lapsus bab 1 2 3 4
TRANSCRIPT
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 1/68
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi buruk masih merupakan masalah kesehatan utama di banyak negara di dunia,
terutama di negara-negara yang sedang berkembang di Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan. Salah satu klasifikasi dari gizi buruk adalah marasmik-kwashiorkor. Di
seluruh dunia, diperkirakan terdapat 8! "uta orang yang menderita gizi buruk pada tahun
###$##, dan 8%! "uta diantaranya hidup di negara berkembang. &re'alensi yang tinggi
terdapat pada anak-anak di bawah umur ! tahun (balita). &re'alensi balita yang mengalami
gizi buruk di *ndonesia masih tinggi. +erdasarkan laporan propinsi selama tahun ##!
terdapat .%8 balita mengalami gizi buruk dan data Susenas (Sur'ei Sosial dan konomi
/asional) tahun ##! memperlihatkan pre'alensi balita gizi buruk sebesar 8,80. &adatahun ##! telah ter"adi peningkatan "umlah kasus gizi buruk di beberapa propinsi dan yang
tertinggi ter"adi di dua propinsi yaitu /usa Tenggara Timur dan /usa Tenggara +arat.%,
1enurut +adan &usat Stasitik (+&S) dan laporan sur'ey kesehatan 2ni3ef tahun
##!, dari 454 6abupaten atau 6ota di *ndonesia, sekitar %7 6abupaten atau 6ota
memiliki pre'alensi sangat tinggi ke"adian gizi buruk, dan sekitar ! 6abupaten atau kota
memiliki pre'alensi tinggi ke"adian gizi buruk. Gizi buruk tidak hanya diderita anak balita,
namun semua kelompok umur. &erempuan adalah yang paling rentan disamping anak-anak.
Sekitar 5 "uta ibu hamil setengahnya mengalami kekurangan gizi dan % "uta lainnya
mengalami kekurangan energi kronis (66). Dalam kondisi itu, rata-rata setiap tahun lahir
4!#.### bayi dengan kekurangan berat badan (berat badan rendah).4
6enyataan di lapangan menun"ukkan bahwa anak gizi buruk dengan ge"ala klinis
(marasmus, kwashiorkor, marasmus kwashiorkor) umumnya disertai dengan penyakit
infeksi seperti diare, *nfeksi Saluran &ernafasan Akut (*S&A), tuber3ulosis (T+), serta
penyakit infeksi lainnya. Data dari 9: menun"ukkan bahwa !50 angka kesakitan pada
balita disebabkan karena gizi buruk, %70 diare, %70 *S&A, %80 perinatal, 0 3ampak, !0
malaria, dan 40 penyebab lainnya.5
+anyak faktor yang mempengaruhi timbulnya gizi buruk dan faktor tersebut saling
berkaitan. Se3ara langsung penyebab ter"adinya gizi buruk yaitu anak kurang mendapat
1
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 2/68
asupan gizi seimbang dalam waktu 3ukup lama dan anak menderita penyakit infeksi. Anak
yang sakit, asupan zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh se3ara optimal karena
adanya gangguan penyerapan akibat penyakit infeksi. Se3ara tidak langsung penyebab
ter"adinya gizi buruk yaitu tidak 3ukupnya persediaan pangan di rumah tangga, pola asuh
kurang memadai, dan sanitasi ; kesehatan lingkungan kurang baik, serta akses pelayanan
kesehatan terbatas. Akar masalah tersebut berkaitan erat dengan rendahnya tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan dan kemiskinan keluarga.4
<aporan kasus ini dibuat sebagai a3uan minimal bagi dokter umum agar dapat
menangani kasus gizi buruk di wilayah 3akupan kesehatannya sehingga dapat melakukan
pen3egahan ataupun mengurangi angka kematian dan komplikasi yang disebabkan oleh
kekurangan gizi pada anak.
2
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 3/68
BAB II
DATA KASUS
II.1 IDENTITAS PASIEN
/ama = An. >
2mur = % bulan 4 hari
?enis kelamin = &erempuan
++ = ,! kg
Anak ke = &ertama
Alamat = Gondanglegi
Tanggal lahir = %7 Agustus ##%5
Tanggal periksa = %7 :ktober #%!
/o. @egister = 485!8
II.2 IDENTITAS ORANG TUA
/ama Ayah = Tn. A
2mur = ! th
Alamat = Gondanglegi
&eker"aan = iraswata
&endidikan = S1A
&erkawinan ke = &ertama
/ama ibu = /y.
2mur = th
&eker"aan = *@T
Alamat = Gondanglegi
&endidikan = S1A
&erkawinan = &ertama
3
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 4/68
II.3 ANAMNESIS (Heteroanamness!
%. 6eluhan utama = bengkak
. @iwayat penyakit sekarang=
&asien datang ke poli anak @S2D 6epan"en atas ru"ukan &2S6S1AS
Gondang <egi dengan keluhan bengkak di seluruh tubuh. +engkak diketahui ibu
pasien pada tanggal 4# agustus #%!. +engkak bermula pada kedua kaki, beberapa
hari kemudian kaki semakin membengkak, bengkak "uga mun3ul pada tangan dan
wa"ah selain itu kulit pasien terlihat pe3ah-pe3ah dan mengelupas. +erat badan
pasien "uga menurun dalam dua bulan (dari 7kg $ ,!kg) walaupun nafsu makan dan
minum pasien tidak berkurang. &asien sering mengalami demam dan diare yanghilang timbul, terakir diare mulai 5 hari sebelum masuk rumah sakit sampai masuk
rumah sakit. &asien "uga mengeluhkan batuk dan pilek.
4. @iwayat penyakit dahulu
Tidak ada riwayat bengkak sebelumnya.
Demam sering hilang timbul (sering,%bulan %)
Sering diare bila salah makan (3ontoh makan bakso terlalu banyak)
Sering sariawan yang hilang timbul
5. @iwayat penyakit keluarga
1enderita sakit serupa = disangkal
@iwayat 1@S = disangkal
!. @iwayat pengobatan
Sebelumnya orangtua pasien membawa pasien untuk berobat di puskesmas
Gondanglegi dan di beri obat penurun panas,antibioti3(amoilin),'itamin dan salep
kulit
. @iwayat alergi=
Di sangkal
. @iwayat 6ehamilan dan persalinan
4
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 5/68
@iwayat 6ehamilan= A/B di +idan setiap bulan, 2sia kehamilan 7 bulan,
selama hamil ibu pasien tidak pernah menderita penyakit apapun, @iwayat
persalinan spontan di bidan. 6ondisi bayi saat lahir= +erat badan lahir= 47## gram
&an"ang badan= (lupa), <ingkar kepala= (lupa), <angsung menangis= (C), arna kulit
kemerahan= (C), /ilai A&GA@= (tidak tahu).
8. @iwayat *munisasi
*munisasi wa"ib = <engkap (sesuai "adwal)
7. @iwayat pertumbuhan dan &erkembangan
&ertumbuhan dan perkembangan dalam batas normal= tangan dan kaki
bergerak aktif, kepala menoleh ke samping kanan dan kiri, bereaksi terhadap suara
dan menatap wa"ah ibu;pengasuh.%#. @iwayat Gizi dan /utrisi
- &asien mendapatkan AS* se"ak lahir sampai dengan usia 8bulan
- &asien pernah diberi pisang saat usia % bulan
- &asien diberi makan bubur se"ak usia %,! bulan
- &asien mulai makan nasi,lontong,sayur,lauk dan minum susu formula se"ak usia
8 bulan (sudah tidak minum AS*)
II." PEMERIKSAAN #ISIK
1. 6eadaan umum = Tampak sakit sedang, rewel
• 6esadaran = Bompos 1entis
• Status Gizi = +aik
2. ital Sign
• Tensi = -
• /adi = %%! ;menit, regular, kuat angkat.
• @@ = 4# ;menit
• Suhu = 4,% EB
• Spo = 780
3. 6ulit
5
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 6/68
arna kuning, pu3at (-), berkeringat (-), turgor kulit menurun, kulit kering (C),
sianosis (-).
". 6epala dan a"ah
+entuk normo3ephal, rambut tipis,warna merah ke3oklatan (rambut "agung) rambut
tidak mudah di3abut,kulit kepala kering, mata 3owong (-) Mongolian face (-).
$. 1ata
Bon"un3ti'a anemis (-;-), sklera ikterik (-;-), mata 3owong (-)
%. Telinga
+entuk normal, sekret (-), pendengaran normal
&. 9idung
/afas 3uping hidung (-), sekret (-), pistaksis (-).'. 1ulut dan tenggorokan
+ibir kering (-), hiperemi dan mengelupas (-), bibir 3ianosis (-), tonsil membesar (-),
faring hiperemis (-), mukosa edema (-), tonsil T%;T%.
. <eher
Trakea ditengah, pembesaran kelen"ar tiroid (-), pembesaran kelen"ar getah bening
3olli (-)
1). Thorak
Simetris, normo3hest, pembesaran kelen"ar ailla (-)
&ulmo
• *nspeksi = pergerakan dada kanan sama dengan dada kiri, irama
regular, @etraksi Suprasternal dan sub3ostal (C).
• &alpasi = fremitus raba kiri sama dengan kanan
• &erkusi = sonor;sonor
• Auskultasi = suara dasar 'esikuler (C;.C), suara tambahan =
ronkhi (-;-),wheezing (-;-) stridor (-)
Bor
• *nspeksi = i3tus 3ordis tampak
• &alpasi = i3tus 3ordis kuat angkat
6
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 7/68
• &erkusi = +atas "antung normal
• Auskultasi= bunyi "antung *-** tunggal, regular, mur-mur (-), gallop (-)
11. Abdomen=
• *nspeksi = perut tampak mendatar, tidak tampak adanya massa
• Auskultasi = bising usus (C) normal.
• &alpasi = Soefl, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
• &erkusi = timpani, meteorisme (-)
12. kstremitas
• Superior = akral hangat (C;C), edema (-;-)
• *nferior = akral hangat (C;C), edema (C;C)
13. Genitalia = kemerahan,(C), kulit mengelupas (C)
1". Status /eurologis =
• 6esadaran = Bompos mentis
• >ungsi Sensorik dan 1otorik= karena usia masih % bulan sehingga sulit di
e'aluasi (dalam batas normal).
• @eflek fisiologis= +&@;T&@= C;C, 6&@;A&@= C;C
• @eflek &atologis= +abinski (-), Bhaddo3k (-), 9offmen (-), Trommer(-)
• 1eningeal Sign= 6aku kuduk= (-)
1$. S3or 13larren
- dema C Dermatosis F
- &erubahan pada rambut F %
- Albumin F
7
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 8/68
%4
8
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 9/68
II.$ PEMERIKSAAN PENUN*ANG
a. La+orator,m
Dara- Len/a0 11)32)1$ Na R,,/an
9b !, g;d< %%,!-%5,!
9ematokrit , 0 44-54
<eukosit %.8## 3ell;3mm 5.###-%.###
ritrosit 4,%! ;3mm 4,8-!,5
Trombosit 484### 3ell;3mm %!#.###-5!#.###
1B ,7 fl -7
1B9 ,4 pg !-4%
1B9B 4,! g;d< 4-4
Diff Bount
u+as/e<im1on
#,%;,4;8,%;!,;4,8 #-!;#-%;4#-#;#-4!;4-8
GDA sti3k = 84 mg;d<
SG:T = 5 2;<
SG&T = 5% 2;<
Albumin = %,4! g;<
6alium = ,5 mmol;<
/atrium = %48 mmol;<
6lorida = %% mmol;<
II.% Res,me
&asien datang ke poli anak @S2D 6epan"en atas ru"ukan &2S6S1AS Gondang
<egi dengan keluhan bengkak di seluruh tubuh. +engkak bermula pada kedua kaki, +erat
badan pasien "uga menurun dalam dua bulan (dari 7kg $ ,!kg) walaupun nafsu makan dan
minum pasien tidak berkurang. &asien sering mengalami demam dan diare yang hilang
timbul, terakir diare mulai 5 hari dari pemeriksaan fisik didapatkan rambut tipis dan
9
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 10/68
berwarna merah ke 3oklatan kesan seperti rambut "agung,kulit kepala kering turgor kulit
menurun dan mengelupas penun"ang di dapatkan adanya penurunan dari albumin ya itu
%,4! g;<
II.& Da4tar Masaa-
omiting
Diare
dema
6andidiasis
II.' 5or/n Danoss
Gizi +uruk 6warshiorkor
II. Tera0
II..1 Me6/amentosa
1ulti'itamin % % 3th
Bandistatin #,4 ml
ink % H s3h
Asam >olat % ! mg
Non 4arma/oo
Diit > ! >%## >%4!
