bab4 studi lalu lintas

Upload: tetra-oktaviani

Post on 08-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    1/18

    BAB 4STUDI LALU LINTAS

    4.1 Pengertian dan Jenis StudiStudi lalu lintas merupakan bagian utama pekerjaan ahli teknik lalu lintas,

    hasil pengumpulan data digunakan dalam perencanaan lalu lintas, manajemen

    lalu lintas, studi ekonomi, dan pengendalian lingkungan dan lalu lintas, peman-

    tauan kecenderungan, baik untuk memantapkan maupun memperbaharui stan-

    dar-standar rancangan. Studi yang dibicarakan pada bab ini berhubungan

    dengan volume, kecepatan, waktu tunda dan factor-faktor alam sekitarnya serta

    yang pokok adalah studi yang berkaitan dengan karakteristik lalu lintas dalam

    transit. Jenis-jenis studi meliputi: studi volume lalu lintas, studi kecepatan, dan

    waktu perjalanan.

    4.2 Studi Volume Lalu Lintas

    Volume adalah sebuah peubah (variabel) yang paling penting pada te knik

    lalu lintas, dan pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang berhubungan

    dengan jumlah gerakan per satuan waktu pada lokasi tertentu. Studi-studi

    volume lalu lintas pada dasarnya bertujuan untuk menetapkan:

    a)nilai kepentingan relatif suatu ruteb) fluktuasi dalam arusc) distribusi lalu lintas pada sebuah sistem jaland)kecenderungan pemakaian jalan

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    2/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-2

    Tabel 4.1: Tujuan Studi Volume Lalu Lintas

    Umum Perancangan lalu lintas Studi lalu lintas

    Syarat kapasitas

    Perancangan geometris

    Tingkat Kecelakaan

    Perhitungan Ekonomi Perancangan Struktur

    Kebisingan dan polusi

    Perencanaan Pengendalian lalu lintas Perparkiran

    Distribusi volume lalu lintas

    pada jaringan jalan, menurut

    hari, minggu, dan bulan.

    Kelas Volume untuk

    perancangan jalan dan

    terminal

    Survei skala dan

    pengecekan

    perhitungan lalu

    lintas tersintesiskan

    Pengelolaan lalu lintas dan

    lingkungan

    Kecenderungan

    pemakaian jalan raya

    Klasifikasi jalan dan

    program - program

    keuangan

    Untuk analisis statistik, periode penghitungan dasar biasanya dilakukan

    dalam satuan jam, harian selama 24 Jam per hari (dari jam 0, tengah malam,

    sampai jam 24, tengah malam), harian selama 16 Jam per hari (dari jam 6

    sampai jam 22), harian selama 12 Jam per hari (jam 8 sampai jam 20)dan

    tahunan. Sekitar 200-1000 jam perhitungan diperlukan untuk memperkirakan

    arus tahunan, lalu lintas rata-rata harian, volume per jam rata-rata dan jam

    puncak rancangan dalam sekitar 10% dari jumlah total pada tingkat kepercayaan

    (level of confidence) yang diinginkan. Volume ini dapat dirata-ratakan atau diam-

    bil yang maksimum atau yang minimum dan dapat dikaitkan dengan sebuah

    jalan secara keseluruhan, dengan suatu arah tertentu, sebuah gerakan membe-

    lok tertentu, atau suatu jalur yang dipilih.

    Penghitungan secara manual

    Bentuk yang paling sederhana dalam penghitungan secara manual, penga-

    mat mencatat pada lembar formulir survei, setiap kendaraan yang lewat menurut

    klasifikasi macam kendaraan dan memakai formulir terpisah untuk setiap metode

    perhitungan. Lembaran ini kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah

    tiap macam kendaraan yang melewati pengamat selama periode itu. Tugas

    surveyor dapat dipermudah dengan memakai alat penghitung mekanik atau

    elektrik, yang sering ditempelkan pada sebuah papan sehingga jumlah total itu,

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    3/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-3

    untuk setiap periode waktu dan kategori atau macam kendaraan, dapat dicatat

    dengan mudah sebelum angka pencatat pada alat penghitung dikembalikan ke

    angka nol lagi.

    Perhitungan dengan Alat Detektor

    Elemen utama dalam perhitungan lalu lintas secara otomatis adalah

    detektor (sensor) yang memberikan signal-signal respon pada sebuah penghi-

    tung bila kendaraan melewati suatu titik (batas atau tempat) yang dipilih.

    Macam-macam utama disebut sebagai jenis kontak, yang umumnya memakai

    tabung pneumatik. Pulsa udara, yang diaktifkan oleh lintasan roda kendaraan,

    merambat sepanjang tabung dan mengaktifkan diafragma logam, yang menim-

    bulkan kontak yang menutup dan memberi tanda pada suatu sirkuit pencatat.

