laporan akhir mkt

Upload: ilham-fajar-sutrisno

Post on 10-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    1/25

    I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

    Tanah merupakan akumulasi tubuh alam bebas, yang menduduki sebagian besar

    permukaan bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai

    akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam

    keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.

    Tanah merupakan faktor terpenting dalam tumbuhnya tanaman dalam suatu

    sistem pertanaman, pertumbuhan suatu jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

    satunya ialah tersedianya unsur hara, baik unsur hara makro maupun unsur hara

    mikro. Tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman berfungsi pula sebagai pemasok

    unsur hara, dan tanah secara alami memiliki tingkat ketahanan yang sangat beragamsebagai medium tumbuh tanaman.

    Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman (plant

    nutrient) untuk memenuhi siklus hudupnya. Apabila suatu tanaman kekurangan suatu

    unsur hara, maka akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yang spesifik

    yang biasa disebut gejala kekahatan. Unsur hara yang diperlukan tanaman tidak

    seluruhnya dapat dipenuhi dari dalam tanah. Oleh karena itu perlu penambahan dari

    luar biasanya dalam bentuk pupuk. Pupuk adalah bahan yang diberikan kedalam

    tanah atau tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan dapat

    berfungsi untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah.

    Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan fisika, kimia dan biologi tanah.

    Keadaan fisika tanah meliputi kedalaman efektif, tekstur, struktur, kelembaban dan

    tata udara tanah. Keadaan kimia tanah meliputi reaksi tanah (pH tanah), KTK,

    kejenuhan basa, bahan organik, banyaknya unsur hara, cadangan unsur hara dan

    ketersediaan terhadappertumbuhan tanaman. Sedangkan biologi tanah antara lain

    meliputi aktivitas mikrobia perombak bahan organik dalam proses humifikasi dan

    pengikatan nitrogen udara. Evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan melalui

    beberapa cara, yaitu melalui pengamatan gejala defisiensi pada tanaman secara

    visual, analisa tanaman dan analisa tanah. Analisa tanaman meliputi analisa serapan

    hara makro primer (N, P dan K) dan uji vegetatif tanaman dengan melihat

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    2/25

    pertumbuhan tanaman. Sedangkan analisa tanah meliputi analisa ketersediaan hara

    makro primer (N, P dan K) dalam tanah. Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk

    membahas beberapa hal terkait dengan kesuburan tanah, sehingga pemakalah mampu

    memahami dan menjelaskan dasar-dasar kesuburan tanah, indikator kesuburan tanah,

    evaluasi kebutuhan pupuk dan perbaikan kesuburan tanah.

    1.2 Tujuan1.3 Hipotesis

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    3/25

    II. TINJAUAN PUSTAKA2.1Kesuburan Tanah

    Kesuburan tanah adalah Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur

    hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik

    fisik, kimia dan biologi tanah (Syarif Effendi, 1995).

    Kesuburan tanah adalah kondisi suatu tanah yg mampu menyediakan unsur hara

    essensial untuk tanaman tanpa efek racun dari hara yang ada (Foth and Ellis ; 1997).

    Menurut Brady, kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur

    hara essensial dalam jumlah dan proporsi yang seimbang untuk pertumbuhan.

    Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman

    yang sangat dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH 6-6,5,

    mempunyai aktivitas jasad renik yang tinggi (maksimum). Kandungan unsur haranya

    yang tersedia bagi tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatas-pembatas tanah

    untuk pertumbuhan tanaman (Sutejo.M.M, 2002)

    Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung sejumlah faktor

    pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: bahan induk, iklim, relief,

    organisme, atau waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam pembahasan ilmu

    kesuburan tanah, sedangkan kinerja tanaman merupakan indikator utama mutu

    kesuburan tanah.

    Kesuburan tanah merupakan mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan

    oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang

    menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Ada akar yang berfungsi menyerap air dan

    larutan hara, dan ada yang berfungsi sebagai penjangkar tanaman. Kesuburan habitat

    akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan, dan/atau

    diimbas (induced) oleh keadaan bagian lain tubuh tanah dan/atau diciptakan oleh

    pengaruh anasir lain dari lahan, yaitu bentuk muka lahan, iklim dan musim. Karena

    bukan sifat melainkan mutu maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati,

    akan tetapi hanya dapat ditaksir (assessed).

    Penaksirannya dapat didasarkan atas sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan

    biologi tanah yang terukur, yang terkorlasikan dengan keragaan (performance)

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    4/25

    tanaman menurut pengalaman atau hasil penelitian sebelumnya. Kesuburan tanah

    dapat juga ditaksir secara langsung berdasarkan keadaan tanaman yang teramati

    (bioessay). Hanya dengan cara penaksiran yang pertama dapat diketahui sebab-sebab

    yang menentukan kesuburan tanah. Dengan cara penaksiran kedua hanya dapat

    diungkapkan tanaggapan tanaman terhadap keadaan tanah yang dihadapinya.

    Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menghasilkan bahan tanaman

    yang dipanen. Maka disebut pula daya menghasilkan bahan panen atau produktivitas.

    Ungkapan akhir kesuburan tanah ialah hasil panen, yang diukur dengan bobot bahan

    kering yang dipungut per satuan luas (biasanya hektar) dan per satuan waktu. Dengan

    menggunakan tahun sebagai satuan waktu untuk perhitungan hasilpanen, dapat

    dicakup akibat variasi keadaan habitat akar tanaman karena musim (Schroeder,

    1984).

    Hasil panen besar dengan variasi musiman kecil menandakan kesuburan tanah

    tinggi, karena ini berarti tanah dapat ditanami sepanjang tahun dan setiap kali

    menghasilkan hasilpanen besar. Hasil panen besar tetapi hanya sekali setahun pada

    musim baik, menandakan kesuburan tanah tidak tinggi, karena pada musim yang lain

    tanah tidak dapat ditanami. Hal ini antara lain karena kekahatan (deficiency) lengas

    tanah, atau sebaliknya karena mengalami tumpat air (waterlogged), kadar garam larut

    air meningkat liwat batas, tanah menjadi sulit diolah untuk memperoleh struktur yang

    baik (luar biasa liat atau keras sekali) dan sebagainya.

    Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan fisika, kimia dan biologi tanah

    sebagai berikut:

    1)Kesuburan FisikaSifat fisik tanah yang terpenting adalah solum, tekstur, struktur, kadar air tanah,

    drainase dan porisitas tanah.

    Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara

    langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju

    pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi

    dibandingkan dengan struktur tanah yang padat.

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    5/25

    Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah

    remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak

    yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar

    pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar

    tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap

    pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah.

    Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah

    yang berpori, dibandiangkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman

    makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah

    berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk

    menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan

    untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang

    dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu

    faktor utama pembentuk agregat tanah (Anonim, 2010)

    Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala konsistensi dan

    rasa perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium dengan menguunakan metode-

    metode. Metode tersebut adalah metode pipet atau metode hidrometer (Elisa, 2002).

    Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna

    permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin

    gelap warna tanah semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah

    dilapisan bawah yang kandungan bahan organiknya rendah lebih banyak dipengaruhi

    oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang mempunyai

    sistem drainase (serapan air) buruk, warnah tanahnya abu-abu karena ion besi yang

    terdapat di dalam tanah berbentuk Fe2+

    .

    Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang

    secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral

    dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; Pasir, berukuran 50 mikron2 mm;

    Debu, berukuran 2 50 mikron dan Liat, berukuran dibawah 2 mikron. Tanah

    bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi(ketersediaan

    rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    6/25

    yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan airnya sangat rendah atau

    tanahnya lebih cepat kering.

    Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk

    diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda

    dengan tanah bertekstur lempung atau liat. Tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk

    lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah.

    Disamping itu aplikasi pemupukannya juga berbeda karena pada tanah berpasir

    pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau

    menguap.

    2)Kesuburan Kimia

    Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan

    mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang

    dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan

    gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.

    Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara tanah, reaksi tanah (pH), kapasitas

    tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), dan kemasaman.

    Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen), pH

    adalah nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap

    ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH

    berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar

    daripada ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari

    pada ion OH- larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah

    bersifat asam karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan

    Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih

    bawah atau hilang diserap oleh tanaman.

    Kemasaman tanah merupakan hal yang biasa terjadi di wilayah-wilayah bercurah

    hujan tinggi yang menyebabkan tercucinya basa-basa dari kompleks jerapan dan

    hilang melalui air drainase. Pada keadaan basa-basa habis tercuci, tinggallah kation

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    7/25

    Al dan H sebagai kation dominant yang menyebaabkan tanah bereaksi masam

    (Coleman dan Thomas, 1970).

    Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa seeperti

    tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat

    sedangakan di daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah dapat mencapai di

    atas 9 karena banyak mengandung garam natrium.

    Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada

    umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7,

    karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.

    pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi

    tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat

    racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah

    asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro

    seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi

    racun bagi tanaman.

    pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah.

    Pada pH 5.5 - 7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik

    Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimal.

    Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang

    diharapkan, karenanya pH tanah sangat penting untuk diketahui jika efisiensi

    pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah

    juga dapat memperburuk pH tanah.

    Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan

    menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat

    diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH yang

    ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya setiap

    jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda.

