rencana kerja jalan

Upload: wilson-frans-ho

Post on 06-Feb-2018

274 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    1/43

    SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS

    PERSIAPAN PELAKSANAAN

    Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh selukbeluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama Bill of Quantity

    (BOQ), Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis.Didalam hal terdapat ketidakjelasan dan perbedaan-perbedaan informasi di dalampelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Konsultan pengawas danDireksi Pekerjaan untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.

    P AS AL 1

    LINGKUP PEKERJAAN

    Pekerjaan ini meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja, BOQserta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis.

    LINGKUP PEKERJAAN :

    Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam gambar dokumenperencanaan dan gambar kerja, antara lain:

    A. Pekerjaan Divisi 1 UmumB. Pekerjaan Divisi 2 DrainaseC. Pekerjaan Divisi 3 Pek.TanahD. Pekerjaan Divisi 5 Perkerasan berbutirE. Pekerjaan Divisi 6 Pek.AspalF. Pekerjaan Divisi 8 Pek.Pengembalian Kondisi jalan

    Pekerjaan yang tidak tercantum dalam Lingkup diatas sudah termasuk dalam jenis pekerjaanyang akan dilaksanakan sesuai gambar rencana kerja.

    1 .1 . PEKERJAAN PERSIAPAN

    - Meliputi : Pembuatan Los Kerja, Pembuatan Papan Nama Proyek, Pek. Pasangbouwplank dan Pembersihan tapak sebelum dan sesudah pembangunan

    P AS AL 2

    MEMULAI KERJA

    Dalam waktu 1 (satu) hari setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), PihakPemborong sudah dapat memulai melaksanakan pembangunan fisik, dan paling lambat 7 hariapabila setelah 1 (satu) bulan Kontraktor/Pemborong/Pengadaan yang ditetapkan belummelaksanakan pembangunan fisik dilapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yangtertuang dalam Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-syarat Khusus Kontrak(SSKK).

    P AS AL 3

    PAPAN NAMA PROYEK

    Kontraktor/Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek dengan ukuran 1 x 1,2 meter,yang memuat data-data informasi proyek atas biaya Kontraktor/Pemborong

    P AS AL 4

    KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

    4.1 Di lapangan, Kontraktor/Pemborong wajib menunjuk dan melaporkannya kepada DireksiPekerjaan/Konsultan pengawas seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut Pelaksanayang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapatkuasa penuh dari Kontraktor/Pemborong, berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik

    Sipil bersertifikat keahlian Teknik Sipil dan berpengalaman minimal 3 (tiga) Tahun, dan1 (Satu) orang lulusan Sekolah Teknologi Menengah (STM/SMK) Bangunan danberpengalaman minimal 3 (Tiga) Tahun bersertifikat keahlian pekerjaan jalan, 1 (Satu)orang tenaga administrasi lulusan SLTA/sederajat pengalaman minimal 2 (Dua) Tahun,1(Satu) orang tenaga logistik lulusan SLTA/sederajat dan Pengalaman minimal 2 (Dua)Tahun dan Tenaga Operator AMP yang bersertifikasi Bina Marga.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    2/43

    4.2 Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Kontraktor/Pemborong lepas tanggungjawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

    4.3 Bila dikemudian hari menurut pendapat Direksi dan Konsultan pengawas bahwaPelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, makaDireksi Pekerjaan akan memberitahukan kepada Kontraktor/Pemborong secara tertulisuntuk mengganti Pelaksana.

    P AS AL 5

    RENCANA KERJA

    5.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan dilapangan, Kontraktor/Pemborong wajibmembuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chartdan S-Curve Bahan dan Tenaga.

    5.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dariKonsultan pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SuratPerintah Mulai Kerja (SPMK) diterima Kontraktor/Pemborong. Rencana Kerja yang telahdisetujui oleh Konsultan pengawas akan disahkan oleh Direksi Pekerjaan.

    5.3 Kontraktor/Pemborong wajib membuat salinan Rencana Kerja untuk diberikan kepada

    Direksi Pekerjaan dan Konsultan pengawas.5.4 Kontraktor/Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai

    dengan Rencana Kerja tersebut diatas.5.5 Konsultan pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/Pemborong berdasarkan

    Rencana Kerja tersebut.

    P AS AL 6

    LOS KERJA

    6.1 Los Kerja. Kontraktor/Pemborong harus menyediakan Los Kerja diperlengkapi dengankursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan.

    6.2 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menjaga kebersihan Los Kerja serta inventarisnya.6.3 Los Kerja yang dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai

    pelaksanaan pembangunan/pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan olehpihak Pemborong.

    P AS AL 7

    KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

    7.1 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dancukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja.

    7.2 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.7.3 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,

    kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan danperalatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Direksi, dalam hal terjadinya

    kerusakan-kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untukmemperbaikinya.7.4 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong selekas mungkin memberitahukan

    kepada Konsultan pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatankorban kecelakaan itu.

    P AS AL 8

    TENAGA DAN SARANA KERJA

    Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatanberikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakanpengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupunhasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai

    dengan sempurna sampai dengan diserah terimakannya pekerjaan tersebut kepada Direksi.8.1 Tenaga kerja / tenaga ahli.

    Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis danvolume pekerjaan yang akan dilaksanakan serta Tenaga Ahli Operator AMP (AsphaltMixing Plant) yang bersertifikasi Bina Marga.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    3/43

    8.2 Peralatan bekerja.Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin gilas/tandem, Dump truk, Asphalt Finisher,Tire Roller, alat-alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yangbenar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, dan mendapatkan suratdukungan alat dari AMP (Asphalt Mixing Plant) yang bersertifikasi Bina Marga.

    8.3 Bahan-bahan bangunan dan Aspal hotmix.Menyediakan bahan-bahan bangunan tepat pada waktunya dan untuk aspal hotmix yangtidak menggunakan Asphalt finisher menyertakan surat dukungan dari AMP (AsphaltMixing Plant) yang menyatakan Kestabilan suhu aspal hotmix yang akan di hampartetap stabil, mengingat suhu dilokasi pekerjaan mencapai 15-22c dengan ketinggian 600-1300 MDPL.

    8.4 Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.8.4.1 Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat instalasi air di

    tapak proyek atau di supply dari luar.8.4.2 Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya

    yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dariKonsultan pengawas/ Direksi.

    8.4.3 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungansementara PLN setempat selama masa pembangunan.Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untukpenggunaan sementara atas petunjuk Konsultan pengawas.

    P AS AL 9

    PERSYARATAN DAN STANDARISASI

    9.1 Persyaratan Pelaksanaan.Untuk menghindari klaim dari pihak Pengguna (User) dikemudian hari maka Kontraktorharus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan jalan dengan memperhitungkanukuran jadi (finished) sesuai persyaratan ukuran pada Gambar Kerja, BOQ dan BukuRencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis. Kontraktor wajib melaksanakan semuapekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratanpemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja danSyarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan pengawas.

    Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikandan melakukan koordinasi dengan Direksi Pekerjaan yang menyangkut pekerjaanPengaspalan jalan, dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan pengawas.Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan calon pemborong harus menyediakan:- Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya

    selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhikewajiban menurut kontrak.

    -Buku harian untuk: Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail pekerjaan.

    - Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah: 1 (satu) kamera. 1 (satu) alat ukur jangka sorong. 1 (satu) alat pita ukur panjang 50 m dan 5 m.

    P AS AL 9

    LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

    1) Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian dan Laporan Mingguanmengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan,baik teknis maupun Administratif.

    2) Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikandata-data yang diperlukan menurut data dan menurut keadaan sebenarnya.

    3) Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untukbahan monitoring.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    4/43

    P ASAL 1 0

    PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

    1) Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yangmengikat/berlaku adalah gambar.

    2) Apabila terdapat revisi-revisi pada aligment, lokasi, seksi (bagian) dan detail gambarmungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja dan dituangkan dalam ShopDrawing. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambartersebut dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalamgambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaandarurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan pengawas dandisahkan oleh Direksi Pekerjaan.

    3) Konsultan pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yangsemestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisanbagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dariKonsultan pengawas.

    4) Ukuran

    a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan GambarPelengkap meliputi:

    As-asLuar-luarDalam-dalamLuar-dalam

    b. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam mm (millimeter)dan cm (centimeter).

    c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja pada dasarnya adalah ukuran jadiseperti dalam keadaan selesai (finished)

    d. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertuliskepada Konsultan pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran

    mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.e. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan

    ditentukan oleh Konsultan pengawas dan mendapat persetujuan dari DireksiPekerjaan.

    5) Perbedaan gambarMengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam pelaksanaan satu bagianpekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam halterdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan, ataupun ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepadaKonsultan pengawas secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan Direksi Pekerjaandan Konsultan pengawas, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan

    pegangan.

    P ASAL 1 1

    PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

    a. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contohyang telah disetujui Konsultan pengawas.

    b. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat teknis dinyatakan afkir/ditolak olehKonsultan pengawas harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam tempo 1 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

    c. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultanpengawas/Direksi dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, makaDireksi berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang

    mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjaditanggungan Kontraktor sepenuhnya.

    d. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas daribahan-bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke laboratoriumbalai penelitian Bahanbahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebutdisampaikan kepada Konsultan pengawas/ Direksi secara tertulis. Segala biaya

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    5/43

    pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.e. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas Pelaksana tidak

    diperkenanakan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahantersebut.

    f. Bila diminta oleh Konsultan pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasanlengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaanyang akan dilaksanakan.

    P AS AL 1 2

    SUPPLIER SUB KONRAKTOR

    a. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor)didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka kontraktor wajibmemberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan pengawas dan Direksi untukmendapatkan persetujuan.

    b. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan pengawas di lapangan untuk pekerjaankhusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratankhusus sesuai intruksi pabrik.

    P ASAL 1 3

    PEMBERSIHAN LAPANGAN

    a. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanahpermukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap ditempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yanglain dari spesifikasi ini.Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaantumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya darikerusakan atau cacat.

    b. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk,tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya

    yang muncul, yang tidak diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/ ataudibongkar, dan dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harusdibuang dari daerah sampai kedalamam sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasilubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat pembongkaran harusdiurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatankering maksimum sesuai AASHTO T 99.

    P AS AL 1 4

    PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL 0 .00

    A. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran

    kondisi existing tapak terhadap posisi rencana pekerjaan. Hasil pengukuran harusdiserahkan kepada Direksi/ Ko ns ul ta n pe ng aw as .2) Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang

    sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan ke Konsultan pengawas untukdisahkan Direksi Pekerjaan.

    3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alatwaterpass/theodolit.

