kebutuhan psikologis remaja
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
1/12
Kebutuhan Psikologis Remaja
OPINI| 09 June 2013 | 17:14 Dibaca: 634 Komentar: 2 1
Sudah menjadi sunnatullah bahwa dalam menjalani sebuah kehidupan , manusia harus melewatibeberapa massa dimulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa hingga ke masa yang sering
mereka keluhkan yaitu masa tua. Dan diantara masa-masa tersebut ada suatu masa yang konon,
orang-orang menyebutnya sebagai masa yang paling indah yaitu masa yang akrab kita sebutdengan masa remaja.
Menurut ilmu psikologis remaja adalah suatu masa dimana manusia mulai mengenal dan
menyukai lawan jenis, musik, tempat-tempat romantis dan lain sebagainya. Sehingga tidaklah
mengherankan lagi jika mereka mendapatkan kebahagiaan dan kenang-kenangan yang tak
terlupakan pada masa itu. Akan tetapi untuk mewujudkan hal-hal tersebut mereka harus bisamemenuhi kebutuhan-kebutuhan seorang remaja, kebutuhan yang mana sudah menjadi syarat
untuk memperoleh kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup mereka. Seperti yang telah kitaketahui bahwa orang yang menjalani sebvuah kehidupan senantiasa memiliki kebutuhan, terlepas
dari jenis kebutuhannya, entah kebutuhan sandang, pangan atau papan.
Mereka harus memenuhinya dengan jalan ikhtiar tapi untuk para remaja ikhtiar mereka bukanlahpada materi melainkan pada peraihan prestasi dan gengsi. Mereka kerahkan daya dan upaya yangmereka miliki dengan demikian mereka dapat meraih kesuksesan yang mereka damba dan impi-
impikan, tapi apakah sebenarnya apa kebutuhan yang harus mereka penuhi ? dan apa pengaruh
kebutuhan tersebut dngan pendidikan mereka???
Tentu, bagi seorang remaja pendidikanlah kebutuhan yang paling penting bagi mereka, karenakesuksesan dan kegagalan mereka di msad epan ditentukan oleh pendidikan mereka di masa
remaja, hal itu memang sudah menjadi hukum alam di dunia ini, seperti apa yang dikatakan oleh
pepatah arab, barang siapa bersungguh maka ia akan mendapat.
Maka sudah menjadi keharusan bagi seorang remaja untuk memperoleh pendidikan yang layakdan memadai. Di samping itu sorang remaja juga harus memenuhi kebutuhan lain yang sangat
berpengaruh bagi pendidikan mereka yaitu kebutuhan fisik material dan kebutuhan psikologis.
Untuk kebutuhan fisik material pasti semua orang sudah mengetahuinya yaitu kebutuhan yang
berupa makanan, minuman, dan pakaian tetapi untuk kebutuhan psikologi mungkin hanya sedikitorang yang mengetahuinya dan disini kami akan mengulas tentang kebutuhan tersebut.
Pada umumnya kebutuhan psikologis ini berhubungan dengan fungsi pengenalan, ingatan, dayakhayal dan berfikir yang tentunya berbeda antara satu individu dengan lainnya baik secara
kualitas maupun kuantitas karena hal ini didasari kebutuhan diri masing- masing. Taraf dan
kualitas pemuasan kebutuhan psikologis akan menentukan suasana aman bagi mereka dan rasaaman itulah kebutuhan psikologis yang paling pokok dan penting bahkan jika kebutuhan itu tidak
terpenuhi mereka akan memberontak untuk mengdapatkannya.
http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/ -
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
2/12
Jadi sebuah keharusan bagi seorang remaja untuk memenuhi kebutuhan psikologis tersebut
mengingat bahwa kebutuhan tersebut sangat besar bagi remaja. Dan disini akan dijelaskan
mngenai 7 kebutuhan psikologis yang seyogyanya diperoleh dan dimiliki seorang remaja.
Pertama, kebutuhan kasih sayang semua orang pasti membutuhkan yang namanya kasih sayang,
khususnya bagi para remaja, baik itu kasih sayang dari keluarga atau orang lain, karena dengankasih sayang tersebut mereka akan lebih percaya diri dan semangat dalam belajar ataupun
bersosialisasi dengan masyarakat sehingga lebih mudah bagi mereka untuk mendapatkan sebuah
kesuksesan dan kebahagiaan.
