dr. agustinus wendhi w

Upload: nimas-ajeng

Post on 13-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ikm

TRANSCRIPT

BAB 1

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PUSKESMASMANAJEMEN BOROleh:dr. Wendhi WidataPendamping:

dr. Diyan PusposariPUSKESMAS TANGGULDINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER2011 BAB 1LATAR BELAKANGUpaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat sebagai cita cita bangsa sangat berhubungan dengan peningkatan di sektor kesehatan. Untuk mewujudkannya diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang berkesinambungan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Depkes RI,1991)

Salah satu bentuk upaya kerja keras itu, saat ini semakin banyak tempat pelayanan kesehatan bermunculan, baik sektor pemerintahan maupun swasta, dengan menawarkan jasa pelayanan kesehatan yang bermutu dan memiliki fasilitas yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Kompetisi yang akhirnya terjadi di sektor pelayanan kesehatan pun tak dapat dielakkan, namun ada dampak positif dari keadaaan ini yaitu semakin baiknya mutu pelayanan kesehatan yang dapat diterima dan dinikmati masyarakat.Untuk itu, saat ini adalah sangat penting bagi sarana pelayanan dengan rawat inap atau tempat pelayanan kesehatan lainnya sehingga dapat menarik sebanyak mungkin pasien dengan beragam cara dan strategi. Keberhasilan puskesmas dapat ditandai dengan salah satunya semakin baiknya penggunaan tempat tidur perawatan oleh pasien atau BOR (Bed Occupancy Rate).

Dari data yang diperoleh pada pencapaian pasien rawat inap di puskesmas rawat inap Tanggul pada tahun 2010 sebesar 88,55%. Hal ini sudah jauh melebihi standart dari target yang telah ditetapkan oleh departemen kesehatan yaitu 60-80%

Berdasarkan fakta diatas, maka akan dibahas mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pencapaian BOR di puskesmas Tanggul.BAB 2PERMASALAHAN

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingginya BORBAB 3

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

1. Tinjauan Pustaka

1.1 Puskesmas

1.1.1 Definisi Puskesmas

Pengertian puskesmas menurut pedoman kerja Puskesmas DEPKES RI adalah kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Pusat kesehatan masyarakat merupakan ujung tombak dari peran pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasr bagi masyarakat luas. Wilayah kerja puskesmas meliputi satu Kecamatan atau sebagian dari kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah , keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

1.1.2 Fungsi Puskesmas

Ada 3 fungsi puskesmas yaitu:1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatanPuskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka mastarakat, keluarga, dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaraan, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif adalah memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya serta ikut menetapkan , menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayyaan perorangan , keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social busaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliput

a. Pelayanan Kesehatan Perorangan

adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

adalah pelayanan yang bersifat public (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarkat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya

1.2 Jenis pelayanan kesehatan puskesmas

Setiap puskesmas mempunyai jenis pelayanan yang standart sesuai wilayah kerja masing masing . Beberapa puskesmas melaksanakan jenis kegiatan pengembangan dan penunjangan sesuai kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya material yang dimilikinya. Berikut ini ringkasan pelayanan Puskesmas Tanggul:Pelayanan puskesmas di dalam gedung (rawat jalan)

1. Unit Layanan BP Umum

2. Unit Layanan Gigi

3. Unit Layanan Refraksi

4. Unit Layanan TB Dots5. Unit Layanan 24 Jam / UGD

6. Unit Layanan KIA / KB / Imunisasi

7. Unit Layanan Laboratorium

8. Unit Layanan Rawat Inap

9. Unit Layanan VK Bersalin10. Unit Layanan Kamar Obat11. Unit Layanan LoketPelayanan puskesmas di luar gedung

1. Posyandu balita

2. Penyuluhan kesehatan

3. Pelacakan kasus

4. Rapat koordinasi

Program pokok kesehatan

1. Promosi Kesehatan

2. Upaya Penyehatan Lingkungan3. Upaya Perbaikan Gizi 4. Kesehatan ibu dan anak5. Keluarga Berencana

6. Pemberantasan Penyakit Menular7. PengobatanProgram tambahan/ Penunjang puskesmas

1. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut3. Upaya Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas TT4. Laboratorium5. Upaya Kesehatan Usila6. Pemberdayaan Masyarakat dalam kemandirian Hidup Sehat

