makalah dr.hamdani

26
MAKALAH TUTORIAL I BLOK GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL DISUSUN OLEH: Kiki luhita sari 61112017 Wella fitria harera 61112029 Puty annisa prilina 61112030 Eko saputra 61112043 ika rusdiana 611120 Siska ariyanti 61112047 Rahmad saputra 61112060 Riska asyari 61112092 Syahrial 61112093 Lora oktadiana 61112103 Ismail abdillah 61112110 Putri anya safira 61112065

Upload: abdilismail

Post on 29-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wew

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Dr.hamdani

MAKALAH TUTORIAL I

BLOK GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

DISUSUN OLEH:

Kiki luhita sari 61112017 Wella fitria harera 61112029 Puty annisa prilina 61112030 Eko saputra 61112043

ika rusdiana 611120 Siska ariyanti 61112047

Rahmad saputra 61112060 Riska asyari 61112092 Syahrial 61112093 Lora oktadiana 61112103 Ismail abdillah 61112110 Putri anya safira 61112065

Dosen Tutor :

dr. Hamdani

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BATAM

Page 2: Makalah Dr.hamdani

TAHUN AJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang tepat pada waktunya.

            Makalah ini berisikan tentang pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan prognosis dari Gangguan Hemostatis.

            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Batam, 8 MARET 2014

PENULIS

KELOMPOK TUTOR 4

Page 3: Makalah Dr.hamdani

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

TERMINOLOGI MENENTUKAN MASLAH HIPOTESA SKEMA TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB II PEMBAHASAN

• OSTEOARTRISTIS

BAB III PENUTUP

• KESIMPULAN• SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Dr.hamdani

BAB 1

PENDAHULUAN

SKENARIO

Ny. Windi umur 58 tahun seorang ibu rumah tangga dibawa kepoliklinik dengan keluhan nyeri kedua lutut yang dialami sejak 3 bulan terakhir ini , terutama saat berjalan . sulit berdiri dari posisi jongkok,kaku pagi hari (+) tidak bersifat simetris. Penderita juga menderita kencing manis dan berobat teratur dipoliklinik endokrin , berta badan 65 kg dengan tinggi badan 162 cm. dokter memberikan terapi antiimflamasi untuk peradangan ditulang atau sendi . Bagaimana anda menjelaskan keadaan yang dilamai Ny. Windi?

TERMINOLOGI ASING kencing manis

(diabetes mellitus) adalah kondisi dimana tubuh tidak dapat mengatur kandungan gula dalam darah sehingga glukosa / gula yang biasanya diangkut menuju seluruh tubuh sebagai energy justru tercecer dalam aliran darah nahkan ikut terbuang dalam air seni.

MENENTUKAN MASALAH

1. Apa kemungkinan diagnose sementara dan diagnose banding dari gejala yang dialami Ny.windi

2. Apa penyebab nyeri pada kedua lutut yang dialami Ny.windi?3. Mengapa terjadi bengkak pada kedua lutut ny.windi?4. Apakah ada hubungan umur dan jenis kelamin dengan penyakit Ny.Windi?5. Apa hubungan penyakit yang dialami sekarang dengan kencing manis?6. Mengapa kaku hanya terjadi pada pagi hari?7. Bagaimana reaksi obat antiimflamasi terhadap peradangan ditulang sendi?8. Mengapa terjadi nyeri pada jari-jari tangan dan tidak bersifat simetris?9. Mengapa terjadi perbatasan gerak pada Ny.Windi?10. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk mendiagnosa penyakit Ny.Windi?

Page 5: Makalah Dr.hamdani

Menganalisis masalah melalui brainstorming dengan menggunakan prior knowledge

1. Kemungkinan diagnose dari gejala-gejala yang dialami Ny.windi adalah osteoarthritis dengan diagnose banding RA . karena penyakit ini sama-sama menimbulkan kaku pada pagi hari , nyeri sendi , hanya saja pada OA kaku sendi <30 menit , pada RA >1 jam . dan durasi pada sendi untuk OA hanya pada beberapa titik sedangkan RA hamper seluruh tubuh.

