efek penggunaan tepung daun kelor [moringa oleifera] dalam pakan terhadap berat organ dalam, glukosa...

Upload: hendra-saputra

Post on 20-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    1/49

    EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR

    (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP

    BERAT ORGAN DALAM, GLUKOSA DARAH DAN

    KOLESTEROL DARAH AYAM PEDAGING

    SKRIPSI

    Oleh:

    Lies Analysa

    0310520041

    JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2007

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    2/49

    EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa

    oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP BERAT ORGAN

    DALAM, GLUKOSA DARAH DAN KOLESTEROL DARAH

    AYAM PEDAGING

    Oleh:

    Lies Analysa

    0310520041

    Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada

    Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

    JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2007

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    3/49

    EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa

    oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP BERAT ORGAN

    DALAM, GLUKOSA DARAH DAN KOLESTEROL DARAH

    AYAM PEDAGING

    Oleh:

    Lies Analysa

    0310520041

    Telah Lulus Dalam Ujian SarjanaPada Hari/Tanggal :Selasa, 4 Desember 2007

    Susunan Tim Penguji:

    Mengetahui,

    Pembimbing Utama, Anggota Tim Penguji,

    Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc. M. Halim Natsir, Spt. MP.

    Tanggal: ............................ Tanggal: .....................

    Pembimbing Pendamping,

    Dr. Ir. Eko Widodo, M.Agr.Sc., M.Sc.

    Tanggal: ...........................................

    Dekan,

    Fakultas Peternakan

    Universitas Brawijaya

    Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP.

    Tanggal : ..........................

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    4/49

    i

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis bernama lengkap Lies Analysa, dilahirkan di Bojonegoro pada

    tanggal 10 November 1985 sebagai putri keempat dari pasangan Bapak Mudhofar

    dan Ibu Sulistijowati.

    Jenjang pendidikan formal penulis diawali dari lulus Taman Kanak-kanak

    pada tahun 1990, SD Negeri Sumberoto, Bojonegoro lulus pada tahun 1996,

    SLTP Negeri I Sumberejo, Bojonegoro lulus tahun 2000, dan SMU Negeri 2

    Bojonegoro yang lulus tahun 2003. Tahun 2003 penulis diterima sebagai

    mahasiswa S1 Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan

    Universitas Brawijaya Malang melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

    (SPMB).

    Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa

    Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak (HMJ-NMT) sebagai staff Bidang

    Pengembangan Organisasi pada periode 2004/2005. Disamping itu penulis juga

    aktif dalam Lembaga Otonom Teater Cowboy Fakultas Peternakan Universitas

    Brawijaya, Malang sebagai Anggota Bidang Kajian Sastra periode 2004/2005 dan

    menjabat sebagai Sheriff (Ketua) Lembaga Otonom Teater Cowboy pada periode

    2005/2006. Penulis juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Kongres Mahasiswa

    Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang pada Periode 2006/2007.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    5/49

    ii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

    hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efek

    Penggunaan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam Pakan terhadap Berat

    Organ Dalam, Glukosa Darah dan Kolesterol Darah Ayam Pedaging ini dengan

    baik.

    Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada yang terhormat:

    1. Bapak Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc selaku dosen Pembimbing Utama dan

    Bapak Dr. Ir. Eko Widodo, M.Agr.Sc.,M.Sc selaku dosen Pembimbing

    Pendamping atas kesabaran selama membimbing serta masukan dan ilmu

    yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.

    2.

    Bapak M. Halim Natsir, Spt.MP. selaku penguji atas masukan yang sangat

    berharga.

    3. Bapak Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc selaku Ketua Jurusan Nutrisi dan

    Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang telah

    melancarkan penulis dalam menyelesaikan studi.

    4.

    Bapak dan Ibu serta kakak-kakak tercinta atas restu dan semangat yang

    selalu mengiring langkah penulis.

    5. Bapak Ngatuwin atas kesabaran dan bantuan administrasi dalam

    melancarkan studi di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

    6. Kelor Mania (Indira, Hestera, Erifa) atas kerjasama, kebersamaan dan suka

    duka selama penelitian.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    6/49

    iii

    7. Sahabat-sahabat tercinta serta saudara-saudara di Teater Cowboy atas

    kebersamaan dan cinta yang murni.

    8.

    Teman-teman Nutrisi 2003 atas kebersamaan dan persabatannya.

    Semoga semua kebaikan akan mendapatkan hidayah dari Allah SWT.

    Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Malang, Nopember 2007

    Penulis

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    7/49

    iv

    ABSTRACT

    THE EFECT OFMoringa oleifera LEAF POWDER ON INTERNAL

    ORGAN WEIGHT, BLOOD GLUCOSE, AND BLOOD CHOLESTEROLOF BROILER

    The aim of this research was to find out the effects of Moringa oleifera

    leaf powder in feed on internal organ weight, blood glucose, and blood cholesterol

    of broiler.

    The materials used in this research were 100 day old Lohmann broilers.

    The method of this research was field experiment arranged under completely

    randomized design with 5 treatments (P0= 0 %; P1= 2,5 %; P2= 5 %; P3= 7,5 %;

    P4= 10 %Moringa oleifera leaf powder in feed). Every treatment was repeated 4

    times, if there was significant influence, it is followed by Duncans MultipleRange Test.

    The result showed thatMoringa oleifera leaf powder was not significantly

    influence (P>0,05) internal organ weight and blood glucose. But it significantly

    decreased (P

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    8/49

    v

    RINGKASAN

    EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera)

    DALAM PAKAN TERHADAP BERAT ORGAN DALAM, GLUKOSADARAH DAN KOLESTEROL DARAH AYAM PEDAGING

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juni sampai dengan 31 Juli

    2007 di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Desa

    Sumber Sekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Analisis bahan pakan dan

    pakan dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas

    Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Sedangkan analisis glukosa darah dan

    kolesterol darah dilaksanakan di Laboratorium Faal Fakultas Kedokteran

    Universitas Brawijaya, Malang.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penggunaan tepung daun

    kelor (Moringa oleifera) dalam pakan terhadap berat organ dalam, glukosa darahdan kolesterol darah ayam pedaging. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

    menjadi sumber informasi bagi insan akademis dan khalayak mengenai efek

    penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan terhadap berat

    organ dalam, glukosa darah dan kolesterol darah ayam pedaging.

    Materi penelitian yang digunakan adalah 100 ekor DOC ayam pedaging

    strain Lohmann produksi PT. Multibreeder Adirama Indonesia yang tidak

    dibedakan jenis kelaminnya (Straight runatau Unsex) dan dipelihara selama 35

    hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan di lapang dan

    laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5

    perlakuan dan 4 ulangan. Data analisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan

    dengan Uji Jarak Berganda Duncans. Semua pakan perlakuan disusun

    berdasarkan iso-energi dan iso-protein sesuai dengan perlakuan sebagai berikut:

    pakan perlakuan tanpa tepung daun kelor (P0), pakan dengan 2,5 % tepung daun

    kelor (P1), pakan dengan 5 % tepung daun kelor (P2), pakan dengan 7,5 % tepung

    daun kelor (P3) dan pakan dengan 10 % tepung daun kelor (P4). Variabel

    penelitian ini adalah berat organ dalam, glukosa darah dan kolesterol darah ayam

    pedaging.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun kelor

    (Moringa oleifera) dalam pakan tidak memberikan efek yang berbeda nyata

    (P>0,05) terhadap berat organ dalam dan glukosa darah, tetapi memberikan efek

    yang berbeda nyata (P

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    9/49

    vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    RIWAYAT HIDUP . i

    KATA PENGANTAR ......................................................................... ii

    ABSTRACT . iv

    RINGKASAN .. v

    DAFTAR ISI vi

    DAFTAR TABEL viii

    DAFTAR LAMPIRAN ix

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang ... 1

    1.2. Rumusan Masalah .. 2

    1.3. Tujuan Penelitian ... 2

    1.4. Kegunaan Penelitian .. 3

    1.5. Kerangka Pikir ... 3

    1.6. Hipotesis . 5

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Kebutuhan Nutrisi Ayam Pedaging .. 6

    2.2. Kelor (Moringa oleifera) .. 7

    2.2.1. Nutrisi dan Pharmakoterapi (Moringa oleifera) .. 8

    2.2.2. Kandungan Nutrisi Daun Kelor (Moringa oleifera) 9

    2.2.3. Aplikasi Penggunaan Kelor sebagai Suplemen

    Pakan Ternak 12

    2.3. Organ Dalam Ayam Pedaging... 13

    2.4. Glukosa Darah .. 14

    2.5. Kolesterol Darah ... 15

    BAB III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

    3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 17

    3.2. Materi Penelitian .. 17

    3.2.2. Ayam Pedaging .. 17

    3.2.3. Kandang .. 17

    3.2.4.

