laporan pengujian merusak
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
1/29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perlakuan panas (heat treatment) didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari
pengendalian pemanasan dan pendinginan pada temperatur dan waktu tertentu untuk
menghasilkan logam dengan sifat mekanik yang diinginkan. Perlakuan panas
dilakukan untuk mendapatkan mikro struktur logam yang seragam, meningkatkan
kekuatan, kekerasan, keuletan, ketangguhan (untuk finishing product), serta sifat
mampu las, sifat mampu mesin, sifat mampu bentuk dan dapat mengurangi tegangan
sisa (untuk produk setengah jadi), yang muncul dari hasil pengerjaan logam tersebut
sebelumnya.
Beberapa jenis perlakuan panas antara lain normalizing, annealing,
spheroidizing, homogenizing, full annealing, stress relieving dan recristallization,
dapat meningkatkan keuletan dan ketangguhan logam, sedangkan quenching atau
hardeningdapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan logam. Sifat-sifat mekanik
yang dihasilkan ini didukung oleh mikro struktur yang terbentuk setelah perlakuan
panas, struktur mikro tersebut antara lain distribusi fasa ferit, perlit, martensit dan
fasa hasil transformasi lainnya.
ntuk mempelajari perlakuan panas maka terlebih dahulu harus mempelajari
karakteristik baja selama proses transformasi selama pemanasan maupun
pendinginan, karena hal ini dapat dilakukan untuk memprediksi struktur mikro apa
yang terbentuk. !ekanisme transformasi struktur dalam baja akan dipengaruhi
pengaturan temperatur pemanasan, waktu penahanan (holding time) dan unsur paduan
yang terkandung dalam baja. "ujuan perlakuan panas yaitu untuk menghasilkan
logam dengan sifat mekanik yang diinginkan.
#
#
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
2/29
1.2 Tujuan Penelitian
!emahami tujuan perlakuan panas dan pengaruhnya terhadap perubahan sifat
kekerasan logam. Perlakuan panas yang dilakukan adalah quenchingdan normalizing.
1.3 Ruang Lingku Penelitian
$alam percobaan perlakuan panas kali ini dibatasi hanya dengan cara
%uenching, dan normali&ing serta 'ariable sifat mekanik yang ditinjau adalah sifat
kekerasan.
1.! "iste#atika Penulisan
Penulisan laporan ini terdiri dari enam bab. Bab #, yaitu pendahuluan yang
berisi latar belakang masalah, tujuan percobaan, batasan masalah, dan sistematika
penulisan. Bab , yaitu tinjauan pustaka yang terdiri dari definisi perlakuan panas,
transformasi fasa pada saat pemanasan, transfor,asi pada saat pendinginan,
Pembentukan Perlit. Bab , yaitu metode percobaan yang terdiri dari diagram alir
percobaan, alat dan bahan yang digunakan, serta prosedur percobaan. Pada bab *,
data percobaan terdiri dari tabel hasil percobaan dan grafik hasil percobaan. Bab *
merupakan pembahasan. Pada bab * terdiri dari kesimpulan hasil percobaan yang
telah dilakukan.
+
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
3/29
BAB II
TIN$AUAN PU"TA%A
2.1 De&inisi Perlakuan Panas
Perlakuan panas (heat treatment) didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari
pengendalian pemanasan dan pendinginan pada temperatur dan waktu tertentu untuk
menghasilkan logam dengan sifat mekanik yang diinginkan. Perlakuan panas
dilakukan untuk mendapatkan struktur mikro logam yang seragam, meningkatkan
kekuatan, kekerasan, keuletan, ketangguhan serta sifat mampu las, sifat mampu
mesin, sifat mampu bentuk, dan dapat mengurangi tegangan sisa (untuk produk
setengah jadi), yang muncul dari hasil pengerjaan logam sebelumnya.
Proses ini sangat dipengaruhi oleh kondisi awal material seperti komposisi
kimia serta struktur mikro, karena suatu baja atau paduan meski memiliki komposisi
yang sama, namun struktur mikronya berbeda, maka sifat mekaniknya pun berbeda
yang semua ini dipengaruhi oleh proses perlakuan panas yang dialami oleh material
tersebut.
Proses pemanasan biasanya dilakukan sampai suhu austenit yang akan
bertransformasi selama proses pendinginan, pemberian waktu tahan (holding time)
bertujuan untuk memberikan kesempatan atom-atom untuk berdifusi
menghomogenkan austenit. Pendinginan akan menyebabkan austenit bertransformasi
dan struktur mikro yang terbentuk akan sangat tergantung dari laju pendinginan.