    4) Personil dan perlatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada :a. Personil :

    1 orang pekerja surveyorb. Peralatan Pengukuran (Survey) :

    2 wild NAK levels;

    2 pita meteran baja dengan panjang 50 m;2 steel measuring rod (4m);2 target pole

    c. Patok-patok survey, dam macam-macam alat yang diperlukan dalam survey.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    6/43

    SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

    P AS AL 1

    UMUM

    LINGKUP PEKERJAAN

    Pekerjaan meliputi pengadaan secara memadai akan tenaga Ahli, alat-alat Bantu dan bahanmaterial sesuai dengan jenis pekerjaan yaitu :A. Pekerjaan Divisi 1 UmumB. Pekerjaan Divisi 2 DrainaseC. Pekerjaan Divisi 3 Pek.TanahD. Pekerjaan Divisi 5 Perkerasan berbutirE. Pekerjaan Divisi 6 Pek.AspalF. Pekerjaan Divisi 8 Pek.Pengembalian Kondisi jalan

    Pekerjaan lain-lain dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini

    PASAL 2

    PEMBERSIHAN LAPANGAN

    2.1. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih dahuludibersihkan dari berbagai kotoran, sampah, puing-puing dan segala sesuatu yang akanmengganggu pelaksanaan.

    2.2. Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/ Site Kontruksidan dikumpulkan di tempat/ lokasi tertentu yang ditunjukkan Direksi.

    P AS AL 3

    MOBILISASI

    1) UraianCakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada

    jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan dibagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut:

    a) Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontraki) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp

    Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.ii) Mobilisasi Kepala Pelaksana (General Superintentent) yang memenuhi jaminan

    kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya (pembangunan, ataupeningkatan jalan / penggantian jembatan, atau pemeliharaan berkala).

    iii) Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan danpenyelesaian pekerjaan dalam Kontrak.Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum

    dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebutakan digunakan menurut Kontrak ini.

    iv) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, jika perlu termasuk kantorlapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.

    v) Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.

    b) Ketentuan mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Direksi PekerjaanKebutuhan ini akan disediakan dalam Kontrak lain.

    c) Ketentuan mobilisasi Fasilitas Pengendalian MutuPenyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan harus memenuhi ketentuan yangdisyaratkan dalam Spesifikasi ini bersama dengan peralatan laboratorium lapangan yangtercantum dalam Lampiran Gedung laboratorium dan peralatannya, yang dipasokmenurut Kontrak ini, akan tetap menjadi milik Kontraktor pada waktu proyek selesai.

    d) Kegiatan Demobilisasi untuk semua KontrakPembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada saat akhir Kontrak, termasukpemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    7/43

    pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaandimulai.

    2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

    a) Syarat-syarat Kontrak (Bab 3 dari DokumenKontrak)

    : Pasal-pasal yang berkaitan

    b) Kantor Lapangan dan Fasilitasnyac) Pelayanan Pengujian Laboratoriumd) Rekayasa Lapangane) Jadwal Pelaksanaanf) Pekerjaan Pembersihang) Selokan dan Saluran Airh) Gorong-gorongi) Pemeliharaan Jalan Samping dan Jembatan

    3) Periode MobilisasiMobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan dalam jangka

    waktu 60 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja, kecuali penyediaan Fasilitas danPelayanan Pengendalian Mutu harus diselesaikan dalam waktu 45 hari.Setiap kegagalan Kontraktor dalam memobilisasi Fasilitas dan Pelayanan PengendalianMutu sebagimana disebutkan diatas, akan membuat Direksi Pekerjaan melaksanakanpekerjaan semacam ini yang dianggap perlu dan akan membebankan seluruh biayatersebut ditambah sepuluh persen pada Kontraktor, dimana biaya tersebut akandipotongkan dari setiap uang yang dibayarkan atau akan dibayarkan kepada Kontraktormenurut Kontrak ini. Pemotongan sebagaimana yang disebutkan tetap berlaku.

    4) Pengajuan Kesiapan KerjaKontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program mobilisasimenurut detil dan waktu yang disyaratkan dari spesifikasi ini. Bilamana perkuatan

    jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat atau pembuatan timbunan darurat padajalan yang berdekatan dengan proyek, diperlukan untuk memperlancar pengangkutanperalatan, instalasi atau bahan milik Kontraktor, detil pekerjaan darurat ini juga harusdiserahkan bersama dengan program mobilisasi sesuai dengan ketentuan dari spesifikasiini.

    1 .2 .2 PROGRAM MOBILISASI

    1) Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus melaksanakanRapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pemilik, DireksiPekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada) dan Kontraktor untuk membahas semua hal

    baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini.2) Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkanProgram Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan JadwalKemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.

    3) Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yangdisyaratkan dan harus mencakup informasi tambahan berikut :a) Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan

    yang menunjukkan lokasi kantor Kontraktor, bengkel, gudang, mesin pemecah batudan instalasi pencampur aspal, serta laboratorium bilamana fasilitas tersebuttermasuk dalam cakupan Kontrak.

    b) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatanyang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran, bersama

    dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan.c) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran

    harus memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan.d) Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman

    dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dantanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    8/43

    e) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yangmenunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untukmenyatakan persentase kemajuan mobilisasi.

    PASAL 4

    LAPIS PONDASI BAWAH AGREGAT (LPB)

    1. Umuma. Uraian

    Lapis Pondasi bawah agregat adalah bagian konstruksi perkerasan yang terletak antaratanah dasar dan pondasi atas, yang terdiri dari batu / kerikil pecah atau kerikil yangmempunyai persyaratan tertentu.Lebar dan tebalnya sesuai dengan Gambar Rencana atau seperti ditetapkan oleh Direksi.

    b. SifatDalam kedudukannya sebagai bagian konstruksi perkerasan jalan, pondasi bawahagregat mempunyai nilai struktural.

    2. Bahana. Sumber Bahan

    Penawar harus sudah menentukan sendiri lokasi, jumlah, mutu dan gradasi bahan yangakan digunakan untuk pondais bawah agregat. Segala biaya yang berhubungan denganpengambilan, pengangkutan, penyaringan dan pemecahan harus sudah tercakup dalamHarga Satuan pondasi bawah agregat.Selambat lambatnya 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan, pondasi bawah agregat,kontraktor harus sudah melaporkan kepada Direksi mengenai tempat asal dan mutubahan yang akan digunakan sebagai pondasi bawah agregat dan bahan tersebut harusmemenuhi persyaratan spesifikasi ini.

    b. Pemeriksaan dan Pengujian BahanUntuk memastikan mutu bahan pondasi bawah agregat, sebelum dimulainyapengambilan bahan, kontraktor harus menyerahkan hasil laboratorium dari bahan yangakan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.

    Pengambilan contoh contoh bahan untuk pemeriksaan dilakukan oleh Kontraktor dandisaksikan oleh Direksi atau wakil yang ditunjuk. Duflikat contoh contoh bahan harusdiserahkan kepada Direksi untuk digunakan sebagai referensi.Segala biaya yang dikeluarkan untuk pengambilan dan pemeriksaan contoh contohbahan menjadi tanggung jawab kontraktor. Sebelum pengambilan bahan dilaksanakan,semua sumber bahan tersebut terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi,dimana persetujuan ini bukan persetujuan akhir terhadap bahan dari sumber tersebut,kecuali sudah dikerjakan menurut ketentuan yang ditetapkan.Untuk menjamin mutu bahan , kontraktor harus memperkerjakan seorang tenagaGeoteknik yang berpengalaman dan harus disetuji Direksi. Tenaga Geoteknik tersebutbekerja dibawah pengawasan Direksi untuk melakukan kegiatan laboratorium lapangan

    dan harus membuat catatan harian mengenai hasil hasil pemeriksaan dan pengamatan pengamatan lain sesuai petunjuk Direksi.Bahan yang akan disimpan dilapangan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuanDireksi dan setiap saat selama penyiapan bahan dan pelaksanaan Direksi dapatmelakukan Pemeriksaan. Bahan yang masih menunggu hasil pemeriksaan laboratoriumatau yang meragukan tidak boleh ditempatkan dilapangan atau dicampur dengan bahanyang telah disetujui Direksi.

    Apabila agradasi atau mutu bahan yang dikirim kelapangan tidak sesuai dengan yangdipersyaratkan Direksi berhak untuk menolak bahan tersebut dan kontraktor harussegera menyingkirkan dari lapangan.Kontraktor wajib mengijinkan setiap perwakilan Direksi yang ditunjuk untukmelaksanakan pemeriksaan bahan yang digunakan atau yang direncanakan akan

    digunakan pada setiap saat selama atau setelah pekerjaan selesai, kontraktor wajibmenyediakan dan mengatur semua bahan, tenaga, peralatan untuk keperluanpemeriksaan tersebut.

    c. Penggudangan dan Penyimpanan BahanPenggunangan dan penyimpanan bahan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    d. Persyaratan Bahan

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    9/43

    Bahan yang digunakan untuk pondasi bawah agregat harus memenuhi persyaratan kelasA, B atau C sebagai mana yang tercantum dalam Gambar rencana atau PetunjukDireksi. Bahan pondasi bawah agregat hasrus bebas dari kotoran bahan organik danbahan bahan lain yang tidak dikehendaki serta harus sedemikian rupa sehinggamemberikan lapisan yang kuat dan mantap.Bahan pondasi bawah agregat terdiri dari campuran batu / kerikil pecah atau kerikildengan pasir, lanau dan lempung yang memenuhi persyaratan sbeagi berikut :

    d.1. Pemeriksaan Mutu- Kadar lempung atau sand equivalent (Aastho T 26) minimum 25- Kehilangan akibat abrasi dengan mesin los Angelles (MPBJ PB.206-76, AASTHO T

    96) maksimum 40.- Batas cair (MPBJ PB.0109-76, AASTHO T 89) maksimum 35.- Plastis indeks (MPBJ PB.0110-76) maksimum 11.- CBR (MPBJ PB.0113-76) maksimum 30.- Berat Agregat tertahan pada saringan no. 4 (4,75 % mm) yang mempunyai paling

    sedikit satu bidang pecah (bila menggunakan kerikil pecah) minimum 50 %.- Bagian material yang lolos saringan no. 200 (0,074 mm) tidak boleh l ebih dari 2 / 3

    bagian material yang melalui saringan no. 40 (0,425 mm).d.2. Persyaratan Gradasi (MPBJ PB.201-76)

    Agregat kelas A (batu pecah, kerikil pecah, kerikil)Uraian Saringan Berat Lolos

    2 3

    1 3/8

    No. 4No. 8No. 30No. 40

    No. 200

    10060 9046 7840 7024 5613 456 3 62 2 22 1 80 1 0

    Agregat Kelas B (campuran kerikil pecahan betul)Uraian Saringan Berat Lolos

    2 1

    1 3/8

    No. 4

    No. 10No. 40No. 200

    10070 10055 8550 8040 7030 60

    20 5010 305 1 5

    Agregat Kelas C (Pasir dan Kerikil)Uraian Saringan Berat Lolos

    2 No. 10

    No. 200

    Maksimum 100Maksimum 80Maksimum 15

    3. Pelaksanaana. Persiapan Tanah Dasar

    Sebelum penghamparan agregat dimulai, terlebih dulu tanah harus sudah siapsebagaimana dipersyaratkan dalam Gambar Rencana.

    b. Pencampuran dan PenghamparanKecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor dapat mencampur bahan menurut salahsatu cara sebagai berikut :

    b.1. Cara dengan Peralatan Tidak Berjalan (Stasioner)

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    10/43

    Agregat dan air harus dicampur dalam alat pencampur yang sudah disetujui Direksi.Selama pencampuran, jumlah air harus diatur agar diperoleh kadar air yang sesuaidengan yang diperlukan untuk pemadatan yang disyaratkan.Setelah selesai pencampuran, bahan diangkat ketempat pekerjaan dengan menjaga kadarairnya dalam batas yang dipersyaratkan dan harus dihampar dengan alat yang telahdisetujui Direksi.