Susu
II.." Montorn
6eadaan umum
Diare
ital Sign
BAB III
10
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 11/68
TIN*AUAN PUSTAKA
3.1 De4ns
1arasmus-6washiorkor adalah salah satu kondisi dari kurang gizi berat yang ge"ala
klinisnya merupakan gabungan dari marasmus, yaitu kondisi yang disebabkan oleh
kurangnya asupan energi, dan kwashiorkor, yaitu kondisi yang disebabkan oleh kurangnya
asupan protein sehingga ge"alanya disertai edema.%
:rganisasi 6esehatan Dunia (9:) mendefinisikan kekurangan gizi sebagai
Iketidakseimbangan seluler antara asupan nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh untuk
men"amin pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi-fungsi khusus.I 1alnutrisi protein-
energi (6&) berlaku untuk sekelompok gangguan yang berhubungan seperti marasmus,
kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor. *stilah marasmus berasal dari kata Junani
KmarasmosL, yang berarti layu atau kurang tenaga. 1arasmus berhubungan dengan asupan
yang tidak memadai protein dan kalori dan ditandai oleh kekurusan. *stilah kwashiorkor ini
diambil dari bahasa Ga dari Ghana dan berarti Ipenyakit dari penyapihan.I illiams
pertama kali menggunakan istilah pada tahun %744, dan menga3u pada asupan protein yang
tidak memadai dengan asupan kalori dan energi yang wa"ar. dema adalah karakteristik
dari kwashiorkor namun tidak ada dalam marasmus.4
Studi menun"ukkan bahwa marasmus merupakan respon adaptif;penyesuaianterhadap kelaparan, sedangkan kwashiorkor merupakan respon maladapti'e terhadap
kelaparan. Anak-anak mungkin datang dengan gambaran beragam antara marasmus dan
kwashiorkor, dan anak-anak dapat datang dengan bentuk yang lebih ringan dari malnutrisi.
2ntuk alasan ini, ?elliffe menyarankan istilah malnutrisi protein-kalori (energi) untuk
menyatukan istilah dari keduanya.4
3.2 Etoo
&enyakit 6& merupakan penyakit lingkungan. :leh karena itu ada beberapa faktor yang
bersama-sama men"adi penyebab timbulnya penyakit tersebut, antara lain faktor diet, faktor
so3ial, kepadatan penduduk, infeksi, kemiskinan, dan lain-lain.
11
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 12/68
A. &eranan diet
1enurut konsep klasik, diet yang mengandung 3ukup energi tetapi kurang protein
akan menyebabkan anak men"adi penderita kwashiorkor, sedangkan diet kurangenergi walaupun zat-zat gizi esensialnya seimbang akan menyebabkan anak men"adi
penderita marasmus. Tetapi dalam penelitian yang dilakukan oleh Gopalan dan
/arasnya (%7%) terlihat bahwa dengan diet yang kurang-lebih sama, pada beberapa
anak timbul ge"ala-ge"ala kwashiorkor, sedangkan pada beberapa anak yang lain
timbul ge"ala-ge"ala marasmus. 1ereka membuat kesimpulan bahwa diet bukan
merupakan faktor yang penting, tetapi ada faktor lain yang masih harus di3ari untuk
dapat men"elaskan timbulknya ge"ala tersebut.
+. &eranan faktor sosial
&antangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu yang sudah turun-temurun
dapat mempengaruhi ter"adinya penyakit 6&. Adakalanya pantangan tersebut
didasarkan pada keagamaan, tetapi ada pula yang merupakan tradisi yang turun-
temurun. ?ika pantangan itu didasarkan pada keagamaan, maka akan sulit diubah.
Tetapi "ika pantangan tersebut berlangsung karena kebiasaan, maka dengan
pendidikan gizi yang baik dan dilakukan terus-menerus hal tersebut masih dapat
diatasi. >aktor-faktor sosial lain yang dapat mempengaruhi ter"adinya penyakit 6&
adalah =
a) &er3eraian yang sering ter"adi antara wanita yang sudah mempunyai banyak
anak dengan suaminya yang merupakan pen3ari nafkah tunggalM
b) &ara pria dengan penghasilan ke3il mempunyai banyak istri dan anak,
sehingga dengan pendapatan yang ke3il ia tidak dapat member 3ukup makan
pada anggota keluarganya yang besar ituM
3) &ara ibu men3ari nafkah tambahan pada waktu-waktu tertentu, misalnya
pada musim panen mereka pergi memotong padi para pemilik sawah yang
letak sawahnya "auh dari tempat tinggal para ibu tersebut. Anak-anak
12
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 13/68
terpaksa ditinggalkan di rumah sehingga "atuh sakit dan mereka tidak
mendapat perhatian dan pengobatan semestinyaM
d) &ara ibu yang setelah melahirkan menerima peker"aan tetap sehingga harusmeninggalkan bayinya dari pagi sampai sore. Dengan demikian, bayi
tersebut tidak mendapat AS* sedangkan pemberian pengganti AS* maupun
makanan tambahan tidak dilakukan dengan semestinya.
B. &eranan kepadatan penduduk
Dalam orld >ood Bonferen3e di @oma (%75) telah dikemukakan bahwa
meningkatnya "umlah penduduk yang 3epat tanpa diimbangi dengan bertambahnya persediaan bahan makanan setempat yang memadai merupakan sebab utama krisis
pangan. Sedangkan kemiskinan penduduk merupakan akibat lan"utannya.
Ditekankan pula perlunya bahan makanan yang bergizi baik di samping
kuantitasnya.
13<aren (%78) memperkirakan bahwa marasmus terdapat dalam "umlah yang
banyak "ika suatu daerah terlalu padat penduduknya dengan keadaan hygiene yang
buruk, misalnya, di kota-kota dengan kemungkinan pertambahan penduduk yang
sangat 3epatM sedangkan kwashiorkor akan terdapat dalam "umlah yang banyak di
desa-desa dengan penduduk yang mempunyai kebiasaan untuk member makanan
tambahan berupa tepung, terutama pada anak-anak yang tidak atau tidak 3ukup
mendapat AS*.
D. &eranan infeksi
Telah lama diketahui adanya interaksi antara malnutrisi dan infeksi. *ndeksi dera"at
apapun dapat memperburuk keadaan gizi. 1alnutrisi, walaupun masih ringan,
mempunyai pengaruh negati'e pada daya tahan tubuh terhadap infeksi. 9ubungan
13
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 14/68
ini sinergistis, sebab malnutrisi disertai infeksi pada umumnya mempunyai
konsekuensi yang lebih besar daripada sendiri-sendiri.
. &eranan kemiskinan
&enyakit 6& merupakan masalah negara-negara miskin dan terutama merupakan
problema bagi golongan termiskin dalam masyarakat negara tersebut. &entingnya
kemiskinan ditekankan dalam laporan :da Ad'isory Bommittee on &rotein pada
tahun %75. 1ereka menganggap kemiskinan merupakan dasar penyakit 6&. Tidak
"arang ter"adi bahwa petani miskin harus men"ual tanah miliknya untuk men3ukupi
kebutuhan hidup sehari-hari, lalu ia men"adi penggarap yang menurunkan lagi
penghasilannya, atau ia meninggalkan desa untuk men3ari nafkah di kota besar.
Dengan penghasilan yang tetap rendah, ketidakmampuan menanam bahan makanan
sendiri, ditambah pula dengan timbulnya banyak penyakit infeksi karena kepadatan
tempat tinggal seperti telah diutarakan tadi, timbulnya ge"ala 6& lebih diper3epat.
3.3 Patoeness 6an Pato4soo
+anyak manifestasi dari 6& merupakan respon penyesuaian pada kurangnya
asupan energi dan protein. 2ntuk menghadapi asupan yang kurang, maka
dilakukannya pengurangan energi dan aktifitas. /amun, meskipun ini respon
penyesuaian, deposit lemak dimoilisasi untuk memenuhi kebutuhan energi yang
sedang berlangsung meskipun rendah. Setelah deposit lemk habis, katabolisme
protein harus menyediakan substrat yang berkelan"utan untuk men"aga metabolisme
basal.
Alasan mengapa ada anak yang menderita edema dan ada yang tidak
mengalami edema pada 6& masih belum diketahui. 1eskipun tidak ada faktor
spesifik yang ditemukan, beberapa kemungkinan dapat dipikirkan. Salah satu
pemikiran adalah 'ariabilitas antara bayi yang satu dengan yang lainnya dalam
kebutuhan nutrisi dan komposisi 3airan tubuh saat kekurangan asupan ter"adi. 9al
ini "uga telah dipertimbangkan bahwa pemberian karbohidrat berlebih pada anak-
anak dengan non-edematous 6& membalikkan respon penyesuaian untuk asupan
14
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 15/68
protein rendah, sehingga deposit protein tubuh dimobilisasikan. Akhirnya, sintesis
albumin menurun, sehingga ter"adi hipoalbuminemia dengan edema. >atty li'er "uga
berkembang se3ara sekunder, mungkin, untuk lipogenesis dari asupan karbohidrat
berlebih dan mengurangi sintesis apoliprotein. &enyebab lain 6& edematous
adalah kera3unan aflatoksin serta diare, gangguan fungsi gin"al dan penurunan
akti'itas /A 6 AT&ase. Akhirnya, kerusakan radikal bebas telah diusulkan sebagai
faktor penting dalam mun3ulnya 6& edematous. 6e"adian ini didukung dengan
konsentrasi plasma yang rendah akan metionin, suatu pre3rusor dari sistein, yang
diperlukan untuk sintesis dari faktor antioksidan ma"or, glutathione. 6emungkinan
ini "uga didukung oleh tingkat yang lebih rendah dari sintesis glutathione pada anak-
anak dengan pembengkakan dibandingkan dengan non-edematous 6&.
%
3." KLASI#IKASI
1. Kas4/as men,r,t 6eraat +eratn7a KEP
?ika tu"uannya untuk menentukan pre'alensi 6& di suatu daerah, maka yang
diperlukan klasifikasi menurut dera"at beratnya 6&, hingga dapat ditentukan
persentasi gizi-kurang dan berat di daerah tersebut. Dengan demikian pemerintah
dapat menentukan prioritas tindakan yang harus diambilnya untuk menurunkan
insidensi 6&. 6lasifikasi demikian yang sering dipakai adalah sebagai berikut =
A. Kas4/as men,r,t Gome8 (1$%!
6lasifikasi tersebut didasarkan atas berat badan indi'idu dibandingkan
dengan berat badan yang diharapkan pada anak sehat seumur. Sebagai baku
patokan dipakai persentil !# baku 9ar'ard (Stuart dan Ste'enson,%7!5). Gomez
mengelompokkan 6& dalam 6&-ringan, sedang, dan berat. Tabel di bawah
memperlihatkan 3ara yang dilakukan oleh Gomez.
Kas4/as KEP men,r,t Gome8
Dera"at 6& +erat badan 0 dari bakuN
# (normal) O7#0
15
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 16/68
% (ringan) 87-!0
(sedang) 5-#0
4 (berat) P#0
N+aku F persentil !# 9ar'ard
B. Mo64/as 7an 6a/,/an oe- De0artemen Kese-atan R.I.
Demi keseragaman dalam membuat ren3ana dan menge'aluasi
program-program pangan dan gizi serta kesehatan di *ndonesia, maka <okakarya
Antropometri Gizi Departemen 6esehatan @.*. yang diadakan pada tahun %7!
membuat keputusan yang merupakan modifikasi klasifikasi Gomez. +erbeda
dengan penggolongan yang ditetapkan oleh Gomez, lokakarya
mengklasifikasikan status gizi dalam gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, dan gizi
buruk. Tabel di bawah memperlihatkan batas-batasnya =
Kas4/as KEP men,r,t De0./es. (1&$!
Dera"at 6& +erat badan 0 dari bakuN
# F normal
% F gizi kurang
F gizi buruk
F ; Q 8# 0
# $ 7 0
P # 0
NSebagai baku patokan dipakai persentik !# 9ar'ard
2. Kas4/as men,r,t t0e (/as4/as /,atat4!
6lasifikasi ini menggolongkan 6& dalam kelompok menurut tipenya = gizi $
kurang, marasmus, kwashiorkor, dan kwashiorkor marasmik.
A. Kas4/as /,atat4 men,r,t 5e9ome Tr,st (#AO:5HO
E;0.<omm.=1&1!
Bara ell3ome Trust dapat dipraktekkan dengan mudah, tidak diperlukan
penentuan ge"ala klinis maupun laboratoris, dan dapat dilakukan oleh tenaga
16
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 17/68
para medis setelah diberi latihan seperlunya. 2ntuk sur'ei lapangan guna
menentukan pre'alensi tipe-tipe 6& banyak gunanya. Akan tetapi "ika 3ara
ell3ome Trust diterapkan pada penderita yang sudah beberapa hari dirawat dan
dapat pengobatan diet, maka adakalanya dapat dibuat diagnosa yang salah.
