1. makalah hipertensi

Upload: mukhlidahhanunsiregar

Post on 22-Feb-2018

295 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    1/78

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    American Society of Hypertension (ASH) mendefinisikan hipertensi

    sebagai suatu sindrom kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi

    lain yang kompleks dan saling berhubungan, yang dapat menimbulkan berbagai

    komplikasi, misalnya stroke, gagal ginjal, dan hipertrofi ventrikel kanan (Bustan

    MN, 2007).

    Menurut Lancet (2008) jumlah penderita hipertensi di dunia akan terus

    meningkat. Di India, jumlah penderita hipertensi pada tahun 2002 mencapai 60,4

    juta orang dan diperkirakan meningkat menjadi 107,3 juta orang di tahun 2025.

    Di Cina diperkirakan meningkat dari 98,5 juta orang menjadi 151,7 juta orang,

    di bagian Asia peningkatannya dari 38,4 juta orang menjadi 67,4 juta orang. Di

    negara berkembang diperkirakan sekitar 80% pada tahun 2025. Prediksi ini

    berdasarkan pada angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini.

    Di Indonesia 15 juta orang mengalami hipertensi, tetapi hanya 4% yang

    merupakan hipertensi terkontrol, 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya

    tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk

    menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor

    risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial (Armilawaty, 2007).

    Apabila penyakit ini tidak terkontrol, maka akan menyerang organ target,

    dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta

    kebutaan. Data Riskesdas (2010) juga menyebutkan hipertensi sebagai penyebab

    kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8%

    dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes, 2010).

    B. Tujuan

    Melalui makalah ini akan dibahas mengenai definisi hipertensi,

    klasifikasi hipertensi, etiologi, pathogenesis, tanda dan gejala, faktor resiko,

    komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaan penyakit hipertensi.

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    2/78

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA HIPERTENSI

    A.

    Pengertian Hipertensi

    Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding arteri ketika

    darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah merupakan

    gaya yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini

    bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan denyut jantung. Tekanan darah

    pada arteri besar bervariasi menurut denyutan jantung. Tekanan inipaling

    tinggi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika

    ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik).27,41

    Ketika jantung memompa darah melewati arteri, darah menekan

    dinding pembuluh darah. Mereka yang menderita hipertensi mempunyai

    tinggi tekanan darah yang tidak normal. Penyempitan pembuluh nadi atau

    aterosklerosis merupakan gejala awal yang umum terjadi pada hipertensi.

    Karena arteri-arteri terhalang lempengan kolesterol dalam aterosklerosis,

    sirkulasi darah melewati pembuluh darah menjadi sulit. Ketika arteri-arteri

    mengeras dan mengerut dalam aterosklerosis, darah memaksa melewati jalam

    yang sempit itu, sebagai hasilnya tekanan darah menjadi tinggi.14,28-30,32

    Tekanan darah digolongkan normal jika tekanan darah sistolik tidak

    melampaui 140 mmHg dan tekanan darah diastolik tidak melampaui 90

    mmHg dalam keadaan istirahat, sedangkan hipertensi adalah tekanan darah

    tinggi yang bersifat abnormal. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia,

    sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Secara

    umum, seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan

    darahnya lebih tinggi dari 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik

    (ditulis 140/90).27,29,30,32

    Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan

    pada arteri. Hipertensi juga disebut dengan tekanan darah tinggi, dimana

    tekanan tersebut dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    3/78

    sehingga hipertensi ini berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik dan tekanan

    diastolik. Standar hipertensi adalah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90

    mmHg.30

    Tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama

    dengan 150-180 mmHg. Tekanan diastolik biasanya juga akan meningkat dan

    tekanan diastolik yang tinggi misalnya 90-120 mmHg atau lebih, akan berbahaya

    karena merupakan beban jantung.27

    Menurut WHO yang dikutip oleh Slamet Suyono (2001:253) batas tekanan

    darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah

    sama dengan atau lebih dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.

    Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah

    sistolik/diastolik 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg).6

    Menurut Jan A. Staessen, et.al., Seseorang dikatakan hipertensi

    apabila tekanan darah sistolik (TDS) 140 mmHg atau tekanan darah diatolik

    (TDD) 90 mmHg. Beberapa tahun lalu WHO memberi batasan TDS 130 -

    139 mmHg atau TDD 85 - 89 mmHg sebagai batasan normal tinggi. Dengan

    makin banyaknya penelitian tentang komplikasi hipertensi terhadap

    Kardiovaskuler dan Ginjal, maka ditetapkan batasan tekanan darah untuk

    hipertensi semakin rendah. Vasum et.al. dalam penelitiannya bahwa tekanan

    darah normal tinggi (prehipertensi) yaitu sistolik 130 s/d 139 mmHg, distolik 85

    s/d 89 mmHg mempunyai risiko tinggi untuk kejadian kardiovaskuler

    dibandingkan dengan kelompok tekanan darah optimal sistolik

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    4/78

    otot jantung). Selain penyakit tersebut dapat pula menyebabkan Gagal Ginjal,

    Penyakit Pembuluh lain, Diabetes Mellitus dan lain-lain.2,3

    Hipertensi dianggap sebagai faktor risiko utama stroke, dimana

    stroke merupakan penyakit yang sulit disembuhkan dan mempunyai dampak

    yang sangat luas terhadap kelangsungan hidup penderita dan keluarganya.

    Hipertensi sistolik dan distolik terbukti berpengaruh pada stroke. Dikemukakan

    bahwa penderita dengan tekanan diastolik di atas 95 mmHg mempunyai risiko

    dua kali lebih besar untuk terjadinya infark otak dibanding dengan tekanan

    diastolik kurang dari 80 mmHg, sedangkan kenaikan sistolik lebih dari 180

    mmHg mempunyai risiko tiga kali terserang stroke iskemik dibandingkan

    dengan dengan tekanan darah kurang 140 mmHg. Akan tetapi pada penderita

    usia lebih 65 tahun risiko stroke hanya 1,5 kali daripada normotensi.5,8

    Dalam penulisannya tekanan darah (misalnya 120/80 mmHg) didasarkan

    pada dua fase dalam setiap denyut jantung, yaitu sistolik (nilai yang lebih tinggi

    (120mmHg) yang menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan

    diastolic (nilai yang lebih rendah (80mmHg) menunjukkan fase darah yang

    kembali ke jantung.

    B.

    Klasifikasi

    Hipertensi memerlukan pengobatan untuk menurunkan morbiditas dan

    mortalitas kardiovaskuler dan ginjal, serta komplikasi hipertensi dengan

    menurunkan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Terapi non farmakologi

    dapat dimulai sebelum atau bersama-sama obat farmakologi.8

    Tabel 2.1. Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah Dari InternationalSociety of Hypertension (ISH) For Recently Updated WHO tahun 2003

    Kategorik Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

    Optimal < 120 Dan

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    5/78

    Selain data mengenai klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa, juga diperoleh

    klasifikasi tekanan darah pada anak dan remaja, seperti dalam tabel di bawah ini.

    Tabel 2.2. Klasifikasi Hipertensi pada anak dan Remaja hingga Usia 17 tahun

    Klasifikasi Tekanan darah

    Normal < 90

    Pre Hipertensi 90 persentil - 120/80 mmHg walaupun tekanan darah tidak berada

    di antara 90 -95 persentil

    Hipertensi Tingkat 1 95 persentil plus 5 mmHg

    Hipertensi Tingkat 2 >99 persentil plus 5 mmHgSumber:National High Blood Pressure Education Program Working Group, 2005

    Menurut Linda Brookes, The update WHO/ISH hypertension guideline,

    yang merupakan divisi dari National Institute of Health di AS secara berkala

    mengeluarkan laporan yang disebut Joint National Committee on Prevention,

    Detectioan, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Laporan

    terakhir diterbitkan pada bulan Mei 2003, memberikan resensi pembaharuan

    kepada WHO/ISH tentang kriteria hipertensi yang dibagi dalam empat

    kategori yaitu optimal, normal dan normal tinggi/prahipertensi, kemudian

    hipertensi derajat I, hipertensi derajat II dan hipertensi derajad III.33

    Prahipertensi, jika angka sistolik antara 130-139mmHg atau angka

    diastolik antara 85-89 mmHg. Jika orang menderita prahipertensi maka risiko

    untuk terkena hipertensi lebih besar. Misalnya orang yang masuk kategori

    prahipertensi dengan tekanan darah130/85 mmHg-139/89 mmHg mempunyai

    kemungkinan dua kali lipat untuk mendapat hipertensi dibandingkan dengan

    yang mempunyai tekanan darah lebih rendah. Jika tekanan darah Anda masuk

    dalam kategori prahipertensi, maka dianjurkan melakukan penyesuaian pola

    hidup yang dirancang untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal.8,33

