arsitektur tradisional bali & lombok - paper 2

14
Arsitektur Nusantara ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belak ang Arsitektur Nusantara adalah ilmu yang mempelajari tentang arsitektur bangunan tradisional dari seluruh Indonesia. Namun pada paper ini mengkhususkan pembahasannya pada Bangunan Tradisional Bali Dan Bangunan Tradisional Lombok. Bangunan Tradisional Bali dapat dipandang seb agai Arsitektur yang dilimpahturu nkan dari generasi ke generasi, serta tetap dipakai dan diterima masyarakatnya karena masih dianggap baik dan benar.Arsitektur Tradisional Bali telah mengakar dalam masyarakat , dijiwai oleh Agama Hindu , merupakan salah satu puncak kebudayaan Bali yang dapat memberikan identitas dan citra Bali yang cukup kuat.Arsitektur Bali adalah arsitektur yang eksis dan berkembang di Bali terdiri atas arsitektur kuno/ warisan, arsitektur tradisional dan arsitektur yang berkembang di Bali yang tetap memiliki identitas dan gaya Arsitektur Tradisional Bali. Selain itu hal yang sama terjadi di daerah Lombok, arsitektur Lombok merupakan salah satu warisan budaya yang harus tetap dipertahankan karena merupakan kekeyaan dari Budaya Lombok itu sendiri. Oleh kerena itu, perlu adanya suatu pembinaan terhadap bentuk-bentuk pengembangan Arsitektur Nusantara dalam hubungannya dengan peningkatan apresiasi budaya, nilai-nilai tradisional dan keserasian lingkungan buatan. Dengan demikian untuk mengimbangi pengaruh-pengaruh dari luar yang dapat merombak serta menghancurkan nilai-nilai budaya tradisional diperlukan suatu penerapan terhadap nilai-nilai hakiki yang terkandung dalam bentuk-bentuk perwujudan Arsitektur Tradisiona di Bali dan L ombok.

Upload: nusantara-knowledge

Post on 13-Apr-2018

356 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 1/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arsitektur Nusantara adalah ilmu yang mempelajari tentang arsitektur bangunan

tradisional dari seluruh Indonesia. Namun pada paper ini mengkhususkan pembahasannya pada

Bangunan Tradisional Bali Dan Bangunan Tradisional Lombok.

Bangunan Tradisional Bali dapat dipandang sebagai Arsitektur yang dilimpahturunkan

dari generasi ke generasi, serta tetap dipakai dan diterima masyarakatnya karena masih

dianggap baik dan benar.Arsitektur Tradisional Bali telah mengakar dalam masyarakat , dijiwai

oleh Agama Hindu , merupakan salah satu puncak kebudayaan Bali yang dapat memberikan

identitas dan citra Bali yang cukup kuat.Arsitektur Bali adalah arsitektur yang eksis dan

berkembang di Bali terdiri atas arsitektur kuno/ warisan, arsitektur tradisional dan arsitektur

yang berkembang di Bali yang tetap memiliki identitas dan gaya Arsitektur Tradisional Bali.

Selain itu hal yang sama terjadi di daerah Lombok, arsitektur Lombok merupakan salah

satu warisan budaya yang harus tetap dipertahankan karena merupakan kekeyaan dari Budaya

Lombok itu sendiri.

Oleh kerena itu, perlu adanya suatu pembinaan terhadap bentuk-bentuk

pengembangan Arsitektur Nusantara dalam hubungannya dengan peningkatan apresiasi budaya,

nilai-nilai tradisional dan keserasian lingkungan buatan. Dengan demikian untuk mengimbangi

pengaruh-pengaruh dari luar yang dapat merombak serta menghancurkan nilai-nilai budayatradisional diperlukan suatu penerapan terhadap nilai-nilai hakiki yang terkandung dalam

bentuk-bentuk perwujudan Arsitektur Tradisiona di Bali dan Lombok.

