makalah eptik 2014

Upload: enda-kongkalikong

Post on 16-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Etika PTIK

TRANSCRIPT

  • 1

    ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI dan KOMUNIKASI

    CYBERCRIME dan CYBERLAW

    PEMBAJAKAN SOFTWARE

    Disusun Oleh :

    1. Titin Purwati (18120797)

    2. Ida Rahmawati (18122010)

    3. Enda Setiawan (12129179)

    4. Yuliyanti Rinda (12127284)

    5. Feni Agustiyastuti (12128453)

    AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

    BINA SARANA INFORMATIKA Jl.DR.Bunyamin No.106, Pabuaran, Telp.(0281) 642848, Purwokerto

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat beserta

    karuniaNYA kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat

    guna menyelesaikan kewajiban kami dalam menjalankan tugas Etika Profesi Teknologi

    Informasi dan Komunikasi sebagaimana diamanatkan oleh dosen, disamping itu makalah ini

    merupakan salah satu syarat agar dapat mengikuti ujian akhir mata kuliah Etika Profesi

    Teknologi Informasi dan Komunikasi semester 4 Tahun ajaran 2014 / 2015.

    Dalam penyusunan Tugas makalah ini penyusun tak luput dari bantuan beberapa pihak

    yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini, oleh karena itu kami mengucapkan

    terimakasih kepada mereka yang telah membantu penyusun sehingga dapat menyelesaikan

    makalah ini. Penyusun menyadari masih ada kekurangan dalam penyajian makalah ini,

    sehingga penyusun mohon kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi koreksi diri

    bagi penyusun.

    Purwokerto, 14 April 2014

    Tim Penyusun

  • 3

  • 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Dalam era informasi seperti sekarang ini, masalah terbesar yang dihadapi oleh

    industri komputer adalah mengenai pembajakan software, bagaimana software tersebut

    dicopy dan didistribusikan merupakan masalah yang harus diatasi oleh industri komputer.

    Pembajakan tidak hanya terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia, tetapi juga terjadi

    di negara maju, sepertiAmerika Serikat di mana terdapat banyak industri komputer.

    Pembajakan tidak hanya terjadi di dalam satu negara, melainkan bisa melewati batas negara

    karena pembajakan tidak mengenal batas. Eksistensi industri komputer sangat bergantung

    pada apa yang mereka jual kepada masyarakat. Apabila apa yang mereka ciptakan dibajak

    maka penerimaan atas penjualan mereka pun berkurang sehingga dapat mengakibatkan

    kerugian bahkan kebangkrutan.

    Pembajakan merupakan hal yang rumit. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita

    melihat banyaknya software bajakan yang dijual. Hal itu berlangsung sampai saat ini.

    Pihak-pihak yang mengcopy dan mendistribusikan software demi meraih keuntungan dan

    akhirnya masyarakat berpikir itu hal yang biasa karena berlangsung di banyak tempat dan

    dikonsumsi oleh banyak orang. Sering kali masyarakat berpikir sesuatu yang dilakukan

    oleh banyak orang dan berlangsung terus-menerus merupakan hal yang biasa walaupun

    sebenarnya itu menyalahi aturan. Akan tetapi, masyarakat yang membeli software bajakan

    tidak terlepas dari mahalnya harga original software. Selain karena mahalnya harga

    original software, budaya yang tercipta di masyarakat akan pentingnya menghargai hasil

    karya orang lain belum tertanam dengan baik.

    Di negara berkembang, seperti Indonesia, pengawasan pemerintah terhadap

    beredarnya software bajakan seakan dibiarkan saja, tidak ada tindak tegas terhadap mereka

    yang melakukan pembajakan atau pihak-pihak yang ikut menjual produk bajakan. Hal ini

    tentu berbeda dengan negara tetangga kita, Singapura. Pengawasan dari pemerintah di sana

    sangat ketat terhadap beredarnya software bajakan. Di sini terlihat peran pemerintah sangat

    besar dalam meningkatkan perilaku antipembajakan. Keseriusan pemerintah dalam

    menangani masalah pembajakan software sangat penting demi terciptanya perlindungan

    terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

  • 5

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Maksud dari penulisan makalah ini adalah:

    a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi.

    b. Menambah wawasan tentang Kasus Cyber Crime dan Hukum yang mengaturnya

    (Cyber Law) yang ada di Indonesia.

    c. Sebagai masukan kepada mahasiswa agar menggunakan ilmu yang didapatnya untuk

    kepentingan yang positif.

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

    a. Untuk dapat di presentasikan sehingga mendapatkan nilai UAS, dikarenakan mata

    kuliah Etika Profesi adalah KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

    b. Memberikan informasi tentang cyber crime kepada kami sendiri pada khususnya dan

    masyarakat yang membaca pada umumnya.