    b.2. Cara Dengan Peralatan Berjalan (Mobil)Setelah bahan untuk tiap lapis dihampar dengan mesin penebar agregat atau denganmesin lain yang disetujui Direksi, pencampuran dilakukan dengan mesin pencampurberjalan sehingga campuran merata.

    b.3. Cara Pencampuran Di TempatSetelah bahan untuk setiap lapis dihampar, sambil menagtur kadar airnya, bahandicampur dengan motor grader atau mesin lain yang disetujui Direksi sampai benar benar merata.Bahan lapis Pondasi Bawah harus dihampar dan dipadatkan lapis demi lapis sedemikianrupa sehingga dengan alat yang tersedia dapat tercapai kepadatan maksimum yangdisyaratkan. Tebal lapisan lepas tidak boleh lebih dari 25 cm. Apabila diperlukan

    pemadatan lebih dari satu lapis, penghamparan lapis berikutnya dilaksanakan setalahlapis terdahulul selesai dipadatkan dan dibentuk.Penghamparan bahan harus dimulai dari tempat yang ditunjuk oleh Direksi bahan harusmenggunakan alat yang dapat memberikan hasil penghamparan yang seragam,penempatan bahan yang akan dihampar harus dengan jumlah dan jarak yang tepat agarbila dilakukan perataan dan pemadatan dapat mencapai tebal yang sesuai denganpersyaratan dalam Gambar Rencana. Apabila dilakukan pembongkaran lapisan padasuatu tempat yang telah selesai dipadatkan, pembongkaran tersebut harus dilakukanpada seluruh lebar dan tebal lapisan agar tidak menimbulkan kepadatan yang tidakseragam.

    c. Pemadatan

    Setelah selesai penghamparan dan perataan, tiap lapisan harus segera dipadatkan padaseluruh lebar hamparan dengan menggunakan mesin gilas roda besi atau mesin gilasroda karet atau mesin gilas lain yang disetujui oleh Direksi.Pada bagian yang lurus, pemadatan dilakukan mulai dari bagian tepi hamparan, bergeserkebagian tengah sejajar dengan sumbu jalan dan diusahakan berlangsung terus menerustanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai terpadatkan secara merata.Pada tikungan (bagian yang miring) pemadatan dimulai dari bagian yang rendah danbergeser kearah bagian yang tinggi. Apabila pada suatu tempat terjadi ketidak wajaranatau penurunan pada tempat tersebut harus segera dilakukan pembongkaran danpenggantian atau penambahan bahan dan kemudian memadatkannya kembali sampaimencapai kepadatan yang seragam dan rata dengan permukaan disekitarnya yang telah

    selesai dipadatkan.Pada tepi tepi kerb, dinding-dinding dan tempat tempat lain yang tidak bisa dicapaidengan alat pemadat yang tepat.Lapisan harus dipadatkan dan diratakan sehingga dicapai permukaan yang sesuaidengan persyaratan dalam Gambar Rencana.Kepadatan setiap lapisan, minimum harus mencapai 95 % kepadatan berdasarkanpercobaan Kepadatan Berat MPBJ PB.0112-76 dan harus mencakup seluruh teballapisan.Selama pelaksanaan Direksi akan menetapkan pemeriksaan pada tempat tempat yangdipilihnya, untuk memeriksa tebal dan kepadatan lapisan (MPBJ PB.0103-76).Pembuatan dan pengisian kembali lubang lubang pemeriksaan dilakukan olehKontraktor dengan diawasi Direksi.

    d. Petunjuk Direksid. 1. Direksi dapat memberikan petunjuk tambahan.d. 2. Mutu dan jumlah bahan yang dipergunakan harus disetujui Direksi. Mutu hasil

    pekerjaan harus disetujui Direksi berdasarkan hasil pemeriksaan dengan jumlah dancara yang ditetapkan.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    11/43

    d. 3. Bila terjadi ketidak sesuai dengan persyaratan ataupun ketentuan-ketentuan yang telahditetapkan. Kontraktor diwajiban untuk memperbaiki/menyempurnakan sesuai petunjukdireksi. Segala biaya dan resiko sebagai akibat perbaikan/penyempurnaan tersebutmenjadi tanggungan Kontraktor.

    4. Cara Pengukuran Hasil Pekerjaan.Selain pembayaran untuk pembanyaran ganti rugi, Kontraktor juga harus membiayaihal-hal yang perlu atau yang diminta oleh yang bersangkutan atas pengambilan bahanuntuk pondasi bawah Agregat . Dalam keadaan apapun , Pemilik tidak dapat dibebanibiaya lain selain yang disebut dalam harga Kontrak. Jumlah hasil pekerjaan yang akandibayar adalah jumlah meter kubik Lapisan Pondasi Bawah Agregat yang telah selesaidikerjakan dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan dan telah disetujui oleh direksi.Perhitungan Volume akan didasarkan pada tebal dan Lebar teoritis menurut GambarRencana. Serta panjang menurut kenyataanya yang telah dikerjakan selamapelaksanaanya.Tebal lapisan harus selalu diperiksa, agar setelah pemadatan dapat dicapai tebal lapisansesuai dengan yang dipersyaratkan. Variasi tebal Lapisan yang telah selesai dipadatkantidak boleh lebih dari 1.5 cm.

    PASAL 5

    PERKERASAN ASPAL

    LABURAN AS PAL SATU LAPIS (BURTU) DAN

    LABURAN ASPAL DUA LAP IS (BURDA)

    1 UMUM

    1) UraianPekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan pelaburan aspal (surface dressing) yang

    dapat terdiri dari laburan aspal satu atau dua lapis, setiap lapis diberi pengikat aspal dankemudian ditutup dengan butiran agregat (chipping). Pelaburan aspal (surface dressing) iniumumnya dihampar di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang sudah diberi Lapis Resap

    Pengikat, atau di atas suatu permukaan aspal lama.2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

    a) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintasb) Rekayasa Lapanganc) Bahan dan Penyimpanand) Bahu Jalane) Lapis Pondasi Agregatf) Lapis Pondasi Semen Tanahg) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekath) Pengembalian Kondisi Perkerasan Lamai) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan,

    Drainase Perlengkapan Jalan dan Jembatan3) Standar RujukanStandar Nasional Indonesia (SNI) :SNI 03-2417-1991(AASHTO T96 - 87)

    : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin LosAngeles.

    SNI 03-3407-1994(AASHTO T104 - 86)

    : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Batu terha-dapLarutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat.

    SNI 03-2439-1991(AASHTO T182 - 84)

    : Metode Pengujian Kelekatan Agregat Terhadap Aspal.

    AASHTO :

    AASHTO M20 - 70 : Penetration Graded Asphalt CementAASHTO M226 - 80 : Viscisity Graded Asphaltic Cement

    4) Kondisi Cuaca Yang Diijinkan Untuk BekerjaPelaburan aspal harus disemprot hanya pada permukaan yang kering dan bersih, sertatidak boleh dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan. Pelaburan

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    12/43

    aspal harus dilaksanakan hanya selama musim kemarau dan bilamana cuacadiperkirakan baik paling sedikit 24 jam setelah pengerjaan.

    5) Standar Untuk Penerimaan dan Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak MemenuhiKetentuan

    Direksi Pekerjaan akan memeriksa permukaan jalan sebelum pekerjaan pelaburan dimulai,untuk mengetahui apakah permukaan jalan telah benar-benar disiapkan dan dibersihkansesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaanpelaburan sebelum mendapat ijin tertulis dari Direksi Pekerjaan.BURTU atau lapisan pertama BURDA tidak boleh lebih tebal dari satu batu dan bebas daribahan-bahan yang lepas setelah penggilasan yang dikuti oleh penyapuan.Lapisan kedua BURDA tidak boleh lebih tebal dari satu batu dan bebas dari bahan-bahanyang lepas setelah penggilasan yang dikuti oleh penyapuan. Lapisan kedua BURDA tidakboleh dimulai sebelum mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.Pekerjaan BURTU dan BURDA yang telah selesai, permukaannya harus terlihat seragam, danbentuknya menerus, terkunci rapat, harus kedap air tanpa ada lubang-lubang atau tanpamemperlihatkan adanya bagian yang kelebihan aspal. Permukaan pekerjaan pelaburan aspal

    yang telah selesai harus dipelihara oleh Kontraktor paling sedikit selama 3 hari agar tidakterdapat agregat yang lepas.Pekerjaan BURTU dan BURDA yang tidak memenuhi ketentuan, harus diperbaikisebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dapat mencakup pembuangan ataupenambahan bahan, pembuangan seluruh bahan dan pekerjaan penggantian atau pelaburandengan BURTU atau BURDA untuk menghasilkan pekerjaan yang meme-nuhi ketentuan.

    6) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah DiterimaTanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaanyang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 6.2.1.(5) diatas, Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua pelaburanaspal yang sudah selesai dikerjakan dan diterima selama Periode Kontrak termasuk Periode

    Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi10.1 dari Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7

    7) Pengajuan Kesiapan KerjaKontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hal berikut ini :

    a) 5 liter contoh dari setiap bahan aspal yang diusulkan oleh Kontraktor untuk dipakaidalam pekerjaan dilampiri dengan sertifikat dari pabrik pembuatnya, dan hasil pengujianseperti yang disyaratkan dalam Pasal 1.11.1.(3).(c), harus diserahkan sebelumpelaksanaan pekerjaan dimulai. Sertifikat tersebut harus menyatakan bahwa bahanaspal tersebut sesuai dengan Spesifikasi dan jenis yang disyaratkan untuk pelaburanaspal, seperti diberikan dalam Pasal 6.2.2.(2) dari Spesifikasi ini;

    b) Sertifikat Kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan tongkat celupuntuk distributor aspal, seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.(3) dan Pasal 6.1.4.(4) dariSpesifikasi ini harus diserahkan paling lambat 30 hari sebelum pelaksanaan dimulai.Tongkat celup, instrumen dan meteran harus dikalibrasi sampai toleransi ketelitian danketentuan seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.(4) dari Spesifikasi ini dan tanggalpelaksanaan kalibrasi harus tidak boleh melebihi satu tahun sebelum pelaksanaandimulai;

    c) Grafik penyemprotan, harus memenuhi ketentuan Pasal 6.1.3.(5) dari Spesifikasi ini danharus diserahkan sebelum pekerjaan pelaksanaan dimulai;

    d) Contoh-contoh agregat yang diusulkan untuk dipakai pada pekerjaan pelaburan aspaldisertai lampiran daftar hasil pengujian seperti ditunjukkan pada Pasal 6.2.2.(1).(b) dariSpesifikasi ini, harus telah diserahkan paling lambat 30 hari sebelum pekerjaan

    pelaburan aspal dimulai;e) Harus diserahkan pula laporan produksi, lokasi penumpukan bahan dan lokasi semua

    jenis agregat yang diusulkan untuk dipakai dalam pekerjaan. Hasil pengujian atasagregat untuk pelaburan aspal, harus sesuai ketentuan Pasal 6.2.2.(1) dan 6.2.6 dariSpesifikasi ini dan harus diajukan minimum 5 hari sebelum pekerjaan pelaburan aspaldimulai;

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    13/43

    f) Contoh-contoh bahan yang telah digunakan pada setiap hari kerja dan catatan harianpekerjaan pelaburan aspal yang telah dilaksanakan dan takaran penggunaan bahanharus memenuhi Pasal 6.2.6 dari Spesifikasi ini

    8) Kondisi Tempat Kerjaa) Pohon, struktur atau bangunan yang berdekatan dengan pekerjaan pelaburan harus

    dilindungi dari percikan aspal dan kerusakan lainnya.b) Aspal atau bahan lainnya yang boleh dibuang ke semua selokan, saluran atau bangunan

    yang berdekatan.c) Kontraktor harus melengkapi dan memelihara fasilitas pencegahan dan pengendalian

    kebakaran yang memadai, dan juga pengadaan serta pertolongan pertama di tempatpemanasan aspal.