Page 2: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 2/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dijelaskan diatas, maka adapun rumusan masalah

yang akan dibahas pada pembahasan ini antara lain   :

1. Apa saja filosofi Arsitektur Tradisional Bali?

2. Bagaimana bentuk dari Bangunan Tradisional Bali?

3. Bagaimana bentuk rumah Tradisional Lombok?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa saja yang mendasari atau menjadi filososfi dari Arsitektur

Tradisional Bali

2. Untuk mengetahui bentuk dari Bangunan Tradisional Bali

3. Untuk mengetahui bentuk dan pembagian ruang dalam Rumah Tradisional Lombok.

1.4 Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah dengan

dua metode antara lain :

1. Metode Observasi

Dalam metode ini kami langsung melakukkan penelitian ke lapangan untuk

mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan paper ini

2. Metode Kepustakaan

Dalam metode ini kami menggunakan tinjauan kepustakaan untuk menyusun

paper ini. Dengan menelaah beberapa pengertian – pengertian untuk menjelaskan

isi pokok permasalahan pada bab selanjutnya serta jelajah internet.

Page 3: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 3/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arsitektur Tradisional Bali

Tradisi dapat diartikan sebagai kebiasaan yang turun temurun dalam suatu

masyarakat yang merupakan kesadaran kolektif dengan sifatnya yang luas, meliputi segala

aspek dalam kehidupan. Arsitektur tradisional Bali dapat diartikan sebagai tata ruang dari

wadah kehidupan masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun-temurun dengan

segala aturan-aturan yang diwarisi dari jaman dahulu, sampai pada perkembangan satu

wujud dengan ciri-ciri fisik yang terungkap pada rontal Asta Kosala-Kosali , Asta Patali dan

lainnya, sampai pada penyesuaian-penyesuaian oleh para undagi yang masih selaras dengan

petunjuk-petunjuk dimaksud.

Arsitektur tradisional Bali yang kita kenal, mempunyai konsep-konsep dasar yang

mempengaruhi tata nilai ruangnya. Konsep dasar tersebut adalah:

• Konsep hirarki ruang, Tri Loka atau Tri Angga

• Konsep orientasi kosmologi, Nawa Sanga atau Sanga Mandala

• Konsep keseimbangan kosmologi, Manik Ring Cucupu

• Konsep proporsi dan skala manusia

• Konsep court , Open air 

• Konsep kejujuran bahan bangunan

Tri Angga adalah konsep dasar yang erat hubungannya dengan perencanaan arsitektur,

yang merupakan asal-usul Tri Hita Kirana. Konsep Tri Angga membagi segala sesuatu

menjadi tiga komponen atau zone:

• Nista (bawah, kotor, kaki),

• Madya (tengah, netral, badan) dan

• Utama (atas, murni, kepala)

Page 4: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 4/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

Ada tiga buah sumbu yang digunakan sebagai pedoman penataan bangunan di Bali, sumbu-

sumbu itu antara lain:

• Sumbu kosmos Bhur , Bhuwah dan Swah (hidrosfir, litosfir dan atmosfir)

• Sumbu ritual kangin-kauh (terbit dan terbenamnya matahari)

• Sumbu natural Kaja-Kelod (gunung dan laut)

Dari sumbu-sumbu tersebut, masyarakat Bali mengenal konsep orientasi kosmologikal,

Nawa Sanga atau Sanga Mandala. Transformasi fisik dari konsep ini pada perancangan

arsitektur, merupakan acuan pada penataan ruang hunian tipikal di Bali

2.2 HIRARKI POLA RUANG RUMAH TINGGAL

Rumah tinggal masyarakat Bali sangat unik karena rumah tidak merupakan satu kesatuan

dalam satu atap tetapi terbagi dalam bebrapa ruang-ruang yang berdiri sendiri dalam pola

ruang yang diatur menurut konsep arah angin dan sumbu gunung agung.Hunian pada

masyarakat Bali, ditata menurut konsep Tri Hita Karana. Orientasi yang digunakan

menggunakan pedoman-pedoman seperti tersebut diatas. Sudut utara-timur adalah tempat

yang suci, digunakan sebagai tempat pemujaan, Pamerajan (sebagai pura keluarga).

Sebaliknya sudut barat-selatan merupakan sudut yang terendah dalam tata-nilai rumah,

merupakan arah masuk ke hunian.

