analisis awan
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Analisis Awan
1/11
BAB I
ARTIKEL
Penulis Artikel: Ichi San
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMETAAN SEBARAN
PTENSI DEPSIT NIKEL LATERIT DI SR!AK" SULA!ESI
SELATAN #STUDI KASUS AREAL EKSPLRASI TAMBANG PT$ IN%"
TBK&
Nikel merupakan salah satu barang tambang penting di dunia.
Manfaatnya yang begitu besar bagi kehidupan sehari-hari, seperti
pembuatan logam anti karat, campuran dalam pembuatan stainless steel,
baterai Nickel-metal hybride, dan berbagai jenis barang lainnya.
Keserbagunaan ini pula yang menjadikan nikel sangat berharga dan
memiliki nilai jual tinggi di pasaran dunia. Setidaknya sejak 19!
permintaan akan nikel rata-rata mengalami kenaikan "# tiap tahun, dan
diperkirakan sepuluh tahun mendatang terus mengalami peningkatan
$%al&i et al., '!!"(.
)ijih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit yang terbentuk akibatpelapukan batuan ultramafik yang mengandung nikel !.' - !." #
$*olightly, 19+1(. enis-jenis batuan tersebut antara lain oli&ine, piroksin,
dan amphibole $ajesh, '!!"(. Nikel laterit umumnya ditemukan pada
daerah tropis, dikarenakan iklim yang mendukung terjadinya pelapukan,
selain topografi, drainase, tenaga tektonik, batuan induk, dan struktur
geologi $lias, '!!1(.
Selama ini eksplorasi terhadap nikel laterit dilakukan dengan
mencari singkapan ultramafik, pemetaan lapangan, pengeboran, dan
analisa laboratorium untuk mengetahui kandungan mineral dan kimia/i
nikel. Namun salah satu hambatan besar dari kegiatan tersebut adalah
pada tahap pemetaan lapangan, dimana membutuhkan /aktu yang lama
dan berbiaya besar, terutama untuk daerah baru, sehingga seringkali sulit
untuk dilakukan pada /ilayah luas. Namun seiring berkembangnya
teknologi dalam bidang pemetaan, keterbatasan tersebut kini dapat diatasi
Paper Geologi Foto Acara Pendahuluan Geologi Foto 1
http://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.html -
7/25/2019 Analisis Awan
2/11
dengan menggunakan aplikasi dari teknologi penginderaan jauh dan
Sistem 0nformasi *eografis $S0*( $ajesh, '!!"(.
plikasi penginderaan jauh dan S0* dalam eksplorasi mineral
memiliki banyak keuntungan, antara lain cakupan /ilayahnya luas, hemat
biaya, data yang mudah diperbaharui $up date( dan memungkinkan
integrasi dengan berbagai jenis data satelit, geofisika, geokimia, %igital
le&ation Model $%M(, dan sebagainya. Sehingga proses analisa
semakin efisien, cepat, dan akurasi yang meningkat. 2enggunaan
penginderaan jauh dalam eksplorasi pertambangan telah lama digunakan
dan sudah berkembang luas, beberapa pendekatan yang banyak
diaplikasikan antara lain, pemetaan lithologi, struktur, dan alterasi $ajesh,
'!!"3 Siegal dan *illespie, 1991(. 2emetaan lithologi merupakan
pemetaan sumberdaya mineral, dengan menarik kesimpulan dari
beberapa parameter utama yang diperoleh melalui obser&asi
penginderaan jauh, seperti mengidentifikasi nilai spektral batuan,
penampakan struktural, pelapukan dan bentuk daratan $landform(, serta
pola aliran sungai. 2emetaan struktur didasarkan pada hubungan antaradeposit mineral dengan beberapa tipe deformasi, seperti patahan, lipatan
atau struktur geologi lainnya. Sedangkan pendekatan alterasi merupakan
teknik pemetaan mineral yang mengasosiasikan deposit mineral dengan
alterasi hidrothermal dan batuan sekitar, jenis dan luasnya 4ona alterasi
menggambarkan tipe dari deposit mineral $ajesh, '!!"(. %istribusi
spasial dari batuan hasil alterasi hidrothermal merupakan kunci utama
untuk mengetahui 4ona aliran dari hidrothermal dan sebagai petunjuk
penting untuk mengenali deposit mineral $2irajno, 199' dalam ajesh,
'!!"(. 0dentifikasi sebaran nikel laterit melalui teknologi penginderaan
jauh dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan alterasi, yaitu
dengan memetakan mineral permukaan hasil lapukan batuan ultramafik
pada lapisan limonite, antara lain mineral goethite, hematite dan chlorite.