    Tepung Daun Kelor . 18

    3.2.5. Pakan Ternak .......................... 19

    3.1. Metode Penelitian . 20

    3.2. Variable Penelitian ... 21

    3.3. Analisis Statistik .. 21

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    10/49

    vii

    Halaman

    3.4. Batasan Istilah .. 22

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1.Efek Perlakuan terhadap Berat Gizzard 24

    4.2. Efek Perlakuan terhadap Berat Hati . 25

    4.3. Efek Perlakuan terhadap Berat Pankreas . 26

    4.4. Efek Perlakuan terhadap Berat Jantung 27

    4.5. Efek Perlakuan terhadap Berat Limpa . 28

    4.6. Efek Perlakuan terhadap Glukosa Darah . 28

    4.7. Efek Perlakuan terhadap Kolesterol Darah .. 30

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1.Kesimpulan .. 32

    5.2. Saran 32

    DAFTAR PUSTAKA . 33

    LAMPIRAN 37

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    11/49

    viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Kebutuhan nutrien berdasarkan periode ayam pedaging ................. 7

    2. Komposisi kimia pada ekstrak dan non ekstrak moringa ..................... 10

    3. Komposisi kimia buah, daun dan tepung daun kelor (100 g) ............... 11

    4. Antinutrisi yang terkandung dalam kelor (% BK) 11

    5. Kandungan nutrisi Tepung Daun Kelor berdasarkan % BK ................. 18

    6. Formula pakan perlakuan untuk periode starter berdasarkanperhitungan ............................................................................................ 19

    7. Formula pakan perlakuan untuk periode finisher berdasarkan

    perhitungan ............................................................................................ 20

    8. Rataan berat organ dalam (g/100 g BB), glukosa darah (mg/dl)

    dan kolesterol darah (mg/dl) ayam pedaging......................................... 24

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    12/49

    ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1.

    Sistematika Rencana Penelitian ... 37

    2. Data suhu dan kelembaban di dalam kandang selama

    pelaksanaan penelitian 38

    3. Koefisien keragaman bobot badan (g/ekor) ayam pedaging umur

    1 hari yang digunakan selama penelitian . 39

    4. Rata-rata konsumsi pakan (g/ekor) ayam pedaging selama penelitian. 42

    5.

    Rata-rata bobot badan (g/ekor) ayam pedaging awal yang digunakanselama penelitian . 43

    6. Rata-rata bobot badan (g/ekor) ayam pedaging akhir yang digunakan

    selama penelitian . 44

    7. Bobot hidup (g/ekor) ayam yang digunakan sebagai sampel penelitian 45

    8. Berat gizzard (g/100 g BB) ayam yang digunakan sebagai sampel

    penelitian . 46

    9.

    Berat hati(g/100 g BB) ayam yang digunakan sebagai sampel

    penelitian . 47

    10.Berat pankreas(g/100 g BB) ayam yang digunakan sebagai sampel

    penelitian . 48

    11.Berat jantung(g/100 g BB) ayam yang digunakan sebagai sampel

    penelitian . 49

    12.Berat limpa(g/100 g BB) ayam yang digunakan sebagai sampel

    penelitian . 50

    13.

    Glukosa darah (mg/dl) ayam yang digunakan sebagai sampel

    penelitian . 51

    14.Kolesterol darah (mg/dl) ayam yang digunakan sebagai sampel

    penelitian . 52

    15.Analisis statistik berat gizzard (g/100 g BB) ayam yang

    digunakan sebagai sampel penelitian .. 53

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    13/49

    x

    Lampiran Halaman

    16.Analisis statistik berat hati(g/100 g BB) ayam yang digunakan

    sebagai sampel penelitian ... 54

    17.

    Analisis statistik berat pankreas(g/100 g BB) ayam yang

    digunakan sebagai sampel penelitian ... 55

    18.Analisis Berat jantung(g/100 g BB) ayam yang digunakan

    sebagai sampel penelitian . 56

    19.Analisis statistik berat limpa (g/100 g BB) ayam yang

    digunakan sebagai sampel penelitian 57

    20.Analisis statistik glukosa darah (mg/dl) ayam yang digunakan

    sebagai sampel penelitian .. 58

    21.Analisis statistik kolesterol darah (mg/dl) ayam yang digunakan

    sebagai sampel penelitian .. 59

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    14/49

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Penyediaan dan pemberian pakan dalam usaha peternakan merupakan

    masalah pokok yang perlu mendapat perhatian. Kuantitas serta kualitas pakan

    merupakan faktor penting dalam menentukan produktivitas ternak. Oleh karena

    itu, perlu dilaksanakan banyak pengkajian mengenai pemanfaatan bahan-bahan

    pakan untuk ternak unggas.

    Pakan ayam pedaging mengandung protein yang cukup tinggi yaitu sekitar

    18 23 % tergantung umurnya (Astuti dkk., 2005). Sumber protein pakan

    biasanya berasal dari produk hewani seperti tepung ikan, tepung daging dan

    limbah pengolahan hewan lainnya. Harga protein hewani cukup mahal dan bahkan

    untuk yang kualitasnya baik masih harus impor dari luar negeri. Protein nabati

    seperti bungkil kedelai, bungkil kacang tanah dan biji-bijian lainnya telah banyak

    dipakai untuk pakan unggas. Tepung daun dari tanaman leguminosa juga mulai

    banyak dicoba, dan hal ini merupakan alternatif yang baik sebagai pakan ternak

    karena ketersediannya banyak dan harganya murah.

    Daun leguminosa yang telah dimanfaatkan sebagai bahan pakan unggas

    adalah daun lamtoro (Leucaena leucocephala). Tanaman leguminosa lain yang

    berpotensi sebagai pakan ternak adalah tanaman Kelor (Moringa oleifera). Muro

    et al. (2003) dan Soetanto dkk. (2005) melaporkan bahwa daun kelor dapat

    digunakan sebagai suplementasi untuk meningkatkan produktivitas ternak domba

    dan sapi perah. Makkar and Becker (1997) melaporkan bahwa daun kelor

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    15/49

    2

    mengandung 27 % protein dan kaya kandungan asam amino yang mengandung

    unsur sulphur, serta rendah kandungan tanninnya.

    Astuti dkk. (2005) telah melakukan penelitian mengenai manfaat daun

    kelor sebagai pakan ayam pedaging. Penelitian tersebut dilakukan untuk

    mengetahui pengaruh pemberian tepung daun kelor atau hasil ekstraknya dengan

    ethanol terhadap penampilan produksi ayam pedaging. Hasil dari penelitian

    tersebut adalah pemberian lebih dari 5 % tepung daun kelor memberikan efek

    menurunkan bobot badan ayam pedaging.

    Konsumen kini mulai peduli akan kandungan kolesterol daging, karena

    terdapat kecenderungan semakin meningkatnya kasus hiperkolesterolemia.

    Penelitian ini untuk menguji efek penggunaan tepung daun kelor (Moringa

    oleifera) dalam pakan terhadap kadar kolesterol darah, disamping berat organ

    dalam dan glukosa darah ayam pedaging.

    1.2. Rumusan Masalah

    Bagaimana efek penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam

    pakan terhadap berat organ dalam, glukosa darah dan kolesterol darah ayam

    pedaging.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penggunaan tepung daun

    kelor (Moringa oleifera) dalam pakan terhadap berat organ dalam, glukosa darah

    dan kolesterol darah ayam pedaging.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    16/49

    3

    1.4. Kegunaan Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi insan

    akademis dan khalayak mengenai efek penggunaan tepung daun kelor (Moringa

    oleifera) dalam pakan terhadap berat organ dalam, glukosa darah dan kolesterol

    darah ayam pedaging. Hasil penelitian ini diharapkan juga bermanfaat dalam ilmu

    kedokteran serta sebagai acuan penelitian tentang hiperkolesterolemia.

    1.5. Kerangka Pikir

    Daun kelor selain sebagai bahan pakan sumber protein juga dapat

    dimanfaatkan sebagai obat yang berkhasiat. Fahey (2005) menyebutkan bahwa

    berbagai bagian tanaman termasuk daun Moringa oleifera memiliki khasiat

    sebagai obat, antara lain sebagai antianemia, antihipertensi dan

    hypocholesterolemic. Moringa oleifera memiliki kandungan zat aktif yang

    berfungsi sebagai antikanker dan memiliki aktifitas antibakteri antara lain

    4-(4'-O-acetyl-a-L-rhamnopyranosyloxy) benzyl isothiocyanate, 4-(a-L-rhamno

    pyranosyloxy) benzyl isothiocyanate, niazimicin, pterygospermin, benzyl

    isothiocyanate,and 4-(a-L-rhamnopyranosyloxy) benzyl glucosinolate.

    Dalam penelitian Dahot (1998) dilaporkan bahwa ekstrak daun kelor

    mengandung protein dengan berat molekul rendah yang mempunyai aktivitas

    antibakteri dan antijamur. Soetanto dkk. (2004) melaporkan bahwa ekstrak daun

    kelor telah dibuktikan memiliki khasiat sebagai antioksidan yang dapat

    digunakan sebagai upaya pencegahan terhadap hepatoksisitas, serta mencegah

    peningkatan kadar enzim faal hepar AST (aspartate transminase) atau ALT

    (alanine transaminase) dan kerusakan struktur hepar (steatosis, hidropik dan

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    17/49

    4

    inflamasi). Hal ini kemudian akan diuji pada ayam pedaging dengan

    menggunakan indikator berat hati.