7. Upaya Kesehatan Jiwa/Mental

8. Upaya Kesehatan Indera

9. Upaya Kesehatan Mata

10. Upaya Peningkatan Mutu Yankes

1.3 Rawat inap

Definisi rawat inap sendiri merupakan suatu istilah yang berarti proses perawatan perorangan oleh tenaga kesehatan professional akibat penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan di suatu ruangan pelayanan kesehatan, meliputi observasi, diagnosa, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan pemerintah maupun swasta.1.4 BOR (Bed Occupancy Rate)

Salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan dan tingkat efektivitas sebuah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berpengaruh pada kepuasan pasien adalah Bed Occupancy Rate (BOR).Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu presentase tempat tidur terisi pada satu satuan waktu tertentu. Indicator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur, dimana salah satu cara untuk mengetahui pemanfaatan tempat tidur dengan nilai standart 70-85% (munimjaya,1999 dalam nurwahyuni, 2005:2) . Sedangkan nilai ideal BOR menurut Depkes (2001) adalah antara 60-80% dan 60-85%.

Rumus BOR= jumlah hari perawatan

x100%

Jumlah tempat tidurx jumlah hari dalam satu periode

(Depkes,2001)

1.5 Faktor faktor yang mempengaruhi tingginya BOR (Bed Occupancy Rate) di puskesmas

1.5.1 Mutu Pelayanan Kesehatan1. Definisi mutu

Mutu adalah sifat yang dimiliki dan merupakan suatu keputusan terhadap unit pelayanan tertentu dan bahwa pelayanan dibagi ke dalam paling sedikit 2 bagian: teknik dan interpersonal (Donabedian,1980 dalam Wijono,1999)

Arti mutu pelayanan kesehatan

a. Mutu pelayanan kesehatan adalah totalitas dari wujud serta cirri suatu barang dan jasa yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna (Din ISO8402, 1986 dalam Azwar,1996)

b. Arti pelayanan kesehatan dari beberapa sudut pandang

menurut wijono (1999) , arti mutu dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang (perspektif) : pasien, petugas kesehatan dan manajer.

1. Untuk pasien dan masyarakat

mutu pelayanan berarti suatu empati , respek dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung.

2. Untuk petugas kesehatan

mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara professional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan msyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang lain dan memenuhi standart yang baik. Komitmen dan motivasi petugas tergantung dari kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas mereka dengan cara optimal.

3. Untuk manajer dan administrator

mutu pelayanan tidak begitu berhubungan langsung dengan tugas mereka sehatri-hari, namun tetap sama pentingnya. Kebutuhan untuk supervise, manajemen keuangan dan logistic dan alokasi sumber daya yang terbatas sering memberikan tantangan yang tidak terduga.

2. Dimensi mutu pelayanan kesehatan

Menurut wijono (1999) ada 8 dimensi mutu pelayanan kesehatan yang tepat untuk pelayanan klinis maupun manajemen untuk mendukung pelayanan kesehatan

1. Kompetisi teknis

kompetisi teknis terkait dengan ketrampilan , kemampuan dan penampilan petugas , manajer dan staf pedukung. Kompetisi teknis berhubungan dengan bagaimana cara petugas mengikuti standart pelayanan yang telah ditetapkan dalam hal: dapat dipertanggungjawabkan atau diandalkan (dependability), ketetapan (accurancy), ketahanan uji (reliability) dan konsistensi (consistency).