Besi dikenal sebagai satu logam yang memiliki sifat allotropi, memiliki
bentuk lattice yang berbeda, besi memiliki tiga macam modifikasi allotropi.padagambar #. menunjukan kur'a pendinginan besi murni cair yang didinginkan akan
mulai membeku pada # / menjadi besi delta (0) dengan struktur B//. Pada #122
/ akan mengalami transformasi menjadi besi gamma (3) struktur 4//. Besi gamma
ini tetap stabil sampai temperatur 5#2 2/, dimana terjadi transformasi lagi menjadi
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
4/29
besi alpha non magnetik (6) yang berstuktur B//. Pada pendinginan selanjutnya
sudah tidak ada lagi perubahan transformasi fasa. Pada 789 2/ terjadi perubahan
menjadi besi alpha non magnetik menjadi alpha magnetik, tetapi tidak terjadi
perubahan pada struktur kristal.
Setiap proses transformasi selalu mengalami penghentian penurunan
temperatur yang ditandai oleh garis mendatar, yang menunjukan proses berlangsung
secara isothermal. "iap bentuk allotropi besi mempunyai kemampuan melarutkan
karbon yang berbeda-beda.
#. Besi delta mampu melarutkan karbon sampai maksimum 2.#2 :
pada #22 /
+. Besi gamma mampu melarutkan karbon sampai maksimum +.2 :
pada ##2 ;/
. Besi alpha mampu melarutkan karbon sampai maksimum 2.2+ :
pada 7+ ;/
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
5/29
pendinginan, seperti pada
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
6/29
$imana lamel-lamel ferrit dan sementit dari perlit akan bereaksi membentuk
austenit. "emperatur tidak akan mengalami kenaikan bila perlit belum habis, setelah
habis kenaikan temperatur akan terjadi dan ferrit proeutektoid akan mengalami
transformasi allotropi ferit yang B// akan menjadi austenit yang 4//.
Bila pemanasan mencapai temperatur ># maka akan terjadi reaksi eutektoid
seperti baja hipoeutektoid yaitu ferit dan sementit pada perlit akan bereaksi
membentuk austenit. Pada temperatur ># austenit mengandung 2.9: /, sisanya
berada pada sementit, jika temperatur dinaikan diatas >#, maka kemampuan austenit
melarutkan karbon juga akan naik, sehingga karbon yang tadinya berada pada
sementit sedikit demi sedikit mulai larut kedalam austenit, jaringan austenit lama
kelamaan akan menipis dan akhirnya akan habis, struktur seluruhnya sudah menjadi
austenit.
>ustenit yang terbentuk belum homogen, dimana pada baja hipoeutektoid
austenit dari perlit mengandung 2,9:/ sedang yang berasal dari ferit kadar karbon
jauh lebih sedikit. Pada baja hipereutektoid austenit awalnya mengandung 2,9:/ dari
perlit, namun akan bertambah dari karbon yang larut dari jaringan sementit yang
berada disekitar austenit.
2.3 Trans&'r#asi (asa Pa)a "aat Pen)inginan
$alam suatu proses laku panas, setelah mencapai temperatur austenit dan
ditahan pada temperatur tersebut secukupnya maka selanjutnya dilakukan
pendinginan dengan laju pendinginan tertentu.
Struktur mikro yang terjadi setelah pendinginan akan tergantung pada laju
pendinginan. Sehingga akan dapat diprediksi sifat mekanik apa yang diharapkan.
"ransformasi fasa pada saat pendinginan memegang peranan penting terhadap sifat
baja yang dikenal suatu proses laku panas. >ustenit dari baja hipoeutektoid bila
didinginkan dengan lambat, pada temperatur kritis >mulai membentuk inti kristal
ferit yang tumbuh pada batas butir kristal austenit. "ransformasi ini terjadi karena
austenit mengalami perubahan allotropi dari besi gamma menjadi besi alpha. =arena
8
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
7/29
ferit hanya dapat melarutkan karbon dalam jumlah sedikit maka kandungan karbon
dalam austenit akan semakin besar bila ferit yang tumbuh makin banyak (ditandai
dengan turunnya temperatur), besarnya kandungan karbon dalam austenit dengan
menurunnya temperatur mengikuti garis >, sehingga pada temperatur mencapai titik
>#komposisi sisa austenit sama dengan komposisi eutektoid dan selanjutnya austenit
akan bertransformasi menjadi perlit.
2.! Mekanis#e Pe#*entukan Perlit
Pembentukan perlit dimulai dengan tumbuhnya inti sementit pada batas butir
austenit. ntuk tumbuhnya sementit yang memiliki kadar karbon 8,87: diperlukan
sejumlah karbon yang diperoleh dari austenit disekitarnya, yang mengeluarkan
karbon untuk dapat menjadi ferit.
