m.k. pengantar ilmu pemerintahan

Upload: irvan-zulhakim

Post on 10-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    1/40

    MAKALAH MATERI PENGANTAR ILMU PEMERINTAHAN

    OLEH :

    Bapak. DEDE USMAN, SIP, MM

    Disusun oleh :

    Nama : Hendra Fernando Bless

    NPP : 23.1939

    Kelas : C - 6

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    2/40

    Institut Pemerintahan Dalam Negeri

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    3/40

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah

    memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil

    menyelesaikan Rangkuman ini yang tepat pada waktunya.

    Rangkuman ini berisikan tentang informasi prinsip-prinsip tentang

    Pentingnya Ilmu Pemerintahan.Diharapkan Rangkuman ini dapat memberikaninformasi kepada kita semua . Kami menyadari bahwa Rankuman ini masih

    jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang

    bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan rangkuman ini.

    Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    berperan serta dalam penyusunan Rangkuman ini dari awal sampai akhir.Semoga TUHAN senantiasa menyertai segala usaha kita.

    Amin.

    JATINANGGOR 15 JUNI 2013

    PENYUSUN

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    4/40

    DAFTAR ISI

    1. BAB I PENGERTIAN BATASAN ILMU PEMERINTAHAN

    2. BAB II HUBUNGAN ILMU PEMERINTANH DENGAN ILMU-ILMU LAIN (ILMU EKONOMI,

    HUKUM, DAN ADMINISTRASI NEGERA).

    3. BAB III PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA.

    4. BAB IV TEORI TENTANG KEKUASAAN.

    5. BAB V PEMISAHAN DAN PEMBAGIAN NEGARA.

    6. BAB VI LEGITIMASI KEKUASAAN DALAM PEMERINTAHAN.

    7. BAB VII DEMOKRASI DALAM PEMERINTAHAN.

    8. BAB VIII BENTUK-BENTUK PEMERINTAHAN.

    9.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    5/40

    BAB I

    PENGANTAR ILMU PEMERINTAHAN

    Pokok Bahasan I : PENGERTIAN BATASAN ILMU PEMERINTAHAN

    Sub Pokok Bahasan I : 1. Pengertian Berdasarkan Tinjauan Etimologis

    2. Pengertian Berdasarkan Beberapa Batasan

    3. Tujuan Mempelajari Ilmu Pemerintahan

    Ad 1.1. Pengertian Berdasarkan Tinjauan Etimologis

    Berdasarkan pendekatan Etimologis atau dari segi bahasa, kata

    pemerintah atau pemerintahan, bahwa kedua kata tersebut berasal dari suku

    kata perintah yang berarti sesuatu yang harus dilaksanakan. Didalam kata

    tersebut tersimpul beberapa unsur yang menjadi ciri khas dari perintah, yaitu :

    1) Adanya keharusan, menunjukkan kewajiban untuk melaksanakan apa yang

    diperintahkan;

    2) Adanya dua fihak, yaitu yang memberi dan menerima perintah;

    3) Adanya hubungan fungsional antara yang memberi dan yang menerima

    perintah;

    4) Adanya wewenang atau kekuasaan untuk memberi perintah.

    Memerintah diartikan sebagai menguasai atau mengurus negara atau

    daerah sebagai bagian dari negara, maka kata pemerintah berarti kekuasaan

    untuk memerintah suatu negara. pemerintah dapat pula diartikan sebagai badan

    yang tertinggi yang memerintah suatu negara.

    Pemerintah ditafsirkan pula sebagai: pengelola atau pengurus.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    6/40

    Pemerintahan adalah perbuatan atau cara atau urusan memerintah.

    Ad 1.2. Pengertian Berdasarkan Beberapa Batasan

    Disampaikan berbagai pendefinisian tentang ilmu pemerintahan baik yang

    berasal dari pakar Anglo Saxon (Amerika Serikat) maupun Kontinental (Negara-

    negara Eropa) sbb.:

    Menurut D.G.A. van Poelje

    Ilmu pemerintahan mengajarkan bagaimana dinas umum disusun dan

    dipimpin dengan sebaik-baiknya.

    Menurut U. Rosenthal

    Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang menggeluti studi tentang penunjukkan

    cara kerja ke dalam dan ke luar struktur dan proses pemerintahan umum.

    Menurut H.A. Brasz

    Ilmu pemerintahan dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang

    cara bagaimana lembaga pemerintahan umum itu disusun dan difungsikan baik

    secara ke dalam maupun ke luar terhadap warganya.

    Menurut W.S. Sayre

    Pemerintah dalam definisi terbaiknya adalah sebagai organisasi dari

    Negara, yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya.

    Menurut R. Mac Iver

    Pemerintah itu adalah sebagai suatu organisasi dari orang-orang yang

    mempunyai kekuasaan bagaimana manusia itu bisa diperintah.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    7/40

    Jadi bagi Mac Iver, ilmu pemerintahan adalah sebuah ilmu tentang

    bagaimana manusia-manusia dapat diperintah( a science of how men are

    governed).

    Menurut Apter

    Pemerintah itu merupakan satuan anggota yang paling umum yang

    (a) Memiliki tanggungjawab tertentu untuk mempertahankan sistem yang

    mencakupnya, itu adalah bagian dan

    (b) monopoli praktis mengenai kekuasaan paksaan.

    Menurut Merriam

    Tujuan pemerintah meliputi external security, internal order, justice, general

    welfare, dan freedom.

    Menurut Inu Kencana Syafiie

    Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana melaksanakan

    pengurusan (eksekutif), pengaturan (legislatif), kepemimpinan dan koordinasi

    pemerintahan (baik pusat dengan daerah, maupun rakyat dengan

    pemerintahnya) dalam berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan, secara baik

    dan benar.

    Ad 1.3. Tujuan Mempelajari Ilmu Pemerintahan

    a. Tujuan Umum

    Tujuan mempelajari ilmu pemerintahan secara umum adalah agar dapat

    memahami teori-teori, bentuk-bentuk dan proses-proses pemerintahan, serta

    mampu menempatkan diri serta ikut berperan serta di dalam keseluruhan

    proses penyelenggaraan pemerintahan terutama pemerintahan dalam negeri.

    b. Tujuan Khusus

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    8/40

    Seluruh pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota di Indonesia

    berkeinginan untuk mencetak kader Pamong praja (pimpinan pemerintahan

    dalam negeri), oleh karenanya para kader tersebut oleh Pemerintah

    Daerahnya masing-masing dikirim dan dibiayai ke IPDN Departemen Dalam

    Negeri atau perguruan tinggi lain baik negeri maupun swasta, yangkesemuanya diharapkan untuk memperoleh mata kuliah ilmu pemerintahan.

