karies gigi

19
1. Jelaskan mengenai karies gigi D1-D6! Ada beberapa klasifikasi karies gigi. Menurut GV Black, karies di klasifikasikan menggunakan lokasi spesifik dari lesi karies yang terjadi pada gigi. Dibagi menjadi kelas I hingga kelas VI. Sedangkan menurut GJ Mount, karies diklasifikasikan berdasarkan lesi yang terjadi pada permukaan gigi beserta ukuran kavitasnya yang terdiri atas site I, site II dan site III. Gambar 1. Kl as if ik as i k ari es gigi me nur ut GV B lack . Karies gigi diklasifikasikan oleh ICDAS berdasarkan kedalamannya, pembagiannya adalah sebagai berikut: - D1 : white spot yang terlihat jika gigi dikeringkan - D2 : white spot yang terlihat tanpa gigi dikeringkan - D3 : karies email (terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi) - D4 : karies dentin terbatas (Lesi email lebih dalam, tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah mencapai bagian dentino enamel junction/DEJ) - D5 : karies dentin luas (Lesi telah mencapai dentin) - D6 : karies mencapai pulpa (Lesi telah mencapai pulpa) Gamb ar 2. Kl as if ik as i Kari e s Gigi me nur ut I CDAS

Upload: reijefki-simbolon

Post on 14-Oct-2015

314 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Karies Gigi dan tahapannya

TRANSCRIPT

1. Jelaskan mengenai karies gigi D1-D6!Ada beberapa klasifikasi karies gigi. Menurut GV Black, karies di klasifikasikan menggunakan lokasi spesifik dari lesi karies yang terjadi pada gigi. Dibagi menjadi kelas I hingga kelas VI. Sedangkan menurut GJ Mount, karies diklasifikasikan berdasarkan lesi yang terjadi pada permukaan gigi beserta ukuran kavitasnya yang terdiri atas site I, site II dan site III.

Gambar 1. Klasifikasi karies gigi menurut GV Black.

Karies gigi diklasifikasikan oleh ICDAS berdasarkan kedalamannya, pembagiannya adalah sebagai berikut:1. D1: white spot yang terlihat jika gigi dikeringkan1. D2: white spot yang terlihat tanpa gigi dikeringkan1. D3: karies email (terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi)1. D4: karies dentin terbatas (Lesi email lebih dalam, tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah mencapai bagian dentino enamel junction/DEJ)1. D5: karies dentin luas (Lesi telah mencapai dentin)1. D6: karies mencapai pulpa (Lesi telah mencapai pulpa)

Gambar 2. Klasifikasi Karies Gigi menurut ICDAS

1. Apa antibiotik dan analgetik untuk penyakit pada gigi untuk wanita hamil?Perubahan dalam Metabolisme terjadi pada ibu hamil, pada tubuhnya, termasuk dalam rongga mulut. Akibatnya mereka sering mengalami masalah gigi, baik itu mengeluhkan sakit gigi maupun gusi mudah berdarah dan bengkak. Bagi sebagian besar dokter gigi keadaan ini menjadi sulit, disatu sisi perlu dilakukan tindakan khusus namun kondisi fisik ibu hamil cendrung tidak memungkinkan melakukan hal tersebut, namun disisi lain medikasi menjadi dilematis mengingat perlunya pembatasan pemakaian obat-obatan pada ibu hamil. Oleh sebab itu pengetahuan tentang obat yg aman bagi ibu hamil menjadi hal yang wajibbagi para praktisi kesehatan khususnya dokter gigi. Berikut jenis obat-obatan yang dianggap aman untuk ibu hamil.

AnastetikumDalam setiap tindakan utamanya pencabutan dalam kedokteran gigi selalu membutuhkananastetikum. Pada dasarnya anastetikum yang diberikan secara lokal ataupun intravena aman bagi ibu hamil. Termasuk golonganNovocainedanlidocaine. Akan tetapi penambahanepinephrinepada anastetikum tersebut ( untuk menambah masa kerja) cendrung kurang aman bagi ibu hamil. Diduga penggunaanepinephrinemerangsang kontraksi uterus sehingga berisiko tinggi melahirkan premature (aborsi).Oleh sebab itu perlu hati-hati dalam setiap penggunaannya. Jadi jika anda seorang dokter gigi maka pertimbangkan penggunaanepinephrine, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu pada ahli kandungan pasien.