    Bentuk-bentuk lain mempunyai kontak listrik antara permukaan konduksi

    atau perubahan-perubahan kapasitansi antara elektrode-elektrode, tetapi yang

    paling banyak dipakai, terutama untuk kontrol lalu lintas, adalah kumparan (loop)

    detektor induktif. Sebuah kumparan kawat. Dengan sebuah konfigurasi yang

    tergantung pada karakteristik-karakteristik yang harus dioperasikan, biasanya

    dipasang pada sebuah lubang sempit memotong pada permukaan jalan. Massa

    logam kendaraan yang lewat akan mengubah induktansi kumparan induksi dan

    perubahan ini dapat dideteksi dengan berbagai cara. Kelompok detektor lain

    bekerja berdasar distorsi medan magnit bumi atau medan buatan yang ditimbul-

    kan oleh lewatnya suatu kendaraan. Semua jenis instalasi tersebut dipasang

    diatas atau dibawah permukaan jalan.

    Kebanyakan alat penghitung lalu lintas bekerja dengan detektor kapasi-

    tansi jenis pneumatik atau koaksial, yang dipasang di permukaan jalan untuk

    memberikan mobilitas yang baik tetapi reliabilitasnya kurang baik bila tidak

    sering dirawat. Untuk penempatan yang lebih permanen, detektor kumparan

    induktif lebih tepat dan konsisten dalam membedakan zone-zone dibanding

    detektor magnetik, ultrasonik, dan radar. Jenis kumparan induktif, yang dibuat

    dari lembaran (foil) aluminium dan berlapis karet (ukuran 50 mm x 0,3 mm)

    dapat dipakai sebagai detektor sementara dengan umur sekitar 150.000-250.000

    lewatnya kendaraan. Alat ini dipasang pada suatu permukaan jalan dengan

    perekat, setelah permukaan primer jalan dibuat.

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    4/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-4

    Detektor dapat dipilih untuk berbagai jenis pengoperasian yang tergan-

    tung pada persyaratan fungsinya.

    Pada umumnya ada lima macam detektor, yaitu sebagai berikut:

    a)Detektor hubungan positif (positive contact detector). Roda kendaraan akanmenyebabkan dua metal bersinggungan dan terjadilah sirkuit listrik. Jenis

    detektor ini sulit pemeliharaannya.

    b)Detektor pneumatik (pneumatic detector). Roda kendaraan menyengkelang(Crossing), tabung menyebabkan impul dalam tabung. Pemeliharaan relatif

    mudah.

    c) Detektor Hidrolik (Hydraulic detector). Sama dengan jenis pneumatik, tetapitabungnya diisi suatu cairan. Pemeliharaan sulit (penggantian cairan, dll)

    d)Detektor magnetik (Magnetic Detector). Sebuah kumparan kawat dibenam-kan (dikubur) di bawah muka jalan. Bila kendaraan lewat di atasnya, medan

    magnit akan terganggu. Sangat berguna untuk instalasi tetap, namun jelas

    tidak mudah bagi kepentingan survei acak.

    e)Mata Foto-listrik (Photo-Electric Eyes), radar, infra merah atau sinar ultra-sonik. seberkas sinar melintang jalan dan akan terputus bila kendaraan mele-

    watinya. Sangat rumit dan karenanya sulit pemeliharaaannya serta menuntut

    pekerja yang terlatih, sangat mahal.

    Volume lalu lintas dalam satu arah untuk setiap bagian rute dan untuk setiap

    kelas kendaraan didapat dengan Rumus 4.1. Waktu perjalanan rata-rata dalam

    menit untuk kelas kendaraan tertentu dalam arus lalu lintas dihitung dengan

    Rumus 4.2.

    wa tt

    yxq

    Rumus 4.1

    q

    yttw Rumus 4.2

    dengan:

    q = Jumlah kendaraan (kelas tertentu) per menit dalam arah arus yang

    ditentukan.

    x = Jumlah kendaraan (kelas yang sama) yang dijumpai bergerak

    melawan arus lalu lintas.

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    5/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-5

    y = Jumlah kendaraan (kelas yang sama) yang mengejar kendaraan

    penguji dikurangi jumlah yang terkejar pada saat kendaraan penguji

    bergerak searah arus lalu lintas.

    ta = Waktu perjalanan, dalam menit, dari kendaraan penguji yang ber-

    gerak melawan arus.

    tw= Waktu perjalanan, dalam menit, dari kendaraan penguji yang ber-

    gerak searah arus lalu lintas.

