17.membumikan akuntansi syariah di indonesia buku 2.pdf
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
1/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 184
Electronic-Book
Membumikan
AKUNTANSI SYARIAH di INDONESIAMAS-IN )
Hak Cipta 2009 dilindungi oleh Undang-Undang
Aplikasi pada Entitas Perbankan Syariah, Takaful, Entitas
Syariah lainnyadan Entitas Konvensionalyang MelakukanTransaksi Syariah
( Disertai dengan Soal- Soal Latihan Essay dan Kasusuntuk
Memperdalam Pemahaman Materi )
UKU II
Disusun oleh
DRS. SLAMET WIYONO, MBA, Ak,SAS
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta
Edisi Mei 2010
www.ebookakuntansisyariah.com
http://www.ebookakuntansisyariah.com/http://www.ebookakuntansisyariah.com/http://www.ebookakuntansisyariah.com/ -
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
2/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 185
Daftar Isi
BUKU I
Halaman Judul (1)
Halaman Persembahan (3)
Halaman Perenungan (4)
Kata Pengantar (5)
Daftar Isi (10)
BAB I : Islam sebagai Agama Kafah (11)
BAB II : Akad dan Transaksi dalam Bisnis Syariah (35)
BAB III : Perhitungan Bagi Hasil (66)
BAB IV : Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah (KDPPLKS) (103)
BAB V : Laporan Keuangan Syariah (118)
BAB VI : AkuntansiMurabahah (147)
BAB VII : Akuntansi Salam. (168)
DAFTA PUSTAKA (183)
BUKU II
BAB VIII : AkuntansiIstishna (186)
BAB IX : AkuntansiMudharabah (216)
BAB X : Akuntansi Musyarakah (238)
BAB XI : AkuntansiIjarah (252)
DAFTA PUSTAKA (266)
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
3/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 186
BAB VIIIAKUNTANSI UNTUK ISTISHNA
1. Karakteristik
Seperti telah dijelaskan pada bab akad, istishna mempunyai karakteristik yang
hampir sama dengan salam. Istishna adalah akad jual beli antara pembeli (al-
mustashni) dan as shani (produsen yang juga sebagai penjual). Berdasarkan akad
tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan (al-mashnu)
sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan penjualnya dengan harga yang
disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau
ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. Ketentuan harga barang pesanan tidak
dapat berubah selama jangka waktu akad.
Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna.
Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (sub
kontraktor) untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini
disebut istishnapararel.
Istishnaparalel dapat dilakukan dengan syarat sebagai berikut.
a)
Akad kedua antara entitas syariah / pembeli (misal,bank syariah) dan sub
kontraktor terpisah dari akad pertama antara penjual (bank syariah) dan pembeli
akhir.
b) Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari produsen/ penjual atas
a) jumlah yang telah dibayarkan, dan
b) penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.
Produsen/penjual mempunyai hak untuk mendapatkan jaminan bahwa harga yangdisepakati akan dibayar tepat waktu. Perpindahan kepemilikan barang pesanan dari
produsen/penjual ke pembeli dilakukan pada saat penyerahan sebesar jumlah yang
disepakati.
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
4/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 187
2. Pengakuan dan Pengukuran I stishna
2.1 Akuntansi untuk Penjual
a. Penyatuan dan Segmentasi AkadPSAK 104 (2007) paragraf 14-16 telah mengatur tentang penyatuan dan segmentasi
akad istishna. Yang dimaksud dengan penyatuan akad di sini adalah suatu kelompok
akad istishna dengan satu atau beberapa pembeli, maka hal tersebut disebut dengan
penyatuan akad / satu akad dengan syarat tertentu. Sedangkan segementasi akad adalah
suatu akad istishnayang mencakup sejumlah aset, maka akadnya dipisah antara aset
yang satu dengan lainnya dengan syarat tertentu.
Pengaturan segementasi akad dijelaskan pada paragraf 14 berikut. Bila suatu akad
istishna mencakup sejumlah aset, pengakuan dari setiap aset diperlakukan
sebagai suatu akad yang terpisah jika:
a) proposal terpi sah telah diajukan untuk setiap aset;
b) setiap aset telah dinegosiasikan secara terpi sah, dimana penjual dan pembeli
dapat menerima atau menolak bagian akad yang berhubungan dengan
masing-masing aset tersebut; dan
c) biaya dan pendapatan masing-masing aset dapat diidenti fi kasikan.(par.14).
Sedangkan penyatuan akad, paragraf 15 mengaturnya seperti berikut. Suatu kelompok
akad istishna, dengan satu atau beberapa pembeli, harus diperlakukan sebagai
satu akad istishna jika:
a) kelompok akad tersebut di negosiasikan sebagai satu paket;
b) akad tersebut berhubungan erat sekal i, sebetulnya akad tersebut merupakan
bagian dari akad tunggal dengan suatu margin keuntungan; dan
c) akad tersebut dilakukan secara serentak atau secara berkesinambungan.
(par.15).
Jika ada pemesanan aset tambahan dengan akad istishnaterpisah, maka tambahan aset
tersebut diperlakukan sebagai akad terpisah jika:
a) aset tambahan berbeda secara signifikan dengan aset dalam akad istishna
awal dalam desain, teknologi atau fungsi; atau
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
5/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 188
b) harga aset tambahan dinegosiasikan tanpa terkait harga akad istishna
awal.(par.16).
b. Biaya PerolehanIstishna
PSAK 104, par.25-30 (2007) telah mengatur pengakuan dan pengukuran biaya
istishnaseperti berikut. Biaya perolehan istishnaterdiri dari:
a) biaya langsung yaitu bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk membuat
barang pesanan; dan
b) biaya tidak langsung adalah biaya overhead, termasuk biaya akad dan
praakad.
Biaya praakad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai biaya
istishna jika akad disepakati. Namun jika akad tidak disepakati, maka biaya
tersebut dibebankan pada periode berjalan.
Jurnal yang dibuat entitas syariah untuk biaya praakad adalah:
Tgl Biaya praakad tangguhan Rp. xx -
Kas - Rp.xx
Jika akad istishna disepakati, maka entitas syariah akan membuat jurnal seperti
berikut:Tgl Aset istishnadalam
penyelesaian
Rp. xx -
Beban praakad tangguhan - Rp.xx
Jika akad istishnatidak disepakati, maka jurnal untuk biaya praakad akan dijurnal
sebagai berikut:
Tgl Beban lain-lain Rp. xx -
Beban praakad tangguhan - Rp.xx
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
6/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 189
Biaya perolehan istishna yang terjadi selama periode laporan keuangan, diakui
sebagai aset isitishnadalam penyelesaian pada saat terjadinya. Sedangkan, beban
umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset dan pengembangan tidak
termasuk dalam biaya istishna.(par.25-28).
Jurnal yang dibuat oleh entitas produsen untuk mencatat biaya perolehan istishna
adalah seperti beriktu:
Tgl Aset istishnadalam penyelesaian Rp. xx -
Kas / rekening suplier / bahan,dsb
- Rp.xx
c. Biaya PerolehanIstishna
ParalelPada akad istishna paralel, PSAK 104, par.29-30 (2007) telah mengatur pengakuan
dan pengukuran biaya perolehan istishna paralel sebagai berikut. Biaya istishna
paralel terdir i dari:
a) biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan produsen atau kontraktor
kepada enti tas;
b) biaya tidak langsung adalah biaya overhead, termasuk biaya akad dan
praakad; dan
c)
semua biaya akibat produsen atau kontraktor tidak dapat memenuhi
kewajibannya, jika ada.
Biaya perolehan istishnaparalel diakui sebagai asetistishnadalam penyelesaian
pada saat diterimanya tagihan dari produsen atau kontraktor sebesar jumlah tagihan.
Jurnal yang dibuat oleh entitas syariah adalah:
Tgl Aset istishna dalam penyelesaian Rp. xx -
Rekening kontraktor/ kas - Rp.xx
d. PendapatanIstishnadanIstishnaParalel
Pengakuan pendapatan istishnadan istishnaparalel diatur dalam PSAK 104 par.17-
24 (2007), dengan penjelasan seperti berikut.
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
7/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 190
Pendapatan istishna diakui dengan menggunakan metode prosentase
penyelesaian atau metode akad selesai. Akad adalah selesai jika proses pembuatan
barang pesanan selesai dan diserahkan kepada pembeli.(par.17).
Jika metode prosentase penyelesaian digunakan, maka:
a) bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan
dalam periode tersebut diakui sebagai pendapatan istishna pada periode yang
bersangkutan. Penjelasannya seperti berikut: misal, bila pekerjaan yang telah
diselesaikan pada tahun 1 adalah 60%, nilai akad = Rp 500 juta,-, maka
pendapatan istishnayang diakui adalah 60% X Rp 500 juta,-=Rp 300 juta,-.
b) bagian margin keuntungan istishna yang diakui selama periode pelaporan
ditambahkan kepada aset istishnadalam penyelesaian; dan
c) pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang
telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.(par.18). Penjelasan: misal,
pada tahun 1 biaya istishayang telah dikeluarkan adalah Rp 200 juta,- maka
keuntungan yang diakui = Rp 300 juta,- - Rp 200 juta,- = Rp 100 juta,--, yang
akan ditambahkan ke rekening aset istishnadalam penyelesaian.