=arbon ini selanjutnya akan keluar kekanan dan kekiri dan sebagian kagi
mengumpul pada sementit untuk bertumbuhnya sementit yang sudah ada, dan yang
keluar ke sisi lain akan membentuk sementit baru. Proses ini berlangsung terus
menerus sehingga akan diperoleh struktur yang berlapis-lapis (lamellar) yang terdiri
dari ferit dan sementit yang disebut perlit.
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
8/29
dan recristalization dan pada kondisi non e%uilibrium antara lain yaitu thermal
hardening, tempering, austempering, martempering..
2.+ Perlakuan Panas Pa)a %'n)isi E,uili*riu#
Perlakuan panas yang terjadi pada kondisi e%uilibrium akan menghasilkan
struktur mikro yang mendekati diagram fasanya.Annealing adalah suatu proses laku
panas yang dilakukan pada logam atau paduan dalam pembuatan produk. Prinsip
annealing ialah memanaskan baja sampai suhu tertentu, kemudian menahannya
selama waktu tertentu kemudian didinginkan dengan lambat.
"ujuan utama proses annealing ialah melunakan, menghaluskan butir kristal,
menghilangkan internal stress, memperbaiki machinability dan memperbaiki sifat
kelistrikan@kemagnetan.
Bentuk-bentuk perlakuan panas annealing
1. Full annealing
2. ormalizing
!. "pherodizing
#. "tress relief annealing
$. %omogenizing
2.+.1 Full annealing
"ujuan dari proses full annealing adalah untuk membuat baja lebih lunak,
menghaluskan butir kristal, serta dapat memperbaiki sifat machinability. Berbagai
macam proses annealing dilakukan dengan memanaskan baja sampai temperatur
diatas > untuk baja hipoeutektoid dan diatas garis ># untuk hipereutektoid.
=emudian didinginkan dalam dapur atau ruang yang memiliki penyengat panas yang
baik sehingga memberikan efek pendinginan yang sangat lambat.
Baja dalam proses mengalami pemanasan yang cukup tinggi biasanya butiran
kristalnya terlalu besar atau kasar sehingga sifat mekaniknya kurang baik sehingga
perlu dihaluskan dengan proses annealing.
9
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
9/29
Selama pemanasan di bawah garis ># belum nampak ada perubahan,
perubahan mulai terjadi setelah mencapai temperatur kritis ># butir kristal perlit
bertransformasi menjadi kristal austenit yang halus. Pada baja hipoeutektoid bila
pemanasan lebih tinggi maka ferit akan bertransformasi menjadi austenit yang
berbutir halus sedang austenit yang berasal dari perlit hampir tadak berubah.
Perubahan akan selesai pada garis >, pada saat ini austenit masih halus namun belum
homogen. $engan menaikan temperatur sedikit diatas >dan memberi holding time
seperlunya akan diperoleh austenit yang halus dan homogen, sehingga bila
didinginkan lambat akan diperoleh kristal ferit dan perlit yang halus, begitu juga
sebaliknya.
$eformasi dingin atau pemanasan yang tinggi dan pendinginan yang cepat
akan meningkatkan kekerasan suatu baja, bila diinginkan sifat lunak tertentu baja
tersebut harus dilakukanfull annealing, sehingga akan terbentuk ferit dan perlit serta
perlit dansementit net&or'(baja hipoeutektoid) yang lebih lunak sebelumnya.
2.5.2 Normalizing
Pemanasan untuk normalizing lebih tinggi dari pada pemenasan untuk full
anneling sampai sekitar diatas temperatur >untuk baja hipoeutektoid, pendinginan
dilakukan di udara, sehingga lebih cepat menyebabkan kecepatan pembentukan ferit
proeutektoid dan perlit akan lebih banyak.
Pendinginan yang lebih cepat akan menyebabkan lamel sementit pada perlit
menjadi lebih tipis jugasementit net&or'pada baja hipereutektoid menjadi lebih tipis
atau terputus-putus. Aadi normalizing pada umumnya menghasilkan struktur yang
halus, sehingga baja dengan komposisi kimia yang sama akan memiliki yield
strength, kekerasan dan impa' strength akan lebih tinggi dari pada hasil full
annealing.
ormali&ing dapat juga dilakukan pada benda uji tempa untuk menghilangkan
tegangan dalam dan menghaluskan butiran kristalnya sehingga sifat mekanisnya
menjadi lebih baik. ormalizing dapat juga menghomogenkan struktur mikro
5
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
10/29
sehingga dapat memberi hasil yang begus dalam proses hardening sehingga
umumnya sebelum dihardeningbaja harus dinormalizingterlebih dahulu.