Kedua kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam suatu kelompok, sesuai dengan
perkembangan remaja, mereka akan mempunyai keinginan untuk berkumpul dan keinginantersebut akan mereka realisasikan dengan dengan cara mengikutsertakan diri mereka ke dalam
suatu kelompok atau organisasi yang akan memberikan motivasi, pengalaman atau sekedar
sambutan hangat kepada mereka.
Ketiga, kebutuhan untuk berdiri sendiri, dalam proses menuju kedewasaan seorang remaja pastimempunyai keinginan untuk melakukan segala sesuatunya sendiri, tanpa campur tangan
sedikitpun dri orang tua. Mereka menganggap bahwa diri mereka sudah dewasa tetapi itulahyang memang dibutuhkan seorang remaja, dengan hal itu mereka akan mencoba untuk
merencanakan masa depan mereka sehingga presentase kesuksesan mereka menjadi lebih besar.
Keempat, kebutuhan untuk dihargai. Semua orang pasti menginginkan yang namanya
penghargaan, lebih-lebih bagi seorang remaja, mereka menganggap bahwa penghargaan itu
kebutuhan pokok bagi mereka baik dari segi pribadi maupun prestasi. Itu disebabkan karenapenghargaan adalah faktor pendorong bagi mereka utnuk cenderung berbuat baik dan lebih
bersemangat dalam menjalani sebuah kehidupan.
Kelima, kebutuhan untuk berprestasi. Sebagaimana kebanyakan remaja, mereka senantiasa ingin
dapat meraih suatu prestasi, baik dalam segi akademis maupun non akademis, karena dengan
adanya prestasi hidup mereka akan menjadi lebih bermakna dan berharga.
Keenam, kebutuhan akan pengakuan dari orang lain sudah menjadi sifat seorang remaja bahwa
mereka senantiasa ingin diakui eksistensinya oleh orang tua, guru, atau kelompok mereka karenadengan tidka adanya hal itu mereka akan merasa rendah diri dan selalu pesimis dalam
memandang hidup.
Ketujuh, kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh. Remaja adalah usia yang rawan akan
pengaruh dari teknologi maupun orang lain sehingga utnuk mengatasinya mereka membutuhkan
sebuah falsafah atau pedoman hidup. Pedoman hidup tersebut dapat berbentuk kajian agama,
aturan nilai ataupun norma, kaidah atau peraturan hukum yang akan menjadi filter ataupenyaring dalam perbuatan mereka sehari-haris ehingga mereka lebih cenderung untuk
melakukan perbuatan yang lebih bermanfaat.
Itulah ketujuh kebutuhan yang sangatlah penting eksistensinya dalam Life of Teenagers, jadi
-
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
3/12
sudah menjadi harga mati yang takkan bisa ditawar bagi mereka yang mengaku remaja untuk
bisa menyempurnakan langkahnya dengan usaha terbaik agar dapat merengkuh masa depan yang
cerah di kemudian harinya./sun/
MEMAHAMI DINAMIKA PSIKOLOGI REMAJA Drs. Soleh Amini Yahman. MSI Fakultas
Psikologi UMS
A. PENDAHULUAN
Kenakalan remaja yang terjadi pada akhir penghujung abad 20 sekarang ini tidak lagi dikatkan nakal
sekedar nakal sebagaimana lazimnya nakalnya anak muda era tahun 70 80 an yang semestinya
hanya mengundang senyuman atau geleng-geleng kepala. Secara kualitatif kenakalan remaja jaman
sekarang sudah bergeser dari sekedar nakal menjadi tindakan yang menjurus atau bahkan sudah
digolongkan sebagai tindakan kriminal. Tentu saja kenakalan yang demikian tersebut tidak lagimungundang senyum atau sekedar geleng-geleng kepala, tapi membuat orang jadi jengkel dan marah !
Kenakalan remaja telah bergeser kepada bentuk-bentuk kriminal remaja yang sangat merisaukan dan
mengancam taraf keselamatan dan ketentraman hidup masyarakat.
Kalau dahulu kenakalan remaja (misalnya perkelahian) hanya _ dimaksudkan untuk sekedar
mendapatkan pengakuan atas kejagoaannya dan berkelahi dengan tangan kosong, maka sekarang ini
telah mulai menggunakan senjata tajam, potongan besi, parang, clurit, panah bahkan senjata api , yang
kesemuanya itu bukan untuk sekedar melukai, tapi untuk membunuh dan melenyapkan musuh-
musuhnya Kengerian masyarakat terhadap menggilanya kenakalan/kriminal remaja dapat kita tengok
melalu kasus-kasus yang baru saja terjadi di kota pelajar yogyakarta dimana seorang pelajar SMU
tewas sia-sia ditangan siswa SMK lain dengan senjata pembunuh berupa panah, selain juga kasus-kasus
lain yang tejadi di kota besar (Semarang, Jakarta, Surabaya) . Misalnya bagaimna sekelompok remaja di
Jakarta beberapa bulan lalu merampok Bus Kota dan merampas harta benda milik penumpangnya.