    Hipertensi derajat I. Sebagian besar penderita hipertensi termasuk

    dalam kelompok ini. Jika kita termasuk dalam kelompok ini maka perubahan

    pola hidup merupakan pilihan pertama untuk penanganannya. Selain itu juga

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    6/78

    dibutuhkan pengobatan untuk mengendalikan tekanan darah.13,33,34,35

    Hipertensi derajat II dan derajat III. Mereka dalam kelompok ini

    mempunyai risiko terbesar untuk terkena serangan jantung, stroke atau

    masalah lain yang berhubungan dengan hipertensi. Pengobatan untuk setiap

    orang dalam kelompok ini dianjurkan kombinasi dari dua jenis obat tertentu

    dibarengi dengan perubahan pola hidup.13,33,34

    Menurut Sunarta Ann dan peneliti lain, hipertensi menurut penyebabnya

    dibagi menjadi dua golongan yaitu:

    1. Hipertensi Primer/Essensial. Artinya hipertensi yang belum diketahui

    penyebabnya dengan jelas. Berbagai faktor yang diduga turut berperan

    sebagai penyebab hipertensi primer seperti bertambahnya umur, stress

    psikologis, dan hereditas/keturunan. Sekitar 90 % pasien hipertensi

    diperkirakan termasuk dalam kategori ini (Wibowo,1999).

    2. Hipertensi Sekunder. Artinya penyebab boleh dikatakan telah pasti yaitu

    hipertensi yang diakibatkan oleh kerusakan suatu organ. Yang termasuk

    hipertensi sekunder seperti : hipertensi jantung, hipertensi penyakit

    ginjal, hipertensi penyakit jantung dan ginjal, hipertensi diabetes melitus, dan

    hipertensi sekunder lain yang tidak spesifik.36Selain itu bisa dari kelainan

    pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid atau penyakit kelenjr

    adrenal, kejadian ini mencapai 10%. (Sheps, 2005).

    Sedangkan menurut bentuknya, hipertensi terbagi dalam tiga bagian yaitu

    1. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan

    diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada

    anak-anak dan dewasa muda.

    2. Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan

    tekanan darah pada sistol dan diastol.

    3. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan

    sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan

    pada usia lanjut. (Gunawan, 2001).

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    7/78

    C.

    Etiologi Hipertensi

    Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan

    denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka

    peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat

    menyebabkan hipertensi.

    Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan

    abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut

    jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme.

    Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh

    penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak meninbulkan hipertensi

    (Astawan,2002)

    Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi

    apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat

    gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang

    berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan

    aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal.

    Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik

    akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.

    Peningkata preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik (

    Amir,2002)

    Peningkatan Total Periperial Resistence yang berlangsung lama dapat

    terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau

    responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua

    hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan

    Total Periperial Resistence, jantung harus memompa secara lebih kuat dan

    dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong

    darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan

    dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan

    diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri

    mungkin mulai mengalami hipertrifi (membesar). Dengan hipertrofi, kebutuhan

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    8/78

    ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus mampu

    memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tesebut.

    Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga mulai tegang melebihi panjang

    normalnya yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan

    volume sekuncup.( Hayens, 2003 ).

    D.

    Pathogenesis Hipertensi

    Tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem

    sirkulasi dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan

    dukungan dari arteri (peripheral resistance/PR). Fungsi kerja tersebut

    dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang kompleks. Hipertensi

    merupakan abnormalitas dari faktor-faktor tersebut, yang ditandai dengan

    peningkatan curah jantung dan/atau ketahanan periferal.36

    Excess Reduce Genetic Endotelium

    sodium nephrone Stress alteration Obesity derivedintake number factors

    Renal Decreased Sympathetic Renin - Cell Hypersodium filtration nervous angiotensin membrane insulinemia

    retention surface overactivity excess alteration

    Fluid Venous

    volume constiction

    Preload Contractability Functional Structural

    constriction hypertrophy

    BLOOD PRESURE = CARDIAC OUTPUT X PERIPHERAL RESISTANCEHypertension = Increased CO And/or and/or Increased PR

    Autoregulation

    Gambar 2.1. Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    9/78

    Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

    terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini

    bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan

    keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.

    Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke

    bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron

    preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca

    ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin

    mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

    Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi

    respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan

    hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan

    jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin,2001).

    Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh

    darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang

    mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi

    epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol

    dan steroid lainnya, yang dapt memperkuat respon vasokontriktor pembuluh

    darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,

    menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I

    yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang

    pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

    menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

    peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetus

    keadaan hipertensi ( Dekker, 1996 )

    Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer

    bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia.

    Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat,

    dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya

    menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    10/78

    Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam

    mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),

    mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer

    (Corwin,2001).

    E.

    Gejala dan Tanda Hipertensi

    Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan

    darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti

    perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada

    kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).

    Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala

    sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler,

    dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh

    pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat

    bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan

    azetoma [peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin]. Keterlibatan

    pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien

    yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau

    gangguan tajam penglihatan (Wijayakusuma,2000 ).

    Menurut Elizabeth J. Corwin, sebagian besar tanpa disertai gejala yang

    mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-

    tahun berupa:29

    a.Nyeri kepala saat terjaga, kadang disertai mual dan muntah, akibat tekanan

    darah intrakranium.

    b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.

    c.

    Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.

    d.Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.

    e. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.

    Peninggian tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala, terjadi

    komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang umumnya

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    11/78

    terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala,

    keluaran darah dari hidung tiba-tiba, tengkuk terasa pegal (Wiryowidagdo, 2002)

    telingaberdengung, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang37

    .

    F.

    Diagnosis Hipertensi

    Menurut Slamet Suyono, evaluasi pasien hipertensi mempunyai tiga

    tujuan:6

    a. Mengidentifikasi penyebab hipertensi.

    b. Menilai adanya kerusakan organ target dan penyakit kardiovaskuler,

    beratnya penyakit, serta respon terhadap pengobatan.

    c. Mengidentifikasi adanya faktor risiko kardiovaskuler yang lain atau

    penyakit penyerta, yang ikut menentukan prognosis dan ikut menentukan

    panduan pengobatan.

    Data yang diperlukan untuk evaluasi tersebut diperoleh dengan cara

    anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan

    penunjang. Peninggian tekanan darah kadang sering merupakan satu-satunya

    tanda klinis hipertensi sehingga diperlukan pengukuran tekanan darah yang

    akurat. Berbagai faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran seperti faktor

    pasien, faktor alat dan tempat pengukuran.6

    Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama

    menderitanya, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti

    penyakit jantung koroner, penyakit

    serebrovaskuler dan lainnya. Apakah

    terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala yang berkaitan dengan

    penyakit hipertensi, perubahan aktifitas atau kebiasaan (sepert i merokok,

    konsumsi makanan, riwayat dan faktor psikososial lingkungan keluarga,

    pekerjaan, dan lain-lain).

    Pemeriksaan fisik dilakukan melalui pengukuran tekanan darah dua kali

    atau lebih dengan jarak dua menit, kemudian diperiksa ulang dengan

    kontrolatera.37

    Proses pengukuran ini harus memperhatikan kondisi pasien,

    pemeriksa, dan alat ukurnya. Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan dalam

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    12/78

    menegakkan diagnosis hipertensi seseorang dari pemeriksaan laboratorium sampel

    darah dan urin.

    G.

    Pengukuran Tekanan Darah

    Menurut Roger Watson, tekanan darah diukur berdasarkan berat volume

    air raksa yang harus ditanggungnya. Tingginya dinyatakan dalam millimeter.

    Tekanan darah arteri yang normal adalah 110-120 mmHg (sistolik) dan 65-80

    mmHg (diastolik). Alat pengukurtekanan darah disebut spignomanometer. Ada

    beberapa jenis spignomanometer, tetapi yang paling umum terdiri dari sebuah

    manset karet, yang dibalut dengan bahan yang difiksasi disekitarnya secara

    merata tanpa menimbulkan konstriksi. Sebuah tangan kecil dihubungkan dengan

    manset karet ini. Dengan alat ini, udara dapat dipompakan kedalamnya,

    mengembangkan manset karet tersebut dan menekan akstremita dan pembuluh

    darah yang ada didalamnya. Bantalan ini juga dihubungkan juga dengan

    sebuah manometer yang mengandung air raksa sehingga tekanan udara

    didalamnya dapat dibaca sesuai skala yang ada. 9,27

    Untuk mengukur tekanan darah, manset karet difiksasi melingkari

    lengan dan denyut pada pergelangan tangan diraba dengan satu tangan,

    sementara tangan yang lain digunakan untuk mengembangkan manset sampai

    suatu tekanan, dimana denyut arteri radialis tidak lagi teraba. Sebuah stetoskop

    diletakkan diatas denyut arteri brakialis pada fosa kubiti dan tekanan pada

    manset karet diturunkan perlahan dengan melonggarkan katupnya. Ketika

    tekanan diturunkan, mula-mula tidak terdengar suara, namun ketika mencapai

    tekanan darah sistolik terdengar suara ketukan (tapping sound) pada stetoskop

    (Korotkoff fase I). Pada saat itu tinggi air raksa didalam namometer harus

    dicatat. Ketika tekanan didalam manset diturunkan, suara semakin keras

    sampai saat tekanan darah diastolik tercapai, karakter bunyi tersebut

    berubah dan meredup (Korotkoff fase IV). Penurunan tekanan manset lebih

    lanjut akan menyebabkan bunyi menghilang sama sekali (Korotkoff fase V).

