72961015

6

Upload: faris-nurcahya

Post on 20-Jul-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 72961015

5/17/2018 72961015 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/72961015 1/6

HajJPene/jtian 8,,1. Tel. tllIn Intl,utri "O"1:f,", Jo L 111 no. 2. Th. 1996

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI MINYAK KULIT

JERUK PONTIANAK (Citrus nobilisvar. microcarpa)

(EXTRACTION AND CHARACTERISATION OF PONTIANAKTANGERINE (Citrus nobilis var. microcarpa) PEEL OIL)

Anton Apriyantono" dan St Agung Nugroho 2)

ABSTRACT

P""tiallak citrus (Citrus IIObilis var. mierocarpa} is one of many citrus varieties in Indonesi«.

The fruit fH'ssess specific and unique flavor which mainly derived from its peel oil. POlltianak citrus peel

oil was extracted by cold press and distillation methods ( steam and steam-water distillation). Cold

press method yielded less peel oil (0.6596) than distillatioll methods (0.7296 with steam-

distillLltion and 0.8096 with water-distillLltioll), but the method yielded oil with bater sensury quality

than the oil obtained by distillation methods. Physicochemical properties of the oils were alia lysed,

illc:luding specific gravity, refractive index, solubiliry in almhol, evaporation residue, acid vahse

alld det:anal content. Specific gravity and evaporation residue of the cold pressed oil were 0.8493

and 2.6496, respectively, whereas the distilled oil were 0.8439 and 0.4796, respectively. Those

values showed that the cold pressed oil contained more comfH'lIents with high molecular weight than

the distilled oil. The refractive illdex and add value o f bl1th oil were similar, whereas their

solubility wert! quite different. The cold prt!ssed oil was soluble ill 9596 etharwl ill a ratio of 2.5: 1

(j1al'OUr: 9596 ethanol), whereas the distilled oil was soluble in the solvent in the ratio o f 1.5 ; 1.

PENDAHULUAN

Flavor jeruk adalah flavor yang sangat

populer dan sangat disukai oleh konsumen(Chee, 1990). Sumber utama dan flavor jeruk

adalah minyak kulit jeruk. Minyak kulit jeruk

terdapat dalam kantong minyak yang ter-

distribusi secara tidak merata pada kulit

bagian Bevedo (bagian kulit yang berwama).

Minyak kulit jeruk banyak digunakan

dalam industri baik industri pangan

maupun industri non pangan (Shaw, 1979).

Industri-industri yang menggunakan kulit

jeruk antara lain: industri kembang gula, es

krim, bakery, minuman, kosmetik, bahan

pembersih dan bahan pewangi.Ekstraksi minyak kulit jeruk dapat me-

rupakan suatu usaha pemanfaatan limbah

industri sari buah jeruk yang menghasilkan

nilai ekonomis yang cukup tinggi. Ekstraksi

minyak kulit jeruk dapat dilakukan baik de-

ngan metode pres dingin maupun metode

distilasi.

Jeruk Pontianak (atrus nobilis var,

microcarpa) dari Kalimantan Barat meru-

I) !unuan T d : n o J o g i Pangan dan Gizi , Fauta-IPB,

Kutt& P os 2 20 , K am p us D an na ga , B og Pr J 6002})AI'm..ni ]"rusan Teknologi Pangan dan Gtz; Forero [PB

pakan jeruk yang populer di Indonesia.

Selama ini jeruk pontianak kebanyakan

diperdagangkan sebagai buah segar. Peng-

olahan buah jeruk ini untuk mendapatkannilai tambahnya masih belum banyak di-

lakukan.

Dalam perdagangan jeruk Pontianak

segar terdapat beberapa masalah antara lain

penanganannya harus dilakukan secara khu-

sus dan distribusi harus cepat agar tidak

busuk dan sampai ke tangan konsumen dalam

keadaan baik. [ika musim panen raya tiba,

seringkali harga jeruk menjadi rendah.

