makalah pendidikan islam transformatif dalam perubahan final

7/23/2019 Makalah Pendidikan Islam Transformatif Dalam Perubahan Final

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pendidikan-islam-transformatif-dalam-perubahan-final 1/43

KATA PENGANTAR

i

PENDIDIKAN ISLAM TRANSFORMATIF

DALAM PERUBAHAN

Matakuliah:

Pengembangan In!a"i Pen#i#ikan

#an Pembela$a%an PAI

Oleh:

Mutta&in Khabibullah

NIM: '()*++''

PRO,RAM PAS-ASAR.ANA

UNI/ERSITAS ISLAM NE,ERI MAULANA MALIK

IBRAHIM MALAN,0+'(i

ii



Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang selalu

melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga

pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Sholawat beserta salam semoga tetap terlimpah curahkan

kepada nabi besar Muhammad SAW, yang telah berhasil merubah

peradaban jahiliyah menuju jalan islamiyah yakni dinul slam, dan

semoga kita semua mendapat syafa! at beliau kelak di hari

kiamatdan hari kebangkitan.

Makalah ini sengaja ditulis oleh penulis untuk mengkaji

tentang "endidikan slam #ransformatif dalam perubahan dengan

memfokuskan pada konsepnya sebagai subject matter . $elebiha

kajian dari makalah ini terletak pada penjelasan tentang konsep

pendidikan islam transformatif secara utuh dan holistik dalam pembahasannya.

%alam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

dengan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang

terhormat &

'. (apak "rof. %r. ). Muhaimin, M.A. selaku %irektur

"ascasarjana *N Maulana Malik brahim Malang.

+. (apak %r. ). Mujab, M.A. selaku $epala "rodi %oktoral

"endidikan Agama slam (erbasis Studi nterdisipliner "A-(S "ascasarjana *N Maulana Malik brahim Malang.

. (apak %r. )j. Suti!ah, M. Ag. selaku dosen pengampu mata

kuliah "engembangan no/asi "endidikan dan "embelajaran

"A.

0. Segenap sahabat "rogram %oktoral "A-(S ( yang penulis

banggakan.

1. (apak dan bu tercinta, serta segenap keluarga yang telah

memberikan dukungan kepada penulis.

Wallahul Muwaffiq Ila AqwamittharieqWassalamu’alaikum, Wr., Wb

Malang, 23 4ktober +2'1"enulisMutta5in $habibullahii

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN .UDUL .................................................................. i

KATA PEN,ANTAR ................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................ iii

A1 Pen#ahuluan ................................................................. '

'. 6atar (elakang Masalah ......................................... '

+. 7umusan Masalah ................................................. 0

. #ujuan "embahasan ............................................... 1

B1 Pembaha"an .................................................................. 1

'. "engertian "endidikan slam #ransformatif ............. 1

+. %asar dan "aradigma "endidikan slam #ransformatif'2'2

. #ujuan "endidikan slam #ransformatif .................. '8

0. )akikat Manusia dalam "andangan "endidikan slam

#ransformatif .......................................................... ++

1. "endidik dalam "endidikan slam #ransformatif ..... +8

9. Materi "endidikan slam #ransformatif ................... +

:. Metode "endidikan slam #ransformatif .................. 0

-1 Penutu2......................................................................... ::

'. $esimpulan ............................................................ :

+. 7ekomendasi .......................................................... 3

DAFTAR RU.UKAN ................................................................ 8iii



+

ditentukan oleh sebesar apa ia mampu menjalankan kedua fungsi

tersebut.

%i samping itu, pendidikan pada hakikatnya merupakan

proses memanusiakan manusia (humanizing human being). 4le

sebab itu, semua treatment yang ada dalam praktek pendidikan

seharusnya selalu menfokuskan pada hakikat manusia sebagai

makhluk yang unik dan multidimensional, baik sebagai makhluk

tuhan dengan fitrah yang dimiliki, sebagai makhluk indi/idu yang

khas dengan berbagai potensinya, maupun sebagai makhluk sosial

yang hidup dalam realitas sosial ya ng majemuk. *ntuk itu,

pemahaman yang utuh tentang karakter manusia harus dilakukan

sebelum proses pendidikan dilaksanakan.

#etapi dalam realitasnya banyak praktek pendidikan yang

tidak sesuai dengan tujuan tersebut. %alam prakteknya,

pendidikan tidak lagi berfungsi sebagai proses transformasi pada

diri peserta didik dan masyarakat, malah praktek pendidikan

seringkali menjadi sumber terjadinya problem sosial. )al ini dapat

dilihat dari adanya kenyataan bahwa proses pendidikan yang

adacenderung berjalan monoton, indoktrinatif, teachercentere! ,t"#

!"wn , sentralistis, mekanis, /erbalis, kognitif, dan misi pendidikan

telah tidak konsisten. Akibatnya, muncul kesan bahwa praktek

dan proses pendidikan slam lepas dan steril dari konteks realitas.

Sehingga pendidikan islam tidak bisa memberikan kontribusi yang

jelas dan tegas dalam berbagai problem yang muncul.

"raktek pendidikan slam yang dianggap tidak konsisten ini

merupakan bukti bahwa belum ada pemahaman yang utuh danuni/ersal tentang konsep dan implementasi pendidikan slamdalam era kontemporer. "endidikan slam banyak mengalamireduksi, baik dari aspek makna maupun prakteknya.



#idak berdayanya (#"werlessness) pendidikan slam tersebut

menjadi keprihatinan bersama, mulai dari pakar dan praktisi

pendidikan di lembaga pendidikan formal, tokoh masyarakat

hingga orang tua. "endidikan =khususnya agama- dianggap tidak

efektif memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah.

(ahkan, pendidikan malah menjadi #art "f the #r"blem .

4leh karena itu, pada saat ini banyak gagasan, ide, pemikiran

dan usulan yang muncul tentang perlunya melakukan

reinterpretasi dan reorientasi dalam pendidikan, termasuk

melakukan perubahan paradigma dari praktek pendidikan yang

selama ini berjalan. "erubahan paradigma tersebut haruslah

berkaitan tentang pendidikan yang harus diselenggarakan dengan

pendekatan akademis dan bukan birokratis. "endidikan harus

berorientasi mencetak peserta didik yang bermental pemburu

ilmu, bukan menun ggu ilmu. "eserta didik harus dididik

menjadiorang aktif, bukan pasif. "endidikan harus berorientasi pada

peserta didik (stu!ent "riente!) , bukan pendidik atau negara

(teacher an! state $riente!) . Manusia harus dilihat sebagai

antr"#"sentris yang te"sentris , bukan hanya antr"#"sentris.

"engelolaan pendidikan tidak boleh sentralistis, tapi harus

desentralistis. "endidikan agama tidak boleh disampaikan secara

dogmatis saja, dan pendidikan harus bersifat inklusif, integralistik

dan holistik. '

*ntuk itu, pola pendidikan slam yang berjalan selama ini

sudah saatnya untuk melakukan pergeseran atau perubahan

menjadi pola lain yang lebih membumi terhadap realitas

empirik.4leh sebab itu, pendidikan perlu melakukan transformasi dari - thee%isting e!ucati"n ke the "ther new an! better "ne .Mastuhu, &en!i!ikan Islam !i In!"nesia Masih Berkutat #a!a 'alar Islami lasik >akarta&'#ashfirul Afkar >urnal 7efleksi "emikiran $eagamaan dan $ebudayaan, No. '' #ahun +44',hlm. ::-3.



0

#erminologi transformasi dalam tulisan ini mengimplikasikan

perlunya melakukan pergeseran dari pola pendidikan slam

kon/ensional, menjadi pola baru yang mampu menjawab

tantangan ;aman. )anya saja, perubahan ini tidak akan berjalan+

efektif jika dilakukan secara a! h"c, namun harus diwujudka

secara integral dan holistik. )al ini menunjukkan bahwa

peninjauan harus dilakukan secara menyeluruh terhadap aspek-

aspek dalam pendidikan, bukan secara parsial.

$ajian ini menjadi menarik untuk didiskusikan dan

didialogkan oleh para pembaca sebab pendidikan islam

transformatif merupakan sebuah rumusan pemikiran

pengembangan pendidikan islam untuk mendorong peserta didik

menyadari terhadap substansi diri mereka, sehingga harapan

peserta didik agar memiliki cara pandang humanis-transendental

dapat segera terwujud.

01 Rumu"an Ma"alah

%ari beberapa ulasan latar belakang di atas, penulis

bermaksud merumuskan konsep pendidikan islam transformatif

sebagai jawaban atas kritik pendidikan islam kon/ension al yang

selama ini berjalan. *ntuk itu, dalam kajian ini penulis

menfokuskan pada beberapa hal, antara lain& bagaimana

pengertian pendidikan islam transformatif?, bagaimana dasar dan

paradigma pendidikan islam transformatif?, bagaimana tujuan

pendidikan islam transformatif?, bagaimana hakikat manusia

dalam pandangan pendidikan islam transformatif?, bagaimanakonsep pendidik dalam pendidikan islam transformatif?, bagaimana materi pendidikan islam transformatif ?, dan bagaimana metode pendidikan islam transformatif?.M. Amin Abdullah dkk., afsir Baru *t u!i +AM !alam ra Multikultural, @ogyakarta& AN+Sunan $alijaga dan $6S, +22+, hlm. 01-:0.



1

31 Tu$uan Pembaha"an

$ajian ini menjadi menarik untuk didiskusikan lebih

mendalam karena kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

konsep pendidikan islam transformatif mulai yang bersifat

substansif hingga praktis meski tidak terlalu rinci. *ntuk itu ada

beberapa konsep yang akan dikaji dalam tulisan ini yang meliputi&

pengertian pendidikan islam transformatif, dasar dan paradigma

pendidikan islam transformatif, tujuan pendidikan islam

transformatif, hakikat manusia dalam pendidikan islam

transformatif, pendidik dalam pendidikan islam transformatif,

materi pendidikan islam transformatif, dan metode pendidikan

islam transformatif.

B1 Pembaha"an

'1 Penge%tian Pen#i#ikan I"lam T%an"4%mati4

#erminologi pendidikan islam transformatif merupakan

integrasi dari dua konsep pendidikan menjadi satu, yaitu

pendidikan islam dan pendidikan transformatif yang berkembang

di barat yang kembangkan oleh reire, Bollins, /an llich,

Smith,

dan beberapa pakar lainnya.

$onsep pertama mengandung pengertian sebagai sistem

pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk

memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita slam, karena

nilai-nilai slam telah menjiwai dan mewarnai corak

kepribadiannya. Sedangkan menurut Marimba, "endidikan slam0

merupakan bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum-"aulo reire, dkk. Menggugat &en!i!ikan- un!amentalis, "nser/atif, 0iberal, Anarkis,@ogyakarta& "ustaka "elajar, +22'.). M. Arifin, Ilmu &en!i!ikan Islam *uatu injauan e"ritis !an &raktis , cet. , >akarta& (umi0Aksara, '880, hlm. '2.