Pada pintu masuk (angkul-angkul) terdapat tembok yang dinamakan aling-aling, yang tidak

saja berfungsi sebagai penghalang pandangan ke arah dalam (untuk memberikan privasi),

tetapi juga digunakan sebagai penolak pengaruh-pengaruh jahat/jelek. Pada bagian ini

terdapat bangunan Jineng (lumbung padi) dan paon (dapur). Berturut-turut terdapat

bangunan-bangunan bale tiang sangah, bale sikepat/semanggen dan Umah meten. Tiga

bangunan (bale tiang sanga, bale sikepat, bale sekenam) merupakan bangunan terbuka.

Ditengah-tengah hunian terdapat natah (court garden) yang merupakan pusat dari hunian.

Umah Meten untuk ruang tidur kepala keluarga, atau anak gadis. Umah meten merupakan

bangunan mempunyai empat buah dinding, sesuai dengan fungsinya yang memerlukan

Page 5: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 5/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

keamanan tinggi dibandingkan ruang-ruang lain (tempat barang-barang penting &

berharga).

Hunian tipikal pada masyarakat Bali ini, biasanya mempunyai pembatas yang berupa pagar

yang mengelilingi bangunan/ruang-ruang tersebut diatas.

2.3 Teknik Konstruksi dan Material

Sistem konstruksi pada arsitektur tradisional Bali mempertimbangkan kosep yang

dinamakan triangga,yaitu sebuah konsep hirarki dari mulai nista,madya,utama.Nista

menggambarkan suatu hirarki paling bawah suatu tingkatan yang biasanya diwujudkandengan pondasi bangunan atau bagian bawah sebuah bangunan sebagai penyangga

bangunan diatasnya.atau bila dalam tiang kolom.Materialnya dapat terbuat dari batu

bata atau batu gunung.Batu bata tersebut tertata dengan rapi dalam suatu bentuk

sesuai dengan dimensi ruang yang akan dibuat semacam penghalus elemen leveling

yang rata.atau merupakan sebuah plesteran akhir,nista juga digambarkan sebagai alam

bawah atau alam setan atau nafsu.

Madya adalah bagian tengah bangunan yang diwujudkan dalam bentuk

dinding,jendela,pintu.madya menggambarkan strata manusia atau alam manusia.

Utama adalah symbol dari bangunan atas yang diwujudkan dalam bentuk atap yang

diyakini juga sebagai tempat tinggal dewa atau leluhur mereka yang sudah

meninggal.Pada bagian atap ini bahan yang digunakan pada arsitektur tradisional bali

adalah ijuk dan alang-alang yang system konstruksinya adalah system kelipatan dari

tiang penyangga atau kolom terutama bangunan rumah tinggal atau bangunan umum.

Rumah

Dalam satu areal umah tradisional Bali terdiri atas beberapa masa bangunan antara lain :

1. Natah (Halaman)

Biasanya diperuntukkan sebagai tempat melakukan kegiatan-kegiatan yadnya yang

sering melibatkan orang banyak. Seperti upacara yadnya yang mengundang orang

banyak

2. Merajan

Page 6: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 6/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

Merajan diperuntukkan sebagai tempat melakukan kegiatan persembahyangan

untuk mempererat hubungan manusia dengan Tuhan. Merajan biasanya terdiri dari

sanggah taksu, sanggah kemulan, penglurah, dan bale piasan

3. Bale Daja/Meten

Adalah nama yang didasarkan atas letaknya yang ada di badaja (utara) atau di arah

gunung. Nama laina adalah meten atau bale pesarean. Fungsi utama adalah untuk tidur

dan fungsi tambahannnya adalah menyimpan benda berharga.. Variasi bentuk bangunan

Bale Daja ini dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah tiang sebagai stuktur utama :

1. Meten Sekutus ( Tiang pokok 8 = kutus)

2. Meten Sekutus Bandung (tiang pokok 8 + 4 tiang serambi / amben)

3. Bale Gede / Meten Bandung ( tiang pokok 12 )

4. Meten Gunung Rata ( lantai di kamar lebih tinggi dari di serambi, tiang pokok 12

+4-12 tiang serambi)

Meten sekutus menggunakan atau pelana ( trojan ), sedangkan Meten Bandung

menggunakan atap limasan. Seluruh Meten pasti memiliki ruang yang dikelilingi dinding

dengan rapat dengan bukaan yang sangat minim.

