manajemen resiko

Upload: baiq-normalita-nitisari

Post on 10-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB I PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Didirikannya suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan nilai tambah

    kepada stakeholdernya. Dalam proses pencapaian tujuan tersebut, perusahaan

    dihadapkan pada ketidakpastian, baik yang bersumber dari faktor internal,

    maupun dari faktor eksternal. Faktor internal seperti infrastruktur, proses bisnis,

    sumber daya manusia dan teknologi dapat menimbulkan ketidakpastian.

    Demikian juga dengan faktor eksternal seperti: kondisi ekonomi, lingkungan

    alam, politik, sosial dan teknologi juga dapat menimbulkan ketidakpastian.

    Ketidakpastian dapat menimbulkan risiko yang berpotensi mengurangi nilai,

    atau peluang yang berpotensi meningkatkan nilai.

    Seiring dengan meningkatnya kesadaran dunia usaha terhadap pentingnya

    pengelolaan risiko, maka dewasa ini berkembang praktik manajemen yang

    disebut manajemen risiko. Perusahaan merancang, membangun dan

    menerapkan manajemen risiko yang efektif dan komprehensif agar lebih

    antisipatif dan efektif dalam mengelola risiko yang dihadapi.

    Secara periodik dilakukan evaluasi penerapan manajemen risiko untuk

    mengetahui kecukupan rancangan dan kondisi penerapan manajemen risiko.

    Evaluasi penerapan manajemen risiko dapat dilakukan oleh Satuan

    Pengawasan Intern (SPI) dengan tujuan:

    - melaksanakan perannya sebagai mitra strategis manajemen dengan

    menjalankan fungsi assurance dan konsultatif bagi peningkatan proses

    pengelolaan risiko secara sistematis, teratur dan menyeluruh;

    - menyusun Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang berbasis risiko

    (risk-based audit plan) untuk menetapkan prioritas kegiatan audit internal dan

    konsisten dengan tujuan perusahaan.

    Evaluasi penerapan manajemen risiko dapat pula dilakukan oleh BPKP sebagai

    pihak eksternal perusahaan untuk memperoleh gambaran mengenai kecukupan

    1

  • rancangan manajemen risiko dan kondisi penerapannya serta memberikan

    saran perbaikan.

    Agar evaluasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif diperlukan

    suatu pedoman pelaksanaan. Pedoman ini disusun dengan menggunakan

    referensi sebagai berikut:

    1. Enterprise Risk Management - Integrated Framework: Executive Summary

    Framework, September 2004, The Committee of Sponsoring Organizations

    of the Tradeway Commission;

    2. Enterprise Risk Management - Integrated Framework: Application

    Techniques, September 2004, The Committee of Sponsoring Organizations

    of the Tradeway Commission;

    3. AS/NZS 4360:2004, Australian/New Zealand Standard Risk Management,

    Joint Technical Committee OB-007 Risk Management, 31 Agustus 2004;

    4. Enterprise-Wide Risk Management-Strategies for Linking Risk and

    Opportunity oleh James W. Deloach;

    5. Risk Based Internal Auditing-an Introduction, David Griffiths, PhD., FCA,

    15 March 2006;

    6. Risk Based Internal Auditing Three Views on Implementation, David

    Griffiths, PhD., FCA, 15 March 2006;

    7. Risk Based Internal Auditing-Performance Manual The Audit Process,

    David Griffiths, PhD., FCA, 1 Juli 2004;

    8. COBIT 4.0 Control Objectives, Management Guidelines, Maturity Models

    oleh IT Governance Institute;

    9. Pedoman Self Assessment Penerapan GCG di Perbankan oleh Bank

    Indonesia

    B. TUJUAN

    Pedoman evaluasi penerapan manajemen risiko ini dapat digunakan oleh BPKP

    maupun SPI perusahaan untuk mengevaluasi kecukupan rancangan dan kondisi

    penerapan manajemen risiko perusahaan.

    2

  • C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pedoman ini mencakup langkah-langkah yang harus ditempuh

    dalam pelaksanaan evaluasi penerapan manajemen risiko mulai dari

    perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.

    D. SISTEMATIKA PENYAJIAN DAN ALUR PIKIR

    Sistematika pedoman meliputi :

    Bab I Pendahuluan

    Berisi uraian tentang latar belakang, tujuan dan ruang lingkup pedoman

    sistematika penyajian dan alur pikir penyusunan pedoman.

    Bab II Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko

    Berisi pengertian, maksud dan tujuan serta metodologi evaluasi

    penerapan manajemen risiko.

    Bab III Jasa Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko

    Berisi tentang perolehan penugasan, kriteria tim evaluasi,

    pengorganisasian dan peran tim dalam penugasan evaluasi penerapan

    manajemen risiko dan pengendalian mutu.

    Bab IV Langkah Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko

    Berisi langkah-langkah pelaksanaan evaluasi penerapan manajemen

    risiko pada setiap tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan

    pelaporan

    Lampiran Formulir Kendali Mutu

    Contoh Laporan Hasil Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko

    3

  • Membentuk Tim Evaluasi

    GAMBAR 1ALUR PIKIR (LOGICAL FRAMEWORK)

    PEDOMAN EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

    Menyusun Program Kerja, Time Schedule dan Pembagian

    Tugas

    Menyiapkan Scorecard Evaluasi

    Pengumpulan Data/Informasi

    Pengolahan Data

    Pembuatan Simpulan Hasil

    Evaluasi

    Pemaparan Hasil Evaluasi

    Mulai

    Selesai

    PERENCANAAN PELAKSANAAN PELAPORAN

    Melakukan Pemaparan Awal Kepada Komisaris Direksi dan Jajaran

    Manajemen

    4

  • BAB II EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

    A. PENGERTIAN

    Evaluasi penerapan manajemen risiko merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

    manajemen untuk mengevaluasi penerapan manajemen risiko perusahaan

    (BUMN/BUMD) dan menilai rancangan serta efektivitas pelaksanaan proses

    manajemen risiko dalam memberikan keyakinan kepada para stakeholder

    apakah penerapan manajemen risiko telah cukup memadai dalam mencapai

    tujuan dan sasaran perusahaan.

    Evaluasi penerapan manajemen risiko dilaksanakan terkait dengan peran dari

    Auditor Internal perusahaan, sebagaimana yang tercantum dalam The

    Professional Practice Framework-The IIA Research Foundation Tahun 2004 :

    1. Standar 2110 - Manajemen Risiko dinyatakan bahwa aktivitas auditor

    internal harus membantu organisasi mengidentifikasi dan mengevaluasi

    eksposur risiko yang signifikan dan memberikan kontribusi untuk peningkatan

    manajemen risiko dan sistem pengendalian.

    2. PRACTICE ADVISORY 2110-1: Menaksir Kecukupan Proses Manajemen

    Risiko dinyatakan bahwa:

    a. Auditor internal memiliki tanggung jawab untuk memberikan assurance

    kepada manajemen dan komite audit tentang kecukupan proses

    manajemen risiko perusahaan

    b. Tanggung jawab tersebut menghendaki auditor internal untuk

    memformulasikan opini apakah proses manajemen risiko perusahaan

    sudah memadai dalam melindungi aset, reputasi dan operasi perusahaan

    sehari-hari.