Seorang penderita dengan edema, kelainan kulit, kelainan rambut, dan
perubahan-perubahan lain yang khas bagi kwashiorkor dengan berat badan lebih
dari #0, "ika dirawat selama % minggu akan kehilangan edemanya dan
beratnya dapat menurun dibawah #0 walaupun ge"ala klinisnya masih ada.
Dengan berat dibawah #0 dan tidak terdapatnya edema, penderita tersebut
dengan klasifikasi ell3ome Trust didiagnosia sebagai penderita marasmus.
Tabel di bawah menun"ukkan klasifikasi kualitatif menurut ell3ome Trust =
Kas4/as /,atat4 KEP men,r,t 5e9ome Tr,st
+erat badan 0 dari bakuNdema
Tidak ada Ada
Q # 0 Gizi kurang 6washiorkor
P # 0 1arasmus 6washiorkor marasmi3
N +aku F persentil !# 9ar'ard
B. Kas4/as /,atat4 men,r,t M9Laren=6// (1%&!
13<aren mengklasifikasikan 6& berat dalam 4 kelompok menurut tipenya.
Ge"ala klinis edema, dermatosis, edema disertai dermatosis, perubahan pada rambut,
dan pembesaran hati diberi nilai bersama-sama dengan menurunnya kadar albumin
atau total protein serum. Bara demikian dikenal dengan scoring system McLaren
dan tabel di bawah memperlihatkan 3ara pemberian angka
<ara 0em+eran an/a men,r,t M9Laren
Ge"ala klinis;laboratories Angka
dema 4
17
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 18/68
Dermatosis
dema disertai dermatosis
&erubahan pada rambut
9epatomegali
%
%
!
5
4
%#
Albumin seru atau protein total serum;g0
P %.## P 4.!
%.## $ %.57 4.! $ 4.77
%.!# $ %.77 5.## $ 5.5
.## $ .57 5.! $ !.57
.!# $ .77 !.!# $ .5
4.## $ 4.57 .! $ .77
4.!# $ 4.77 .## $ .5
Q 5.## Q .!
&enentuan tipe berdasarkan atas "umlah angka yang dapat dikumpulkan tiap penderita=
#-4 angka F marasmus
5-8 angka F marasmi3-kwashiorkor
7-%! angka F kwashiorkor
Bara demikian mengurangi kesalahan-kesalahan "ika dibandingkan dengan 3ara
ell3ome Trust, akan tetapi harus dilakukan oleh seorang dokter dengan bantuan
laboratorium.
<. Kas4/as KEP Men,r,t 5atero> (1&3!
aterlow membedakan antara penyakit 6& yang ter"adi akut dan menahun.
aterlow berpendapat bahwa defisit berat terhadap tinggi men3erminkan gangguan
18
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 19/68
gizi yang akut dan menyebabkan keadaan wasting (kurus kering). Sedangkan defisit
tinggi menurut umur merupakan akibat kekurangan gizi yang berlangsung lama atau
kronis. Akibatnya la"u tinggi badan akan terganggu, hingga anak akan men"adi
pendek (stunting) untuk seusianya.
Kas4/as KEP men,r,t 5atero>
Dera"at gangguan Stunting
(tinggi menurut umur)
asting
(berat terhadap tinggi)
#
%
4
Q 7!0
7! $ 7# 0
87 $ 8! 0
P 8! 0
Q 7# 0
7# $ 8# 0
8# $ # 0
P # 0
<okakarya Antropometri Dep.6es.@.* pada tahun %7! memutuskan untuk
mengambil baku 9ar'ard persentil !# sebagai patokan dan menggolongkannya
sebagai berikut =
Ba tn men,r,t ,m,r
Tinggi normal = diatas 8! 0 9ar'ard persentil !#
Tinggi kurang = # $ 85 0 9ar'ard persentil !#
Tinggi sangat kurang = dibawah # 0 9ar'ard persentil !#
Ba +erat ter-a6a0 tn
Gizi baik = 7# 0 atau lebih dari 9ar'ard persentil !#
Gizi kurang dan buruk = di bawah 7# 0 9ar'ard persentil !#
+eberapa 3ara membuat klasifikasi diren3anakan sedemikian, hingga hanya
memerlukan alat-alat yang sederhana, tidak diperlukan untuk menkalkulir hasilnya,
tidak perlu mengetahui umur yang akan diperiksa, hingga dapat dilakukan olehtenaga paramedik atau sukarelawan setelah mendapat petun"uk seperlunya.
3.$ Man4estas Kns
. MANI#ESTASI KLINIS
19
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 20/68
GE*ALA KLINIS KEP
Ge"ala klinis 6& berbeda-beda tergantung dari dera"at dan lamanya deplesi protein
dan energi, umur penderita, modifikasi disebabkan oleh adanya kekurangan 'itamin
dan mineral yang menyertainya. &ada 6& ringan yang ditemukan hanya
pertumbuhan yang kurang, seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan
anak yang sehat. 6eadaan 6& yang berat memberi ge"ala yang kadang-kadang
berlainan, tergantung dari dietnya, fluktuasi musim, keadaan sanitasi, kepadatan
penduduk, dan sebagainya.
A. Geaa /ns K>as-or/or
Gambar %. 1anifestasi klinis anak dengan kwashiorkor
Penam0an
&enampilannya seperti anak yang gemuk ( suger baby) bilamana dietnya
mengandung 3ukup energi disamping kekurangan protein, walaupun di bagian
tubuh lainnya, terutama di pantatnya terlihat adanya atrofi.
Gan,an Pert,m+,-an
20
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 21/68
&ertumbuhan terganggu, berat badan di bawah 8#0 dari baku 9ar'ard
persentil !# walaupun terdapat edema, begitu pula tinggi badannya terutama
"ika 6& sudah berlangsung lama.
Per,+a-an Menta
&erubahan mental sangat men3olok. &ada umummnya mereka banyak
menangis, dan pada stadium lan"ut bahkan sangat apatis. &erbaikan kelainan
mental tersebut menandakan suksesnya pengobatan.
E6ema
dema baik yang ringan maupun berat ditemukan pada sebagian besar
penderita kwashiorkor. alaupun "arang, asites dapat mengiringi edema.
Gambar . dema dan kelainan kulit pada kwashiorkor
21
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 22/68
Atro4 otot
Atrofi otot selalu ada hingga penderita tampak lemah dan berbaring terus-
menerus, walaupun sebelum menderita penyakit demikian sudah dapat
ber"alan.
Sstem astrontestn,m
Ge"ala saluran pen3ernaan merupakan ge"ala penting. &ada anoreksia yang
berat penderita menolak segala ma3am makanan, hingga adakalanya makanan
hanya dapat diberikan melalui sonde lambung. Diare tampak pada sebagian
besar penderita, dengan feses yang 3air dan mengandung banyak asam laktak
karena mengurangnya produksi la3tase dan enzim disakaridase lain.
Adakalanya diare demikian disebabkan pula oleh 3a3ing dan parasit lain.
Per,+a-an ram+,t
&erubahan rambut sering di"umpai, baik mengenai bangunnya (texture)
maupun warnanya. Sangat khas bagi penderita kwashiorkor ialah rambut yang
mudah di3abut. &ada penyakit kwashiorkor yang lan"ut dapat terlihat rambut
kepala yang kusam, kering, halus, "arang, dan berubah warnanya. arna
rambut yang hitam men"adi merah, 3oklat, kelabu, maupun putih. @ambutalispun menun"ukkan perubahan demikian, akan tetapi tidak demikian dengan
rambut matanya yang "ustru meman"ang.
Per,+a-an /,t
&erubahan kulit yang oleh illiams, dokter wanita pertama yang melaporkan
adanya penyakit kwashiorkor, diberi nama crazy pavement dermatosis
merupakan kelainan kulit yang khas bagi penyakit kwashiorkor. 6elainan kulit
tersebut dimulai dengan titik-titik merah menyerupai pte3hiae, berpadu
men"adi ber3ak yang lambat-laun menghitam. Setelah ber3ak hitam
mengelupas, maka terdapat bagian-bagian yang merah dikelilingi oleh batas-
batas yag masih hitam. +agian tubuh yang sering membasah dikarenakan
keringat atau air ken3ing, dan yang terus-menerus mendapat tekanan
22
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 23/68
merupakan predileksi crazy pavement dermatosis,seperti di punggung, pantat,
sekitar 'ul'a, dan sebagainya. &erubahan kulit lainnya seperti kulit kering
dengan garis kulit yang mendalam, luka yang mendalam tanpa tanda-tanda
inflamasi. 6adang-kadang pada kasus yang sangat lan"ut ditemui pete3hiae
tanpa trombositopenia dengan prognosis yang buruk bagi si penderita.
Pem+esaran -at
Termasuk ge"ala yang sering ditemukan. 6adang-kadang batas hati terdapat
setinggi pusar. 9ati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa
kenyal pada rabahan dengan permukaan yang li3i dan pinggir yang ta"am.
Sediaan hati demikian "ika dilihat dibawah mikroskop menun"ukkan, bahwa
banyak sel hati terisi dengan lemak. &ada kwashiorkor yang relatif ringaninfiltrasi lemak itu terdapat terutama di segi taga 6irnan, lebih berat
penyakitnya lebih banyak sel hati yang terisi dengan lemak, sedangkan pada
yang sangat berat perlemakan terdapat pada hamper semua sel hati.
Adakalanya terlihat "uga adanya fibrosis dan nekrosis hati.
Anema
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita demikian. +ilamana
kwashiorkor disertai oleh penyakit lain, terutama ankylostomiasis, maka dapat
di"umpai anemia yang berat. ?enis anemia pada kwashiorkor berma3am-
ma3am, seperti normositik normokrom, mikrositik hipokrom, makrositik
hiperkrom, dan sebagainya. &erbedaan ma3am anemia pada kwashiorkor dapat
di"elaskan oleh kekurangan berbagai faktor yang mengiringi kekurangan
protein, seperti zat besi, asam folat, 'itamin +%, 'itamin B, tembaga,
insufisiensi hormone, dan sebagainya. 1a3am anemia yang ter"adi
menun"ukkan faktor mana yang lebih dominan. &ada pemeriksaan sumsum
tulang sering ditemukan mengurannya sel system eripoitik. 9ipoplasia atau
aplasia sumsum tulang demikian disebabkan terutama oleh kekurangan protein
dan infeksi menahun.
Keanan +o/ma> 6ara-
23
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 24/68
Ada hipotesis mengatakan bahwa pada penyakit kwashiorkor tubuh tidak
dapat beradaptasi terhadap keadaan baru yang disebabkan oleh kekurangan
protein maupun energi. :leh sebab itu banyak perubahan biokimiawi dapat
ditemukan pada penderita kwashiorkor, misalnya=
o Albumin serum
Albumin serum yang merendah merupakan kelainan yang sering dianggap
spesifik dan sudah ditemukan pada tingkat dini, maka 13<arena member
angka (skor) untuk membedakan kwashiorkor dan marasmus. <ebih
rendah kadar albumin serum, lebih tinggi pemberian angkanya.
o Globulin serum
6adar globulin dalam serum kadang-kadang menurun akan tetapi tidak sebanyak menurunnya albumin serum, hingga pada kwashiorkor terdapat
rasio albumin;globulin yang biasanya men"adi lebih rendah, bahkan
pada kwashiorkor yang berat ditemukan rasio yang terbalik.
o 6adar kolesterol serum
&ada penderita kwashiorkor, terutama yang berat, kadar kolesterol
darahnya rendah. 1ungkin sa"a rendahnya kolesterol darah disebabkan
oleh makanan sehari-harinya yang terdiri dari sayuran hingga tidak
mengandung kolesterol, atau adanya gangguan dalam pembentukan
kolesterol dalam tubuh.
o Tes thymol turbidity(dera"at kekeruhan)
1erupakan tes fungsi hati. &enentuan terhadap %#7 penderita kwashiorkor
member hasil sebagai berikut = pada 4 penderita meninggi, sedangkan
pada selebihnya tidak. Tidak ditemukan korelasi antara tingginya
kekeruhan dan beratnya perlemakan hati maupun tingginya angka
kematian, maka tes tersebut tidak mempunyai nilai diagnosis maupun
prognosis.