Obat Anti Nyeri (Analgetik)Asetamenofen, dalam hal ini lebih dikenal dengan nama generiknyaParacetamoldianggap anti nyeri yang paling aman untuk ibu hamil. Sejauh ini belum ada penelitian yang mengemukakan adanya pengaruh analgetik ini terhadap ibu hamil.Ibuprofen, salah satu obat golonganNon-steroiddipercaya aman buat ibu hamil sampai kehamilan 32 minggu. Pada kasus nyeri hebat yang membutuhkan penambahan obat anti nyeri yang kuat maka analgetik golongan Narkotik dapat digunakan namun dalam jangka waktu yg pendek (kurang dari 1 minggu). Selama mengkomsumsi obat ini, janin mungkin akan tertidur. Akan tetapi metabolism sang ibu akan cepat menghilangkan obat ini dari sirkulasi janin. Sehingga apabila obat golongan ini digunakan dalam jangka waktu yg lama kemungkinan dapat menyebabkan kematian pada bayi.

AntibiotikDokter gigi cenderung sering menggunakan antibiotik untuk mengobati maupun mencegah infeksi. Untuk ibu hamil sendiri, golongan penicilin dan cephalosporin cendrung dianggap aman. Pada infeksi berat seperti abses, golongan metronidazole dapat digunakan tapi tiidak dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan penggunaan obat golongan tetracyclin sangat tidak disarankan mengingat dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang dan gigi janin.

FluorideMeskipun floride dapat melindungi gigi dari karies, namum penggunaan suplemen fluoride salam kehamilan masih dianggap kontroversial. beberapa penelitian menemukan bahwa anak yang ibunya menkomsumsi suplemen fluoride selama hamil cendrung mudah terkena demam

1. Sebutkan inervasi rahang dan gigi dan sebutkan regio-regio dari nervus trigeminus ?

Gambar 3. Percabangan dari Nervus TrigeminusNervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V atau nervus trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial, selain saraf trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf cranial ke-VII, ke-XI, ke-XII.

NERVUS MAKSILACabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila, palatum, dan gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksilanervus trigeminusini akan bercabang lagi menjadi nervus alveolaris superior. Nervus alveolaris superior ini kemudian akan bercabang lagi menjadi tiga, yaitu nervus alveolaris superior anterior, nervus alveolaris superior medii, dan nervus alveolaris superior posterior. Nervus alveolaris superior anterior mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus alveolaris superior medii mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I bagian mesial, nervus alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian distal serta molar II dan molar III.

NERVUS MANDIBULACabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang membentukplexusdimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi.Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid, terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada beberapa individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral dan ligament periodontal.

Gambar 4. Distribusi Nervus Trigeminus

1. Apa perbedaan antara pulpitis reversible dan pulpitis irreversible? Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri. Pulpa adalah bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan pembuluh darah. akibatkariesyang tidak diobati,trauma,ataurestorasibeberapa.Pulpitis di klasifikasikan sebagai berikut1.Berdasarkan sifat eksudat yang keluar dari pulpa, pulpitis terbagi atas:a)Pulpitis akut. Secara struktur, jaringan pulpa sudah tidak dikenal lagi, tetapi sel-selnya masih terlihat jelas. Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut serosa parsialis yang hanya mengenai jaringan pulpa di bagian kamar pulpa saja dan pulpitis akut serosa totalis jika telah mengenai saluran akar.b)Pulpitis akut fibrinosa. Banyak ditemukan fibrinogen pada pulpa.c)Pulpitis akut hemoragi. Di jaringan pulpa terdapat banyak eritrosit.d)Pulpitis akut purulenta. Terlihat infiltrasi sel-sel masif yang berangsur berubah menjadi peleburan jaringan pulpa. Bergantung pada keadaan pulpa, dapat terjadi pernanahan dalam pulpa.

2.Berdasarkan ada atau tidak adanya gejala, pulpitis terbagi atas:a)Pulpitis simtomatis. Pulpitis ini merupakan respons pe-radangan dari jaringan pulpa terhadap iritasi, dengan proses eksudatif memegang peranan. Rasa sakit timbul karena adanya peningkatan tekanan intrapulpa. Rasa sakit ini berkisar antara ringan sampai sangat hebat dengan intensitas yang tinggi, terus-menerus, atau berdenyut.Yang termasuk dalam pulpitis simtomatis adalah:Pulpitis akutPulpitis akut dengan periodontitis apikalis akut/kronisPulpitis subakut.Gambaran radiografi memperlihatkan adanya karies yang luas dan dalam, kadang-kadang terjadi sedikit pelebaran ligamenperiodontal. Pada pulpitis simtomatis yang disertai periodontitis apikalis terjadi kepekaan terhadap perkusi. Rangsangan panas akan menyebabkan rasa sakit, sebaliknya rasa sakit berkurang dengan adanya rangsangan dingin. Pada stadium awal, gigi menunjukkan kepekaan yang tinggi terhadap teselektrik, selanjutnya kepekaan ini berkurang sejalan dengan keparahan penyakit.b)Pulpitis asimtomatis. Merupakan proses peradangan yang terjadi sebagai mekanisme pertahanan dari jaringan pulpa terhadap iritasi dengan proses proliferasi berperan di sini. Tidak ada rasa sakit karena adanya pengurangan dan keseimbangan tekanan intrapulpa.Yang termasuk pulpitis asimtomatis adalah:Pulpitis kronis ulseratifPulpitis kronis hiperplastikPulpitis kronis yang bukan disebabkan oleh karies (prosedur operatif, trauma, gerakan ortodonti).