Pada normalizingpemanasan sebaiknya tidak terlalu tinggi karena butir kristal
austenit yang terjadi akan terlalu besar sehingga akan tumbuh didalam butir kristal
austenit kasar yang akan menurunkan keuletan atau ketangguhan suatu baja.
2.+.3 Sphereodizing
Baja hipoeutektoid yang dikenal memiliki struktur yang terdiri dari perlit yang
terbungkus oleh sementit net&or'. >danya jaringan sementit ini menjadikan baja
memiliki machinabilityyang rendah. ntuk memperbaikinya makasementit net&or'
tersebut harus dihancurkan dengan prosessphereodising.
"phereodisingdilaksanakan dengan memanaskan sampai disekitar temperatur
kritis bawah atau sedikit dibawahnya dan dibiarkan pada temperatur tersebut dalam
waktu yang lama baru kemudian didinginkan. "ingginya temperatur dan dalam
jangka waktu yang lama, maka sementit yang sebelumnya berbentuk plat akan hancur
menjadi bola-bola kecil (sphere) yang disebut sphereodite yang tersebar dalam
bentuk ferit. Pada baja hiper eutectoid strukturnya terdiri dari perlit yang terbungkus
oleh jaringan sementt. Sphereodite akan tersebar apabila holding time semakin
panjang.
"phereodising maupun annealing serta normalizing dapat digunakan untuk
memperbaiki machinability suatu baja. ntuk menentukan proses mana yang akan
digunakan utnuk machineability suatu baja, sangat tergantung pada karbon dalam
baja. Sphereodising sering kali dilakukan pada baja medium atau tinggi, seperti tabel
di bawah ini.
#2
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
11/29
"abel #. Penggunaan prosessphereodizingpada berbagai baja karbon
- %ar*'n Optimum Microstructure
,*,2
,2*,!
,!*,#
,#*,
,*1,
As +old olled
-nder / dia, normalized
0ver / dia, as cold rolled
Annealed to give coarse perlit
Annealed to give coarse perlit or
sphereodite.#22:sphereodite, coarse to fine
2.+.! Stress Relief Annealing
Prinsip dasar annealingadalah sama yaitu memanaskan baja sedikit dibawah
temperatur >#yaitu antara 2 C 82 /. "tress relief annealing biasanya bertujuan
untuk menghilangkan tegangan dalan yang timbul sebagai akibat dari proses
pengerjaan dingin atau machiningyang dialami sebelumnya, dimana adanya internal
stressakan menyebabkan material menjadi keras dan getas.
2.+.+ Homogenizing
Baja hasil tuangan berstruktur dendritik sehingga terjadi coring akibat
pendinginan yang tidak seimbang atau merata. =ondisi ini akan menurunkan sifat
mekanik dari benda coran tersebut. Sehingga perlu dilakukan homogenizing.
/ara melakukan homogenisingdilakukan dengan memanaskan baja sampai
temperatur yang cukup tingi didaerah austenit dan membiarkannya dalam waktu yangcukup lama, sehingga terjadi difusi dan struktur mikronya menjadi lebih homogen,
kemudian didinginkan dengan lambat. Pemanasan yang tinggi biasanya akan
mengkibatkan struktur mikro yang kasar pada saat pendinginan sehingga biasanya
dilakukan tahapan lagi berupa annealing.
##
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
12/29
2. Perlakuan Panas Pa)a %'n)isi N'n/E,uili*riu#
2..1 Thermal Hardening
hermal hardening merupakan proses laku panas dengan kondisi non
e%uilibrium dengan pendinginan berlangsung pada kondisi non e%uilibrium sehingga
struktur mikro yang diperoleh juga adalah struktur mikro yang tidak e%uilibrium.
Proses thermal hardeningantara lain yaitu
1. %ardening
2. empering
!. Austempering
#. artempering
2..1 Hardening
"ujuan dari hardening adalah memperoleh struktur martensit yang keras.
%ardeningdilakukan dengan memanaskan baja, tahap pertama yaitupreheatingpada
2-82 2/ dan tahap pemanasan akhir adalah 522-#22 atau pada +-2 2/ diatas
pemperatur kritis atas >untuk baja hipoeutektoid dan temperatur +-22/ diatas
temperatur kritis bawah >#untuk baja hipereutektoid. Dal yang perlu diperhatikan
selama pemanasan termperatur preheating untuk mengurangi efek distorsi serta
kontrol terhadap kecepatan pemanasan sehingga tidak terjadi gradien temperatur yang
sangat tajam. "emperatur pemanasan yang hanya dibawah temperatur eutectoid tidak
akan menaikkan kekerasan yang berarti karena pada pemanasan tersebut tidak akan
terjadi austenit, sehingga pada pendinginan nantinya tidak akan diperoleh martensit.