Metode yang digunakan untuk mendeteksi mineral tersebut yaitu %efoliant
5echni6ue atau %irected 2rincipal 7omponent $%27(. 2emilihan metode
tersebut didasarkan pada karakteristik /ilayah tropis yang ber&egetasi
Paper Geologi Foto Acara Pendahuluan Geologi Foto 2
-
7/25/2019 Analisis Awan
3/11
rapat, sehingga menjadi hambatan tersendiri dalam mendeteksi deposit
mineral. 8ntuk itu metode yang mampu meminimalisir pengaruh &egetasi,
seperti %efoliant 5echni6ue sangat cocok untuk digunakan $7arran4a,
'!!3 ojas, '!!(.
%efoliant 5echni6ue pada dasarnya adalah teknik penajaman yang
dilakukan dengan menggabungkan dua rasio saluran $7arran4a, '!!'3
:raser dan *reen, 19+; dalam ojas, '!!(, adapun hasil dari proses ini
adalah sebaran mineral permukaan yang digambarkan dalam citra skala
keabuan $grayscale(. )eberapa penelitian sebelumnya menunjukkan
bah/a %efoliant 5echni6ue mampu mengidentifikasi keberadaan alterasi
hidrothermal di daerah ber&egetasi, seperti yang dilakukan oleh 7arran4a
dan
-
7/25/2019 Analisis Awan
4/11
Selain itu kondisi ini juga tidak terlepas oleh iklim, reaksi kimia, struktur,
dan topografi Sula/esi yang cocok terhadap pementukan nikel laterit.
ndapan nikel laterit di Soro/ako terbentuk karena proses pelapukan dari
batuan ultramafik yang terbentang dalam suatu singkapan tunggal
terbesar di dunia seluas lebih dari 1'! km A B! km, dimana sejumlah
endapan lainnya tersebar di pro&insi Sula/esi 5engah dan 5enggara
$?aheed, '!!(.
Salah satu perusahaan yang melakukan eksplorasi dan
penambangan nikel laterit di beberapa /ilayah Sula/esi bagian 5engah,
5enggara dan Selatan adalah 25. 0nternational Nickel 0ndonesia, 5bk $25
0N7C(. 2erusahaan multinasional yang diakuisisi sahamnya sejak tahun
'!!; oleh 7ompanhia =ale do io %oce $7=%( yang kini bernama =ale,
dan berubah menjadi =ale 0nco, ltd3 telah beroperasi sejak tahun 19B+,
terutama di /ilayah Soro/ako. Nikel laterit 25 0N7C diperoleh dengan
mengambil mineral dari endapan nikel laterit yang mengandung unsur
nikel dalam jumlah besar, antara lain limonite dan saprolite, kemudian
diolah secara pyrometallurgical atau hydrometallurgical dan dihasilkannikel dalam bentuk matte.
2enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran potensi,
tingkat akurasi pencitraan dan S5 di areal eksplorasi tambang 25
0N7C blok Soro/ako.
-
7/25/2019 Analisis Awan
5/11
BAB II
PEMBAHASAN
2enginderaan jauh adalah pengambilan atau pengukuran data atau
informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda
dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan langsung
dengan bahan studi.
mpat komponen dasar dari sistem penginderaan jauh adalahtarget, sumber energi, alur transmisi, dan sensor. Komponen dalam
sistem ini berkerja bersama untuk mengukur dan mencatat informasi
mengenai target tanpa menyentuh obyek tersebut. Sumber energi yang
menyinari atau memancarkan energi elektromagnetik pada target mutlak
diperlukan. nergi berinteraksi dengan target dan sekaligus berfungsi
sebagai media untuk meneruskan informasi dari target kepada sensor.
Sensor adalah sebuah alat yang mengumpulkan dan mencatat radiasi
elektromagnetik. Setelah dicatat, data akan dikirimkan ke stasiun
penerima dan diproses menjadi format yang siap pakai, diantaranya
berupa citra. 7itra ini kemudian diinterpretasi untuk men7arikan informasi
mengenai target. 2roses interpretasi biasanya berupa gabungan antara
&isual dan automatic dengan bantuan computer dan perangkat lunak
pengolah citra.
*ambar 1. Komponen dasar pengindraan jauh
Paper Geologi Foto Acara Pendahuluan Geologi Foto 5
-
7/25/2019 Analisis Awan
6/11
Sistim penginderaan jauh mencakup beberapa komponen utama
yaitu D
$1(.7ahaya sebagai sumber energi,
$'(. Sensor sebagai alat perekam data,
$(. Stasiun bumi sebagai pengendali dan penyimpan data,
$"(. :asilitas pemrosesan data,
$(. 2engguna data.