    Zat aktif dalam daun kelor yang mempunyai aktifitas antibakteri dan

    antioksidan diharapkan mampu meningkatkan kinerja organ dalam dan mencegah

    kerusakan organ dalam. Peningkatan kinerja organ, khususnya pankreas

    diharapkan dapat berpengaruh baik pada peningkatan metabolisme dan

    penyerapan nutrisi (karbohidrat, lemak dan protein) dalam tubuh ternak.

    Kadar glukosa darah diatur oleh kinerja organ hati dan pankreas

    (Anonimous, 2007). Tingginya kadar glukosa darah menunjukkan bahwa absorbsi

    karbohidrat dalam saluran pencernaan juga tinggi (Whittow, 2000). Jika organ

    pencernaan khususnya hati dan pankreas bekerja dengan baik, maka absorbsi

    karbohidrat akan meningkat sehingga berpengaruh pada peningkatan glukosa

    darah.

    Harvey (2005) melaporkan bahwa ekstrak daun kelor dapat menurunkan

    konsentrasi glukosa darah dengan efektif dibandingkan dengan penggunaan obat

    penurun glukosa darah. Hal ini juga didukung oleh Fahey (2005) yang

    melaporkan bahwa daun kelor telah banyak dimanfaatkan sebagai obat diabetes

    dan hiperkolesterolemia. Sedangkan Meidianty (2005) melaporkan hasil

    penelitiannya bahwa pemberian daun kelor sebanyak 25 % dalam suplemen Urea

    Molasses Block (UMB) sapi perah mampu meningkatkan kadar glukosa darah

    ternak serta konsumsi Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar.

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa konsentrasi glukosa

    darah cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas pakan yaitu

    akibat suplementasi UMB yang mengandung daun kelor.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    18/49

    5

    Afuang et al. (2003) menyatakan bahwa substitusi tepung ikan dengan

    dengan tepung daun kelor dalam pakan ikan pada level 27 % dan 40 % dilaporkan

    mampu menurunkan kadar kolesterol darah pada ikan Nile tilapia (Oreochromis

    niloticus L.). Razak (2006) menyebutkan bahwa kolesterol sebaiknya hanya pada

    jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, jika berlebih maka akan beresiko pada

    kesehatan jantung. Kadar kolesterol Low-density lipoprotein (LDL) dan High-

    density lipoprotein (HDL) sangat berpengaruh terhadap kesehatan jantung,

    sehingga perlu dilakukan usaha untuk menjaga kestabilan kadar kolesterol. Jadi

    dapat dimungkinkan bahwa kinerja jantung dapat meningkat apabila kadar

    kolesterol dapat ditekan pada level normal.

    Jantung sendiri juga mempunyai peran penting dalam metabolisme tubuh,

    Ressang (1983) menyatakan bahwa semakin berat jantung maka aliran darah

    yang masuk maupun keluar jantung akan semakin besar dan efek tersebut akan

    berdampak pula pada berbagai metabolisme yang ada di dalam tubuh ternak.

    Informasi mengenai penggunaan tepung daun kelor dalam pakan ayam

    pedaging dan pengaruhnya terhadap berat organ dalam, glukosa darah dan

    kolesterol darah masih belum ada. Oleh karena itu, diperlukan penelitian tentang

    penggunaan tepung daun kelor dalam pakan mengenai pengaruhnya terhadap

    berat organ dalam, glukosa darah dan kolesterol darah ayam pedaging.

    1.6. Hipotesis

    Penggunaan tepung daun kelor dalam pakan dapat meningkatkan kinerja

    organ dalam, meningkatkan glukosa darah dan menurunkan kolesterol darah ayam

    pedaging.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    19/49

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Kebutuhan Nutrisi Ayam Pedaging

    Ayam pedaging adalah jenis ayam yang telah lama mengalami pemuliaan,

    sehingga merupakan ayam pedaging yang unggul, mempunyai bentuk, ukuran dan

    warna yang seragam. Ayam pedaging biasanya dipanen pada umur 6 minggu

    dengan berat sekitar 1,7 2,0 kg/ekor. Pemanenan ayam pedaging pada saat

    beratnya masih rendah disebabkan oleh permintaan konsumen yang cenderung

    membeli karkas ayam utuh yang tidak terlalu besar, juga karena dagingnya cukup

    lunak, lemak belum cukup banyak serta tulang tidak terlalu keras (Muchtadi dan

    Sugiyono,1992)

    Salah satu faktor lingkungan yang penting untuk diperhatikan adalah

    faktor pakan. Pada periode pertumbuhan yang cepat, ayam pedaging sangat

    sensitif terhadap tingkat nutrien, terutama kandungan protein (Schaible, 1979).

    Yuwanta (2004) menyatakan bahwa kebutuhan nutrien tergantung pada tipe ayam,

    umur, produksi, iklim dan kandang. Kebutuhan nutrien ayam pedaging dari DOC

    sampai umur potong dibagi menjadi dua bagian, yaitu starter(umur 0 3 minggu)

    dan finisher (umur 3 6 minggu). Astuti dkk. (2005) menyatakan bahwa pakan

    ayam pedaging mengandung protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 18 23 %

    tergantung umurnya. Kebutuhan nutrien ayam pedaging berdasarkan periodenya

    dapat dilihat pada Tabel 1.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    20/49

    7

    Tabel 1. Kebutuhan nutrien berdasarkan periode ayam pedaging

    Kebutuhan Nutrien Starter

    (0 3 minggu)

    Finisher

    (3 6 minggu)

    Energi metabolis (Kkal/kg) 3000 3100Protein (%) 22 20

    Lemak Kasar (%) 5 8 5 8

    Serat Kasar (%) 3 5 3 5

    Ca (%) 0,9 1,1 0,9 1,1

    P (%) 0,7 0,9 0,7 0,9

    Mn (ppm) 60 60

    Zn (ppm) 40 40

    Arginin (%) 1,25 1,1

    Cystein (%) 0,4 0,34

    Glysine (%) 1 0,9

    Histidin (%) 0,35 0,32Isoleusin (%) 0,8 0,73

    Leusin (%) 1,2 1,09

    Lisin (%) 1,1 1

    Metionin (%) 0,5 0,38

    Fenilalanin (%) 0,72 0,65

    Treonin (%) 0,8 0,74

    Triptophan (%) 0,2 0,18

    Valin (%) 0,9 0,82

    (Sumber : NRC, 1994).

    2.2. Kelor (Moringa oleifera)

    Klasifikasi tanaman kelor (Moringa oleifera) adalah sebagai berikut

    (Anonimous, 2006):

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Order : Brassicales

    Famili : Moringaceae

    Genus : Moringa

    Species : M. oleifera

    Nama binominal: Moringa oleifera

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    21/49

    8

    Kelor merupakan tanaman perdu yang tingginya mencapai 10 meter,

    berbatang lunak dan rapuh, dengan daun sebesar ujung jari berbentuk bulat telur

    dan tersusun majemuk. Tanaman ini berbunga sepanjang tahun, berwarna putih,

    buah bersisi segitiga dengan panjang sekitar 30 cm, tumbuh subur mulai dari

    dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut (Suriawiria,

    2005).

    Moringa oleifera dapat hidup dalam segala kondisi tanah dan curah hujan,

    merupakan tanaman tahan kering dan membutuhkan air dalam jumlah sangat

    sedikit, ditemukan tumbuh di daerah dengan curah hujan 250 - 300 mm,

    pertumbuhan membutuhkan sinar matahari langsung dan dapat bertahan dalam

    kondisi kering untuk waktu yang lama. Tanaman ini toleran pada suhu antara

    8,7 28,5 0C, pH antara 4,5 8, tahan pada iklim tropis dan sub tropis, tumbuh

    baik pada tanah berpasir, pada daerah basah dan semi basah (Anonimous, 2004).

    2.2.1. Nutrisi dan Pharmakoterapi Kelor (Moringa oleifera)

    Soetanto (2005) menyebutkan bahwa tanaman kelor (Moringa oelifera,

    Lam) telah lama diketahui memiliki berbagai khasiat di seluruh dunia. Namun

    baru akhir-akhir ini memperoleh perhatian seksama sebagai tanaman serba guna

    yang dapat digunakan sebagai tanaman sela, sumber pakan ternak, obat-obatan,

    biogas, bahan pembersih rumah tangga, penjernih air, zat pewarna, tanaman

    pagar, pupuk hijau dan lain sebagainya. Berdasarkan kajian pustaka daun kelor

    tergolong superior dalam hal kandungan gizinya, karena mengandung protein

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    22/49

    9

    tinggi serta asam amino esensial, vitamin dan mineral yang mampu mengatasi

    masalah malnutrisi di Afrika.

    Tanaman kelor dimanfatkan mulai dari akar, batang, daun, dan bijinya,

    dan sudah dikenal sejak lama sebagai tanaman berkhasiat obat. Akar kelor yang

    dicampur dengan kulit akar pepaya kemudian digiling dapat digunakan untuk obat

    luar (balur) penyakit beri-beri dan sebangsanya. Daunnya ditambah dengan kapur

    sirih, juga merupakan obat kulit seperti kurap dengan cara digosokkan

    (Suriawiria, 2005).