Pemanasan yang hanya sampai antara temperatur ># dan > memang sudah
menghasilkan austenit, tetapi masih ada ferrit, yang bila didinginkan kembali, ferrit
tersebut masih berupa ferrit lunak.
Bila pemanasan diteruskan ke temperatur yang lebih tinggi lagi, maka akan
diperoleh austenit dengan butiran yang terlalu kasar, sehingga bila didinginkan
kembali akan ada kemungkinan terjadi struktur yang terlalu getas dan juga tegangan
#+
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
13/29
yang terlalu besar yang timbul sebagai akibat perbedaan temperatur antara bagian
permukaan dan bagian dalam benda kerja yang dapat menimbulkan distorsi bahkan
juga retak.ntuk baja hipereutektoid, bila temperatur pemanasan terlalu tinggi, maka
kadar karbon didalam austenitnya akan terlalu besar, sehingga pada pendinginan
kembali mungkin akan banyak tersisa austenit yang tidak bertransformasi, yang juga
akan mengakibatkan tidak tercapainya kekerasan maksimum, disamping itu juga
kemungkinan terjadinya distorsi@ retak akan lebih besar
2..2 Tempering
Baja yang dikeraskan dengan martensit pada kondisi setelah kuens (as%uench)
memiliki sifat yang getas, serta menimbulkan tegangan sisa yang sangat tinggi dan ini
tidak memberikan manfaat bagi suatu design mesin. Sehingga diperlujan tempering
yang bertujuan untuk mengilangkan tewgangan sisa akibat pembentukan martensit
serta mengembalikan sebagian lagi keuletan dan ketangguhan dan sedikit mengurangi
kekerasan.
Proses tempering dilakukan dengan memanaskan baja hasil kuens pada
temperature kritis bawah dan menahannya beberapa saat E # jam, baru didinginkan
kembali. !ekanisme yang terjadi selama pemanasan martensit sebagai struktur
metastabil ( yang akan berubah menjadi stabil) dengan struktur B/" ayng merupakan
lautan padat supersaturated dengan karbon yang terperangkap dalam karbon yang
terperangkap dalam struktur B/" akan mengeluarkan karbon dan akan berpresipitasi
keluar membentuk karbida besi, sihingga tegangan sisa berkurang sedang B/"
berangsur menjadi B// semakin tinggi pemanasan dan penahanan maka
kekerasannyapun akan senakin berkurang, hal ini dapat dilihat dari hasil uji tarik,
namun akan berbeda jika dilakukan uji impak dimana baja yang distemper pada suhu
+22-1+ 2/ akan mengalami penurunan ketangguhan dan kekerasan, sehingga apabila
diinginkan suatu baja dengan kekerasan tinggi maka temperature tempernya di bawah
+22 2/, sebaliknya apabila diinginkan ketangguhan yang tinggi, naka tempering
#
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
14/29
dilakukan pada temperature diatas 1+ 2/. >pabila benda kerja tidak terdapatstess
raiseratau takikan tempering pada temperature +22-1+ 2/ tidak berakibat buruk.
2..! Austempering
>ustempering adalah proses laku panas yang dikembangkan langsung dari "
diagram untuk memperoleh struktur ang seluruhnya bainit. "emperature
pemanasannya sama dengan proses annealing atau hardening, pendinginannya
dilakukan dengan kuens pada garam cair (salt bath +22-1+2/) sampai temperature
diatas !s dan dibarkan sampai transformasi menjafi bainit selesai. Sehingga
memperoleh kekuatan dan kekuatan Fc 1- debngan ketangguhan atau keuletannya
tinggi. =ekurangan dari austempering adalah apabila benda kerjanya memiliki
ukuran cukup besar, karena pendinginannya bias lebih lambat sehingga strukturnya
tidak lagi bainit. ntuk itu baja austempering harus memilki hardenability yang
cukup dan tebal benda kerja tidak lebih dari 2, inchi.
Pada austempering bahaya terjadinya distorsi atau retak dapat dihindari tidak
seperti pada proses kuens dan temper yang timbul akibat degaradasi temperature
antara permukaan dan bagian dalam.