    BAB II

    Pokok Bahasan II : HUBUNGAN ILMU PEMERINTAHAN DENGAN ILMU-ILMU LAINNYA (ILMU POLITIK, HUKUM,

    ADMINISTRASI NEGARA)

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    9/40

    Sub Pokok Bahasan II : 1. Kedudukan Ilmu Pemerintahan dalam

    Sistematika Ilmu

    2. Epistemologi Ilmu Pemerintahan:

    a. Pure Science

    b. Applied Science3. Hubungan Ilmu Pemerintahan Dengan Ilmu-

    ilmu Lainnya (Ilmu Politik, Hukum, dan Ilmu

    Administrasi Negara)

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    10/40

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    11/40

    Ad 2.1. Kedudukan

    Ilmu

    Pemerintahan dalam Sistematika Ilmu

    Ad 2.2. Epistemologi Ilmu Pemerintahan:

    Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Episteme yang berarti

    pengetahuan dan logi dari kata logos yang berarti ilmu.

    Dalam penerapannya ilmu dapat dibedakan sebagai berikut :

    a. Pure Science (ilmu murni)

    Yang dimaksud dengan Ilmu murni adalah, ilmu itu hanya murni

    bermanfaat untuk ilmu itu sendiri dan berorientasi pada teorisasi, dalam arti

    ilmu pengetahuan murni tersebut terutama bertujuan untuk membentuk dan

    mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, yaitu untuk

    mempertinggi mutunya (Pure Science).

    b. Applied Science (ilmu praktis)

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    12/40

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    13/40

    Ad 2.3. Hubungan Ilmu Pemerintahan Dengan Ilmu-ilmu Lainnya (Ilmu

    Politik, Hukum Tata Negara, dan Ilmu Administrasi Negara)

    1) Hubungan Ilmu Pemerintahan dengan Ilmu Politik

    Pada dasarnya politik mempunyai ruang lingkup Negara, membicarakan

    politik pada umumnya adalah membicarakan Negara, karena teori politik

    menyelidiki Negara sebagai lembaga politik yang mempengaruhi hidup

    masyarakat. Selain itu, politik juga menyelidiki ide-ide, asas-asas, sejarah

    pembentukan Negara, hakekat Negara serta bentuk dan tujuan Negara.

    Secara umum dapat dikatakan bahwa ilmu pemerintahan menekankan pada

    fungsi output dari mutu sistem politik, sedangkan ilmu politik menitikberatkan

    pada fungsi input.

    Dengan perkataan lain, Ilmu pemerintahan lebih mempelajari komponen

    politik dari suatu sistem politik, sedangkan ilmu politik mempelajari society dari

    suatu sistem politik.

    Terlihat hubungan nyata antara ilmu politik dengan ilmu pemerintahan,

    karena pemerintahan yang organisasinya tersusun berdasarkan prinsip-prinsip

    birokrasi yang mempunyai ruang lingkup yang luas adalah menjalankan

    keputusan-keputusan politik, dengan kata lain bahwa kebijaksanaan pemerintah

    (Public policy) dibuat dalam arena politik tetapi amper semua perencanaan

    dan pelaksanaan dalam arena birokrasi pemerintahan.

    2) Hubungan Ilmu Pemerintahan dengan Ilmu Hukum Tata Negara

    Ilmu Pemerintahan sangat erat kaitannya dengan Ilmu Hukum Tata Negara

    karena kedua-duanya sama-sama memiliki objek material yang sama pula yaitu

    Negara.

    Ilmu Hukum Tata Negara adalah cabang dari ilmu hukum mengkhususkan

    diri membahas seluk beluk praktek kenegaraan, khususnya dibidang tugas-tugas

    kenegaraan, tetapi ilmu pemerintahan cenderung lebih mengkaji hubungan-

    hubungan pemerintah dalam arti perhatian utama adalah pada gejala yang

    timbul pada peristiwa pemerintahan itu sendiri, tetapi ilmu hukum tatanegara

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    14/40

    cenderung mengkaji hukum serta peraturan yang telah ditegakkan dalam

    hubungan tersebut.

    3) Hubungan Ilmu Pemerintahan dengan Ilmu Administrasi Negara

    Kita mengetahui bahwa pemerintah memegang peranan sentral dalampembangunan nasional yaitu dalam menentukan kebijakan-kebijakan umum.

    Proses penetapan kebijakan umum itu disebut pemerintahan, dan proses

    pelaksanaannya dinamakan administrasi Negara atau disebut juga administrasi

    pemerintahan.

    Dengan demikian bahwa menetapkan kebijakan adalah fungsi politik yang

    dijalankan pemerintahan dan pelaksanaannya adalah fungsi administrasi yang

    dijalankan oleh pemerintah.

    Seperti yang dikatakan oleh Frank j. Goodnow dalam bukunya Politics and

    administration, bahwa fungsi pokok pemerintah yang amat berbeda satu sama

    lain yaitu politik dan administrasi. Politik melakukan kebijaksanaan-

    kebijaksanaan atau melahirkan keinginan Negara, sementara administrasi

    sebagai hal yang harus berhubungan dengan pelaksanaan atau

    penyelenggaraan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan atau kehendak Negara

    tersebut.

    BAB III

    Pokok Bahasan III : PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA

    Sub Pokok Bahasan III : 1. Studi Ilmu Pemerintahan Semasa Hindia

    Belanda

    2. Semasa Tahun 1945 1955

    3. Studi Ilmu Pemerintahan di Lembaga Depdagri

    (APDN IPDN)

    Ad 3.1. Studi Ilmu Pemerintahan Semasa Hindia Belanda

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    15/40

    Sejarah pendidikan kepemerintahan di Indonesia yang merupakan sejarah

    pendidikan kedinasan Departemen Dalam Negeri telah dimulai sejak Korps

    Ambtenar bermukim di Negeri Belanda pada tahun 1920, sewaktu penjajahan

    Hindia Belanda dikenal Departemen Van Binenlands Bestuur (BB) Kementerian

    Dalam Negeri (KDN). Pendidikan Ambtenar Pemerintah Hindia Belanda yangditulis oleh A.A.J. Warmenhosen dalam buku Kenang-kenangan Pangreh Praja

    Belanda 1920 1942, mengemukakan bahwa Korps Ambtenar yang bermukim

    di Negeri Belanda menulis tentang Pendidikan perlu diperluas dan diperdalam.

    Mereka berbicara pentingnya kedudukan para Ambtenar itu ditengah

    masyarakat, menurut mereka periculum in mora (bahaya bila ditunda),

    sehubungan dengan ketidakpastian mengenai pendidi calonkan calon Ambtenar

    dan kurangnya Ambtenar yang dirasakan orang banyak. Ada berbagai

    pendidikan pegawai Kementerian yang didirikan guna memenuhi kebutuhan

    kantor-kantor pemerintahan.