    3)Kesuburan Biologi

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    8/25

    Sifat biologi tanah meliputi bahan organik tanah, flora dan fauna tanah

    (khususnya mikroorganisme penting seperti bakteri, fungi dan Algae), interaksi

    mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan polusi tanah.

    Tanah dikatakan subur bila mempunyai kandungan dan keragaman biologi yang

    tinggi. Berikut merupakan tabel jumlah maksimum biomassa dari organisme tanah

    pada tanah subur yang berada pada padang rumput :

    Kind of organismAbundance

    (no/m2)

    Biomass

    (g/m2)

    Bacteria 3 x 10 300

    Fungi 4 x 10 400

    Protozoa 5 x 10 38

    Nematodes 10 12

    Earthworms and related forms 10 132

    Mites 2 x 10 3

    Springtails 5 x 10 5

    Other invertebrates (snails,

    millipedes, etc)

    2x 10 36

    From:B.N. Richards (1974) Introduction to the Soil EcosystemOrganisme (mikroorganisme) tanah penting dalam kesuburan tanah karena:

    a) berperan dalam siklus energib) berperan dalam siklus harac) berperan dalam pembentukan agregat tanahd) menentukan kesehatan tanah (suppressive / conducive terhadap munculnya

    penyakit terutama penyakit tular tanah-soil borne pathogen)

    2.2Perinsip Pengolahan Tanah yang BaikKesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam yang ditentukan oleh

    interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi habitat akar-akar

    aktif tanaman. Kesuburan habitat akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    9/25

    yang bersangkutan, dan/atau di imbas oleh keadaan bagian lain dari tanah dan/atau

    diciptakan pengaruh dari keadaan lain lahan seperti lahan, iklim dan musim.

    Kesuburan tanah merupakan mutu suatu tanah atau lahan melainkan bukan sifat tanah

    maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati melainkan hanya dapat

    ditaksir. Penaksiran kesuburan tanah dapat dilakukan atas dasar sifat-sifat dan

    kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah tersebut. Selain dengan melihat sifat-sifat dan

    kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah penaksiran kesuburan tanah dapat dilakukan

    secara kangsung dengan cara melihat keadaan tanaman yang berada diareal tersebut.

    Dari kedua cara penaksiran diatas cara penaksiran pertama lebih efektif digunakan

    dalam menaksir kesuburan tanah, karena dengan cara penaksiran pertama dapat

    diketahui faktor-faktor yang dapat menentukan kesuburan tanah. Sedangkan

    bilapenaksiran dilakukan dengan cara kedua maka kita hanya dapat mengetahui

    bahwa tanah tersebut memiliki kesuburan tanah yang baik atau tidak, tanpa bisa

    mengetahui faktor-faktor yang menentukan kesuburan dari tanah tersebut.

    Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah utnuk mendukung pertumbuhan

    tanaman secara optimal sehingga tanamn yang ditanam dapat menghasilkan produksi

    yang optimal. Pada dasarnya kesuburan tanah merupakan tolak ukur dari tingkat hasil

    panen atau tingkat produktivitas suatu tanaman yang ditanam diareal tersebut. Hasil

    panen atau produktivias dari tanaman tersebut diukur dangan bobot kering yang

    diambil pada luasan tertentu dengan satuan waktu tertentu pula. Dengan

    menggunakan tahunan sebagai satuan waktu untuk perhitungan hasil panen, dapat

    dicakup akibat variasi keadaan habitat akar tanaman karena musim (menurut

    Schroeder, 1984 dalam Tejoyuwono et al, 2006). Dari hasil perhitungan jika

    didapatkan hasil panan yang besar dengan variasi musim yang kecil dalam satu tahun

    maka hal ini menandakan bahwa tingkat kesuburan tanahnya tinggi. Hal ini

    menandakan bahwa tanah dapat ditanami sepanjang tahun dan setiap kali penanaman

    dapat memberikan hasil panen yang besar. Namun apabila hasil panen besar namun

    hanya dapat ditanami sekali dalam setahun, dan penanaman hanya dapat dilakukan

    pada musim baik saja. Hal ini menandakan bahwa tingkat kesuburan tanahnya rendah

    karena pada musim lain tanah tidak dapat ditanami.

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    10/25

    Kesuburan tanah itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu kesuburan tanah aktual dan

    juga kesuburan tanah potensial. Kesuburan tanah aktual adalah kesuburan tanah yang

    hakiki. Sedangkan kesuburan tanah potensial adalah kesuburan tanah maksimum

    yang dapat dicapai dengan intervensi teknologi yang mengoptimalkan semua faktor.

