dokter djab

Upload: eligius-usi

Post on 20-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    1/28

    1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yangciri-cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated).Ciri-ciri populasi disebut parameter.populasi juga sering diartikan sebagai kumpulanobjekpenelitian dari mana data akan dijaring atau dikumpulkan.Populasi bisa berupa orang(individu, kelompok, organisasi,komunitas, atau masyarakat) maupun benda, misalnya jumlahterbitan media massa, jumlah artikel dalam media massa, jumlahrubrik, dan sebagainya (terutama jika penelitian kita menggunakanteknik analisis isi (content analysis).

    Populasi penelitian terdiri dari populasi samplingdan populasisasaran.Populasi samplingadalah keseluruhan objek yang diteliti,sedangkanpopulasi sasaranadalah populasi yang benar-benar dijadikansumber data.Sebagai contoh, misalnya kita akan meneliti bagaimana rata-ratatingkat prestasi akademik mahasiswa akultas !lmu "omunikasi#npad dan kita hanya akan memokuskan penelitian kita padamahasiswa yang akti$ di lembaga-lembaga kemahasiswaan, makaseluruh mahasiswa akultas !lmu "omunikasi #npad adalah populasisampling, sedangkan seluruh mahasiswa yang akti$ dalam lembagakemahasiswaan adalah populasi sasaran.

    KERANGKA SAMPLING (SAMPLING FRAME)Tingkat krepresentatifansampel selain ditentukan oleh ukuransampel yang diambil juga ditentukan oleh teknik sampling angdigunakan. %i antara teknik-teknik sampling tersebut, dalampenggunaannya, ada yang mempersyaratkan tersedianya kerangkasampling.!erangka sampling adalah sebuah da$tar yang memuat datamengenai seluruh unit atau unsur sampling yang terdapat padapopulasi sampling.Secara gampang orang sering mengatakan, kerangka sampling adalahdaftar nama-nama yang kerkandung dalam populasi penelitian.

    ENIS SAMPLINGN !EKNIK SAMPLINGBerdasarkan prosedur atau cara yang digunakan dalam mengambilsampeldari populasi (teknik sampling), kita dapat mengidenti&kasi duajenis sampel, yaitu'sampel probabilitas (probability sampling) dan sampelnonprobabilitas(nonprobability sampling).

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    2/28

    Sampel pro"a"ilitas atau dise"ut juga sampel random (sampelacak) adalah sampel yang pengambilannya berlandaskan pada prinsipteori peluang, yakni prinsip memberikan peluang yang sama kepadaseluruh unit populasi untuk dipilih sebagai sampel. Sebaliknya,sampel nonpro"a"ilitas atau sampel nonrandom (sampel tak

    acak) adalah sampel yang pengambilannya didasarkan padapertimbangan-pertimbangan tertentu (bisa pertimbangan penelitianmaupun pertimbangan peneliti).Sampel probabilitas diambil dengan menggunakan tekniksampling pro"a"ilitasatau teknik sampling random,sedangkan untuk mengam"il sampel nonpro"a"ilitas atau sampelnonrandom digunakan teknik sampling nonprobabilitas, yaknipertimbangan-pertimbangan tertentu. Sampel probabilitas cenderungmemiliki tingkat representasi yang lebih tinggi daripada sampelnonprobabilitas.

    !eknik Sampling Probabilitas (!eknik Sampling Random)a" !eknik Sampling Random Seder#ana (Simple RandomSampling)Sampel a#ak sederhana adalah sebuah sampel yang diambilsedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementerdari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagaisampel.Peluang yang dimiliki oleh setiap unit penelitian untuk dipilh sebagaisampel sebesar n, yakni ukuran sampel yang dikehendaki dibagi

    dengan ukuran populasi.Dalam menggunakan Teknik Sampling Random Sederhana ini adabeberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain

    *. +arus tersedia kerangka sampling atau memungkinkan untukdibuatkan kerangka samplingnya

    . Si$at populasinya harus homogen, jika tidak, kemungkinanakan terjadi bias.