2. Akses terhadap pelayanan

akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis, social, ekonomi, budaya , organisasi atau hambatan bahasa, akses geografis dapat diukur dengan jenis transportasi, jarak, waktu perjalanan dan hambatan fisik lain yang dapat menghalangi seseorang untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Akses ekonomi berkaitan dengan kemamapuan memberikan pelayanan kesehatan yang pembiayaannya terjangkau oleh pasien (affordability). Akses social atau budaya berkaitan dengan siterimanya pelayanan yang dikaitkan dengan nilai budaya, kepercayaan dan perilaku. Akses organisasi berkaitan dengan sejauh mana pelayanan diatur untuk kenyamanan pasien, jam kerja klinik, waktu tunggu. Akses bahasa berarti bahwa pelayanan yang diberikan dalam bahasa atau dialek setemoat yang dipahami oleh pasien.3. Efektivitas

Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektifitas yang menyangkut norma pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai standart yang ada.4. Hubungan antara manusia

dimensi hubungan anatar manusia berkaitan dengan interaksi anatara petugas kesehatan dan pasien , manajer dan petugas dan anatara tim kesehatan dan masyarakat. Hubungan anatar manusia yang baik menanamkan kepercayaan kredibilitas dengan cara : menghargai, menjaga rahasia, menghormati, responsive dan memberikan perhatian.

5. Efesiensi

efisiensi pelayanan kesehatan merupakan dimensi yang penting dari mutu karena akan memperngaruhi haisl pelayanan kesehatan, apalagi sumber daya pelayanan kesehehatan pada umumnya terbatas. Petugas akan memberikan pelayanan terbaik dengan sumber daya yang dimiliki.6. Kelangsungan pelayanan

kelangsungan pelayanan berarti klien akan menerima pelayanan yang lengkap yang dibutuhkan (termasuk rujukan) tanpa interupsi, berhenti atau mengulangi prosedur diagnose dan terapi yang tidak perlu. Klien harus memiliki akses rujukan pelayanan yang spesialistis dan menyelesaikan lanjutan yang diperlukan.7. Keamanan

Sebagai salah satu dimensi dari mutu, keamanan (safety) berarti mengurangi resiko cedera, infeksi, efek samping atau bahaya lain yang berkaitan dengan pelayanan.

8. Kenyamanan, kenikmatan

keramahan atau kenikmatan (amenities) berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan efektifitas klinis tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan bersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya. Amenities juga penting karena dapat mempengaruhi kepercayaan pasien dalam pelayanan kesehatan.

Sedangkan menurut Parasuraman (1996) dalam perkembangan penemitiannya ditemukan dari 10 dimensi kualitas jasa (tangibles, reliabitlity, responsiveness, competence, courtesy, credibility, security, access, communication, understanding the customer) dapat dirangkum menjadi 5 dimensi pokok meliputi:

a. Tangibles

menggunakan peralatan modern , dasilitas fisik yang menarik orang maupun alat komunikasi yang dijanjikan.

b. Reliability

Kemampuan produsen untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dan dapat diandalkan dan dilaksanakan dengan tepat.

c. Responsiveness

Keinginan untuk selalu membantu konsumen dan memberikan pelayanan sesegera mungkin yang tampak dari seberapa tanggap produsen dalam membantu memecahkan msalah masalah yang timbul.d. Assurance

Jaminan bahwa pelanggan akan dilayani dengan baik oleh petugas yang memiliki tingkay kompetensi yang memadai , ramah , memiliki kredibilitas tinggi dan mampu member rasa amane. Empathy

Suatu kemampuan untuk memberikan oerhatian kepada pelanggan sehingga dapat memahami masalah-masalah pelanggan secara mendalam.1.5.2 Kepuasaan

1. Definisi kepuasan

Kotler dalam Wijono (1999) mengatakan Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi.,

2. Pengukuran kepuasaan

Menurut Supriyanto (2003) pengukuran kepuasan menggunakan Metode skala (rating scale)a. Definisi