2. Penyebab nyeri pada kedua lutut yang dialami Ny.windi adalah Pada pemeriksaan dengan MRI didapatkan bahwa sumber nyeri yang timbul diduga

dari peradangan sendi (sinovitis) , efusi sendi, dan edema sumsung tulang. Ditiofit (tonjolan pada tulang) karena pada saat esteofit tumbuh intervasi retio

vascular menembus bagian dasar tulang hingga kartilago menuju osteofit yang sedang berkembang .

Nyeri juga dapat timbul dari luar sendi termasuk bursa didekat sendi , sumber nyeri yang umum dilutut akibat radang bursa dan sindrom

3. Hubungan umur dengan penyakit Ny.windi adalah , usia merupakan determinan pada ostepoartritis . dari semua factor resiko untuk timbulnya OA , factor ketuaan adalah adalah yang terkuat . OA lebih sering diderita pada orang yang berusia lanjut.

4. Hubungan penyakit sekrang dengan DM adalah karena terkait dengan osteoarthritis sekunder , yaitu perubahan degenerative yang terjadi pada sendi yang mengalami deformitas/degenerasi sendi yang terjadi dalam konteks penyakit metabolic tertentu , seperti DM. OA merupakan manisfestasi kronik DM yang sejalan / berhubungan dengan komplikasi mikrovaskular.

5. Penyebab terjadi kaku pada pagi hari adalah karena imobilitas pasien saat tidur sehingga tendo mengalami penekanan,karena kurang gerak yang terlalu lama , ketika bangun sendi menjadi terasa kaku.

6. Terjadi nyeri pada jari tangan dan tidak simetris adalah karena OA mengalami sendi yang telah lama dipakai dan distribusinya biasanya pada PIP.jadi hanya ketika sendi yang banyak mendapat tekanan disanalah terjadi penipisan tulang itulah yang menyebabkan bentuk tidak simetris,

Page 6: Makalah Dr.hamdani

7. Terjadi keterbatasan gerak disebabkan oleh kerusakan sendi dan timbulnya peliferasi tulang baru yang disebut osteofit yang menimbulkan nyeri.dan juga permukaan sendi yang tidak rata karena kehilangan tulang rawan dan trauma cairan sinovisial sehingga sendi (bantalan tidak lagi bersifat elastic)

8. Terjadinya bengkak pada lutut Ny.windi disebabkan oleh efusi sendi biasanya <100 cc atau karena poliferasi tulang tambahan ditepi sendi sehingga membentuk tonjolan tulang (osteofit) menyebabkan bentuk permukaan tulang berubah dan terjadi peradangan hingga akhirnya bengkak.

9. Pemeriksan yang dilakukan untuk mendiagnosa penyakit Ny.windi adalah :

Darah tepi Imunologi ( ANA , RF , comp) Radiologi

10. Reaksi obat anti inflamasi terhadap peradangan tulang dan sendi adalah efek analgetik dan efek antiinflamasi untuk melawan nyeri dan peradangan dengan cara memblokir subtansi pratakodin yang berperan dalam imflamasi dan nyeri.

Page 7: Makalah Dr.hamdani

SKEMA

Poliklinik

Nyeri lutut Ny. Windi Sulit berdiri dari jongkok 58 tahun

Kaku pagi hari 10-15 menit berat badan 65kgTinggi badan 160 cm

Bengkak lutut Nyeri jari tangan

Asimetris

Hubungan osteoartritis Menderita DM

RAdiagnosis gout

SLE

POLIKLINIK

Page 8: Makalah Dr.hamdani

TUJUAN KHUSUS

1. Definisi osteoarthritis2. Epidemiologi osteoarthritis3. Etiologi 4. Patofisiologi5. Manifestasi klinis6. Penegakan diagnose dan diagnose banding7. Penatalaksanaan infeksi secara holistic8. Pencegahan 9. Komlikasi10. Prognosis