    Tekanan diastolik dicatat pada saat menghilangnya karakter bunyi tersebut.7,30,36

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    13/78

    Menurut Lany Gunawan, dalam pengukuran tekanan darah ada beberapa

    hal yang perlu diperhatikan, yaitu:7

    a. Pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk

    ataupun berbaring. Namun yang penting, lengan tangan harus dapat

    diletakkan dengan santai.

    b. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan

    angka yang agak lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring meskipun

    selisihnya relatif kecil.

    c. Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran. Pada orang yang

    bangun tidur, akan didapatkan tekanan darah paling rendah. Tekanan darah

    yang diukur setelah berjalan kaki atau aktifitas fisik lain akan memberi

    angka yang lebih tinggi. Di samping itu, juga tidak boleh merokok atau

    minum kopi karena merokok atau minum kopi akan menyebabkan tekanan

    darah sedikit naik.

    d. Pada pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau 3 kali

    berturut-turut, dan pada detakan yang terdengar tegas pertama kali mulai

    dihitung. Jika hasilnya berbeda maka nilai yang dipakai adalah nilai yang

    terendah.

    e.

    Ukuran manset harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang

    mengembang harus melingkari 80 % lengan dan mencakup dua pertiga

    dari panjang lengan atas.

    f. Pemeriksa tidak diperkenankan untuk menanyakan tekanan darah biasanya

    atau sebelumnya kepada pasien, karena dengan bertanya akan mengurangi

    keakuratan pada saat pemeriksaan, dan

    g. Pelaksanaan pengukuran tidak saat setelah pasien berkatifitas, lari, jalan jauh,

    naik tangga. (Buku Panduan Keterampilan Dasar Praktik Klinik, 2012).

    H.

    Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

    Menurut Arif Mansjoer, dkk., pemeriksaan penunjang meliputi

    pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    14/78

    bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain atau

    mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer

    lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula arah puasa, kolesterol

    total, kolesterol HDL). Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain,

    seperti klirens kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH,

    dan ekokardiografi.37

    Pemerikasaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah dipakai untuk

    menilai fungsi ginjal. Kadar kretinin serum lebih berarti dibandingkan

    dengan ureum sebagai indikator laju glomerolus (glomerolar filtration

    rate) yang menunjukkan derajat fungsi ginjal, Pemeriksaan yang lebih tepat

    adalah pemeriksaan klirens atau yang lebih popular disebut creatinin

    clearance test (CTC). Pemeriksaan kalium dalam serum dapat membantu

    menyingkirkan kemungkinan aldosteronisme primer pada pasien hipertensi.6,7,37

    Menurut Slamet Suyono, pemeriksaan urinalisa diperlukan karena selain

    dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit ginjal, juga karena

    proteinuria ditemukan pada hampir separuh pasien. Sebaiknya pemeriksaan

    dilakukan pada urin segar.6

    I.

    Faktor Risiko Hipertensi

    Faktor pemicu hipertensi dibedakan atas:

    1.Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol

    a. Umur

    Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang

    semakin besar risiko terserang hipertensi.Hipertensi pada yang berusia

    kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan

    kematian prematur (Julianti, 2005).

    Umur lebih dari 40 tahun mempunyai

    risiko terkena hipertensi.5,8,37

    Dengan bertambahnya umur, risiko terkena

    hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut

    cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50% diatas umur

    60 tahun.38

    Arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    15/78

    tekanan darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya

    meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan.32

    Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat.

    Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering

    dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar

    bila tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur.

    Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah

    dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain

    maka bisa memicu terjadinya hipertensi.30,32

    b. Jenis Kelamin

    Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata

    terdapat angka yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah

    didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita.

    Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan

    daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria

    dan 13,7% wanita.5

    Ahli lain mengatakan pria lebih banyak menderita hipertensi

    dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29 mmHg untuk

    peningkatan darah sistolik.38 Faktor jenis kelamin (gender) ini tidak

    terlepas dari beban kerja antara laki-laki dan perempuan serta pengruh

    stress dari pekerjaan yang dilakoninya. Sedangkan menurut Arif

    Mansjoer, dkk, pria dan wanita menapouse mempunyai pengaruh

    yang sama untuk terjadinya hipertensi.37

    Menurut MN. Bustan bahwa wanita lebih banyak yang menderita

    hipertensi dibanding pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya

    hormon estrogen pada wanita.8

    c. Riwayat Keluarga

    Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang

    mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi.38

    Jika seorang dari

    orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    16/78

    memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi ( Astawan,2002). Riwayat

    keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga

    mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer.38

    Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung

    meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat.Dari data statistik terbukti

    bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk

    mendapatkan hipertensi jika orang tuanya menderita hipertensi.9

    Menurut Sheps, hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan.

    Jika seorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang

    hidup kita mempunyai 35% kemungkinan mendapatkannya pula. Jika

    kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan kitamendapatkan penyakit tersebut 60%.

    34

    d. Genetik

    Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti

    dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada

    kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur).

    Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer

    (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi,

    bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang

    dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.40

    2.

    Faktor yang dapat diubah/dikontrol

    a. Kebiasaan Merokok

    Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok

    dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan.6 Selain

    dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang

    dihisap perhari. Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali

    lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok.41

    Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida

    yang diisap melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    17/78

    merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan

    proses aterosklerosis dan hipertensi.38

    Nikotin dalam tembakau merupakan penyebab meningkatnya

    tekanan darah segara setelah isapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain

    dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat

    kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam

    beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap

    nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas

    epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan

    pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena

    tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang saja maka baik

    tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg.

    Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit

    setelah berhenti mengisap rokok. Sementara efek nikotin perlahan-lahan

    menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan. Namun

    pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang

    hari.

    b. Konsumsi Asin/Garam

    Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi

    garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada

    mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap

    hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan

    darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan

    garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik(sistem pendarahan)

    yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping

    ada faktor lain yang berpengaruh.42

    Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang,

    baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka

    mengkonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah

    sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    18/78

    natrium menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu terjadinya

    hipertensi.34

    Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis

    hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa

    dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram

    tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan

    jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi

    meningkat menjadi 15-20 % (Wiryowidagdo, 2004). Pengaruh asupan

    terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma,

    curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004).Garam mengandung 40%

    sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah

    meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan

    tekanan darah (Sheps, 2000).

    Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena

    menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan

    volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam

    3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah,

    sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata

    lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari

    setara dengan 110 mmol natrium atau 2400mg/hari.36,38,42

    Menurut Alison Hull, penelitian menunjukkan adanya kaitan

    antara asupan natrium dengan hipertensi pada beberapa individu.

    Asupan natrium akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi

    cairan yang meningkatkan volume darah.26

    c. Konsumsi Lemak Jenuh

    Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya denganpeningkatan

    berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi.34

    Konsumsi lemak

    jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan

    kenaikan tekanan darah.26,34

    Penurunan konsumsi lemak jenuh,

    terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    19/78

    peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari

    minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari

    tanaman dapat menurunkan tekanan darah.26

    d.

    Penggunaan Jelantah

    Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali

    dipakai untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak

    yang telah rusak. Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam

    seperti kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain. Meskipun beragam,

    secara kimia isi kendungannya sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni terdiri

    dari beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh

    (ALTJ). Dalam jumlah kecil terdapat lesitin, cephalin, fosfatida, sterol,

    asam lemak bebas, lilin, pigmen larut lemak, karbohidrat dan protein. Hal

    yang menyebabkan berbeda adalah komposisinya, minyak sawit

    mengandung sekitar 45,5% ALJ yang didominasi oleh lemak palmitat dan

    54,1% ALTJ yang didominasi asam lemak oleat sering juga disebut

    omega-9. minyak kelapa mengadung 80% ALJ dan 20% ALTJ, sementara

    minyak zaitun dan minyak biji bunga matahari hampir 90% komposisinya

    adalah ALTJ.5,31

    Penggunaan minyak goreng sebagai media penggorengan

    bisa menjadi rusak karena minyak goreng tidak tahan terhadap panas.

