diare 1-1.2012

31
7/22/2019 Diare 1-1.2012 http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 1/31 DIARE Seorang laki-laki 40 tahun dibawa ke Puskesmas karena mengalami mencret lebih dari 10 kali dalam sehari sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah meminum air kemasan yang di jual di warung dekat rumahnya. Pemeriksaan fisik: kesadaran komposmentis lemah, TD: 90/60 mmHg, nadi: 110x/menit,pernapasan 34x/menit,cepat dalam. Jumlah urine sedikit. Di Puskesmas penderita di pasang infus dan diberikan  pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter menyarankan dilakukan  pemeriksaan analisa gas darah dan didapatkan hasil seperti di bawah ini :  pH : 7,2 (normal : 7,35 – 7,45)  pO2 : 95 mmHg (normal : 85-95 mmHg) HCO3 : 18 mEq (normal : 35-45 mmHg) Base Excess : -2,5 mEq/l (normal : -2,5-+ 2,5 mEq/l) Saturasi O2 : 98% (normal : 95-100%) Hasil elektrolit menunjukkan : kadar natrium 130 mEq/l dan klorida 102 mEq/l. Kesannya : terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolik,dengan anion gap yang normal. SASARAN BELAJAR 

Upload: widya-paramita

Post on 10-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 1/31

DIARE

Seorang laki-laki 40 tahun dibawa ke Puskesmas karena mengalami mencret lebih dari 10

kali dalam sehari sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah meminum air 

kemasan yang di jual di warung dekat rumahnya. Pemeriksaan fisik: kesadaran

komposmentis lemah, TD: 90/60 mmHg, nadi: 110x/menit,pernapasan 34x/menit,cepat

dalam. Jumlah urine sedikit. Di Puskesmas penderita di pasang infus dan diberikan

 pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter menyarankan dilakukan

 pemeriksaan analisa gas darah dan didapatkan hasil seperti di bawah ini :

 pH : 7,2 (normal : 7,35 – 7,45)

 pO2 : 95 mmHg (normal : 85-95 mmHg)

HCO3 : 18 mEq (normal : 35-45 mmHg)

Base Excess : -2,5 mEq/l (normal : -2,5-+ 2,5 mEq/l)

Saturasi O2 : 98% (normal : 95-100%)

Hasil elektrolit menunjukkan : kadar natrium 130 mEq/l dan klorida 102 mEq/l.

Kesannya : terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis

metabolik,dengan anion gap yang normal.

SASARAN BELAJAR 

Page 2: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 2/31

TIU I. Memahami keseimbangan asam-basa

TIK 1.1. Definisi keseimbangan asam basa

TIK 1.2. Fungsi keseimbangan asam-basa

TIK 1.3. Jenis asam basa

TIK 1.4. Mekanisme keseimbangan asam basa

TIU II. Memahami indikator asam basa

TIK 2.1. Menjelaskan perhitungan asam basa

TIK 2.2. Menjelaskan perhitungan asam kuat basa kuat

TIK 2.3. Menjelaskan perhitungan asam lemah dan basa lemah

TIU III. Memahami aspek biokimia dan aspek fisiologi asam basa

TIK 3.1. Menjelaskan aspek biokimia asam basa

TIK 3.2. Menjelaskan mekanisme biokimia asam basa

TIK 3.3. Menjelaskan mekanisme fisiologi asam basa

TIU IV. Memahami gangguan asam basa

TIK 3.1. Definisi asidosis metabolik 

TIK 3.2. Etiologi asidosis metabolik 

TIK 3.3. Gejala asidosis metabolik 

TIU I. Memahami keseimbangan asam-basa

TIK 1.1. Definisi keseimbangan asam basa

Page 3: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 3/31

Definisi :Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion H† yangdi produksi setara dengan konsentrasi ion H† yang di keluarkan oleh sel.

Asam : zat yang dapat memberikan ion H† ke zat lain ( di sebut donor proton)Basa : zat yang dapat menerima ion H† dari zat lain ( akseptor proton )

TIK 1.2. Fungsi keseimbangan asam-basa

fungsi keseimbangan asam - basa- menjaga PH tubuh dari keadaan asidosis ( terlalu asam ) atau alkalosis ( terlalu basa )- mempertahan kan fungsi sel agar berjalan lancar 

TIK 1.3. Jenis asam basa

Klasifikasi asam dan basa

Klasifikasi Bronsted dan Lowry

Asam lemah : Asam yang tersisosiasi sebagian dalam air ( berdisosoaso tidak sempurna )H2CO3Asam kuat : Asam yang berdisosiasi sempurna dalam air. HclBasa lemah : Basa yang hanya terdisosiasi sebagian dalam air atau suatu persenyawaaanyang bergabung tidak sempurna dengan ion hidrogen dalam larutan hidrogen HCO3Basa kuat : Persenyawaan yang berdiasosi secara sempurna dalam larutan air NaOH

Klasifikasi kekuatan nyaKlasifikasi asama) Berdasarkan kekuatan asam nya b) Berdasarkan senyawa molekul yang bereaksi dengan membentuk ion H† di bedakanmenjadi :- Asam biner : asam mengandung unsur H dan non logam contoh : Hcl- Asam oksi : asam yang mengandung unsur H2O

- Asam organik : senyawa organik CH3COOHc) Senyawa molekul yang berupa oksida non logam / anhidra tidak mengandung air ex.cl2O7d) Berdasarkan jumlah ion H† yang di lepas- Asam monoprotik - Asam diprotik - Asam tripotik - Asam monoprotik 

Page 4: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 4/31

e) Oksidasi basa ( Na2O)f) Senyawa yang bereaksi dg air menentukan ion OH- ( NH3)g) Berdasarkan jumlah ion OH- yang di lepas.- Basa monoprotik : basa yang menghasilkan ion OH- ( NaOH)- Basa diprotik : basa melepas 2 ion OH-

- Basa triotik : basa melepas 3 ion OH-

TIU II. Memahami indikator asam basa

TIK 2.1. Menjelaskan perhitungan asam basa

Perhitungan kadar asam basa bertujuan untuk mengetahui kadar keasaman.

1. Pengukuran dgn Lakmus :

* Lakmus Berubah menjadi Merah = bersifat Asam

 pH = 4,5 s/d 7,5

*Lakmus berubah menjadi biru = bersifat basa

 pH = < 7,5

TIK 2.2. Menjelaskan perhitungan asam kuat basa kuat

2. Perhitungan dengan rumus

Asam kuat = pH = -

log [H+]

Basa Kuat = pOH = -

log [OH-]

Basa Kuat = pOH = -

log [OH-]

Basa Kuat = pH = 14 +

log [ OH- ]

Page 5: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 5/31

TIK 2.3. Menjelaskan perhitungan asam lemah dan basa lemah

?

