223-587-1-pb (1)

Upload: obinmorrison

Post on 26-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 223-587-1-PB (1)

    1/11

    PELAKSANAAN DISKRESI KEPOLISIAN DALAM PENYELESAIAN

    PERKARA TINDAK PIDANA LALU LINTAS

    (Studi pada Kepolisian Resor Kota Bandar Lampun!

    Ole"

    Ar# Re$a Pratama% Ma"asis&a Baian 'uum Pidana )aultas 'uum Uni*ersitas

    Lampun+ Email, ar#re$apratama-#a"oo+.om+% Dia" /ustiniani% Rini )at"ona"%

    Baian 'uum Pidana )aultas 'uum Uni*ersitas Lampun 0alan Soemantri

    Bro1oneoro Nomor 2 Bandar Lampun 34254+

    A6stra

    Anggota kepolisian dalam menyelesaikan perkara tindak pidana lalu lintas dapat

    menggunakan kewenangan diskresi yang dimilikinya, namun demikian pelaksanaan

    diskresi harus dilakukan secara profesional dan sesuai dengan kode etik kepolisiansebagai keharusan bagi anggota kepolisian, mengingat kekuasaan diskresi tanpa disertai

    pembatasan dapat berpotensi penyalahgunaan kewenangan. Permasalahan penelitian ini

    adalah bagaimanakah pelaksanaan diskresi kepolisian dalam penyelesaian perkara tindak

    pidana lalu lintas oleh Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung dan apakah faktor-faktor

    yang mempengaruhi pelaksanaan diskresi kepolisian dalam penyelesaian perkara tindak

    pidana lalu lintas oleh Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung

    Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan

    pendekatan yuridis empiris, dengan responden penelitian yaitu anggota Kepolisian Resor

    Kota Bandar Lampung dan dan !osen "ukum Pidana #akultas "ukum $nila.

    Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka dan studi lapangan. !ataselan%utnya dianalisis secara kualitatif.

    "asil penelitian dan pembahasan menun%ukkan bahwa pelaksanaan diskresi kepolisian

    dalam perkara pidana lalu lintas oleh Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung adalah

    melalui perdamaian antara pelaku dan korban. Perdamaian ini didasarkan pada adanya

    itikad baik antara pihak-pihak yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas untuk menempuh

    penyelesaian secara kekeluargaan. #aktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

    diskresi kepolisian dalam penyelesaian perkara tindak pidana lalu lintas, adalah sebagai

    berikut& faktor substansi hukum, yaitu adanya dasar hukum yang memberikan

    kewenangan kepada anggota kepolisian untuk melakukan tindakan diskresi sehingga

    pelaksanaan tugas di lapangan disesuaikan dengan kewa%iban hukum dan menghormati'

    men%un%ung tinggi hak asasi manusia( faktor penegak hukum, yaitu adanya

    profesionalisme ker%a polisi dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara profesional

    terutama dalam mempergunakan wewenang diskresi yang dimilikinya( faktor masyarakat,

    yaitu masyarakat menyadari bahwa pelanggaran lalu lintas adalah suatu ke%adian di luar

    kehendak dan sama sekali tidak diinginkan sehinggga mereka menghendaki adanya

    perdamaian di luar pengadilan dan pihak kepolisian dengan kewenangan diskresi yang

    dimilikinya men%adi mediator dalam perdamaian tersebut( faktor kebudayaan, yaitu

    adanya nilai-nilai budaya di )ndonesia yang mengedepankan prinsip kekeluargaan,

    musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

    Kata Kunci& !iskresi, Perkara Pidana, Lalu Lintas

    *

  • 7/25/2019 223-587-1-PB (1)

    2/11

    IMPLEMENTATION O) POLI7E DIS7RETION IN RESOL8IN/

    TRA))I7 7RIME 7ASE

    (Stud# on Resort Poli.e o9 Bandar Lampun!

    A6stra.t

    Police personnel in resol+ing traffic crime case may use its discretionary authority,

    howe+er, the implementation of the discretion should be done professionally and in

    accordance with the code of conduct for police personnel as the police must, gi+en the

    discretionary power without restriction may potentially abuse of authority. he research

    problem is how the implementation of police discretion in resol+ing crime cases by the

    raffic Police of Bandar Lampung and whether the factors that affect the implementation

    of police discretion in the resolution of crime cases by the raffic Police of Bandar

    Lampung

    Approach the problem in this study using a normati+e approach and empirical %uridical

    approach, the sur+ey respondents are members of Bandar Lampung Police and riminal

    Law and Lecturer in the #aculty of Law $nila. !ata collection was done by using library

    research and field study. !ata were then analyed /ualitati+ely.