*ambar '.'. %iagram sistim penginderaan jauh pada umumnya
)atuan induk dari endapan nikel laterit adalah batuan ultrabasa
dengan kandungan mineral ferromagnesian $oli&ine, piroksin, dan
amphibole( dalam jumlah besar yang berasosiasi dengan struktur geologi
yang terbentuk pada masa 2recambrian hingga 5ersier $hmad, '!!B(.
)atuan ultrabasa /ilayah Soro/ako tersusun dari batuan peridotite yang
dapat dibagi menjadi empat satuan batuan, yang merupakan batuan induk
pemba/a nikel dengan kadar sekitar ' #. )atuan-batuan sejenis
peridotite antara lainD
1( %unite, yang mengandung oli&ine lebih dari 9!# dan piroksen
sekitar #.
'(
-
7/25/2019 Analisis Awan
7/11
3) @o/ Serpentini4ed, yang mengandung oli&ine B# dan piroksen
#.
)ijih nikel yang terdapat di bagian 5engah dan 5imur Sula/esi
tepatnya di daerah Soro/ako termasuk ke dalam jenis nikel laterite dan
bijih nikel silikat $garnierit(. )ijih nikel tersebut terbentuk akibat pelapukan
dan pelindihan $leaching( batuan ultrabasa seperti peridotit dan serpentinit
dari rombakan batuan ultrabasa. Namun berdasarkan ciri fisik dan
kimia/inya, endapan nikel laterit di Soro/ako dapat dibagi menjadi dua,
yaitu )lok )arat $?est )lock( dan )lok 5imur $ast )lock( yang berbeda
satu sama lainnya.
2erbedaan topografi sangat menyolok, pada umumnya di ast
)lock memiliki topografi yang landai sedikit berbukit sedangkan di ?est
)lock pada umumnya topografi terjal membentuk pegunungan. ?est
)lock meliputi B bukit dengan luas sekitar "B, km persegi, secara umum
merupakan batuan peridortite yang tidak terserpentinisasi dengan bentuk
morfologi yang relatif lebih terjal dibandingkan ast )lock $karena
pengaruh struktur yang kuat(, banyak dijumpai bongkah > bongkah segarperidotit $)oulder( sisa proses pelapukan sehingga reco&ery menjadi kecil.
8mumnya boulder dilapisi oleh 4ona pelapukan tipis dibagian luarnya.
%aerah ?est banyak mengandung urat-urat kuarsa yang sulit dikontrol
pola penyebarannya. Sedangkan ast )lock meliputi "" bukit menempati
area seluas B, km persegi. 5opografi pada daerah ini relatif lebih landai
dari pada daerah ?est )lock. )atuan dasar dari tipe ini umumnya adalah
serpentine peridotite, lher4olite, dengan derajat serpentin yang ber&ariasi.
)eberapa penelitian menunjukkan keberhasilan penginderaan jauh
dalam pemetaan mineral alterasi hidrothermal terutama di daerah arid dan
semi arid, hal ini dikarenakan Kejadian mineral di permukaan yang cukup
mencolok, sehingga mudah untuk dikenali oleh sensor satelit $2od/ysocki
et al. 19+", Kepper et al. 19+B, Mouat et al. 19+B, mos and *reenbaum
19+9, ock/ell 19+9, 5anaka and Segal 19+9, :raser 1991, ohn et al.
1991, )ennett 199, )arniak et al. 199B, Spat4 199; dalam 7arran4a dan
-
7/25/2019 Analisis Awan
8/11
menjadi kendala besar dan dapat mengurangi keberhasilan penginderaan
jauh untuk mendeteksi Kejadian deposit mineral. Selain itu tidak jarang
terdapat beberapa mineral yang memiliki respon spektral yang identik
dengan &egetasi.
Salah satu penajaman citra yang mampu meminimalisir pengaruh
&egetasi dalam eksplorasi mineral dengan penginderaan jauh adalah
metode analisa directed principal component dari dua rasio saluran yang
disebut defoliant techni6ue $fraser and *reen, 19+; dalam ojash, '!!(.