2.." Martempering
ntuk menghilangkan distorsi dapat dilakukan dengan tempering atau
ma%uenching, caranya pemanasan sampai suhu austeniting dilanjutkan dengan
pendinginan cepat sampai sedikit diatas temperature !s dengan media garam cair dan
menahannya sesaat agar temperature merata atau homogen, kemudian sebelum terjadi
transformasi ke bainit segera didinginkan lagi di udara. Pendinginan di udara dengan
temperature sedikit diatas !s sehingga gradient temperatunya hanya sedikit, maka
pembentukan martensit terjadi pada seluruh benda kerja secara bersamaan sehingga
tegangan yang terjadi hanya sedkit dengan kata lain disorsi dapat dihindari. Setelah
terbentuk martensit harus dilakuakan tempering untuk mengembalikan sebagian
#1
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
15/29
keuletan atau ketangguhan pada tingkat kekerasan dan kekuatan yang diinginkan,
struktur akhir yang terbentuk adalah martensit temper.
BAB III
#
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
16/29
MET0DE PER0BAAAN
3.1 Diagra# Alir Per'*aan
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
17/29
#. ube furnace
+. Benda uji sebanyak tiga buah
. !edia pendingin (air)
1 "top&atch
. "ang penjepit
8. Sarung tangan kult
7. !esin ujiroc'&ell
3.3 Pr'se)ur Per'*aan
#. !enyiapkan benda uji sebanyak buah
+. !enghidupkan tube furnacesampai temperatur 522 2/.
. Setelah tercapai temperatur tersebut. memasukkan + benda uji ke dalam
furnace bersamaan dengan meletakkan termocouple pada benda uji dan
tube furnaceditutup kembali
1. !elakukan penahanan temperatur pemansan selama # menit
. mengeluarkan benda uji, benda yang pertama didinginkan dengan cepat
dalam media pendinginan (air). Sedangkan benda uji kedua didinginkan diudara bebas.
8. !elakukan pengujian kekerasan untuk mengetahui nilai kekerasan ketiga
benda uji.
BAB I
#7
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
18/29
HA"IL PER0BAAN
$ari hasil percobaan perlakuan panas dengan metode quenching dan normalizing
diperoleh data-data sebagai berikut
"abel +. $ata hasil percobaan
N'. Bahan Be*an
4%g&5
Har)ness Har)ness
Rata/rata
#. >S #21 Deat
treatment
#2 +# DF/
++ DF/
+# DF/
+#, DF/
+. (Guenching)
dengan media air #2
82 DF/
8+ DF/
8 DF/
8#,87 DF/
. 3uenching
$engan media ;li #2
9 DF/
5 DF/
5 DF/
9,87 DF/
1. ormalizing
#2
12 DF/
1# DF/1+ DF/
1# DF/
#9
#9
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
19/29
BAB
PEMBAHA"AN
Pada pengujian kekerasan dengan mesin uji rockwell. Pengujian kekerasan
pertama, yaitu benda uji tanpa perlakuan panas dan skala yang digunakan pada mesin
uji rockwell adalah DFB dengan beban yang di gunakan adalah #22 kgf dan
menggunakan indentor bola baja dan pengujian yang dilakukan sebanyak tiga kali
pada masing-masing benda uji menghasilkan kekerasan rata-rata 5+, DFB.
Sedangkan pada benda uji yang di perlakukan panas secara normalizing memiliki
kekerasan rata-rata 5, DFB. Pada baja atau benda uji yang mengalami proses
quenching dengan media air pengujian kekerasan pada mesin uji Fockwell
menggunakan indentor intan dengan pembebanan sebesar #2 kgf dan kekerasan rata-
ratanya adalah 5,9 DF/. $ari hasil percobaan menunjukkan bahwa kekerasan
benda uji yang dilakukan perlakuan panas secara quenchingdengan media air lebih
besar dari pada baja yang dilakukan panas secara normalizingdan baja yang tidak
dilakukan perlakuan panas, hal ini sesuai dengan teori bahwa quenchingadalah salah
satu cara yang digunakan untuk menambah kekerasan pada suatu logam. Dasil
3uenching yang ideal adalah terbentuknya fasa martensit dengan struktur B/"
karena tidak terjadi difusi atom / terhadap besi akibat dari pendinginan yang sangat
cepat sehingga menghalangi ataom / ntuk berdifusi ke dalam besi secara lebih dalam
lagi.
$ari data percobaan juga diperoleh suatu fenomena bahwa apabila suatu
logam baja mengalami perlakuan normalizing, maka dapat dipastikan kekerasannyamenurun. $alam percobaan ini 'ariable pengujian hnya menggunakan pengujian
kekerasan, namun secara teori dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode
quenching, maka suatu logam akan mengalami peningkatan kekerasannya, namun
menurunkan sifat keuletan dan ketangguhannya
#5
#5
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
20/29
.
