakan tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas

    yang baik.

    SISTEM

    PENDUDUK

    SISTEMPERGERAKAN

    SISTEMKEGIATAN

    SISTEMPRASARANADAN SARANA

    SISTEM TRANSPORTASI

    SISTEM

    TATA RUANG

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    5/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    5

    Permasalahan kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di kota-kota besar di

    Indonesia, biasanya timbul karena kebutuhan akan transportasi akan lebih

    besar daripada prasarana transportasi yang tersedia, atau prasarana tersebut

    tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

    Sistem penduduk juga berpengaruh terhadap pergerakan yang terjadi.

    Kepadatan penduduk, skala lokasi (lokal, kota, regional, desa), serta proses

    pertumbuhan penduduk (pesat, lambat, stagnan, tertinggal) mempengaruhi

    besarnya pergerakan yang terjadi.

    Sistem penduduk bersama sistem kegiatan, sistem jaringan (prasaran dan

    sarana), dan sistem pergerakan akan saling mempengaruhi.Perubahan pada sistem kegiatan jelas akan mempengaruhi sistem jaringan

    melalui perubahan pada tingkat pelayanan sistem pergerakan. Begitu pula

    pada sistem jaringan akan dapat mempengaruhi sistem kegiatan melalui

    peningkatan mobilitas dan Aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut.

    Selain itu sistem pergerakan berperan penting dalam menampung pergerakan

    penduduk/orang dan/atau barang agar tercipta pergerakan yang lancar, yang

    pada akhirnya akan mempengaruhi kembali sistem penduduk, sistem kegiatan

    dan sistem jaringan yang ada, dalam bentuk Aksesibilitas dan mobilitas.

    Keempat sistem mikro ini saling berinteraksi dalam sistem transportasi

    makro.

    Proses perkembangan sistem pergerakan dapat digambarkan sebagai berikut :

    Sasaran : Cepat, murah, selamat, aman, nyaman, lancar,

    handal, tepat guna, daya guna, terpadu,

    menyeluruh, menerus, berkelanjutan,

    berkesinambungan.

    Sistem Skala : Nasional : Sistranas, RIP

    Pergerakan Regional : Sistem dan Strategi Transportasi

    Regional

    Kota : Sistem dan Strategi Transportasi

    Kota.

    Proses : Sangat pesat, cepat, sedang, lambat, tertinggal.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    6/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    6

    II.PENYEDIAAN DAN KEBUTUHAN TRANSPORTASI

    (Transportation Supply and Demand)

    2.1.

    PERMASALAHAN TRANSPORTASIPermasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami perubahan

    (revolusi) yang sangat cepat sejak tahun 1980-an. Di Indonesia permasalahan

    transportasi yang sebenarnya telah terjadi sejak tahun 1960-an dan melanjut

    pada tahun 1970-an, bahkan sampai sekarang, seperti kemacetan lalu lintas,

    polusi (pencemaran) udara dan suara (bising), kecelakaan lalu lintas, dan

    tundaan (bertambahnya waktu tempuh).

    Pada akhir 1980-an, negara maju memasuki tahapan yang jauh lebih maju

    dibandingkan dengan 20 tahun sebelumnya di sektor perencanaan

    transportasi. Pesatnya perkembangan pengetahuan elektronika dan peralatan

    komputer telah memungkinkan berkembangnya beberapa konsep baru

    mengenai prasarana transportasi yang tidak pernah terpikirkan pada masa

    lalu.

    Di lain pihak, banyak negara sedang berkembang (termasuk Indonesia)menghadapi permasalahan transportasi, yang beberapa di antaranya telah

    berada dalam tahap sangat kritis. Permasalahan akibat terbatasnya prasarana

    transportasi yang ada, sudah ditambah dengan permasalahan yang lain seperti

    rendahnya pendapatan (income per capita rendah), pesatnya urbanisasi,

    terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan kuantitas data yang

    berkaitan dengan transportasi, kualitas sumber daya manusia, rendahnya

    tingkat kedisiplinan, serta lemahnya perencanaan, pengendalian (control) dan

    pengawasan, membuat permasalahan transportasi menjadi semakin parah.

    Keadaan ini di Indonesia dapat dilihat di beberapa kota besar seperti Jakarta,

    Surabaya, Medan dan Bandung. Kota dengan jumlah penduduk lebih dari satu

    atau dua juta jiwa, pasti mempunyai permasalahan transportasi, dan

    diperkirakan pada akhir tahun 2000 hampir semua ibukota propinsi dan

    beberapa ibukota kabupaten akan berpenduduk di atas satu atau dua juta jiwa,

    sehingga permasalahan transportasi tidak dapat dihindarkan.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    7/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    7

    Ruang lingkup permasalahan transportasi telah bertambah luas dan

    permasalahannya sendiri bertambah parah, baik di negara maju (industri)

    maupun di negara sedang berkembang. Peningkatan arus lalu lintas serta

    kebutuhan akan transportasi telah mengakibatkan kemacetan, tundaan,

    kecelakaan, dan masalah lingkungan (pencemaran udara dan bising) yang

    sudah berada di ambang batas.

    Permasalahan ini tidak hanya terbatas pada jalan raya saja. Pertumbuhan

    ekonomi menyebabkan mobilitas orang/penduduk meningkat, sehingga

    kebutuhan pergerakannya pun meningkat melebihi kapasitas prasarana

    transportasi yang ada. Kurangnya investasi pada suatu sistem jaringan dalamwaktu yang cukup lama dapat mengakibatkan sistem prasarana transportasi

    tersebut menjadi sangat rentan terhadap kemacetan yang terjadi apabila

    volume lalu lintas meningkat melampaui rata-rata.

    2.2.KEBUTUHAN TRANSPORTASI (Transportation demand)

    Kebutuhan akan pelayanan transportasi bersifat sangat kualitatif dan

    mempunyai cara yang berbeda-beda sebagai fungsi dari waktu, tujuan

    perjalanan, frekuensi, jenis kargo (muatan) yang diangkut, dan lain-lain.

    Pelayanan transportasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pergerakan,

    menyebabkan sistem transportasi tersebut tidak berguna (mubazir). Ciri ini

    membuat analisis dan peramalan kebutuhan pergerakan menjadi semakin

    sulit.

    Kebutuhan pergerakan bersifat sebagai kebutuhan turunan (derived

    demand). Pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan

    yang merupakan kegiatan harian, seperti pemenuhan kebutuhan akan

    pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan olah raga. Dalam ilmu perencanaan

    wilayah dan perkotaan, setiap tata guna lahan mempunyai beberapa ciri dan

    persyaratan teknik yang harus dipenuhi, seperti antara lain : bandar udara

    harus jauh dari daerah perkotaan karena alasan keselamatan (safety) dan

    kebisingan (noise), serta harus pula jauh dari daerah pegunungan karena

    alasan operasi penerbangan pesawat.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    8/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    8

    Daerah pemukiman, industri, pertokoan, perkantoran, fasilitas hiburan dan

    fasilitas sosial, semuanya mempunyai beberapa persyaratan teknik dan

    nonteknik yang harus dipenuhi dalam menentukan lokasi.

    Setiap lahan atau tata guna lahan mempunyai ciri teknik tersendiri yang

    menentukan jenis kegiatan yang cocok di lokasi tersebut. Beberapa ciri teknik

    yang sering dipakai adalah kondisi topografi (dataran, perbukitan,

    pegunungan), kesuburan tanah, dan geologi. Akibatnya lokasi kegiatan akan

    tersebar secara heterogen di dalam ruang yang ada, yang akhirnya

    menyebabkan perlu adanya pergerakan yang digunakan untuk proses

    pemenuhan kebutuhan.

    Semakin jauh pergerakan yang dilakukan, semakin tinggi peluang untuk

    memberikan kontribusi terhadap kemacetan lalu lintas.

    Dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut ada dua

    pilihan yang dapat dilakukan, yaitu bergerak dengan moda transportasi

    (kendaraan), atau tanpa moda transportasi (berjalan kaki).

    Pergerakan tanpa moda transportasi umumnya berjarak pendek (satu sampai

    dua kilometer), sedangkan pergerakan dengan moda transportasi dapat

    bergerak sedang atau jauh (antara lain menggunakan mobil pribadi, taksi, bus,

    kereta api, sepeda motor, pesawat terbang, kapal laut).

    Untuk setiap moda transportasi diperlukan tempat untuk bergerak, seperti

    jalan raya, jalan rel, bandar udara, pelabuhan laut, yang bisa disebut sebagai

    prasarana transportasi.

    2.3.PENYEDIAAN TRANSPORTASI (Transportation Supply)

    Yang dimaksud dengan penyediaan transportasi di sini adalah prasarana

    transportasi.

    Ciri utama prasaran transportasi adalah melayani pengguna (user) dan harus

    dapat digunakan di mana saja dan kapan saja.

    Dengan demikian penting untuk diketahui secara tepat dan akurat besarnya

    kebutuhan akan transportasi di masa mendatang, sehingga dapat dihemat

    sumber daya dengan mengatur atau mengelola prasarana transportasi yang

    dibutuhkan.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    9/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    9

    Pada dasarnya ada dua peran utama prasarana transportasi :

    a. Sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan.

    b. Sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul

    akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut.

    Peran utama sering digunakan oleh para perencana pengembang wilayah

    untuk mengembangkan wilayahnya sesuai dengan rencana. Suatu daerah

    pemukiman baru yang hendak dipasarkan, perlu disediakan sistem prasarana

    transportasi, agar Aksesibilitas pemukiman tersebut semakin tinggi, sehingga

    minat pembeli bertambah besar untuk tinggal di kawasan tersebut. Hal yang

    sama juga terjadi di lahan permukiman transmigrasi, yang selain fasilitasrumah dan lahan kerja (ladang, sawah) yang sudah siap pakai dan siap garap,

    perlu prasarana transportasi agar pemukiman tersebut dapat berkembang.

    Perkembangan prasarana transportasi dapat ditingkatkan sesuai dengan

    peramalan kebutuhan akan pergerakan pada masa mendatang. Di sini peran

    kedua dari sistem prasarana transportasi mulai tampak.

    2.4.KESEIMBANGAN ANTARA TRANSPORTASI DAN KEBUTUHAN

    AKAN TRANSPORTASI

    Secara umum dapat dikatakan, bahwa peran dari perencanaan transportasi

    adalah untuk dapat memastikan, bahwa kebutuhan akan pergerakan dalam

    bentuk pergerakan manusia, barang, atau kendaraan, dapat ditunjang oleh

    sistem prasarana transportasi yang harus beroperasi di bawah kapasitasnya.

