perubahan struktur telinga pada lansia 2
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
1/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
PERUBAHAN STRUKTUR TELINGA PADA LANSIA
I. PENDAHULUAN
Lansia atau usia tua adalah suatu periode penutup dalam rentang hidup seseorang,
yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang
lebih menyenangkan, atau beranjak dari aktu yang penuh man!aat. "atasan lansia
#lanjut usia$ menurut %H& meliputi, usia pertengahan #middle age$ yaitu usia antara '(
sampai () tahun, lanjut usia #eldery$ yaitu usia antara *+ sampai ' tahun, lanjut usia tua
#old$ yaitu usia antara * sampai )+ tahun, dan usia sangat tua # very old$ yaitu usia diatas
)+ tahun. -enurut Depkes I batasan lansia terbagi dalam empat kelompok yaitu
pertengahan umur usia lanjut #/irilitas$ yaitu masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan keperkasaan !isik dan kematangan jia antara '(0(' tahun, usia lanjut dini#prasenium$ yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara ((0*' tahun,
kelompok usia lanjut #senium$ usia *( tahun ke atas dan usia lanjut dengan risiko tinggi
yaitu kelompok yang berusia lebih dari + tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup
sendiri, terpen1il, tinggal di panti, menderita penyakit berat, atau 1a1at. 2,3
Perubahan patologik pada organ auditori akibat proses degenerasi pada usia lanjut
dapat menyebabkan gangguan pendengaran. 4enis ketulian yang terjadi pada kelompok
geriatri umumnya tuli sensorineural, namum dapat juga berupa tuli kondukti! atau tuli
1ampur.5 6e1ara alamiah organ pendengaran akan mengalami proses degenerasi. Pada
telinga luar perubahan yang paling jelas adalah berkurangnya elastisitas jaringan daun
telinga dan liang telinga.
7elenjar sebasea mengalami gangguan !ungsi sehingga produksinya berkurang,
selain itu juga terjadi penyusutan jaringan lemak yang seharusnya berperan sebagai
bantalan di sekitar liang telinga. Hal tersebut diatas menyebabkan kulit daun telinga
maupun liang telinga menjadi kering dan mudah mengalami trauma. 6erumen juga
1enderung mengumpul, mengeras, dan menempel dengan jaringan kulit di liang telinga.5
II. ANA8&-I
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 1
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
2/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
Gambar 1. Telinga luar, telinga tengah, an telinga alam
a. Telinga luar
Auri1ula9daun telinga9pinna.'
Liang telinga #-eatus Akustikus Eksternus$.'
-embran timpani
:ambar 3. 8elinga Luar
b. Telinga tengah
8elinga tengah berbentuk kubus dengan';
"atas luar ; membrane timpani
"atas depan ; tuba eusta1hius
"atas baah ; /ena jugularis #bulbus jugularis$
"atas belakang ; aditus ad antrum, kanalis !asial pars /ertikalis.
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 2
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
3/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
"atas atas ; tegmen timpani #meningen9otak$
"atas dalam ; berturut0turut dari atas ke baah kanalis semisirkularis hori
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
4/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
:ambar '. 8elinga Dalam
III. >I6I&L&:I
Proses mendengar diaali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam
bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. :etaran tersebut
menggerakan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengampli!ikasi getaran melaiui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah
diampli!ikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga
perilim!a pada skala /estibule bergerak. :etaran diteruskan melaiui membran eissner yang
mendorong endolim!a, sehingga akan menimbulkan gerak relati! antara membran basilaris dan
membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya
de!leksi stereosilia sel0sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion
bermuatan listrik dari badan sel. 7eadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut,
sehingga melepaskan neuro transmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi
pada sara! auditorius. Lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai korteks pendengaran #area
5)0'+$ di lobus temporalis.'