    Komposisi Arus Lalu Lintas

    Pemakaian yang dilakukan pada jalan sebagian dinyatakan oleh proporsi

    jenis-jenis kendaraan yang ada pada arus lalu lintas dan untuk studi mendalam,

    perhitungan tiap jenis kendaraan diperlukan.

    Tabel 4.3: Klasifikasi umum kendaraan

    Klasifikasi Meliputi

    Mobil Penumpang

    Kombinasi sepeda Motor, mobil;

    kendaraan barang ringan (berat

    kurang dari 15 Ton atau 30 cwt, tanpa

    muatan)

    Truk

    Kendaraan pengangkut barang (berat

    lebih dari 15 Ton atau 30 cwt, tanpa

    muatan)

    BusSemua kendaraan umum pengangkut

    penumpang.

    Pada kota yang besar seperti di Belanda, sepeda motor dan sepeda

    begitu banyak di jalan raya sehingga perhitungan volume akan kehilangan nilai

    penting bila tidak memperhitungkan kedua jenis kendaraan tersebut. Suatu

    klasifikasi terbatas, yang banyak dipakai pada berbagai jalan di inggris, terlihat

    pada Tabel 4.3

    Satuan Mobil Penumpang (smp)

    Data berbagai kelas kendaraan lain (selain mobil) dikonversikan kesatuan

    tersebut dengan mengalikannya dengan faktor tertentu, seperti yang ditujukan

    pada Tabel 4.4.

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    6/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-6

    Tabel 4.4: Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang (emp)

    Nilai Ekivalen dalam satuan mobil penumpang (smp)

    Kelas kendaraanStandar

    Perkotaan

    Standar

    Pedesaan

    Rancangan

    perempatan

    bundaran

    Rancangan

    permpatan lampu

    LL

    Mobil pribadi,taksi, kombinasi

    sepeda motor,

    kendaraan muatan

    ringan (sampai 15

    ton atau 30 cwt,

    tanpa muatan)

    1,00 1,00 1,00 1,00

    Sepeda motor

    (untuk seorang),

    Skuter, moped

    0,75 1,00 0,75 0,33

    Kendaraan barang

    sedang atau berat

    (lebih dari 15 ton

    atau 30 cwt, tanpa

    muatan), kereta

    kuda

    2,00 3,00 2,80 1,75

    Bis sedang dan

    besar, Bis gandeng,

    trem

    3,00 3,00 2,80 2,25

    Sepeda 0,33 0,50 0,50 0,20

    Contoh, volume kendaraan sebesar 500 kendaraan/jam pada suatu jalan

    pedesaan yang meliputi : 30 pengendara sepeda, 345 sepeda motor, mobil dan

    kendaraan barang ringan, dan 125 kendaraan barang berat, bus sedang dan

    besar.

    Volume kendaraan diatas diubah menjadi volume dalam satuan mobil penum-

    pang (smp) sebagai berikut:

    Sepeda 30 x 0,5 = 15

    Sepeda motor, mobil, dll 345 x 1,0 = 345

    Kendaraan berat, dll 25 x 3,0 = 375

    Jumlah 735 smp/jam

    Arus Lalu lintas puncak

    Arus lalu lintas puncak adalah petunjuk bagi persyaratan perancangan

    maka informasi tentang arus tersebut sangat penting. Seperti yang dipakai pada

    prosedur-prosedur perancangan di Inggris, arus puncak ini biasanya merupakan

    arus pada jam maksimum selama sensus lalu lintas 7 hari pada bulan Agustus.

    Karena lalu lintas cenderung mendekati saat puncak pada bulan Agustus maka

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    7/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-7

    arus jam maksimum cenderung mendekati saat paling ramai pada bulan

    tersebut. Akan tetapi faktor cuaca, keramaian sementara, lokasi dan sebagainya

    mempengaruhi nilai ini, dan walaupun berguna pada keadaan tertentu dan nilai

    ini tidak sama persis dengan yang sering diperlukan.

    Praktik yang umum dilakukan di Amerika adalah memilih salah satu dari

    jam-jam ramai dalam satu tahun, sering kali jam dengan volume peringkat ke 30

    tertinggi, dan memakai volume pada jam ini, setelah di peringkat ke 30 adalah

    arus yang paling ramai yang hanya dikalahkan 29 jam tertinggi dalam satu

    tahun. Bila perluasan ke masa depan telah dilakukan dengan benar, misalnya

    untuk perode perancangan 20 tahun, maka arus besar selama 29 jam akan

    terjadi dalam tahun akhir periode tersebut.