3.Berdasarkan gambaran histopatologi dan diagnosis klinis, pulpitis terbagi atas:a)Pulpitis reversibel, yaitu vitalitas jaringan pulpa masih dapat dipertahankan setelah perawatan endodonti.Yang termasuk pulpitis reversibel adalah:Peradangan pulpa stadium transisiAtrofi pulpaPulpitis akut.b)Pulpitis ireversibel, yaitu keadaan ketika vitalitas jaringan pulpa tidak dapat dipertahankan, tetapi gigi masih dapat dipertahankan di dalam rongga mulut setelah perawatan endodonti dilakukan.Yang termasuk pulpitis ireversibel adalah:Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosisPulpitis kronis parsialis dengan nekrosisPulpitis kronis koronalis dengan nekrosisPulpitis kronis radikularis dengan nekrosisPulpitis kronis eksaserbasi akut.

Penjelasan : PulpitisReversiblePulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya dihilangkan maka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali normal.Faktor-faktor yang menyebabkan pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau sebentar seperti karies insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretase periodontium yang dalam dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka.

GejalaPulpitis reversible bersifat asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru muncul dan akan kembali normal bila karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik, apabila ada gejala (bersifat simtomatik) biasanya berbentuk pola khusus. Aplikasi stimulus dingin atau panas, dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam. Jika stimulusinidihilangkan, nyeri akan segera reda. Stimulus panas dan dingin menimbulkan nyeri yang berbeda pada pulpa normal. Ketika panas diaplikasikan pada gigi dengan pulpa yang tidak terinflamasi, respon awal yang langsung terjadi (tertunda), namun jika stimulus panas ditingkatkan maka intensitas nyeri akan meningkat. Sebaliknya, jika stimulus dingin diberikan, pulpa normal akan segera terasa nyeri dan menurun jika stimulus dingin dipertahankan. Berdasarkan observasi hal ini, respon dari pulpa sehat maupun terinflamasi tampaknya sebagian besar disebabkan oleh perubahan dalam tekanan intrapulpa.

Pulpitis IrreversiblePulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpa irreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapat pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif,traumaatau pergerakan gigi dalam perawatan ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.

GejalaPada awal pemeriksaanklinikpulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme (serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang terkena. Menentukan lokasi nyeri pulpa lebih sulit dibandingkan nyeri pada periapikal/periradikuler dan menjadi lebih sulit jika nyerinya semakin intens.Stimulus eksternal, seperti dingin atau panas dapat menyebabkan nyeri berkepanjangan.

Nyeri pada pulpitis irreversible berbeda dengan pulpa yang normal atau sehat. Sebagai contoh, aplikasi panas pada inflamasi ini dapat menghasilkan respon yang cepat dan aplikasi dingin, responnya tidak hilang dan berkepanjangan. Walaupun telah diklaim bahwa gigi dengan pulpitis irreversible mempunyai ambang rangsang yang rendah terhadap stimulasi elektrik, menurut Mumford ambang rangsang persepsi nyeri pada pulpa yang terinflamasi dan tidak terinflamasi adalah sama.