    Kebutuhan akan pergerakan itu

    sendiri mempunyai ciri yang

    berbedabeda, seperti perbedaan

    tujuan perjalanan, modal

    transportasi, dan waktu terjadinya

    pergerakan.

    Satuanwaktu

    perjalanan-T

    Arus kendaraanV (volume)

    Kemacetan dan beberapa efek eksternalnya

    (sumber : Ortuzar dan Willumsen, 1994

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    10/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    10

    Sistem prasarana transportasi itu sendiri terbentuk dari :

    a. Sistem prasaran (penunjang), seperti : jaringan jalan raya atau jalan rel.

    b. Sistem manajemen transportasi, seperti : undangundang, peraturan dan

    kebijakan.

    c. Beberapa jenis moda transportasi dengan berbagai macam operatornya.

    Apabila ada satu set volume pergerakan pada suatu jaringan (V), satu set

    kecepatan (S), dan kapasitas operasional (Q) yang beroperasi di bawah sistem

    manajemen transportasi tertentu (M), secara umum dapat dikatakan, bahwa

    arus pergerakan dalam jaringan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan :

    S = f (Q, V, M) ................(1.1)

    Kecepatan (velocity) dapat dianggap sebagai indikator umum dalam

    menyatakan tingkat pelayanan (level of service = LOS) dari sistem jaringan

    tersebut.

    Dalam bentuk yang lebih umum, LOS tergantung dari kombinasi kecepatan

    atau waktu tempuh, waktu tunggu dan tarif (bus atau parkir), dan lain-lain.

    Sistem manajemen (M) meliputi manajemen lalu lintas, sistem koordinasi

    lampu lalu lintas, batasan lalu lintas, biaya penggunaan jalan, atau peraturan

    yang diberlakukan bagi setiap moda transportasi.

    Kapasitas (Q) akan sangat tergantung pada sistem manajemen (M) dan

    tingkat penyediaan investasi (I) selama beberapa tahun, sehingga :

    Q = f (I, M) ..................(1.2)

    Sistem manajemen juga dapat digunakan untuk mendistribusikan kembali

    kapasitas setiap prasarana transportasi, yang akan menghasilkan Q dan/atau

    memberikan prioritas khusus pada pengguna tertentu, seperti misalnya :

    efisiensi (pengguna angkutan umum, pengendara sepeda), lingkungan

    (kendaraan berbahan bakar gas atau listrik), atau hak pengguna prasarana

    yang adil (pejalan kaki).

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    11/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    11

    Seperti dalam kasus barang dan pelayanannya, tingkat kebutuhan akan

    pergerakan (D) akan tergantung pada tingkat pelayanan yang disediakan oleh

    sistem transportasi dan juga pengalokasian aktivitas (A) dalam ruang :

    D = f (S, A) ............................ (1.3)

    Dengan menghubungkan persamaan (1.1) dan (1.3) untuk suatu sistem

    aktivitas yang sudah tetap, akan ditemukan satu set titik keseimbangan antara

    kebutuhan akan pergerakan dengan prasarana transportasi. Namun demikian

    sistem aktivitas tersebut mungkin akan berubah sejalan dengan perubahan

    tingkat pelayanan prasarana ruang dan waktu. Karenanya akan ditemukan

    beberapa set titik keseimbangan untuk jangka pendek dan jangka panjang.

    Tujuan perencanaan transportasi adalah meramalkan dan mengelola evolusi

    titik keseimbangan ini sejalan dengan waktu, sehingga kesejahteraan sosial

    dapat dimaksimumkan, dan ini tidak mudah.

    Pemodelan titik keseimbangan akan menolong dalam memahami evolusi

    tersebut dengan lebih baik, untuk dapat menyarankan berbagai macam

    kebijakan, strategi sistem manajemen transportasi (M), dan program investasi

    (I).

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    12/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    12

    III.PEMODELAN TRANSPORTASI

    3.1.MODEL DAN PERANANNYA

    Model dapat didefinisikan sebagai bentuk penyederhanaan suatu realita (atau

    kenyataan sebenarnya), termasuk di antaranya :

    a. Model fisik (model arsitek, model teknik sipil, wayang golek, dan lain-

    lain).

    b. Peta dan diagram (grafik)

    c. Model statistik dan matematik (persamaan), yang menerangkan beberapa

    aspek fisik, sosial ekonomi, dan model transportasi.

    Semakin mirip suatu model dengan realitanya, semakin sulit model itu dibuat.

    Model yang canggih belum tentu merupakan model yang baik. Kadang-

    kadang model yang jauh lebih sederhana ternyata lebih cocok untuk tujuan,

    situasi dan kondisi tertentu. Model utama adalah model grafik dan model

    matematik.

    Model grafik adalah model yang menggunakan gambar, warna dan bentuk,

    sebagai media penyampaian informasi mengenai realita (kenyataan).

    Model grafik sangat diperlukan, khususnya untuk transportasi. Di sini

    terjadinya pergerakan (arah dan besarnya) yang beroperasi secara spasial

    (ruang) diilustrasikan dengan gambar (secara grafik).

    Model matematik menggunakan persamaan atau fungsi matematika sebagai

    media dalam usaha mencerminkan realita.

    Meskipun merupakan penyederhanaan, model tersebut dapat saja sangat

    kompleks dan membutuhkan data yang sangat banyak dan waktu

    penyelesaian yang lama.

    Dengan pemakaian model matematik dalam perencanaan transportasi, ada

    beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, seperti para perencana dapat

    banyak belajar (melalui eksperimen, sewaktu pembuatan formulasi, kalibrasi,

    serta penggunaannya) tentang kelakuan dan mekanisme internal dari sistem

    yang sedang dianalisis.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    13/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    13

    Pemodelan transportasi hanya merupakan salah satu unsur dalam perencanaan

    transportasi. Lembaga (instansi), pengambil keputusan, masyarakat,

    administrator, peraturan dan penegakan hukum, merupakan unsur-unsur lain

    yang harus direncanakan dengan baik untuk mendapatkan sistem perencanaan

    transportasi yang baik.

    Pemodelan transportasi dan pengambil keputusan dapat dikombinasikan

    dengan cara yang berbeda-beda, tergantung pada pengalaman, kondisi lokal

    (setempat), dan tradisi (kebiasaan).

    3.2.PEMILIHAN PENDEKATAN MODEL

    Kebijakan transportasi akan diambil atau diputuskan oleh pengambil

    keputusan (decision maker), biasanya menggunakan hasil perencanaan dan

    pemodelan transportasi sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan.

    Karena itu para pengambil keputusan lebih mempunyai wewenang dalam

    menentukan kebijakan yang akan ditetapkan, dibandingkan dengan para

    perencana transportasi.

    Di sini para pengambil keputusan memperhitungkan faktor lain seperti

    lingkungan, keamanan, pertahanan, ekonomi, dan sosial budaya, yang

    mungkin belum diperhitungkan oleh para perencana transportasi.

    Jadi hasil perencana dan pemodelan transportasi merupakan alat bantu bagi

    para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil,

    dan buka sebagai penentu kebijakan. Karena itu ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikan dalam menetapkan pendekatan analitik yang akan digunakan

    antara lain :

    a. Pengambil keputusan

    Keputusan dapat bersifat strategis, taktis atau operasional. Yang penting

    adalah, bahwa sifat keputusan tersebut dapat menentukan tingkat

    kedalaman analisis, apakah hanya faktor transportasi saja, atau ada faktor

    lain yang ikut mempengaruhi atau terpengaruh.

    Dari sisi sistem transportasi, apakah hanya tertarik pada kebutuhan akan

    pergerakan saja, atau termasuk juga sistem prasarananya, dan sebagainya.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    14/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    14

    Banyak pilihan yang harus dipertimbangkan dalam menentukan suatu

    kebijakan, juga merupakan hal yang perlu diperhatikan.

    b. Persyaratan ketepatan

    Ketepatan hasil kajian perencanaan dan pemodelan transportasi sangat

    diperlukan, dan tergantung pada tujuan kajian tersebut. Ketepatan data

    sangat menentukan ketepatan hasil pemodelan, sedangkan ketepatan data

    sangat tergantung pada kualitas peralatan yang digunakan untuk

    mendapatkan data tersebut, serta kualitas surveyor yang menggunakan

    peralatan itu.

    c.

    Tersedianya data yang dibutuhkanData merupakan masalah utama dalam pemodelan. Terbatasnya data dari

    sisi kualitas dan kuantitas menyebabkan hasil pemodelan tidak

    mempunyai akurasi (ketepatan) yang tinggi. Selain itu sistem transportasi

    data yang tidak begitu baik akan menyebabkan data tersebut sangat sulit

    diperoleh, meskipun sudah tersedia. Fasilitas internet dan faksimili

    merupakan alat bantu utama dalam proses transportasi data.

    d.

    Kemutakhiran pemodelan

    Pemodelan adalah pencerminan dan penyederhanaan realita. Jadi semakin

    dapat dicerminkan realita, model tersebut menjadi semakin baik. Namun

    demikian untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan data yang sangat

    banyak dan dana yang sangat besar. Dengan keterbatasan biaya dan

    waktu, dibutuhkan kemampuan dalam memilih model yang sesuai dengan

    situasi dan kondisi yang ada.

    e. Sumber Daya yang tersedia

    Hal ini menyangkut dana, data, perangkat komputer termasuk paket

    program yang tersedia, kemampuan peneliti, dan sebagainya. Dua jenis

    sumber daya yang penting di sini adalah waktu dengan tingkat

    komunikasi dengan para pengambil keputusan dan masyarakat. Dalam hal

    waktu yang tersedia untuk menentukan kebijakan terbatas, lebih baik

    melakukan pemodelan sederhana dari pada pemodelan yang menyeluruh.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    15/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    15

    Di samping itu adanya komunikasi yang baik dengan para pengambil

    keputusan, serta masyarakat sebagai pengguna (user), akan mengurangi

    permasalahan.

    f. Persyaratan proses data (Data process requirement)

    Pengguna komputer tidak perlu banyak. Satu komputer jinjing (laptop)

    sudah cukup, karena mempunyai kemampuan yang sangat besar dan

    kecepatan proses yang tinggi, dengan harga relatif murah.

    Kendala utama dalam proses data adalah kemampuan manusia dalam

    mengumpulkan, mengkodifikasi dan memasukkan data, serta

    menjalankan program dan menafsirkan keluaran (output) dari programtersebut.

    g. Tingkat kemampuan perencana dan peneliti

    Biaya pelatihan untuk perencana dan peneliti cukup tinggi, sehingga cara

    yang terbaik adalah menggunakan model yang ada seefesien mungkin,

    sambil mempelajari dan memahami model lainnya yang lebih baik.