Entitas syariah akan membuat jurnal untuk mengakui pendapatan sebagai
berikut: (berdasar contoh di atas)
Tgl Harga PokokIstishna Rp. 200 juta -Aset istishna dalam
penyelesaian
Rp 100 juta
--
Pendapatan istishna - Rp. 300 juta
Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya untuk penyelesaiannya tidak
dapat ditentukan secara rasional pada akhir periode laporan keuangan, maka
digunakan metode akad selesai dengan ketentuan sebagai berikut:
a)
tidak ada pendapatan istishna yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut
selesai;
b) tidak ada harga pokok istishnayang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut
selesai;
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
8/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 191
c) tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna dalam penyelesaian
sampai dengan pekerjaan tersebut selesai; dan
d) pengakuan pendapatan istishna, harga pokok istishna, dan keuntungan
dilakukan hanya pada saat penyelesaian pekerjaan.(par.19). Misal, nilai akad
istishna = Rp 500 juta,-, harga pokok istishna Rp 400 juta,- maka pada saat
pekerjaan selesai akan diakui pendapatanistishna sebesar Rp 500 juta.- - Rp
400 juta,- = Rp 100 juta,--.
Jurnal yang dibuat oleh entitas syariah adalah seperti berikut:
Pada saat entitas syariah menerima aset istishnadari kontraktor, maka jurnal
yang dibuat adalah:
Tgl Aset Istishna Rp. 400jt -Aset istishna dalampenyelesaian - Rp.400 jt
Pada saat entitas syariah menyerahkan aset istishna maka akan dibuat jurnal (
bila pembeli akhir membayar aset istishna secara bertermin selama masa
produksi):
Pada saat entitas syariah menagih pertama ke pembeli akhir maka jurnalnya:
misal,
Tgl PiutangIstishna Rp. 300 jt -Termin istishna - Rp.300 jt
Pada saat entitas syariah menagih ke dua ke pembeli akhir maka jurnalnya:
misal,
Tgl PiutangIstishna Rp. 200 jt -Termin istishna - Rp.200 jt
Pada saat entitas syariah menerima kas pertama dari pembeli akhir maka dibuat
jurnal:
Tgl K a s Rp. 300 jt -
Piutang istishna - Rp.300 jt
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
9/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 192
Pada saat entitas syariah menerima kas ke dua dari pembeli akhir maka dibuat
jurnal:
Tgl K a s Rp. 200 jt -
Piutang istishna - Rp.200 jt
Pada saat entitas syariah menyerahkan aset istishnakepada pembeli akhir akan
dibuat jurnal sebagai berikut:
Tgl TerminIstishna Rp. 500 jt -Aset istishna - Rp.400 jtPendapatan istishna - Rp. 100 jt
Ilustrasi dalam transaksi / akad istishna paralel
PT. MAJU mengikat akad istishna dengan bank syariah Sejahtera pada 1 Mei 2007
untuk memperoleh sebuah rumah kantor dengan nilai akad Rp 500 juta,-. Kemudian,
pada 2 Mei 2007 bank syariah Sejahtera mengikat akad istishna paralel dengan
kontraktor untuk membangun rukan yang dibutuhkan oleh PT MAJU tersebut. Biaya
pembuatan rukan yang disepakati dengan kontraktor adalah Rp 400 juta,--. Biaya
praakad ditanggung bank syariah sebesar Rp 1.000.000,--. Rukan diselesaikan selama
1,5 tahun yaitu tahun 2007 dan 2008. Berikut data selengkapnya terkait dengan akad
istishnaparalel tersebut.
No. Keterangan 2007 Rp 2008 Rp
1 Kontraktor menagih kepada bank
syariah
100 juta 300 juta
2 Bank syariah membayar tagihan
kepada kontraktor
90 juta 310 juta
3 Bank syariah menagih kepada
pembeli akhir PT MAJU
200 juta 300 juta
4 PT MAJU membayar tagihan
kepada bank syariah
150 juta 350 juta
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
10/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 193
5 Kontraktor menyerahkan aset
istishna kepada bank syariah
400 juta
6 Bank syariah menyerahkan aset
istishna kepada pembeli akhir PT
MAJU
500 juta ( nilai
kontrak)
Buatlah jurnal yang diperlukan dan Neraca, Rugi laba pada tahun 2007, bila
menggunakan metode:
a) prosentase penyelesaian;
b) akad selesai.
JAWAB:
a) Metode Prosentase Penyelesaian.
1. Jurnal yang dibuat oleh bank syariah Sejahtera adalah sebagai berikut:
2007 2008
(dalam jutaan rupiah) Debit Kredit Debit Kredit
Tgl. Biaya praakad tangguhan
Kas
(mencatat biaya praakad)
1
1
-
-
Aset istishna dalampenyelesaianBiaya praakad tangguhan
(mengakui biaya praakad
sebagai biaya aset istishna,karena akad disepakati oleh
PT MAJU dan bank syariah)
1
1
-
-
Aset istishnadalam
penyelesaian
Utang Istishna- kontraktor(mencatat penagihan dari
kontraktor)
100
100
300
300
Utang istishna-kontraktor
Kas
(mencatat pembayaran utangistishna kepada kontraktor)
90
90
310
310
Piutang istishna-PT MAJUTermin istishna
200200
300300
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
11/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 194
(mencatat tagihan kepadapembeli akhir PT MAJU)
K a s
PiutangIstishna
(mencatat penerimaan kasatas tagihan termin kepada
pembeli akhir PT MAJU)
150
150
350
350
Harga pokok istishna
Aset istishnadalam
penyelesaian
Pendapatanistishna( mencatat pengakuan
pendapatan sesuai dengan %
penyelesaian*)
101
24
125
300
75
375
Aset istishna
Aset istishnadalampenyelesaian
(mencatat penerimaan aset
istishnarukan dari
kontraktor)
401
401
Termin istishnaAset istishna
Aset istishna dalampenyelesaian
( mencatat penyerahan asetistishna kepada pembeli
akhir PT MAJU)
500401
99
* perhitungan % penyelesaian:
Tahun 2007= (Rp 100 jt / Rp 400 jt) X Rp 500 juta,-=Rp 125 juta,-
Tahun 2008= (Rp 300 jt / Rp 400 jt) X Rp 500 juta,-=Rp 375 juta,-
2. Neraca Bank Syariah Sejahtera per 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah)
Bank Syariah SejahteraNERACA
Per 31 Desember 2007
Kas ...
Piutang istishna 50 Utang isitishna 10
Aset istishna dalam
penyelesaian 125
Termin istishna (200)
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
12/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 195
Keterangan :
Piutang istishna= 200 -150 = 50
Asetistishnadalam penyelesaian= 1 + 100 + 24 = 125
Utang istishna= 10090 = 10
Termin istishna = 200 ( sebagai contra account terhadap Aset istishna dalam
penyelesaian dan piutang istishna)
3. Rugi / Laba tahun 2007:
Pendaptan istishna =125
Harga pokok istishna =101 (-)
Laba kotor istishna = 24
b. Metode Akad / Kontrak Selesai:
1. Jurnal yang dibuat oleh bank syariah Sejahtera adalah sebagai berikut:
2007 2008
(dalam jutaan rupiah) Debit Kredit Debit Kredit
Tgl. Biaya praakad tangguhanKas
(mencatat biaya praakad)
11
--
Aset istishna dalam
penyelesaian
Biaya praakad(mengakui biaya praakad
sebagai biaya aset istishna,karena akad disepakati olehPT MAJU dan bank syariah)
1
1
-
-
Aset istishna dalam
penyelesaianUtangIstishna- kontraktor
(mencatat penagihan darikontraktor)
100
100
300
300
Utang istishna-kontraktor
Kas(mencatat pembayaran utang
istishna kepada kontraktor)
90
90
310
310
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
13/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 196
Piutang istishna-PT MAJUTermin istishna
(mencatat tagihan kepada
pembeli akhir PT MAJU)
200200
300300
K a sPiutang Istishna
(mencatat penerimaan kas
atas tagihan termin kepada
pembeli akhir PT MAJU)
150150
350350
Aset istishna
Aset istishna dalampenyelesaian
(mencatat penerimaan aset
istishna rukan dari
kontraktor)
401
401
Termin istishnaAset istishna
Pendapatanisitishna( mencatat penyerahan aset
istishna kepada pembeliakhir PT MAJU)
500401
99
2. Neraca Bank Syariah Sejahtera per 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah)
Bank Syariah SejahteraNERACA
Per 31 Desember 2007... ...
Piutang istishna 50 Utang isitishna 10
Aset istishna dalam
penyelesaian 101
Termin istishna (200)
Keterangan :
Piutang istishna= 200 -150 = 50
Aset istishnadalam penyelesaian= 1 + 100 = 101
Utang istishna = 10090 = 10
Termin isishna = (200) sebagai contra account terhadap Aset istishna dalam
penyelesaian dan Piutang istishna.
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
14/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 197
3. Rugi / Laba tahun 2007:
Pendaptan istishna =0
Harga pokok istishna =0 (-)
Laba kotor istishna = 0
Menurut metode akad selesai, pengakuan pendapatan, harga pokok, dan keuntungan
pada saat aset istishna selesai diproduksi. Jadi di tahun 2007 tidak ada pengakuan
pendapatan dan keuntungan.
e. Istishna dengan Pembayaran Tangguh
Istishna dengan dengan pembayaran tangguh diatur dalam PSAK 104, par. 20-24
(2007). Secara lengkapnya dapat dijelaskan pada uraian di bawah ini.
Jika menggunakan metode prosentase penyelesaian dan proses pelunasan
dilakukan dalam lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan, maka
pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna
dilakukan secara tunai, diakui sesuai prosentase penyelesaian; dan
b) selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama
periode pelunasan secara proposional sesuai dengan jumlah pembayaran.
Proposional yang dimaksud sesuai dengan paragraf 24-25 PSAK 102:
Akuntansi Murabahah.