4. Bale Dangin

bale dangin letaknya di sisi sebelah timur pada pekarangan sebuah rumah. Bale

dangin yang terbuka biasanya difungsikan sebagai tempat persiapan upacara dewa

yadnya dan bila tertutup sebagian bisa difungsikan sebagai tempat menyimpan

benda pusaka atau untuk tempat tidur. Jumlah tiang pokok biasanya berjumlah 6

dan tidak jarang pula ada yang bersaka 8,9 hingga 12.

5. Bale Dauh

Bale dauh terletak disisi barat pekarangan umumnya dibiarkan terbuka namun ada

pula yang menutup sebagian untuk tambahan ruang tidur. Sesuai dengan jumlah

tiang dan variasinya Bale Dauh diberi nama:

1. Bale SakaNem

2. Bale Tiang sanga, bertiang 9 dan bila terdapat hiasan singa sebagai sendi tugeh

disebut bale singasari

Page 7: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 7/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

3. adapula bale dauh yang bertiang sampai 12

6. Bale Delod

Disebut Bale Delod karena letaknya disisi selatan (kelod) berdasarkan jumlah tiang

dan juga penataan ruang dalamnya bale delod ini diberi nama :

1. Bale Saka Nem/Bale Mundak dengan tiang pokok 6 batang

2. Bale Sekutus (Asta Pada) bertiang delapan

3. Bale Gede bertiang 12

7. Paon

Paon berarti perabuhan atau dapur atau pewaregan yang berarti tempat untuk

mengenyangkan perut. Dapur biasanya bertiang pokok 4 namun ada juga yang bertiang

6. dinding dapur umumnya dibangun ditiga sisi yaitu diselatan timur dan barat.

8. Jineng

Jineng pada rumah tradisional Bali yang merupakan stana Dewi Sri yang digunakan

sebagi tempat menyimpan hasil pertanian berupa padi, yang diletakkan bersebelahan

dengan dapur yang pada umumnya berada pada bagian depan areal umah.

9. Angkul-angkulAngkul-angkul merupakan pintu masuk paling sederhana yang digunakan pada

rumah tradidional Bali.

Page 8: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 8/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

Page 9: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 9/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

Aspek Desa

Masyarakat Bali dalam kesehariannya meyakini bahwa ada tiga faktor yang berpengaruh

serta harus diupayakan untuk dijaga kesetimbangannya karena memegang peranan bagi

tercapainya kehidupan yang baik, kebahagiaan dan

kesehatan, yakni: mikrokosmos (bhuwana alit), makrokosmos (bhuwana agung) dan

Tuhan.

Mengacu pada konsep tersebut, wilayah peruntukan selalu terletak di antara pura

(sebagai hulu) dan setra (sebagai hilir). Masyarakat Bali juga telah membuat aturan

yang jelas bagi wilayah peruntukan dan wilayah yang tidak boleh

ditempati (sebagai misal untuk pura, wantilan dan pasar). Karenanya, wilayah

peruntukan (desa) dapat diibaratkan sebagai gabungan dari beberapa organisme dimana

setiap individu adalah tubuh, sedangkan setiap institusi adalah

organ. Jantung dari sebuah desa tersebut terletak pada areal tengah, dimana

merupakan pusat magis dari segala kegiatan. Berdasarkan pada konsep di atas,

masyarakat Bali juga yakin bahwa jiwa seseorang dapat menjadi sakit dan

mudah terserang penyakit, jika ketiga faktor di atas tidak berada dalam kondisi

setimbang. Masyarakat Bali juga meyakini, bahwa baik faktor natural maupun supra

natural (kesalahan dalam upacara, disalahkan oleh leluhur) dapat

mengakibatkan kondisi sakit tersebut.

Page 10: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 10/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

BAB III

3.1 Rumah Tradisional Lombok

Penduduk asli Lombok adalah suku sasak. Mereka menganut agama Islam dengan dua aliran

yaitu Islam Tiga (Pengaruh Bali) dan Islam Lima (Jawa, Makasar dan Sumbawa). Pada masa

kekuasaan raja Karangasem-Bali di Lombok banyak peninggalan asrsitektur dengan corak Bali.