TIU III. Memahami aspek biokimia dan aspek fisiologi asam basa

TIK 3.1. Menjelaskan aspek biokimia asam basa

 pH diperkenalkan pada tahun 1909 oleh sorensen,yang mendefinisikan pHsebagai log negatif dari konsentrasi ion hidrogen:

 pH= -log[H+]

Untuk menghitung pH larutan:

• 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen [H+]

• 2.Hitung logaritma berbasis 10 dari [H+]

• 3.pH adalah nilai negatif dari angka yang ditemukan di tahap 2.

 Nilai pH yang rendah sesuai dengan konsentrasi H+ yang tinggi dan nilai pH yangtinggi sesuai dengan konsentrasi H+ yang rendah.

Asam adalah donor proton dan basa adalah akseptor proton.Asam kuat(mis.HCl,H2SO4) mengalami disosiasi sempurna menjadi anion dan kation bahkandalam larutan asam kuat (pH rendah).Asam lemah hanya mengalami disosiasi parsialdalam larutan asam.Demikian juga basa kuat (mis. KOH,NaOH) mengalami disosiasisempurna pada oH tinggi,dan basa lemah hanya mengalami disosiasi parsial.

Karena elektrolit lemah hanya sedikit berdisosiasi dalam larutan kita harusmenggunakan konstanta disosiasi (Ka) untuk menghitung konsentrasi [H+]/ [OH-] yangdihasilkan oleh molaritas tertentu asam/basa lemah sebelum menghitung [H+] total /[OH-] total dan kemudian pH.

Karena nilai numerik Ka untuk asam lemah adalah angka pangkat negatif,kitamengekspresikan Ka sebagai pKa dengan:

 pKa= - log Ka

 pKa berkaitan dengan Ka seperti pH dengan [H+].Semakin kuat asam semakinrendah pKa-nya.pKa digunakan untuk menyatakan kekuatan relatif asam dan basa. Untuk setiap asam lemah,konjugatnya adalah basa kuat.Demikian juga untuk basa lemah

Page 6: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 6/31

konjugatnya adalah asam kuat.Kekuatan relatif basa dinyatakan brdasarkan pKa asamkonjugatnya.Untuk senyawa poliproteik yang mengandung lebih dari satu proton yangdapat terdissosiasi,masing-masing diberi subscript angka sesuai urutan keasamaan relatif.

Ka = H+

Jika spesies yang terasosiasi (mandapat proton) dan terdisosiasi (basa konjugat)terdapat dalam konsentrasi sama,konsentrasi ion hidrogen [H+] setara secara numerik dengan konstanta disosiasi Ka.Jika dilakukan logaritma terhadap kedua sisi persamaan diatas dan kedua sisi di kalikan dengan -1.persamaannya adalah sebgai berikut

Ka=[H+]

-log Ka= - log [H+]

Karena –log Ka didefinisikan sebagai pKa dan – log[H+] adalah

 pH,persamaannya dapat di tulis

 pKa= pH

 pKa suatu gugus asama adalah spesies yang berproton dan tidak berprotonterdapat dalam konsentrasi setara.pKa untuk suatu asam dapat di tentukan denganmenambahkan 0,5 ekivalen basa per ekivalen asan. pH yang dihasilkan akan menjadi pKaasam.

Persamaan Henderson-Hasselbach

 pH= pKa + log [A-][HA]

Kekuatan asam lemah dinyatakan oleh pKa,log negatif dari konstanta disosiasiasam.Asam kuat memiliki nilai pKa rendah dan asam lemah memiliki pKa tinggi.

Larutan Asam lemah & Garamnya Menyangga perubahan pH.

Larutan asam atrau basa konjugatnya memperlihatkan kemampuanmenyangga,yaitu kemampuan menahan perubahan pH setelah penambahan asam atau basa kuat. Karena banyak reaksi metabolik disertai oleh pembebasan atau penyerapan

 proton,kebanyakan reaksi intrasel mengalami penyanggan.Metabolisme oksidatif menghasilkan CO2,anhidrida dari asam karbonat yang tidak di sangga akan menimbulkanasidosis berat. Untuk memelihara pH diperlukan keterlibatan pendaparan olehfosfat,bikarbonat,dan protein yangmenerima atau membebaskan proton untuk menahan perubahan pH.Adapun larutan fisiologis ynag menahan perubahan pH adalah:

• MES (asam [2-N-morfolino]etanosulfonat, pKa 6,1)

• Ortofosfat anorganik (pKa 7,2)

Page 7: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 7/31

• HEPES (asam N-hidroksietilpiperazin-N’-2-etansulfonat,pKa 6,8) atau

• Tris(tris[hidroksimetil] aminometan, pKa 8,3).

TIK 3.2. Menjelaskan Mekanisme biokimia asam basa

 pH darah normal adalah 7.3-7.5 asam adalah pH dibawah 7.3 dan basa adalah pHdi atas 7.5.pH 7.3-7.5 harus tetap dipertahankan,walaupun banyak senyawa-senyawametabolit atau nutrien yang bersifat mengganggu nilai tersebut.Gangguan ke arahkeasaman (asidosis) pH kurang dari 7.3 atau ke arah kebasaan (alkalosis) pH diatas7.5.Gangguan dapat dipulihkan ke keadaan semula oleh alat kompensasi tubuh.

Alat kompensasi tubuh berupa :

• 1.Sistem dapar darah

• 2.Sistem respirasi

• 3.Sistem eksresi melalui ginjal

Darah mengandung sistem dapar.Sistem dapar memiliki daya penyangga paling besar  pada pKa-nya.

Misalnya,sistem buffer asam karbonat/garam bikarbonat,nilai pKa 6.1.

Berdasarkan persamaan Henderson Hasselbalch

 pH=pKa + log kadar B+ HCO3-kadar H+ HCO3-

Untuk pH darah 7.4

7.4= 6.1 + log Kadar B+ CO3-Kadar H+ HCO3-

Memberikan nilai ratio Garam bikarbonat : asam karbonat (20:1).Untuk mempertahankan pH darah normal.

Bila oleh suatu sebab,pH darah berubah mengarah ke asam/alkali,tubuh akan berusaha untuk mengembalikan ke pH semula.Usaha tubuh mengembalikan ke pH

normal,dinamakan kompensasi tubuh.

Sistem pernapasan tubuh

Dengan cara hiperventilasi ataupun hipoventilasi,sistem ini mengatur komponen asam bikarbonat.sehingga rasio Garam bikarbonat dan asam karbonat dipertahankan normal.

Page 8: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 8/31

Dalam Hal ini melibatkan

• 1.Pemasukan O2 dan pelepasan CO2 di alveoli paru-paru

• 2.Transportasi O2 dari alveoli paru-paru ke jaringan-jaringan

3.Trasnportasi CO2 dari jaringan ke alveoli paru-paru.

