faktor resiko furunkulosis

Upload: franssanjaya

Post on 19-Feb-2018

392 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    1/24

    Faktor Resiko Furunkulosis

    Oleh :

    Franciscus Sanjaya (0970121033)

    Pembimbing :

    dr. I Made Sudarjana Sp.

    !"#"M R"$%" &'%"S "$I&R""$ #I$I

    "!" *"%I"$ I#M' $+"I& '#I& !"$ #"MI$

    R'M", S"I& 'M'M !"R", S"$-I"$I

    %I"$+"R

    201/

    1

    LAPORAN

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    2/24

    *"* I

    $!",'#'"$

    Furunkel merupakan salah satu bentuk dari pioderma yang sering dijumpai, dan

    penyakit ini sangat erat hubungannya dengan keadaan sosial-ekonomi. Secara

    umum penyebab furunkel adalah kuman gram positif, yaitu Stafilokokus dan

    Streptokokus.1,

    Furunkel dapat terjadi di seluruh bagian tubuh, predileksi terbesar penyakit

    ini pada daerah berambut yang sering bergesekan !ajah, leher, ketiak, pantat atau

    paha. Setiap orang memiliki potensi terkena penyakit ini, namun beberapa orang

    dengan penyakit diabetes, sistem imun yang lemah, jera!at atau problem kulit

    lainnya memiliki resiko lebih tinggi. "ambaran klinis penyakit ini adalah

    timbulnya nodul kemerahan berisi pus, panas dan nyeri. #iagnosis furunkel dapat

    ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang dikonfirmasi dengan pe!arnaan

    gram dan kultur bakteri.$

    Furunkel dapat menimbulkan komplikasi yang cukup serius. %asuknya

    Staphylococcus aureus ke dalam aliran darah menimbulkan bakteremia. Pada

    tahap akhir, mengakibatkan sepsis yang dapat menjadi osteomielitis, akut

    endokarditis, dan abses otak. %anipulasi pada lesi akan mempermudah

    menyebarnya infeksi melalui aliran darah. &etapi, komplikasi tersebut jarang

    terjadi.$

    Penatalaksanaan furunkel meliputi pengobatan topikal, sistemik, dan

    pengobatan penyakit yang mendasari. 'mumnya penderita sembuh dengan terapi

    adekuat tersebut, namun ada beberapa penderita yang mengalami rekurensi yang

    membutuhkan e(aluasi dan penanganan lebih lanjut.$

    2

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    3/24

    *"* II

    &I$-"'"$ 'S&""

    Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan subkutan

    sekitarnya. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat. )ika lebih dari

    satu tempat disebut furunkulosis. Furunkulosis dapat disebabkan oleh berbagai

    faktor antara lain akibat iritasi, kebersihan yang kurang, dan daya tahan tubuh

    yang kurang. *nfeksi dimulai dengan adanya peradangan pada folikel rambut di

    kulit +folikulitis, kemudian menyebar kejaringan sekitarnya.

    1,$

    arbunkel adalah

    satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh Staphylococcus

    aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan

    diba!ahnya termasuk lemak ba!ah kulit.

    "ambar 1. Furunkel. /

    pideioloi

    Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. 0elum terdapat data spesifik

    yang menunjukkan pre(alensi furunkel. Furunkel umumnya terjadi pada anak-

    anak, remaja sampai de!asa muda.

    3

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    4/24

    "ambar . Furunkulosis.

    "ambar $. arbunkel $

    tioloi

    Permukaan kulit normal atau sehat dapat dirusak oleh karena iritasi, tekanan,

    gesekan, hiperhidrosis, dermatitis, dermatofitosis, dan beberapa faktor yang lain,

    sehingga kerusakan dari kulit tersebut dipakai sebagai jalan masuknya

    Staphylococcus aureus maupun bakteri penyebab lainnya. Penularannya dapat

    melalui kontak atau auto inokulasi dari lesi penderita. Furunkulosis dapat menjadi

    kelainan sistemik karena faktor predisposisi antara lain, alcohol, malnutrisi,

    4

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    5/24

    diskrasia darah, iatrogenic atau keadaan imunosupresi termasuk 2*#S dan

    diabetes mellitus.$

    atoenesis

    ulit memiliki flora normal, salah satunya S.aureusyang merupakan flora residen

    pada permukaan kulit dan kadang-kadang pada tenggorokan dan saluran hidung.