Hubungan antar biaya perolehan, nilai tunai, dan nilai akad diuraikan dalam contoh di
bawah ini:
Biaya perolehan (biaya produksi) Rp 1.000,-
Margin keuntungan pembuatan barang pesanan Rp 200,-
Nilai tunai pada saat penyerahan barang pesanan Rp 1.200,-
Nilai akad untuk pembayaran secara angsuran selama tiga
tahun
Rp 1.600,-
Selisih nilai akad dan nilai tunai yang diakui selama tiga
tahun
Rp 400,-
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
15/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 198
Jika menggunakan metode akad selesai dan proses pelunasan dilakukan dalam periode
lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan, maka pengakuan pendapatan
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna
dilakukan secara tunai, diakui pada saat penyerahan barang pesanan; dan
b) selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama
periode pelunasan Proposional yang dimaksud secara proposional sesuai
dengan jumlah pembayaran. sesuai dengan paragraf 24-25 PSAK 102:
Akuntansi Murabahah.
Tagihan setiap termin kepada pembeli diakui sebagai piutang istishna dan termin
istishna (istishnabilling) pada pos lawannya.
Sebagai ilustrasi, kita dapat menggunakan ilustrasi sebelumnya, dengan perubahan data
sebagai berikut:
No. Keterangan 2007 Rp 2008 Rp
1 Kontraktor menagih kepada bank
syariah
100 juta 300 juta
2 Bank syariah membayar tagihan
kepada kontraktor
90 juta 310 juta
3 Kontraktor menyerahkan aset
istishna kepada bank syariah
400 juta
4 Bank syariah menyerahkan aset
istishnakepada pembeli akhir PT
MAJU
500 juta ( nilai
kontrak)
a) pembayaran oleh PT MAJU dilakukan angsuran 3 tahun setelah penyerahan barang
pesanan.
b) margin istishnaselama 3 tahun = 20% X Rp 500 juta,-=Rp 100 juta,--
c) nilai akad untuk pembayaran secara angsuran selama 3 tahun = Rp 500 juta,- + Rp
100 juta,-=Rp 600 juta.
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
16/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 199
Jurnal yang dibuat oleh Bank Syariah adalah sebagai berikut:
a) Metode Prosentase Penyelesaian.
1. Jurnal yang dibuat oleh bank syariah Sejahtera adalah sebagai berikut:
2007 2008
(dalam jutaan rupiah) Debit Kredit Debit Kredit
Tgl. Biaya praakad tangguhanKas
(mencatat biaya praakad)
11
--
Aset istishna dalampenyelesaian
Biaya praakad
(mengakui biaya praakadsebagai biaya aset istishna,
karena akad disepakati oleh PTMAJU dan bank syariah)
11
--
Aset istishna dalampenyelesaian
UtangIstishna- kontraktor
(mencatat penagihan darikontraktor)
100
100
300
300
Utang istishna-kontraktor
Kas(mencatat pembayaran utang
istishnakepada kontraktor)
90
90
310
310
Harga pokokistishnaAset istishna dalampenyelesaian
Pendapatan istishna
( mencatat pengakuanpendapatan sesuai dengan %
penyelesaian*)
101
24
125
300
75
375
Aset istishnaAset istishna dalam
penyelesaian(mencatat penerimaan aset
istishna rukan dari kontraktor)
401
401
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
17/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 200
Piutang istishnaAset istishna
Aset istishna dalam
Penyelesaian
Margin istishnatangguhan( mencatat penyerahan aset
istishna kepada pembeli akhirPT MAJU dan mencatat
margin istishna tangguhan)
600401
99
100
Penerimaan pembayaran
angsuran setiap tahun
selama 3 tahun*:
Th. 2009 Sd 2011
K a s
Piutang istishna
Margin istishna tangguhan
Pendapatan marginistishna
200
33,33
200
33,33
* perhitungan % penyelesaian:
Tahun 2007= (Rp 100 jt / Rp 400 jt) X Rp 500 juta,-=Rp 125 juta,-
Tahun 2008= (Rp 300 jt / Rp 400 jt) X Rp 500 juta,-=Rp 375 juta,-
Kas = Rp 600 juta / 3 = Rp 200juta,-
Pendapatan marginistishna=Rp 100 juta.- / 3 = Rp 33,33 juta,-
2. Neraca Bank Syariah Sejahtera per 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah) sebagai
berikut:
Bank Syariah Sejahtera
NeracaPer 31 Desember 2007
... ...
--- Utang isitishna 10
Aset istishna dalam
penyelesaian 125
Keterangan :
Aset istishna dalam penyelesaian= 1 + 100 + 24 = 125
Utang istishna = 10090 = 10
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
18/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 201
3. Rugi / Laba tahun 2007:
Pendaptan istishna =125
Harga pokok istishna =101 (-)
Laba kotor istishna = 24 (laba akrual)
b). Metode Akad / Kontrak Selesai:
1. Jurnal yang dibuat oleh bank syariah Sejahtera adalah sebagai berikut:
2007 2008
(dalam jutaan rupiah) Debit Kredit Debit Kredit
Tgl. Biaya praakad tangguhan
Kas
(mencatat biaya praakad)
1
1
-
-
Aset istishna dalampenyelesaian
Biaya praakad
(mengakui biaya praakad
sebagai biaya aset istishna,karena akad disepakati oleh
PT MAJU dan bank syariah)
11
--
Aset istishna dalam
penyelesaian
UtangIstishna- kontraktor(mencatat penagihan dari
kontraktor)
100
100
300
300
Utang istishna-kontraktor
Kas
(mencatat pembayaran utangistishna kepada kontraktor)
90
90
310
310
Aset istishnaAset istishna dalam
penyelesaian
(mencatat penerimaan aset
istishna rukan darikontraktor)
401
401
Piutang istishnaAset istishna
Pendapatan isitishna
Margin istishnatangguhan( mencatat penyerahan aset
istishna kepada pembeli
600401
99
100
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
19/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 202
akhir PT MAJU dan mencatatmargin tangguhan)
Penerimaan pembayaran
angsuran setiap tahun
selama 3 tahun*:
K a sPiutang istishna
Margin istishna tangguhan
Pendapatan margin
istishna
200
33,33
200
33,33
2. Neraca Bank Syariah Sejahtera per 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah)
Bank Syariah Sejahtera
NeracaPer 31 Desember 2007
... ...
-- Utang isitishna 10
Aset istishna dalam
penyelesaian 101
Keterangan :
Aset istishnadalam penyelesaian= 1 + 100 = 101
Utang istishna= 10090 = 10
3. Rugi / Laba tahun 2007:
Pendaptan istishna =0
Harga pokok istishna =0 (-)
Laba kotor istishna = 0
Menurut metode akad selesai, pengakuan pendapatan, harga pokok, dan keuntungan
pada saat aset istishna selesai diproduksi. Jadi di tahun 2007 tidak ada pengakuanpendapatan dan keuntungan. Apabila pembeli akhir membayar secara angsuran, maka
setiap pembayaran oleh pembeli akhir, bank syariah akan mengakui pendapatan margin
istishnasecara proposional atas margin yang dikenakan setelah harga tunai.
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
20/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 203
f. Penyelesaian awal
Dalam hal pembeli akhir melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo, PSAK
104, par.31-32 (2007) telah mengaturnya sebagai berikut:
Jika pembeli akhir melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual
memberikan potongan maka potongan tersebut sebagai pengurang pendapatan istishna.
Pengurangan pendapatan istishna akibat penyelesaian awal piutang istishna dapat
diperlakukan sebagai:
(a)potongan secara langsung dan dikurangkan dari piutang istishna pada saat
pembayaran; Jurnal yang akan dibuat adalah:
Tgl Kas Rp. xx -
Pendapatan margin istishna Rp. xx -Piutang istishna - Rp.xx
(b)penggantian (reimburshed) kepada pembeli sebesar jumlah keuntungan yang
dihapuskan tersebut setelah menerima pembayaran piutang istishna secara
keseluruhan.
Jurnalnya adalah sebagai berikut:
a) penerimaan kas:Tgl Kas Rp. xx -
Piutang istishna - Rp.xx
b) penyerahan kas kembali kepada pembeli akhir:
Tgl Pendapatan margin Istishna Rp. xx -Kas - Rp.xx
g. Perubahan Pesanan dan Klaim Tambahan
PSAK No. 104 (2007) mengatur tentang pengukuran perubahan pesanan dan klaim
tambahan sebagai berikut.
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
21/83
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
22/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 205
Tgl Aktiva Istishna dalampenyelesaian
Rp. xx -
HutangIstishna - Rp.xx
b) Aset istishna yang diperoleh melalui transaksi istishna dengan pembayaran
tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar biaya perolehan tunai. Selisih
antara harga beli yang disepakati dalam akad istishna tangguh dan biaya
perolehan tunai diakui sebagai beban istishnatangguhan.
Untuk itu, pembeli akan mengakui dengan jurnal sebagai berikut:
Tgl AktivaIstishnaBeban istishnatangguhan Rp. xxRp xx --HutangIstishna - Rp.xx
c) Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proposional sesuai dengan porsi
pelunasan hutang istishna.
Jurnal yang akan dibuat oleh pembeli untuk mengamortisasi beban istishna
tangguhan adalah:
Tgl BebanistishnaBeban istishnatangguhan
Rp. xx-
-Rp xx
d) Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan
penjual dan mengakibatkan kerugian pembeli, maka kerugian itu dikurangkan dari
garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian tersebut
melebihi garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai piutang
jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian
piutang.
Untuk masalah ini entitas syariah akan mencatat dengan jurnal sebagai berikut.
