thala semi a

4
THALASEMIA Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang (NUCLEUS PRECISE, 2010) Penyebab : a. faktor genetik (herediter). b. kerusakan sel darah merah didalam pembuluh darah Tanda dan gejala lain dari thalasemia yaitu : 1. Thalasemia Mayor: Pucat Lemah Anoreksia Sesak napas Peka rangsang Tebalnya tulang kranial Pembesaran hati dan limpa / hepatosplenomegali 2. Thalasemia Minor Pucat Hitung sel darah merah normal Kadar konsentrasi hemoglobin menurun 2 sampai 3 gram/ 100ml di bawah kadar normal Sel darah merah mikrositik dan hipokromik sedang. Menurut (Suriadi, 2001) Penatalaksaan Medis Thalasemia antara lain : Pemberian transfusi hingga Hb mencapai 9-10g/dl. Splenectomy Pada thalasemia yang berat diperlukan transfusi darah rutin dan pemberian tambahan asam folat. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurangnya selera makan 2. Intoleransi Aktivitasi b/d tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan supali oksigen (O 2 ) 3. Konstipasi atau diare b/d penurunan pemasukan diet 4. Nyeri (akut) b/d agen fisikal;pembesaran organ/nodus limfe INTERVENSI 1. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurangnya selera makan. Tujuan : Kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Kriteria Hasil : Menunjukkan BB naik, tidak terjadi malnutrisi. NO. INTERVENSI RASIONAL 1. 1)Kaji riwayat nutrisi, 1) Mengidentifikasi

Upload: irmayanti-toalib

Post on 11-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hhhh

TRANSCRIPT

Page 1: Thala Semi A

THALASEMIA Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau

umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang (NUCLEUS PRECISE, 2010)

Penyebab :a. faktor genetik (herediter). b. kerusakan sel darah merah didalam pembuluh darah

Tanda dan gejala lain dari thalasemia yaitu :1. Thalasemia Mayor:

Pucat Lemah Anoreksia Sesak napas Peka rangsang Tebalnya tulang kranial Pembesaran hati dan limpa / hepatosplenomegali

2. Thalasemia Minor Pucat Hitung sel darah merah normal Kadar konsentrasi hemoglobin menurun 2 sampai 3 gram/ 100ml di bawah kadar normal Sel darah

merah mikrositik dan hipokromik sedang. Menurut (Suriadi, 2001) Penatalaksaan Medis Thalasemia antara lain :

Pemberian transfusi hingga Hb mencapai 9-10g/dl. Splenectomy Pada thalasemia yang berat diperlukan transfusi darah rutin dan pemberian tambahan asam folat.

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurangnya selera makan2. Intoleransi Aktivitasi b/d tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan supali oksigen (O2)3. Konstipasi atau diare b/d penurunan pemasukan diet4. Nyeri (akut) b/d agen fisikal;pembesaran organ/nodus limfe

INTERVENSI1. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurangnya selera makan.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Kriteria Hasil : Menunjukkan BB naik, tidak terjadi malnutrisi.NO. INTERVENSI RASIONAL1. 1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk

makanan yang disukai.2) Observasi dan catat masukan

makanan3) Timbang BB tiap hari.4) Observasi dan mencatat kejadian

mual / muntah, flatus dan gejala lain yang berhubungan

5) Berikan dan bantu higiene mulut yang baik

1) Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi.

2) Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan

3) Mengawasi penurunan BB atau efektifitas intervensi nutrisi

4) Gejala GI menunjukkan efek anemia (Hipoksia) pada organ

5) Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri meminimalkan kemungkinan infeksi.

2. Intoleransi Aktivitasi b/d tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan supali oksigen (O2)

Page 2: Thala Semi A

Tujuan : Intoleransi terhadap aktivitas akan teratasiKriteria hasil : Menujukkan peningkatan toleransi aktivitasNO. INTERVENSI RASIONAL1. 1) Kaji kemampuan Px untuk

melakukan tugas2) Kaji kehilangan / gangguan

keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot

3) Beri bantuan dalam ambulasi

1) Mempengaruhi pilihan intervensi / bantuan

2) Menunjukkan perubahan hemolegi karena defisiensi Vit B12

mempengaruhi keamanan Px / resiko cidera

3) Membantu meningkatkan harga diri ditingkatkan bila pasien melakukan sesuatu sendiri

ERITROBLASTOSIS FETALIS Eritroblastosis fetalis atau dalam  adalah suatu kelainan berupa hemolisis (pecahnya sel darah merah) pada

janin yang akan nampak pada bayi yang baru lahir karena perbedaan golongan darah dengan ibunya. Perbedaan faktor golongan darah ini akan mengakibatkan terbentuknya sistem imun (antibodi) ibu sebagai

respon terhadap sel darah bayi yang mengadung suatu antigen.Eritroblastosis fetalis biasanya terjadi apabila bayi bergolongan darah rhesus positif sedangkan ibu bergolongan darah rhesus negatif.

