etiak profesi
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 etiak profesi
1/26
1
TANGGUNG JAWAB PROFESI HAKIM SEBAGAI AKTOR UTAMA
PENYELENGGARA KEKUASAAN KEHAKIMAN DI
BAB I
-
7/25/2019 etiak profesi
2/26
2
PENDAHULUAN
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik
Indonesia. Pernyataan tersebut merupakan pengertian kekuasaan kehakiman
yang tercantum pula dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor ! "ahun 2##!
tentang Kekuasaan Kehakiman.
$ebagai konsekuensi dari sistem pembagian kekuasaan yang diterapkan
di negara ini, %ungsi kekuasaan kehakiman atau yudikati% dipegang oleh
lembaga lembaga yang telah ditentukan oleh UndangUndang &asar Negara
Republik Indonesia "ahun 1'!( )UU& 1'!(*. +ab I UU& 1'!( menyebutkan
tiga lembaga negara yang termasuk dalam lingkup kekuasaan kehakiman, yaitu
-ahkamah gung )-*, -ahkamah Konstitusi )-K*, dan Komisi /udisial
-
7/25/2019 etiak profesi
3/26
0
)K/*. Namun, menurut Pasal 2! ayat )2*, hanya - )dan badan peradilan di
baahnya* dan -K yang merupakan penyelenggara kekuasaan kehakiman,
sedangkan K/ tidak memiliki keenangan tersebut sehingga badan ini sering
disebut sebagai lembaga ekstrayudisial.
Pengadilan, sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman, adalah salah satu
unsur penting dalam sebuah negara yang berdasarkan hukum (rechtsstaat).
Hanya pengadilan yang memenuhi kriteria mandiri )independen*, netral )tidak
berpihak*, dan kompeten yang dapat menamin pemenuhan hak asasi manusia.
3leh karena itu, posisi hakim sebagai aktor utama lembaga peradilan menadi
amat 4ital, terlebih lagi mengingat segala keenangan yang dimilikinya.
-elalui putusannya, hakim dapat mengubah, mengalihkan, atau bahkan
mencabut hak dan kebebasan arga negara, dan semua itu dilakukan dalam
rangka menegakkan hukum dan keadilan. +esarnya keenangan dan tingginya
tanggung aab hakim ditunukkan melalui putusan pengadilan yang selalu
diucapkan dengan irahirah 5&emi Keadilan +erdasarkan Ketuhanan /ang
-aha 6sa5. Hal ini menegaskan baha keaiban menegakkan keadilan tidak
hanya dipertanggungaabkan kepada sesama manusia, tetapi uga kepada
"uhan /ang -aha 6sa.1
$etiap pro%esi di berbagai bidang memiliki nilainilai yang diunung
untuk diadikan pedoman dalam kehidupan pro%esi yang bersangkutan.
&emikian halnya dengan pro%esi hakim di Indonesia, di mana terdapat suatu
kode etik yang didasarkan pada nilainilai yang berlaku di Indonesia serta nilai
nilai yang bersi%at uni4ersal bagi hakim sebagai pelaksana %ungsi yudikati%.
Kode etik penting bagi hakim untuk mengatur tata tertib dan perilaku hakim
dalam menalankan pro%esinya.
1Pembukaan Pedoman Perilaku Hakim yang disusun pada tahun 2##7 oleh -ahkamah gungRepublik Indonesia.
-
7/25/2019 etiak profesi
4/26
!
Kode 6tik Pro%esi Hakim Indonesia pertama kali disusun oleh Ikatan
Hakim Indonesia )IKHI* pada Kongres III IKHI tanggal (8 pril 1'7(. 2
$eiring beralannya aktu, perkembangan berbagai hal seputar IKHI sebagai
adah pro%esi hakim dan Kode 6tik Pro%esi Hakim Indonesia terus
berlangsung. &an yang paling terkini adalah ketika - menerbitkan Pedoman
Perilaku Hakim bersamaan dengan disosialisasikannya Pedoman 6tika Perilaku
Hakim yang disusun K/, sehingga peristia ini menadi bagian dari
ketidaksepahaman antara - dan K/.