    . #kuran populasinya tidak tak terbatas, artinya harus pastiberapa ukuran populasinya.

    . "eadaan populasinya tidak terlalu tersebar secara geogra&s.

    /eknis pelaksanaannya ada dua cara, yakni'

    *. %engan mengundi unsur-unsur penelitian atau satuan-satuanelementer dalam populasi. 0angkah awal yang perlu dilakukanadalah menyusun semua unit penelitian atau unit elementer kedalam kerangka sampling, mulai dari nomor terkecil hingganomor ke-n (tergantung berapa besar ukuran populasinya).Selanjutnya masing-masing nomor unsur populasi itu ditulsikan

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    3/28

    dalam secarik kertas, digulung, dan dimasukkan ke dalamsebuah kotak atau toples. 0alu lakukan pengocokan secaramerata, dan ambil sejumlah gulungan kertas tersebut sebanyakukuran sampel yang dikehendaki. omor-nomr yang terambil itumenjadi unit elementer yang terpilih sebagai sampel.

    Pengundian juga dapat dilakukan seperti halnya ibu-ibu anggotakelompok arian menentukan pemenang arisannya. 1ulungankertas yang di dalamnya sudah berisi nomor unit elementer,dimasukkan ke dalam toples yang diberi tutup dengan lubangsebesar kira-kira dapat dilalui oleh setiap gulungan kertas yangada di dalamnya. 0alu kocok berulang-ulang hingga keluarsejumlah gulungan kertas sesuai dengan ukuran sampel yangdirencanakan. Penggunaan cara ini (cara pengundian) seringkalitidak praktis, terutama apabila ukuran populasinya relati$ besar,sebab' pertama, hampir tidak mungkin kita dapat melakukanpengocokan secara saksama dan merata seluruh gulungan

    kertas undian2 dan kedua, ada kecenderungan kita untuk tergodamemilih angka-angka tertentu. %alam keadaan yang demikian,gunakan teknik kedua, yakni dengan mengundi /abel 3ngka4andom.

    . %engan menggunakan /abel 3ngka 4andom. Cara ini dipilih

    karena selain meringankan pekerjaan, juga lebih memberikanjaminan yang lebih besar bahwa setiap unit elementermempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.Caranya adalah sebagai berikut' misalnya, dari satuan elementerdlam populasi () yang besarnya 566 orang, akan dipilih 56

    satuan elementer sebagai sampel (n). 7ilangan 566 ini terdiridari tiga dijit (digit), oleh karena itu dalam kerangka samplingsatuan elementernya diberi nomor mulai dari 66* sampai 566.Selanjutnya lihat /abel 3ngka 4andom atau /abel 7ilangan4andom yang selalu ada pada lampiran buku-buku metodologipenelitian atau buku-buku metode statistika. "arena angka-angka yang yang terdapat dalam /abel 7ilangan 4andom itudisusun secara kebetulan (randomly assorted), maka pemakaitabel tersebut dapat mulai melihatnya dari baris dan kolommana saja. %i samping itu, ia dapat juga mengikutinya ke arahmana saja. Penentuan angka pertama dapat dilakukan, misalnya,

    dengan cara menjatuhkan pensil dengan mata pensil mengarahke bawah pada lembaran kertas yang di dalamnya terdapat tabelbilangan random yang kita gunakan. 3ngka random yangterkena oleh mata pensil tadi adalah unsur sampel pertama yangkita pilih. Selanjutnya, kita dapat menentukan unsur sampellainnya dengan cara berjalan ke atas mengikuti kolom yangsama, atau ke samping mengikuti baris, ke bawah mengikutikolom, atau cara apa saja yang dianggap mudah.