    1.3 Rumusan Masalah

    1. Ada Berapa banyak Jenis jenis pembajakan software?

    2. Apakah dampak dari pembajakan software bagi Indonesia?

    3. Bagaimana upaya Pemerintah dalam meminimalisir pembajakan software di Indonesia?

    BAB II

  • 6

    LANDASAN TEORI

    2.1 CYBERCRIME

    2.1.1 Pengertian Cybercrime

    Cybercrime adalah sebuah bentuk kriminal yang mana menggunakan internet dan

    komputer sebagai alat atau cara untuk melakukan tindakan kriminal. Masalah yang berkaitan

    dengan kejahatan jenis ini misalnya hacking, pelanggaran hak cipta, pornografi anak,

    eksploitasi anak, carding dan masih banyak kejahatan melalui media internet. Juga termasuk

    pelanggaran terhadap privasi ketika informasi rahasia hilang atau dicuri.

    Dalam definisi lain, kejahatan dunia maya adalah istilah yang mengacu kepada

    aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat

    terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan

    lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit, confidence fraud, penipuan

    identitas, pornografi anak, dan lain-lain.

    Kategori Cybercrime adalah :

    1. Cyberpiracy

    Penggunaan teknologi komputer untuk :

    mencetak ulang software atau informasi

    mendistribusikan informasi atau software tersebut melalui jaringan computer

    2. Cybertrespass

    Penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses pada:

    Sistem komputer sebuah organisasi atau individu.

    Web site yang di-protect dengan password.

    3. Cybervandalism

    Penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang :

    Mengganggu proses transmisi informasi elektronik.

    Menghancurkan data di komputer.

    2.1.2 Jenis-Jenis Cybercrime

  • 7

    2.1.2.1 Berdasarkan Motif Pelakunya

    a. Cybercrime sebagai tindak kejahatan murni :

    Dimana orang yang melakukan kejahatan yang dilakukan secara di sengaja,sebagai

    contoh pencurian, tindakan anarkis, terhadap suatu system informasi atau system

    computer.

    b. Cybercrime sebagai tindakan kejahatan abu-abu :

    Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan criminal atau bukan karena dia

    melakukan pembobolan tetapi tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan

    anarkis terhadap system informasi atau system computer tersebut.

    c. Cybercrime yang menyerang individu :

    Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng

    yang bertujuan untuk merusak nama baik, Contoh : Pornografi, cyberstalking, dll

    d. Cybercrime yang menyerang hak cipta (Hak milik) :

    Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif

    menggandakan, memasarkan, mengubah yang bertujuan untuk kepentingan

    pribadi/umum ataupun demi materi/nonmateri.

    e. Cybercrime yang menyerang pemerintah :

    Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif

    melakukan terror, membajak ataupun merusak keamanan.

    2.1.2.2 Berdasarkan Sasaran Kejahatan

    a. Cybercrime yang menyerang individu (Againts Person)

    Jenis kegiatan ini, sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu

    yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut.

    Contoh : pornografi, Cyberstalking, Cyber-Tresspass.

    b. Cybercrime menyerang hak milik (Againts Property)

    Cyber yang dilakukan untuk mengganggu atau menyerang hak milik orang lain.

    Beberapa contoh kejahatan ini misalnya pengaksesan computer secara tidak sah melalui

    dunia cyber, pemilikan informasi elektronik secara tidak sah/pencurian informasi,

    carding, cybersquatting, hijacking, data forgery dll.

    c. Cybercrime menyerang pemerintah (Againts Government)

  • 8

    Cybercrime Againts Government dilakukan dengan tujuan khusus penyerangan

    terhadap pemerintah. Kegiatan ini misalnya Cyber terrorism sebagai tindakan yang

    mengancam pemerintah termasuk juga cracking ke situs resmi, pemerintah atau situs

    militer.

    2.1.3 Faktor Penyebab Munculnya Cybercrime

    Jika dipandang dari sudut pandang yang lebih luas, latar belakang terjadinya

    kejahatan di dunia maya ini terbagi menjadi dua faktorpenting, yaitu:

    1. Faktor Teknis Dengan adanya teknologi internet akan menghilangkan batas wilayah

    negara yang menjadikan dunia ini menjadi begitu dekat dan sempit. Saling

    terhubungnya antara jaringan yang satu dengan yang lain memudahkan pelaku

    kejahatan untuk melakukan aksinya. Kemudian,tidak meratanya penyebaran teknologi

    menjadikan pihak yang satu lebih kuat dari pada yang lain.

    2. Faktor ekonomi Cybercrime dapat dipandang sebagai produk ekonomi. Isu global yang

    kemudian dihubungkan dengan kejahatan tersebut adalah keamanan jaringan.

    Keamanan jaringan merupakan isu globa lyang muncul bersamaan dengan internet.

    Sebagai komoditi ekonomi, banyak negara yang tentunya sangat membutuhkan

    perangkat keamanan jaringan. Melihat kenyataan seperti itu,Cybercrime berada dalam

    skenario besar dari kegiatan ekonomi dunia.