Page 9: Makalah Dr.hamdani

BAB II

PEMBAHASAN

OSTEOARTRITIS

DEFINISI

Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan struktur dari sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang menghubungkan sendi. (Felson, 2008)

KLASIFIKASI

Osteoartritis dapat dibagi atas dua jenis yaitu:

1) Osteoartritis Primer

OA Primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu atau beberapa sendi. OA

jenis ini terutama ditemukan pada pada wanita kulit putih, usia baya, dan umumnya bersifat poli-

articular dengan nyeri akut disertai rasa panas pada bagian distal interfalang, yang selanjutnya terjadi

pembengkakan tulang (nodus heberden).

2) Osteoartritis Sekunder

OA sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada sinovia sehingga

menimbulkan osteoartritis sekunder. Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan osteoartritis

sekunder sebagai berikut:

a) Trauma /instabilitas.

OA sekunder terutama terjadi akibat fraktur pada daerah sendi, setelah menisektomi, tungkai bawah

yang tidak sama panjang, adanya hipermobilitas, instabilitas sendi, ketidaksejajaran dan

ketidakserasian permukaan sendi.

b) Faktor Genetik/Perkembangan

Page 10: Makalah Dr.hamdani

Adanya kelainan genetik dan kelainan perkembangan tubuh (displasia epifisial, displasia asetabular,

penyakit Legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan, tergelincirnya epifisis) dapat

menyebabkan OA.

c) Penyakit Metabolik/Endokrin

OA sekunder dapat pula disebabkan oleh penyakit metabolik/sendi (penyakit okronosis, akromegali,

mukopolisakarida, deposisi kristal, atau setelah inflamasi pada sendi. (misalnya, OA atau artropati

karena inflamasi).

Menurut Kellgren dan Lawrence, secara radiologis Osteoartritis di klafikasikan menjasi:

1) Grade 0 : Normal

2) Grade 1 : Meragukan, dengan gambaran sendi normal, terdapat osteofit minim

3) Grade 2 : Minimal, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan permukaan sendi menyempit

asimetris.

4) Grade 3 : Moderate, adanya osteofit moderate pada beberapa tempat, permukaan sendi

menyepit, dan tampak sklerosis subkondral.

5) Grade 4 : Berat, adanya osteofit yang besar, permukaan sendi menyempit secara komplit,

sklerosis subkondral berat, dan kerusakan permukaan sendi.

EPIDEMIOLOGI

Osteoartritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling umum di dunia. Felson (2008) melaporkan bahwa satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda-tanda radiologis terhadap OA. OA pada lutut merupakan tipe OA yang paling umum dijumpai pada orang dewasa. Penelitian epidemiologi dari Joern et al (2010) menemukan bahwa orang dewasa dengan kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 22% . Pada pria dengan kelompok umur yang sama, dijumpai 23% menderita OA. pada lutut kanan, sementara 16,3% sisanya didapati menderita OA pada lutut kiri. Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi merata, dengan insiden OA pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri sebanyak 24,7.

Insiden OA lutut di Amerika Serikat mengenai sekitar 240 per 100.000 penduduk pertahun. Sulit untuk memperkirakan prevalensi dari osteoarthritis karena tidak ada kriteria pasti untuk menegakkan diagnosis. Berdasarkan usia, OA lutut mengenai 5% populasi yang berusia lebih dari 26 tahun, 17% usia 45 tahun ke atas, dan 20% usia 60 tahun ke atas. Berdasarkan penelitian tahun 2004, OA (pada semua sendi) terdiagnosis pada 11,1 juta pasien rawat jalan, dan diperkirakan pada tahun 2005 9,3 juta orang dewasa mempunyai gejala OA. OA dapat menyerang semua sendi, namun predileksi yang tersering adalah pada sendi-sendi yang menanggung beban berat badan seperti panggul, lutut, dan sendi tulang belakang bagian lumbal bawah.