Instrument ini meminta individu untuk menilai:1. Derajat kesukaan

2. Persetujuan

3. Penilaian

4. Tingkat kepuasaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk skala. Skala penilaian bisa genap atau ganjil. Dalam penetapan banyaknya skala genap bisa 1 sampe 10b. Prosedur metode skala

langkah awal prosedur metode ini adalah:1. tentukan skala standart. Skala ini bisa berdasarkan nilai skala tengah dari pengukuran, bisa ditentukan oleh peneliti berdasarkan tujuannya2. menghitung nilai rata-rata. Nilai rata-rata komposit adalah penjumlahan nilai skala dari individu yang diamati dibagi jumlah individu.

c. Analisis hasil

jika didapatkan nilai rata-rata komposiy yang melebihi nilai standart maka pasien tersebut puas dengan artribut pelayanan. Demikian pula sebaliknya.1.5.3 Loyalitas

1. Definisi loyalitas

Menurut Supriyanto (2003) loyalitas dapat didefinisikan:

a. Kemauan dan kesediaan pelanggan untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang sama secara kontinu dalam waktu yang panjang. Ini terbentuk bila pelanggan sangat puas terhadap pelayanan rumah sakitb. Membeli, menggunakan jasa yang sama secara berulang-ulangc. Secara sukarela dan eksklusif merekomendasikan produk atau jasa rumah sakit pada teman, relasi dan kelompok masyarakat lainnya.

d. Membuat komitmen untuk menggunakan lagi bila membutuhkan2. Pengukuran loyalitas

David dan Alan (1991) menyatakan bahwa artribut dalam mengukur loyalitas pelanggan adalah

a. Makes regular repeat purchaseUkuran pertama loyalitas adalah perilakunya dalam melakukan pembelian secara tetap

b. Purchases across product and service lines

Ukuran kedua loyalitas pelanggan adalah perilakunya dalam melakukan pembelian pada jalur produk dan lini jasa yang dikeluarkan oleh badan usaha

c. Refers to othersUkuran ketiga loyalitas pelanggan adalah perilakunya dalam memberikan rekomendasi bagi orang lain untuk membeli produk yang samad. Demonstrates an imunity to the pull of competition

Ukuran keempat loyalitas pelanggan adalah perilakunya dalam menunjukkan suatu kekebalan terhadap pengaruh persaingan, dimana pelanggan menolak menerima produk atau jasa yang sejenis dari pesaing.

1.5.4 Aspek sosiopsikologi

Saat ini pelayanan puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang professional, sejalan dengan tuntutan pasien yang ingin mendapatkan kenyamanan dalam menerima pelayanan kesehatan. Hal tersebut menjadikan masyarakat lebih selektif dalam memilih tempat pelayanan. Keputusan untuk memilijh tempat pelayanan kesehatana , tidak terlepas juga dari persepsi pasien terhadap pelayanan tersebut. Persepsi pasien timbul karena dipengaruhi oleh beberapa factor, baik yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri maupun yang berasal dari institusi pelayanan kesehatan.Menurut Lappau (1997) salah satu yang mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah factor sosiopsikologi. Adapun factor sosiopsikologi adalah individu berpresepsi terhadap pelayanan kesehatan. Apabila seseorang memiliki persepsi yang baik terhadap pelayanan kesehatan, maka memiliki kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut. Demikian pula sebaliknya apabila seseorang berpersepsi tidak baik terhadap pelayanan kesehatan maka kemungkinan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut.

2. GAMBARAN UMUM2.1 KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN

1. Administrasi dan Pemerintahan

Wilayah kerja Puskesmas Tanggul terdiri dari lima desa.