    Auditor internal membantu manajemen dan komite audit melakukan pengujian,

    evaluasi, pelaporan dan merekomendasikan perbaikan atas kecukupan dan

    keefektivan proses manajemen risiko. Terkait dengan fungsi dan peran Auditor

    Internal tersebut, BPKP berperan sebagai Fasilitator yang mendampingi Auditor

    Internal dalam melakukan evaluasi terhadap proses manajemen risiko

    perusahaan.

    5

  • B. MAKSUD DAN TUJUAN EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

    Maksud dan tujuan dilakukannya evaluasi penerapan manajemen risiko adalah

    untuk :

    1. Menilai kecukupan rancangan dan efektivitas pelaksanaan proses

    manajemen risiko.

    Evaluasi penerapan manajemen risiko merupakan kegiatan yang dilakukan

    oleh manajemen untuk memberikan keyakinan kepada para stakeholder

    apakah rancangan dan efektivitas pelaksanaan proses manajemen risiko

    telah mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang diharapkan.

    2. Mengetahui tingkat kematangan manajemen risiko (risk maturity level)

    perusahaan.

    Tingkat kematangan manajemen risiko menunjukkan kondisi penerapan

    manajemen risiko yang ada pada saat evaluasi penerapan manajemen risiko

    dilakukan. Manajemen perusahaan perlu mengetahui tingkat kematangan

    manajemen risikonya saat evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk

    mengetahui celah antara kondisi tingkat kematangan manajemen risiko yang

    ada dengan yang diharapkan. Tingkat kematangan manajemen risiko perlu

    ditingkatkan secara terus menerus.

    3. Menentukan perencanaan audit dan pendekatan audit yang akan digunakan

    oleh Auditor Internal.

    Kondisi tingkat kematangan manajemen risiko berkaitan erat dengan

    penentuan perencanaan audit dan pendekatan audit yang digunakan oleh

    Auditor Internal. Perencanaan audit dan pendekatan audit berbasis risiko

    tidak dapat dilaksanakan bila kondisi tingkat kematangan manajemen risiko

    berada dalam tingkat awal (Non-existent dan Initial) karena pada kondisi

    tersebut Internal Auditor belum dapat mengandalkan hasil penerapan

    manajemen risiko (profil risiko perusahaan) yang dilakukan oleh manajemen.

    Pada kondisi tingkat kematangan awal justru Auditor Internal harus berperan

    sebagai fasilitator untuk memperbaiki proses manajemen risiko perusahaan.

    6

  • C. METODOLOGI EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

    Evaluasi penerapan manajemen risiko dilakukan dengan menggunakan

    metodologi yang dikembangkan oleh BPKP dengan cara menilai 8 (delapan)

    komponen proses manajemen risiko yang terdiri dari 28 (dua puluh delapan)

    aspek dan 69 (enam puluh sembilan) kriteria yang telah ditetapkan.

    Penilaian dilakukan dengan cara pengumpulan informasi melalui:

    1. Reviu dokumen, yaitu mempelajari informasi yang terdapat pada dokumen

    yang terkait dengan penerapan manajemen risiko untuk dibandingkan dengan

    kriteria yang digunakan.

    2. Kuesioner, yaitu seperangkat pertanyaan/pernyataan yang telah disusun

    sebelumnya dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang tidak dapat

    diperoleh melalui reviu dokumen ataupun observasi, pendalaman dan/atau

    validasi, serta uji silang dari informasi lain yang sudah diperoleh dari reviu

    dokumen

    3. Wawancara, yaitu bentuk paling umum dari komunikasi yang terencana yang berfungsi sebagai alat penguji kebenaran terhadap data/informasi yang

    diperoleh dari alat-alat lainnya (reviu dokumen, kuesioner, dan observasi),

    alat untuk mencari informasi pelengkap (metode pelengkap), dan dapat

    berfungsi sebagai satu-satunya alat pengumpul data utama (metode primer).

    4. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan/

    kondisi di lapangan untuk menguji pemenuhan kriteria tertentu.

    Hasil penilaian menunjukkan tingkat kematangan penerapan manajemen risiko di

    perusahaan yang dikategorikan ke dalam 6 (enam) kategori dengan nilai capaian

    masing-masing sebagai berikut :

    No. Tingkat Kematangan Nilai Capaian 1. Non-existent 0 2. Initial 0 < x < 1,5

    3. Repeatable 1,5 < x < 2,5 4. Defined 2,5 < x < 3,5 5. Managed 3,5 < x < 4,5

    6. Optimised 4,5 < x < 5

    7

  • Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen Risiko adalah suatu kondisi penerapan manajemen risiko yang terbagi dalam 6 (enam) kategori yaitu Non-

    existent, Initial, Repeatable, Defined, Managed dan Optimised, dengan

    penjelasan sebagai berikut:

    1. Tingkat Kematangan Non-existent adalah kondisi dimana perusahaan belum menerapkan manajemen risiko sama sekali.

    2. Tingkat Kematangan Initial adalah kondisi penerapan manajemen risiko dimana perusahaan belum memiliki pendekatan formal dalam penerapan

    manajemen risikonya. Manajemen risiko masih bersifat adhoc dan fungsi

    mengelola risiko dilakukan secara individual dan masih bersifat reaktif

    terhadap suatu peristiwa.

    3. Tingkat Kematangan Repeatable adalah kondisi penerapan manajemen risiko

    dimana perusahaan telah memiliki kebijakan manajemen risiko walaupun

    substansi belum memadai serta proses manajemen risiko telah berjalan

    walaupun masih dalam tahap awal penerapan manajemen risiko. Peran,

    tanggung jawab dan wewenang terkait risiko sudah mulai dirancang walaupun

    akuntabilitasnya masih belum jelas. Data terkait risiko sudah mulai dibangun,

    walaupun proses yang ada masih memperlihatkan ketidakseragaman atau

    ketidakkonsistenan diantara unit dalam perusahaan. Komunikasi antara unit

    dan fungsi mulai berkembang.

    4. Tingkat Kematangan Defined adalah kondisi penerapan manajemen risiko dimana perusahaan telah memiliki kebijakan dan proses manajemen risiko

    yang formal. Adanya keseragaman dalam proses manajemen risiko di seluruh

    unit perusahaan. Proses manajemen risiko didokumentasikan. Unit dan

    pemilik risiko menggunakan proses manajemen risiko yang telah dirancang,

    yang meliputi identifikasi peristiwa risiko, pengukuran risiko, aktivitas

    pengendalian, pengkomunikasian, dan pemantauan risiko. Manajemen

    berkomitmen untuk mengelola proses manajemen risiko melalui koordinasi

    lintas fungsi dan lebih memperkuat dokumentasi pengendalian. Adanya

    mekanisme verifikasi untuk meyakinkan kebijakan diikuti dan proses

    terlaksana sebagaimana diinginkan. Peran dan tanggung jawab telah

    didefinisikan di seluruh organisasi. Laporan yang akurat, dan metodologi yang

    8

  • mendukung, menambah kejelasan akuntabilitas manajemen risiko. Sistem

    sudah dibangun dan relatif lebih stabil dan akurat.