Masalah lain yang dirasakan adalah adanya

persaingan dengan jeruk-jeruk impor.

Akhir-akhir ini terjadi kecenderungan

konsumen membeli jeruk-jeruk impor ka-rena naiknya taraf kehidupan dan gengsi ma-

syarakat.

Produksi minyak kulit jeruk dan sari

buahnya merupakan salah satu altematif

yang bail untuk mengatasi permasalahan

yang timbul dalam perdagangan buah jeruk

segar. Jeruk Pontianak memiliki flavor yang

spesifik dan unik sehingga menarik untuk

dikembangkan sebagai bahan perasa

(Oa vour- inc) makanan ataupun sebagai

bahan pewangi,

Penelitian 1TIl bertujuan mempelajari

cara-cara memproduksi minyak kulit jeruk

10

Page 2: 72961015

5/17/2018 72961015 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/72961015 2/6

Pontianak berkualitas tinggi dan mengana-

lists sifat fisikokimia dari minyak kulit jerukyang dihasilkan,

BAHAN DAN ALAT

Bahan baku yang digunakan dalam pene-

litian ini adalah jeruk Pontianak (Citrus

nobilis var. microcarpa) yang diperoleh dari

pasar Anyar dan pasar swalayan Hero Bogor.

Bahan-bahan kimia yang digunakan baik

untuk ekstraksi maupun analisis sifat fisikoki-

Mia adalah NaHC03 (p.a. Mere), Na250.(p.a.Mere), etanol 95%, NaOH (p.a.Merc) dan

fenoltalein.Perala tan yang digunakan dalam peneliti-

an adalah pisau, mesin perajang, kain saring,

perangkat alat distilasi uap, alat distilasi uapair, pres hidrolik, alat sentrifus, lemari es,

refraktometer Abbe dan alat-alat gelas.

METODE PENELITIAN

Metode press dingin dilakukan dengan

menggunakan alat pengepres hidrolik buat-

an bengkel di Jurusan Mekanisasi Pertanian

IPB. Kulit jeruk mula-mula direndam

semalam dalam air yang mengandung

NaHC035%. Kulit jeruk kemudian dirajang

dengan menggunakan alat perajang.

Rajangan kulit jeruk (ukuran rata-rata 5x2

mm) sebanyak 600-700 gr dimasukkan ke

dalam kantong kain dan dipres dengan alat

pres hidrolik sampai kulit jeruk cukup ke-

ring. Pengepresan dilakukan dengan tekanan

mula-mula 200 kg/em2 dan kemudian

dinaikkan bertahap sampai 400 kg/ cm2 agarlebih sempuma pengepresan dilakukansebanyak 2 kali.

Hasil pres yang berbentuk emulsiditampung dalam botol-botol dekantasi, di-biarkan semalam dalam lemari pendingin

(suhu 6-1O"C) . Minyak akan memisah datiemulsi dan berada pada bagian atas. Untuk

lebih menyempumakan pemisahan minyakmaka dilakukan sentrifusi dengan kecepatan

4O(X) rpm selama 15 menit. Minyak yang

memisah dan berada pada lapisan atas

diambil dengan menggunakan pipet. Minyak

diberi N~SO, anhidrat untuk mengikat air

yang terikut dalam minyak dan kemudian

ditempatkan dalam botol kedap udara dancahaya untuk menghindari oksidasi. Pe-

nyimpanan dilakukan dalam lemari es (suhu

4 O C ) .Metode distilasi yang digunakan adalah

distilasi uap air dan distilasi uap. Kulit jeruk

yang sudah dirajang dengan alat] perajang

(ukuran rata-rata 5x2 mm) dftnasukkan

~edalam labu sampel ( ~ gr kulitjeruk), Kulit jeruk didistilasi dengan aliran

uap dialirkan melewati kondensor sehingga

mengembun dan membentuk l distilat.

