tradisional tionghoa.pptx

Upload: ferry-lie

Post on 10-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

kApita selektaKelompok-7

Disusun:Hendrik (11.184.0006)Madeline (11.184.0010)Nico wijaya (11.184.0036)Thomas jefferson (11.184.0042)Indrawati kosmo (11.184.0087)

Dosen:Yuanita sidabutar,st,msi

Fakultas teknik sipil dan perencanaan Institut sains dan teknologit.d.pardede2013/2014

1ARSITEKTUR TRADISIONAL TIONGHOA

2BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Tionghoa merupakan etnis yang mampu mempertahankan eksistensinya di tempat, tanpa menghilangkan karakter budayanya. Fenomena ini menunjukan EtnisTionghoa mampu mempertahankan identitas budayanya dari pengaruh budaya lain dari lingkungan yang berbeda.Keberlangsungan Budaya Tionghoa juga ditunjukan dengan konsistensi identitas arsitekturnya yang sangat khas sehingga menjadi simbol keberadaan mereka di tiap lingkungan yang mereka tinggali. Pada perkembangan berikutnya, penyebara kebudayaan Tionghoa mencapai ke wilayah barat dan asia. Hal itu ditunjukan dengan banyaknya Permukiman Tionghoa Pechinan di wilayah asia dan barat. Pechinan adalah istilah yangdigunakan sebagai referensi permukiman yang mayoritas dihuni oleh komunitas Tionghoa di luar wilayah China. Karakteristik umum yang menjadikan Pechinan sangat khas adalah bentuk arsitektur tradisional yang mewakili budaya Tionghoa. Hal yang menarik adalah masyarakat Tionghoa mampu mempertahankan eksistensi budaya dengan konsistensi bentuk arsitektur tradisional pada bangunannya di berbagai wilayah. Di dalam penelitian inilah, kami akan membahas berbagai permasalahan umum yang menyangkut arsitektur tradisional tionghua, khususnya di kota Medan.

33333

31.2. Perumusan Masalah arsitektur tionghua terutama pada fengsuinya,untuk diindonesia sendiri masih belum dapat diterapkan sepenuhnya oleh masyarakat,karena ada beberapa yang masih berpikir bahwa masalah fengsui berhubungan dengan hal mistis contohnya seperti siklus transformasi kehidupan di alam semesta, penyembahan terhadap nenek moyang, hubungan antara alam dan manusia, interaksi antara lingkungan dan masyarakat

1.3. Maksud dan TujuanMaksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan memperdalam arsitektur tradisional Tionghoa yang ada pada di Medan.

1.4. Metode PenelitianMetode penelitian adalah cara untuk memperoleh data yang berkaitan dan berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian. Metode untuk memperoleh data yang kami lakukan antara lain:a) Studi literatur Untuk mendapatkan data sekunder yang dalam hal ini pengumpulan data, peta, dan peraturan dari kantor instansi pemerintah terkait, serta data yang berasal dari buku tentang apartment dan literatur lainnya.b) Survey lapangan dilakukan dengan pengamatan langsung pada lokasi atau tapak perencanaan maupun objek lainnya sebagai studi banding/kasus. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder.

ss

4BAB 2PEMBAHASAN2.1. Pembahasan Masalah

A. Apa karakteristik utama pada bangunan arsitektur Tionghoa? Karakteristik utama pada bangunan arsitektur Tionghoa, yaitu: 1. Prestasi terbesarnya yaitu maha karya istana kerajaan dan penataan kota, yang mencerminkan sistem pemerintahan kekaisaran dan struktur sistem sosial, 2. Court yard didepan bangunan,secara simetris menjadi sumbu utama bangunan utama. Contoh:

3. Menyesuaikan dengan alam.

5 B. Bagaimana konsep penataan ruang pada bangunan arsitektur tradisional Tionghoa? Konsep penataan ruang pada bangunan arsitektur tradisional Tionghoa, yaitu: 1. Jian yaitu Jian adalah sebuah ruang persegi empat atau suatu ruang yang diberi pembatas dinding atau hanya dibatasi oleh kolom sehingga secara psikologis juga membentuk sebuah ruang. Jian juga dapat ditambahkan untuk membentuk suatu ruang (hall) atau ting dengan menggunakan unit standar sepanjang sumbu longitudinal (berulang memanjang secara menerus) dan sumbu horizontal. 2. Axial Planning Karakteristik berikutnya dari arsitektur Tionghoa klasik adalah bentuk struktur yang simetri dan orthogonal pada denah dan potongan. Hal ini merupakan sumber dari kosmologi Tionghoa. Pada Arsitektur Tionghoa hall dan courtyard ditempatkan sepanjang suatu axis longitudinal atau suatu jalan setapak (path) pada susunan orthogonal. Ruang-ruang tersebut terpisah satu dengan lainnya dengan adanya courtyard yang pada akhirnya dianggap sebagai ruang utama pada komposisi secara keseluruhan. Sumbu longitudinal adalah sumbu utama sedangkan sumbu horizontal sumbu sekunder.