    5. Tingkat Kematangan Managed adalah kondisi penerapan manajemen risiko

    dimana selain kondisi yang terpenuhi dari tingkat kematangan sebelumnya,

    maka ada tambahan peningkatan dan keunggulan pada pengukuran yang

    telah dikuantifikasi dan didukung analisis yang lebih jelas. Penekanan pada

    pengukuran dan mengelola risiko perusahaan secara keseluruhan. Terdapat

    pemahaman yang konsisten dan kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur dan

    metodologi perusahaan, insentif pegawai terkait dengan tujuan dan strategi

    perusahaan secara keseluruhan. Proses manajemen risiko dan outputnya

    secara kuantitatif telah terdefinisikan dan dikendalikan. Manajemen membuat

    keputusan dengan mempertimbangkan risiko berdasarkan data kuantitatif.

    Komunikasi perusahaan secara keseluruhan, kolaborasi dan penyebaran

    pengetahuan berjalan dengan efektif. Laporan manajemen risiko dihasilkan

    dari sistem informasi yang dibangun perusahaan.

    6. Tingkat Kematangan Optimised adalah kondisi penerapan manajemen risiko dimana manajemen risiko dan pengendalian internal telah menyatu dalam

    proses bisnis di perusahaan. Tahapan optimised merupakan tingkat

    kapabilitas yang paling tinggi. Tahapan ini secara terus menerus

    meningkatkan kapabilitas yang telah dikembangkan selama tahap

    sebelumnya. Perusahaan fokus pada peningkatan yang terus menerus untuk

    menghilangkan inefisiensi dan diterapkannya analisis biaya/manfaat pada

    seluruh praktik manajemen risiko. Secara rutin, praktik terbaik diidentifikasi

    dan disebarkan ke organisasi. Perusahaan sepenuhnya mendukung

    kebijakan manajemen risiko, proses manajemen risiko, sumber daya

    manusia, teknologi dan pengetahuan. Proses manajemen risiko dilakukan

    pada level organisasi, proses dan individu. Adanya inovasi dan peningkatan

    budaya secara terus menerus, dengan fokus pada peningkatan kebijakan,

    prosedur, metodologi, kompetensi dan sistem.

    9

  • BAB III JASA EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

    A. PEROLEHAN PENUGASAN Jasa evaluasi penerapan manajemen risiko merupakan salah satu bentuk produk

    layanan dari beberapa jenis layanan dalam bidang manajemen risiko yang

    dapat diberikan oleh BPKP kepada BUMN/BUMD maupun instansi lain yang

    membutuhkan. Pihak BUMN/BUMD atau instansi yang membutuhkan layanan

    ini dapat bekerja sama dengan BPKP berdasarkan suatu permintaan melalui

    BPKP Pusat cq Deputi Bidang Akuntan Negara maupun Kantor Perwakilan

    BPKP setempat.

    Pemberian jasa evaluasi penerapan manajemen risiko perusahaan dapat

    dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

    1. Melakukan evaluasi awal terhadap kondisi penerapan manajemen risiko

    perusahaan/instansi untuk mengetahui dan menentukan langkah/aktivitas

    lebih lanjut yang harus dilakukan perusahaan/instansi tersebut dalam

    menerapkan manajemen risiko secara komprehensif/menyeluruh.

    2. Melakukan evaluasi terhadap perusahaan/instansi yang telah membangun

    dan menerapkan manajemen risiko, untuk memberikan opini mengenai

    tingkat efektivitas dan tingkat kematangan penerapan manajemen risikonya.

    B. KRITERIA TIM EVALUASI Untuk memastikan bahwa jasa evaluasi penerapan manajemen risiko yang

    diberikan berkualitas baik, maka perlu ditetapkan kriteria yang harus dipenuhi

    oleh tim yang akan melaksanakan tugas tersebut. Kriteria personil tim yang akan

    tergabung dalam tim evaluasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

    1. Memahami konsep manajemen risiko, tata kelola perusahaan yang baik dan

    pengendalian internal.

    2. Memahami praktik-praktik manajemen risiko terbaik.

    3. Menguasai prosedur dan teknik evaluasi penerapan manajemen risiko.

    4. Memiliki kemampuan analisis yang baik.

    10

  • 5. Memiliki wawasan yang memadai tentang kondisi makro profil bisnis

    perusahaan yang dievaluasi.

    C. PENGORGANISASIAN DAN PERAN TIM DALAM PENUGASAN EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Secara umum susunan tim evaluasi penerapan manajemen risiko mengikuti pola

    penugasan yang telah dibakukan di BPKP yaitu terdiri dari:

    1. Penanggung Jawab

    2. Pembantu Penanggung Jawab

    3. Pengendali Mutu/Quality Assurance

    4. Pengendali Teknis

    5. Ketua Tim

    6. Anggota Tim

    Jumlah anggota tim disesuaikan dengan kebutuhan dan kompleksitas

    perusahaan yang dilayani.

    Peran dari personil dalam tim penugasan evaluasi penerapan manajemen risiko

    adalah sebagai berikut:

    1. Penanggung Jawab

    a. Memimpin dan bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan evaluasi

    penerapan manajemen risiko pada perusahaan/instansi.

    b. Melakukan pembicaraan pendahuluan mengenai arah, tujuan, sasaran,

    ruang lingkup, jadwal, metodologi evaluasi dengan pihak perusahaan/

    instansi.

    c. Menandatangani laporan berkala kepada pihak perusahaan mengenai

    kemajuan kegiatan evaluasi penerapan manajemen risiko yang dilakukan.

    d. Berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya.

    e. Menandatangani Laporan Hasil Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko.