    9) Pengendalian Lalu Lintas dan Periode Pengamanana) Pengendalian lalu lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8 dari Spesifikasi ini dalam

    segala hal, dengan ketentuan tambahan yang harus diperhatikan berikut ini.b) Segala jenis lalu lintas tidak diperkenankan melewati permukaan yang baru disemprot

    sampai permukaan tersebut telah terlapisi oleh agregat.c) Lalu lintas umum tidak diijinkan melintasi permukaan yang baru diberi agregat sampai

    seluruh lokasi telah digilas dengan alat pemadat yang cocok (minimum 6 lintasan) danbahan yang lepas telah disapu sampai bersih. Rambu peringatan untuk membatasikecepatan kendaraan sebesar 15 km/jam harus dipasang bila diperlukan. Barikade harusdisediakan untuk mencegah terbawanya agregat penutup yang belum dipadatkan ataudilintasinya tempat yang belum tertutup aspal.

    d) Pengawasan pengendalian lalu lintas yang sebagaimana mestinya seperti yangdiperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan sesuai dengan Pasal 1.8.3 dari Spesifikasi ini,harus dilaksanakan selama 24 jam per hari, dari saat dimulai-nya pekerjaan pelaburanuntuk setiap ruas sampai minimum 72 jam setelah pekerjaan pelaburan selesai.Bilamana hujan turun 48 jam setelah selesainya pekerjaan pelaburan, pekerjaan yang

    baru selesai ini harus ditutup untuk lalu lintas sampai permukaannya kering.Pengendalian penuh terhadap lalu lintas harus dilanjutkan selama 48 jam pada cuacabaik, kecuali bilamana diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.

    e) Selama periode tunggu yang ditentukan dalam (d) di atas, permukaan jalan harus disapubersih seluruhnya dari agregat yang lepas dan diawasi oleh Direksi Pekerjaan. JikaDireksi Pekerjaan mendapatkan bahwa permukaan tampak kokoh, seluruh rambu danpemisah lalu lintas dapat disingkirkan. Bilamana tidak, maka Direksi Pekerjaan dapatmemerintahkan untuk melanjutkan pengendalian lalu lintas sampai permukaan jalanmenjadi kokoh dan seluruh perbaikan yang diperlukan telah dikerjakan.

    5.2 BAHAN1) Agregat Penutupa) Agregat penutup harus terdiri dari butiran yang bersih, keras, kerikil pecah atau

    batu pecah dari bahan yang awet, bebas dari kotoran, lempung, debu atau bendalainnya yang dapat menghalangi penyelimutan yang menyeluruh oleh aspal.

    b) Sumber agregat yang digunakan untuk memproduksi agregat penutup harusmemenuhi ketentuan berikut : Keausan dengan Mesin Los Angeles(SNI 03-2417-1991)

    Maks. 30 %

    Kelekatan Agregat Terhadap Aspal(SNI 03-2439-1991)

    Min. 95 %

    c) Agregat penutup harus dijaga agar tetap dalam keadaaan kering dan bebas dari

    debu dan kotoran, dan harus memenuhi ketentuan berikut : Persentase berat kerikil pecah yang tertahan

    ayakan 4,75 mm yang mempunyai dua bidangpecah.

    Min. 90 %

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    14/43

    d) Batas ukuran partikel agregat untuk BURTU dan untuk lapisan pertama BURDAditentukan dalam ukuran agregat terkecil, menurut Tabel 6.2.2.(1) di bawah ini.

    Tabel 6.2.2.(1) Ketentuan Ukuran Agregat

    Ukuran

    nominal (mm)

    Ukuranterkecil

    rata-rata(ALD)

    Persentase ukuranterkecil rata-rata dalambatas 2,5 mm dari ALD

    Persentasemaksimum

    lolos ayakan4,75 mm

    13 6,4 - 9,5 65 2

    Agregat harus berbentuk kubikal, sedemikian, bila diuji menurutLampiran 6.2.A dari Spesifikasi ini, rasio ukuran terbesar rata-rataagregat (average greatest dimension) terhadap ukuran terkecil rata-rata(average least dimension) tidak boleh melampaui angka 2,30.

    e) Agregat lapisan kedua untuk BURDA, harus mempunyai ukuran nominal 6 mm,

    dan harus memenuhi gradasi sesuai dengan ketentuan dari Tabel 6.2.2.(2) dibawah, dan harus berbentuk kubikal.

    Tabel 6.2.2.(2) Gradasi Agregat Lapis Penutup Kedua BURDA

    Ukuran Ayakan Persen Berat Yang LolosASTM (mm)

    3/8 9,5 100 6,35 95 - 100

    No.8 2,36 0 - 15No.200 0,075 0 - 8

    f) Agregat lapis kedua untuk BURDA juga harus mempunyai ukuran yang sesuaisehingga sanggup saling mengunci ke dalam rongga-rongga permukaan dalamagregat lapisan pertama yang telah dipadatkan

    2) Bahan Aspala) Bahan aspal yang dipakai harus dari jenis aspal semen Pen.80/100 atau jenis

    Pen.60/70, memenuhi ketentuan AASHTO M20 - 70, diencerkan memakai minyaktanah sesuai ketentuan Tabel 6.2.2.(3), tabel ini harus dipakai untuk merancangbahan aspal.

    Tabel 6.2.2.(3) Rancangan Bahan Aspal

    Suhu Udara(C saatteduh)

    Perbandingan Minyak TanahTerhadap SuhuPenyem-protan (C)Aspal Pen.

    80/100Aspal

    Pen.60/70

    20,0 11 13 15722,5 9 11 16225,0 7 9 16727,5 5 7 172

    Catatan :i) pph = bagian minyak tanah per 100 bagian volume aspal.ii) Suhu penyemprotan yang sebenarnya harus berada dalam rentang

    10 % dari nilai-nilai yang telah ditentukan dalam tabel di atas.iii) Bilamana temperatur udara berada pada temperatur antara dari

    kolom satu di atas, maka proporsi kerosen dan temperaturpenyemprotan yang dipilih haruslah temperatur yang terendah diantara keduanya. Perkiraan rentang perubahan temperatur saatpengukuran dan penyemprotan harus diperkirakan sebelumnya.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    15/43

    Bahan aspal yang dipanaskan pada temperatur penyemprotan selamalebih dari 10 jam pada suhu penyemprotan seperti ditentukan pada Tabel6.2.2.(3) di atas atau telah dipanaskan melebihi 200 C, harus ditolak.

    b) Bilamana pelaksanaan pelaburan terpaksa harus dilaksanakan dalam kondisi yangkurang menguntungkan atau dalam kondisi cuaca tanggung, atau kelekatan aspalterhadap agregat (SNI 03-2439-1991) dalam kondisi tanggung Direksi Pekerjaan dapatmemerintahkan atau menyetujui penggunaan bahan anti pengelupasan (anti-strippingagent) untuk meningkatkan ikatan antara agregat dan aspal.Bahan tambah (additive) yang dipakai harus dari jenis yang telah disetujui DireksiPekerjaan dan proporsi yang diperlukan harus dicampur dalam bahan aspal sampaimerata sesuai dengan pabrik pembuatnya. Campuran ini harus disirkulasikan dalamdistributor minimum selama 30 menit pada kecepatan penuh pompa untukmemperoleh campuran yang homogen.

    c) Bilamana pencampuran aspal, minyak tanah dan bahan tambah, jika disetujui, harusdilakukan dalam distributor aspal, campuran ini harus disirkulasikan dalam

    distributor minimum selama 30 menit pada kecepatan penuh pompa untukmemperoleh campuran yang homogen.

    5 .3 JENIS PEKERJAAN PELABURAN

    Jenis pekerjaan pelaburan yang akan dipakai pada setiap ruas pekerjaan diperlihatkanada Lembar 2.01 dari Gambar dan istilahnya disingkat dalam Tabel 6.2.3.(1) di bawah ini.

    Tabel 6.2.3.(1) Jenis Pekerjaan Pelaburan

    Jenis Laburan Singkatan Istilahnya

    Laburan Aspal Satu Lapis BURTULaburan Aspal Dua Lapis BURDA

    5.4 PERALATAN1) Ketentuan UmumPeralatan yang akan digunakan haruslah distributor aspal yang mempunyai mesinpenggerak sendiri, dua alat pemadat roda karet, alat penebar agregat, paling sedikit 2(dua) dump truck, sapu lidi dan sikat dan perlengkapan untuk menuangkan drum danuntuk memanaskan bahan aspal.

    2) Distributor AspalDistributor aspal harus memenuhi ketentuan Pasal 6.1.3 dari Spesifikasi ini. Tangkidistributor harus benar-benar tersekat sempurna dalam menahan aliran panas,dengan demikian apabila diisi penuh oleh bahan aspal pada temperatur 150 C,turunnya panas tidak boleh melampaui 2,5 C per jam dalam kondisi tidak sirkulasi.

    3) Alat Pemadat

    Alat pemadat roda karet harus mempunyai lebar total tidak kurang dari 1,5 meter,dan harus mempunyai mesin penggerak sendiri.

    4) Alat Penghampar AgregatPeralatan penghampar agregat, harus mampu menghampar agregat secara meratadalam takaran yang terkendali dengan lebar hamparan minimum 2,4 meter. Suatuperlengkapan khusus harus dipasang pada sisi badan truk sehingga lebar hamparandapat disetel. Rancangan alat penghampar agregat dan kecepatan penghamparanharus sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya penumpukan agregatpada permukaan yang telah disemprot aspal. Paling sedikit harus disiapkan 2 trukpenghampar agregat atau paling tidak disiapkan satu alat penghampar agregatberupa mesin penebar agregat dengan penggerak empat roda (four wheel drive belt

    spreader). Penebaran agregat secara manual hanya boleh dilakukan bilamanadigunakan peralatan sikat hela.5) Sikat

    Sapu ijuk kasar untuk mendistribusi ulang agregat dan sebuah peralatan sikat helaatau mekanis untuk menyingkirkan kelebihan agregat harus disiapkan.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    16/43

    6) Peralatan LainPeralatan lain yang boleh dipakai oleh Kontraktor untuk meningkatkan kinerja dapatditambahkan bilamana telah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari DireksiPekerjaan.