1. Apa yang dimaksud dengan fokal infeksi dan apa saja yang menjadi fokal infeksi rongga gigi dan mulut ?Pengertian fokal infeksi gigi,adalah penyakitgigi merupakan / sebagai sumber suatu penyakit umumyang dapat diderita oleh pasien.Sumber (fokus infeksi)yaitu pusat atau suatu daerah didalam tubuh dari mana kuman tau basil basil dari kuman tersebut dapat menyebar jauh ketempat lain dalam tubuh dan bisa menyebabkan penyakit. Jadi apabila dikatakan gigi sebagi sumber (fokus) infeksi berarti bahwa pusat atau sumber infeksi dari salah satu organ tubuh berasal dari gigi. Adapun salah satu jalan penjalaran kuman dari pusat infeksi sampai keorgan tubuh tersebut, dibawa melalui aliran darah / limfe atau dapat pula secara kontaminasi (Moestopo, 1982).Fokal infeksi merupakan suatu tempat yang dinyatakan sebagai pusat penyebaran suatu infeksi yang dapat mempengaruhi / mengganggu organ lain dalam tubuh bila kondisi jaringan setempat memungkinkan. Hipotesa fokal infeksi dan infeksi lokal sampai saat ini masih bersifat kontrofersial. Sebab tinjauan laboratorium masih belum dapat menunjukkan hasil yang memuaskan akan tetapi pengalaman klinis maupun pengamatan klinis sering kali mendukung dugaan tersebut (Nawawi, 1992).Teori fokal infeksi pada dasarnya tidak lepas dari adanya patogenik mikrobial yang berkembang biak disatu tempat yang pada akhirnya menyebar kebagian tubuh lainnya apabila kondisi memungkinkan. Infeksi mikroba ini dari jenis stretococcus terutama s. viridans dan hemoloticus. Pusat penyebaran infeksi terletak pada satu jaringan yang berisi bakteri patogen yang ada umumnya tidak menunjukkan manifestrasiklinik, sedangkan bila fokus infeksi terletak pada rongga mulut maka perhatian kita ditujukan pada jaringan pula yang mengalami kematian dan jeringan periodontal besertadepositoral terutama plak gigi yang penuh dengan koloni bakteria.Jumlah bakteri di rongga mulut mencapai ratusanjuta. Xiajing Li dkk (2000) dalam Kusumawardani (2011) mencatat lebih dari1011 bakteri dalam setiap miligram plak gigi. Memang tidak semua bakteri rongga mulut membahayakan. Sebagian besar justru dibutuhkan sebagaiflora normalmulut. Bakteri yang potensial menimbulkan penyakit gigi, dan banyak pula dijumpai pada penyakit sistemik.Rongga mulut merupakan cermin dari tubuh kita sehingga setiap perubahan didalamnya dapat dipakai sebagai indikator akan kesehatan tubuh kita. Rongga mulut dan isinya sangat mudah terpengaruh oleh tekanan mekanis, chemis dan mikrobakterium beserta produknya sehingga kelainan yang timbul didalam mulut mungkin dapat berasal dari gangguan di dalam mulut sendiri ataupun akibat manifestasi metastatik dari gangguan organ didalam tubuh.Rongga mulut yang selalu basah oleh saliva merupakanmediayang cukup layak untuk perkembangbiakan mikroba didalamnya. Semenjak manusia lahir mikroba telah terdapat didalam mulut seseorang, sekitar 30 spesies dapat diisoler dari mulut, dan pada umumnya merupakan flora mulut yag apatogen. Bakateri streptokokus viridans paling mendominir didalam mulut dan banyak dikaitkan dengan penyebab infeksi dalam rongga mulut dan saluran pernafasan (Sabiston, 1976). Organisme didalam mulut dapat tinggal didalamnya karena terikat oleh suatu ikatan yang dapat berupa ikatan mekanis, khemic yang berasal dari polimer saliva ataupun produk dari jaringan setempat, adesi antar bakteri yang berbeda spesies,sedang mikroba yang berafinitas rendah terhadap struktur jaringan mulut pada umumnya bersifat mobile dan dapat ikut tertelan bersamaairludah dan bolus makanan. Mikroba yang ikut tertelan apakah dapat berkembangbiak didalam lambung merupakan masalah tersendiri karena seperti telah kita ketahui asam lambung merupakan barier pertama terhadap aktifitas mikrobakterium.Sumber (fokus) infeksidalam rongga mulut, terutama yang berhubungan erat dengan gigi dapat berada di jaringan jaringan (Moestopo, 1982) :1.Periodontium, yaitu jaringan untuk mengikat gigi didalam tulangalveolus, kalau serabut periodontium ini rusak, gigi akan goyang, dan kuman kuman akan lebih mudah mencapai daerah ujung akar gigi dan masuk saluran darah. Keadaan ini yang biasa disebutpyorhoeayaitu gejala keluarnya nanah dari saku gusi yang berasal dari peradangan karena rusaknya periodontium.2.Periapikal,yaitu ujung akar gigi3.Pulpa gigi.

