analisis awan

Upload: alfi-cahya

Post on 25-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Analisis Awan

    1/11

    BAB I

    ARTIKEL

    Penulis Artikel: Ichi San

    APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMETAAN SEBARAN

    PTENSI DEPSIT NIKEL LATERIT DI SR!AK" SULA!ESI

    SELATAN #STUDI KASUS AREAL EKSPLRASI TAMBANG PT$ IN%"

    TBK&

    Nikel merupakan salah satu barang tambang penting di dunia.

    Manfaatnya yang begitu besar bagi kehidupan sehari-hari, seperti

    pembuatan logam anti karat, campuran dalam pembuatan stainless steel,

    baterai Nickel-metal hybride, dan berbagai jenis barang lainnya.

    Keserbagunaan ini pula yang menjadikan nikel sangat berharga dan

    memiliki nilai jual tinggi di pasaran dunia. Setidaknya sejak 19!

    permintaan akan nikel rata-rata mengalami kenaikan "# tiap tahun, dan

    diperkirakan sepuluh tahun mendatang terus mengalami peningkatan

    $%al&i et al., '!!"(.

    )ijih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit yang terbentuk akibatpelapukan batuan ultramafik yang mengandung nikel !.' - !." #

    $*olightly, 19+1(. enis-jenis batuan tersebut antara lain oli&ine, piroksin,

    dan amphibole $ajesh, '!!"(. Nikel laterit umumnya ditemukan pada

    daerah tropis, dikarenakan iklim yang mendukung terjadinya pelapukan,

    selain topografi, drainase, tenaga tektonik, batuan induk, dan struktur

    geologi $lias, '!!1(.

    Selama ini eksplorasi terhadap nikel laterit dilakukan dengan

    mencari singkapan ultramafik, pemetaan lapangan, pengeboran, dan

    analisa laboratorium untuk mengetahui kandungan mineral dan kimia/i

    nikel. Namun salah satu hambatan besar dari kegiatan tersebut adalah

    pada tahap pemetaan lapangan, dimana membutuhkan /aktu yang lama

    dan berbiaya besar, terutama untuk daerah baru, sehingga seringkali sulit

    untuk dilakukan pada /ilayah luas. Namun seiring berkembangnya

    teknologi dalam bidang pemetaan, keterbatasan tersebut kini dapat diatasi

    Paper Geologi Foto Acara Pendahuluan Geologi Foto 1

    http://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.html
  • 7/25/2019 Analisis Awan

    2/11

    dengan menggunakan aplikasi dari teknologi penginderaan jauh dan

    Sistem 0nformasi *eografis $S0*( $ajesh, '!!"(.

    plikasi penginderaan jauh dan S0* dalam eksplorasi mineral

    memiliki banyak keuntungan, antara lain cakupan /ilayahnya luas, hemat

    biaya, data yang mudah diperbaharui $up date( dan memungkinkan

    integrasi dengan berbagai jenis data satelit, geofisika, geokimia, %igital

    le&ation Model $%M(, dan sebagainya. Sehingga proses analisa

    semakin efisien, cepat, dan akurasi yang meningkat. 2enggunaan

    penginderaan jauh dalam eksplorasi pertambangan telah lama digunakan

    dan sudah berkembang luas, beberapa pendekatan yang banyak

    diaplikasikan antara lain, pemetaan lithologi, struktur, dan alterasi $ajesh,

    '!!"3 Siegal dan *illespie, 1991(. 2emetaan lithologi merupakan

    pemetaan sumberdaya mineral, dengan menarik kesimpulan dari

    beberapa parameter utama yang diperoleh melalui obser&asi

    penginderaan jauh, seperti mengidentifikasi nilai spektral batuan,

    penampakan struktural, pelapukan dan bentuk daratan $landform(, serta

    pola aliran sungai. 2emetaan struktur didasarkan pada hubungan antaradeposit mineral dengan beberapa tipe deformasi, seperti patahan, lipatan

    atau struktur geologi lainnya. Sedangkan pendekatan alterasi merupakan

    teknik pemetaan mineral yang mengasosiasikan deposit mineral dengan

    alterasi hidrothermal dan batuan sekitar, jenis dan luasnya 4ona alterasi

    menggambarkan tipe dari deposit mineral $ajesh, '!!"(. %istribusi

    spasial dari batuan hasil alterasi hidrothermal merupakan kunci utama

    untuk mengetahui 4ona aliran dari hidrothermal dan sebagai petunjuk

    penting untuk mengenali deposit mineral $2irajno, 199' dalam ajesh,

    '!!"(. 0dentifikasi sebaran nikel laterit melalui teknologi penginderaan

    jauh dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan alterasi, yaitu

    dengan memetakan mineral permukaan hasil lapukan batuan ultramafik

    pada lapisan limonite, antara lain mineral goethite, hematite dan chlorite.