Distilat dipisahkan dalam labu r pemisah,minyak akan memisah dari air Diiembentuk

lapisan pada permukaan. Air pac!ta bagian

bawah dipisahkan dengan mem~ kran

labu pemisah. Minyak diberi Na:?O. an-

hidrat untuk mengikat air yang ~rikut dan

ditampung dalam botol yang kedap air dan

cahaya untuk menghindari oksidasi. Minyak

kemudian disimpan dalam leman es (suhu4 O C ) .

Uji organoleptik dilakukan derigan meng-

gunakan uji perbandingan jan'lak meng-gunakan 25 panelis semi terlatih, sedangkan

analisis sifat fisiokimia dflakukan menurut

metode standar analisis miI lyak atsiri

(Guenther, 1990) kecuali untuk analisis

kadar dekanal dilakukan dengan meng-

gunakan Gas Chromatograph (GC) dengan

kolom kapiler SP320 ( 30 m x i 0,5 mm,Supelco).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi minyak kulit jeruk

Minyak kulit jeruk dihasilkan d!engan me-lode ekstraksi pres dingin dart distilasi.

Metode pres dingin yang digunakan adalah

metode pengepresan dengan ~at pres

hidrolik, sedangkan metode distilasi yang

digunakan adalah distilasi uap d a n distilasiuap-air,

Pada perangkat distilasi uap, sumber

uap berasal dati ketel yang terpisah dati

labu bahan, sedangkan pada ,perangkat

distilasi uap-air sumber uap da.- bahanterIetak didalam satu ketel dan diptsahkan

dengan suatu lempengan sarmgan.! Pemanaspada alat distilasi uap yang digunltkan pada

penelitian ini berupa pemanas Jl ist r ik , se-

Tabel 1. Rendemen minyak kuht jeruk

terhadap berat buah,

Metode Rendemen ('Xiw/w)

(rata-rata 3 uijangan)

Pres dingin 0,65;

Oistilasi uap 0,72

Distilasi nap-air 0,80'

Distilasi ampas hasH 0,10pres

11

Page 3: 72961015

5/17/2018 72961015 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/72961015 3/6

IfasjJ PenelitHm Bill Tel. don ImllUtri Pangall, " 0 1 . "11 no. 2. Tir. /996

dangkan pemanas pada alat distilasi nap-air

berupa bunsen gas. Rendemen minyak kulit

jeruk (berdasarkan penoen dati berat buah

basah) dari ketiga metode ekstraksi yang

berhasil didapat pada penelitian ini tercantumpada Tabel1.

Rendemen kulit jeruk terhadap buah jeruk

(berat basah) berdasarkan pengukuran

adalah 19,83"'. Jeruk. Pontianak memiliki

kulit jeruk yang upis karena Iapisan al-

bedonya tidak tebal seperti pada jenis jeruk

manis lainnya. Albedo merupakan lapisan

kulit bagian dalam yang berwarna putih.

Albedo berwama putih karena tidak

mengandung pigmen seperti pada flavedo

dan jaringannya menyerupai jaringan spon

(Albrigo dan Carter, 1977).Dari ketiga metode ekstraki yang

digunakan, metode distilasi uap-air meng-

hasilkan rendemen minyak tertinggi, disusul

oleh distilasi uap dan terendah metode pres

dingin.

Metode distilasi menghasilkan rendemen

yang lebih tinggi dari pada metode pres

dingin karena adanya panas dan tekanan uap

yang memecah dingin kantong minyak de-

ngan lebih maksimal. Dengan distilasi

secara teoritis dapat dihasilkan minyak

dengan rendemen mendekati kandungan

minyak sebenamya yang terdapat didalam

kulit jeruk.Hasil rendemen yang didapat dan

metode distilasi uap dan distilasi uap air

berbeda, mungkin karena kondisi alat yang

juga berbeda. Alat distilasi uap meng-

gunakan sumber panas yang langsung

mengentti bahan sehingga lebih efektif dalam

mengekstraksi minyak dari kulit jeruk,sedangkan pada distilasi uap, uap harus

dialirkan dari sumber uap ke bahan sehingga

pada saat uap mencapai bahan energi panas

yang dikandungnya sedikit berkurang.