9

hukum Agama slam menuju kepada terbentuknya kepribadian

utama menurut ukuran-ukuran slam. 1

$onsep pendidikan islam inilah yang dapat mendorong

seorang indi/idu untuk memiliki kemampuan dalam memimpin

dan mengatur agenda kehidupannya sesuai dengan kaidah dan

norma-norma slam melalui sistem pendidikan. Sehingga seorang

indi/idu dapat memiliki kepribadian dan karakter yang luhur

sebagai identitasnya yang sesuai dengan cita-cita islam. %engan

kepemilikan kepribadian dan karakter yang luhur tersebut,

seorang indi/idu dapat melakukan agenda kehidupannya sebagai

subyek atas dunia untuk mengarahkan pada perubahan yang

lebih baik sesuai dengan cita-cita slam.

Sedangkan konsep yang kedua mengandung pengertian

sebagai pendidikan yang mengakses perubahan dengan tetap

berpijak pada nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pandangan

kemanusiaan (humanistik) . Artinya konsep pendidikan9

transformatif ini berusaha menempatkan penghormatan yang

sebesar-besarnya kepada hak asasi manusia dengan mengakui

kewajiban asasi manusia untuk saling menghormati manusia dan

masyarakat yang berbeda.

*ntuk itu, konsep pendidikan ini bersifat kooperatif terhadap

segenap kemampuan manusia yang mengarah pada proses

berpikir yang lebih bebas dan kreatif. Maksudnya pendidikan ini

berusaha mendorong manusia agar dapat menghargai potensi

yang ada pada setiap indi/idu. 4leh karenanya pendidikan

transformatif, tidak mengenal terminologi penindasan,ketimpangan, dominasi, atau eksploitasi. #etapi yang ada ialahterm kesetaraan, saling memahami, memiliki kepekaan danAhmad %. Marimba, &engantar ilsafat &en!i!ikan , (andung "# Al Ma!arif, '838, hlm +1 Achmadi, I!e"l"gi &en!i!ikan Islam1 &ara!igma +umanisme e"sentris , hlm. '13.9



:

pembebasan. sehingga pendidikan transformatif mengarah pada:

pendidikan humanistik dan anti kekerasan. "endidikan ini hany3

dapat dilakukan melalui proses pembebasan dan sekaligus proses

dalam mengakui keterbatasan manusia.

"endidikan yang membebaskan bukan berarti proses

pendidikan yang mengasingkan ilmu pengetahuan, namun

merupakan proses murni (#ure #r"ces) untuk mencari ilmu

pengetahuan dalam memenuhi hasrat keinginan peserta didik dan

pendidik dengan kesadaran untuk menciptakan ilmu pengetahuan

baru. 8

%ari kedua konsep di atas, jika disandingkan kedua konsep

tersebut sesungguhnya terdapat kesamaan dalam agendanya,

yaitu menjadikan indi/idu sebagai subyek atas dunia dan

realitasuntuk diarahkan pada perubahan sosial (s"cial change)yang ideal.

%ari pemaduan inilah kemudian pendidikan islam transformatif

dapat dimengerti sebagai pendidikan islam yang mengakses

perubahan dengan pertimbangan prinsip-prinsip liberalisasi,

humanisasi dan transendensi yang bersifat profetik. '2

%ilihat dari akar paradigmanya, ketiga prinsip tersebut =

liberalisasi, humanisasi dan transendensi- merupakan

perwujudan paradigma humanisme-teosentris karena& #ertama,

liberasi bukan sepenuhnya berkiblat pada liberasi pendidikan

sebagai mana teori progresifisme dan ekperimen yang dibangun

oleh >ohn %ewey, tetapi bertolak dari prinsip kebebasan yang

bertanggung jawab sebagaimana yang tersirat dalam al-Curan

bahwa manusia memiliki potensi kebebasan berkehendak untuk Syamsul Ma!arif, &en!i!ikan &luralisme !i In!"nesia , @ogyakarta& 6ogung "ustaka, +221,:hlm. '12-'1'.). A.7 #ilaar, &erubahan *"sial !an &en!i!ikan- &engantar &e!ag"gik rans f"rmatif untuk 3 In!"nesia , >akarta& Dramedia, +22+, hlm. '1+."oulo reire, he &"l"t"ca $f !ucati"n1 2ulture, &"wer, An! 0iberati"n , #erj. Agung8"rihantoro. dkk, @ogykarta& "ustaka "elajar, +22+, hlm. '8+.Syamsul Ma!arif, &en!i!ikan &luralisme !i In!"nesia, hlm. '0:-'03.' 2



3

menentukan pilihan. Manusia akan memilih yang baik atau yang

buruk jika memiliki kehendak untuk berusaha mengubah

nasibnya atau tidak sebagaimana yang tertuang dalam C.S. al-

7a!du E'F& '' yang berbunyi&

? ? ?

? ?

?

bagi manusia a!a malaikatmalaikat 3ang selalu

mengikutin3a bergiliran, !i muka !an !i belakangn3a,

mereka menjagan3a atas #erintah Allah. *esungguhn3a

Allah ti!ak mer"bah ea!aan sesuatu kaum sehingga

mereka mer"bah kea!aan 3ang a!a #a!a !iri mereka

sen!iri. !an a#abila Allah menghen!aki keburukan

terha!a# sesuatu kaum, Maka tak a!a 3ang !a#at

men"lakn3a- !an sekalikali tak a!a #elin!ung bagi

mereka selain 4ia. C.S. al-7a!du E'F& ''

(ahkan termasuk pilihan untuk beriman atau kufur yang

sebagaimana termaktub dalam C.S al $ahfi E'3F& +8 yang

berbunyi&

? ?

?

? 4an atakanlah1 5ebenaran itu !atangn3a !ariuhanmu- Maka Barangsia#a 3ang ingin (beriman)



8

hen!aklah ia beriman, !an Barangsia#a 3ang ingin (kafir)

Biarlah ia kafir5. *esungguhn3a ami telah se!iakan bagi

"rang "rang zalim itu neraka, 3ang gej"lakn3a menge#ung

mereka. !an jika mereka meminta minum, nisca3a mereka

akan !iberi minum !engan air se#erti besi 3ang men!i!ih

3ang menghanguskan muka. Itulah minuman 3ang #aling

buruk !an tem#at istirahat 3ang #aling jelek. C.S al $ahfi

E'3F& +8

%engan kebebasan inilah, maka adil jika manusia harus

mempertangung jawabkan segala perbuatannya atas dirinya

sendiri.

e!ua, prinsip humanisasi di sini bukan merujuk pada

humanisme sekuler barat yang munculnya sebagai protes

terhadap agama yang dianggap tidak bisa mengad/okasi masalah

kemanusiaan, dan malah agama dianggap sering menimbulkan

masalah kemanusiaan. #etapi humanisasi di sini merupakan

konsep fitrah dalam slam yang memberikan penghargaan kepada

manusia sebagia makhluk yang paling mulia dengan segenap

potensi-potensi kemanusiaan. %ari potensi inilah kemudian dapat

dikembangkan agar mampu berperan sebagai khalifah Allah di

bumi dalam mendekatkan diri dan merepresentasikan Allah

sebagai rahmat bagi seluruh alam. %ari penjelasan ini, humanisasi

dalam slam dapat dideskripsikan sebagai penghargaan yang tinggi

terhadap harkat dan martabat manusia dalam rangka

pengembangan potensi yang dimilikinya. dan k etiga,transendensi

yang bersifat profetik yang berarti pemberian makna ubudiyahdalam proses liberasi dan humanisasi manusia. ''>adi pendidikan slam transformatif adalah pendidikan slamyang mengakses pada kemandirian siswa dalam memecahkanAchmadi, I!e"l"gi &en!i!ikan Islam1 &ara!igma +umanisme e"sentris , hlm. '18.' '



'2

persoalan-persoalan yang dihadapinya dalam hidup yang sesuai

dengan ajaran atau tujuan dalam al Cur an.

4leh karena itu, Munir Mulkhan berpendapat bahwa

pendidikan islam transformatif merupakan keharusan sejarah.

Sebab pendidikan slam harus memiliki sistem budaya yang

mampu menggerakkan roda perubahan dan transformasi

ketuhanan dan sosial. $uncinya adalah bila manusia bisa

menangkap pesan perubahan ;aman dan memberikan

kepercayaan kepada manusia yang kritis dan kreatif untuk

mencari takdir dirinya sendiri yang baik. '+

01 Da"a% #an Pa%a#igma Pen#i#ikan I"lam T%an"4%mati4 '3

Sebuah konsep pendidikan tertentu tentu saja memiliki dasar

epistemologis. %asar ini dimaksudkan agar sistem atau konsep

pendidikan yang dikembangkan memiliki pondasi filosofis yang

kuat dalam menopang proses pendidikan tersebut. (egitu pula

halnya dengan pendidikan islam transformatif memiliki dasar

epistemologis yang digunakan untuk menopang konsepnya untuk

dikembangkan.

Abdul Munir Mulkhan, &ara!igma Intelektual Muslim- &engantar &en!i!ikan Islam !an' +

4akwah , @ogyakarta& Sipress, '88, hlm. +8.

"aradigma adalah suatu cara pendekatan in/estigasi suatu objek atau titik awal yang'

mengungkapkan #"int "f /iew , formulasi suatu teori, mendesign pertanyaan atau refleksi

yang sederhana. "aradigma dapat diformulasikan sebagai keseluruhan sistem kepercayaan,

nilai dan teknik yang digunakan bersama oleh kelompok komunitas ilmiah. "aradigma

identik sebagai sebuah bentuk atau model untuk menjelaskan suatu proses ide secara jelas.

"aradigma sebagai seperangkat asumsi-asumsi teoritis umum dan hukum-hukum serta

teknik-teknik aplikasi yang dianut secara bersama oleh para anggota suatu komunitas

ilmiah. #erdapat dua karakteristik ciri khas substansi dari paradigma adalah yaitu& #ertama,

menawarkan unsur baru tertentu yang menarik pengikut keluar dari persaingan metodekerja dalam kegiatan ilmiah sebelumnyaG ke!ua, serentak menawarkan pula persoalan- persoalan baru yang masih terbuka dan belum terselesaikan. 6ihat #homas $uhn, he*tructure "f *cientific 6e/"luti"ns , <d. +, Bhicago& *ni/ersity of Bhicago "ress, '8:2, hlm.''-'+G Deorge 7it;er, *"si"l"gi &engetahuan Ber#ara!igma 7an!a , terj. Alimandan, cet. 1,>akarta& 7ajawali "ress, +220, hlm, 1G 6ongman, 4icti"nar3 $f American nglish, cet. ,Bhina& Morton Word "rocessing 6td., +22+, hlm. 1::G )usain )eriyanto, &ara!igma +"listik 4ial"g ilsafat, *ains, !an ehi!u#an Menurut *ha!ra !an Whitehea! , >akarta Selatan&#eraju, +22, hlm. +3.



