studi panas bumi samosir

Upload: herba-sihombing

Post on 26-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    1/18

    TUGAS PANAS BUMI

    SURVEI POTENSI PANAS BUMI DI DESA SIOGUNGOGUNG

    KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR

    PROVINSI SUMATERA UTARA

    Disusun Oleh :

    Kelompok Samosir

    Ester Try Marniati Pasaribu 12 306 103

    Herba Sihombing 12 306 087

    Reza Fazli 11 306 087

    Ardiansyah 12 306 031

    Sumaidi Permai 12 306 017

    Zuhri Rajab 12 306 057

    Andri Siagian 12 306 023

    Ramal Sihombing 12 306 075

    Dasi Madison Hutagalung 12 306 077

    Freddy Sihotang 12 306 007

    JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

    INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

    2015/2016

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    2/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Panas bumi merupakan salah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas,

    uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik

    semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk

    pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Pemanfaatan panas bumi sebagai

    salah satu energi yang ramah lingkungan, karena akan mengurangi ketergantungan

    terhadap bahan bakar minyak . Selain ramah lingkungan, panas bumi juga tidak

    membutuhkan biaya yang besar dalam pemanfaatannya. Inilah kelebihan yang dimiliki

    panas bumi sebagai salah satu sumber energi dengan cadangan terbesar di Indonesia.

    Daerah Samosir merupakan daerah yang dapat dimanfaatkan manifestasi panas buminya

    merupakan daerah yang cukup kaya akan sumberdaya panas. Enegi yang terdapat di

    daerah Samosir tidak dimanfaatkan secara maksimal, dan potensi panas bumi di daerah

    tersebut digunakan untuk objek wisata permandian air panas. Namun pada saat ini

    daerah tersebut masih belum diperhatikan, karena jauhnya lokasi keterdapatan sumber

    daya panas bumi dari keramaian kota, dan karena susahnya akses ke lokasi. Apabila

    penggunaan energi panas bumi di daerah tersebut dieksploitasi dan dimanfaatkan

    sebagai pemasok energi, maka seluruh pelosok Indonesia akan menggunakan listrik.

    Untuk mengetahui kondisi dan lokasi panas bumi daerah Samosir maka dilakukansurvey ke lokasi, dari survey yang telah dilakukan pada daerah tersebut maka akan

    dapat diberikan asumsi besarnya jumlah cadangan panas bumi yang terdapat dan untuk

    menentukan jenis batuan, suhu dan temperatur fluida yang terdapat pada daerah

    Samosir.

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    3/18

    1.2. Maksud dan Tujuan

    1.2.1 Maksud

    Maksud dari penelitian ini yaitu;

    1. Mangetahui kondisi dan lokasi keterdapatan panas bumi daerah Samosir

    2. Menghitung jumlah cadangan panas bumi yang terdapat di daerah Samosir

    3. Menentukan tipe fluida dan temperatur fluida yang terkandung dalam panas bumi

    yang terdapat di daerah Samosir

    4. Menentukan jenis batuan yang terdapat pada daerah Samosir.

    1.2.2. Tujuan

    Adapun tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui berapa besar potensi

    panas bumi yang terdapat di daerah Samosir.

    1.3. Lokasi Kesampaian Daerah

    Lokasi penyelidikan kerja praktek in terletak di Desa Siogung Siogung Kecamatan

    Pangururan Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara secara administrasi

    pemerintahan termasuk dalam wilayah Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

    secara geografis terletak pada koordinat 23200- 24500 LU dan 984200-

    984700BT.

    Untuk menuju lokasi penelitian dapat menggunakan mobil atau sepeda motor melalui

    jalur darat dari Kota Medan hingga ke lokasi penelitian dalam waktu 56 jam.