Bahkan bukan skedar itu, bila penumpang menolak menyerahkan hartanya, mereka tidak-segan-segan
melukai secara sadis dan tak berperikemnausiaan, dan itu dilakukan oleh remaja yang kebetulan
berstatus sebagai pelajar.! Untuk itu guna memahami dinamika kehidupan psikologis seorang remaja
tulisan/uraian berikut di bawah ini dapat dijadikan bacaan awal untuk memahami perilaku dan
kehidupan psikologis remaja.
Membicarakan remaja memang selalu menarik. Mengapa? karena dinamika/ritme kehidupan
individu di usia remaja memang sangat variatif, cenderung unstabil, bergejolak, dan penuh tantangan.
Dengan kondisi seperti ini, bagaimana cara orangtua/pendidik bisa mengadakan pendekatan pada
remaja, memang perlu pengenalan yang lebih mendalam tentang mereka. Artinya, orangtua/pendidik
perlu berusaha untuk memahami tentang siapa dan bagaimana remaja itu.
-
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
4/12
Agar orangtua/pendidik mampu mengadakan pendekatan se-cara efektif pada remaja
dibutuhkan pemahaman tentang bagaimana proses perkembangan remaja, serta bagaimana orangtua/
pendidik harus mensikapinya. Untuk itu terlebih dahulu orangtua/pendidik perlu mengetahui prinsip-
prinsip perkembangan. Gambaran mengenai pola perkembangan yang tepat merupakan dasar untuk
mampu memahami remaja, sehingga proses pendidikan yang akan diberikan dapat mengenai sasaran
secara efektif.
Menurut para ahli psikologi perkembangan bila orangtua memahami tentang prinsip-prinsip
perkembangan, maka diharapkan mereka akan: 1) mengetahui apa yang diharapkan dari remaja, dalam
arti pada usia berapa kira-kira akan muncul berbagai perilaku khas, dan kapan pola-pola perilaku
tersebut akan digantikan oleh pola perilaku yang lebih matang. 2) da-pat membantu proses penyesuaian
diri remaja secara tepat, dan 3) mengetahui pola normal perkembangan, sehingga memungkinkan
orangtua membantu remaja untuk mempersiapkan diri ketika proses perkembangan tersebut akan
dialami.
B. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa untuk memahami tentang bagaimana proses
perkembangan individu di usia remaja berlangsung, perlu diketahui terlebih dahulu tentang prinsip-
prinsip perkembangan. Mengapa demikian? Karena gambaran mengenai pola perkembangan yang tepat
merupakan dasar untuk memahami individu secara lebih baik. Selain itu juga perlu dipelajari tentang
apa yang menyebabkan adanya variasi dalam perkembangan, sehingga pemahaman terhadap anak
remaja dapat lebih bersifat personal (Hurlock, 1991).
Adapun yang termasuk ke dalam prinsip-prinsip perkembangan adalah (Hurlock, 1990):
1. Perkembangan Mengandung Arti Perubahan
Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif. Artinya adalah perubahan
tersebut terjadi secara progresif, teratur dan koheren (maju terarah, serta ada hubungan yang nyata
antara perubahan yang sedang terjadi dengan yang telah mendahului dan yang akan mengikuti)
(Neugarten, dikutip Hurlock, 1991; dan Monks, dkk., 1999). Menurut Maslow (dalam Hurlock, 1991)
tujuan dari perubahan adalah untuk self-actualization (aktualisasi diri), yaitu upaya untuk menjadi orang
terbaik secara fisik dan mental.
2. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan & Belajar
Yang dimaksud kematangan adalah karakteristik yang secara potensial telah "dibawa" individu yang
bersangkutan, misalnya: kecerdasan, bakat, minat, dsb. (M"nks, dkk, 1999).