    5 .5 P EL AK SA NA AN P EK ER JA AN

    1) Kuantitas dari Bahan Yang Akan Dipakaia) Takaran pemakaian bahan aspal, untuk setiap lapis pelaburan aspal dan untuk setiap

    ruas jalan, harus ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, tergantung pada ukuran terkecilrata-rata agregat penutup, komposisi aspal, kondisi dan tekstur dari permukaan aspallama dan jenis serta kepadatan dari lalu lintas yang akan melewati jalan, sesuaidengan cara yang diuraikan dalam Lampiran 5.2.C dari Spesifikasi ini. SelanjutnyaDireksi Pekerjaan dapat memodifikasi takaran pemakaian, tergantung pada hasilpercobaan di lapangan yang dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai petunjuk DireksiPekerjaan.

    b) Takaran hamparan agregat harus cukup untuk menutupi permukaan, tanpa terlihat

    adanya kelebihan bahan setelah pemadatan, sesuai dengan standar Spesifikasi dalamPasal 5.1.(5). Lampiran 5.2.C dari Spesifikasi memuat tata cara menghitungperkiraan takaran hamparan agregat.

    2) Pekerjaan Persiapan Permukaaan Aspal Lamaa) Sebelum permukaan aspal lama dilabur, maka semua kotoran dan bahan tidak

    dikehendaki lainnya harus dibersihkan dengan alat penyapu mekanis atau kompresoratau kedua-duanya. Bilamana hasil pembersihan tidak membe-rikan hasil yangmerata, maka bagian-bagian yang belum bersih harus dibersihkan secara manualdengan sapu yang lebih kaku.

    b) Pembersihan permukaan harus dilebihkan paling sedikit 20 sentimeter dari tiap-tiaptepi yang akan disemprot.

    c) Lubang-lubang atau tonjolan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki harusdisingkirkan dari permukaan dengan alat penggaru baja atau cara lain yang disetujuidan bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan maka lokasi yang telah digaruharus dicuci dengan air dan disikat secara manual.

    d) Pekerjaan pelaburan tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan pembersihan diterimaoleh Direksi Pekerjaan.

    e) Permukaan jalan lama tanpa penutup aspal, sebelum dilapisi BURTU atau BURDAharus terlebih dahulu diberi Lapis Resap Pengikat, sesuai ketentuan dalam Seksi 6.1dari Spesifikasi ini. Bagian permukaan jalan yang sudah diberi Lapis Resap Pengikat,harus diperiksa kembali kesempurnaannya. Bilaman ditemui adanya lokasi-lokasiyang belum tertutup Lapis Resap Pengikat harus dilabur ulang sesuai petunjuk

    Direksi Pekerjaan. Pekerjaan semacam ini harus dilaksanakan dan dibayar sesuaidengan ketentuan Seksi 6.1 dari Spesifikasi ini. Lapis Resap Pengikat harus dibiarkansampai kering seluruhnya dengan waktu paling sedikit 48 jam atau lebih sesuaipetunjuk Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan pelaburan aspal dimulai.

    f) Semua lubang-lubang harus ditambal terlebih dahulu oleh Kontraktor sampaiditerima oleh Direksi Pekerjaan, sebelum pekerjaan pelaburan aspal dimulai.

    3) Pemakaian Bahan Aspala) Penyemprotan bahan aspal harus dilaksanakan merata pada semua titik.

    Penyemprotan bahan aspal yang merata sesuai takaran yang diperintahkan harusdilakukan dengan menggunakan peralatan batang semprot dari distributor aspalkecuali pada lokasi yang sempit dimana distributor aspal tidak praktis digunakan,

    maka Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian perlengkapan semprot tangan.

    Distributor aspal harus dioperasikan sesuai grafik penyemprotan yang telah disetujui.Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, tinggi batang semprot dan kedudukan noselharus disetel sesuai dengan ketentuan grafik tersebut sebelum dan selamapelaksanaan penyemprotan.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    17/43

    b) Suhu pada saat penyemprotan untuk BURTU dan BURDA tidak boleh bervariasimelebihi 10 C dari harga-harga yang telah diberikan dalam Tabel5.2.(3).

    c) Bilamana diperintahkan Direksi Pekerjaan bahwa lintasan penyemprotan bahanaspal selebar satu lajur atau kurang maka harus terdapat bagian yang tumpangtindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi-sisi lajur yang bersebelahan. Sambunganmemanjang selebar 20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh diberi agregatpenutup sampai lintasan penyemprotan di lajur yang bersebelahan telah selesaidilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar tepi permukaan yang dibiarkan tetapterbuka ini mendapat semprotan dari tiga nosel, sehingga mendapat takaran aspalyang sama seperti permukaan yang lain. Lapis kedua BURDA harus mempunyaisambungan yang bergeser paling sedikit 15 cm dari sambungan lapis pertama.

    d) Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang cukupkedap. Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai seluruh bahan pelindungtersemprot, dengan demikian semua nosel bekerja dengan benar pada seluruh panjang

    jalan yang akan dilabur.

    Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah yang akandisemprot, sehingga kecepatan lajunya dapat dijaga konstan sesuai ketentuan, agarbatang semprot mencapai bahan pelindung tersebut dan kecepatan ini harusdipertahankan sampai melewati titik akhir. Bahan pelindung atas percikan aspalharus dikeluarkan dan dibuang sedemikian hingga dapat diterima oleh DireksiPekerjaan.

    e) Sisa aspal dalam tangki distributor setelah penyemprotan selesai harus dijaga tidakboleh kurang dari 10 persen dari kapasitas tangki atau sebesar yang ditentukan olehDireksi Pekerjaan, untuk mencegah terperangkapnya udara (masuk angin) padasistem penyemprotan dan untuk mencegah kurangnya takaran penyemprotan.

    f) Jumlah bahan aspal yang telah digunakan dalam setiap lintasan penyem-protan, ataujumlah yang disemprot secara manual harus diukur dengan cara memasukkan

    tongkat celup ke dalam tangki distributor aspal segera sebelum dan sesudah setiaplintasan penyemprotan atau setiap pemakaian secara manual.

    g) Lokasi yang telah disemprot aspal oleh lintasan penyemprotan, termasuk lokasi yangtelah dilabur secara manual, didefinisikan sebagai hasil kali panjang lintasanpenyemprotan yang dibatasi oleh bahan pelindung pada lokasi awal dan akhirpenyemprotan dan lebar efektif dari penyemprotan. Lebar efektif penyemprotandidefinisikan sebagai hasil kali dari jumlah nosel yang bekerja dan jarak antara noselyang bersebelahan.

    h) Luas lokasi yang akan dilabur aspal dengan manual harus diukur dan luasnyadihitung segera setelah penyemprotan selesai.

    i) Takaran pemakaian rata-rata bahan aspal pada setiap lintasan penyemprotan atau

    yang disemprot secara manual, harus didefinisikan sebagai volume bahan aspal yangdigunakan dibagi luas bidang yang disemprot, dan jumlahnya harus sesuai dengantakaran yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 5.5.(1).(a)dari Spesifikasi ini, dengan toleransi sebagai berikut:

    Toleransitakaranpemakaian

    1 % dari volumetangki

    = + (4 % dari takaran ygdiperintahkan

    + -----------------------------)

    Luas yangdisemprot

    Takaran pemakaian yang dicapai harus dihitung sebelum lintasan penyem-protan

    atau penyemprotan secara manual berikutnya dimulai dan bila perlu diadakanpenyesuaian untuk penyemprotan berikutnya.

    j) Penyemprotan harus segera dihentikan jika ternyata terdapat kerusakan pada alatsemprot saat beroperasi dan tidak boleh dilanjutkan sebelum kerusakan tersebutdiperbaiki.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    18/43

    k) Tempat-tempat bekas kertas resap untuk pengujian takaran bahan aspal harusdilabur dengan bahan aspal yang sejenis secara manual (sikat ijuk, dll.) dengantakaran yang hampir sama dengan takaran di sekitarnya.

    4) Menghampar Agregat Penutupa) Sebelum bahan aspal digunakan, agregat penutup dalam bak truk di lapangan harus

    mempunyai jumlah yang cukup untuk menutup seluruh bidang yang akan ditebardengan agregat. Agregat tersebut harus bersih dan dalam kondisi sedemikiansehingga dijamin akan melekat ke bahan aspal dalam waktu 5 menit setelahpenyemprotan aspal. Penghamparan agregat tersebut harus dilaksanakan segerasetelah penyemprotan aspal dimulai dan harus diselesaikan dalam jangka waktu 5menit terhitung sejak selesainya penyemprotan atau selesai dalam jangka waktu yanglebih singkat sesuai perintah Direksi Pekerjaan.

    b) Agregat harus dihampar merata di atas permukaan yang telah disemprot aspal,dengan alat penghampar agregat yang telah disetujui Direksi Pekerjaan. Setiaptempat yang tidak tertutup agregat harus segera ditutup kembali secara manual

    sampai seluruh permukaan tertutup agregat dengan merata. Setiap hamparanagregat yang melebihi jumlah takaran yang disyaratkan atau diperintahkan harusdihamparkan dan didistribusikan kembali dengan merata di atas permukaan jalandengan sapu hela, atau disingkirkan dengan cara lain dan ditumpuk sesuai petunjukDireksi Pekerjaan.

    5) Penyapuan dan Penggilasana) Segera setelah penghamparan agregat penutup hingga diterima oleh Direksi

    Pekerjaan, maka hamparan agregat tersebut harus digilas dengan dua alat pemadatroda karet. Penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh permukaan telahmengalami penggilasan sebanyak enam kali.

    b) Permukaan jalan kemudian harus dibersihkan dari agregat yang berkelebihan, sesuai

    dengan ketentuan dari Pasal 6.2.1.(9).(e) dari Spesifikasi ini.

    6 .2 .6 P EN G EN D AL IA N M U TU D AN PE NG U JIA N L AP AN G AN

    a) Contoh aspal dan sertifikatnya, sesuai dengan ketentuan Pasal 6.2.1.(6).(a) dariSpesifikasi ini, harus disediakan pada setiap pengangkutan aspal ke lapangan.

    b) Dua liter contoh aspal yang akan dihampar harus diambil dari distributor, masing-masing pada saat awal penyemprotan dan pada saat menjelang akhir penyemprotan.

    c) Jumlah data pendukung yang diperlukan untuk persetujuan awal atas mutu sumberbahan agregat penutup harus meliputi semua pengujian seperti disyaratkan dalamPasal 5.2.(1).(b) dari Spesifikasi ini dengan minimum tiga contoh yang mewakilisumber bahan yang diusulkan, dipilih sedemikian hingga mewakili rentang mutu

    bahan yang mungkin diperoleh dari sumber bahan tersebut. Setelah persetujuanmengenai mutu bahan agregat penutup, selanjutnya pengujian ini harus diulangi lagi,sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, bilamana menurut hasil pengamatan terdapatperubahan mutu pada bahan atau sumbernya.

    d) Distributor aspal harus diperiksa dan diuji sesuai dengan Pasal 5.3.(6) dariSpesifikasi ini sebagai berikut :

    i) Sebelum dimulainya pekerjaan penyemprotan;ii) Setiap 6 bulan atau setiap penyemprotan bahan aspal sebanyak 150.000 liter, dipilih

    yang mana lebih dulu tercapai;iii) Bilamana distributor mengalami kerusakan atau modifikasi, perlu diadakan

    pemeriksaan ulang terhadap distributor tersebut.

    e) Semua jenis pengujian dan analisa saringan agregat tercantum dalam tabel Pasal6.2.2.(1).(c), (d) dan (e) dari Spesifikasi ini harus dilakukan pada setiap tumpukanpersediaan bahan sebelum setiap bahan tersebut dipakai. Minimum satu contoh harusdiambil dan diuji untuk setiap 75 meter kubik agregat di dalam tumpukan persediaanbahan.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    19/43

    f) Catatan harian yang terinci dari setiap pekerjaan pelaburan permukaan, termasukpemakaian aspal pada setiap lintasan penyemprotan dan takaran pemakaian yangdicapai, harus dibuat dalam formulir standar Lembar 1.11 seperti yang ditunjukkandalam Gambar.