    2.1.4 Cybercrime di Indonesia

    Ada beberapa fakta kasus cybercrime yang sering terjadi di Indonesia, diantaranya

    adalah :

    1. Pencurian Account User Internet

    Merupakan salah satu dari kategori Identity Theft and fraud (pencurian identitas

    dan penipuan), hal ini dapat terjadi karena pemilik user kurang aware terhadap

    keamanan di dunia maya, dengan membuat user dan password yang identik atau

    gampang ditebak memudahkan para pelaku kejahatan dunia maya ini melakukan

    aksinya.

    2. Deface (Membajak situs web)

    Metode kejahatan deface adalah mengubah tampilan website menjadi sesuai

  • 9

    keinginan pelaku kejahatan. Bisa menampilkan tulisan-tulisan provokative atau

    gambar-gambar lucu. Merupakan salah satu jenis kejahatan dunia maya yang

    paling favorit karena hasil kejahatan dapat dilihat secara langsung oleh

    masyarakat.

    3. Virus dan Trojan

    Virus komputer merupakan program komputer yang dapat menggandakan atau

    menyalin dirinya sendiri dan menyebar dengan cara menyisipkan salinan dirinya

    ke dalam program atau dokumen lain. Trojan adalah sebuah bentuk perangkat

    lunak yang mencurigakan (malicious software) yang dapat merusak sebuah sistem

    atau jaringan. Tujuan dari Trojan adalah memperoleh informasi dari target

    (password, kebiasaan user yang tercatat dalam system log, data, dan lain-lain), dan

    mengendalikan target (memperoleh hak akses pada target).

    2.1.5 Undang-Undang IT di Indonesia

    Di negara kita terkenal dengan Undang-Undang yang berlaku untuk semua

    masyarakat Indonesia yang melakukan pelanggaran baik itu pemerintahan ataupun masyarakat

    umum. Untuk dunia informasi teknologi dan elektronik dikenal dengan UU ITE. Undang-

    Undang ITE ini sendiri dibuat berdasarkan keputusan anggota dewan yang menghasilkan

    undang-undang nomor 11 tahun 2008. Keputusan ini dibuat berdasarkan musyawarah mufakat

    untuk melakukan hukuman bagi para pelanggar terutama di bidang informasi teknologi

    elektronik.

    Berikut sebagian inti dari undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi &

    Transaksi Elektronik (ITE) mengenai hukuman dan denda untuk setiap pelanggarannya:

    Pasal 27

    Denda Rp 1 miliar dan enam tahun penjara bagi orang yang membuat, mendistribusikan,

    mentransmisikan, materi yang melanggar kesusilaan, judi, menghina dan mencemari nama

    baik, memeras dan mengancam.

    Pasal 28

    Denda Rp 1 miliar dan enam tahun penjara bagi orang yang menyebarkan berita bohong dan

    menyesatkan, sehingga merugikan konsumen transaksi elektronik dan menimbulkan

    kebencian dan permusuhan antarkelompok.

    Pasal 30

    Denda Rp 600-800 juta dan penjara 6-8 tahun bagi orang yang memasuki komputer atau

  • 10

    sistem elektronik orang lain, menerobos, sampai menjebol sistem pengamanan.

    Pasal 31

    Denda Rp 800 juta dan penjara 10 tahun bagi orang yang menyadap informasi elektronik atau

    dokumen elektronik di komputer atau sistem elektronik mengubah maupun tidak dokumen

    itu.

    Pasal 32

    Denda Rp 2-5 miliar dan penjara 8-10 tahun bagi orang yang mengubah, merusak,

    memindahkan, dan menyembunyikan informasi atau dokumen elektronik.

    Pasal 34

    Denda Rp 10 miliar dan penjara 10 tahun bagi orang yang memproduksi, menjual,

    mengimpor, mendistribusikan, atau memiliki perangkat keras dan lunak sebagaimana di Pasal

    27-34.

    2.1.6 Penanganan Cybercrime

    Cybercrime adalah masalah dalam dunia internet yang harus ditangani secara serius.

    Sebagai kejahatan, penanganan terhadap cybercrime dapat dianalogikan sama dengan

    dunia nyata, harus dengan hukum legal yang mengatur. Berikut ini ada beberapa Cara

    Penanganan Cybercrime :

    1. Dengan Upaya non Hukum

    Adalah segala upaya yang lebih bersifat preventif dan persuasif terhadap para pelaku,

    korban dan semua pihak yang berpotensi terkait dengan kejahatan dunia maya.

    2. Dengan Upaya Hukum (Cyberlaw)

    Adalah segala upaya yang bersifat mengikat, lebih banyak memberikan informasi

    mengenai hukuman dan jenis pelanggaran/ kejahatan dunia maya secara spesifik.

    Beberapa contoh yang dapat dilakukan terkait dengan cara pencegahan cyber crime

    adalah sebagai berikut:

    Untuk menanggulangi masalah Denial of Services (DoS), pada sistem dapat

    dilakukan dengan memasang firewall dengan Instrussion Detection System (IDS)

    dan Instrussion Prevention System (IPS) pada Router.

    Untuk menanggulangi masalah virus pada sistem dapat dilakukan dengan

    memasang anti virus dan anti spy ware dengan upgrading dan updating secara

    periodik.