    Lembaga pendidikan yang tertinggi waktu itu adalah Bestuurs Academie

    yang bertugas mendidik calon-calon Pangreh Praja, Sekolah Pendidikan

    Pamong Praja (Opleidings School Voor Inheemsche Amstenaren (OSVIA).

    Ad 3.2. Semasa Tahun 1945 1955

    Masa kemerdekaan, yaitu di jaman Republik Indonesia (RI) sebagai Negara

    kesatuan pertama dan Republik Indonesia Serikat (RIS) dibentuk lembaga-

    lembaga pendidikan dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri seperti

    Middelbare Bestuur School (MBS) pada tahun 1948, Sekolah Menengah Tinggi

    (SMT) Pangreh Praja, SMA Pamong Praja yang kemudian diganti dengan

    Sekolah Menengah Pegawai Pemerintahan/Administrasi Bagian Atas (SMPAA)di Jakarta dan di Makassar.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    16/40

    Setelah pemulihan kedaulatan, di lingkungan Kementerian Dalam Negeri

    diadakan KPAA, KPPB, dan Kursus Dinas C (KDC) di Malang pada tahun 1952,

    di Medan tahun 1954 dan di Jakarta. KDC mendidik siswa dari tamatan SLTA

    dengan tujuan mempersiapkan tenaga-tenaga pegawai administrasi golongan

    DD. Bagi pegawai-pegawai Kementerian Dalam Negeri yang memenuhi syarat,diberi kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya pada Universitas Gajah

    Mada sebagai pegawai tugas belajar.

    Ad 3.3. Studi Ilmu Pemerintahan di Lembaga Depdagri (APDN IPDN)

    Pada tanggal 17 Maret 1956 dibukalah Akademi Perintahan Dalam Negeri

    (APDN) di Malang Jawa Timur. APDN merupakan lembaga pendidikan tertinggiyang bersifat semi akademis dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

    Peresmian APDN Malang dihadiri oleh Presiden Soekarno, yang pada upacara

    tersebut berkenan memberikan amanat yang berisi antara lain bahwa

    penyelenggaraan APDN berarti investment of human skill dan mental

    investment.

    Pada Tahun 1960-an, APDN berkembang ke seluruh tanah air dari Aceh

    sampai Irian Jaya, terdapat 22 buah APDN di seluruh Indonesia. Mekarnya

    APDN pada 22 Provinsi yang mahasiswanya diterima dari tamatan SMA yang

    telah diuji kembali dan eks-KDC yang langsung diterima ditingkat II, berjalan

    dengan dukungan Pemerintah Daerahnya masing-masing. Lulusan APDN telah

    mendapat posisi tertentu seperti Camat, Kepala Bagian pada Pemerintahan

    Daerah.

    Sejak berdirinya APDN Malang pada 17 Maret 1956, timbul pemikiran

    setelah lulus APDN akan kemana meneruskan pelajaran?, untuk menjawab

    pertanyaan itu tumbuh gagasan mendirikan Institut Ilmu Pemerintahan dengan

    tokoh-tokohnya, Drs.Soejekti Djajadiatma, MSPA, Drs. Pamudji, M.P.A., Drs.

    Zamhir Islamie, Drs. Soewargono, M.A., Drs. Koen Soebekti dan Drs.

    Soemarsaid Moertono, M.A didukung oleh Gubernur Kepala Daerah Jawa Timur

    Brig.Djen M.Wijono.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    17/40

    Untuk lebih mengongkretkan gagasan Institut Ilmu Pemerintah (IIP) itu,

    Senat Mahasiswa APDN (KMAP) Malang mengadakan Musyawarah Kerja

    (MUKER) yang diselenggarakan dari tanggal 28 Februari sampai 15 Maret 1966,

    Senat KMAP membentuk panitia yang terdiri dari Taliziduhu Ndraha sebagai

    Koordinator/anggota, Mohammad Hazbi sebagai Wakil Koordinator/anggota,Baharuddin Tjenreng, A. Hamid Ibrahim dan Djabanten Damanik masing-masing

    sebagai anggota.

    Keputusan Presiden Nomor 119 Tahun1967 didirikan Institut Ilmu

    Pemerintahan di Malang Jawa Timur, sebagai pendidikan lanjutan bagi lulusan

    APDN. Keptusan Presiden tersebut diperkuat oleh Keputusan Bersama Menteri

    Dalam Negeri dan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 1967.

    Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 94 Tahun 1972 tanggal 30 Juni

    1972 tentang Pemindahan Tempat Kedudukan IIP dari Malang ke Jakarta. Untuk

    melengkapi landasan yuridis formal dalam pelaksanaan pendidikannya,

    diterbitkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nompor 18 tahun 1973 tanggal 15

    Maret 1973 tentang Statuta IIP.

    Pada tahun 1990 ke 22 APDN yang tersebar di seluruh Indonesia

    diintegrasikan menjadi APDN Nasional yang berpusat di Jatinangor Sumedang

    Jawa Barat. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 1992, status

    APDN Nasional ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam

    Negeri (STPDN) dengan tamatan berkualifikasi Diploma III (D-III) dan untuk

    kelanjutan pendidikan para kader pemerintahan mereka setelah bekerja

    mengabdi selama 2 (dua) tahun kemudian meneruskan ke IIP guna meraih gelar

    Sarjana Ilmu Pemerintahan.

    Pada tahun 1998 bergulir era reformasi dengan dikembangkannya STPDN

    dalam Program Diploma IV (D-IV) dan program Strata 2 (S2) sehingga lulusan

    STPDN tidak perlu melanjutkan S1 ke IIP lagi.

    Pada Tahun 2004 keluar Keputusan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2004Tentang Penggabungan STPDN kedalam IIP dan menjadi Institut Pemerintahan

    Dalam Negeri (IPDN).

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    18/40

    BAB IV

    Pokok Bahasan IV : TEORI TENTANG KEKUASAAN NEGARA

    Sub Pokok Bahasan IV : 1. Filsafat Kekuasaan (Berdasarkan Pendekatan

    Politik)

    2. Bentuk Negara (Klasifikasi Negara)

    3. Tujuan Negara:

    a. Hakekat Negara

    b. Teori Tentang Tujuan Negara

    Ad. 4.1. Filsafat Kekuasaan (Berdasarkan Pendekatan Politik)

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    19/40

    Organisasi amat perlu untuk melaksanakan dan mempertahankan

    peraturan-peraturan hidup agar dapat berjalan dengan tertib, organisasi yang

    mempunyai kekuasaan ialah NEGARA.

    Ada beberapa teori tentang terjadinya atau timbulnya suatu Negara, adalah:

    a.

