survey kepuasan pelanggan bumbu desa di bogor

Upload: andri-ferdian

Post on 10-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    1/187

    ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN

    RESTORAN BUMBU DESA BOGOR

    Oleh :

    ARISMAN

    A14104006

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2008

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    2/187

    RINGKASAN

    ARISMAN. Analisis Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor.

    Dibawah bimbingan POPONG NURHAYATI.

    Kota Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia dengan jumlah

    penduduk pada tahun 2007 sebesar 879.138 jiwa (BPS Bogor 2007). Berdasarkan

    data dari Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Bogor, jumlah penduduk Kota

    Bogor yang bekerja pada tahun 2003 sebesar 1705 orang. Pada tahun 2004,

    jumlah penduduk Kota Bogor yang bekerja meningkat sebesar 183,28 persen.

    Pada tahun 2005, penduduk Kota Bogor yang bekerja mengalami penurunan

    sebesar 44,02 persen. Kemudian pada tahun 2006, jumlah penduduk Kota Bogor

    yang bekerja mengalami pertumbuhan sebesar 15,5 persen.

    Semakin tingginya jumlah penduduk Kota Bogor yang bekerja

    menyebabkan terjadinya berbagai perubahan-perubahan pada pada perilaku

    masyarakat Kota Bogor. Salah satu perubahan tersebut adalah pada perilaku

    makan. Dengan kesibukan yang dimiliki, sebagian masyarakat Kota Bogor tidak

    memiliki cukup waktu untuk memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan,

    termasuk memenuhi kebutuhan dasar yaitu makanan. Sebagian masyarakat Kota

    Bogor mencari pola konsumsi makan yang lebih bersifat praktis, cepat, sehat dan

    nyaman. Kegiatan pola konsumsi yang bersifat praktis, cepat, sehat dan nyaman

    tersebut dapat diperoleh masyarakat melalui restoran-restoran yang banyak

    tersebar. Salah satu jenis restoran yang mengalami perkembangan setiap tahunnya

    adalah restoran tradisional. Restoran Bumbu Desa Bogor adalah salah satu

    restoran tradisional Sunda yang baru beroperasi pada tanggal 8 September 2007.

    Pada awal beroperasinya, Restoran Bumbu Desa Bogor melakukan promosi arak-

    arakan berbudaya Sunda dengan membawa beranekaragam bahan baku produk

    (ayam, sayur-sayuran, dan lain-lain). Hal ini dilakukan untuk menarik perhatiankonsumen. Selain promosi arak-arakan, Restoran Bumbu Desa Bogor juga

    melakukan promosi iklan di media cetak, radio, spanduk/baliho yang dipasang di

    jalan-jalan dan meyebarkan undangan ke instansi-instansi di Bogor. Bentuk-

    bentuk promosi yang dilakukan tersebut berhasil, terbukti dari penerimaan

    penjualan restoran pada bulan pertama melebihi target dari apa yang diharapkan.

    Setelah bulan pertama, penerimaan penjualan Restoran Bumbu Desa Bogor tidak

    stabil (fluktuatif). Pihak restoran banyak menerima keluhan dari konsumen.

    Banyak konsumen yang mengeluh dengan rasa produk yang berubah-ubah setiap

    harinya untuk jenis yang sama, kecepatan waitress (pelayan restoran) yang lama

    dalam mengantarkan pesanan ke kosumen, wastafel yang terlalu pendek atau

    ceper sehingga lantai di bawah wastafel becek dan lain-lain. Selain itu

    Restoran Bumbu Desa Bogor menawarkan berbagai produk, harga dan pelayananyang berbeda dibandingkan restoran-restoran yang sudah ada. Pemesanan produk

    ke pramusaji di dapur (tempat penataan produk/makanan yang ditawarkan dengan

    cara prasmanan) mengundang berbagai reaksi dari konsumen.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen

    Restoran Bumbu Desa Bogor, menganalisis kepuasan konsumen Restoran Bumbu

    Desa Bogor, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen

    Restoran Bumbu Desa Bogor, memberikan alternatif strategi yang dapat

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    3/187

    dilakukan oleh restoran untuk meningkatkan kinerja restoran serta kepuasan

    konsumen. Penelitian ini dilaksanakan di Restoran Bumbu Desa Bogor dari bulan

    Februari 2008 sampai Maret 2008. Data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan

    observasi langsung melalui wawancara dengan pihak manajer restoran dan

    responden, serta menyebarkan kuesioner kepada responden. Data sekunderdiperoleh Badan Pusat Statistik (BPS) kota Bogor, Dinas Informasi

    Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial

    Kota Bogor, perpustakaan, internet, dan literatur dari berbagai sumber yang terkait

    dengan topik penelitian.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei

    dengan mengambil sampel dari satu populasi menggunakan kuisioner sebagai alat

    pengumpulan data pokok. Pengambilan sampel responden dalam penelitian ini

    digunakan teknik judgement sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang

    dilakukan dengan terlebih dahulu merumuskan kriteria-kriteria acuan. Penelitian

    ini menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM). Ukuran sampel

    yang disarankan untuk analisis SEM adalah antara 100-200 (Firdaus dan Farid,

    2008). Peneliti mengambil 150 responden terpilih dengan menyebarkan 150kuesioner. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah pengujian

    kuesioner, analisis deskriptif, dan analisis SEM.

    Restoran Bumbu Desa Bogor merupakan restoran yang baru beroperasi di

    Kota Bogor yang menerapkan sistem prasmanan/semi buffet dalam penyajian

    produk makanan. Restoran Bumbu Desa Bogor memiliki visi Bumbu Desa

    didirikan sebagai wujud dedikasi dan apresiasi kepada para jagoan-jagoan masak

    zaman dahulu, ibu rumah tangga dan pembantu-pembantu rumah yang telah

    berjasa dalam memperkaya khasanah dan cita rasa masakan Sunda sehingga

    menjadi kekayaan keanekaragaman cita rasa nusantara sampai saat ini.

    Sedangkan misi dari Restoran Bumbu Desa Bogor adalah Kami Sangat

    Mengenal Konsumen Kami, Kami Mengenal Pesaing Kami, Kami Memiliki

    Strategi, Pemimpin Kami Mengetahui Arah, Kami Sepenuhnya Memegang

    Kendali, Kami Selalu Dapat Menciptakan Perubahan, Kami sangat Menikmati

    Apa yang sedang Kami Lakukan.

    Karakteristik konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor berusia 27-36 tahun,

    berjenis kelamin laki-laki, daerah asal Kota Bogor, suku bangsa Sunda,

    pendidikan terakhir sarjana (S1), pegawai swasta/BUMN, pendapatan per bulan >

    Rp 3.600.000, informasi Restoran Bumbu Desa Bogor diperoleh melalui

    teman/kerabat. Kepuasan terhadap kualitas produk paling tinggi pada variabel

    keragaman produk. Konsumen sudah puas terhadap harga produk. Kepuasan

    konsumen terhadap service quality (kualitas pelayanan) paling tinggi pada

    variabel kesigapan waitress dan kebersihan fasilitas restoran. Kepuasan konsumen

    terhadap emotional factor (faktor emosi)paling tinggi pada variabel bentukproduk. Kepuasan konsumen terhadap kemudahan paling tinggi pada variabel

    kemudahan mendapatkan produk.

    Berdasarkan hasil SEM, variabel keragaman produk memiliki pengaruh

    tertinggi dalam membangun kepuasan terhadap kualitas produk dengan nilai

    sebesar 0,89. Variabel harga produk memiliki pengaruh dalam membangun

    kepuasan harga dengan nilai sebesar 1,00. Variabel kesigapan waitress dan

    kebersihan fasilitas restoran memiliki pengaruh tertinggi dalam membangun

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    4/187

    kepuasan service quality (kualitas pelayanan) dengan nilai sebesar 0,70.

    Variabel bentuk produk memiliki pengaruh tertinggi dalam membangun kepuasan

    emotional factor (faktor emosi)dengan nilai sebesar 0,71. Variabel kemudahan

    mendapatkan produk memiliki pengaruh tertinggi dalam membangun kepuasan

    kemudahan dengan nilai sebesar 0,98. Dari kelima variabel laten dalam

    membangun kepuasan konsumen, service quality (kualitas pelayanan) memilikipengaruh tertinggi dengan nilai sebesar 0,88 dan harga memiliki pengaruh

    terendah dengan nilai sebesar 0,18.

    Alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk rasa produk adalah terus

    meningkatkan kualitas dan kelezatan produk dengan memberikan takaran bumbu

    yang pas yang juga disesuaikan dengan jenis produk yang ditawarkan, yang

    tentunya juga harus sesuai dengan selera konsumen. Rasa produk yang ditawarkan

    restoran harus konsisten setiap harinya. Adanya potongan harga akan merangsang

    konsumen untuk melakukan pembelian produk dalam jumlah yang besar. Selain

    itu, strategi harga produk yang bisa diterapkan oleh Restoran Bumbu Desa Bogor

    adalah memberikan potongan harga (diskon) kepada konsumen yang telah

    mempunyai member card. Alternatif strategi yang dapat diterapkan restoran untuk

    meningkatkan kecepatan mengantarkan pesanan adalah menambah jumlahwaitress yang beroperasi untuk setiap shift-nya.Warna produk yang ditawarkan

    Restoran Bumbu Desa Bogor sudah menarik, kelihatan fresh dan sesuai dengan

    warna aslinya untuk suatu produk. Pihak manajemen restoran harus

    mempertahankan kinerja warna produk yang ditawarkan. Alternatif strategi yang

    bisa dilakukan Restoran Bumbu Desa Bogor kepada konsumen yang sedang

    waiting list adalah memberikan minuman pembuka secara gratis, membuat stand

    makanan dan stand minuman di teras tempat waiting list. Hal ini dapat

    meningkatkan kepuasan konsumen tersebut.