  • 11

    Untuk menanggulangi pencurian password dilakukan proteksi security system

    terhadap password dan/ atau perubahan password secara berkala.

    2.1.7 Perangkat Anti Cybercrime

    Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menangani Cybercrime adalah memperkuat

    aspek hukum dan aspek non hukum, sehingga meskipun tidak dapat direduksi sampai

    titik nol paling tidak terjadinya cybercrime dapat ditekan lebih rendah.

    1. Modernisasi Hukum Pidana Nasional

    Sejalan dengan perkembangan teknologi, cybercrime juga mengalami perubahan

    yang significant. Contoh: saat ini kita mengenal ratusan jenis virus dengan

    dampak tingkat kerusakan yang semakin rumit.

    2. Meningkatkan Sistem Pengamanan Jaringan Komputer

    Jaringan komputer merupakan gerbang penghubung antara satu sistem komputer

    ke sistem yang lain. Gerbang ini sangat rentan terhadap serangan, baik berupa

    denial of service attack atau virus.

    3. Meningkatkan pemahaman & keahlian Aparatur Penegak Hukum.

    Aparatur penegak hukum adalah sisi brainware yang memegang peran penting

    dalam penegakan cyberlaw. dengan kualitas tingkat pemahaman aparat yang

    baik terhadap cybercrime, diharapkan kejahatan dapat ditekan.

    4. Meningkatkan kesadaran warga mengenai masalah cybercrime.

    Warga negara merupakan konsumen terbesar dalam dunia maya. Warga negara

    memiliki potensi yang sama besar untuk menjadi pelaku cybercrime atau corban

    cybercrime. Maka dari itu, kesadaran dari warga negara sangat penting.

    5. Meningkatkan kerjasama antar negara dalam upaya penanganan

    cybercrime.

    Berbagai pertemuan atau konvensi antar beberapa negara yang membahas tentang

    cybercrime akan lebih mengenalkan kepada dunia tentang fenomena cybercrime

    terutama beberapa jenis baru.

    2.2 CYBERLAW

  • 12

    2.2.1 Pengertian Cyberlaw

    Cyber Law adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang

    berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan

    memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia

    cyber atau maya. Cyber Law sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law.

    Perkembangan Cyber Law di Indonesia sendiri belum bisa dikatakan maju. Hal ini

    diakibatkan oleh belum meratanya pengguna internet di seluruh Indonesia. Berbeda dengan

    Amerika Serikat yang menggunakan telah internet untuk memfasilitasi seluruh aspek

    kehidupanmereka. Oleh karena itu, perkembangan hukum dunia maya di Amerika Serikat pun

    sudah sangat maju.

    2.2.2 Aspek Hukum Terhadap Kejahatan Cyberlaw

    Dalam kaitannya dengan penentuan hokum yang berlaku dikenal beberapa asas yang

    biasa digunakan, yaitu :

    1. Azas Subjective Territoriality Azas yang menekankan bahwa keberlakuan hokum

    ditentukan berdasarkan tempat perbuatan dilakukan dan penyelesaian tindak pidananya

    dilakukan dinegara lain

    2. Azas Objective Territoriality Azas yang menyatakan bahwa hukum yang berlaku adalah

    hukum dimana akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan dampak yang sangat

    merugikan bagi Negara yang bersangkutan

    3. Azas Nasionality Azas yang menentukan bahwa Negara mempunyai jurisdiksi untuk

    menentukan hokum berdasarkan kewarganegaraan pelaku

    4. Azas Protective Principle Azas yang menekankan jurisdiksi berdasarkan

    kewarganegaraan korban

    5. Azas Universality Azas ini menentukan bahwa setiap Negara berhak untuk menangkap

    dan menghukum para pelaku pembajakan

    6. Azas Protective Principle Azas yang menyatakan berlakunya hokum didasarkan atas

    keinginan Negara untuk melindungi kepentingan Negara dari kejahatan yang dilakukan diluar

    wilayahnya yang umumnya digunakan apabila korban adalah Negara atau pemerintah.

    BAB III

  • 13

    PEMBAHASAN

    3.1 Definisi Pembajakan Software

    Menurut BSA (Business Software Alliance), pembajakan piranti lunak adalah

    penyalinan atau penyebaran secara tidak sah atas piranti lunak yang dilindungi undang-undang.

    Hal ini dapat dilakukan dengan penyalinan, pengunduhan, sharing, penjualan, atau

    penginstallan beberapa salinan ke komputer personal atau kerja.

    Secara sederhana, membuat atau mendownload salinan tidak resmi dari piranti lunak

    adalah tindakan melanggar hukum, tidak peduli berapa banyak salinan atau berapa orang yang

    terlibat.