Bahkan dapat berasal dari kuman kuman penyakit didaerahgusi, juga sisa sisa fragmen gigi yang tertinggal,gigi dan lubang lubang baru setelah pencabutan, bekas akar gigi (socket) dapat pula merupakanfokus infeksi.Cara dari kuman kuman tersebut dapat menembus masuk kedalam aliran darah, haruslah melalui lubang / perlukaan pada pembuluh darah atau kelenjar limfe (getah bening), yaitu melalui lesi (kerusakan) yang ditimbulkan oleh trauma mekanis, misalnya pada tindakanpencabutan gigi, gerakan mengunyah pada gigi yang rusak dan goyang, sehingga pada keadaan ini selain terjadi trauma mekanis juga timbul gerakan memompa yang dengan sendirinya akan mempermudah penularan dengan memompakan kuman kuman dari sekeliling akar gigi ke dalam aliran darah dan kelenjar getah bening melalui pembuluh darah (Moestopo, 1982).

Penyakit umum yang disebut sebut disebabkan fokal infeksi dari gigi, diantaranya :DemamrheumatikRheumatoid arthritis(rematik pada persendian)Poly arthritis, ini empunyai gejala ngilu gi banyak persediaan, sehingga sering dikacaukan dengansyphilisstadium kedua yang mempunyai gejala sama.Sub-acute bacterialendocarditis (infeksi padakatup jantung).Penyakit tertentu pada saluranpencernaan.Beberapapenyakit mata.

Meskipun penyakit penyakit tersebut belum tentu sebab utamanya adalah dari gigi.Salah satu akibat yang berat dari fokus infeksi gigi yang telah banyak diselidiki dan diketahui bahwa kuman kuman dari gigi infeksi dapat menjadi sumber infeksinya, yaitu penyakit infeksi katup jantung (sub-acute bacterial endocarditis), biasanya penyakit ini terjadi karena didalam rongga mulut ada gigi yang busuk atau terinfeksi sehingga kuman kumannya tersebar melalui aliran darah.Biasanya kuman yang sering terdapat pada penyakit ini adalah streptoccocus viridans, disamping beberapa macam lainnya yang tumbuh subur dalam rongga mulut.Penyakit endocarditis ini merupakan suatu infeksi yang cukup berbahaya dengan angka kematian yang tinggi meskipun telah mendapat pengobatan yang cukup, terutama bila menyerang penderia dalam usia lanjut. Pada orang yang kena penyakitjantungbawaan mempunyai resiko yang tinggi untuk terkena penyakit endocarditis ini dan selain diberi pengobatan haruslah pusat infeksinya diberantas juga.Penyakit lain yang dapat disebabkan karena fokus infeksi dari gigi, yaitusinusitis maxillaris (peradangan dari rongga tulang rahang atas). Ini biasanya merupakan akibat dari pembusukkan atau infeksi dari gigi rahang atas, dan ini disebabkan karena sinus maxillaris ini letaknya sangat dekat dengan ujung akar gigi atas, terutama akar dari gigimolar(geraham) pertama dan premolar kedua yang berada tepat dibawah dasar dari sinus maxillaris. B ila rongga ini kecil, tulang antara akar gigi dan dasar rongga cukup tebal, tidak mudah tertembus infeksi, tetapi kadang kadang rongga ini besar sekali, sehingga akar gigi menonjol mendesak kedalam rongga tersebut, dimana tulang yang membatasi rongga tersebut tipis sekali, bahkan kadang kadang tidak ada tulang sama sekali, dengan demikian sangat mudah terjadi peradangan sinus yang berasal darigigi yang busuk. Disamping itu pembuluh balik dari rongga tulang rahang atas ini ada hubungan dengan rongga rongga lain dari tengkorak sehingga ada bahaya bahwa infeksi tersebut menjalar kerongga rongga lain dari tengkorak.Infeksi gigi dapat menyebabkan pembengkakan dari daerah ujung akar gigi ke tulang rahang dan bisa meluas sampai ke peradangan tulang sumsum atau osteomyelitis atau ke daerah leher dan bila sampai terjadi pembengkakan di daerah leher akan terjadi penyumbatan kerongkongan, sehingga orang susah bernapas.Kuman kuman penyakit dari infeksi yang ikut aliran darah dapat sampai ke alat alat dalam tubuh yang lain, misalnya ginjal menyebabkan radang ginjal.Pernah pula terjadi pada pembusukan dan peradangan gigi gigi atas menyebabkan gangguan dan kebutaan pada mata, mulai dari kabur sampai tidak dapat melihat dan penyakit ini berangsur angsur sembuh setelah gigi yang menjadi focus infeksi dicabut.Belum dapat dibuktikan secara mutlak kalau setiap penyakit umum disebabkan oleh gigi, tetapi perlu juga diperhatikan bahwa gigi dapat menjadi penyebab dari penyakit umum lainnyaKemajuan dalam klasifikasi dan identifikasi kuman rongga mulut dan bidang imunologi, semakin meyakinkan adanya peran penting infeksi gigi terdapat berbagai penyakit sistemik seperti penyakitjantungdanpembuluh darah,penyakit paru, penyakit gula, stroke,kankerdsb. Juga menjadi semakin jelas gigi dan rongga mulut dapat menjadi tempat asal bagi desiminasi mekroorganisme penyebab penyakit kebagian tubuh lain. Radang gusi dan jaringan pendukung gigi merupakan suatu faktor resiko bagi penyakit sistemik.