    Predileksi terbesar penyakit ini pada !ajah, leher, ketiak, pantat atau paha. 0akteri

    tersebut masuk melalui luka, goresan, robekan dan iritasi pada kulit. Selanjutnya,

    bakteri tersebut berkolonisasi di jaringan kulit. 3espon primer host terhadap

    infeksi S.aureus adalah pengerahan sel P%4 ke tempat masuk kuman tersebut

    untuk mela!an infeksi yang terjadi. Sel P%4 ini ditarik ke tempat infeksi oleh

    komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokin &4F

    +tumor necrosis factor dan interleukin +*5 1 dan yang dikeluarkan oleh sel

    endotel dan makrofag yang terakti(asi. 6al tersebut menimbulkan inflamasi dan

    pada akhirnya membentuk pus yang terdiri dari sel darah putih, bakteri dan sel

    kulit yang mati.$

    #idapatkan keluhan utama dan keluhan tambahan pada perjalanan dari

    penyakit furunkel. 5esi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam !aktu singkat

    membesar kemudian membentuk nodula eritematosa berbentuk kerucut.

    emudian pada tempat rambut keluar tampak bintik-bintik putih sebagai mata

    bisul. 4odus tadi akan melunak +supurasi menjadi abses yang akan memecah

    melalui lokus minoris resistensi yaitu di muara folikel, sehingga rambut menjadi

    rontok atau terlepas. )aringan nekrotik keluar sebagai pus dan terbentuk fistel.

    arena adanya mikrolesi baik karena garukan atau gesekan baju, maka kuman

    masuk ke dalam kulit. 0eberapa faktor eksogen yang mempengaruhi timbulnya

    5

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    6/24

    furunkel yaitu, musim panas +karena produksi keringat berlebih, kebersihan dan

    hygiene yang kurang, lingkungan yang kurang bersih. Sedangkan faktor endogen

    yang mempengaruhi timbulnya furunkel yaitu, diabetes, obesitas, hiperhidrosis,

    anemia, dan stres emosional.

    "ambar . lasifikasi dari infeksi bakterial pada folikel rambut

    %ejala linis

    %ula-mula nodul kecil yang mengalami keradangan pada folikel rambut,

    kemudian menjadi pustule dan mengalami nekrosis dan menyembuh setelah pus

    keluar dengan meninggalkan sikatriks. 2!al juga dapat berupa macula eritematosa

    lentikular setempat, kemudian menjadi nodula lentikular setempat, kemudian

    menjadi nodula lentikuler-numular berbentuk kerucut.

    4yeri terjadi terutama pada furunkel yang akut, besar, dan lokasinya di

    hidung dan lubang telinga luar. 0isa timbul gejala kostitusional yang sedang,

    seperti panas badan, malaise, mual. Furunkel dapat timbul di banyak tempat dan

    dapat sering kambuh. Predileksi dari furunkel yaitu pada muka, leher, lengan,

    pergelangan tangan, jari-jari tangan, pantat, dan daerah anogenital.7

    6

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    7/24

    "ambar /. Furunkel pada belakang telinga.

    !ianosa

    #iagnosa dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan klinis,

    pemeriksaan bakteriologi dari sekret.

    a. 2namnesa

    Penderita datang dengan keluhan terdapat nodul yang nyeri. 'kuran nodul

    tersebut meningkat dalam beberapa hari. 0eberapa pasien mengeluh demam dan

    malaise.