''

$onsep pendidikan islam transformatif mendasarkan pada

epistemologi islam yang bersumber dari sumber, yaitu al Cur!an,

assunnah dan ijtihad. &ertama, al-Curan merupakan kitab

undang-undang, hujjah, dan petunjuk yang layak karena di

dalamnya mengandung banyak hal menyangkut segenap

kehidupan manusia termasuk di dalamnya pendidikan

sebagaimana surat C.S. An Nahl& E'9F& 38 yang berbunyi&

?

?

(!an ingatlah) akan hari (ketika) ami bangkitkan #a!a

tia#tia# umat se"rang saksi atas mereka !ari mereka

sen!iri !an ami !atangkan kamu (Muhamma!) menja!i

saksi atas seluruh umat manusia. !an ami turunkan

ke#a!amu Al kitab (Al 8uran) untuk menjelaskan segala

sesuatu !an #etunjuk serta rahmat !an kabar gembira

bagi "rang"rang 3ang berserah !iri. C.S. An Nahl& E'9F&

38

e!ua, As Sunah ialah segala sesuatu yang disandarkan pada

nabi baik sebelum maupun sesudah ia diutus sebagai nabi. Atau

dapat juga di artikan semua sabda atau perbuatan 7asulullah

SAW atau persetujuan beliau terhadap perkataan atau perbuatan

sahabatnya karena dinilainya baik. As Sunah dijadikan sebagaidasar epistemologi pendidikan slam yang kedua $arena7asulullah SAW berhasil meletakkan pendidikan islam. misalnya beliau telah mengajarkan cara membaca dan menghafalkan kitab



'+

suci al-Curan beserta pengalamannya. Mendidik wudlu, solat,

d;ikir dan berdoa dan sebagainya. '0

etiga, jtihad adalah usaha-usaha pemahaman yang serius

dari kaum muslimin terhadap al-Curan dan assunnah sehingga

memunculkan kreati/itas yang cemerlang di bidang pendidikan

slam. Atau bahkan karena adanya tantangan ;aman dan desakan

kebutuhan sehingga melahirkan ide-ide fungsional yang

gemilang. '1

Sedangkan menurut Said smail Ali lebih luas berpendapat =

sebagaimana dikutib 6anggulung= terdiri dari 9 sumber yaitu&

al-Curan, assunnah, qaul asshahabat , maslahatul mursalah,'9 ':

urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim. %ari sinila9: '8

pendidikan islam menitiktolakkan pendidikan pada karakter

pendidikan teosentrisme.

*ntuk itu, pendidikan islam transformatif merupakan satu-

satunya sistem pendidikan yang harus diwujudkan untuk

smail S. M, eds, &ara!igma &en!i!ikan Islam , Semarang& akultas #arbiyah AN' 0

Walisongo, +22', hlm. :.

smail S.M, eds, &ara!igma &en!i!ikan Islam , hlm. 3.' 1

8aul Ashabi adalah pemberi fatwa dan pembentuk hukum-hukum slam untuk ' 9

kepentingan umat slam dari para sahabat yang benar-benar sudah lekat dengan fi5h dan

ilmu agama serta lantaran akrabnya mereka dengan 7asulullah dalam pergaulan sehingga

mampu memahami al-Cur!an dan hukum-hukumnya. 6ihat Abdul Wahab al-$halaf, Ilmu

;shul aliqh , terj. Masdar )elmy, (andung& Dema 7isalah "ress, '889, hlm. '13.

Maslahah Mursalah adalah segala kemaslahatan yang sejalan dengan tujuan-tujuan syari!' :

dalam mensyari!atkan hukum slam dan kepadanya tidak ada dalil khusus yang

menunjukkan tentang diakuinya atau tidaknya. 6ihat Muhammad Abu Hahrah, ;shul aliqh,

terj Saefullah Ma!shum, et al Bet 8, >akarta "ustaka irdaus, +221, hlm 0+0

<urf $ata secara etimologi berarti Isesuatu yang dipandang baik dan diterima oleh akal' 3

sehatJ K ;rf adalah bentuk-bentuk muLamalah berhubungan kepentingan yang telah

menjadi adat kebiasaan dan telah berlangsung konsisten di tengah masyarakat. <;r juga

disebut dengan apa yang sudah terkenal dikalangan umat manusia dan selalu diikuti, baik al <ur =urf perkataan maupun =urf perbuatan. Sedangkan menurut ulama! ushuliyyin ialahsesuatu yang bisa dimengerti oleh manusia sekelompok manusia dan mereka jalankan baik berupa perkataan perbuatan dan pantangan-pantangan. 6ihat 7asyad )asan $halil, arikhasr3i’ , >akarta& Am;ah, +228, hlm. '9:G Abu Hahro, ;shul iqh, cet. '0, >akarta& "ustakairdaus, +2'', hlm. 0'9G Sulaiman Abdullah, *umber +ukum Islam, >akarta& Sinar Drafik a,'881, hlm. ::G Masykur Anhari, ;shul iqh , Surabaya& %iantama, +223, hlm. ''2.)asan 6anggulung, Manusia !an &en!i!ikan- *uatu Analisa &sik"l"gi !an &en!i!ikan' 8>akarta& "ustaka Al khusna, '838, hlm. 1.



'

melakukan proses penyelesaian jangka panjang atas berbagai

masalah yang dialami masyarakat-masyarakat slam saat ini.

Masalah tersebut berupa dikotomi mental dan kehidupan pribadi

maupun sosial yang terpecah belah yang berakibat kekacauan

dalam segala usaha dan frustasi serta krisis yang melumpuhkan

kehidupan masyarakat islam.

Meski demikian, pendidikan islam transformatif tidak dapat

tercapai dalam waktu semalam saja. "endidikan adalah suatu

proses yang paling sedikit, memakan waktu dua generasi. 4leh

karena itu 7ahman menawarkan program pembaharuan

pendidikan dalam jangka pendek. &ertama, menciptakan orientasi

politis slam yang sesungguhnya =pemurnian islam (#ure islam)G

dan e!ua , menciptakan iklim intelektualisme, sebagai langkah

awal pengislaman seluruh segi kehidupan. +2

%ari berbagai deskripsi di atas menunjukkan adanya

perbedaan yang jelas (clear) dan tegas (!isting) pendidikan islam

transformatif dengan pendidikan barat sekuler yang dikotomistik

dan positi/istik. "endidikan slam transformatif tidak hanya

bermuara hasil pemikiran manusia dalam menuju kemaslahatan

manusia atau humanisme uni/ersal, tetapi juga slam bermuara

pada pembentukan manusia sesuai dengan kodrat dan fitrahnya

yang mencakup dimensi imanensi (h"riz"ntal)dan dimensi

transendensi (/ertical) .+'

4leh karena itu, proses pendidikan seharusnya diorientasikan

pada pembentukan kepribadian muslim yang mempunyai

#r"#hetic c"nsci"usness , di mana ia mempunyai kesadaraneksistensialis yang teistik dimana ia harus mempunyai kesadaranSyarif )idayatullah, Intelektualisme !alam &ers#ektif 'e"M"!erni sme , @ogyakartaG #iara+ 2Wacana, +222, hlm. :.Muslih *sa, &en!i!ikan Islam !i In!"nesia- Antara 2ita !an akta, @ogyakarta& "#. #iara+ 'Wacana @ogya, '88', hlm. '.



'1

pendidikan jasmani-ruhani, mengasah kecerdasan intelektual-

spiritual-ketrampilan, kesatuan materi pendidikan yang teoritis-

praktis, kesatuan materi pendidikan pribadi-sosial-ketuhanan,

dan kesatuan materi pendidikan keagamaan-filsafat-etika-estetikaG

c proses pendidikan yang mengutamakan kesatuan kepentingan

politik-anak didik-masyarakatG dan d e/aluasi pendidikan yang

mementingkan tercapainya perkembangan anak didik dalam

bidang pengusaan ilmu-sikap-tingkah laku-ketrampilan.

etiga, "aradigma humanistik merupakan paradigma yang

memandang manusia sebagai manusia yang seutuhnya, yakni

makhluk ciptaan tuhan dengan fitrah-fitrahnya. Sebagai makhluk

hidup manusia harus melangsungkan, mempertahankan, dan

mengembangkan hidup. Sebagai makhluk yang terbatas ia

memiliki sifat-sifat kehewanan dan sifat-sifat kemalaikatan,

sebagai makhluk dialektik manusia selalu dihadapkan pada

pilihan-pilihan dalam hidupnya, sebagai makhluk moral, ia

bergulat dengan nilai-nilai, sebagai makhluk pribadi ia memiliki

kekuatan konstruktif dan destruktif, sebagai makhluk sosial ia

memiliki hak-hak sosial dan harus menunaikan kewajiban-

kewajiban sosial, dan sebagai hamba tuhan ia harus menunaikan

kewajiban-kewajiban keagamaannya.

eem#at, "aradigma idealistik-transformatif merupakan

paradigma yang memandang manusia sebagai makhluk yang

paling mulia. @akni makhluk ciptaan tuhan yang mempunyai misi

suci untuk merepresentasikan tuhan dalam hidup dengan tugas

menata seluruh kehidupan di alam semesta ini dengan baik.Sebagai wakil tuhan, manusia secara /ertikal berkedudukansebagai hamba yang harus beribadah dan mengabdi kepadatuhan, sedangkan secara horisontal manusia sebagai pemimpin



'9

kholifah yang harus menjadi teladan kepada sesama pengatur

dan pelindung atas alam dan kehidupan di sekelilingnya.

Menurut Agus Nuryatno pendidikan islam transformatif

mendasarkan konsep pendidikannya pada paradigma teologi

inklusif dan teologi kritis. &ertama,teologi inklusif merupakan+

sebuah teologi yang menempatkan manusia secara umum pada

posisi setara tanpa memandang perbedaan agama, etnis, ras,

bahasa, dan suku. Sebagaimana yang tertuang dalam C.S. al

mron& EF& 90 yang berbunyi &

? ? ?