2. Geografis

Puskesmas Tanggul berbatasan dengan :

Utara

: Probolinggo Timur

: Puskesmas Klatakan Selatan

: Kecamatan Semboro Barat

: Kecamatan Sumber Baru 2.1.1 LUAS TANAH DAN JUMLAH KK PER DESA :

NO.DESAJUMLAH KKLUAS TANAH

1TANGGUL WETAN346088,99

2TANGGUL KULON5037115,63

3KRAMAT SH1727152,63

4MANGGISAN3165117,79

5PATEMON2728111,07

JUMLAH 16117586,02

2.1.2 Jumlah Penduduk Per Desa

NOD E S APENDUDUK

1TANGGUL WETAN15.950

2TANGGUL KULON13.438

3KRAMAT SH8.420

4MANGGISAN10.298

5PATEMON9.222

JUMLAH57.328

2.1.3 Penduduk menurut Jenis Kelamin Per DesaNama Desa

Jumlah PendudukJumlah Penduduk Usila

PriaWanitaTotalPriaWanitaTotal

Tgl.Kulon6648678913438453468921

Tgl.Wetan75478403159505385561093

Patemon454846739222311321632

Kramat SH406843538420284293577

Manggisan5379491910298347359706

Jumlah281912913757328193319973930

2.1.4 Data Sarana Pendidikan

Nama DesaJml.TKJml.SD/MIJml.SLTP/MtsJml.SLTA/MAPonpes

Tgl.Kulon54/32/-3/-1

Tgl.Wetan37/23/11/-2

Patemon2-/--/-2

Kramat SH-4/1-/--/-1

Manggisan15/4-/11/-3

Jumlah1123/145/25/-9

2.2. SUMBERDAYA

2.2.1. Tenaga NoJenis TenagaPNSPTTMagang

IPuskesmas Induk

Dokter

Dokter gigi

Bidan

Perawat Kesehatan

Perawat Gigi

Sanitarian

Analis Kesehatan

AA

RO

Ahli Gizi

Juru Rawat

Tenaga Umum

Tenaga Teknisi Alkes

Pekarya Halaman

Sopir

Jurumasak

2

1

8

9

-

1

1

1

1

1

3

5

-

1

1

1-

-

3

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

--

-

2

11

-

-

1

-

-

-

-

15

-

-

-

-

IIPuskesmas Pembantu

Perawat Kesehatan

Bidan1

41

2-

-

IIIPolindes

Bidan di desa11-

IVPoskesdes

Bidan-1-

2.2.2 Sarana Pelayanan KesehatanNama DesaJml.PustuJml.DansaJml.PolindesJml.PosyanduPos lain

Tgl.Kulon---15-

Tgl.Wetan1-117-

Patemon-1114-

Kramat SH11-9-

Manggisan11-11-

Jumlah33166-

2.3 VISI DAN MISI2.3.1. VISI

Saat ini visi pembangunan kesehatan puskesmas Tanggul adalah : Menuju layanan berkualitas dan terjangkau.2.3.2. MISI

Guna mewujudkan visi Pembangunan Kesehatan diwilayah Cabang Dinas Kesehatan Puskesmas Tanggul, ditetapkan misi sbb :

1. Memberikan layanan pengobatan secara profesional dan bertanggung jawab.

2. Memberdayakan pelanggan sehingga mengetahui hak dan kewajiban pelanggan.

3. Meningkatkan sumber daya manusia yang ada sehingga mampu memberikan pelayanan secara profesional.

4. Meningkatkan penyediaan & perawatan sarana prasarana sehingga menunjang pelayanan pengobatan yang berkualitas.

5. Mendorong & mendukung kebijakan pelayanan kesehatan di tingkat Kabupaten.

BAB 4PROSES INTERVENSI4.1 Upaya Kesehatan PengembanganNoJenis KegiatanJmlh SasaranTarget Sasaran

(T)JmlhPenca

paian

(H)Sub

Var

(SV)Vari

abel

(V)

