bahan bacaan_rangkuman materi pelayanan publik
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
1/14
BAGIAN I : PENDAHULUAN
Secara filosofis, Rousseau menerangkan pada
hakikatnya negara dibentuk atas dasar kontrak sosial
antarwarga masyarakat.1 Pada mulanya, sekelompok orang
hidup tanpa mengenal system pemerintahan. Masyarakat
tradisional tanpa pemerintahan tidak lagi bisa dipertahankan
karena kehidupan semakin kompleks dan masyarakat
membutuhkan pembagian kerja untuk dapat terus memenuhi kebutuhan
hidup seluruh anggota masyarakat. Untuk mengatur hal itu semua, setiap
anggota masyarakat kemudian sepakat untuk menentukan bagaimana
masyarakat berjalan dan siapa yang berhak menjadi pengatur (pemerintah).2
Kesepakatan tersebut kemudian disebut dengan kontrak sosial dan atas
dasar itulah pemerintah mendapatkan haknya menjalankan pemerintahan.3
Dalam menjalankan pemerintahan, tidak serta merta pemerintah dapat
bertindak sewenang-wenang. Sebagaimana tertuang dalam kontrak sosial,
pemerintah memiliki kewajiban-kewajiban terhadap masyarakat untuk
menjamin kebebasan asali masyarakat.4 Pelaksanaan kewajiban tersebut
kemudian kita kenal dengan pelayanan publik.
Kewajiban Negara menyelenggarakan pelayanan publik juga dapat kita
lihat dari kacamata Negara hukum. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Amandemen III
mengatur Negara Indonesia adalah negara hukum. Scheltema, sebagaimana
dikutip oleh Jimly Asshiddiqie, merumuskan lima unsur-unsur dan asas-asas
negara hukum, yang salah satu diantaranya adalah melakukan pelayanan
1Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta: Kanisuius,
1986), hlm. 88.2 Bertrand Russel, Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007,
halaman 908.3
Theo Huijbers, op.cit.4Bertrand Russel, op.cit.
PELAYANAN PUBLIK
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
2/14
publik demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan
Negara.5
Komitmen Indonesia untuk
menyelenggarakan pelayanan
publik kemudian dituangkan
dalam berbagai macam peraturan
perundang-undangan. Dalam
tataran Undang-Undang,
Indonesia telah memberlakukan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU 25/2009).
Dalam konsiderans UU 25/2009 disebutkan Negara berkewajiban melayanisetiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan
dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.6 Sebagai
peraturan pelaksana, Indonesia kemudian memberlakukan Peraturan
Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (PP 96/2012) serta
sejumlah peraturan lainnya.7
Perintah untuk melakukan pelayanan publik juga dikenal dalam hukum
Islam. Surat Al- Maidah ayat 2 memerintahkan:
5 Jimly Asshiddiqie, Gagasan Negara Hukum Indonesia, makalah disampaikan padaForum Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional pada tanggal 22-24 November 2011.
Secara lengkap, lima asas-asas Negara hokum yang disebutkan oleh Schelmata adalah:1. Pengakuan, penghormatan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia yang berakar
pada penghormatan atas martabat manusia,2. Berlakunya asas kepastian hukum,3. Berlakunya persamaan dalam negara hukum,4. Asas demokrasi dimana setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang
sama untuk turut serta dalam pemerintahan atau untuk mempengaruhitindakan-tindakan pemerintahan,
5. Pemerintah dan pejabat mengemban amanat sebagai pelayan masyarakat dalamrangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan negara
yang bersangkutan6Indonesia (a), Undang-Undang tentang Pelayanan Publik, UU No. 25 Tahun 2009, LN
No. 112 Tahun 2009 TLN No. 5038, Konsiderans.7Indonesia (b) Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, PP No. 96 Tahun 2012, LN No. 215 Tahun 2012 TLN No.5357.
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
3/14
(Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya).
Kemudian Rasulallah Shallallahu alaihi wa sallammengatakan:
(Bantulah saudaramu, baik dalam keadaan sedang berbuat zhalim atau
sedang teraniaya. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kami akan
menolong orang yang teraniaya. Bagaimana menolong orang yang sedang
berbuat zhalim? Beliau menjawab: Dengan menghalanginya melakukan
kezhaliman. Itulah bentuk bantuanmu kepadanya. [HR. al-Bukhri])
Perintah tersebut pada dasarnya menggambarkan sebuah kewajiban bagi
umat manusia untuk selalu menolong orang lain, sebuah kewajiban yang
menjadi tugas utama pelayan publik.