Metode pres dingin hanya mengandalkan

kekuatan alat pres untuk mengepres kulit

jeruk dan mengeluarkan minyak. Dengan

metode ini tidak semua kantong minyak

pecah sehingga seluruh minyak dapat di-

keluarkan, Kemampuan alat untuk

mengeluarkan minyak juga sangat ter-

gantung dati ukuran kulit, Makin kecil

ukuran kulit jeruk maka Makin banyak

kantong minyak yang sudah terpecah setelah

perajangan.

Keluarnya minyak juga dihambat oleh

adanya jaringan albedo yang menyerupai

spon sehingga dapat menyerap dan

menahan minyak yang seharusnya di-

keluarkan waktu pengepresan (Guenther,

1990). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

masih adanya minyak hasil disdlasi ampas

pres dingin seperti terlihat pada Tabel1.Jika rendemen hasil pres diiumlahkan

dengan rendemen distilasi ampas pres maka

hasilnya masih lebih kecil dari rendemen

hasil distilasi kulit. Hasil dan pengepresan

akan membentuk emulsi dan pemisahan

yang dilakukan dengan dekantasi semalam

dan sentrifusi (4000 rpm, 15 menit) tidak

dapat memisahkan minyak dan emulsi secara

sempuma.

Shaw (1979) menyatakan pada skala ko-

mersial emulsi minyak dengan air dari pro-

ses pres dingin dapat dipisahkan dengan carasentrifusi tetapi hasilnya tidak maksimal

sehingga diperlukan perlakuan lain seperti

penambahan bahan pemecah emulsi, enzim

atau pemanasan untuk memaksimalkan

hasil.Rouse (1977) mengemukakan bahwa bagi-

an albedo banyak mengandung senyawa pek-

tin, sedangkan Guenther (1990)menyatakan

bahwa pektin akan membentuk sistem koloid

yang dapat menyebabkan minyak bergabung

dengan sistem tersebut dan membentuk

suatu emulsi yang akan memberikan masalah

pada proses pemisahan minyak kulit jeruk

dengan metode pres dingin.

Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan terhadap

hasil ekstraksi minyak jeruk dengan tujuan

untuk mengetahui sejauh mana penyim-

pangan aroma hasil ekstraksi pres dingin dan

distilasi jika dibandingkan dengan aroma

jeruk awal.

Minyak kulit jeruk yang diuji adalah

minyak hasil pres dan hasil distilasi

(distilasi uap + distilasi nap-air). Sebagai

Pres Distilasi

Gambar 1. Histogram uji organoleptikminyak kulit jeruk

12

Page 4: 72961015

5/17/2018 72961015 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/72961015 4/6

------------- -

Hun Penelitian Bui. re: d"n l"dN~tri "ang"", 101. , 71 "".;2, TIl. 1'J96

fisiko-kimianya akanembanding digunakan kulit jeruk segar

yang baru dikupas. Untuk penilaiandigunakan skor dati 1 sampai 5 dengan

kriteria : 1 = tidak menyerupai aroma jeruk,

2 = aroma jeruk dengan penyimpangan besar,

3= aroma jeruk dengan penyimpangan se-

dang, 4:: aroma jeruk dengan pe-

nyimpangan kecil, 5 = sama dengan aroma

jeruk. Grafik dari hasil uji organoleptik

perbandingan jamak dapat dilihat pada

Gambar 1.

J~ dibandingkan dengan ntinyak jerukbasil dtstilasi, maka skor organoleptik dati

minyak hasil pres dingin menunjukan per-

bedaan yang sangat nyata. Skor minyak jeruk

hasil distUasi menunjukan terjadinya

penyimpangan aroma yang berarli.