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 4
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
5/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
I=. >A78& E6I7&
a. :enetik
iayat keluarga berperan penting dalam predisposisi menjadi presbikusis. Analisis
batas dari ambang pendengaran pada saudara dan orang tua 9 anak dibandingkanpasangan suami0istri #kontrol$ pada pasien Framingham Heart Study menemukan
baha e!ek genetik yang diariskan signi!ikan. 6tudi menunjukkan baha sekitar
((? dari /arians dalam gangguan pendengaran yang berkaitan dengan usia dapat
berasal !aktor genetika.(
b. >aktor Lingkungan=ariasi besar dalam perkembangan dan keparahan gangguan pendengaran telah lama
menyebabkan AHI (Age-Related Hearing Impairment) sebagai kelainan genetik
yang kompleks dengan !aktor risiko lingkungan. >aktor risiko lingkungan yang
berpengaruh pada mani!estasi AHI, selain yang disebutkan diatas, termasuk paparan
kebisingan yang berlebih, pengobatan yang menyebabkan ototoksik #terutama
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page ,
"agan 2. >isiologi Pendengaran
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
6/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
antibiotik aminoglikosida dan anti kanker golongan 1isplatin$ dan bahan kimia.
>aktor0!aktor lingkungan tampaknya merusak sistem pendengaran oleh 1edera
oksidati! dan dengan demikian dapat memperburuk perubahan terkait usia dalam
sistem pendengaran.(
1. 4enis kelamin dan !aktor hormonalPada umumnya laki0laki lebih beresiko menurunnya pendengaran pada usia lanjut
dibandingkan anita. 6elain itu juga terdapatnya perbedaan le/el hormone diantara
anita dan laki0laki yang berperan sebagai risiko AHI. eseptor hormon steroid
berada di dalam koklea. Hubungan antara AHI dan tingkat hormonal, !luktuasi
ambang batas pendengaran telah diamati selama siklus menstruasi dan terapi estrogen
memperlambat perkembangan AHI pada anita pas1amenopause. 6elanjutnya, pada
pasien dengan 6indrom 8urner yang tidak dapat mensintesis estrogen, mengalami
AHI lebih dini. 6tudi korelati! pada manusia menunjukkan e!ek perlindungan dari
peningkatan aldosteron pada ambang batas pendengaran dan peningkatan
Presbiaskusis pada orang tua. eseptor aldosteron di telinga bagian dalam
mempengaruhi homeostasis ionik 1airan telinga dalam, yang penting untuk
homeostasis koklea dan transduksi suara.(
d. Diabetes mellitus
Diabetes tipe I maupun tipe II menjadi !aktor risiko terjadinya gangguan pendengaran
dan patologi koklear. Diabetes melitus merupakan penyakit dimana kadar glukosa
serum tinggi terkait de!isiensi insulin relati/e maupun absolute. Diabetes melitus
manajemen pengobatannya di!okuskan pada pen1egahan terjadinya komplikasi
kronik. Penebalan membran basal pada endotel /askuler merupakan salah satu
kelainan yang paling sering pada D- yang dikenal juga dengan diabeti1
mi1roangiopathy. 6elain itu juga ditemukan kelainan sara! sensoris dengan
karakteristik berupa kerusakan pada sel s1hann dan akson serta degenerasi myelin.
Angiopati bisa terjadi se1ara langsung terkait !ungsi pendengaran berupa hambatan
suplai pembuluh darah koklea dan mengurangi transpor nutrien terkait penebalan
dinding kapiler darah sehingga menyebabkan iskemia koklea yang mengakibatkan
degenerasi luas pada sel0sel ganglion stria /askularis dan ligamen spiralis serta se1ara
tidak langsung berupa degenerasi ner/us kranial I terkait kekurangan pasokan darah
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 6
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
7/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
yang terjadi. -elalui serangkaian penelitian lain juga ditemukan terjadinya patologi
berupa penebalan dinding kapiler stria /askularis dan mediolus hingga 2+ sampai 3+
kali pada penderita D-. Dengan penebalan dinding kapiler ini, maka se1ara otomatis
akan terjadi pengurangan ukuran lumen pembuluh darah yang tentu saja akan
mempengaruhi arteri internal auditory. Degenerasi sara! juga berperan dalam
terjadinya proses gangguan pendengaran. 8erjadi atro!i ganglion spiralis dan
penurunan jumlah serat sara! pada lamina spiralis.(
e. Penyakit jantung
6emua kondisi yang dapat mengganggu aliran darah pada pembuluh darah seperti
hiperlipidemia, hiperkolesterol, hipertensi, hiperlipoprotein dan penyakit jantung
yang menjadi !aktor risiko terjadinya AHI. 6eperti pada diabetes, penyakit jantung
juga menyebabkan pembuluh darah menjadi melemahkan !ungsi dari jaringannya danmenurunkan potensi endolympatik yang menurunkan sensiti!itas organ koklear untuk
mendengar. (
!. :aya hidup
Pola hidup yang buruk dalam bidang kesehatan berkaitan dengan olahraga, merokok
dan diet juga dianggap !aktor risiko AHI berdasarkan data dari studi populasi.