1. Sebutkan macam-macam obat kumur ! Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara lain untuk menyingkirkan bakteri perusak, bekerja sebagai penciut, untuk menghilangkan bau tak sedap, mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksi atau mencegah karies gigi. Obat kumur dikemas dalam dua bentuk yakni dalam bentuk kumur dan spray. Masing-masing obat kumur merupakan kombinasi unik dari senyawa-senyawa yang dirancang untuk mendukung higiena rongga mulut. Beberapa bahan-bahan aktif beserta fungsinya secara umum dapat dijumpai dalam obat kumur, antara lain:

a) Bahan antibakteri dan antijamur, mengurangi jumlah mikroorganisme dalam rongga mulut, contoh: hexylresorcinol, chlorhexidine, thymol, benzethonium, b) Bahan oksigenasi, secara aktif menyerang bakteri anaerob dalam rongga mulut dan busanya membantu menyingkirkan jaringan yang tidak sehat, contoh: hidrogen peroksida, perborate c) Astringents (zat penciut), menyebabkan pembuluh darah lokal berkontraksi dengan demikian dapat mengurangi bengkak pada jaringan, contoh: alkohol, seng klorida, seng asetat, aluminium, dan asam-asam organik, seperti tannic, asetic, dan asam sitrat d) Anodynes, meredakan nyeri dan rasa sakit, contoh: turunan fenol, minyak eukaliptol, minyak watergreen e) Bufer, mengurangi keasaman dalam rongga mulut yang dihasilkan dari fermentasi sisa makanan, contoh: sodium perborate, sodium bicarbonate f) Deodorizing agents (bahan penghilang bau), menetralisir bau yang dihasilkan dari proses penguraian sisa makanan, contoh: klorofilg) Deterjen, mengurangi tegangan permukaan dengan demikian menyebabkan bahan-bahan yang terkandung menjadi lebih larut, dan juga dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis. Di samping itu aksi busa dari deterjen membantu mencuci mikroorganisme ke luar rongga mulut, contoh: sodium laurel sulfate.

Beberapa bahan inaktif juga terkandung dalam obat kumur, antara lain: a. Air, penyusun persentasi terbesar dari volume larutan b. Pemanis, seperti gliserol, sorbitol, karamel dan sakarin c. Bahan pewarna d. Flavorings agents (bahan pemberi rasa).Contoh obat kumur antiseptik :LISTERINListerin dipasarkan dengan merek dagang Listerin, merupakan antiseptik yang efektif sebagai anti plak. Uji coba klinisantara 760 hari menunjukkan adanya hambatan pembentukanplak dan radang gingiva bila digunakan untuk membantu kontrolplak secara mekanis. Hasil penelitian ini didukung olehpenelitian Lamser dkk. selama 6 bulan, yang menunjukkanbahwa listerin dapat mengurangi penimbunan plak dan menurunkan derajat keradangan gingiva. Gordon melakukan penelitian untuk membuktikanpengaruh listerin terhadap pembentukan plak dan gingivitis. Pada penelitian ini dilibatkan 144 mahasiswa kedokteran gigidan staf Fakultas Kedokteran Gigi di Dickinson, umur antara1854 tahun. Orang percobaan kumur-kumur dengan larutanlisterin 2 kali sehari sebanyak 20 ml tiap kali kumur selama 30detik. Selama 6 bulan penggunaan obat kumur diawasi olehpetugas kecuali hari libur dan 3 bulan terakhir. Evaluasi dilakukan pada bulan 1, 3, 6, 9. Hasilnya menunjukkan penurunanskor plak yang bermakna pada bulan 1, 3 dan 6 bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (kumur dengan air) sebesar 12,1%,18,3%, 18% pada bulan 1, 3 dan 6. Pada 3 bulan terakhir hanya85 orang percobaan dievaluasi. Hasil evaluasi menunjukkanadanya penurunan indeks plak yang bermakna yaitu sebanyak15,5%, 20,9%, 23,7% dan 19,5% pada bulan 1, 3, 6 dan 9. Terhadap radang gingiva, didapat penurunan indeks radang sebanyak 0,9%, 7,9%, 10,4% pada bulan 1, 3 dan 6. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (kumur dengan air) makapenurunan indeks radang ini tidak bermakna. Pada bulan ke 9,85 orang dan 144 orang percobaan dievaluasi perubahan indeksradang gingivanya; hasilnya didapat penurunan indeks radanggingiva sebanyak 5,1%, 9,0%, 20,8% dan 23,9% pada bulan 1, 3,6, dan 9. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (kumurdengan air) hasil ini menunjukkan perbedaan yang bermakna. Penelitian 1ain melibatkan 131 orang percobaan yang padaakhir percobaan tinggal 103 orang. Orang percobaan dibagidalam 3 kelompok yaitu kelompok I kumur dengan listerin 4 kalisehari. kelompok II kumur dengan listerin 2 kali sehari dankelompok III kumur dengan air/plasebo 2 kali sehari. Penelitiandilakukan selama 2 minggu dan menunjukkan hasil sebagaiberikut: Pada kelompok kumur 4 kali sehari terjadi penurunanindeks plak sebanyak 48,2%, kelompok 2 kali kumur sebanyak38,8%. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol didapatkanperbedaan yang bermakna. Hasil evaluasi radang gingiva mendapatkan penurunan indeks radang gingiva sebanyak 59,6% pada kelompok kumur 4kali sehari dan 56,4% pada kelompok kumur 2 kali sehari. Biladibandingkan dengan kelompok kontrol maka didapatkan perbedaan yang bermakna; namun bila kelompok kumur 4 kali sehari dibandingkan dengan kelompok kumur 2 kali sehari tidakdidapatkan perbedaan yang bermakna.