Page 11: Makalah Dr.hamdani

ETIOLOGI

Beberapa faktor etiologi yang telah diketahui berhubungan dengan terjadinya osteoarthritis lutut ini antara lain :

1) UsiaSemakin lanjut usia seseorang, pada umumnya semakin besar faktor resiko terjadinya osteoarthritis lutut. Hal ini disebabkan karena sendi lutut yang digunakan sebagai penumpu berat badan sering mengalami kompresi atau tekanan dan gesekan, sehingga dapat menyebabkan kartilago yang melapisi tulang keras pada sendi lutut tersebut lama-kelamaan akan terkikis dan rentan terjadi degenerasi.

2) ObesitasJelas sekali bahwa kelebihan berat badan atau obesitas bisa menjadi faktor resiko terjadinya Osteoarthritis lutut. Berat badan yang berlebih akan menambah kompresi atau tekanan atau beban pada sendi lutut. Semakin besar beban yang ditumpu oleh sendi lutut, semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan pada tulang.

3) Herediter atau faktor bawaanStruktur tulang rawan dan laxity pada sendi, serta permukaan sendi yang tidak teratur yang dimiliki seseorang sebagai faktor bawaan merupakan faktor resiko terjadi Osteoarthritis lutut.

4) Trauma pada sendi dan kerusakan pada sendi sebelumnyaTerjadinya trauma, benturan atau cedera pada sendi lutut juga dapat menyebabkan kerusakan atau kelainan pada tulang-tulang pembentuk sendi tersebut.

5) Kesegarisan tungkaiSudut antara femur dan tibia yang > 180 derajad dapat berakibat beban tumpuan yang disangga oleh sendi lutut menjadi tidak merata dan terlokalisir di salah satu sisi saja, dimana pada sisi yang beban tumpuannya lebih besar akan beresiko lebih besar terjadi kerusakan.

6) Pekerjaan dan aktivitas sehari-hariPekerjaan dan akifitas yang banyak melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah satu penyebab osteoarthritis pada lutut.

PATOFISIOLOGI

Pada osteoartritis terjadi perubahan-perubahan metabolisme tulang rawan sendi. Perubahan tersebut berupa peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan dan kolagen. Hal ini menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat-sifat kolagen dan berkurangnya kadar air tulang rawan sendi. Pada proses degenerasi dari kartilago artikular menghasilkan suatu subtansi atau zat yang dapat menimbulkan suatu reaksi inflamasi yang merangsang makrofag untuk menghasilkan IL-1 yang akan meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi matriks ekstraseluler

Page 12: Makalah Dr.hamdani

Gambaran utama pada osteoarthritis adalah:1. Destruksi kartilago yang progresif2. terbentuknya kista subartikular3. Sklerosis yang mengelilingi tulang4. terbentuknya osteofit5. adanya fibrosis kapsul

Perubahan dari proteoglikan menyebabkan tingginya resistensi dari tulang rawan untuk menahan kekuatan tekanan dari sendi dan pengaruh-pengaruh yang lain yang merupakan efek dari tekanan. Penurunan kekuatan dari tulang rawan disertai oleh perubahan yang tidak sesuai dari kolagen. Pada level teratas dari tempat degradasi kolagen, memberikan tekanan yang berlebihan pada serabut saraf dan tentu saja menimbulkan kerusakan mekanik.

Kondrosit sendiri akan mengalami kerusakan. Selanjutnya akan terjadi perubahan komposisi molekuler dan matriks rawan sendi, yang diikuti oleh kelainan fungsi matriks rawan sendi. Melalui mikroskop terlihat permukaan tulang rawan mengalami fibrilasi dan berlapis-lapis. Hilangnya tulang rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi.