0nput dari rasio saluran dipilih dengan acuan bah/a saluran pertama
mengandung informasi mengenai mineral yang dituju, sedangkan pada
rasio saluran kedua mengandung informasi mengenai pengganggu respon
spektral mineral, yaitu &egetasi $7arran4a, '!!13 :raser dan *reen, 19+;
dalam ojas, '!!(. %alam pengembangannya metode ini banyak
digunakan untuk memetakan mineral alterasi hidrothermal iron oAide dan
clay, seperti yang dilakukan oleh Soe, Kya/m dan 5akashima di Myanmar
tahun '!!B.
kan tetapi karena metode ini kurang optimal pada beberapa jenismineral selain iron oAide dan clay atau yang lebih spesifik, oleh sebab itu
pengembangan metode directed principal component dilakukan agar
dapat mempertajam respon setiap mineral alterasi dengan cara
memisahkan mineral berdasarkan reflektansi spektralnya. Kemudian
untuk menentukan respon spektral mineral yang optimum, diperlukan dua
rasio saluran agar dapat meminimalisir efek &egetasi. %imana pada rasio
saluran &egetasi, harus memiliki nilai yang positif di kedua input rasio
saluran. Sedangkan nilai rasio mineral yang dituju harus lebih tinggi atau
lebih rendah dibandingkan dengan &egetasi. Kemudian untuk
meningkatkan hasil akurasi dari pemetaan klasifikasi terbimbing
didasarkan pada training sample yang menunjukkan keberadaan deposit
diperlukan untuk meningkatkan hasil dari pencitraan satelit, seperti yang
dilakukan oleh 7arran4a dan
-
7/25/2019 Analisis Awan
9/11
2engolahan citra untuk pemetaan mineral permukaan di daerah
ber&egetasi terdiri dari tiga tahap. 5ahap pertama menggunakan defoliant
techni6ue untuk meningkatkan respon spektral dari mineral permukaan
yang didasarkan pada reflektansi respon spektral mineral. Kedua,
ekstraksi area sampel $training area( sebagai acuan piksel yang
mengandung mineral permukaan. Ketiga, klasifikasi terbimbing
$super&ised classification( dari citra hasil olahan, sehingga dapat diperoleh
peta 4ona mineral permukaan.
2enerapaan defoliant techni6ue untuk mengetahui deposit mineral
permukaan membutuhkan pemahaman terhadap karakteristik mineral
permukaan dan kondisi fisik yang terdapat di /ilayah kajian. 2ada kasus
deposit nikel @aterit, mineral permukaan yang berasosiasi dengan deposit
nikel laterit di /ilayah Soro/ako adalah
-
7/25/2019 Analisis Awan
10/11
BAB IIIKESIMPULAN
1) 2enginderaan jauh adalah pengambilan atau pengukuran data atau
informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda
dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan
langsung dengan bahan studi.
'( Kemampuan sensor S5 dalam pemetaan geologi regional danalterasi berdasarkan beberapa kasus di konsesi 25. 0nco menunjukkan
hasil yang positif, akan tetapi untuk pemetaan mineral yang lebih
spesifik diperlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut baik dari
faktor sumber daya manusia, prasarana pendukung, dsb.
( 2ada daerah tropis terkadang tutupan a/an sangat tebal, sehingga
kemampuan S5 berkurang. Cleh karena itu fusi data dengan citra
lainnya, seperti % sangat bermanfaat dalam pengembangan
lebih lanjut. Selain itu melalui integrasi dengan sensor %
penetrasi gelombang elektromagnetik dapat menembus lapisan tanah
yang lebih dalam.
"( Kondisi ruang muka bumi memiliki perbedaan antara satu tempat
dengan tempat lainnya, pemahaman terhadap karakteristik /ilayah,
teknologi pemetaan, objek yang dituju dan konstruksi Sistem 0nformasi
*eografis
( 2enelitian ini merupakan hasil a/al dari penelitian yang dilakukan oleh
penulis mengenai plikasi penginderaan jauh dan sistem informasi
geografis dalam pemetaan sebaran potensi deposit nikel laterit.
Paper Geologi Foto Acara Pendahuluan Geologi Foto 10
-
7/25/2019 Analisis Awan
11/11
DA'TAR PUSTAKA
httpDEEone-geo.blogspot.comE'!1!E!Eaplikasi-penginderaan-jauh-
dalam.html
httpDEE///.litbang.deptan.go.idE/arta-ipEpdf-fileE/ahyunto-1.pdf
Paper Geologi Foto Acara Pendahuluan Geologi Foto 11
http://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://www.litbang.deptan.go.id/warta-ip/pdf-file/wahyunto-13.pdfhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/03/aplikasi-penginderaan-jauh-dalam.htmlhttp://www.litbang.deptan.go.id/warta-ip/pdf-file/wahyunto-13.pdf