? ?

atakanlah1 5+ai ahli itab, Marilah (ber#egang) ke#a!a

suatu kalimat (keteta#an) 3ang ti!ak a!a #erselisihan

antara ami !an kamu, bahwa ti!ak kita sembah kecuali

Allah !an ti!ak kita #ersekutukan 4ia !engan sesuatu#un

!an ti!ak (#ula) sebagian kita menja!ikan sebagian 3ang

lain sebagai uhan selain Allah5. jika mereka ber#aling

Maka atakanlah ke#a!a mereka1 5*aksikanlah, bahwa

ami a!alah "rang"rang 3ang berserah !iri (ke#a!a

Allah)5. C.S. al mron& EF& 90+0

"emikir dan intelektual yang mengusung gagasan pemikiran teologi slam inklusif dan+

kritis antara lain& )arun Nasution slam 7asional, Nurcholish Madjid slam Modern,Abdurrahman Wahid slam "embebasan, Mansour akih lmu Sosial $ritis, $untowijoyoslam Sosial "rofetik, Muslim Abdurrahman slam #ransformatif, Masdar arid Mas!udislam <mansipatoris, dan *lil Abshar Abdalla slam 6iberal."emahaman yang dapat ditarik dari ayat ini adalah bahwa slam berseru kepada ahlul + 0 kalimatun sawa’ kitab @ahudi, Nasrani dan Sabi!in untuk sama -sama berpegang teguh pada .Ayat ini tidak memberikan indikasi bahwa ahlul kitabharus masuk agama slam untukmenegakkan kalimatun sawa’ . Menurut M. Dalib, bahwa ya ng dimaksudkalimatun sawa’ adalah kalimat la ilaha illallah yaitu hanya mengabdi kepada Allah dan membersihkan



':

"ada tingkat ini, semua manusia diharapkan mampu menjadi

khalifah Allah di muka bumi (khalifatullah fi alar!h)untu

melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan menjaga

keharmonisan semesta alam. 4leh sebab itu, peperangan, konflik

agama, dan atau pertengkaran harus ditinggalkan dan dijauhi

sebagai bentuk tanggung jawab bersama atas kelangsungan hidup

ini. Sebab pada hakikatnya, slam mengajarkan kerukunan+1

beragama bukan malah sebaliknya. Misalnya dalam menyebarkan

agama, Nabi Muhammad tidak pernah memaksakan seseorang

untuk memeluk agama slam atas agama yang lain, sebagaimana

firman Allah dalam C.S. al )ujurat& E08F&' yang berbunyi&

? ? ? ?

? ? ? ?

+ai manusia, *esungguhn3a ami menci#takan kamu !ari

se"rang lakilaki !an se"rang #erem#uan !an menja!ikan

kamu berbangsa bangsa !an bersukusuku su#a3a

kamu saling kenalmengenal. *esungguhn3a "rang 3ang

#aling mulia !iantara kamu !isisi Allah ialah "rang 3ang

#aling taqwa !iantara kamu. *esungguhn3a Allah Maha

mengetahui lagi Maha Mengenal. C.S. A6 )ujurat&+9

E08F&'

a5idah mereka dari hal-hal yang berbau syirik. 6ihat Muhammad Dalib, Ahl Alitab1 Makna

!an 2aku#ann3a, Bet. , >akarta& "aramadina, '883, hlm. '0+.

)atim Da;ali, Agama !alam 2etakan Baru , http&islamlib.comidinde.php?pageOarticle,+ 1hlm. +. %iakses pada tanggal 29 4ktober +2'1.%alam suatu riwayat di jelaskan bahwa, ketika fathu makkahpenaklukan kota makkkah,+ 9 bilal naik ke atas ka!bah untuk mengumandangkan ad;an. (eberapa orang berkata ?a#akah #antas bu!ak hitam ini a!zan !i atas ka’bah@ ?sekiran3a llahmaka berkatalah yang lainnyamembenci "rang ini, #asti 4ia akan menggantin3a. Ayat ini = C.S. al-)ujurat E08F&'- turunsebagai penegasan bahwa dalam slam tidak ada diskriminasi, yang paling mulia adalah yang paling berta5wa. 6ihat C. Shaleh, dkk, Asbabbun 'uzul- 0atar Belakang +ist"ris urunn3a A3atA3at Al8uran , <d. , (andung& %iponegoro, +222, hlm. 1'3.



'3

%alam mengajarkan puasa misalnya, pendidikan islam

transformatif tidak melulu mengajarkannya dalam bentuk

normatif, tetapi juga bersifat sosiologis. "uasa tidak hanya berarti

menahan makan dan minum mulai dari terbit fajar hingga

terbenam matahari, tetapi puasa juga merupakan latihan untuk

bisa merasakan penderitaan orang lain, dan inilah esensinya yaitu

puasa sebagai agenda kemanusiaan. %engan bisa merasakan

penderitaan orang lain, akan timbul rasa empati dan

keberpihakan terhadap mereka yang miskin dan tertindas. +:

e!ua, teologi kritis berarti pendidikan islam transformatif

bersaha memfungsikan potensi manusia sebagai homo-rasional

(ha3awanun nathiq) yang membedakan manusia dengan makhluk

lainnya. $arena dalam al-Curan memerintahkan manusia untuk

berfikir sebagaimana yang disebutkan dalam C.S. al-(a5arah

E+F&+0+ yang berbunyi&

? ?

4emikianlah Allah menerangkan ke#a!amu a3ata3at

'3a (hukumhukum'3a) su#a3a kamu memahamin3a.

C.S. al-(a5arah E+F& +0+

%i samping itu, dalam C.S. al-Ankabut E+8F& 0 juga berbunyi&

?

4an #erum#amaan#erum#amaan ini ami buat untuk

manusia- !an tia!a 3ang memahamin3a kecuali "rang

"rang 3ang berilmu. C.S. al-Ankabut E+8F& 0%alam ayat-ayat di atas sebenarnya manusia dalam slamsudah dibekali alat untuk berfikir akan tetapi dalam kenyataannyatidak semua orang mampu dan mau menggunakan akalnyaM. Agus Nuryatno, Mazhab &en!i!ikan ritis1 Men3ingka# 6elasi &engetahuan, &"litik !an+ : ekuasaan, Bet. G @ogyakarta& 7esist (ook, +223, hlm. +.



'8

tersebut untuk berfikir. #eologi kritis menjadikan manusia mampu

mensikapi hidup ini dengan ikhtiar, bersungguh-sungguh dan

bukan fatalistik. +3

Sedikit berbeda dengan paradigma di atas, Achmadi juster +8

memandang bahwa agar pendidikan islam dapat mendorong pada

perubahan yang diharapkan, maka pendidikan islam seyogyanya

mengunakan paradigma humanis-teosentris. Sebab secara

normatif ajaran islam tidak perlu diperdebatkan karena diyakini

slam memuat nilai-nilai transendental yang memiliki kebenaran

mutlak.

Namun, dalam rangka menyusun strategi praktis yang

rele/an dengan perubahan perlu dilakukan interpretasi nilai-nilai

yang terkandung dalam paradigma tersebut dan reinterprestasi

terhadap pemahaman masa lalu, sehingga menghasilkan formulasi

strategi pendidikan slam yang transformatif. "endidikan slam

dengan paradigma humanisme-teosentris tersebut akan

menghasilkan refleksi dan rekonstruksi dari sejarah slam yang

ada, khususnya pada masa lima abad pertama, serta dari nilai-

nilai normatif slam, dan dari tren! humanisme uni/ersal.2 '

31 Tu$uan Pen#i#ikan I"lam T%an"4%mati4

#ujuan pendidikan islam transformatif tidak hanya

berorientasi /ertikal dengan ritual indi/idual dan kesalihan dalam

bentuk keta5waan, tetapi juga berorientasi hori;ontal yang

Abd. 7achman Assegaf, Mambangun #en!i!ikan Islam !engan e"l"gi ritis, >urnal+ 3

<dukasiG "endidikan slam $ritis, , ', >anuari, +220, hlm. 3.

Achmadi, I!e"l"gi &en!i!ikan Islam1 &ara!igma +umanisme e"sentris , hlm. '13.+ 8 )umanisme dalam slam tidak mengenal sekulerisme karena tidak ada sekulerisme dalam 2slam. %engan demikian, pembahasan humanisme dalam slam dengan sendirinya adalahhumanisme religius. (ahwa humanisme dalam slam tidak bisa lepas dari konsep hablu6ihat, Abdurrahman Mas!ud,minanas Menggas "rmat &en!i!ikan n"n !ik"t"mik- +umanisme 6eligius *ebagai &ara!igma &en!i!ikan Islam , @ogyakartaG "ustaka "elajar,+22', hlm. '8.Abdurrahman Mas!ud, 4iskursus & en!i!ikan Islam 0iberal, >urnal <dukasiG "endidikan 'slam 6iberal, ', P, %esember, +22+, hlm. '8.



+2

mempunyai makna kesalihan hori;ontal. Artinya bagaimana

keberimanan dan ketakwaan peserta didik mempunyai imbas

kepada perilaku sosial mereka di masyarakat. )ubungan

manusia-#uhan yang akan melahirkan kesalehan pribadi yang

selanjutnya melahirkan hubungan sosial antar manusia yang

berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan. %engan kata lain,

kesalehan indi/idu harus mempunyai imbas kepada kesalehan

sosial. +

4leh karena itu, pendidikan slam transformatif tidak

melepaskan diri dari ketiga domain pendidikan kebebasan dalam

slam yang diukur menurut kriteria agama, akhlak, tanggung

jawab dan kebenaran. $eempat inilah yang menjadi pembatas agar

kebebasan dan transformasi pendidikan tidak mengarah kepada

anarkisme.

*ntuk melakukan transformasi pendidikan islam, pendidikan

islam perlu melakukan elaborasi tujuan dan fungsi pendidikan

islam serta alternatif pendekatan slam yang rele/an dengan

perubahan dan berdasarkan prinsip liberasi, humanisasi dan

transendensi. &ertama , pendidikan agama slam yang dapat

memberikan kemampuan indi/idual dalam menetapkan pilihan

nilai-nilai positif yang diyakini sebagai kebenaran dari sudut

pandang slam karena akhirnya dirinya sendiri yang akan

memikul tanggung jawab atas sikap dan perbuatan yang

dipilihnya.

e!ua , pendidikan agama slam yang dapat memberikan

kearifan dalam memanifestasikan keimanan dan keislaman peserta didik dalam kehidupan indi/idu dan sosial yang semakinM. Agus Nuryatno, Mazhab &en!i!ikan ritis1 Men3ingka# 6elasi &engetahuan, &"litik !an + ekuasaan, hlm. 'Musih *sa, &en!i!ikan Islam !i In!"nesia- Antara 2ita !an akta, @ogyakarta& "#. #iara Wacana, '88', hlm. 8.