Pada tepi sendi akan timbul respons terhadap tulang rawan yang rusak dengan pembentukan osteofit. Pembentukan tulang baru (osteofit) dianggap suatu usaha untuk memperbaiki dan membentuk kembali persendian. Dengan menambah luas permukaan sendi yang dapat menerima beban, osteofit diharapkan dapat memperbaiki perubahan-perubahan awal tulang rawan sendi pada osteoartritis. Lesi akan meluas dari pinggir sendi sepanjang garis permukaan sendi.

Adanya pengikisan yang progresif menyebabkan tulang dibawahnya juga ikut terlibat. Hilangnya tulang-tulang tersebut merupakan usaha untuk melindungi permukaan yang tidak terkena. Namun ternyata peningkatan tekanan yang terjadi melebihi kekuatan biomekanik tulang. Sehingga tulang subkondral merespon dengan meningkatkan selularitas dan invasi vaskular, akibatnya tulang menjadi tebal dan padat (eburnasi).

Pada akhirnya rawan sendi menjadi aus, rusak dan menimbulkan gejala-gejala osteoartritis seperti nyeri sendi, kaku dan deformitas. Melihat adanya proses kerusakan dan proses perbaikan yang sekaligus terjadi, maka osteoartritis dapat dianggap sebagai kegagalan sendi yang progressif.

Page 13: Makalah Dr.hamdani

Osteoartritis dibedakan menjadi 3 yaitu :1. Osteoartritis Lutut (degenerasi sendi lutut)Jenis artritis ini paling banyak dijumpai kejadiannya di Indonesia terutama pada pasien lanjut usia. Pada perjalanannya, nyeri ini seringkali menimbulkan keterbatasan dalam beraktivitas sehari-hari. Komplikasi lain yang terjadi yaitu keterbatasan ruang gerak sendi disertai kekakuan, deformasi lulut menjadi bentuk O (genu varum) atau bentuk x (genu valgus). Komplikasi yang terjadi pada osteoartritis ini berlangsung secara perlahan tapi pasti akibatnya menimbulkan ketidakmampuan berdiri dan berjalan.

Sendi merupakan bagian yang menghubungkan antar tulang sehingga tulang bisa digerakkan. Komponen terpenting pada sendi adalah tulang rawan sendi (articular cartilage) yaitu jaringan tulang rawan yang menutupi kedua tahan terhadap gesekan.

Adanya kolagen dan proteoglikan memfasilitasi gerakan dan mencegah pembengkakan pada tulang rawan sendi. Kolagen dan proteoglikan bekerja dengan cara menarik kation menghasilkan tekanan osmolalitas yang tinggi, akibatnya air akan tertarik kedalam tulang rawan sendi. Permukaan menjadi licin sehingga pada saat terjadi pergerakan/biomekanik pada sendi, tidak terjadi gesekan.Pada kondisi fisiologis, matriks ekstraselular memiliki waktu paro bertahun-tahun sehingga metabolismenya berjalan sangat lambat. Namun dengan adanya peningkatan beban mekanik (peningkatan berat badan), bertambahnya usia dan adanya cedera dapat mempercepat proses metabolismenya. Tulang rawan sendi akan terdegradasi menyebabkan keretakan matriks. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan (inflamasi) yang jika dibiarkan berkepanjangan akan terjadi kerusakan sendi parah sehingga harus di operasi.

ujung tulang dan berfungsi sebagai bantalan. Matriks ekstraselular pada jaringan ini terdiri dari kolagen yang padat dan proteoglikan yang menyebabkan permukaannya menjadi licin dan

2. Osteoartritis Kaki (Ankle osteoarthritis)

Merupakan artritis yang terjadi pada 60 – 80% pada pasien yang memiliki riwayat cidera pergelangan kaki. Biasa terjadi pada atlet sepakbola atau penari balet. Penyembuhan dilakukan dengan cara istirahat, mengurangi gerak dengan menggunakan sepatu rocker bottom sole atau menggunakan Ankle bandage.