-
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
5/12
-
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
6/12
- masa remaja akhir : 18-21 tahun
Pendapat lain dari Monks, dkk. (1999) menggolongkan ma-sa remaja sebagai berikut:
- masa pra-puber (anak akhir) : 10-12 tahun
- masa puber (remaja awal) : 12-15 tahun
- masa remaja : 15-18 tahun
- masa remaja akhir : 18-21 tahun
Adapun Hurlock (1991) memiliki pendapat yang sedikit berbeda, yaitu bahwa masa remaja awal
berlangsung dari 13-16 dan masa remaja akhir berlangsung dari 16-18 tahun. Mereka yang telah
memasuki usia 18 tahun ke atas (18-40 tahun) dikelompokkan sebagai masa dewasa dini.
Dari beberapa pendapat di atas dan melihat fakta yang ada di masyarakat Indonesia, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa masa remaja berlangsung pada usia sekitar 12-21 tahun.
C. PERKEMBANGAN FISIK DAN SEKSUAL REMAJA
Memasuki masa puber individu mengalami percepatan per-tumbuhan fisik yang luar biasa. Dan
proses pertumbuhan fisik ini berlangsung secara tidak bersama-sama, artinya pada bagian-bagian tubuh
tertentu mengalami percepatan lebih dahulu dibanding bagian tubuh yang lainnya. Akibatnya, bentuk
tubuh individu menjadi tidak proporsional (Mussen, et.al., 1989; Hurlock, 1990; Sulaeman, 1995; Monks,
dkk., 1999). Kondisi ini menyebabkan individu harus menyesuaikan diri dengan kondisi fisiknya yang
baru, dan bagi mereka hal tersebut bukan sesuatu yang mudah. Ketika mereka masih dibebani tugasuntuk mengadakan penyesuaian dengan kondisi fisiknya yang baru, proses kematangan seksual mulai
berlangsung, dengan segala efek yang mengikutinya. Dalam situasi seperti ini penerimaan (acceptance)
dan pengertian (understanding) dari lingkungan terdekat (keluarga) sangatlah didambakan.
D. PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA
Perkembangan fisik dan kematangan seksual remaja mengakibatkan perubahan dalam
perkembangan sosialnya (Monks, dkk., 1999). Remaja mulai memperhatikan personal appearance
(penampilan diri) (Sulaeman, 1995), dan mengarahkan aktivitas sosialnya ke arah teman-teman sebaya,meskipun ikatan dengan orangtua tetap tidak dilepas 100% (Monks, dkk., 1999). Dalam situasi seperti ini
konformitas kepada teman-teman sebaya sangat mudah terjadi, terutama bila mereka merasa tidak at
home di rumah, sehingga apapun yang diperintahkan oleh kelompok (peer-group) akan dituruti dan
diikuti tanpa "reserve", bahkan melupakan komitmen dengan keluarganya.
-
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
7/12
E. PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA
Stanley Hall (dalam Mussen, et. al., 1989; Hurlock, 1991; dan Monks, dkk., 1999) menyatakan
bahwa individu di usia remaja berada dalam periode storm and stress (badai dan tekanan) dan sedang
mengalami hightened emotionality (kepekaan emosi yang meningkat), sehingga emosi individu di masa
remaja cenderung unstabil (labil) dan sangat sensitif. Selain itu pola-pola emosi yang dialami remajalebih banyak mengarah ke emosi tidak menyenangkan (negatif), seperti: marah, jengkel, frustrasi, takut,
cemburu, iri, duka cita, dsb. Sedangkan pola-pola emosi menyenangkan (positif), seperti: afeksi, love,
dan happiness relatif kurang begitu dirasakan. Padahal, idealnya antara emosi menyenangkan dan tidak
menyenangkan harus lebih didominasi oleh emosi menyenangkan, agar remaja mudah mengadakan
penyesuaian dengan dirinya sendiri, dan pada gilirannya akan mampu mencapai kematangan emosi.
F. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
Dalam setiap fase perkembangan, individu mempunyai tugas-tugas perkembangan
(developmental tasks) yang harus dilaksanakan (Havighurst, dalam Hurlock,1990; Sulaeman, 1995; dan
Monks, dkk., 1999). Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dari
kehidupan individu yang harus dikuasai agar memperoleh social acceptance (penerimaan sosial). Pada
masa remaja, beberapa tugas perkembangan yang harus dilaksanakan, adalah sebagai berikut
(Havighurst, dalam Hurlock, 1990; dan Sulaeman, 1995):
1. Menerima kondisi fisik dan mampu memanfaatkannya seefektif mungkin.
2. Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebaya, baik yang sejenis maupun
lain jenis.