BAB I
%E"IMPULAN
+2
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
21/29
$ari percobaan perlakuan panas dan hasil penelitian yang dilakukan, maka
dapat disimpulkan
#. Perlakuan panas yang diberikan kepada suatu material (baja) dapat mengubah
sifat mekanik dari material tersebut, dalam hal ini sifat mekanis yang
ditunjukkan yaitu kekerasan.
+. =ekerasan baja benda uji yang dilakukan perlakuan panas secara quenching
dalam media air lebih besar dari pada ba4a yang dila'u'an panas secara
quenching dengan media oli, normalizing , dan benda uji yang tidak
mendapatkan perlakuan panas.
. Sifat mekanik suatu baja seperti kekerasan yang dihasilkan dari perlakuan
panas sangat dipengaruhi oleh kondisi awal material seperti komposisi kimia
serta struktur mikro, karena suatu baja atau paduan meski memiliki komposisi
yang sama, namun struktur mikronya berbeda, maka sifat mekaniknya pun
berbeda yang semua ini dipengaruhi oleh proses perlakuan panas yang dialami
oleh material tersebut.
8. ntuk menghasilkan sifat mekanik baja yang maksimal, maka yang perlu
diperhatikan dalam perlakuan panas adalah temperatur austenizing,
homogenitas dari austenit yaitu pemberian waktu tahan (holding time)yang
sesuai, laju pendinginan yang tepat dan hardenability dari baja tersebut.
DA(TAR PU"TA%A
+#
+2
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
22/29
#. >.>lhamidi,>li,St,!". +228. 5anduan 5ra'ti'um etalurgi. "F">.
/ilegon
+. >.>lhamidi,>li,St,!". +228. 6i'tat 5erla'uan 5anas 5ada 7ogam.
"F">. /ilegon
. B.D. >mstead. #55. e'nologi e'ani'. H
LAMPIRAN A. $a6a*an Pertan7aan
++
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
23/29
#. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik perlakuan panas dan fasa-fasa mikro
struktur yang terbentuk dari hasil perlakuan panas tersebut
Aawaban
#. Annealingadalah suatu proses laku panas yang dilakukan pada logam atau
paduan dalam pembuatan produk, dengan memanaskan baja sampai suhu
tertentu, kemudian menahannya selama waktu tertentu kemudian didinginkan
dengan lambat. Pada baja hipoeutektoid bila pemanasan lebih tinggi maka
ferit akan bertransformasi menjadi austenit yang berbutir halus sedang
austenit yang berasal dari perlit hampir tadak berubah.
+. ormalising adalah pemanasan yang dilakukan diatas temperatur > untuk
baja hipoeutektoid, pendinginan dilakukan di udara, sehingga lebih cepat
menyebabkan kecepatan pembentukan ferit preutektoid dan perlit akan
banyak
. "phereodising adalah perlakuan panas yang dilakukan dengan cara
memanaskan sampai sekitar temperatur kritis bawah atau sedikit dibawahnya
dan dibiarkan pada temperatur tersebut dalam waktu yang lama baru
kemudian didnginkan. Struktur mikro yang terbentuk dari proses perlakuan
panassphereodisingadalah perlit yang terbungkus oleh jaringan sementit.
1. %omogenisng adalah proses perlakuan panas dengan memanaskan baja
sampai temperatur yang cukup tinggi di daerah austenit dan membiarkannya
dalam waktu yang cukup lama sehingga terjadi difusi dan struktur mikro yang
terbentuk adalah menjadi lebih homogen, kemudian didinginkan dengan
lambat.
. 3uenchingadalah proses perlakuan panas pada temperatur dan waktu tertentu
kemudian didinginkan secara cepat dengan media biasanya air. Struktur mikro
yang terbentuk adalah martensit.
+. !engapa perlakuan panas %uenching dapat menghasilkan kekerasan yang
lebih tinggi dari perlakuan normalising pada material bajaI
+
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
24/29
Aawaban
=arena %uenching dilakukan pendinginan secara cepat langsung dibawah
temperatur kritis, sehingga pada material akan menghasilkan kekerasan bahan
yang cukup tinggi, tetapi getas, sedangkan normalising melakukan pendinginan
secara lambat dan struktur mikro yang terbentuk adalah austenit halus dengan
kekerasan dan keuletan yang cukup tinggi.
. Aika sifat kekerasan baja berubah, bagaimana pengaruh terhadap
a. Sifat kekuatan tarik dan kekuatan luluh
b. Sifat ketangguhan
Aawaban
a. Pada sifat kekuatan tarik dan kekatan luluh tidak akan berubah, karena
kekuatan luluh tidak berpengaruh pada kekerasan baja, yang berpengaruh
adalah keuletan suatu logam (paling dominan).
b. Sedangkan pada sifat ketangguhan akan berubah karena kekerasan dan
ketangguhan adalah kemampuan suatu logam untuk menyerap energi pada
deformasi plastis.