    Teori Kenyataan: timbulnya suatu Negara adalah soal kenyataan.

    Apabila pada suatu ketika telah terpenuhi unsur-unsur Negara (yaitu,

    daerah, rakyat, dan pemerintah yang berdaulat) maka pada saat itu juga

    negara itu sudah menjadi kenyataan.

    b. Teori Ketuhanan: timbulnya Negara adalah atas kehendak Tuhan.

    Segala sesuatu tidak akan terjadi apabila Tuhan tidakmemperkenankannya.

    Kalimat berikut menunjukkan kearah teori ini :Atas berkat rakhmat Tuhan

    Yang Mahakuasa By the grace of God.

    d. Teori Perjanjian: Negara timbul karena perjanjian yang diadakan antara

    orang-orang yang tadinya hidup bebas merdeka, terlepas satu sama lain

    tanpa ikatan kenegaraan.

    Perjanjian ini disebut perjanjian masyarakat (Contract Social menurut

    ajaran Rousseau). Dapat pula terjadi perjanjian antara pemerintah dari

    Negara penjajah dengan rakyat daerah jajahan, seperti misalnya :

    Kemerdekaan Filipina pada tahun 1946 dan India pada tahun 1947.

    e. Teori Penaklukan: Negara timbul karena serombongan manusia menaklukan

    daerah dari rombongan manusia lain. Agar daerah/rombongan itu tetap dapat

    dikuasai, maka dibentuklah suatu organisasi berupa Negara.

    Selain itu, suatu Negara dapat pula terjadi disebabkan karena hal-hal sbb:

    1) Pemberontakan terhadap Negara lain yang menjajahnya;

    2) Peleburan (fusi) antara beberapa Negara menjadi satu Negara baru;

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    20/40

    3) Suatu daerah yang belum ada rakyatnya/pemerintahannya

    diduduki/dikuasai oleh bangsa/Negara lain, misal Liberia;

    4) Suatu daerah tertentu melepaskan diri dari yang tadinya menguasainya dan

    menyatakan diri sebagai suatu Negara baru, contoh: Proklamasi

    kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

    Ad. 4.2. Bentuk Negara (Klasifikasi Negara)

    Menurut teori-teori modern sekarang ini, bentuk Negara yang terpenting

    ialah Negara Kesatuan (Unitarisme) dan Negara Serikat (Federasi).

    a. Negara Kesatuan ialah suatu Negara yang merdeka dan berdaulat,

    diseluruh Negara yang berkuasa hanya ada satu pemerintah (pusat) yang

    mengatur seluruh daerah.

    Negara Kesatuan dapat pula berbentuk:

    1) Negara Kesatuan dengan sistem sentralisasi yang segala sesuatu dalam

    Negara itu langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan daerah-

    daerah tinggal melaksanakannya.

    2) Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi, dimana kepada daerah

    diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumahtangganya

    sendiri (otonomi daerah) yang dinamakan daerah swatantra.

    Dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat(1), dinyatakan bahwa Negara Indonesia

    ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.

    b. Negara Serikat (federasi) ialah suatu Negara yang merupakan gabungan dari

    beberapa Negara, yang menjadi Negara-negara bagian dari Negara serikat

    itu. Negara-negara bagian itu asal mulanya adalah suatu Negara yang

    merdeka dan berdaulat serta berdiri sendiri

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    21/40

    Ada lagi bentuk negera-negara yang berbentuk kenegaraan, seperti :

    a) Negara Dominion. Bentuk Negara semacam ini khusus terdapat dalam

    lingkungan Negara Kerajaan Inggris, Negara Dominion ini ialah suatu

    Negara yang tadinya daerah jajahan Inggris yang telah merdeka dan

    berdaulat, kemudian mengakui Raja Inggris sebagai rajanya, sebagai

    lambang persatuan mereka.

    b) Negara Protektorat. Suatu Negara yang berada dibawah lindungan(to

    protect=melindungi) Negara lain.

    c) Negara Uni. Dua atau lebih Negara yang masing-masing merdeka dan

    berdaulat tetapi mempunyai satu kepala Negara yang sama.

    Apabila Negara-negara itu mempunyai alat kelengkapan bersama yang

    mengurus kepentingan bersama yang telah ditentukan lebih dahulu maka

    terdapatlah yang disebut Uni Riil, dan apabila hanya kepala Negara saja yang

    sama, maka kita berhadapan dengan yang dinamakan Uni Personil.

    Ad. 4.3. Tujuan Negara

    a. Hakekat Negara

    Pada hakekatnya dapatlah dikatakan suatu Negara itu harus memenuhi

    syarat-syarat sebagai berikut:

    1) Harus ada wilayahnya;

    2) Harus ada rakyatnya;

    3) Harus ada pemerintahannya, yang berkuasa terhadap seluruh daerah dan

    rakyatnya;

    4) Harus ada tujuannya (menurut Prof. Mr. Muh. Yamin)

    b. Teori Tentang Tujuan Negara

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    22/40

    Tujuan suatu negara bermacam-macam, antara lain:

    1) Untuk memperluas kekuasaan semata-mata;

    2) Untuk menyelenggarakan ketertiban hukum;

    3) Untuk mencapai kesejahteraan umum.

    Mengenai Teori Tujuan Negara terdapat berbagai ajaran, antara lain adalah:

    a) Ajaran Plato: Negara bertujuan untuk memajukan kesusilaan manusia,

    sebagai perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial.

    b) Ajaran Negara Kekuasaan: Penganjur ajaran ini antara lain adalah

    Machiavelli dan Shang Yang. Negara bertujuan untuk memperluas

    kekuasaan semata-mata dan arena itu disebut Negara Kekuasaan.

    c) Ajaran Teokratis (Kedaulatan Tuhan): Tujuan Negara ini untuk mencapai

    penghidupan dan kehidupan yang aman dan tenteram dengan taat kepada

    dan dibawah pimpinan Tuhan. Pemimpin Negara menjalankan kekuasaan

    hanyalah berdasarkan kekuasaan Tuhan yang diberikan kepadanya

    (Thomas Aquinas, Augustinus, dsb.)

    d) Ajaran Negara Polisi: Negara bertujuan mengatur semata-mata keamanan

    dan ketertiban dalam Negara (Kant).

    e) Ajaran Negara Hukum: Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban

    hukum dengan berdasarkan dan berpedoman pada hukum (Krabbe).

    f) Negara Kesejahteraan (Welfare State= Social Sevice State): tujuan Negara

    ini ialah mewujudkan kesejahteraan umum. Dalam hal ini, Negara

    dipandang sebagai alat belaka yang dibentuk manusia untuk mencapai

    tujuan bersama, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

    Negara itu.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    23/40

    BAB V

    Pokok Bahasan V : PEMISAHAN DAN PEMBAGIAN KEKUASAAN

    NEGARA

    Sub Pokok Bahasan V : 1. Teori Eka Praja, Dwi Praja, Tri Praja, Catur

    Praja dsb.