    Membuat beberapa salinan untuk teman, menyewakan disk, mendistribusikan atau

    mendownload piranti lunak bajakan dari internet, maupun membeli satu program piranti lunak

    dan kemudian menginstalnya pada beberapa komputer, ini termasuk pembajakan.Tidak peduli

    apakah Anda melakukannya untuk menghasilkan uang atau tidak, jika perusahaan Anda

    tertangkap menyalin piranti lunak, Anda dapat dituntut secara perdata dan pidana. Denda

    perdata dapat mencapai Rp 500 juta per program piranti lunak yang dibajak.

    3.2 Jenis Jenis Pembajakan Software (PIRACY)

    Jenis-jenis Pembajakan Software yang Sering Dilakukan sebagai berikut :

    1. Hardisk Loading

    Jenis pembajakan software yang tergolong pada Hardisk Loading adalah

    pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh para penjual komputer yang tidak memiliki

    lisensi untuk komputer yang dijualnya, tetapi software-software tersebut dipasang (install)

    pada komputer yang dibeli oleh pelangganya sebagai bonus. Hal ini banyak terjadi pada

    perangkat komputer yang dijual secara terpisah dengan software (terutama untuk system

    operasinya). Pada umumnya ini dilakukan oleh para penjual komputer rakitan atau komputer

    jangkrik (Clone Computer).

    2. Under Licensing

  • 14

    Jenis pembajakan software yang tergolong pada Under Licensing adalah

    pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh perusahaan yang mendaftarkan lisensi

    untuk sejumlah tertentu, tetapi pada kenyataanya software tersebut dipasang (install) untuk

    jumlah yang berbeda dengan lisensi yang dimilikinya (bisanya dipasang lebih banyak dari

    jumlah lisensi yang dimiliki perusahaan tersebut. Misalnya, suatu perusahaan perminyakan

    dengan nama PT. Perusahaan Perminyakan membeli lisensi produk AutoCAD dari

    perusahaan Autodesk. Perusahan tersebut membeli lisensi produk AutoCAD untuk 25 unit

    komputer diperusahaannya yang mempergunakan software AutoCAD sebagai aplikasi yang

    digunakan untuk menangani kebutuhan pekerjaan pada bidang perminyakan.

    Pada kenyataanya, PT. Perusahaan Perminyakan tersebut memiliki lebih dari 25

    unit komputer yang menggunakan software AutoCAD, misalnya ada 40 unit komputer. PT.

    Perusahaan Perminyakan tersebut telahymelakukan pelanggaran Hak Cipta (Pembajakan

    software) dengan kategori Under Licensing untuk 15 unit computer yang dugunakan, yaitu

    dengan menggunakan software AutoCAD tanpa lisensi yang asli dari AutoDesk.

    3. Conterfeiting

    Jenis pembajakan software yang tergolong pada Conterfeiting adalah pembajakan

    software yang biasanya dilakukan oleh perusahaan pembuat software-software bajakan dengan

    cara memalsukan kemasan produk (Packaging) yang dibuat sedemikian rupa mirip sekali

    dengan produk aslinya. Seperti CD Installer, Manual Book, Dus (Packaging), dll.

    4. Mischanneling

    Jenis pembajakan software yang tergolong pada Mischanneling adalah pembajakan

    software yang biasanya dilakukan oleh suatu institusi yan menjualnya produknya ke institusi

    lain dengan harga yang relatif lebih murah, dengan harapan institusi tersebut mendapatkan

    keuntungan lebih (revenue) dari hasil penjuala software tersebut. Sebagai contoh misalnya

    Kampus BSI, bekerjasama dengan pihak Microsoft Indonesia untuk membeli lisensi produk

    Microsoft (Misalnya : Microsoft Windows Server 2003 = 10 Lisensi, Microsoft Windows XP

    Profesional = 100 Lisensi dan Minrosoft Office 2003 Enterprise Editions = 100 Lisensi).

    Karena Kampus Bina Sarana Informatika merupakan salah satu instrukusi pendidikan

    (kampus), maka pihak Kampus Bina Sarana Informatika mendapatkan harga khusus dari

    Microsoft Indonesia untuk pembelian lisensi (Academic License) atau bisa disebut Microsoft

    Volume License (MVL). Katakanlah untuk pembelian lisensi produk Microsoft Windows XP

    Profesional, Kampus Bina Sarana Informatika hanya membayar sebesar $ 2 / Lisensi.

    Kemudian untuk mendapatkan untung, melalui koperasi mahaiswa atau koperasi

    karyawannya pihak Kampus BSI menjual ke suatu perusahan software Windows XP

  • 15

    Profesional berikut dengan lisensinya ke perusahan lain. Sebut saja perusahaan itu adalah PT.

    Perusahan Lain. Pihak Kampus BSI menjual software tersebut dengan harga $ 5 / Lisensi.

    Padahal secara resmi kalau pihak PT. Perusahan Lain untuk membeli satu lisensi produk

    software Microsoft Windows XP Profesional harus membayar $ 8 / Lisensi.

    5. End user copying

    Jenis pembajakan software yang tergolong pada End user copying adalah

    pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh sesorang atau institusi yang memiliki 1

    (satu) buah lisensi suatu produk software, tetapi software tersebiut dipasang (install) pada

    sejumlah komputer.