POVIDONEIODINE Povidone Iodine 1 % sebagai obat kumur yang dipasarkandengan merek dagang Betadine (untuk selanjutnya kami sebutbetadine) sebagai antiseptik mempunyai sifat antibakteri. Obatkumur ini dapat dipakai untuk mengurangi bakteremia setelahpencabutan gigi atau setelah perawatan bedah. Efek betadineterhadap bakteri rongga mulut sangat cepat dan pada konsentrasiyang tinggi dapat mematikan bakteri rongga mu1ut. Bila dibandingkan dengan chlorhexidine, betadine hanya sedikit mempunyai sifat anti p1ak.Addy dkk. mengadakan penelitian untuk membuktikanpengaruh povidone iodine (Betadin) terhadap pembentukan plakdan jumlah bakteri dalam ludah. Penelitian dilakukan terhadap18 orang percobaan yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang kumur dengan betadin dan kelompok lain kumurdengan plasebo/air. Masing-masing orang percobaan kumur-kumur dengan betadine/plasebo 2 kali sehari sebanyak 10 ml tiapkali kumur selama 1 menit. Percobaan dilakukan selama 10 haridengan kontrol pada hari 2,4,5,6,9. Hasil evaluasi sampai akhirpercobaan menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna dariindeks plak antara kedua kelompok, namun didapatkan penurunan jumlah bakteri dalam ludah sebanyak 39,2% bakteri aerob dan31,3% bakteri anaerob. Penurunan terjadi 12 jam setelahkumur-kumur. Bila dibandingkan dengan chlorhexidine penurunan jumlah bakteri jauh berkurang. Penelitian menyimpulkan bahwa povidon iodin tidak dianjurkan untuk membantukebersihan mulut dan perawatan gingivitis karena tidak dapatmenurunkan terjadinya penumpukan plak sehingga radang gusiakan terus berlangsung.HEXETIDINE Hexetidine sebagai obat kumur dipasarkan dengan merekdagang Bactidol termasuk golongan antiseptik dan merupakanderivat piridin. Mempunyai sifat antibakteri, bermanfaat untuk bakteri Gram positif dan Gram negatif, dan dapat digunakanuntuk mengurangi terjadinya keradangan. Hexetidine merupakanantibakteri dengan spektrum luas dengan konsentrasi rendahbermanfaat untuk mikroorganisme rongga mu1ut. Hexetidinedapa digunakan pada penderita dengan radang rongga mulut dannasopharynx. Pernyataan ini dibuktikan pada percobaandengan larutan 0,1 % hexetidine sebagai obat kumur pada orang-orang Anglo di Amerika yang menderita radang rongga mulut;ternyata radang dapat sembuh dengan baik. Hal ini berartihexetidine akan bermanfaat untuk penderita dengan kelainanperiodontal yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penelitian1ain membuktikan bahwa hexetidine dapat mengikat proteinmukosa mulut sehingga dapat menguntungkan hexetidine sebagai antibakteri. Pendapat ini diperkuat oleh Bourgonetyangmengatakan bahwa hexetidine dapat memperpanjang efek antibakteri karena adanya ikatan dengan protein mukosa. Ikatan protein tersebut akan menghambat metabolisme mikroorganismeyang berada pada permukaan mukosa dan plak. Ikatan denganmukosa dan plak ini terjadi selama 7 jam setelah kumur.Penelitian menggunakan larutan 0,1% hexetidine sebagai obatkumur pada orang-orang percobaan selama 14 hari dapat menurunkan radang gingiva sampai 34% pada hari ke 7 dan 38% padahari ke 15, tergantung dari keparahan keradangan maka rata-rata akan sembuh selama 4 minggu.Hexetidine juga dapat menghambat pertumbuhan plak, tetapi kurang efektif bila dibandingkan dengan chlorhexidine.Penelitian dengan menggunakan larutan 0,1% hexetidine sebagai obat kumur yang dipakai 2 kali sehari sebanyak 10 ml tiapkali kumur selama 3060 detik, menyebabkan penurunan indeksplak sebanyak 25% pada hari ke 3 dan 52% pada hari ke 7. Biladibandingkan dengan plasebo penurunan terjadinya akumulasiplak tidak ada berbeda bermakna.