    Air rebusan akar ampuh sebagai obat dalam, seperti obat rematik, epilepsi,

    antiskorbut, diuretikum, sampai ke obat gonorrhoea. Bahkan, biji tua ditambah

    kulit jeruk dan buah pala dapat menjadi spiritus moringae compositus yang

    digunakan sebagai stimulans, stomachikum, carminativum sampai diuretikum

    (Suriawiria, 2005).

    2.2.2. Kandungan Nutrisi Daun Kelor (Moringa oleifera)

    Sebagai sumber protein, daun kelor memiliki kandungan asam amino

    essensial seimbang (Becker and Makkar, 1996). Hasil penelitian di Afrika

    menunjukkan bahwa daun kelor mengandung vitamin C tujuh kali lebih banyak

    dari buah jeruk, mengandung empat kali kalsium lebih banyak dari susu

    disamping kandungan protein daunnya yang dapat mencapai 43 % jika diekstrak

    dengan ethanol (Soetanto, 2005).

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    23/49

    10

    Komposisi kimia pada ekstrak dan non ekstrak moringa dapat dilihat pada

    Tabel 2.

    Tabel 2. Komposisi kimia pada ekstrak dan non ekstrak moringa

    Komposisi kimia Satuan Ekstrak Moringa Non Ekstrak Moringa

    Protein Kasar (%) 43,50 25

    Lemak Kasar (%) 1,40 5,40

    NDF (%) 47,40 21,90

    ADF (%) 16,30 14,10

    GE (KJ/kg) 1770 1870

    Sumber: Gupta et al.(1989)

    Pada penelitian yang dilakukan Dahot (1989) ditemukan bahwa dalam

    ekstrak daun kelor terkandung protein dengan berat molekul rendah yang

    mempunyai aktivitas antibakteri dan antijamur. Protein tersebut terdiri dari 3

    macam yaitu protein fraksi 1, protein fraksi 2, dan protein fraksi 3. protein fraksi

    1, 2 dan 3 mampu menghambat pertumbuhan Escherichia coli, Bacillus subtilis

    dan Staphylococcus aureus. Protein fraksi 1 mampu menghambat pertumbuhan

    Klebsiella pneumoniae dan protein fraksi 2 mampu menghambat pertumbuhan

    Aspergillus niger.

    Komposisi kimia buah, daun dan tepung daun kelor dapat dilihat pada

    Tabel 3. Sedangkan untuk kandungan antinutrisi daun kelor dapat dilihat pada

    Tabel 4.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    24/49

    11

    Tabel 3. Komposisi kimia buah, daun dan tepung daun kelor (100 g)

    Komposisi kimia Satuan Buah Daun Tepung daun

    kelor

    Kadar air (%) 86,9 75 7,5Kalori (MJ/kg BK) 26 92 7,5

    Protein (g) 2,5 6,7 27,1

    Lemak (g) 0,1 1,7 2,3

    Karbohidrat (g) 3,7 13,4 38,2

    Serat (g) 4,8 0,9 19,2

    Mineral 2 2,3 -

    Ca (mg) 30 440 2,003

    Mg (mg) 24 24 368,0

    Fe (mg) 5,3 7 28,2

    Vit a-caroten (mg) 0,11 6,8 16,3

    Vit B-choline (mg) 423 423 -

    Vit B1-thiamin (mg) 0,005 0,21 2,64

    Vit B2-riboflavin (mg) 0,07 0,05 20,5

    Vit B3-nicotinic acid (mg) 0,2 0,8 8,2

    Vit C-absorbic acid (mg) 120 220 17,3

    Vit E-tocopherol acetate (mg) - - 113

    Arginin (g/16 g N) 3,6 6 1,33%

    Histidin (g/16 g N) 1,1 2,1 0,61%

    Lisin (g/16 g N) 1,5 4,3 1,32%

    Triptophan (g/16 g N) 0,8 1,9 0,43%

    Fenilalanin (g/16 g N) 4,3 6,4 1,39%Metionin (g/16 g N) 1,4 2,2 0,35%

    Treonin (g/16 g N) 3,9 4,9 1,19%

    Leusin (g/16 g N) 6,5 9,3 1,95%

    Isoleusin (g/16 g N) 4,4 6,3 0,83%

    Valin (g/16 g N) 5,4 7,1 1,06%

    Sumber Moringa oleifera: Fuglie (2001)

    Tabel 4. Antinutrisi yang terkandung dalam kelor (% BK)

    Komposisi (%) Daun kelor Segar Ekstrak daun kelorTannin 0,53 Rendah

    Saponin 6,4 Rendah

    Asam phitat 2,3 Rendah

    Total phenol 2,7 Rendah

    Sumber: Astuti (2005)

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    25/49

    12

    2.2.3. Aplikasi Penggunaan Kelor sebagai Suplemen Pakan Ternak

    Daun kelor telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pakan bagi ternak

    ruminansia. Sarwatt et al. (2004) melaporkan hasil penelitiannya pada sapi perah

    di Tanzania bahwa subtitusi bungkil biji kapas dengan daun kelor sebanyak 10 %

    dari konsumsi total bahan kering konsentrat ternyata mampu meningkatkan

    produksi susu dari 7,8 menjadi 9,2 kg/ekor/hari serta lemak susu meningkat dari

    3,4 % menjadi 4,7 %.

    Sarwatt et al. (2004b) mengemukakan bahwa penggunaan tepung daun

    Moringa oleifera pada kambing meningkatkan konsumsi bahan kering dan

    konsumsiMetabolizable Energy (ME) dimana angka tertinggi dicapai pada level

    50 + 100 % suplemen. Kambing yang mengkonsumsi 25 % tepung daun kelor

    mempunyai retensi N lebih tinggi. Mekanisme peningkatan konsumsi pakan

    disebabkan karena suplementasi kelor mampu menigkatkan kecernaan pakan,

    sehingga diduga waktu retensi pakan di dalam saluran pencernaan menjadi lebih

    singkat dan merangsang konsumsi pakan. Selain itu penambahan daun kelor juga

    memungkinkan terjadinya proteksi protein pakan sehingga retensi N lebih tinggi

    dan sebagai konsekuensinya akan lebih banyak asam amino yang terserap untuk

    dipergunakan sebagai bakalan sintesis produk ternak seperti PBB dan produksi

    susu.

    Murro et al. (2003) melaporkan bahwa substitusi bungkil biji kapas

    dengan daun kelor pada ternak domba memberikan pengaruh yang berbeda nyata

    terhadap PBB dengan hasil tertinggi pada level 100 %.

    Meidianty (2005) melaporkan hasil penelitiannya bahwa pemberian daun

    kelor sebanyak 25 % dalam suplemen urea molasses block (UMB) sapi perah

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    26/49

    13

    mampu meningkatkan kadar glukosa darah ternak serta konsumsi Bahan Kering,

    Bahan Organik dan Protein Kasar. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui

    bahwa konsentrasi glukosa darah cenderung meningkat seiring dengan

    meningkatnya kualitas pakan yaitu akibat suplementasi UMB yang mengandung

    daun kelor.

    Afuang et al. (2003) menyatakan bahwa substitusi tepung ikan dengan

    dengan tepung daun kelor dalam pakan ikan pada level 27 % dan 40 % dilaporkan

    mampu menurunkan kadar kolesterol darah pada ikan Nile tilapia (Oreochromis

    niloticus L.).

    2.3. Organ Dalam Ayam Pedaging

    Ressang (1983) berat jantung dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

    jenis, umur, besar serta aktivitas ternak tersebut. Dengan semakin beratnya

    jantung maka aliran darah yang masuk maupun keluar jantung akan semakin besar

    dan efek tersebut akan berdampak pula pada berbagai metabolisme yang ada di

    dalam tubuh ternak.

    Hati dan pankreas berperan dalam proses detoks. Sel-sel dan organ dalam

    melakukan proses detoks dengan baik apabila berada dalam keadaan sehat.

    Dalam keadaan lemah sel justru semakin dirusak oleh toksin

    Kekurangan zat gizi, stress, depresi dan kelelahan mengakibatkan sel dan organ

    melemah (Eric, 2007).

    Pankreas mempunyai dua fungsi dan kedua fungsi tersebut berhubungan

    dengan pengaturan energi. Eksokrin berfungsi untuk menyediakan enzim untuk

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    27/49

    14

    usus halus untuk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak. Endokrin berfungsi

    untuk mengatur energi dalam absorbsi nutrien (Moran, 1982).

    Gizzard merupakan organ yang memiliki otot unik yang penting sekali

    dalam proses penggilingan pakan. Tugas gizzard adalah memperkecil partikel

    pakan, jadi gizzard harus mempunyai otot dan lapisan yang tebal (Moran, 1982).

    2.4. Glukosa Darah

    Sirkulasi glukosa dalam darah berguna untuk menyediakan sumber energi

    bagi seluruh sel-sel tubuh dan sebagai sumber untuk sintesis komponen-

    komponen lain dalam tubuh. Faktor-faktor yang menentukan kadar glukosa darah

    adalah keseimbangan glukosa yang masuk dan keluar dari darah. Sedangkan

    faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah adalah: 1) pasokan pakan

    2) ketepatannya masuk ke dalam sel-sel otot, juga lemak dan aktivitas glukostatik

    dari hati (Pilliang dan Al Hajj, 1991).