Skar organoleptik untuk minyak kulitjeruk basil pres adalah 4,8. Skor tersebut

termasuk dalam kritetia aroma yang sama

dengan jeruk segar. Skor untuk minyak hasil

distilasi adalah 2,.6, skor tersebut berada pada

kriterla antara aroma penyimpangan sedangsampai besar.

Dengan menggunak.an metode pres dingin

dihasilkan minyak jeruk dengan aroma se-

perti jeruk segar. Minyak yang dihasilkan

bening dan berwarna antara kurung sampai

oranye. Akan tetapi, dengan metode pres

dingin minyak yang dfhasilkan dapat me-

ngandung komponen-komponen dengan

berat molekul tinggi.. komponen-komponen

nonvolatil dan pigmen.Minyak hasil distilasi memiliki aroma

yang menyimpang dati aroma jeruk segar.Selain itu, secara visual minyak hasil distilasi

berpenampakan bening dan tidak berwarna,

Pada proses distilasi dapat terjadi keru-sakan-kerusakan atau kehilangan komponen-

komponen akibat penggunaan panas selama

proses, yang mendorong terjadinya oksidasi

dan hidrolisis. Pigmen terlarut dalam air

panas sehingga minyak tidak berwama dandapat juga tetjadi komponen-komponen

dengan berat molekul tinggi dan nonvolatil

tidak ikut terekstrak selama proses distilasi.

Maseleh-masalah tersebut mengakibatkan

aroma minyak jeruk hasil distilasi me-

nyimpang dati aroma jeruk sebenamya.

Sifat FisikokimtaSifat fisikokimia sangat penting untuk

menentukan standar dan keseragaman mutu

minyak atsiri. Setiap jenis minyak atsiri akan

memiliki sual-sifat fisiko-kimia yang ber-beda-beda, [ike terjadi pemalsuan, pen-

campuran dan kerusakan pada minyak

atsiri, maka sifat

berubah.

Beberapa faktor yang dapat nwmpenga-

rum sifat fisikokimia minyak at$ri antara

lain : varietas buah, tingkat kematangan,

variasi musim, kondisi penyimpanan, curah

hujan dan metode ekstraksi (Wolfqrd et al.,

1971), Sifat fisikokimia yangdianalisisdalam penelitian ini adalah : berat jenis,

indeks bias, kelarutan dalam alkoh(>l, residu

penguapan, bUangan asam dOn kadardekanal. Hasil analisis sifat fistko-kimia

Tabe12. Sifat fisikokimia minyak ktulit jeruk

Pontianak

Isifat Pisikokirnia Metod,Pres dingin pistilasi

Beret [enis 0,8493 0,8439

Indeks Bias 1.4741 1,4723

Kelarutan (alkohol 1,5 2,5

195%)

Residu Penguapan 0,47 2,64~

Bilangan Asam 0,14 0,14

Kadar Dekana . l 0,1~ 0,13·

i < J l C I S C I I are& relatif pada

i O C )

a}Campuran hasil dlstila!!i dan dist.ilasi uapoair

b) Rata-rata dar! 2 kalt ulangan, kecuali Jan« bertanda.) hanya satu kali u1angan

minyak kulit jeruk Ponttanak di..antumkan

pada Tabe12.

Dengan metode ekstraksi yang berbedatemyata diperoleh sifat fisiko-kimia minyakkulit jeruk yang berbeda pula. Ha l tersebutdapat disebabkan kare1lftperbedaan kan-

dungan komponen yang terekstrak.

Berat jenis minyak kulit Pontianak hasilpres dingin lebih besar dati pada minyak

basil distilasi. Diduga minyak hasil pres

dingin mengandung lebih banyak ikomponendengan berat molekul tinggi dan 'nonvolatUdaripada minyak hasil distilasi, ~mponen-

komponen dengan berat molekul tlinggi dan

nonvolatil tidak ikut menguap pada saat

distilasi, sehingga tetap tertinggal idi dalam

ketel yang digunakan untuk distUasi

(Wrigtht, 1991).