7arena beberapa kebiasaan ini mempengaruhi !ungsi kardio/askular dan !aktor risiko
potensial lainnya untuk AHI.(
=. :angguan Pendengaran Pada :eriatri
Perubahan patologik pada organ auditori akibat proses degenerasi pada usia lanjut dapat
menyebabkan gangguan pendengaran. 4enis ketulian yang terjadi pada kelompok geriatri
umumnya tuli sensorineural, namun dapat juga berupa tuli kondukti! atau tuli 1ampur. 6e1ara
alamiah organ organ pendengaran akan mengalami proses degenerasi. Pada telinga luar
perubahan yang paling jelas adalah berkurangnya elastisitas jaringan daun telinga dan liang
telinga. 7elenjar0kelenjar sebasea dan seruminosa mengalami gangguan !ungsi sehingga
produksinya berkurang, selain itu juga terjadi penyusutan jaringan lemak yang seharusnya
berperan sebagai bantalan di sekitar liang telinga Hal hal tersebut diatas menyebabkan kulit daun
telinga maupun liang telinga menjadi kering dan mudah mengalami trauma. 6erumen juga
1enderung mengumpul, mengeras dan menempel dengan jaringan kulit liang telinga . "agian
liang telinga 395 dalam #dikelilingi oleh jaringan tulang$ juga berpotensi mengalami perlukaan
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page /
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
8/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
pada upaya u!ltuk mengeluarkan kotoran telinga yang keras, karena kulit yang melapisinya
menjadi lebih tipis . &leh sebab itu diperlukan perhatian khusus pada saat pemasangan alat bantu
dengar, karena berkurangnya toleransi kulit liang telinga terhadap bahan0bahan yang lebih keras .
8erdapat ke1enderungan pengumpulan serumen yang disebabkan oleh meningkatnya
produksi serumen dari bagian 295 luar liang telinga, bertambah banyaknya rambut liang telinga
yang tampak lebih tebal dan panjang, produk serumen yang lebih keras maupun adanya
sumbatan akibat pemasangan alat bantu dengar . Pre/alensi serumen yang mengeras #serumen
prop$ pada populasi usia lanjut adalah 5' ?. "agian telinga lainnya seperti membran timpani,
tulang tulang pendengaran, otot otot di telinga tengah juga mengalami perubahan alaupun tidak
terlalu bermakna.
Etholm dan "elal meneliti perubahan mikroskopis struktur telinga tengah dan menjumpai
beberapa hal seperti berikut;
#2$ -embran timpani menipis dan lebih kaku,#3$ artritis sendi sering terjadi pada persendian antar tulang0tulang pendengaran,
#5$ atro!i dan degenerasi serabut0serabut otot pendengaran di telinga tengah,#'$ proses penulangan dan perkapuran pada tulang raan disekitar 8uba Eusta1hius.