    And research results indicate that the implementation pe mbahasan police discretion in a

    criminal case by the traffic Police Bandar Lampung is through peace between perpetrators

    and +ictims. Peace is based on the e0istence of good faith between the parties in+ol+ed in

    a traffic accident to co+er settlement amicably. #actors affecting the implementation of

    police discretion in the resolution of crime cases traffic, are as follows& factor legal

    substance, that is the basic law that authories police officers to commit acts of discretion

    so that the implementation of tasks in the field and adapted to respect the legal obligations

    ' uphold human rights( law enforcement factors, namely the e0istence of police

    professionalism in carrying out their duties in a professional manner, especially in the use

    of its discretionary authority( community factors, namely the public realies that a traffic

    +iolation is an incident outside the will and not at all desired so as they want the peace

    outside the court and the police with its discretionary authority as a mediator in the peace(

    cultural factors, namely the e0istence of cultural +alues in )ndonesia, which emphasies

    the principle of kinship, deliberation and consensus in sol+ing a problem.

    Keywords& !iscretion, riminal, raffic

    1

  • 7/25/2019 223-587-1-PB (1)

    3/11

    I+ Penda"uluan

    Kecelakaan lalu lintas yang ter%adi

    karena faktor pengemudi diantaranyaadalah pengemudi yang dengan senga%a

    melanggar rambu lalu lintas atau

    mengemudikan kendaraan dengan

    kecepatan tinggi, sehingga

    membahayakan dirinya maupun orang

    lain.

    Akibat hukum dari kecelakaan lalu lintas

    adalah adanya pidana bagi si pembuat

    atau penyebab ter%adinya peristiwa itu

    dan dapat pula disertai tuntutan perdata

    atas kerugian material yang ditimbulkan."al ini sesuai dengan konsep bahwa

    dalam berbagai macam kesalahan, di

    mana orang yang berbuat salah

    menimbulkan kerugian pada orang lain,

    maka ia harus membayar ganti kerugian.

    Perkara kecelakaan lalu lintas dapat

    diselesaiakan oleh kepolisian dengan

    berdamai atau secara kekeluargaan

    karena kedua belah pihak masih

    dibutuhkan kehadirannya ditengah-

    tengah keluarga mereka karena adanya

    tangggung%awab yang diemban masing-

    masing pihak keluarga, di samping itu

    pula lamanya dalam proses peradilan

    atau persidangan dan menyita waktu

    yang pan%ang maka kedua belah pihak

    memutuskan atau bersepekat

    menyelesaikan perkara tersebut dengan

    berdamai, dan hasil perdamaian ini

    disampaikan kepada pihak kepolisianyang bertindak selaku penyidik. Adanya

    kesepakatan antara kedua belah pihak

    tersebut kemudian pihak kepolisian

    diminta untuk menghentikan penyidikan

    karena kedua belah pihak telah sepakat

    untuk berdamai dan tidak saling

    menuntut.

    ontoh perkara kecelakaan lalu lintas

    yang diselesaikan di luar pengadilan

    adalah tabrakan sepeda motor antara2uhardi Bin 3ubir yang mengendarai

    2epeda 4otor 5amaha 4io 6opol B7

    899: 52 dengan ;ghi Putra yang

    mengendarai sepeda 4otor 5amaha ?* $. Kecelakaan

    ter%adi pada "ari @umat, anggal 8April 1*1, pukul 1*. wib di @l.

    2oekarno "atta 2impang Cg. 2awah

    Baru By Pass Raya Ra%abasa Bandar

    Lampung. Kedua belah pihak mengalami

    kerugian berupa kerusakan pada

    kendaraan dan mengalami luka-luka,

    namun keduanya sepakat untuk

    menyelesaikan permasalahan secara

    kekeluargaan. !alam konteks ini

    Kepolisian menggunakan kewenangan

    diskresi yang dimilikinya denganmen%adi fasilitator untuk mengupayakan

    perdamaian.*

    !iskresi merupakan kewenangan polisi

    untuk mengambil keputusan atau

    memilih berbagai tindakan dalam

    menyelesaikan masalah pelanggaran

    hukum atau perkara pidana yang

    ditanganinya. !iskresi yaitu suatu

    wewenang yang menyangkut

    kebi%aksanaan untuk pengambilan suatu

    keputusan pada situasi dan kondisi

    tertentu atas dasar pertimbangan dan

    keyakinan pribadi seorang anggota

    polisi. 4anfaat diskresi dalam

    penanganan tindak pidana atau ke%ahatan

    adalah sebagai salah satu cara untuk

    membangun moral petugas kepolisian

    dan meningkatkan profesionalitas dan

    intelektualitas anggota polisi dalam

    men%alankan tugas dan wewenangnyasecara proporsional dan memenuhi rasa

    keadilan, bukan atas dasar kesewenang-

    wenangan.1

    Pelaksanaan diskresi secara profesional

    dan sesuai dengan kode etik kepolisian

    *!ata Laporan 2atuan Lalu Lintas Polresta

    Bandar Lampung ahun 1*1.1".R. Abdussalam.Hukum Kepolisian Sebagai

    Hukum Positif dalam Disiplin Hukum. RestuAgung, @akarta. 1?, hlm. D=

    :