1. Jelaskan mengenai metode-metode atau cara menyikat gigi!Ada beberapa metode yang disarankan para Ahli gigi antara lain :1. SCRUByaitu menggerakkan sikat gigi secara horisontal, ujung bulu sikat diletkkan pada area batas gusi dan gigi, kemudian digerakkan maju mundur berulang-ulang.1. ROLLyaitu menyikat gigi dengan memutar mulai dari gigi geraham paling belakang, gusi dan seluruh permukaan gigi sisanya. Bulu sikat gigi diletakkan pada area batas gusi dan gigi dengan posisi paralel dengan sumbu tegaknya gigi.1. BASSyaitu meletakkan bulu sikatnya pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi. Sikat gigi digetarkan ditempat tanpa mengubah-ubah posisi bulu sikat.1. STILLMANyaitu dengan cara menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara berulang. Setelah sampai di permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi seperti pada metode BASS.1. FONESyaitu dengan mengerakkan secara horisontal sementara gigi ditahan pada posisi menggit (oklusi). gerakkan sikat gigigi dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah.1. CHARTERSyaitu meletakkan bulu sikat dan menekan gigi dengan arah bulu sikat menghadap permukaan kunyah / oklusal gigi. Arahkan 45 derajat pada daerah leher gigi. Tekan pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal 10 kali pada tiap-tiap area dalam mulut.1. Secara umum para ahli menyimpulkan bahwa cara sikat gigi yang paling EFEKTIF adalah dengan mengkombinasikan metode-meoe tersebut. Khusus bagi anak-anak disarankan memulai menyikat gigi dengan metode SCRUB dan dilanjutkan dengan metode BASS.Yang perlu diperhatikan ketika menggosok gigi adalah:(1) Cara menyikat harus dapat membersihkan semua deposit pada permukaan gigi dan gusi secara baik, terutama saku gusi dan ruang interdental (ruang antar gigi);(2) Gerakan sikat gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi dengan tidak memberikan tekanan berlebih;(3) Cara menyikat harus tepat dan efisien (metode kombinasi).(4) Frekuensi menyikat gigi maksimal 3 X sehari (setelah makan pagi, makan siang dan sebelum tidur malam), atau minimal 2 X sehari (setelah makan pagi dan sebelum tidur malam)(5) Selain menyikat gigi dianjurkan untuk membersihkan / menyikat seluruh permukaan lidah, terutama bagian atas lidah.

Telah kita ketahui bahwa frekuensi menggosok gigi adalah sehari 3 X, setiap sehabis makan dan sebelum tidur. Kenyataannya menggosok gigi 3 X sehari tidak selalu dapat dilakukan, terutama ketika seseorang berada di sekolah, kantor atau tempat lain. Manson (1971) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2 X, setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.

Daftar Pustaka

Endah Kusumawardani (2011) ; Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut.Heasman, P., 2003, Master Dentistry: Restorative Dentistry, Paediatric Dentistry, and Louis I. Grosssman, dkk. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Jakarta: EGC.Moestopo (1982); Pemeliharaan Gigi dimulai dari Kandungan sang IbuOrthodontics, vol. 2, Churchill Livingstone, EdinburghStanley J. Nelson and Major M. Ash. Wheelers Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion. 9th Ed. Missouri : Saunders Elsevier. 2010:256-8Sutomo Nawawi (1992);Kedokteran Gigi Pencegahan bidang Studi Periodontologi. FKG UGM Yogyakartahttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25049/4/Chapter%20II.pd diakses pada hari kamis tanggal 19 april 2012 jam 15.10.