B. Geaa /ns Marasm,s
1arasmus dapat ter"adi pada segala umur, akan tetapi yang sering di"umpai pada
bayi yang tidak mendapat 3ukup AS* dan tidak diberi makanan penggantinya atau
24
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 25/68
sering diserang diare. 1arasmus "uga dapat ter"adi akibat berbagai penyakit lain,
seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pen3ernaan atau "antung, malabsorbsi,
gangguan metaboli3, penyakit gin"al menahun, dan "uga pada gangguan saraf
pusar. &erhaian ibu dan pengasuh yang berlebihan sehingga anak dipaksa
menghabiskan makanan yang disediakan, walaupun "umlahnya "auh melampaui
kebutuhannya, dapat menyebabkan anak kehilangan nafsu makannya, atau
muntah begitu melihat makanan atau formula yang akan diberikannya.
Adakalanya anak demikian menolak segala ma3am makanan hingga
pertumbuhannya terganggu.
Gambar 4. 1anifestasi klinis marasmus
Penam0an
1uka seorang penderita marasmus menun"ukkan wa"ah seorang tua. Anak
terlihat sangat kurus (vel over been) karena hilangnya sebagian besar lemak
dan otot-ototnya.
Per,+a-an menta
25
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 26/68
Anak menangis, "uga setelah mendapat makan oleh sebab masih merasa lapar.
6esadaran yang menurun (apati) terdapat pada penderita marasmus yang
berat.
Keanan 0a6a /,t t,+,-
6ulit biasanya kering, dingin, dan mengendor disebabkan kehilangan banyak
lemak dibawah kulit serta otot-ototnya.
Keanan 0a6a ram+,t /e0aa
alaupun tidak sering seperti pada penderita kwashiorkor, adakalanya tampak
rambut kering, tipis dan mudah rontok.
Lema/ 6+a>a- /,t
<emak subkutan menghilang hingga turgor kulit mengurang.
Otototot
:tot-otot atrofis, hingga tulang-tulang terlihat lebih "elas.
Sa,ran 0en9ernaan
&enderita marasmus lebih sering menderita diare atau konstipasi.
*ant,n
Tidak "arang terdapat bradikardi.
Te/anan 6ara-
&ada umummnya tekanan darah penderita lebih rendah dibandingkan dengan
anak sehat seumur.
26
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 27/68
Sa,ran na4as
Terdapat pula frekuensi pernafasan mengurang.
Sstem 6ara-
&ada umummnya ditemukan kadar hemoglobin yang agak rendah.
<. Geaa /ns Marasm,sK>as-or/or
&enyakit marasmus-kwashiorkor memperlihatkan ge"ala 3ampuran antara
penyakit marasmus dan kwashiorkor. 1akanan sehari-harinya tidak 3ukup
mengandung protein dan "uga energi untuk pertumbuhan yang normal. &ada
penderita demikian, disamping menurunnya berat badan di bawah #0 dari
normal memperlihatkan ge"ala-ge"ala kwashiorkor, seperti edema, kelainan
rambut, kelainan kulit, sedangkan kelainan biokimiawi terlihat pula.
Gambar 5. 1anifestasi klinis 1arasmus-6washiorkor
DIAGNOSIS
27
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 28/68
Jang dimaksud dengan gizi buruk adalah terdapatnya edema pada kedua
kaki atau adanya severe wasing (++;T+ P # 0 atau P -4SD), atau ada ge"ala klinis
gizi buruk (kwashiorkor, marasmus, dan marasmus-kwashiorkor). alaupun kondisi
klinis pada kwashiorkor, marasmus, dan marasmus kwashiorkor berbeda tetapi
tatalaksananya sama.!,
A. Danoss
Ditegakkan berdasarkan tanda dan ge"ala klinis serta pengukuran antropometri.
Anak didiagnosis gizi buruk apabila =
• ++;T+ P -4 SD atau P #0 dari median (marasmus)
• dema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh (kwashiorkor =
++;T+ Q -4 SD atau marasmus-kwashiorkor= ++;T+ P -4SD)
?ika ++;T+ atau ++;&+ tidak dapat diukur, gunakan tanda klinis berupa ana/
tam0a/ sanat /,r,s (visible severe wasting ) dan tidak mempunyai "aringan
lemak di bawah kulit terutama pada kedua bahu, lengan, pantan dan pahaM tulang
iga terlihat "elas, dengan atau tanpa adanya edema. !,
Anak-anak dengan BB:U ? %)@ belum tentu gizi buruk, karena mungkin anak
tersebut pendek, sehingga tidak terlihat sangat kurus. Anak seperti itu tidak
membutuhkan perawatan di rumah sakit, ke3iali "ika ditemukan penyakit lain
yang berat. !,
B. Penaan a>a ana/ 8 +,r,/
&ada setiap anak gizi buruk lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis.
Anamnesis terdiri dari anamnesis awal dan anamnesis lan"utan. !,
Anamness a>a (,nt,/ /e6ar,ratan!
• 6e"adian mata 3ekung yang baru sa"a mun3ul
• <ama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan
diare (en3er;darah;lendir)
• 6apan terakhir berkemih
• Se"ak kapan tangan dan kaki teraba dingin
28
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 29/68
+ila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasi
dan;atau syok, serta harus diatasi segera. !,
Anamness an,tan
Dilakukan untuk men3ari penyebab dan ren3ana tatalaksana selan"utnya,
dilakukan setelah kedaruratna ditangani=
• Diet (pola makan);kebiasaan makan sebelum sakit
• @iwayat pemberian AS*
• Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir
• 9ilangnya nafsu makan
• 6ontak dengan pasien 3ampak atau tuberkulosis paru
• &ernah sakit 3amapat dalam 4 bulang terakhir
• +atuk kronik
• 6e"adian dan penyebab kematian saudara kandung
• +erat badan lahir
• @iwayat tumbuh kembang= duduk, berdiri, bi3ara dan lain-lain
• @iwayat imunisasi
• Apakah ditimbang setiap bulan
• <ingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang sosial anak)
• Diketahi atau tersangka infeksi 9*
Pemer/saan 4s/
• Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki.
Tentukan status gizi dengan menggunakan ++;T+-&+.
• Tanda dehidrasi = tampak haus, mata 3ekung, turgor buruk (hati-hati
menentukan status dehidrasi pada gizi buruk)
• Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary refill time yang melambat, nadi
lemah dan 3epat) kesadaran menurun.
29
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 30/68
• Demam (suku aksilar O 4,!#B) atau hipotermi (suhu aksilar P 4!,!#B)
• >rekuensi dan tipe pernapasan = pneumonia atau gagal "antung
• Sangat pu3at
• &embesaran hati dan ikterus
• Adakah perut kembung, bising usu melemah;meninggi, tanda asites, atau
adanya suara seperti pukulan pada permukaan air (abdominal splash)
• Tanda defisiensi 'itamin A pada mata =
Gambar !. +er3ak +itot pada mata
o 6on"ungti'a atau kornea yang kering, ber3ak +itot
o 2lkus kornea
o
6eratomalasia• 2lkus pada mulut
• >okus infeksi = telinga, tenggorokan, paru, kulit
• <esi kulit pada kwashiorkor =
o 9ipo- atau hiper- pigmentasi
o Deskuamasi
o 2lserasi (kaki, paha, genital, lipatan paha, belakang telinga)
o <esi eksudatif (menyerupai luka bakar), seingkali dengan infkesi
sekunder (termasuk "amur)
• Tampilan tin"a (konsistensi, darah, lendir)
• Tanda dan ge"ala 9*
30
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 31/68
Batatan =
• Anak dengan defisiensi 'itamin A seringkali fotofobia. &enting untuk
memeriksa mata dengan hati-hati untuk menghindari robeknya kornea.
• &emeriksaan laboratorium terhadap 9+ dan atau 9t, "ika didapatkan anak
sangat pu3at!,.
3.%. DIAGNOSIS BANDING
6& berat;Gizi buruk se3ara klinis terdapat dalam 4 (tiga) tipe yaitu kwashiorkor,
marasmus, dan marasmik-kwashiorkor sehingga perlu dibedakan dari masing-
masing ge"ala yang telah di"elaskan sebelumnya di atas.
3.&. PENATALAKSANAAN
Gambar . Alur pemeriksaan anak gizi buruk
31
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 32/68
Pa6a saat mas,/ r,ma- sa/t
• Anak dipisahkan dari pasien infeksi
• Ditempatkan di ruangan yang hangat (!-4#oB, bebas dari angin)
• Dipantau se3ara rutin
• 1emandikan anak dilakukan seminimal mungkin dan harus segera
keringkan.
Demi keberhasilan tatalaksana diperlukan=
• >asilitas dan staf yang professional (Tim Asuhan Gizi)
• Timbangan badan yang akurat
• &enyediaan dan pemberian makan yang tepat dan benar
• &en3atatan asupan makanan dan berat badan anak, sehingga kema"uan selama
perawatan dapat die'aluasi
• 6eterlibatan orang tua
32
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 33/68
Gambar . Alur pelayanan anak gizi buruk di rumah sakit;puskesmas perawatan
Tataa/sana ,m,m
&enilaian triase anak dengan gizi buruk dilakukan dengan tatalaksana syok pada
anak dengan gizi buruk =
• <akukan penanganan ini hanya "ika ada tanda syok dan anak letargis atau
idak sadar.
• &astikan anak menderita gizi buruk dan benar-benar menun"ukkan tanda
syok.
• Timbang anak untuk menghitung 'olume 3airan yang harus diberikan
• &asang infus (dan ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium gawat
darurat)
• 1asukkan larutan @inger <aktat dengan dekstrose!0 (@<D!0) atau @inger
<aktat atau Garam /ormal $ pastikan aliran infus ber"alan lan3er. +ila gula
33
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 34/68
darah tinggi maka berikan @inger <aktat (tanpa dekstrose) atau Garam
/ormal.
• Alirkan 3airan infus %#ml;kg++ selama 4# menit
• 9itung denyut nadi dan frekuensi napas anak mulai dari pertama kali
pemberian 3airan dan setiap !-%#menit
Jika ada perbaikan tapi belum adekuat (denyut nadi melambat, frekuensi
napas anak melambat, dan capillary refill ! detik)"
o +erikan lagi 3airan di atas %# ml;kb++ selama 4# menit
o /ilai kembali setelah 'olume 3airan infus yang sesuai telah diberikan
Jika ada perbaikan dan sudah adekuat (denyut nadi melambat, frekuensi
napas anak melambat, dan capillary refill # $ detik)"
o Alihkan ke terapi oral atau menggunakan /GT dengan @eSo1al
%#ml;kg++;"am hingga %# "am
o 1ulai berikan anak makanan dengan >-! (resep formula modifikasi)
?ika tidak ada perbaikan, lan"utkan dengan pemberian 3airan rumatan
5ml;kg++;"am dan pertimbangkan penyebab lain selain hipo'olemik
o Transfusi darah %#ml;kg++ selama % "am (bila ada perdarahan nyata yangsignifikan dan darah tersedia)
o +ila kondisi stabil ru"uk ke rumah sakit dengan kemampuan lebih tinggi.
?ika kondisi anak menurun selama diberikan 3airan infus (napas anak
meningkat ! kali;menit atau denyut nadi %! kali;menit), hentikan infus karena
3airan infus dapar memperburuk kondisi anak. Alihkan ke terapi oral atau
menggunakan pipa nasogastrik dengan @eSo1al, %# ml;kg++;"am hingga %#
"am.
<atatan 0a6a saat mem+er/an 0enananan a>at6ar,rat 0a6a ana/
6enan 8 +,r,/
34
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 35/68
Selama proses triase, semua anak dengan gizi buruk akan diidentifikasi
sebagai anak dengan tanda prioritas, artinya mereka memerlukan
pemeriksaan dan penanganan segera.
&ada saat penilaian triase, akan ditemukan sebagian ke3il anak gizi buruk
dengan tanda kegawatdaruratan.
Gambar 8. 6lasifikasi tanda bahaya atau tanda kegawatdaruratan
Ha -a 0entn 7an -ar,s 60er-at/an &
%. ?angan berikan >e sebelum minggu ke- (>e diberikan pada fase
stabilisasi)
35
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 36/68
. ?angan berikan 3airan intra'ena ke3uali syok atau dehidrasi berat.
4. ?angan berikan protein terlalu tinggi pada fase stabilisasi.
5. ?angan berikan diureti3 pada penderita kwashiorkor.
• Anak dengan tanda dehidrasi berat tapi tidak mengalami syok tidak boleh
dilakukan rehidrasi dengan infus. 9al ini karena diagnosis dehidrasi berat
pada anak dengan gizi buruk sulit dilakukan dan sering ter"adi salah
diagnosis. +ila diinfus berarti menempatkan anak ini dalam resiko o'er-
hidrasi dan kematian karena gagal "antung. Dengan demikian, anak ini
harus diberi perawatan rehidrasi se3ara oral (melalui mulut) dengan larutan
rehidrasi khusus untuk gizi buruk (@eSo1al).