    b. Pemeriksaan Fisik

    &erdapat nodul ber!arna merah, hangat dan berisi pus. Supurasi terjadi

    setelah kira-kira /-7 hari dan pus dikeluarkan melalui saluran keluar tunggal

    +single follicular orifices. Furunkel yang pecah dan kering kemudian membentuk

    lubang yang kuning keabuan ireguler pada bagian tengah dan sembuh perlahan

    dengan granulasi.8

    c. Pemeriksaan Penunjang

    Furunkel biasanya menunjukkan leukositosis. Pemeriksaan histologis dari

    furunkel menunjukkan proses inflamasi dengan P%4 yang banyak di dermis dan

    7

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    8/24

    lemak subkutan. #iagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang

    dikonfirmasi dengan pe!arnaan gram dan kultur bakteri. Pe!arnaan gram

    S.aureus akan menunjukkan sekelompok kokus ber!arna ungu +gram positif

    bergerombol seperti anggur, dan tidak bergerak. ultur pada medium agar %S2

    +Manitot Salt Agar selektif untuk S.aureus. 0akteri ini dapat memfermentasikan

    manitol sehingga terjadi perubahan medium agar dari !arna merah menjadi

    kuning. ulturS. aureuspada agar darah menghasilkan koloni bakteri yang lebar

    +-8 mm, permukaan halus, sedikit cembung, dan !arna kuning keemasan. 'ji

    sensiti(itas antibiotik diperlukan untuk penggunaan antibiotik secara tepat.$

    "ambar . "ambaran %ikroskopik S.aureusdengan Pengecatan "ram.

    8

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    9/24

    "ambar 7. 6asil ultur S. aureusdalam %edium %S2.

    "ambar 8. 6asil ultur S.aureusdalam %edium 2gar #arah

    !ianosa *andin

    9

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    10/24

    a. 6idradenitis Suppurati(a

    6idradenitis suppurati(a +apokrinitis sering membuat salah diagnosis

    furunkel. 0erbeda dengan furunkel, penyakit ini ditandai oleh abses steril dan

    sering berulang. Selain itu, daerah predileksinya berbeda dengan furunkel yaitu

    pada aksila, lipat paha, pantat atau diba!ah payudara. 2danya jaringan parut yang

    lama, adanya saluran sinus serta kultur bakteri yang negatif memastikan diagnosis

    penyakit ini dan juga membedakannya dengan furunkel.

    b. Folikulitis

    Folikulitis merupakan peradangan pada folikel rambut yang disebabkan

    oleh infeksi Staphylococcus aureu. 2danya bercak kehitaman di tengah lesi

    membedakannnya dengan furunkel.

    enatalaksanaan

    Pada furunkel di bibir atas, pipi dan karbunkel pada orang tua sebaiknya

    dira!at inapkan. Pengobatan topikal, bila lesi masih basah atau kotor dikompres

    dengan solusio sodium chloride 9,;. 0ila lesi telah bersih, diberi salep natrium

    fusidat atau framycetine sulfat kassa steril. ,

    2ntibiotik sistemik mempercepat resolusi penyembuhan dan !ajib

    diberikan pada seseorang yang beresiko mengalami bakteremia. 2ntibiotik

    diberikan selama tujuh sampai sepuluh hari. 5ebih baiknya, antibiotik diberikan

    sesuai dengan hasil kultur bakteri terhadap sensiti(itas antibiotik. $

    10

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    11/24

    &indakan insisi dapat dilakukan apabila telah terjadi supurasi. 6igiene

    kulit harus ditingkatkan. )ika masih berupa infiltrat, pengobatan topikal dapat

    diberikan salep antibotik. 2danya penyakit yang mendasari seperti diabetes

    mellitus, harus dilakukan pengobatan yang tepat dan adekuat untuk mencegah

    terjadinya rekurensi.,

    &abel . %anajemen furunkulosis atau karbunkel rekuren< =(aluasi penyebab yang mendasari dengan teliti

    - Proses sistemik

    - Faktor-faktor predisposisi yang terlokalisasi spesifik: paparan >at industri +>at

    kimia, minyak.

    - 6igiene yang buruk.

    - Sumber kontak Staphylococcus: infeksi piogenik dalam keluarga, olahraga

    kontak seperti gulat, autoinokulasi.

    - Stahphylococcus aureus dari hidung : disini tempat dimana penyebaran

    organisme ke tempat tubuh yang lain.terjadi. Frekuensi dari ba!aan nasal

    ber(ariasi : 19;-1/; pada balita 1 tahun, $8; pada mahasis!a, /9; pada

    dokter 3S dan sis!a militer.

    11

    Diambil dari Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7thEdition. 2008

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    12/24

    < Pera!atan kulit secara umum: tujuannya adalah mengurangi jumlah S.aureus

    pada kulit. Pera!atan kulit pada kedua tangan dan tubuh dengan air dan sabun

    adalah penting. Sabun antimikrobial yang mengandung pro(idone iodine atau

    ben>oyl pero?ide atau klorheksidin ; dapat digunakan untuk mengurangi

    kolonisasi stafilokokus pada kulit.. 6anduk yang terpisah harus digunakan dan

    secara hati-hari dicuci dengan air panas sebelum digunakan.