BAGIAN II : Konsep Dasar Pelayanan Publik
1. Pengertian Pelayanan Publik
UU 25/2009 mendefinisikan pelayanan publik sebagai kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.8 Kemudian Lampiran
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
63/KEP/M.PAN/7/2003 mendefinisikannya sebagai Kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat kita ambil kesimpulan
bahwasanya pelayanan publik merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan
8Indonesia (a), Op.Cit., Psl. 1 angka 1.
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
4/14
oleh penyelenggara pelayanan publik. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan penerima layanan dan dilaksanakan berdasarkan pada
peraturan perundang-undangan.
2. Ruang Lingkup Pelayanan Publik
Pelayanan publik memiliki tiga ruang lingkup, yaitu: (a) pelayanan
barang publik, (b) pelayanan jasa publik, dan (c) pelayanan administratif.9
Pelayanan barang publik meliputi:
a. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi
pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah;
b.
pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh suatu
badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang
dipisahkan; dan
c.
pengadaan dan penyaluran barang publik yang pembiayaannya tidak
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang
modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari
kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan, tetapi
ketersediaannya menjadi misi negara yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.10
Kemudian pelayanan jasa publik meliputi:
a.
penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah
b. penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modal
pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan
negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
9Ibid, Psl. 5 ayat (1)10Ibid, Psl. 5 ayat (3)
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
5/14
c.
penyediaan jasa publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan
dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau
kekayaan daerah yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya menjadi misi
negara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.11
Sedangkan pelayanan administratif meliputi:
a. tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan
diatur dalam peraturan perundang-undangan dalam rangka
mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda.
b. tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan
oleh negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan serta
diterapkan berdasarkan perjanjian dengan penerima pelayanan.
3. Asas-asas Pelayanan Publik
Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun
2004 mengatur pada hakikatnya pelayanan publik adalah usaha memberikan
pelayanan prima. Artinya, pemberian pelayanan publik tidak boleh
sembarangan. Merujuk pada Pasal 4 UU 25/2009 pelayanan tersebut
haruslah sesuai dengan asas kepastian hukum dan pembedaan perlakuan
bagi kelompok rentan, nondiskriminatif, proporsional, profesional, partisipatif,
transparan, akuntabel, cepat, mudah, dan dapat dijangkau oleh masyarakat.
a. Kepentingan Umum
Pelayanan publik tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi
dan/atau golongan.
b. Kepastian Hukum
Pelayanan publik harus menjamin terwujudnya hak dan kewajiban
dalam penyelenggaraan pelayanan.
c. Kesamaan Hak
11Ibid, Psl. 5 ayat (4)
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
6/14
Pemberian pelayanan publik tidak membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender, dan status ekonomi.
d. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus
dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan.
e.
Profesionalitas
Pelaksana pelayanan publik harus memiliki kompetensi yang sesuai
dengan bidang tugas
f. Partispatif
Peningkatang perang serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan
masyarakat.
g. Persamaan perlakuan
Setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil.
h. Keterbukaan
Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses danmemperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.
i.
Akuntabilitas
Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta
keadilan dalam pelayanan
k. Ketepatan waktu
Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai
dengan standar pelayanan
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
7/14
4. Pihak Pihak Kunci dalam Pelayanan Publik
Dalam pelayanan publik, terdapat beberapa pihak yang memiliki peran
kunci dan penting untuk kita ketahui, yaitu:
a.
Penyelenggara Pelayanan Publik
b. Atasan Satuan Kerja Penyelenggara
c. Pelaksana Pelayanan Publik
d.
Masyarakat.
Penyelenggara Pelayanan Publik adalah institusi penyelenggara negara,
korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang
untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang semata-mata
dibentuk untuk kegiatan pelayanan publik. Atasan Satuan KerjaPenyelenggara adalah pimpinan satuan kerja yang membawahi secara
langsung satu atau lebih satuan kerja yang melaksanakan pelayanan publik.
Pelaksana pelayanan publik adalah pejabat, pegawai, petugas dan setiap
orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas
melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik.
Selain pihak-pihak tersebut diatas, terdapat pula masyarakat.
Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk
sebagai orang perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang
berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Jadi masyarakat tidak terbatas pada
perseorangan. Sebuah badan hukum yang tidak memiliki fisik sekalipun
terhitung sebagai penerima pelayanan publik.