I.Puskesmas Dengan Rawat Inap

1.Cakupan Rawat Inap495031% pendududk4950372375,21

2.BOR Puskesmas Tempat Tidur60%6088,55147,58

3.Hari Rawat rata-rata (ALOS) di Puskesmas Tempat Tidur3 hari32,6086,66

4.Asuhan keperawatan individu pada pasien rawat inap100% pasien37233723100

386,8796,72

4.2 Pencapaian BOR di Puskesmas Rawat Inap TanggulPenghitungan BOR:

Rumus BOR= jumlah hari perawatan

x100%

Jumlah tempat tidurx jumlah hari dalam satu periode

= 9696

x100%

= 88,55%

30 x 365BAB 5MONITORING DAN EVALUASIPada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan akan faktor yang mendukung pencapaian BOR pada Puskesmas Rawat Inap Tanggul. BOR meningkat dipengaruhi jumlah pasien rawat inap. Beberapa faktor yang mempengaruhi pasien memilih Puskesmas Rawat Inap Tanggul sebagai sarana kesehatan antara lain:5.1 Karakteristik Individu

5.1.1 Tingkat Pendapatan

Dari pengamatan, beberapa pasien yang berobat di Puskesmas Rawat Inap Tanggul memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah. Namun ada juga beberapa pasien yang memiliki tingkat ekonomi tinggi. Hal ini dikarenakan pada umumnya pelayanan kesehatan pemerintah menetapkan tarif yang dapat dijangkau masyarakat, dan juga segmentasi pelayanan pemerintah yang sesuai dengan ruang lingkup kegiatan yang semula yang mencakup aspek social (Aswar,1996)

Sebagian besar pasien mengatakan puas dengan tarif yang di tentukan dikarenakan biaya yang harus dikeluarkan tidaklah terasa memberatkan. Akan tetapi tarif pemerintah memiliki pemulihan biaya yang rendah. Jika tarif ini diberlakukan pada kelas pelayanan bawah adalah sesuatu yang layak sehingga ada subsidi pemerintah bagi masyarkat miskin untuk menggunakan pelayanan kesehatan (Trisnantoro,2004)5.1.2 Tingkat Pengetahuan Pasien tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan

Sebagian besar pasien yang berobat di Puskesmas Rawat Inap Tanggul memiliki pengetahuan yang masih rendah akan pentingnya pemeriksaan kesehatan. Kebanyakan pasien dan keluarganya lebih suka berobat dan dirawat di tempat yang dekat dengan tempat tinggal mereka, walaupun penyakit yang dideritanya sudah bukan merupakan kompetensi puskesmas untuk merawatnya. Perilaku masyarakat yang seperti ini justru membawa mereka untuk banyak menggunakan jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Tanggul sehingga meningkatkan kunjungan pasien.5.1.3 Pengalaman mendapatkan pelayanan kesehatan

Pasien yang datang ke Puskemas Rawat Inap Tanggul banyaklah pasien yang lama yang pernah berobat, adapun pasien baru pertama kali berobat. Beberapa pasien berdomisili di kecamatan Tanggul, dimana mereka biasa mendapatkan informasi mengenai bidang kesehatan di Puskesmas Tanggul.5.1.4 Pola pencarian pelayanan kesehatan

Banyaknya jumlah pasien di Puskesmas Rawat Inap Tanggul berasal dari wilayah Kecamatan Tanggul yang merupakan pasien yang berpendapatan menengah ke bawah. Alasan pasien berobat ke Puskesmas Tanggul adalah dikarenakan tarif pelayanan yang dapat dijangkau, pelayanan yang baik, juga lokasi yang turut mempengaruhi pilihan pasien untuk kembali memeriksa kesehatannya di Puskesmas Tanggul.5.2 Mutu Pelayanan