1. !edia-media apa saja selain air yang dapat digunakan sebagai media pendingin
pada %uenching
Aawaban
!inyak,salt bath, brine, oli dan alkohol
. Aelaskan apa pengaruhnya terhadap nilai kekerasan hasil percobaan, jika
a. "emperatur Guenching dan ormalising J 522 /
+1
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
25/29
Pada baja, butir struktur kristal austenit yang terjadi akan terlalu besar,
sehingga pada pendinginan cepat yang tumbuh didalam butir kristal austenit
kasar@besar akan membentuk struktur martensit dan sifatnya pun benar-benar
keras namun getas. Pada normalisingakan terbentuk struktur austenit yang
halus dan sifat mekanisnya pun sesuai yang diharapkan.
b. "emperatur Guenching dan ormalising K 522 /
Pada baja SS 122, tidak akan memperoleh kekerasan yang tinggi dan struktur
mertensitnya pun rendah. Sedangkan pada normalizing terbentuk struktur
austenit kasar atau tidak halus, sehingga hasilnya pun kerang begitu baik.
c. Laktu penahanan pemanasan untuk Guenching dan ormalising J 2 menit
Pada quenchingakan memperoleh struktur kristal ferit dan perlit yang halus,
sehingga kekerasannya pun kurang keras, tetapi ulet. Pada normalisingkristal
austenit yang terjadi akan terlalu kasar, sehingga pada pendinginan akan
diperoleh ferit dan perlit yang kasar juga, sehingga akan membentuk struktur
martensit.
d. Laktu penahanan pemanasan untuk Guenching dan ormalising K 2 menit
Pada quenchingakan memperoleh kristal austenit yang terjadi akan terlalu
kasar, sehingga akan membentuk struktur martensit. Sedangkan pada
normalisingkristal austenit yang berbutir halus dan homogen sehingga bila
didinginkan lambat akan diperoleh kristal ferit dan perlit yang halus.
8. nsur-unsur yang mempengaruhi peningkatan kekerasan dan kekuatan hasil
perlakuan panas dan jelaskan pengaruhnya
Aawabam
a. Silikon M menegangkan perlit dan cenderung menguatakan perlit selalu untuk
mengembang karena unsur ini digunakan sebagai oksida magnesit,
b. /hromium M meningkatakan tegangan dan kekerasan, membentuk kekerasan
dan menstabilkan karbit,
+
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
26/29
c. !agnesit M meningkatakan tegangan dan kekerasan, membentuk karbit,
meningkatkan hardenability, rangeperpindahan panas
d. "ungsten M membentuk kekerasan dan menstabilkan karbit, menaikan range
dari temperatur dan temperatur tempering
e. Phospor M meningkatakan tegangan dan hardenability, mengurangi ductility
dan ketangguhan.
f. *anadium M menguatkan karbit, membentuk element. "idak digunakan
sebagai unsur yang berdiri sendiri, tapi untuk menggabungkan karbit ke
austenit pada stainless steel.
g. !olybdenum M menguatkan karbit dan membentuk element, dan juga
meningkatkan temperatur tinggi pada gaya creep.
7. Aelaskan tentang +ase %ardening ("urface %ardening) dan jenisnya serta
mekanismenya
Aawaban
/ase Dardening adalah proses perlakuan panas untuk mendapatkan
kekerasan pada bagian permukaannya saja, sedangkan pada bagian dalam tetap
berada pada sifat semula yaitu keuletan maupun ketangguhan yang tetap tinggi.
$engan adanya perlakuan pengerasan permukaan maka menyebabkan lapisan
permukaan menjadi lebih keras, tahan aus, dan tegangan sisa yang berupa
tegangan tekan, sehingga disamping menaukan ketahanan lelah, aus dapat juga
menaikan fati%ue limit (batas kelelahan).
Aenisnya #. =arburusing
+. itriding
. /yaniding atau /arbonitriding
1. Pengerasan nyala api
. Pengerasan induksi
9. !engapa perlu dilakukan teknik perlakuan panas dalam industri metalurgi
Aawaban
+8
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
27/29
"eknik perlakuan panas sangat diperlukan dalam industri matalurgi karena
produk setengah jadi dalam proses metalurgi sifat mekaniknya masih rendah dan
dapat ditingkatkan yaitu dengan perlakuan panas sehingga menghasilkan produk
metalurgi yang memiliki sifat mekanik yang tinggi.
LAMPIRAN B. 8a#*ar alat )an *ahan
+7
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
28/29
-
7/25/2019 Laporan Pengujian Merusak
29/29
+5