5. Hak dan Kewajiban Para Pihak
Untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan publik yang tertib dan
baik, Peraturan Perundang-undangan juga mengatur hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh masing-masing pihak dalam pelayanan publik. Secara rinci hak
dan kewajiban tersebut antara lain:
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
8/14
a. Hak dan Kewajiban Penyelenggaran Pelayanan Publik
Hak Penyelenggaran Pelayanan Publik Kewajiban Penyelenggaran Pelayanan
Publik
a. Memberikan pelayanan tanpa
dihambat pihak lain yang bukan
tugasnya
b. Melakukan kerjasama
c.
Mempunyai anggaran pembiayaan
penyelenggaraan pelayanan publik
d. Melakukan pembelaan terhadap
pengaduan dan tuntutan yang
tidak sesuai dengan kenyataan
dalam penyelenggaraan pelayanan
publik
e. Menolak permintaan pelayanan
yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan
a. Menyusun dan menetapkan
standar pelayanan
b. Menyusun, menetapkan dan
mempublikasikan maklumat
pelayanan
c. Menempatkan pelaksana yang
kompeten
d.
Menyediakan sarana, prasarana,
dan/atau fasilitas pelayanan
publik yang mendukung
terciptanya iklim pelayanan yang
memadai
e. Memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan asas
penyelenggaraan pelayanan
publik
f. Melaksanakan pelayanan sesuai
dengan standar pelayanan
g. Berpartisipasi aktif dan
mematahui peraturan
perundang-undangan yang
terkait dengan penyelenggara
pelayanan publikh. Memberikan
pertanggungjawaban terhadap
pelayanan yang diselenggarakan
i. Membantu masyarakat dalam
memahami hak dan tanggung
jawabnya
j. Bertanggungjawab dalam
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
9/14
pengelolaan organisasi
penyelenggara pelayanan publik
k.
Memberikan
pertanggungjawaban sesuai
dengan hukum yang berlaku
apabila mengundurkan diri atau
melepaskan tanggung jawab atas
posisi atau jabatan
l. Memenuhi panggilan atau
mewakili organisasi untuk hadir
atau melaksanakan perintah
suatu tindakan hukum atas
permintaan pejabat terkait
secara sah.
b. Hak dan Kewajiban Pelaksana Pelayanan Publik
KEWAJIBAN LARANGAN
a.
Melakukan kegiatan pelayanan
sesuai dengan penugasan yang
diberikan oleh penyelenggara
b.
Memberikan pertanggungjawaban
atas pelaksanaan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan
c.
Memenuhi panggilan untuk hadir
atau melaksanakan perintah suatu
tindakan hukum atas permintaan
pejabat yang berwenang
d. Memberikan pertanggungjawaban
apabila mengundurkan diri atau
melepaskan tanggung jawab
e.
Melakukan evaluasi dan membuat
f.
Merangkap sebagai komisaris
atau pengurus organisasi usaha
bagi pelaksana yang berasal dari
instansi pemerintah, BUMN, dan
BUMND
g. Menunggalkan tugas dan
kewajiban, kecuali mempunyai
alasan yang jelas, rasional dansah
h. Menambag pelaksana tanpa
persetujuan penyelenggara
i. Membuat perjanjian kerja sama
dengan pihak lain tanpa
persetujuan penyelenggara
j.
Melanggar asas penyelenggaraan
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
10/14
laporan keuangan dan kinerja
kepada penyelenggaran secara
berkala
pelayanan publik
c. Hak dan Kewajiban Masyarakat
HAK KEWAJIBAN
a. Mengetahui kebenaran isi standar
pelayanan
b. Mengawasi pelaksanaan standar
pelayanan
c. Mendapat tanggapan terhadap
pengaduan yang diajukan
d. Mendapat advokasi, perlindungan,
dan/atau pemenuhan pelayanan
e. Memberitahukan kepada pimpinan
penyelenggara dan/atau pelaksana
untuk memperbaiki pelayanan
apabila pelayanan tidak sesuai
dengan standar pelayanan
f.
Mengadukan pelaksana dan/ atau
penyelenggara yang melakukan
penyimpangan standar pelayanan
dan/ atau tidak memperbaiki
pelayanan kepada penyelenggara/
pembina penyelenggara dan
h. Mematuhi dan memenuhi
ketentuan sebagaimana
dipersyaratkan dalam standar
pelayanan
i.