    Minyak goreng yang tinggi kandungan ALTJ-nya pun memiliki nilai

    tambah hanya pada gorengan pertama saja, selebihnya minyak tersebut

    menjadi rusak. Bahan makanan kaya omega-3 yang diketahui dapat

    menurunkan kadar kolesterol darah, akan tidak berkasiat bila dipanaskan

    dan diberi kesempatan untuk dingin kemudian dipakai untuk menggoreng

    kembali, karena komposisi ikatan rangkapnya telah rusak.31

    Minyak goreng terutama yang dipakai oleh pedagang goreng

    gorengan pinggir jalan, dipakai berulang kali, tidak peduli apakah

    warnanya sudah berubah menjadi coklat tua sampai kehitaman. Alasan

    yang dikemukakan cukup sederhana yaitu demi mengirit biaya produksi.

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    20/78

    Dianjurkan oleh Ali Komsan, bagi mereka yang tidak

    menginginkan menderita hiperkolesterolemi dianjurkan untuk membatasi

    penggunaan minyak goreng terutama jelantah karena akan

    meningkatkan pembentukan kolesterol yang berlebihan yang dapat

    menyebabkan aterosklerosis dan hal ini dapat memicu terjadinya

    penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, darah tinggi dan lain-lain.31

    e. Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol

    Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol

    berat cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi

    belum diketahui secara pasti.6Orang-orang yang minum alkohol terlalu

    sering atau yang terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari

    pada individu yang tidak minum atau minum sedikit.26

    Menurut Ali Khomsan konsumsi alkohol harus diwaspadai karena

    survei menunjukkan bahwa 10% kasus hipertensi berkaitan dengan

    konsumsi alkohol.31

    Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol

    masih belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol dan

    peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah merah

    berperan dalam menaikkan tekanan darah.38 Diperkirakan konsumsi

    alkohol berlebihan menjadi penyebab sekitar 5-20% dari semua

    kasus hipertensi.

    Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih minuman berakohol per hari

    meningkatkan risiko mendapat hipertensi sebesar dua kali. Bagaimana

    dan mengapa alkohol meningkatkan tekanan darah belum diketahui

    dengan jelas. Namun sudah menjadi kenyataan bahwa dalam jangka

    panjang, minum-minuman beralkohol berlebihan akan merusak jantung

    dan organ-organ lain.18,34

    f. Obesitas

    Obesitas atau kegemukan dimana berat badan mencapai indeks

    massa tubuh > 25 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m)) juga

    merupakan salah satu faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. Obesitas

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    21/78

    merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan

    sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi

    dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan

    perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis

    meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah. Olah raga

    ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap hipertensi.

    Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik

    aerobik selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer

    yang akan menurunkan tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya olah

    raga maka risiko timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila

    asupan garam bertambah maka risiko timbulnya hipertensi juga akan

    bertambah.6,20

    Obesitas berkaitan dengan kegemaran mengkonsumsi makanan

    yang mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya

    hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak

    darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke

    jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh

    darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada

    dinding arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut

    jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan

    tubuh menahan natrium dan air.5,20,34

    Menurut Alison Hull dalam penelitiannya menunjukkan adanya

    hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat

    diatas berat badan ideal maka risiko hipertensi juga meningkat.

    Penyelidikan epidemiologi juga membuktikan bahwa obesitas

    merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi. Dibuktikan juga

    bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan timbulnya

    hipertensi dikemudian hari.26

    Pada penelitian lain dibuktikan bahwa

    curah jantung dan volume darah sirkulasi pasien obesitas dengan

    hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    22/78

    berat badan normal dengan tekanan darah yang setara.6,20,26,34

    Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak

    remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami tekanan darah

    tinggi (hipertensi). Ada dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal

    relatif sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg.

    Oleh karena itu, penurunan berat badan dengan membatasi kalori bagi

    orang-orang yang obes bisa dijadikan langkah positif untuk mencegah

    terjadinya hipertensi.31

    Berat badan dan indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung

    dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif

    untuk menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi

    dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. Pada

    penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30 % memiliki berat badan

    lebih.38

    g. Olahraga

    Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi,

    karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan

    perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga

    dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan

    olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika

    asupan garam juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi.6,13,34

    Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi

    karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak

    aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih

    tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap

    kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin

    besar tekanan yang dibebankan pada arteri.34,52

    h.Stres

    Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas

    saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap.

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    23/78

    Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah

    menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada

    binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata

    membuat binatang tersebut menjadi hipertensi.43

    Menurut Sarafindo (1990) yang dikutip oleh Bart Smet, stres

    adalah suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan

    lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan

    yang berasal dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis

    dan sosial dari seseorang.44

    Stres adalah yang kita rasakan saat tuntutan emosi, fisik atau

    lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan kemampuan kita

    untuk mengatasinya dengan efektif. Namun harus dipahami bahwa stres

    bukanlah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar itu. Stres adalah respon

    kita terhadap pengaruh-pengaruh dari luar itu.34

    Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, bingung,

    cemas, berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat

    merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan

    memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga

    tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh

    berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau

    perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau

    penyakit maag.7,43

    Menurut Slamet Suyono stres juga memiliki hubungan dengan

    hipertensi. Hal ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan

    tekanan darah secara intermiten.7

    Keadaan ini dimungkinkan karena

    tekanan darah tinggi dapat merangsang kelenjar anak ginjal untuk

    menghasilkan hormone adrenalin dan memicu jantung untuk berdenyut

    lebih cepat dan kuat. Apabila stress berlangsung lama mengakibatkan

    peninggian tekanan darah yang menetap.6

    Walaupun hal ini belum terbukti

    akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    24/78

    dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan

    pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota

    (Dunitz, 2001).

    Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu

    dan bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Peristiwa

    mendadak menyebabkan stres dapat meningkatkan tekanan darah, namun

    akibat stress berkelanjutan yang dapat menimbulkan hipertensi belum

    dapat dipastikan.38,44

    i. Penggunaan Estrogen

    Estrogen meningkatkan risiko hipertensi tetapi secara

    epidemiologi belum ada data apakah peningkatan tekanan darah tersebut

    disebabkan karena estrogen dari dalam tubuh atau dari penggunaan

    kontrasepsi hormonal estrogen.12MN Bustan menyatakan bahwa dengan

    lamanya pemakaian kontrasepsi estrogen ( 12 tahun berturut-turut),

    akan meningkatkan tekanan darah perempuan.8

    Oleh karena hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai

    faktor sehingga dari seluruh faktor yang telah disebutkan diatas,

    faktor mana yang lebih berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak

    dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itu maka pencegahan hipertensi

    yang antara lain dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat

    menjadi sangat penting.

    J. Komplikasi Hipertensi

    1. Stroke

    Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau

    akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan

    tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang

    memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah

    ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang

    mengalami arterosklerosis lama-lama dapat melemah sehingga meningkatkan

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    25/78

    kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin, 2000).

    Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti,

    orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu

    bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau

    lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan

    diri secara mendadak (Santoso, 2006).

    2. Infark Miokard (MI)

    Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang

    arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau

    apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh

    darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka

    kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat

    terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi

    ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik

    melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan

    peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000).

    3. Gagal Ginjal

    Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan

    tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus,

    darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan

    dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran

    glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid

    plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi

    kronik (Corwin, 2000).

    4. Gagal Jantung

    Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah

    yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di

    paru,kaki dan jaringan lain sering disebut edma.Cairan didalam paru paru

    menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki

    bengkak atau sering dikatakan edema (Amir, 2002).

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    26/78

    5. Ensefalopati

    Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna

    (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan

    peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang

    intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neron-neron disekitarnya kolap dan

    terjadi koma serta kematian (Corwin, 2000).

    6. Kejang

    Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang baru lahir dari ibu

    yang mengalami preeklamsi dapat memiliki berat lahir rendah akibat dari

    fungsi plasenta tidak adekuat, kemudian dapat mengalami hipoksia dan

    asidosis jika ibu kejang selama atau sebelum proses persalinan berlangsung

    (Elisabeth J.Corwin, 2009: 487-488)

    K.

    Penatalaksanaan Hipertensi

    1.