6 Namun ada kalanya dalam suatukomposisi hanya ada satu sumbu atau tidak ada sumbu sama sekali.

C. Apa saja pengaruh kepercayaan pada arsitektur tradisional Tionghoa? Pengaruh kepercayaan pada arsitektur tradisional Tionghoa ada 3, yaitu: 1. Feng Shui merupakan suatu metode yang digunakan masyarakat Tionghoa dalam menentukan arah orientasi kota, rumah, atau gua untuk memperoleh energi dari elemen georafis dan lansekap seperti air, gunung dan celestial bodies. 2. Pola penataan ruang Pola penataan ruang masyarakat Tionghoa yang menerapkan tata ruang dalam yang dikenal dengan istilah inner court atau courtyard merupakan penjabaran dari pemikiran Confusius.

7 3. Langgam dan gaya Langgam dan gaya bangunan arsitektur Tionghoa dapat dengan jelas dilihat dari ornamen bagian atas atap atau ornamen pada kolom-kolom bangunan yang seluruhnya menggambarkan lukisan bunga atau binatang. Ukiran dan ornamen ini memiliki arti tersendiri terhadap kepercayaan masyarakat Tionghoa

2.2. Pembahasan Pertanyaan A. Bagaimana cara beradaptasi dengan feng shui? Jawab : Aturan Feng Shui yang telah terumuskan sesuai adaptasi iklim empat musim Cina perlu dianalisa aplikasinya dalam kondisi Indonesia yang dua musim. Dengan adaptasi Feng Shui ke dalam iklim dua musim diharapkan dihasilkan pandangan mengenai apa saja prinsip Feng Shui yang dapat diaplikasikan ke dalam arsitektur tropis di Indonesia. Dalam hal ini perlu ditinjau pula kaitannya aliran angin menurut sistem penghawaan alami dan buatan sesuai dengan kondisi arsitektur Tropis.

8 B. Bagaimana penerapan ornamen atau simbol arsitektur tradisional Tionghua pada ruko? Jawaban: Pada bangunan ruko, tidak ada aturan khusus dalam penggunaan warna. Namun warna merah sering digunakan pada beberapa ruko di China maupun Amerika. Sedangkan pada ruko di Semarang- Indonesia, warna ruko cenderung menyesuaikan dengan karakter arsitektur lokal. Perubahan warna ini berkaitan dengan makna warna merah yang menurut kepercayaan mereka membawa keberuntungan. Sedangkan warna yang menyesuaikan dengan karakter arsitektur lokal, dipengaruhi dengan ketersediaan bahan material di tempat tersebut dan pengaruh budaya yang kuat. C. Bagaimana melestarikan ornamen-ornamen tradisional Tionghua di jaman sekarang?

Jawaban: Misalnya ada bangunan yang mengkombinasikan ornamen China dan Barat, atau ada yang mengkombinasikan atap Kelenteng China Selatan dengan fanlights Palladian serta Fujian mural di dinding. Ada pula yang menggabungkan antara kolom Yunani dan Romawi, serta menambahkan motif China lainnya. Menurut Mckinnon5,

9 simbolisme yang digunakan etnis Tionghoa di kota tersebut merupakan kepercayaan mereka terhadap peruntungan nasib serta untuk melindungi mereka dari kekuatan jahat. Umumnya tulisan- tulisan kanji, gambar dan warna yang terkandung merupakan simbol-simbol keberuntungan, umur panjang dan kedamaian.

D. Bagaimana mempertahankan tradisi Tionghua di sekitar orang pribumi?

Jawaban: Kita sebagai etnis Tionghua juga harus melestarikan tradisi kita terlebih dahulu, kemudian kita dapat mengajak teman atau siapa pun yang bukan etnis Tionghua dalam mempelajari tradisi - tradisi yang dianggap berguna bagi masyarakat dan dapat dijadikan contoh dalam kehidupan bermasyarakat. Saling berbagi sesama etnis yang berbeda, kita juga boleh belajar dari tradisi etnis lain. E. Apa dasar atau konsep dari feng shui?

Jawaban:Feng Shui merupakan ilmu pengetahuan arsitektur yang berasal dari budaya Cina purba dan dikembangkan sejak 4700 tahun yang lalu (Dian, 2005). Ilmu ini terus berkembang ke dalam aplikasi

10 arsitektur modern seiring perkembangan budaya Tionghoa di Indonesia. Purwanto menjelaskan Feng Shui dari sisi arsitektur dimana ilmu Feng Shui merupakan ilmu arsitektural yang diterapkan secara holistik dalam pemukiman masyarakat Tionghoa di Indonesia. Arti kata feng dan shui yaitu angin dan air, dimana daya alam yang dianggap paling kuat ialah angin dan air. Feng bisa disamakan dengan aliran energi angin yang lewat di atas kepala dan shui adalah energi air di bumi yang mengalir di bawah. Pergerakan energi angin dan air ini disebut chi (Mariana, 2008, Dian, 2012, Skinner, 1997) dan chi ada di setiap bagian bumi termasuk dalam tubuh manusia, gunung, sungai, angkasa bahkan tanah. Chi dipercaya oleh masyarakat Cina membawa keberuntungan hidup dan diasosiasikan bersumber dari puncak bukit kemudian mengalir sampai lembah, penjuru kota dan desa. Feng Shui pada dasarnya merupakan aturan berarsitektur yang terwujud sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi iklim Cina. F. Bagaimana penyebaran etnis Tionghua di Indonesia?