    2. Lembaga Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif

    3. Pembagian Kekuasaan Pemerintahan di

    Indonesia

    Kekuasaan itu dapat dipusatkan ataupun dibagi bagi oleh pemegang

    kekuasaan itu sendiri, tetapi para akhli pemerintahan mencoba mengusulkan

    pendapat untuk membagi ataupun memisahkan kekuasaan, walaupun pada

    prinsipnya tidak pernah secara keseluruhan diikuti oleh para birokrat.

    Pendapat pendapat tersebut dapat digolongkan serta diberi istilah sebagai

    berikut: Teori Eka Praja, Dwi Praja, Tri Praja, Catur Praja, dsb.

    Ad. 5.1. Teori Eka Praja, Dwi Praja, Tri Praja, Catur Praja dsb.

    Eka Praja adalah apabila kekuasaan dipegang oleh suatu badan. Bentuk ini

    sudah tentu dictator (authokrasi) karena tidak ada balance (tandingan) dalam era

    pemerintahannya. Jadi yang ada hanya pihak eksekutif saja, dan bisa muncul

    pada suatu kerajaan absolut atau pemerintahan fasisme.

    Dwi Praja adalah apabila kekuasaan dipegang oleh dua badan. Bentuk ini

    oleh Frank J. Goodnow dikatagorikan sebagai lembaga administratif (u nsur

    penyelenggara pemerintahan) dan lembaga politik (unsur pengatur undang-

    undang).

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    24/40

    Tri Praja adalah apabila kekuasaan dipegang oleh tiga badan. Bentuk ini

    banyak diusulkan oleh para pakar yang menginginkan demokrasi murni, yaitu

    dengan pemisahan atas lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif.

    Tokohnya Montesquieu dan John Locke serta yang agak identik Gabriel

    Almond.Catur Praja adalah apabila kekuasaan dipegang oleh empat badan. Bentuk

    ini baik apabila benar-benar dijalankan dengan konsekuen, bila tidak akan

    tampak kemubaziran. Van Vollenhoven pernah mengkatagorikan bentuk ini

    menjadi regeling, bestuur, politie, dan rechtspraak.

    Panca Praja adalah apabila kekuasaan dipegang oleh lima badan. Bentukini sekarang dianut oleh Indonesia karena walaupun dalam hitungan tampak

    enam badan yaitu konsultatif, eksekutif, legislatif, yudikatif, inspektif dan

    konsultatif, namun dalam kenyataanya konsultatif (MPR) anggota-anggotanya

    terdiri dari anggota legislatif, bahkan ketuanya pada masa orde baru dipegang

    oleh satu orang.

    Ad. 5.2. Lembaga Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif

    Menurut Montesquieu (1689 1755) dalam bukunya LEsprit des lois (Jiwa

    undang-undang) dan oleh Immanuel Kant teori ini diistilahkan dengan nama

    Trias Politica, yaitu:

    1. Kekuasaan Legislatif, yaitu pembuat undang-undang.

    Lembaga legislatif adalah lembaga yang ditetapkan membuat peraturan

    perundang-undangan tetapi berbeda bentuknya pada masing-masing

    Negara.

    Di Indonesia disebut dengan DPR-RI ditingkat pusat, DPRD Provinsi dan

    DPRD Kabupaten/Kota ditingkat pemerintahan daerah.

    2. Kekuasaan Eksekutif, yaitu pelaksana undang-undang

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    25/40

    Lembaga eksekutif adalah lembaga yang ditetapkan menjadi pelaksana dari

    peraturan perundang-undangan yang telah dibuat oleh pihak legislatif.

    Eksekutif berasal dari kata eksekusi (execution) yang berarti pelaksana. Di

    Indonesia eksekutif adalah pemerintah dalam arti sempit dan presiden

    memegang kekuasaan pemerintahan.

    3. Kekuasaan Yudikatif, yaitu yang mengadili (badan peradilan).

    Lembaga yudikatif adalah lembaga peradilan, yang memiliki kekuasaan

    kehakiman. Di Indonesia kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

    Mahkamah Agung (MA)

    Ad. 5.3. Pembagian Kekuasaan Pemerintahan di Indonesia

    Menurut Undang-undang Dasar NKRI tahun 1945 di Indonesia tidak

    terdapat pemisahan kekuasaan yang drastis (separation of power), melainkan

    hanya pembagian kekuasaan (distribution of power), sehingga dengan demikian

    antara lembaga kekuasaan masih ada hubungan (terutama Presiden RI memiliki

    mkewenangan lain diluar eksekutif, hal ini untuk menjaga persatuan dan

    kesatuan bangsa.

    Pembagian Kekuasaan (Distribution Of Power) di Indonesia, yaitu:

    1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) memegang kekuasaan konstitutif.

    2. Presiden, memegang kekuasaan eksekutif.

    3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memegang kekuasaan legislatif.

    4. Mahkamah Agung (MA) memegang kekuasaan yudikatif.

    5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memegang kekuasaan inspektif.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    26/40

    BAB VI

    Pokok Bahasan VI : LEGITIMASI KEKUASAAN DALAM

    PEMERINTAHAN

    Sub Pokok Bahasan VI : 1. Sumber-sumber Kekuasaan

    2. Teori-teori tentang Pemegang Kekuasaan

    Secara etimologis legitimasi berasal dari bahasa latin Lex yang berartiHukum .

    Kata legitimasi identik dengan munculnya kata-kata seperti legalitas, legal

    dan legitim.

    Sesuatu yang tidak legal (biasanya disebut dengan istilah legal) dianggap

    diluar peraturan yang syah, kendati peraturan itu sendiri bisa diciptakan oleh

    pembuatnya, kecuali hukum Allah (Sunatullah atau syariah) yang sudah terpatri.

    Legitimasi adalah kesesuaian suatu tindakan perbuatan dengan hukum

    yang berlaku, atau peraturan yang ada, baik peraturan hukum formal, etis, adat

    istiadat maupun hukum kemasyarakatan yang sudah lama tercipta secara syah.

    Dalam legitimasi kekuasaan, bila seorang pimpinan menduduki jabatan dan

    memiliki kekuasaan secara legitimasi (legitimate power) adalah bila yang

    bersangkutan mengalami pengangkatan, sehingga dengan demikian yang

    bersangkutan dianggap absah memangku jabatannya dan menjalankan

    kekuasaannya.