Eritroblastosis fetalis terjadi apabila seorang laki-laki yang bergolongan darah rhesus positif menikah dengan wanita yang bergolongan darah rhesus negatif, maka anak mereka kemungkinan besar bergolongan darah rhesus positif karena faktor rhesus bersifat dominan secera genetika.

Kasus Eritroblastosis fetalis biasanya terjadi pada kehamilan anak kedua dan seterusnya jika semua anak rhesusnya positif. Pada kehamilan pertama darah janin tidak banyak yang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu sehingga tidak terbentuk antibodi pada tubuh ibu, baru pada saat melahirkan darah janin banyak masuk ke sistem sirkulasi darah ibu. Terbentuknya antibodi setelahnya tidak berpengaruh karena bayi sudah terlahir.

Pada kehamilan berikutnya janin dalam keadaan yang lebih berbahaya karena antibodi ibu yang terbentuk setelah proses kelahiran sebelumnya menyerang sel darah janin yang mengadung antigen. Akibatnya sel-sel darah janin mengalami hemolisis (pecah) hebat.

Hemolisis (penghancuran sel darah merah sebelum waktunya) menyebabkan bayi mengalami anemia. Tubuh bayi akan merespon kekurangan sel darah merah ini dengan melepaskan sel darah merah yang masih muda yang disebut eritroblas ke dalam sirkulasi darahnya (makanya disebut eritroblastosis fetalis; fetal = fetus = janin).

LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK Lupus Eritematosus adalah penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ dengan manifestasi klinis

bervariasi dari yang ringan sampai yang berat. Pada keadaan awal, sering sekali sukar dikenal sebagai LES, karena manifestasinya sering tidak terjadi bersamaan (Sylvia dan Lorraine, 1995).

Etiologi :a. Sampai saat ini penyebab LES belum diketahui. Diduga faktor genetik, infeksi dan lingkungan ikut

berperan pada patofisiologi LES.b. Faktor Risiko

1) Faktor risiko genetik2) Faktor risiko hormon3) Sinar ultraviolet4) Imunitas5) Obat6) Infeksi7) Stres

Gejala yang palin sering adalah sebagai berikut:a. Poliartralgia (nyeri sendi) dan artiritis (peradangan sendi).b. Demam akibat peradangan kronik

Page 3: Thala Semi A

c. Ruam wajah dalam pola malar (seperti kupu-kupu) di pipi dan hidung, kata Lupus berarti serigala dan mengacu kepada penampakan topeng seperti serigala.

d. Lesi dan kebiruan di ujung kaki akibat buruknya aliran darah dan hipoksia kronike. Sklerosis (pengencangan atau pengerasan) kulit jari tanganf. Luka di selaput lendir mulut atau faring (sariawan)g. Lesi berskuama di kepala, leher dan punggungh. Edema mata dan kaki mungkin mencerminkan keterlibatan ginjal dan hipertensii. Anemia, kelelahan kronik, infeksi berulang, dan perdarahan sering terjadi karena serangan terhadap sel

darah merah dan putih serta trombosit (Elizabeth, 2009).

DX, INTERVENSI & RASIONALDx. : Kerusakan integritas kulit b.d proses penyakit.

1. Kaji kulit setiap hari. Catat warna, turgor,sirkulasi dan sensasi. Gambarkan lesi dan amati perubahan.Rasional :   Menentukan garis dasar di man perubahan pada status dapat di bandingkan dan melakukan intervensi yang tepat

2. Pertahankan/instruksikan dalam hygiene kulit, mis, membasuh kemudian mengeringkannya dengan berhati-hati dan melakukan masase dengan menggunakan lotion atau krim.Rasional :  mempertahankan kebersihan karena kulit yang kering dapat menjadi barier infeksi

3. Gunting kuku secara teratur.Rasional :   kuku yang panjang dan kasar meningkatkan risiko kerusakan dermal.

4. Tutupi luka tekan yang terbuka dengan pembalut yang steril atau barrier protektif, mis, duoderm, sesuai petunjuk.Rasional : dapat mengurangi kontaminasi bakteri, meningkatkan proses penyembuhan.

5. Kolaborasi : gunakan/berikan obat-obatan topical sesuai indikasi.Rasional : digunakan pada perawatan lesi kulit