  • 7/25/2019 223-587-1-PB (1)

    4/11

    men%adi suatu keharusan bagi anggota

    kepolisian, mengingat kekuasaan

    diskresi tanpa disertai pembatasan kode

    etik dapat berpotensi pada penyalah

    gunaan. "al ini tentunya tidakdibenarkan dalam tatanan hukum itu

    sendiri, sebab kekuasaan diskresi yang

    begitu luas dan tanpa batas akan

    menimbulkan permasalahan terutama

    apabila dikaitkan dengan asas kepastian

    hukum dan "ak Asasi 4anusia.

    !iskresi sebagai kebebasan anggota

    kepolisian dalam mengambil keputusan

    dalam setiap situasi yang dihadapi

    menurut pendapatnya sendiri.4engingat kekuasaan diskresi yang

    men%adi wewenang polisi itu sangat luas,

    maka diperlukan persyaratan-persyaratan

    yang harus dimiliki oleh petugas,

    terutama di dalam menilai suatu perkara.

    "al ini diperlukan guna menghindari

    penyalahgunaan kekuasaan mengingat

    diskresi oleh polisi didasarkan atas

    kemampuan atau pertimbangan subyektif

    pada diri polisi sendiri.

    Permasalahan dalam penelitian ini

    adalah bagaimanakah pelaksanaan

    diskresi kepolisian dalam penyelesaian

    perkara tindak pidana lalu lintas oleh

    Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung

    dan apakah faktor-faktor yang

    mempengaruhi pelaksanaan diskresi

    kepolisian dalam penyelesaian perkara

    tindak pidana lalu lintas oleh Kepolisian

    Resor Kota Bandar Lampung.

    Pendekatan yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah yuridis normatif dan

    yuridis empiris. Responden penelitian

    adalah Anggota Kepolisian Resor Kota

    Bandar Lampung dan Akademisi "ukum

    Pidana #akultas "ukum $nila.

    Pengumpulan data dilakukan dengan

    studi pustaka dan studi lapangan. !ata

    dianalisis secara kualitatif untuk

    memperoleh kesimpulan penelitian.

    Prosedur pengumpulan data dilakukan

    dengan teknik studi pustaka dan studi

    lapangan. Analisis data dilakukan secara

    kualitatif, yaitu dengan cara

    menguraikan data dalam bentuk kalimatyang tersusun secara sistematis, %elas dan

    terperinci yang kemudian

    diinterpretasikan untuk memperoleh

    suatu kesimpulan.

    II+ 'asil Penelitian Dan Pem6a"asan

    A+ Pelasanaan Disresi Kepolisian

    dalam Pen#elesaian PeraraTinda Pidana Lalu Lintas ole"

    Kepolisian Resor Kota Bandar

    Lampun

    !iskresi kepolisian dapat diterapkan

    dalam penyelesaian perkara tindak

    pidana lalu lintas, sebab perkara pidana

    lalu lintas pada umumnya tidak ada

    kesenga%aan, di sini yang ada hanya

    unsur kealpaan. Pengenan pidana kepadaorang yang karena alpa melakukan

    ke%ahatan disebut dengan strict liability,

    artinya ada ke%ahatan yang pada waktu

    ter%adinya keadaan mental terdakwa

    adalah tidak mengetahui dan sama sekali

    tidak bermaksud untuk melakukan suatu

    perbuatan. 6amun meskipun demikian

    dia dipandang tetap bertanggung %awab

    atas ter%adinya perkara yang terlarang

    itu, walaupun dia sama sekali tidak

    bermaksud untuk melakukan suatu

    perbuatan yang ternyata adalah

    ke%ahatan.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan

    Pandiyangan , maka diketahui bahwa

    aparat penegak hukum dapat %uga

    melakukan tindakan represif yaitu

    tindakan yang pada prinsipnya

    didasarkan para peraturan perundang-

    undangan yang berlaku seperti K$"P,namun dalam hal tertentu tindakan

    represif tidak harus didasarkan pada

    D

  • 7/25/2019 223-587-1-PB (1)

    5/11

    peraturan perundang-undangan dapat

    %uga dibenarkan oleh Pengadilan.

    Kriteria seperti diatas dalam praktek

    Polisi sebagai penyidik penegak hukum%uga bisa menyelesaikan kasus yang

    menyangkut tindak pidana lalu lintas

    khususnya yang termasuk Pasal :9?