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    4/18

    BAB II

    TEORI DASAR

    2.1 Survei Geologi

    2.1.1 Studi Literatur

    Studi literatur merupakan kegiatan pengumpulan dan analisa data pustaka tentang:

    1. Geologi Regional.

    2. Peta Topografi.

    3. Melakukan identifikasi

    Satuan batuan utama/formasi

    Struktur regional

    Lokasi manifestasi

    Tektonik dan vulkanisme

    Bentang alam

    Batas litologi

    Kelulusankelulusan topografi

    Batas wilayah administrasi

    Tata guna lahan

    Tingkat erosi

    Pola dan daerah aliran sungai

    Kependudukan sosial dan budaya

    Iklim

    4. Foto udara/citra penginderaan jauh

    5. Geografi

    6. Hasil survei terdahulunya

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    5/18

    2.1.2 Kegiatan Lapangan

    Survei ini dimaksudkan untuk memetakan manifestasi panas bumi, morfologi, satuan

    batuan, struktur, serta mempelajarisemua parameter geologi yang berperan dalampembentukan sistem panas bumi di daerah tersebut. Kegiatan ini mencakup antara lain:

    1. Pengamatan lapangan terhadap gejala geologi yang terdapat di seluruh daerah

    survei, antara lain melakukan pemetaan terhadap morfologi bentang alam, jenis

    dan satuan batuan, hasil erupsi maupun sedimentasi, hubungan antara jenis batuan,

    sumber erupsi, struktur geologi, serta jenis dan sebaran manifestasi.

    2. Pengamatan siingkapan batuan dilakukan secara langsung dengan

    mendeskripsi secara megaskopis terhadap jenis batuan, mineral penyusun, tekstur,

    tingkat pelapukan, tingkat ubahan dan gejala geologi lainnya seperti bidang

    pelapisan, kekar, lipatan, dan sesar.

    3. Pengambilan data yang berhubungan dengan manifestasi, antara lain luas

    daerah, temperature, pH, debit, batuan ubahan serta informasi lain digunakan

    untuk memperkirakan panas yang hilang (heat loss) dan membuat peta zonasi

    mineral ubahan.

    4. Pengamatan kondisi hidrogeologi yang meliputi penentuan daerah resapan

    (recharge area), keluaran (discharge), limpasan, serta hujam local, muka air tanah

    dan pola aliran tanah.

    5. Pengambilan sampel batuan untuk menentukan jenis batuan dari singkapan

    batuan yang mewakili setiap batuan. Sampel batuan ubahan diambil untuk

    mengetahui jenis mineral ubahan. Sampel untuk penentuan umur batuan diambil

    dari batuan vulkanik (ekstrusif) atau intrusive yang diperkirakan termuda.

    6. Penentuan koordinat lokasi manifestasi dan sampel batuan denganmenggunakan Global Positioning System (GPS) receiver dengan ketelitian yang

    memadai dan diplot kedalam peta kerja.

    2.2 Survei Geofisika

    Pemetaan dan pendugaan geolistrik untuk mengetahui sebaran tahanan jenis batuan

    secara lateral dan vertikal bawah permukaan.

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    6/18

    a. Survei Gaya Berat

    Untuk memperoleh sebaran anomali gaya berat yang mencerminkan adanya

    struktur geologi bawah permukaan

    b. Survei Geomagnet

    Untuk memperoleh sebaran anomali magnetik yang mencerminkan adanya

    struktur geologi atau batuan ubahan bawah permukaan

    c. Survei Magnetotelurik

    Untuk mendapatkan informasi mengenai struktur bawah permukaan berdasarkan

    harga tahanan jenis batuan dengan penetrasi yang lebih dalam dibandingkan

    dengan metode penyelidikan geolistrik (DC-Resistivity).

    2.3 Survei Geokimia

    Survei geokimia dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi fisis dan kimia dari

    tiga unsur utama yaitu air, gas, dan tanah. Kegiatan ini terdiri atas studi literature dan

    survei lapangan. Survei lapangan meliputi kegiatan pengamatan pengukuran dan

    pengambilan sampel terhadap air (panas dan dingin), gas, dan tanah (termasuk udara

    tanah).