    Intervensi teknologi yan gdapat mengoptimalkan semua faktor tersebut diantaranya:

    (1) terdapat keseimbangan antara tambahan hasil panen atau nilai tambah ekonomi

    dari komoditi sesuai yang diharapkan dengan tambahan biaya yang harus

    dikeluarkan, (2) kemampuan masyarakat untuk membiayai intervensi tersebut, (3)

    keterampilan masyarakat dalam menerapkan teknik intervensi tersebut secara

    berkesinambungan. Ketiga faktor intervensi tersebut tidak dapat diterapkan apabila

    salah satu dari ketiganya tidak dimiliki oleh petani sendiri, karena ketiga faktor

    intervensi tersebut saling mempengaruhi. Untuk kemampuan itu sendiri dipengaruhin

    oleh dua faktor yaitu petani itu sendiri termasuk koperasinya dan juga pemerintah

    dengan subsidi atau kreditnya. Sedangkan untuk keterampilan teknik melaksanakan

    intervensinya dipengaruhi oleh keterampilan petani dan bantuan pemerintah dalam

    menyediakan sarana dan prasarana teknik yang meliputi jalan, bendungan, saluran

    irigasi, drainase dan juga bimbingan teknologi. Jika semua faktor diatas dapat

    dilaksanakan dengan baik maka sifat dan kelakuan tanah menjadi penentu tanggapan

    tanah terhadap intervensi teknologi yang diberikan. Sehingga tingkat dan juga macam

    intervensi yang diberikan ditentukan oleh jenis tanah dan keadaan lingkungan yang

    mempengaruhi sifat tanah tersebut. Jadi setiap wilayah memilik kriteria yang

    berbeda- beda dalam pemberian intervensi teknologinya.

    Intervensi teknologi diatas diberikan oleh petani untuk melakukan pengelolaan

    kesuburan tanah. Pengelolaan kesuburan tanah sendiri bertujuan untuk

    mengoptimumkan kesuburan tanah tersebut. Setiap jenis tanah memiliki sifat yang

    berbeda-beda begitu pula dengan tanamn yang ditanam pada tanah tersebut juga

    memiliki sifat dan persyaratan tumbuh dan berkembang yang berbeda-beda pula.

    Maka ukuran optimum kesuburan tanah menjadi berbeda-beda pula, sehingga

    diperlukan pengelolaan kesuburan tanah yang berbeda. Kriteria optimum kesuburan

    didasarkan atas sejumlah variabel tanah yang menentukan produktivitas tanaman.

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    11/25

    Kesuburan tanah tersbut bukan ditentukan oleh jumlah pengaruh tiap variabel itu

    sendiri melainkan oleh daya pengaruh yang timbul dari hubungan interaktif atau

    kompensatif antar variabel. Sebagai contoh pada beberapa sifat tanah seperti pH,

    tekstur, struktur, mineralogi lempung dan bahan organik mentukan dinamika lengas

    tanah.

    Hampir semua proses dan kejadian dalam tanah dapat terjadi karena pengaruh air

    sebagai mediumnya. Semua proses-proses yang menciptakan kesuburan tanah atau

    sebaliknya mendorong terjadinya degradasi tanah seperti hidrolisis, pelarutan yang

    dapat menuju pada proses pencucian dalam tanah dan juga proses reduksi semuanya

    dilakukan oleh air. Salah satu contoh adalah proses reduksi, proses ini terjadi karena

    air menutup jalan masuknya udara kedalam tanah.

    Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa pengelolaan lengas tanah menjadi pokok

    pengelolaan kesuburan tanah. Dimana pemupukan merupakan salah satu usaha dari

    pengelolaan kesuburan tanah itu sendiri. Namun usaha pemupukan tersebut tidak

    dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan apabila tidak disertai dengan

    pengelolaan lengas tanah. Namun apabila pemupukan dilakukan pada tanah yang

    kekurangan lengas tanah justru akan membuat tanaman pada areal tersebut menjadi

    stress. Stress pada tanaman tersebut terjadi karena pada tanah yang kekurangang

    lengas dan dilakukan pemupukan terjadi peningkatan kekentalan larutan tanah. Hal

    ini disebabkan jika keadaan larutan dalam tanah lebih kental dibandingkan dengan

    keadaan larutan dalam jaringan tanaman akan menyebabkan air dalam jaringan

    tanaman dapat keluar untuk menyamakan keadaan diantara tanah dan juga tanaman.

    Jika air dalam jaringan tanaman keluar maka tanaman akan menjadi stress. Sistem

    irigasi dan juga drainase yang baik merupakan cara pengelolaan lengas tanah yang

    biasa digunakan.