    Adapun saran yang dapat diberikan bagi pihak Restoran Bumbu Desa

    Bogor adalah (1) Restoran Bumbu Desa Bogor harus mengaktifkan lagi

    pembuatan member carduntuk semua konsumen yang melakukan pembelian di

    RestoranBumbu Desa Bogor lebih dari 2 kali, (2) melakukan promosi restoran

    dengan menyebarkan brosur-brosur dan pamflet ke perusahan-perusahan, instansi-

    instansi dan kelompok-kelompok di luar Kota Bogor, (3) rasa produk yang

    ditawarkan oleh Restoran Bumbu Desa Bogor harus konsisten setiap harinya, (4)

    memberikan potongan harga (diskon) kepada konsumen yang melakukan

    pembelian dalam jumlah besar, (5) membuat daftar harga untuk menu makanan,

    (6) menambah jumlah waitress yang beroperasi untuk setiap shift-nya untuk

    meningkatkan kecepatan mengantarkan pesanan konsumen, (7) pihak manajemen

    restoran harus mengatur formasi penempatan waitress antara waitress yang

    bertugas mengantarkan pesanan ke konsumen dengan waitressyang stand by di

    setiap bagian area restoran, (8) menggunakan wadah yang cocok untuk produk

    yang ditawarkan, sehingga kepuasan konsumen terhadap variabel ini dapatditingkatkan, dan (9) memberikan minuman pembuka secara gratis, membuat

    stand makanan dan stand minuman di teras tempat waiting list. Hal ini dapat

    meningkatkan kepuasan konsumen tersebut.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    5/187

    ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN

    RESTORAN BUMBU DESA BOGOR

    Oleh :

    ARISMAN

    A14104006

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian,

    Institut Pertanian Bogor

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2008

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    6/187

    Judul : Analisis Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor

    Nama : Arisman

    NRP : A14104006

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing

    Ir.Popong Nurhayati

    NIP. 131 995 654

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Pertanian

    Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr

    NIP. 131 124 019

    Tanggal Lulus :

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    7/187

    PERNYATAAN

    DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

    ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN BUMBU DESA BOGOR

    BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

    DIAJUKAN SEBAGAI TULISAN KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

    TINGGI LEMBAGA MANAPUN.

    Bogor, Mei 2008

    Arisman

    A14104006

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    8/187

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 20 Desember 1985. Penulis

    merupakan anak pertama dari empat bersaudara, putra pasangan keluarga Bapak

    Khaidir dan Ibu Erna

    Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 43 Ganting Tambuo,

    Bukittinggi dari tahun 1992 sampai tahun 1998. Penulis melanjutkan pendidikan

    menengah di SLTP Negeri 1 Tilatang Kamang, Bukittinggi pada tahun 1998

    hingga selesai pada tahun 2001. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan

    di SMU Negeri 1 Tilatang Kamang, Bukittinggi dan lulus pada tahun 2004. Pada

    tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi

    Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,

    Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan

    Seleksi Masuk IPB).

    Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai organisasi

    kemahasiswaan diantaranya sebagai staff Keuangan Departemen Usaha Koperasi

    Mahasiswa periode 2005-2006, Staf Departemen Kewirausahaan MISETA

    periode 2005-2006 dan Staf Departemen Dalam Negeri BEM Fakultas Pertanian

    2006-2007. Selain itu, penulis juga aktif sebagai Asisten Dosen Ekonomi Umum

    selama penulis semester 7 dan semester 8. Penulis juga aktif dalam berbagai

    kepanitiaan acara di kampus.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    9/187

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWt, yang telah

    memberi rahmat, hidayah, dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan baik, tidak lupa shalawat dan salam selalu penulis sampaikan

    kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Penulis juga menyampaikan terima

    kasih kepada :

    1. Kedua orang tuaku, Ayah dan Ibu atas doa dan dukungan tiada henti. Irwan,Ardi, dan Rani adikku terima kasih atas doa dan sms-sms motivasinya.

    2. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telahdengan sabar memberikan bimbingan, dukungan dan motivasi bagi penulis.

    3. Dra. Yusalina, MSi selaku dosen penguji utama yang telah berkenanmemberikan saran dan kritik pada penelitian ini.

    4. Etiya, SP, MM selaku dosen penguji wakil departemen atas segala saran dankritik pada penelitian ini.

    5. Ir. Anita Ristianingrum, MSi selaku dosen pembimbing akademik atasbimbingan selama penulis kuliah.

    6. Pihak Restoran Bumbu Desa Bogor: Pak Rony Umaran, Mas Robi, Mas Rudi,Mba Lisa, Mba Rita, Mas Taufik, Mba Pifit serta seluruh karyawan restoran,

    terima kasih untuk seluruh informasi,bantuan,dan keramahan selamapenulis

    melakukan penelitian.

    7. Dosen pengajar dan pengelola Manajemen Agribisnis tanpa terkecuali terimakasih atas semua pengalaman dan ilmunya.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    10/187

    8. Harizt terima kasih atas pinjaman komputernya yang mempermudah penulisdalam menulis skripsinya.

    9. Mela terima kasih atas bantuan dan semua masukan-masukannya dalampenulisan skripsi ini.

    10.Vera terima kasih atas bantuannya dan kesabarannya dalam mengolah datapenelitian penulis.

    11.Teman-teman yang telah menjadikan empat tahun belakangan ini lebihmenyenangkan dari pada yang penulis bayangkan., Maswah, Dini, Cumenk,

    Iwan, Acuy, Lukman, Ovik, Beckhem, Agus, Nurhadi, Tika, Dika, Cimay,

    Yustika,, Trio Kendal, Ranjur, Mita, Trow2, Ucy, Nuy, Rini, Meli, Nanin,

    Loci, Irna, Tezti, Bibip, Dina, Bertha, Chika, Silmy, Fadel, Krishna, Ragil,

    Doni, Taufik, Anggoy, Duta, Nunu dan semua anak AGB 41 yang tidak

    mungkin disebutkan satu persatu.

    12.Ciwel terima kasih telah menjadi pembahas pada seminar penilitian penulis.13.Dita, Hariz, dan Dila teman-teman satu bimbingan skripsi..semangat ngerjain

    skripsinya..!!!

    14.Mita, Dini, Juventi, Cumi selama 7 semester bersama-sama dalam bimbinganakademik.

    15.Teman-teman KOPMA: Warid, Galih, Ilyas, Nyoti, Endah, Nita, Medina,Jaka, Edi, Mas Bagus, Mas Ario, Vani, Eri, Mas Tri, Ganang, Evan. Masa-

    masa indah di KOPMA tidak akan penulis lupakan. Semua waktu penulis

    banyak dihabiskan di KOPMA untuk menjalankan bisnis dan meningkatkan

    softskill.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    11/187

    16.Pipih, Fani, Widi, Dedi, Pampam, Desta, ka Idam teman-teman se DepartemenKewirausahaan MISETA bersama kalian softskillpenulis bisa bertambah dan

    bersama kalian penulis merasakan susahnya ngedanus tw ya..

    17.Teman-teman BEM A se Departemen Dalam Negeri: Edo, Ayi, Dimas, Vela,Nining yang selalu memberi semangat kepada penulis pada saat downdalam

    segala hal

    18.Teman se KKP Desa Cikelat: Didik, Manda, Rika, Mika, dan Arti terima kasihatas kerjasamanya selama KKP dan telah mempercayakan penulis menjadi

    koordinator desa dan membantu penulis menjadi seorang pemimpin yang baik.

    19.Teman-teman KKP Kecamatan Cisolok: Adit, Silvi, Irna, Piye, Meta, Ulfa,Babeh, Wulan, Febi, Tutut, Meli, Pipih dan lain-lain.

    20.Teman se asrama TPB C1: Gandi, Heru, Adios terima kasih kepada kaliansemua atas perhatian, dan motivasinya yang membuat penulis yakin menjalani

    kuliah di IPB.

    21.Teman-teman selorong Phoenix: Bimo, Tuko, Sigit, Ambi, Arip, Agus, Diki,Febrian, Sugi bersama kalain penulis menjalani masa-masa di asrama yang

    serba kekurangan hehehehe.

    22.Seluruh orang-orang dalam masa laluku dan masa sekarang. Rani, Refki,Abud, Rosi, Eko, Ari, Resti, dan Lisa terima kasih atas motivasi yang

    diberikan penulis pada saat pengerjaan skripsi ini. Kalian semua teman masa

    laluku dan akan tetap menjadi temanku untuk selamanya..

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    12/187

    ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR............................................................................................i

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... iiDAFTAR TABEL .................................................................................................. v

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

    I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

    1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 7

    1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 10

    1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 10

    II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Restoran ............................................................................................... 112.2 Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................. 13

    2.2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Kepuasan Konsumen ............ 132.2.2 Penelitian Terdahulu

    Mengenai Structural Equation Modeling(SEM) ..................... 16

    III.KERANGKA PEMIKIRAN3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................... 22

    3.1.1 Model Perilaku Pembelian ....................................................... 22

    3.1.2 Proses Keputusan Pembelian ................................................... 22

    3.1.3 Kepuasan Konsumen ................................................................ 25

    3.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ...... 27

    3.1.5 Kualitas Produk ........................................................................ 30

    3.1.6 Harga ........................................................................................ 32

    3.1.7 Service Quality(Kualitas Pelayanan)....................................... 33

    3.1.8 Emotional Factor(Faktor Emosi) ............................................ 38

    3.1.9 Kemudahan .............................................................................. 39

    3.1.10 Pengukuran Kepuasan .............................................................. 39

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................ 42

    IV.METODE PENELITIAN4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 464.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 46

    4.3 Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data ........................ 47

    4.4 Metode Analisis Data ........................................................................... 49

    4.4.1 Skala Likert .............................................................................. 49

    4.4.2 Pengujian Kuesioner ................................................................ 50

    4.4.3 Analisis Deskriptif ................................................................... 514.4.4 Analisis Structural Equation Modelling (SEM) ...................... 52

    4.4.5 Implementasi Model SEM ....................................................... 58

    V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    5.1 Sejarah Singkat Restoran Bumbu Desa Bogor..................................... 64

    5.2 Struktur Organisasi .............................................................................. 66

    5.3 Kapasitas dan Kegiatan Restoran ......................................................... 72

    5.4 Keunggulan dan Keunikan ................................................................... 74

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    13/187

    iii

    5.5 Bauran Pemasaran ................................................................................ 75

    5.5.1 Produk ...................................................................................... 75

    5.5.2 Price .........................................................................................76

    5.5.3 Place ......................................................................................... 77

    5.5.4 Promotion................................................................................. 77

    VI. HASIL DAN PEMBAHASAN6.1 Karakteristik Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor....................... 80