    K$"P, yaitu mengenai Ekarena

    kealpaanF adapun fungsi dari pasal itu

    men%elaskan unsur kesalahan yang

    berbentuk culpa dimana akibat yang

    berakibat matinya korban. Kealpaan

    maka satu-satunya ukuran yang

    diperlukan untuk adanya kealpaan

    tersebut ada perbuatan yang obyektifmenyebabkan mati atau luka-luka ialah

    apakah dalam melakukan perbuatan telah

    memperhatikan dan mentaati norma-

    norma yang bertalian dengan perbuatan

    tersebut, baik yang telah diwu%udkan

    sebagai peraturan tertulis maupun masih

    menampakkan diri sebagai perbuatan

    yang patut atau tidak patut.

    2elan%utnya menurut Pandiyangan ,

    maka diketahui bahwa perdamaian

    merupakan proses penyelesaian pekara

    pidana lalu lintas di luar pengadilan yang

    men%adi penyebab matinya seseorang itu

    adalah& Pengendara kendaraan yang

    kurang hati-hati atau lalai, kekurang

    waspadaan, kurang menggunakan

    ingatan atau kekilafan atau sekiranya dia

    tidak waspada, tertib atau kekilafan atau

    sekiranya dia tidak waspada, tertib atau

    ingat, peristiwa itu tidak akan ter%adi ataudapat dicegah.

    Polisi sebagai penyidik dalam

    menyelesaikan tindak pidana lalu lintas

    khususnya yang termasuk Pasal :9?

    K$"P di luar Pengadilan ini kalau

    pelaku dan pihak korban sudah ada

    kesepakatan kehendak. Penyelesaian di

    dalam Pengadilan, apabila para pihak

    pelaku dan keluarga korban tidak ada

    kesepakatan kehendak untuk diselesaikan di luar Pengadilan, Polisi

    sebagai penyidik sesuai dengan tugasnya

    membuat berita acara tentang

    ke%adiannya dan kemudian menyerahkan

    ke @aksa penuntut $mum agar dilakukan

    penuntutan. "ukum Pidana harusdipandang sebagai hukum yang

    mempunyai fungsi subsider, karena

    hukum pidana baru digunakan apabila

    upaya lain dirasakan tidak berhasil atau

    tidak sesuai.

    Penggunaan %alan raya harus didasarkan

    pada peraturan lalu lintas disamping

    keserasian antara ketertiban umum

    dengan ketertiban pribadi. iri utama

    dari hukum adalah adanya sanksi, inidapat dimengerti karena biasanya warga

    masyarakat baru mengetahui adanya

    hukum kalau ditindak. Kesan inipun

    berkaitan erat dengan pendapat bahwa

    hukum adalah petugas.

    Perkara lalu lintas pada dasarnya

    termasuk %enis perkara pelanggaran.

    Pelanggaran lalu lintas tidak diatur

    dalam Kitab $ndang-$ndang "ukum

    Pidana GK$"PH, tetapi ada yang

    menyangkut delik-delik yang disebut

    dalam K$"P, misalnya&karena

    kealpaannya menyebabkan matinya

    orang lain sebagaimana diatur dalam

    Pasal :9? ayat G*H dan ayat G1H K$"PH,

    serta karena kealpaannya menyebabkan

    orang lain luka berat sebagaimana diatur

    Pasal :8 K$"P.

    Penyidikan yang dilakukan oleh polisilalu lintas yang telah ditun%uk dan

    penyidik tidak perlu mengumpulkan

    barang bukti sebab pelanggaran tersebut

    pembuktiannya mudah serta nyata

    maksudnya dapat dibuktikan pada saat

    itu %uga sehingga pelanggar tidak akan

    dapat menghindar. Penyidik tidak perlu

    membuat berita acara pemeriksaan,

    penindakan terhadap pelanggaran

    menggunakan formulir tilang atau

    blangko tilang yang berisi catatan-catatan penyidik. #ormulir tilang tersebut

    9

  • 7/25/2019 223-587-1-PB (1)

    6/11

    berfungsi sebagai berita acara

    pemeriksaan pendahuluan, surat

    panggilan ke sidang, surat tuduhan %aksa,

    berita acara persidangan dan putusan

    hakim.

    ugas Kepolisian dalam hal penyelesaian

    perkara di luar pengadilan adalah selaku

    penyidik dan penegak hukum bertugas

    sebagai penengah dari masing-masing

    pihak dan apabila masing-masing pihak

    sudah ada kesepakatan mengenai

    penggantian biaya apabila sebelum

    meninggal korban terlebih dahulu

    dirawat di rumah sakit, menanggung

    biaya pemakaman, selamatan sampaidengan selesai dan memberikan

    se%umlah uang sebagai uang duka dan

    setelah itu membuat surat pernyataan

    yang berisi telah selesainya perkara

    tersebut dan tidak ada penuntutan

    kembali dari masing-masing pihak, maka

    perkara tersebut oleh polisi dinyatakan

    selesai.