Perubahan perubahan yang terjadi pada bagian sistim hantaran bunyi tersebut ternyata tidak
terlalu besar pengaruhnya terhadap ambang pendengaran. 6truktur telinga bagian dalam juga
mengalami perubahan pada kelompok usia lanjut. 7omponen telinga dalam baik berupa bagian
sensorik, sara!, pembuluh darah, jaringan penunjang maupun sinaps sara! sangat rentan terhadap
perubahan akibat proses degenerasi. &rgan 1orti merupakan bagian dari koklea yang paling
rentan terhadap perubahan akibat proses degenerasi yang dialami populasi usia lanjut. Proses
degenerasi yang terladi pada sel0sel rambut luar di bagian basal koklea sangat besar pengaruhnya
dalam penurunan ambang pendengaran pada usia lanjut. ',(,*
=I. Presbiakusis
"erkurangnya !ungsi sistem pendengaran kita pada usia senja, adalah sebagian dari
proses penuaan yang juga terjadi pada sistem0sistem lain di tubuh kita. Proses berkurangnya
!ungsi oleh karena penuaan ini disebut juga proses degenerasi. Proses degenerasi yang terjadi
pada sistem pendengaran kita sehingga mengakibatkan !ungsinya berkurang sampai hilang
disebut presbikusis.*
-ulainya proses degenerasi tidak sama untuk setiap orang, tapi tergantung pada !aktor
keturunan dan lingkungan tempat tinggalnya. 6edangkan kelainan yang terjadi tidak hanya pada
koklea, tapi juga telinga tengah, sara! pendengaran, di nukleus koklea dan di pusat pendengaran
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 8
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
9/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
di susunan sara! pusat. Presbikusis adalah tuli sensorineural yang biasanya simetris dan pada
pasien yang berusia diatas *+ tahun. &rang0orang diatas *+ tahun normal mengalami penurunan
pendengaran. Presbikusis dapat mulai pada !rekuansi 2++ H< atau lebih dan meningkat se1ara
perlahan lahan sampai dengan !rekuensi diatas 3+++ H
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
10/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
pre/alensi presbikusis sebesar 3.*? atau sekitar *.? dari seluruh pasien 8H8 yang di diagnosa
dengan Presbikusis. Di Indonesia jumlah penduduk berusia lebih dari *+ tahun pada tahun 3++(
diperkirakan men1apai 2).) juta atau .' ? drrjumlah populasi.
Pada tahun 3+3( jumlah tsb akan meningkat menjadi ' kali lipat dari jumlah tahun 2))+, dan
merupakan jumlah tertinggi di dunia. 4uga terjadi peningkatan usia harapan hidup dari usia ().
tahun # 2))+ $ menjadi 2.? pada tahun 3+3+.
$a%t"r Re&i%"
Hipertensi
Hipertensi adalah suatu kondisi dengan tekanan darah persisten dimana tekanan darah sistoliknya
diatas 2'+mmHg dan diastoliknya diatas )+mmHg atau sedang dalam pengobatan anti hipertensi.
7lasi!ikasi hipertensi terbagi menjadi primer dan sekunder atau dapat sebagai penyakit yang
menyertai obesitas, arterisklerosis, dan diabetes melitus independent.
Derajat hipertensi terbagi menjadi ;
0 Derajat ingan . sistolik 2'+02() dan diastolik )+0))mmHg,
0 Derajat 6edang ; sistolik 2*+02) dan diastolik 2++02+)mmHg,,0 Derajat "erat ; sistolik B2+ dan siatolik B22+ mmHg
6ejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia + tahun dan tekanan diastolik terus
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 10
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
11/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
meningkat sampai usia ((0*+ tahun, kemudian berkurang se1ara perlahan atau bahkan menurun
drastis. Peningkatan tekanan darah ditentukan oleh dua !aktor yaitu 1urah jantung dan tahanan
/askuler peri!er yang meingkat. Hipertensi yang berlangsung lama dapat memperberat tahanan
/askuler yang mengakibatkan dis!ungsi sel endotel pembuluh darah dengan mensekresi !aktor
pertumbuhan seperti #=E:> =as1ular Endothelial :roth >a1tor$ dan proli!erasi sel endotel
pembuluh darah yang disebut hipertro!i /askuler.
7urang pendengaran sensori neural dapat terjadi akibat insu!iensi mikrosirkuler
pembuluh darah seperti emboli, hemoraghea atau /asospasme. Patogenesis sistem sirkulatorik
dapat terjadi pada pembuluh darah organ telinga dalam disertai peningkatan /iskositas darah,
penurunan aliran darah kapiler dan transpor oksigen. Akibatnya terjadi kerusakan sel0sel auditori,
dan proses trasmisi sinyal yang dapat menimbulkan gangguan komunikasi dan dapat disertai
tinitus.
HiperkolesterolemiaHiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah #dislipidemia$
dimana kadar kolesterol dalam darah B 3'+ mg9dl. Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan
kadar LDL di dalam darah. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme di atas nilai normal serta
penurunan HDL. Pola makan dengan komposisi kelebihan lemak seperti ; hiperkolesterol,
hiperlipidemia, hipertrigliserida merupakan !aklor risiko terjadinya penurunan pendengaran.