    Jumlah perencana atau peneliti yang diperlukan dan berkualitas sangat

    baik. Dalam hal ini peningkatan kemampuan para peneliti tidak perlu

    melalui pendidikan formal yang lama dan mahal, tetapi dapat dilakukan

    melalui pelatihan (training) atau penyuluhan, yang cukup efektif untuk

    mengatasi permasalahan tersebut.

    3.3.FAKTOR DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI

    a. Spesifikasi model :

    Faktor ini mempertimbangkan beberapa hal penting yang perlu untuk

    dijabarkan lebih lanjut, meliputi :

    1) Struktur model

    Dapat dibuat model untuk satu sistem dengan suatu struktur sederhana

    berupa fungsi dari beberapa alternatif yang saling tidak berhubungan,

    atau perlu dibuat model yang sangat kompleks, yang digunakan untuk

    menghitung peluang dari suatu peristiwa yang pernah terjadi.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    16/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    16

    Model kontemporer selalu mempunyai banyak para meter untuk dapat

    menunjukkan aspek struktural model tersebut, dan dengan metodologi

    yang sudah berkembang sekarang, sangat mungkin untuk membentuk

    model yang sangat umum dan memiliki banyak peubah (variables).

    2) Bentuk fungsional

    Untuk pemecahan suatu permasalahan, dapat digunakan bentuk linier

    atau pemecahan yang bersifat tidak linier (nonlinier). Pemecahan

    nonlinier akan mencerminkan realita secara lebih cepat, tetapi

    membutuhkan lebih banyak sumber daya dan teknik untuk

    pengkalibrasian model tersebut.

    3) Spesifikasi peubah (variable specification)

    Peubah (variable) apa yang dapat digunakan, dan bagaimana peubah

    tersebut berhubungan satu sama lain dalam suatu model. Untuk ini

    diperlukan proses tertentu dalam menentukan peubah dominan, antara

    lain proses kalibrasi dan pengabsahan.

    b.

    Kalibrasi dan pengabsahan model :

    (model calibration and validation)

    Suatu model secara sederhana dapat dinyatakan sebagai fungsi

    matematika dari beberapa peubah x dan parameter 0, seperti : y = f (x , 0).

    Perlu dibedakan antara kalibrasi model dan taksiran model, khususnya

    dalam pemakaian di bidang transportasi.

    Pengkalibrasian model mensyaratkan pemilihan parameter yang

    mengoptimumkan satu atau lebih ukuran kesesuaian, yang juga

    merupakan fungsi dari data hasil pengamatan. Prosedur ini sering

    digunakan oleh fisikawan dan ahli teknik yang bertugas membuat model

    pertama (awal), tanpa perlu menghiraukan statistika yang dihasilkan.

    Penaksiran model meliputi usaha untuk mendapatkan nilai parameter,

    sehingga hasil spesifikasi model tersebut mendekati data hasil

    pengamatan (realita). Dalam kasus ini satu atau lebih parameter dapat

    dianggap tidak signifikan, dan karena itu dikeluarkan dari model.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    17/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    17

    Taksiran juga mempertimbangkan kemungkinan mempelajari beberapa

    faktor spesifikasi secara empirik.

    Kedua prosedur ini (pengkalibrasian model dan penaksiran model) sering

    dilakukan oleh para ahli teknik dan ekonomi yang bertanggung jawab

    dalam pengembangan model selanjutnya yang lebih mementingkan

    perilaku statistika model tersebut. Namun demikian kedua prosedur

    tersebut pada dasarnya sama, karena cara untuk menentukan paramater

    mana yang lebih baik akan digunakan, ditentukan oleh ukuran kesesuaian.

    Suatu model yang sudah di kalibrasi dengan data tertentu, belum tentu

    cocok dipakai untuk penerapan yang lain. Hal ini disebabkan karena pada

    dasarnya realita antara kedua terapan tersebut berbeda, terutama peubah

    yang mungkin tidak sama. Oleh karena itu sebelum diterapkan di tempat

    lain, model tersebut perlu diabsahkan terlebih dahulu dengan

    menggunakan data asli daerah tersebut.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    18/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    18

    IV. PRASARANA DAN MODA TRANSPORTASI DARAT, AIR, UDARA

    4.1.PENDAHULUAN

    Penyelenggaraan transportasi dapat bermacam-macam, tetapi pada hakikatnya

    adalah perpindahan orang dan barang dari satu tempat asal ke tempat tujuan.

    Karena kondisi geografik yang beragam, serta teknologi transportasi yang

    terus berkembang, maka jenis-jenis sarana dan prasarana tertentu akan sesuai

    untuk suatu kondisi geografis tertentu pula.

    Pengelompokan berbagai jenis transportasi dengan memperhatikan medium

    (tempat berjalan) serta kesamaan sifat-sifat fisiknya disebut moda. Secaragaris besar, dari perbedaan mediumnya dapat diperoleh moda darat, air, dan

    udara. Lebih jauh moda darat dipisahkan lagi menjadi misalnya moda jalan

    raya dan moda jalan kereta api.

    Pengembangan teknologi tiap moda mendorong perkembangan moda

    tersebut, yang selanjutnya akan mendorong sektor transportasi secara

    keseluruhan.

    Dalam perencanaan transportasi, moda-moda tersebut harus diintegrasikan

    untuk memperoleh layanan transportasi yang aman, murah dan cepat bagi

    penggunanya (users).

    4.2.MODA TRANSPORTASI DARAT

    Moda transportasi darat menggunakan medium yang terletak di daratan, baik

    bawah tanah (subway) maupun melayang (flyover). Moda transportasi darat

    dapat dibagi menjadi :a. Transportasi jalan raya (angkutan melalui jalan)

    b. Transportasi jalan rel (angkutan melalui rel)

    c. Transportasi pipa (angkutan melalui pipa)

    d. Transportasi gantung ( angkutan melalui kabel)

    Catatan : Angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ferry) dianggap

    sebagai moda darat, karena kedekatannya dengan moda darat yang

    lain.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    19/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    19

    a. Transportasi Jalan Raya

    Dua unsur pokok transportasi jalan raya adalah jalan dan kendaraan

    (bermotor).

    1)

    Karakteristik dan keunggulan transportasi jalan raya :

    Melayani angkutan dari rumah ke rumah (door to door service),

    dapat menjangkau seluruh pelosok daratan

    Memberi kebebasan bagi pengendara dalam ruang dan waktu

    Mudah dikembangkan

    Biaya operasi lebih murah

    2) Kelemahan/kekurangan transportasi jalan raya :

    Tidak efisien

    Pemborosan energi

    Tingkat keselamatan rendah

    Menimbulkan polusi udara, khususnya di perkotaan

    Membutuhkan tempat parkir, yang sulit disediakan di perkotaan

    3) Keuntungan lain :

    Dapat membuka, membangkitkan dan mengembangkan wilayah

    Menaikkan nilai lahan/tanah

    Melindungi kawasan atau kota (contoh : jalan arteri, by pass)

    b. Transportasi Jalan Rel

    Untuk transportasi jalan rel dengan menggunakan sarana kereta

    api/disel/listrik, ada tiga unsur utama, yaitu :

    Prasarana, berupa rel

    Stasiun

    Kendaraan/kereta

    Dari ketiga hal di atas, biaya pembuatan prasarana adalah yang termahal.

    Kelebihan transportasi jalan rel : efisien dan ekonomis.

    Kekurangannya :

    Padat modal

    Banyak dipengaruhi oleh peraturan (regulasi) dan politik

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    20/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    20

    Catatan lain mengenai jalan rel :

    Sebagai angkutan jarak menengah, urban dan suburban

    Lebih ramah lingkungan apabila rel dijalankan atau digerakkan dengan

    listrik

    Kecepatan rel dapat mencapai kecepatan 60 sampai dengan 160

    km/jam, bahkan untuk kereta rel cepat memiliki kecepatan antara 200

    sampai 400 km/jam

    c. Transportasi Pipa

    Digunakan untuk mengangkut barang cair (air, minyak), gas, benda padat

    (batu bara, kapur, biji-bijian, dan sebagainya). Sarana-sarana pipabiasanya ditanamkan di dalam tanah, mengikuti jaringan jalan raya,

    seperti pipa air minum dan gas, dan ditempatkan pada daerah milik jalan

    (damija).

    Keunggulan transportasi pipa :

    Barang cair yang diangkut melalui pipa akan lebih mudah dan lebih

    murah.

    Mengurangi beban jaringan atau kereta api.

    Daya penggerak barang dalam transportasi pipa adalah pompa tekan atau

    gaya gravitasi.

    d. Transportasi Gantung

    Jenis transportasi ini biasanya untuk keperluan khusus, seperti wisata, dan

    bukan untuk keperluan sehari-hari. Di negara maju, sistem transportasi

    gantung lebih banyak dikelola oleh pihak swasta.

    Sarana yang dibutuhkan adalah : gerbong pengangkut, dan rel untuk

    merentangkan kabel baja yang dikendalikan dari terminal.

    Akibat kemajuan teknologi transportasi dan mengingat sempitnya lahan di

    daerah perkotaan dewasa ini, maka transportasi gantung banyak

    digunakan.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    21/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    21

    4.3.MODA TRANSPORTASI AIR

    Jalan untuk transportasi air umumnya bersifat alami (laut, sungai), tetapi

    dapat pula buatan manusia (kanal/saluran, anjir).

    Termasuk dalam moda transportasi air adalah :

    Pelayaran rakyat

    Pelayaran antar pulau

    Pelayaran samudra, baik domestik maupun internasional

    Prasarana lain (selain laut/sungai) adalah pelabuhan, yang merupakan simpul

    transportasi laut dengan darat.

    Karena sifatnya sebagai tempat peralihan moda transportasi, maka pelabuhanharus disambung dengan sistem transportasi darat, dan dilengkapi dengan

    berbagai macam kemudahan.

    Ada beberapa persyaratan tertentu bagi pelabuhan, sebagai ciri pelabuhan

    yang baik :

    a. Pelabuhan harus mampu melindungi kapal dari iklim buruk selama ada di

    pelabuhan.

    b.

    Kedalaman air harus cukup, agar kapal tetap terapung walaupun air

    sedang surut.

    c. Pelabuhan harus menjamin kemudahan perpindahan barang dan

    penumpang.

    Sebagai sarana transportasi air, bentuk maupun ukuran kendaraan air harus

    cukup beragam, mulai dari perahu dayung yang sangat sederhana, rakit,

    sampai kapal laut dengan daya angkut yang besar.