    Metode yang digunakan untuk mendeteksi mineral tersebut yaitu %efoliant

    5echni6ue atau %irected 2rincipal 7omponent $%27(. 2emilihan metode

    tersebut didasarkan pada karakteristik /ilayah tropis yang ber&egetasi

    Paper Geologi Foto Acara Pendahuluan Geologi Foto 2

  • 7/25/2019 Analisis Awan

    3/11

    rapat, sehingga menjadi hambatan tersendiri dalam mendeteksi deposit

    mineral. 8ntuk itu metode yang mampu meminimalisir pengaruh &egetasi,

    seperti %efoliant 5echni6ue sangat cocok untuk digunakan $7arran4a,

    '!!3 ojas, '!!(.

    %efoliant 5echni6ue pada dasarnya adalah teknik penajaman yang

    dilakukan dengan menggabungkan dua rasio saluran $7arran4a, '!!'3

    :raser dan *reen, 19+; dalam ojas, '!!(, adapun hasil dari proses ini

    adalah sebaran mineral permukaan yang digambarkan dalam citra skala

    keabuan $grayscale(. )eberapa penelitian sebelumnya menunjukkan

    bah/a %efoliant 5echni6ue mampu mengidentifikasi keberadaan alterasi

    hidrothermal di daerah ber&egetasi, seperti yang dilakukan oleh 7arran4a

    dan

  • 7/25/2019 Analisis Awan

    4/11

    Selain itu kondisi ini juga tidak terlepas oleh iklim, reaksi kimia, struktur,

    dan topografi Sula/esi yang cocok terhadap pementukan nikel laterit.

    ndapan nikel laterit di Soro/ako terbentuk karena proses pelapukan dari

    batuan ultramafik yang terbentang dalam suatu singkapan tunggal

    terbesar di dunia seluas lebih dari 1'! km A B! km, dimana sejumlah

    endapan lainnya tersebar di pro&insi Sula/esi 5engah dan 5enggara

    $?aheed, '!!(.

    Salah satu perusahaan yang melakukan eksplorasi dan

    penambangan nikel laterit di beberapa /ilayah Sula/esi bagian 5engah,

    5enggara dan Selatan adalah 25. 0nternational Nickel 0ndonesia, 5bk $25

    0N7C(. 2erusahaan multinasional yang diakuisisi sahamnya sejak tahun

    '!!; oleh 7ompanhia =ale do io %oce $7=%( yang kini bernama =ale,

    dan berubah menjadi =ale 0nco, ltd3 telah beroperasi sejak tahun 19B+,

    terutama di /ilayah Soro/ako. Nikel laterit 25 0N7C diperoleh dengan

    mengambil mineral dari endapan nikel laterit yang mengandung unsur

    nikel dalam jumlah besar, antara lain limonite dan saprolite, kemudian

    diolah secara pyrometallurgical atau hydrometallurgical dan dihasilkannikel dalam bentuk matte.

    2enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran potensi,

    tingkat akurasi pencitraan dan S5 di areal eksplorasi tambang 25

    0N7C blok Soro/ako.

  • 7/25/2019 Analisis Awan

    5/11

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2enginderaan jauh adalah pengambilan atau pengukuran data atau

    informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda

    dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan langsung

    dengan bahan studi.

    mpat komponen dasar dari sistem penginderaan jauh adalahtarget, sumber energi, alur transmisi, dan sensor. Komponen dalam

    sistem ini berkerja bersama untuk mengukur dan mencatat informasi

    mengenai target tanpa menyentuh obyek tersebut. Sumber energi yang

    menyinari atau memancarkan energi elektromagnetik pada target mutlak

    diperlukan. nergi berinteraksi dengan target dan sekaligus berfungsi

    sebagai media untuk meneruskan informasi dari target kepada sensor.

    Sensor adalah sebuah alat yang mengumpulkan dan mencatat radiasi

    elektromagnetik. Setelah dicatat, data akan dikirimkan ke stasiun

    penerima dan diproses menjadi format yang siap pakai, diantaranya

    berupa citra. 7itra ini kemudian diinterpretasi untuk men7arikan informasi

    mengenai target. 2roses interpretasi biasanya berupa gabungan antara

    &isual dan automatic dengan bantuan computer dan perangkat lunak

    pengolah citra.

    *ambar 1. Komponen dasar pengindraan jauh

    Paper Geologi Foto Acara Pendahuluan Geologi Foto 5

  • 7/25/2019 Analisis Awan

    6/11

    Sistim penginderaan jauh mencakup beberapa komponen utama

    yaitu D

    $1(.7ahaya sebagai sumber energi,

    $'(. Sensor sebagai alat perekam data,

    $(. Stasiun bumi sebagai pengendali dan penyimpan data,

    $"(. :asilitas pemrosesan data,

    $(. 2engguna data.