    Penatalaksanaan Non Farmakologis

    Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum

    penambahan obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh

    seorang yang sedang dalam terapi obat. Sedangkan pasien hipertensi yang

    terkontrol, pendekatan nonfarmakologis ini dapat membantu pengurangan

    dosis obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup

    merupakan hal yang penting diperhatikan, karena berperan dalam

    keberhasilan penanganan hipertensi.38

    Menurut beberapa ahli, pengobatan nonfarmakologis sama pentingnya

    dengan pengobatan farmakologis, terutama pada pengobatan hipertensi

    derajat I. Pada hipertensi derajat I, pengobatan secara nonfarmakologis

    kadang-kadang dapat mengendalikan tekanan darah sehingga pengobatan

    farmakologis tidak diperlukan atau pemberiannya dapat ditunda. Jika

    obat anti hipertensi diperlukan, pengobatannonfarmakologis dapat dipakai

    sebagai pelengkap untuk mendapatkan hasil pengobatan yang lebih baik.6

    Pendekatan nonfarmakologis dibedakan menjadi beberapa hal:

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    27/78

    a. Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis.

    Menurut Corwin berhenti merokok penting untuk mengurangi

    efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui

    menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan

    beban kerja jantung.

    Selain itu pengurangan makanan berlemak dapat

    menurunkan risiko aterosklerosis.29

    Penderita hipertensi dianjurkan untuk

    berhenti merokok dan mengurangi asupan alkohol. Dengan berhenti

    merokok tekanan darah akan turun secara perlahan , disamping itu jika

    masih merokok maka obat yang dikonsumsi tidak akan bekerja secar

    optimal dan dengan berhenti merokok efektifitas obat akan meningkat

    (Santoso, 2001).

    Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormone hormon

    lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan

    penumpukan natrium dan air. Minum-minuman yang beralkohol yang

    berlebih juga dapat menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar

    kalsium.Mengurangi alkohol dapat menurunkan tekanan sistolik 10

    mmhg dan diastolik 7 mmhg.

    Berdasarkan hasil penelitian eksperimental, berhenti merokok dan

    mengurangi asupan alkohol dapat mengurangan sekitar 10 kg berat badan

    berhubungan langsung dengan penurunan tekanan darah rata-rata 2-3

    mmHg per kg berat badan.

    b. Olahraga dan aktifitas fisik

    Selain untuk menjaga berat badan tetap normal, olahraga dan aktifitas

    fisik teratur bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, dan menjaga

    kebugaran tubuh. Olahraga seperti jogging, berenang dan bersepeda

    (olah raga isotonik) baik dilakukan untuk penderita hipertensi. Pada olah

    raga isotonik mampu menyusutkan hormone noradrenalin dan hormone-

    hormone lain penyebab naiknya tekanan darah. Hindari olah raga

    Isometrik seperti angkat beban, karena justru dapat menaikkan tekanan

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    28/78

    darah ( Mayer,1980). Selain itu, olah raga dapat menurunkan tekanan

    perifer, menimbulkan perasaan santai dan mengurangi berat badan

    sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga dianjurkan secara

    teratur, minimal 3 kali seminggu, dengan demikian dapat menurunkan

    tekanan darah walaupun berat badan belum tentu turun.38

    Yang perlu

    diingatkan kepada kita adalah bahwa olahraga saja tidak dapat

    digunakan sebagaipengobatan hipertensi.7,45

    Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel

    dalam tubuh,istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu.

    Meluangkan waktu tidak berarti minta istirahat lebih banyak dari pada

    bekerja produktif samapai melebihi kepatuhan.Meluangkan waku istiraha

    itu perlu dilakukan secara rutin diantara ketegangan jam sibuk bekerja

    sehari hari. Bersantai juga bukan berarti melakukan rekreasi yang

    melelahkan,tetapi yang dimaksudkan dengan istirahat adalah usaha untuk

    mengembalikan stamina tubuh dan mengembalikan keseimbangan

    hormon dan dalam tubuh ( Amir,2002).

    Menurut Dede Kusmana, beberapa patokan berikut ini perlu

    dipenuhi sebelum memutuskan berolahraga, antara lain: 45

    1)

    Penderita hipertensi sebaiknya dikontrol atau dikendalikan

    tanpa atau dengan obat terlebih dahulu tekanan darahnya,

    sehingga tekanan darah sistolik tidak melebihi 160 mmHg dan

    tekanan darah diastolik tidak melebihi 100 mmHg.

    2)Alangkah tepat jika sebelum berolahraga terlebih dahulu mendapat

    informasi mengenai penyebab hipertensi yang sedang diderita.

    3)Sebelum melakukan latihan sebaiknya telah dilakukan uji latih

    jantung dengan beban (treadmill/ergometer) agar dapat dinilai

    reaksi tekanan darah serta perubahan aktifitas listrik jantung

    (EKG), sekaligus menilai tingkat kapasitas fisik.

    4)Pada saat uji latih sebaiknya obat yang sedang diminum tetap

    diteruskan sehingga dapat diketahui efektifitas obat terhadap kenaikan

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    29/78

    beban.

    5)Latihan yang diberikan ditujukan untuk meningkatkan daya

    tahan tubuh dan tidak menambah peningkatan darah.

    6)

    Olahraga yang bersifat kompetisi tidak diperbolehkan.

    7)Olahraga peningkatan kekuatan tidak diperbolehkan.

    8)Secara teratur memeriksakan tekanan darah sebelum dan sesudah

    latihan.

    9)Salah satu dari olahraga hipertensi adalah timbulnya penurunan

    tekanan darah sehingga olahraga dapat menjadi salah satu obat

    hipertensi.

    10) Pada umumnya penderita hipertensi mempunyai kecenderungan

    ada kaitannya dengan beban emosi (stres). Oleh karena itu

    disamping olahraga yang bersifat fisik dilakukan pula olahraga

    pengendalian emosi, artinya berusaha mengatasi ketegangan

    emosional yang ada.

    11) Jika hasil latihan menunjukkan penurunan tekanan darah, maka

    dosis/takaran obat yang sedang digunakan sebaiknya dilakukan

    penyesuaian (pengurangan).

    c. Perubahan pola makan

    Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada klien

    hipertensi, tujuan utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur

    tentang makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi dan

    mengurangi penyakiit kardiovaskuler. Secara garis besar, ada empat

    macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan

    keadaan tekana darah , yakni : diet rendah garam , diet rendah kolestrol,

    lemak terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat

    badan (Astawan,2002).

    1)Mengurangi asupan garam (diet rendah garam)

    Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    30/78

    asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk

    menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit

    jantung (lemah jantung). Adapun yang disebut rendah garam bukan

    hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi

    makanan rendah sodium atau natrium (Na).Oleh karena itu yang

    sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diet rendah

    garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup zat-

    zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah

    sodium dan natrium ( Gunawan, 2001).

    Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue,

    baking powder,MSG( Mono Sodium Glutamat ), pengawet makanan

    atau natrium benzoat (biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai,

    jelly), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung

    natrium (obat sakit kepala). Bagi penderita hipertensi, biasakan

    penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

    (Hayens, 2003).

    Pada hipertensi derajat I, pengurangan asupan garam dan upaya

    penurunan berat badan dapat digunakan sebagai langkah awal

    pengobatan hipertensi. Nasihatpengurangan asupan garam harus

    memperhatikan kebiasaan makan pasien, dengan memperhitungkan

    jenis makanan tertentu yang banyak mengandung garam.

    Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol per hari, berarti tidak

    menambahkan garam pada waktu makan, memasak tanpa garam,

    menghindari makanan yang sudah diasinkan, dan menggunakan

    mentega yangbebas garam. Cara tersebut diatas akan sulit

    dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat

    dan akan mengurangi kebiasaan makanpasien secara drastis.7,31

    Menurut Sheps, jika dokter atau ahli gizi menyarankan agar kita

    mengurangi natrium demi menurunkan tekanan darah, maka ikutilah

    saran itu. Bahkan sebelum disarankanpun sebaiknya kurangi

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    31/78

    natrium, cobalah membatasi jumlah natrium yang kita konsumsi

    setiap hari. Beberapa cara yang dapat dilakukan:34

    Perbanyak makanan segar, kurangi makan yang diproses.

    Pilihlah produk dengan natrium rendah.

    Jangan menambah garam pada makanan saat memasak.

    Jangan menambah garam saat di meja makan.

    Batasi penggunaan saus-sausan

    Bilaslah makanan dalam kaleng.

    2)Diet rendah lemak jenuh

    Diet ini merupakan diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di

    dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu : kolestrol, trigeserida,

    dan pospolipid. Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari-hari

    dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika

    dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh,

    peningkatan kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak

    mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan tubuh

    akan mengkonsumsi sekitar 25-50 % dari setiap makanan (Amir,

    2002).

    Lemak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis

    yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi

    lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari

    hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang

    berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang

    bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.26

    3)Diet tinggi serat (memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan)

    dan susu rendah lemak.

    Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat

    terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar (Crude fiber) dan serat kasar

    banyak terdapat pada sayuran dan buah buahan, sedangkan serat

    makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu kentang, beras,

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    32/78

    singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah

    penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat

    kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama

    kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi

    mengandung serat kasar yang cukup tinggi (Mayo, 2005).

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa mineral

    bermanfaat mengatasi hipertensi. Kalium dibuktikan erat kaitannya

    dengan penurunan tekanan darah arteri dan mengurangi risiko

    terjadinya stroke. Selain itu, mengkonsumsi kalsium dan magnesium

    bermanfaat dalam penurunan tekanan darah. Banyak konsumsi

    sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung banyak mineral, seperti

    seledri, kol, jamur (mengandung kalium), kacang-kacangan

    (mengandung magnesium). Sedangkan susu dan produk susu

    mengandung banyak kalsium.31,38

    4)Rendah kalori (untuk yang berlebihan berat badan).

    Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat

    badan.Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi

    terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun

    mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu diperhatikan

    hal hal berikut :

    Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau

    500 kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per

    minggu.

    Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.

    Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.

    d. Menghilangkan stres

    Stres tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi stress

    berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang nersifat

    sementara yang sangat tinggi. Jika periode stress sering terjadi maka akan

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    33/78

    mengalami kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan ginjal sama

    halnya seperti yang menetap (Amir,2002).

    Stres menjadi masalah bila tuntutan dari lingkungan hampir atau

    bahkan sudah melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya. Cara untuk

    menghilangkan stres dengan merubah pola hidup dengan membuat

    perubahan dalam kehidupan rutin sehari-hari dapat meringankan beban

    stres. Perubahan-perubahan itu ialah:34

    1) Rencanakan semua dengan baik. Buatlah jadwal tertulis untuk

    kegiatan setiap hari sehingga tidak akan terjadi bentrokan acara

    atau kita terpaksa harus terburu-buru untuk tepat waktu memenuhi

    suatu janji atau aktifitas.

    2) Sederhanakan jadwal. Cobalah bekerja dengan lebih santai.

    3) Bebaskan diri dari stres yang berhubungan dengan pekerjaan.

    4) Siapkan cadangan untuk keuangan

    5) Berolahraga.

    6) Makanlah yang benar.

    7) Tidur yang cukup.

    8) Ubahlah gaya. Amati sikap tubuh dan perilaku saat sedang

    dilanda stres.

    9) Sediakan waktu untuk keluar dari kegiatan rutin.

    10) Binalah hubungan sosial yang baik.

    11) Ubalah pola pikir. Perhatikan pola pikir agar dapat menekan

    perasaan kritis atau negat if terhadap diri sendiri.

    12) Sediakan waktu untuk hal-hal yang memerlukan perhatian

    khusus.

    13)

    Carilah humor.

    14) Berserah diri pada Yang Maha Kuasa.

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    34/78

    Penanganan Hipertensi dimulai dengan penentuan klasifikasi pasien

    berdasarkan nilai tekanan darah yang diperoleh pada saat pemeriksaan fisik.

    Jika pasien dalam kategori pre-hipertensi, maka penanganan yang harus

    diberikan adalah modifikasi gaya hidup yang meliputi penurunan berat badan,

    diit berdasarkan aturan DASH, diet rendah garam, olahraga teratur, serta

    pembatasan konsumsi alkohol. Kategori prehipertensi ini tidak memerlukan

    penangan secara farmakologi, namun resiko menjadi hipertensinya cukup

    tinggi maka dianjurkan melaksanakan pemeriksaan tekanan darah secara

    berkala dua minggu sekali.

    Tabel 2.3. Modifikasi gaya hidup untuk penderita Hipertensi*)

    Modifikasi Rekomendasi Perkiraan TDS (skala)

    Menurunkan BB Memelihara BB normal (IMT 18.5-24.9)

    5-20 mmHg/10kg BB

    Pola Diit berdasar

    DASH

    Konsumsi makanan kaya dengna buah,

    sayur, produk makanan rendah lemak,dengana kadar lemak total dan saturasi

    yg rendah

    8-14 mmHg

    Diit rendah

    Natrium

    Menurunkan intake garam 2-8mmHg,

    tidak lebih dari 100mmol/hari (2.4 grNa/ 6 gr garam)

    2-8 mmHg

    Olahraga Aerobik teratur (30-45 mnt/hari) 4-9 mmHg

    Pembatasnkonsumsi alkohol

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    35/78

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    36/78

    sebagai obat dasar yang ditambah dengnan obat antihipertensi dari kelas

    lainnya. Ketentuan ini akan berbeda jika seseorang mengalami hipertensi

    namun dengan penyakit penyerta. Dimana penanganannya disesuaikan dengna

    penyakit penyertanya.

    Modifikasi gaya hidup yang sehat bagi semua pasien merupakan cara

    pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan

    dalam penanganannya. Modifikasi ini dapat menurunkan berat badan pada

    pasien yang obesitas. Berdasarkan DASH (Dietary Approaches to Stop

    Hypertension), diit yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan

    kalsium, rendah natrium, olah raga, dan mengurangi konsumsi

    alcohol.modifikasi ini selain menurunkan resiko terhadap tekanan darah tinggi

    dapat pula mempertinggi khasiat obat antihipertensi, dan menurunkan resiko

    penyakit kardiovaskuler. Contohnya pada pemberian 1600mg nattrium

    memiliki efek yang sama dengna pemberian pengobatan tunggal. Kombinasi

    dua atau lebih modifikasi gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik.

    2.Penatalaksanaan Farmakologis

    Selain cara pengobatan nonfarmakologis, penatalaksanaan utama

    hipertensi primer alah dengan obat. Keputusan untuk mulai memberikan

    obat antihipertensi berdasarkan beberapa faktor seperti derajat peninggian

    tekanan darah, terdapatnya kerusakan organ target dan terdapatnya manifestasi

    klinis penyakit kardiovaskuler atau faktor risiko lain.

    Terapi dengan

    pemberian obat antihipertensi terbukti dapat menurunkan sistole dan

    mencegah terjadinya stroke pada pasien usia 70 tahun atau lebih.35

    Menurut Arif Mansjoer, penatalaksanaan dengan obat antihipertensi

    bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian

    ditingkatkan secara titrasi sesuai umur dan kebutuhan. Terapi yang optimal

    harus efektif selama 24 jam dan lebih disukai dalam dosis tunggal karena

    kepatuhan lebih baik, lebih murah dan dapat mengontrol hipertensi

    terus menerus dan lancar, dan melindungi pasien terhadap risiko dari

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    37/78

    kematian mendadak, serangan jantung, atau stroke akibat peningkatan

    tekanan darah mendadak saat bangun tidur. Sekarang terdapat pula obat

    yang berisi kombinasi dosis rendah 2 obat dari golongan yang berbeda.

    Kombinasi ini terbukti memberikan efektifitas tambahan dan mengurangi

    efek samping. Setelah diputuskan untuk memakai obat antihipertensi dan

    bila tidak terdapat indikasi untuk memilih golongan obat tertentu, diberikan

    diuretik atau beta bloker. Jika respon tidak baik dengan dosis penuh,

    dilanjutkan sesuai dengan algoritma. Diuretik biasanya menjadi tambahan

    karena dapat meningkatkan efek obat yang lain. Jika tambahan obat yang

    kedua dapat mengontrol tekanan darah dengan baik minimal setelah 1

    tahun, dapat dicoba menghentikan obat pertama melalui penurunan

    dosis secara perlahan dan progresif.37

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    38/78

    BAB III

    MENU PADA HIPERTENSI

    Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untukmenghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah

    serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau

    infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah

    1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,

    gajih).

    2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,

    keripik dan makanan kering yang asin).

    3.

    Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-

    buahan dalam kaleng, soft drink).

    4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,

    udang kering, telur asin, selai kacang)

    5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein

    hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,

    kulit ayam).

    6.

    Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta

    bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

    7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

    DAFTAR BAHAN PANGAN :

    1. Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum,

    cantle, jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, oat.

    2. Sayuran: Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun

    singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya. Sayurbuah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda, dan

    sebagainya. Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya.

    3. Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak, mengkudu,

    semangka, melon, sawo, mangga.

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    39/78

    4. Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan.

    5. Unggas, ikan, putih telur.

    6. Daging merah, kuning telur.

    7.

    Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya.

    8. Gula, garam.

    Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium

    yang dihubungkan dengan rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan Namun

    pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin

    (pre eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam

    dapur serta meningkatkan makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan).

    Contoh menu pada seorang penderita hipertensi laki-laki umur 55 tahun, TB =

    175 cm, BB = 80 kg, Tekanan darah = 160/100 mHg dengan aktivitas ringan.

    .