    Kapal dapat dikelompokkan dalam :

    a. Kapal berukuran kecil, untuk pesiar dan olah raga

    b. Kapal Dagang, untuk mengangkut penumpang dan/atau barang

    c. Kapal penolong atau untuk kegunaan khusus (kapal keruk, kapal patroli,

    kapal pemandu, kapal penarik/tug boat)

    Transportasi laut umumnya bersifat regional, bahkan internasional, banyak

    diantaranya mencakup perjalanan yang sangat jauh.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    22/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    22

    Bagi angkutan barang, transportasi air masih tetap memegang peranan

    penting, karena daya angkut kapal yang sangat besar, sehingga dapat

    menekan biaya. Transportasi air khususnya cocok dan efisien untuk lalu lintas

    penghubung antara pelabuhan dengan sistem angkutan lain yang

    menggunakan bargas atau perahu untuk membongkar dan muat barang dari

    dan ke kapal.

    4.4.MODA TRANSPORTASI UDARA

    Ciri istimewa transportasi udara adalah cepat, yang dalam hal ini dilakukan

    dengan menggunakan pesawat terbang, baik untuk orang maupun barang.

    Pesawat terbang tidak hanya mampu bergerak sangat cepat, tetapi juga

    mampu terbang lurus melintasi berbagai rintangan alam yang tidak teratasi

    oleh transportasi darat dan air.

    Bandar udara atau pelabuhan udara termasuk salah satu kemudahan

    transportasi yang tidak dapat berada dekat atau berbatasan dengan kota

    karena alasan keamanan penerbangan dan pencemaran suara terhadap

    lingkungannya. Bandar udara adalah terminal angkutan yang menuntut sarana

    dan prasarana yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan terminal

    angkutan darat.

    Lintasan penerbangan adalah angkasa yang bebas dan lurus, namun yang

    dalam kenyataannya harus diatur guna menghindari kecelakaan.

    Lintasan penerbangan berupa lorong angkasa yang ditentukan oleh batas

    ketinggian, kerendahan dan lebar bidang datarnya, sehingga membentuklorong bertingkat dan berjajar di angkasa.

    Pengawasan pergerakan lalu lintas udara diatur dalam dua peraturan, yaitu

    Visual Flight Rule (VFR) dan Instrument Flight Rule (IFR).

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    23/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    23

    4.5.KONSEP INTERMODA

    Kebutuhan perjalanan mungkin akan dipenuhi melalui satu atau lebih moda

    transportasi. Bagi pengguna yang penting adalah keamanan, kelancaran,

    kecepatan dan kenyamanan dalam perjalanan.

    a. Dasar Pemilihan :

    Ciri perjalanan, yang dilakukan berdasarkan atas waktu dan tujuan.

    Pelaku perjalanan, apakah memiliki kendaraan (mobil), bagaimana

    tingkat penghasilan, dan status sosial.

    Sistem transportasi, meliputi lama perjalanan, biaya, dan kenyamanan.

    b. Faktor yang mempengaruhi :

    Kecepatan perjalanan

    Jarak perjalanan

    Kenyamanan

    Biaya

    Kesenangan

    Jenis kelamin

    Sistem sosial dan ekonomi

    Komposisi

    4.6.TERMINAL

    Hal penting dalam transportasi adalah bahwa setiap sistem transpirtasi9 harus

    dapat mengangkut muatan dan membongkarnya kembali pada akhir

    perjalanan. Selain itu perlu diperhatikan pula, bahwa sepanjang perjalanan

    dari tempat asal ke tujuan, mungkin diperlukan lebih dari satu moda

    transportasi. Pergantian moda ini dilakukan di tempat yang disebut terminal.

    Bagi transportasi pada umumnya, terminal sangat penting dan biasanya

    memerlukan fasilitas yang sangat lengkap, seperti pada bandar udara,

    pelabuhan laut, stasiun kereta api. Tempat lain yang mempunyai fungsi

    sejenis, yaitu tempat perhentian kendaraan umum pada suatu ruas jalan, yang

    barangkali hanya menyediakan sekedar tempat untuk calon penumpang

    berdiri menunggu, dilengkapi sejumlah rambu yang diperlukan.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    24/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    24

    Untuk transportasi jalan raya, fungsi terminal dapat muncul hampir di

    sepanjang lintasan. Di daerah yang belum cukup berkembang, sering terjadi

    kereta api, bus, truk dapat dihentikan di setiap tempat menurut keinginan

    penumpang.

    Fungsi Terminal :

    sebuah terminal mempunyai empat fungsi pokok, yaitu :

    a. Menyediakan akses ke kendaraan yang bergerak pada jalur khusus.

    b. Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan/pergantian moda

    transportasi.

    c.

    Menyediakan sarana simpul lalu lintas, tempat konsolidasi lalu lintas.d. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang/kendaraan.

    4.6.1.Terminal Transportasi Darat

    Jenis terminal ini meliputi terminal bus, kereta api, ataupun multi moda.

    Contoh terminal multi moda transportasi darat berupa suatu terminal

    bertingkat, dengan tingkat paling bawah digunakan untuk melayani

    angkutan rel regional, sementara tingkat berikutnya digunakan untuk

    melayani angkutan rel dalam kota, dan tingkat paling atas digunakan

    untuk melayani para penumpang (pembelian tiket, dan lain-lain).

    4.6.2.

    Terminal Transportasi Air

    Terminal transportasi air atau pelabuhan biasanya merupakan suatu

    perairan yang terlindung, di mana kapal dapat berlabuh dan memuat

    atau membongkar barang dengan selamat.

    Jenis terminal transportasi air, menurut :a) Jenis perairan : pelabuhan alam, semi alamiah, pelabuhan buatan.

    b) Kegunaan : bisa sangat beragam, seperti pelabuhan militer,

    Perikanan, perdagangan, atau untuk rekreasi.

    Pelabuhan juga dapat diklasifikasikan menurut lokasinya, yaitu :

    pelabuhan laut, danau, dan sungai.

    Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik, pelabuhan biasanya

    dilengkapi dengan fasilitas khusus, terutama yang berkaitan dengan

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    25/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    25

    upaya untuk menahan ombak dan tempat penambatan kapal, seperti

    misalnya : pemecahan ombak/gelombang (break water), penambatan

    kapal (jetty), penahan tumbukan (fender), dan lain-lain. Kadang-kadang

    diperlukan fasilitas lain seperti crane untuk mengangkat container, jalan

    rel, pipa minyak.

    4.6.3.Terminal Transportasi Udara

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada terminal angkutan udara,

    antara lain : rencana pengembangan wilayah, jenis operasi pesawat

    (sipil atau militer, lokal atau internasional, dan sebagainya), jarak ke

    terminal udara yang lain dan ke moda transportasi lainnya, keadaantopografi dan cuaca, daya pandang (visibility) dan adanya penghalang

    (obstruction), serta pertimbangan ekonomi.

    Tata letak dari terminal udara ini sangat tergantung pada konfigurasi

    runway dan sistem pengendalian operasi pesawat yang akan dilayani,

    apakah berdasarkan penglihatan atau menggunakan instrumen.

    Daerah terminal udara meliputi : gedung terminal, tempat parkir

    pesawat (apron), dan hanggar pesawat. Fasilitas yang diperlukan, antara

    lain : ruang tunggu pengunjung dan penumpang, ruang pemrosesan

    penumpang (beli tiket, lapor, penyerahan dan penerimaan bagasi,

    tempat pemeriksaan dokumen imigrasi, dan lain-lain), menara

    pengawas, dan sebagainya.

    Khususnya untuk terminal pada bandar udara sebagai fasilitas perantara

    (interface) antara transportasi udara dengan transportasi darat,

    mempunyai fungsi sebagai tempat untuk :

    Pelayanan bagi keberangkatan/kedatangan pesawat;

    Bongkar dan muat barang atau menaikkan dan menurunkan

    penumpang;

    Perpindahan (interchange) antar moda transportasi udara dengan

    moda transportasi yang sama (transit), atau dengan moda lainnya;

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    26/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    26

    Klarifikasi barang/penumpang menurut jenis, tujuan perjalanan, dan

    lain-lain;

    Penyimpanan barang (storage) selama pengurusan dokumen;

    Pengisian bahan bakar, perawatan dan pemeriksaan kondisi pesawat,

    sebelum dinyatakan layak untuk terbang (laik terbang).

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    27/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    27

    V.TEKNOLOGI TRANPORTASI

    5.1.PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI

    Filosofi dasar perkembangan teknologi transportasi adalah usaha peningkatan

    kinerja pergerakan penumpang dan barang dengan mengacu pada indikator

    jenis dan karakteristik teknologi transportasi, dalam hal ini tingkat pelayanan

    dan operasi sistem, serta kompleksitas permasalahannya yang tercermin

    dalam tingkatan keterbatasan kapasitas angkut, jarak tempuh dan kecepatan

    pergerakan, serta kenyamanannya.

    Dari sini dapat disusun konsep perbaikan dan pengembangan teknologi

    transportasi.

    Dalam perkembangannya, selain untuk mengatasi keterbatasan tersebut, suatu

    teknologi transportasi dituntut pula untuk dikembangkan sedemikian,

    sehingga biaya transpor yang dibutuhkan semakin rendah. Untuk itu

    pengembangan teknologi transportasi membutuhkan dukungan dari beberapa

    jenis teknologi lain, seperti elektronika, mesin, metal, informatika, serta

    energi. Dari sini diharapkan terjadi peningkatan kinerja teknologi

    transportasi, yang dapat dilihat dari hubungan antar biaya angkutan per ton

    km dengan produktivitas teknologi transportasi per hari.

    Beberapa faktor yang menentukan besarnya biaya produktivitas alat angkut,

    antara lain : variasi perubahan iklim dan kondisi lapangan yang meliputi

    volume dan berat angkutan (barang/penumpang) serta karakteristik alat

    pengangkutan/teknologi transportasi, dan karakteristik jalan yang (akan)

    dilewati.

    Sampai saat ini belum dihasilkan suatu bentuk teknologi transportasi yang

    benar-benar mampu memenuhi setiap aspek tuntutan kapasitas dukung, jarak

    tempuh, kecepatan pergerakan, kenyamanan, serta keringanan biaya

    transportasi secara sempurna.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    28/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    28

    Kondisi teknologi transportasi yang ada, diterima berdasarkan aspek orientasi

    prioritas, sehingga sudah selayaknya upaya penyelesaian masalah tersebut

    terus dikembangkan.