    2.3.1 Kegiatan Lapangan

    Kegiatan lapangan meliputi studi literatur, analisa dara sekunder, dan penyiapan

    peralatan dan pereaksi, serta penentuan titik ukur. Studi literature dan analisis data

    sekunder merupakan kegiatan pengumpulan dan analisa data pustaka melalui

    identifikasi terhadap hasil penyelidikan terdahulu yang berkaitan dengan

    geokimia, berdasarkan informasi geologi regional, peta topografi, foto udara, citra

    satelit dan geografi daerah penyelidikan yang ada atau pernah dilakukan di daerah yang

    akan diselidiki. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan

    titik ukur.

    1) Penentuan titik ukur harus memperhatikan kondisi geologi dan keberadaan

    manifestasi panas bumi, misalnya posisi lintasan titik ukur memotong arah

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    7/18

    strukutur geologi dengan mempertimbangkan faktor kesulitan medan

    (topografi)

    2) Sebaran titik ukur dapat berbentuk grid atau acak dengan spasi berkisar antara 250-

    2000 meter

    3) Penentuan titik ukur dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur

    topografi yang dapat memenuhi akurasi ketinggian maksimal 1 meter dan akurasi

    koordinat maksimal 5 meter, seperti Theodolite (TO), Laser Beam (Electronic

    Distance Measurment), dan GPS (system diferensial).

    4) Sisitem koordinat titik ukur harus diproyeksikan ke dalam sistema koordinat

    geodetic yang umum dipakai di Indonesia, misalnya Universal Traverse Mercartor

    (UTM) World Geodetic System (WGS) 84 danLatitude/LongitudeWGSS4

    2.3.2 Pengamatan Manifestasi

    Manifestasi panas bumi sangat penting untuk mengetahui keberadaan aktivitas dari

    gunung api. Sehingga, dengan ditemukannya manifestasi maka akan dapat ditentukan

    kelayakan/prospek untuk eksplorasi/eksploitasi panas bumi. Bersamaan dengan

    meningkatnya temperatur, volumenya bertambah dan dampaknya tekanan fluida

    semakin naik. Secara umum, tekanan di sekitar permukaan bumi lebih rendah dari pada

    tekanan dibawah permukaan bumi. Berdasarkan kejadian ini, air panas maupun uap

    panas yang terperangkap dibawah permukaan bumi akan berupaya mencari jalan

    terobosan supaya bisa keluar ke permukaan bumi.

    a. Mata air panas adalah Batuan dalam dapur magma lama dapat masih panas sampai

    ribuan tahun, air tanah yang turun dan bersentuhan dengan batuan panas, maka

    terpanaskan dan cenderung naik ke permukaan melalui rekahan-rekahan pada batuan

    yang membentuk sumber mata air panas.

    b. Fumarol merupakan lubang asap tempat keluarnya gas-gas yang dihasilkan oleh

    gunung api. Umumnya terletak di sekitar gunung api atau terobosan melalui rekahan-

    rekahan.

    c. Solfatar adalah fumarol yang mengeluarkan gas belerang (sulfur), sering juga

    dijumpai belerang yang mengendap sebagai kristal dan melapisi rekahan-rekahan pada

    batuan yang dilaluinya.

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    8/18

    d. Geyser Adalah air tanah yang tersembur keluar sebagai kolam uap air panas, yang

    terbentuk oleh adanya celah yang terisi air. Makin besar akumulasi air dalam celah

    maka makin tinggi tekanan air di bawahnya, sehingga saat air di bawah mendidih,

    terbentuk uap air yang menekan di atasnya. Naik air akan mengurangi tekanan, sehingga

    titik didih turun, dan giliran air yang di atas mendidih dan tersembur keluar serentak

    sebagai geyser.

    e. Kawah adalah Pada puncak atau daerah sekitar puncak gunung api kebanyakan ada

    kawah, yaitu suatu bentuk depresi berbentuk corong, terbuka ke atas yang merupakan

    tempat disemburkannya gas-gas, tefra dan lava.

    f. Mud Pool adalah Lumpur selalu berair karena adanya kondensasi steam.