Ikut menjaga terpeliharanya
sarana, parasarana, dan/ataufasilitas pelayanan publik
j. Berpartisipasi aktif dan
mematuhi peraturan yang terkait
dengan penyelenggaraan
pelayanan publik
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
11/14
ombudsman
g. Mendapat pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan asas
dan tujuan pelayanan
BAGIAN III : Pelayanan Publik di Lingkungan Mahkamah Agung
Menurut UU Pelayanan Publik, Penyelenggara Pelayanan Publik adalah
institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan
badan hukum lain yang semata-mata dibentuk untuk kegiatan pelayananpublik. Dalam stuktur tata negara Indonesia, Mahkamah Agung dan badan
peradilan di bawahnya merupakan institusi penyelenggara negara yang
menjalankan fungsi yudikatif. Dalam kapasitas itu, Mahkamah Agung dan
peradilan di bawahnya melenyelenggarakan pelayanan peradilan.
Peraturan Pemerintah No. 96 tahun 2012 mengatur setiap
penyelenggara wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan standar
pelayanan. Untuk menjalankan ketentuan tersebut, Mahkamah Agung
menetapkan Keputusan Ketua MA Nomor: 026/KMA/SK/II/2012 tentang
Standar Pelayanan Peradilan (SK KMA tentang Standar Pelayanan Peadilan).
SK KMA tersebut mengatur empat pelayanan yang harus disediadakan oleh
pengadilan negeri, pengadilan tinggi serta Mahkamah Agung, yaitu:
a. Pelayanan administrasi persidangan
b. Pelayanan bantuan hukum
c. Pelayanan pengaduan
d. Pelayanan permohonan informasi
e.
Pelayanan lain yang ditentukan peraturan perundang-undangan
BAGIAN IV : Pelayanan Publik di Lingkungan Peradilan Agama
Di peradilan agama, terdapat beberapa macam pelayanan yang
disediakan baik oleh pengadilan agama/ mahkamah syariyah dan pengadilan
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
12/14
tinggi agama/ Mahkamah Syariyah Aceh. Berdasarkan pihak yang dilayani,
pelayanan dibedakan menjadi dua, yaitu pelayanan bagi pihak berperkara
dan pelayanan bagi pengguna pengadilan. Pelayanan bagi pihak berperkara
khusus disediadakan bagi para pihak yang mengajukan perkara pada
peradilan agama. Pelayanan yang biasa diberikan adalah pelayanan
administrasi persidangan, pelayanan administrasi perkara, dll. Kemudian
pelayanan bagi pengguna pengadilan biasanya diberikan tidak terbatas pada
pihak berperkara, contohnya adalah pelayanan informasi.
Jika melihat pada tugas dan kewenangan peradilan agama, pelayanan
dapat dibedakan menjadi pelayanan judicial, pelayanan non-judicial dan
pelayanan pendukung. Pelayanan yang diberikan terkait dengan tugas dankewenangan peradilan agama memutus perkara disebut dengan pelayanan
judicial. Pelayanan yang tidak terkait dengan tugas dan kewenangan
peradilan agama memutus perkara disebut dengan pelayanan non-judicial.
Diluar itu masih ada pelayanan pendukung yang terkait dengan pelayanan
judicial, contohnya posbakum, pelayanan sidang diluar pengadilan, pelayanan
prodeo, dll.
BAGIAN V: Peran Penting Meja Informasi
Pada kenyataannya, banyak masyarakat yang tidak begitu paham
mengenai hukum dan peradilan. Meskipun pengadilan telah menyediakan
berbagai pelayanan, akan tetapi faktor pengetahuan masyarakat tersebut
menjadi salah satu penghambat bagi masyarakat untuk mengakses
pelayanan pengadilan. Oleh karena itu dibutuhkan perantara yang mampu
menjembatani masyarakat dengan pengadilan.
Perantara antara masyarakat dengan pengadilan tersebut juga memiliki
implikasi yang serius dalam hal independensi dan imparsialitas
pengadilan.Tidakadanya perantara tersebut menjadikan pencari keadilan
sebagai pihak yang berpekara menemui langsung panitera, hakim atau
petugas lainnya.Pertemuan tersebut, dalam beberapa kasus, justru menjadi
transaksional yang akhirnya merusak independensi dan imparsialitas
pengadilan.
-
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
13/14
Kebutuhan perantara masyarakat dengan pengadilan tersebut
nampaknya telah disadari oleh Badan Peradilan Agama.Demi
mengoptimalkan penyelenggaraan pelayanan di lingkungan peradilan agama
serta menjaga independensi dan imparsialitas pengadilan, Direktur Jenderal
Badan Peradilan Agama Memberlakukan SK Dirjen Badilag No:
0017/Dj.A/SK/VII/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Meja Informasi di
Lingkungan Peradilan Agama. Melalui ketentuan tersebut badan peradilan
agama mengatur mengenai meja informasi serta petugasnya sebagai
perantara masyarakat dan peradilan agama.