    < )enis Pakaian : pakaian yang menyerap keringat, ringan dan longgar harus

    digunakan sesering mungkin. Sejumlah besar stafilokokus sering berada pada

    seprai dan pakaian dalam pasien dengan furunkulosis atau karbunkel dan dapat

    menyebabkan reinfeksi pada pasien dan infeksi pada anggota keluarganya.

    Pakaian secara terpisah dicuci dalam air hangat dan diganti tiap hari.

    < Pertimbangan umum: beberapa pasien tetap memiliki siklus lesi rekuren.

    adang-kadang, masalah dapat diperbaiki atau dihilangkan dengan menyuruh

    pasien agar tidak melakukan pekerjaan rutin regular. &erutama pada indi(idu

    dengan stres emosional dan kelelahan fisik. 5iburan selama beberapa minggu,

    idealnya pada iklim sejuk atau kering akan membantu dengan cara menyediakan

    istirahat dan juga menyisihkan !aktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan

    program pera!atan kulit.

    < Pertimbangkan hal yang bertujuan eliminasi S.aureus +yang @peka methicillin

    maupun yang resisten methicillin dari hidung +dan kulit :

    - Penggunaan salep lokal pada (estibulum nasalis mengurangi S.aureus pada

    hidung dan secara sekunder mengurangi sekelompok organisme pada kulit,

    sebuah proses yang menyebabkan furunkulosis rekuren. Pemakaian secara

    intranasal dari salep mupirocin calcium ; dalam baseparaffin yang putih dan

    12

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    13/24

    lembut selama / hari dapat mengeliminasi S.aureuspada hidung sekitar 79;

    pada indi(idu yang sehat selama $ bulan. 3esistensi stafilokokus terhadap

    mupirocin hanya didapatkan pada 1 dari 17 pasien. Profilaksis dengan salep

    asam fusidat yang dioleskan pada hidung dua kali sehari setiap minggu keempat

    pada pasien dan anggota keluarganya yang merupakan karier strain infeksius

    S.aureuspada hidung +bersamaan dengan pemberian antibiotik anti-stafilokokus

    peroral selama 19-1 hari pada pasien telah terbukti dengan beberapa

    keberhasilan.

    - 2ntibiotik oral +misalnya rifampin 99 mg PO tiap hari selama 19 hari efektif

    dalam mengeradikasi S.aureusuntuk kebanyakan nasal carrierselama periode

    lebih dari 1 minggu. Penggunaan rifampin dalam jangka !aktu tertentu untuk

    mengeradikasi S.aureus pada hidung dan menghentikan siklus berkelanjutan

    dari furunkulosis rekuren adalah beralasan pada pasien yang dengan pengobatan

    lain gagal. 4amun, strain yang resisten rifampin dapat muncul dengan cepat

    pada terapi seperti itu. Penambahan obat kedua +diklo?acillin bagi S.aureus

    yang peka methicillinA trimethoprim-sulfameta?ole, siprofloksasin, atau

    minoksiklin bagi S.aureus yang resisten methicillin telah digunakan untuk

    mengurangi resistensi rifampin dan untuk mengobati furunkulosis rekuren.

    13

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    14/24

    *"* III

    #"R"$ "S'S

    3.1. Identitas asien

    4ama : adek 2ndika Putra

    'mur : 7 tahun

    )eniselamin : 5aki - laki

    2lamat : #ajan 3urung 0atubulan

    Pekerjaan : Pelajar

    Suku : 0ali

    0angsa : *ndonesia

    2gama : 6induStatus perka!inan : 0elum menikah

    &anggal pemeriksaan : 11 4o(ember 91

    4o 3% : 19

    4o 6P : 981$$/8

    3.2. "nanesis

    eluan utaa

    %uncul benjolan pada !ajah

    erjalanan penyakitPasien datang dengan keluhan muncul benjolan pada !ajah. eluhan

    dirasakan sejak 7 hari sebelum pemeriksaan. eluhan a!alnya dirasakan sebagai

    kulit yang kemerahan, lalu timbul benjolan sebanyak satu buah pada kelopak mata

    atas kanan, setelah itu benjolan bertambah banyak. 0enjolan berukuran kecil dan

    berisi cairan kekuningan didalamnya, dan apabila ditekan akan keluar cairan

    seperti nanah dan darah. Pasien hanya diolesi minyak tradisional untuk

    meringankan keluhan, namun tidak membaik.