    Polisi sebagai penyidik dalam

    menangani perkara kecelakaan lalu lintas

    harus melihat dahulu sebab-sebab

    ter%adinya kecelakaan lalu lintas tersebut,

    sehingga dapat tidaknya perkara tersebut

    diselesaikan di luar pengadilan atau

    harus melalui pengadilan. Polisi dalam

    menentukan kriteria tersebut harus

    mempunyai dasar keahlian khusus di

    bidang lalu lintas karena polisi tersebut

    dalam menangani perkara tersebut harus

    dapat menyelesaikan dengan baik danadil. Adapun dalam hal tersebut

    berkaitan langsung dengan cara

    penyelesaiannya, apabila dapat

    dibuktikan karena kealpaan pelaku dan

    korban dianggap bersalah maka dapat

    diselesaikan di luar pengadilan dan

    sebaliknya apabila kesalahan dari pelaku

    maka polisi selaku penyidik akan

    melimpahkan perkara tersebut ke

    Ke%aksaan untuk dilakukan penuntutan

    dan selan%utnya harus diselesaikanmelalui pengadilan.

    7ksistensi perdamaian dalam

    penyelesaian tindak pidana kecelakaan

    lalu lintas di Iilayah "ukum Kepolisian

    Resor Kota Bandar Lampung didasarkanpada adanya kewenangan diskresi yang

    dimiliki oleh kepolisian. Kewenangan

    diskresi yang dimiliki polisi memiliki

    dasar hukum, sehingga pelaksanaannya

    harus dilakukan secara proporsional dan

    dapat dipertanggung %awabkan secara

    hukum. "al ini menun%ukkan bahwa

    polisi tidak boleh bertindak semena-

    mena dalam melaksanakan kewenangan

    diskresi.

    4enurut pen%elasan 7ddy Rifai,

    diketahui bahwa kekuasaan diskresi

    menun%ukkan polisi memiliki kekuasaan

    yang besar karena polisi dapat

    mengambil keputusan di mana

    keputusannya bisa di luar ketentuan

    perundang-undangan, akan tetapi

    dibenarkan atau diperbolehkan oleh

    hukum. 2atu hal yang dapat men%elaskan

    berkuasanya kepolisian atau lembagalain dalam melaksanakan tugas, yaitu

    adanya diskresi atau wewenang yang

    diberikan oleh hukum untuk bertindak

    dalam situasi khusus sesuai dengan

    penilaian dan kata hati instansi atau

    petugas sendiri.

    Kepolisian mempunyai kewenangan

    untuk menentukan apakah suatu

    perbuatan diteruskan atau tidak

    diteruskan dalam proses peradilan pidana

    dengan alasan-alasan tertentu. !alam

    perkara lalu lintas seperti dalam

    kecelakaan lalu lintas, apabila hanya

    menimbulkan kerugian yang kecil atau

    luka yang kecil biasanya diselesaikan

    dengan mediasi di antara pelaku dan

    korban, dan pihak kepolisian sebagai

    saksi atas kesepakatan yang dicapai,

    perkara tidak diteruskan atas dasar

    kesepakatan bersama antara pelaku dankorban. 6amun demikian %ika

    kecelakaan akibat kelalaian tersebut

    8

  • 7/25/2019 223-587-1-PB (1)

    7/11

    menimbulkan kerugian yang besar

    seperti hilangnya nyawa, maka mediasi

    tidak dilakukan, dan pembayaran ganti

    kerugian berupa biaya rumah sakit dan

    penguburan %enaah korban hanyasebagai salah satu pertimbangan yang

    nantinya digunakan oleh hakim dalam

    men%atuhkan putusan kepada terdakwa.

    Berdasarkan penelitian di Kepolisian

    Resor Kota Bandar Lampung dengan

    melakukan wawancara kepada Aditia,

    maka diketahui bahwa dalam praktek

    sehari-hari Polisi sebagai penyidik

    khususnya dalam menangani perkara lalu

    lintas yang menyebabkan luka-lukamaupun meninggal dunia pada diri orang

    lain dapat menerima penyelesaiannya

    dilakukan di luar pengadilan meskipun

    perkara tersebut termasuk delik biasa.

    "al ini timbul karena undang-undang

    tidak dapat menampung semua

    perbuatan yang ada di masyarakat.

    "ukum kebiasaan seringkali lebih dapat

    memenuhi kebutuhan masyarakat.

    Penyelesaian perkara secara damai

    perkara tindak pidana lalu lintas %alan

    yang berakibat korban mati atau luka

    berat secara yuridis dianggap

    bertentangan dengan ketentuan hukum

    pidana dan hukum acara pidana, namun

    penyidik dan %aksa cenderung dapat

    menerima penyelesaian secara damai

    antara pembuat dan korban atau keluarga

    korban.