    Ad. 1. Sumber-sumber Kekuasaan

    Ada beberapa yang perlu diketahui, mengapa seseorang atau sekelompok

    orang memiliki kekuasaan, yaitu sebagai berikut:

    1) Legitimate Power

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    27/40

    Legitimate berarti pengangkatan, jadi Legitimate Power adalah memperoleh

    kekuasaan melalui pengangkatan.

    Contoh seorang camat, bagaimanapun lemahnya pribadi seorang camat tapi

    apabila Surat Keputusan (SK) telah diterbitkan untuk pengangkatan dirinya

    maka yang bersangkutan memiliki kekuasaan di wilayah kecamatannya.

    2) Coersive Power

    Coersive berarti kekerasan, jadi Coersive Power adalah memperoleh

    kekuasaan melalui cara kekerasan, bahkan mungkin bersifat perebutan atau

    perampasan bersenjata yang sudah barang tentu diluar jalur konstitusional,

    hal ini lazim disebut dengan istilah kudeta (Coup detat).

    3) Expert Power

    Expert berarti keahlian, jadi Expert Power adalah memperoleh kekuasaan

    melalui keahlian seseorang, maksudnya pihak yang mengambil kekuasaan

    memang memiliki keahlian seperti ini dan berlaku di Negara demokrasi

    karena sistem kepegawaiannya dalam memilih pegawai memakai merit

    sistem. Motto yang paling tepat untuk pengisian formasi dalam perencanaan

    kepegawaian adalah the right man on the right place atau dikenal dengan

    menempatkan orang yang tepat pada posisi yang sebenarnya tepat

    Contoh: Penempatan dokter sebagai Kepala Rumah Sakit;

    Penempatan insinyur pada jabatan teknis Dinas Pekerjaan Umum;

    Penempatan lulusan IPDN sebagai camat atau lurah.

    4) Reward Power

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    28/40

    Reward berarti pemberian, jadi Reward Power adalah memperoleh

    kekuasaan melalui suatu pemberian atau karena berbagai pemberian.

    Contoh bagaimana orang-orang kaya dapat memerintah orang-orang miskin

    untuk bekerja dengan patuh. Orang-orang yang melakukan pekerjaan

    tersebut hanya karena mengharapkan dan perlu sejumlah uang pembayaran

    (gaji).

    Oleh karena itu salah satu faktor untuk memegang untuk memegang suatu

    tampuk kekuasaan harus orang kaya/orang berada/beruang.

    5) Reverent Power

    Reverent berarti daya tarik, Jadi Reverent Power adalah perolehan

    kekuasaan melalui daya tarik seseorang. Artinya daya tarik seperti seperti

    postur tubuh, wajah yang rupawan dan penampilan serta pakaian yang

    necis/perlente dapat menentukan dalam mengambil perhatian orang lain,

    dalam usaha menjadi pimpinan/kepala.

    Ad. 2. Teori-teori tentang Pemegang Kekuasaan

    Disebut juga teori kedaulatan Negara, setelah asal usul Negara itu jelas,

    maka orang-orang tertentu didaulat menjadi penguasa (pemerintah) sehingga

    dikenal teori-teori terbentuknya kedaulatan, sebagai berikut:

    1) Teori Kedaulatan Tuhan

    yaitu kepala Negara dianggap anak Tuhan, sehingga tidak ada kemungkinan

    untuk membantahnya.

    2) Teori Kedaulatan Rakyat

    Yaitu kepala Negara dipilih dari rakyat karena rakyatlah yang merupakan

    kedaulatan tertinggi.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    29/40

    3) Teori Kedaulatan Negara

    Yaitu segalanya demi Negara, karena Negara yang menurut kodratnya

    mempunyai kekuasaan mutlak.

    4) Teori Kedaulatan Hukum

    Yaitu segalanya berdasarkan hukum, karena yang berdaulat adalah hukum,

    kekuasaan diperoleh melalui hukum.

    Herodotus membagi penguasaan tersebut, sebagai berikut:

    1) Monarki, yaitu penguasaan oleh satu orang;

    2) Oligarki, yaitu penguasaan oleh sekelompok orang-orang;

    3) Demokrasi, yaitu penguasaan oleh rakyat banyak.

    Plato (427-347 SM) menganggap bahwa bentuk tersebut diatas adalah

    bentuk baiknya, sedangkan bentuk buruknya adalah sebagai berikut:

    1) Tirani, yaitu penguasaan oleh satu orang secara buruk;

    2) Aristokrasi, yaitu penguasaan oleh sekelompok orang secara buruk;

    3) Mobokrasi, yaitu penguasaan oleh orang banyak secara buruk.

    Menurut muridnya Plato, yaitu Aristoteles (384-322 SM), mengemukakan

    bentuk penguasaan pemerintahan yang sama seperti gurunya, tetapi menyebut

    Mobokrasi dengan istilah Okhlorasi, secara lengkap beliau mengemukakan sbb:

    1) Tirani, yaitu penguasaan oleh satu orang secara buruk;

    2) Aristokrasi, yaitu penguasaan oleh sekelompok orang secara buruk;

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    30/40

    3) Okhlorasi, yaitu penguasaan oleh banyak orang secara buruk.

    BAB VII

    Pokok Bahasan VII : DEMOKRASI DALAM PEMERINTAHAN

    Sub Pokok Bahasan VII : 1. Prinsip Demokrasi

    2. Demokrasi Langsung dan Perwakilan3. Partisipasi Rakyat dalam Pemerintahan

    Demokrasi secara etimologis berasal dari kata Demos yang berarti rakyat

    atau penduduk suatu tempat, Cratein yang berarti kekuasaan atau kedaulatan.

    Jadi Demos-Cratein atau demokrasi adalah keadaan Negara dimana

    dalam sistem pemerintahannya, kedaulatan di tangan rakyat, kekuasaantertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat.

    Pendemokrasian berbeda pada berbagai Negara, tergantung bagaimana

    Negara tersebut memberikan keluasan hak dan kewajiban kepada rakyatnya

    dalam hal pemerintahan. Misalnya kepentingan masyarakat tersalurkan lewat

    Senat, Partai Politik dan Parlemen, dari keadaan inilah terbentuk dan timbul

    perbedaan pendemokrasian tersebut diatas pada masing-masing Negara.