Page 14: Makalah Dr.hamdani

3. Osteoartritis TanganOsteoartritis tangan ditandai dengan terbentuknya pembesaran keras pada sendi jari (Herberden’s node) yang biasanya disebabkan karena abnormalitas saat dilahirkan.

GEJALA KLINIS

Pada umumnya, pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhan yang dirasakannya telah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan Berikut adalah keluhan yang dapat dijumpai pada pasien OA :

a. Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan dan tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang melebihi gerakan lain. Perubahan ini dapat ditemukan meski OA masih tergolong dini ( secara radiologis ). Umumnya bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya bias digoyangkan dan menjadi kontraktur, Hambatan gerak dapat konsentris ( seluruh arah gerakan ) maupun eksentris ( salah satu arah gerakan saja ) ( Soeroso, 2006 )..

Kartilago tidak mengandung serabut saraf dan kehilangan kartilago pada sendi tidak diikuti dengan timbulnya nyeri. Sehingga dapat diasumsikan bahwa nyeri yang timbul pada OA berasal dari luar kartilago (Felson, 2008).

Pada penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari nyeri yang timbul diduga berasal dari peradangan sendi ( sinovitis ), efusi sendi, dan edema sumsum tulang ( Felson, 2008).

Osteofit merupakan salah satu penyebab timbulnya nyeri. Ketika osteofit tumbuh, inervasi neurovaskular menembusi bagian dasar tulang hingga ke kartilago dan menuju ke osteofit yang sedang berkembang Hal ini menimbulkan nyeri (Felson, 2008). Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di dekat sendi. Sumber nyeri yang umum di lutut adalah aakibat dari anserine bursitis dan sindrom iliotibial band (Felson, 2008).

Page 15: Makalah Dr.hamdani

b. Hambatan gerakan sendi

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan sejalan dengan pertambahan rasa nyeri ( Soeroso, 2006 ).

c. Kaku pagi

Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari( Soeroso, 2006 ).

d. Krepitasi

Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Seiring dengan perkembangan penyakit, krepitasi dapat terdengar hingga jarak tertentu ( Soeroso, 2006 )..

e. Pembesaran sendi ( deformitas )

Sendi yang terkena secara perlahan dapat membesar ( Soeroso, 2006 ).

f. Pembengkakan sendi yang asimetris

Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang biasanya tidak banyak ( < 100 cc ) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk permukaan sendi berubah ( Soeroso, 2006 ).

g. Tanda – tanda peradangan

Tanda – tanda adanya peradangan pada sendi ( nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan ) dapat dijumpai pada OA karena adanya synovitis. Biasanya tanda – tanda ini tidak menonjol dan timbul pada perkembangan penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering dijumpai pada OA lutut ( Soeroso, 2006 ).

h. Perubahan gaya berjalan

Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien lanjut usia. Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan terutama pada OA lutut ( Soeroso, 2006 ).

Page 16: Makalah Dr.hamdani

PENDEKATAN DIAGNOSA

Pada penderita OA, dilakukannya pemeriksaan radiografi pada sendi yang terkena sudah cukup untuk memberikan suatu gambaran diagnostik ( Soeroso, 2006 ). Gambaran Radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah :

a. Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat pada bagian yang menanggung beban seperti lutut ).

b. Peningkatan densitas tulang subkondral ( sklerosis ).

c. Kista pada tulang

d. Osteofit pada pinggir sendi

e. Perubahan struktur anatomi sendi.