Dengan petugas, sarana dan fasilitas yang ada padanya, meja informasi
paling tidak memiliki lima fungsi: komunikator, customer relation officer,deskperson,resepsionis, dan complaint channeling. Sebagai komunikator, meja
informasi berfungsi untuk memberikan informasi tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengadilan dan pencari keadilan agar pencari keadilan
terinformasi dengan baik mengenai pengadilan.Sebagai customer relation
officer, meja informasi harus dapat menjadikan pengadilan memiliki citra yang
positif di mata masyarakat.Sebagai deskperson, meja informasi harus mampu
memberikan penjelasan kepada calon pencari keadilan kelengkapan berkas
gugatan atau permohonan, meneruskan berkas yang telah dipersiapkan oleh
pencari keadilan, dan membantu masyarakat yang membutuhkan informasi-
informasi dari pengadilan.Sebagai receptionist, meja informasi berfungsi
untuk menerima tamu yang datang ke pengadilan dan melayani pertanyaan
yang diajukan oleh masyarakat.Sedangkan sebagai complaint channelingmeja
informasi adalah tempat untuk menyampaikan keluhan atau pengaduan
mengenai pelayanan pengadilan.12
Setelah terbentuknya meja informasi, seluruh pelayanan informasi di
Pengadilan hanya dapat dilakukan melalui Meja Informasi. Majelis Hakim,
Hakim dan/atau Panitera Pengganti yang sedang menangani perkara dilarang
memberikan informasi mengenai perkara yang ditanganinya kepada pihak
yang berperkara atau pihak-pihak lain di luar persidangan. Untuk
12Mohammad Noor, Meja Informasi sebagai Barusan Depan Pengadilan Agama, (diunduh darihttp://www.pa-
sumber.go.id/uploads/arsip/35MEJA_INFORMASI_SEBAGAI_BARISAN_DEPAN_PENGADILAN_AGAMA.pdfpada tanggal 21 September 2015), hlm. 3-7.
http://www.pa-sumber.go.id/uploads/arsip/35MEJA_INFORMASI_SEBAGAI_BARISAN_DEPAN_PENGADILAN_AGAMA.pdfhttp://www.pa-sumber.go.id/uploads/arsip/35MEJA_INFORMASI_SEBAGAI_BARISAN_DEPAN_PENGADILAN_AGAMA.pdfhttp://www.pa-sumber.go.id/uploads/arsip/35MEJA_INFORMASI_SEBAGAI_BARISAN_DEPAN_PENGADILAN_AGAMA.pdfhttp://www.pa-sumber.go.id/uploads/arsip/35MEJA_INFORMASI_SEBAGAI_BARISAN_DEPAN_PENGADILAN_AGAMA.pdfhttp://www.pa-sumber.go.id/uploads/arsip/35MEJA_INFORMASI_SEBAGAI_BARISAN_DEPAN_PENGADILAN_AGAMA.pdfhttp://www.pa-sumber.go.id/uploads/arsip/35MEJA_INFORMASI_SEBAGAI_BARISAN_DEPAN_PENGADILAN_AGAMA.pdfhttp://www.pa-sumber.go.id/uploads/arsip/35MEJA_INFORMASI_SEBAGAI_BARISAN_DEPAN_PENGADILAN_AGAMA.pdfhttp://www.pa-sumber.go.id/uploads/arsip/35MEJA_INFORMASI_SEBAGAI_BARISAN_DEPAN_PENGADILAN_AGAMA.pdf -
7/24/2019 Bahan Bacaan_Rangkuman Materi Pelayanan Publik
14/14
memberikan informasi perkara, Majelis Hakim melalui Panitera Pengganti
memberikan informasi mengenai suatu perkara kepada Petugas Informasi.
Sebagai barisan depan pengadilan, akhirnya meja informasi menjadi
wajah dari pengadilan. Meja informasi adalah bagian pertama yang akan
dihubungi oleh masyarakat dalam interaksinya dengan pengadilan. Meja
informasi pula yang akan banyak berinteraksi dengan masyarakat serta
memberitahu mereka mengenai banyak hal yang terjadi di pengadilan. Oleh
karena itu, posisi meja informasi sangatlah vital.