Pada metode pres dingin komponen-komponen nonvolatil tersebut i.k~t tereks-

trak sehingga berat jenisnya mettjadi lebih

tinggi. Pendapat tersebut juga diperkuat de-

13

Page 5: 72961015

5/17/2018 72961015 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/72961015 5/6

H_il Penelitian 8.,1. 1'd; d.", lNdrrstri PIuIg-. Vol. VlllW. 2, n.. 1996

ngan nilai residu penguapan minyak jeruk

basil pres yang jauh lebih tinggi dari pada

nilai residu penguapan minyak jeruk basil

distilasi.

Suatu komponen mempunyai suatu nilaiindeks bias yang khas yang berbeda dengan

komponen lamnya, Jadi, perbedaan komposisi

komponen pada minyak jeruk dapatmenyebabkan timbulnya perbedaan indeks

bias. Minyak jeruk tersusun dan komponen-

komponen yang kompleks sehinggaperbedaan komposisi secara kuentitatif dan

kualitatif dapat menyebabkan timbulnya

perbedaan nilai indeks bias meskipun minyak

jeruk tersebut berasal dari jenis jeruk yangsama tetapi hanya berbeda kematangan atau

proses ekstraksinya saja.

Komposisi minyak jeruk yang dibentuk

oleh kekompleksan komponen-komponen

tersebut tidak hanya mempengaruhi nilai

indeks bias, tetapi juga sifat-sifat fisik dan

kimia minyak jeruk yang lain.

Alkohol digunakan untuk menguji

kelarutan karena kebanyakan minyak atsiri

larut alkohol dan tidak larut air. Minyak yang

kaya akan senyawa-senyawa beroksigen akanlebih mudah larut dari pada minyak yang

mengandung terpen (Guenther, 1990).

Minyak jeruk merupakan minyak yang kaya

akan terpen dan sedikit mengandungsenyawa beroksigen. Senyawa d-limonen me-

rupakan komponen terbanyak pada minyakjeruk dengan persentase sekitar 95?O dantermasuk golongan terpen. Selain d-limonen

juga terdapat komponen utama lain yang

termasuk golongan terpen. Dari hasil yangdidapat diduga minyak pres dingin mengan-

dung terpen lebih banyak daripada minyakdistilasi,

Residu penguapan sangat ditentukan

oleh kandungan komponen nonvolatil pada

minyak. Minyak jeruk basil pres mengan-

dung komponen nonvolatil lebih besar dan

pada minyak hasil distilasi. Komponen-

komponen nonvolatil yang terdapat pada

minyak basil pres adalah seskuiterpen

bertitik didih tinggi, rued oil dan resin

(Guenther, 1990). Komponen-komponen

nonvolatil tersebut kemungkinan tidak

banyak terdapat pada minyak jeruk dari hasil

proses distilasi.

Pada label 2 memang terhhat bahwa

persentase residu penguapan pada minyak

jeruk hasil pres dingin jauh lebih besar dari

pada persentase minyak jeruk yang di-hasilkan dengan distilasi.

Bilangan asam diukur untuk mengetahui

adanya kerusakan karena penyimpanan.Bilangan asam biasanya bertambah sejalan

dengan terjadinya proses oksidasi aldehid

atau hidrolisis ester (Guenther, 1990).Kadar aldehid ditentukan sebagai persen

dekanal (desil aldehid) dalam sampelminyak. Dekanal merupakan komponen

golongan aldehid utama dan menentukan

aroma minyak kulit jeruk (Guenther, 1990).

Dalam penelitian ini kadar dekanal ditentu-

kan dengan menggunakan kromatografi gas.