    11

  • 2. Pembantu Penanggung Jawab

    a. Mewakili Penanggung Jawab dalam melakukan pengarahan dan

    pengawasan atas seluruh pelaksanaan kegiatan evaluasi penerapan

    manajemen risiko.

    b. Membantu Penanggung Jawab dalam melakukan pembicaraan

    pendahuluan dengan pihak Perusahaan.

    c. Berkoordinasi dengan tim Evaluasi Pusat, jika diperlukan, dalam rangka

    pengembangan metodologi dan pengendalian mutu hasil evaluasi

    penerapan manajemen risiko.

    d. Mengawasi pelaksanaan langkah kerja evaluasi penerapan manajemen

    risiko.

    e. Memberikan arahan kepada/melakukan koordinasi dengan Pengendali

    Mutu/Quality Assurance

    f. Mereviu laporan berkala kemajuan kegatan evaluasi penerapan

    manajemen risiko.

    g. Mereviu simpulan sementara hasil evaluasi yang dilakukan tim.

    h. Memimpin tim mengkomunikasikan hasil evaluasi kepada pimpinan

    perusahaan/instansi.

    i. Mereviu konsep Laporan Hasil Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko

    3. Pengendali Mutu/Quality Assurance

    a. Mewakili Deputi Bidang Akuntan Negara dalam melakukan fungsi

    Perencanaan dan Pengendalian penugasan tim.

    b. Bekerjasama dengan Pembantu Penanggung Jawab dan Pengendali

    Teknis melakukan pembahasan kendala teknis dan non teknis yang terjadi

    di lapangan.

    c. Memberikan arahan pelaksanaan prosedur dan langkah kerja.

    d. Memastikan prosedur dan langkah kerja yang dilaksanakan tim telah

    sesuai dengan perencanaan dan mutu yang disyaratkan.

    e. Mereviu simpulan sementara hasil setiap langkah kerja atau prosedur

    evaluasi penerapan manajemen risiko.

    f. Memberikan masukan yang bersifat konstruktif untuk memecahkan

    kendala yang dihadapi tim.

    12

  • g. Membawa permasalahan yang tidak dapat dipecahkan di tingkat tim dan

    perlu didiskusikan ke Satgas Manajemen Risiko di Deputi Bidang Akuntan

    Negara.

    4. Pengendali Teknis

    a. Melaksanakan dan memimpin tim dalam kegiatan yang tercakup dalam

    pelaksanaan evaluasi penerapan manajemen risiko.

    b. Melakukan komunikasi dengan pihak perusahaan.

    c. Merencanakan pelaksanaan tugas evaluasi penerapan manajemen risiko

    di lapangan.

    d. Mereviu rencana langkah dan prosedur kegiatan lapangan yang disusun

    Ketua Tim.

    e. Mengawasi pelaksanaan langkah kerja dan prosedur evaluasi penerapan

    manajemen risiko

    f. Membahas pelaksanaan langkah kerja dengan Pengendali Mutu, Ketua

    Tim dan Anggota Tim.

    g. Mereviu Kertas Kerja hasil evaluasi penerapan manajemen risiko yang

    dibuat Ketua Tim dan Anggota Tim

    h. Menyusun simpulan setiap tahap pekerjaan dan merencanakan

    pelaksanaan tahap berikutnya.

    i. Menyusun laporan berkala kemajuan kegiatan evaluasi penerapan

    manajemen risiko.

    j. Memaparkan hasil evaluasi penerapan manajemen risiko.

    k. Mereviu konsep laporan hasil evaluasi penerapan manajemen risiko.

    l. Mereviu konsep executive summary laporan hasil evaluasi penerapan

    manajemen risiko.

    5. Ketua Tim

    a. Menyusun program kerja dan langkah-langkah kegiatan di lapangan.

    b. Membagi tugas diantara anggota tim dalam pelaksanaan program kerja.

    c. Mengkoordinasikan anggota tim dalam pelaksanaan prosedur dan langkah

    kerja evaluasi penerapan manajemen risiko.

    d. Bersama Anggota Tim melaksanakan prosedur dan langkah kerja evaluasi

    penerapan manajemen risiko mencakup:

    13

  • 1) Melakukan pembicaraan awal dengan pihak perusahaan/instansi

    2) Mengumpulkan dan menelaah dokumen

    3) Menyusun dan mendistribusikan kuesioner

    4) Melakukan wawancara dengan pihak/personil yang terkait/diperlukan

    5) Melakukan observasi

    6) Mengolah data yang diperoleh

    7) Menganalisis dan menyimpulkan hasil evaluasi

    8) Mendokumentasikan prosedur, langkah kerja, hasil yang diperoleh,

    dan simpulan yang dibuat.

    e. Mereviu pelaksanaan prosedur, langkah kerja, kertas kerja serta simpulan

    hasil evaluasi penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh Anggota

    Tim.

    f. Menyiapkan bahan pemaparan hasil evaluasi penerapan manajemen

    risiko.

    g. Menyusun konsep dan finalisasi laporan hasil evaluasi penerapan

    manajemen risiko.

    h. Menyusun konsep dan finalisasi executive summary.

    6. Anggota Tim

    a. Bersama Ketua Tim melaksanakan persiapan dan pengumpulan

    data/bahan evaluasi penerapan manajemen risiko.

    b. Turut melakukan pembicaraan awal dengan pihak perusahaan dan

    membuat notulennya.

    c. Mengumpulkan dokumen/data yang diperlukan.

    d. Mempelajari dan menelaah data/dokumen perusahaan yang terkait

    dengan evaluasi penerapan manajemen risiko.

    e. Menyusun dan mendistribusikan kuesioner.

    f. Turut melakukan wawancara dengan personil terkait dan membuat

    notulennya.

    g. Membantu mengolah data hasil kuesioner.

    h. Menganalisis dan menyimpulkan hasil evaluasi.

    i. Mendokumentasikan prosedur, langkah kerja, hasil yang diperoleh, dan

    simpulan yang dibuat dalam Kertas Kerja Evaluasi penerapan manajemen

    risiko.

    14

  • j. Membantu menyiapkan bahan pemaparan hasil evaluasi penerapan

    manajemen risiko.

    k. Membantu menyediakan bahan untuk penyusunan laporan evaluasi

    penerapan manajemen risiko.

    D. PENGENDALIAN MUTU Pengendalian mutu merupakan suatu aktivitas yang mutlak dilaksanakan untuk

    menjamin bahwa hasil kegiatan evaluasi penerapan manajemen risiko telah

    memenuhi kualitas baik dari substansi maupun ketepatan waktu penyelesaian

    kegiatan.

    Untuk mempermudah pelaksanaan pengendalian mutu kegiatan evaluasi

    penerapan manajemen risiko baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

    maupun pelaporan digunakan alat bantu berupa Formulir Kendali Mutu

    (terlampir).

    15

  • BAB IV LANGKAH EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

    Pelaksanaan kegiatan evaluasi penerapan manajemen risiko mencakup 3 (tiga)

    tahapan yaitu tahap persiapan evaluasi, tahap pelaksanaan evaluasi dan tahap

    penyusunan laporan hasil evaluasi. Pada sub bab berikut diuraikan langkah kegiatan

    dari setiap tahapan evaluasi.

    16

  • A. TAHAP PERSIAPAN EVALUASI

    No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    1. Tentukan tim evaluasi dan terbitkan surat tugas evaluasi manajemen risiko.