+erkaitan dengan %enomena yang tengah berkembang di masyarakat
seputar kon%lik antara - dan K/, Hakim gung Ad Hoc "indak Pidana
Korupsi )"ipikor* $ophian -arthabaya berpendapat baha suatu kode etik
berlaku bagi suatu pro%esi tertentu sehingga sebuah kode etik harus disusun
oleh pro%esi yang bersangkutan yang akan menalankan kode etik tersebut.
langkah anggalnya apabila kode etik disusun oleh suatu institusi di luar
pro%esi yang akan menadikan kode etik itu sebagai pedomannya. Idealnya,
sebuah pedoman untuk melakukan pekeraan dibuat sendiri oleh pihak yang
akan menalankan pekeraan tersebut. +agaimanapun, kode etik dibuat untuk
mengatur perilaku dan sepak terang indi4idu pro%esional dalam menalankan
pro%esinya.
Penegakan supremasi hukum sebagai bagian dari agenda re%ormasi telah
menadi komitmen pemerintah seak masa keruntuhan re9im 3rde +aru hingga
saat ini. Namun demikian, harapan pencari keadilan terhadap lembaga
peradilan sebagai benteng terakhir untuk memperoleh keadilan belum
sepenuhnya dapat memuaskan seluruh pihak. -asyarakat mengkritik baha
lembaga peradilan belum seperti yang diharapkan. :ambat menangani perkara,
biaya yang mahal, administrasi yang berbelitbelit, perbuatan dan tingkah laku
2Iskandar Kamil, 5Kode 6tik Pro%esi Hakim,5 dalamPedoman Perilaku Hakim (Code ofConduct), Kode Etik Hakim dan Makalah Berkaitan,)-ahkamah gung RI, 2##7*, hal. 0.
-
7/25/2019 etiak profesi
5/26
(
peabat peradilan yang dianggap tercela, hingga dugaan adanya ma%ia peradilan
)judicial corruption) menadi alasan tidak percayanya sebagian besar
masyarakat terhadap lembaga peradilan.
$udah bukan rahasia lagi baha masyarakat Indonesia menginginkan
adanya suatu perubahan dalam sistem peradilan, terutama semenak atuhnya
re9im 3rde +aru di baah kepemimpinan mantan Presiden $oeharto, dengan
harapan pengadilan dapat lebih memenuhi rasa keadilan masyarakat dalam
memutus perkara. "idak bisa dipungkiri baha selama ini lembaga pengadilan
memiliki banyak kelemahan yang secara terus menerus perlu diperbaiki,
terutama masalah kualitas, mentalitas, integritas, dan kinera sebagian hakim,
halhal inilah yang menyebabkan keadilan tidak dapat dirasakan oleh pencari
keadilan. &alam praktiknya, publik masih mendengar putusanputusan
kontro4ersial yang dibuat oleh hakim, padahal dalam mengemban tugasnya,
hakim seharusnya membuat keputusankeputusan yang adil dan biaksana
dengan mempertimbangkan implikasi hukum dan dampaknya yang teradi pada
masyarakat.
$eiring beralannya pemerintahan seak aal re%ormasi hingga saat ini,
publik sadar baha praktik penyalahgunaan eenang di badan peradilan
cenderung menguat dan merusak seluruh sendi peradilan. Hal ini
mengakibatkan menurunnya keibaaan dan kepercayaan badan peradilan
terhadap masyarakat dan dunia internasional. Keadaan badan peradilan yang
demikian mendesak pihak pihak yang berenang dalam menalankan negara
ini untuk melakukan upaya upaya luar biasa yang berorientasi kepada
terciptanya badan peradilan dan hakim yang dapat menamin masyarakat
memperoleh keadilan, dan diperlakukan secara adil dalam proses pengadilan
sesuai peraturan perundangundangan.