Beberapa pasien berpendapat bahwa mutu pelayanan dari pelayanan medis dan para medis Puskesmas Rawat Inap Tanggul baik. Dikatakan bahwa para perawat dan dokter melayani dengan sopan, sabar, ramah, dan berpenampilan rapi. Tetapi di lain sisi, minat yang tinggi untuk berobat di Puskesmas Rawat Inap Maron membuat dirasa kurangnya beberapa sarana dan prasarana untuk pemeriksaan penunjang pasien, contohnya pelayanan radiologi. Pasien yang membutuhkan foto thorak seperti pasien Tuberculosis, decompensasi cordis, dan lain-lain yang tidak mau dirujuk ke level lebih tinggi yakni rumah sakit sangatlah memberatkan tenaga kesehatan untuk terus merawatnya. 5.3 Tingkat Kepuasan Pasien

Dari pelayanan yang diterima di Puskesmas Rawat Inap Tanggul, hampir seluruh pasien mengatakan puas dengan pelayanan rawat inap di Puskesmas Tanggul. Beberapa pasien mengatakan puas dan berminat akan melakukan kunjungan ulang ke puskesmas jika sakit.Berikut ini adalah kuesioner yang digunakan Puskesmas Tanggul untuk mendeteksi kepuasan pasien.

KUESIONER

KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN

PUSKESMAS TANGGULTanggal kunjungan :

Tujuan kunjungan : Puskesmas Tanggul

NoAspekKSS

1.Linen (sprei, sarug bantal, selimut) bersih

2.Kejelasan petugas dalam memberikan informasi layanan

3.Perawat ramah dan sopan

4.Kebersihan ruang layanan

5.Kamar mandi/WC bersih

6.Biaya berobat ke Puskesmas Tanggul

7.Dokter jelas dalam memberikan informasi tentang diagnosa penyakit, perkembangan penyakit serta petunjuk penggunaan obat

8.Dokter disiplin dalam melakukan visite

9.Kesanggupan dokter dalam menangani keluhan pasien

10.Kesanggupan perawat dalam menangani keluhan pelanggan

11.Keramahan dokter terhadap keluhan pasien

12.Keramahan perawat terhadap keluhan pasien

13.Perawat sgera datang apabila diperlukan

14.Perawat perhatian kepada pasien

Bila kurang setuju mohon dijelaskan hal yang membuat Anda kurang setuju

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

Mohon diisi (v) pada setiap kotak pilihan

Angket mohon dikembalikan kepada petugas

Keterangan:

KS: Kurang Setuju

S: Setuju5.4 Loyalitas Pasien

Beberapa pasien mengatakan loyal dengan Puskesmas Rawat Inap Tanggul dikarenakan mereka senang akan tarif yang ditentukan oleh pemerintah, adapun alasan memiliki jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin, ada pula karena lokasi dekat dengan tempat tinggal mereka, dan beberpa memberikan alasan bahwa obat yang diberikan dokter sangatlah manjur. Selain loyalitas menurut Lapau (1997) salah satu yang mempengaruhi seseorang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah faktor sosiopsikologis. Adapun faktor sosiopsikologis adalah invididu berpersepsi terhadap pelayanan kesehatan. Apabila seseorang memiliki persepsi yang baik terhadap pelayanan kesehatan, maka memiliki kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut. Demikian pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki persepsi yang tidak baik terhadap pelayanan kesehatan, maka kemungkinan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut.5.5 Faktor Pendukung dan Faktor yang perlu ditingkatkan dari Puskesmas Tanggul5.5.1 Faktor Pendukung

1. Tingginya kesadaran masyarakat kecamatan Tanggul akan pentingnya memerikasakan kesehatannya di Puskesmas Tanggul

2. Kesesuaian tingkat ekenomi masyarakat dengan tarif yang di tetapkan oleh Puskesmas Tanggul

3. Lokasi Puskesmas Tanggul yang mudah dijangkau oleh pasien sekitar puskesmas

4. Mutu Puskesmas Tanggul telah banyak dirasakan warga sekitar Kecamatan Tanggul dan berbagai pasien didaerah lain. Mutu ini termasuk dari pelayanan dan pengobatan yang diberikan sangatlah memuaskan.