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    4/28

    b" !eknik Sampling Random Sistematik (Sstemati# RandomSampling)Apabila ukuran populasin$a sangat besar, hingga tidak

    memungkinkan dilakukan pemilihan sampel dengan cara pengundian,maka teknik sampling random sederhana tidaklah tepat untukdigunakan. %alam keadaan populasi yang demikian, gunakanlah tekniksampling random sistematik. Persyaratan yang harus dipenuhi agarteknik sampling ini dapat digunakan, sama dengan persyaratan untuksampel random sederhana, yakni tersedianya kerangka sampling(ukuran populasinya diketahui dengan pasti), dan populasinyamempunyai pola beraturan yang memungkinkan untuk diberikannomor urut serta bersi$at homogen.Cara penggunaan teknik sampling random sistematik ini mirip dengan

    cara sampling random sederhana. 7edanya, pada teknik samplingsistematik perandoman atau pengundian hanya dilakukan satu kali,yakni ketika menentukan unsur pertama dari sampling yang akandiambil. Penentuan unsur sampling selanjutnya ditempuh dengan carameman$aatkan inter%al sampel. !nterval sampel adalah angka yangmenunjukkan jarak antara nomor-nomor urut yang terdapat dalamkerangka sampling yang akan dijadikan patokan dalam menentukanatau memilih unsur-unsur sampling kedua dan seterusnya hinggaunsur ke-n. !nterval sampel biasanya dilambangkan dengan huru$ k.!nterval sampel atau juga disebut sampling rasio diperoleh dengan

    cara membagi ukuran populasi dengan ukuran sampel yangdikehendaki (n). 8isalnya, dari populasi () berukuran 566 kita akanmengambil sampel (n) berkuran 56, maka interval samplingnya adalah566569*6 atau k9*6. 3ndaikan yang terpilih sebagai unsur samplingpertama adalah satuan elementer yang bernomor s, maka penentuanunsur-unsur sampel berikutnya adalah'

    #nsur pertama 9 s #nsur kedua 9 s : k #nsur ketiga 9 s : k #nsur keempat 9 s : k, dan seterusnya hingga unsur

    ke-n.#ntuk lebih jelasnya, di bawah ini diberikan contoh konkret.8isalnya ukuran populasinya 566 (9566) dan ukuran sampel yangakan diambil sebesar 56 (n956), maka pasti k 9 *6. 3ndaikan sajaunsur sampel pertama yang terpilih adalah nomor urut 665, makaunsur-unsur selanjunya yang harus diambil adalah nomor 6*5, 65,

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    5/28

    65, 65, 655, 6;5, 6

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    6/28

    . Aumlah satuan elementer dari setiap strata (ukuran setiapsubpopulasi) harus diketahui dengan pasti. +al ini diperlukanagar peneliti dapat membuat kerangka sampling untuk setiapsubpopulasi atau strata yang akan dijadikan sumber dalammenentukan sampel atau responden. (arap di&atat ba#*a

    teknik sampling random strata ini baru e+ekti+ dalammenentukan ukuran sampel $ang #arus diambil darisetiap strata dan belum mampu menentukan siapa sajasampel $ang #arus diambil untuk dijadikan respondenpenelitian). #ntuk menentukan saampel sasaran atauresponden masih perlu dilanjutkan dengan menggunakan tekniksampling random sederhana atau teknik sampling randomsistematik, setelah sebelumnya dibuatkan kerangka samplinguntuk setiap subpopulasinya.

    Sampel strata terdiri dari dua macam, yakni sampel strata

    proporsionaldan sampel strata disproporsional. /eknik samplingrandom strata proporsional digunakan apabila proporsi ukuransubpopulasi atau jumlah satuan elementer dalam setiap strata relati$seimbang atau relati$ sama besar. %alam sampel strata proporsional,dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiapstrata dengan berpatokan pada pecahan sampling (sampling fraction)yang sama yang digunakan. Pecahan sampling adalah angka yangmenunjukkan persentase ukuran sampel yang akan diambil dariukuran populasi tertentu. Sebagai contoh, jumlah keseluruhanmahasiswa #npad ada 5.666 orang, sehingga ukuran populasinya5.666. 7erdasarkan perhitungan tertentu, misalnya kita

    menggunakan 4umus Slovin, sampel yang harus diambil sebesar .566orang mahasiswa, maka pecahan samplingnya adalah 6,*6 (*6B) yangdiperoleh dengan cara membagi ukuran sampel yang dikehendakidengan ukuran populasinya (n). %engan demikian, maka dari setiaplapisan populasi (strata) harus diambil sampel sebesar *6 B sehinggaakhirnya diperoleh ukuran sampel secara keseluruhan yangmerepresentasikan populasi. #ntuk lebih jelasnya, perhatikan tabel dibawah ini.