• Anak dengan tanda syok dinilai untuk tanda lainnya (letargis atau tidak
sadar). &ada gizi buruk, tanda gawat darurat umum yang biasa ter"adi pada
anak syok mungkin timbul walaupun anak tidak mengalami syok.
o ?ika anak letargis atau tidak sadar, "aga agar tetap hangat dan
berikan 3airan infus dan glukosa %#0 !ml;kg++ i'.
o ?ika anak sadar (tidak syok) "aga agar tetap hangat dan berikan
glukosa %#0 %#ml;kg++ lewat mulut atau pipa nasogastrik dan
lakukan segera penilaian menyeluruh dan pengobatan lebih lan"ut.
• Batatan = ketika memberikan 3airan infus untuk anak syok, pemberian
3airan infus tersebut berbeda dengan anak yang dalam kondisi gizi baik.
Syok yang ter"adi karena dehidrasi dan sepsis mungkin dapat ter"adi se3ara
bersamaan dan hal ini sulit untuk dibedakan dengan tampilan klinis
semata. Anak dengan dehidrasi memberikan reaksi yang baik pada
pemberian 3airan infus (napas dan denyut nadi lebih lambat, capillary
refill lebih 3epat). Anak yang mengalami syok sepsis dan tidak dehidrasi,
tidak akan memberikan reaksi. ?umlah 3airan yang diberikan harus melihat
reaksi anak. 9indari ter"adi o'er-hidrasi. &antau denyut nadi dan
pernapasan pada saat infus dimulai dari tiap !-%# menit untuk melihat
36
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 37/68
kondisi anak mengalami perbaikan atau tidak. *ngat bahwa "umlah dan
ke3epatan aliran 3airan infus berbeda pada gizi buruk.
• Semua anak dengan gizi buruk membutuhkan penilaian dan pengobatan
segera untuk mengatasi masalah serius seperti hipoglikemi, hipotermi,
infeksi berat, anemia berat dan kemungkinan besar kebutaan pada mata.
&enting "uga melakukan pen3egahan timbulnya maslah tersebut bila belum
ter"adi pada saat anak dibawa ke rumah sakit.
Anak marasmus kwashiorkor berat memerlukan perawatan karena terdapat
berbagai komplikasi yang membahayakan hidupnya. Tindakan yang dilakukan
berdasarkan pada ada tidaknya tanda bahaya dan tanda penting, yangdikelompokkan men"adi !, yaitu=
Kon6s I
?ika ditemukan= @en"atan (syok), letargis, muntah dan atau diare atau
dehidrasi.<akukan @en3ana *, dengan tindakan segera, yaitu=
%. &asang : %-<;menit
. &asang infus @inger <aktat dan Detrosa ; Glukosa %#0 dengan perbandingan %=%
(@<G !0)
4. +erikan glukosa %#0 intra'ena (*) bolus, dosis !ml;kg++ bersamaan dengan
5. @eSo1al !ml;kg++ melalui /GT
Kon6s II
?ika ditemukan= letargis, muntah dan atau diare atau dehidrasi.<akukan @en3ana
**, dengan tindakan segera, yaitu=
%. +erikan bolus glukosa %# 0 intra'ena, !ml;kg++
. <an"utkan dengan glukosa atau larutan gula pasir %#0 melalui /GT sebanyak
!#ml
4. "am pertama
37
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 38/68
• berikan @eSo1al se3ara :ral;/GT setiap 4# menit, dosis = !ml;kg++
setiap pemberian
• 3atat nadi, frekuensi nafas dan pemberian @eSo1al setiap 4# menit
Kon6s III
?ika ditemukan= muntah dan atau diare atau dehidrasi.<akukan @en3ana ***,
dengan tindakan segera, yaitu=
%. +erikan !#ml glukosa atau larutan gula pasir %#0 (oral;/GT)
. ?am pertama
• berikan @eSo1al se3ara oral ; /GT setiap 4# menit, dosis !ml;kg++
setiap pemberian
• 3atat nadi, frekuensi nafas dan beri @eSo1al setiap 4# menit
Kon6s IC
?ika ditemukan= letargis. <akukan @en3ana *, dengan tindakan segera, yaitu=
%. +erikan bolus glukosa %#0 intra'ena, !ml;kg++
. <an"utkan dengan glukosa atau larutan gula pasir %#0 melalui /GT sebanyak
!#ml4. "am pertama
• berikan > ! setiap 4# menit, . dari dosis untuk "am sesuai dengan
berat badan (/GT)
• 3atat nadi, frekuensi nafas
Kon6s C
?ika tidak ditemukan= ren"atan (syok), letargis, muntah dan atau diare atau
dehidrasi. <akukan @en3ana , dengan tindakan segera, yaitu=
%. +erikan !#ml glukosa atau larutan gula pasir %#0 oral
. Batat nadi, frekuensi nafas
38
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 39/68
+erikut ini adalah bagan langkah ren3ana pengobatan anak gizi buruk=
Gambar 7. +agan <angkah @en3ana &engobatan Anak Gizi +uruk
1enurut Depkes @* pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 5 fase yang harus
dilalui yaitu fase stabilisasi (9ari %-), fase transisi (9ari 8 $ %5), faserehabilitasi
39
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 40/68
(1inggu ke 4 $ ), fase tindak lan"ut (1inggu ke $ ). Dimana tindakan
pelayanan terdiri dari %# tindakan pelayanan sbb=
Gambar %#. %# <angkah 2tama Tatalaksana Anak Gizi +uruk
A. Prns0 Dasar Peno+atan G8 B,r,/ (1) Lan/a- ,tama!
Lan/a- Ke1 Peno+atan:Pen9ea-an H0o/ema
Tanda-tanda hipoglikemi8 =
%. 9ipoglikemi adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa darah yang sangat
rendah.
40
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 41/68
. Anak gizi buruk, dianggap hipoglikemia bila kadar glukosa darah ? 3
mmo:ter ata, ?$" m:6.
4. 9ipoglikemia biasanya "uga ter"adi bersamaan dengan hipotermia.
5. Tanda lain hipoglikemia adalah letargis, nadi lemah, dan kehilangan
kesadaran.
!. Ge"ala hipoglikemia berupa berkeringat dan pu3at, sangat "arang di"umpai
pada anak gizi buruk.
. 6ematian karena hipoglikemia pada anak gizi buruk, kadang-kadang hanya
didahului dengan tanda seperti mengantuk sa"a.
. Di unit pelayanan kesehatan yang belum mampu memeriksa kadar glukosa
darah, setiap anak gizi buruk yang dating harus dianggap mengalamihipoglikemia. :leh "arena itu harus segera mendapatkan perawatan dan
penanganan sebagai penderita hipoglikemia.
Bara mengatasi hipoglikemia=8
%. Sadar (tidak letargis)
• +erikan larutan Glukosa %#0 atau larutan gula pasir %#0 N se3ara oral atau
/GT (bolus) sebanyak !#ml
. Tidak sadar (letargis)
• +erikan larutan Glukosa %#0 se3ara intra'ena(i') (bolus) sebanyak !
ml;kg++
• Selan"utnya berikan larutan Glukosa %#0 atau larutan gula pasir %#0
se3ara oral atau /GT (bolus) sebanyak !# ml.
4. @en"atan(syok)
• +erikan 3airan intra'ena (i') berupa @inger <aktat dan Detrose;Glukosa
%#0 dengan perbandingan %=% (F@<G !0) sebanyak %!ml;kg++ selama %
"am pertama atau ! tetes;menit;kg++
• Selan"utnya berika larutan Glukosa %#0 se3ara intra'ena (i') (bolus)
sebanyak !ml;kg++
41
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 42/68
%& gram gula pasir (' sendok teh munung) * air matang s+d &ml
&emantauan =
?ika kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar gula darah setelah 4#
menit.
• ?ika kadar gula darah P 4 mmol;< (P !5 mg;dl), ulangi pemberian larutan
glukosa atau gula %#0.
• ?ika suhu re3tal P4!,!#B atau bila kesadaran memburuk, mungkin
hipoglikemia disebabkan oleh hiponatremia, ulangi pengukuran kadar gula
darah dan tangani sesuai keadaan (hiponatremia dan hipoglikemia).
&en3egahan =
+eri makanan awal (>-!) setiap "am, mulai sesegera mungkin atau "ika perlu,
lakukan rehidrasi lebih dulu. &emberian makan harus teratur setiap -4 "am siang
malam.
Langkah Ke-2: Pengobatan / Pencegahan Hipotermia
9ipotermia8 =
%. Adalah suatu keadaan tubuh dimana suhu aksiler P4#B
. 9ipetermia biasanya ter"adi bersama-sama dengan ke"adian hipoglikemia.
4. 9ipoglikemia daan hipotermia pada anak gizi buruk biasanya merupakan
tanda dari adanya infeksi sistemik yang serius.
5. Semua anak gizi buruk dengan hiponatremia harus mendapat pengobatan
untuk mengatasi hipoglikemia dan infeksi.
!. Badangan energi anak gizi buruk sangat terbatas, sehingga tidak mampumemproduksi panas untuk mempertahankan suhu tubuh.
. Setiap anak gizi buruk harus dipertahankan suhu tubuhnya dengan menutup
tubuhnya dengan penutup yang memadai.
42
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 43/68
. Tindakan menghangatkan tubuh, adalah usaha untuk menghemat penggunaan
3adangan energi pada anak tersebut.
Suhu tubuh 4-4#B 8
6eadaan ini pada anak gizi buruk dapat dengan mudah "atuh pada hiponatremia,
3ara untuk mempertahankan (pen3egahan) agar tidak hipotermia adalah =
%. Tutuplah tubuh anak termasuk kepalanya
. 9indari adanya hembusan angin dalam ruang perawatan
4. &etahankan suhu ruangan sekitar !-4##B.
5. ?angan membiarkan anak tanpa ba"u terlalu lama pada saat tindakan
pemeriksaan dan penimbangan.
!. 2sahakan tangan dari pemberi perawatan pada saat menangani anak gizi buruk dalam keadaan hangat.
. Segeralah ganti ba"u atau peralatan tidur yang basah oleh karena air ken3ing
atau keringat atau sebab-sebab yang lain.
. +ila anak baru sa"a dibersihkan tubuhnya dengan air, segera keringkan
dengan sebaik-baiknya.
8. ?angan menghangati anak dengan air panas dalam botol, hal ini untuk
menghindari ibu anak;pengasuh lupa membungkus botol dengan kain akan
menyebabkan kulit anak terbakar.
Suhu tubuh P4#B (hipotermia)8
Bara untuk memulihkan penderita gizi buruk yang mengalami hipotermia adalah=
%. +ila suhu P4#B harus dilakukan tindakan menghangati untuk
mengembalikan kembali suhu tubuh anak.
. &emanasan suhu tubuh anak yang hipotermia adalah dengan 3ara KkanguruL,
yaitu dengan mengadakan kontak langsung kulit ibu dan kulit anak untuk
memindahkan panas tubuh ibu kepada tubuh anak dan anak digendong serta
diselimuti seluruh tubuhnya.
4. &emanasan tubuh anak "uga dapat dilakukan dengan menggunakan lampu.
<ampu harus diletakkan !#3m dari tubuh anak.
43
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 44/68
5. Suhu tubuh harus dimonitor setiap 4# menit untuk memastikan bahwa suhu
tubuh anak tidak terlalu tinggi akibat pemanasan.
!. 9entikan pemanasan bila suhu tubuh sudah men3apai 4#B.
&emantauan =
%. 2kur suhu aksilar anak setiap "am sampai suhu meningkat men"adi 4,!#B
atau lebih. ?ika digunakan pemanas, ukur suhu tiap setengah "am. 9entikan
pemanasan bila suhu men3apai 4,!#B.
. &atikan bahwa anak selalu tertutup pakaian atau selimut, terutama pada
malam hari.
4. &eriksa kadar gula darah bila ditemukan hiponatremi.
Langkah Ke-3: Pengobatan/Pencegahan Dehidrasi
Diagnosis
Benderung ter"adi diagnosis berlebihan dari dehidrasi dan estimasi yang
berlebihan mengenai dera"at keparahannya pada anak dengan gizi buruk. 9al ini
disebabkan oleh sulitnya menentukan status dehidrasi se3ara tepat pada anak
dengan gizi buruk hanya dengan menggunakan ge"ala klinis sa"a. Anak gizi buruk
dengan diare 3air, bila ge"ala dehidrasi tidak "elas, anggap dehidrasi ringan.
Batatan= hipo'olemia dapat ter"adi bersamaan dengan adanya edema.
Tatalaksana
%. ?angan gunakan infus untuk rehidrasi, ke3iali pada kasus dehidrasi berat
dengan;tanpa syok.