    Gambaran perkembangan teknologi transportasi dapat dijelaskan secara

    singkat sebagai berikut :

    a. Transportasi Darat :

    Manusia mengawali pemindahan barang dengan menggunakan tangan dan

    punggungnya. Akibat keterbatasan kapasitas angkut dan jarak tempuh,

    manusia mulai memanfaatkan hewan (kuda, keledai, unta, dan lain-lain),

    sehingga produktivitas , jarak tempuh, serta kecepatan perpindahan mulaimeningkat.

    Dengan teknologi sederhana dikembangkan teknologi roda, dan

    selanjutnya dihasilkan berbagai ukuran dan tipe kereta kuda/pedati.

    Sejalan dengan perkembangan teknologi otomotif, metal, elektronika dan

    informatika, manusia berhasil memanfaatkan sumber daya alam yang

    tersedia untuk menciptakan berbagai jenis dan ukuran kendaraan bermotor

    serta lokomotif, yang kesemuanya cukup berhasil menjawab tuntutan akan

    kapasitas angkut, jarak tempuh, kecepatan pergerakan, bahkan

    kenyamanan dan keselamatan.

    b. Transportasi Air :

    Sebelum mampu memanfaatkan tenaga angin, maka rakit dan sampan

    merupakan pilihan utama untuk angkutan penumpang dan barang. Dengan

    didukung perkembangan teknologi otomotif, mekanik, metal, dan

    elektronika, manusia akhirnya setahap demi setahap mulai berhasil

    mengatasi keterbatasan kapasitas angkut penumpang dan barang, jarak

    tempuh dan kecepatan pergerakan, dengan menciptakan perahu bermotor,

    kapal laut dalam berbagai jenis, fungsi dan ukuran. Teknologi propulsi

    juga berkembang dari dayung, kipas, hingga turbin.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    29/58

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    30/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    30

    Perkembangan teknologi transportasi itu sendiri mendapat dukungan yang

    sangat besar dari bidang-bidang teknologi lainnya, seperti teknologi

    informatika, elektronika, mekanika, yang memperlihatkan semakin sedikitnya

    penggunaan tenaga penggerak alamiah (manusia dan hewan), dan di hampir

    setiap aspek teknologi, penggunaan sistem komputerisasi/otomatisasi setelah

    diterapkan secara merata dan simultan. Dalam perkembangan ini manusia

    telah menjadi operator dan supervisor dalm usaha produktivitas barang, dan

    dengan sistem penghematan biaya transportasi semakin besar, yang

    menunjukkan keberhasilan pengembangan teknologi itu sendiri.

    Contoh pengembangan teknologi transportasi tersebut, antara lain : Kalau dulu kereta api menggunakan batu bara sebagai tenaga penggerak,

    kini dengan menggunakan tenaga diesel dan listrik, kecepatan pergerekan

    yang dihasilkan menjadi lebih meningkat dengan pesat.

    Dalam hal transportasi udara, bila dulu dari Indonesia ke Eropa harus

    singgah lebih dahulu di Abu Dhabi, maka dengan perbaikan sistem

    operasi, saat ini sudah dapat dilakukan penerbangan langsung (direct

    flight).

    Dalam kecepatan pergerakan, saat ini telah ditemukan suatu bentuk

    teknologi transportasi dengan kecepatan melebihi kecepatan suara (super

    sonic). Pengembangan roket dan pesawat antariksa merupakan bukti nyata

    pesatnya perkembangan teknologi transportasi.

    Pengembangan teknologi transportasi masa depan diarahkan kepada

    kemampuan mengatasi setiap tuntutan keterbatasan kapasitas angkut, jarak

    tempuh, kecepatan pergerakan, kenyamanan, keselamatan, keringanan biaya

    transportasi dan masalah lingkungan. Perbaikan dalam operasi sistem

    teknologi transportasi diharapkan mampu meringankan total biaya

    transportasi, serta mampu mengurangi kerusakan lingkungan.

    Biaya transportasi ditentukan selain oleh karakteristik teknologi transportasi,

    juga dipengaruhi oleh sumber tenaga penggeraknya. Semakin menipis

    persediaan sumber, semakin mahal biaya operasional yang diperlukan

    (hukum penawaran dan permintaan). Menyadari hal ini, maka pengembangan

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    31/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    31

    dan pemanfaatan sumber tenaga penggerak alternatif seperti tenaga surya dan

    tenaga magnet, merupakan prioritas solusi yang dapat diterapkan.

    Di samping itu pencemaran akibat partikel dan gas sisa pembakaran

    kendaraan bermotor, perlu diusahakan seminimal mungkin, sebagai upaya

    memelihara lingkungan alamiah, yang dapat dilakukan antara lain dengan

    pemasangan catalytic conventer pada sistem mesin kendaraan bermotor,

    penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan (gas,

    methan), dan sebagainya.

    5.2.SISTEM TEKNOLOGI TRANSPORTASI

    Ada lima komponen dasar yang membentuk sistem teknologi transportasi,

    yaitu :

    Sumber tenaga penggerak

    Kendaraan

    Jalur pergerakan

    Terminal

    Sistem pengendalian operasi

    Dengan menggabungkan beberapa komponen, maka diperoleh pendukung

    sistem transportasi, yang pada dasarnya terdiri atas tiga unsur, yaitu :

    a. Sarana : terdiri atas sumber tenaga penggerak dan kendaraan.

    b. Prasarana : terdiri atas jalur pergerakan dan titik simpul pergerakan

    atau terminal.

    c. Sistem operasi dan pengendalian pergerakan.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    32/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    32

    Sistem teknologi transportasi dapat digambarkan dalam skema berikut :

    (Sumber : Diadopsi dan dimodifikasi dari : Hay, William W., 1977 An

    Introduction to Transportation Engineering, 2nd

    edition, John Wiley,

    New York)

    Tingkat Kebutuhan

    Kualitas Pelayanan

    (Keselamatan, keandalan, dsb)

    Tingkat Pelayanan

    (kapasitas, Kecepatan, Biaya, dll)

    Tenaga

    Penggerak

    Kendaraan Jalur

    Kendaraan

    Terminal Sistem

    Pengendalianoperasi

    Tahanan

    gerak

    Beban/

    muatan

    Peran-

    cangan

    teknik

    Penen-

    tuan

    lokasi

    - Energi- Daya tarik/

    dorong

    - Transmisi

    - Tanjakan

    - Gesekan

    -

    Gon-cangan

    - Daya

    angkut

    -

    Dayadukung

    - Jalur

    - Geo-

    metrik

    -

    Struktur- Drainase

    - Tata

    guna

    lahan- Pola

    perjalanan

    - Kondisi

    medan

    - Awal dan akhir

    perjalanan- Transfer

    - Pemeliharaan

    - Bongkar muat

    - Penjadwalan

    - Perambuan/Signal

    - Komunikasi

    Tingkat Kebutuhan

    Kualitas Pelayanan

    (Keselamatan, keandalan, dsb)

    Tingkat Pelayanan

    (kapasitas, Kecepatan, Biaya, dll)

    Tenaga

    Penggerak

    Kendaraan Jalur

    Kendaraan

    Terminal Sistem

    Pengendalianoperasi

    Tahanan

    gerak

    Beban/

    muatan

    Peran-

    cangan

    teknik

    Penen-

    tuan

    lokasi

    - Energi- Daya tarik/

    dorong

    - Transmisi

    - Tanjakan

    - Gesekan

    -

    Gon-cangan

    - Daya

    angkut

    -

    Dayadukung

    - Jalur

    - Geo-

    metrik

    -

    Struktur- Drainase

    - Tata

    guna

    lahan- Pola

    perjalanan

    - Kondisi

    medan

    - Awal dan akhir

    perjalanan- Transfer

    - Pemeliharaan

    - Bongkar muat

    - Penjadwalan

    - Perambuan/Signal

    - Komunikasi

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    33/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    33

    VI. PERENCANAAN TRANSPORTASI

    6.1.PENDAHULUAN

    Perencanaan transportasi adalah suatu kegiatan perencanaan sistem

    transportasi yang sistematik, yang bertujuan untuk menyediakan layanan

    transportasi, baik sarana maupun prasarananya, disesuaikan dengan

    kebutuhan transportasi bagi masyarakat di suatu wilayah, serta tujuan-tujuan

    kemasyarakatan yang lain.

    Perencanaan transportasi mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi

    kebutuhan orang akan pergerakan orang ataupun barang (derived demand).Faktor-faktor tersebut dapat berupa tata guna lahan, ekonomi, sosial budaya,

    teknologi transportasi, dan faktor-faktor lain yang mungkin terkait.

    Ada tiga jenis perencanaan transportasi :

    a. Perencanaan operasional (jangka pendek)

    Meliputi pembuatan denah untuk persimpangan, penyeberangan pejalan

    kaki, lokasi parkir, penempatan pemberhentian bis (bus shelter), metode

    pemberian karcis, langkah-langkah keselamatan, dan sebagainya.

    b. Perencanaan taktis (jangka menengah)

    Tingkat perencanaan ini berkaitan dengan pola manajemen (pengelolaan)

    lalu lintas, pembuatan jalan lokal, pengendalian parkir, pengorganisasian

    angkutan umum, koordinasi pemberlakuan tarif, pembuatan kawasan

    pejalan kaki, dan sebagainya. Kesemuanya itu memunculkan

    permasalahan yang kompleks, saling berkaitan dan memiliki efek samping,

    yang untuk menanganinya dibutuhkan keahlian dan para profesional yang

    terlatih.

    c. Perencanaan strategis (jangka panjang)

    Berhubungan dengan struktur dan kapasitas jaringan jalan utama dan

    transportasi umum, keterkaitan antara transportasi dan tata guna lahan,

    keseimbangan antara permintaan dan penawaran, keterkaitan antara tujuan

    transportasi dan ekonomi, tujuan lingkungan dan sosial, yang kesemuanya

    merupakan masalah yang sulit untuk dimengerti, meskipun untuk para

    perencana transportasi profesional sekalipun.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    34/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    34

    Perkembangan lebih lanjut mengarah kepada perencanaan sistem transportasi

    yang berkelanjutan (sustainable tranportation system), yang memadukan

    antara efisiensi transportasi, pertumbuhan ekonomi, dan kelestarian budaya.