Arsitektur Bali di Lombok diumpamakan sebagai arsitektur untuk orang atasan (elit). Rumah sebagai

media variasi bentuk corak bali dengan Lombok memang tidak jauh berbeda baik dari segi

pemakaian ornamen dan bahan.

Peralatan yang harus dipersiapkan untuk membangun rumah, diantaranya adalah:

- Kayu-kayu penyangga.

- Bambu.

- Bedek, anyaman dari bambu untuk dinding.

- Jerami dan alang-alang, digunakan untuk membuat atap.

- Kotaran kerbau atau kuda, sebagai bahan campuran untuk mengeraskan lantai.

- Getah pohon kayu banten dan bajur.

- Abu jerami, digunakan sebagai bahan campuran untuk mengeraskan lantai.

Bagian rumah terdiri atas atap yang umumnya berbentuk gunungan, menukik ke

bawah jarak 1,5-2 meter dari permukaan tanah (fondasi). Bangunan yang ada meliputi bale

(rumah), berugak (bale-bale bertiang empat disebut sekepat atau bertiang enam atau

sekenem), lumbung dan kandang (bare) ternak. Bangunan-bangunan itu mengikuti kontur

tanah, khusus bangunan rumah seluas 7 x 6 meter (dihitung dari luar) dan 6 x 5 meter

(dihitung dari dalam) per unit.

Atap dan bubungan (bungus)-nya adalah alang-alang yang umumnya menghadap

Gunung Rinjani dan berdinding anyaman bambu (kampu). Ruangannya (rong) dibagi

menjadi inan bale (ruang induk meliputi bale luar (ruang tidur) dan bale dalem berupa

Page 11: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 11/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

tempat menyimpan harta benda, ruang ibu melahirkan sekaligus ruang disemayamkannya

 jenazah bila ada penghuninya sebelum dimakamkan. Konstruksi rumah tradisional Sasak

agaknya terkait pula dengan perspektif Islam. Anak tangga sebanyak tiga buah tadi adalah

simbol daur hidup manusia: lahir, berkembang, dan mati, simbol keluarga batih (ayah, ibu,

dan anak), atau berugak bertiang empat simbol syariat Islam: Quran, Hadis, Ijma’, Qiyas).

Selain tempat berlindung, rumah juga memiliki nilai estetika, filosofi, dan kehidupan

sederhana para penduduk di masa lampau yang mengandalkan sumber daya alam sebagai

tambang nafkah harian, sekaligus sebagai bahan pembangunan rumah. Lantai rumah itu

adalah campuran dari tanah, getah pohon kayu banten dan bajur (istilah lokal), dicampur

batu bara yang ada dalam batu bateri, abu jerami yang dibakar, kemudian diolesi dengan

kotoran sapi di bagian permukaan lantai.

Ruangan bale dalem dilengkapi amben dan dapur, sempare (tempat menyimpan

makanan, peralatan rumah tangga lainnya) terbuat dari bambu ukuran 2 x 2 meter persegi

atau bisa empat persegi panjang. Kemudian ada sesangkok (ruang tamu) dan pintu masuk

dengan sistem sorong (geser). Di antara bale luar dan bale dalem ada pintu dan tangga (tiga

anak tangga) tanpa jendela. Lantai rumah umumnya tanah yang dicampur dengan kotoran

kuda, getah, dan abu jerami.

Berugak yang ada di depan rumah, di samping merupakan penghormatan terhadap

rezeki yang diberikan Tuhan, juga berfungsi sebagai ruang keluarga, menerima tamu, juga

menjadi alat kontrol bagi warga.

Sejak proses perencanaan rumah didirikan, peran perempuan atau istri diutamakan.

Umpamanya, jarak usuk bambu rangka atap selebar kepala istri, tinggi penyimpanan alat

dapur (sempare) harus bisa dicapai lengan istri, bahkan lebar pintu rumah seukuran tubuh

istri. Membangun dan merehabilitasi rumah dilakukan secara gotong-royong meski makan-

minum, berikut bahan bangunan, disediakan tuan rumah.