    PASAL 6

    H O T M I X

    Uraian

    a. Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapis perata padat yang awet, pondasi atas ataulapisan atas pelindung aspal beton yang terdiri dari agregat dan material aspal dandicampur dipusat pencampur tersebut diatas pondasi atau permukaan Jalan yang telahdisiapkan sesuai dengan persyaratan ini dan memenuhi bentuk sesuai dengan gambardalam hal ketinggian, penampang memanjang dan melintangnya atau sesuai denganyang diperintahkan Direksi / pengawas.

    b. Beberapa campuran dirancang menggunakan prosedur khusus yang diberikan dalamspesipikasi ini, untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan kadarbitumen efektif umum, rongga udara, stabilitas, fleksibilitas dan ketebalan film aspal

    benar-benar terpenuhi. Dalam hal ini penting di ingat bahwa, dalam pembuatancampuran Lataston (HRS) da ATB, metode konvensional dalam merancang aspal beton,yang dimulai mendapatkan kepadatan agregat yang maksimum yang paling mungkin,tidak boleh digunakan karena pendekatan cara ini pada umumnya tidak akanmenghasilikan campuran yang memenuhi spesipikasi ini.

    Jenis-Jenis Campuran A spal

    Jenis campuran dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada gambar rencanaatau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknis.

    a. Latasir (HRSS) Kelas A dan BCampuran ini ditunjukan untuk jalan-jalan lalu-lintas ringan, khususnya pada daerahdimana agregat kasar tidak tersedia. Pemilihan kelas A dan B terutama tergantung pada

    gradasi air yang digunakan. Campuran latasir biasanya memerlukan penambahan filleragar memenuhi kebutuhan sifat-sifat yang disyaratkan. Campuran campuran inikhusus mempunyai ketahanan rutting yang rendah oleh sebab itu tidak boleh digunakandengan laapisan yang tebal, pada jalan jalan dengan lalu lintas berat dan pada daerahtanjakan.

    b. Lataston (HRS) / LatastonHot Rolled Sheet setara dengan Lataston (Spesipikasi Bian Marga 12/PT/B/1983) danditunjukan untuk digunakan pada jalan-jalan yang memikul lalu lintas ringan atausedang. Hal-hal karakteristik yang paling penting adalah keawetan, fleksibilitas danketahanan kelelehan yang tinggi, sedangkan pertimbangan kekuatan hanya kepentingankedua, asalkan batas-batas terendah dari spesipikasi ini terlampaui.

    c. Laston (AC)Laston yang direncanakan menurut spesipikasi ini setara dengan laston (spesipikasi BinaMarga 13/PT/B/1983) dan digunakan untuk jalan-jalan dengan lalu lintas berat, tanjakan,pertemuan jalan dan daerah daerah lainnya dimana permukaan menanggung bebanroda yang berat.

    d. Asapalt Treated Base (ATB)ATB adalah khusus diformulasikan untuk meningkatan keawetan dan ketahanankelelehan. Penting diketahui bahwa setiap penyimpangan dari spesipikasi ini, Khususnyapengurangan dalam kadar bitumen, memungkinkan tidak berlakunya rancanganperkerasan proyek dan memerlukan pelapisan ulang yang tidak tebal.

    Tebal Lapisan dan Tolaransi

    a. Tebal dari Campuran Aspal yang dihampar harus diamati dengan benda uji Inti (Cores ) perkerasan yang diambil oleh kontraktor dibawah pengawasan Direksi /pengawas selang antara dan lokasi pengambilan benda uji harus sebagaimana yangdiperintahkan oleh direksi / pengawas tetapiu paling sedikit dua buah diambil arahmelintang dari masing masing setengah lebar penampang yang diselidiki dan selangantara potongan melintang kearah memanjang yang diselidiki tidak boleh lebih dari

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    20/43

    200m, dan harus sedemikian rupa sehingga jumlah total benda uji yang diambil padasetiap segmen yang diukur untuk pembayaran tidak boleh kurang dari batas batas yangdiberikan dalam tabel dibawah ini.

    Tabel jumlah minimum b enda uji inti

    Koefisien keragaman dari tebalbenda uji untuk semua benda uji

    dari bagian jalan yang diukur untukpembayaran

    Jumlah minimum benda uji yangharus di ambil dari bagian jalanyang diukur untuk pembayaran

    < 30 %30 40 %41 50 %51 60 %61 70 %71 80 %

    > 80 %

    6101420284050

    b. Tebal campuran aspal kecuali untuk lapisan perata, yang sesungguhnya dipasang diatas

    setiap bagian dari pekerjaan didefinisikan sebagai rata-rata dari benda uji yang diambildari bagian tersebut.

    c. Tebal campuran aspal yang dipasang, sebagaimana ditetapkan dalam point 1.b. diatasharus sama atau lebih besar dari tebal rancangan nominal pada tabel dibawah ini untuklapis permukaan yang dan lapis permukaan yang bersifat sebagai lapisan peratadanharus sama dengan atau lebih besar dari tebal yang ditentukan gambar detail dalamDokumen Kontrak hal lapisazn pondasi atau lapisan pondasi perata. Dalam beberpa hal,Direksi Teknik. Atas dasar kerataan perkerasan atau ukuran maksimum atau datarancangan yang lain boleh menyetujui atau menerima tebal rata-rata yang kurang daritebal rancangan nominal asalkan campuran aspal yang dipasang pada kletebalan tersebutbaik dalam segala hal lainnya. Meskipun begitu, sama sekali tidak ada bagian daricampuran aspal beton yang dipadatkan yang kekurangan ketebalan melebihi 5 mm dariketebalan nominal rangcangan.

    Tabel Tebal Rancangan Nominal Campuran Aspal

    Jenis Campuran Simbol Tebal Rancangan Nominal (CM)Latasir/Sand Sheet

    LatastonLapis Aspal BetonLapis Aspal Beton

    SSHRSACAC

    2,5345

    d. Untuk semua jenis campuran yang harus dibayar menurut luas volume dan bukannyaberat sesungguhnya dari material yang dihamparkan, berat campuran aspal yang benar-benar dipakai harus dipantau oleh Kontraktor dengan minimbang setiap muatan Truk

    pengangkut material yang meninggalkan pusat pencampur. Dalam hal bagian yangmanapun yang sedang diukur utuk menentukan pembayaran, berat material yang benar-benar dihamparkan yang dihitung dari timbanganmuatan truk adalah kurang dariataupun lebih dari 5 % lebih besar dari berat yang dihitung dari ketebalan dan rata-ratakepadatan contoh lapisan (cores), Direksi/pengawas harus mengambil tindakan untukmeyelidikinya agar agar bisa memastikan sebab terjadinya selisih berat tersebut sebelummeyetujui pembayaran material yang telah dihamparkan itu. Penyelidikan DireksiTeknik bisa meliputi, tetapi tidak perlu terbatas pada hal-hal sebagai berikut : Memerintah kontraktor untuk lebih sering atau lebih banyak atau mencari lokasi

    lokasi cores. Memeriksa kalibrasi dan ketepatan timbangan serta prosedur dan peralatan

    percobaan labolatorium. Memperoleh hasil hasil pemeriksaan lapangan dan labolatorium yang indenpenden

    tentang kepadatan campuran aspal yang di capai setelah penghamparan. Menetapkan sistem perhitungan dan pencatatan secara terinci.Penyelidikan detail belum tentu menghasilkan nilai nilai baru untuk dimensi geometrikyang memastikan jumlah material yang harus di bayar. Meskipun begitu, dalam segalakasus, tak perduli tenggang beratnya dilampui atau tidak, pembayaran harus di dasarkan

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    21/43

    ukuran ukuran nominal dari lapisan campuran aspal. Biaya untuk seggala penambahanatau lebih seringnya mengambil coring, untuk tambahan survai geometris ataupunpengujian lab penerapan sistem pencatatan muatan truk, ataupun tindakan lainya yangdianggap perlu oleh direksi / pengawas untuk memastikan alasan kelebihan toleransiberatnya harus di tanggung oleh kontraktor sendiri.

    e. Pareasi kerataan permukaam campuran lapisan pelindung ( Latasir kela A dan B,Lataston dan aspal beton. ) yang tealh selesai di tangani di ukur denga mistar penyipatyang panjangnya 3 meter harus tidak boleh lebih dari 5 mm pada setiap titik pareasikerataan permukaan campuran aspal yang telah selesai di gunakan sebagi lapisanpondasi atas dari tepi setiap titik. Keleluasaan harus di buat untuk masing masingkasus terutama untuk perubahan bentuk yang di sebabkan perubhan rancanganpunggung perkerasan dan lenkung pertikal pada propil memanjang.

    f. Pada keadaan dimana campuran aspal di gunakan sebagai lapisan perata atau lapisanpenguat dan bukan sebagai lapisan permukaan, maka tebal lapisan tidak boleh lebih dari2,5 x tebal rancangan nominal.

    Standar untuk rujukan ( AASH TO )

    T 89 69 : Penentuan batas cara dari tanahT 49 78 : Penetrasi dari material aspalT 50 78 : Pengujian daya apung dari material aspal .T 96 77 : Ketahanan terhadap abrasi dari agregat tanah berukuran kecil denganmenggunakan mesin Los AngelosT 104 77 : Kealapukan agregat menggunakan sodium sulfat atau magnesium sulfat.T 164 76 : Quantitative Extration dari aspal campuran perkerasan AspalT 165 77 : Pengaruh dari air pada kohesi campuran aspal yang dipadatkanT 176 73 : Butir halus yang plastik dalam campuran agregat dan tanah menggunakan Sand Equivalent .T - 165 78 : Berat isi dari campuran aspal yang dipadatkan.T 168 55 : Pengambilan campuran perkerasan aspal.

    T 170 73 : Memperoleh kembali aspal dari larutan dengan dengan metode abson.T 179 76 : Pengaruh panas dan udara pada material sapal (penguji lapisan tipis denganoven/tungku).T 182 70 : Peyelupan dan pengelupasan aspal pada campuran agregat.T 209 74 : Berat jenis maksimum dari campuran perkerasan aspalT 245 78 : Daya tahan terhadap leleh plastis dari campuran aspal menggunakanperalatan.M 17 77 : Bahan pengisi (filler) mineral untuk campuran perkerasan aspal.M 20 70 : Tingkat penetrasi aspal semen.M 226 78 : Tingkat kekentalan aspal.