    Memilih jam paling ramai pada kurva A untuk perancangan memerlukan

    jalan dengan 4 jalur, sedangkan pada nilai ekstrim lain dengan memakai jam

    tertinggi ke 80 dan menerima kemungkinan terjadi kemacetan jalan selama 79

    jam dalam satu tahun, maka hanya 2 jalur yang d iperlukan.

    Perhitungan Volume Secara Periodik

    Penentuan volume per tahun yang benar dan tepat, dan volume harian

    atau setiapj am dengan tepat, hanya dapat dilakukan dengan melakukan perhi-

    tungan terus menerus selama satu tahun. Karena biaya untuk melakukan penghi-

    tungan seperti ini sangat besar, maka banyak dibuat metode penghitungan

    dengan periode yang jauh lebih pendek, atas dasar variasi berulang (siklus) pada

    volume yang telah dibahas.

    Periodeperhitungan ini tentu saja harus mengambil variabilitas lalu lintas

    pada proporsi yang benar dari fluktuasi setiap hari, setiap minggu atau setiap

    musiman. Semakin kecil karakteristik lalu lintas dan semakin tidak menentu

    karakternya, maka semakin besar ukuran sample yang diperlukan, atau sebalik-

    nya untuk jumlah jam-jam perhitungan yang pendek maka, makin lemah keya-

    kinan bahwa hasil perhitungan ini akan mendekati nilai yang sebenarnya. Bila

    satuan volume campuran (yaitu satuan mobil penumpang) dipakai maka diper-

    lukan kehati-hatian dalam menentukan jam puncak. Walaupun jam 5.00-6.00

    sore adalah jam puncak normal berdasarkan jumlah kendaraan, tetapi periode

    jam 4.00-5.00 sore dapat saja melebihi nilai ini dalam satuan mobil penum-

    pangnya.

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    8/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-8

    Pada perhitungan periode pendek, metode terbaik adalah metode yang

    membuat sampel dari volume-volume yang terjadi pada saat-saat yang berbeda

    selama 1 tahun, sehingga memberikan jumlah data yang maksimum dengan

    keterbatasan waktu dan sumber daya yang tersedia. Pada umumnya, dilakukan

    dengan menyebar penghitung pada beberapa jam dalam satu hari, beberapa hari

    dalam 1 minggu dan beberapa bulan dalam 1 tahun.

    Dari pengujian perhitungan secara kontinyu yang diambil pada 50 tempat

    di inggris, skotlandia, dan wales, Garwood menunjukkan (lihat artikel berjudul

    The sampling and use of traffic flow statistics , dalam journal of appl. Statist.

    11 (1) 1962) bahwa:

    i. Untuk peramalan volume harian dari suatu volume beberapa jam, konsis-tensi maksimum terjadi antara pukul 9 siang dan 7 sore.

    ii. Untuk transisi dari volume harian dan mingguan, setiap hari kecuali hariminggu cukup konsisten, dan pada hari senin menunjukkan variasi yang

    minimum.

    iii. Untuk estimasi volume tahunan, perluasan yang didasarkan pada perhitu-ngan bulan April dan September memberikan hasil-hasil yang terbaik.

    Dapat terlihat bahwa peramalan lalu lintas tahunan yang paling dapat

    dipercaya didasarkan pada perhitungan beberapa jam dapat dilakukan bila per-

    hitungan dilakukan pada jam-jam antara jam 9 siang dan jam 7 sore, pada hari

    senin bulan April atau September.

    Perluasan perhitungan sampel menjadi volume harian, bulanan atau

    tahunan didasarkan pada pola-pola volume yang terjadi untuk rute atau suatu

    kemungkinan rute yang melayani suatu area yang kondisi ekonomi dan sosialnya

    sama. Bila pola-pola volume ini dapat dipercaya, maka perhitungan 1 jam dapat

    dipakai.

    Kecenderungan Volume

    Kurva atas pada Gambar 4.1 menunjukkan pertambahan perjalanan

    setiap tahun di Inggris, yang hampir 2 kali sejak tahun 1961. Akan tetapi laju ini

    tidak seragam, yaitu pada area-area dalam kota terlihat kecenderungan yang

    meningkat tetapi dengan tingkat pertumbuhan yang makin lama makin berku-

    rang. Di sana, laju pertambahan yang rendah sebagian besar ditimbulkan oleh

    jalan-jalan yang kurang memadai tetapi di tempat lain hal tersebut ditimbulkan

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    9/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-9

    oleh laju perkembangan ekonomi yang lebih lambat pada suatu area dibanding-

    kan dengan yang terjadi pada Negara Inggris secara keseluruhan. Apa pun

    penyebabnya, ahli teknik jalan raya perlu menentukan tren lalu lintas untuk area

    tertentu dan untuk itu perlu dilakukan sampel lokasi-lokasi yang dapat mewakili

    keadaan keseluruhan untuk memperoleh informasi yang diperlukan.