    Ad. 7.1. Prinsip Demokrasi

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    31/40

    Secara umum prinsip-prinsip demokrasi adalah sebagai berikut :

    a. Adanya pembagian kekuasaan;

    b. Adanya Pemilihan Umum yang bebas;

    c. Adanya manajemen yang terbuka;

    d. Adanya kebebasan individu;

    e. Adanya peradilan yang bebas;

    f. Adanya pengakuan hak minoritas;

    g. Adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum;

    h. Adanya pers yang bebas;

    i. Adanya beberapa partai politik;

    j. Adanya musyawarah;

    k. Adanya persetujuan;

    l. Adanya pemerintahan yang konstitusional;

    m.Adanya ketentuan tentang pendemokrasian;

    n. Adanya pengawasan terhadap administrasi Negara;

    o. Adanya perlindungan hak asasi;

    p. Adanya pemerintahan yang mayoritas;

    q. Adanya persaingan keahlian;

    r. Adanya mekanisme politik;

    s. Adanya kebebasan kebijaksanaan Negara;

    t. Adanya pemerintah yang mengutamakan musyawarah.

    Ad. 7.2. Demokrasi Langsung dan Perwakilan

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    32/40

    Demokrasi langsung terjadi bilamana untuk mewujudkan kedaulatan

    ditangan rakyat pada suatu Negara, setiap warga Negara dari Negara tersebut

    boleh menyampaikan langsung tentang hal ikhwal persoalan dan pendapatnya

    kepada pihak eksekutif, jadi adanya parlemen hampir tidak diperlukan.

    Pemilihan Umum hanya diadakan untuk pemilihan lembaga eksekutif,sedangkan fungsi legislatif yang dimaksudkan sebagai lembaga pengawasan

    jalannya pemerintahan,rakyat langsung mengontrol tetapi kemudian karena

    rakyat disibukan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari, maka

    diperlukan lembaga khusus semacam parlemen dan masing-masing senat.

    Untuk pemilihan anggota-anggotanya tentu lebih tepat dilaksanakan secara

    langsung.

    Dalam pemilihan umum langsung ini, umumnya langsung pula berhubungan

    antara yang dipilih dengan yang memilih. Sebagai contoh para calon anggota

    eksekutif beserta keluarganya langsung berhadapan dengan pengagumnya,

    berkomentar tentang program rencana kerjanya dan pemilih (rakyat) menilai

    orang (person) atau individu tersebut.

    Hal ini pada gilirannya nanti akan menjadi semacam pemilihan umum yang

    memakai sistem distrik, yaitu pemilihan umum yang dilaksanakan perlokasi

    daerah pemilihan, yaitu tidak membedakan jumlah penduduk tetapi

    memperhatikan tempat yang sudah ditentukan, karena masing-masing person

    tersebut terkenal pada daerah kelahirannya atau tempat dimana yang

    bersangkutan dibesarkan, maka seorang senator mewakili daerahnya masing-

    masing, jadi resikonya ada kemungkinan akan banyak jumlah suara yang

    terbuang oleh sebab masing-masing daerah pemilihan berbeda jumlah

    penduduknya.

    Sebaliknya dampak positifnya yang dapat diperoleh, yaitu wakil yang akan

    dipilih adalah orangnya dating langsung ke lokasi, bahkan orang tersebut

    memang berasal dari lokasi tersebut, ini dikenal dengan personen stelsel.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    33/40

    Biasanya untuk satu daerah pemilihan (distrik) hanya untuk satu wakil (Single

    member constituency), namun tidak menutup kemungkinan untuk lebih dari itu.

    Dapat saja Demokrasi Langsung ini memakai sistem lain yaitu proporsional,

    tetapi tentu saja sumbang karena memakai berbagai lambang, kendati para

    pemilih menginginkan berhadapan langsung dengan orang yang akan dipilih danakan mewakilinya dalam parlemen nanti.

    Demokrasi Perwakilan

    Demokrasi perwakilan terjadi bilamana untuk mewujudkan kedaulatan

    ditangan rakyat pada suatu Negara, diperlukan adanya semacam lembaga

    legislatif (parlemen atau senat), karena masyarakat yang begitu banyak di suatuNegara tidak mungkin seluruhnya duduk di lembaga tersebut.

    Lembaga inilah semasa jabatannya diwajibkan mencari data permasalahan

    dan berbagai keluhan masyarakat dalam hal ikhwal pemerintahan Negara, dan

    mereka dilengkapi berbagai hak seperti hak menyelidiki, hak berpendapat dan

    hak mengawasi.

    Untuk memilih anggota parlemen ini diadakan pemilihan umum, pemilihan

    umum tersebut dapat bersistem distrik atau bersistem proporsional, jadi dalam

    pemilihan umumnya rakyat tidak langsung memilih calon pemimpinnya tetapi

    melalui perwakilan terlebih dahulu.

    Sebagai contoh untuk memilih Presiden RI rakyat tidak langsung memilih

    tetapi melalui perwakilan, yaitu rakyat pertama memilih wakilnya di DPR

    kemudian setelah DPR ditambah dengan utusan daerah menjadi MPR, MPR

    inilah kemudian yang memilih Presiden.

    Walaupun demokrasi perwakilan ini dapat pula mempergunakan sistem

    Pemilihan Umum dengan cara distrik, tetapi pada umumnya lebih tepat apabila

    dilaksanakan dengan sistem Proporsional.

    Sistem Proporsional ini memperhatikan jumlah penduduk pemilih dalam

    pemilihan umum, misalnya dalam setiap 40.000 penduduk, pemilih memperoleh

    satu wakil (suara berimbang) atau satu kursi di parlemen.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    34/40

    Sedangkan yang dipilih adalah sekelompok orang yang diajukan kontestan

    pemilihan umum (multi member constituency) yang dikenal lewat tanda gambar

    (lijsten stelsel), sehingga risikonya antara wakil dan pemilih menjadi kurang

    akrab.

    Positifnya cara ini adalah sisa suara dapat digabung secara nasional untukkursi tambahan, dengan demikian partai kecil sekalipun dapat dihargai tanpa

    harus beraliansi, karena suara pemilih dalam sistem ini dihargai.

    Ad. 7.3. Partisipasi Rakyat dalam Pemerintahan

    Partisipasi adalah penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu

    dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya mendorongindividu tersebut untuk berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi, serta

    ambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.

    Sedangkan Partisipasi Politik didefinisikan sebagai berikut:

    Kegiatan warga Negara preman (private citizen) yang bertujuan

    mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah (Samuel P. Huntington

    & Joan M. Nelson).

    Namun demikian didapati tingkatan hierarkhi partisipasi politik yang berbeda

    dari suatu sistem politik dengan yang lain, tetapi partisipasi pada suatu tingkatan

    hierarkhi tidak merupakan prasyarat bagi partisipasi pada suatu tingkatan yang

    lebih tinggi.