Jawaban:Penyebaran masyrakat Etnis Tiongkok di tanah jawa terjadi dengan alasan perdagangan dan usaha menyelamatkan diri dari pemerintahan Ching dan akhirnya membentuk koloni

11 permukiman, salah satunya di Pulau Jawa (Carey, 1985:86). Di kawasan pesisir utara pulau Jawa, arsitektur Tionghoa berkembang pada abad ke-14 yang didominasi etnis Tionghoa dari Tiongkok Selatan. Sebagian besar masyarakat Tiongkok yang terdampar di Pulau Jawa menikah dengan wanita setempat dan mendirikan permukiman dengan izin penguasa pribumi. Penyebarannya meliputi wilayah: Semarang, Beyaran, Demak, Kudus, Pati, Juwana, Rembang, Lasem, Welahan, Jepara dan Tayu. Budaya Tionghoa mengalami pasang surut, pada masa penjajahan Belanda, pasca era kemerdekaan pada tahun 1965 dan awal-awal lahirnya era reformasi pada tahun 1998. Ditandai dengan terjadi kerusuhan berlandaskan rasis dimana etnis Tionghoa menjadi sasaran dengan motif kecemburuan sosial.

1213BAB 3STUDI BANDINGVIHARA MAITREYA

Gambar 3.1 Vihara MaitreyaSumber : Foto Survey (20 April 2014) 14Vihara Maitreya

LOKASIKotamadya: MedanKecamatan: Medan TembungKelurahan: IndrakasihAlamat : Jl. PancingKepemilikan: Mentri keagamaan

3.1 Lokasi Survey

Sumber : Foto survey ( 20 April 2014)Gambar 3.2 Vihara Maitreya15

Sumber : Foto survey ( 20 April 2014)Gambar 3.3 Gerbang Vihara MaitreyaGerbang utama vihara yang dapat di capai melalui area parkir kendaraaan vihara.Gerbang utama ini memiliki lebar 8m yang dapat difungsikan untuk memasukkan barang-barang atau furnitur16

Gambar 3.4 Parkiran Kendaaan Sumber : Foto survey ( 20 April 2014)Lokasi teras didepan vihara maitreya. Jalur untuk penyandang cacat juga tidak ada.17

Gambar 3.5 Bangunan dalam vihara maitreyaSumber : Foto survey ( 20 April 2014)Didalam bangunan vihara maitreya terdapat dewa yang sembah. Adat oriental sangat kental didalamnya.18

Gambar 3.6 Taman didalam vihara Sumber : Foto survey ( 20 April 2014)Patung dewi yang terletak didalam vihara sangat bagus,tataan dan tema oriental didalam viahara sangat kental.19

Gambar 3.7 Ukiran OrientalSumber : Foto survey ( 20 April 2014)Desain bangunan terkesan oriental dengan tema oriental yang kental dan filosofo kehidupan membuat kesan oriental semakin kental20

Gambar 3.8 Ukiran pagar jembatan tamanSumber : Foto survey ( 20 April 2014)Pagar bermotif oriental sangat kental dengan bentuk bunga teratai dan batu granit bernuansa neutral.21BAB 4PENUTUP

Kondisi Vihara Maitreya sangat baik, kebersihan selalu mereka jaga, penjagaan parkiran yang lumayan ketat, memiliki fasilitas yang baik, dan juga terbuka umum. Bukan hanya umat Buddha saja yang diperbolehkan masuk dan berdoa didalam vihara, terbuka bagi siapapun. Dengan adanya Vihara Maitreya kelak ke depan dapat menjadi objek yang mempersatukan suku-suku ataupun agama yang berbeda, sehingga tidak adanya perbedaan ras lagi yang sering terjadi di Indonesia.4.1 Kesimpulan22My. Arsitektur Tradisional Tionghua. 20 September 2005.http://Studi Banding.blogspot.com/2005/09/Arsitektur Tradisional Tionghua.html

Tanbunan. tradisional tionghua.12Agustus2003 .http:// doelfproduct.blogspot.com/2003/08/tradisional tionghua. html

Johnatan Chen. Arsitektur Tradisional Tionghua. 4 Februari2009.http://mustofa-muz.blogspot.com/2009/02/ Arsitektur -Tradisonal-Indonesia.htmlLITERATURSekianDan Terima kasih23