    /abel *Sampel 7erstrata Proporsional untuk Penelitian 8otivasi 7elajar

    di "alangan 8ahasiswa #niversitas PadjadjaranAenjang #kuran B dalam Pecahann B dalamPendidikan Populasi Populasi SamplingSampel Sampel % *6.666 6B 6,*6 *.6666B

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    7/28

    S* @.666 B 6,*6 @66 B S 5.666 6B 6,*6

    566 6B S .666 @B 6,*6 66

    @B 5.666 *66B .566*66BKeterangan'

    %itentukan ukuran sampel .566Pecahan sampling .5665.666 9 6,*6Setiap jenjang pendidikan diwakili dalam sampel proporsinya dalam

    populasi.Penggunaan /eknik Sampling 4andom Strata Proporsional agak kurang

    tepat jika proporsi ukuran subpopulasinya (jumlah satuan elementerpada strata) tidak seimbang, ada yang jumlahnya besar ada pula yangjumlahnya kecil, sehingga kalau digunakan teknik sampling strataproporsional dapat kejadian ukuran subpopulasinya sama denganukuran sampelnya. Padahal, jika ukuran sampelnya sama denganukuran populasinya (total sampling atau sensus) maka data yangdiperoleh dari sampel tersebut tidak bisa diolah atau dianalisis denganmenggunakan analisis statistik in$erensial. Dleh karena itu, dalamkeadaan populasi yang demikian, gunakanlah /eknik Sampling 4andomStrata %isproporsional.

    Pada Sampel Strtata %isproporsional, ukuran sampel yang diambil darisetiap subpopulasi (strata) sama besarnya, yang berbeda adalahpecahan samplingnya. Satu hal yang perlu di&atatdan diingat, jikamenggunakan teknik sampling ini, nanti pada waktu analisis data, datayang diperoleh dari sampel masing-masing strata harus dikalikandengan bobot yang disesuaikan pada strata tersebut. /eknispengambilan sampel strata disproporsional dapat dilihat pada contohtabel di bawah ini.

    /abel Sampel 7erstrata %isproporsional untuk Penelitian 8otivasi 7elajar

    di "alangan 8ahasiswa #niversitas PadjadjaranAenjang #kuran B dalam Pecahan n7obot 7obotPendidikan Populasi Populasi Sampling Sampel%isesuaikan % *6.666 6B 6,6; ;5 *5,@ history dan selection > maturasi election >history

    terjadi bila indi4idu dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diperoleh darisetting yang berbeda sehingga masing-masing mungkin mempengaruhi responnya

    terhadap perlakuan election-maturasi merujuk ke situasi di mana indi4idu dalam

    kelompok perlakuan dan kelompok kontrol mempunyai tingkat kematangan yangberbeda ebagai contoh untuk kelompok perlakuan menggunakan indi4idu pria

    sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan indi4idu wanita, misalnya akan

    dibandingkan perkembangan kognitifnya pada pretest dan posttest 1imungkinkan

    tingkat perkembangan kognitif wanita lebih cepat dari pada pria sehingga hasilnyaberbeda pada posttest

    6ntuk mengatasi faktor intrinsik digunakan kelompok kontrol ebaiknya kelompok

    perlakuan dan kelompok kontrol dipilih secara random atau dengan matching sehinggaindi4idu di dalam kedua kelompok mempunyai karakteristik yang tepat sama dan berada

    dalam kondisi yang identik selama &enelitianberlangsung kecuali untuk pemaparan

    yang berbeda untuk 4ariabel independennya

    Generalisi0ilitas: 'ali(itas Eksternal1ering ada pertanyaan sampai seberapajauh hasil &enelitianeksperimental untuk menegakkan kausalitas bisa digeneralisasikan

    ke populasi yang lebih besar dan diterapkan ke setting sosial-politik yang berbedaesungguhnya, sebagian besar &enelitiantidak hanya berkenaan dengan efek suatu