    Pelaksanaan diskresi kepolisian dalamperkara pidana lalu lintas oleh

    Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung

    dipengaruhi oleh adanya dukungan

    faktor pemahaman bahwa penyelesaian

    perkara pidana tidak harus dengan

    pemidanaan atau pen%atuhan sanksi

    pidana. Pada dasarnya pelaksanaan

    diskresi kepolisian dalamperkara pidana

    lalu lintas oleh Kepolisian Resor Kota

    Bandar Lampung perdamaian sebagai

    sarana untuk menyelesaikan perkaratindak pidana kecelakaan lalu lintas di

    Iilayah "ukum Kepolisian Resor Kota

    Bandar Lampung didasarkan adanya

    pemahaman bahwa penyelesaian perkara

    pidana tidak harus dengan pemidanaan

    atau pen%atuhan sanksi pidana, dalam haltersebut berdasarkan pada ter%adinya

    perbuatan, apabila ter%adi karena

    kealpaan dan kesalahan bukan pada

    tersangka. Karena tu%uan dari pidana

    adalah sebagai salah satu sarana

    pembinaan untuk menanggulangi

    masalah-masalah sosial. "al ini guna

    memberikan %aminan kepastian hukum

    pada tingkat penyidikan. 4aksudnya

    K$"AP tidak menghendaki suatu

    penyidikan yang berlarut-larut tanpaberkesudahan, karena meneruskan suatu

    penyidikan yang tidak didukung oleh

    bukti-bukti yang cukup, atau peristiwa

    yang disidik bukan merupakan suatu

    tindak pidana atau meneruskan suatu

    penyidikan yang menurut hukum tidak

    dapat dilakukan penuntutan adalah

    pemborosan waktu, tenaga dan biaya

    cuma-cuma. "al demikian tentunya

    bertentangan dengan asas penyelesaian

    perkara yang cepat, sederhana, dan biaya

    ringan sebagaimana tertuang dalam

    K$"AP.

    B+ )ator : )ator #an

    Mempenaru"i Pelasanaan Disresi

    Kepolisian dalam

    Pen#elesaian Perara Tinda

    Pidana Lalu lintas ole" Kepolisian

    Resor KotaBandar Lampun

    Beberapa faktor yang mempengaruhi

    pelaksanaan diskresi kepolisian dalam

    penyelesaian perkara tindak pidana lalu

    lintas adalah sebagai berikut&

    *. #aktor Perundang-undangan

    G2ubstansi hukumH

    #aktor perundang-undangan

    Gsubstansi hukumH mempengaruhi

    pelaksanaan diskresi adalah agarsetiap anggota kepolisian yang

    melaksanakan diskresi memiliki

    >

  • 7/25/2019 223-587-1-PB (1)

    8/11

    kepastian hukum dan dapat

    mempertanggung %awabkannya

    segala tindakan yang dilakukannya

    secara hukum. indakan diskresi

    yang ditempuh penyidik bertu%uanuntuk mendapatkan rasa adil bagi

    semua pihak dan tetap men%un%ung

    tinggi "ak Asasi 4anusia, %uga

    terdapat pembatasan-pembatasan dan

    pertanggung %awabannya, sekalipun

    hal tersebut tidak terdapat dalam

    K$"P akan tetapi pada hakekatnya

    untuk men%aga kepastian hukum dan

    ketertiban dalam masyarakat. ;leh

    sebab itu semua tindakan yang

    dilakukan penyidik harusberdasarkan hukum dan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    !alam praktek kepolisian di 2atuan

    Lalu Lintas Polresta Bandar

    Lampung mengenyampingkan

    hukum atau menghentikannya atas

    pertimbangan-pertimbangan atau atas

    permohonan pihak yang

    berkepentingan.

    1. #aktor penegak hukum

    #aktor penegak hukum yang

    mempengaruhi pelaksanaan diskresi

    kepolisian dalam penyelesaian

    perkara tindak pidana lalu lintas

    dapat diketahui berdasarkan kualitas

    dan kuantitas anggota kepolisian.

    Kualitas anggota kepolisian dilihat

    dari profesionalisme ker%a polisi

    sebagai aparat penegak hukum, yang

    dituntut untuk melaksanakan tugas-

    tugasnya secara profesional terutama

    dalam mempergunakan wewenang

    diskresi yang dimilikinya. 2etiap

    polisi melakukan tugas berdasarkan

    sumpah %abatan dan berkewa%iban

    untuk melaksanakan profesionalisme

    ker%a secara maskimal. Kuantitas

    anggota kepolisian dilihat dari

    idealnya %umlah anggota dalammelakukan pengaturan lalu lintas.