3. Mampu menjalankan peran-peran sosial sesuai jenis kelaminnya.
4. Mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lain.
5. Mempersiapkan karier ekonomi.
6. Mempersiapkan perkawinan dan berkeluarga.
7. Mengembangkan kecakapan intelktual untuk kepentingan hidup bermasyarakat.
8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etika tertentu sebagai pedoman di dalam berperilaku.
Untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan tersebut anak membutuhkan bantuan dari
lingkungan, sehingga peran dari masyarakat dewasa, khususnya yang terdekat dengan anak (orangtua)
sangatlah diharapkan. Anak yang mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik,
akan dapat mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimiliki secara optimal.
G. BERKOMUNIKASI DENGAN REMAJA
-
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
8/12
Berkomunikasi merupakan salah satu aktivitas utama yang harus dilakukan individu agar dapat
memenuhi fungsinya sebagai mahluk sosial. Komunikasi yang baik adalah kemampuan untuk
mengatakan sesuatu secara tepat, pada waktu, tempat dan pada subjek yang tepat (Mussen, et.al.,
1984). Lalu, bagaimana berkomunikasi dengan anak remaja secara baik?
Dalam berkomunikasi dengan remaja, faktor pemahaman, pengakuan, dan penerimaansangatlah penting, seperti pendapat Gordon (1987) yang menyatakan bahwa memahami, mengakui dan
menerima anak sebagaimana adanya, adalah faktor penting dalam menjalin komunikasi dengan mereka.
Dengan adanya pemahaman, pengakuan dan penerimaan, seorang anak dapat tumbuh, berkembang,
dan membuat perubahan-perubahan yang progresif, serta belajar memecahkan masalah. Selain itu,
secara psikologis anak juga akan semakin sehat, produktif, kreatif dan mampu mengaktualkan potensi
yang dimiliki.
Namun, kebanyakan para orangtua ketika berkomunikasi dengan anak justru cenderung lebih
sering menggunakan "bahasa penolakan (memberi penilaian, mengkritik, memberi peringatan, dan
perintah). "Pesan-pesan" ini akan mengisyaratkan bahwa anak tidak dipahami, diakui dan diterima
sebagaimana adanya.
"Bahasa penolakan" akan mengakibatkan anak bersikap tertutup terhadap orangtua, dan dapat
menyebabkan munculnya gap communication, yang pada gilirannya akan memunculkan remaja-remaja
yang broken home dan menjadi trouble maker di lingkungannya
H. PENUTUP
Agar dapat mengadakan pendekatan dan pendidikan yang pas pada remaja dibutuhkan
kemampuan untuk dapat memahami tentang siapa dan bagaimana remaja itu. Adapun cara-cara yang
dapat ditempuh oleh orangtua/pendidik adalah dengan mengetahui prinsip-prinsip perkembangan,perkembangan psikologis, dan tugas-tugas perkembangan remaja. Dari pengetahuan ini diharapkan
orangtua/pendidik dapat membantu mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki remaja, agar dapat
teraktualisasi secara optimal, serta menghindarkan mereka dari perilaku-perilaku distruktif yang akan
merugikan semua pihak
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B. 1991. Child Development. 6th. Ed. (Alih Bahasa oleh Tjandrasa, M; dan Zarkasih, M.).
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
-----------. 1990. Developmental Psychology. A Life-Span Approach. Fifth Edition (Terjemahan oleh
Istiwidayanti, dkk.) Jakarta: Penerbit Erlangga.
M"nks, F.J.; Knoers, A.M.P.; dan Haditono, S.R. 1999. Psikologi Perkembangan. Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
-
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
9/12
Mussen, P.H.; Conger, J.J.; Kagan, J.; and Huston, A.C., 1989. Child Development And Personality. New
York: Harper & Row Publishers Inc.
Sulaeman, D. 1995. Psikologi Remaja. Dimensi-dimensi perkembangan. Bandung: Mandar maju.
Perkembangan Psikologi Remaja. Bicara tentang psikologi remaja tentu tak lepas dariperkembangan psikologis remaja, yang mana dapat dikatakan suatu fase perkembangan yang
dialami seseorang ketika memasuki usia 12-22 tahun. Pada fase perkembanganpsikologi remaja,
anak harus mampu meninggalkan sifat kekanak-kanakannya. Lebih lanjut tentang psikologi
remajasimak disini.
Perkembangan Psikologi Remaja
1. Siapa Remaja itu?
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53)masa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masadewasa. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 1215 tahun = masa
remaja awal, 1518 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 21 tahun = masa remaja akhir.