    Setelah melakukan pengelolaan lengas tanah dan lengas tanah dalam keadaan baik

    maka usaha selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengar cara melakukan

    pemupukan. Menurut pengertian luas pemupukan adalah pemberian pupuk kepada

    tanah dengan maksud memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah. Sedangkan

    pemupukan menurut pengertian khusus adalah pemberian bahan yang dimaksudkan

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    12/25

    untuk menambah hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam tanah. Pemberian bahan

    yang dimaksud disini untuk memperbaiki keadaan tanah secara fisik, kimia dan

    biologinya. Bahan- bahan yang diberikan dalam rangka perbaikan sifat fisik, kimia

    dan biologi tanah meliputi mulsa, pembenahan tanah, pemberian kapur untuk

    menaikkan pH tanah, pemberian belerang untuk menurunkan pH, dan juga pemberian

    gips untuk menurunkan kadar garam yang terlalu tinggi dalam tanah.

    Selain dengan menggunakan bahan diatas pemuukan dapat dilakukan juga dengan

    menggunakan pupuk hijau atau pupuk kandang. Bahan-bahan pupuk yang diberikan

    dapat meningkatkan atau memperbaiki serapan pupuk melalui peranan bahan

    amandemen dalam mengefektifkan interaksi antara tanah dan pupuk dan/atau

    memperbaiki keadaan lingkungan perakaran yang pada gilirannya mengefektifkan

    keadaan fisik akar tanaman dalam menyerap unsur hara dalam tanah. Dengan bahan

    amandemen dalam dapat memperbaiki serapan unsur hara pada tanah meskipun

    tanpa disertai pemupukan yang menambahn unsur hara, kesuburan tanah sudah dapat

    ditingkatkan. Pemupukan dengan pupuk hijau dan pupuk kandang lebih efektif dalam

    peningkatan serapan unsur hara dalam tanah, karena pupuk kandang dan pupuk hijau

    memiliki fungsi rangkap yaitu menambahkan unsur hara dan mengamandemen tanah.

    Pupuk hijau atau pupuk kandang yang akan diaplikasikan harus diolah terlbih dahulu

    agar proses dekomposisi pada bahan organik yang terkandung dalam pupuk hijau dan

    pupuk kandang tersebut dapat berlangsung dengan baik. Dalam pengaplikasian pupuk

    hijau atau pupuk kandang ke tanah ada beberapa cara yaitu: (1) memberikannya

    langsung ke tanah, baik itu sebagai mulsa ataupun langsung dibenamkan dalam tanah,

    (2) membakarnya, (3) mengomposkannya.

    Bahan organik yang terkandung dalam pupuk hijau dan juga pupuk

    kandang berfungsi sebagai penyimpan unsur hara yang secara perlahan akan di

    lepaskan kedalam jaringan air tanah dan disediakan bagi tanaman. Dengan

    kemampuan bahan organik mengikat dan menyimpan unsur hara, maka tanah yang

    memiliki kandungan bahan organik cukup dapat mel;epaskan unsur haranya seara

    perlahan sehingga kesuburan tanah tetap dapat dijaga meskipun tanpa adanya

    pemupukan ulang. Selain berfungsi dalam menyimpan dan mengikat unsur hara

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    13/25

    bahan organik dalam tanah dan atas tanah berfungsi melindungi dan juga membantu

    dalam mengatur suhu dan kelembaban tanah.

    Dari hasil pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dala pengelolaan

    kesuburan tanah dapa dilakukan beberapa cara yaitu dengan cara pengelolaan lengas

    tanah. Pengelolaan lengas tanah dilakukan dengan cara melakukan pemupukan dan

    penambahan bahan-bahan. Bahan-bahan yang ditambahkan berupa pemberian mulsa,

    pemberian kapur, pemberian belerang, dan pemberian gips. Sedangkan untuk

    pemupukannya dilakukan dengan pemberian pupuk kandang dan juga pupuk hijau

    untuk meningkatkan serapan dan ketersediaan unsur hara dalam tanah. Dari kedua

    cara yang dilakukan pemberian pupuk hijau dan pupuk kandang lebih efektif dalam

    usaha pengelolaan kesuburan tanah karena unsur hara dari pupuk kandang dan pupuk

    hijau ketersediaanya dan serapannya berlanjut.

    2.3 Tinjauan Tiap Topik

    2.3.1 Isu Kekeringan

    Kekurangan Bahan OrganikBahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang,

    dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh

    tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan

    penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami

    pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam

    pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya

    bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui

    melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.

    Faktor yang Mempengaruhi Bahan Organik Tanah

    Diantara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen

    tanah, faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan drainase.

    Kedalaman lapisan menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik

    terbanyak ditemukan di lapisan atas setebal 20 cm (15-20%). Semakin ke bawah

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    14/25

    kadar bahan organik semakin berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan organik

    memang terkonsentrasi di lapisan atas.

    Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin,

    kadar bahan organik dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama kadar bahan

    organik dan N bertambah 2 hingga 3 kali tiap suhu tahunan rata-rata turun 100C. bila

    kelembaban efektif meningkat, kadar bahan organik dan N juga bertambah. Hal itu

    menunjukkan suatu hambatan kegiatan organisme tanah.