Luas area dekanal dibagi dengan luas area

total menghasilkan persentase (R P A ) yang

menunjukan persentase dekanal dalamsampsl. Pada label 2 terlihat bahwa lea-

dar aldehid berdasarkan RP A dad minyak

hasil distilasi lebih tinggi dariminy ak basil

pres. Hal ini dapat disebabkan oleh

absennya beberapa komponen terutama

yang nonvolatil pada minyak hasil distilasi

sehingga menaikan mlai RPA dekanal.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Metode pres dingin merupakan metode

yang tepat untuk menghasilkan minyak kulit

jeruk Pontianak dengan aroma yang mirip

dengan aroma jeruk pada buah segar,

sedangkan metode distilasi menghasilkan

minyak dengan aroma yang menyimpang.Walaupun begitu, rendemen yang dihasilkandengan metode distilasi lebih besar dari pada

metode pres dingin.Sifat fisikokimia minyak kulit jeruk yang

dihasilkan dengan metode pres dingin dan

distilasi temyata berbeda. Hal tersebut

diduga disebabkan karena kandungan kom-posisi komponen yang terekstrak berbeda

pula. Nilai berat jenis dan residu non volatil

menunjukkan bahwa minyak hasil presmengandung lebih banyak komponen

berberat molekul tinggi dan nonvolatil

daripada minyak hasil proses distilasi.

Saran

Minyak kulit jeruk memiliki nilai

ekonomis yang tinggi dan belum dikem-

bangkan di Indonesia. Indonesia merupakan

negara yang cukup potensial dalam

menghasilkan buah jeruk. Jeruk Pontianak

merupakan buah jeruk khas dari Indonesia

dan memiliki aroma yang khas pula sehingga

sangat menarik untuk dikembangkan lebih

lanjut untuk memperkaya jeniB minyak kulit

14

Page 6: 72961015

5/17/2018 72961015 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/72961015 6/6

R"t. -rd. dA" '1III"~trlPdIIgd'" Vol. VfllW.2, n. . 1~J6

jeruk yang sudah ada dan untuk memper-

kenalkan jenis buah khas Indonesia ini.Berdasarkan apa yang telah dicapai dalam

penelitian ini, kiranya perlu dilakukan

penelitian lebih larqut untuk dapat

menghasilkan bentuk flavor yang siap pakai

dari minyak kulit jeruk. Selain itu juga

penting dilakukan penelitian untuk meng-

hasilkan jenis flavor dari minyak jeruk yang

laban lama. Penelitian hendaknya dilakukan

mulai dari skalalaboratorium, skala pilot

plant sampai pada skala komersial sehingga

akhimya hasil dart penelitian 1nI dapat

benar-benar diaplikasikan dalam industri

yang sebenamya.

DAFT AR PUSTAKA

Albrigo, L.G. dan Carter, R.D.1977.

Structure of Citrus Fruits in Relation to

Pro-cessing. Di dalam Nagy, S.,Shaw, P.E.

dan Veldhuis, M.K. Citrus Science and

Technology Volume L The AVI

Publishing Company Inc. Westport,

Connec- tieut.

Chee, C.T. 1990. Beverage Emulsions. Di

Dalam Larsson, K dan Friberg. S.E.Food

Emulsions. Merel Dekker Inc.New York

Guenther, E,1990.Minyak atsiri jilid I.dan IIIA Penerbit Universitas Indonesia I Jakarta

Rouse, A.H.1977. Pectin : Distribution,

Significance. Didalam Nagy S.,Shaw, P.E.

dan Veldhuis, M.K.Citrus Science and

Technology Volume I. The AVI

Publishing Company Inc. Wstport,

Connecticut

Shaw, P.E. 1979. Citrus Essential Oils.],Perfum. Flav., 3: 35-40

Wolford, R.D, Kesterson, J.W., dan

Attaway, J.A. 1971. Physichomecal

Properties of Citrus Essential Oils from

Florida. J. Agric Food Chern. 19(6) :

1097-1105

Wright, J.1991. Essential Oils. Di dalam

Ashurst, P.R.Food Flavorings. Blackie

and Sons Ltd.London

15