    6. Internet

    Jenis pembajakan software banyak dilakukan dengan menggunakan media internet

    untuk menjual atau menyebarluaskan produk yang tidak resmi (bajakan), seperti : software,

    lagu (musik), film (video), buku, dll dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (bisnis).

    3.3 Perbedaan Antara Software Asli dan Bajakan

    Pada dasarnya semua sama karena terdapat master atau Installer yang digunakan,

    yang membedakan software Asli dan bajakan adalah lisensi yang digunakan. Biasanya pada

    setiap program atau Windows bisa dilihat di Menu About, disitu akan ada lisensi/serial number

    ataupun informasi mengenai lisensi pengguna aplikasi Windows atau Software yang

    digunakan.

    Disinilah peran hacker dan cracker berperan untuk menciptakan sebuah program

    (crack atau patch) agar software, windows, dan aplikasi lainnya bisa menjadi asli atau Original

    dan semua fungsi dari software atau sistem operasi bisa menjadi sama seperti versi asli

    (originalnya). Biasanya setiap antivirus akan mendeteksi program crack atau patch dan lain-

    lain sebagai virus karena mungkin udah janjian sama yang buat softwarenya.pinter-pinter

    kalian aja milih patch atau crack yang bukan virus.

    Tanpa Hacker dan Cracker mungkin kalian tidak akan bisa mencicipi maupun

    mempelajari aplikasi-aplikasi seperti Microsoft Office, Windows, Adobe, Corel, dan berbagai

    software atau aplikasi lainnya. Jangan pernah percaya kalau ada artikel yg nulis bahwa software

    bajakan mengandung virus.Karena hampir seluruh antivirus sepertinya sudah direncakan untuk

    mendeteksi sebuah patch, keygen sebagai sebuah virus.

  • 16

    Menurut saya pribadi, teknologi dan ilmu pengetahuan itu seharusnya Open source

    agar bisa digunakan dan bermanfaat oleh orang banyak, dan bagi yang ingin mempelajari

    aplikasi tersebut.Kalaupun ingin menghargai aplikasi buatannya, mungkin pemerintah ataupun

    orang-orang kaya bisa mendonasikan hasil karya dari program yang mereka buat.

    Bagi kalian yang orang-orang kaya yang berpenghasilan diangka 3 juta keatas ada

    baiknya kalian membeli aplikasi atau software yang asli (original) yang harganya berkisar

    anatara $20 sampai $500 di situs resmi dari aplikasi atau toko resminya, namun bagi kalian

    yang berpenghasilan kurang atau pas-pasan itu terserah kalian.

    3.4 Sebab terjadinya pembajakan software di Indonesia

    Tidak bisa kita pungkiri, hidup di era globalisasi dengan kehidupan yang serba

    modern serba digital kita tidak bisa lepas dari alat-alat teknologi yang serba modern, sebut saja

    komputer.Komputer di era yang serba modern ini memiliki peranan-peranan yang penting

    untuk membantu kegiatan kita sehari-hari dalam menyelasaikan tugas-tugas yang dibuat

    dengan menggunakan teknologi digital.Di negara kita Indonesia, banyak sekali pengguna

    komputer, seperti pelajar, pekerja kantoran, bahkan ibu-ibu rumah tangga pun tidak lepas dari

    komputer.

    Komputer dalam menjalankan perananya, membutuhkan perangkat

    software(perangkat lunak) agar dapat dijalankan oleh penggunanya, apa itu software?

    Pengertian Software komputer adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur

    oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau

    instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui sofware atau perangkat lunak inilah

    suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah.

    Peranan software sangatlah penting bagi para pengguna komputer. Software di

    negara kita bervariasi, dari yang asli sampai yang palsu, dari yang bayar sampai yang gratis.

    Beraneka macam pilihan diberikan kepada pengguna komputer untuk bebas memilih mana

    yang ingin mereka butuhkan. Tetapi tidak bisa kita pungkiri pula bahwa apa yang asli itu

    biasanya identik dengan harga yang mahal, sedangkan yang palsu tentu kebalikan dari yang

    asli dari sisi harganya yang lebih murah. Tentunya kita bisa mengetahui bahwa yang palsu

    tentu ada unsur penjiplakan dari yang asli atau sering disebut pembajakan, apa itu pembajakan?

    Pembajakan menjadi hal yang sudah tidak tabu lagi bagi pengguna komputer di

    negeri kita ini, karena banyaknya permintaan software maka semakin banyak pula pembajakan

    untuk memenuhi kebutuhan para pengguna komputer, walaupun ada juga pengguna komputer

  • 17

    yang menggunakan software yang asli. Banyaknya pengguna komputer yang didominasi oleh

    semua kalangan masyarakat di negara kita, menyebabkan komputer menjadi barang yang sudah

    tidak asing lagi di masyarakat kita.

    Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan untuk menggunakan komputer banyak

    masyarakat kita membeli software bajakan, kenapa? karena harga software yang asli yang

    begitu mahal Untuk perbandingan, harga lisensi Windows 98 adalah 200 dolar AS, sedangkan

    software bajakan dapat kita beli hanya dengan harga Rp. 10.000 saja. Andaikata di sebuah

    kantor mempunyai 20 buah komputer yang menggunakan windows 98, maka biaya yang harus

    dikeluarkan sebesar 4000 dolar AS atau senilai hampir 40 juta rupiah. Itu hanya untuk sistem

    operasinya saja, belum termasuk program-program aplikasi lainnya.

    Itulah penyebab mengapa banyak masyarakat kita menggunakan software bajakan,

    disamping harganya yang jauh relatif murah, hasil dari produk bajakan pun akan berfungsi

    sebagaimana mestinya yang asli.Untuk memenuhi kebutuhan hidup saja susah, jika diharuskan

    membeli software yang sebegitu mahalnya, mungkin masyarakat di negara kita ini tidak akan

    maju dalam bidang teknologi khususnya komputer, yang memerlukan biaya yang sangat mahal

    untuk dapat membelinya.

    Mungkin jika negara kita ini sudah mapan, tingkat ekonomi di masyarakat sudah

    tinggi, tidak ada kemiskinan, penggunaan software yang asli bisa diharuskan untuk memenuhi

    kebutuhan penggunaan komputer tersebut, sehingga tidak ada lagi pembajakan-pembajakan di

    negara kita tercinta, dengan begitu kehidupan masyarakat kita ini menjadi semakin menghargai

    ciptaan-ciptaan orang dengan tidak membajaknya.

    3.5 Dampak dari Pembajakan Software bagi Indonesia

    Dampak Negatif :

    Nilai ekonomi kecil. Di Indonesia, angka pembajakan termasuk tinggi. Hal ini jelas

    merugikan para pengembang software dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga, industri

    perangkat lunak komputer kurang bergairah yang mengakibatkan turunnya pendapatan

    produsen.

    Kreativitas terhambat. Karena tingginya angka pembajakan, mengakibatkan anak bangsa

    Indonesia enggan untuk terjun ke dalam bisnis pembuatan software. Sehingga, bangsa

    Indonesia tidak memiliki kompetensi dalam persaingan teknologi software dalam negeri

    apalagi kancah internasional.

  • 18

    Mudah menyebarnya berbagai kode-kode jahat seperti virus, spyware, rook-kit, dll.

    Karena, paket program bajakan tidak terjamin keamanannya.

    Sistem operasi crash. Karena program bajakan tidak menjamin sistem keamanan yang

    memadai sehingga bila komputer terinfeksi kode-kode perusak dari program bajakan akan

    memungkinkan rusaknya sistem operasi.

    Dampak Positif :

    Minimnya gap teknologi. Karena jarang rumah tangga di Indonesia yang dapat membeli

    lisensi sebuah software, maka dengan adanya software bajakan akan membantu pengguna

    rumahan dalam menggunakan komputer tanpa biaya yang mahal.

    Membantu pekerjaan. Misalnya tugas sekolah, tugas kantor, buku acara yang memerlukan

    lisensi software pengolah kata. Software bajakan cukup membantu karena lisensi dari

    software-software ini sangatlah mahal bagi sebagian besar pengguna.

    Membantu dunia pendidikan. Dalam proses pendidikan, terdapat berbagai macam file di

    internet yang dapat diunduh secara Cuma-Cuma yang berkaitan dengan pengetahuan.

    Software bajakan membantu karena untuk mendapatkan reader dari software-software

    tersebut, tidak memerlukan biiaya yang mahal sehingga seorang pelajar dapat mempelajari

    artikel-artikel tersebut dengan mudah.

    Hiburan yang murah. Game-game bajakan sangat memberikan hiburan yang murah karena

    selain sangat atraktif, untuk mendapatkannya kita tidak memerlukan biaya yang mahal.

    3.6 Upaya Pemerintah dalam Meminimalisir Pembajakan Software di Indonesia

    Upaya yang dilakukan pemerintah meliputi :

    a) Mengedukasi pengguna perangkat lunak atas keuntungan yang dapat diraih dengan

    menggunakan perangkat lunak asli.

    b) Memersuasi ritel agar menjual perangkat lunak asli

    c) Mengadakan sosialisasi pentingnya penggunaan software asli, BSA dan AutoDesk,

    mengadakan seminar ke sekolah dan kampus mengenai software-softwara yang

    ada. juga memaparkan kerugian jika menggunakan

    software palsu.

    d) Melalui edukasi kepada konsumen maupun penjual software seperti dengan

    menggelar kampanye Global Fair Play yang serentak digelar di 46 negara

    termasuk Indonesia. Konsumen perlu mendapat pemahaman yang cukup untuk

  • 19

    mengetahui ciri-ciri software asli dan hanya membelinya dari reseller resmi.

    Sementara perlu kesadaran para penjual software untuk melindungi hak konsumen

    dengan hanya menjual software legal

    e) Pemerintah perlu bekerja lebih keras untuk menyadarkan masyarakat dan dunia

    usaha agar menghargai hak cipta atau hak atas kekayaan intelektual (HaKI).