Patogenesis arterosklerosis adalah arteroma dan arteriosklerosis yang terdapat se1ara bersama.
Arteroma merupakan degenerasi lemak dan in!iltrasi aktor risiko yang
berpengaruh pada derajat parahnya ketulian ialah intensitas bising, !rekuensi, lama pajanan
perhari, lama masa kerja, kepekaan indi/idu, umur dan !aktor lain yang dapat pengaruh."erdasarkan hal tersebut dapat dimengerti baha jumlah pajanan energi bising yang
diterima akan sebanding dengan kerusakan yang didapat. :angguan !isiologi dapat berupa
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 11
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
12/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
peningkatan tekanan darah, per1epatan, denyut nadi, peningkatan metabolisme basal,
/asokontriksi pembuluh darah, penurunan peristaltik usus serta peningkatan ketegangan otot.
E!ek !isiologi tersebut disebabkan oleh peningkatan rangsang sistem otonom. Pemajanan yang
terus menerus terhadap suara yang bising dapat merusak sel0sel rambut yang didalam koklea. 023
Pat"'i&i"l"gi
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan Ner/us
=estibulo1o1hlearis #N.=III$. Pada koklea perubahan yang men1olok ialah atro!i dan degenerasi
sel sel rambut penunjang pada organ @orti. Proses atro!i disertai dengan perubahan /askular juga
terjadi pada stria /askularis. 6elain itu terdapat pula perubahan, berupa berkurangnya jumlah dan
ukuran sel0sel ganglion dan sara!. Hal yang sama terjadi juga pada myelin akson sara!.
Perubahan histologis berkaitan dengan bertambahnya usia terjadi sepanjang sistem pendengaran
dari rambut sel koklea ke korteks auditori di korteks pendengaran pada lobus temporal di otak.
Perubahan histologis ini kira0kira berhubungan dengan gejala dari pendengaran.(,*
Degenerasi koklea
Pato!isiologi terjadinya presbikusis menunjukkan adanya degenerasi pada stria /askularis
#tersering$. "agian basis dan apeks koklea pada aalnya mengalami degenerasi, tetapi kemudian
meluas ke regio koklea bagian tengah dengan bertambahnya usia. Degenerasi hanya terjadi
sebagian tidak seluruhnya. Degenerasi sel marginal dan intermedia pada stria /askularis terjadi
se1ara sistemik, serta terjadi kehilangan NaC7C A8Pase. 7ehilangan en
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
13/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
usia dengan degenerasi stria /askularis.Degenerasi stria /askularis akibat penuaan bere!ek pada
potensial endolim!e yang ber!ungsi sebagai amplikasi koklea. Potensial endolom!atik yang
berkurang se1ara signi!ikan akan berpengaruh pada ampli!ikasi koklea. Nilai potesial
endolim!atik yang menurun menjadi 3+m= atau lebih, maka amplikasi koklea dianggap
kekurangan /oltage dengan penurunan maksimum. Penambahan 3+d" di apeks koklea akan
terjadi peningkatan potensial sekitar *+ d" didaerah basis.
Degenerasi sentral
Degenerasi sekunder terjadi akibat degenerasi sel organ 1orti dan sara!0sara! yang dimulai
pada bagian basal kokleas hingga apeks. Perubahan yang terjadi akibat hilangnya !ungsi neryus
auditorius akan meningkatkan nilai ambang 1ompound a1tion potential #@AP$ dari ner/us.
>ungsi input0output dari @AP akan tere!leksi juga pada !ungsi input0output dari potensial sara!
pusat. Pengurangan amplitudo dari potensial aksi yang terekam pada proses penuaan
memungkinkan terjadinya asikronisasi akti!itas ner/us auditorius. 7eadaan ini mengakibatkan
penderita mengalami kurang pendengaran dengan pemahaman bi1ara yang buruk. Pre/alensi
jenis ketulian ini sangat jarang, tetapi degenerasi sekunder ini penyebab terbanyak terjadinya
presbikusi sentral.