Baca selengkapnya diBatasan Usia Remaja
2. Ciri-ciri atau Karakteristik Psikologi Remaja
a. Perkembangan Fisik Psikologi Remaja
Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting dan berdampak
luas bagi perkembangan berikutnya. Padaremaja awal, pertumbuhan fisiknya sangat pesat tetapitidak proporsional, misalnya pada hidung, tangan, dan kaki. Pada remaja akhir,proporsi
tubuhmencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya (Syamsu Yusuf :2005).
Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas ini
dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni :
1) Ciri-ciri Seks Primer
Perkembangan psikologi remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh
yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini
memungkinkan remaja pria, sekitar usia 14 15 tahun, mengalami mimpi basah, keluarsperma. Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang
http://c/Users/Mr_sobirin/Desktop/letta/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja_files/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja.htmhttp://c/Users/Mr_sobirin/Desktop/letta/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja_files/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja.htmhttp://c/Users/Mr_sobirin/Desktop/letta/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja_files/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja.htmhttp://c/Users/Mr_sobirin/Desktop/letta/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja_files/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja.htmhttp://c/Users/Mr_sobirin/Desktop/letta/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja_files/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja.htmhttp://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/http://belajarpsikologi.com/batasan-usia-remajahttp://belajarpsikologi.com/batasan-usia-remajahttp://belajarpsikologi.com/batasan-usia-remajahttp://belajarpsikologi.com/cara-mengatasi-kenakalan-remaja/http://belajarpsikologi.com/cara-mengatasi-kenakalan-remaja/http://belajarpsikologi.com/cara-mengatasi-kenakalan-remaja/http://belajarpsikologi.com/cara-mengatasi-kenakalan-remaja/http://belajarpsikologi.com/batasan-usia-remajahttp://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/http://c/Users/Mr_sobirin/Desktop/letta/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja_files/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja.htmhttp://c/Users/Mr_sobirin/Desktop/letta/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja_files/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja.htm -
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
10/12
-
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
11/12
1) Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya
2) Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsiobat penenang, minuman keras, atau obat terlarang
Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis dapat membantukematangan emosi remaja menjadi :
1) Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek
(sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan lain-lainnya
2) Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tidak
meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak
d. Pekembangan Moral Psikologi Remaja
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapimeningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain).
psikologi remaja
e. Perkembangan Sosial Psikologi Remaja
Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain (social
cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas
psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi, minat, sikap, nilai-nilai, dan
kepribadiannya.
Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah sikap comformity yaitukecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnyadalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dan lain-
lainnya.
f. Perkembangan Kepribadian Psikologi Remaja
Psikologi remaja. Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya identitas diri (jati diri)
yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem
siapa saya? (Who am I ?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari idola-idola
dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor-faktor penting dalam
perkembangan integritas pribadi remaja (psikologi remaja) adalah :
1) Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula
2) Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
3) Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya
-
7/22/2019 Kebutuhan Psikologis Remaja
12/12
4) Kebutuhaninteraksidan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis
5) Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa.Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara
identitas diri
Tindakan antisipasi remaja akhir adalah:
1) Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya
2) Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan
3) Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya
4) Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
g. Perkembangan Kesadaran Beragama
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembanganspiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuan kritis
psikologi remajahingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai membawa
nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritiskepincangan-kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang memedulikan nilai agama,
bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan
spiritual remaja mengalami benturan-benturan danujian.
Demikian perkebanganpsikologi remaja, mudah-mudahanan dapat bermanfaat.
Kata kunci artikel:
Perkembangan Psikologi Remaja
http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/http://belajarpsikologi.com/tips-menghadapi-ujian-nasional/http://belajarpsikologi.com/tips-menghadapi-ujian-nasional/http://belajarpsikologi.com/tips-menghadapi-ujian-nasional/http://c/Users/Mr_sobirin/Desktop/letta/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja_files/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja.htmhttp://c/Users/Mr_sobirin/Desktop/letta/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja_files/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja.htmhttp://c/Users/Mr_sobirin/Desktop/letta/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja_files/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja.htmhttp://c/Users/Mr_sobirin/Desktop/letta/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja_files/PSIKOLOGI%20REMAJA%20%20%20%20Perkembangan%20Psikologis%20Remaja.htmhttp://belajarpsikologi.com/tips-menghadapi-ujian-nasional/http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/