Transportasi O2 dalam darah berbentuk 

• 1.Gas terlarut di dalam plasma darah

• 2.O2 terikat hemoglobin dalam sel darah merah membentuk senyawa Hb-oksi

(HbO2)

• HbO2 mempunyai keasamaan tinggi,lebih tinggi dari Hb tereduksi

Transportasi CO2 dalam darah berbentuk 

• 1.Gas larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit)

• 2.Asam karbonat,larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit)

• 3.Berbentuk ikatan karbamino dengan protein darah,termasuk Hb (kira-kira 20%

CO2 yang di transport).

• 4.garam bikarbonat (kira-kira 70% CO2 yang di transpor)

Kejenuhan Hb-oksi terutama dipengaruhi oleh pO2 dan pCO2 stempat.

Chloride shift

Adalah gerakan ion Cl- yang mengimbangi HCO3- dari atau ke plasma darah ke ataudari sel darah merah,pada proses transportasi CO2 dalam darah.

Arah gerakan ion Cl- di sistem kapiler jaringan berbeda dengan arah gerakanion Cl-di sistem kapiler 

Cloride shift di kapiler jaringan berlawanan arahnya dari Chloride shift di kapiler alveol.

Maka peranan sistem pernafasan dalam memperthankan keseimbangan asam basadengan cara mengatur kandungan HCO3 darah dengan kata lain mengatur ventilasi pernafasan,yaitu mengatur eksresi dan retensi CO2 dalam tubuh.

Bila terdapat gangguan fungsi pernaafasan,sehingga meneyebabkan gangguan pengaturan kandungan CO2 dalam darah,keadaan serupa ini memberikan kemungkinan:

Page 9: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 9/31

1.Gangguan ekskresi CO2 yang berakibat CO2 tertimbun dalam tubuh.Dengan kata laintrdapat kelebihan kandungan H.HCO3 di bandingkan dengan kandungan BHCO3 berarti pH darah lebih kecil dari 7.3

Keadaan serupa ini dikenal sebagai asidosis aspirasi

2.Gangguan ekskresi CO2 yang berakibat CO2 terlalu banyak dikeluarkan daritubuh.Dengan kata lain kelebihan kandungan Garam Bikarbonta di bandingkan dengankandungan HHCO3,berarti pH darah lebih besar dari 7.5

Keadaan seruapa dikenal sebagai alkalosis respirasi

Faktor yang mempengaruhi Hb-Oksi

• 1.pCO2

• 2.pH

• 3.Kadar elektrolit

• 4.Suhu

• 5. Kadar 2,3 bifosfogliserat.

Bila pCO2 meningkat maka pH akan turun.Bila pH menurun,kadar elektrolitmeningkat,suhu meningkat,dan kadar 2,3 bifosfogliserat meningkat.semuanya berakibatmeningkatkan disosiasi / menurunkan kejenuhan Hb-Oksi.

Hb-oksi lebih bersifat asam dibandingkan dengan Hb tereduksi;sehingga prosesoksigenasi hemoglobin membantu pelepasan proton (ion H+) dari molekulhemoglobin.Proton yang bebas bereaksi dengan ion bikarbonat membentuk asamkarbonat. Dengan bantuan enzim karbonat anihidrase di bebaskan CO2 dari asamkarbonat.Efek tersebut dinamakan ”efek haldane”.Efek haldane bersifat melipatgandakan jumlah CO2 yang dibebaskan dari darah sebagai akibat proses oksigenasi Hemoglobin di paru-paru.sebaliknaya proses deoksigenasi Hb-oksi di jaringan perifer efek haldanemelipatgandakan up-take CO2 dari jaringan.

CO2 bergabung dengan hemoglobin atau protein darah sebagai ikatan kovalen yangagak longgar dengan nitrogen amino alfa terminal residu valin ke empat rantai polipeptida molekul globulin Hb.

Sistem Eksresi Ginjal

Ginjal mengatur kandungan garam bikarbonat dalam darah dengan cara:

• 1.Memobilisasi ion H+ di tubulus proksimal,dengan menyerap kembali semua

kation Na+ yang difiltrasi tubulus proksimal

Page 10: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 10/31

• 2.Mensekresi ion H+ di tubulus distal,di tukar dengan kation Na+ yang telah

dipakai menanggulangi asam-asam yang tidak menguap misalnyaHCl,H2SO4,H3PO4 dan asam-asam organik lainnya.

• 3.Pembentukan ammonia di tubulus distal,menggantikan kation Na+ yang telah

dipakai di butir 2.

Ketiga cara tersebut merupakan usaha penghematan kation natrium yang sangatdiperlukan tubuh

Apabila terjadi gangguan fungsi ginjal,yang mengakibatkan eksresi atau retensikation Na+ terganggu,akan mengakibatkan pula gangguan kandungan garam bikarbonat pada keseimbangan Henderson Hasellbalch.Keadaan tersebut dapat terjadiasidosis,apabila kandngan garam bikarbonatlebih kecil di bandingkan dengan kandunganasam karbonat;sebaliknya terjadi alkalosismetabolik apabila kandungan garam bikarbonatlebih besar di bandingkan dengan kandungan asam karbonat.

Asidosis metabolik 

Kadar garam B+HCO3 pada keseimbangan Henderson Hasselbalch menurun.

Penurunan timbul karena garam B+HCO3 dipergunakan menanggulangikelebihan asam-asam organik produk metabolisme jaringan tubuh misalnya asamlaktat,asam piruvat,asam aseto asetat,beta OH butirat,

Reaksi

B+HCO3- + H+

B+ + H2CO3

Disampingnya kandungan garam bikarbonat berkurang,kandungan asam karbonat juga meningkat.Diperlukan ketiga sistem kompensasi tubuh.

Sistem dapar 

H2CO3 melepaskan ion H+ ke sistem dapar lainnyadan diharapkan kandungangaram bikarbonat lebih di tingkatkan.

Sistem Respirasi

H2CO3 meningkat,berarti peningkatan pCO2,akibatnya pusat pernafasan dihipotalamus di rangsang,maka terjadi hiperventilasi,diharapkan membantu penurunanasam karbonat.

Sistem ekskresi Ginjal.

Page 11: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 11/31

Ginjal Meningkatkan kandungan garam bikarbonat secara retensi kation Na+ ditubuli proksimal dan distal.Akibatnya kandungan garam bikarbonat meningkat.

Dan usaha ketiga sistem kompensasi di harapkan perndingan HendersonHasselbalch kembali 7.3-7.5

Keadaaan yang tidak dapat di kompensasi,dinamakan asidosis metabolik tidak terkompensasi.Bila usaha kompensasi berhasil, dinamakkan asidosis metabolik terkompensasi.Pada keadaan asidosis metabolik terkompensasi,walau pH normal namunkandungan mutlak,baik garam bikarbonat maupun asam karbonat,tidak normal.