1. Apabila kerugian lebih kecil dari garansi penyelesaian proyek
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
23/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 206
a) pada saat penjual menyerahkan uang garansi kepada pembeli (bank):
Tgl Kas Rp. xx -Uang garansi penyelesaian
proyek
- Rp.xx
b) pada saat pembebanan kerugian pembeli (bank):
Tgl Uang garansi penyelesaian
proyek
Rp. xx -
Rekening lain-lain - Rp.xx
2. Apabila kerugian lebih besar dari garansi penyelesaian proyek
a)
pada saat penjual menyerahkan uang garansi kepada pembeli (bank):
Tgl Kas Rp. xx -
Uang garansi penyelesaian
proyek
- Rp.xx
b) pada saat pembebanan kerugian pembeli (bank):
Tgl Uang garansi penyelesaianproyek
Rp. xx -
Piutang jatuh tempo Rp. xx -
Rekening lain-lain - Rp.xx
e) Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan
spesifikasi dan tidak dapat memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah
dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai
piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian
piutang.
Dalam hal ini pembeli (bank) akan mencatat sebagai berikut.
(a) Pembeli ditagih oleh penjual:
Tgl AktivaIstishnaBeban istishnatangguhan
Rp. xx
Rp xx
-
-
HutangIstishna - Rp.xx
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
24/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 207
(b) pada saat membayar kepada penjual:
Tgl Utang istishna Rp. xx -Kas - Rp.xx
(c) pada saat mengakui penarikan kembali atas pembayaran kepada penjual:
Tgl Kas Rp. Xx -
Piutang jatuh tempo Rp xx -Aset istishna dalampenyelesaian
Rp xx
f) Jika pembeli (bank) menerima barang pesanan yang tidak sesuai denganspesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah
antara nilai wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian
pada periode berjalan.
Dalam hal ini bank akan mencatat sebagai berikut:
Tgl Aset istishna Rp. xx -Kerugian penurunan nilai aktiva
istishnaRp. xx -
Aset istishna dalam
penyelesaian
- Rp.xx
Kerugian penurunan nilai aktiva istishna dilaporkan di laporan laba rugi sebagai
beban lain-lain.
g) Dalam istishna paralel, jika pembeli akhir menolak menerima barang pesanan
karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati, maka barang pesanan
diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan harga pokok istishna.
Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
Dalam hal ini bank akan mencatat sebagai berikut:
Tgl Aset istishna Rp. xx -Kerugian penurunan aktiva
istishnaRp. xx -
Aset istishna dalampenyelesaian
- Rp.xx
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
25/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 208
3. Penyajian
PSAK 104 (2007) mengatur penyajian istishna dalam laporan keuangan sebagai
berikut.
(1) Penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal berikut ini:
a) Piutang istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah yang
belum dilunasi oleh pembeli akhir.
b) Termin istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah tagihan
termin penjual kepada pembeli akhir.
(2) Pembeli menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal berikut ini:
a) Hutang istishna sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum
dilunasi.
b) Aset istishna dalam penyelesaian sebesar:
(a)persentasi penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli
akhir, jikaistishnaparalel; atau
(b)kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna.
4. Pengungkapan
Penjual mengungkapkan transaksi istishna dalam laporan keuangan, tetapi tidak
terbatas, pada:
a) metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna;
b) metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang
sedang berjalan;
c) rincian piutang istishnaberdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang;
d) pengungkapan yang diperlukan sesuai dengan PSAK 101: Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
Pembeli mengungkapkan transaksi istishna dalam laporan keuangan, tetapi tidak
terbatas, pada:
a)rincian hutangistishnaberdasarkan jumlah dan jangka waktu;
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
26/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 209
b)pengungkapan yang diperlukan sesuai dengan PSAK 101: Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
5. ILUSTRASI TRANSAKSI ISTISHNA
Contoh : METODE AKAD SELESAI, pembayaran diangsur setelah penyerahan
aset istishna.
PT. Usman Jaya membutuhkan rumah tipe 70/150 dengan spesifikasi khusus untuk
kantor. Harga rumah Rp. 200 juta, dana yang dibayarkan PT. Usman Jaya untuk uang
muka Rp. 50 juta. Perusahaan mengajukan pembiayaan kepada Bank Syariah. Setelah
akad ditandatangani antara PT Usma Jaya dan Bank Syariah dengan nilai akad Rp 200
juta,-, bank syariah memesan kepada pengembang dan pengembang akan
menyelesaikan pesanannya selama 9 bulan. Bank membayar biaya pra akad sebesar Rp
1.000.000,-- dan akad ditandatangani antara bank dan PT Usman pada 1 Juli 2007. PT
Usman menyerahkan uang muka sebesar Rp 50.000.000,--. Disamping itu, bank juga
menandatangani akad pembelian / pesanan kepada pengembang pada 1 Juli 2007,
dengan harga beli Rp 170.000.000,--. Berikut ini data dan tagihan yang dilakukan oleh
pengembang sampai dengan selesai per 1 Maret 2008:
2 Juli 2007: bank menerima uang muka dari pembeli Rp 50.000.000,--
1 Agustus 07: pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istishna Rp
30.000.000,-
1 Nopember 07: pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istishna
Rp 50.000.000,-
1 Februari 08: : pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istishna
Rp 90.000.000,-
1 Maret 08: pengembang menyerahkan aktivaistishna yang telah selesai kepada bank
syariah.
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
27/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 210
1 Maret 08 : bank syariah menyerahkan aset istishnakepada Tuan Usman. Tuan Usman
mengangsur pembayaran rumah tersebut selama 2 tahun. Bank syariah mengenakan
keuntungan istishna 10% dari pembiayaan.
DIMINTA:
Buatlah perhitungan untuk pengakuan, pengukuran, dan penyajian untuk transaksi
istishna paralel tersebut: bila menggunakan metode akad selesai untuk pengakuan
pendapatannya.
JAWAB:
Perhitungan
a) Pemesan akan melunasi rumah pesanannya pada saat rumah selesai dibangun dan
diserahkan bank syariah kepada PT Usman, dengan harga kontrak Rp 200 juta.
Harga pokok rumah adalah =Rp 170 juta. Jadi laba bank syariah adalah Rp 200
juta,- - Rp 171 juta ,- = Rp 29 juta,-. Harga jual bila diangsur 2 tahun = Rp 200
juta,- + 10% (Rp 200 juta,-) = Rp220 juta,-. Angsuran per bulan = Rp 220 juta,- /
24 = Rp 9.166.667,--; sedangkan margin per bulan = Rp 20 juta,-/ 24 = Rp
833.333,-
Berikut ini jurnal yang dibuat oleh Bank Syariah
Pada saat bank syariah menerima uang muka dari PT Usman: 1 Jul i 2007
1. Pada saat bank syariah mencatat biaya pra-akad Rp 1.000.000,-:
Dr. Beban pra-akad yang tangguhan Rp 1.000.000,-- --
Cr. K a s -- Rp 1.000.000,--
Dr. K a s Rp 50.000.000,-- --
Cr. Uang muka istishna -- Rp 50.000.000,--
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
28/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 211
2. Pada saat ada kepastian akad istisha dengan nasabah PT Usman, bank
mencatat:
Dr. Aset istishnadalam penyelesaian Rp 1.000.000,-- --
Cr. Beban pra-akad yang tangguhan -- Rp 1.000.000,--
3. Pada saat bank menerima tagihan dar i pengembang dan membayarnya:
Tanggal 1Agustus 2007 sebesar Rp 30.000.000,--
Dr. Aset istishnadalam penyelesaian Rp 30.000.000,-- --
Cr. Hutang istishna -- Rp 30.000.000,--
Pada saat bank syari ah membayar H utang istishna:
Dr. Hutang istishna Rp 30.000.000,-- --
Cr. K a s -- Rp 30.000.000,--
Tanggal 1 Nopember 2007 sebesar Rp 50.000.000,--
Dr. Aset istishnadalam penyelesaian Rp 50.000.000,-- --
Cr. Hutang istishna -- Rp 50.000.000,--
Pada saat bank syari ah membayar H utang istishna:
Dr. Hutang istishna Rp 50.000.000,-- --
Cr. K a s -- Rp 50.000.000,--
Tanggal 1Februar i 2008 sebesar Rp 70.000.000,--
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
29/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 212
Dr. Aset istishnadalam penyelesaian Rp 90.000.000,-- --
Cr. Hutang istishna -- Rp 90.000.000,--
Pada saat bank syariah membayar H utang i stishna:
Dr. Hutang istishna Rp 90.000.000,-- --
Cr. K a s -- Rp 90.000.000,--
4. Pada saat bank menerima barang pesanan dari pengembang yang sudah selesai
100%, bank syariah akan membuat jur nal sebagai ber ikut:
Dr : Aset Al-istishna Rp. 171.000.000,- --
Cr :Aset istishnadalam penyelesaian -- Rp. 171.000.000,-
5. Pada saat Bank Syariah menyerahkan rumah kepada nasabah PT USMAN
JAYA.
Dr Piutang istishna .Rp. 220.000.000,- --
Cr: Persediaan barangistishna -- Rp. 171.000.000,-
Cr. Pendapatan margin istishna -- Rp 29.000.000,-
Cr. MarginIstishna tangguhan -- Rp 20.000.000,-
Dr. Uang MukaIstishna Rp 50.000.000,-- --
Cr. Piutang Istishna -- Rp 50.000.000,--
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
30/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 213
7. Pada saat Bank Syariah menerima angsuran per bulan dari PT USMAN JAYA.
Dr. Ka/ Rekening PT USAMA JAYA Rp 9.166.667,- --
Cr. PiutangIstishna -- Rp 9.166.667,--
Mengakui pendapatan margin istishna.