    Secara garis besar, transportasi dapat dilihat sebagai suatu sistem dengan tiga

    komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu :

    a. Subsistem tata guna lahan

    Subsistem ini mengamati pengguna lahan tempat kegiatan/aktivitas

    masyarakat dilakukan, seperti : tipe, struktur, dan ukuran intensitas

    aktivitas sosial dan ekonomi (populasi, tenaga kerja, output industri).

    b. Subsistem penyediaan transportasi (transpotation supply)

    Subsistem ini merupakan penyediaan penghubung fisik antara tata guna

    lahan dan manusia pelaku aktivitas dalam masyarakat. Penyediaan ini

    meliputi berbagai moda transportasi. Seperti : jalan raya, jalan rel, rute bis

    dan sebagainya, dan menyatakan karakteristik operasional moda tersebut

    (waktu tempuh, biaya, frekuensi pelayanan, dan lain-lain).

    c. Lalu lintas, merupakan akibat langsung dari interaksi antara tata guna

    lahan dan penyediaan transportasi (transportation supply) yang berupa

    pergerakan barang dan jasa. Interaksi antara Tata Guna Lahan dan

    Transportasi dapat digambarkan dalam hubungan berikut :

    Pembangunan suatu wilayah lahan akan menyebabkan timbulnya lalu

    lintas yang akan mempengaruhi prasarana transportasi. Sebaliknya ada

    prasarana transportasi yang baik akan mempengaruhi pola pemanfaatan

    lahan. Interaksi ke tiga subsistem tersebut dipengaruhi oleh peraturan dan

    kebijakan.

    Tata Guna Lahan Penyediaan transportasi

    (transportation supply)

    Lalu lintas

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    35/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    35

    Dalam jangka panjang, pembangunan prasarana transportasi ataupun

    penyediaan prasarana transportasi dengan teknologi modern akan

    mempengaruhi bentuk dan pola tata guna lahan, sebagai akibat Aksesibilitas

    yang meningkat.

    Perencanaan transportasi dibutuhkan sebagai konsekuensi dari pertumbuhan

    lalu lintas dan perluasan wilayah.

    6.2.TEKNIK PERENCANAAN TRANSPORTASI

    Secara konvensional, perencanaan transportasi perkotaan (urban tranpostation

    planning) dilaksanakan dalam empat tahap (for stage planning), yaitu :

    a.

    Bangkitan perjalanan (trip generation)

    b. Distribusi perjalanan (trip distribution)

    c. Pemilahan moda (modal split)

    d. Pelimpahan rute (trip assgnment)

    Dalam hubungannya dengan tata guna lahan, sistem zona, dan jaringan

    transportasi, maka model transportasi empat tahap ini dapat digambarkan

    sebagai berikut :

    Tata Guna Lahan dan

    Karakteristik sosial-

    Ekonomi

    Sistem Zona Jaringan

    Transportasi

    Trip Generation

    Trip Distribution

    Modal Split

    Trip Assgnment

    Volume lalu lintas

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    36/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    36

    6.2.1.Bangkitan Perjalanan

    a. Umum :

    Bangkitan perjalanan adalah jumlah perjalanan yang dibangkitkan

    oleh suatu zona atau suatu pusat kegiatan, yang dapat dibagi menjadi

    dua :

    1)Perjalanan meninggalkan lokasi (trip production)

    2)Perjalanan menuju ke lokasi (trip attraction)

    Perhitungan bangkitan perjalanan adalah jumlah kendaraan atau

    orang (atau jumlah angkutan barang) persatuan waktu (misal:

    kendaraan/jam).

    Bangkitan lalu lintas tergantung pada dua aspek tata guna lahan,

    yaitu :

    Tipe tata guna lahan

    Jumlah aktivitas (dan intensitas) pada lahan tersebut.

    b. Tipe Tata Guna Lahan :

    Tata guna lahan yang berbeda (misal : pemukiman, pendidikan,

    komersial) akan mempunyai karakteristik bangkitan lalu lintas yang

    berbeda, meliputi jenis lalu lintas yang berbeda (contoh : kawasan

    perkantoran menghasilkan lalu lintas pada pagi dan sore hari secara

    teratur, sedangkan kawasan pertokoan menghasilkan lalu lintas yang

    berfluktuasi sepanjang hari).

    c. Model

    Dalam perencanaan transportasi, umumnya hubungan antar faktor

    dinyatakan dalam model.

    A B

    Perjalanan berasal

    dari zona A

    Perjalanan menuju

    zona B

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    37/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    37

    Model teoritik secara umum adalah : P = f (21 x,x ,..........) dengan

    21 x,x , .......... dan seterusnya adalah variabel tata guna lahan.

    Penyelesaian dengan menggunakan analisis regresi :

    1)Analisis regresi linier (Liniear regression analysis) : teknik ini

    dapat digunakan untuk menghasilkan hubungan dalam bentuk

    numerik, dan untuk melihat bagaimana dua (regresi sederhana)

    atau lebih (regresi berganda) variabel saling berkaitan : y = a +

    bx.

    2)Analisis regresi berganda (Multiple regression analysis) : di sini

    dijumpai lebih dari satu variabel bebas dari tata guna lahan yang

    akan mempengaruhi bangkitan lalu lintas.

    Model yang umum : y = a + 11xb + 22xb + ....... + mmxb

    dengan : y = variabel tidak bebas

    m21 x,........,x,x = variabel bebas

    m21 b,........,b,b = koefisien regresi

    A = konstanta

    Beberapa asumsi statistik diperlukan dalam melakukan analisisregresi :

    Variabel tidak bebas adalah fungsi linier dari variabel bebas. Jika

    hubungan tidak linier, kadang-kadang perlu ditransformasikan

    menjadi linear.

    Variabel bebas adalah tetap, atau telah diukur (tanpa kesalahan).

    Tidak ada korelasi (hubungan) di antara variabel bebas.

    Variasi darin variabel tidak bebas tentang garis regresi adalah

    sama untuk semua variabel tidak bebas.

    Nilai variabel tidak bebas harus berdistribusi normal atau

    mendekati normal.

    d. Studi empirik menggunakan regresi :

    Hasil kajian empirik yang ditulis oleh Mitchell dan Rapkin pada

    tahun 1945, Urban Trafic : A Function of Land Use, merupakan

    kajian empirik yang kemudian diikuti oleh banyak penelitian dan

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    38/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    38

    studi empirik yang mempelajari bangkitan lalu lintas untuk seluruh

    tipe tata guna dan semua tipe pergerakan.

    Produksi perjalanan untuk daerah permukiman :

    Studi yang telah ada menggunakan empat variabel untuk

    menghitung bangkitan lalu lintas :

    Kepemilikan kendaraan (car ownership)

    Kepadatan permukiman

    Jarak ke pusat perdagangan (Central Business District)

    Pendapatan (income)

    Catatan : 80 90% dari pergerakan di negara Barat adalahhome Based.

    Tarikan/atraksi perjalanan (trip attraction) (untuk pergerakan

    home based) :

    Variabel yang sesuai dapat diselidiki dengan analisis regresi,

    tetapi persamaan yang dihasilkan umumnya tidak lebih handal

    dibandingkan dengan persamaan trip production.

    Dari hasil studi diperoleh, bahwa variabel tata guna lahan untuk

    trip attraction adalah :

    Lapangan pekerjaan

    Luas daerah

    Luas perkantoran

    Luas tempat penjualan

    6.2.2.

    Distribusi Perjalanan

    Tujuan pemodelan distribusi perjalanan adalah untuk mengkalibrasi

    persamaan-persamaan yang akan menghasilkan hasil observasi

    (pengamatan) lapangan dari pola pergerakan asal tujuan (origin-

    destination) perjalanan seakurat mungkin.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    39/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    39

    a. Data :

    Data yang dibutuhkan untuk membuat model distribusi perjalanan

    adalah :

    Data matriks asal tujuan (O-D matrix)

    Data matriks impedansi (hambatan) matriks antar zona (jarak,

    waktu, atau biaya)

    Distribusi frekuensi pergerakan untuk setiap kategori impedansi

    transportasi.

    b. Model faktor pertumbuhan (lalu lintas) :

    Didasarkan pada asumsi, bahwa pola pergerakan pada saat ini dapat

    diproyeksikan ke masa yang akan datang dengan menggunakan

    tingkat pertumbuhan zona.

    Ada lima model faktor pertumbuhan, yaitu model :

    Uniform (seragam)

    Average (rata-rata)

    Fratar

    Detroit

    Furness

    Keuntungan dan kerugian metoda faktor pertumbuhan :

    Keuntungan :

    Mudah dimengerti dan diterapkan

    Data yang dibutuhkan hanya data asal tujuan dan faktor

    pertumbuhan lalu lintas

    Dapat menggunakan iterasi komputer untuk mendapatkan

    keseimbangan perjalanan dalam matriks (hasil model danobservasi)

    Kerugian :

    Distribusi perjalanan hanya tergantung pada pola perjalanan

    saat ini dan perkiraan pertumbuhan

    Tidak dapat diperhitungkan perubahan/tambahan fasilitas

    baru di masa yang akan datang

    Tidak sesuai untuk daerah dengan pertumbuhan yang pesat

    Tidak sesuai untuk prediksi waktu yang panjang

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    40/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    40

    c. Model gravitasi (gravity model)

    Model ini diturunkan dari prinsip dasar fisika yang didasarkan

    kepada pemikiran, bahwa daya tarik antara dua buah tata guna lahan

    (populasi) sama dengan gaya pada model gravitasi. Di sini ada

    empat model :

    Unconstrained (tak ada batasan)

    Production Constrained (batasan produksi)

    Double Constrained (batasan rangkap)

    6.2.3.Pemilahan Moda

    model ini bertujuan untuk mengetahui proporsi perjalanan yang

    menggunakan satu moda (misal : kendaraan pribadi, atau kendaraan

    umum).

    Proses ini dilakukan dengan maksud mengkalibrasi model pemilahan

    moda pada tahun awal. Dengan mengetahui variabel-variabel yang

    berpengaruh, dapat dilakukan prediksi pemilahan moda dengan

    menggunakan nilai variabel untuk masa mendatang.

    Variabel yang biasa digunakan adalah :

    a. Karakteristik pergerakan (jarak, waktu, tujuan), karakteristik

    orang/pelaku pergerakan, atau tempat mereka tinggal (pemilikan

    kendaraan, pendapatan).

    b. Karakteristik sistem transportasi (waktu tempuh, biaya, waktu

    tunggu dan waktu berjalan, frekuensi bis, kenyamanan, pelayanan,

    dan lain-lain).

    c.

    Karakteristik kota atau zona.

    Dalam pemodelan modal split perlu diperhatikan adanya biaya aktual

    dan biaya yang diperkirakan oleh pemakai jalan (road users) dalam

    mengambil keputusan, serta adanya pemakai angkutan umum yang

    tidak memiliki kebebasan untuk memilih moda. Jika terdapat lebih dari

    dua moda pilihan, maka pemilihan moda yang dibuat akan menjadi

    lebih rumit.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    41/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    41

    6.2.4.Pemilahan Rute

    Pelimpahan rute adalah suatu proses di mana pergerakan antara dua

    zona untuk suatu moda tertentu dibebankan atau dilimpahkan ke suatu

    rute yang terdiri atas ruas-ruas jalan tertentu.