    Direktur/ Kepala Perwakilan

    Kasubdit/Kabid

    2. Susun program kerja dan pembagian tugas dengan lebih dulu melakukan pemahaman awal tentang profil umum perusahaan. Contoh Formulir Program Kerja (KM-1) dan Formulir Pembagian Tugas Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko (KM-2) lihat Lampiran 1 dan 2. Pemahaman awal tentang profil umum perusahaan harus dilakukan tim evaluasi dengan tujuan agar tim memperoleh gambaran umum yang lebih jelas tentang perusahaan, sehingga akan memudahkan Tim dalam melakukan komunikasi awal dengan Direksi dan Counterpart, serta dapat menentukan data yang diperlukan. Profil umum perusahaan yang perlu diketahui antara lain: a. Visi dan Misi Perusahaan b. Susunan dan nama direksi serta komisaris c. Struktur organisasi d. Kegiatan usaha dan wilayah pemasaran e. Jenis produksi/jasa yang dihasilkan f. Kinerja perusahaan tahun terakhir g. Current issue terkait dengan perusahaan

    Sumber informasi yang dapat digunakan dalam melakukan pemahaman profil umum perusahaan dapat berasal dari: a. Data internal BPKP, misal laporan hasil audit, laporan

    hasil Evaluasi GCG, laporan hasil assessment risiko terhadap perusahaan yang pernah diterbitkan BPKP.

    b. Data eksternal BPKP, misal informasi yang tersedia di website perusahaan, pemberitaan media masa.

    Dalnis, Ketua Tim

    3. Siapkan dan reviu kembali perangkat yang digunakan untuk melakukan evaluasi, mencakup daftar permintaan dokumen, kuesioner, materi wawancara, dan scorecard evaluasi penerapan manajemen risiko.

    Quality Assurance, Dalnis, Ketua Tim

    17

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    4. Siapkan bahan pemaparan awal kepada pihak pimpinan perusahaan yang akan dievaluasi.

    Dalnis, Ketua Tim

    5. Lakukan pemaparan awal kepada Komisaris, Direksi, dan jajaran manajemen senior mengenai rencana penugasan evaluasi untuk memperoleh bantuan/kerjasama selama pelaksanan evaluasi berlangsung. Hal yang akan dikomunikasikan dalam pemaparan awal dengan direksi atau pejabat yang mewakili Direksi perusahaan meliputi: a. Tujuan evaluasi b. Ruang lingkup evaluasi c. Rencana waktu pelaksanaan evaluasi d. Metodologi evaluasi yang digunakan e. Garis besar langkah kegiatan yang akan dilakukan f. Output yang akan dihasilkan g. Pembentukan tim Counterpart

    Kasubdit/ Kabid didampingi Dalnis dan Ketua Tim

    6. Lakukan pembicaraan awal dengan Counterpart. Tim Counterpart merupakan tim yang dibentuk oleh pihak perusahaan yang akan menjadi mediator dalam menyediakan data/informasi yang diperlukan oleh tim evaluasi, mengatur jadual wawancara dengan pejabat perusahaan. Hal yang perlu disampaikan kepada tim counterpart adalah hal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan penugasan evaluasi yang akan diakukan, antara lain: a. Tujuan evaluasi b. Ruang lingkup evaluasi c. Jadual waktu secara rinci tahap pelaksanaan,

    pelaporan. d. Teknik pengumpulan data e. Penanggungjawab atas permintaan data f. Penyediaan ruang kerja dan sarana yang diperlukan

    Dalnis Ketua Tim Anggota Tim

    18

  • B. TAHAP PELAKSANAAN EVALUASI

    No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    1. Pengumpulan Data/Informasi

    Dapatkan data/informasi tentang penerapan manajemen risiko yang ada di perusahaan/unit dalam rangka pengujian pemenuhan kriteria dari setiap aspek yang dinilai di setiap komponen manajemen risiko. Pengumpulan data/informasi diperoleh dengan cara reviu dokumen, kuesioner, wawancara, dan observasi.

    a. Reviu Dokumen

    Reviu dokumen merupakan langkah pertama pengumpulan data/informasi yang diperlukan, sebelum menggunakan cara lainnya

    1) Tentukan dokumen yang diperlukan terkait dengan informasi yang diperlukan untuk pemenuhan kriteria tersebut.

    Ketua Tim dan Anggota Tim

    2) Susun daftar permintaan dokumen yang diperlukan dengan ditandatangani oleh Ketua Tim dan sampaikan kepada tim Counterpart. Contoh Formulir Daftar Permintaan Dokumen (KM-3) lihat Lampiran 3.

    Ketua Tim dan Anggota Tim

    3) Reviu dan analisis dokumen yang telah diperoleh dan buat kesimpulannya.

    Kesimpulan tersebut setidaknya mencakup:

    Ketua Tim dan Anggota Tim

    a) Penjelasan mengenai pemenuhan suatu kriteria dinilai baik dari segi muatan/ substansinya maupun keberadaannya, berdasarkan data yang ada dalam dokumen.

    b) Data yang masih diperlukan dengan validasi lebih lanjut melalui kuesioner, wawancara atau observasi.

    4) Lakukan monitoring penerimaan dokumen dengan menggunakan Formulir Monitoring Penerimaan Dokumen (KM-4) yang terdapat pada Lampiran 4.

    Ketua Tim dan Anggota Tim

    5) Dokumentasikan analisis yang dilakukan dan hasil reviu dokumen ke dalam Formulir Kertas Kerja Reviu Dokumen (KM-5) yang terdapat pada Lampiran 5.

    Ketua Tim dan Anggota Tim

    19

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    6) Sampaikan kertas kerja reviu dokumen kepada Ketua Tim/Pengawas/Quality Assurance untuk dilakukan reviu berjenjang.

    Anggota Tim, Ketua Tim, Dalnis, Quality Assurance

    7) Buat kesimpulan dari setiap pemenuhan kriteria dan tentukan kriteria mana yang masih memerlukan validasi lebih lanjut melalui kuesioner, wawancara atau observasi serta dituangkan dalam kertas kerja reviu dokumen.

    Ketua Tim, Dalnis, Quality Assurance

    b. Kuesioner

    Gunakan teknik pengumpulan informasi melalui kuesioner jika informasi tidak dapat/tidak cukup diperoleh melalui reviu dokumen.

    Langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut:

    1) Tentukan permasalahan yang akan diuji dan data/informasi yang diperlukan untuk memenuhi kriteria yang dimaksud.

    Dalnis, Ketua Tim, Anggota Tim.

    2) Tentukan jenis kuesioner yang akan digunakan. Jenis kuesioner yang dapat digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup, pertanyaan terbuka, pertanyaan dengan jawaban berskala.

    Contoh Kuestioner lihat Formulir Daftar Pertanyaan Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko (KM-6) yang terdapat pada Lampiran 6.

    Dalnis, Ketua Tim, Anggota Tim.

    a) Pertanyaan Tertutup

    Pertanyaan tertutup terdiri dari pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Responden akan memberikan jawaban yang paling sesuai dengan pendapatnya.

    Gunakan kuesioner dengan pertanyaan atau pernyataan tertutup jika :

    Evaluator dapat mengantisipasi atau meramalkan lebih dahulu jawaban yang akan keluar;

    Responden cukup mengetahui permasalahan; Lebih besar harapan bahwa kuesioner itu diisi

    dan dikembalikan bila kuesioner diajukan dengan pertanyaan tertutup.

    Ada hal-hal yang mudah dikategorisasikan.