    6.1.1 Usia .......................................................................................... 80

    6.1.2 Jenis Kelamin ........................................................................... 81

    6.1.3 Kota Asal .................................................................................. 82

    6.1.4 Suku Bangsa ............................................................................. 83

    6.1.5 Status Pernikahan ..................................................................... 84

    6.1.6 Pendidikan ................................................................................ 84

    6.1.7 Pekerjaan .................................................................................. 85

    6.1.8 Pendapatan ............................................................................... 85

    6.1.9 Sumber Informasi Mengenai Restoran Bumbu Desa Bogor .... 86

    6.2 Analisis Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor ............. 88

    6.2.1 Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas ProdukRestoran Bumbu Desa Bogor ................................................... 88

    6.2.2 Kepuasan Konsumen terhadap Harga

    Restoran Bumbu Desa Bogor ................................................... 90

    6.2.3 Kepuasan Konsumen terhadap Service Quality

    (Kualitas Pelayanan) Restoran Bumbu Desa Bogor ................ 90

    6.2.4 Kepuasan Konsumen terhadapEmotional Factor

    (Faktor Emosi) Restoran Bumbu Desa Bogor ......................... 95

    6.2.5 Kepuasan Konsumen terhadap KemudahanRestoran Bumbu Desa Bogor ................................................... 96

    6.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

    Restoran Bumbu Desa Bogor ............................................................... 99

    6.3.1 Analisis Model Awal

    Structural Equation Modelling(SEM)..................................... 99

    6.3.2 Rekomendasi Model

    Structural Equation Modeling (SEM) .................................... 101

    6.3.3 Hubungan antara Kualitas Produk dengan Variabel Indikator

    Kualitas Produk ...................................................................... 103

    6.3.3.1 Keragaman Produk (X12) ....................................... 104

    6.3.3.2 Rasa Produk (X11) .................................................. 105

    6.3.4 Hubungan antara Harga dengan Variabel Indikator Harga .... 105

    6.3.4.1 Harga Produk (X21) ................................................ 106

    6.3.5 Hubungan antara Service Quality (Kualitas Pelayanan) dengan

    Variabel Indikator Service Quality (Kualitas Pelayanan) ...... 1066.3.5.1 Kesigapan Waitress(X37) ...................................... 107

    6.3.5.2 Kebersihan Fasilitas Restoran (X32) ...................... 107

    6.3.5.3 Kesesuaian Pesanan dengan Produk yang Disajikan

    (X36) ....................................................................... 108

    6.3.5.4 Daftar Menu (X33) .................................................. 109

    6.3.5.5 Keramahan Pelayan Restoran (X38) ....................... 110

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    14/187

    iv

    6.3.5.6 Kemampuan Pramusaji Berkomunikasi dengan

    Konsumen (X310) ................................................... 111

    6.3.5.7 Pengetahuan Pramusaji terhadap Produk (X39) ..... 112

    6.3.5.8 Penampilan Pelayan Restoran (X31) ...................... 112

    6.3.5.9 Kecepatan Mengantarkan Pesanan (X35) ............... 113

    6.3.6 Hubungan antaraEmotional Factor (Faktor Emosi) denganVariabel IndikatorEmotional Factor (Faktor Emosi) ........... 114

    6.3.6.1 Bentuk Produk (X41) .............................................. 115

    6.3.6.2 Warna Produk (X42) ............................................... 115

    6.3.7 Hubungan antara Kemudahan dengan Variabel Indikator

    Kemudahan ............................................................................ 116

    6.3.7.1 Kemudahan Mendapatkan Produk (X51)................ 117

    6.3.7.2 Kemudahan Mendapatkan Tempat Duduk (X52) ... 117

    6.3.8 Hubungan antara Kualitas Produk, Harga, Service Quality

    (Kualitas Pelayanan),Emotional Factor (Faktor Emosi) dan

    Kemudahan terhadap Kepuasan Konsumen........................... 118

    6.3.8.1 Kepuasan Konsumen terhadap Service Quality

    (Kualitas Pelayanan) ............................................... 1196.3.8.2 Kepuasan Konsumen terhadap Emotional Factor

    (Faktor Emosi) ........................................................ 120

    6.3.8.3 Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas Produk ..... 120

    6.3.8.4 Kepuasan Konsumen terhadap Kemudahan............ 121

    6.3.8.5 Kepuasan Konsumen terhadap Harga ..................... 122

    6.4 Implikasi Alternatif Strategi ............................................................... 122

    6.4.1 Kualitas Produk ...................................................................... 122

    6.4.2 Harga.. ................................................................................ 123

    6.4.3 Service Quality (Kualitas Pelayanan)..................................... 124

    6.4.4 Emotional Factor (Faktor Emosi) .......................................... 127

    6.4.5 Kemudahan ............................................................................ 128

    VII. KESIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Kesimpulan. ............................................................................... 130

    7.2 Saran. . ................................................................ 132

    VIII. DAFTAR PUSTAKA

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    15/187

    v

    DAFTAR TABEL

    No. Halaman

    1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas DasarHarga Konstan Tahun 2000 Menurut Jenis Pengeluaran (miliar rupiah),

    Tahun 2003-2006 .............................................................................................. 2

    2. Penduduk Kota Bogor yang Bekerja Tahun 2003-2006 ................................... 3

    3. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor, Tahun 2004-2007 ................. 4

    4. Perkembangan Jumlah Restoran Berdasarkan Jenis Hidangan

    di Kota Bogor, Tahun 2004-2007 ................................................................... 5

    5. Restoran Tradisional Sunda di Kawasan Pajajaran Bogor ................................ 6

    6. Penelitian Terdahulu Mengenai Kepuasan Konsumen ................................... 16

    7. Penelitian Terdahulu Mengenai Structural Equation Modeling(SEM) ......... 21

    8. Notasi Lisrel .................................................................................................. 58

    9. Jabatan Karyawan Restoran Bumbu Desa Bogor ........................................... 71

    10. Sebaran Responden Berdasarkan Usia ............................................................ 8111. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 81

    12. Sebaran Responden Berdasarkan Kota Asal ................................................... 82

    13. Sebaran Responden Berdasarkan Suku Bangsa .............................................. 83

    14. Sebaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan ...................................... 84

    15. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................... 85

    16. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .......................................... 85

    17. Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan ................................ 86

    18. Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi ...................................... 87

    19. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan

    Terhadap Restoran Bumbu Desa Bogor .......................................................... 98

    20. Goodness of Fit Model Awal ........................................................................ 101

    21. Goodness of Fit Model Rekomendasi ........................................................... 103

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    16/187

    vi

    DAFTAR GAMBAR

    No. Halaman

    1. Penerimaan Restoran Bumbu Desa Bogor, Oktober 2007-Februari 2008. ....... 82. Model Perilaku Keputusan Konsumen dan Faktor-faktor yang

    Mempengaruhinya. ......................................................................................... 24

    3. Tahapan-Tahapan Proses Keputusan Pembelian. ........................................... 25

    4. Diagram Proses Kepuasan Pelanggan. ............................................................ 27

    5. Kerangka Pemikiran Operasional ................................................................... 45

    6. Model Persamaan Struktural. .......................................................................... 59

    7. Struktur Organisasi Restoran Bumbu Desa Bogor. ........................................ 79

    8. Path Model Awal Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor ....... 100

    9. Path Model Rekomendasi Kepuasan Konsumen.

    Restoran Bumbu Desa Bogor. ....................................................................... 102

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    17/187

    vii

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Halaman

    1. Kuisioner Penelitian Analisis Kepuasan Konsumen

    Restoran Bumbu Desa Bogor .......................................................................... 1372. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Penelitian ........................................ 142

    3. Output LISREL ............................................................................................... 143

    4. Daftar Menu Makanan .................................................................................... 156

    5. Daftar Menu Minuman .................................................................................... 157

    6. Dokumentasi Produk ...................................................................................... 158

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    18/187

    1

    I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2007,

    jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 218.868.791jiwa. Pertumbuhan

    penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahunnya (BPS, 2008)

    mengindikasikan pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga Indonesia semakin

    meningkat.

    Tabel 1 menjelaskan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas Dasar

    Harga Konstan tahun 2000, Menurut Jenis Pengeluaran. Pengeluaran konsumsi

    rumah tangga merupakan penyumbang terbesar pembentukan PDB Indonesia

    pada tahun 2003 sampai tahun 2006. Pada tahun 2003, pengeluaran konsumsi

    rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 60,65 persen terhadap pembentukan

    PDB Indonesia. Pada tahun 2004, kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga

    terhadap pembentukan PDB Indonesia turun menjadi 60,62 persen. Pada tahun

    2005, kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap pembentukan PDB

    Indonesia turun menjadi 59,62 persen. Kemudian pada tahun 2006, pengeluaran

    konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 58,32 persen terhadap

    pembentukan PDB Indonesia.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia 2007 untuk pengeluaran

    penduduk rata-rata per kapita sebulan menurut kelompok barang, sebesar 53,86

    persen pengeluaran penduduk Indonesia adalah untuk makanan dan sebesar 46,14

    persen untuk bukan makanan.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    19/187

    2

    Tabel 1 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Konstan

    Tahun 2000 Menurut Jenis Pengeluaran, Tahun 2003-2006

    No Pengeluaran

    Jumlah

    2003 2004 2005 2006

    miliarrupiah %

    miliarrupiah %

    miliarrupiah %

    miliarrupiah %

    1

    PengeluaranKonsumsi

    Rumah Tangga 956.593,4 60,65 1.004.109 60,6 1.043.805,1 59,6 1.076.928,1 58,3

    2

    Pengeluaran

    KonsumsiPemerintah 121.404,1 7,69 126.248,7 7,62 134.625,6 7,69 147.563,7 7,99

    3

    Pembentukan

    Modal Tetap

    Domestik

    Bruto 309.431,1 19,62 354.865,7 21,4 393.177,8 22,5 404.606,6 21,9

    4

    a. Perubahan

    Inventori 45.996,7 - 25.099,1 - 18.652,1 - 13.095,1 -

    b. Diskrepansi

    Statistik -26.895,8 1,21 8.757,2 0,99 4.319,8 0,82 24.035,7 -0,59

    5

    Ekspor Barang

    dan Jasa 599.516,4 - 680.621 - 791.995,9 - 864.503,5 -

    6

    DikurangiImpor Barang

    dan Jasa 428.874,6 10,82 543.183,8 8,29 635.920,1 8,92 684.077,8 9,77

    7

    Produk

    Domestik

    Bruto (PDB) 1.577.171,3 100 1.656.516,8 100 1.750.656,1 100 1.846.654,9 100

    Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2007

    Setiap penduduk atau individu adalah seorang konsumen, karena

    melakukan kegiatan konsumsi baik pangan, non pangan maupun jasa. Setiap hari

    seseorang pasti membutuhkan makanan, baik itu berupa makanan pokok maupun

    makanan tambahan.