    Pelaporan.Kontrkator harus melengkapi Direksi Teknik dengan :a. Contoh dari seluruh material material yang disetujui untuk digunakan yang akan

    disimpan oleh Direksi/Pengawas selama periode kontrak untuk keperluan rujukan.b. Laporan tertulis yang memberikan sifat-sifat hasil pengujian dari seluruh material.c. Formula campuran kerja dan data uji yang mendukungnya.d. Pengukuran pengujian permukaan.e. Laporan tertulis mengenai kerapatan dari campuran-campuran yang dihampar.f. Data uji labotarium dan lapangan yang dipersyaratkan untuk pengendalian harian dari

    takaran campuran dan kualitas campuran.g. Catatan-catatan harian dari seluruh Truk yang ditimbang pada alat penimbang.h. Catatan tertulis dari pengukuran tebal lapisan-lapisan dan dimensi perkerasan.

    i. Untuk material aspal yang diusulkan Kontraktor untuk digunakan, pernyataan asalsumbernya, bersama dengan data uji yang memberikan sifat-sifatnya, baik sebelum maupunsesudah pengujian lapisan tipis dalam oven ( Thin Film Oven Test ) ( AASTHO T-179 ),meliputi :

    Penetrasi pada 250C Penetrasi pada 350C

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    22/43

    Ring and ball softtening point Kekentalan pada 600C Kekentalan pada 1350CPembatasan oleh cuacaCampuran hanya biasa dihampar bila permukaannya kering, bila tidak akan hujan dan biladasar jalan yang sudah disiapkan dalam kondisi memuaskan.

    Perbaikan dari Campuran Aspal yang Tidak Memuaskan

    Lokasi lokasi dengan tebal atau kepadatan yang kurang dari yang disyaratkan atau angka-angka yang disetujui, juga lokasi-lokasi yang tidak memuaskan dalam hal lainnya, tidak akandibayar sampai diperbaiki oleh Kontraktor seperti yang diperintahkan oleh Direksi/Pengawas.Perbaikan dapat meliputi pembongkaran dan penggantian, penambahan lapisan Campuran

    Aspal dan/atau tindakan lain yang dianggap perlu oleh Direksi/Pengawas. Bila perbaikantelah diperintahkan maka jumlah volume yang diukur untuk pembayaran haruslah volumeyang seharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak ada pembayarantambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan atau volume tambahan yang diperlukanuntuk perbaikan.

    Pengembalian Bentuk Perkerasan S etelah Pengujian

    Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti atau lainya harus segeraditutup kembali dengan material campuran aspal oleh Kontraktor dipadatkan hinggakepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang diperkenakan yangdipersyaratkan.

    Lapisan Perata

    Tiap jenis campuran dapat digunakan sebagai lapisan perata. Semua persyaratan darispesifikasi ini harus berlaku kecuali :a. Material harus disebut ACL, HRS (L), ATB (L) dan sebagainya.b. Ukuran butui maksimum yang lebih kecil dapat digunakan.c. Ketebalan yang digunakan untuk pembayaran bukanlah tebal rancangan nominal,

    tapiharus dihitung berdasarkan kerapatan, luas dan berat sebenarnya campuran yangdihamparkan.

    B. MATERIAL

    1. Agregat - Umuma. Agregat yang akan digunakan dalam pekrjaan harus sedemikian rupa agar campuran

    aspal yang proposinya dibuat sesuai denga rumusan kerja, akan memiliki kekuatan sisayang tidak kurang dari 75% bila diuji untuk hilangnya kohesi akibat pengaruh airsesuai dengan AASHTO T-165-78.

    b. Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui dahulu oleh Direksi Teknik. Material

    harus ditimbun sesuai dengan persyaratan.c. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus sudah menimbun paling sedikit 40% darijumlah agregat pecah yang dibutuhkan untuk campuran aspal dan selanjutnyatimbunan persediaan harus dipertahankan palingsedikit 40 % dari sisa kebutuhannya.

    d. Tiap-tiap agregat diangkut ke pusat pencampuran lewat Cold Bin yang terpisah.Pencampuran lebih dulu agregat dari jenis atau sumber agregat yang berbeda, tidakdiperbolehkan.

    2. Agregat Kasar untuk Campuran Aspala. Agregat kasar pada umumnya memnuhu gradasi yang disyaratkan seperti dibawah dan

    harus terdiri dari batu pecah atau krikil besi, kecuali farksi agregat kasar untuk latasirKlas A atau B boleh bukan batu pecah. Agregat kasar yang digunakan untuk setiap

    jenis campuran dapat diterima oleh Direksi hanya bila bahan tersebut diperagakandengan pengujian laboratorium dan semua ketentuan sifat campuran seperti dalamtabel dibawah ini.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    23/43

    Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos(mm) (ASTM) Campuran

    NormalCampuran Lap.

    Perata20

    12.79.54.75

    0.075

    3/8# 4

    # 200

    10030 1000 5 50 1 00 - 1

    10095-10050-1000-500-5

    Dalam keadaan apapun, agregat kasar yang kotor dan berdebu dan mengandungpartikel halus lolos ayakan No. 200 lebih besar dari 1 % tidak boleh digunakan. Bahan-bahan seperti ini biasanya dapat memenuhi persyaratan bila dilakukan pencuciandengan alat pencuci yang memadai.

    b. Agregat kasar harus terdiri dari material yang bersih, keras, awet yang bebas darikotoran atau bahan yang tidak dikehendaki dan harus mamiliki persentase keausanyang tidak lebih dari 40% pada 50 putaran seperti yang ditetapkan oleh AASHTO T-96.Bila diuji 5 putaran dengan pengujian keausan dengan sodium sulfal menurut AASHTO

    T-104, kehilangan berat dalam agregat kasar tidak boleh lebih besar dari 12 %.c. Bila disetujui dengan pengujian-pengujian penyelaputan dan pengupasan, AASHTO T-

    128, agregat tersebut harus memeliki luas yang terselaput tidak kurang dari 95 %.

    3. Agregat Halus untuk Campuran Aspala. Biasanya diperlukan sejumlah abu batu hasil pengayakan batu pecah untuk

    menghasilkan suatu campuran yang ekonomis dan memenuhi persyaratan campuran.Pemuatan komponen abu batu dan pasir alam kedalam mesin pencampur harusdipisahkan melalui Cold Bin Feed yang terpisah sehingga perbandingan pasirterhadap abu dapat dikendalikan.

    Ukuran Saringan Jenis Campuran(mm) (ASTM) Latasir

    Kelas ALatasir Klas

    BLataston, Laston &

    ATB9.54.752.36

    600 mic75 mic

    3/8# 4# 8# 30

    # 200

    10098-10095-10076-100

    0-8

    10095-10050-1000-500-5

    10090-10080-10025-1003-11

    b. Dalam keadaan apapun pasir alam yang kotor dan berdebu dan mengandung partikelharus lolos ayakan No. 200 lebih besar dari 0 1 % atau mempunyai nilai ekivalen pasirkurang dari 50 menurut AASHTO T 176, tidak boleh digunakan dalam campuran.

    4. Bahan pengisi untuk Campuran Aspal (AASHTO M 17)a. Bahan pengisi harus terdiri dari abu batu kapur (limeston dust), semen portland, abu

    terbang, abu tanur semen atau bahan mineral non palstis lainnya dari sumber yangdisetujui oleh Direksi. Bahan tersebut harus bebas dari bahan lain yang tidakdikehendaki.

    b. Harus kering dan bebas dari gumpalan gumpalan dan bila diuji dengan pengayakanbasah harus mengandung bahan yang lolos dari saringan 75 micron tidak kurang dari75 % beratnya.

    c. Penggunaan kapur tohor sebagai bahan pengisi dapat memperbaiki daya tahancampuran, membantu penyeliputan dari pertikel agregat dan membatu pengelupasan.

    Akan tetapi banyaknya variasi yang kualitas dari sumber-sumber kapur dankecendrungan dari kapur tersebut untuk membentuk gumpalan-gumpalan terbuktidapat menimbulkan masyalah pada waktu penakaran. Pengembangan kapur karenahidrasi dapat menyebabkan keretakan campuran apabila kadar kapur tersebut terlalutinggi. Apabila kapur yang dipergunakan proposi maksimum yang dijinkan adalah 1%dari berat keseluruhan campuran aspal.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    24/43

    5. Material Aspal Untuk Campuran AspalMaterial aspal harus dari jenis AC 10 atau AC 20 aspal semen yang memenuhipersyaratan dalam AASHTO M 226 78. Untuk mencapai kekuatan campuran yangditetapkan, lebih disukai pengunaan aspal yang lunak.

    1. Bahan Tambahan Untuk AspalDireksi dapat menetapkan atau menyetujui penggunaan suatu bahan tambahan untukmencpai stabilitas yang ditetapkann, stabilitas sisa atau syarat-syarat sifat lainnya,atau untuk meningkatkan keawetan, ketahanan terhadap deformasi atau sifatkelelehan. Bahan tambahan tersebut harus dari jenis yang telah disetujui olehDireksi/Pengawas. Takaran bahan tambahan dan metode pencampuran dengan bahantambahan lainnya, harus disesuaikan dengan petunuuk pabrik. Bila diperlukan olehDireksi/pengawas, kontraktor harus mengirimkan contoh bahan tambahan tersebutdisertai data teknis dan data kimiawinya.

    RUMUS CAMPURAN KERJA

    1. Persetujuana. Sebelum memmulai pekerjaan kontraktor harus menyerehkan kepada

    Direksi/Pengawas rumusan campuran kerja yang diusulkan secara tertulis, untukcampuran yang akan digunakan diproyek. Formula yang diserahkan harus menetapkan,ukuran nominal maksimum dari partikel, sumber-sumber agregat, persentasi darigabungan agregat yang lolos saringan 2.36 mm dan 75 micron, jumlsh total dan kadaraspal efektip yang dinyatakan sebagai persetasi berat dari campuran total, satutemperatur yang pasti yang mana campuran harus dikirimkan ketempatpenghamparan, yang mana semuanya harus dalam batas kompisisi umum dan batas-batas temperatur yang ditentukan. Formula yang diusulkan harus didukung dengandata campuran pendukung dengan data campuran percobaan labotarium dan grafic-grafic.

    b. Dalam menyetujui campuran kerja, Direksi/pengawas atas dasar pertimbangan dapatmenggunakan formula yang diserahkan secara keseluruhan atau sebagian atau dapat

    meminta kontraktor untuk melaksanakan pengujian campuran percobaan tambahanuntuk menyelidiki altenatif agregat-agregat lainya.

    c. Sewaktu meyetujui Rumus Campuran Kerja, Direksi Teknik akan menunjuk agregattertentu, dan sumber-sumbernya yang mendasari formula campuran kerja yangditerapkan.

    d. Campuran kerja harus ditetapkan dan kualitas campuran tersebut harus dikendalikandalam bentuk Rancangan fraksi untuk agregar yang berbeda-beda, seperti diuraikandalam pasal 6.3.5. (3) diatas, bukanya dalam bentuk propinsi takaran agregat.