Asidosis metabolik dijumpai pada:

1.Ketosis

Metabolisme hidrat arang,dalam pengadaan energi,terganggu dan energi yang

dibutuhkan tubuh di suplai pembakaran lemak.Pembakaran lemak banyak di hasilakansenyawa badan keton yaitu aseton,aseton asetat dan beta OH butirat.Semuanya bersifatasam.Asam-asam tersebut di tanggulangi garam bikarbonat sistem buffer bikarbonat, danakibatya kadar garam nikarbonat mmenurun dan asam karbonat meningkat,berarti terjadiasidosis metabolik.

2.Tirotoksikosis.

Terdapat gangguan aktivitas kelenjar gondok berupahiperaktif.Akibatnya,metabolisme energi meningkat; hidrat arang sebagai sumber energitidak mencukupi,di perlukan sumber lainnnya yaitu lemak. Pembakaran lemak 

menimbulkan ketosis,serupa dengan yang diterangkan di butir 1

3.Muntah-muntah yang berlangsung lama

Intake makanan dalam keadaan seperti ini umumnya berkurang,terutama hidratarang,akibatnya suplai energi berkurang,terpaksa lemak cadangan dioksidasi untuk  pengadaan energi.Ketosis bisa timbul seperti pada kedua butir diatas

4.Kegagalan ginjal mengekskresi asam-asam yang tidak menguap misalnya asamsulfat,asam fosfat.

Asam-asam tersebut di tanggulangi oleh garam bikarbonat,berarti garam bikarbonat berkurang dan asam karbonat meningkat.

Alkalosis metabolik 

Artinya garam bikarbonat meningkat pada perbandingan Henderson Hasselbalch.

Kompensasi dilakukan oleh:

Page 12: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 12/31

Sitem dapar darah

Garam bikarbonat yang meningkat berusaha menrima ion H+ dari sistem dapar lainnya untuk meningkatkan asam karbonat,sambil menurunkan garam bikarbonat.

Paru-paru

Berusaha meningkatkan asam karbonatuntuk mengimbangi kenaikan komponengaram karbonat maka di usahakan meretensi CO2 melalui penekanan pusat pernafasan,akibatnya frekuensi pernafasan di perlambat.

Ginjal

Berusaha mengurangi eksresi ion H+ akibatnya eksresi garam-garam NaHCO3dan NaHPO4 meningkat,proses pengasaman urin berkurang pembentukan ammonia ditubulus distal di tekan.

Alkalosis metabolik di jumpai pada:

1.Muntah projektil

Tidak berlangsung lama,banyak dikelurakan ion H+, Cl- ; retensi Na+ diperlukanuntuk mengikat kenaikan HCO3-; eksresi ion K+,garam bikarbonat meningkat padakeseimbangan Henderson Hasselbalch

2.Defisit Kalium

Misalnya pada penderita penyakit cushing,terapi dengan preparattikostreoid,intake kalium yang kurang,pemberian cairan isotonis yang berlebihan,semunya menyaebabkan alkalosis metabolik.

Asidosis Respiratorik 

H2CO3 pada keseimbangan Henderson hasselbalch meningkat,disebabkan adanyagangguan fungsi paru-paru berupa retensi CO2(pCO2 meningkat)

Kompensasi yang dilakukan paru-paru sendiri tergantung pada berat ringannyagangguan yang dialaminya.Harapan hanya pada dua sistem kompensasi lainnya yaitu

sitem dapar darah dan fungsi eksresi ginjal.

Sistem dapar darah

Peningkatan kandungan H2CO3 dalam plasma segera diubah dalam sel darahmerah, atas bantuan enzim karbonat anihidrase,menjadi HCO3- yang kemudiandikeluarkan ke dalam plasma untuk meningkatkan garam bikarbonat pada keseimbangan

Page 13: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 13/31

Henderson Hasselbalch.Gerakan HCO3- di imbangi oleh gerakab ion Cl- yang berlawanan arah.

Sistem paru-paru

Tergantung pada kemampuan yang tersisa,peningkatan kandungan H2CO3 berusaha merangsang pusat pernafasan di hipotalamus(hiperventilasi).Di harapkanmenurunkan H2CO3 pada keseimbangan Henderson Hassel balch

Sistem eksresi ginjal

Dengan tujuan menurunkan H2CO3,dan meningkatkan garam bikarbonat; maka

ginjal melakukan:

• 1.Eksresi ion H+,Retensi Na + di tubuli proksimal

• 2.Eksresi ion H+, retensi ion Na+ di tubuli distal

• 3.Eksresi ion H+,retensi ion Na+ serta pembentukan ammonia di tubuli distal

Asidosis Repiratori terjadi pada:

1.Penyakit paru-paru dan cardiopulmonary disease

Misalnya: emifisema,edema paru,bronchopneumonia corpumonalle.dll

Pada keadaan-keadaan tersebut,pengeluaran CO2 terganggu,CO2 tertahan di dalamtubuh,mengakibatkan pCO2 meningkat,keseimbangan Henderson Haseelbalch BHCO3menurun maka terjadi asidosis

2.Faktor-faktor yang menekan pusat pernafasab di hipotalamus,misalnya:

• Keracunan barbiturat

• Keracunan morfin

3.Penderita poliomelitis,mengalami parses otot pernafasan akibatnya pengeluaranCO2 terganggu,maka terjadi asidosis

4.Penyumbatan pernafasan oleh benda asing, juga menghambat pengeluaranCO2,pCO2 meningkat, maka terjadilah asidosis

Alakalosis Respiratorik 

Page 14: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 14/31

Kadar H2CO3 menurun disebabkan oleh gangguan sistem paru-paru,berakibat rasioBHCO3:HHCO3 pada keseimbangan H.H meningkat

Pada alkalosis respirasi,kompensasi sistem paru-paru tergantung pada berat rigannyagangguan tersebut.Harapan hanay terletak pada dua sistem kompensasi lainnya yaitu

sistem dapar darah dan sistem eksresi ginjal.

Sistem Buffer darah

Kelebihan ion HCO3= di masukan ke dalam sel darah merah unntuk diubah menjadiH2CO3 atas bantuan enzim karbonat anhidrase.H2CO3 yang terbentuk segeradikeluarkab kembali ke plasma,maka HHCO3,pada keseimbangan HendersonHasselbalch dapat di tingkatkan.Dengan adanya gerakan HCO3- maka bergerak pula ionCl-

Sistem paru-paru

Kompensasi paru-paru tergantung pada berat rigannya gangguan nyangdialaminya.Sekiranya masih memungkinkan paru-paru berusaha meningkatkankandungan HHCO3 dengan cara melambatkan ventilasi(hipoventilasi) amaka HHCO3meningkat pada keseimbangan Handerson Hasellbalch

Sistem eksresi ginjal.