Dr. MarginIstishnatangguhan Rp 833.333,-- --
Cr. Pendapatan MarginIstishna -- Rp833.333,--
8. Penyajian akhi r tahun
Sebelum penyajian di laporan keuangan Bank Syariah, maka terlebih dahulu
dilakukan penyesuaian untuk mengakui bagian keuntungan Al-istishna yang belum
dibayar oleh mitra (bila ada) dengan adjustment atas pengakuan Pendapatan Margin
Istishna satu bulan, yaitu dengan jurnal:
Pada akhir tahun per, 31 Desember, Adjustment
Dr : Margin istishnatangguhan Rp. 833.333,- -
Cr : Pendapatan Margin Istishna Rp833.333,-
Penyajian Laporan Laba Rugi
Pada akhir tahun Bank Syariah akan melaporkan di laporan laba rugi sebagai
Pendapatan Margin Istishna
Penyajian di Neraca
Di neraca bank syariah akan disajikan rekening Piutang Istishna yang dikurangi
dengan Margin istishna tangguhan dan Penyisihan Piutang Istishna tidak dapat
Ditagih; yang disebut Nilai bersih yang dapat direalisasikan.
-------------------------------
Alhamdulillahi rabbil alamiini
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
31/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 214
SOAL-SOAL AKUNTANSIISTISHNA
1. Jelaskan perbedaan al Istishnadengan al Istilshna paralel!
2.
Jelaskan unsur-unsur biaya istishna!
3. Dalam hal istishna paralel, jelaskan perlakuan akuntansi untuk tagihan-tagihan
yang dilakukan oleh subkontraktor!
4. Jelaskan perlakuan akuntansi istishna apabila bank syariah menerapkan
metode prosentase penyelesaian!
5. Jelaskan perlakuan akuntansi istishna apabila bank syariah menerapkan
metode kontrak selesai !
6.
Bagaimana perlakuan akuntansinya apabila pembeli akhir melakukanpenyelesaian kewajibannya lebih awal? Jelaskan dengan angka-angka!
7. Jelaskan apabila terjadi perubahan pesanan dan klaim tambahan dalam akad
istishna!
8. Bagaimana penyajian piutang istishnadi dalam neraca bank syariah?
9. Bagaimana penyajian keuntungan istishna di dalam laporan laba rugi bank
syariah?
10.Bagaimana penyajian aktiva istishna dalam penyelesaian di dalam neraca bank
syariah?
Kasus
PT. MAJU mengikat akad istishna dengan bank syariah Sejahtera pada 1 Mei 2007
untuk memperoleh sebuah rumah kantor dengan nilai akad Rp 700 juta,-. Kemudian,
pada 2 Mei 2007 bank syariah Sejahtera mengikat akad istishnal paralel dengan
kontraktor untuk membangun rukan yang dibutuhkan oleh PT MAJU tersebut. Biaya
pembuatan rukan yang disepakati dengan kontraktor adalah Rp 500 juta,--. Biaya
praakad ditanggung bank syariah sebesar Rp 10.000.000,--. Rukan diselesaikan selama
1,5 tahun yaitu tahun 2007 dan 2008. Berikut data selengkapnya terkait dengan akad
istishna paralel tersebut.
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
32/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 215
No. Keterangan 2007 Rp 2008 Rp
1 Kontraktor menagih kepada bank
syariah
200 juta 300 juta
2 Bank syariah membayar tagihan
kepada kontraktor
190 juta 310 juta
3 Bank syariah menagih kepada
pembeli akhir PT MAJU
300 juta 400 juta
4 PT MAJU membayar tagihan
kepada bank syariah
250 juta 450 juta
5 Kontraktor menyerahkan aset
istishna kepada bank syariah
500 juta
6 Bank syariah menyerahkan aset
istishna kepada pembeli akhir PT
MAJU
700 juta ( nilai
kontrak)
Buatlah jurnal yang diperlukan dan Neraca, Rugi laba pada tahun 2007, bila
menggunakan metode:
a) prosentase penyelesaian;
b) akad selesai. (untuk Bank Syariah dan Pembeli Akhir PT MAJU).======$$$$$======
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
33/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 216
BAB IX
AKUNTANSI MUDHARABAH
1. KARAKTERISTIK
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa mudharabahadalah akad kerjasama
usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan
nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka, jika usaha mengalami kerugian maka
seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika ditemukan adanya
kelalaian atau kesalahan oleh pengelola dana, seperti penyelewengan, kecurangan, dan
penyalahgunaan dana.
Dalam pelaksanaannya mudharabah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat) dan mudharabah maqayyadah
(investasi terikat). Mudharabah muthlaqah adalah akad mudharabah dimana pemilik
dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasi,
sedangkan mudharabah muqayyadah adalah akad mudharabah dimana pemilik dana
memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai tempat, cara, dan obyek
investasi.
Dalam operasional mudharabah, entitas syariah dapat bertindak sebagai pemilik
dana maupun pengelola dana. Apabila bank bertindak sebagai pemilik dana maka dana
yang disalurkan disebut investasi mudharabah. Apabila entitas syariah sebagai
pengelola dana maka :
(a)dalam akad mudharabah muqayyadah, dana yang diterima disajikan dalam laporan
perubahan investasi terikat sebagai investasi terikat dari nasabah;
(b)dalam akad mudharabah muthlaqah, dana yang diterima disajikan dalam neraca
sebagai dana syirkah temporer. Mengenai pengembalian pembiayaan mudharabah
dapat dilakukan bersamaan dengan distribusi bagi hasil atau pada saat diakhirinya
akad mudharabah.
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
34/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 217
(c)Jika dari pengelolaan dana mudharabah menghasilkan keuntungan , maka porsi
jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan
nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama periode akad. Jika
dari pengelolaan dana mudharabah menimbulkan kerugian, maka kerugian
finansial menjadi tanggungan pemilik dana. (paragraph 5-10, PSAK 105,2007).
2. PRINSIP PEMBAGIAN HASIL USAHA
Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi
hasil atau bagi laba. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian
hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omset).
Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto
(net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan
dana mudharabah.
Contoh
Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil
Penjualan 100
Harga Pokok Penjualan 65
Laba kotor 35 Gross Profit Margin
Beban 25
Laba (rugi) bersih 10 Net Profit Sharing
(paragraph 11, PSAK 105,2007).
Dalam PSAK ini, revenue sharing (omset penjualan atau pendapatan) tidak
diperkenankan sebagai dasar bagi hasil, dengan alasan bahwa dalam penjualan
mengandung unsur modal pokok atas barang yang dijual oleh entitas. Dengan
demikian, dasar bagi hasil yang diperkenankan adalah laba kotor atau laba bersih
(gross profit atau net profit sharing). Apabila entitas pengelola dana mudharabah
memperoleh keuntungan maka keuntungan dibagi hasilkan antara pemilik dana
mudharabah dan pengelola dana mudharabah, sedangkan bila pengelola dana
mudharabah menderita rugi normal, bukan kelalaian pengelola, maka kerugian
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
35/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 218
menjadi tanggungan pemilik dana (shahibul maal). Keuntungan yang dibagi
didasarkan pada nisbah yang telah disepakati pada awal akad disepakati ke dua
belah pihak, misal: 40:60, yaitu 40% untuk pengelola dana mudaharabah dan
60% untuk pemilik dana mudharabah.
Berdasarkan contoh di atas, bila kita menggunakan gross profit sharing sebagai
dasar bagi hasil dan nisbah bagi hasil adalah 40:60, yaitu 40% untuk pengelola
dana mudaharabahdan 60% untuk pemilik dana mudharabah, maka bagian bagi
hasil untuk:
Pengelola dana = 40% X Rp 35,- = Rp 14,-
Pemilik dana = 60% X Rp 35,- = Rp 21,-
3.
AKUNTANSI UNTUK PEMILIK DANA (SHAH IBUL MAAL)
3.1. Pengakuan dan Pengukuran Invesatasi Mudharabah
PSAK No. 105 (2007)mengatur pengakuan pembiayaan mudharabah sebagai berikut:
1) Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi
mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada
pengelola dana.
2)
Pengukuran invesatasi mudharabah diatur sebagai berikut:a) Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang
dibayarkan;
b) Investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar
aset non kas pada saat penyerahan:
(i) Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui, maka
selisihnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi
sesuai jangka waktu akad mudharabah;
(ii) Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka
selisihnya diakui sebagai kerugian. (paragraph 12 dan 13, PSAK
105,2007).
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
36/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 219
Atas dasar penguturan di atas, maka pemilik dana akan membuat jurnal untuk
mencatat transaksi mudharabah sebagai berikut:
Pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah uang yang
diberikan. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: (misal, investasi mudharabah
Rp 100.000.000,-)
Tanggal Investasi mudharabah Rp100.000.000,00 --
Kas -- Rp100.000.000,00
Misalnya, tanggal 1 Maret 2008, bank syariah (pemilik dana) memberikan pembiayaan
mudharabah kepada nasabah Tn. Ali dengan menyerahkan mesin. Nilai buku mesin
tersebut adalah Rp 300.000.000,00 dan menurut penilaian, nilai wajar mesin tersebut
adalah Rp 280.000.000,00.- maka dalam hal ini bank syariah akan mencatat pada saat
akad 1 Maret 2008 sebagai berikut:
1 Maret Investasi mudharabahKerugian penurunan nilai
Mesin
Rp280.000.000,00
Rp20.000.000,00--
--
--Rp300.000.000,00
Bila nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui, maka selisihnya diakui
sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah.