+'

plural, sehingga slam yang sejatinya humanis terekspresikan oleh

pemeluknya secara humanis pula.

etiga , menyadarkan potensi-potensi insaniyah anugerah

#uhan untuk dikembangkan seoptimal mungkin sehingga mampu

berkompetisi secara sehat (fastabig alkhairat) dengan orang lain.

eem#at , menyadarkan peserta didik bahwa nilai-nilai

illahiyah memang dibutuhkan manusia agar hidupnya lebih

bermakna di hadapan manusia dan #uhan. "ada akhirnya

pendidikan islam juga harus mampu mengantisipasi masa depan

umat islam yang akan berhadapan dengan berbagai idiologi besar

dan tantangan-tantangan lain seperti disintegrasi sosial, makin

melajunya proses sekulerisasi dan spesialisasi yang memiliki

kecenderungan materialisme.

4leh karena itu, secara praktis tujuan pendidikan slam

transformatif akan dapat diwujudkan apabila& a pendidikan

mampu membangun keilmuan dan kemajuan kehidupan yang

integratif antara nilai sepiritual, moral dan material bagi

kehidupan manusiaG b pendidikan mampu membangun kompetisi

manusia dan mempersiapkan kehidupa n yang lebih baik berupa

manusia demokratis, kompetitif, ino/atif bedasarkan nilai-nilai

slamG c pendidikan disusun atas dasar kondisi lingkungan

masyarakat, baik kondisi masa kini maupun kondisi pada masa

akan datang, karena perubahan kondisi lingkungan merupakan

tantangan dan peluang yang harus diproses secara cepat dan

tepatG d pembaharuan pendidikan harus diupayakan untuk

memberdayakan potensi umat yang disesuaikan dengankebutuhan kehidupan masyarakatG dan e pendidikan harus lebihdiorientasikan pada upaya pendidikan sebagai proses pembebasan, pendidikan sebagai proses pencerdasan, pendidikanmenjunjung tinggi hak-hak anak, pendidikan menghasilkan



++

tindakan perdamaian, pendidikan sebagai proses pemberdayaan

potensi manusia, pendidikan menjadikan anak berwawasan

integratif, pendidikan sebagai wahana membangun watak

persatuan, pendidikan menghasilkan manusia demokratik, dan

pendidikan menghasilkan manusia peduli terhadap lingkungan. 0

51 Hakikat Manu"ia #alam Pan#angan Pen#i#ikan I"lam

T%an"4%mati4

(erbicara mengenai hakikat manusia, al-CurLan

menunjukkan tiga kata kunci (ke3 w"r!) tentang arti hakikat

manusia, yaitu alinsan , bas3ar dan Bani A!am . $ataalinsan1

dalam al-CurLan disebutkan sebanyak 91 kali yang dipakai untuk

menunjukkan manusia yang tunggal, sama seperti ins. Seda ngka

untuk jamaknya dipakai kata annaas , unasi , insi3a , anasi .

)ampir semua ayat yang menyebut manusia dengan

menggunakan kata al insan . $onteksnya selalu menampilkan

manusia sebagai makhluk yang istimewa, secara moral maupun

spiritual yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. $eunggulan

manusia terletak pada wujud kejadiannya sebagai makhluk yang

diciptakan dengan kualitas ahsani taqwim sebaik-bai

penciptaan.

$ata al-insan ini dipakai untuk menyebut manusia dalam

konteks kedudukan manusia sebagai makhluk yang mempunyai

kelebihan-kelebihan. $elebihan-kelebihan tersebut antara lain&

#ertama, manusia sebagai makhluk berfikirG ke!ua,makhlu

)ujair A). Sanaky, &ara!igma &en!i!ikan Islam- Membagun Mas3rakat Ma!ani In!"nesia , 0@ogyakarta& Safiria nsania "ress, +22, hlm. '+-'+0.$ata an'aas dalam al-Cur!an +0' kali, alInsan 91 kali, Ins '3 kali, ;nasun1 kali, 1 Anaasi33u ' kali dan Insi33an ' kali, kata Bani A!amterulang dalam Al Cur!an sebanyak :kali dan Bas3ar : kali (urlinan Abdullah, 6agam &erilak u Manusia Menurut Al8ur’an,"alembangG "# $uala Musi 7aharja, +222, hlm. '1.



+

pembawa amanatG dan ketiga, manusia sebagai makhluk yang

bertanggung jawab pada semua yang diperbuat.

4leh karena itu, kata insan yang berasal dari kata aluns,

anisa , nasi3a dan anasa , maka dapatlah dikatakan bahwa kata

insan menunjuk suatu pengertian adanya kaitan dengan sikap,

yang lahir dari adanya kesadaran penalaran. $ata insan jug9

digunakan al-CurLan untuk menunjukkan kepada manusia

dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Artinya, manusia itu

berbeda antara seseorang dengan yang lain adalah akibat

perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan. :

%i sisi lain, khusus kata al'asmengacu kepada hakikat

manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dalam arti alnasini

paling banyak disebut dalam al-Cur!an yaitu +02 kali. (isa

dilihatdalam seluruh ayat yang menggunakan kata, a a33uha annas.

"enjelasan konsep ini dapat ditunjukkan dalam dua hal.

&ertama , banyak ayat yang menunjukkan kelompok-kelompok

sosial dengan karakteristiknya masing-masing yang satu dengan

yang lainnya yang belum tentu sama. Ayat ini menggunakan

katawa mina annas dan diantara manusia. e!ua, pengelompokka

manusia berdasarkan mayoritas, yang umumnya menggunakan

ungkapan aktsara annas sebagian besar manusia. 3

Sedangkan kata bas3ar dipakai untuk menyebut semua

makhluk baik laki-laki ataupun perempuan, baik satu ataupun

banyak. $ata ini memberikan referensi kepada manusia sebagai

makhluk biologis yang mempunyai bentuk tubuh yang mengalami

pertumbuhan dan perkembangan jasmani.Musya Asy!arie, Manusia &embentuk ebu!a3aan !alam Al8ur’an , t.tG 6embaga Studi 9ilsafat slam, '88+, hlm. ++.M. Curasih, Shihab, '889. Wawasan al8ur’an , (andungG Mi;an, '889, hlm. +32. : Muhammad #holchah )asan, 4inamika ehi!u#an 6eligius, >akartaG 6istafariska "utra, 3+220, hlm. ''-'+.



+0

$ata bas3ar adalah jamak dari kata bas3arahyang berarti

kulit. Manusia dinamai bas3ar karena kulitnya tampak jelas, da

berbeda dengan kulit binatang yang lain. Al-CurLan menggunakan

kata ini sebanyak 1 kali dalam bentuk tunggal dan sekali

dalam bentuk tasni3ah dua. )al ini untuk menunjukkan manusia dari

sudut lahiriyahnya serta persamaannya dengan manusia

seluruhnya.

4leh karena itu, Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk

menyampaikan bahwa I Aku adalah basyar manusia seperti kamu

yang diberi wahyuJ sebagaimana yang termaktub dalam, C.S.

al-$ahf E'3F& ''2 yang berbunyi&

? ? ?

atakanlah1 *esungguhn3a aku ini manusia biasa se#erti

kamu, 3ang !iwah3ukan ke#a!aku1 5Bahwa

*esungguhn3a uhan kamu itu a!alah uhan 3ang sa5.

Barangsia#a menghara# #erjum#aan !engan uhann3a,

Maka hen!aklah ia mengerjakan amal 3ang saleh !an

janganlah ia mem#ersekutukan se"rang#un !alam

beriba!at ke#a!a uhann3a5. C.S. al-$ahf E'3F& ''2

%i sisi lain, banyak ayat al-CurLan yang menggunakan kata

bas3ar yang mengisyaratkan bahwa proses kejadian manusia

melalui tahapan-tahapan hingga mencapai tahapan kedewasaan.

irman Allah dalam C.S. al-7um EF& +2 menunjukkan&? 4an !i antara tan!atan!a kekuasaan'3a ialah 4iamenci#takan kamu !ari tanah, kemu!ian tibatiba kamu



+1

(menja!i) manusia 3ang bertebaran (berkembang biak).

C.S. al-7um EF& +2

$ata di sini bisa diartikan berkembang biak akibat

hubungan seks atau bertebaran mencari re;ki. 8

%ari penggunaan kedua kata tersebut = insan danbas3ar ,

Musa AsyLarie mengatakan bahwa manusia dalam pengertian02

bas3ar mengandung arti manusia yang tergantung sepenuhnya

pada alam. "ertumbuhan dan perkembangan fisiknya tergantung

pada apa yang dikonsumsi. Sedangkan manusia dalam pengertian

insan mempunyai pertumbuhan dan perkembangan yang

sepenuhnya tergantung pada kebudayaan, pendidikan, penalaran,

kesadaran, dan sikap hidupnya.

*ntuk itu, pemakaian kedua kata insan danbas3ar

digunakan untuk menyebut manusia yang mempunyai pengertian

yang berbeda. Insan dipakai untuk menunjuk pada kualitas

pemikiran dan kesadaran, sedangkan bas3ar dipakai untu

menunjukkan pada dimensi alamiahnya, yang menjadi ciri pokok

manusia pada aspek biologis, makan, minum dan mati. Artinya,

manusia dalam hal ini memiliki dua dimensi, yaitu badan dan ruh.

4leh karena itu, slam secara tegas menyatakan bahwa badan

dan ruh adalah substansi alam. Sedangkan alam adalah makhluk

dan keduanya diciptakan oleh Allah. Sehingga proses

perkembangan dan pertumbuhan manusia mengikuti hukum alam

yang bersifat material. 0'

>adi, manusia itu terdiri dari + substansi, yaitu materi yang berupa badan yang berasal dari bumi dan ruh yang berasal dariM. Curasih Shihab, Wawasan al8ur’an , hlm. +:8. 8 Musya Asy!arie, Manusia &embentuk ebu!a3aan !alam Al8ur’an , hlm. +'.0 2 >alaluddin dan Abdullah di, ilsafat &en!i!ikan Manusia, ilsafat !an &en!i!ikan,>akarta&0 'Daya Media "ratama, '88:, hlm. '23.