Dengan tujuan meningkatkan garam bikarbonat pada keseimbangan Handerson

Hasselbalch maka ginjal melakukan:

• 1.Eksresi ion H+,retensi ion Na+ di tubuli proksimal

• 2.Eksresi ion H+ retensi ion Na+ di tubuli distal

• 3.Eksresi ion H+ retensi ion Na+ dan disertai pembentukan ammonia di tubuli

distal

Alkalosis respirasi terdapat pada:

1.Faktor-faktor yang merangsang pusat pernafasan di hipotalamus misalnya terjadi

 pada:

• Keracunan salisilat

• Demam

• Hiperpnoea di datran tinggi

• Pada keadaan anoksik anoksemia.

Page 15: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 15/31

• Terjadi hiperpnoea,untuk memenuhi kebutuhan Oksigen yang sangat diperlukan.

TIK 3.3. Menjelaskan mekanisme fisiologi asam basa

Tubuh mempunyai 3 mekanisme untuk mengatur keseimbanhgan asam-basa

Sistem buffer asam basa

Sistem yang memiliki kemampuan mengikat dan mengeluarkan ion H+ dalam larutan.

 Ada 4 sistem buffer utama dalam cairan tubuh.

Sistem Asam karbonat Natrium Bikarbonat

Merupakan buffer utama dalam cairan ekstraselular 

• Dalam kondisi normal,rasio molekul asam karbonat (H2CO3) terhadap molekul basa bikarbonat (NaHCO3) dalam plasma adalah 1:20

• Setiap perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen akan mengubah rasio tersebut

dan mengakibatkan alkalosis dan asidosis

• Sistem buffer befungsi untuk mencegah perubahan rasio sehingga terjadi

 pengubahan asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemah

Sistem buffer fosfat

Merupakan buffer utama cairan intraselular 

Berfungsi sama dengan asam karbonat-natrium karbonat yaitu untuk mengubahasam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemah

Sistemnya:

1. Ketika pH menurun,ion monohidrogen fosfat berperan sebagai akseptor H+2. Ketika ph meningkat, ion hidrogen fosfat berperan sebagai donor H+

 Natrium hidrogen fosfat(NaHPO4) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat(NaH2PO4) adalah asam lemah.Komponen ini bekerja secara intraselular.terutama dalam

sel darah merah dan dalam epitelium tubulus ginjal

Ada 2 macam fosfat

• Organik :berperan dalam dapar ion H+ intrasel

• Anorganik: Berperan dalam daoar urin

Sitem buffer protein

Page 16: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 16/31

Merupakan buffer terkuat dalam tubuh.

• Meliputi protein intraselular dan protein plasma ekstraseluler yang menjadi buffer 

asamkarbonat dan asam organik 

• Protein adalah buffer yang sangat baik karena mengandung gugus krboksil yang

 berfungsi sebagai asam dan gugus amino sebagai basa,bergantung pada mediayang mengelilingi protein.

• Sebagian besar protein dalam tubuh termasuk media dasar.Protein bertindak 

sebagai asam dan sebagai anion yang besar.

Sistemnya

1. Ketika pH meningkat,kelompok karboksil memberikan H+

2. Ketika pH menurub,kelompok amino sebagai akseptor H+

Sistem buffer hemoglobin

Terdapat dalam sel darah merah

• Berfungsi sebagai buffer pembentukan H+ saat terjadinya transpor CO2 diantara

 jaringan dan paru-paru

• Sebagai asam lemah,hemoglobin mampu mendapar CO2 dengan pengeluaran

HCO3 ke dalam plasma yang akan ditikarkan dengan ion klorida untuk mempertahankan netralitas elektrisnya

Buffer Karbonat Pada Tulang

Pada asidosis yang berkepanjangan, tulang turut berperan dalam sistem dapar yaitumelalui dapar karbonat,karena dalam tulang juga diendapkan sejumlah garam bikarbonat.

Sistem Respirasi Berfungsi sebagai pertahanan kedua terhadap perubahan pH

Memerlukan waktu beberapa menit sampai bebrapa jam

Melibatkan pengubahan ventilasi pulmonar untuk mengeluarkan CO2 dan untuk 

membatasi jumlah asam karbonat yang terbentuk.

CO2+H2O H2CO3H+ + CO3-

Karbondioksida secara terus menerus ditambahkan ke dalam darah vena akibatmetabolisme sel dan di transpor ke paru-paru.Saat CO2 terurai dalam plasma,maka akanterbentuk asam karbonat yang kemudian akan tyerurai untuk membentuk ion hidrogen

Page 17: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 17/31

Page 18: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 18/31

Buffer fosfat terkonsentrasi dalam cairan tubular karena tidak tereabsorpsi.Buffer fosfat berfungsi untuk mengeluarkan ion hidrogen dari cairan tubular dan mamebawanyake urin.

Mekanisme ini memungkinkan pengeluaran sejumlah besar ion hidrogen yang

disekresi tanpa melalui asidifikasi urin yang dapat merusak traktus urinaria.

Pasangan Buffer Amonia dan Amonium

Sel-sel tubular menyintesis amonia (NH3) dari asam glutamat.Amonia berdifusikedalam lumen tubulus dan bereaksi dengan ion hidrogen untuk membentuk ionamonium(NH4). Ion amonium dieskresi ke dalam urib bersama dengan klorida dan anionlain dalam filtrat.

Proses ini membantu mekanisme buffer fosfat.Selain itu,ion amonium menggantiion natrium atau beberapa ion dasar lainnya untuk membentuk garam amonium dan

melepas ion natrium untuk berdifusi kembali ke dalam sel tubulus dan berikatan dengan bikarbonat.Pembentukan ion amonium menyebabkan terjadinya penambahan lebih banyak ion bikarbonat ke dalam darah dan peningkatan pH darah.

Alkaline tide :

1. Pasang basa mengacu pada suatu kondisi, biasanya ditemui setelah makan makan,ketika asam lambung dilepaskan ke dalam perut menyebabkan peningkatansementara  pH darah. Selama ekskresi HCl di lambung, lambung sel parietalis 

ekstrak Cl

-

anion, CO 2, H 2 O dan Na

+

kation dari plasma darah dan pada gilirannyamelepaskan bikarbonat kembali ke plasma setelah asam HCl terbentuk dari CO 2 danH 2 O konstituen. Hal ini untuk menjaga keseimbangan plasma listrik, sebagai anionCl telah diekstrak. Konten bikarbonat menyebabkan darah vena meninggalkanlambung menjadi lebih basa daripada darah arteri disampaikan kepadanya. Yanglebih menonjol pasang basa hasil dari muntah, yang merangsang lambunghiperaktivitas sel parietalis untuk menggantikan kehilangan asam lambung. Dengandemikian, muntah-muntah berkepanjangan dapat menyebabkan alkalosis metabolik.