    4ariabel terhadap 4ariabel lain di bawah kondisi setting tertentu yang dipelajari, tetapi

    juga efeknya pada setting alami dan pada populasi yang lebih besar .al ini berkenaandengan istilah 4aliditas eksternal dari (esain&enelitian 1ua issue utama dari 4aliditas

    eksternal adalah pertama, 9representati4eness of the sample9 dan kedua, 9the reacti4e

    arrangements in the research prosedur 9

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    22/28

    "e&resentati*eness o the sa)&le1 #andomisasi mempunyai kontribusi pada4aliditas internal, tetapi tidak perlu menjamin adanya keterwakilan dari populasi yang

    dipelajari 2erikut adalah cara untuk memperoleh 4aliditas internal dan sekaligus

    4aliditas eksternal

    "eacti*e arran,e)ent1 .asil dari suatu &enelitiantidak hanya digeneralisasikan kepopulasi yang lebih luas, tetapi juga ke setting kehidupan yang nyata (real-life setting)'ni selalu tidak dapat dipenuhi, terutama bila suatu &enelitiandilakukan di situasi yang

    artifisialnya begitu tinggi seperti di laboratorium menggunakan binatang percobaan

    ketimbang manusia, atau bila &enelitianyang bahannya diperoleh di manusia namundikerjakan di laboratorium sehingga lingkungannya berbeda dengan lingkungan sosial

    manusia

    BE"BAGAI MACAM DESAIN PENELITIAN EKSPE"IMENTAL

    DESAIN P"AEKSPE"IMENTAL

    Merupakan (esain yang paling lemah, serta tidak untuk membuktikan hubungankausal /da tiga macam (esainpraeksperimental

    One shot case stu(/ atau &osttest onl/ (esi,n

    ecara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut

    ; -------- O

    1i mana 7 adalah perlakuan yang diberikan dan selanjutnya adalah hasil pengamatan

    yang dilakukan sesudah perlakuan Desainini tentunya tidak bisa digunakan untukmempelajari adanya perubahan sesudah pe

    Gaktor yang memperlemah 4aliditas internal adalah adanya history, maturation,

    e;perimental mortality

    Gaktor yang memperlemah 4aliditas internal adalah adanya selection bias /danyainteraksi antara selection dengan perlakuan 7 juga memperlemah 4aliditas eksternal

    Pretest &osttest (esi,n

    Desainini sudah lebih baik dari (esainsebelumnya Karena kondisi awal diamati makabisa digunakan untuk menge4aluasi adanya perubahan sesudah perlakuan dengan

    membandingkan dengan hasil pengamatan sesudah perlakuan (posttest) Tentunya disain

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    23/28

    ini belum bisa menjawab bahwa bila terjadi perubahan apakah perubahan tersebut karena

    perlakuan 6ntuk menjawab hal tersebut perlu kelompok kontrol

    ecara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut

    "-------- 7 ---------- $

    1i mana 7 adalah perlakuan, "adalah hasil pengamatan sebelum perlakuan (pretest)

    dan $adalah hasil pengamatan sesudah perlakuan (posttest)

    Gaktor yang memperlemah 4aliditas internal adalah adanya history, maturation, testing,instrumentation

    'nteraksi antara selection dan maturation dls juga ikut memperlemah 4aliditas internal

    Gaktor yang memperkuat 4aliditas internal adalah tidak ada selection bias dan tidak ada

    e;perimental mortality

    Gaktor yang memperlemah 4aliditas eksternal adalah adanya interaksi antara testing danperlakuan 7, interaksi antara selection dan perlakuan 7

    Static ,rou& co)&arison (esi,n atau &osttest onl/ control ,rou& (esi,n

    Kelemahan dari (esaina disempurnakan dengan menambah kelompok kontrol

    ecara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut

    7 -------- "