Berdasarkan contoh di atas, misalnya, menurut penilaian, nilai wajar mesin tersebut
adalah Rp 320.000.000,00.-, maka selisih Rp 20.000.000,-- diakui sebagai keuntungan
tangguhan yang akan diamortisasi selama masa akad mudharabah. Untuk contoh ini,
pemilik dana akan membuat jurnal untuk mencatatat transaksi tersebut, sebagai berikut:
1 Maret Investasi mudharabahKeuntungan tangguhan
mudharabah
Mesin
Rp320.000.000,00
--
--
--
Rp20.000.000,00
Rp300.000.000,00
Apabila akad mudharabah diumpamakan selama 20 bulan, maka amortisasi
keuntungan tangguhan per bulan adalah Rp 1.000.000,-- (Rp20.000.000,00 : 20), dan
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
37/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 220
jurnal yang dibuat untuk mengamortisasi keuntungan tangguhan per bulan adalah
sebagai berikut:
Setiap
bulan
Keuntungan tangguhan mudharabah
Keuntungan selisih nilai Mesin
Rp 1.000.000,--
--
--
Rp1.000.000,00
3.2. Investasi mudharabahturun nilai atau hilang
1) Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai disebabkan rusak,
hilang atau factor lain yang bukan kelalaian atau kesalahan pihak pengelola
dana, maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi
saldo investasi mudharabah. (paragraph 14, PSAK 105,2007).
Untuk kondisi ini, maka pemilik dana harus membuat jurnal untuk mengakui
terjadinya kerugian karena terjadinya penurunan nilai investasi mudharabah,
sebagai berikut:
Kerugian Investasi Mudharabah
InvestasiMudharabah
Rp xxx
--
--
Rp xxx
2) Jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa
adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebutdiperhitungkan pada saat bagi hasil. (paragraph 15, PSAK 105,2007).
Umpamakan, pada 2008 pemilik dana memperoleh bagi hasil Rp 30.000.000,-
dan pada 2008 terjadi kehilangan modal mudharabahdi pengelola dana sebesar
Rp 5.000.000,-, maka modal mudharabah yang hilang diperhitungkan sebagai
pengurang bagih hasil yang akan diterimanya. Bila tidak ada dana mudharabah
yang hilang, pemilik dana mudharabah akan menerima bagi hasil sebesar Rp
30.000.000,-; karena pada 2008 terjadi kehilangan dana yang bukan kelalaian
pengelola dana, maka bagi hasil yang akan diterima berkurang dengan Rp
5.000.000,--. Untuk kasus ini, jurnal yang akan dibuat oleh pemilik dana adalah
sebagai berikut:
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
38/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 221
Des
31
Piutang Bagi Hasil Investasi
Mudharabah
Kerugian Penurunan Nilai
InvestasiMudharabah
Pendapatan Bagi Hasil
Mudharabah
Rp 25.000.000,-
5.000.000,-
--
--
--
Rp 30.000.000,-
3) Dalam investasi mudharabah yang diberikan dalam aset nonkas dan aset nonkas
tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan
secara efektif dalam kegiatan usaha mudharabah, maka kerugian tersebut tidak
langsung mengurangi jumlah investasi, namun diperhitungkan pada saat
pembagian bagi hasil.(paragraph 17, PSAK 105,2007).
Dalam hal ini, jurnal yang dibuat oleh pemilik dana mudharabah akan seperti pada
kasus point 4) di atas, yaitu sebagai berikut: (contoh pada point 4) dan bila
penurunan nilai aset nonkas adalah Rp 5.000.000,-)
Des
31
Piutang Bagi Hasil Investasi
Mudharabah
Kerugian Penurunan NilaiInvestasiMudharabah
Pendapatan Bagi Hasil
Mudharabah
Rp 25.000.000,-
5.000.000,-
--
--
--
Rp 30.000.000,-
Jenis kelalaian seperti apakah yang dimaksud dalam PSAK ini yang dilakukan
pengelola dana sehingga akan menentukan siapa yang bertanggung jawab terhadap
hilang atau berkurangnya investasi mudharabahbagi pemilik dana. Kelalaian atas
kesalahan pengelola dana ada 3 jenis yang dijelaskan dalam PSAK 105 ini, yaitu
ditunjukkan oleh:
(a)Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak terpenuhi;
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
39/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 222
(b)Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim dan / atau
yang telah ditentukan dalam akad, atau
(c)Hasil keputusan dari institusi yang berwenang. (paragraph 18, PSAK 105,2007)
3.3. Investasi mudharabahberakhir
Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum
dibayar oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah diakui sebagai piutang.
(paragraph 19, PSAK 105,2007). Untuk ketentuan ini, pemilik dana mudharabah
akan membuat jurnal untuk mengakui piutang sebagai pengganti investasi
mudharabahsebagai berikut:
Piutang Jatuh TempoPengelolaDana Mudharabah
InvestasiMudharabahRp xxx
--
--
Rp xxx
Pada saat pemilik dana mudharabah menerima pembayaran dari pengelola dana
mudharabah, maka jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
K a sPiutang jatuh tempo
Pengelola Dana Mudharabah
Rp xxx
--
--
Rp xxx
Dengan jurnal pembayaran Piutang dari pengelola dana mudharabah, maka saldo
Piutang kepada pengelola dana menjadi bersaldo nol atau sudah habis.
3.4. Penghasilan Usaha Mudharabah
Investasi mudharabah yang dilakukan oleh pemilik dana akan dapat menghasilkan
keuntungan atau bisa juga menanggung kerugian karena kerugian yang diderita
pengelolala dana mudharabah tidak melakukan kelalaian pengelolaan. Atas hasil dan
kerugian ini PSAK 105 (2007) telah mengatur perlakuan akuntansinya berikut ini.
1). Jika investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha
diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.
(paragraph 20, PSAK 105,2007).
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
40/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 223
Atas ketentuan ini, pemilik dana mudharabah akan mengakui bagi hasil tersebut
dengan membuat jurnal sebagai berikut:
Piutang Bagi Hasil Investasi
Mudharabah
Pendapatan Bagi Hasil Investasi
Mudharabah
Rp xxx
--
--
Rp xxx
Kemudian, pada saat menerima pembayaran bagi hasil dari pengelola dana
mudharabah, pemilik dana mudharabahakan membuat jurnal berikut ini:
K a s
Piutang Bagi Hasil Investasi
Mudharabah
Rp xxx
--
--
Rp xxx
2). Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir
diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat
akad mudharabahberakhir, selisih antara:
(a) investasi mudharabahsetelah dikurangi penyisihan kerugian investasi; dan(b) pengembalian investasi mudharabah; diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
(paragraph 21, PSAK 105,2007).
Atas ketentuan ini, jurnal yang harus dibuat oleh pemiliki dana mudharabah adalah
sebagai berikut:
Pembentukan penyisihan kerugian investasi:
Kerugian InvestasiMudharabah
Penyisihan Kerugian Investasi
Mudharabah
Rp xxx
--
--
Rp xxx
Kerugian InvestasiMudharabah akan dilaporkan di laporan Laba Rugi sebagai beban
usaha, sedangkan Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah akan dilaporkan di
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
41/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 224
neraca pemilik dana mudharabah sebagai pengurang InvestasiMudharabah. Berikut
penyajian di neraca pemilik dana.
Bank Syariah ABC
NeracaPer 31 Desember 2008 (misal)
---
InvestasiMudharabah Rp 300 juta,--
Penyisihan Kerugian InvestasiMudharabah Rp 15 juta (-)
InvestasiMudharabahbersih Rp 285 juta,-
---
Penyisihan kerugian investasi mudharabah diumpamakan 5% dari Investasi
Mudharabaah, sehingga besarnya penyisihan = 5% X Rp 300 juta,- = Rp 15 juta,--.
Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Des31
Kerugian InvestasiMudharabahPenyisihan Kerugian Investasi
Mudharabah
Rp 15 juta,-
--
--
Rp 15 juta,--
Contoh lain pembentukan Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah
Penyisihan kerugian investasi mudharabah dan piutang yang timbul dari transaksi
mudharabah dibentuk sebesar estimasi kerugian investasi mudharabah dan piutang
yang tidak dapat ditagih.
Misal, entitas syariah ( bank syariah) mempunyai saldo per 31 Desember 2008 sebagai
berikut:
Investasi mudharabah Rp 100.000.000,00
Piutang jatuh tempo Rp 50.000.000,00
Bank syariah mengestimasikan kerugian pembiayaan dan piutang yang tidak
tertagih = 5%
Maka, jumlah penyisihan kerugian adalah:
Pembiayaan mudharabah = 5% x Rp 100.000.000,00 = Rp5.000.000,00
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
42/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 225
Piutang jatuh tempo 5% x Rp 50.000.000,00 = Rp2.500.000,00
Total =Rp 7.500.000,00
Untuk itu, bank syariah akan membuat ayat jurnal penyesuaian per 31 Desember
sebagai berikut:31 Des Kerugian investasi mudharabah
Kerugian piutang jatuh tempoPenyisihan kerugian investasi
mudharabahPenyisihan kerugian piutang jauh
Tempo
Rp5.000.000,00
Rp2.500.000,00
--
--
--
--
Rp5.000.000,00
Rp2.500.000,00
Kerugian investasi dan kerugian piutang akan dilaporkan di laporan laba/rugi,
sedangkan Penyisihan kerugian investasi mudharabahdan Penyisihan kerugian piutang
jatuh tempo dilaporkan di neraca sebagai pengurang rekening Investasi mudharabah
dan Piutang jatuh tempo.