    Tingkat glukosa darah diatur melalui umpan balik negatif untuk

    mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah

    dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi

    untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon

    yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen

    menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam

    aliran darah, hingga meningkatkan level glukosa darah. Apabila level glukosa

    darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan

    makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam

    pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    28/49

    15

    banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis, yang

    mengurangi level glukosa darah (Anonimous, 2007).

    Kadar glukosa darah pada ayam adalah sekitar 130 - 290 mg/dl (Pond

    et al., 1995). Tingginya kadar glukosa darah menunjukkan bahwa absorbsi

    karbohidrat dalam saluran pencernaan juga tinggi. Kadar glukosa normal untuk

    ayam yang dipuasakan sekitar 170 - 240 mg/dl (Whittow, 2000).

    2.5. Kolesterol Darah

    Kolesterol adalah steroid penting, bukan saja karena merupakan komponen

    membran tetapi juga karena merupakan pelopor atau precusor biosintetik umum

    untuk garam empedu dan hormon steroid, termasuk aldosteron, estrogen dn

    testoteron. Peranan kolesterol sebagai precusor dari asam empedu di dalam hati

    adalah untuk menyerap triliserida dan vitamin yang larut dalam lemak yang

    berasal dari makanan. Steroid adalah molekul kompleks yang larut dalam lemak

    dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid yang paling banyak adalah

    sterol, yang merupakan steroid alkohol (Muchtadi dkk., 1993).

    Kolesterol disintesa dalam tubuh, terutama oleh sel-sel hati, usus dan

    kelenjar adrenal, meskipun seluruh sel-sel mempunyai kemampuan untuk

    menghasilkan sterol. Kadar kolesterol plasma naik jika mengkonsumsi ransum

    yang tinggi kadar kolesterolnya, akibatnya dapat terjadi penyumbatan saluran

    empedu (Piliang dan Djojosoebagio, 1990).

    Pada manusia, secara normal penyerapan kolesterol hanya sebagian kecil

    saja dari jumlah kolesterol yang dimakan, yaitu setiap 100 mg kolesterol dari

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    29/49

    16

    makanan yang dimakan, hanya 2 - 3 mg saja yang diserap dan dicampurkan

    dengan jumlah kolesterol darah (Razak, 2006).

    Darah yang dipompa oleh jantung dan dialirkan ke seluruh badan

    membawa berbagai nutrien yang penting dan diperlukan untuk tubuh. Tubuh

    memerlukan aliran nutrien yang cukup untuk berfungsi dengan sempurna.

    Kolesterol adalah salah satu komponen yang dialirkan oleh darah dan diperlukan

    untuk fungsi sel dan reproduksi. Kolesterol ini haruslah pada jumlah tertentu yang

    diperlukan oleh badan dan dibawa melalui partikel lipid-protein yang disebut

    sebagai lipoprotein. Peningkatan jumlah kolesterol dan ketidakseimbangan di

    dalam lipoprotein akan menyebabkan beberapa masalah dan dapat menyebabkan

    risiko penyakit jantung. Untuk individu yang sehat, jumlah kolesterol dalam

    darah tidak lebih dari 200 mg per deciliter (mg/dL). Jumlah kolesterol darah lebih

    dari 240 mg/dL termasuk dalam hiperkolesterolemiamempunyai kolesterol darah

    yang tinggi) (Razak, 2006).

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    30/49

    17

    BAB III

    MATERI DAN METODE PENELITIAN

    3.1. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juni sampai dengan 31 Juli

    2007 di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Desa

    Sumber Sekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Analisis bahan pakan dan

    pakan dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas

    Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Sedangkan analisis glukosa darah dan

    kolesterol darah dilaksanakan di Laboratorium Faal Fakultas Kedokteran

    Universitas Brawijaya, Malang.

    3.2. Materi Penelitian

    3.2.1. Ayam Pedaging

    Pada penelitian ini digunakan 100 ekor DOC ayam pedaging strain

    Lohmann(MB-202) jenis platinum produksi PT. Multibreeder Adirama Indonesia

    yang tidak dibedakan jenis kelaminnya (Straight runatau Unsex) dan dipelihara

    selama 35 hari. Rataan bobot badan awal sebesar 41,67 + 3,38 gram dan koefisien

    keragaman 8,13 %. Data rata-rata bobot badan ayam awal dan koefisien

    keragaman secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.

    3.2.2. Kandang

    Kandang yang digunakan adalah kandang sistem litterberjumlah 20 petak

    dengan ukuran tiap petak 70 x 80 x 70 cm yang dilengkapi dengan tempat pakan,

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    31/49

    18

    minum, pemanas lampu listrik berdaya 25 watt dengan alas diberi sekam. Pada

    sisi sekeliling kandang ditutup dengan koran pada saat periode starter,

    dimaksudkan agar panas di dalam kandang tetap terjaga. Pengukuran suhu dan

    kelembaban di dalam kandang menggunakan termometer ruang yang dilengkapi

    dengan higrometer. Data suhu dan kelembaban di dalam kandang selama

    penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2.

    3.2.3. Tepung Daun Kelor

    Tepung daun kelor yang digunakan dalam penelitian yaitu berupa hasil

    giling dari daun kelor yang dikeringkan sinar matahari. Adapun proses pembuatan

    tepung daun kelor dapat dilihat pada Lampiran 1. Daun kelor yang digunakan

    selama penelitian berasal dari Kota Bojonegoro, Jawa Timur. Kandungan nutrisi

    Tepung Daun Kelor berdasarkan hasil analisis di Laboratorium Nutrisi dan

    Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dapat dilihat pada

    Tabel 5.

    Tabel 5. Kandungan nutrisi Tepung Daun Kelor berdasarkan % BK

    Kandungan Nutrisi Satuan Kandungan

    Protein Kasar % 29,61

    Lemak Kasar % 7,48

    Serat Kasar % 8,98

    Abu % 10,13Energi Metabolis * Kkal/kg 1318,20

    Sumber : Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UniversitasBrawijaya

    *Energi Metabolis estimasi dari 70 % GE menurut Schaible (1979)

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    32/49

    19

    3.2.4. Pakan

    Pakan perlakuan disusun secara iso-energi dan iso-protein menggunakan

    beberapa bahan pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan ayam pedaging

    periode starterdanfinisher. Pemberian pakan dan air minum diberikan secara ad

    libitum, kecuali pada minggu kelima diberikan secara restriceddikarenakan pakan

    habis.

    Pakan periode starter diberikan mulai DOC sampai minggu ketiga,

    sedangkan pakan periode finisher diberikan mulai minggu ketiga sampai akhir

    pemotongan. Formula pakan perlakuan untuk periode starter dan analisis

    proksimat laboratorium berdasarkan % BK dapat dilihat pada Tabel 6. Sedangkan

    formula pakan perlakuan untuk periode finisher dan analisis proksimat

    laboratorium berdasarkan % BK dapat lihat pada Tabel 7.

    Tabel 6. Formula pakan perlakuan untuk periode starter dan analisis proksimat

    laboratorium

    Pakan Perlakuan (%)

    P0 P1 P2 P3 P4

    Bahan Pakan

    Jagung 47,53 46,16 44,76 44,36 41,52

    Bungkil Kedelai 25,10 23,63 22,18 20,73 21,09

    Bekatul 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00

    MBM 5,00 5,00 5,00 5,00 4,00

    Tepung ikan 8,50 8,50 8,50 8,50 8,00

    Bungkil Kelapa 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

    Tepung Daun Kelor 0,00 2,50 5,00 7,50 10,00

    Minyak kelapa 2,40 2,74 3,09 2,44 3,92Garam 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

    DL methionin 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22

    TOTAL 100 100 100 100 100

    Komposisi Kimia

    Protein Kasar (%) 20,09 20,26 20,52 20,52 20,73

    Lemak Kasar (%) 7,58 7,90 8,81 7,95 7,89

    Serat Kasar (%) 5,44 5,51 5,94 5,67 5,12

    Abu (%) 6,66 6,98 8,65 7,65 7,85

    Energi Metabolis

    (Kkal/kg)*

    3028,40 3008,96 3006,65 3008,52 3003,31

    *Energi Metabolis estimasi dari 70 % GE menurut Schaible (1979)

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    33/49

    20

    Tabel 7. Formula pakan perlakuan untuk periode finisherdan analisis proksimat

    laboratorium

    Pakan Perlakuan (%)

    P0 P1 P2 P3 P4Bahan Pakan

    Jagung 54,19 52,81 51,39 51,38 52,58

    Bungkil Kedelai 19,41 17,95 16,51 15,56 14,15

    Bekatul 8,00 8,00 8,00 8,00 6,00

    MBM 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

    Tepung ikan 8,50 8,50 8,50 8,50 8,50

    Bungkil Kelapa 2,00 2,00 2,00 0,00 0,00

    Tepung Daun Kelor 0.00 2.50 5.00 7.50 10.00

    Minyak kelapa 2,69 3,03 3,39 3,40 3,56

    Garam 0,15 0,16 0,16 0,16 0,16

    DL methionin 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06

    TOTAL 100 100 100 100 100

    Komposisi Kimia

    Protein Kasar (%) 20,08 20,42 20,66 20,09 20,85

    Lemak Kasar (%) 6,92 7,48 7,98 6,92 7,69

    Serat Kasar (%) 4,59 4,43 5,99 5,91 5,41

    Abu (%) 7,18 6,60 6,64 6,72 6,12

    Energi Metabolis

    (Kkal/kg)*

    3103,41 3127,38 3135,66 3109,20 3130,24

    *Energi Metabolis estimasi dari 70 % GE menurut Schaible (1979)

    Bahan penyusun pakan terdiri atas MBM, tepung ikan, minyak kelapa,

    bungkil kedelai, garam dan DL Methionin yang didapatkan dari peternakan ayam

    petelur milik Bapak Tasmuji di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang,

    sedangkan bekatul dan bungkil kelapa berasal dari KUD DAU dan jagung

    didapatkan dari Pasar Dinoyo Lantai 2.