    eluhan disertai rasa nyeri yang timbul bersamaan muncul dengan

    timbulnya benjolan. 4yeri dirasakan seperti ditusuk tusuk. eluhan diperberat

    saat ditekan. 3asa gatal disangkal oleh pasien.

    Ri4ayat peno5atan

    Pasien sudah pernah berobat ke Puskesmas, diberikan terapi salep dan tablet

    + pasien tidak ingat nama obatnya namun keluhan malah bertambah banyak.

    Ri4ayat penyakit daulu

    14

    Diambil dari Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7thEdition. 2008

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    15/24

    Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan muncul benjolan pada !ajah

    sebelumnya. Pasien sering menderita sakit batuk, pilek disertai panas dan hanya

    diterapi ke Puskesmas.

    Ri4ayat penyakit kronis

    3i!ayat penyakit kronis disangkal oleh orang tua pasien.

    Ri4ayat penyakit dala keluara

    eluhan muncul benjolan yang sama dengan pasien dikeluarga disangkal oleh

    orang tua pasien.

    Ri4ayat Sosial

    Pola %andi

    Pasien merupakan sis!a di sebuah Sekolah #asar dengan polamandi yang kurang yaitu hanya sekali setiap harinya, itupun

    apabila ibu pasien memandikannya. Pada pagi hari sebelum

    berangkat sekolah, pasien tidak pernah mandi karena orang tuanya

    sudah berangkat kerja pagi - pagi sebelum pasien bangun.

    Pola %akan

    Pasien hanya diberi makan oleh neneknya yang kurang mengetahui

    tentang gi>i yang lengkap dan seimbang. 0iasanya pasien hanya

    diberi makan nasi dan krupuk saja, agar pasien mau makan. Pola bermain

    Pasien sehari hari sering bermain di tanah dan tidak pernah

    mencuci tangan sebelum maupun setelah bermain.

    Orang &ua

    Orang tua pasien merupakan buruh bangunan yang sehari hari

    sudah bekerja sejak pukul 9/.99. Orang tua tidak sempat

    memperhatikan makan maupun kebersihan pasien.

    3.3. eeriksaan Fisik

    Status present : dalam batas normal

    Status general : dalam batas normal

    Status dermatologi :

    =floresensi : 4odul diatas kulit eritema, multiple berukuran lentikuler,

    berbentuk kerucut, soliter beberapa tampak konfluens

    dengan dinding tegang berisi cairan purulent dengan kulit

    15

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    16/24

    meradang sekitarnya, regional pada regio frontalis, nasalis

    dan bilateral palpebra superior et inferior.

    3./. !ianosa *andin1. Furunkulosis

    . Folikulitis

    $. 6idradenitis supuratif

    3.6. Resue

    Pasien laki - laki berusia tujuh tahun datang dengan keluhan muncul benjolan

    seperti bisul pada dahi sejak tujuh hari sebelum pemeriksaan. 2!alnya timbul satu

    bintik kecil ber!arna kemerahan lalu kemudian timbul benjolan seperti bisul

    tersebut. 0isul dirasakan nyeri apabila ditekan. Pasien telah mendapatkanpengobatan dari Puskesmas berupa salep dan tablet. Pasien tidak memiliki ri!ayat

    alergi maupun ri!ayat penyakit atopi. Pasien kurang menjaga higienitas diri

    sendiri dan kurang memperhatikan kebutuhan gi>i.

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan status present dalam batas normal,

    status general dalam batas normal. Pada status dermatologi didapatkan nodul

    diatas kulit eritema, multiple berukuran lentikuler, berbentuk kerucut, diskreet

    beberapa tampak konfluens dengan dinding tegang berisi cairan purulent dengan

    kulit meradang sekitarnya regional pada regio frontalis, nasalis dan bilateral

    palpebra superior et inferior.