3.5. Pembayaran Kembali Pembiayaan
Seperti telah dijelaskan pada sub bahasan sebelumnya, bahwa pada saat akad
mudharabahberakhir, selisih antara:
(a) investasi mudharabahsetelah dikurangi penyisihan kerugian investasi; dan
(b) pengembalian investasi mudharabah; diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
Diumpamakan, pengelola dana mengembalikan investasi mudharabahke pemilik dana
sebesar Rp 290 juta,-, investasi mudharabah Rp 300 juta,- dan penyisihan kerugian
investasi mudharabah Rp 15 juta,--, maka selisih antara kas yang diterima Rp 290
juta,- dengan Investasi Mudharabah bersih Rp 285 juta,- = Rp 5 juta,- akan diakui
sebagai keuntungan investasi mudharabah. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
K a sPenyisihan Kerugian InvestasiMudharabah
InvestasiMudharabahKeuntungan Investasi
Mudharabah
Rp 290 juta,-
Rp 15 juta,--
--
--
--
--
Rp 300 juta,-
Rp 5 juta,--
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
43/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 226
Dengan pembayaran kembali atas pembiayaan oleh pengelola dana maka jumlah
investasi mudharabahpada pemilik dana akan berkurang dan di neraca akan dilaporkan
sejumlah sisa setelah pembayaran kembali. Dalam contoh kasus di atas, saldo Investasi
Mudharabahmenjadi habis atau saldo nol.
Bila kas yang diterima dari pengelola dana adalah Rp 280 juta,-, maka selisih antara kas
yang diterima dan investasi mudharabah bersih adalah Rp 5 juta, - diakui sebagai
kerugian investasi mudharabah. Berikut ini jurnal yang dibuat oleh pemilik dana.
K a s
Penyisihan Kerugian Investasi
MudharabahKerugian Investasi
MudharabahInvestasiMudharabah
Rp 280 juta,-
Rp 15 juta,--
Rp 5 juta,----
--
--
--Rp 300 juta,-
3.6. Pengakuan Keuntungan Atau Kerugian Mudharabah
PSAK No. 105 (2007) telah mengatur pengakuan keuntungan atau kerugian
mudharabahdan metode distribusi bagi hasil. Distribusi bagi hasil mudharabahdapat
dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu gross profit sharing atau net profit
sharing. Dalam gross profit sharing, bagi hasil dihitung dari pendapatan setelah
dikurangi Harga pokok penjualan, sedangkan dalam net profit sharing, bagi hasil
dihitung dari gross profit dikurangi dengan beban yang berkaitan langsung dengan
pengelolaan dana mudharabah.
Apabila pembiayaan melewati satu periode pelaporan
(a) keuntungan investasi mudharabahdiakui pada saat terjadinya hak bagi hasil sesuai
dengan nisbah yang disepakati, dan
(b)kerugian yang terjadi diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut dan
mengurangi investasi mudharabah.
Contoh berikut ini perhitungan laba/rugi pengelola dana mudharabahtahun 2008:
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
44/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 227
Penjualan Rp1.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp 600.000,00
Laba kotor Rp 400.000,00
Biayabiaya Rp 300.000,00
Laba (rugi) bersih Rp 100.000,00
Metode bagi hasil
a) Bila grossprofit sharing, dengan nisbah bank syariah (pemilik dana) : pengelola
dana= 20 : 80 maka bagi hasil untuk:
Bank Syariah : 20% x Rp400.000,00 = Rp80.000,00
Pengelola : 80% x Rp400.000,00 = Rp320.000,00
b) Bila metode net profit sharing, nisbah bank syariah : pengelola = 80 : 20 maka
bagi hasilnya:
Bank syariah : 80% x Rp100.000,00 = Rp80.000,00
Pengelola : 20% x Rp100.000,00 = Rp 20.000,00
Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai
piutang.(paragraph 24, PSAK 105,2007).Untuk bagi hasil di atas yang belum dibayar oleh pengelola dana, bank syariah
(pemilik dana) akan membuat pencatatan sebagai berikut:
31 Des
2008
Piutang pendapatan bagi hasil
Pendapatan bagi hasil mudharabah
Rp80.000,00
-
-
Rp80.000,00
Piutang akan dilaporkan di neraca, sedangkan pendapatan bagi hasil akan dilaporkan di
laporan laba rugi sebagai unsur pendapatan operasional. Pada saat pengelola dana
membayar bagi hasil ke bank syariah maka bank syariah akan mencatat sebagai berikut:
Tanggal Kas
Piutang pendapatan bagi hasil
Mudharabah
Rp80.000,00
--
--
Rp80.000,00
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
45/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 228
Apabila pengelola dana mengalami kerugian, misalkan Rp10.000,00 maka kerugian
ditanggung oleh bank syariah (pemilik dana) , yang akan mengurangi investasi
mudharabah. Bank syariah (pemilik dana) akan mengakui kerugian sebagai berikut:
31 Des Kerugian investasi mudharabah
Investasi mudharabah
Rp10.000,00
-
-
Rp10.000,00
Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola
dana dan tidak mengurangi investasi mudharabah. paragraph 23, PSAK 105,2007).
Dengan demikian, investasi mudharabah tidak akan dikurangi kerugian yang
disebabkan oleh kelalaian pengelola dana dan yang menanggung kerugian adalah
pengelola dana sendiri.
4. AKUNTANSI UNTUK PENGELOLA DANA (Bank Syariah atau
entitas lain Sebagai Mudharib)
Sebagai mudharib maka entitas menerima dana dari shahibul maal (pemilik
dana) untuk dikelola dalam bentuk investasi terikat atau investasi tidak terikat.
Dalam hal entitas sebagai mudharib, PSAKNo. 105 (2007) mengaturnya berikut ini.
4.1. Perlakuan Akuntansi Dana yang Diterima Pengelola Dana Mudharabah
(Mudharib)
Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabahdiakui sebagai dana
syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima. Pada
akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatatnya.
(paragraph 25, PSAK 105,2007).
Atas ketentuan ini, jurnal yang dibuat oleh pengelola dana pada saat menerima dana
mudharabahadalah sebagai berikut:
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
46/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 229
Tanggal K a s
Dana syirkah temporer
Rpxxx
-
-
Rpxxx
Jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah temporer yang diterima maka pengelola
dana mengakui sebagai asset sesuai ketentuan pada paragraph 12-13. (paragraph 25,
PSAK 105,2007). Dalam hal ini berlaku akuntansi untuk pengelola dana mudharabah
sebagai investasi mudharabah.
Berikut ini contoh aplikasi akuntansi untuk pengelola dana mudharabah pada bank
syariah.
Dana mudharabah yang diterima oleh pengelola dana diakui sebagai Dana syirkah
temporer pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima. Pada akhir periode
akuntansi, Dana syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatat.
Misal, bank syariah menerima dana mudharabahsebagai berikut:
10 Juni 2008: nasabah Tuan Ali menyetor dana sebagai tabungan mudharabahsebesar
Rp100.000.000,00
10 Agustus: nasabah mengambil Rp20.000.000,00 dana yang ditabungkan di bank
syariah.
Atas transaksi ini, bank syariah akan mencatat sebagai berikut:
Penerimaan tabungan mudharabah Rp 100 juta,- dari tn. Ali:
10 Juni
2008
Kas
Danasyirkahtemporer
Rp100.000.000,0
-
-
Rp100.000.000,0
Pencatatan atas pengambilan Tabungan mudharabah tn. Ali Rp 20 juta,-
10 Agust
2003
Danasyirkah temporer
Kas
Rp20.000.000,00
-
-
Rp20.000.000,00
Setelah tanggal 10 Agustus 2008 saldo Dana syirkah temporer adalah
Rp80.000.000,00.- Apabila sampai dengan 31 Desember 2008 tidak ada penambahan
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
47/83
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
48/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 231
hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan
atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban pengelola dana. (paragraph 29-30,
PSAK 105,2007)
Atas bagi hasil ini bank syariah (pengelola dana) akan mencatat bagi hasil yang akan
dibagikan kepada pemilik dana tabungan mudharabah Tn. Ali, sebagai berikut:
31/12/08 Distribusi bagi hasil mudharabahKewajiban bagi hasil
Mudharabah
Rp4.800.000,00
-
-
Rp4.800.000,00
Pada saat bank syariah membayar bagi hasil tersebut, bank syariah (pengelola dana)
akan mencatat:
5 Jan.
2009
Kewajiban bagi hasil mudharabah
Kas
Rp4.800.000,00
-
-
Rp4.800.000,00
Distribusi bagi hasil mudharabah akan dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai
pengurang pendapatan usaha pengelola (bank syariah), sedangkan kewajiban bagi hasil
mudharabahakan dilaporkan di neraca.
Kerugian karena kesalahan atau kelalaian bank dibebankan kepada bank (pengeloladana). Dalam hal ini bank syariah akan mencatat kerugian sebagai berikut:
Tanggal Kerugian Dana SyirkahTemporer
Kewajiban lain-lain/kas
Rp xx
-
-
Rp xx
4.2. Perlakuan AkuntansiMudharabah M usytarakah
PSAK 105 (2007) mendifinisikan mudharabah musytarakah adalah bentuk
mudharabahdimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama
investasi. Dimisalkan, bank syariah menerima tabungan mudharabah dari deposan
dalam bentuk pool of fund (kumpulan dana tabungan mudharabah) sebesar Rp 1
milyar,-, kemudian bank menginvestasikan dalam investasi mudharabahdimana mitra
pengusaha juga menyertakan modal sebesar Rp 500 juta,- sehingga total investasi
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
49/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 232
mudharabah yang dikelola oleh mudharib (pengusaha) adalah Rp 1,5 milyar,--. Jadi,
dalam hal ini bank syariah sebagai pemilik dana mudharabah(shahibul maal)dimana
dananya berasal dari tabungan mudharabahdan dana pengusaha sendiri (bisa dari dana
tunai maupun nonkas).
PSAK 105 (2007) telah mengatur perlakuan akuntansi untuk mudharabah musytarakah
seperti berikut ini.