    Tekstur tanah juga cukup berperan, makin tinggi jumlah liat maka makin tinggi kadar

    bahan organik dan N tanah, bila kondisi lainnya sama. Tanah berpasir memungkinkan

    oksidasi yang baik sehingga bahan organik cepat habis.

    Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena

    kondisi aerasi yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi

    daripada tanah berdrainase baik. Disamping itu vegetasi penutup tanah dan adanya

    kapur dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan

    akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini saling

    berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri (Hakim et al, 1986).

    Peranan Bahan Organik Bagi Tanah

    Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan

    organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu

    sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk

    granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang

    stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya.

    Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur

    remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat

    diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan

    erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena

    ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.

    Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar,

    hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sekitar

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    15/25

    setengah dari kapasitas tukar kation berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber

    hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar

    organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat

    ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya,

    serta hasil dari dekomposisi itu sendiri.

    Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Fisika Tanah

    - Meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat

    polaritas air yang bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan

    partikel tanah dan bahan organik. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah

    dan tanaman di atasnya. Kadar air optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah

    0,5 bar/ atmosfer.

    - Warna tanah menjadi coklat hingga hitam. Hal ini meningkatkan penyerapan energi

    radiasi matahari yang kemudian mempengaruhi suhu tanah.

    - Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya

    - Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat.

    Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur

    tanah. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat

    yang stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan

    organik. Hai ini berlangsung melalui mekanisme:

    - Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah,

    diantaranya jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh

    mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia atau

    hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan

    bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan agregat.

    - Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan aktinomisetes.

    Dengan cara ini pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat dapat terjadi dalam

    tanah.

    - Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan bagian-bagian pada senyawa

    organik yang berbentuk rantai panjang.

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    16/25

    - Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif liat

    dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara basa dan

    ikatan hidrogen.

    - Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antara bagian negatif liat

    dan bagian positf dari senyawa organik berbentuk rantai polimer.

    Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah

    Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari

    kapasitas tukar kation (KTK) tanah berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat

    meningkatkan kapasitas tukar kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar daripada

    koloid mineral yang meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap suatu tanah mineral.

    Peningkatan KTK akibat penambahan bahan organik dikarenakan pelapukan bahan

    organik akan menghasilkan humus (koloid organik) yang mempunyai permukaan

    dapat menahan unsur hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan

    organik dapat menyimpan pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah. Peningkatan

    KTK menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara.

    Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme,

    sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali. Berbeda dengan

    pupuk komersil dimana biasanya ditambahkan dalam jumlah yang banyak karena

    sangat larut air sehingga pada periode hujan terjadi kehilangan yang sangat tinggi,

    nutrien yang tersimpan dalam residu organik tidak larut dalam air sehingga

    dilepaskan oleh proses mikrobiologis. Kehilangan karena pencucian tidak seserius

    seperti yang terjadi pada pupuk komersil. Sebagai hasilnya kandungan nitrogen

    tersedia stabil pada level intermediet dan mengurangi bahaya kekurangan dan

    kelebihan.

    Bahan organik berperan sebagai penambah hara N, P, K bagi tanaman dari hasil

    mineralisasi oleh mikroorganisme. Mineralisasi merupakan lawan kata dari

    immobilisasi. Mineralisasi merupakan transformasi oleh mikroorganisme dari sebuah

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    17/25

    unsur pada bahan organik menjadi anorganik, seperti nitrogen pada protein menjadi

    amonium atau nitrit. Melalui mineralisasi, unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman.

    Meningkatkan kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara

    dari mineral oleh asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai

    dan ketersediaan hara dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen,

    fosfor dan belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus hasil dekomposisi

    bahan organik akan mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral.

    Mempengaruhi kemasaman atau pH. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan

    atau malah menurunkan pH tanah, hal ini bergantung pada jenis tanah dan bahan

    organik yang ditambahkan. Penurunan pH tanah akibat penambahan bahan organik

    dapat terjadi karena dekomposisi bahan organik yang banyak menghasilkan asam-

    asam dominan. Sedangkan kenaikan pH akibat penambahan bahan organik yang

    terjadi pada tanah masam dimana kandungan aluminium tanah tinggi , terjadi karena

    bahan organik mengikat Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak terhidrolisis

    lagi .

    Peranan bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas dalam

    kaitannya dengan dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini terjadi

    perubahan terhadap komposisi kimia bahan organik dari senyawa yang kompleks

    menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses yang terjadi dalam dekomposisi yaitu

    perombakan sisa tanaman atau hewan oleh miroorganisme tanah atau enzim-enzim

    lainnya, peningkatan biomassa organisme, dan akumulasi serta pelepasan akhir.