-
7/25/2019 etiak profesi
6/26
7
"eradinya praktik penyalahgunaan eenang di lembaga peradilan
disebabkan oleh banyak %aktor, antara lain adalah tidak e%ekti%nya pengaasan
internal yang diterapkan di badan peradilan selama ini. &engan kata lain,
tingginya urgensi pembentukan Komisi /udisial sebagai lembaga pengaas
eksternal didasarkan pada lemahnya pengaasan internal tersebut. -enurut
-as chmad $antosa, lemahnya pengaasan internal tersebut disebabkan oleh
beberapa %aktor, antara lain;
1; kualitas dan integritas pengaas yang tidak memadai.$.". Kansil dan >hristine $.". Kansil,Pokok"Pokok Etika Profesi Hukum,)?akarta; Pradnya
Pramita, 1''7*, hal !7!=.
-
7/25/2019 etiak profesi
9/26
'
putusannya, para hakim ini melakukan musyaarah secara tertutup.
5; Hakim harus senantiasa mempertanggungaabkan segala sikap dan
tindakannya. $ecara 4ertikal berarti ia bertanggung aab kepada "uhan
/ang -aha 6sa. $edangkan pertanggungaaban secara hori9ontal berarti
dituukan terhadap sesama manusia, baik kepada lembaga peradilan yang
lebih tinggi maupun kepada masyarakat luas. +erkaitan dengan
pertanggungaaban hori9ontal, Pasal 2( ayat )1* Undang Undang tentang
Kekuasaan Kehakiman menyebutkan baha;
5$egala putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar putusan
tersebut, memuat pula pasal tertentu dari perundangundangan yang
bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang diadikan dasar untuk
mengadili.57
6; Hakim aib menunung tinggi nilai obyekti4itas. Hal ini tercermin dalamPasal 2' ayat )0* yang menyatakan baha hakim aib mengundurkan diri
dalam pemeriksaan suatu perkara apabila ia mempunyai hubungan darah
dengan pihakpihak yang terlibat dalam proses pemeriksaan perkara
tersebut, baik dengan terdaka, aksa, penasihat hukum, panitera, maupun
sesama maelis hakim.8
Pro%esi hakim sebagai salah satu bentuk pro%esi hukum sering digambarkan
sebagai pemberi keadilan. 3leh karena itu, hakim uga digolongkan sebagai
pro%esi luhur (officium noile),yaitu pro%esi yang pada hakikatnya merupakan
pelayanan pada manusia dan masyarakat. $etiap pro%esi memiliki etika yang
6Indonesia )b*,ndan!"ndan! #omor * %ahun +* tentan! Kekuasaan Kehakiman,:N"ahun 2##! Nomor = ":N Nomor !0(=, pasal 2( ayat )1*.
7id.,pasal 2' ayat )0* dan )!*.
-
7/25/2019 etiak profesi
10/26
1
#
pada prinsipnya terdiri dari kaidahkaidah pokok sebagai berikut. =
1; Pro%esi harus dipandang sebagai pelayanan, oleh karenanya, si%at 5tanpa
pamrih5 menadi ciri khas dalam mengembangkan pro%esi.
2; Pelayanan pro%esional dalam mendahulukan kepentingan pencari keadilan
mengacu pada nilainilai luhur.
3; Pengembanan pro%esi harus selalu berorientasi pada masyarakat sebagai
keseluruhan.
4; Persaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat sehingga dapat
menamin mutu dan peningkatan mutu pengemban pro%esi.
$ebagai suatu pro%esi di bidang hukum yang secara %ungsional
merupakan pelaku utama dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, hakim
dituntut untuk memiliki suatu keahlian khusus sekaligus memahami secara
mendalam mengenai ruang lingkup tugas dan keaibannya. $alah satu unsur
yang membedakan pro%esi hakim dengan pro%esi lainnya adalah adanya proses
rekrutmen serta pendidikan bersi%at khusus yang diterapkan bagi setiap orang
yang akan mengemban pro%esi ini.