    Pengamatan manifestasi antara lain dilakukan terhadap :

    1. Jenis manifestasi: tanah panas, tanah panas beruap, kolam lumpur panas, mata

    air panas, fumarol dan solfatara. Keterdapatannya pada suatu daerah

    penyelidikan dapat langsung diaamati di lapangan dengan kasat mata.

    2. Jenis endapan pada manifestasi seperti sinter koordinat, sinter silica, belerang

    dan oksida besi.

    3. Sifat fisika air yang muncul pada manifestasi yang membedakan diantaranya

    rasa (tawar, asin, pahit, asam), bau (bau Belerang) dan warna (keruh, jernih,

    putih, dll)

    2.3.3 Pengukuran Data Manifestasi

    Data yang diukur pada manifestasi antara lain :

    1. Temperatur manifestasi dan udara disekitarnya

    2. pH air

    3. Debit air panas atau dingin

    4. Daya hantar listrik (DHL) air panas/dingin

    5. Koordinat dan lokasi pengambilan sampel

    6. Kandungan CO2, CO, H2S, dan NH3pada hembusan uap air, fumarol dan

    solfatara

    7. Luas manifestasi.

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    9/18

    2.3.4 Geotermometer Na-K-Mg.

    Geotermometer Na-K-Mg merupakan kombinais antara geotermometer Na-K

    (Fournier, 1979) dan geotermometer K-Mg (Giggenbach, 1988).

    Kombinasi kedua rumusan tersebut berdasarkan rasio Na/K yang berkurang dengan

    meningkatnaya temperatur, K-Mg lebih cepat bereaksi, lebih sensitif terhadap mixing

    atau kondensasi. Persamaan ini baik digunakan untuk sampel yang tidak baik/layak,

    valid untuk suhu reservoir < 35 0C dan tidak dapat digunakan pada fluida dengan Ca

    tinggi.

    2.3.5 Diagram Segitiga Cl - SO4

    HCO3

    Penggunaan komponen anion yang berupa CL, SO4, HCO3 bermanfaat untuk

    mengetahui komposisi fluida panasbumi karena anion-anion tersebut merupakan zat

    terlarut yang paling banyak dijumpai dalam fluida panasbumi. CL, SO4, dan HCO3dapat

    digunakan untuk menginterpretasi kondisi dan proses yang berlangsung di dekat

    permukaan (kurang dari 1 km), (Herdianita, 2006).

    Konsentrasi Cl tinggi dalam mata air mengindikasikan air berasal langsung dariresrvoir, dengan minimal pencampuran atau pendinginan secara konduksi. Kadar Cl

    rendah pada air (yang tidak menunjukkan karakteristik uap-panas) dari mata air panas

    adalah karakteristik dari penegenceran air tanah. Konsentrasi dapat berkisar dari < 10

    sampai > 100000 mg/kg, namun nilai-nilai orde 1000 mg/kg adalah khas dari klorida-

    jenis air.

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    10/18

    Gambar 1 Diagram segitiga Cl - SO4HCO3 (Simmons, 1998)

    2.3.6 Diagram Segitiga Cl Li B

    Proporsi relatif B dan Cl untuk fluida-fluida dengan asal usul yang sama umumnya

    tetap. B dan Cl dapat dipakai untuk mengevaluasi proses pendidihan dan pengenceran.