. +eri -e.oMal , se3ara oral atau melalui /GT, lakukan lebih lambat dibanding
"ika melakukan rehidrasi pada anak dengan gizi baik.
• +eri !ml;kg++ setiap 4# menit untuk "am pertama.
• Setelah "am, berikan @eSo1al !-%# ml.kg++;"am berselang-seling
dengan >-! dengan "umlah yang sama setiap "am selama %# "am.
?umlah yang pasti tergantung seberapa banyak anak mau, 'olume tin"a
yang keluar, dan apakah anak muntah.
44
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 45/68
/atatan= <arutan oralit 9: (9:-:@S) yang biasa digunakan
mempunyai kadar natrium tinggi dan kadar kalium rendahM 3airan yang
lebih tepat adalah @eSo1al.
• Selan"utnya berikan >-! se3ara teratur setiap "am.
• ?ika masih diare, beri @eSo1al setiap kali diare. 2ntuk usia P%th= !#-
%##ml setiap buang air besar, usia O % th< %##-##ml setiap buang air
besar.
@esep @eSo1al
@eSo1al mengandung 4,! mmol /a, 5# mmol 6, 4 mmol 1g per liter
+ahan ?umlah
:ralit 9:N
Gula pasir
<arutan mineral-miNN
Ditambah air sampai men"adi
% sa3het (##ml)
%# gr
8 ml
5##
N, g /aBlM ,7 g trisodium 3itrate dehydrate, %.! g 6Bl, %4.! g glukosa dalam
%<
NN<ihat resep larutan mineral mi
+ila larutan mineral mi tidak tersedia, sebagai pengganti @eSo1al dapat dibuat
larutan sebagai berikut=
+ahan ?umlah
:ralit
Gula pasir
+ubuk 63lDitambah air sampai men"adi
% sa3het (##ml)
%# g
#,8 g5## ml
:leh karena larutan pengganti tidak mengandung 1g, n, dan Bu, maka dapat
diberikan makanan yang merupakan sumber mineral tersebut. Dapat pula
45
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 46/68
diberikan 1gS:5 5#0 *1 %;hari dengan dosis #,4 ml.kg++, maksimum
ml;hari.
<arutan 1ineral-mi
<arutan ini digunakan pada pembuatan >-!, >-%## dan @eSo1al.
?ika tidak tersedia larutan mineral-mi siap pakai, buatlah larutan dengan
menggunakan bahan berikut ini =
+ahan ?umlah (g)
6alium klorida (6B<)Tripotassium 3itrate
1agnesium klorida (1gBl, 9:)
Seng asetat (n asetat, 9:)
Tembaga sulfat (BuS:5, !9:)
Air tambahkan men"adi
87,!4,5
4#,!
4,4
#,!
%### ml
&emantauan
&antau kema"uan proses rehidrasi dan perbaikan keadaan klinis setiap setengah
"am selama "am pertama, kemudian tiap "am sampai %# "am berikutnya.
aspada terhadap ge"ala kelebihan 3airan, yang sangat berbahaya dan bias
mengakibatkan gagal "antung dan kematian.
&eriksalah
• >rekuensi napas
• >rekuensi nadi
• >rekuensi miksi dan "umlah produksi urin
• >rekuensi buang air besar dan muntah
Selama proses rehidrasi, frekuensi napas dan nadi akan berkurang dan mulai adadieresis. 6embalinya air mata, mulut basahM 3ekung mata dan fontanel berkurang
serta turgor kulit membaik merupakan tanda membaiknya hidrasi, tetapi anak
gizi buruk seringkali tidak memperlihatkan tanda tersebut walaupun rehidrasi
penuh telah ter"adi, sehingga sangat penting untuk memantau berat badan.
46
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 47/68
Jika ditemukan tanda kelebihan cairan (frekuensi napas meningkat &x+menit dan
frekuensi nadi &x+menit), hentikan pemberian cairan+-e.oMal segera dan
lakukan penilaian ulang setelah am01
&en3egahan
Bara men3egah dehidrasi akibat diare yang berkelan"utan sama dengan pada anak
dengan gizi baik, ke3uali penggunaan 3airan @eSo1al sebagai pengganti larutan
oralit standar.
• ?ika anak masih mendapat AS*, lan"utkan pemberian AS*
•&emberian >-! sesegera mungkin
• +eri @eSo1al sebanyak !#-%## ml setiap buang air besar 3air.
Langkah Ke-4: Koreksi Gangguan Keseimbangan Elektrolit
&ada semua 6& berat ter"adi kelebihan natrium (/a) tubuh, walaupun kadar /a
plasma rendah. Defisiensi kalium (6) dan magnesium (1g) sering ter"adi dan
paling sedikit perlu minggu untuk pemulihan.7
6etidakseimbangan elektrolit ini ikut berperan pada ter"adinya edema ("angan
obati edema dengan pemberian diuretikum)7
+erikan =
- Tambahan 6alium -5 mR;kg ++;hari (F %!#-4## mg 6Bl;kg++;hari)
- Tambahkan 1g #.4-#. mR;kg ++;hari (F .!-%! mg 1gBl ;kg++;hari)
- 2ntuk rehidrasi, berikan 3airan rendah natrium (@esomal;pengganti)- Siapkan makanan tanpa diberi garam;rendah garam.
Tambahan 6 dan 1g dapat disiapkan dalam bentuk larutan yang ditambahkan
langsung pada makanan. &enambahan # ml larutan tersebut pada % liter formula,
47
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 48/68
dapat memenuhi kebutuhan 6 dan 1g. (<ihat lampiran untuk 3ara pembuatan
larutan).7
Lan/a- Ke$ Peno+atan Dan Pen9ea-an In4e/s
&ada 6& berat;gizi buruk, tanda yang biasanya menun"ukkan adanya infeksi
seperti demam seringkali tidak tampak.
6arenanya pada semua 6& berat;gizi buruk beri se3ara rutin =
- Antibiotik spektrum luas
- aksinasi Bampak bila umur anak Q bulan dan belum pernah diimunisasi
(tunda bila ada syok). 2langi pemberian 'aksin setelah keadaan gizi anak
men"adi baik.7
Batatan=
+eberapa ahli memberikan metronidazol (.! mg;kg, setiap 8 "am selama hari)
sebagai tambahan pada antibiotik spektrum luas guna memper3epat perbaikan
mu3osa usus dan mengurangi resiko kerusakan oksidatif dan infeksi sistemik
akibat pertumbuhan bakteri anaerobik dalam usus halus.7
&ilihan antibiotik spektrum luas=
+ila tanpa komplikasi=
• 6otrimoksasol ! ml suspensi pediatri se3ara oral, ;hari selama ! hari (,!
ml bila berat badan P 5 6g)
Atau
48
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 49/68
Bila anak sakit berat (apatis, letargi) atau ada komplikasi
(hipoglikemia: hipotermia, infeksi kulit, saluran nafas atau saluran
kencing), beri :
•
Ampisilin 50 mg/kgBB/i.m./i.v. setiap ! "am selama # hari,dilan"utkan dengan Amoksisilin secara oral $5 mg/%gBB setiap &
"am selama 5 hari. Bila amoksisilin tidak ada, teruskan ampisilin 50
mg/kgBB setiap ! "am secara oral.
'an
• entamicin .5 mg /%g/BB/i.m./i.v. sekali sehari, selama hari.
• Bila dalam *& "am tidak terdapat kema"uan klinis, tambahkan
kloramfenikol #5 mg/kg/BB/i.m./i.v. setiap ! "am selama 5 hari.
Bila terdeteksi infeksi kuman +ang spesik, tambahkan antibiotik
spesik +ang sesuai. -ambahkan obat anti malaria bila pemeriksaan
darah untuk malaria positif.
Bila anoreksia menetap setelah 5 hari pengobatan antibiotik, lengkapi
pemberian hingga $0 hari.
Bila masih tetap ada, nilai kembali kadaan anak secara lengkap,
termasuk lokasi infeksi, kemungkinan adan+a organisme +ang resisten
serta apakah vitamin dan mineral telah diberikan dengan benar.
Langkah Ke-6: Koreksi Defsiensi ikro !utrien
Semua 6& berat menderita kekurangan 'itamin dan mineral. alaupun anemia
biasa di"umpai, "angan terburu-buru memberikan preparat besi (>e), tetapi tunggu
sampai anak mau makan dan berat badannya mulai naik (biasanya setelah minggu
ke-). &emberian besi pada masa awal dapat memperburuk keadaan infeksinya.7
49
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 50/68
+erikan setiap hari=
- Suplementasi multi'itamin
- Asam folat % mg;hari (! mg pada hari pertama)
- Seng (n) mg;kg++;hari
- Tembaga (Bu) #. mg;kg++;hari
- +ila ++ mulai naik= >e 4 mg;kg++;hari atau sulfas ferrosus %#
mg;kg++;hari
- itamin A oral pada hari : umur 1 $ tahun : #00.000 2, !3$#
bulan : $00.000 2, 4 ! bulan : 50.000 2, kecuali bila dapat
dipastikan anak sudah mendapat suplementasi vit.A pada $ bulan
terakhir. Bila ada tanda/ge"ala desiensi vit.A, berikan vitamin dosisterapi.
Langkah Ke-": emberikan makanan untuk stabilisasi dan
transisi
&ada masa rehabilitasi, dibutuhkan berbagai pendekatan se3ara gen3ar agar
ter3apai masukan makanan yang tinggi dan pertambahan berat badan O !#
g;minggu. Awal fase rehabilitasi ditandai dengan timbulnya selera makan,
biasanya %- minggu setelah dirawat. Transisi se3ara perlahan dian"urkan untuk menghindari risiko gagal "antung dan intoleransi saluran 3erna yang dapat ter"adi
bila anak mengkonsumsi makanan dalam "umlah banyak se3ara mendadak.7
&ada periode transisi, dian"urkan untuk merubah se3ara perlahan-lahan dari
formula khusus awal ke formula khusus lan"utan7 =
- Ganti formula khusus awal (energi ! 6kal dan protein #.7-%.# g per %##
ml) dengan formula khusus lan"utan (energi %## 6kal dan protein .7 gram per
%## ml) dalam "angka waktu 58 "am. 1odifikasi bubur;makanan keluarga dapat
digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein yang sama.
- 6emudian naikkan dengan %# ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula
tersisa, biasanya pada saat ter3apai "umlah 4# ml;kg++;kali (F## ml;kg++;hari).
50
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 51/68
&emantauan pada masa transisi=
frekwensi nafas
frekwensi denyut nadi
+ila ter"adi peningkatan detak nafas Q!;menit dan denyut nadi Q!;menit dalam
pemantauan setiap 5 "am berturutan, kurangi 'olume pemberian formula. Setelah
normal kembali, ulangi menaikkan 'olume seperti di atas.7
Setelah periode transisi dilampaui, anak diberi=
- 1akanan;formula dengan "umlah tidak terbatas dan sering.- nergi = %!#-# 6kal;kg++;hari
- &rotein 5- gram;kg++;hari
- +ila anak masih mendapat AS*, teruskan, tetapi "uga beri formula, karena
energi dan protein AS* tidak akan men3ukupi untuk tumbuh-ke"ar.7
&emantauan setelah periode transisi=
6ema"uan dinilai berdasarkan ke3epatan pertambahan berat badan =
- Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan.
- 'aluasi kenaikan ++ setiap minggu
+ila kenaikan ++=
- kurang ( P!# g;minggu ), perlu re-e'aluasi menyeluruh =
3ek apakah asupan makanan men3apai target atau apakah infeksi telah dapat
diatasi.
- +aik (O !# g;minggu), lan"utkan pemberian makanan
@esep formula 9: >-! dan >-%##
+ahan makanan &er %### ml >-! >-! (Fsereal) >-%##
Susu krim bubuk gram ! ! 8!
51
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 52/68
Gula pasir
Tepung beras;maizena
1inyak sayur
<arutan elektrolit
Tambahan air s;d
gram
gram
gram
ml
ml
%##
-
#
%###
#
4!
#
%###
!#
-
#
#
%###
Na 8:1)))m
nergi
&rotein
<aktosa
6alium
/atrium
1agnesium
Seng
Tembaga
0 energi protein
0 energi lemak
:smolaritas
6kal
gram
gram
mmol
mmol
mmol
mg
mg
-
-
m:sm;l
!#
7
%4
5#
5.4
#
.!
!
4
5%4
!#
%%
%4
5
5.
#
.!
4
445
%###
7
5
4
%7
.4
4
.!