+9

#uhan. 4leh sebab itu, hakikat manusia adalah ruh, sedangkan

jasadnya hanyalah alat yang digunakan oleh ruh untuk menjalani

kehidupan material yang bersifat sekunder, sedangkan ruh

merupakan alam metafisik yang bersifat primer, karena ruh saja

tanpa jasad yang material tidak dapat dinamakan manusia. 0+

%i sisi lain, dalam arti yang lebih luas, Manusia adalah

makhluk yang memiliki banyak dimensi. %imensi tersebut0

antara lain& !imensi #ertama , secara fisik manusia hampir sam

dengan hewan yang membutuhkan makan, minum, istirahat dan

menikah supaya ia dapat tumbuh dan berkembangG !imensi

ke!ua , manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu

ingin memperoleh keuntungan dan menghindari kerugianG !imensi

ketiga , manusia punya perhatian terhadap keindahanG !imensi

keem#at , manusia memiliki dorongan untuk menyembah tuhanG

!imensi kelima , manusia memiliki kemampuan dan kekuatan yang

berlipat ganda, karena ia dikarunia akal, pikiran dan kehendak

bebas, sehingga ia mampu menahan hawa nafsu dan menciptakan

keseimbangan dalam hidupnyaG dan !imensi keenam, manusi

mampu mengenal dirinya. 00

Menurut Ali Syari!ati, manusia adalah& a makhluk asli01

dimana ia mempunyai substansi yang mandiri di antara makluk

lainnya, dan memiliki esensi general yang muliaG b makhluk yang

memilik kehendak bebas, dan hal inilah kekuatan paling besar

yang luar biasa dan tidak bisa ditafsirkanG c makhluk yang sadar

berfikir, dan hal inilah karakteristik menonjolnya sehingga

manusia mampu memahami realitas alam luar dengan kekuatanHuhairini, dkk, ilsafat &en!i!ikan Islam . >akarta& (umi Aksara, '881, hlm. :1-::.0 + Murtadha Muthahhari, &ers#etif entang Manusia !an Agama, (andungG Mi;an, '88+,0 hlm. '+1.Abd. 7achman Assegaf, *tu!i Islam "ntekstual , @ogyakartaG Dama Media, +221, hlm. 1:.0 0 Ali Syari!ati, +umanisme Antara Islam !an Ma!zhab Barat , (andung& "ustaka )idayah,0 1'889, hlm. 0:-08.



+:

berfikirG d makhluk yang sadar akan dirinya sendiri, artinya ia

merupakan makhluk hidup satu-satunya yang memiliki

pengetahuan budaya dalam kaitannya dengan dirinyaG e makhluk

kreatif, dan kreati/itas inilah yang kemudian menyatu dengan

perbuatannya yang pada akhirnya dapat menyebabkan manusia

mampu menjadikan dirinya sebagai makhluk yang sempurna di

hadapan alam semesta dan tuhanG f makhluk yang memiliki cita-

cita dan merindukan sesuatu yang idealG dan g makhluk moral,

dimana pada bagan ini merupakan bagian penting terhadap nilai-

nilai (/alues) .

Sedangkan menurut 6anggulung, hakikat manusia adalah

hamba Allah dan khalifah Allah. )akikat manusia sebagai hamba

Allah adalah mengembangkan sifat-sifat tuhan yang terkandung

!alam al asma al husna yang ada pada diri manusia. Sebab

hakikat manusia sebagai hamba Allah adalah selaras dengan

tujuan diciptakannya manusia sebagaimana firman Allah dalam

C.S. Ad; %;ariyaat E1'F& 19 yang berbunyi&

?

Iti!aklah aku ci#takan jin !an manusia kecuali agar

su#a3a mereka men3embah ke#a!aku C.S. Ad;

%;ariyaat E1'F& 19

Selain itu, manusia diciptakan oleh Allah tidak dalam kondisi

yang sempurna, sehingga memberikan pemahaman terhadap

dirinya bahwa ada d;at yang lebih sempurna dari pada dirinya dan

dalam proses itulah dia dapat menemukan tuhannya.4leh karena itu, agar manusia dapat melakukan proses penghambaan, Allah memberikan beberapa potensi ataukemampuan yang berkenaan dengan sifat-sifat allah yang



+3

tercantum dalam al asma al husna . )al ini sebagaimana firma

Allah dalam C.S. Al )ijr E'1F& +8 yang berbunyi&

? ?

?aku telah membentukn3a !an menghambuskan

ke#a!an3a r"hku C.S. Al )ijr E'1F& +8

>adi, peran manusia sebagai hamba Allah memberi arti yang

sangat luas, yaitu mengembangkan sifat-sifat Allah yang

terkandung dalam al asma al husna yang ada pada diri manusia.09

Selain hakikat manusia sebagai hamba Allah, hakikat

manusia juga adalah khalifah Allah. Manusia sebagai khalifah

Allah mengandung arti bahwa manusia yang dapat

mengaktualisasikan segala potensi yang dikaruniakan #uhan

kepadanya. 0:

)al ini menunjukkan bahwa Allah telah melimpahkan

amanah bagi manusia. Amanah di sini memiliki + arti, yaitu&

kesanggupan manusia mengembangkan sifat-sifat Allah pada

dirinya dan kesanggupan untuk melakukan pengurusan sumber-

sumber yang ada di bumi. 03

*ntuk menjadi khalifah Allah manusia tidak dapat memegang

tanggung jawab sebagai khalifah kecuali jika ia diperlengkapi

dengan potensi-potensi yang membolehkannya berbuat sesuatu.

Al-CurLan menyatakan bahwa ada beberapa ciri-ciri yang

membedakan manusia sebagai khalifah dengan makhluk yang

lain& #ertama, dari segi fithrahnya manusia adalah baik semenjak

)asan 6anggulung, reati/itas !an &en!i!ikan Islam, Bet. ', >akartaG "ustaka Al-)usna,0 9'88' , hlm. +'-++.)asan 6anggulung, reati/itas !an &en!i!ikan Islam, hlm. 9.0 : )asan 6anggulung, reati/itas !an &en!i!ikan Islam, hlm. ++.0 3



+8

dari awal. a tidak mewarisi dosa Adam a.s. karenameninggalkansurgaG 08

e!ua, Al-CurLan mengakui kebutuhan-kebutuhan biologis

yang menuntut pemuasan. ni memerlukan penjelasan tentang

syarat-syarat yang menyebabkan kebutuhan-kebutuhan biologis

ini berdampingan dengan fithrah tanpa menimbulkan masalah.

"erlu ditegaskan di sini bahwa badan di mana kebutuhan-

kebutuhan ini melekat tidaklah dengan sendirinya membentuk

manusia. (adan hanyalah satu unsur di mana ditambahkan

sesuatu yang lain, yaitu ruh. nteraksi antara badan dan roh

menghasilkan khalifah. nilah ciri-ciri kedua yang membedakan

khalifah itu dengan makhluk-makhluk lainG 12

ketiga, $halifah itu menerima dengan kemauan sendiri,

amanah yang tidak dapat dipikul oleh makluk-makhluk lainG dan

keem#at, Akal yang membolehkan manusia membuat pilihan

antara yang salah dan yang benar. 1'

Maka dalam hal ini, menurut 6anggulung manusia yang

mencapai derajat yang paling tinggi sebagai wali allah adalah

manusia yang dapat mengaktualisasikan segala potensi yang

dikaruniakan allah kepadanya. 1+

(1 Pen#i#ik #alam Pen#i#ikan I"lam T%an"4%mati4

"endidik bukan sekedar hanya mengajar, tetapi pendidik

adalah model yang merangsang perkembangan potensi-potensi

)asan 6anggulung, Manusia !an &en!i!ikan *uatu Analisa &sik"l"gi !an &en!i!ikan ,0 8>akarta & "ustaka Al-)usna, '838, hlm. 1:.)asan 6anggulung, Manusia !an &en!i!ikan *uatu Analisa &sik"l"gi !an &en!i!ikan , hlm.1 21:-13.)asan 6anggulung, Manusia !an &en!i!ikan *uatu Analisa &sik"l"gi !an &en!i!ikan, hlm.1 '13.)asan 6anggulung, Manusia !an &en!i!ikan *uatu Analisa &sik"l"gi !an &en!i!ikan, hlm.1 +9.



2

yang terpendam pada anak didik yang dalam pendidikan islam,

tiada lain dari pada sifat-sifat tuhan !e/ine attributes .1

Maka untuk bisa menjadi model perangsang perkembangan

potensi terpendam pada anak didik, maka seorang pendidik harus

mengerti tentang hakikat dasar manusia. %alam diri manusia

terdapat berbagai macam potensi, karena itulah pendidik harus

mengerti tentang berbagai jenis macam potensi dan kemampuan

anak didik sehingga tidak terjadi pemaksaan terhadap potensinya.

%alam arti kata seluas-luasnya pendidik adalah pengajar.

"engajar adalah segala tingkah laku pendidik yang menyebabkan

murid bisa belajar sesuatu. %engan tingkah laku kita maksudkan

bukan hanya yang bersifat pertuturan (/erbal)tetapi juga yang

bersifat bukan pertuturan (n"n/erbal)seperti senyum, berjalan,

memberi salam, dan lain-lain.

Bara-cara terakhir ini (n"n/erbal)kadang-kadang lebih efekti

dari pada pengajaran secara /erbal, terutama yang bersangkut

paut dengan nilai /alues dan sikap attitu!es. Misalnya sifat

menepati janji dan waktu. $alau pendidik mengajar peserta

didik untuk menepati janji dan waktu, tetapi ia sendiri selalu menyalahi

janji dan selalu datang tidak tepat waktu, maka yang selalu diikuti

peserta didik ialah menyalahi janji dan tidak tepat waktu.

(agi 6anggulung sebenarnya semua manusia adalah

pendidik, dalam pengertian positif ataupun negatif. Sebab

manusia pada umumnya suka meniru antara satu dengan

lainnya. (egitu pula dalam hal-hal tertentu pendidik perlu dan

seyogyanya belajar dari murid-muridnya sendiri. Sehingga proses belajar hanya dapat dimengerti dalam konteks belajar-mengajar.4leh karena itu konsep hubungan pendidik dan peserta didik adalah saling belajar dan saling mengajar.)asan 6anggulung, Manusia !an &en!i!ikan *uatu Analisa &sik"l"gi !an &en!i!ikan, hlm.1 '1.