    #aktor kuantitas anggota polisi yang

    terbatas ini dapat menghambat

    pelaksanaan tugas penertiban lalu

    lintas dan %alan raya. 4enurut

    pen%elasan 7ddy Rifai diketahui

    bahwa polisi harus benar-benarmampu menerapkan batasan-batasan

    dalam diskresi kepolisian, sehingga

    diskresi yang dilakukan benar-benar

    demi kepentingan kepentingan tugas-

    tugas kepolisian dan kepentingan

    umum, meskipun polisi telah

    diberikan kewenangan oleh undang-

    undang untuk mengambil tindakan

    lain tersebut tetap sa%a polisi harus

    bisa untuk mempertanggung

    %awabkan atas segala tindakan dankeputusan yang telah diambil dalam

    melaksanakan tugasnya.

    :. #aktor masyarakat

    Berdasarkan hasil wawancara dengan

    Pandiyangan, maka diketahui bahwa

    faktor masyarakat yang

    mempengaruhi pelaksanaan diskresi

    adalah kesadaran hukum yang

    dimiliki oleh masyarakat. 4asyarkatmenyadari bahwa pelanggaran lalu

    lintas adalah suatu ke%adian di luar

    kehendak dan sama sekali tidak

    diinginkan sehinggga mereka

    menghendaki adanya perdamaian di

    luar pengadilan, sebab apabila hal

    tersebut diteruskan melalui %alur

    hukum maka permasalahan akan

    men%adi pan%ang. 4enurut pen%elasan

    Aditia diketahui bahwa dengan

    adanya kesadaran masyarakat ini

    maka ditempuhlah upaya perdamaian

    dan pihak kepolisian dengan

    kewenangan diskresi yang

    dimilikinya men%adi mediator dalam

    perdamaian tersebut.

    Berdasarkan uraian di atas maka

    penulis dapat menyatakan bahwa

    penyelesaian perkara pidana lalu

    lintas dapat dilakukan di luarpengadilan yang menyangkut

    kecelakaan lalu lintas antara pihak-

    =

  • 7/25/2019 223-587-1-PB (1)

    9/11

    pihak yang terlibat tanpa melalui

    pengadilan. Proses penyelesaian

    tersebut dilakukan oleh para pihak

    sendiri karena masing-masing pihak

    sepakat untuk menyelesaikan tanpamelalui proses yang berbelit-belit

    dan memakan waktu yang lama,

    adapun hal ini ter%adi karena

    pengadilan akan mempela%ari bukti-

    bukti yang ada guna mencari

    kebenaran dan keadilan yang dapat

    diterima kedua belah pihak tanpa

    tekanan atau paksaan dari pihak

    manapun.

    D. #aktor Kebudayaan

    4enurut pen%elasan 7ddy Rifai

    diketahui bahwa faktor budaya yang

    mempengaruhi pelaksanaan diskresi

    adalah nilai-nilai budaya di )ndonesia

    yang mengedepankan prinsip

    kekeluargaan, musyawarah dan

    mufakat dalam menyelesaikan suatu

    permasalahan, sehingga dalam

    konteks kecelakaan lalu lintas, faktor

    budaya ini berpengaruh besar, di

    mana masyarakat menggunakan

    nilai-nilai kebudayaan berupa

    kekeluargaan, musyawarah dan

    mufakat dalam menyelesaikan

    perkara lalu lintas. 4enurut

    pen%elasan Pandiangan diketahui

    bahwa budaya yang sampai dengan

    saat ini dipegang teguh oleh

    masyarakat adalah penyelesaianmasalah melalui musyawarah dan

    mufakat dalam rangka mencari

    perdamaian. Berdasarkan uraian

    tersebut maka penulis menyatakan

    bahwa konsep Alternative Dispute

    Resolution pada dasarnya bersumber

    dari nilai-nilai kekeluargaan yang

    dianut secara bersama oleh

    masyarakat, yang intinya

    menekankan pada upaya

    musyawarah dan mufakat, sebagai

    cerminan sistem sosial budaya di

    )ndonesia.

    III+ Kesimpulan

    *. Pelaksanaan diskresi kepolisian

    dalam perkara pidana lalu lintas oleh

    Kepolisian Resor Kota Bandar

    Lampung adalah melalui perdamaian

    antara pelaku dan korban.

    Perdamaian dalam penyelesaian

    tindak pidana kecelakaan lalu lintas

    berkaitan dengan kewenangan

    diskresi yang dimiliki oleh

    kepolisian. Perdamaian ini

    didasarkan pada adanya itikad baikantara pihak-pihak yang terlibat

    dalam kecelakaan lalu lintas untuk

    menempuh penyelesaian secara

    kekeluargaan. Penyelesaian perkara

    kecelakaan lalu lintas tidak harus

    dengan pemidanaan atau pen%atuhan

    sanksi pidana, dalam hal tersebut

    berdasarkan pada ter%adinya

    perbuatan, apabila ter%adi karena

    kealpaan dan kesalahan bukan pada

    tersangka khususnya dalam perkara

    pidana lalu lintas.