    Kota Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia dengan jumlah

    penduduk pada tahun 2007 sebesar 879.138 jiwa (BPS Bogor 2007). Berdasarkan

    data dari Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Bogor, jumlah penduduk Kota

    Bogor yang bekerja pada tahun 2003 sebesar 1.705 orang. Pada tahun 2004,

    jumlah penduduk Kota Bogor yang bekerja meningkat sebesar 183,28 persen.

    Pada tahun 2005, penduduk Kota Bogor yang bekerja mengalami penurunan

    sebesar 44,02 persen. Kemudian pada tahun 2006, jumlah penduduk Kota Bogor

    yang bekerja mengalami pertumbuhan sebesar 15,5 persen (Tabel 2).

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    20/187

    3

    Semakin tingginya jumlah penduduk Kota Bogor yang bekerja

    menyebabkan terjadinya berbagai perubahan-perubahan pada pada perilaku

    masyarakat Kota Bogor. Salah satu perubahan tersebut adalah pada perilaku

    makan. Dengan kesibukan yang dimiliki, sebagian masyarakat Kota Bogor tidak

    memiliki cukup waktu untuk memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan,

    termasuk memenuhi kebutuhan dasar yaitu makanan. Sebagian masyarakat Kota

    Bogor mencari pola konsumsi makan yang lebih bersifat praktis, cepat, dan

    nyaman. Kegiatan pola konsumsi yang bersifat praktis, cepat, dan nyaman

    tersebut dapat diperoleh masyarakat melalui restoran-restoran yang banyak

    tersebar.

    Tabel 2 Penduduk Kota Bogor yang Bekerja Tahun 2003-2006Tahun Jumlah Penduduk Kota Bogor yang Bekerja (orang) Pertumbuhan (%)

    2003 1.705 -

    2004 4.830 183,28

    2005 2.704 44,02

    2006 3.123 15,5

    Sumber : Dinas Tenaga Keja dan Sosial Kota Bogor, 2007

    Perkembangan restoran Kota Bogor cenderung mengalami peningkatan

    setiap tahunnya (Tabel 3). Pada tahun 2004 restoran yang ada di Kota Bogor

    hanya berjumlah 84 buah, namun pada tahun 2007 jumlahnya meningkat menjadi

    93 buah. Pada tahun 2005, pertumbuhan jumlah restoran hanya sebesar 2,38

    persen, tahun 2006 pertumbuhan jumlah restoran sebesar 5,81 persen dan tahun

    2007 pertumbuhan jumlah restoran menurun menjadi 2,19 persen (Dinas

    Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2007). Penurunan ini

    dipicu oleh adanya kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar

    minyak akibat kenaikan harga minyak mentah dunia. Hal ini menyebabkan

    pengusaha perlu mengeluarkan biaya operasional yang lebih besar jika akan

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    21/187

    4

    mendirikan restoran di tahun 2007. Pada Oktober tahun 2005 harga minyak

    mentah dunia mencapai 60 dolar AS per barel,1 Februari tahun 2006 naik

    dikisaran 64,45 dolar AS,2 dan kenaikan tajam terjadi Oktober tahun 2007

    mencapai 90 dolar AS per barel.3

    Tabel 3 Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor, Tahun 2004-2007

    Tahun Jumlah Restoran (unit) Laju pertumbuhan (%)

    2004 84 -

    2005 86 2,38

    2006 91 5,81

    2007 93 2,19

    Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2007

    Restoran yang ada di Kota Bogor cukup bervariasi. Dinas Informasi

    Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor (2006) membagi jenis restoran

    berdasarkan jenis hidangannya menjadi lima macam yaitu: (1) Restoran Indonesia

    yaitu restoran yang menyajikan berbagai jenis makanan yang biasa menjadi menu

    orang Indonesia, (2) Restoran Tradisional yaitu restoran yang menyajikan

    berbagai makanan yang berasal dari daerah tertentu yang ada di Indonesia seperti

    restoran Sunda di Jawa Barat atau restoran minang dari Sumatera Barat, (3)

    Restoran Internasional yaitu restoran yang menyajikan makanan yang secara

    umum dikonsumsi oleh masyarakat dunia, (4) Restoran Oriental yaitu restoran

    yang menyajikan makanan khas Asia Timur seperti restoran Cina atau Jepang dan

    (5) Restoran Kontinental yaitu restoran yang menyajikan berbagai makanan ala

    eropa. Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor menurut jenis hidangan

    1Dika. 2005. Dampak Kebijakan Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Terhadap Perdagangan

    Saham.http://www.jurnalskripsi.com. Diakses Tanggal 12 Mei 20082Rudi Prasetyo. 2006. Harga Minyak Dunia Naik. www.tempointeraktif.com. Diakses Tanggal12 Mei 2008

    3 Susilo Bambang Yudhoyono..2007.Harga BBM Industri Naik. http://dimastidano.wordpress.

    com. Diakses Tanggal 12 Mei 2008

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    22/187

    5

    selama empat tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4. Restoran-restoran yang

    ada di Kota Bogor bisa menawarkan lebih dari satu jenis hidangan. Sebuah

    restoran bisa menawarkan jenis hidangan Tradisional dan Indonesia, jenis

    hidangan Oriental dan Kontinental, jenis hidangan Internasional dan Kontinental,

    dan lain-lain. Semakin banyak jumlah dan bervariasinya restoran di Kota Bogor

    mendorong para pengelola untuk menghasilkan pelayanan yang memiliki daya

    saing tinggi dalam memenangkan pasar.

    Tabel 4 menjelaskan salah satu restoran yang mengalami perkembangan

    setiap tahunnya adalah restoran tradisional. Perkembangan jumlah restoran

    tradisional mengalami peningkatan dari tahun 2004-2007. Pada tahun 2005,

    pertumbuhan jumlah restoran tradisional sebesar 5,88 persen. Kemudian pada

    tahun 2006, pertumbuhan jumlah restoran tradisional mengalami penurunan

    menjadi 2,78 persen. Pada tahun 2007, pertumbuhan restoran tradisional

    mengalami peningkatan menjadi 8,1 persen.

    Tabel 4 Perkembangan Jumlah Restoran Berdasarkan Jenis Hidangan

    di Kota Bogor, Tahun 2004-2007

    Jenis Hidangan

    Restoran

    Jumlah

    2004 2005 2006 2007

    unit % unit % unit % unit %

    Restoran Indonesia 34 - 49 44,12 49 0 53 8,16

    Restoran Tradisional 34 - 36 5,88 37 2,78 40 8,1

    RestoranInternasional

    31- 33 6,50 38 15,15 45 18,42

    Restoran Oriental 26 - 31 19,23 36 16,13 43 19,44

    Restoran Kontinental 26 - 29 11,54 43 48,28 46 6,98

    Sumber: Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Bogor, 2007

    Semakin berkembangnya jumlah restoran di Kota Bogor terutama untuk

    restoran tradisional, menimbulkan tingkat persaingan yang cukup tinggi pada

    usaha restoran. Selain itu, banyaknya restoran yang menyajikan berbagai jenis

    makanan menunjukkan semakin banyaknya alternatif restoran yang dapat dipilih

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    23/187

    6

    oleh masyarakat. Restoran yang dipilih masyarakat tidak hanya dijadikan sebagai

    tempat makan saja, tetapi juga sebagai tempat berkumpul bersama keluarga dan

    tempat istirahat. Untuk sebagian besar golongan masyarakat, restoran juga dipilih

    berdasarkan kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, faktor emosi dan

    kemudahan untuk mendapatkan produk/jasa restoran tersebut.

    Kawasan Pajajaran Bogor merupakan salah satu kawasan yang dijadikan

    alternatif untuk tempat makan di luar karena pada kawasan tersebut terdapat

    banyak restoran yang menyajikan berbagai jenis hidangan, terutama restoran

    tradisional Sunda. Tabel 5 menjelaskan restoran-restoran tradisional Sunda yang

    berada di kawasan Pajajaran Bogor. Di tengah maraknya persaingan antar

    restoran, khususnya di Pajajaran Bogor, restoran-restoran yang ada saling

    berlomba untuk menciptakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan

    konsumen.

    Tabel 5 Restoran Tradisional Sunda di Kawasan Pajajaran Bogor

    No Nama Restoran Tradisional Sunda Lokasi

    1 Restoran Waroeng Kebun Jl. Pajajaran 57

    2 Restoran Larissa Jl. Pajajaran 47

    3 Restoran Saung Mirah Jl. Pajajaran 21-C

    4 Restoran Gurih 7 Jl. Pajajaran 102

    5 Restoran Raos Kabita Jl. Pajajaran 102

    6 Restoran Bumbu Desa Bogor Jl. Pajajaran 18

    Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2007

    Restoran Bumbu Desa Bogor merupakan salah satu restoran tradisional

    Sunda yang berlokasi di Jl. Pajajaran No.18 Bogor. Dibandingkan dengan

    restoran-restoran tradisional lainnya di Kota Bogor, Restoran Bumbu Desa Bogor

    merupakan restoran yang baru berdiri dan beroperasi sejak tanggal 8 September

    2007. Sebagai restoran yang baru berdiri dan untuk mampu bertahan di tengah

    maraknya persaingan restoran, sudah selayaknya Restoran Bumbu Desa Bogor

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    24/187

    7

    memprioritaskan kepuasan bagi konsumennya. Oleh karena itu, analisis mengenai

    kepuasan konsumen perlu dilakukan untuk memperoleh keunggulan bersaing.

    1.2 Perumusan Masalah

    Perkembangan usaha restoran yang pesat (Tabel 3) menyebabkan

    persaingan yang sangat ketat diantara berbagai jenis restoran. Persaingan yang

    sangat ketat ini menyebabkan restoran-restoran tersebut berusaha untuk

    mempertahankan kepuasan konsumen.