    3. !ianosis erja

    Furunkulosis

    3.7 enatalaksanaan

    %edikamentosa

    B "entamycin >alf dioleskan tiap 1 jam pada lesiB =rythromycin tablet 1/ mg setiap 8 jam

    4on %edikamentosa

    6indari menggaruk didaerah lesi

    6igienitas dijaga dengan cara mandi minimal kali sehari dengan

    menggunakan sabun mandi

    4utrisi di tingkatkan dengan pemberian gi>i yang cukup dan seimbang.

    ontrol apabila keluhan tidak membaik

    16

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    17/24

    3.8. ronosis

    Prognosis baik bila terapi dilakukan secara adekuat dan mengatasi serta

    mengeliminasi faktor predisposisi

    17

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    18/24

    *"* I

    M*","S"$

    Furunkel adalah radang folikel rambut dan sekitarnya, jika muncul lebih dari satu

    buah disebut furunkulosis dengan kriteria diagnosis pasien dengan keluhan timbul

    benjolan seperti bisul dan dirasakan nyeri. Pada kasus ini pasien datang dengan

    keluhan timbul benjolan seperti bisul dan disertai rasa nyeri.

    Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan daerah lesi biasanya mengenai

    daerah berambut yang sering bergesekan seperti !ajah, leher, aksila dan pantat.

    =ffloresensi yang akan ditemukan adalah nodus eritematosa berbentuk kerucut

    dengan ditengahnya terdapat pustule. kemudian melunak menjadi abses. Pada

    pasien 4odul diatas kulit eritema, multiple berukuran lentikuler, berbentuk

    kerucut soliter beberapa tampak konfluens dengan dinding tegang berisi cairan

    purulent dengan kulit meradang sekitarnya regional pada regio frontalis, nasalis

    dan bilateral palpebra superior et inferior.

    Furunkel merupakan penyakit yang sangat dekat kaitannya dengan sosio

    ekonomi. Selain itu juga sering diderita oleh penderita diabetes,

    immunocompromised, higienitas dan nutrisi yang kurang. Pada pasien didapatkan

    berat badan dua puluh kilogram dan tinggi badan seratus dua puluh lima

    sentimeter dengan perhitungan Body Mass Index +0%* 1.8. #engan postur

    seperti itu, pasien dapat dikatakan mengalami gi>i kurang. 0erdasarkan kur(a

    Center for isease Control and !re"ention + C#C yang dikeluarkan tahun 919

    didapatkan bah!a berat badan dan 0%* diba!ah persentil /9, dimana artinya

    pasien kurang gi>i. 'ntuk kur(a 1, seharusnya berat pasien berusia 7 tahun adalah

    / ilogram, sedangkan pasien hanya memiliki berat / kilogram. Sedangkan

    untuk 0%* + kur(a , 0%* seusia 7 tahun biasanya didapatkan pada kisaran 1/,

    gD%, namun pada pasien hanya didapatkan 0%* sebesar 1, 8 gD% .

    #alam hal higienitas, pasien kurang diperhatikan mengenai higienitasnya.

    Pasien merupakan sis!a S# dengan higienitas dan pola makan yang buruk. 6al

    ini disebabkan oleh karena kurangnya perhatian dari kedua orang tua yang sibuk

    bekerja. 6al ini perlu diberikan nasehat sehinga pasien bisa cepat sembuh dan

    kejadian furunkel tidak rekurens.

    18

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    19/24

    Pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakuan adalah pemeriksaan darah

    untuk mencari leukositosis. Selain itu dapat dilakukan pula dengan pemeriksaan

    histologis yaitu dengan pe!arnaan gram dan kultur bakteri. Selain untuk

    keperluan diagnosis yang tepat, juga nantinya akan dipergunakan dalam terapi

    pasien. 2pabila sudah ditemukan bakteri pada kultur, klinisi dapat menentukan

    antibiotik yang selektif untuk kuman tersebut. Selain itu juga dapat mengurangi

    resiko muncul kuman yang resistan terhadap antibiotika jenis tertentu. Pada

    pasien tidak dilakukan pemeriksaan penunjang dan hanya diberikan terapi

    antibiotika berdasarkan pengalaman empiris.