    1. #aktor-faktor yang mempengaruhi

    pelaksanaan diskresi kepolisian

    dalam penyelesaian perkara tindak

    pidana lalu lintas, adalah sebagai

    berikut&

    a. #aktor perundang-undangan

    Gsubstansi hukumH, yaitu adanya

    dasar hukum yang memberikankewenangan kepada anggota

    kepolisian untuk melakukan

    tindakan diskresi sehingga

    pelaksanaan tugas di lapangan

    disesuaikan dengan kewa%iban

    hukum dan

    menghormati'men%un%ung tinggi

    hak asasi manusia.

    b. #aktor penegak hukum, yaitu

    adanya profesionalisme ker%a

    polisi. Polisi dalam hal inimempunyai kedudukan sebagai

    ?

  • 7/25/2019 223-587-1-PB (1)

    10/11

    aparat penegak hukum dituntut

    untuk melaksanakan tugas-

    tugasnya secara profesional

    terutama dalam mempergunakan

    wewenang diskresi yangdimilikinya.

    c. #aktor masyarakat, yaitu

    masyarakat menyadari bahwa

    pelanggaran lalu lintas adalah

    suatu ke%adian di luar kehendak

    dan sama sekali tidak diinginkan

    sehinggga mereka menghendaki

    adanya perdamaian di luar

    pengadilan dan pihak kepolisian

    dengan kewenangan diskresi

    yang dimilikinya men%adimediator dalam perdamaian

    tersebut.

    d. #aktor kebudayaan, yaitu adanya

    nilai-nilai budaya di )ndonesia

    yang mengedepankan prinsip

    kekeluargaan, musyawarah dan

    mufakat dalam menyelesaikan

    suatu permasalahan, sehingga

    dalam konteks kecelakaan lalu

    lintas, faktor budaya ini

    berpengaruh besar, di mana

    masyarakat menggunakan nilai-

    nilai kebudayaan berupa

    kekeluargaan, musyawarah dan

    mufakat dalam menyelesaikan

    perkara lalu lintas.

    Da9tar Pustaa

    Abdussalam, ". R..Hukum KepolisianSebagai Hukum Positif dalam

    Disiplin Hukum. Restu Agung,

    @akarta. 1?.

    Arief, Barda 6awawi. Masalah

    Penegakan Hukum dan Kebiakan

    Penanggulangan Keahatan! P.

    itra Aditya Bakti. Bandung. 1*.

    #aal, 4.Penyaringan Perkara Pidana

    "leh Polisi #Diskresi KepolisianH.Pradnya Paramita. @akarta. *??*.

    Kansil, .2.. dan hristine 2.. Kansil.

    Disiplin $erlalu %intas di &alan Raya

    Penerbit Rineka ipta. @akarta.

    *??9.

    "amah, Andi. $unga Rampai Hukum

    Pidana dan Acara Pidana. Chalia

    )ndonesia @akarta. 1*.

    "arahap, 4. 5ahya. Pembahasan

    Permasalahan dan Penerapan

    K$"AP. 2inar Crafika. @akarta.

    *??=

    Kelana, 4omo.Hukum Kepolisian.P)K. @akarta. *?=*.

    Lamintang, P.A.#. Dasar'Dasar Hukum

    Pidana (ndonesia.

    P. itra Adityta

    Bakti. Bandung. *??8.

    4arpaung, Leden.Proses Penanganan

    Perkara Pidana. 2inar Crafika. @akarta.

    *??1.

    4oel%atno, Perbuatan Pidana dan

    Pertanggung a)aban Dalam Hukum

    Pidana,

    Bina Aksara, @akarta. *??:.

    4uladi.Hak Asasi Manusia, Politik dan

    Sistem Peradilan Pidana!Badan

    Penerbit $6!)P. 2emarang.

    *??>.

    Rahar%o, 2at%ipto.Polisi Pelaku dan

    Pemikir. Cramedia Pustaka

    $tama. @akarta. *??*.

    2oekanto, 2oer%ono. Pengantar

    Penelitian Hukum.

    Rineka ipta.

    @akarta. *?=:

    JJJJJJJJJJJJJJJ. *aktor'*aktor yang

    MempengaruhiPenegakan Hukum.

    *

  • 7/25/2019 223-587-1-PB (1)

    11/11

    Rineka ipta. @akarta. *?=8.

    2udarto.Kapita Selekta Hukum Pidana.

    Alumni.Bandung. *?=8.

    **