2. Sebuah periode dari kencing netralitas atau bahkan alkalinitas setelah makan karena penarikan dari ion hidrogen untuk tujuan sekresi dari yang sangat asam lambung jus.

ASAM dan BASA

Asam adalah suatu substansi yang mengandung 1 atau lebih ion H+ yang dapatdilepaskan dalam larutan (donor proton). Asam dibagi 2, yaitu asam kuat dan asm lemah.Asam kuat adalah asam yang hampir terurai sempurna dalam larutan. Contoh HCl. Asamlemah adalah asam yang hanya terurai sebagian dalam larutan. Contoh H2CO3.

Page 19: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 19/31

Proses metabolisme d alam tubuh menyebabkan terjadinya pembentukan 2 jenisasam, yaitu yang mudah menguap (volatil) dan tidak mudah menguap (non volatil). Asamvolatil adalah dapat berubah menjadi gas yang bisa diekskresikan ke paru-paru. Contohkarbondioksida. Asam non-volatil adalah menguap tidak dapat berubah bentuk menjadigas untuk bisa diekskresikan ke paru-paru, tapi harus diekskresikan melalui ginjal.

Contoh asam anorganik dan organik (asam laktat dan asam keton).Basa adalah substansi yang dapat menangkap atau bersenyawa dengan ion H+

sebuah larutan (akseptor proton). Basa dibagi 2, yaitu basa kuat dan basa lemah. Basakuat adalah basa yang terurai dengan mudah dalam larutan dan bereaksi kuat denganasam. Contoh NaOH. Basa lemah adalah basa yang terurai hanya sebagian dalam larutandan kurang bereaksi kuat dengan asam. Contoh NaHCO3.

Buffer adalah campuran asam lemah dan garam basanya yang sangat efektik dalam mempertahankan [H+] terhadap asam atau basa. Keefektifan suatu buffer ditentukan oleh kadar dan pKnya, relatif terhadap komponen tempat buffer itu bekerja. 4sistem buffer utama dalam tubuh yang membantu memelihara pH agar tetap konstan

adalah :

1. Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat (NaHCO3 dan H2CO3)

Buffer yang paling banyak secara kuantitatif, dan bekerja dalam ECF. Berperandalam lebih dari separuh kapasitas buffer dalam darah.

2. Sistem buffer fosfat monosodium-disodium (Na2HPO4 dan NaH2PO4)

Suatu buffer yang penting dalam eritrosit dan sel tubulus ginjal. Ion H+ yangdiekskresi dalam urine, dibuffer oleh fosfat, disebut asam yang dapat tertitrasi.

3. Sistem buffer oksihemoglobin-hemoglobin dalam eritrosit (HbO2- dan HHb)Suatu buffer ion H+ yang efektif, diproduksi dalam eritrosit dalam perjalanan

transpor CO2 dari jaringan ke paru-pau dalam bentuk bikarbonat (HCO3-).

4. Sistem buffer protein (Pr- dan HPr)

Buffer yang paling banyak terdapat pada sel jaringan dan juga bekerja pda plasma. Lebih dari separuh dari 70 mmol ion H+ yang berasal dari diet yangawalnya dibuffer secara intrasel.

ASIDOSIS METABOLIK 

Adalah gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer kadar  bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH, kompensasi pernafasan, penurunan pCO2 melalui hiperventilasi, sehingga asidosis metabolik jarangterjadi secara akut.

Penyebab dasar asidosis metabolik adalah penambahan asam terfiksasi (nonkarbonat), kegagalan ginjal untuk mengekskesi beban asam harian, kehilangan bikarbonat basa. Penyebab umum asidosis adalah selisih anion, yang dapat dihitung dengan

Page 20: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 20/31

mengurangi kadar Na+ dengan jumlah dari kadar Cl- dan HCO3- plasma, nilai normalnya12. Selisih anion dibagi 2, yaitu :

1. Selisih anion yang normal (hiperkloremik).

1. Kehilangan bikarbonat

a. Melalui saluran cerna :

Diare, ileostomi, fistula pankreas, biliaris, ureterosigmoidostomi

 b. Melalui ginjal :

Asidosis tubulus proksimal ginjal (RTA), inhibitor karbonik anhidrase(asetozolamid), hipoaldosteronisme.

2. Peningkatan beban asam :

Amonium klorida (NH4Cl → NH3 + HCl), cairan-cairan hiperalimentasi.

3. Lain-lain :

Pemberian IV larutan salin secara cepat

2. Selisih anion meningkat

1. Peningkatan produksi asam

a. Asidosis laktat : Perfusi jaringan atau oksigenasi yang tidak memadai,seperti pada syok atau henti kardiopulmonar.

 b. Ketoasidosis diabetik :Beta-hidroksibutiratc. Kelaparan : Peningkatan asam-asam keto

d. Intoksikasi alkohol : Peningkatan asam-asam keto

2. Menelan substansi toksik 

a. Overdosis salisilat : salisilat, laktat, keton

 b. Metanol atau formaldehid : format

c. Etilen glikol (antibeku) : oksilat, glikolat

3. Kegagalan ekskresi asam

Tidak adanya ekskresi NH4-, retensi asam sulfat dan asam fosfat, gaagal ginjalakut atau kronik.

KOMPENSASI ASIDOSIS METABOLIK 

Ada 2 mekanisme pada kompensasi asidosis metabolik :

Page 21: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 21/31

1. Mekanisme buffer ECF oleh bikarbonat, sehingga mengurangi konsentrasiH+.

2. Kompensasi pernafasan

[H+] arteri yang meningkat merangsang kemoreseptor yang terdapat dalam

 badan karotis, yang akan merangsang ventilasi alveolar (hiperventilasi).Akibatnya, PaCO2 menurun dan pH kembali normal.

ALKALOSIS METABOLIK 

Adalah suatu gangguan sistemik yang dicirikan dengan adanya peningkatan primer kadar HCO3- plasma, sehingga menyebabkan peningkatan pH, berkurangnyavolume ECF dan hipokalemia.

Penyebab alkalosis metabolik :

1. Kehilangan H+ dari ECF

a. Melalui saluran cerna : muntah atau penyedotan nasogastrik, diare dengankehilangan klorida

 b. Melalui ginjal : diuretik simpai atau tiazid, kelebihan mineralokortikoid,hiperaldosteronism, sindrom caushing, makan licorice berlebihan, karbeisilinatau penisilin dosis tinggi.

c. Perpindahan H+ ke dalam sel : hipokalemia

2. Retensi HCO3-

a. Pemberian natrium bikarbonat verlebihan

 b. Sindrom susu-alkali (antasida, susu, NaHCO3)

c. Simpan darah meningkat (>8 unit)

d. Alkalosis metabolik paschahiperkapnia

• Ventilasi mekanis : penurunan cepat dari PaCO2 tapi HCO3- tetap

tinggi sampai ginjal mengekskresi kelebihan.