    IMT =

    () =

    .. = 26,13 (gemuk)

    BB ideal = (175-100) 10% (175-100) = 67,5 kg

    Penurunan BB menjadi 75 kg masih dalam batas > 10%.

    Jadi kebutuhan energi dari laki-laki tersebut diatas adalah :

    BMR = (11,6 x 75) + 879 = 870+ 879 = 1749AKG = 1,56 x 1749 = 2728 Kkal.

    Karena kegemukan, sehingga total kalori diturunkan menjadi 2500 Kkal.

    Kebutuhan karbohidrat : 65% x 2500 = 1625 kkal = 406,25 gram (60-65%)

    Kebutuhan protein : 20% x 2500 = 500 kkal = 100 gram (15-25%)

    Kebutuhan lemak : 15% x 2500 = 375 kkal = 41,66 gram (10-15%)

    Suplementasi anti oksidan salah satu solusinya, walaupun masih

    memerlukan penelitian lebih lanjut, namun saat ini banyak sekali suplemen yang

    dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai tenaga medis harus berhati-hati

    memberikan anjuran minuman suplemen agar tidak terjadi overdosis.

    1. Vitamin dan penurunan homosistein :Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan

    riboflavin merupakan ko-faktor enzim yang essential untuk metabolisme homosis

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    40/78

    tein. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar homosistein

    dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat

    yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit koroner dan kadar

    vitamin yang rendah juga berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis,

    walaupun risiko aterosklerosis yang berhubungan dengan rendahnya kadar

    vitamin B6 tidak berhubungan dengan konsentrasi homositein yang tinggi.

    Sedangkan vitamin B12 tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler.

    2. Kacang kedelai dan isoflavon : Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu

    isoflavon, yang memiliki aktivitas estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada

    tahun 1995 menyimpulkan bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna

    menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa

    mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Sehingga dianjurkan mengkonsumsi

    protein kedelai (20 50 gram/hari) dengan modifikasi diet pada penderita dengan

    kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi. Tempe adalah hasil pengolahan

    kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan kandungan gizi lebih baik dari

    kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk di konsumsi oleh penderita hipertensi

    sebagai sumber protein nabati.

    3. Tempe : Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia, hasil fermentasi

    kaping rhizopus ohgosporis atau rhizopusoryzal pada biji kedelai yang telah

    direbus. Ada berbagai macam tempe, yang dibicarakan disini adalah tempe yang

    terbuat dari kedelai, yang merupakan produk kompak, terbungkus rata oleh

    miselium kaping sehingga nampak berwarna putih, dan bila diiris kelihatan

    keping biji kedelai berwarna kuning pucat, diantara miselium. Fermentasi kaping

    menghasilkan perubahan pada tekstur kedelai, menjadi empuk dan nilai zat gizi

    tempe lebih baik dari kacang kedelai.

    Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada penderita hipertensi,

    diperlukan juga terapi khusus lain seperti konseling masalah kejiwaan dan fisioterapi,

    terutama pada penderita pasca stroke atau infark penting. Pengertian juga diberikan

    kepada keluarga atau pengasuh untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta

    mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi.

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    41/78

    Garam natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau

    ditambahkan pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan berasal dari

    hewan biasanya lebih banyak mengandung garam natrium dari yang berasal dari

    tumbuhtumbuhan. Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya

    berupa ikatan, yaitu :

    a) Natrium Chlorida atau garam dapur

    b) Mono-Natrium Glutamat atau vetsin

    c) Natrium Bikarbonat atau soda kue

    d) Natrium Benzoat untuk mengawetkan buah

    e) Natrium Bisulfit atau sendawa yang digunakan untuk mengawetkan daging

    seperti Corned beef.

    Cara memasak untuk mengeluarkan garam Natrium antara lain :

    Pada ikan asin di rendam dan di cuci terlebih dahulu

    Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan mencampur

    margarine dengan air, lalu masak sampai mendidih, margarine akan mencair

    dan garam natrium akan larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan

    memasukkan panci kedalam kulkas. Margarine akan keras kembali dan buang

    air yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2 kali.

    Diet untuk penderita hipertensi biasanya disebut dengan diet rendah

    garam. Garam yang dimaksud adalah garam natrium yang terdapat di dalam garam

    dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin

    (monosodium glutamat). Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler

    tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta

    berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Makanan sehari-hari umumnya

    mengandung lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi

    normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah

    yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.

    WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gr

    per hari (ekuivalen dengan 2400 mg natrium). Asupan natrium yang berlebihan,

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    42/78

    terutama dalam bentuk NaCl, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan

    tubuh, sehingga menyebabkan oedema atau asites dan/atau hipertensi.

    Tujuan dari diet rendah garam adalah membantu menghilangkan

    penumpukan garam dan air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah

    pada penderita hipertensi. Diet ini harus cukup mengandung energi, protein, mineral

    dan vitamin. Pemberian natrium disesuaikan dengan berat tidaknya penumpukan

    garam atau air dan/atau hipertensi.

    Berikut ini adalah daftar bahan makanan yang dianjurkan dan tidak

    dianjurkan:

    BahanMakanan

    Dianjurkan Tidak Dianjurkan

    Sumberkarbohidrat

    Beras, kentang, singkong, terigu,tapioka, hunkwe, gula, makaroni,

    mi, bihun, roti, biskuit, kue keringyang dimasak tanpa garam dapur

    dan/atau baking powder dan soda.

    Roti, biskuit dan kue-kue yang dimasakdengan garam dapur dan/atau baking

    powder dan soda.

    Sumberprotein

    hewani

    Telur maksimal 1 btr/hari, dagingsapi, ayam dan ikan maksimal

    100 gr/hari

    Otak, ginjal, lidah, sardin, daging, ikan,susu, dan telur yang diolah dengan garam

    dapur seperti: daging asap, ham, bacon,

    dendeng, abon, keju, ikan asin, ikankaleng, korned, ebi, udang kering, telurasin, telur pindang.

    Sumber

    proteinnabati

    Tempe, tahu, kacang tanah,

    kacang hijau, kacang kedele,kacang merah, dan kacang-

    kacangan lain yang dimasak

    tanpa garam dapur

    Selai kacang, keju kacang tanah dan

    semua kacang-kacangan yang dimasakdengan garam dapur, baking powder, dan

    soda.

    Sayuran Semua sayuran segar dan sayuranyang diawet tanpa garam dapur

    dan natrium benzoat.

    Sayuran yang dimasak dan diawetkandengan garam dapur dan ikatan natrium

    lain seperti: sayur dalam kaleng, sawiasin, asinan dan acar.

    Buah-buahan Semua buah-buahan segar danbuah yang diawet tanpa garamdapur dan natrium benzoat.

    Buah-buahan yang dimasak dandiawetkan dengan garam dapur dan ikatannatrium lain seperti: buah dalam kaleng,

    asinan buah, manisan buah.

    Lemak Minyak goreng, mentega, danmargarin tanpa garam.

    Margarin dan mentega biasa.

    Minuman Teh, Minuman kaleng, kopi

    Bumbu Semua bumbu yang tidakmengandung garam dapur dan

    ikatan natrium yang lain

    Garam dapur (untuk hipertensi berat),baking powder, soda kue, vetsin, kecap,

    terasi, maggi, tomato ketchup, petis, dantauco.

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    43/78

    CONTOH JADWAL MENU UNTUK 10 HARI PADA PENDERITA

    HIPERTENSI

    Hari

    Waktu

    Pagi/jam07.00

    Jam 10.00 Siang /jam 12.00 Jam 16.00 Malam /jam20.00

    1 Nasi goreng

    sayur

    Sari buah

    segar

    Nasi, bening

    ketimun

    Buah pepaya Nasi, laksa

    serabut ayam,

    2 Mi Hokian Ketimus

    nangka

    Nasi, sayur

    bobor, bakwantahu

    Jus mentimun Nasi, tumis

    tahu,kentang

    3 Nasi gorengkunyit

    Singkongmanis

    Nasi, sayur ricarodoh

    Mix fruitjuice

    Nasi, tempekukus cabai

    hijau.