    Analisis pelimpahan rute terdiri atas dua bagian utama :

    a. Alasan pemakai jalan memilih rute tertentu.

    b. Pengembangan model yang menggabungkan sistem transportasi

    dengan alasan pemilihan rute.

    Ada tiga hipotesis yang digunakan, yang akan menghasilkan tiap model

    yang berbeda, yaitu :

    All or nothing assgnment :

    Pemakaian jalan secara rasional akan memilih rute terpendek yang

    meminimumkan transport impedance (jarak, waktu, dan biaya).

    Semua lalu lintas antara zona dengan zona asal akan menggunakan

    satu rute yang sama.

    Multipath assgnment :

    Diasumsikan pengguna jalan tidak mengetahui informasi yang tepat

    mengenai rute tercepat. Pengendara akan mengambil rute yang

    dianggap sebagai yang tercepat. Persepsi yang berbeda akan

    mengakibat berbagai macam rute yang dipilih antara zona tertentu.

    Probabilistic assgnment :

    Di sini pemakai jalan menggunakan beberapa faktor dalam memilih

    rute selain transport impedance. Contoh : faktor-faktor yang tidak

    kuintatif seperti rute yang aman dan rute dengan panorama indah.

    Model pelimpahan rute yang disesuaikan dengan hipotesis di atas

    adalah :

    All or nothing assgnment

    Multipath assgnment

    Probabilistic assgnment

    Capacity restraint (pembatasan kapasitas)

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    42/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    42

    6.3.PROSES PERENCANAAN TRANSPORTASI

    Tujuan perencanaan transportasi adalah untuk menetapkan arahan bagi

    penyediaan lahan transportasi, disesuaikan dengan kebutuhan melalui cara

    yang paling tepat dan menggunakan sumber daya yang ada.

    Perencanaan transportasi pada dasarnya adalah memperkirakan kebutuhan

    transportasi di masa datang, yang harus dikaitkan dengan masalah ekonomi,

    sosial dan lingkungan. Transportasi harus memberikan keuntungan

    maksimum kepada masyarakat dengan meminimumkan pengguna waktu dan

    biaya. Pada saat yang sama, harus diperhitungkan peningkatan tuntutan dan

    perkembangan kota atau tata guna lahan, serta perluasan wilayah perkotaan.

    Secara umum proses perencanaan transportasi dapat digambarkan sebagai

    berikut :

    Proses Perencanaan Transportasi Sederhana (Bruton, 1985)

    a. Tujuan dan Sasaran

    Tujuan dan sasaran perencanaan transportasi adalah untuk

    mengoptimumkan prasarana transportasi agar sistem transportasi dapatmenjadi efisien, baik dalam ekonomi, lingkungan, dan sebagainya.

    Tujuan ini harus sesuai dengan tujuan pengembangan wilayah atau kota itu

    sendiri.

    b. Pengumpulan data

    Meliputi data organisasi, pelaksanaan survey dan analisis kondisi yang ada

    (existing condition), kalibrasi model tata guna lahan dan model

    pergerakan.

    Perumusan tujuan

    dan sasaran

    Pengumpulan

    data

    Pemakaian

    Perencanaan

    jaringan

    Analisis

    alternatif

    EvaluasiPemilihan

    dan

    Pelaksanaa

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    43/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    43

    c. Penaksiran

    Meliputi perkiraan (estiminasi) pola perjalanan pada masa mendatang

    sesuai dengan rencana atau tata guna lahan. Data yang diperkirakan adalah

    tata guna lahan, populasi, tenaga kerja, dan pergerakan.

    d. Perencanaan jaringan

    Pengembangan alternatif jaringan jalan raya dan angkutan (transportasi)

    umum sesuai dengan rencana tata guna lahan dan estiminasi pergerakan di

    masa mendatang.

    e. Analisis alternatif

    Pengalokasian estiminasi pergerakan ke dalam alternatif jaringan melalui

    moda dan rute tertentu.

    f. Evaluasi

    Evaluasi alternatif jaringan untuk biaya, keuntungan, dampak, dan

    pelaksanaan.

    g. Pemilihan dan pelaksanaan

    Memilih dan melaksanakan strategi pengembangan jaringan transportasi

    yang sesuai untuk kondisi yang ada.

    Kelemahan dari proses perencanaan transportasi ini adalah :

    Terlalu berhubungan dengan masalah teknis yang berkaitan dengan

    estiminasi lalu lintas dan perencanaan jaringan.

    Sedikit membahas kebutuhan transpor bagi komunitas yang lebih besar

    dan hanya menguntungkan kendaraan bermotor selain kendaraan umum.

    Terlalu sedikit alternatif perencanaan.

    Terlalu sedikit dari sisi konsep kawasan.

    Selanjutnya dikembangkan pendekatan baru yang lebih didasarkan pada

    pendekatan sistem, yang ditandai dengan keinginan untuk mengidentifikasi

    dan mendefinisikan tujuan dari sistem transportasi secara menyeluruh.

    Evaluasi secara rasional dan prosedur pembuatan keputusan (decision making

    procedure) dibutuhkan untuk melihat apakah tujuan awal dipenuhi.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    44/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    44

    6.4.CIRI DASAR PERENCANAAN TRANSPORTASI

    Kajian perencanaan transportasi mempunyai ciri yang berbeda dengan kajian

    bidang lain, dikarenakan obyek penelitian suatu kajian perencanaan

    transportasi cukup luas dan beragam, serta umumnya melibatkan aspek yang

    cukup banyak dan beragam pula.

    Ciri kajian perencanaan transportasi ditandai dengan : multi moda, multi

    displin, multi sektoral, dan multi masalah.

    a. Multi moda

    Kajian perencanaan transportasi selalu lebih dari satu moda transportasi

    sebagai bahan kajian, mengingat obyek dasar kajian perencanaan

    transportasi adalah pergerakan manusia dan/atau barang, yang pasti

    melibatkan banyak moda transportasi.

    Indonesia dikenal sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau, sehingga

    pergerakan dari suatu tempat asal ke tempat tujuan sangat tidak mungkin

    hanya menggunakan satu moda saja. Dengan demikian konsep utama dari

    Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) adalah konsep sistem integrasi

    antar moda.

    Meskipun kajian ini difokuskan pada daerah tertentu, misalnya terminal

    bis atau bandar udara, aspek multi moda akan selalu timbul ke

    permukaan.

    Bagaimanapun perencanaan harus memperhatikan interaksi antar

    pergerakan internal di dalam daerah kajian (terminal bis atau bandar

    udara) dengan pergerakan eksternalnya, yang berarti harus

    memperhatikan moda transportasi yang lain selain bis (untuk terminal bis)

    atau pesawat udara (untuk bandar udara).

    b. Multi disiplin

    Kajian perencanaan transportasi melibatkan banyak disiplin keilmuan

    karena aspek kajian yang sangat beragam, mulai dari ciri pergerakan,

    pengguna jasa, sampai dengan prasarana ataupun sarana transportasi itu

    sendiri. Di dalam pelaksanaannya, semua aspek kajian tersebut harus

    dapat diantisipasi.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    45/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    45

    Kajian perencanaan transportasi biasanya melibatkan bidang keilmuan

    seperti rekayasa (engineering), ekonomi, geografi, penelitian operasional,

    sosial politik, matematika, informatika, dan psikologi.

    Sebagai contoh, dalam melakukan kajian penyusunan rencana induk

    terminal bis antar kota, diperlukan seorang ahli perencana wilayah untuk

    menentukan lokasi terminal bis yang baik, ditinjau dari sudut pada tata

    ruang dan daerah. Selanjutnya juga dibutuhkan seorang ahli teknik untuk

    mengkaji tata letak bangunan di areal terminal, serta untuk mengkaji jenis

    konstruksi setiap prasarana terminal.

    Selain itu dalam kajian ini juga dibutuhkan seorang ahli transportasi untuk

    mengkaji dan memperkirakan potensi jumlah penumpang ataupun jumlah

    bis yang akan dilayani oleh terminal bis itu pada tahun rencana, dan untuk

    mengkaji sistem sirkulasi internal dan eksternal yang terbaik bagi terminal

    bis itu. Di samping itu, seorang ahli ekonomi juga dibutuhkan untuk

    mengkaji sistem dan besaran tarif di lingkungan terminal, serta tingkat

    kelayakan ekonomi dan keuangan dari rencana pengembangan terminal

    antar kota itu.

    c. Multi sektoral

    Yang dimaksudkan di sini adalah banyaknya lembaga atau pihak terkait

    yang berkepentingan dengan kajian perencanaan transportasi.

    Kajian perencanaan transportasi biasanya melibatkan beberapa lembaga

    pemerintah ataupun swasta yang masing-masing mempunyai kepentingan

    yang berbeda, sehingga diperlukan koordinasi dan penanganan yang baik.

    Sebagai contoh, untuk kasus perencanaan terminal bis antara kota,

    melibatkan lembaga pemerintah ataupun swasta yang terkait, seperti

    DLLAJ (Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan), Kepolisian (Polantas),

    Dipenda (Dinas Pendapatan Daerah), Organisasi Sopir/Operator Bis,

    Organda(Organisasi Angkutan Darat), dan lain-lain.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    46/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    46

    d. Multi Masalah

    Karena kajian perencanaan transportasi merupakan kajian multi moda,

    multi disiplin, dan multi sektoral, sudah tentu akan menimbulkan multi

    masalah, di mana permasalahan yang dihadapi mempunyai dimensi yang

    cukup luas dan beragam, mulai dari yang berkaitan dengan aspek

    pengguna jasa, rekayasa, operasional, ekonomi, sampai pada aspek sosial.

    Untuk contoh kasus pengembangan terminal bis antar kota di atas,

    masalah yang mungkin timbul meliputi masalah rekayasa (lapisan tanah

    yang jelek atau sistem drainase yang buruk), masalah ekonomi (alokasi

    dana pemerintah yang terbatas, daya beli masyarakat yang rendah),masalah pertanahan (lahan yang terbatas), masalah sosial (perilaku

    penumpang bis yang tidak disiplin, atau timbulnya premanisme), masalah

    lalu lintas (gangguan lalu lintas di pintu masuk dan keluar terminal, atau

    perilaku pengemudi yang tidak disiplin.

    Meskipun terdapat perbedaan antar kota-kota di berbagai negara, pergerakan

    di dalam daerah perkotaan mempunyai beberapa ciri yang sama, yang berlaku

    hampir sama pada semua kota kecil dan kota besar di dunia. Ciri ini

    merupakan prinsip dasar yang merupakan titik tolak kajian transportasi. Ciri

    ini juga mendefinisikan konsep yang digunakan oleh perencana dan

    perekayasa transportasi untuk memahami dan mempelajari pergerakan.