    Restoran Bumbu Desa Bogor adalah salah satu restoran tradisional Sunda

    yang berlokasi di Jl. Pajajaran No. 18 Bogor. Dibandingkan dengan restoran-

    restoran tradisional Sunda lainnya di Kota Bogor, Restoran Bumbu Desa Bogor

    tergolong restoran yang baru beroperasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan

    manajer Restoran Bumbu Desa Bogor yang mengatakan bahwa secara umum

    tujuan dari usaha restoran ini adalah untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi,

    memperluas lahan usaha, mengangkat budaya Sunda dan menyediakan lapangan

    kerja.

    Restoran Bumbu Desa Bogor merupakan cabang ke-7 dengan pusatnya di

    Bandung. Pada awal beroperasinya, Restoran Bumbu Desa Bogor melakukan

    promosi arak-arakan berbudaya Sunda dengan membawa beranekaragam bahan

    baku produk (ayam, sayur-sayuran, dan lain-lain). Hal ini dilakukan untuk

    menarik perhatian konsumen. Selain promosi arak-arakan, Restoran Bumbu Desa

    Bogor juga melakukan promosi iklan di media cetak, radio, spanduk/baliho yang

    dipasang di jalan-jalan dan meyebarkan undangan ke instansi-instansi di Bogor.

    Bentuk-bentuk promosi yang dilakukan tersebut berhasil, terbukti dari penerimaan

    penjualan restoran pada bulan Oktober 2007 yaitu sebesar Rp 700 juta.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    25/187

    8

    Penerimaan ini melebihi target dari apa yang diharapkan. Setelah bulan pertama,

    penerimaan penjualan Restoran Bumbu Desa Bogor tidak stabil (fluktuatif). Pada

    bulan November 2007, penerimaan penjualan Restoran Bumbu Desa Bogor turun

    menjadi Rp 600 juta. Pada bulan Desember 2007, penerimaan penjualan Restoran

    Bumbu Desa Bogor meningkat kembali menjadi Rp 650 juta. Setelah itu pada

    bulan Januari 2008 dan Februari 2008, penerimaan penjualan Restoran Bumbu

    Desa Bogor berturut-turut menurun lagi menjadi Rp 500 juta dan Rp 400 juta.

    Penerimaan Restoran Bumbu Desa Bogor disajikan dalam Gambar 1.

    Pener iman Res t oran Bum bu Des a ,

    O kt o b e r 2 0 0 7 - F e b ru a ri 2 0 0 8

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    1 2 3 4 5

    Bulan

    Gambar 1 Penerimaan Restoran Bumbu Desa Bogor,

    Oktober 2007 Februari 2008.

    Pihak restoran banyak menerima keluhan dari konsumen. Banyak

    konsumen yang mengeluh dengan rasa produk yang berubah-ubah setiap harinya

    untuk jenis yang sama, kecepatan waiter (pelayan restoran) yang lama dalam

    mengantarkan pesanan ke kosumen, wastafel yang terlalu pendek atau ceper

    sehingga lantai di bawah wastafel becek dan lain-lain. Selain itu Restoran

    Bumbu Desa Bogor menawarkan berbagai variasi produk setiap minggunya,

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    26/187

    9

    harga, dan pelayanan yang berbeda dibandingkan restoran-restoran yang sudah

    ada. Sistem semi buffet/prasmanan yang diterapkan restoran dalam penyajian

    makanannya menimbulkan berbagai reaksi dari konsumen. Beberapa konsumen

    memberikan respon positif terhadap sistem semi buffet/prasmanan dan beberapa

    konsumen memberikan respon negatif terhadap sistem semi buffet/prasmanan ini.

    Dengan sistem semi buffet/prasmanan yang diterapkan oleh restoran

    menyebabkan waktu penyajian makanan ke konsumen melebihi dari waktu yang

    diharapkan (10 menit), karena makanan yang dipesan akan terlebih dahulu

    dimasak oleh cook di dapur.

    Berbagai fenomena di atas mendorong peneliti untuk mendapatkan

    informasi mengenai kepuasan/ketidakpuasan konsumen. Dengan adanya informasi

    tersebut, pihak manajemen dapat menciptakan suatu strategi yang baik untuk

    mendapatkan konsumen yang puas sebanyak mungkin.

    Berdasarkan uraian di atas, masalah-masalah yang dihadapi yaitu:

    1. Bagaimana karakteristik konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor?

    2. Bagaimana kepuasan konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor?

    3. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen Restoran

    Bumbu Desa Bogor?

    4. Alternatif strategi apa yang dapat diberikan untuk meningkatkan kinerja

    restoran serta kepuasan konsumen?

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    27/187

    10

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan:

    1. Menganalisis karakteristik konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor

    2. Menganalisis kepuasan konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor

    3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen Restoran

    Bumbu Desa Bogor

    4. Memberikan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh restoran untuk

    meningkatkan kinerja restoran serta kepuasan konsumen

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dengan diketahuinya

    karakteristik konsumen dan kepuasan konsumen dapat menjadi masukan yang

    berarti bagi Restoran Bumbu Desa Bogor agar mampu menghadapi persaingan

    dan mampu bersaing di pasar. Bagi peneliti untuk memberikan wawasan

    pengalaman dan informasi baru yang berharga sekaligus sebagai wadah untuk

    menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan diperkuliahan.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    28/187

    11

    II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Restoran

    Menurut Wirakusumah dalam Maharani (2007), secara umum usaha jasa

    makanan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu usaha rumah makan dan catering.

    Usaha rumah makan dapat berupa kantin, kafetaria, maupun restoran dalam usaha

    kecil, menengah, atau besar. Menurut Marsum (1993), restoran adalah

    tempat/bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan

    pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan atau

    minuman. Definisi lain dari restoran menurut Badan Pusat Statistik Indonesia

    (2003), yaitu sektor yang mencakup kegiatan usaha penyediaan makanan dan

    minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat jualan.

    Marsum (1993) menjelaskan bahwa terdapat empat macam tipe dasar

    pelayanan restoran yaitu:

    1. Table Service

    Table Service adalah suatu sistem pelayanan restoran dimana para tamu duduk

    di kursi menghadap meja makan kemudian makanan maupun minuman

    diantarkan dan disajikan kepada para tamu. Dalam hal ini yang menyajikan

    makanan dan minuman bisa waitermaupun waitress.

    2. Counter Service

    Counter Service adalah suatu sistem pelayanan restoran dimana para tamu

    datang duduk di counter. Apabila makanan dan minuman yang dipesannya

    sudah siap makan akan disajikan kepada tamu tadi di atas counter, yang

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    29/187

    12

    dimaksud dengan istilah counter adalah meja panjang yang membatasi dua

    ruangan: ruangan dapur dan ruangan restoran.

    3. Self Service

    Self service atau kadang-kadang disebut juga dengan buffet service adalah

    suatu sistem pelayanan restoran dimana semua makanan secara lengkap (dari

    hidangan pembuka, soup, hidangan utama, hidangan penutup, dan sebagainya)

    telah ditata dan diatur dengan rapi di atas meja hidangan atau meja prasmanan.

    Para tamu secara bebas mengambil sendiri hidangannya sesuai dengan selera

    maupun kesukaannya. Sedangkan untuk minuman panas, pada umumnya

    disajikan oleh petugas.

    4. Carry Out Service

    Carry out servicekadang-kadang disebut juga sebagai take out serviceyaitu

    sistem pelayanan restoran dimana tamu datang untuk membeli makanan yang

    telah siap atau disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam boks (kotak) untuk

    dibawa pergi. Jadi makanan tidak dinikmati di tempat itu.

    Menurut Sugiarto (2004), terdapat empat indikator yang menjadi unsur

    penilaian terhadap pelaksanaan restoran yaitu:

    1. Ketanggapan/keresponsifan

    Ketanggapan merupakan ukuran seberapa besar perhatian karyawan restoran

    dalam membantu pelanggan dengan cepat seperti kerapian dan kebersihan

    meja, keluhan, dan penyampaian informasi.

    2. Ciri

    Ciri adalah sifat yang menunjang fungsi dasar suatu produk dan merupakan

    sifat khas dari merek tertentu seperti cita rasa, ukuran dan porsi.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    30/187

    13

    3. Keandalan pelayanan

    Unsur keandalan pelayanan digunakan untuk mengukur seberapa baik

    penyampaian produk kepada pelanggan meliputi kecepatan pelayanan,

    perhatian, sikap, dan keramahan pelayanan selama pemesanan dan pengaturan

    sistem pembelian dan pembayaran.

    5. Wujud dan Penampilan

    Unsur wujud diartikan sebagai penampilan restoran berupa fasilitas dan

    interior.

    Menurut Marsum (1993), restoran tradisional adalah restoran yang

    menyajikan masakan dari daerah (suku) yang spesifik dan dekorasinya juga

    disesuaikan dengan daerah tersebut, bahkan pakaian seragam pekerjanya

    bernuansa tradisional atau etnik.

    2.2 Kajian Penelitian Terdahulu

    2.2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Kepuasan Konsumen

    Siska (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Kepuasan dan

    Loyalitas Konsumen di Restoran Padang Trio Permai. Teknik sampling yang

    digunakan adalah non probability sampling dan judgement sampling. Data yang

    diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan

    karakteristik umum dan loyalitas responden. Teknik yang digunakan untuk tingkat

    kepuasan konsumen terhadap atribut produk layanan adalah Importance

    Performance AnalysisdanChi-squareuntuk menganalisis hubungan karakteristik

    konsumen dengan loyalitas dan uji korelasi Rank Spearman untuk menganalisis

    hubungan antara kepuasan dan loyalitas. Kepuasan konsumen terhadap Restoran

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    31/187

    14

    Trio Permai dinyatakan cukup puas. Hal ini dilihat dari kinerja terhadap atribut-

    atribut restoran, dimana sebanyak 19 atribut (62,52%) dari 29 atribut yang

    dianalisis telah memuaskan konsumen. Atribut yang mempunyai kinerja yang

    tinggi adalah atribut kecepatan penyajian, sedangkan yang terendah adalah atribut

    pemutaran musik tradisional.

    Atribut yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi adalah kebersihan

    restoran. Banyaknya responden yang termasuk kriteria clients yaitu konsumen

    yang makan teratur di Restoran Trio Permai, menunjukkan bahwa konsumen puas

    dan akhirnya loyal terhadap kinerja Restoran Trio Permai.