    4 Nasi, tempe

    pesmol

    Talam ubi Nasi, kangkung

    bumbu kare,bergedel jagung

    Jus blimbing Nasi, kukus telur

    bumbu semur

    5 Orak arik

    bening soun

    Talam

    nangka

    Nasi,tumis ikan

    tongkol

    Sari seledri

    campur

    Nasi, tumis

    buncis wortelbintik

    6 Macaronibumbu

    merah

    Kue tapioca Nasi, asem-asemkangkung, tempe

    goring

    Timun serut Nasi, oseng tahutomat

    7 Mi rebus

    taoge

    Buah apel Nasi, gadon

    daging kukus

    Sup buah

    serut

    Nasi, Tahu telur

    saus asam manis

    8 Kwetiausayur sambal

    rujak

    Lemangmanis pisang

    Nasi, beningbayam, tempe

    mendoan

    Sari buahtropika

    Nasi. Telurceplok air acar

    kuning

    9 Nasi ciprat,tahu

    Awuk manis Nasi, daunsingkong bumbu

    iris

    Jus papayakayu manis

    Nasi, tempemasak wijen

    10 Nasi hijauharum,

    tempe

    Kue bugis isikacang

    Nasi,kacangpanjang bumbu

    kuning,apel

    Pisang bakarsaus manis

    Nasi, tahu bumbumerah

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    44/78

    NASI GORENG SAYUR

    Bahan :

    Nasi 100 g

    Sawi potong 8 btg

    Cabai rawit 3 buah iris tipis

    Daun kucai 10 batang iris 1 cm

    Minyak untuk menumis 1sdm

    Merica bubuk secukupnya

    Bumbu halus:

    Bawang merah 5 siung

    Bawang putih 2 siung

    Cabai merah 2 buah

    Garam bila perlu

    Bahan Pelengkap: Bawang goreng

    Acar mentimun wortel

    Cara membuat:

    1. Tumis bumbu halis hingga harum. Tambahkan merica, aduk rata

    2. Tuangkan sawi yang telah dipotong, aduk hingga bumbu tercampur rata

    3. Masukkan nasi, aduk hingga bumbu tercampur masak hingga nasi berasap,

    tanda nasi goring sudah cukup matang

    4. Masukkan cabai rawit dan daun kucai, aduk masak hingga daun kucai layu.

    Angkat sajikan dengan pelengkap

    Nilai energy dan zat gizi

    Energy : 316,9 kkal

    Protein : 15,2g

    Lemak : 9,3g

    Karbohidrat : 44,5g

    Natrium : 41,7mg

    Kalium : 802,6mg

    Kalisium : 54,8mg

    Magnesium : 52,2mg

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    45/78

    TEMPE KUKUS CABAI HIJAU

    Bahan :

    Tempe 1 potong (50g) kukus hingga matang

    Minya untuk menumis 1 sdt

    Bumbu :

    Bawang merah 3 siung iris halus

    Bawang putih 2 siung iris halus

    Cabai hijau 5 buah ulek kasar

    Tomat hijau 1 bh, potong 4 bagian

    Lengkuas 1 cm memarkan

    Daun salam 1 lembar

    Air panas secukupnya

    Garam bila diperlukan (secukupnya/1/2 sdt)

    Cara Membuat :

    1. Tumis bawang merah dan bawang putih sampai wangi

    2. Tambahkan daun salam, lengkuas, cabai hijau,tomat

    3. Aduk sampai cabai dan tomat layu

    4. Masukkan temped an sedikit air

    5. Biarkan sesaat sampai bumbu meresap

    Nilai energi dan zat gizi:

    Energy : 147,4kkal

    Protein : 9,9 g

    Lemak : 7.0 g

    Karbodrat : 13,8 g Natrium : 7,5 mg

    Kalium : 294,6mg

    Kalsium : 49.0 mg

    Magnesium : 40,5 mg

    SAYUR RICA RODOH

    Bahan :

    Kacang panjang 5 btg (50 g) potong 2 cm

    Jagung muda 1 bh sisir

    Daun kemangi 1 gengem

    Tomat hijau 1 bh belah 2

    Baun bawang btg potong 2 cm

    Serai btg, memarkan

    Daun jeruk purut 1 lbr

    Garam dan gula pasir secukupnya

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    46/78

    Minyak untuk menumis sdt

    Air 500 cc

    Bumbu halus:

    Cabai rawit 3 bh

    Cabai merah 2 bh Jahe sdt

    Cara membuat :

    1. Tumis bumbu halus, serai, dan daun jeruk sampai layu tuangi 500 cc air

    2. Masukkan jagung,kacang panjang sampai matang terakhir masukan daun kemangi.

    Nilai energy dan zat gizi

    Energi : 103,6kkal

    Protein : 2,9 g

    Lemak : 3.8 g

    Karbohidrat : 18.0 g

    Natrium : 2,8 mg

    Kalium : 405,3 mg

    Kalsium : 49,2 mg

    Magnesium : 34,0mg

    MI HOKIAN

    Bahan :

    Mi basah 50 g

    Bihun kering 25 g

    Sawi 3 lbr Daun bawang 1 btg

    Minyak untuk menumis 1 sdt

    Bawang putih 3 siung cincang

    Jahe cincang 1 sdt

    Merica bubuk dan garam secukupnya

    Taburan :

    Telur ayam 1 btr orak arik

    Daun ketumbar cincang 1 sdt

    Wortel serut 1 sdm

    Cara membuat :

    1. Potong-potong sawi 3 cm dan iris serong daun bawang dengan ukuran 2 cm

    2. Cuci mi basah, tiriskan. Rendam bihun hingga lunak, tiriskan

    3. Panaskan minyak goreng dalam wajan diatas api besar, tumis bawang putih

    dan jahe hingga harum,tuang sedikit air dan masukkan merica

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    47/78

    4. Masukkan sawi dan daun bawang,setelah agak layu masukkan mi basah dan

    bihun, aduk hingga rata

    5. Angkat,hidangkan panas dengan taburan telur orak arik, daun ketumbar dan

    wortel serut

    Nilai energy dan zat gizi:

    Energy : 305,4 kkal

    Protein : 9,8 g

    Lemak : 11,8 g

    Karbohidrat : 39,4 g

    Natrium : 77,8 mg

    Kalium : 182,8 mg

    Kalsium : 62,7 mg

    Magnesium 22.0 mg

    TUMIS TAHU KENTANG SELEDRI

    Bahan :

    Kentang 1 buah (50 g)

    Tahu 1 bh (50g) goreng utuh setengah matang

    Merica bubuk secukupnya

    Garam seperlunya

    Seledri 2 tangkai cincang halus

    Minyak untuk menumis sdt

    Cara membuat :1. Kupas kentang, potong dadu ukuran 2-3 cm masukkan ke dalam panic berisi air

    2. Didihkan selama 5 menit, tiriskan hingga kering

    3. Potong dadu tahu goreng sebesar 23 cm

    4. Panaskan sdt minyak goreng, masukkan kentang dan tahu

    5. Bubuhi garam dan merica bubuk aduk hingga kuning keemasan

    6. Taburan seledri cincang aduk angkat

    Nilai energy dan zat gizi:

    Energy : 136,2kkal

    Protein : 5,1 g

    Lemak : 8,4 g

    Karbohidrat : 11,8 g

    Natrium : 6,0 mg

    Kalium : 256,0 mg

    Kalsium : 55,0 mg

    Magnesium : 64,0 mg

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    48/78

    SAYUR BOBOR

    Bahan :

    Jagung muda ambil bijinya saja 50 g

    Bayam yang sudah disiangi 50 g

    Serai btg , memarkan Daun salam 1lbr

    Daun kemangi 1 gengam

    Santan encer 50cc

    Air putih 50 cc

    Bumbu halus:

    Bawang putih 3 siung

    Ketumbar, kencur,gula secukupnya

    Garam seperlunya

    Cara membuat:

    1. Masak santan encer,air dan jagung bersama bumbu utuh dan halus hingga bumbu dan

    jagung matang

    2. Setelah mendidih, masukkan bayam dan kemangi. Masak hinga semua cukup matang

    angkat

    Nilai energy dan zat gizi:

    Energy : 136,2 kkal

    Protein : 5,1 g

    Lemak : 8,4 g

    Karbohidrat : 11,8 g

    Natrium : 6.0 mg Kalium : 256.0 mg

    Kalsium : 55.0 mg

    Magnesium : 64,0 mg

    NASI GORENG KUNYIT

    Bahan :

    Nasi 100g (1 entong)

    Daging ayam 40 g rebus dan suwir atau potong dadu

    Bawang merah 3 siung

    Bawang putih 1 siung

    cabai rawit 3 bh potong serong

    Cabai merah 2 bh haluskan

    Kacang panjang 25 g iris halus

    Merica secukupnya

  • 7/24/2019 1. Makalah Hipertensi

    49/78

    Kunyit 2 cm

    Garam seperlunya

    Minyak untuk menumis 1 sdt

    Bahan pelengkap :

    Daun selada 2 lbr Tomat bh iris melintang

    Cara membuat:

    1. Iris kunyit tipis-tipis sangria hingga matang,

    2. Angkat haluskan bersama bawang merah,bawang putih dan merica

    3. Panaskan minyak,tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan cabai merah, cabai

    rawit dan iris kacang panjang

    4. Aduk hingga cabai dan kacang panjang layu,masukkan nasi dan potongan ayam.

    5. A