    20

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    Contoh pertanyaan tertutup:

    Teknik pengukuran risiko yang digunakan di Perusahaan saat ini adalah:

    a. kualitatif b. kuantitatif c. semi kuantitatif

    b) Pertanyaan Terbuka

    Pertanyaan terbuka adalah sejumlah pertanyaan berkenaan dengan permasalahan yang sedang difokuskan dan meminta responden untuk menguraikan pendapat atau pendiriannya dengan panjang lebar.

    Gunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka jika :

    Evaluator ingin memberi kesempatan penuh kepada responden untuk memberi jawaban secara bebas menurut apa yang dirasa perlu olehnya;

    Evaluator ingin memperluas pandangan dan pengertiannya;

    Evaluator tidak dapat mengantisipasi jawaban karena sulit untuk memasukkan dalam sejumlah kategori, atau evaluator belum mengenal populasi yang sedang diselidiki.

    Contoh pertanyaan terbuka:

    Bagaimana langkah atau proses yang dilakukan manajemen dalam menetapkan toleransi risiko untuk masing-masing target kinerja yang ditentukan?

    c) Pertanyaan dengan Jawaban Berskala

    Pertanyaan dengan jawaban berskala adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan dengan jawaban yang menunjukkan tingkatan intensitas sikap yang dapat diberikan oleh responden.

    Gunakan kuesioner dengan pertanyaan berskala jika jawaban dapat ditunjukkan dalam tingkatan intensitas sikap dan pemahaman yang dimiliki responden.

    21

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    Contoh pertanyaan dengan jawaban berskala: Beri pendapat atas pernyataan berikut ini:

    Perilaku Direksi saat ini telah mencerminkan sosok ideal yang menjadi contoh teladan/panutan bagi insan perusahaan. 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat setuju

    3) Rumuskan pertanyaan atau pernyataan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    Gunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh responden.

    Hindari istilah teknis yang mungkin tidak dipahami.

    Pilih kata-kata yang mengandung arti yang sama bagi semua orang.

    Hindari kalimat panjang yang sulit dipahami oleh responden.

    Masukkan hanya satu pokok pikiran dalam tiap pertanyaan.

    Pertimbangkan apakah diperlukan lebih dari satu pertanyaan untuk sasaran tertentu.

    Pertanyaan dan topik hendaknya diatur dalam urutan yang sedemikian rupa sehingga responden melihat hubungannya, memahami maknanya dan lebih senang menjawabnya.

    Pertanyaan jangan menimbulkan rasa kecurigaan atau rasa takut apabila jawabannya dapat membahayakan atau merusak kedudukan responden.

    Anggota dan Ketua Tim Evaluasi

    4) Tentukan jenis responden dan jumlah (sample) responden yang mewakili dari setiap populasi responden. Penentuan jumlah (sample) responden dari suatu populasi dilakukan dengan alat bantu Tabel Krejcie dan Morgan dengan tingkat keyakinan 95% (Lampiran 7).

    Anggota Tim, Ketua Tim, Dalnis.

    5) Sampaikan draft kuesioner kepada Ketua Tim/Dalnis/Quality Assurance untuk dilakukan reviu berjenjang.

    Anggota Tim, Ketua Tim, Dalnis, Quality Assurance.

    22

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    6) Lakukan uji coba pertanyaan kepada beberapa orang terbatas sebagai responden

    Anggota dan Ketua Tim Evaluasi

    7) Diskusikan dan mintakan pendapat dari para responden terbatas tersebut tentang: pertanyaan yang kurang memenuhi syarat, pertanyaan yang sulit dan menimbulkan berbagai penafsiran, banyaknya jumlah pertanyaan yang diajukan dan kecukupan waktu yang diperlukan untuk menjawab.

    Anggota dan Ketua Tim Evaluasi

    8) Perbaiki kuesioner. Anggota Tim, Ketua Tim

    9) Buat surat pengantar kuesioner dengan dilakukan reviu lebih dulu secara berjenjang untuk kemudian ditandatangani oleh Pembantu Penanggung Jawab. Contoh Formulir Surat Pengantar Kuesioner (KM-7) lihat Lampiran 8.

    Surat pengantar berisi informasi yang menunjukkan maksud penyebaran kuesioner, jangka waktu pengisian dan pengembalian kuesioner.

    Ketua Tim, Dalnis, Pembantu Penanggung Jawab

    11) Perbanyak/gandakan kuesioner.

    Hal yang perlu diperhatikan sebelum kuesioner diperbanyak adalah:

    Pilih tipe huruf yang menarik dan mudah dibaca.

    Buat kuesioner dalam tampilan yang menarik. Beri judul/kategori responden untuk setiap jenis

    responden.Contoh kategori responden: Komisaris, Direksi, Kepala Kompartemen, SPI, Sekretaris Perusahaan, Komite Audit, Pegawai, dan sebagainya.

    Beri nomor halaman dan jumlah halaman dalam satu set kuesioner yang dibuat. Contoh: 1/5, dimaksudkan sebagai halaman ke satu dari 5 halaman dari satu set kuesioner.

    Lampirkan surat pengantar yang ditandatangani oleh Pembantu Penanggung Jawab.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    23

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    12) Distribusikan/sebarkan kuesioner kepada para responden dan buat daftar penerima kuesioner.

    Agar pengisian dan pengembalian kuesioner lebih efektif -- khususnya responden pegawai dan manajer -- maka sebaiknya responden dikumpulkan dalam waktu dan tempat yang sama.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    13) Kumpulkan hasil kuesioner dengan mengelompokkannya berdasarkan jenis responden dalam bundel/ordner penyimpan kuesioner.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    14) Buat daftar pengembalian kuesioner dan hitung tingkat pengembalian kuesionernya. Contoh Formulir Kertas Kerja Monitoring Pengembalian Kuesioner (KM-8) lihat Lampiran 9.

    Jika tingkat pengembalian kurang memenuhi jumlah sample maka perlu dilakukan penambahan responden. Ulangi kegiatan penyebaran kuesioner.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    15) Tabulasikan hasil kuesioner dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    Setiap jawaban dikelompokkan berdasarkan kriteria dan komponen.

    Lakukan validasi dan analisis untuk penentuan skor dan menyimpulkan hasil kuesioner.

    Contoh Formulir Tabulasi Hasil Kuesioner (KM-9) lihat Lampiran 10.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    16) Dokumentasikan proses tabulasi dan hasil kesimpulan kuesioner dalam Formulir Tabulasi Hasil Kuesioner (KM-9) untuk menentukan kriteria mana yang pemenuhannya masih memerlukan pendalaman melalui wawancara dan observasi.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    c. Wawancara

    Gunakan teknik pengumpulan informasi melalui wawancara secara terstruktur maupun tidak terstruktur sebagai pelengkap teknik pengumpulan informasi lainnya dan menguji kuesioner.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    1) Wawancara terstruktur Merupakan wawancara berdasarkan daftar pertanyaan tertulis yang lebih dulu dirumuskan/disiapkan pewawancara.