'

%alam hal mengajar seorang pendidik harus selalu bersifat

fleksibel. "endidik yang fleksibel adalah pendidik yang

mengajarkan suatu fakta berdasarkan pada kesanggupan peserta

didiknya. Apabila kelompok peserta didik yang diajarnya itu

pintar-pintar semuanya maka pendidik seyogyanya memberi

keterangan lebih mendalam dan luas. Sedangkan jika pendidik

mengajar kelompok peserta didik yang lemah, maka pendidik

seyogyanya menerangkan materi lebih pelan dan jelas dan

diulang-ulang dan mungkin juga perlu diperbanyak latihan atau

ulangan. 10

Agar potensi kreati/itas peserta didik dapat diaktualisasikan

dengan baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh

seorang pendidik, yaitu& #ertama, mengakui dan memahami

potensi-potensi kreatif peserta didikG ke!ua,menghormati

pertanyaan dan ide-ide merekaG dan ketiga,memberikan kepad

mereka dengan permasalahan-permasalahan yang bersifat proaktif

untuk menimbulkan rasa ingin tahu curi"usit3 dan berimajinasi

imaginati"n .11

4leh karena itu, fungsi pendidik bukanlah hanya sekedar

hanya mengajar, tetapi pendidikan ialah model yang merangsang

perkembangan potensi-potensi yang terpendam pada peserta didik

yang pada pendidikan islam tiada lain dari pada sifat-sifat tuhan

!e/ine attributes .19

)asan 6anggulung, Manusia !an &en!i!ikan *uatu Analisa &sik"l"gi !an &en!i!ikan, hlm.1 023-28.)asan 6anggulung, Manusia !an &en!i!ikan *uatu Analisa &sik"l"gi !an &en!i!ikan, hlm.1 1+08.)asan 6anggulung, Manusia !an &en!i!ikan *uatu Analisa &sik"l"gi !an &en!i!ikan, hlm.1 9'1



+

61 Mate%i Pen#i#ikan I"lam T%an"4%mati4

"engetahuan dalam sistem pendidikan menempati tempat

yang penting untuk memberi jawaban terhadap apa yang

dikerjakan untuk menciptakan manusia yang diciptakan oleh

pembuat sistem itu. Menurut 6anggulung, pengetahuan ada +1:

bentuk& #ertama, pengetahuan bentuk pertama #arennial , yait

pengetahuan yang diterima melalui wahyu yang terdapat dalam al

Cur!an dan )aditsG dan ke!ua, pengetahuan bentuk kedu

acquire! , yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui imajinasi dan

pengalaman indera.

"engetahuan bentuk kedua inilah yang dipelajari melalui

falsafah dan model barat. Sedangkan wahyu hanya diajarkan di

sekolah-sekolah agama, atau sekolah-sekolah non formal, ataupun

ditempelkan dalam kurikulum sekolah umum sebagai mata

pelajaran tambahan, bukan dasar. 13

*ntuk memperoleh kedua pengetahuan tersebut, ada + jalan

yang terbuka bagi manusia untuk memperoleh pengetahuan

tersebut, yaitu& #ertama, melalui kebenaran yang diwahyukan

yang dipindah dari generasi ke generasi berikutnya dalam

bentuk ilmu yang disebut ?ilmuilmu #in!ahan al ;lum al 'aqli3ahG

ke!ua, pengetahuan yang diperoleh melalui kecerdasan atau akal

yang diberi oleh tuhan kepada manusia melalui rasio yang disebut

?ilmu intelektual al ;lum al <Aqli3ah G dan ketiga,melalui18

hikmah, yaitu pengetahuan yang berasal dari /isi kash da

betul-betul merasakan !hawq kebenaran. 92

)asan 6anggulung, &en!i!ikan 4an &era!aban Islam *uatu Analisa *"si"&sik"l"g, >akarta &1 :"ustaka Al )usna, '831, hlm.'1+)asan 6anggulung, &en!i!ikan !an &era!aban Islam *uatu Analisa *"si"&sik"l"g, hlm.1 321-29.@ang pertama dan kedua disebut 6anggulung sebagai sebagai ilmu perolehan al ilmu al 1 8husuli )asan 6anggulung, &en!i!ikan 4an &era!aban Islam *uatu Analisa *"si"&sik"l"g,hlm.9 2'2+.



Adapun prinsip dalam penyusunan materi pendidikan yang

harus direalisasikan ialah& #ertama, memadukan antar berbagai

mata pelajaran yang membentuk sebuah kurikulum. #idak ada

mata pelajaran yang boleh dipandang sebagai mata pelajaran

agama atau sekuler. Semua mata pelajaran, termasuk mata

pelajaran sains (tabi’i) haruslah diajarkan dari segi pandangan

slamG dan ke!ua, materi pendidikan harus didasarkan pada

prinsip-prinsip kesatuan dan berjenjang hirarki dimana ilmu-

ilmu atau bentuk-bentuk pengetahuan pada akhirnya adalah satu,

dan pada waktu yang sama tergolong dalam suatu struktur yang

berjenjang hierarchic .9'

%ari penjelasan di atas, menunjukkan bahwa materi

pendidikan harus memuat jenis-jenis pelajaran& #ertama,mat9+

pelajaran subjects, yaitu mata pelajaran yang harus ada dalam

kurikulum pendidikan. Mata pelajaran ini berkaitan dengan Al-

Cur!an dan hadits di samping bahasa Arab. ni yang disebut

oleh para pakar pendidikan islam dengan Iilmu yang diwahyukanJ

re/eale! kn"wle!ge G ke!ua, lmu-ilmu atau bidang-bidang yang

meliputi kajian-kajian tentang manusia sebagai indi/idu dan

sebagai anggota masyarakat, atau yang disebut al ;lum al

Insani3ah . lmu psikologi, sosiologi, sejarah dan lain-lainnya

termasuk dalam kategori iniG dan ketiga, bidang-bidang

pengetahuan yang mengkaji alam (tabi’i), atau yang disebut

dengan al<;lum alauni3ah natural science yang meliputi

astronomi, biologi, botani dan lain sebagainya.

)asan 6anggulung, &en!i!ikan 4an &era!aban Islam *uatu Analisa *"si"&sik"l"g,hlm.9 ''2+.)asan 6anggulung, Manusia !an &en!i!ikan *uatu Analisa &sik"l"gi !an &en!i!ikan, hlm.9 +02-0'.



0

)1 Met#e Pen#i#ikan I"lam T%an"4%mati4

Metode pendidikan adalah cara atau jalan yang dilalui untuk

mencapai tujuan pendidikan. Menurut 6anggulung tujuan

pendidikan transformatif adalah pendidikan yang berorientasi

pada pembinaan manusia mukmin sebagai makhluk Allah SW#. 9

*ntuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, metode yang

dapat dipakai dalam pendidikan slam transformatif adalah

metode dialogis. %ialog diperlukan agar ilmu agama yang

diajarkan mengalami proses refleksi bersama antara pendidik dan

peserta didik, dosen dan mahasiswa. "roses inilah yang akan

menjadikan peserta didik menjadi kreatif dan kritis, sekaligus ada

pendalaman dan komprehensi terhadap materi agama yang

diajarkan.

"roses pembelajaran dalam konteks pendidikan slam

tranformatif mengandaikan dua gerakan ganda (!"uble m"/ement)&

dari realitas nyata ke arena pembelajaran, lalu kembali ke realitas

nyata dengan praksis baru.

Artinya gerakan ganda ini terjadi dalam + tahap. aha#

#ertama , adalah tahap kodifikasi (c"!ificati"n), yakni penelaaha

terhadap beberapa aspek penting yang terjadi dalam realitas nyata

peserta didik. akta-fakta obyektif itu lalu dibawa ke arena

pembelajaran untuk dianalisis, dihadapkan pada teks normatif

agama. nilah merupakan tahap dekodifikasi (!ec"!ificati"n), yait

proses deskripsi dan interpretasi.

aha# ke!ua adalah tahap praksis, yaitu tahap

pengejawantahan ke realitas kongkret. #ahap praksis inidihasilkan dari proses kodifikasi dan dekodifikasi. %iharapkan)asan 6anggulung, Manusia !an &en!i!ikan *uatu Analisa &sik"l"gi !an &en!i!ikan, hlm.9 1.



1

peserta didik sekeluarnya dari arena pembelajaran mempunyai

praksis baru di masyarakat. 90

6ebih parktis, 6anggulung mengusulkan beberapa metode

yang dapat digunakan dalam pendidikan islam transformatif,

yaitu& #ertama, pengajaran, yaitu pemindahan pengetahuan atau

kn"wle!ge . "engajaran adalah pendidikan seseorang yang

mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum

mengetahui. %alam proses pengajaran ini terkandung kemestian

bahwa prinsip-prinsip yang terdapat dalam pengetahuan itu

dimengerti dan diketahui apa sebab-akibatnya. $arena itulah

pengajaran lebih bersifat pikiran dan intelektual.

e!ua, latihan, yaitu seseorang membiasakan diri dalam

melakukan pekerjaan tertentu untuk memperoleh kemahiran

dalam pekerjaan tersebut. %alam latihan ini seseorang tidak

diharuskan mengetahui sebab-akibat. $arena latihan lebih bersifat

motoris seperti seorang dididik dilatih bermain bola.

%an ketiga, indoktrinasi, yaitu proses yang melibatkan

sesorang meniru atau mengikuti apa yang diperintahkan oleh

orang lain. (iasanya perintah itu tidak perlu dipersoalkan lagi,

cukup hanya diikuti dan dilaksanakan saja. 4leh karenany91

indoktrinasi lebih bersifat perasaan atau affectif seperti ana

dididik berbuat baik.

%alam konteks mengajar secara formal dalam kelas, seorang

pendidik harus selalu bersifat fleksibel. "endidik yang fleksibel

adalah pendidik yang mengajarkan suatu fakta berdasarkan pada

kesanggupan peserta didiknya. >ika kelompok peserta didik yangdiajarnya itu pintar-pintar semuanya, maka ia akan memberiketerangan lebih mendalam dan luas, sedang kalau ia mengajar M. Agus Nuryatno, Mazhab &en!i!ikan ritis1 Men3ingka# 6elasi &engetahuan, &"litik !an9 0 ekuasaan, hlm. )asan 6anggulung, &en!i!ikan 4an &era!aban Islam *uatu Analisa *"si"&sik"l"g, hlm. .9 1



9

kelompok peserta didik yang lemah, maka ia menerangkannya

lebih pelan dan jelas dan diulang-ulang dan mungkin juga

diperbanyak latihan atau ulangan.

Selain itu, metode pendidikan yang dilakukan oleh pendidik

perlu dilengkapi dengan teachingai!s audio /isual, charts da

lain-lain. "engajaran perlu memanfaatkan kemajuan teknologi

yang ada sekarang untuk memantapkan pengajaran itu. >adi

bukan hanya sekedar kuliah lecture tetapi segala macam audio-

/isual yang dapat digunakan, seperti sli!es , trans#arenc3 , sharts,

skenner , #Q, radio, ta#erec"r!er , dan lain-lain lagi.

%alam latihan mengajar dan I micr"teaching J kita dapat

menggunakan #Q sircuit yang sekaligus dapat merekam gambar-

gambar seorang pendidik yang sedang mengajar kemudian diputar

kembali untuk diteliti aspek-aspek yang baik dan kurang baik

dalam pengajaran itu. 99

6anggulung melanjutkan, hasil penemuan teknologi

pendidikan yang menggunakan berbagai macam elektronik, audio-

/isual dan lain-lainnya itu, hanyalah benda-benda yang tidak

bernyawa. Adapun yang akan mengisinya adalah manusia yang

mempunyai konsep yang jelas tentang apa sebenarnya pendidikan

itu.