    3.7 Contoh Kasus Mengenai Pembajakan Software

    Jakarta Penyidik PPNS Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual bersama

    BSA (Business Software Association) dan Kepolisian melaksanakan Penindakan Pelanggaran

    Hak Cipta atas Software di 2 tempat di Jakarta yaitu Mall Ambasador dan Ratu Plasa pada hari

    Kamis (5/4). Penindakan di Mall Ambasador dan Ratu Plaza dipimpin langsung oleh IR. Johno

    Supriyanto, M.Hum dan Salmon Pardede, SH., M.Si dan 11 orang PPNS HKI. Penindakan ini

    dilakukan dikarenakan adanya laporan dari BSA (Business Software Association) pada tanggal

    10 Februari 2012 ke kantor Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang mengetahui

    adanya CD Software Bajakan yang dijual bebas di Mall Ambasador dan Ratu Plaza di Jakarta.

    Dalam kegiatan ini berhasil di sita CD Software sebanyak 10.000 keping dari 2 tempat yang

    berbeda.

    CD software ini biasa di jual oleh para penjual yang ada di Mall Ambasador dan

    Ratu Plasa seharga Rp.50.000-Rp.60.000 sedangkan harga asli software ini bisa mencapai

    Rp.1.000.000 per softwarenya. Selain itu, Penggrebekan ini akan terus dilaksanakan secara

    rutin tetapi pelaksanaan untuk penindakan dibuat secara acak/random untuk wilayah di seluruh

    Indonesia. Salmon pardede, SH.,M.Si selaku Kepala Sub Direktorat Pengaduan, Direktorat

    Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, mengatakan bahwa Dalam penindakan ini para pelaku

    pembajakan CD Software ini dikenakan pasal 72 ayat 2 yang berbunyi barang siapa dengan

    sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu

    ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

    dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan tidak

    menutup kemungkinan dikenakan pasal 72 ayat 9 apabila dalam pemeriksaan tersangka

    diketahui bahwa tersangka juga sebagai pabrikan.

    Dengan adanya penindakan ini diharapkan kepada para pemilik mall untuk

    memberikan arahan kepada penyewa counter untuk tidak menjual produk-produk software

  • 20

    bajakan karena produk bajakan ini tidak memberikan kontribusi kepada negara dibidang pajak

    disamping itu untuk menghindari kecaman dari United States Trade Representative (USTR)

    agar Indonesia tidak dicap sebagai negara pembajak.

    BAB IV

  • 21

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Dari beberapa uraian yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

    berikut:

    1) Beberapa penyebab terjadinya pembajakan software di Indonesia yaitu mahalnya

    software legal, kurangnya kesadaran masyarakat sebagai pengguna software, dan

    kurangnya sikap teladan dari pemerintah dan aparat hukum untuk menggunakan

    software yang legal pula.

    2) Dampak dari pembajakan software bagi Indonesia yaitu tidak hanya merugikan

    perusahaan software lokal, tapi juga merugikan Negara. Perusahaan software rugi

    karena produk orisinilnya yang harganya jutaan rupiah harus bersaing dengan produk

    bajakan yang harganya hanya puluhan ribu rupiah. Negara juga dirugikan, karena

    software bajakan itu sudah pasti tidak bayar pajak.

    3) Upaya Pemerintah dalam meminimalisasi pembajakan software di Indonesia yaitu

    pemerintah membentuk tim khusus untuk menangani pelanggaran terkait HaKI ini

    lewat kelompok kerja yang diberi nama Tim Nasional Penanggulangan Pelanggaran

    Hak atas Kekayaan Intelektual (Timnas HaKI), Pemerintah juga mengedukasi

    pengguna perangkat lunak atas keuntungan yang dapat diraih dengan menggunakan

    perangkat lunak asli dengan mengadakan sosialisasi pentingnya penggunaan software

    asli dan memaparkan kerugian jika menggunakan sotware palsu.

    4.2 Saran

    1) Saran kepada Pemerintah harus memberi contoh terlebih dahulu tentang penggunaan

    software legal sebelum menuntut masyarakat melakukan hal yang sama. Hal ini dapat

    menjadi dorongan tersendiri buat masyarakat dan meneladani pemimpinnya karena

    sudah melakukan hal yang benar.

    2) Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar

    internasional.1. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum

  • 22

    mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang

    berhubungan dengan cybercrime.

    3) Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya

    mencegah kejahatan tersebut terjadi.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 23

    /5.Modus.Operandi.Pembajakan.Software..Beserta.Hukumannya.

    http://agunkzscreamo.blogspot.com/2012/10/apa-perbedaan-antara-software-asli-dan.html.

    http://teknologi.kompasiana.com/internet/2009/10/29/pembajakan-software-dan-solusi-

    mengatasinya-19627.html.

    http://monokotil.wordpress.com/2009/11/17/dampak-pembajakan-software/.