Berdasarkan temuan-temuan radiografis diatas, maka OA dapat diberikan suatu derajat. Kriteria OA berdasarkan temuan radiografis dikenal sebagai kriteria Kellgren dan Lawrence yang membagi OA dimulai dari tingkat ringan hingga

tingkat berat. Perlu diingat bahwa pada awal penyakit, gambaran radiografis sendi masih terlihat normal ( Felson, 2006 ). Pemeriksaan laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tidak banyak berguna. Pemeriksaan darah tepi masih dalam batas – batas normal. Pemeriksaan imunologi masih dalam batas – batas normal. Pada OA yang disertai peradangan sendi dapat dijumpai peningkatan ringan sel peradangan ( < 8000 / m ) dan peningkatan nilai protein ( Soeroso, 2006 )

PENATALAKSANAAN

Pengeloaan OA berdasarkan atas sendi yang terkena dan berat ringannya OA yang diderita ( Soeroso, 2006 ). Penatalaksanaan OA terbagi atas 3 hal, yaitu :

1. Terapi non-farmakologis a. Edukasi Edukasi atau penjelasan kepada pasien perlu dilakukan agar pasien dapat mengetahui serta memahami tentang penyakit yang dideritanya, bagaimana agar penyakitnya tidak bertambah semakin parah, dan agar persendiaanya tetap terpakai ( Soeroso, 2006 ).

b. Terapi fisik atau rehabilitasi Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini dilakukan untuk melatih pasien agar persendianya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit. ( Soeroso, 2006 ).

Page 17: Makalah Dr.hamdani

2. Terapi farmakologis Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang timbul, mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasi-manifestasi klinis dari ketidakstabilan sendi ( Felson, 2006 ).

a. Obat Antiinflamasi Nonsteroid ( AINS ), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan Asetaminofen Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah dengan cara mengombinasikannnya dengan menggunakan inhibitor COX-2 ( Felson, 2006 ).

b. Chondroprotective Agent Chondroprotective Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat – obatan yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya ( Felson, 2006 ).

3. Terapi pembedahan Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari – hari.

PENCEGAHAN

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar kita terhindar dari osteoarthritis:1) Menghindari olahraga yang bisa meyebabkan sendi terluka2) Mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi ringan3) Minum obat untuk mencegah osteoarthritis

KOMPLIKASI

Penurunan fungsi tulang ini akan berlanjut terus, beberapa penderita bahkan mengalami penurunan fungsi yang cukup signifikan, bahkan penderita akan berujung pada kehilangan kemampuan berdiri atau berjalan.

Jika engsel sudah parah, dokter menyarankan penggantian engsel dengan pembedahan. Pada beberapa penderita yang tidak bisa melakukan pembedahan, akan dilakukan terapi nyeri/ngilu dan cara menggunakan alat tambahan untuk mempermudah gerakan sehari-hari.

PROGNOSIS

Prognosis OA pada umumnya baik namun jika penyakit sendinya di bagian pada ektremitas bawah relatif prognosis lebih buruk karena sendi ini sering digunakan untuk berjalan

Page 18: Makalah Dr.hamdani

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas maka terjadinya gangguan Osteortritis disebabkan oleh berbagai factor, dan penyakit OA tersebut lebih banyak terjadi pada usia lebih lanjut dan lebih banyak terjadi pada wanita.

KRITIK DAN SARAN

Seperti karya ilmiah pada semua dikarena terbatasan kemampuan penyusunan makalah ini. Namun penyusun akan bejanji dan berusaha untuk belajar dan memperbaiki kesalahan dalamp embuatan makalah. Oleh karena itu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik lagi.Penyusun siap menerima kritik dan saran yang diberikan.

Page 19: Makalah Dr.hamdani

DAFTAR PUSTAKA

Dorland. W.A. Newman.2006. Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: EGC

Sudoyo, A.W.dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V jilid III. Jakarta: Interna Publishing

Arthur C. Guyton. John E. Hall.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC

Sylvia, A Price. 2012. Patofisiologi. Ed 5. Jakarta: EGC

Cotrans, Robin. 2012. BukuAjarPatologi. Ed.7. Jakarta: EGC

http://aretnasih.blogspot.com/2013/11/osteoarthritis-radang-sendi.html

http://fadilahhamid.blogspot.com/2011/06/osteoarthritis-nyeri-sendi.html