    Akumulasi residu tanaman dan hewan sebagai bahan organik dalam tanah antara lain

    terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin, lemak, minyak, lilin, resin, senyawa N, pigmen

    dan mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan unsur-unsur hara dalam tanah.

    Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Biologi Tanah

    Jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum, pemberian

    bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme.

    Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    18/25

    yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan

    kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik menyediakan karbon sebagai

    sumber energi untuk tumbuh.

    Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat.

    Bahan organik segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai

    jasad renik yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor

    lingkungan mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan

    yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari

    senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa

    lebih stabil yang disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin banyak

    pula populasi jasad mikro dalam tanah.

    Peranan Bahan Organik Bagi Tanaman

    Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik

    berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk

    pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung

    untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Peranan bahan organik ada

    yang bersifat langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi

    tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah.

    Pengaruh Langsung Bahan Organik pada Tanaman

    Melalui penelitian ditemukan bahwa beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat diserap

    langsung dari bahan organik dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Dulu

    dianggap orang bahwa hanya asam amino, alanin, dan glisin yang diserap tanaman.

    Serapan senyawa N tersebut ternyata relatif rendah daripada bentuk N lainnya. Tidak

    dapat disangkal lagi bahwa bahan organik mengandung sejumlah zat tumbuh dan

    vitamin serta pada waktu-waktu tertentu dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan

    jasad mikro.

    Bahan organik ini merupakan sumber nutrien inorganik bagi tanaman. Jadi tingkat

    pertumbuhan tanaman untuk periode yang lama sebanding dengan suplai nutrien

    organik dan inorganik. Hal ini mengindikasikan bahwa peranan langsung utama

    bahan organik adalah untuk menyuplai nutrien bagi tanaman. Penambahan bahan

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    19/25

    organik kedalam tanah akan menambahkan unsur hara baik makro maupun mikro

    yang dibutuhkan oleh tumbuhan, sehingga pemupukan dengan pupuk anorganik yang

    biasa dilakukan oleh para petani dapat dikurangi kuantitasnya karena tumbuhan sudah

    mendapatkan unsur-unsur hara dari bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah

    tersebut. Efisiensi nutrisi tanaman meningkat apabila pememukaan tanah dilindungi

    dengan bahan organik.

    Pengaruh Tidak Langsung Bahan Organik pada Tanaman

    Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya

    terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Bahan organik tanah

    mempengaruhi sebagian besar proses fisika, biologi dan kimia dalam tanah. Bahan

    organik memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P dan S untuk tanaman

    peranan biologis di dalam mempengaruhi aktifitas organisme mikroflora dan

    mikrofauna, serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah dan lainnya.

    Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang tumbuh di tanah tersebut.

    Besarnya pengaruh ini bervariasi tergantung perubahan pada setiap faktor utama

    lingkungan. Sehubungan dengan hasil-hasil dekomposisi bahan organik dan sifat-sifat

    humus maka dapat dikatakan bahwa bahan organik akan sangat mempengaruhi sifat

    dan ciri tanah.

    Peranan tidak langsung bahan organik bagi tanaman meliputi :

    - Meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman. Bahan organik dapat meningkatkan

    kemampuan tanah menahan air karena bahan organik, terutama yang telah menjadi

    humus dengan ratio C/N 20 dan kadar C 57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat dari

    bobotnya. Karena kandungan air tersebut, maka bahan organik terutama yang sudah

    menjadi humus dapat menjadi penyangga bagi ketersediaan air.

    - Membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur-unsur

    tersebut dari pencucian. Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh

    mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali.

    - Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah Peningkatan KTK menambah

    kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara.

    - Memperbaiki struktur tanah Tanah yang mengandung bahan organik berstruktur

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    20/25

    gembur, dan apabila dicampurkan dengan bahan mineral akan memberikan struktur

    remah dan mudah untuk dilakukan pengolahan. Struktur tanah yang demikian

    merupakan sifat fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman. Tanah

    yang bertekstur liat, pasir, atau gumpal akan memberikan sifat fisik yang lebih baik

    bila tercampur dengan bahan organik.

    - Mengurangi erosi dengan memperbaiki agregasi tanah. Bahan organik merupakan

    pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat

    tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada

    taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi

    berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau

    infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran

    permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi

    lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.

    - Menstabilkan temperatur. Bahan organik dapat menyerap panas tinggi dan dapat

    juga menjadi isolator panas karena mempunyai daya hantar panas yang rendah,

    sehingga temperatur optimum yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk

    pertumbuhannya dapat terpenuhi dengan baik.