    ----------------------------

    -------- $

    1i mana 7 adalah perlakuan , "adalah hasil pengamatan sesudah perlakuan (posttest)

    pada kelompok perlakuan, dan $adalah hasil pengamatan sesudah perlakuan pada

    kelompok kontrol

    Gaktor yang memperlemah 4aliditas internal adalah : selection, e;perimental mortality,dan interaksi antara selection maturation dll

    Gaktor yang memperkuat 4aliditas internal adalah : tidak ada history, testing,

    instrumentation,regression artifact

    Gaktor yang memperlemah 4aliditas eksternal adalah adanya interaction antara selectiondan perlakuan 7

    DESAIN EKSPE"IMENTAL S#NGG#HAN

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    24/28

    /da tiga jenis desain untuk kelompok ini

    "an(o)i

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    25/28

    Gaktor yang memperkuat 4aliditas eksternal adalah : tidak adanya interaction antara

    testing dan perlakuan 7

    "an(o)i

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    26/28

    Desainini merupakan bentuk berulang dari one group experimentationdengan

    melibatkan dua sampel yang eki4alen waktunya, satu ada perlakuan 7 dan satunya

    tidak ada perlakuan 7

    ecara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut

    7" 7? 7" 7? 1T 1'6/0*

    --------------- ---------------

    eki4alen eki4alen

    Gaktor yang memperkuat 4aliditas inter4al adalah : tidak adanya history, maturation,

    testing, instrumentation, regression artifact, selection bias, e;perimental mortality,

    interaction antara selection dan maturation dll

    Gaktor yang memperlemah 4aliditas eksternal adalah : adanya interaction antara testingdan perlakuan 7, reacti4e arrangement, dan multiple 7 interference

    E.ui*alent )aterials sa)&le (esi,n

    ecara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut

    Ma7" Mb7? Ma7" Mb7? 1T 1'6/0*

    Gaktor yang memperkuat 4aliditas inter4al adalah : tidak adanya history, maturation,

    testing, instrumentation, regression artifact, selection bias, e;perimental mortality,interaction antara selection dan maturation dll

    Gaktor yang memperlemah 4aliditas eksternal adalah : adanya interaction antara testing

    dan perlakuan 7, dan multiple 7 interference

    None.ui*alent control ,rou& (esi,n

    ecara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut

    " -------- 7 -------- $

    ----------------------------------

    $--------------------- &

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    27/28

    Gaktor yang memperkuat 4aliditas inter4al adalah : tidak adanya history, maturation,

    testing, instrumentation, selection bias, e;perimental mortality

    Gaktor yang memperlemah 4aliditas internal adalah adanya antara selection danmaturation dll

    Gaktor yang memperlemah 4aliditas eksternal adalah : adanya interaction antara testing

    dan perlakuan 7

    Se&arate &retest &osttest (esi,n

    ecara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut

    " ---------

    7 --------- $

    Gaktor yang memperlemah 4alididitas internal adalah adanya history, maturation,e;perimental mortality, interaction antara selection dan maturation dll

    Gaktor yang memperkuat 4aliditas internal adalah tidak adanya testing, regression

    artifact, dan selection bias

    Gaktor yang memperkuat 4aliditas eksternal adalah tidak adanya interaction antara

    testing dan perlakuan 7, selection dan perlakuan 7, reacti4e arrangement

    Se&arate &retest &osttest control ,rou& (esi,n

    ecara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut

    " --------

    7 --------- $

    -----------------------------------------

    % --------

    --------- &

    Gaktor yang memperlemah 4aliditas internal adalah adanya maturation, e;perimental

    mortality

    Gaktor yang memperkuat 4aliditas internal adalah :tidak adanya : history, testing,regression artifact, selection bias, interaction antara selection dan maturation dll

  • 7/24/2019 Dokter Djab

    28/28

    Gaktor yang memperkuat 4aliditas eksternal adalah tidak adanya interaction antara

    testing dan perlakuan 7, selection dan perlakuan 7, reacti4e arrangement

    DESAIN PENELITIAN EKSPE"IMENTAL LAINN$A

    Co)&letel/ "an(o)i