    Gambar 4.1 Kendaraan-Kilometer dari perjalanan

    Meramalkan Pemilikan Mobil

    Ekstrapolasi yang paling umum dalam teknik regresi didasarkan pada

    peramalan umur armada kendaraan dan padanya ditambahkan mobil baru yang

    terdaftar, melaksanakan survei yang lama, mendasarkan jumlah kendaraan di

    masa mendatang pada kendaraan sekarang yang dipakai dan meramalkan popu-

    lasi atau perbandingan km kendaraan per orang. Model-model analog terbukti

    lebih disukai di Inggris dibanding dengan model probabilitas, dan ini berkat

    tulisan J.C. Tenner, yang berjudul Forecasts of Future Numbers of Vehicles in

    Great Britain, dalam majalah Roads and Road Construction 40, 1962 dan 43,

    1965, dan diperbaharui pada tahun 1974 dalam TRRL Report 650, dengan judul

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    10/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-10

    Forecasts of Vehicles and Traffic in Great Britain (ramalan kendaraan dan lalu

    lintas di Inggris). Hal ini mendorong departemen lingkungan mengedarkan me-

    morandum teknik H3/75, berjudul forecast of Vehicles and Traffic for National

    Use (ramalan kendaraan dan lalu lintas untuk pemakaian ditingkat nasional).

    Metode peramalan ini didasarkan pada:

    a)Asumsi bahwa pertambahan dalam pemilikan mobil per orang mengikutimodel logistik untuk pemilikan mobil sebagai fungsi dari waktu.

    b)Pertumbuhan populasi yang diramalkan secara terpisah.c)Asumsi bahwa kilo meter tahunan rata-rata perkendaraan tetap konstan.

    Rumus Kurva Logistik yang sesuai untuk meramalkan pemilikan mobil

    adalah sesuai dengan Rumus 4.3 dan Rumus 4.4.

    eyoysyo

    yoysyn

    )( Rumus 4.3

    dan)( yoys

    ysxn

    Rumus 4.4

    dengan:

    yn = kendaran per orang pada tahun ke n,

    yo = kendaraan per orang pada tahun basis,

    ys = nilai jenuh atau maksimum kendaraan per orang yang mungkin

    dapat dicapai,

    100x = pertumbuhan persentase tahunan pada tahun dasar.

    Kurva ini bervariasi dari y = 0 pada n = -~ sampai y = yspada n = +~

    dan, secara keseluruhan kurva berbentuk S. Bagian dari tahun 1965 sampai

    tahun 2020 untuk pemilikan mobil ditampilkan dalam Gambar 4.1 berdasarkan

    nilai-nilai yang ditujukan pada tabel tersebut. Diagram pada insert (kotak yang

    lebih kecil) menunjukkan metode yang dipakai untuk menentukan tingkat keje-

    nuhan. Nilai-nilai untuk laju pertumbuhan kota dan sub-sub area diplotkan

    (digambar) terhadap tingkat mobil per kepala yang sesuai dan kurva ini diperluas

    sampai memotong garis pertumbuhan nol, yaitu tingkat kejenuhan, dan lebih

    rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5.

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    11/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-11

    Tabel 4.5: Kecenderungan jumlah kilometer yang ditempuh, menurut macam kendaraan,

    di inggris

    Sepeda Motor 6.800 5.400 3.700

    Mobil dan taksi 11.700 12.600 14.200

    Bus 49.100 50.200 45.300

    Kendaraan barang 19.600 20.700 23.600

    Semua Kendaraan 13.400 12.900 14.700

    Kelas Kendaraan 1951 1961 1971

    Sumber: TRRL Report LR 543, forecasts of vehicles and traffic in Great Britain, oleh

    A.H. Tolpule.

    Memorandum teknis ini mengurangi perkiraan ketidakpastian menjadi 3

    kategori, yaitu:

    a)Peramalan tinggi yang timbul dari pertumbuhan ekonomi yang cepat danharga bahan bakar yang stabil,

    b)Peramalan rendah dengan pertumbuhan pendapatan nasional rendah danpertambahan besar pada harga bahan bakar, dan

    c) Estimasi yang lebih disukai atau yang paling mungkin.

    Pemakaian kurva logistic versi yang telah diubah di atas untuk memper-

    oleh kaitan dalam waktu tmelingkupi pendapatan per orang i(pada harga tetap)

    dan biaya perawatan kendaraan p, maka y = f (t, i, p)dan untuk nilai idan p yang

    tetap; dan s= 0,45 bentuk persamaan logistic menjadi dy/dt = ky (s-y),dengan k

    tidak bebas (independent) terhadap tdan sdan bervariasi terhadap perubahan

    pendapatan dan harga. Kurva logistic semula yang dipakai di atas berbentuk

    dy/dt = ay (s-y), dengan a adalah suatu konstanta. Batas kurun tinggi sampai

    rendah yang baru menunjukkan bahwa pada tahun 2000 akan terdapat sekitar

    25-23 juta mobil, dengan arus lalu lintas bertambah sebesar 90% dan 70%

    dibanding tahun 1973. Dalam survei ketiap macam keluarga di Birmingham,

    pemilik mobil per orang pada tahun 1972 berkisar dari 0,073 (pada area dalam

    kota yang berpenduduk padat) sampai 0,45 (pada perumahan penduduk yang

    berpendapatan tinggi). Area-area pedesaan di Warwickshire, yang disurvei pada

    tahun 1974, menunjukkan kurang ada perbedaan di antara desa-desa dibanding

    diantara area-area perkotaan. Pemilikan mobil per orang terendah 0,31 dan

    tertinggi 0,45, dan rata-rata keseluruhan 0,38. Dari survei ini terlihat bahwa

    pemilikan mobil tingkat rendah berubah dengan sangat lambat sedangkan pemili-

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    12/18

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    13/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-13

    jam puncak rata-rata lebih informati f. Volume-volume ini dapat dipisahkan ber-

    dasar arah lalu lintas dan macam kendaraan dan dapat juga menunjukkan

    gerakan pejalan kaki.

    Volume pada persimpangan jalan yang jumlah kendaraan berbelok sangat

    penting, disajikan dalam cara yang sama dan lebar alur menunjukkan volume,

    atau dapat dinyatakan oleh garis-garis biasa dengan bilangan-bilangan yang

    menunjukkan jumlah atau persentase kendaraan yang melakukan berbagai

    gerakan. Gambar 4.2 memperlihatkan contoh sebagai berikut.

    Gambar 4.2 Diagram arus kendaraan pada persimpangan

    4.3 Studi Kecepatan

    Kecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam kilo-

    meter per jam (km/jam) dan umumnya dibagi menjadi 3 jenis:

    a)Kecepatan setempat (spot speed) adalah kecepatan kendaraan padasuatu saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan.

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    14/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-14

    b)Kecepatan bergerak (running speed) adalah kecepatan kendaraan rata-rata pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak dan didapat dengan

    membagi panjang jalur dibagi dengan lama waktu kendaraan bergerak

    menempuh jalur tersebut.waktu henti tidak diperhitungkan.

    c) Kecepatan perjalanan (journey speed) adalah kecepatan efektif kenda-raan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat, dan merupakan

    jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk

    menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan lama

    waktu ini mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh hambat-

    an (tundaan) lalu lintas.waktu henti diperhitungkan.

    Pengukuran Kecepatan Sesaat

    Bila kita berpikir kembali pada penjelasan sebelumnya tentang perangkap

    kecepatan, metode pertama pengukuran kecepatan sesaat ini cukup jelas. Dua

    orang pengamat berdiri di pinggir jalan pada jarak tertentu. Pada saat kendaraan

    lewat, pengamat pertama melambaikan tangannya dan pengamat kedua mene-

    kan tombol stopwatch, yang akan dihentikan pada saat kendaraan yang bersang-

    kutan melewatinya. Jika para pengamat mengambil jarak 27,8 m (247 ft) dan

    mengukur waktu dalam detik (t), maka kecepatan kendaraan (s) dalam km/jam

    (mil per jam) diperoleh dari:

    S = 100 / t

    Namun cara ini tidak tepat guna (efisien); saat kendaraan melewati pengamat

    tidak bebas dari kesalahan pengamat, dan bila melintas hanya 2 atau 3 detik

    saja, akan bisa membawa akibat yang sangat besar dalam menghitung kece-

    patan.

    Penyempurnaan cara mengukur kecepatan oleh pengamat adalah dengan

    menggunakan enoskope (enoscope). Dua enoskope diletakkan pada jarak

    tertentu sepanjang pinggir jalan, dan seorang pengamat dengan stopwatch

    berada di antaranya. Pada saat sebuah kendaraan berkilat melintasi enoskope

    pertama, ia menekan stopwatchdan menghentikannya pada saat kendaraan itu

    berkilat pada enoskope kedua. Cara ini mempunyai kebutuhan yang sama

    dengan cara sebelumnya yang dilakukan oleh dua orang pengamat, tetapi

    dengan penggunaan cermin yang lebih kecil hasilnya akan lebih tepat, 3 sampai

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    15/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-15

    5 persen. Jarak enoskope yang dianjurkan adalah sebagaimana ditunjukkan pada

    Tabel 4.6.

    Tabel 4.6: Jarak Enoskop yang dianjurkan

    sampai 40 km/jam 25 m 90/t km/jam

    40-65 km/jam 50 m 180/t km/jam

    lebih dari 65 km/jam 100 m 360/t km/jam

    sampai 25 mil/jam 88 ft 60/t mil/jam

    25-40 mil/jam 176 ft 120/t mil/jam

    lebih dari 40 mil/jam 352 ft 240/t mil/jam

    Kecepatan rata-rata Jarak enoskope Kecepatan

    Cara pengukuran kecepatan sesaat yang lebih tepat dan lebih populer

    adalah dengan alat elektronik. Alat pengukur Venner, menggunakan 2 detektor

    tabung pneumatik melintang jalan dan alat transistor pengukur waktu yang

    mencatat waktu antara pulsa pada tabung pertama dan kedua. Pada alat peng-

    ukur venner, tabung pneumatik diletakkan pada permukaan jalan pada jarak

    tertentu (2 meter). Kecepatan akan segera dapat diketahui dari meteran dengan

    mencocokan pada tabel yang disertakan pabrik.

    Cara paling mutakhir dan tepat adalah dengan radar. Sebuah kotak hitam

    diletakkan di pinggir jalan dan sinar radar halus dipancarkan dan akan dipantul-

    kan kembali ke kotak oleh kendaraan yang akan diukur kecepatannya. Dari sinar

    ini meteran langsung menunjukkan kecepatan.

    Terakhir dengan menggunakan constant time e xposures, kendaraan yang

    melintas sepanjang jarak tertentu dapat diketahui, waktunya dapat diukur secara

    tepat, dan dari padanya dapat dijabarkan kecepatannya. Cara ini, bagi penggu-

    naan non polisi (misalnya riset), mengandung keuntungan karena tidak bias .

    Karakteristik Kecepatan

    Pengukuran kecepatan setempat menunjukkan distribusi yang luas, dan

    banyak pertimbangan yang saling berinteraksi dalam menentukan kecepatan

    tertentu yang dipilih oleh pengemudi. Pertimbangan tersebut meliputi hal-hal

    yang ada pada pengemudi itu sendiri (misalnya sifat psikologis dan fisiologis),

    keadaan-keadaan yang bertalian dengan lingkungan umum dan sebagainya.

    Elemen-elemen utama dari lingkungan yang langsung dialami pengemudi

    adalah jenis kendaraan, pembagian jalan, permukaan dan jenis jalan, cuaca,

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    16/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-16

    batas kecepatan dan volume lalu lintas. Hal-hal yang berkaitan dengan beberapa

    keadaan ini ditampilkan pada Tabel 4.7.

    Tabel 4.7. Mean kecepatan perjalanan (journey speed) pada jalan utama pedesaan

    (geometri yang konsisten, bagian-bagian yang sama tingkatanya sepanjang 1.5 sampai 8km)

    Mobil Van Truk Bis* Spd. Mtr* Semua

    Jalan bebas hambatan 2-1 ganda 94.1 83.3 72.6 85.4 69.2 87.3 980

    Jalan arteri 2-1 ganda 78.4 73.0 64.2 73.2 68.4 75.5 525

    Kategori ruteTata Letak

    Jalan

    Type kendaraan (kecepatan km/jam) Juml.

    Observasi

    Jalan bebas hambatan

    (hujan lebat)

    Jalan Arteri (jalan masuk

    dibatasi)

    Jalan kelas (sempit dan

    menanjak 8%)

    21575.378.183.764.574.878.72-1 ganda

    22539.736.434.638.940.12-1, dua

    arah

    680

    62.165.169.8

    63.067.454.755.9

    42567.264.063.7

    69.63-1, dua

    arah

    61.764.62-1, dua

    arah

    54066.959.351.1

    25079.884.5

    Jalan Kelas 1 (Sempit)

    Jalan Kelas 1

    Jalan Kelas 1

    68.671.885.02-1 ganda

    2-1, duaarah

    57.767.5

    Catatan: * sampel kecil

    Penelitian oleh IRRL menunjukkan bahwa antara 1970 dan 1973 mean

    kecepatan perjalanan (journey speed) mobil pada jalan bebas hambatan

    meningkat sekitar 4,5 km/jam, sama dengan penelitian sebelumnya, tetapi

    terdapat pengurangan dalam simpangan baku yang ditimbulkan oleh pengu-

    rangan jumlah mobil yang berjalan dengan kecepatan sangat tinggi yang meru-

    pakan konsekuensi dari kenaikan 38% dalam arus lalu lintas. Untuk semua

    bagian yang diteliti, distribusi tahunan 1970 dan 1973 mempunyai rata-rata 102

    km/jam dan 107 km/jam sedang proporsi kendaraan yang bergerak dengan

    kecepatan lebih besar dari 113 km/jam dan 129 km/jam dalam kedua periode

    tersebut, adalah masing-masing, 27%, 7%, 36%, 9%.

    Tundaan

    Tundaan (delay) adalah sederhana untuk didefinisikan dan diukur. Tun-

    daan ini ditimbulkan oleh kelambatan atau macetnya kendaraan pada simpang

    jalan yang terlalu ramai dengan kendaraan, lebar jalan yang kurang, parkir

    mobil-mobil di jalan sempit, dan sebagainya. Akibatnya adalah pengurangan

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    17/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-17

    kecepatan bergerak di bawah kecepatan yang dianggap dapat diterima, dan

    karena tidak adanya definisi yang universal tentang ukuran kecepatan bergerak

    yang tepat untuk berbagai jenis jalan, maka masalah ini sulit diukur.

    Untuk memperoleh tunda tetap pada suatu persimpangan dibutuhkan dua

    orang pengamat, dan informasi yang tepat dapat dengan cepat diperoleh. Deng-

    an satu jalan mengarah ke persimpangan, seorang pengamat menghitung semua

    kendaraan selama 5 menit, mengklasifikasikan lalu lintas dalam berhenti

    (stopping) dan tidak berhenti (not stopping). Sementara itu, pengamat kedua,

    dalam kurun (interval) 15 detik, menghitung jumlah kendaraan yang menunggu

    (stationary) sebelum persimpangan. Dari hasil ini pertundaan rata-rata tiap ken-

    daraan dapat dihitung. Misalnya sebagai berikut.

    Volume kendaraan mendekati persimpangan

    Berhenti tidak berhenti

    56 37Jumlah 93

    Kendaraan menunggu

    0 0 2 7 9

    1 4 0 0 3

    2 9 16 14 6

    3 1 4 9 13

    4 5 0 0 2

    Jumlah 19 22 30 33 104

    Menit/Detik 4530150

    Jumlah pertundaan = 104 Kendaraan masing-masing 15 detik

    = 1.560 detik

    Pertundaan rata-rata kendaraan berhenti = ikdet8,2756

    560.1

    Persentase kendaraan tertunda = 56/93 x 100 = 60,2

    Penghitungan Gerak Belok

    Beberapa menit pengamatan pada suatu persimpangan yang sibuk akan

    memperlihatkan bahwa pertundaan ini disebabkan oleh kendaraan-kendaraan

    yang keluar dari arus lalu lintas langsung (membelok). Kendaraan yang belok kiri

  • 7/22/2019 Bab4 Studi Lalu Lintas

    18/18

    Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

    Studi Lalu Lintas IV-18

    sedikit menimbulkan gangguan, namun kendaraan yang belok kanan harus

    menunggu kesempatan atau menyebabkan tundaan bagi kendaraan lain. Karena

    itu gerak belok ini perlu diperhatikan dan diketahui banyaknya kendaraan yang

    berbelok (dan sejenisnya).

    Seorang pengamat pada setiap cabang jalan menuju persimpangan ber-

    diri menghadap persimpangan dengan selembar formulir atau memasang alat

    penghitung yang menghitung kendaraan-kendaraan yang belok kiri, terus, dan

    belok kanan. Sering diperlukan, seperti halnya dalam penghitungan lalu lintas

    langsung, menghitung lalu lintas menurut jenisnya, misalnya mobil penumpang,

    kendaraan barang ringan, kendaraan umum dan kendaraan barang berat.

    Sebuah lembar khusus bagi kepentingan perhitungan kendaraan belok.

    Tundaan karena berhenti menimbulkan selisih waktu antara kecepatan

    perjalanan (journey speed) dan kecepatan bergerak (running speed). Tundaan

    karena keramaian lalu lintas dapat mengurangi kecepatan bergerak sampai di

    bawah kecepatan yang dapat diterima. Kedua jenis tundaan mencerminkan wak-

    tu yang tidak produktif dan bila dinilai dengan uang maka hal ini menunjukkan

    jumlah biaya yang harus dibayar masyarakat karena memiliki jalan yang tidak

    memadai. Waktu tunda juga menunjukkan keuntungan ekonomis yang dapat

    diharapkan bila rute tersebut diperbaiki untuk mengurangi tundaan dan ini mem-

    berikan prioritas untuk pekerjaan perbaikan jalan.