    Penatalaksanaan umum dari furunkel, jika sedikit cukup dengan

    antibiotika topikal. )ika banyak digabung dengan antibiotika sistemik. )ika

    berulang harus dicari faktor resiko lain. Pada pasien diberikan kombinasi

    antibiotika topikal 2ntibiotika sistemik. #osis =rithromycin adalah $9 - /9

    mg.g00 D hari tiap jam. 0erdasarkan Fit>patrickEs #ermatology in "eneral

    medicine. 2ntibiotika lini pertama pengobatan furunkel adalah mupirocyn untuk

    topical an diclo?acin untuk sistemik. 5ini kedua apabila pasien alergi penisilin

    adalah 2>ithromycin, Clindamycin dan =rithromycin. Pada pasien diberikan

    "entamisin Cream dan =rithromycin dengan dosis 1/ mg tiap 8 jam. Pasien

    dengan berat 9 kilogram seharusnya masih bisa diberikan =rithromycin dengan

    dosis sampai 1/9 mg D kali pemberian tiap jam.

    ang paling penting dalam penatalaksanaan furunkel adalah *= pasien.

    Pasien perlu menjaga higienitas diri dengan cara mandi minimal dua kali sehari

    dengan menggunakan sabun mandi. Pola makan juga harus diperhatikan yaitu

    dengan memberikan gi>i yang lengkap dan seimbang atau yang terdapat dalamempat sehat lima sempurna. Orang tua pasien juga harus meluangkan !aktu demi

    kesehatan anaknya, karena apabila mencari uang tanpa memperhatikan anak.

    %aka biaya yang akan muncul untuk pengobatan akan lebih banyak dari pada

    pemasukan.

    19

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    20/24

    20

    Kurva 1. usia 2 - 20 tahun ( Laki - laki )Tinggi dan !rat "!nurut u"ur

    .

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    21/24

    *"*

    SIM'#"$

    21

    .

    Kurva 1. usia 2 - 20 tahun ( Laki - laki )

    #$% "!nurut u"ur

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    22/24

    &elah dilaporkan satu kasus furunkulosis pada laki - laki berusia 7 tahun yang

    diduga terjadi karena pasien mengalami gi>i kurang. Furunkulosis mengenai

    daerah !ajah. Pasien menjalani terapi ra!at jalan dan diberikan antibiotika topikal

    dan sistemik, selain itu juga diberikan *= agar penyakitnya segera sembuh dan

    tidak rekurens.

    !"F&"R 'S&""

    22

  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    23/24

    1. #juanda 2. Pioderma. *n: *lmu Penyakit ulit dan elamin. =disi kelima.

    )akarta: Fakultas edokteran 'ni(ersitas *ndonesia. 919. hal 9.

    . 2bdullah, 0enny. Furunkulosis. *n: #ermatologi Pengetahuan #asar dan asus

    di 3umah Sakit. S%F *lmu Penyakit ulit dan elamin 3S' 6aji.Surabaya.

    99. hal 11$-11/.

    $. &imothy ". Bacterial Infection. *n: Fit>patrickGs #ermatology in "eneral

    %edicine. 7th=dition. 'nited States of 2merica: &he %c"ra!-6ill Companies.

    998. pp 18-179.

    . Suyoso Sunarso, dkk. Furunkel. *n: Pedoman #iagnosis dan &erapi *lmu

    Penyakit ulit dan elamin. =disi ke-$. Surabaya: Fakultas edokteran 'nair.

    99/. 6al -$.

    /. Sterry, Holfram et al. Bacterial esease. *n: &hieme Clinical Companions

    #ermatology. /thedition. 4e! ork: "eorg &hieme Ieriag. 99. pp 7$-7/.

    . http:DD!!!.dermis.netDdermisrootDenD8$Dimage.htmdiakses pada tanggal 1

    %ei 91.

    7. %urtiastutik #!i +editor, dkk. 2tlas Penyakit ulit dan elamin. =disi ke-

    Cetakan kedua. Surabaya: #epDS%F ulit dan elamin F '42*3D3S'#

    dr.Soetomo. 919. 6al $9-$.

    #"MIR"$

    23

    http://www.dermis.net/dermisroot/en/26832/image.htmhttp://www.dermis.net/dermisroot/en/26832/image.htm
  • 7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis

    24/24

    %a5ar 1 linis pasien