    24

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    2) Wawancara tidak berstruktur (bebas) Teknik wawancara ini dilakukan tanpa mempersiapkan daftar pertanyaan sebelumnya, namun sudah memiliki pokok-pokok penting yang akan dibicarakan sesuai dengan tujuan wawancara. Pewawancara akan mengajukan pertanyaan yang berkembang dan dianggap perlu dalam situasi wawancara.

    Langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan informasi dengan teknik wawancara adalah:

    1) Tentukan topik, permasalahan yang akan dibahas dalam wawancara.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    2) Rumuskan/susun sejumlah pertanyaan secara tertulis untuk wawancara yang berstruktur.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    3) Tentukan jenis dan jumlah responden yang akan diwawancarai.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    4) Sampaikan bahan wawancara kepada Dalnis/Quality Assurance untuk direviu secara berjenjang untuk kemudian diperbaiki sebelum dikirimkan kepada responden.

    Ketua Tim, Dalnis, Quality Assurance

    5) Buatkan surat permintaan kesediaan waktu untuk diwawancara kepada calon responden yang memuat jadwal waktu dan tempat wawancara secara tertulis, dengan terlebih dulu direviu secara berjenjang sebelum ditandatangani oleh Pembantu Penanggung Jawab.

    Ketua Tim, Dalnis, Pembantu Penanggung Jawab

    6) Kirimkan surat permintaan kesediaan wawancara kepada calon responden melalui tim counterpart dengan melampiri topik permasalahan yang akan dibahas untuk wawancara yang tidak berstruktur, dan lampirkan daftar pertanyaan untuk wawancara yang berstruktur.

    Ketua Tim

    7)

    Lakukan wawancara sesuai jadwal yang telah disepakati.

    Dalam melakukan wawancara perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    Bila responden wawancara adalah Direksi dan Komisaris, sebaiknya Tim didampingi oleh

    Anggota Tim, Ketua Tim, Dalnis, Pembantu Penanggung Jawab.

    25

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    8)

    9)

    Pembantu Penanggung Jawab. Hadir sebelum waktu yang dijadwalkan. Sebaiknya menggunakan alat perekam suara (tape recorder), dengan terlebih dahulu meminta persetujuan/ijin dari responden.

    Buat notulen hasil wawancara dan sampaikan kembali kepada responden untuk validasinya dengan menetapkan batas waktu pengembalian.

    Simpulkan hasil wawancara dalam Formulir Kertas Kerja Wawancara (KM-10) yang terdapat pada Lampiran 11.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    Anggota Tim, Ketua Tim

    d. Observasi

    Gunakan teknik pengumpulan informasi observasi jika diperlukan.

    1) Tentukan tujuan, apa/siapa yang akan diobservasi, informasi apa yang perlu dikumpulkan, tempat dan waktu dilakukannya observasi

    Anggota Tim

    Ketua Tim

    2) Dapatkan ijin/persetujuan dari pihak yang terkait dengan pelaksanaan observasi.

    Ketua Tim

    3) Catat proses dan hasil/simpulan observasi dalam dokumentasi Formulir Kertas Kerja Observasi (KM-11) yang terdapat pada Lampiran 12. Dokumentasi dapat dibantu dengan menggunakan kamera, recorder, dan lain-lain.

    Anggota Tim

    Ketua Tim

    2. Pengolahan Data

    a. Kumpulkan, tabulasikan dan analisis data yang telah diperoleh dari reviu dokumen, kuesioner, wawancara, atau observasi untuk mendapatkan simpulan hasil evaluasi.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    b. Tabulasi Data Reviu Dokumen

    Beri nilai pemenuhan setiap kriteria dari reviu dokumen yang telah dilakukan. Nilai diberikan antara 0 sampai dengan 1 sesuai dengan tingkat pemenuhan dari setiap kriteria dalam scorecard evaluasi.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    26

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    c. Tabulasi Data Kuesioner Anggota Tim, Ketua Tim

    1) Pertanyaan tertutup

    Beri nilai untuk setiap jawaban. - Untuk jawaban Y/T maka skor nilai

    berdasarkan mayoritas jawaban. Jika mayoritas menjawab Y maka nilainya adalah 1, sebaliknya jika mayoritas menjawab tidak, nilainya adalah 0.

    - Untuk jawaban Y/BS/T maka skor dilakukan perhitungan dengan cara membobot masing-masing jawaban, pembobotan adalah Ya diberi nilai = 1, Belum Sepenuhnya diberi nilai = 0.5, Tidak diberi nilai = 0

    - Untuk jawaban pilihan seperti a, b, c, beri kode a=1, b=2, c=3.

    Perhitungan dilakukan berdasarkan jawaban yang valid.

    2) Pertanyaan dengan jawaban berskala 1 sampai dengan 5.

    Contoh: Bagaimanakah kualitas pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris atas pelaksanaan manajemen risiko perusahaan?

    Pilihan jawaban:

    - skala 1 = tidak baik - skala 2 = kurang baik

    - skala 3 = cukup baik - skala 4 = baik - skala 5 = sangat baik

    Hitung jawaban yang valid, misal yang

    menjawab - skala 1 = 15 responden - skala 2 = 35 responden - skala 3 = 47 responden - skala 4 =12 responden - skala 5 = 3 responden

    Simpulkan hasilnya dengan cara mengalikan bobot dengan jumlah setiap

    27

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    skala yang dipilih responden, jumlahkan hasilnya dan bagi dengan jumlah responden. Contoh:

    - jawaban skala 1, bobotnya = 0% - jawaban skala 2, bobotnya = 25% - jawaban skala 3, bobotnya = 50% - jawaban skala 4, bobotnya = 75% - jawaban skala 5, bobotnya =100%

    Kesimpulan: (15x0%)+(35x25%)+(47x50%)+(12x75%)+ (3x100%)/112=44.25/112=39.50%.

    Jadi kualitas pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris atas pelaksanaan manajemen risiko perusahaan berkisar antara kurang baik sampai cukup baik. (Skala 2-3)

    3) Pertanyaan terbuka

    Buat kesimpulan berdasarkan mayoritas jawaban yang sama.

    d. Tabulasi Data Wawancara

    1) Untuk kriteria yang hanya terpenuhi dari hasil wawancara, simpulkan berdasarkan jawaban mayoritas.

    2) Untuk hasil wawancara sebagai validasi dari metode sebelumnya

    Hasil wawancara menguatkan simpulan kuesioner, jika jawaban wawancara dan kuesioner konsisten.

    Jika jawaban wawancara dan kuesioner saling bertentangan maka jawaban wawancara telah mengoreksi hasil kuesioner.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    e. Tabulasi Data Observasi

    Simpulkan hasil observasi yang telah dilakukan. Simpulan yang diperoleh akan menguatkan hasil dari metode pengumpulan data lainnya.