    Pada T tinggi ( >400C ), Cl terdapat sebagai HCL dan B sebagai H3BO3, keduanya

    bersifat volatil dan mudah bergerak pada fase uap. HCL dan H3BO3 berasal dari

    magmatic brine. Apabila fluida mendingin HCL terkonversi menjadi NaCL, B tetap

    berada pada fase uap dan Li bergabung pada larutan. Li sering terserap klorit, Qz, dan

    min lempung, sehingga pada zona uphlow rasio B/Li rendah sedang pada zona outflow

    rasio B/Li tinggi (Aribowo, 2011).

    B (boron) bentuk H3BO3 dan HBO2 merupakan unsur diagnostik. Air klorida dari mata

    air atau sumur biasanya mengandung 10 50 ppm B. Kandunga B yang sangat tinggi

    (hingga ratusan ppm) biasanya mencirikan asosiasi sistem panasbumi dengan batuan

    sedimen yang kaya zat organik atau evaporit rasio B/CL sering dipakai untuk prediksi

    asal-usul fluida (Nicholson, 1993).

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    11/18

    Gambar 2 Diagram segitiga CLLiB (Simmons, 1998)

    Kandungan relatif CL, Li dan B dapat memberikan informasi mengenai kondisi di

    bawah permukaan hingga kedalaman sekitar 5 km (Herdianita, 2006). Pengeplotan pada

    diagram segitiga CLLiB yang ditunjukkan pada Gambar 2 dapat digunakan untuk

    menentukan jenis manifestasi termasuk upflow dan outflow. Kemudian dari

    perbandingan B/Cl dapat digunakan sebagai indikator kesamaan reservoir.

    2.3.7 Diagram Segitiga Na

    K

    Mg

    Geotermometer air berdasarkan pada konten Na K, dan Na-K-Ca yang menyediakan

    alat yang sangat baik untuk evaluasi kondisi lebih dalam suatu sistem panasbumi. Plot

    segitiga Na K Mg memberikan penilaian lebih lanjut dari kesesuaian analisis air

    untuk aplikasi goindikator zat terlarut ionik.

    Gambar 3 Diagram segitiga NaKMg (Simmons, 1998)

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    12/18

    BAB III

    DATA DAN PENGOLAHAN DATA

    3.1. Luas Reservoir Daerah Penelitian

    Penentuan luas daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan MapInfo, maka di

    dapat luas daerah penelitian 408200 m2.

    3.2. Penentuan Tipe Fluida Reservoir

    Untuk melihat apakah air panas dari mata air cukup representatif untuk

    memperhitungkan suhu reservoar, maka data yang ada diplot dalam diagram

    Segitiga antara Cl, SO4, dan HCO3.

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    13/18

    3.3. Penentuan Temperatur Reservoir

    Dalam penelitian ini, untuk mengetahui temperatur reservoir dapat dilakukan dengan

    menggunakan Diagram segitiga Na-K-Mg, Na-K (Fournier), Na-K (Giggenbach) serta

    K-Mg. Data yang sudah diketahui diplot pada diagram tersebut.

    Lokasi t (C) pH Cl SO4 HCO3

    TotalAnion Cl SO4 HCO3

    A 45 5.2 52.1 182.1 345 579.2 9% 31% 60%

    B 48 6 84.8 711.9 132.4 929.1 9% 77% 14%

    C 55 3.5 12.2 560.3 0 572.5 2% 98% 0%

    D 40 4.5 11 597.5 0 608.5 2% 98% 0%

    E 60 5.5 89 631.4 121.6 842 11% 75% 14%

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    14/18

    Dari pengolahan data di atas didapat bahwa semua mata air yang ada di daerah

    penelitian banyak mengandung magnesium (Mg) dan tergolong dalam immature waters,

    yang artinya air dari sistem panas bumi yang ada belum mengalami kesetimbangan. Di

    bawah ini merupakan hasil perhitungan geotermometer berdasarkan metode-metode di

    atas.