%
!4
5%7
Langkah Ke-#: emberikan makanan untuk tumbuh ke$ar
&ada awal fase stabilisasi, perlu pendekatan yang sangat berhati-nati karena
keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.7
52
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 53/68
&emberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan diran3ang
sedemikian rupa sehingga energi dan protein 3ukup untuk memenuhi
metabolisme basal.7
&rinsip pemberian nutrisi pada fase ini adalah =
&orsi ke3il tapi sering dengan formula laktosa rendah dan hipo;iso-osmolar.
+erikan se3ara oral;nasogastrik
nergi = 8# $ %## kal;kg++;hari
&rotein = % $ %.! g;kg++;hari
Bairan = %4# ml;kg++;hari (%## ml;kg++;hari bila terdapat edema)+ila masih mendapat AS*, tetap diberikan tetapi setelah pemberian formula.
>ormula khusus seperti >-! yang dian"urkan dan "adwal pemberian makanan
harus disusun sedemikian rupa agar dapat men3apai prinsip tersebut di atas= (lihat
tabel halaman 5). +erikan formula dengan 3angkir;gelas. +ila anak terlalu
lemah, berikan dengan sendok ; pipet.7
&ada anak dengan selera makan baik dan tanpa edema, "adwal pemberian
makanan pada fase stabilisasi ini dapat diselesaikan dalam -4 hari sa"a (% hari
untuk setiap tahap). +ila asupan makanan tidak men3apai dari 8# 6kal;kg
++;hari, berikan sisa formula melalui pipa nasogastrik. ?angan beri makanan
lebih %## 6kal;kg++;hari pada fase stabilisasi ini.7
&antau dan 3atat =
- ?umlah yang diberikan dan sisanya
- 1untah
- >rekwensi buang air besar dan konsistensi tin"a
- ++ (harian)
53
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 54/68
Selama fase stabilisasi, diare se3ara perlahan berkurang dan ++ mulai naik, tetapi
pada penderita dengan edema ++-nya akan menurun dulu bersamaan dengan
menghilangnya edema, baru kemudian ++ mulai naik.7
Langkah Ke-%: &erikan 'timulasi 'ensorik Dan Dukungan
Emosional
&ada 6& berat ter"adi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku,
karenanya berikan=7
• 6asih sayang
• <ingkungan yang 3eria
• Terapi bermain terstruktur selama %! $ 4# menit;hari
• Aktifitas fisik segera setelah sembuh
• 6eterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb).
Langkah Ke-(): *indak Lan$ut Di +umah
+ila ge"ala klinis sudah tidak ada dan ++ anak sudah men3apai 8#0 ++;2, dapat
dikatakan anak sembuh.
&ola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilan"utkan dirumah
setelah penderita dipulangkan.
7
&eragakan kepada orangtua =
- pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang
padat
- terapi bermain terstruktur.
Sarankan=
- 1embawa anaknya kembali untuk kontrol se3ara teratur=
bulan * = %;minggu
bulan ** = %; minggu
bulan *** = %;bulan
- &emberian suntikan;imunisasi dasar dan ulangan (booster)
54
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 55/68
- &emberian 'itamin A setiap bulan.
B. Peno+atan Pen7a/t Pen7erta
1. Les /,t 0a6a />as-or/or
Defisiensi seng (n)M sering ter"adi pada anak dengan kwashiorkor dan
kulitnya akan membaik se3ara 3epat dengan pemberian suplementasi
seng. !,
Sebagai tambahan=
• 6ompres daerah luka dengan larutan 6alium permanganate &6M
61n:5) #,#%0 selama %#menit;hari.• +ubuhi salep;krim (seng dengan minyak kastor, tulle gras) pada
daerah yang kasar, dan bubuhi gentian 'iolet (atau "ika tersedia, salep
nistatin) pada lesi kulit yang pe3ah-pe3ah.
• 9indari penggunaan popok-sekali-pakai agar daerah perineum tetap
kering. !,
2. Dare 0erssten
Tataa/sana
Giardiasis dan kerusakan mukosa usus
• ?ika mungkin, lakukan pemeriksaan mikroskopis atas spe3imen
feses.
• ?ika ditemukan kista atau trofozoit dari Giardia lamblia, beri
1etronidazol ,! mg;kg setiap 8 "am selama hari).
Intoleransi laktosa
Diare "arang disebabkan oleh intoleransi laktosa sa"a. Tatalaksana
intoleransi laktosa hanya diberikan "ika diare terus menerus ini
menghambat perbaikan se3ara umum. &erlu diingat bahwa >-! sudah
merupakan formula rendah laktosa. !,
55
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 56/68
&ada kasus tertentu =
• Ganti formula dengan yoghurt atau susu formula bebas laktosa.
• &ada fase rehabilitasi, formula yang mengandung susu diberikan
kembali se3ara bertahap.
Diare osmotic
Diare osmoti3 perlu diduga "ika diare makin memburuk pada pemberian
>-! yang hiperosmolar dan akan berhenti "ika kandungan gula dan
osmolaritasnya dikurangi. !,
• &ada kasus seperti ini gunakan >-! berbahan dasar serealia dengan
osmolaritas yang lebih rendah.
• +erikan >-%## untuk tumbuh ke"ar se3ara bertahap.
3. T,+er/,oss
?ika anak diduga kuat menderita tuberkulosis,lakukan= !,
• Tes 1antou (walaupun seingkali negati'e palsu)
• >oto thoraks, bila mungkin
• 2ntuk diagnosis dan tatalaksana sesuai dosis pengobatan T+ pada
anak
<. Pem,anan 6an tn6a/ an,t
+ila telah ter3apai ++;T+ Q -SD (setara dengan Q8#0) dapat dianggap anak telah
sembuh. Anak mungkin masih mempunyai ++;2 rendah karena anak berperwakan
pendek. &ola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilan"utkan di
rumah.
!,
+erikan 3ontoh kepada orang tua= !,
• 1enu dan 3ara membuat makanan kaya energia dan padat dizi serta frekuensi
pemberian makan yang sering.
Sarankan=
56
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 57/68
• 1elengkapi imunisasi dasar dan;atau ulangan
• 1engikuti program pemberian 'itamin A
Pemulangan sebelum sembuh total
Anak-anak yang belum sembuh total mempunyai risiko tinggi untuk kambuh.
aktu untuk pemulangan harus mempertimbangkan manfaat dan faktor risiko.
>aktor sosial "uga harus dipertimbangkan. Anak membutuhkan perawatan lan"utan
melalui rawat "alan untuk menyelesaikan fase rehabilitasi serta untuk men3egah
kekambuhan. !,
+eberapa pertimbangan agar perawatan di rumah berhasil =
Anak seharusnya = !,
• Telah menyelesaikan pengobatan antibioti3
• 1empunyai nafsu makan yang baik
• 1enun"ukkan kenaikan berat badan yang baik
• dema sudah hilang atau setidaknya sudah berkurang
*bu atau pengasuh seharusnya = !,
• 1empunyai waktu untuk mengasuh anak
• 1emperoleh pelatihan mengenai pemberian makan yang tepat ("enis, "umlah dan
frekuensi)
• 1empunyai sumber daya untuk member makan anak. ?ika tidak mungkin,
nasihati tentang dukungan yang tersedia.
&enting untuk mempersiapkan orang tua dalam hal perawatan di rumah. 9al ini
men3akup= !,
• &emberian makanan seimbang dengan bahan lo3al yang ter"angkau.
• &emberian maknan minimal ! kali sehari termasuk makanan selingan (sna3ks)
tinggi kalori di antara waktu makan (misalnya susu,pisang,roti, bis3uit).
• +antu dan bu"uk anak untuk menghabiskan makanannya.
57
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 58/68
• +eri anak makanan tersendiri;terpisah, sehingga asupan makan anak dapat
di3ek.
• +eri suplemen mikronutrien dan elektrolit.
• AS* diteruskan sebagai tambahan.
Tindak lanjut bagi anak yang pulang sebeblum sembuh
?ika anak dipulangkan lebih awal, buatlah ren3ana untuk tindak lan"ut sampai anak
sembuh=
• 9ubungi unit rawat "alan, pusat rehabilitasi gizi, klinik kesehatan lo3al untuk
melakukan super'ise dan pendampingan.
• Anak harus ditimbang se3ara teratur setiap minggu. ?ika ada kegagalan kenaikan
berat badan dalam waktu minggu berturut-turut atau ter"adi penurunan berat
badan, anak harus diru"uk kembali ke rumah sakit. !,
3.%. KOMPLIKASI
Gizi buruk atau 6& berat seperti marasmus-kwashiorkor memiliki komplikasi-
komplikasi yaitu =
• &erkembangan mental
1wnurut ini3k dan @osso (%7!) bahwa 6& yang diderita pada masa dini
perkembangan otak akan mengurangi sintesis protein D/A, dengan akibat
terdapatnya otak dengan "umlah sel yang kurang walaupun besarnya otak
normal. ?ika 6& ter"adi setelah masa di'isi otak berhenti, hambatan sintesis
protein akan menghasilkan otak dengan "umlah sel yang normal namun dengan
ukuran yang lebih ke3il. Dari hasil penelitian 6aryadi (%7!) terhadap 7# anak
yang pernah menderita 6& bahwa terdapat deifisit * pada anak-anak tersebut,defi3it tersebut meningkat pada penderita 6& lebih dini. Didapatkan "uga hasil
pemeriksaan G yang abnormal men3apai 4# persen pada pemeriksaan setelah
! tahun lalu meningkat hinggal ! persen pada pemeriksaan ulang ! tahun
setelahnya.
58
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 59/68
• /oma
/oma atau stomatitis gangrenosa merupakan pembusukan mukosa mulut yang
bersifat prograsif hingga dapat menembus pipi, bibir, dan dagu, biasanya disertai
nekrosis sebagian tulang rahang yang berdekatan dengan lokasi noma tersebut.
/oma merupakan salah satu penyakit yang menyertai 6& berat akibat imunitas
tubuh yang menurun, noma timbul umumnya pada tipe kwashiorkor.
• Ueroftalmia
1erupakan penyakit penyerta 6& berat yang sering ditemui akibat defisiensi
dari 'itamin A umumnya pada tipe kwashiorkor namun dapat "uga ter"adi pada
marasmus. &enyakit ini perlu diwaspadai pada penderita 6& berat karena
ditakutkan akan mengalami kebutaan.
• 6ematian
6ematian merupakan efek "angka pan"ang dari 6& berat. &ada umumnya
penderita 6& berat menderita pula penyakit infeksi seperti tuberkulosa paru,
radang paru lain, disentri, dan sebagainya. Tidak "arang pula ditemukan tanda-
tanda penyakit gizi lainnya. 1aka dapat dimengerti mengapa angka mortalitas
pada 6& berat tinggi. Daya tahan tubuh pada penderita 6& berat akan
semakin menurun "ika disertai dengan infeksi, sehingga per"alanan penyakit
infeksi "uga akan semakin berat.
3.&. PEN<EGAHAN
Tindakan pen3egahan penyakit 6& bertu"uan untuk mengurangi insidensi 6& dan
menurunkan angka kematian sebagai akibatnya. Akan tetapi tu"uan yang lebih luas
dalam pen3egahan 6& ialah memperbaiki pertumbuhan fisik dan perkembangan
mental anak-anak *ndonesia sehingga dapat menghasilkan manusia *ndonesia yang
dapat beker"a baik dan memiliki ke3erdasan yang 3ukup. Ada berbagai ma3am 3ara
inter'ensi gizi, masing-masing untuk mengatasi satu atau lebih dari satu faktor dasar
penyebab 6& (Austin, %78%), yaitu =
59
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 60/68
• 1eningkatkan hasil produksi pertanian, agar persediaan bahan makanan
men"adi lebih banyak, yang sekaligus merupakan tambahan penghasilan rakyat.
• &enyediaan makanan formula yang mengandung tinggi protein dan tinggi energi
untuk anak-anak yang disapih.• 1emperbaiki infrastruktur pemasarna.
• Subsidi harga bahan makanan.
• &emberian makanan suplementer.
• &endidikan gizi yang bertu"uan untuk menga"arkan rakyat untuk mengubah
kebiasaan mereka dalam menanam bahan makanan dan 3ara menghidangkan
makanan agar menghasilkan makanan yang bermutu.
• &endidikan dan pemeliharaan kesehatan=
o &emeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu, misalnya ke &usksesmas,
&osyandu.o 1elakukan imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi yang memiliki
pre'alensi yang tinggi.
o 1emperbaikin higienitas lingkungan.
o 1endidik rakyat untuk mengun"ungi &uskesmas se3epatnya "ika kesehatan
terganggu.
o 1engan"urkan keluarga beren3ana.