    Disamping itu pentingnya partisipasi berbeda-beda dalam suatu sistem

    politik dengan sistem politik lain, lagi pula berbeda dalam suatu sistem dalam

    waktunya.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    35/40

    BAB VIII

    Pokok Bahasan VIII : BENTUK-BENTUK PEMERINTAHAN

    Sub Pokok Bahasan VIII : 1. Pemerintahan Parlementer, Presidensial;

    2. Pemerintahan Qualisi (campuran).

    Tidak satupun bentuk sistem pemerintahan suatu Negara yang benar-benar

    sama dengan sistem pemerintahan Negara lain, pengelompokan bentuk sistem

    pemerintahan itu tidak lain untuk lebih jauh melihat perbedaan dan kesamaan

    dari berbagai bentuk sistem pemerintahan, dengan mengetahui tolok ukur

    pertanggungjawaban pemerintah suatu Negara terhadap rakyat yang diurusnya.

    Ad. 8.1. Pemerintahan Parlementer, Presidensial

    Sistem Pemerintahan Parlementer

    Dalam sistem ini dilakukan pengawasan terhadap eksekutif oleh legislatif,

    jadi kekuasaan parlemen yang besar dimaksudkan untuk memberikan

    kesejahteraan kepada rakyat, maka pengawasan atas jalannya pemerintahan

    dilakukan oleh wakil rakyat yang duduk dalam parle men, dengan begitu Dewan

    Menteri (kabinet) bersama Perdana Menteri (PM) bertanggungjawab kepada

    Parlemen (Legislatif). Dapat dijadikan contoh untuk sistem ini adalah Kerajaan

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    36/40

    Inggris, karena Raja atau Ratu hanya sebagai Kepala Negara saja, sedangkan

    yang menyelenggarakan pemerintahan adalah Perdana Menteri bersama

    kabinetnya.

    Keadaan dimana lembaga eksekutif bertanggungjawab kepada lembaga

    legislatif seperti ini dapat membuat lembaga eksekutif tersebut dijatuhkan olehlembaga legislatif melalui mosi tidak percayanya, tetapi karena PM Inggris kuat

    kedudukannya dalam arti memimpin partai yang dominan, maka sulit dijatuhkan

    oleh parlemen. Andaikata posisi dominan itu tidak dimiliki, maka akan terjadi

    jatuhnya PM dalam waktu yang relatif singkat, sehingga berakibat pada

    pembangunan ekonomi.

    Sebenarnya dalam sistem ini, bila PM mempunyai posisi dominan, dapat

    saja ia bersama kabinetnya menggeser kedudukan raja atau ratu, yang selama

    ini hanya memimpin secara seremonial. Tetapi hal ini sulit terjadi di Inggris

    karena raja bagi mereka merupakan lambang persatuan dan sejak jaman nenek

    moyangnya dibanggakan sebagai identitas bangsa.

    RAJA/KAISAR

    RATU/PRESIDEN(KEPALA NEGARA)

    Tugas-tugas seremonial

    KEPALA PEMERINTAHAN

    (EKSEKUTIF)PM

    MENTERI-MENTERI(KABINET)

    Mosi Tidak LaporanPercaya PERTANGGUNG-

    JAWABAN

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    37/40

    LEGISLATIF(PARTAI-PARTAI)

    ARTIKULASI

    KEPENTINGAN

    PEMILU

    PEMILU

    R A K Y A T

    Gambar: Sistem Pemerintahan Parlementer

    Sistem Pemerintahan Presidensial

    Dalam sistem ini Presiden memiliki kekuasaan yang kuat, karena selain

    kepala Negara juga sebagai Kepala Pemerintahan yang mengetuai Kabinet

    (Dewan Menteri). Oleh karena itu agar tidak menjurus kepada diktatorisme,

    maka diperlukan Check and balances, antara lembaga tinggi Negara inilah yang

    disebut checking power with power.

    Contoh untuk sistem ini adalah Negara Amerika Serikat (United States of

    America). Jadi menteri-menteri bertanggungjawab kepada Presiden karena

    Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Untuk mengatasikekakuan pemerintahan, maka lembaga legislatif (Parlemen) benar-benar diberi

    hak protes seperti hak untuk menolak atau menerima rancangan undang-

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    38/40

    undang, menolak atau menerima baik perjanjian atau pernyataan perang

    terhadap Negara lain, dan lain-lain.

    Dengan demikian terlepas dari bentuk Negara Amerika Serikat ini Republik

    PRESIDEN

    KEPALA NEGARA

    KEPALA PEMERINTAHAN(EKSEKUTIF)

    Serikat, namun sistem pemerintahannya adalah presidensil.

    LEGISLATIFPARLEMEN/DEWAN

    SENAT/BADAN PERWAKILANPARTAI-PARTAI

    PELANTIKAN PERTANGGUNG-PEMBERHENTIAN JAWABAN

    MENTERI MENTERI MENTERI MENTERI(KABINET)

    Checking power with power

    (Separation of power)

    ARTIKULASI PEMILU PERINTAH PEMILU

    KEPENTINGAN PEMILU PERINTAH PEMILU

    R A K Y A T ( M A S Y A R A K A T B A N Y A K )

    Gambar: Sistem Pemerintahan Presidensil

    Ad. 8.2. Pemerintahan Qualisi (campuran)

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    39/40

    Dalam sistem ini diusahakan hal-hal yang terbaik dari sistem Pemerintahan

    Parlementer dan sistem Pemerintahan Presidensil. Sistem ini terbentuk dari

    sejarah perjalanan pemerintahan suatu Negara.

    Pemerintahan Qualisi ini, selain memiliki Presiden sebagai Kepala Negara,

    juga memiliki Perdana Menteri (PM) sebagai Kepala Pemerintahan, untukmemimpin cabinet yang bertanggungjawab kepada Parlemen.

    Bila Presiden tidak diberi posisi dominan dalam sistem pemerintahan ini,

    Presiden tidak lebih sekedar lambang dalam pemerintahan dan kabinet goyah

    kedudukannya. Untuk itu di Perancis pada orde barunya ini, mengubah

    konstitusi negaranya sedemikian rupa sehingga Presiden ini tidak dijatuhkan

    oleh Parlemen bahkan presiden dapat membubarkan Parlemen.

    Hal ini pernah terjadi di Indonesia, pada waktu memakai UUDS 1950. Yang

    menjadi persoalan adalah apakah Wakil Presiden dapat diberikan posisi

    dominan sebagaimana layaknya Presiden, jika tidak maka Wakil Presiden akan

    tidak berdayaguna dan berhasil guna.

    Itulah salah satu sebab keretakan antara Presiden Ir. Soekarno dengan

    Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta pada awal perpecahan Dwi Tunggal tersebut.

    Jadi Republik Perancis memang dapat dijadikan contoh untuk Sistem

    Pemerintahan Campuran ini. Gambar berikut ini dapat memperjelas keterangan

    tersebut diatas.

  • 7/22/2019 M.K. Pengantar Ilmu Pemerintahan

    40/40

    Gambar: Sistem Pemerintahan Campuran