    Pratikto (2005) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Tingkat

    Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan Restoran Famili Resto Cibubur. Teknik

    pemilihan sampel yang digunakan bersifat tidak acak atau non probability

    sampling. Pengukuran tingkat kepuasan konsumen menggunakan teknik

    penskalaan Likert. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisa tingkat

    kepentingan dan tingkat kepuasan responden terhadap mutu pelayanan Restoran

    Famili Resto Cibubur adalah metode Importance Performance Analysis.

    Hubungan antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan responden dianalisa

    dengan menggunakan uji korelasi Chi-square.

    Atribut mutu yang dinilai responden paling penting pada setiap dimensi

    mutu adalah: ketersediaan menu yang dipesan untuk dimensi reliability;

    kesesuaian dalam hal rasa dan penampakan menu untuk dimensi assurance;

    kondisi peralatan makan dan tempat penyajian untuk dimensi tangible; kesediaan

    penyaji untuk menghargai dan melayani pelanggan atau tamu untuk dimensi

    empathy; serta kemampuan penyaji menata ulang tata letak menu di meja makan

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    32/187

    15

    untuk dimensi responsiveness. Atribut mutu yang dinilai responden paling

    memuaskan pada setiap dimensi mutu adalah: ketersediaan menu yang dipesan

    untuk dimensi reliability; kesesuaian dalam hal rasa dan penampakan menu untuk

    dimensi assurance; tata letak penyajian di meja makan untuk dimensi tangible;

    kesediaan penyaji untuk menghargai dan melayani pelanggan atau tamu untuk

    dimensi empathy; serta kecepatan penyaji menambah pesanan untuk dimensi

    responsiveness.

    Maharani (2007) menganalisis Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap

    Mutu Pelayanan dan Mutu Produk Makanan di Restoran Kedai Sunda Cipayung

    Bogor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Importance

    Performance Analysis (IPA), Indeks Kepuasan Pelanggan dan Analisis Gap. Alat

    analisis IPA dan Indeks Kepuasan Pelanggan digunakan untuk menganalisis

    kepuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan, sedangkan Analisis Gap digunakan

    untuk menganalisis kepuasan pelanggan terhadap mutu produk makanan.

    Berdasarkan hasil IPA, atribut yang dianggap penting dan memuaskan

    pelanggan yaitu kecepatan mengantarkan pesanan, kesesuaian pesanan dengan

    makanan yang disajikan, kebersihan peralatan makan (piring, gelas, sendok dan

    garpu), ketepatan dalam proses pembayaran, dan kenyamanan restoran.

    Perhitungan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap mutu pelayanan menunjukkan

    bahwa pelanggan menilai puas terhadap mutu pelayanan Restoran Kedai Sunda

    dengan nilai 80 persen. Dari hasil analisis Gap, rasa merupakan satu-satunya

    karakteristik makanan yang dinyatakan dapat memberikan kepuasan pada setiap

    jenis produk makanan. Sedangkan harga merupakan karakteristik dari setiap jenis

    produk makanan yang dinilai tidak puas oleh pelanggan Restoran Kedai Sunda.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    33/187

    16

    Tabel 6 Penelitian Terdahulu Mengenai Kepuasan Konsumen

    Nama Tahun Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

    Siska 2004 Analisis Kepuasan

    dan Loyalitas

    Pelanggan terhadap

    Restoran Padang(Kasus Restoran

    Trio Permai )

    IPA,

    Chi-Square,

    Uji Korelasi

    RankSpearman

    Konsumen puas dan

    akhirnya loyal

    terhadap kinerja

    Restoran Trio Permai

    Pratikto 2005 Analisis Tingkat

    Kepuasan

    Konsumen

    terhadap Pelayanan

    Restoran Famili

    Resto Cibubur

    IPA,

    Uji korelasi,

    Chi Square

    Atribut mutu yang

    paling penting dan

    memuaskan:

    ketersediaan menu,

    kesesuaian rasa,

    kondisi peralatan

    makan, kesediaan

    penyaji melayani

    konsumen, dan tata

    letak menuMaharani 2007 Analisis Tingkat

    Kepuasan

    Pelanggan terhadap

    Mutu Pelayanan

    dan Mutu Produk

    Makanan di

    Restoran Kedai

    Sunda Cipayung

    Bogor

    IPA,

    Indeks

    Kepuasan

    Pelanggan,

    dan Analisis

    GAP

    Pelanggan menilai

    puas terhadap mutu

    pelayanan restoran.

    Rasa merupakan

    karakteristik

    makanan yang dapat

    memberikan

    kepuasan terhadap

    mutu produk

    2.2.2 Penelitian Terdahulu Mengenai Structural Equation Modeling (SEM)

    Ramadhani (2005) menganalisis Hubungan Faktor-Faktor dalam Sistem

    Penilaian Kinerja Karyawan dan Budaya Perusahaan terhadap Pengembangan

    Sumberdaya Manusia. Penelitian tersebut bertujuan menganalisis sejauh mana

    penerapan sistem penilaian kinerja karyawan dan pengaruh budaya perusahaan

    mempengaruhi pengembangan sumberdaya manusia.

    Variabel yang diamati untuk mengukur penerapan sistem penilaian kinerja

    karyawan ada delapan. Variabel tersebut yaitu kemampuan penilaian, sikap

    penilai, sikap dan perilaku karyawan, bias penilaian, uraian pekerjaan, pengakuan

    prestasi kerja, keterbukaan antar penilai dan karyawan, dan analisis jabatan.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    34/187

    17

    Kedelapan variabel tersebut dapat diterima sebagai pembentuk penerapan sistem

    penilaian kinerja karyawan karena mempunyai nilai t di atas 1,96 (tingkat

    signifikansi 5%). Variabel analisis jabatan mempunyai pengaruh paling besar

    yaitu 47,8 persen dan sebesar 1,00, sedangkan variabel sikap penilai dengan

    sebesar 0,31 memiliki pengaruh terendah yaitu lima persen. Pada budaya

    perusahaan, variabel yang memiliki pengaruh terbesar yaitu norma perusahaan

    sebesar 47 persen dan gaya kepemimpinan (= 0,77) sebagai variabel dengan

    pengaruh terendah yaitu 30 persen. Sedangkan variabel indikator yang paling

    mempunyai pengaruh terhadap pembentukan pengembangan sumberdaya manusia

    adalah penilaian desain pekerjaan yaitu 32 persen dengan sebesar 1,00.

    Penilaian proses recruitmentdan seleksi karyawan dengan sebesar 0,62 sebagai

    variabel indikator dengan kontribusi terendah yaitu 11 persen.

    Pratiwi (2006) meneliti tentang Analisis Nilai Bagi Pelanggan dan

    Loyalitas Konsumen Macaroni Panggang. Penelitian bertujuan mengidentifikasi

    karakteristik konsumen, menganalisa karakteristik konsumen, serta menganalisis

    nilai bagi pelanggan Macaroni Panggang dan loyalitas konsumen Macaroni

    Panggang. Peubah laten pelayanan, karyawan dan citra memiliki nilai peubah

    manifest yang positif dan sama besar dengan koefisisen masing-masing sebesar

    1,00. Setiap penguatan tawaran pelayanan, karyawan, dan citra sebesar satu unit

    akan menguatkan manfaat yang diharapkan pelanggan sebesar 1,00.

    Faktor lain memiliki kontribusi nilai peubah manifest sebesar 0.14 untuk

    pengalaman konsumen dan 0,05 untuk kinerja pesaing dan memiliki pengaruh

    positif. Pengaruh positif dalam hal ini adalah peningkatan pengalaman konsumen

    dan kinerja pesaing sebesar 1 unit akan meningkatkan loyalitas konsumen sebesar

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    35/187

    18

    0,14 dan 0,05. Peran kinerja pesaing yang relatif kecil ini disebabkan karena

    peubah kinerja pesaing tidak berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas

    konsumen.

    Kombong (2007) meneliti tentang Analisis Kepuasan Konsumen Restoran

    Bakul-Bakul Bogor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini

    menggunakan analisis deskriptif, yang menganalisis karakteristik, kepuasan

    konsumen serta rekomendasi strategi dan analisis SEM untuk mengetahui faktor-

    faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen Restoran Bakul-Bakul.

    Faktor-faktor yang membangun kepuasan paling besar adalah kepuasan

    terhadap produk dengan (nilai korelasi) sebesar 0,68, kemudian kepuasan

    terhadap citra dengan sebesar 0,54 dan kepuasan terhadap pelayanan dengan

    sebesar 0,50. Masing-masing variabel tersebut memiliki pengaruh positif dalam

    membangun kepuasan. Kepuasan terhadap produk dibangun oleh higienis (1,00),

    cita rasa (0,85), kualitas penyajian (0,83), kesegaran makanan (0,78), keragaman

    menu (0,72), dan porsi (0,51). Kepuasan terhadap citra restoran dibangun oleh

    lokasi restoran (1,00), suasana restoran (0,93), harga (0,88), kebersihan restoran

    (0,88), desain restoran (0,66), dan lapangan parkir (0,47). Nilai T-value

    keseluruhan variabel di atas memiliki nilai lebih besar dari 1,96 (signifikansi 5

    persen), yang berarti bahwa variabel produk, citra dan pelayanan beserta seluruh

    variabel yang membangunnya berpengaruh nyata terhadap kepuasan.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini

    menganalisis kepuasan konsumen restoran tradisional Sunda dengan

    menggunakan analisis SEM. Teori yang digunakan untuk menentukan variabel-

    variabel yang membentuk kepuasan konsumen bersumber dari Irawan (2007). Hal

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    36/187

    19

    ini berbeda dengan penelitian terdahulu mengenai analisis kepuasan konsumen

    restoran tradisional Sunda yang menggunakan teori Engel et al., (1995) untuk

    menentukan variabel-variabel pembentuk kepuasan konsumen.