    *ambar '.'. %iagram sistim penginderaan jauh pada umumnya

    )atuan induk dari endapan nikel laterit adalah batuan ultrabasa

    dengan kandungan mineral ferromagnesian $oli&ine, piroksin, dan

    amphibole( dalam jumlah besar yang berasosiasi dengan struktur geologi

    yang terbentuk pada masa 2recambrian hingga 5ersier $hmad, '!!B(.

    )atuan ultrabasa /ilayah Soro/ako tersusun dari batuan peridotite yang

    dapat dibagi menjadi empat satuan batuan, yang merupakan batuan induk

    pemba/a nikel dengan kadar sekitar ' #. )atuan-batuan sejenis

    peridotite antara lainD

    1( %unite, yang mengandung oli&ine lebih dari 9!# dan piroksen

    sekitar #.

    '(

  • 7/25/2019 Analisis Awan

    7/11

    3) @o/ Serpentini4ed, yang mengandung oli&ine B# dan piroksen

    #.

    )ijih nikel yang terdapat di bagian 5engah dan 5imur Sula/esi

    tepatnya di daerah Soro/ako termasuk ke dalam jenis nikel laterite dan

    bijih nikel silikat $garnierit(. )ijih nikel tersebut terbentuk akibat pelapukan

    dan pelindihan $leaching( batuan ultrabasa seperti peridotit dan serpentinit

    dari rombakan batuan ultrabasa. Namun berdasarkan ciri fisik dan

    kimia/inya, endapan nikel laterit di Soro/ako dapat dibagi menjadi dua,

    yaitu )lok )arat $?est )lock( dan )lok 5imur $ast )lock( yang berbeda

    satu sama lainnya.

    2erbedaan topografi sangat menyolok, pada umumnya di ast

    )lock memiliki topografi yang landai sedikit berbukit sedangkan di ?est

    )lock pada umumnya topografi terjal membentuk pegunungan. ?est

    )lock meliputi B bukit dengan luas sekitar "B, km persegi, secara umum

    merupakan batuan peridortite yang tidak terserpentinisasi dengan bentuk

    morfologi yang relatif lebih terjal dibandingkan ast )lock $karena

    pengaruh struktur yang kuat(, banyak dijumpai bongkah > bongkah segarperidotit $)oulder( sisa proses pelapukan sehingga reco&ery menjadi kecil.

    8mumnya boulder dilapisi oleh 4ona pelapukan tipis dibagian luarnya.

    %aerah ?est banyak mengandung urat-urat kuarsa yang sulit dikontrol

    pola penyebarannya. Sedangkan ast )lock meliputi "" bukit menempati

    area seluas B, km persegi. 5opografi pada daerah ini relatif lebih landai

    dari pada daerah ?est )lock. )atuan dasar dari tipe ini umumnya adalah

    serpentine peridotite, lher4olite, dengan derajat serpentin yang ber&ariasi.

    )eberapa penelitian menunjukkan keberhasilan penginderaan jauh

    dalam pemetaan mineral alterasi hidrothermal terutama di daerah arid dan

    semi arid, hal ini dikarenakan Kejadian mineral di permukaan yang cukup

    mencolok, sehingga mudah untuk dikenali oleh sensor satelit $2od/ysocki

    et al. 19+", Kepper et al. 19+B, Mouat et al. 19+B, mos and *reenbaum

    19+9, ock/ell 19+9, 5anaka and Segal 19+9, :raser 1991, ohn et al.

    1991, )ennett 199, )arniak et al. 199B, Spat4 199; dalam 7arran4a dan

  • 7/25/2019 Analisis Awan

    8/11

    menjadi kendala besar dan dapat mengurangi keberhasilan penginderaan

    jauh untuk mendeteksi Kejadian deposit mineral. Selain itu tidak jarang

    terdapat beberapa mineral yang memiliki respon spektral yang identik

    dengan &egetasi.

    Salah satu penajaman citra yang mampu meminimalisir pengaruh

    &egetasi dalam eksplorasi mineral dengan penginderaan jauh adalah

    metode analisa directed principal component dari dua rasio saluran yang

    disebut defoliant techni6ue $fraser and *reen, 19+; dalam ojash, '!!(.