    2. Menyusul persetujuan atas Rumus Campuran Kerja oleh Direksi / Pengawas, kontraktorharus menghampar percobaan paling sedikit 8 ton dengan menggunakan produk,peralatan penghampar dan prosedur yang diusulkan. Apabila percobaan tersebut gagal

    memenuhi spesipikaisi pada salah satu seginya perlu dibuat penyesuaian dan percobaandiulang kembali. Pekerjaan pengaspalan yang permanen belum dapat dimulai hinggapercobaan yang memuaskan telah dilaksanakan dan disetujui oleh Dierksi/Pengawas.

    3. Penerapan Campuran Kerja dan Toleransi yang diijinkanSeluruh campuran yang dihasilkan harus disesuaikan dengan formula kerja yangditetapkan oleh Direksi/Pengawas, dalam batas rentang toleransi yang dipersyaratkandibawah ini :Toleransi Komposisi CampuranGabungan agregat yang lolos Saringan 9.5 mm : + 7 % berat campuranGabungan agregat yang lolos Saringan 2.36 mm : + 5 % berat total campuranGabungan agregat yang lolos Saringan 150 mikron : + 2 % berat total campuranGabungan agregat yang lolos Saringan 75 mikron: + 1.5 % berat total campuran

    Kadar bahan aspal : + 0.3 % berat total campuranToleransi temperaturMaterial yang meninggalkan tempat pencampur : + 10 0 CMaterial yang diterima ditempat penghamparan : + 10 0 C

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    25/43

    PENGHAMPARAN CAMPURAN

    1. Penyiapan Permukaan yang akan Dilapisi

    a. Sesaat sebelum penghamparan campuran aspal, permukaan yang ada harusdibersihkan dari material yang lepas yang tidak dikehendaki dengan sapu mesin, dandibantu dengan cara manual (dengan tangan) jika diperlukan. Lapis aspal perekat (tackcoat) atau lapis aspal resap pengikat (preamcoat) harus digunakan sesuai dengan pasal6.1, kecuali ditentukan lain oleh Direksi/Pengawas.

    b. Bila permukaan yang dilapis, terdapat ketidak rata itu rusak, atau menunjukanketidakstabilan, atau mengandung material permukaan lama yang telah rusak secaraberlebihan atau tidak melekat dengan baik keperkerasan dibawahnya, harus dibuatrata terlebih dahulu sebagaimana diperintahkan, seluruh material yang lepas ataulunak harus dibuang, dan permukaannya dibersihkan dan/atau diperbaiki dengancampuran aspal atau material lainnya yang disetujui oleh Direksi/Pengawas dankemudian dipadatkan. Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus sama denganyang diperlukan untuk kontruksi pondasi.

    2 . Sepatu ( screed) Tepi.

    Balok kayu atau kerangka lain yang disetujui harus dipasang esuai dengan garis serta

    ketinggian yang diperlukan pada tepi-tepi dari tempat dimana Campuran Aspal panasakan dihampar.

    3 . Penghamparan dan Pembentukan

    a. Sebelum memulai operasi pelapisan, sepatu (screed) dan mesin penghampar harusdipanaskan. Campuran harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian,elevasi, serta bentuk melintang yang disyaratkan.

    b. Mesin penghampar harus dioprasikan pada suatu kecepatan yang tidak akanmenyebabkan retak permukaan, belahan, atau bentuk ketidak beraturan lainnya padapermukaan. Kecepatan penghamparan harus disetujui oleh Direksi/Pengawas danditaati.

    c. Jika terjadi segregasi, belahan atau alur pada permukaan mesin penghampar harusdihentikan dan tidak dijalankan lagi sampai menyebabkan telah ditemukan dan

    diperbaiki. Tempat-tempat yang kasar atau tersegregasi dapat diperbaiki denganmenaburkan bahan yang halus dihindarkan sedapat mungkin. Butir-butir kasar tidakboleh ditaburkan diatas permukaan yang dihampar dengan rapi.

    d. Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada tepi-tepipenadah atau tempat lainnya di mesin.

    e. Dimana jalan akan diaspal hanya separuh dari lebarnya untuk setiap operasi, urutanpengaspalan itu harus dilakukan sedemikian rupa sehingga sehingga panjangpengaspalan setengah lebar jalan itu pada akhir kerja dibuat sependek mungkin.

    4. Pem adatan

    a. Segera setelah campuran dihampar dan diratakan, permukaannya harus diperiksa dan

    setiap ketidakrataan diperbaiki. Temperatur campuran yang terhampar dalam keadaanlepas harus dimonitor dan penggilasan harus dimulai dengan batas viskositas aspal.b. Pengilasan campuran harus terdiri dari tiga oprasi yang berbeda sebagai berikut :

    1. Pengilasan awal atau pemecahan 0 - 10 menit2. Pengilasan sekunder atau antara 10 - 20 menit3. Penggilasan akhir atau penyelesaian 20 - 45 menit

    c. Penggilasan awal atau pemecahan dan peggilasan akhir atau penyelesaian harusseluruhnya dilakukan dengan mesin gilas ban angin. Mesin gilas harus beroprasidengan roda penggerak berada diarah mesin penghampar.

    d. Penggilasan sekunder atau antara, harus mengikuti sedekat mungkin penggilasanpemecah dan harus dilakukan sewaktu campuran masih berada berada padatemperatur yang akan dihasilkan pemadatan maksimum. Pemadatan harus dilakukan

    sewaktu material masih berada dalam kondisi yang masih dapat dikerjakan untukmenghilangkan bekas tanda-tanda penggilasan.

    e. Sambungan melintang harus digilas pertama-tama dan dalam penggilasan awal harusdigilas kearah melintang dengan menggunakan papan ( ditepi perkerasan ) yangmempunyai ketebalan yang diperlukan untuk menyediakan ruang gerak mesin gilasdiluar batas perkerasan. Bila sambungan memanjang tersebut akan dibuat disebelah

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    26/43

    jalur yang telah diaspal, gilasan pertama harus dilakukan sepanjang sambunganmemanjang tersebut untuk suatu jarak yang pendek.

    f. Pada sambungan penggilasan harus dimulai kearah memanjang dan selanjutnya padatepi luar dan sejajar dengan sumbu jalan kearah tengah jalan, kecuali super elevasipada tikungan harus dimulai pada bagian yang rendah dan bergerak kearah bagianyang tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling menutupi dengan paling sedikitsetengah dari lebar roda dan lintasan harus tidak berakhir pada titik berjarak kurangdari satu meter dari lintasan sebelumnya. Usaha penggilasan harus diutamakan padatepi luar dari lebar yang dihampar.

    g. Ketika menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemecah harus terlebih dahulupindah kejalur yang telah dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dariroda penggerak akan menggilas tepi yang belum dipadatkan. Mesin gilas harusmeneruskannya sepanjang jalur ini, dengan menggeserkan posisinya sedikit demisedikit melewati sambungan dengan beberapa lintasan, sampai tercapai sambunganyang terpadatkan dengan rapi.

    h. Arah dari penggilasan harus tidak berubah secara tiba-tiba begitu pula arah yang akanmenyebabkan tersorongnya campuran.

    i. Penggilasan harus berlangsung secara menerus sebagaimana diperlukan untukmemperoleh pemadatan yang merata sewaktu campuran masih dalam kondisi yangdapat dikerjakan sehingga seluruh bekas tanda gilasan dan ketidak rataan hilang.

    j. Untuk mencegah pelekatan campuran keroda mesin gilas, roda-roda tersebut harusdibasahkan secara menerus, tetapi air yang berlebihan tidak diijinkan.

    k. Peralatan berat atau mesin gilas tidak diperbolehkan berada diatas lapisan yang baruselesai, sampai lapisan-lapisan tersebut betul-betul mendingin dan mengeras.

    l. Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atauperlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor diatas tipa bagian perkerasan yangsedang dikerjakan, dapat menjadi sebab pembongkaran dan penggantian dariperkerasan yang rusak tersebut (oleh Kontraktor).

    m. Permukaan campuran setelah pemadatan harus licin dan sesuai dengan bentuk dan

    ketinggian permukaannya yang masih dalam batas-batas toleransi yangdipersyaratkan. Tiap campuran yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengantanah, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan campuranpanas yang baru, yang harus dipadatkan secepatnya agar sama dengan daerah seluas1000 cm2 atau lebih yang menunjukan kelebihan atau kekurangan material aspal betonharus dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolan-tonjolan sambungan, lekukan, danpermukaan yang kasar (cacat) harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan olehDierksi/Pengawas.

    n. Sewaktu permukaan yang sedang dipadatkan dan diselaesaikan kontraktor harusmemotong tepi-tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap material yang berlebihanharus dipotong tegak lurus setelah penggilasan akhir, dan dibuang oleh kontraktor

    diluar daerah milik jalan sehingga tidak kelihatan dari jalan.

    5. Sambungan Sambungana. Baik sambungan memanjang maupun melintang dalam lapisan yang berurutan harus

    diatur sedemikian rupa agar tidak berada satu diatas yang lainnya. Sambunganmemanjang harus diatur sedemikian rupa agar sambungan yang berada dilapisanpaling atas akan berlokasi dipemisah jalur lalu lintas. Sambungan melintang harusdipasang secara bertahap dengan minimum jarak antaranya 25 cm dan harus lurus.

    b. Campuran tidak boleh dihampar pada material yang baru saja digilas kecuali kalautepinya tegak lurus. Sapuan aspal untuk melekat kedua lapisan harus diberiakansesaat sebelum campuran tambahan dipasang diatas material yang sebelumnya digilas.

    PENGENDALIAN DAN PENGGUJIAN MUTU DI LAPANGAN

    1. Pengujian permukaan dari perkersan

    a. Permukaan harus diuji dengan mistar penyipat yang panjangnya, yang disediakan olehkontrkator, diletakan masing-masing secara tegak lurus dan sejajar dengan sumbu

    jalan. Kontrktor harus menugaskan beberapa pegawainya untuk menggunakan mistartersebut dibawah petunjuk Direksi/Pengawas untuk memeriksa seluruh permukaan.

  • 7/21/2019 RENCANA KERJA JALAN

    27/43

    b. Pengujian pengujian untuk memeriksa apakah bentuk permukaan telah memenuhiketinggian yang dipersyaratkan harus dilakukan segera setelah pemadatan awal, danperbedaan harus diperbaiki dengan membuang atau menambah material sebagaimanadiperlukan. Selanjutnya penggilasan akhir, kehalusan dari lapisan harus diperiksakembali batas setiap kerataan dari permukaan yang melewati batas toleransi yangdisebut diatas, serta lokasi-lokasi yang mempunyai kerusakan tekstur, kepadatan ataukomposisi harus diperbaiki se bagaimana diperintahkan oleh Direksi/Pengawas.

    2 . Persyaratan Kepadatan

    a. Kerapatan dari campuran yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalamAASHTO T 166, harus tidak kurang dari 98% untuk jenis campuran lainnya darikerapatan benda uji yang dipadatkan di labotarium dari material dan dengan proposiyang sama.

    b. Cara pangambilan contoh material dan pemadatan dari benda uji harus masing-masingsesuai dengan AASHTO T 168 dan AASHTO T 245.

    3. Pengambilan Contoh Untuk Pengendalian Mutu Campuran

    a. Contoh-contoh dibawah ini harus diambil untuk pengujian harian :i. Agregat dari Hot Bin untuk gradasi gradas i hasil pencucianii. Gabungan agregat p