    No Fournier giggenbach tK-MG

    1 334.8285 316.47002 57.73876

    2 339.3729 320.37481 65.85425

    3 469.3065 429.29307 80.85388

    4 458.1857 420.17262 87.87366

    5 349.9385 329.42792 66.1568

    jumlah 1951.632 1815.7384 358.4773

    rata-rata 390.3264 363.14769 71.69547

    Lokasi t (C) pH Na K Ca Mg Na/1000 K/100 Mg

    Total

    Kation

    %

    Na/1000 % K/100 % Mg

    A 45 5.2 65.7 16.2 23.4 56.6 0.0657 0.162 28.3 28.5277 0% 1% 99%

    B 48 6 103.7 26.5 123 72.6 0.1037 0.265 36.3 36.6687 0% 1% 99%

    C 55 3.5 17.8 10.5 0.9 3.2 0.0178 0.105 1.6 1.7228 1% 6% 93%

    D 40 4.5 15.3 8.5 0.6 1.2 0.0153 0.085 0.6 0.7003 2% 12% 86%

    E 60 5.5 93.1 25.8 31.1 67 0.0931 0.258 33.5 33.8511 0% 1% 99%

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    15/18

    Dari semua metode di atas, temperatur yang digunakan sebagai acuan adalah temperatur

    hasil perhitungan Na-K (fournier) karena metode ini tidak dipengaruhi oleh proses

    dilusi pada semua mata air panas. Dengan metode tersebut, maka temperatur reservoir

    adalah 334.83C.

    Dari hasil plotting grafik temperatur vs kedalaman, diperoleh bahwa kedalaman

    reservoir yaitu 1490 m.

    3.4. Penentuan Besar Potensial Sumberdaya Listrik

    Dari hasil perhitungan di atas diperoleh luas area, kedalaman reservoar, dan temperatur

    reservoir. Selanjutnya data ini diproses menggunakan rumus yang telah ada beserta data

    yang telah tersedia. Proses perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    16/18

    Dari hasi perhitungan di atas diperoleh nilai potensial listrik daerah Samosir sebesar

    6,43 Mwe.

    awal akhir

    Luas area m2

    Tebal reservoar m

    Volume reservoar m3

    Porositas

    saturasi air 0.9 0.3

    saturasi uap 0.1 0.7

    densitas batuan kg/m3

    Cp batuan kj/kg0K

    Temperatur reservoir 0C 334 180

    desnsitas air kg/m3

    629.2834539 887.0053173

    densitas uap kg/m3

    82.82848202 5.158318993

    energi dalam air kj/kg 1531.003757 762.057639energi dalam uap kj/kg 2486.554581 2582.847064

    Panas pada batuan kj 4.38793E+14 2.36475E+14

    Panas pada fluida kj 5.39908E+13 1.2901E+13

    Energi panas reservoir kj 4.92784E+14 2.49376E+14

    Energi maksimum yg dapat

    dimanfaatkan kj 2.43407E+14

    Recovery Factor (RF) 0.25

    Panas yg dapat diproduksi (Qde) 6.08519E+13

    lifetime year 30

    Panas selama lifetime (Qth) kj/s 64319.98882Faktor konversi listrik (KL) 0.1

    Potensi Listrik (Qel) Mwe 6.43

    Potensi Listrik Total Mwe

    Parameter Satuan

    1

    Keadaan

    408200

    1490

    608218000

    0.1

    2400

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    17/18

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Dari hasil penelitian yang dilakukan di daerah Tinggi raja Kab.Siloukahean maka dapat

    diberi kesimpulan sebagai berikut:

    1. Potensi sumber panas bumi dengan estimasi kedalaman sekitar 1490 m dibawah

    permukaan bumi.

    2. Temperatur reservoir berada pada kisaran suhu 334C dengan kedalaman berada

    pada kisaran 1490 m.

    3. Besar potensial listrik yang dihasilkan dari reservoar adalah sebesar 6,43Mwe.

  • 7/25/2019 Studi Panas Bumi Samosir

    18/18