    Menurut Engel et al.,(1995), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

    konsumen adalah produk, pelayanan dan citra. Sedangkan menurut Irawan (2007),

    faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah kualitas produk,

    harga, service quality (kualitas pelayanan), emotional factor (faktor emosi) dan

    kemudahan. Kombong (2007) mengunakan teori Engel et al., (1995) untuk

    menentukan variabel-variabel yang membangun kepuasan konsumen. Kombong

    (2007) dalam penelitiannnya yang berjudul Analisis Kepuasan Konsumen

    Restoran Bakul-Bakul Bogor, menggunakan empat peubah laten dan 16 peubah

    manifest. Peubah laten yang digunakan adalah kepuasan, produk, citra dan

    pelayanan. Variabel produk terdiri dari sub variabel: cita rasa, porsi, higienis,

    kualitas penyajian, keragaman menu dan kesegaran makanan. Variabel citra terdiri

    dari sub variabel: suasana restoran, lokasi restoran, desain restoran, tempat parkir,

    kebersihan restoran, dan harga. Variabel pelayanan terdiri dari sub variabel:

    kecepatan pelayanan, keramahan pelayanan, kecepatan menanggapi keluhan

    konsumen, dan penampilan karyawan. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti

    menggunakan teori Irawan (2007) dalam menentukan variabel-variabel yang

    membangun kepuasan konsumen. Penelitian ini berjudul Analisis Kepuasan

    Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor. Penelitian ini menggunakan lima

    variabel laten dan 17 variabel manifest (variabel indikator).Variabel laten dalam

    penelitian ini adalah: variabel kualitas produk, variabel harga, variabel service

    quality(kualitas pelayanan), variabel emotional factor(faktor emosi), dan variabel

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    37/187

    20

    kemudahan. Variabel kualitas produk terdiri dari sub variabel: rasa produk dan

    keragaman produk. Variabel harga terdiri dari sub variabel: harga produk.

    Variabel service quality(kualitas pelayanan) terdiri dari sub variabel: penampilan

    pelayan restoran, kebersihan fasilitas restoran, daftar menu, alunan musik,

    kecepatan mengantarkan pesanan, kesesuaian pesanan dengan produk yang

    disajikan, kesigapan waiter, keramahan pelayan restoran, pengetahuan pramusaji

    terhadap produk, dan kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen.

    Variabel emotional factor(faktor emosi) terdiri dari sub variabel: bentuk produk

    dan warna produk. Variabel kemudahan terdiri dari sub variabel: kemudahan

    mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan tempat duduk.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    38/187

    21

    Tabel 7 Penelitian Terdahulu Mengenai SEM

    Nama Tahun Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

    Ramadhani 2005 Analisis Structural

    Equation Modeling

    (SEM) pada Faktor-

    Faktor dalam Sistem

    Penilaian Kinerja

    Karyawan dan Budaya

    Perusahaan terhadap

    Pengembanagan

    Sumberdaya Manusia

    SEM Variabel analisis

    jabatan mempunyai

    pengaruh paling

    besar dan variabel

    sikap penilai

    mempunyai

    pengaruh paling

    rendah.

    Pratiwi 2006 Analisis Nilai dan

    Loyalitas Pelanggan

    Macaroni Panggang,

    Bogor

    SEM Peubah laten

    pelayanan,

    karyawan, dan citra

    memiliki nilai

    positif terhadap

    manfaat yang

    diharapkan

    pelanggan

    Kombong 2007 Analisis Kepuasan

    Konsumen Restoran

    Bakul-Bakul Bogor

    SEM Faktor yang

    membangun

    kepuasan paling

    besar dan paling

    kecil masing-

    masing adalah

    kepuasan produk

    dan kepuasan

    pelayanan

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    39/187

    22

    III KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

    Pada bagian ini dipaparkan beberapa teori mengenai hal-hal yang

    berkaitan dan relevan dengan penelitian yang dilakukan. Tinjauan teori-teori ini

    menjadi landasan pemikiran dalam melakukan penelitian.

    3.1.1 Model Perilaku Pembelian

    Menurut Engel et al., (1994) terdapat tiga faktor utama yang

    mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk yaitu,

    pengaruh lingkungan meliputi budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga,

    dan situasi. Faktor perbedaan individu meliputi sumberdaya konsumen, motivasi

    dan keterlibatan, pengetahuan sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi.

    Faktor psikologis meliputi pengolahan informasi, pembelajaran, dan perubahan

    sikap atau perilaku (Gambar 2).

    3.1.2 Proses Keputusan Pembelian

    Perilaku manusia dalam melakukan proses pembelian cukup sulit untuk

    didefinisikan. Hal ini disebabkan karena terlalu kompleksnya hal-hal yang

    mempengaruhi manusia untuk mengkonsumsi atau membeli suatu produk.

    Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli tidak

    muncul begitu saja, tetapi melalui suatu tahapan tertentu. Menurut Engel et al.,

    (1994) terdapat lima tahapan proses keputusan konsumen yaitu pengenalan

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    40/187

    23

    kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi hasil

    (Gambar 3).

    Pengenalan Kebutuhan, konsumen mempersepsikan perbedaan antara

    keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan

    dan mengaktifkan proses keputusan. Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya

    bergantung pada seberapa banyak ketidaksesuaian yang ada diantara keadaan

    aktual (situasi konsumen sekarang) dan keadaan yang diinginkan (yaitu, situasi

    yang diinginkan konsumen).

    Pencarian Informasi, konsumen mencari informasi yang disimpan dalam

    ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan

    keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal). Jika informasi yang didapat dari

    pencarian internal ini telah memadai untuk dapat memberikan arah tindakan yang

    memuaskan, maka pencarian eksternal tidak diperlukan. Sebaliknya jika informasi

    yang dibutuhkan belum memadai atau bahkan tidak tersedia sama sekali, maka

    perlu diadakan pencarian eksternal.

    Evaluasi Alternatif, konsumen mengevaluasi pilihan, berkaitan dengan

    manfaat dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. Konsumen

    kemungkinan akan menggunakan beberapa kriteria evaluasi yang berbeda

    misalnya, harga, merek, dan sebagainya.

    Pembelian, konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti

    yang dapat diterima bila perlu. Ada dua faktor yang mempengaruhi konsumen

    yang berada dalam keadaan bermaksud untuk membeli dan keputusan membeli.

    Faktor pertama adalah sikap orang lain terhadap perilaku pembelian yang

    dilakukan, akan memberi motivasi positif atau motivasi negatif terhadap

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    41/187

    24

    konsumen. Faktor yang kedua adalah situasi yang tidak terantisipasi, seperti

    adanya kebutuhan lain yang lebih mendesak, kehilangan dan sebagainya.

    Gambar 2 Model Perilaku Keputusan Konsumen dan

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Sumber : Engel et al.1994

    Hasil, konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi

    kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan. Konsumen akan merasa puas

    bila hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebaliknya

    konsumen akan merasa tidak puas jika hasil yang diperoleh jauh dari apa yang

    Perbedaan Individu

    Sumberdaya Konsumen

    Motivasi dan Keterlibatan

    Pengetahuan

    Sikap, Kepribadian, Gaya

    hidup, Demografi

    Pengaruh Lingkungan

    Budaya

    Kelas Sosial

    Pengaruh Pribadi

    Keluarga

    Situasi

    Proses Psikologi

    Pengolahan Informasi

    Pembelajaran

    Perubahan Sikap dan

    Perilaku

    Proses Keputusan

    Pengenalan Kebutuhan

    Pencarian Informasi

    Evaluasi Alternatif

    Pembelian

    Hasil

    Strategi Pemasaran

    Produk

    Harga

    Tempat

    Promosi

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    42/187

    25

    diharapkan. Hal ini berarti, bahwa upaya untuk mempertahankan pelanggan

    menjadi hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran.

    Gambar 3 Tahapan-Tahapan Proses Keputusan Pembelian.Sumber: Engel et al.(1994)

    3.1.3 Kepuasan Konsumen

    Menurut Irawan (2007), kepuasan atau satisfactionadalah kata dari bahasa

    latin yaitu satis yang berarti enoughatau cukup danfacereyang berarti to doatau

    melakukan. Jadi, produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk atau jasa

    yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pada

    tingkat cukup. Dalam konteks teori consumer behaviour, kepuasan lebih banyak

    didefinisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau

    menggunakan suatu produk atau jasa. Aritonang (2005) mendefinisikan kepuasan

    sebagai hasil penilaian pelanggan terhadap apa yang diharapkannya dengan

    membeli dan mengkonsumsi produk. Sedangkan menurut Kotler (2005), kepuasan

    adalah perasaan senang dan kecewa seseorang yang muncul setelah

    Pengenalan Kebutuhan

    Pencarian Informasi

    Evaluasi Alternatif

    Keputusan Membeli

    Evaluasi Hasil

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    43/187

    26

    membandingkan antara persepsi terhadap pelaksanan (hasil suatu produk) dengan

    harapan-harapannya.

    Menurut Irawan (2007), seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan

    yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen atau penyedia jasa.

    Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem, atau sesuatu yang bersifat

    emosi. Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan berbagi kepuasan

    dengan produsen atau penyedia jasa. Bahkan, pelanggan yang puas akan berbagi

    rasa dan pengalaman dengan pelanggan lain. Mengukur kepuasan pelanggan

    sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan

    saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta menemukan

    bagian mana yang membutuhkan peningkatan (Rangkuti, 2002).

    Menurut Rangkuti (2002), kepuasan pelanggan terhadap suatu jasa

    ditentukan oleh tingkat kepentingan pelanggan sebelum menggunakan jasa

    dibandingkan dengan hasil persepsi pelanggan terhadap jasa tersebut setelah

    pelanggan merasakan pelaksanaan jasa tersebut (Gambar 4).

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    44/187

    27

    Gambar 4. Diagram Proses Kepuasan Pelanggan.Sumber: Rangkuti (2002)

    3.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

    Menurut Umar (1999) terdapat empat faktor yang mempengaruhi

    kepuasan konsumen yaitu: (1) mutu produk dan pelayanannya, (2) kegiatan

    penjualan, (3) pelayanan setelah penjualan, dan (4) nilai-nilai perusahaan.

    Menurut Zabidi (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan

    konsumen adalah (1) kualitas produk/jasa, (2) kualitas pelayanan terutama industri

    jasa, (3) faktor emosional yaitu kepuasan lebih yang didapatkan oleh konsumen

    bila menggunakan produk/jasa bermerek tertentu, (4) harga produk/jasa yang

    berkualitas sama, tetapi harganya relatif murah akan memberikan nilai lebih tinggi

    kepada konsumen, dan (5) biaya mendapatkan produk/jasa konsumen yang tidak

    perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk

    mendapatkan produk/jasa cenderung puas terhadap produk/jasa tersebut.