1) Penyertaan dana mudharabah musytarakah
Jika pengelola dana juga menyertakan dana dalam mudharabah musytarakah, maka
penyaluran dana milik pengelola dana tersebut diakui sebagai investasi mudharabah.
Akad mudharabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan
musyarakah. Dalam mudharabah musytarakah, pengelola dana (berdasar akad
mudharabah) menyertakan juga dananya dalam investasi bersama (berdasar akad
musyarakah). Pemilik dana musyarakah (musytarik) memperoleh bagian hasil usaha
sesuai porsi dana yang disetorkan. Pembagian hasil usaha antara pengelola dana dan
pemilik dana dalam mudharabah adalah sebesar hasil usaha musyarakah setelah
dikurangi porsi pemilik dana sebagai pemilik dana musyarakah. (paragraph 31-33,
PSAK 105,2007).
2) Pembagian hasil investasi mudharabah musytarakah
Pembagian hasil investasi mudharabah musytarakahdapat dilakukan sebagai berikut:
(a)Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan pemilik
dana sesuai dengan nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi
setelah dikurangai untuk pengelola dana (sebagai mudharib) tersebut dibagi
antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai dengan
porsi modal masing-masing; atau
(b)Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik
dana sesuai dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya bagian hasil
investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
50/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 233
dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dengan pemilik dana sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
Jika terjadi kerugian atas investasi, maka kerugian dibagi sesuai dengan porsi modal
para musytarik. (paragraph 34-35, PSAK 105,2007).
Ilustrasi
Bank Syariah Sejahtera menandatangani akad mudharabah musytarakah dengan PT
LANCAR pada 1 Mei 2008. Bank syariah menyalurkan pembiayaannya dengan kas Rp
400 juta,- dan PT LANCAR sebesar Rp 100 juta,- , nisbah bagi hasil yang disepakati
adalah bank:mitra=40:60 dari laba kotor usaha mitra, bila rugi maka pembagian ruginya
berdasarkan porsi modal yang disetorkan masing-masing. Pada tahun 2008 PT
LANCAR melaporkan Laba Kotor usahanya sebesar Rp 200 juta,-.
Diminta: hitunglah bagi hasil untuk bank dan mitranya.
Jawab:
Cara 1:
Hasil usaha dibagi antara bank dan mitra dengan dasar nisbah, sisanya setelah dikurangi
hak pengelola dana akan dibagi sesuai dengan porsi modal masing-masing.
Bagian pengelola (musytarik) = 60/100 x Rp 200 juta,- = Rp 120,-juta; sisanya Rp 80
juta,- dibagi berdasarkan porsi modal.
Pengelola = 100/500 x Rp 80 juta,- =Rp 16 juta,-
Bank syariah = 400/500 x Rp 80 juta,- = Rp 64 juta,-
Jadi, bagi hasil pengelola = Rp 120 juta,- + Rp 16 juta,-=Rp 136 juta,-
Bagi hasil bank syariah = Rp 64 juta,- ; total hasil yang dibagi = Rp 136 juta,- +
Rp 64 juta,- =Rp 200 juta,--
Cara 2:
Hasil usaha dibagi antara bank dan mitra berdasarkan porsi modal masing-masing,
sisanya setelah dikurangi hak pengelola dana akan dibagi sesuai dengannisbah bagi
hasil.
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
51/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 234
Bagian pengelola (musytarik)= 100/500 x Rp 200 juta,- = Rp 40,-juta; sisanya Rp 160
juta,- dibagi berdasarkan nisbah bagi hasil.
Pengelola = 60/100 x Rp 160 juta,- =Rp 96 juta,-
Bank syariah = 40/100 x Rp 160 juta,- = Rp 64 juta,-
Jadi, bagi hasil pengelola = Rp 40 juta,- + Rp 96 juta,-=Rp 136 juta,-
Bagi hasil bank syariah = Rp 64 juta,- ; total hasil yang dibagi = Rp 136 juta,- +
Rp 64 juta,- =Rp 200 juta,--.
Jadi, cara 1 dan cara 2 hasil perhitungan bagi hasil adalah sama.
5. PENYAJIAN
Bagaimanakah pengelola dana dan pemilik dana menyajikan dalam laporan
keuangannya? Dalam hal ini PSAK 105 (2007) telah mengaturnya berikut ini.
1. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan
sebesar nilai tercatat.
2. Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabahdalam laporan keuangan:
(a) Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai
tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah;
(b)
Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belumdiserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang
belum dibagikan di kewajiban.(paragraph 36-37, PSAK 105,2007)
6. PENGUNGKAPAN
Paragraph 38-39, PSAK 105, (2007), telah mengatur tentang pengungkapan yang
berkaitan dengan mudharabahbaik bagi pemilik dana maupun pengelola dana, seperti
berikut ini.
1.Pemilik dana mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi mudharabah,
tetapi tidak terbatas, pada:
(a)Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil
usaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain;
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
52/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 235
(b)Rincian jumlah investasi mudharabahberdasarkan jenisnya;
(c)Penyisihan kerugian investasi mudharabahselama periode berjalan; dan
(d)Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
2.Pengelola dana mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi mudharabah,
tetapi tidak terbatas pada:
(a)Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil
usaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain;
(b)Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya;
(c)Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayyadah; dan
(d)
Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
---------------------------------------
Alhamdulillahirabbil alamiini
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
53/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 236
SOAL-SOAL
1. Jelaskan perbedaan pembiayaanmudharabah dengan pembiayaan musyarakah!
2. Bagaimanakah pengakuan dan pengukuran pembiayaan mudharabah?
3. Seandainya bank syariah memberikan pembiayaan dalam bentuk aktiva non kas,
misal, mobil. Nilai buku mobil =Rp100.000.000,00, setelah dinilai dengan nilai
yang wajar, ternyata nilai wajar mobil tersebut:
1. Rp120.000.000,00; atau
2. Rp80.000.000,00
Bagaimana pengukuran pembiayaan mudharabah tersebut dan bagaimana
perlakuan terhadap selisih antara nilai buku dan nilai pasar yang wajar tersebut?
4.
Pada tahun 2008 Mitra bank syariah melaporkan rugi labanya sebagai berikut:
Penjualan Rp500.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp200.000.000,00
Laba Kotor Rp300.000.000,00
Beban operasi Rp100.000.000,00
Laba operasi Rp200.000.000,00
a. Apabilagross profit sharingditerapkan dalam pembagian hasil, dengan
nisbah bank : nasabah = 40 : 60 maka hitunglah pembagian laba! Buatlahjurnal penyesuaian yang dibuat bank untuk mengakui pendapatan bagi
hasil!
b. Apabila net profit sharingditerapkan dalam pembagian hasil dengan
nisbah bank : nasabah = 30 : 70 maka hitunglah pembagian laba! Buatlah
jurnal penyesuaian yang dibuat bank untuk mengakui pendapatan bagi
hasil! (baik untuk bank syariah dan mitranya)
5. Bank Syariah Sejahtera menandatangani akad mudharabah musytarakahdengan
PT LANCAR pada 1 Mei 2008. Bank syariah menyalurkan pembiayaannya
dengan kas Rp 400 juta,- dan PT LANCAR sebesar Rp 200 juta,- , nisbah bagi
hasil yang disepakati adalah bank:mitra=40:60 dari laba kotor usaha mitra, bila
rugi maka pembagian ruginya berdasarkan porsi modal yang disetorkan masing-
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
54/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 237
masing. Pada tahun 2008 PT LANCAR melaporkan Laba Kotor usahanya sebesar
Rp 200 juta,-.
Diminta:
Hitunglah bagi hasil untuk bank dan mitranya pada 2008, dan bagi rugi bila pada
tahun 2009 mitra mengalami kerugian kotor Rp 20 juta,-
5. Bagaimana perlakuan akuntansi bank syariah apabila dana yang ditanamkan bank
di usaha mitra ternyata
a. bangkrut normal;
b. diselewengkan oleh mitra usaha bank?
==============================alhamdulillaahi rabbal alamiini==========
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Buku 2.pdf
55/83
Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia Mei
2010
Copyright2009 dilindungi oleh Undang-Undang
www. ebookakuntansisyariah.com Page 238
BAB X
AKUNTANSI MUSYARAKAH
I.
KARAKTERISIK
Musyarakah sebenarnya hampir sama dengan mudharabah. Musyarakah
merupakan akad kerjasama diantara para pemilik modal yang mencampurkan modal
mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakahmitra dan pemilik dana,
misal bank, sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu,
baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya, mitra dapat mengembalikanmodal tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus
kepada bank. Pembiayaan musyarakahdapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas,
atau aset nonkas, termasuk aktiva tidak berwujud seperti lisensi dan hak paten.
Musyarakah dapat bersifat musyarakah permanen maupun menurun. Dalam
musyarakah permanen, bagian modal setiap mitra ditentukan sesuai akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad, sedangkan dalam musyarakah menurun,
bagian modal pemilik dana atau bank akan dialihkan secara bertahap kepada mitra,
sehingga bagian modal pemilik dana / bank akan menurun dan pada akhir masa akad
mitra akan menjadi pemilik usaha tersebut.
Laba musyarakah dibagi diantara para mitra, baik secara proporsional sesuai
dengan modal yang disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva lainnya) atau sesuai
dengan nisbah yang disepakati oleh semua mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara
proporsional sesuai dengan modal yang disetorkan baik berupa kas maupun aktiva
lainnya.
Karena setiap mitra tidak dapat menjamin dana mitra lainnya, maka setiap mitra dapat
meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang
disengaja. Beberapa hal yang menunjukkan adanya kesalahan yang disengaja adalah:
-
7/24/2019 17.Membumikan Akuntansi Syariah di Indon