0.1.1 P&!$ya!a#an 2al,n Ha"i%
+erdasarkan Pasal 1! angka 1 UndangUndang Nomor = "ahun 2##!
tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 2 "ahun 1'=7 tentang
Peradilan Umum, seseorang hanya dapat diangkat menadi hakim ika telah
8@ildan $uyuthi, 56tika Pro%esi, Kode 6tik, dan Hakim dalam Pandangan gama,5 dalamPedoman Perilaku Hakim (Code of Conduct), Kode Etik Hakim dan Makalah Berkaitan,
)-ahkamah gung RI, 2##7*, hal. 272=.
-
7/25/2019 etiak profesi
11/26
1
1
memenuhi persyaratan sebagai berikut.'
a; @arga Negara Indonesia.
b; +ertaka kepada "uhan /ang -aha 6sa.
c; $etia kepada Pancasila dan UndangUndang &asar 1'!(.
d; +ukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia
termasuk organisasi massanya atau bukan seorang yang terlibat langsung
ataupun tak langsung dalam Aerakan Kontra Re4olusi A0#$BPKI atau
organisasi terlarang lainnya.
e; Pegaai Negeri.
f; $arana hukum.
g; +erumur serendahrendahnya 2( )dua puluh lima* tahun.
h; +eribaa, uur, adil, dan berkelakuan baik.
0.1.0 P&ndidi"an dan P&la#ihan 2al,n Ha"i%13
Proses pendidikan dan pelatihan )diklat* bagi calon hakim dilaksanakan
9Indonesia )c*,ndan!"ndan! #omor $ %ahun +* tentan! Peruahan atas ndan!"ndan! #omor + %ahun &'$- tentan! Peradilan mum,:N "ahun 2##! Nomor 0! ":NNomor !08', pasal 1! angka 1.
10-ahkamah gung RI,Kertas Kerja Pemaruan istem Pendidikan dan Pelatihan Hakim,
)?akarta; -ahkamah gung RI, 2##0*, hal. ='.
-
7/25/2019 etiak profesi
12/26
1
2
pada aal masa praabatan dan sangat erat kaitannya dengan proses rekrutmen
hakim. $elain digunakan sebagai program orientasi bagi para calon hakim,
diklat uga dituukan untuk menadi sarana seleksi hakim. Program diklat
dimulai dari keaiban para peserta untuk memenuhi masa magang selama
kurang lebih satu tahun sebagai >alon Pegaai Negeri $ipil )>PN$* di
pengadilanpengadilan negeri di ilayah Indonesia. Program pembinaan yang
terarah belum terlihat pada tahap yang disebut &iklat Praktik I ini. Para peserta
diklat masih sebatas dikaryakan sebagai sta% administrasi pengadilan, hingga
saatnya mereka mengikuti uian pra abatan, yang merupakan %ase seleksi
kepegaaian secara umum. $etelah melalui proses pengangkatan dan
memperoleh status Pegaai Negeri $ipil )PN$*, para peserta diikutsertakan
dalam &iklat Klasikal yang diadakan secara terpusat oleh Pusat Pendidikan dan
:atihan )Pusdiklat* &epartemen Hukum dan Hak sasi -anusia )&ephukham*.
Pada tahap ini, para peserta akan menerima berbagai materi keahlian di bidang
hukum, dan mulai dipersiapkan secara teoritis untuk mengemban abatan
sebagai hakim. pabila dinyatakan lulus, para peserta diharuskan memenuhi
masa magang kembali dengan status sebagai calon hakim di berbagai
pengadilan negeri selama minimal satu tahun. Pada tahapan yang disebut &iklat
Praktik II ini diterapkan suatu pola pembinaan yang sudah lebih mengarah pada
pelaksanaan tugas hakim. $elanutnya, Ketua Pengadilan Negeri di mana calon
hakim tersebut ditempatkan akan mengusulkan para peserta yang dianggap
layak untuk diangkat penuh sebagai hakim. Pengangkatannya sendiri akan
dilakukan oleh Presiden melalui -enhukham.