3. Alkalosis metabolik yang responsif terhadap klorida (Cl- urine <10 mEq/L) :disertai penurunan volume ECF

a. Muntah atau penyedotan nasogastrik 

 b. Diuretik 

c. Pascahiperkapnia

Page 22: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 22/31

4. Alkalosis metabolik yang retensi terhadap klorida (Cl- urine <20 mEq/L) :tidak disertai penurunan volume ECF

a. kelebihan mineralokortikoid

 b. keadaan edematosa (gagal jantung kongesif, sirosis, sindrom nefrotik)

TIU IVMemahami Gangguan Keseimbangan Asam-Basa (Asidosis Metabolik)

1.1 Definisi Asidosis Metabolik 

Asidosis metabolic adalah henti kardiopulmonar yang tidak ditangani. Henti

napas tanpa ventilasi alveolar menyebabkan terjadinya penumpukan CO2 yang cepat dan

hipoksia jaringan. Terjadi penurunan [HCO3¯] plasma, sementara [CO2] normalsehingga rasio menjadi asidotik (10/1). Masalah ini dapat terjadi akibat pengeluaran

 berlebihan cairan kaya HCO3¯ dari tubuh atau akibat penimbunan asam-asam non-

karbonat. Anion gap berguna untuk menegakkan diagnosis asidosis metabolic. Anion gap

adalah perbedaan antara kation utama (natrium) dan anion terukur yang utama (klorida

dan bikarbonat). Nilai normalnya adalah 12 ± 2. Peningkatan anion gap menandakan

keberadaan anion tambahan seperti laktat atau keton, sedangkan anion gap yang normal

atau menurun menandakan adanya kehilangan bikarbonat atau asidosis tubulus ginjal.

1.2 Etiologi Asidosis Metabolik 

• Asuapan asam, seperti salisilat, methanol, atau keracunan etilen glikol.

• Akumulasi asam endogen, seperti asam laktat pada hipoperfusi jaringan atau

 benda keton pada ketoasidosis diabetik.

• Kehilangan basa pada diare berat, dengan fistula empedu atau fistula enteric,

kehilangan basa juga dapat terjadi pada keadaan asidosis tubulus proksimal ginjal.

• Kegagalan mengeleminasi asam pada gagal ginjal dan asidosis tubulus distal

ginjal.

1.3 Gejala Asidosis Metabolik 

•  Nafas yang cepat dan pendek (pernafasan Kussmaul)

• Kulit kemerahan

Page 23: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 23/31

• Gelisah

• Penurunan kadar bikarbonat (HCO3¯) sampai <24mEq/l

• Penurunan kadar BE samapai <-2

1.4 Penyebab Asidosis Metabolik 

• Diare berat

• Diabetes mellitus

• Olahraga berlebihan

Asidosis uremik 

 ANALISA GAS DARAH 

DEFINISI

Pemeriksaan gas darah dan PH digunakan sebagai pegangan dalam penanganan

 pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah

dipakai untuk menilai:

 Keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah, Kadar 

karbondioksida dalam darah

Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:

- PH normal 7,35-7,45

- Pa CO2 normal 35-45 mmHg

- Pa O2 normal 80-100 mmHg

- Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l

- HCO3 normal 21-30 mEq/l

- Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3

- Saturasi O2 lebih dari 90%.

Page 24: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 24/31

 Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan

“ASTRUP”, yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah

arteri. Lokasi pengambilan darah yaitu: Arteri radialis, A. brachialis, A.

 Femoralis.

 PROSEDUR PENGAMBILAN GAS DARAH ARTERI

A. Alat

- Spuit gelas atau plastik 5 atau 10 ml

- Botol heparin 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi)

- Jarum nomor 22 atau 25

- Penutup udara dari karet

- Kapas alcohol

- Wadah berisi es (baskom atau kantung plastik)

- Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi:

a. Nama, tanggal dan waktu

 b. Apakah menerima O2 dan bila ya berapa banyak dan dengan rute apa

f. Suhu

 B. Tekhnik 

1. Arteri radialis umumnya dipakai meskipun brakhialis juga dapat digunakan

2. Bila menggunakan pendekatan arteri radialis lakukan tes Allen’s. Secara terus

menerus bendung arteri radialis dan ulnaris. Tangan akan putih kemudian

 pucat. Lepaskan aliran arteri ulnaris. Tes allen’s positif bila tangan kembali

menjadi berwarna merah muda. Ini meyakinkan aliran arteri bila aliran

arteri radialis tidal paten

3. Pergelangan tangan dihiperekstensikan dan tangan dirotasi keluar 

a. Penting sekali untuk melakukan hiperekstensi pergelangan tangan

 biasanya menggunakan gulungan handuk untuk melakukan ini

 b. Untuk pungsi arteri brakialis, siku dihiperekstensikan setelah

Page 25: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 25/31

Meletakkan handuk di bawah siku

1. 1 ml heparin diaspirasi kedalam spuit, sehingga dasar spuit basah dengan

heparin, dan kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum, dilakukan

 perlahan sehingga pangkal jarum penuh dengan heparin dan tak adagelembung udara

2. Arteri brakialis atau radialis dilokalisasi dengan palpasi dengan jari tengah dan

 jari telunjuk, dan titik maksimum denyut ditemukan. Bersihkan tempat

tersebut dengan kapas alcohol

3. Jarum dimasukkan dengan perlahan kedalam area yang mempunyai pulsasi

 penuh. Ini akan paling mudah dengan memasukkan jarum dan spuit kurang

lebih 45-90 derajat terhadap kulit

4. Seringkali jarum masuk menembus pembuluh arteri dan hanya dengan jarumditarik perlahan darah akan masuk ke spuit

5. Indikasi satu-satunya bahwa darah tersebut darah arteri adalah adanya

 pemompaan darah kedalam spuit dengan kekuatannya sendiri

Bila kita harus mengaspirasi darah dengan menarik plunger spuit ini kadang-

kadang diperlukan pada spuit plastik yang terlalu keras sehingga tak mungkin

darah tersebut positif dari arteri. Hasil gas darah tidak memungkinkan kita untuk 

menentukan apakah darah dari arteri atau dari vena

1. Setelah darah 5 ml diambil, jarum dilepaskan dan petugas yang lain menekan

area yang di pungsi selama sedikitnya 5 menit (10 menit untuk pasien yang

mendapat antikoagulan)

2. Gelembung udara harus dibuang keluar spuit. Lepaskan jarum dan tempatkan

 penutup udara pada spuit. Putar spuit diantara telapak tangan untuk 

mencampurkan heparin

3. Spuit diberi label dan segera tempatkan dalam es atau air es, kemudian dibawa

kelaboratorium

Tujuan

§ Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa

§ Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler 

Page 26: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 26/31

§ Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh

 

Indikasi

§ Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik 

§ Pasien deangan edema pulmo

§ Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)

§ Infark miokard

§ Pneumonia

§ Klien syok 

§ Post pembedahan coronary arteri baypass

§ Resusitasi cardiac arrest

§ Klien dengan perubahan status respiratori

§ Anestesi yang terlalu lama

 

Lokasi pungsi arteri

§ Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test)

§ Arteri brakialis

§ Arteri femoralis

§ Arteri tibialis posterior 

§ Arteri dorsalis pedis

Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD

Page 27: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 27/31

§ Gelembung udara

Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka

ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang

dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.