    3.3. Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan di lapang

    dan laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

    Perlakuan yang dilakukan sebanyak 5 perlakuan dan masing-masing perlakuan

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    34/49

    21

    diulang 4 kali (5 x 4), sehingga terdapat 20 unit percobaan. Setiap unit percobaan

    terdiri dari 5 ekor ayam sehingga jumlah ayam yang digunakan adalah 100 ekor.

    Semua pakan perlakuan disusun berdasarkan iso-energi dan iso-protein

    sesuai dengan perlakuan sebagai berikut:

    P0: Pakan perlakuan tanpa tepung daun kelor

    P1: Pakan dengan 2,5 % tepung daun kelor

    P2: Pakan dengan 5 % tepung daun kelor

    P3: Pakan dengan 7,5 % tepung daun kelor

    P4: Pakan dengan 10 % tepung daun kelor

    3.4. Variabel yang diamati

    Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah:

    1. Berat Organ Dalam

    Berat organ dalam diperoleh dengan menimbang organ dalam yang telah

    dikeluarkan pada saat perhitungan karkas yaitu gizzard, jantung, hati, limpa dan

    pankreas (gr/100 gr BB) (Frandson, 1992).

    2. Glukosa Darah dan Kolesterol Darah

    Terlebih dahulu ayam dipuasakan selama 1 jam, lalu diambil sampel

    darahnya pada bagian sayap sebanyak + 3 cc dengan menggunakan spet, darah

    yang telah diambil kemudian dimasukkan ke dalam tabung dan disimpan di dalam

    termos es. Sampel darah selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dianalisis

    kadar glukosa darah dan kolesterol darahnya (mg/dl).

    3.5. Analisa Statistik

    Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan ditabulasi dengan program

    excel dan dianalisis dengan menggunakan Sidik Ragam dari Rancangan Acak

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    35/49

    22

    Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Apabila terjadi perbedaan

    pengaruh perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncans.

    Adapun model matematik untuk Rancangan Acak Lengkap sebagai

    berikut:

    Yij =+ i+ ijDimana:

    Yij = Nilai pengantar pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

    = Nilai tengah umum

    i =Pengaruh perlakuan ke-iij = Kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan

    i = 1,2, ..... 5j = 1, 2, .....4

    3.6. Batasan Istilah

    1. Daun kelor (Moringa oleifera): sejenis tanaman yang tahan tumbuh di daerah

    kering tropis dan mempunyai manfaat medis serta industri yang besar (Makkar

    and Becker, 1997).

    2. Tepung daun kelor: adalah tepung yang diperoleh dengan cara mengeringkan

    daun kelor dan kemudian digiling sampai menjadi bentuk tepung.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    36/49

    23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Secara lengkap data yang diperoleh selama penelitian untuk masing-

    masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8.

    Tabel 8. Rataan berat organ dalam (g/100 g BB), glukosa darah (mg/dl) dan

    kolesterol darah (mg/dl) ayam pedaging

    Variabel Perlakuan

    P0 P1 P2 P3 P4

    Organ Dalam

    Gizzard 1,61 + 0,33 1,38 + 0,31 1,34 + 0,29 1,72 + 0,38 1,49 + 0,12Hati 2,51 + 0,55 2,27 + 0,27 2,59 + 0,18 2,23 + 0,13 2,39 + 0,32Pankreas 0,27 + 0,07 0,28 + 0,07 0,24 + 0,04 0,28 + 0,07 0,29 + 0,09Jantung 0,57 + 0,07 0,58 + 0,09 0,52 + 0,15 0,63 + 0,18 0,53 + 0,05Limpa 0,1 + 0,06 0,09 + 0,05 0,09 + 0,03 0,09 + 0,04 0,09 + 0,03

    Glukosa Darah 207,25+9,18 194,25+15,78 198,5+11,48 201,25+3,30 203,75+ 2,29

    KolesterolDarah

    146,25+25,51c 109,25+20,32

    a 113,5+7,63

    ab 133,5+5,75

    abc

    136,5+11,59bc

    Keterangan : Huruf superskrip yang berbeda kearah baris menunjukkan pengaruh

    yang berbeda nyata (P0,05) terhadap berat gizzardayam pedaging.

    Gizzard merupakan organ yang memiliki otot unik yang penting sekali

    dalam proses penggilingan pakan. Gizzardberfungsi memperkecil partikel pakan

    secara mekanik, jadi gizzard harus mempunyai otot dan lapisan yang tebal.

    Faktor yang mempengaruhi ukuran gizzardadalah ukuran ternak dan jenis pakan

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    37/49

    24

    yang dikonsumsi. Pemberian grit dalam pakan dan menambah kandungan serat

    pakan dapat meningkatkan berat gizzard (Moran, 1982). Berdasarkan hasil

    analisis laboratorium diketahui bahwa kandungan serat pakan perlakuan starter

    berkisar antara 5,12 5,94 %, sedangkan pakan finisher berkisar antara 4,43

    5,99 %. Kandungan serat kasar pakan perlakuan semakin meningkat seiring

    peningkatan level penggunaan tepung daun kelor, namun peningkatan tersebut

    tidak berpengaruh pada berat gizzard. Hal ini menunjukkan kemungkinan bahwa

    total serat kasar memang meningkat, tetapi komponen serat kasar yang meningkat

    tersebut tidak menstimulir fungsi organ.

    4.2. Efek Perlakuan terhadap Berat Hati

    Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa berat hati tertinggi pada perlakuan P2

    (2,59 + 0,18) dan kemudian berturut-turut diikuti oleh perlakuan P0 (2,51 + 0,55),

    P4 (2,39 + 0,32), P1 (2,27 + 0,27) dan P3 (1,34 + 0,29) g/100 g BB. Untuk

    mengetahui signifikasi pengaruh perlakuan terhadap berat hati dilakukan analisis

    statistik. Hasil analisis statistik Lampiran 15 menunjukkan bahwa penggunaan

    tepung daun kelor dalam pakan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata

    (P>0,05) terhadap berat hati ayam pedaging.

    Hati dan pankreas berperan dalam proses detoksifikasi. Proses

    detoksifikasi perlu dilakukan untuk membuang racun serta limbah hasil

    metabolisme tubuh. Sel-sel dan organ dapat melakukan proses detoksifikasi

    dengan baik apabila berada dalam keadaan sehat. Dalam keadaan lemah sel justru

    semakin dirusak oleh toksin

    (Eric, 2007). Oleh karena itu, kesehatan organ hati perlu dijaga. Soetanto dkk.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    38/49

    25

    (2004) melaporkan bahwa ekstrak daun kelor telah dibuktikan memiliki khasiat

    sebagai antioksidan yang dapat digunakan sebagai upaya pencegahan terhadap

    hepatoksisitas, serta mencegah peningkatan kadar enzim faal hepar (AST/ALT)

    dan kerusakan struktur hepar (steatosis, hidropik dan inflamasi). Penggunaan

    tepung kelor dalam pakan diharapkan mampu mejaga kenormalan fungsi hati

    untuk dapat melakukan proses detoksifikasi dengan baik serta melakukan

    fungsinya sebagai organ pencernaan aksesoris.

    Hati merupakan organ dalam terbesar dalam tubuh, berat hati juga

    dimungkinkan berhubungan dengan umur dan kondisi tubuh ternak. Rata-rata

    berat hati ayam adalah 3 % dari bobot badan (Moran, 1982). Sedangkan pada

    penelitian ini diperoleh data rataan berat hati untuk semua perlakuan

    berada pada kisaran 2,2 2,6 % dari bobot badan, hal ini menunjukkan bahwa

    berat hati hasil penelitian tidak melebihi rata-rata berat normal hati. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun kelor dalam pakan

    sampai pada level 10 % tidak menstimulir fungsi organ dan dapat menjaga

    kenormalan berat hati.

    4.3. Efek Perlakuan terhadap Berat Pankreas

    Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa berat pankreas tertinggi pada perlakuan

    P4 (0,29 + 0,09) dan kemudian berturut-turut diikuti oleh perlakuan P3 (0,28 +

    0,07), P1 (0,28 + 0,07), P0 (0,27 + 0,07) dan P2 (0,24 + 0,04) g/100 g BB. Untuk

    mengetahui signifikasi pengaruh perlakuan terhadap berat pankreas dilakukan

    analisis statistik. Hasil analisis statistik pada Lampiran 16 menunjukkan bahwa

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    39/49

    26

    penggunaan tepung daun kelor dalam pakan tidak memberikan pengaruh yang

    berbeda nyata (P>0,05) terhadap berat pankreas ayam pedaging.