    - Meningkatkan efisiensi pemupukan. Secara umum, pemberian bahan organik dapat

    meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Demikian pula dengan

    peranannya dalam menanggulangi erosi dan produktivitas lahan. Penambahan bahan

    organik akan lebih baik jika diiringi dengan pola penanaman yang sesuai, misalnya

    dengan pola tanaman sela pada sistem tumpangsari. Pengelolaan tanah atau lahan

    yang sesuai akan mendukung terciptanya suatu konservasi bagi tanah dan air serta

    memberikan keuntungan tersendiri bagi manusia.

    Warna Tanah Pola Tanam Monokultur Musim Kemarau Jauhnya Aliran Sungai

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    21/25

    BAB III METODOLOGI

    3.1 Waktu dan Tempat

    Praktikum Manajemen Kesuburan Tanah dilaksanakan selama kegiatan praktikum

    yaitu hari Rabu dan dilaksanakan di plot erosi Fakultas Pertanian Universitas

    Brawijaya dengan kegiatan penanaman tanaman jagung serta pengamatan, dan juga

    pengambilan sampel tanah pada hari Senin, tanggal 21 Oktober 2013 di Kecamatan

    Kromengan, Kabupaten Malang.

    3.2 Kondisi Umum Wilayah

    Kecamatan Kromengan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di bagian

    selatan wilayah Kabupaten Malang. Secara administratif, di sebelah barat, timur dan

    selatan, berturut-turut berbatasan dengan Kecamatan Wonosari, kecamatan Kepanjen,

    dan Kecamatan Sumberpucung. Kecamatan Kromengan terbagi menjadi 6 wilayah

    desa, yaitu Jambuwer, Peniwen, Kromengan, Ngadirejo, Jatikerto, dan Slorok.

    Secara umum, jenis tanah yang mendominasi Kecamatan Kromengan adalah

    Inceptisol dan Asosiasi Alfisol, dengan nama great group Typic Tropudalf dan

    Fluventic Ustropept. Berdasarkan peta topografi yang ada, kecamatan Kromengan

    termasuk dataran rendah dengan ketinggian tempat 220 - 400 m di atas permukaan

    laut. Jika dilihat dari letaknya secara topografis, daerah ini terletak di lereng bawah

    Gunung Pitrang dengan bahan induk penyusun tanahnya didominasi oleh bahan

    aluvium dan fluvent.

    -

    - -5000 mm.

    3.3 Metode Penelitian

    Metode penelitian Praktikum Manajemen Kesuburan Tanah berupa pengambilan

    sampel tanah komposit secara acak di lahan yang saat itu ditanami oleh komoditas

    tembakau. Semua contoh tanah yang dimabil secara acak tersebut kemudian

    dimasukkan ke dalam karung goni sebelum nantinya akan digrinding untuk

    menghaluskan tanah.

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    22/25

    Isu masalah yang ada pada wilayah penelitian adalah kekeringan, sehingga perlakuan

    yang diberikan adalah pemberian pupuk organik dengan harapan pemberian bahan

    organik mampu mengembalikan kesehatan tanah dengan pemenuhan kebutuhan air.

    Rancangan yang dilakukan untuk polybag percobaan adalah dengan Rancangan Acak

    Kelompok (RAK) dengan jumlah tiga (3) perlakuan dengan perbedaan masing-

    masing perlakuan adalah dosis pupuk organik yang diberikan. Perlakuan pertama

    dosis pupuk yang diberikan yaitu sebanyak 3 kg, perlakuan kedua sebanyak 2 kg, dan

    perlakuan ketiga sebanyak 1 kg. Masing-masing perlakuan dilakukan ulangan

    sebanyak tiga (3) kali ulangan.

    Dalam pengambilan sampel tanah, alat yang diperlukan, antara lain cangkul untuk

    mengambil sampel tanah, karung goni sebagai tempat untuk sampel tanah, serta

    kertas label untuk memberikan keterangan tanah yang digunakan untuk sampel.

    Setelah kegiatan pengambilan sampel tanah, kegiatan selanjutnya yang dilakukan

    adalah pengujian sampel tanah yang meliputi pengujian C-organik, N total, serta

    kandungan P dan K. Kemudian selanjutnya dilakukan penanaman tanaman jagung

    dengan populasi 2 tanaman per polybag. Kemudian dilakukan pengamatan dengan

    parameter tinggi tanaman dan jumlah daun. Setelah 41 hari setelah penanaman,

    dilakukan analisa laboratorium dengan parameter pengamatan antara lain C-organik,

    N total, kandungan P serta K, pH serta EH.

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    23/25

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    4.1.1 Data Pengamatan

    4.1.2 Grafik Pengamatan

    4.1.3 Rancangan Percobaan yang Diamati

    4.2Pembahasan

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    24/25

    V. PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    5.2 Saran

  • 7/22/2019 Laporan Akhir MKT

    25/25