Rumah mempunyai fungsi penting dalam kehidupan masyarakat Sasak, oleh karena

itu perlu perhitungan yang cermat tentang waktu, hari, tanggal dan bulan yang baik untuk

Page 12: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 12/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

memulai pembangunannya. Untuk mencari waktu yang tepat, mereka berpedoman pada

papan warige yang berasal dari Primbon Tapel Adam dan Tajul Muluq. Oleh karena tidak

semua orang mempunyai kemampuan untuk menentukan hari baik, biasanya orang yang

hendak membangun rumah bertanya kepada pemimpin adat. Bentuk rumah tradisional

Lombok berkembang saat pemerintahan Kerajaan Karang Asem (abad 17), di mana

arsitektur Lombok dikawinkan dengan arsitektur Bali. Misalnya, ruang tamunya terbuka

tanpa dinding, tiang penyangga bangunan bagian atas diberi ukiran.

Orang Sasak di Lombok meyakini bahwa waktu yang baik untuk memulai

membangun rumah adalah pada bulan ketiga dan bulan kedua belas penanggalan Sasak,

yaitu bulan Rabiul Awal dan bulan Zulhijjah pada kalender Islam. Ada juga yang menentukan

hari baik berdasarkan nama orang yang akan membangun rumah. Sedangkan bulan yang

paling dihindari (pantangan) untuk membangun rumah adalah pada bulan Muharram dan

bulan Ramadlan. Pada kedua bulan ini, menurut kepercayaan masyarakat setempat, rumah

yang dibangun cenderung mengundang malapetaka, seperti penyakit, kebakaran, sulit rizqi,

dan sebagainya.

Selain persoalan waktu baik untuk memulai pembangunan, orang Sasak juga selektif 

dalam menentukan lokasi tempat pendirian rumah. Mereka meyakini bahwa lokasi yang

tidak tepat dapat berakibat kurang baik kepada yang menempatinya. Misalnya, mereka

tidak akan membangun tumah di atas bekas perapian, bekas tempat pembuangan sampah,

bekas sumur, dan pada posisi jalan tusuk sate atau susur gubug. Selain itu, orang Sasak tidak

akan membangun rumah berlawanan arah dan ukurannya berbeda dengan rumah yang

lebih dahulu ada. Menurut mereka, melanggar konsep tersebut merupakan perbuatan

melawan tabu.

Anak yang yunior dan senior dalam usia ditentukan lokasi rumahnya. Rumah

orangtua berada di tingkat paling tinggi, disusul anak sulung dan anak bungsu berada di

tingkat paling bawah. Ini sebuah ajaran budi pekerti bahwa kakak dalam bersikap dan

berperilaku hendaknya menjadi panutan sang adik.

Page 13: Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

7/24/2019 Arsitektur Tradisional Bali & Lombok - Paper 2

http://slidepdf.com/reader/full/arsitektur-tradisional-bali-lombok-paper-2 13/13

Arsitektur

NusantaraARSITEKTUR TRADISIONAL BALI & LOMBOK

Rumah yang menghadap timur secara simbolis bermakna bahwa yang tua lebih dulu

menerima/menikmati kehangatan matahari pagi ketimbang yang muda yang secara fisik

lebih kuat. Juga bisa berarti, begitu keluar rumah untuk bekerja dan mencari nafkah,

manusia berharap mendapat rida Allah di antaranya melalui shalat, dan hal itu sudah

diingatkan bahwa pintu rumahnya menghadap timur atau berlawanan dengan arah

matahari terbenam (barat/kiblat). Tamu pun harus merunduk bila memasuki pintu rumah

yang relatif pendek. Mungkin posisi membungkuk itu secara tidak langsung mengisyaratkan

sebuah etika atau wujud penghormatan kepada tuan rumah dari sang tamu.

Kemudian lumbung, kecuali mengajarkan warganya untuk hidup hemat dan tidak

boros sebab stok logistik yang disimpan di dalamnya, hanya bisa diambil pada waktu

tertentu, misalnya sekali sebulan. Bahan logistik (padi dan palawija) itu tidak boleh dikuras

habis, melainkan disisakan untuk keperluan mendadak, umpamanya guna mengantisipasi

gagal panen akibat cuaca dan serangan binatang yang merusak tanaman atau bahan untuk

mengadakan syukuran jika ada salah satu anggota keluarga meninggal.