    Pankreas adalah suatu glandula tubulo-alveolar yang memiliki bagian

    endokrin dan eksokrin. Bagian eksokrin yang merupakan bagian utama dari

    pankreas menghasilkan NaHCO3 dan enzim-enzim pencernaan yang kemudian

    dialirkan ke duodenum dekat ke muara empedu. Bagian endokrin merupakan sel-

    sel yang terisolasi, yang tersebar distroma jaringan ikat dari glandula. Daerah itu

    disebut pulau-pulau langerhans yang menghasilkan hormon insulin (sel beta) dan

    golongan (sel alfa) yang masuk langsung ke peredaran darah (Frandson, 1992).

    Pankreas mempunyai peran menghasilkan enzim dan hormon-hormon yang

    berpengaruh pada metabolisme nutrisi serta pengaturan glukosa darah

    (Anonimous, 2007).

    Penggunaan tepung daun kelor dalam pakan tidak berpengaruh pada berat

    pankreas ayam pedaging. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun

    kelor dalam pakan sampai pada level 10 % tidak menstimulir fungsi organ.

    4.4. Efek Perlakuan terhadap Berat Jantung

    Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa berat jantung tertinggi pada perlakuan

    P3 (0,63 + 0,18) dan kemudian berturut-turut diikuti oleh perlakuan P1 (0,58 +

    0,09), P0 (0,57 + 0,07), P4 (0,53 + 0,05) dan P2 (0,52 + 0,15) g/100 g BB. Untuk

    mengetahui signifikasi pengaruh perlakuan terhadap berat jantung dilakukan

    analisis statistik. Hasil analisis statistik pada Lampiran 16 menunjukkan bahwa

    penggunaan tepung daun kelor dalam pakan tidak memberikan pengaruh yang

    berbeda nyata (P>0,05) terhadap berat jantung ayam pedaging.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    40/49

    27

    Berat jantung dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis, umur, besar

    serta aktivitas ternak tersebut. Dengan semakin beratnya jantung maka aliran

    darah yang masuk maupun keluar jantung akan semakin besar dan efek tersebut

    akan berdampak pula pada berbagai metabolisme yang ada di dalam tubuh ternak

    (Ressang, 1983). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun

    kelor dalam pakan tidak berpengaruh terhadap berat jantung ayam pedaging. Hal

    ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun kelor dalam pakan sampai pada

    level 10 % tidak menstimulir fungsi organ.

    4.5. Efek Perlakuan terhadap Berat Limpa

    Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa berat jantung tertinggi pada perlakuan

    P0 (0,1 + 0,06) dan kemudian berturut-turut diikuti oleh perlakuan P1 (0,09 +

    0,05), P2 (0,09 + 0,03), P3 (0,09 + 0,04) dan P4 (0,09 + 0,03) g/100 g BB. Untuk

    mengetahui signifikasi pengaruh perlakuan terhadap berat limpa dilakukan

    analisis statistik. Hasil analisis statistik pada Lampiran 17 menunjukkan bahwa

    penggunaan tepung daun kelor dalam pakan tidak memberikan pengaruh yang

    berbeda nyata (P>0,05) terhadap berat limpa ayam pedaging.

    Limpa mempunyai fungsi untuk menyaring darah, membuang partikel

    antigen yang suah tua. Bagian limpa yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh

    terdiri dari jaringan limfoid dan sel dendritik. Berat limpa yang besar umumnya

    terdapat sel denditrik yang banyak, sehingga diharapkan antigen dan antibodi

    yang dihasilkan juga banyak (Tizzard, 1987). Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa penggunaan tepung daun kelor dalam pakan tidak berpengaruh terhadap

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    41/49

    28

    berat limpa ayam pedaging. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun

    kelor dalam pakan sampai pada level 10 % tidak menstimulir fungsi organ.

    4.6. Efek Perlakuan terhadap Glukosa Darah

    Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa glukosa darah tertinggi pada perlakuan

    P0 (207,25 + 9,18) dan kemudian berturut-turut diikuti oleh perlakuan P4 (203,75

    + 12,29), P3 (201,25 + 3,30), P2 (198,5 + 11,48) dan P1 (194,25 + 15,78) mg/dl.

    Untuk mengetahui signifikasi pengaruh perlakuan terhadap glukosa darah

    dilakukan analisis statistik. Hasil analisis statistik pada Lampiran 18 menunjukkan

    bahwa penggunaan tepung daun kelor dalam pakan tidak memberikan pengaruh

    yang berbeda nyata (P>0,05) terhadap glukosa darah ayam pedaging.

    Harvey (2005) melaporkan bahwa ekstrak daun kelor dapat menurunkan

    konsentrasi glukosa darah dengan efektif dibandingkan dengan penggunaan obat

    penurun glukosa darah. Penelitian mengenai efek penggunaan tepung daun kelor

    dalam pakan terhadap glukosa darah ayam pedaging masih belum ada. Sedangkan

    efek penggunaannya terhadap glukosa darah sapi perah sudah pernah diteliti.

    Meidianty (2005) melaporkan hasil penelitiannya bahwa pemberian daun kelor

    sebanyak 25 % dalam suplemen Urea Molasses Block(UMB) sapi perah mampu

    meningkatkan kadar glukosa darah ternak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

    dapat diketahui bahwa konsentrasi glukosa darah cenderung meningkat seiring

    dengan meningkatnya kualitas pakan yaitu akibat suplementasi UMB yang

    mengandung daun kelor. Sedangkan pada penggunaan tepung daun kelor dalam

    pakan cenderung memberi pengaruh menurunkan glukosa darah ayam pedaging.

    Hasil yang berbeda dari kedua penelitian tersebut diduga disebabkan oleh adanya

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    42/49

    29

    perbedaan spesies antara sapi perah dan ayam pedaging, sehingga terdapat

    perbedaan pada metabolisme karbohidrat antara keduanya.

    Faktor-faktor yang menentukan kadar glukosa darah adalah keseimbangan

    glukosa yang masuk dan keluar dari darah. Sedangkan faktor-faktor yang

    mempengaruhi kadar glukosa darah adalah pasokan pakan, ketepatannya

    memasuki sel-sel otot serta lemak dan aktivitas glukostatik dari hati (Pilliang dan

    Al Hajj, 1991). Penggunaan tepung daun kelor yang tidak memberikan hasil yang

    berbeda nyata juga diduga karena pakan perlakuan disusun secara iso-energi dan

    iso-protein, sehingga masing-masing pakan perlakuan mempunyai kandungan

    nutrisi yang hampir sama dan mampu memberikan pasokan nutrisi yang sama

    pula.

    Kadar glukosa darah normal untuk ayam yang dipuasakan sekitar 170

    240 mg/dl. Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan P0 (207,25 + 9,18)

    mempunyai glukosa darah yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan P3 (203,75 +

    12,29), P1 (201,25 + 3,30), P4 (198,5 + 11,48) dan P2 (194,25 + 15,78) mg/dl.

    Namun kadar glukosa darah pada semua perlakuan berada pada kondisi yang

    normal. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penggunaan tepung daun

    kelor dalam pakan dapat mengakibatkan penurunan glukosa darah, namun masih

    mampu mempertahankan kadar glukosa darah pada kondisi normal.

    4.7. Efek Perlakuan terhadap Kolesterol Darah

    Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa kolesterol darah tertinggi pada

    perlakuan P0 (146,25 + 25,51) dan kemudian berturut-turut diikuti oleh

    perlakuan P4 (136,5 + 11,59), P3 (133,5 + 5,75), P2 (113,5 + 7,63) dan P1 (109,25

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    43/49

    30

    + 20,32) mg/dl. Untuk mengetahui signifikasi pengaruh perlakuan terhadap

    kolesterol darah dilakukan analisis statistik.

    Hasil analisis statistik pada Lampiran 19 menunjukkan bahwa penggunaan

    tepung daun kelor dalam pakan memberikan pengaruh yang berbeda nyata

    (P

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    44/49

    31

    untuk fungsi sel dan reproduksi. Kolesterol ini diperlukan pada jumlah tertentu

    saja oleh badan dan dibawa melalui partikel lipid-protein yang disebut sebagai

    lipoprotein. Peningkatan jumlah kolesterol dan ketidakseimbangan di dalam

    lipoprotein akan menyebabkan beberapa masalah dan dapat menyebabkan risiko

    penyakit jantung. Pada manusia, konsentrasi kolesterol darah normal berkisar

    antara 120 - 200 mg per deciliter (mg/dL). Konsentrasi kolesterol darah lebih dari

    240 mg/dL termasuk dalam hiperkolesterolemia (mempunyai kolesterol darah

    yang tinggi) (Razak, 2006). Menurut penelitian Rao et al. (2003) mengenai

    kolesterol darah ayam pedaging, konsentrasi kolesterol darah ayam pedaging

    pada umur 21 hari berkisar antara 124 164 mg/dL, sedangkan pada umur 42 hari

    rata-rata adalah 124 mg/dL.