3.'. PROGNOSIS
&rognosis pada penyakit ini buruk karena banyak menyebabkan kematian dari
penderitanya akibat infeksi yang menyertai penyakit tersebut, tetapi prognosisnya
dapat dikatakan baik apabila malnutrisi ditangani se3ara tepat dan 3epat. 6ematian
dapat dihindarkan apabila dehidrasi berat dan penyakit infeksi kronis lain seperti
tuberkulosis atau hepatitis yang menyebabkan ter"adinya sirosis hepatis dapat
dihindari. &ada anak yang mendapatkan malnutrisi pada usia yang lebih dewasa.
9al ini berbanding terbalik dengan psikomotor anak yang mendapat penanganan
malnutrisi lebih 3epat menurut umurnya, anak yang lebih muda saat mendapat
perbaikan keadaan gizinya akan 3enderung mendapatkan kesembuhan
psikomotornya lebih sempurna dibandingkan dengan anak yang lebih tua, sekalipun
60
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 61/68
telah mendapatkan penanganan yang sama. 9anya sa"a pertumbuhan dan
perkembangan anak yang pernah mengalami kondisi marasmus in 3enderung lebih
lambat, terutama terlihat "elas dalam hal pertumbuhan tinggi badan anak dan
pertambahanan berat anak, walaupun "ika dilihat se3ara ratio berat dan tinggi anak
berada dalam batas yang normal.%,
3. Pem+a-asan Kas,s
1. 6lasifikasi 1enurut 13<aren (%7)
13<aren mengklasifikasikan 6& berat dalam 4 kelompok menurut tipenya.
Ge"ala klinis edema disertai dermatosis, perubahan pada rambut, dan pembesaran
hati diberi nilai bersama-sama dengan menurunnya kadar albumin atau total protein
serum.!
Geaa /ns : a+oratores An/a
dema 4
Dermatosis dema disertai dermatosis
&erubahan pada rambut %
9epatomegali %Albumin serum atau protein total serum;g 0
P%,## P4,! %,##-%,57 4,!-4,77
%,!#-%,77 5,##-5,5 !,##-,57 5,!-!,57 5
,!#-,77 !,!#-,5 4
4,##-4,57 ,!-,77 4,!#-4,77 ,##-,5 %
Q5,## Q,! #
Tabel 5. 6lasifikasi 6& menurut 13<aren!
&enentuan tipe berdasarkan atas "umlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita=
#-4 angka F marasmus
5-8 angka F marasmi3-kwashiorkor
61
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 62/68
7-%! angka F kwashiorkor
Bara demikian mengurangi kesalahan-kesalahan "ika dibandingkan dengan 3ara
ell3ome Trust, akan tetapi harus dilakukan oleh seorang dokter dengan bantuan
laboratorium.
+erdasarkan klasifikasi di atas pasien mendapatkan nilai %4 poin dari edema C
dermatosis,adanya perubahan pada rambut dan nilai albumin yang rendah yaitu %,4!
g;< yang menun"ukan pasien 6& 6washiorkor &ada kondisi ini penting peranan
radikal bebas dan anti oksidan. Dengan demikian pada 6& dapat ter"adi = gangguan
pertumbuhan, atrofi otot, penurunan kadar albumin serum, penurunan hemoglobin,
penurunan sistem kekebalan tubuh, penurunan berbagai sintesa enzim.
+agan %. &atogenesis 6&
62
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 63/68
&ada gizi buruk , infeksi ganda merupakan hal yang sering ter"adi karena pengaruh
imunitas tubuh. Ge"ala yang mun3ul dapat berupa demam, diare 3air, maupun infeksi
saluran pernafasan. &ada pasien ditemukan ge"ala tersebut yaitu demam, diare 3air,
batuk dan sesak nafas. Diare dapat ter"adi karena kerusakan fili usus yang diakibatkan
oleh kurangnya pasokan nutrisi seperti asam amino dan zink yang berpengaruh dalam
pembentukan bagian-bagian organ saluran 3erna. 6erusakan fili usus inilah yang
membuat reabsorbsi tidak sempurna dan ter"adi penarikan 3airan dari usus halus
sehingga ter"adi diare 3air. Diare "uga dapat ter"adi karena infeksi 'irus dimana bagi
anak dengan gizi buruk mudah sekali terkena infeksi.
+agan . &atofisiologi Diare8
&enatalaksanana pasien
63
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 64/68
&emberian gizi dan nutrisi pada 6& tidak sama dengan pemberian makanan pada
anak yang tidak mengalami gizi buruk.
Tabel 7. Tatalaksana 2tama &enanganan Gizi +uruk
&emberian pada hari pertama adalah (%) 'itamin A per oral dengan dosis ##.###
*2 untuk usia Q % bulan, %##.### *2 untuk usia $ % bulan, dan !#.### *2 untuk
usia # $ ! bulanM () asam folat ! mg per oral. <alu selama minggu selan"utnya
pemberian mikronutrien harian berupa (%) suplemen multi'itaminM () asam folat %
mg;hariM (4) zink mg;kg++;hariM (5) Bopper #,4mg;kg++;hariM (!) &reparat besi 4
mg;kg++;hari pada fase rehabilitasi.%%
&emberian makan pada fase stabilisisasi adalah pemberian makan melalui oral atau
pipa nasogastrik dengan porsi ke3il dan sering dengan osmolaritas rendah dan rendah
laktosa (>! F ! kkal;%## ml dan #,7 gram protein; %## ml). &ada fase stabilisasi,
kebutuhan energi sebesar 8# $ %## kkal;kg++;hari, kebutuhan protein sebesar % $ %,!
gram;kg++;hari, dan kebutuhan 3airan sebesar %4# ml;kg++;hari.%%
64
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 65/68
2ntuk keluhan kandidiasis pada pasien di berikan 3andistatin #,4 ml diberikan
untuk mengurangi keluhan gatal yg menggangu di daerah selangkangan dan di sekitar
kelamin pasien
1alnutrisi yang hebat mempunyai angka kematian yang tinggi, kematian sering
disebabkan oleh karena infeksi, sering tidak dapat dibedakan antara kematian karena
infeksi atau karena malnutrisi sendiri. &rognosis tergantung dari stadium saat
pengobatan mulai dilaksanakan. Dalam beberapa hal walaupun kelihatannya
pengobatan adekuat, bila penyakitnya progesif kematian tidak dapat dihindari,
mungkin disebabkan perubahan yang irre'ersibel dari sel-sel tubuh akibat under
nutrition maupun overnutrition0
Gizi buruk masih merupakan masalah kesehatan utama di banyak negara di dunia,terutama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk *ndonesia. Salah satu
klasifikasi dari gizi buruk adalah tipe marasmik-kwashiorkor, yang diakibatkan
defisiensi protein berat dan pemasukan kalori yang sedikit atau tidak 3ukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi.
6arena itu diperlukan anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik dan penun"ang
yang tepat sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan marasmik-kwashiorkor se3ara
optimal. &enanganan penyakit ini harus dilakukan dengan tepat dalam waktu sedini
mungkin untuk men3egah komplikasi yang menurunkan kualitas hidup bahkan
kematian.
65
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 66/68
BAB IC
PENUTUP
".1. RANGKUMAN
Gizi buruk masih merupakan masalah kesehatan utama di banyak negara di dunia,
terutama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk *ndonesia. Salah satu
klasifikasi dari gizi buruk adalah tipe marasmik-kwashiorkor, yang diakibatkan
defisiensi protein berat dan pemasukan kalori yang sedikit atau tidak 3ukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi.
1anifestasi klinis marasmik-kwashiorkor yang sering ditemui antara lain hambatan
pertumbuhan, hilangnya "aringan lemak bawah kulit, atrofi otot, perubahan tekstur dan
warna rambut, kulit kering dan memperlihatkan alur yang tegas dalam, pembesaran
hati, anemia, anoreksia, edema, dan lain-lain.
Diagnosis marasmik-kwashiorkor ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik
(ge"ala klinis dan abnormalitas pada pemeriksaan antropometrik) dan laboratorium yang
memperlihatkan penurunan kadar albumin, kolesterol, glukosa, gangguan
keseimbangan elektrolit, hemoglobin, serta defisiensi mikronutrien yang penting bagi
tubuh.
&enatalaksanaan gizi buruk se3ara umum memiliki %# prinsip yang harus dilakukan
yaitu mengatasi;men3egah hipoglikemia, mengatasi;men3egah hiponatremia,
mengatasi;men3egah dehidrasi, koreksi gangguan keseimbangan elektrolit, obati;3egah
infeksi, mulai pemberian makanan, fasilitasi tumbuh-ke"ar (Kcatch up growth2), koreksi
defisiensi nutrient mikro, stimulasi sensorik dan dukungan emosi;mental, persiapkan
dan ren3anakan tindak lan"ut setelah sembuh.
".2. SARAN
66
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 67/68
1arasmus-kwashiorkor merupakan salah satu manifestasi klinis dari kurang energi
protein berat yang sering ter"adi dan anak-anaklah yang banyak mengalami kondisi gizi
buruk ini. ?ika kondisi ini dibiarkan, maka akan banyak anak *ndoneisa yang tumbuh
kembangnya terhambat dan mempengaruhi sumber daya manusianya di kemudian hari,
sehingga diperlukan usaha yang lebih untuk menanggulangi permasalahan tersebut,
seperti=
%. Anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sebaiknya mendapatkan
asupan gizi yang adekuat sesuai Kempat sehat lima sempurnaL, yaitu ke3ukupan
karbohidrat, lemak, protein, serat, 'itamin dan mineral dalam makanan sehari-
harinya.
. :rang tua lebih memperhatikan asupan anak-anaknya apakah makanan yangdiberikan sudah men3ukupi nutrisi yang dibutuhkan dalam masa tumbuh
kembang serta se3ara rutin memeriksakan anaknya ke pusat kesehatan terdekat
seperti posyandu atau puskesmas untuk memantau tumbuh kembang anak-
anaknya.
4. &emerintah bersama dengan masyarakat melalui posyandu dan puskesmas turut
berperan aktif sebagai basis terdepan dalam usaha meningkatkan taraf hidup
masyarakat terutama anak-anak dalam menu"u *ndonesia sehat di masa depan.
5. &emerintah menggalakan kembali program 6eluarga +eren3ana melalui puskesmas-puskesmas maupun pusat kseshatan lain yang tersebar di kota
maupun di daerah tertinggal untuk menekan tingkat pertumbuhan penduduk
sehingga dengan rendahnya pertumbuhan penduduk maka akan meningkatkan
tingkat kese"ahteraan indi'idu dan keluarga teruama anak-anak, Sehingga kasus
gizi buruk pada anak-anak dapat ditekan serendah mungkin.
67
7/23/2019 Lapsus Bab 1 2 3 4
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-bab-1-2-3-4 68/68
DA#TAR PUSTAKA
%. 6liegman @1, +ehrman @, ?enson 9+, Stenton +>. 3elson 4extbook of
5ediatrics0%7th dition. 2nited States of Ameri3a = Sunders lse'ier *n3.#%%.. &ud"i S. *lmu gizi klinis &enyakit 6& (kurang nergi &rotein) ?akarta balai penerbit
fakultas kedokteran *ndonesia = %777#.&.7!-%47 #%#4. Departemen 6esehatan @epublik *ndonesia Direktorat ?enderal +ina 6esehatan
1asyarakat Direktorat +ina Gizi 1asyarakat. Sistem 6ewaspadaan Dini (S6D) 6<+-
Gizi +uruk. Departemen 6esehatan @*, #%%.
5. &ud"iadi, 9egar, 9andriastuti dkk. #%# 5edoman 5elayanan Medis ?akarta =*DA*!. Departemen 6esehatan @epublik *ndonesia Direktorat ?enderal +ina 6esehatan
1asyarakat Direktorat +ina Gizi 1asyarakat. +uku +agan Tatalaksana Anak Gizi
+uruk. Departemen 6esehatan @*, #%%.
. 6risnansari D0 /utrisi Dan Gizi +uruk. ?urnal 1andala of 9ealth. #%#.5(%)=#-8.. <iansyah, 1enawati, tita, 1A</2T@*S* &ADA A/A6 +A<*TA *SS/ 4!!-%#U
olume ** /omor %. 4. #%4
8. 9ida"ad, *rwan dan 9ida"ati. &edoman Diagnosis dan Terapi = +ag;S1> iV*lmu
kesehatan Anak. Surabaya @S2 dr.Soetomo. #%#.
7. Departemen 6esehatan @epublik *ndonesia Direktorat ?enderal +ina 6esehatan
1asyarakat Direktorat +ina Gizi 1asyarakat. +uku &etun"uk Teknis Tatalaksana Anak
Gizi +uruk. Departemen 6esehatan @*, #%%.
%#. Departemen6esehatan @epublik*ndonesia Direktorat?enderal +ina6esehatan