    0nput dari rasio saluran dipilih dengan acuan bah/a saluran pertama

    mengandung informasi mengenai mineral yang dituju, sedangkan pada

    rasio saluran kedua mengandung informasi mengenai pengganggu respon

    spektral mineral, yaitu &egetasi $7arran4a, '!!13 :raser dan *reen, 19+;

    dalam ojas, '!!(. %alam pengembangannya metode ini banyak

    digunakan untuk memetakan mineral alterasi hidrothermal iron oAide dan

    clay, seperti yang dilakukan oleh Soe, Kya/m dan 5akashima di Myanmar

    tahun '!!B.

    kan tetapi karena metode ini kurang optimal pada beberapa jenismineral selain iron oAide dan clay atau yang lebih spesifik, oleh sebab itu

    pengembangan metode directed principal component dilakukan agar

    dapat mempertajam respon setiap mineral alterasi dengan cara

    memisahkan mineral berdasarkan reflektansi spektralnya. Kemudian

    untuk menentukan respon spektral mineral yang optimum, diperlukan dua

    rasio saluran agar dapat meminimalisir efek &egetasi. %imana pada rasio

    saluran &egetasi, harus memiliki nilai yang positif di kedua input rasio

    saluran. Sedangkan nilai rasio mineral yang dituju harus lebih tinggi atau

    lebih rendah dibandingkan dengan &egetasi. Kemudian untuk

    meningkatkan hasil akurasi dari pemetaan klasifikasi terbimbing

    didasarkan pada training sample yang menunjukkan keberadaan deposit

    diperlukan untuk meningkatkan hasil dari pencitraan satelit, seperti yang

    dilakukan oleh 7arran4a dan

  • 7/25/2019 Analisis Awan

    9/11

    2engolahan citra untuk pemetaan mineral permukaan di daerah

    ber&egetasi terdiri dari tiga tahap. 5ahap pertama menggunakan defoliant

    techni6ue untuk meningkatkan respon spektral dari mineral permukaan

    yang didasarkan pada reflektansi respon spektral mineral. Kedua,

    ekstraksi area sampel $training area( sebagai acuan piksel yang

    mengandung mineral permukaan. Ketiga, klasifikasi terbimbing

    $super&ised classification( dari citra hasil olahan, sehingga dapat diperoleh

    peta 4ona mineral permukaan.

    2enerapaan defoliant techni6ue untuk mengetahui deposit mineral

    permukaan membutuhkan pemahaman terhadap karakteristik mineral

    permukaan dan kondisi fisik yang terdapat di /ilayah kajian. 2ada kasus

    deposit nikel @aterit, mineral permukaan yang berasosiasi dengan deposit

    nikel laterit di /ilayah Soro/ako adalah

  • 7/25/2019 Analisis Awan

    10/11

    BAB IIIKESIMPULAN

    1) 2enginderaan jauh adalah pengambilan atau pengukuran data atau

    informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda

    dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan

    langsung dengan bahan studi.

    '( Kemampuan sensor S5 dalam pemetaan geologi regional danalterasi berdasarkan beberapa kasus di konsesi 25. 0nco menunjukkan

    hasil yang positif, akan tetapi untuk pemetaan mineral yang lebih

    spesifik diperlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut baik dari

    faktor sumber daya manusia, prasarana pendukung, dsb.

    ( 2ada daerah tropis terkadang tutupan a/an sangat tebal, sehingga

    kemampuan S5 berkurang. Cleh karena itu fusi data dengan citra

    lainnya, seperti % sangat bermanfaat dalam pengembangan

    lebih lanjut. Selain itu melalui integrasi dengan sensor %

    penetrasi gelombang elektromagnetik dapat menembus lapisan tanah

    yang lebih dalam.

    "( Kondisi ruang muka bumi memiliki perbedaan antara satu tempat

    dengan tempat lainnya, pemahaman terhadap karakteristik /ilayah,

    teknologi pemetaan, objek yang dituju dan konstruksi Sistem 0nformasi

    *eografis

    ( 2enelitian ini merupakan hasil a/al dari penelitian yang dilakukan oleh

    penulis mengenai plikasi penginderaan jauh dan sistem informasi

    geografis dalam pemetaan sebaran potensi deposit nikel laterit.

    Paper Geologi Foto Acara Pendahuluan Geologi Foto 10

  • 7/25/2019 Analisis Awan

    11/11

    DA'TAR PUSTAKA

    httpDEEone-geo.blogspot.comE'!1!E!Eaplikasi-penginderaan-jauh-

    dalam.html

    httpDEE///.litbang.deptan.go.idE/arta-ipEpdf-fileE/ahyunto-1.pdf

    Paper Geologi Foto Acara Pendahuluan Geologi Foto 11

    http://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://www.litbang.deptan.go.id/warta-ip/pdf-file/wahyunto-13.pdfhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://www.litbang.deptan.go.id/warta-ip/pdf-file/wahyunto-13.pdf