    Oleh sebab itu dikaji beberapa konsep dasar yang melatarbelakangi kajian

    angkutan dan bagaimana konsep ini saling berkaitan untuk membentuk sistem

    transportasi.

    a.

    Konsep mengenai ciri pergerakan tidak spasial (tanpa batas ruang) di

    dalam kota, misalnya yang menyangkut pertanyaan : mengapa orang

    melakukan perjalanan, kapan orang melakukan perjalanan, dan jenis

    angkutan apa yang mereka pergunakan.

    b. Konsep mengenai ciri pergerakan spasial (dengan batas ruang) di dalam

    kota, termasuk pola tata guna lahan, pola perjalanan orang, dan pola

    perjalanan angkutan barang.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    47/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    47

    Sebagian besar konsep ini telah dikembangkan pada tahun 1960-an dan awal

    tahun 1970-an, baik di Eropa maupun di Amerika Serikat. Kemudian muncul

    permasalahan mengenai relevansinya dengan negara sedang berkembang

    seperti Indonesia. Meskipun demikian, sebelum data kota di Indonesia

    dikumpulkan secara rutin, tidak akan dapat diketahui secara pasti bagaimana

    konsep ini harus disesuaikan dengan keadaan kota di Indonesia.

    6.5.MANAJEMEN TRANSPORTASI

    Manajemen transportasi meliputi tiga aspek utama dalam sistem transportasi :

    a. Pengaturan, yaitu aspek legal berupa peraturan perundang-undangan.

    b.

    Pembinaan, yaitu menyangkut pengawasan dalam sistem transportasi.c. Pengelolaan, yaitu menyangkut pengendalian dalam sistem transportasi.

    Manajemen transportasi dan manajemen lalu lintas (traffic management)

    merupakan aplikasi, implementasi dan penanggulangan dalam pemecahan

    masalah lalu lintas sebagai bagian transportasi yang dihadapi sehari-hari,

    meliputi :

    a. Masalah kemacetan lalu lintas :

    Rendahnya tingkat pelayanan yang diperlihatkan oleh indikator

    kemacetan, yaitu : volume, kecepatan, dan kepadatan lalu lintas (traffic

    volume, velocity, and density).

    b. Terbatasnya jaringan prasarana yang ditandai dengan tidak seimbangnya

    perkembangan jumlah kendaraan dengan perkembangan jaringan jalan.

    c. Jasa transportasi yang buruk, yang diperlihatkan oleh :

    Kapasitas, dengan melihat load factor

    Keandalan, dengan melihat frekuensi

    d. Sarana angkutan yang minimum, yang ditunjukkan oleh jumlah armada

    dan jumlah rute transportasi yang terbatas.

    Dalam evolusi manajemen transportasi dikenal tiga konsep yang didasari oleh

    teori supply dan demand terhadap perkembangan transportasi, baik sarana

    maupun prasarana, yaitu :

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    48/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    48

    a. Managing the capacity, yaitu upaya-upaya meningkatkan kapasitas sarana

    dan prasarana melalui usaha pertambahan geometri dan struktur jalan yang

    seimbang, serta pertambahan jumlah armada.

    b.

    Managing the priority, yaitu upaya-upaya meningkatkan manajemen

    melalui lalu lintas melalui prioritas kepentingan.

    c. Managing the demand, yaitu upaya-upaya untuk membatasi atau

    mengendalikan permintaan.

    Ketiga konsep di atas (mengelola kapasitas, prioritas, dan permintaan)

    selanjutnya berkembang menjadi Comprehensive Transportation

    Management (Pengelolaan Transportasi Terpadu) pada periode tahun 1960-1970, dan kemudian berkembang menjadi Transportation System

    Management (Pengelolaan Sistem Transportation) yang melakukan analisis,

    tidak hanya teknik, tetapi juga manajemennya.

    6.6.ORGANISASI TRANSPORTASI

    Dalam menangani transportasi orang (dan barang) dari tempat asal ke tempat

    tujuan, diperlukan suatu tatanan atau organisasi. Orang sebagai subyek, dalam

    hal ini sebagai pengatur atau pelaksana, sedangkan sebagai obyek, dalam hal

    ini sebagai penumpang, perlu diatur agar transportasi berjalan lancar, aman,

    dan nyaman. Untuk mengelola semua itu diperlukan organisasi transportasi

    yang jelas dan tertata dengan baik.

    Kegiatan transportasi selalu melibatkan banyak instansi atau lembaga, karena

    beragamnya fungsi dan peran serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan

    transportasi.

    Pada tingkat nasional di Indonesia, masalah transportasi menyangkut

    beberapa departemen, seperti Departemen Perhubungan, Departemen

    Pekerjaan Umum (sekarang Departemen Pemukiman dan Prasarana

    Wilayah), Departemen Dalam Negeri, Departemen Pertahanan, dan

    Departemen Keuangan, serta beberapa instansi terkait seperti Kepolisian,

    dalam hal ini Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas POLRI), Organda (Organisasi

    Angkutan Darat), dan lain-lain.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    49/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    49

    Karena banyaknya pihak yang terkait dalam masalah transportasi, antara lain :

    Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Himpunan Perkembangan Jalan Indonesia

    (HPJI), dan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).

    6.7.PENDANAAN DAN PERAN SWASTA

    Dana/biaya sangat penting bagi perencanaan dan pengambil keputusan

    (decision maker), sebagai salah satu kriteria dalam mengevaluasi rencana-

    rencana atau desain-desain alternatif.

    Karena itu pengertian akan prinsip dasar ekonomi sehubungan dengan konsep

    biaya adalah penting.

    Komponen biaya yang berbeda di dalam biaya total penyediaan danpelayanan transportasi harus ditanggung oleh kelompok yang berbeda,

    sehingga dalam penyusunan biaya transportasi harus ditentukan jenis biaya

    dan penanggung jawab biaya.

    6.7.1.Konsep Biaya

    Biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk

    penetapan tarif dan cara penyediaan transportasi, agar pengoperasian

    transportasi mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi.

    a. Biaya sebagai dasar penentu tarif jasa transportasi, diperhitungkan

    biaya pelayanan (cost of service) yang terdiri atas :

    Biaya langsung

    Biaya tidak langsung

    b. Biaya modal dan biaya operasional

    Biaya modal (capital cost)

    Adalah biaya yang digunakan untuk investasi awal (initial

    investment) serta peralatan lainnya, termasuk di dalamnya bunga

    uang (interest rate).

    Biaya operasional (operational cost)

    Adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan transportasi,

    meliputi:

    Biaya pemeliharaan jalan, bantalan rel kereta api, alur

    pelayaran, pelabuhan, dermaga, penahanan gelombang, dam,

    menara, rambu-rambu jalan, udara, dan laut.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    50/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    50

    Biaya pemeliharaan kendaraan : bis, truk, lokomotif, gerbong,

    pesawat udara, kapal-kapal penyeberangan (ferry boat) barang

    dan penumpang.

    Biaya transportasi, meliputi biaya bahan bakar, pelumas (oli),

    tenaga penggerak (generator set), upah/gaji dari awak (crew)

    kapal/pesawat/bis/kereta api, serta biaya terminal (stasiun KA,

    pelabuhan udara, pelabuhan laut, terminal bis).

    Biaya-biaya penyebaran informasi, terdiri atas biaya iklan,

    promosi, penerbitan buku tarif, administrasi, dan sebagainya.

    Biaya umum dan biaya lain-lain, seperti biaya kantor, gaji, biaya

    rumah tangga, biaya humas (hubungan masyrakat), biaya

    akutansi, dan lain-lain.

    c. Biaya tetap dan biaya variabel :

    Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan setiap bulan,

    sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah,

    tergantung pada pengoperasian alat-alat transportasi.

    d. Biaya kendaraan (automobile cost), ialah jumlah yang diperlukan

    untuk pengadaan bahan bakar, pelumas (oli), suku cadang (spare

    parts), perbaikan (reparation).

    e. Biaya gabungan (joint cost/common cost), dikenal dalam

    pengoperasian alat-alat transportasi, seperti : biaya angkutan barang

    (cargo), dan biaya penumpang (passenger) yang menghasilkan biaya

    gabungan.

    f. Biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost):

    Biaya langsung ialah jumlah biaya yang diperhitungkan dalamproduksi jasa-jasa angkutan, misal untuk penerbangan. Biaya

    langsung terdiri atas biaya bahan bakar, gaji awak pesawat, biaya

    pendaratan.

    Biaya tidak langsung terdiri atas biaya harga peralatan,

    perbaikan/reparasi, workshop, akutansi, dan biaya umum/kantor.

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi Libre

    51/58

    SISTEM TRANSPORTASI

    51

    g. Biaya unit dan biaya rata-rata :

    Biaya unit/satuan (unit cost) ialah biaya total dibagi unit jasa

    produk yang dihasilkan.

    Biaya rata-rata (average cost) ialah biaya total dibagi jumlah

    produk atau jasa yang dihasilkan.

    6.7.2.Sumber Dana

    Pendanaan untuk penyediaan pelayanan transportasi umumnya

    bersumber dari pemerintah pusat dan daerah.

    Beberapa bagian dari pajak kepemilikan (kendaraan)dan pemasukan

    dari sektor transportasi dapat digunakan untuk pengembangan sektor

    transportasi.

    Untuk Indonesia saat ini, diperkirakan dana pemerintah pusat mencakup

    64% dari kebutuhan pelayanan total, sehingga pemerintah daerah

    harus menutup sisanya sebesar 36%.

    Proporsi pendanaan pemerintah pusat untuk pelayanan transportasi

    sangat bervariasi, dari 4% untuk transportasi umum, sampai lebih dari

    60% untuk jalan perkotaan dan manajemen lalu lintas.

    Penerimaan pemerintah daerah dari sektor transportasi adalah royalty

    pembayaran pajak bahan bakar, pajak pemilikan kendaraan bermotor,

    serta retribusi parkir, terminal, dan angkutan umum. Penerimaan

    pemerintah tersebut selanjutnya di alokasikan untuk penyelenggaraan

    transportasi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    (APBD), baik yang murni ataupun dengan dana pendamping luar negeri

    (loan), yang diatur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

    berlaku.

    Di samping sumber dana yang berasal dari pemerintah, juga ada sumber

    dana dari pihak swasta, seperti dalam investasi jalan tol.

    6.7.3.Peran Swasta

  • 7/21/2019 Sistem Transportasi