"endidikan islam boleh menggunakan teknologi pendidikan

ini sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan-tujuannya. #etapi

elektronik tidak dapat menggantikan posisi manusia sebagai

pendidik. ungsi pendidik bukan sekedar hanya mengajar, tetapi

pendidik adalah model yang merangsang perkembangan potensi-)asan 6anggulung, &en!i!ikan 4an &era!aban Islam *uatu Analisa *"si"&sik"l"g,hlm.9 928-'2.



:

potensi yang terpendam pada peserta didik yang dalam pendidikan

islam tiada lain dari pada sifat-sifat tuhan !e/ine attributes .9:

-1 Penutu2

'1 Ke"im2ulan

%ari berbagai deskripsi kajian di atas, maka konsep

pendidikan islam transformatif dapat disimpulkan sebagai berikut&

&ertama, pendidikan islam transformatif mengandung pengertian

sebagai pendidikan slam yang memberikan akses pada

kemandirian siswa dalam memecahkan persoalan-persoalan yang

dihadapinya dalam hidup yang sesuai dengan ajaran atau tujuan

dalam al Cur anG ke!ua, konsep pendidikan islam transformatif di

dasarkan pada sumber ajaran slam yaitu& Al Cur!an, As

Sunnahdan jtihad. Sedangkan lebih luas menurut Said smail Ali

konsep pendidikan ini didasarkan pada 9 sumber yaitu& al-Curan, sunah,

5aul as-shahabat, maslahatul mursalah, urf dan pemikiran hasil

ijtihad intelektual muslimG ketiga, tujuan pendidikan islam

transformatif berorientasi /ertikal dengan ritual indi/idual dan

kesalihan dalam bentuk keta5waan, tetapi juga berorientasi

hori;ontal yang mempunyai makna kesalihan hori;ontalG keem#at ,

pendidik adalah model yang merangsang perkembangan potensi-

potensi yang terpendam pada anak-anak yang tiada lain adalah

representasi sifat-sifat tuhan !e/ine attributes G kelima,materi

pendidikan islam transformatif memuat beberapa jenis mata

pelajaran, antara lain& a mata #elajaran s ubjectsilmu yang

diwahyukan , yaitu mata pelajaran yang harus ada dari kurikulum pendidikan, yakni mata pelajaran ini berkaitan dengan Al-Cur !an

dan hadits di samping bahasa ArabG b lmu-ilmu yang

mengkajitentang manusia sebagai indi/idu dan sebagai anggota masyarakat)asan 6anggulung, &en!i!ikan 4an &era!aban Islam *uatu Analisa *"si"&sik"l"g,hlm.9 :'1.



3

tabi’ial ;lum al Insani3ah G dan c lmu-ilmu yang mengkaji ala m

(al<;lum alauni3ah) G dan ketujuh,metode yang dapat digunakan

dalam pendidikan islam trasnformatif antara lain& metode dialog,

pengajaran, latihan, dan indoktrinasi. %i samping itu, metode

pendidikan yang digunakan perlu dilengkapi dengan teachingai!s

audio /isual, charts dan lain-lain.

01 Rekmen#a"i

"endidikan islam transformatif merupakan konsep

pendidikan islam yang penting untuk dikembangkan. Agar islam

sebagai agama tidak dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk

melakukan legitimasi dan dominasi dalam melanggengkan

penindasan atas nama agama.

*ntuk itu pendidikan islam transformatif merupakan agenda

penting untuk melakukan pembebasan dan penyadaran kritis atas

realitas agar peserta didik dapat menjadi manusia yang

seutuhnya, yaitu manusia sebagai subyek atas dunia.



8

DAFTAR RU.UKAN

Abdullah, (urlinan. 6agam &erilaku Manusia Menurut Al8ur’an,

"alembangG "# $uala Musi 7aharja, +222.

Abdullah, M. Amin dkk., afsir Baru *tu!i +AM !alam ra

Multikultural, @ogyakarta& AN Sunan $alijaga dan $6S, +22+.

Achmadi, I!e"l"gi &en!i!ikan Islam1 &ara!igma +umanisme

e"sentris , @ogyakarta& "ustaka "elajar, +221.Anhari, Masykur. ;shul iqh , Surabaya& %iantama, +223.

Arifin, ). M. Ilmu &en!i!ikan Islam *uatu injauan e"ritis !an

&raktis , cet. , >akarta& (umi Aksara, '880.

Assegaf, Abd. 7achman. Mambangun #en!i!ikan Islam !engan

e"l"gi ritis, >urnal <dukasiG "endidikan slam $ritis, , ',

>anuari, +220.

Assegaf, Abd. 7achman *tu!i Islam "ntekstual , @ogyakartaG Dam

Media, +221.

Asy!arie, Musya. Manusia &embentuk ebu!a3aan !alam Al

8ur’an , t.tG 6embaga Studi ilsafat slam, '88+.

reire, "aulo. dkk. Menggugat &en!i!ikan- un!amentalis,

"nser/atif, 0iberal, Anarkis, @ogyakarta& "ustaka "elajar,

+22'.

reire, "aulo. he &"l"t"ca $f !ucati"n1 2ulture, &"wer, An!

0iberati"n , #erj. Agung "rihantoro. dkk, @ogykarta& "ustaka

"elajar, +22+.

Dalib, Muhammad. Ahl Alitab1 Makna !an 2aku#ann3a,Bet. ,>akarta& "aramadina, '883.

Da;ali, )atim. Agama !alam 2etakan Baru ,

http&islamlib.comidinde.php?pageOarticle. %iakses pada

tanggal 29 4ktober +2'1.'

)asan, Muhammad #holchah 4inamika ehi!u#an 6eligius,

>akartaG 6istafariska "utra, +220.

)eriyanto, )usain. &ara!igma +"listik 4ial"g ilsafat, *ains, !an

ehi!u#an Menurut *ha!ra !an Whitehea! , >akarta Selatan&#eraju, +22.

)idayatullah, Syarif. Intelektualisme !alam &ers#ektif 'e"

M"!ernisme , @ogyakartaG #iara Wacana, +222.

smail S. M, eds, &ara!igma &en!i!ikan Islam , Semarang&

akultas #arbiyah AN Walisongo, +22'.al-$halaf, Abdul Wahab. Ilmu ;shul aliqh, terj. Masdar )elmy,(andung& Dema 7isalah "ress, '889.$halil, 7asyad )asan. arikh asr3i’ , >akarta& Am;ah, +228.$uhn, #homas. he *tructure "f *cientific 6e/"luti"ns , <d. +,Bhicago& *ni/ersity of Bhicago "ress, '8:2.



02

>alaluddin R Abdullah di, ilsafat &en!i!ikan Manusia, ilsafat !an &en!i!ikan, >akarta& Daya Media "ratama, '88:.

6anggulung, )asan. Manusia !an &en!i!ikan- *uatu Analisa

&sik"l"gi !an &en!i!ikan, >akarta& "ustaka Al $husna, '838.

6anggulung, )asan. reati/itas !an &en!i!ikan Islam, Bet. ',

>akartaG "ustaka Al-)usna, '88'.

6anggulung, )asan. Manusia !an &en!i!ikan *uatu Analisa

&sik"l"gi !an &en!i!ikan , >akarta& "usta ka Al-)usna, '838.

6anggulung, )asan. &en!i!ikan 4an &era!aban Islam *uatu Analisa *"si"&sik"l"g, >akarta & "ustaka Al )usna, '831.

6ongman, 4icti"nar3 $f American nglish , cet. , Bhina& Morto

Word "rocessing 6td., +22+.Ma!arif, Syamsul. &en!i!ikan &luralisme !i In!"nesia, @ogyakarta&

6ogung "ustaka, +221.

Maksum, Ali-6uluk @unan 7uhendi, &ara!igma &en!i!ikan

;ni/ersal !i ra M"!ern !an &"st M"!ern1 Mencari >isi Baru

atas 6ealitas Baru &en!i!ikan ita , @ogyakarta& rcisod, +220.

Marimba, Ahmad %. &engantar ilsafat &en!i!ikan, (andung& "#.

Al Ma!arif, '838.

Mastuhu, &en!i!ikan Islam !i In!"nesia Masih Berkutat #a!a

'alar Islami lasik, >akarta& #ashfirul Afkar >urnal 7efleksi

"emikiran $eagamaan dan $ebudayaan, No. '' #ahun +44'.Mas!ud, Abdurrahman . Menggas "rmat &en!i!ikan n"n !ik"t"mik-

+umanisme 6eligius *ebagai &ara!igma &en!i!ikan Islam ,

@ogyakartaG "ustaka "elajar, +22'.

Mas!ud, Abdurrahman. 4iskursus &en!i!ikan Islam 0iberal, >urnal<dukasiG "endidikan slam 6iberal, ', P, %esember, +22+.

Mulkhan, Abdul Munir. &ara!igma Intelektual Muslim- &engantar

&en!i!ikan Islam !an 4akwah , @ogyakarta& Sipress, '88.

Muthahhari, Murtadha &ers#etif entang Manusia !an Agama,

(andungG Mi;an, '88+.

Nuryatno, M. Agus Mazhab &en!i!ikan ritis1 Men3ingka# 6elasi

&engetahuan, &"litik !an ekuasaan, Bet. G @ogyakarta&

7esist (ook, +223.7it;er, Deorge *"si"l"gi &engetahuan Ber#ara!igma 7an!a , terj.

Alimandan, cet. 1, >akarta& 7ajawali "ress, +220.

Sanaky, )ujair A). &ara!igma &en!i!ikan Islam- Membagun

Mas3rakat Ma!ani In!"nesia , @ogyakarta& Safiria nsani

"ress, +22.Shaleh, C. dkk, Asbabbun 'uzul- 0atar Belakang +ist"ris urunn3a A3atA3at Al8uran , <d. , (andung& %iponegoro, +222.Shihab, M. Curasih, '889. Wawasan al8ur’an, (andungG Mi;an,'889.Sulaiman, Abdullah, *umber +ukum Islam , >akarta& Sinar Drafika,'881.



0'

Syari!ati, Ali. +umanisme Antara Islam !an Ma!zhab Barat ,

(andung& "ustaka )idayah, '889.

#ilaar, ). A.7 &erubahan *"sial !an &en!i!ikan- &engantar

&e!ag"gik ransf"rmatif untuk In!"nesia , >akarta& Dramedia,

+22+.

*sa, Muslih &en!i!ikan Islam !i In!"nesia- Antara 2ita !an akta,

@ogyakarta& "#. #iara Wacana @ogya, '88'.

Hahrah, Muhammad Abu. ;shul aliqh, terj. Saefullah Ma!shum,

et, al. Bet. 8, >akarta& "ustaka irdaus, +221.Hahro, Abu ;shul iqh , cet. '0, >akarta& "ustaka irdaus, +2''.

Huhairini, dkk, ilsafat &en!i!ikan Islam , >akarta& (umi Aksara,

'881.

makalah pendidikan islam transformatif dalam perubahan final

Documents