0.0 P,la R&"!#%&n dan Kali#a$ Ha"i%
+agaimana mekanisme perekrutan seorang indi4idu untuk menadi
hakim akan menentukan kualitas putusan pengadilan ke depannya. Indi4idu
yang seak aal memang memiliki kapabilitas dan aasan hukum yang
mendalam sudah selayaknya teraring dalam rekrutmen hakim sehingga mereka
yang nantinya duduk di muka ruang pengadilan sebagai pemimpin sidang
adalah hakimhakim yang berkualitas terbaik. Caktanya, berbagai putusan
-
7/25/2019 etiak profesi
13/26
1
0
pengadilan yang kontro4ersial terus bermunculan sehingga berbagai pihak
menilai hakimhakim di negeri ini belum memahami rasa keadilan masyarakat.
+anyaknya kelemahan ataupun cacat hukum pada putusan yang dikeluarkan
oleh para hakim bisa adi merupakan gambaran dari tidak e%ekti%nya pola
rekrutmen hakim yang selama ini diterapkan di Indonesia.
0.4 Tanggng Ja)a( P!,*&$i
Pada dasarnya, terdapat setidaknya tiga unsur pokok yang harus ada
dalam pelaksanaan suatu %ungsi dalam pro%esi dan bidang apapun. Unsurunsur
tersebut adalah sebagai berikut.11
1; "ugas, yaitu keaiban dan keenangan atau kekuasaan yang harus
dilaksanakan untuk kemudian diperinci lebih lanut tentang cara
melaksanakannya.
2; parat, yaitu pelaksana tugas tersebut yang terdiri atas komponen
pelaksana, pendukung, dan penunang.
3; :embaga, yaitu adah )struktur dan organisasi* beserta sarana dan
prasarana tempat para aparat melaksanakan tugasnya.
+agi seorang aparat, mendapat suatu tugas berarti memperoleh sebuah
tanggung aab yang terkait tiga hal, yaitu;
1; mendapat kepercayaan untuk dapat mengemban tugas.$.". dan >hristine $.". Kansil.Pokok"Pokok Etika Profesi Hukum.
?akarta; Pradnya Pramita, 1''7.
Konsorsium Re%ormasi Hukum Nasional dan :embaga Kaian dan d4okasi
untuk Independensi Peradilan. Menuju ndependensi Kekuasaan
Kehakiman. ?akarta; Indonesian >enter %or 6n4ironmental :a )I>6:*
dan :embaga Kaian dan d4okasi untuk Independensi Peradilan ):eIP*,
1'''.
-ahendra, /usril Ih9a.Me2ujudkan upremasi Hukum di ndonesia. ?akarta;
"im Pakar Hukum &epartemen Kehakiman dan Hak sasai -anusia RI
bersama $ekretariat ?enderal &epartemen Kehakiman dan Hak sasi
-anusia RI, 2##2.
-ahkamah gung RI.Pedoman Perilaku Hakim.?akarta; -ahkamah gung
RI, 2##7.
.Pedoman Perilaku Hakim (Code of Conduct), Kode Etik Hakim dan
Makalah Berkaitan.?akarta; -ahkamah gung RI, 2##(.
.Kertas Kerja Pemaruan istem Pendidikan dan Pelatihan Hakim.
?akarta; -ahkamah gung RI, 2##0.
-uhammad, bdulkadir. Etika Profesi Hukum. >et. ke2. +andung; >itra
ditya +akti, 2##1.
-
7/25/2019 etiak profesi
26/26
$uyuthi, @ildan. 56tika Pro%esi, Kode 6tik, dan Hakim dalam Pandangan
gama5 dalamPedoman Perilaku Hakim (Code of Conduct), Kode Etik
Hakim dan Makalah Berkaitan.?akarta; -ahkamah gung RI, 2##7.
"asri%, $. 5Kemandirian Kekuasaan Kehakiman5 dalam Kemandirian
Kekuasaan Kehakiman.6ditor Paul $. +aut dan :uhut -.P. Pangaribuan.
?akarta; /ayasan :embaga +antuan Hukum Indonesia, 1'='.
@idyadharma, Ignatius Ridan. Hukum Profesi tentan! Profesi Hukum.
$emarang; >E nanta, 1''!.
Fakiah, @aingatu. Men1in!kap %air Mafia Peradilan. ?akarta; Indonesian
>orruption @atch, 2##2.