    Anggota Tim, Ketua Tim

    28

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    3. Pembuatan Simpulan Hasil Evaluasi

    a. Terhadap seluruh data/informasi yang diperoleh dari reviu dokumen, kuesioner, wawancara, dan observasi, lakukan analisis dan simpulkan tingkat capaian dari setiap pemenuhan kriteria yang ada. Dokumentasikan kegiatan ini dalam Formulir Kertas Kerja Evaluasi Simpulan Pemenuhan Kriteria (KM-12) yang terdapat pada Lampiran 13. Selanjutnya hasil simpulan setiap data yang diperoleh melalui reviu dokumen, kuesioner, wawancara, dan observasi dikompilasi ke dalam Formulir Scorecard Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko (KM-13) yang terdapat pada Lampiran 14 kolom 11 sampai dengan 15.

    Anggota Tim

    Ketua Tim

    b. Lakukan analisis terhadap seluruh data yang dikumpulkan untuk menyimpulkan dan menentukan skor capaian dari setiap kriteria per aspek penilaian yang ada. Capaian kriteria diberikan sesuai dengan tingkat pemenuhannya, yaitu antara 0 sampai dengan 1 dengan berpedoman pada Tabel Kriteria Maturity Level yang terdapat pada Lampiran 15.

    c. Cantumkan capaian kriteria yang diberikan pada Formulir Scorecard Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko (KM-13) di kolom 16

    d. Cantumkan capaian kriteria ke dalam kolom 9 pada Formulir Ringkasan Perhitungan Nilai Maturity Level Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko (KM-14) yang terdapat pada Lampiran 16.

    d. Kalikan bobot masing-masing kriteria dengan tingkat capaiannya untuk mendapatkan skor/nilai dari setiap kriteria. Hasil perkalian dimasukkan dalam kolom 10 Formulir Ringkasan Perhitungan Nilai Maturity Level Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko (KM-14)

    Anggota Tim

    Ketua Tim

    e.

    Jumlahkan skor/nilai seluruh kriteria yang ada dalam satu aspek (Formulir kolom 10), kemudian jumlah skor kriteria dalam satu aspek tersebut dibagi dengan bobotnya dan dikalikan dengan 5 untuk mendapatkan tingkat kematangan (maturity level) pada setiap aspek penerapan manajemen risiko perusahaan. Perhitungan tersebut dimasukkan ke dalam Formulir Ringkasan Perhitungan Nilai Maturity Level Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko (KM-

    Anggota Tim

    Ketua Tim

    29

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    f.

    g.

    h.

    i.

    14) pada kolom 11).

    Jumlahkan nilai maturity level seluruh aspek dalam satu komponen kemudian bagi jumlah nilai tersebut dengan banyaknya aspek di masing-masing komponen tersebut untuk mendapatkan nilai maturity level per komponen.

    Jumlahkan nilai maturity seluruh komponen kemudian dapatkan nilai rata-ratanya dengan membagi jumlah nilai seluruh komponen tersebut dengan banyaknya komponen untuk mendapatkan nilai maturity level penerapan manajemen risiko perusahaan secara keseluruhan.

    Tentukan kategori tingkat maturity level yang dicapai perusahaan berdasarkan perhitungan pada langkah g di atas.

    Lakukan reviu atas simpulan hasil evaluasi beserta dokumentasi kertas kerja evaluasi secara berjenjang.

    Anggota Tim Ketua Tim Anggota Tim Ketua Tim Anggota Tim Ketua Tim Ketua Tim, Dalnis, Quality Assurance.

    4. Pembahasan dengan unit terkait

    Lakukan pembahasan hasil evaluasi dengan unit terkait bersama/didampingi tim Counterpart untuk memperoleh respon, masukan dan konfirmasi sebelum merangkum hasil evaluasi secara keseluruhan guna dipaparkan/ dikomunikasikan kepada Komisaris dan Direksi

    Anggota Tim, Ketua Tim, Dalnis, Quality Assurance

    5. Pemaparan Hasil Evaluasi

    a. Kompilasikan bahan pemaparan dari anggota tim dan siapkan satu bahan pemaparan hasil evaluasi untuk memperoleh umpan balik atau konfirmasi atas hal-hal tertentu yang mungkin masih memerlukan validasi atas simpulan sementara dari Komisaris, Direksi dan jajaran manajemen.

    Materi pemaparan minimal memuat informasi sebagai berikut:

    Latar belakang dan dasar penugasan Pengertian dan tujuan evaluasi penerapan

    manajemen risiko Metodologi yang digunakan Hasil evaluasi

    Anggota Ketua Tim

    30

  • No Uraian Kegiatan Penanggung Jawab

    b. Sampaikan bahan pemaparan kepada Dalnis/Quality Assurance/Pembantu Penanggung Jawab Tim untuk direviu secara berjenjang sebelum diperbaiki dan difinalisasi.

    KetuaTim, Dalnis, Quality Assurance, Pembantu Penanggung Jawab

    c.

    d.

    e.

    Buat surat pengantar/memo rencana pemaparan dan sampaikan kepada Dalnis/Pembantu Penanggung Jawab untuk direviu secara berjenjang dan kemudian ditandatangani Pembantu Penanggung Jawab.

    Sampaikan surat pengantar/memo rencana pemaparan kepada tim counterpart untuk diteruskan kepada Komisaris, Direksi beserta jajaran manajer kunci. Koordinasikan dan sampaikan materi pemaparan hasil evaluasi.

    Lakukan pemaparan hasil evaluasi kepada pejabat/peserta yang diundang. Pemaparan dilakukan dalam durasi antara 20-30 menit dilanjutkan dengan tanya jawab selama 30-60 menit untuk memperoleh respon dan klarifikasi.

    KetuaTim, Dalnis, Pembantu Penanggung Jawab

    Wakil Penanggung Jawab

    Pembantu Penanggung Jawab, Quality Assurance, Dalnis, Ketua Tim

    31

  • 32

    C. TAHAP PELAPORAN HASIL EVALUASI No Uraian Kegiatan Penanggung

    Jawab

    1. Susun draft laporan hasil evaluasi penerapan manajemen risiko, setelah pemaparan kepada pihak Perusahaan, dengan berpedoman pada Contoh Laporan Hasil Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko yang terdapat pada Lampiran 17 dan sampaikan kepada Dalnis/Quality Assurance/Pembantu Penanggung Jawab/Penanggung Jawab untuk direviu secara berjenjang.

    Ketua Tim, Dalnis, Quality Assurance, Pembantu Penanggung Jawab, Penanggung Jawab

    2. Draft laporan yang telah direviu diperbaiki, difinalisasi dan ditandatangani oleh Penanggung Jawab

    KetuaTim, Dalnis, Pembantu Penanggung Jawab, Penanggung Jawab

    3. Siapkan surat pengantar pendistribusian laporan untuk direviu dan kemudian ditandatangani oleh Penanggung Jawab.

    Ketua Tim, Dalnis,Pembantu Penanggung Jawab, Penanggung Jawab

    4. Distribusikan laporan hasil evaluasi kepada Direksi dan Komisaris Perusahaan.

    Anggota Tim, Ketua Tim