case studi promkesker

Upload: alfian-hari-gunawan

Post on 13-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Case Studi Promkesker

    1/2

    CASE STUDY

    PERTANIAN

    Pertanian mengandung/menimbulkan seluruh spektrum keselamatan kerja dan risiko

    bahaya kesehatan. Pestisida dapat menyebabkan keracunan atau penyakit yang serius.

    Mesin-mesin dan alat-alat berat yang digunakan untuk pertanian merupakan sumber

    bahaya yangdapat menyebabkan cedera dan kecelakaan kerja yang berakibat fatal. Debu

    binatang dan tumbuhan hasil bumi dapat mengakibatkan alergi dan penyakit pernafasan.

    Di wilayah tropika, pekerja juga berisiko terkena sengatan matahari dan hawa panas.

    Bahaya-bahaya lain meliputi semua jenis nyeri otot akibat keseleo atau terkilir karena

    mengangkat dan membawa beban, melakukan pekerjaan yang sama berulang-ulang, dan

    bekerja dengan postur tubuh yang salah, dan berbagai masalah psikososial. Selain itu,

    tidak adanya atau kurangnya air bersih untuk diminum dan higiene yang tidak memadai

    dapat menimbulkan penyakit menular. Terkena tanaman beracun/ berbahaya, serangan

    binatang buas, gigitan serangga dan menular juga merupakan risiko bahaya yang sudahumum diketahui.

    Konstruksi

    Pada umumnya, setiap proyek konstruksi (misalnya, konstruksi bangunan, pembangunan

    infrastruktur, pembongkaran bangunan) melibatkan pekerjaan dan tugas-tugas dengan

    risiko bahaya cukup besar. Kecelakaan fatal dapat terjadi ketika buruh bangunan jatuh

    dari ketinggian, tertimpa, kejatuhan atau terhantam oleh benda atau mesin yang sedang

    bergerak. Bahaya lain dapat berupa kebisingan, bahan-bahan kimia berbahaya (misalnya,

    yang terdapat dalam cat, cairan pelarut, minyak), debu (silika dan asbes), gas atau asap(misalnya dari pekerjaan pengelasan), dan getaran. Seperti halnya di sektor pertanian,

    buruh bangunan juga tidak luput dari berbagai gangguan nyeri otot akibat ketegangan

    karena bagian tubuh yang sama digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sama

    berulang-ulang (repetitive strain injury) dan kondisi cuaca yang ekstrem. Masalah-

    masalah psikososial jugaterasa menonjol karena sifat dasar proyek konstruksi yang tidak

    teratur dan sementara

    Pertambangan

    Pada tahun 2000, produk-produk utama pertambangan mineral di luar minyak adalah

    bauksit, batu bara, emas, perak, besi, nikel, dan tembaga.Tambang-tambang utama batubara terdapat di Sumatra dan Kalimantan, sedangkan cadangan terbesar emas dan

    tembaga terdapat di Sulawesi dan Papua (Irian Jaya), memperkirakan bahwa di Indonesia

    terdapat sekitar 77 ribu usaha tambang skala kecil, yang masing-masing melibatkan

    antara 300 ribu hingga 500 ribu penambang, termasuk perempuan dan anak-anak.

    Penambangan bawah tanah termasuk yang sangat berbahaya, yang sering kali

    menyebabkan kematian penambang ketika terowongan tempat mereka bekerja ambruk,

    atau akibat ledakan gas, kebakaran, banjir dan tidak berfungsinya elevator untuk menarik

  • 7/23/2019 Case Studi Promkesker

    2/2

    mereka ke atas. Para penambang, baik yang bekerja di bawah tanah maupun pada

    permukaan tanah, juga rentan menderita penyakit paru-paru karena bertahun-

    tahun terhirup debu batu bara atau debu dari bahan mineral lainnya. Di beberapa

    penambangan emas, polusi merkuri merupakan masalah serius tidak saja bagi kesehatan

    pekerja tetapi juga bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Merkuri digunakan untuk

    memisahkan emas dari bijih emasnya (Laporan ILO tentang penambangan skala kecil,1999)

    Kehutanan

    Pada tahun 1991, Bernt Strehlke, seorang spesialis ILO di bidang kehutanan dan

    industri perkayuan, melakukan kajian terhadap masalah lapangan kerja dan kondisi kerja

    dalam pekerjaan kehutanan Indonesia. Pada saat itu diperkirakan bahwa jumlah berbagai

    kategori pekerja kehutanan mencapai sekiar 250 ribu orang. Di semua tempat kerja

    dijumpai praktik-praktik kerja berbahaya, terutama dalam penebangan pohon. Meskipunburuh-buruh yang bekerja menebang kayu rata-rata memakai helm pelindung kepala,

    mereka sering kali tidak memakai alas kaki yang memadai. Operator yang menggunakan

    gergaji rantai/ mesin (chainsaw) untuk menebang pohon sering kali bekerja dengan kaki

    telanjang, tanpa sepatu pelindung. Hal ini berbahaya mengingat gergaji mesin tidak

    dilengkapi dengan perangkat pelindung seperti untuk pelindung pegangan di bagian

    depan (front handle guards) atau piranti anti getaran (anti-vibration devices).