    Persepsi Pelanggan

    Perceived Services

    (serviceyang diterima

    pelanggan)

    Desire Service

    GAP

    Adequated Service

    Sangat Puas

    Sangat tidak Puas

    Harapan Pelanggan

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    45/187

    28

    Menurut Lupiyoadi (2001) dalam Kombong (2007) menyatakan bahwa

    dalam menentukan kepuasan pelanggan terdapat empat faktor utama yang harus

    diperhatikan oleh perusahaan yaitu:

    (1) Mutu produk, bahwa pelanggan akan merasa puas apabila hasil evaluasi

    mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan bermutu.

    (2) Mutu pelayanan, terutama untuk industri jasa pelayanan bahwa mereka puas

    bila mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

    (3) Emosional, dimana pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan

    keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia apabila menggunakan

    produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan

    yang lebih tinggi.

    (4) Biaya yaitu pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak

    perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk/jasa maka mereka

    akan cenderung puas terhadap produk/jasa tersebut.

    Menurut Mowen & Minor dalam Maharani (2007), terdapat dua faktor

    yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu:

    a. Harapan Pelanggan

    Harapan pelanggan adalah standar yang ditetapkan terhadap pelaksanaan

    aktual produk yang dinilai. Tingkat pelaksanaan yang diharapkan dari suatu

    produk dipengaruhi oleh sifat produk itu sendiri, faktor promosi, produk

    lain, dan karakteristik pelanggan. Pengalaman pelanggan dengan produk

    sebelumnya dan karakteristik produk juga akan mempengaruhi cara

    pelanggan mengharap produk bekerja.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    46/187

    29

    b. Pengalaman Konsumsi

    Pengalaman konsumsi dapat didefinisikan sebagai kesadaran dan perasaan

    yang dialami pelanggan selama dan setelah pemakaian produk atau jasa.

    Tiga unsur pengalaman konsumsi yaitu pemakaian produk, konsumsi

    pelaksanaan, dan perasaan terhadap pengalaman konsumsi secara

    keseluruhan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen diturunkan dari

    teori Engel et al., (1995) adalah produk, pelayanan, dan citra. Salah satu

    determinan produk adalah keragaman produk. Contoh determinan citra yang

    diturunkan dari teori Engel et al., (1995) adalah lokasi, atmosfer (suasana), toko,

    desain toko, lapangan parkir, kebersihan toko dan harga.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen menurut Irawan

    (2007) adalah kualitas produk, harga, service quality (kualitas pelayanan),

    emotional factor(faktor emosi) dan kemudahan. Kualitas produk terdiri dari enam

    elemen yaituperformance, durability, feature, reliability, consistency, dandesign.

    Service quality (kualitas pelayanan) mempunyai lima dimensi yaitu, reliability,

    responsiveness, assurance, empathy, dantangible. Rasa bangga, rasa percaya diri,

    simbol sukses, bagian dari kelompok orang penting dan sebagainya adalah

    contoh-contoh emotional value yang mendasari kepuasan pelanggan. Pelanggan

    jasa akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam

    mendapatkan produk dan pelayanan.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    47/187

    30

    3.1.5 Kualitas Produk

    Menurut Griffin (2003), produk merupakan suatu barang, jasa atau

    gagasan yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan seseorang

    pelanggan. Menurut Kotler (2005), produk adalah segala sesuatu yang dapat

    ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau

    dikonsumsi, dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pokok

    mencakup objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide. Sifat-sifat

    produk yang nilainya rendah bagi pelanggan dalam hubungan dengan biaya

    sebaiknya dibuang. Sifat-sifat yang nilainya tinggi bagi pelanggan dalam

    hubungannya dengan biaya harus ditambahkan.

    Menurut Tjiptono (2004), mutu produk merupakan tingkat pelaksanaan

    suatu produk. Menurut Sumarwan (2002), seorang pelanggan akan melihat produk

    berdasarkan kepada karakteristik atau ciri/atribut dari produk tersebut. Atribut

    suatu produk dibedakan ke dalam atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik

    menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk. Sedangkan atribut abstrak

    menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi

    pelanggan. Selanjutnya Kotler (2005), menjelaskan bahwa mutu produk

    merupakan kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya, termasuk

    keawetan, keandalan, ketepatan, kemudahan dipergunakan dan diperbaiki, serta

    atribut bernilai yang lain.

    Menurut Irawan (2007), kualitas produk adalah driverkepuasan pelanggan

    yang multidimensi. Bagi konsumen, kualitas produk mempunyai beberapa

    dimensi. Paling tidak terdapat enam dimensi dari kualitas produk yang perlu

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    48/187

    31

    diperhatikan oleh setiap produsen yang ingin mengejar kepuasan pelanggan

    terhadap kualitas produk.

    Dimensi pertama adalah performance. Dimensi ini adalah dimensi yang

    paling basicdan berhubungan dengan fungsi utama dari suatu produk. Konsumen

    akan sangat kecewa apabila harapan mereka terhadap dimensi ini tidak terpenuhi.

    Bagi setiap produk/jasa, dimensi performance bisa berlainan, tergantung pada

    functional value yang dijanjikan oleh perusahaan.

    Dimensi kualitas produk yang kedua adalah reliability. Reliability lebih

    menunjukkan probabilitas produk gagal menjalankan fungsinya. Dimensi yang

    ketiga adalah feature atau fitur. Dimensi ini dapat dikatakan sebagai aspek

    sekunder. Apabila ditanyakan fitur kepada konsumen, perbedaan jawaban mulai

    terlihat lebih signifikan. Hal ini menunjukkan, walaupun performance adalah

    dimensi kualitas yang utama, tetapi daya bedanya tidak sebesar fitur. Pada titik

    tertentu, performance dari setiap merek hampir sama tetapi justru perbedaan

    terletak pada fiturnya. Ini juga mengakibatkan harapan pelanggan terhadap

    dimensiperformance relatif homogen dan harapan pelanggan terhadap fitur relatif

    heterogen. Bagi pelaku bisnis, sesuatu yang heterogen ini biasanya memberikan

    peluang yang lebih besar dalam menciptakan keunggulan bersaing.

    Selanjutnya dimensi kualitas produk yang keempat adalah durability

    (keawetan). Durability (keawetan) menunjukkan suatu pengukuran terhadap

    siklus produk baik secara teknis maupun waktu. Dimensi kualitas produk yang

    kelima adalah conformance. Dimensi ini menunjukkan seberapa jauh suatu

    produk dapat menyamai standar atau spesifikasi tertentu. Produk yang mempunyai

    conformance yang tinggi berarti produknya sesuai dengan standar yang telah

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    49/187

    32

    ditentukan. Salah satu aspek dari conformance adalah konsistensi. Dimensi

    kualitas produk yang keenam adalah desain. Dimensi desain adalah dimensi yang

    unik. Dimensi ini banyak menawarkan aspek emosional dalam mempengaruhi

    kepuasan pelanggan.

    3.1.6 Harga

    Lovelock dan Wirtz (2004), harga adalah suatu mekanisme dimana

    penjualan ditransformasikan/diubah menjadi penerimaan. Pada berbagai industri

    jasa, harga biasanya diciptakan melalui perspektif akuntansi dan keuangan. Harga

    yang sering digunakan adalah cost plus pricing. Banyak bisnis jasa bebas

    menetapkan harga jual produk dan mempunyai pemahaman yang bagus tentang

    harga dasar dan harga kompetitif. Pemahaman ini dapat menciptakan harga-harga

    yang kompetitif dan menghasilkan sistem manajemen yang canggih. Harga

    merupakan sesuatu yang kompleks dibisnis jasa dibandingkan industri

    manufaktur. Strategi penetapan harga yang efektif berusaha untuk menambah

    level penerimaan, didiskriminasikan diantara berbagai segemen pasar,

    berdasarkan persepsi nilai konsumen dan kemampuan untuk membayar. Harga

    juga bervariasi pada berbagai periode waktu.

    Untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah merupakan sumber

    kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for moneyyang

    tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi konsumen yang tidak

    sensitif terhadap harga (Irawan, 2007).

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    50/187

    33

    3.1.7 Service Quality(Kualitas Pelayanan)

    Dalam pengukuran kepuasan pelanggan perlu diketahui mengenai konsep

    dasar atau pengertian dari pelayanan. Menurut Sugiarto (2002), pelayanan adalah

    suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (pelanggan,

    tamu, klien, pasien atau penumpang) yang tingkat pemuasannya hanya dapat

    dirasakan oleh orang yang melayani dan orang yang dilayani. Menurut Rangkuti

    (2002), kualitas pelayanan merupakan kualitas cara penyampaian jasa. Menurut

    Tjiptono (2004), kualitas jasa merupakan tingkat persepsi terhadap pelaksanaan

    suatu jasa. Selanjutnya Rangkuti (2002) menjelaskan bahwa terdapat 10 kriteria

    umum atau standar yang menentukan kualitas suatu jasa, yaitu: (1) reliability

    (keandalan), (2) responsiveness(ketanggapan), (3) competence (kemampuan), (4)

    acces (mudah diperoleh), (5) courtesy (keramahan), (6) communication

    (komunikasi), (7) credibility (dapat dipercaya), (8) security (keamanan), (9)

    understanding/knowing the customer (memahami pelanggan), (10) tangibles

    (bukti nyata).

    Kesepuluh dimensi tersebut dapat disederhanakan menjadi lima dimensi,

    yaitu:

    1. Reliability(keandalan), yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai

    yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

    2. Responsiveness (ketanggapan), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam

    membantu dan memberikan pelayanan yang cepat tanggap, meliputi:

    kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam

    menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan.

  • 7/22/2019 Survey Kepuasan Pelanggan Bumbu Desa Di Bogor

    51/187

    34

    3. Assurance (jaminan), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan

    terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan

    kesopanan dalam memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan

    keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan

    dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi

    kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari competence

    (kompetensi) artinya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para

    karyawan untuk melakukan pelayanan dan courtesy (kesopanan) yang

    meliputi keramahan, perhatian dan sikap para karyawan.

    4. Empathy (empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan

    perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi

    perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dan usaha

    perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya.

    Dimensi ini merupakan penggabungan dari acces(akses) meliputi kemudahan

    untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan. Communication

    (komunikasi) merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk

    menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari

    pelanggan serta understanding/knowing the customer (memahami pelanggan)

    meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan serta

    keinginan pelanggan.

    5. Tangibles (bukti nyata), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan

    ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan