catatan kuliah pengantar ilmu hukum

Upload: komang-tirta

Post on 11-Feb-2018

268 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    1/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Catatan Kuliah

    Pengantar Ilmu Hukum

    Oleh Komang Tirta - 121000100

    Tahun Akademik 2012 / 2013 Semester Ganjil

    Fakultas Hukum Universitas Pasundan

    Bandung

    Dosen :

    Hj.N.Ike Kusmiati,S.H.,M.Hum

    PERISTILAHAN

    Istilah Pengantar Ilmu Hukum (PIH) mula-mula lahir di Jerman sekitar akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, yaitu dengan istilah Einfuhrung in die

    Rechtswissenschaft. Selanjutnya di Belanda dipergunakan istilah Encyclopaedie der

    Rechthswetenscahp. Di Indonesia istilah PIH pertama kali ada dalam kurukulum pada

    Rechts Hoge School pada tahun 1924, yaitu dengan istilah Inleiding tot deRechtswetwnschap selanjutnya pada tahun 1946 istilah PIH digunakan oleh

    Universitas Gajah Mada (UGM) dan selanjutnya berturut-turut pada tahun 1950 dan

    1957 oleh Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjajaran (UNPAD), dan diikuti

    oleh seluruh universitas lainnya di Indonesia.

    PIH merupakan suatu mata kuliah dasar yang akan mengantarkan dan mengarahkanke cabang-cabang Ilmu Hukum lainnya.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    2/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Berbeda dengan Pengantar Hukum Indonesia (PHI) atau Pengantar Tata HukumIndonesia (PTHI), bahwa PHI itu sendiri merupakan matakuliah dasar yang

    mempelajari keseluruhan Hukum Positif Indonesia sebagai suatu sistem hukum yang

    sedang berlaku di Indonesia dalam garis besarnya. Objek dari PHI adalah Hukum

    Positif Indonesia, Fungsi dari PHI yaitu mengatarkan setiap orang yang akan

    mempelajari hukum yang sedang berlaku di Indonesia. PHI berbicara tentang sendi-

    sendi, dasar-dasar hukum, prinsip-prinsip, penggolongan, tujuan. Jika PIH merupakan

    pengantar pada Ilmu Hukum yang umum, yang sudah diakui di mana-mana artinya

    tidak terbatas pada ilmu hukum yang berfokus pada negara tertentu dan masa

    tertentu. PIH objeknya adalah hukum pada umumnya dan tidak terbatas pada waktu

    serta tempatnya. PIH berfungsi mendasari setiap orang yang akan mempelajari

    hukum dengan segala hal yang berkaitan dengannya.

    Hubungan antara PIH dan PHI; bahwa keduanya adalah sebagai mata kuliah pengatarke arah cabang-cabang Ilmu Hukum sebenarnya, dimana keduanya saling

    melengkapi. PIH mempelajari pengertian-pengertian dasar Ilmu Hukum secara

    keseluruhan, sedangkan PHI adalah bagian dari PIH yang mempelajari khusus

    tentang hukum yang ada di Indonesia. PIH menyajikan suatu ringkasan yang

    komprehensif dari konsep atau Teori Hukum dalam keseluruhannya.

    PIH dalam arti luas :Mempelajari sendi-sendi dasar dari hukum yaitu mengantarkan orang yang mau

    belajar ilmu hukum ke arah ilmu hukum yang sebenarnya.

    Contoh : Wanprestasi (ingkar janji) harus ganti rugi kepada orang yang bersangkutan

    bukan menjadi hukum pidana.

    PIH dalam arti sempit :PIH + PHI

    DEFINISI HUKUM

    Menurut Prof. Mr Dr L.J van Apeldoorn dalam bukunya yang berjudul Inleiding tot

    de studie van het Nederlandse Recht (terjemahan Oetarid Sadino S.H dengan nama

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    3/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Pengantar Ilmu Hukum), bahwa adalah tidak mungkin memberikan suatu definisi tentang

    apakah yang disebut Hukum itu.

    Definisi tentang Hukum, kata Prof. Van Apeldoorn, adalah sangat sulit untuk dibuat,

    karena tidak mungkin untuk mengadakannya yang sesuai dengan kenyataan.

    Kurang lebih 200 tahun yang lalu Immanuel Kant pernah menulis sebagai berikut:

    Noch suchen die Juristen eine Definition zu ihrem Begriffe von Recht (masih juga para

    sarjana hukum mencari-cari suatu definisi tentang hukum).

    Sesungguhnya ucapan Kant ini hingga kini masi berlaku, sebab telah banyak benar

    Sarjana Hukum mencari suatu batasan tentang Hukum namun setiap pembatasan tentang

    Hukum yang diperoleh, belum pernah memberikan kepuasan.

    Berikut beberapa definisi Hukum:

    Aristoteles :Pasrtikular law is that which its community lies down and applies to its on member.

    Artinya:

    Hukum yang khusus adalah hukum yang ditemukan dan diterapkan dilaksanakan di

    dalam suatu masyarakat tertentu, jadi hukum yang universal adalah hukum yang

    umum.

    Cicero (Romawi):Hukum adalah akal tertinggi yang ditanamkan oleh alam dalam diri manusia untuk

    menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.

    Hugo Grotius (Belanda):Hukum adalah aturan tentang tindakan moral yang mewajibkan apa yang benar.

    Thomas Hobbes (Inggeris):Hukum adalah perintah- perintah dar orang yang memiliki kekuasaan untuk

    memerintah dan memaksakan perintahnya kepada orang lain.

    Rudolf van Jhering (Jerman):Hukum adalah keseluruhan peraturan yang memaksa yang berlaku dalam suatu

    negara.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    4/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Oliver Wendel Iilolmes Jr. (Amerika):Hukum adalah ramalan tentang apa yang akan diputuskan pengadilan dalam

    kenyataan yang sungguh-sungguh.

    Dalam KUHP Unisoviet :Hukum adalah suatu sistem hubungan-hubungan sosial yang mengabdi pada

    kepentingan- kepentingan dari kelas yang berkuasa dan demikian didukung oleh

    organisasi kekuasaannya.

    Van Vollenhoven :Hukum adalah gejala sosial dalam pergaulan hidup yang saling bentur- membentur

    tanpa henti-hentinya dengan gejala-gejala sosial lainnya.

    Philips S.James :Hukum adalah suatu bentuk ketetapan yang digunakan untuk pedoman tingkah laku

    masyarakat dan mempunyai sifat memaksa yang diterapkan masyarakat.

    Prof. Mr. E.M Meyers dalam bukunya De Algemene begrippen van het BurgerlijkRecht :

    Hukum ialah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan

    kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan yang menjadi pedoman bagi

    Penguasa-penguasa Negara dalam melakukan tugasnya.

    Leon Duguit :Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya

    penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai

    jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan reaksi

    bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.

    Immanuel Kant :Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang

    yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang lain,

    menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.

    E. Utrech :

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    5/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup (perintah-perintah dan larangan

    larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan oleh karena itu

    seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.

    S.M Amin S.H :Dalam buku beliau yang berjudul Bertamasya ke Alam Hukum, hukum dirumuskan

    sebagai berikut : Kumpulan-kumpulan peraturan-aturan yang terdiri dari norma dan

    sanksi-sanksi itu disebut hukum dan tujuan hukum itu adalah mengadakan

    ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban

    terpelihara.

    J.C.T. Simorangkir SH dan Woerjono Sastropranoto SHDalam buku yang disusun bersama berjudul Pelajaran Hukum Indonesia telah

    diberikan definisi hukum seperti berikut : Hukum itu ialah peraturan -peraturan yang

    bersifat memaksa , yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan

    masyarakat yang dibuat oleh Badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana

    terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan

    hukuman tertentu.

    M.H Tirtaatmidjaja SHDalam buku beliau Pokok-pokok Hukum Perniagaan ditegaskan, bahwa Hukum

    ialah semua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah laku tindakan-tindakan

    dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian jika melanggar

    aturan itu akan membahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akan

    kehilangan kemerdekaanya, didenda dan sebagainya.

    Mochtar Kusumaatmadja :Bahwa hukum sebagai suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur

    kehidupan manusia dalam masyarakat, mencakup lembaga (institution) dan proses

    (processes) yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan.

    MACAM HUKUM

    Antara Lain :1. Ius Constitutum,

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    6/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Adalah Hukum Positif, yaitu hukum yang berlaku pada saat ini atau hukum

    yang berlaku pada waktu tertentu.

    2. Ius Constituendum,Adalah hukum yang diinginkan atau hukum yang akan datang.

    3. Hukum Alam,Adalah hukum yang berlaku secara universal dan abadi.

    Dasar-dasar yang membedakan Hukum Positif suatu bangsa adalah meliputi :1. Adanya perbedaan dasar-dasar pokok pemikiran :

    a. Individualisme,b. Kolektivisme,

    2. Situasi dan kondisi suatu bangsa:a. Pandangan hidup,b. Sifat-sifat bangsa itu,c. Lingkungan hidup,d. Kebudayaan.

    3. Bahan-bahan hukum:a. Idiil,

    1. Kesusialaan (zedelijke element)2. Pemikiran (redelijke element)

    b. Riil,1. Alam,2. Manusia,3. Tradisi.

    TUJUAN HUKUM

    Ada beberapa teori berkenaan dengan tujuan hukum (teori tujuan hukum), antara

    lain :

    1. Teori etis (keadilan),2. Teori manfaat/ kegunaan (Utility),3. Teori gabungan/jalan tengah.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    7/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    1. Teori etis (keadilan) Menurut teori etis maka tujuan hukum adalah untuk mewujudkan keadilan. Teori ini lebih mementingkan keadilan (summinius summainuria). Keadilan terdiri dari :

    a. Keadilan komutatif,Adalah kesenilaian antara prestasi dan kontra prestasi antara jasa

    dan imbalan jasa dalam hubungan antara warga masyarakat.

    b. Keadilan distributif,Adalah keadilan yang memberikan kepada warga masyarakat beban

    sosial, fungsi imbalan, balas jasa sesuai dengan kecakapan jasanya.

    c. Keadilan vindikatif,Adalah memberikan ganjaran/ hukuman yang sesuai dengan

    kesalahan yang dilakukan.

    d. Keadilan protektif,Adalah memberikan perlindungan kepada setiap manusia sehingga

    tidak seorangpun akan mendapat tindakan sewenang-wenang.

    2. Teori manfaat / kegunaan (utility) Menurut teori ini maka tujuan hukum adalah mewujudkan apa yang

    berfaedah/berguna. Yakni mewujudkan kebahagiaan sebanyak-banyaknya

    bagi sebanyak-banyak mungkin orang (The greatest happiness for the

    greatest number)

    Teori ini lebih mementingkan kegunaan (lex derosed tamen scripta). Penganutnya antara lain: J.Benthams, J Austin, dan J.S Mill.

    3. Teori gabungan/ jalan tengah Menurut teori ini maka tujuan hukum adalah keadilan dan ketertiban. Penganutnya antara lain: Mochtar Kusumaatmadja, Subekti, van Kan

    Apeldoorn, J. Schrasserts, dan Bellefroid.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    8/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Dengan pendekatan Filsafat Hukum yang didukunh dengan berbagai Teori Hukum

    maka secara garis besar, tujuan hukum meliputi :

    1. Keadilan (Hukum Alam),2. Kepastian Hukum (positivisme),3. Kegunaan (pragmatic legal realism),4. Kebahagiaan (utilitarian).

    Namun dari keseluruhan pendapat tentang apa yang merupakan tujuan hukum,

    dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok teori, yaitu sebagai berikut :

    1. Ajaran Tradisionala. Ajaran Etis menganggap bahwa pada asasnya tujuan hukum semata-mata untuk

    mencapai keadilan.

    Tokohnya : Aristoteles, Justinianus, Bodenheimer, Ross.

    b. Ajaran Utilitas bahwa tujuan hukum pada asasnya adalah untuk menciptakankemanfaatan atau kebahagiaan.

    Tokohnya : Jeremy Bentham, John Stuart Mill.

    c. Ajaran Yuridis-Dogmatis bahwa tujuan hukum adalah untuk menciptakanKepastian hukum.

    Tokohnya : Hans Kelsen, Austin.

    2. Ajaran Moderna. Ajaran Prioritas Baku bahwa tujuan hukum adalah untuk adanya keadilan

    Kemanfaatan, dan kepastian hukum. Dengan asas prioritas baku keadilan harus

    selalu diprioritaskan, barulah kemanfaatan dan terakhir kepastian.

    Contoh : Dalam praktek tarik menarik antara keadilan dengan kemanfaatan

    antara kemanfaatan dengan kepastian. Kasus Abdulah Puteh dan Akbar

    Tanjung.

    b. Ajaran Prioritas Kasuitis yaitu ajaran yang disesuaikan dengan kasus-kasus yangdihadapi. Dalam kasus-kasus tertentu ajaran prioritas baku tidak dapat

    diterapkan.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    9/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Contoh : dalam kasus-kasus tertentu kebutuhan menuntut kemanfaatan

    ketimbang keadilan dan kepastian (sanksi kejahatan yang dilakukan Anak

    dikurangi dari orang dewasa)

    Tokohnya : Achmad Ali.

    FUNGSI HUKUM

    a. Fungsi Langsung yang bersifat primer meliputi : Pencegahan, penyediaan fasilitas.Fungsi Langsung yang bersifat sekunder meliputi : prosedur bagi perubahan hukum

    prosedur bagi pelaksana hukum.

    b. Fungsi tidak langsung adalah untuk memperkuat atau memperlemahkecenderungan untuk menghargai nilai-nilai moral tertentu.

    Selain fungsi diatas hukum juga berfungsi sebagai :

    Fungsi hukum sebagai a tool of social controlyaitu hukum berfungsi sebagaisarana pengendalian sosial. Hukum berfungsi untuk menetapkan tingkah laku

    mana yang dianggap menyimpang terhadap atruan hukum dan sanksi atau

    tindakan apa yang dilakukan oleh hukum bila terjadi penyimpangan.

    Contoh : Penerapan sanksi Pasal 362 KUHP terhadap kasus pencurian.

    Tokohnya : Top Dawn dan Button Up.

    Fungsi hukum sebagai a tool of social engineering yaiu huku sebagai alatuntuk mengubah masyarakat.

    Contoh : Terpilihnya seorang presiden yang mendapat kepercayaan

    masyarakat, diharapkan akan menjadi agen perubahan sistem sosial.

    Fungsi hukum sebagai simbol (L.B.Curzon), yaitu mencakupi proses-prosesdalam mana seseorang menggambarkan atau mengartikan suatu istilah yang

    sederhana tentang hubungan sosial serta fenomena lainnya yang timbul dari

    suatu interaksi.

    Contoh : Seseorang yang mengambil barang oranglain dengan maksud

    memiliki secara melawan hukum oleh Hukum Pidana disimbolakn sebagai

    tindakan Pencurian.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    10/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    KAIDAH-KAIDAH/PETUNJUK HIDUP

    Kaidah adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalamkeadaan tertentu sebagai petunjuk hidup yang mengikat.

    Macam macam kaidah :1. Kaidah Agama,

    a. Sumbernya dari Tuhan.b. Sanksinya bersifat internal, yaitu dosa (kecuali kaidah agama Islam

    yang merupakan suatu ajaran dunia dan akhirat, maka kaidah Islam

    pun memiliki sanksi eksternal yang bersumber dari Tuhan dan

    diterapkan di dunia oleh pemimpin uat yang diberi wewenang untuk

    itu).

    c. Isinya ditujukan kepada sikap batin (kecuali kaidah agama Islam, jugaditujukan kepada sikap lahir).

    d. Ada pendapat yang mengatakan kaidah agama bertujuan demikepentingan si pelakunya, yaitu agar manusia bebas dari azab dunia

    maupun akhirat dan si pelakunya dapat menikmati kehidupan kekal

    serta bahagia di surga kelak.

    e. Daya kerjanya lebih menitikberatkan pada kewajiban.2. Kaidah Kesusilaan/Moral,

    a. Sumbernya diri sendiri (hati nurani)/ otonom.b. Saksinya bersifat internal, artinya berasal dalam perasaan si pelaku

    sendiri.

    c. Isinya ditujukan pada sikap batin.d. Bertujuan demi kepentingan si pelaku, agar dia menyempurnakan

    diri sendiri.

    e. Daya kerjanya lebih menitikberatkan pada kewajiban.3. Kaidah Kesopanan

    a. Sumbernya dari masyarakat secara tidak terorganisir.b. Sanksinya bersifat eksternaldalam wujud celaan, cercaan, teguran

    atau pengucilan.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    11/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    c. Isinya ditujukan pada sikap lahir.d. Bertujuan untuk ketertiban masyarakat.e. Daya kerjanya lebih menitikberaktak pada kewajiban.

    4. Kaidah hukuma. Sumbernya dari masyarakat yang diwakili oleh suatu otoritas

    tertinggi dan terorganisir.

    b. Sanksinya bersifat eksternal, dalam wujud ganti rugi perdata, denda,kurungan penjara, sampai hukuman mati.

    c. Isinya ditujukan mutlak kepada sikap lahir.d. Bertujuan untuk ketertiban masyarakat.e. Daya kerjanya mengharmoniskan hak dan kewajiban.

    Hubungan antara kaidah hukum dengan kaidah sosial lainnya adalah salingmengisi, artinya kaidal sosial mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat,

    dalam hal-hal hukum tidak mengaturnya.

    SUMBER HUKUM

    Sumber hukum digunakan dalam menjawab pertanyaan :

    a. Mengapa hukum itu mengikat ?b. Dimanakah kita dapat menemukan hukum itu sendiri ?

    Sumber hukum dibedakan menjadi :

    Sumber Hukum Materil adalah dilihat dari segi isinya, yang merupakan faktor faktor yang membantu pembentukan hukum.

    Contoh : kekuatan politik, ekonomi, kesusilaan penelitian ilmiah dll.

    Sumber Hukum Formil adalah silihat dari segi cara terjadinya dan bentuknya hukumpositif, tanpa mempersoalkan asal-usul isi peraturan hukum itu sendiri.

    Sumber Hukum Formil menurut :

    Apeldoorn : UU, Kebiasaan, Taktat.

    Utrecht : UU, Kebiasaan, Adat, Traktat, Yurisprudensi, Doktrin.

    Bellefroid : UU, Kebiasaan, Traktat, Peradilan.

    a. Undang-undang

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    12/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Adalah suatu peraturan yang tertulis yang mempunyai kekuatan mengikat

    diadakan dan dipertahankan oleh penguasa negara dan dibuat oleh badan

    yang berwenang.

    1) Undang-undang dalam arti formilAdalah setiap peaturan tertulis yang dibuat oleh badan legislatif.

    2) Undang-undang dalam arti materilAdalah setiap peraturan yang tertulis yang dibuat oleh badan yang

    berwenang non legislatif tapi dari segi isinya peraturan itu menikat

    dan ditaati oleh masyarakat.

    Kekuatan berlakunya UU ada 3 macam :

    1) Kekuatan berlaku Filosofis bahwa UU yang dibuat itu sesuai dengancita-cita hukum (sebagai nilai positif tertinggi) : di Indonesia Pancasila.

    2) Kekuatan berlaku Sosiologis bahwa UU yang dibuat dapat memberimanfaat dan diterima kaidahnya oleh masyarakat.

    3) Kekuatan berlaku Yuridis bahwa syarat formal terbentuknya UUterpenuhi.

    b. KebiasaanAdalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang, perbuatan yang dianggap

    sebagai patutdilakukan, seyoganya dilakukan. Menurut Jellineck, karena

    diulang-ulang sehingga memiliki kekuatan normatif (die normative kraft des

    factischen)

    Syarat kebiasaan menjadi hukum kebiasaan ada 3, yaitu :

    1) Syarat materil : adanya suatu perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang sama.

    2) Syarat intelektual : kebiasaan itu harus menimbulkan opinionecessitatis (keyakinan umum) bahwa perbuatan itu memang

    seyoganya dilakukan. Artinya perbuatan secara objektif patut

    dilakukan.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    13/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    3) Adanya akibat hukum bila hukum itu dilanggar. kedudukan hukumkebiasaan, bahwa hukum kebiasaan akan diterima apabila tidak

    bertentangan dengan hukum perundang-undangan.

    Adat adalah suatu perbuatan yang terus dilakukan dan dirasakan sebagai

    suatu kewajiban, syaratnya yaitu;

    1) Secara turun-temurun,2) Mempunyai sifat yang suci.

    Perbedaan antara kebiasaan dengan adat :

    1) Kebiasaan tidak tertulis sedangkan adat ada yang tertulis dan adayang tidak tertulis.

    2) Kebiasaan tidak bersifat sakral sedangkan adat bersifat sakral.3) Kebiasaan tidak diwariskan turun temurun sedangkan adat

    diwariskan secara turun temurun.

    c. YurisprudensiAdalah produk yudikatif yang berisi kaidah atau peraturan hukum yang

    mengikat pihak-pihak yang bersangkutan atau terhukum. Disyahkan oleh

    Mahkamah Agung untuk dapat siikuti oleh hakim lainnya dalam kasus yang

    sama.

    d. TraktatAdalah perjanjian antara dua negara atau lebih, diaman isinya harus ditaati

    oleh Negara yang mengadkan perjanjian.

    Contoh perjanjian Ekstradisi antara Singapur dengan Indonesia.

    e. DoktrinAdalah ajaran/pendapat ahli hukum yang dijadikan dasar/ pedoman dalam

    memutuskan suatu masalah.

    Contoh : Definisi Itikad baik dalam pelaksanaan perjanjian menurut Subekti

    adalah Kepatuhan, yaitu sesuatu yang layak untuk dilakukan.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    14/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    KLASIFIKASI HUKUM

    1. Menurut sumbernya,a. Undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundangan.b. Kebiasaan, yaitu hukum yang terletak di dalam peraturan-peraturan kebiasaan

    (adat).

    c. Traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatuperjanjian antara negara (traktat).

    d. Jurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.2. Menurut bentuknya,

    a. Hukum Tertulis. Hukum ini dapat pula merupakan: Hukum Tertulis dan dikodifikasikan. Hukum tertulis tak dikodifikasikan.

    b. Hukum Tak TertulisHukum yang hidup dalam masyarakat serta ditaati oleh masyarakat.

    Contoh: Hukum Adat, Hukum Kebiasaan.

    3. Menurut tempat berlakunya,a. Hukum Nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara.b. Hukum Internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum dalam

    dunia internasional.

    c. Hukum Asing, yaitu hukum yang berlaku dalam negara lain.d. Hukum Gereja, yaitu kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh Gereja utuk

    para anggota-anggotanya.

    4. Menurut waktu berlakunya,a. Ius Constitutum (Hk. Positip) yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu

    masyarakat tertertu dalam suatu daerah tertentu.

    Contoh : Hukum Pidana berdasarkan KUHP sekarang

    b. Ius Constituendum yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akandatang.

    Contoh : Hukum Pidana Nasional yang sampai sekarang masih terus disusun.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    15/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    c. Hukum Azasi (Hukum Alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalamsegala waktu dan untuk segala bangsa didunia. Hukum ini tak mengenal batas

    waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun di

    seluruh tempat.

    5. Menurut cara mempertahankannya,a. Hukum Material, yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang

    mengatur kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan yang berwujud

    perintah-perintah dan larangan-larangan.

    Contoh : KUHP , KUHPer, UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

    b. Hukum Formal (Hukum Proses atau Hukum Acara), yaituHukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana cara-

    cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material atau peraturan-

    peraturan yang mengatur bagaimana cara-caranya mengajukan sesuatu

    perkara ke muka Pengadilan dan bagaimana cara-caranya Hakim memberi

    keputusan.

    Contoh :

    Hukum Acara Pidana, yaitu peraturan-peraturan hukum yangmengatur bagaimana cara memelihara dan mempertahankan Hukum

    Pidana Material atau peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana

    cara-caranya mengajukan suatu perkara pidana ke muka Pengadilan

    Pidana dan bagaimana caranya hakim-pidana memberikan putusan.

    6. Menurut sifatnya,a. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga

    harus dan mempunyai paksaan mutlak.

    b. Hukum yang mengatur (Hukum Pelengkap), yaitu hukum yang dapatdikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat

    sendiri dalam suatu perjanjian.

    7. Menurut wujudnya,a. Hukum Objektif, yaitu hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan

    tidak menganai orang atau golongan tertentu. Hukum ini hanya menyebut

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    16/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    peraturan hukum saja yang mengatur hubungan-hukum antara dua orang

    atau lebih.

    Contoh : UU No. 5 Tahun 1960 tentang UUPA yang berlaku untuk masyarakat

    Indonesia.

    b. Hukum Subjektif, yaitu hukum yang timbul dari Hukum Objektif dan berlakuterhadap seorang tertentu atau lebih. Hukum Subjektif disebut juga HAK.

    Contoh: membunuh merupakan pelanggaran hak hidup seseorang maka

    Pasal 338 KUHP akan bergerak.

    8. Menurut isinya,a. Hukum Privat (Hukum Sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan-

    hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitik

    beratkan kepada kepentingan perseorangan.

    Contoh : KUHPerdata sebagai Lex generalis.

    b. Hukum Publik(Hukum Negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan antaraNegara dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara Negara dengan

    perseorangan (warganegara).

    Contoh : KUHPidana, UU tentang HAM No.39 Tahun 1999.

    PENGERTIAN-PENGERTIAN DALAM HUKUM

    Subjek Hukum, adalah pendukung hak dan kewajiban.Contoh : Manusia dan Badan Hukum.

    Objek Hukum, adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum, dapatdikuasai oleh subjek hukum, dapat dijadikan pokok objek dalam suatu hubungan

    hukum.

    Contoh : Benda lihat Pasal 499 KUHPer.

    Peristiwa Hukum, adalah setiap peristiwa kemasyarakatan yang dapat melahirkan hakdan kewajiban atau menghapuskan hak dan kewajiban.

    Contoh : - Peristiwa Hukum yang melahirkan Hak dan Kewajiban : Perkawinan.

    - Peristiwa Hukum yang menghapuskan Hak dan Kewajiban : Kematian.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    17/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Perbuatan Hukum, adalah suatu perbuatan yang diatur oleh hukum dan akibat dariperbuatan tersebut dikehendaki oleh si pembuat.

    Contoh : Seseorang mempunyai hutang akibatnya ia harus membayar.

    Perbuatan Huku, terdiri dari:

    - Perbuatan Hukum bersegi satu, yaitu setiap perbuatan yang akibatnyahukumnya ditimbulkan oleh satu pihak saja.

    Misal; perbuatan hukum dalam pasal 875 KUHPdt Adapun yang

    dinamakan surat wasiat ialah suatu akta yang memuat pernyataan

    seseorang tentang apa yang dikehendaki akan terjadi setelah ia

    meninggal dunia dan olehnya dicabut kembali.

    - Perbuatan hukum bersegi dua, yaitu setiap perbuatan yang akibathukumnya ditimbulkan oleh kehendak dua buah pihak atau lebih.

    Misal; 1313 KUHPdt Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan

    dengan mana satu orang atau lebih saling mengikatkan dirinya terhadap

    satu orang atau lebih.

    Hubungan Hukum adalah hubungan kemasyarakatan yang diatur oleh hukum yangmenimbulkan hak di satu pihak dan kewajiban dipihak lain.

    Contoh : Perjanjian.

    Resepsi Hukum adalah penerimaan hukum negara lain oleh hukum suatu negara yangkemudian digunakan sebagai hukumnya sendiri.

    Contoh :

    - Resepsi Hukum Romawi oleh negara-negara di Eropa,- Resepsi Hukum Prancis (Code Civil, Code Penal, Code de Commeree) oleh

    Hukum Belanda,

    - Resepsi Hukum Belanda oleh hukum Indonesia (KUHP, KUHPdt, KUHD). Hak adalah suatu kekuasaan, yaitu kemampuan untuk memodifikasi keadaan

    Penggunaan hak menghasilkan suatu keadaan yang langsung bersentuhan dengan

    kepentingan pemilik hak.

    Kewajiban adalah beban yang bersifat kontraktual. Unifikasi hukum adalah berlakunya suatu sistim hukm dalam suatu wilayah tertentu.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    18/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Contoh : UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960.

    Pacta sunt servada bahwa janji harus ditepati. Eigenricthing adalah tindakan main hakim sendiri.

    Contoh : pencuri yang dipukuli oleh masyarakat.

    PENEMUAN HUKUM

    Penafsiran Hukum/Intepretasi Hukum

    Penafsiran Hukum, yaitu suatu sarana / cara pejabat hukum untuk mencariPengertian maksud dan tujuan dari peraturan perundang-undangan yang belum jelas

    agar lebih jelas atau dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    Metode dalam penafsiran hukum :1. Penafsiran tata bahasa (gramatikal), merupakan cara penafsiran atau penjelasan

    yang sederhana untuk mengetahui makna ketentuan undang-undang dengan

    menguraikannya menurut bahas, susun kata atau bunyinya.

    Contoh : Istilah menggelapkan pasal 41 KUHP ada kalanya ditafsirkan sebagai

    menghilangkan.

    2. Penafsiran teologis atau sosiologis, yaitu apabila makna undang-undang ituditetapkan berdasarkan tujuan kemasyarakatan. Peraturan hukum yang lama

    sisesuaikan dengan keadaan yang baru.

    Contoh : Pencurian terhadap tenaga listrik ditafsirkan bahwa tenaga listrik

    mempunyai nilai tertentu karena untuk memperoleh aliran listrik perlu biaya

    dan Pasal 362 KUHP bertujuan melindungi harta kekayaan oranglain.

    3. Penafsiran sistematis, yaitu menafsirkan undang-undang sebagai bagian darikeseluruhan sistem perundang-undangan dengan jalan menghubungkannya

    dengan undang-undang lain.

    Contoh : lembaga hukum perkawinan diatur dalam hukaum agama Hukum adat,

    KUHPer, dan Pasal 279 KUHP.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    19/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    4. Penafsiran sejarah/historis, yaitu suatu metode yang hendak memahamiundang-undang dalam konteksa seluruh sejarah hukum.

    Contoh : Code civil BW Asan konkordasi berlaku di Indonesia.

    5. Penafsiran reskriptif dan ekstensif, adalah penafsiran atau penjelasan yangberdifat membatasi.

    Contoh : Pasal 1756 KUHper secara sempit diartikan hanya mata uang Logam

    saja.

    Penafsiran ekstensif adalah metode interpretasi yang membuat Interpretasi

    melebihi batas-batas hasil interpretasi gramatikal.

    Contoh : Kata menjual dalam Pasal 1576 KUHPer ditafsirkan luas, yaitu Tidak

    semata-mata jual beli, melainkan juga berarti peralihan hak.

    Kontruksi Hukum / metode argumentasi

    Pembentukan pengertian-pengertian hukum yang dilakukan oleh hakim fungsionarishukum untuk mengisi kekosongan yang ada di dalam sistem undang-undang, karena

    hakim tidak boleh menolak perkara yang diajukan kepadanya dengan dalih tidak

    ada/ tidak lengkap hukumnya.

    Jenis-jenis metode kontruksi hukum :a. Metode argumentum peranalogium, yaitu metode penemuan hukum dimana

    hakim mencari esensi yang lebih umum pada suatu perbuatan yang diatur

    oleh undang-undang dengan pada perbuatan atau peristiwa yang secara

    konkrit dihadapi hakim.

    Contoh : Pasal 1576 KUHPer, bahwa jual beli tidak memutuskan hubungan

    sewa menyewa. Esensi dari jual beli adalah peralihan hak. Hali ni berlaku juga

    terhadap hibah karena esensi dari hibah juga adalah peralihan hak.

    b. Metode Argumentum A Contrario, menggunakan penalaran bahwa jikaundang-undang menetapkan hal-hal tertentu untuk peristiwa tertentu berarti

    peraturan itu terbatas pada peristiwa tertentu itu dan bagi peristiwa di

    luarnya berlaku kebalikannya.

    Contoh : Pasal 34 KUHPer bahwa seorang istri untuk menikah lagi harus ada

    masa tunggu selama 300 hari.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    20/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    c. Rechtsvervijnings (Pengkonkritan Hukum)Metode ini bertujuan untuk mengkonkritkan suatu aturan hukum yang terlalu

    abstrak.

    Contoh : Pasal 1365 KUHPerdata bahwa Tiap perbuatan melawan Hukum

    yang membawa kerugian pada pihak lain, mewajibkan si pelaku yang karena

    salahnya menimbulkan kerugian itu untuk mengganti kerugian itu

    Oleh karena pasal ini tertalu abstrak, maka harus dikonkritkan oleh Hakim.

    Apakah maksud melanggar hukum itu hanya UU atau lebih luas.

    d. Fiksi Hukum, bahwa setiap orang dianggap mengetahui undang-undang.

    ALIRAN ALIRAN TENTANG HUBUNGAN TUGSA HAKIM DAN UNDANG UNDANG

    Timbulnya berbagai aliran pemikiran tentang hubungan antara tugas Hakim dengan

    eksistensi undang-undang, didasari oleh hubungan antara Perundang undangan di satu

    pihak dengan fakta konkrit yang diperiksa oleh Hakim.

    Tugas hakim yang utama adalah Menghubungkan aturan abstrak dalam undang-undang

    dengan fakta konkret dari perkara yang diperiksanya.

    Beberapa aliran yang berhubungan dengan tugas hakim dan undang undang :

    1. Aliran legisme Aliran ini berpendapat bahwa tidak ada hukum kecuali hukum undang-

    undang; hukum kebiasaan hanya ada, apabila diperbolehkan oleh hukum

    undang undang.

    Pandangan ini cocok dengan ajaran hukum kodrat. Aliran ini juga berpendapat bahwa kedudukan pengadilan adalah pasif saja, ia

    hanya terompet undang undang.

    Penganut teori ini antara lain adalah; Rudolf v Jhering, G. Jellinekck, Carre deMalberg, H. Nawiaski, dan Hans Kelsen.

    2. Aliran Penemuan Hukum oleh Hakim.Bahwa hakim dapat mengisi kekosongan perundang undangan dengan jalan

    interpretasi atau kontruksi hukum.

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    21/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    Aliran Penemuan Hukum oleh Hakim meliputi :

    a. Aliran Begriffsjurisprudenz Aliran ini memperbaiki kelemahan-kelemahan dari aliran legisme. Kekurangan-kekurangan tersebut diperbaiki dengan adanya daya

    meluas dari undang-undang, yaitu dengan cara normlogisch dan

    dipandang secara dogmatik sebab hukum adalah suatu kesatuan yang

    tertutup.

    Kesalahan dari aliran ini adalah terlalu mendewa-dewakan rasio danlogika dalam meluaskan undang-undang sampai terbentuknya hukum.

    Tokohnya : Meijersb. Aliran Interessenjurisprudenz (Freirechtsschule)

    Aliran ini berpendapat bahwa undang-undang itu tidak lengkap, iabukanlah satu-satunya sumber hukum, sedangkan hakim dan para

    pejabat lainnya mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya dalam

    menemukan hukum itu.

    Tokohnya : E.Stampe, E.Fuchs, O.Bulow.3. Aliran Soziologische Rechtsschule

    Pokok pikiran dari aliran ini ialah terutama hendak menahan danmenolak kemungkinan sewenang-wenang dari hakim, berhubung

    denganfreies ermessen menurut aliran Freirechtsshule.

    Aliran ini tidak setuju adanya kebebasan bagi para pejabat hukumuntuk mengenyampingkan undang-undang sesuai dengan

    perasaannya.

    Undang-undang harus tetap dihormati, sebaliknya memang benarhakim mempunyai kebebasan dalam menyatakan hukum, akan tetapi

    kebebasan tersebut terbatas dalam rangka undang-undang.

    Hakim hendaknya mendasarkan putusan-putusannya pada peraturanundang-undang, tapi tidak kurang pentingnya supaya putusan-

    putusan tersebut dapat dipertanggung jawabkan terhadap asas-asas

  • 7/23/2019 Catatan Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

    22/22

    Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundanwww.komangtirta07.blogspot.com

    keadilan, kesadaran dan perasaan hukum yang sedang hidup dalam

    masyarakat.

    Tokohnya : Hamaker, Volkof.4. Aliran Open System van het Rechts (Sistem Hukum Terbuka)

    Aliran ini berpendapat bahwa pandangan dari semua aliran aliran terdahuluadalah berat sebelah, kadang-kadang terlalu mengutamakan dogma,

    kepastian hukum, dengan mendudukan hakim sebagai otomat susunan saja,

    dan kadang-kadang sebaliknya terlalu mementingkan peranna hakim atau

    kenyataan-kenyataan sosial.

    Aliran ini berpendapat bahwa hukum itu suatu sistem, dan sistem itu adalahdinamis bukan saja karena pembentukkan baru secara sadar oleh badan

    perundang-undangan, tetapi juga karena pelaksanaannya di dalam

    masyarakat.

    Tokohnya : Paul Scholten, Hans Kelsen .REFERENSI

    Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis) PT GunungAgung Tbk, Jakarta, 2002

    Apeldorrn van, Pengantar Ilmu Hukum (suatu pengantar), Liberty, Yogyakarta, 1996 Utrecht E, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, PT Ichtiar, Bandung, 1961 Sudikno Metrokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty Yogyakarta, 1995 Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, oleh Drs. C.S.T. Kansil, S.H., Dll.