    Penggunaan tepung daun kelor pada level 2,5 % dalam pakan dapat

    menurunkan kolesterol darah ayam pedaging hingga 25 %. Efek menurunkan

    kolesterol pada daun kelor tersebut dapat dianjurkan sebagai acuan informasi

    dalam ilmu kedokteran untuk aplikasi pengobatan hiperkolesterolemia serta dapat

    diteliti lebih lanjut mengenai mekanisme penurunan kolesterol darah dalam tubuh.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    45/49

    32

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan tepung

    daun kelor pada level 2,5 % dalam pakan merupakan level yang optimal untuk

    menurunkan kolesterol darah dan penggunaan tepung daun kelor hingga level 10

    % dalam pakan tidak memberikan efek negatif terhadap berat organ dalam dan

    glukosa darah ayam pedaging.

    5.2. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan agar dilakukan penelitian

    lebih lanjut mekanisme penurunan kolesterol darah ayam pedaging. Level optimal

    tepung daun kelor yang disarankan untuk menurunkan kolesterol darah ayam

    pedaging adalah 2,5 % dalam pakan.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    46/49

    33

    DAFTAR PUSTAKA

    Afuang, W., P. Siddhuraju. and K. Becker. 2003. Comparative nutritional

    evaluation of raw, methanol extracted residues and methanol extracts ofmoringa (Moringa oleifera Lam.) leaves on growth performance and feed

    utilization in Nile tilapia (Oreochromis niloticus L.). Aquaculture

    Research 34 (13), 1147-1159.

    Anonimous. 2004.Moringa Oleifera Lam. http://mobot.org/plantscience/grand

    students/olson/oleifera.htm. Diakses tanggal 21 Maret 2007.

    , 2005. Moringa Leaf Powder The Worlds Greatest Unknown

    Supplement. http://www.articledashboard.com/Article/Moringa-Leaf-

    Powder---The-World-s-Greatest-Unknown-Supplement/43842. Diakses

    tanggal 21 Maret 2007.

    , 2006. Kelor. http://ms.wikipedia.org/wiki/Pokok_Kelor. Diakses

    tanggal 21 Maret 2007.

    , 2007. Gula Darah. http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_darah Diakses

    tanggal 21 Maret 2007.

    Astuti, D.A., D.R. Ekastuti, dan Firdus. 2005. Manfaat Daun Kelor (Moringa

    oleifera) sebagai Pakan Ayam Pedaging. Prosiding Seminar Nasional.

    Pengembangan Usaha Peternakan Berdaya Saing di Lahan Kering.

    Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

    Dahot, M.U. 1989. Antimicrobial Activity of Small Protein of Moringa oleifera

    Leaves. Journal of Islamic Academy of Sciences. Volume 11, No.1.

    University of Sindh. Pakistan. www.hort.purdue.edu/newcrop/duke

    energy/Moringa oleifera.html.

    Eric, L. 2007. Konsep Detoks. http://www.detokshop.blogspot.com/organdalam

    Diakses tanggal 17 Mei 2007.

    Fahey, J.W. 2005. Moringa oleifera: A Review of the Medical Evidence for ItsNutritional, Therapeutic, and Prophylactic Properties. Part 1.

    http://www.tfljournal.org/article.php/20051201124931586 Diakses

    Tanggal 21 September 2007

    Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi. Edisi ke empat. Gadjah Mada

    Press. Yogyakarta.

    Fuglie, L. 1985. The Miracle Tree (The Multiple Attributes of Moringa). CWS.

    Dakar, Senegal.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    47/49

    34

    Ghasi, S., E. Nwobodo, J.O. Ofili. 2000. Hypocholesterolemic Effects of Crude

    Extract of Leaf ofMoringa oleiferaLam in High-Ft Diet Fed Wistar Rats.

    Abstract. http://www.medscape.com/medline/abstract/9619112 Diakses

    tanggal 21 September 2007

    Gupta, K., G.K. Barat, D.S. Wagle, H.K.L. Chawla. 1989. Nutrient contents and

    antinutritional factors in conventional and non conventional leafly

    vegetables. Food Chemistry. 31, 105-116

    Harvey, M. 2005. Moringa Leaf Powder The Worlds Greatest Unknown

    Supplement. http://www.articledashboard.com/Article/Moringa-Leaf-

    Powder---The-World-s-reatest Unknown-Supplement/43842 Diakses

    tanggal 21 September 2007

    Makkar, H.P.S. and K. Becker. 1997. Nutrients and Anti-quality Factors in

    Defferent Morphological Parts of the Moringa oleifera Tree. J. ofAgric.Sci.Cambridge, 128: 311-322.

    Meidianty, S.D. 2005. Pengaruh Pemberian Daun Kelor (Moringa oleifera) atau

    Glirisidia (Glirisidia septum) dalam Suplemen Urea Molases Block

    (UMB) Sapi Perah terhadap Konsumsi dan Profil Metabolit Darah.

    Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

    Moran, E.T. 1982. The Gastrointestinal System. Office for Educational Practice.

    University of Guelph. Guelph, Canada.

    Muchtadi, D., N. Palupi, dan M. Astawan. 1993. Metabolisme Zat Gizi Sumber

    dan Kebutuhan Bagi Tubuh Manusia. Jilid II. Pustaka Sinar Harapan,

    Jakarta. Hal 43-48.

    Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan

    Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB.

    Muro, J. K., V.R.M. Muhikambele, S.V. Sarwatt. 2003. Moringa oleifera Leaf

    Meal Can Replace Cottonseed Cake in the Concentrate Mix Fed with

    Rhodes Grass (Chloris gayana) Hay for Growing Sheep. LivestockResearch fo Rural Development 15 (11): 1-5

    Murtidjo, B.A. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta.

    NRC. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. National Academy of Science.

    Washington D.C.

    Nurachman, Z. 2002. Diabetus Mellitus. http://www.kompas.com/kesehatan/

    news/0302/02/220453. Diakses tanggal 30 Maret 2007.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    48/49

    35

    Pilliang, W.G. and S.D. Al Hajj. 1991. Fisiologi Nutrisi. Vol I. Institut Pertanian

    Bogor P.T Penerbit IPB (IPB Press). Bogor.

    Pilliang, W.G. dan Djojosoebagio. 1990. Fisiologi Nutrisi. Volume I Depdikbud.

    Dikti PAU Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Pond, W.G., D.C. Church, and K.R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and

    Feeding. 4thEdition. John Wiley and Sons. New York.

    Rao, S.V.R., M.V.L.N. Raju, M.R. reddy and A.K. Panda. 2003. Utilization of

    Graded Levels of Finger Millet (Eleusine coracana) in Place of Yellow

    Maize in Commercial Broiler Chicken Diets. Project Directorate on

    Poultry, Rajendranagar, Hyberabad 500 030. A.P., India.

    Razak, R.A. 2006. Kolestrol Berlebihan Risiko Sakit Jantung.

    http://www.bharian.com.my/m/BHarian/Saturday/BeritaSawit/20060902120309/Article/ Diakses tanggal 21 Maret 2007.

    Ressang, A.A. 1983. Patologi Khusus Veteriner. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

    Sarwatt, S., S.S. Kapange, and A.M.V. Kakengi. 2004a. The Effect on Intake,

    Digestibility and Growth of Goats When Sunflowers Seed Cake is

    Replaced with Moringa oleiferaLeaves in Sulpements Fed with Chloris

    gayanaHay. www.husdyr.kul.dh

    Sarwatt, S.; Milangha, M.S.; Lekule, F.P.; and Madalla, N. 2004b. Moringa

    oleifera and cottonseed cake as supplements for smallhoder dairy cows fed

    Naipergrass. Livestock Research for Rural Development 16 (6) : 1-6

    Soetanto, H., Sulistyani, Rachmawati, E., Karyono, S. dan Roeskitaningsih. 2004.

    Potensi Tanaman Kelor sebagai Antibiotika dan Antioksidan. Laporan

    Penelitian Kerjasama antara Universitas Brawijaya dan Badan Tenaga

    Nuklir Nasional (BATAN)-Pasar Jumat, Jakarta.

    . 2005. Potensi Tanaman Kelor (Moringa oleifera lam.) sebagai Sumber

    Pakan dan Pangan di Indonesia. Proceeding Seminar Nasional AINI V.

    Universitas Brawijaya. Malang.

    , Nuringdiati, Ika Wahyu dan Siska D.M. 2005. Pengaruh Penambahan

    Daun Kelor (Moringa oleifera, Lam) atau Gliricidia (Gliricidia sepium)

    dalam Urea Molasses Block terhadap Produktivitas Sapi Perah yang diberi

    Pakan Basal Tebon Jagung dan Konsentrat. Penelitian Kerjasama Antara

    Universitas Brawijaya dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)-

    Pasar Jumat, Jakarta.

    Suriawiria, U. 2005. Manfaat Daun Kelor.

    http://keris.blogs.ie/2005/03/15/manfaat-daun-kelor/ Diakses tanggal 21

    Maret 2007.

  • 7/24/2019 Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor [Moringa Oleifera] Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Dara

    49/49

    Whittow, G.C. 2000. Sturkies Avian Physiology. Five Edition. Academic Press.

    United State of America.

    Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Fakultas Peternakan Universitas GajahMada. Yogyakarta.