§ Antikoagulan

Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin

yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena

efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.

§ Metabolisme

Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia

membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel

diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa,dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.

 

§ Suhu

Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2 dan

PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.

 Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang

abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dansaturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah

 

Langkah-langkah melakukan fungsi darah arteri :

1. Persiapan alat.

Baki (Troli) yang berisi antara lain:

- 1 Buah spuit 2,5 cc yang disposible.

- 1 buah spuit 1 cc yang disposible.

- Gabus / karet sebagai penutup jarum.

Page 28: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 28/31

- 2 lembar kain kassa steril.

- Bengkok, plester, gunting.

- Obat lokal anesthesi (bila) perlu.

- Kapas alkohol dengan campuran bethadine.

- Kantong plastik berisi es bila pengirimannya jauh.

- Heparin injeksi 5000 unit

Spuit 2,5 cc diisi dengan heparin 0,1 cc atau asal membasahi dinding spuit untuk 

mencegah terjadinya pembekuan darah. Heparin tidak boleh terlalu banyak dapat

mempengaruhi hasil pemeriksaan.

2. Memberitahukan pasien tentang tujuan daripada pengambilan darah arteri yang

akan di pungsi.

3. Memilih arteri yang akan di pungsi.

4. Menyiapkan posisi pasien :

a. Arteri Radialisi :

- Pasien tidur semi fowler dan tangan diluruskan.

- Meraba arteri kalau perlu tangan boleh diganjal atau ditinggikan.

- Arteri harus benar-benar teraba untuk memastikan lokalisasinya.

 b. Arteri Dorsalis Pedis

- Pasien boleh flat / fowler.

c. Arteri Brachialis

Page 29: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 29/31

- Posisi pasien semi fowler, tangan di hyperextensikan / diganjal dengan siku.

d. Arteri Femoralis

- Posisi pasien flat

5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perasat

6. Raba kembali arteri untuk memastikan adanya pulsasi daerah yang akan ditusuk 

sesudah dibersihkan dengan kapas bethadine secara sirkuler. Setelah 30 detik kita ulangi

dengan kapas alkohol dan tunggu hingga kering.

7. Bila perlu obat anethesi lokal gunakan spuit 1 cc yang sudah diisi dengan obat

(adrenalin 1 %), kemudian suntikan 0,2-0,3 cc intracutan dan sebelum obat dimasukkan

terlebih dahulu aspirasi untuk mencegah masuknya obat ke dalam pembuluh darah.

8. Lokalisasi arteri yang sudah dibersihkan difiksasi oleh tangan kiri dengan cara

kulit diregangkan dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah sehingga arteri yang akan

ditusuk berada di antara 2 jari tersebut.

9. Spuit yang sudah di heparinisasi pegang seperti memegang pensil dengan

tangan kanan, jarum ditusukkan ke dalam arteri yang sudah di fiksasi tadi.

- Pada arteri radialis posisi jarum ± 45 derajat

- Pada arteri brachialis posisi jarum 60 derajat

- Pada arteri femoralis posisi jarum 90 derajat

Sehingga arteri ditusuk, tekanan arteri akan mendorong penghisap spuit sehingga darah

dengan mudah akan mengisi spuit, tetapi kadang-kadang darah tidak langsung keluar.

Kalau terpaksa dapat menghisapnya secara perlahan-lahan untuk mencegah hemolisis.

Bila tusukan tidak berhasil jarum jangan langsung dicabut, tarik perlahan-lahan sampai

Page 30: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 30/31

ada dibawah kulit kemudian tusukan boleh diulangi lagi kearah denyutan.

10. Sesudah darah diperoleh sebanyak 2 cc jarum kita cabut dan usahakan posisi

 pemompa spuit tetap untuk mencegah terhisapnya udara kedalam spuit dan segera

gelembung udara dikeluarkan dari spuit

11. Ujung jarum segera ditutup dengan gabus / karet.

12. Bekas tusukan pungsi arteri tekan dengan kapas alkohol campur dengan

 bethadine.

- Pada arteri radialis dan dorsalis pedis selama 5 menit

- Pada arteri brachialis selama 7 – 10 menit

- Pada arteri femoralis selama 10 menit

- Jika pasien mendapat antikoagulan tekan selama 15 menit.

13. Lokalisasi tusukan tutup dengan kassa + bethadine steril.

14. Memberi etiket laboratorium dan mencantumkan nama pasien, ruangan tanggal

dan jam pengambilan, suhu dan jenis pemeriksaan.

15. Bila pengiriman / pemeriksaannya jauh, darah dimasukkan kantong plastik yang

diisi es supaya pemeriksaan tidak berpengaruh oleh suhu udara luar.

16. Kembali mencuci tangan setelah selesai melakukan perasat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah melakukan pengambilan darah.

1. Daerah pengambilan darah sebaiknya pada tempat yang bergantian / selang-

seling untuk mencegah terjadinyakerusakan pada pembuluh darah

Page 31: Diare 1-1.2012

7/22/2019 Diare 1-1.2012

http://slidepdf.com/reader/full/diare-1-12012 31/31

2. Apabila menggunakan obat lokal anesthesi harus ditest terlebih dahulu untuk 

menghindari terjadinya reaksi alergi oleh karena obat tersebut.

3. Apabila pasien yang memerlukan perawatan lama sebaiknya dipasang arteri

line.

4. Warna merah darah dapat merupakan petunjuk baik / buruknya dari darah arteri.

Pasien PPOM dengan nilai PaO2 rendah darah berwarna lebih gelap biasanya

mengandung lebih rendah O2.

5. Bila mungkin cegahlah penusukan pada arteri femoralis.

6. Apabila diperlukan pengambilan darah melalui arteri radialis perlu diketahui

dahulu adanya kolateral arteri ulnaris dengan cara percobaan Allen ( test Allen ).

Caranya :

a. Anjurkan pasien untuk mengepalkan tangannya dengan kuat supaya darah sebanyak 

mungkin keluar sehingga telapak tangan pucat.

 b. Tekan arteri radialis dan ulnaris agar tertutup sambil pasien membuka kepalannya beberapa kali dan menutupnya kembali. Kemudian tangan dibuka, lepaskan tekanan pada

arteri ulnaris.