5. Pelayanan Puskesmas Tanggul yang ramah dan baik sehingga membuat pasien untuk berobat kembali.5.5.2 Faktor yang perlu ditingkatkan

1. Sarana dan prasarana yang diberikan Puskesmas Tanggul perlu kembali ditingkatkan . Banyaknya pasien yang berobat dan rawat inap sehingga kurangnya peralatan medis.

2. Kurangnya pelayanan tambahan seperti pelayanan radiologi. Beberapa pasien yang menderita Tuberculosis atau pun pasien yang mengeluhkan sesak yang berkepanjangan dimana membutuhkan foto thorax untuk mendukung diagnosis dan terapi yang tepat kepada pasien menjadi terhambat. BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN6.1 KesimpulanPecapaian BOR pada Puskesmas Rawat Inap Tanggul dipengaruhi beberapa faktor yang penting yaitu:1. Tingkat pendapatan

Pasien yang berobat ke Puskesmas Rawat Inap Tanggul sebagian besar adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.2. Tingkat pengetahuan tentang pentingnya pemerikasan kesehatan

Sebagian besar pasien yang berkunjung di Puksemas Rawat Inap Tanggul mengerti arti pentingnya pemeriksaan kesehataan.

3. Pengalaman mendapatkan pelayanan kesehatan

Pasien yang berkunjung di Puskesmas Rawat Inap Tanggul sebagian besar pasien lama atau pasien yang sudah pernah mendapatkan pelayanan dari Pukesmas Rawat Inap Tanggul.4. Pola pencarian pelayanan kesehatan

Pasien sekitar di Kecamatan Tanggul lebih memilih berobat ke puskesmas sebagai pelayanan kesehatan disbanding ke rumah sakit ataupun dokter swasta.

5. Mutu pelayanan

Mutu Puskesmas Rawat Inap Tanggul sudah dikatakan baik dikarenakan sikap dan perhatian juga penampilan dari semua para medis dan dokter di puskesmas.

6. Tingkat kepuasan pasienPasien mengatakan puas akan kinerja petugas yang memenuhi harapan mereka dalam pelayanan secara umum.

7. Loyalitas pasien

Beberapa pasien mengatakan loyal dikarenakan mereka mempercayakan kesehatannya pada Puskesmas Rawat Inap Tanggul.6.2 SaranSayangnya akibat posisi Puskesmas Tanggul yang berada di jalan besar dengan angka kejadian KLL yang cukup tinggi, serta pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa Puskesmas Tanggul adalah Rumah Sakit, pencapaian BOR di Puskesmas Tanggul yaitu sebesar 88,55% adalah terlampau tinggi. Hal ini akan berdampak pada sanitasi ruangan dan efektivitas kerja SDM di Instalasi Rawat Inap. Oleh karena itu, saran yang bisa kami berikan adalah agar Puskesmas Tanggul bisa lebih menyeleksi pasien. Sebaiknya, indikasi pasien MRS lebih disosialisasikan lagi ke berbagai poli di Puskesmas Tanggul, antara lain BP, UGD, dan KIA agar tidak mubazir. Karena dari pengamatan kami, pasien yang tidak ada indikasi sering di MRS kan hanya satu hari kemudian minta pulang paksa. Juga untuk pasien yang bukan kompetensi puskesmas sebaiknya segera dirujuk agar tidak membebani pasien dua kali.DAFTAR PUSTAKAAlan, Thiry., dan David,S., 1991. Building Custumer Loyalty, Training and Development Journal. April. 34Azwar, Azrul., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi ketiga. Binarupa Aksara

Azwar, Azrul., 1994. Program Jaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan. Republik Indonesia., 1991. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 1991. Jakarta

Departemen Kesehatan. Republik Indonesia., 1997. Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas. Jakarta.

Muninjaya, Gede., 1999. Manajemen Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo., 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono,Dr., 1994. Metode Penelitian Administrasi. Edisi 1994. Penerbit Alfabetha. Bandung.1