case studi promkesker
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Case Studi Promkesker
1/2
CASE STUDY
PERTANIAN
Pertanian mengandung/menimbulkan seluruh spektrum keselamatan kerja dan risiko
bahaya kesehatan. Pestisida dapat menyebabkan keracunan atau penyakit yang serius.
Mesin-mesin dan alat-alat berat yang digunakan untuk pertanian merupakan sumber
bahaya yangdapat menyebabkan cedera dan kecelakaan kerja yang berakibat fatal. Debu
binatang dan tumbuhan hasil bumi dapat mengakibatkan alergi dan penyakit pernafasan.
Di wilayah tropika, pekerja juga berisiko terkena sengatan matahari dan hawa panas.
Bahaya-bahaya lain meliputi semua jenis nyeri otot akibat keseleo atau terkilir karena
mengangkat dan membawa beban, melakukan pekerjaan yang sama berulang-ulang, dan
bekerja dengan postur tubuh yang salah, dan berbagai masalah psikososial. Selain itu,
tidak adanya atau kurangnya air bersih untuk diminum dan higiene yang tidak memadai
dapat menimbulkan penyakit menular. Terkena tanaman beracun/ berbahaya, serangan
binatang buas, gigitan serangga dan menular juga merupakan risiko bahaya yang sudahumum diketahui.
Konstruksi
Pada umumnya, setiap proyek konstruksi (misalnya, konstruksi bangunan, pembangunan
infrastruktur, pembongkaran bangunan) melibatkan pekerjaan dan tugas-tugas dengan
risiko bahaya cukup besar. Kecelakaan fatal dapat terjadi ketika buruh bangunan jatuh
dari ketinggian, tertimpa, kejatuhan atau terhantam oleh benda atau mesin yang sedang
bergerak. Bahaya lain dapat berupa kebisingan, bahan-bahan kimia berbahaya (misalnya,
yang terdapat dalam cat, cairan pelarut, minyak), debu (silika dan asbes), gas atau asap(misalnya dari pekerjaan pengelasan), dan getaran. Seperti halnya di sektor pertanian,
buruh bangunan juga tidak luput dari berbagai gangguan nyeri otot akibat ketegangan
karena bagian tubuh yang sama digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sama
berulang-ulang (repetitive strain injury) dan kondisi cuaca yang ekstrem. Masalah-
masalah psikososial jugaterasa menonjol karena sifat dasar proyek konstruksi yang tidak
teratur dan sementara
Pertambangan
Pada tahun 2000, produk-produk utama pertambangan mineral di luar minyak adalah
bauksit, batu bara, emas, perak, besi, nikel, dan tembaga.Tambang-tambang utama batubara terdapat di Sumatra dan Kalimantan, sedangkan cadangan terbesar emas dan
tembaga terdapat di Sulawesi dan Papua (Irian Jaya), memperkirakan bahwa di Indonesia
terdapat sekitar 77 ribu usaha tambang skala kecil, yang masing-masing melibatkan
antara 300 ribu hingga 500 ribu penambang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Penambangan bawah tanah termasuk yang sangat berbahaya, yang sering kali
menyebabkan kematian penambang ketika terowongan tempat mereka bekerja ambruk,
atau akibat ledakan gas, kebakaran, banjir dan tidak berfungsinya elevator untuk menarik
-
7/23/2019 Case Studi Promkesker
2/2
mereka ke atas. Para penambang, baik yang bekerja di bawah tanah maupun pada
permukaan tanah, juga rentan menderita penyakit paru-paru karena bertahun-
tahun terhirup debu batu bara atau debu dari bahan mineral lainnya. Di beberapa
penambangan emas, polusi merkuri merupakan masalah serius tidak saja bagi kesehatan
pekerja tetapi juga bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Merkuri digunakan untuk
memisahkan emas dari bijih emasnya (Laporan ILO tentang penambangan skala kecil,1999)
Kehutanan
Pada tahun 1991, Bernt Strehlke, seorang spesialis ILO di bidang kehutanan dan
industri perkayuan, melakukan kajian terhadap masalah lapangan kerja dan kondisi kerja
dalam pekerjaan kehutanan Indonesia. Pada saat itu diperkirakan bahwa jumlah berbagai
kategori pekerja kehutanan mencapai sekiar 250 ribu orang. Di semua tempat kerja
dijumpai praktik-praktik kerja berbahaya, terutama dalam penebangan pohon. Meskipunburuh-buruh yang bekerja menebang kayu rata-rata memakai helm pelindung kepala,
mereka sering kali tidak memakai alas kaki yang memadai. Operator yang menggunakan
gergaji rantai/ mesin (chainsaw) untuk menebang pohon sering kali bekerja dengan kaki
telanjang, tanpa sepatu pelindung. Hal ini berbahaya mengingat gergaji mesin tidak
dilengkapi dengan perangkat pelindung seperti untuk pelindung pegangan di bagian
depan (front handle guards) atau piranti anti getaran (anti-vibration devices).