-ekanisme molekulerPenelitian tentang penyebab presbikusis sebagian besar menitikberatkan pada
abnormalitas genetik yang mendasarinya, dan salah satu penemuan yang paling terkenal sebagai
penyebab potensial presbikusis adalah mutasi genetik pada DNA mitokondriai.
>aktor genetik
Dilaporkan baha salah satu strain yang berperan terhadap terjadinya presbikusis, yaitu
("L9*4 sebagai penyandi sara! ganglion spiral dan sel stria /askularis pada koklea. 6train ini
dimulai dari !rekuensi tinggi kemudian menuju !rekuensi rendah. 8eori aging pada mitokondria,
menyatakan baha ea1ti/e &ygen 6pe1ies sebagai penyebab rusaknya komponen
mitokondria. Pembatasan kalori akan memperlambatkan proses penuaan, menghambat
progresiti/itas mitokondria. Apoptosis terdiri dari jalur intrinsik atau jalur mitokondria yang
ditandai dengan hilangnya intergritas pada membran mitokondria dan jalur ekstrinsik yang
ditandai dengan adanya ikatan ligan pada permukaan reseptor sel.
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 13
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
14/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
Penurunan sensiti/itas ambang suara !rekuensi tinggi merupakan tanda utama
presbikusis. Perubahan dapat terjadi pada deasa muda, tetapi terutama terjadi pada usia *+
tahun keatas. 8erjadi perluasan ambang suara dengan bertambahnya aktu terutama pada
!rekuensi rendah. 7asus yang banyak terjadi adalah kehilangan sel rambut luar pada basal
koklea. Presbikusis sensori memiliki kelainan spesi!ik, seperti akibat trauma bising. Pola
kon!igurasi audiometri presbikusis sensori adalh penurunan !rekuensi tinggi yang 1uram,
seringkali terdap at not1h #takik$ pada !rekuensi 'kH< #'+++H
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
15/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
6ensori Presbya1usis #&uter hair01ell$
8ipe ini menunjukkan atro!i epitel disertai hilangnya sel0sel rambut dan sel penyokong
organ 1orti. Proses berasal dari bagian basal koklea dan perlahan0perlahan menjalar ke daerah
apeks. Perubahan ini berhubungan dengan penurunan ambang !rekuensi tinggi, yang dimulai
setelah usia pertengahan. 6e1ara histologi, atro!i dapat terbatas haanya beberapa millimeter aal
dari basal koklea dan proses berjalan dengan lambat. "eberapa teori mengatakan perubahan ini
terjadi akibat akumulasi dari granul pigmen lipo!usin. @iri khas dari tipe sensori ini adalah
terjadi penurunan pendengaran se1ara tiba0tiba pada !rekuensi tinggi #slooping$. :ambaran
kon!igurasi meurut 61hukne1ht, jenis sensori adalah tipe noise indu1ed hearing loss NIHL$ .
"anyak terdapat pada laki0laki dengan riayat bising.
Neural Presbya1usis #:anglion01ell$
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 1,
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
16/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
8ipe ini memperlihatkan atro!i sel0sel sara! dikoklea dan jalur sara! pusat. Atro!i terjadi
mulai dari koklea, dengan bagian basilarnya sedikir lebih banyak terkena dibanding sisa dari
bagian koklea lainnya. 8idak didapati adanya penurunan ambang terhadap !rekuensi tinggi
bunyi.7eparahan tipe ini menyebabkan penurunan diskriminasi kata0kata yang se1ara klinik
berhubungan dengan presbikusis neurai dan dapat dijumpai sebelum terjadinya gangguan
pendengaran. E!eknya tidak disadari sampai seseorang berumur lanjut sebab gejala tidak akan
timbul sampai )+? neuron akhirnya hilang. Pengurangan jumlah sel0sel neuron ini sesuai
dengan normal spee1h dis1rimination."ila jumlah neuron ini berkurang di baah yang dibutuhkan untuk transmisi getaran,
terjadilah neural presbya1usis. -enurunya jumlah neuron pada koklea lebih parah terjadi pada
basal koklea. :ambaran klasik; spee1h dis1rimination sangat berkurang dan atro!i yang luas pada
ganglion spiralis #1ookie0bite$.
6trial Atrophy Presbya1usis #-etaboli1$
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 16
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
17/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
8ipe presbikusis yang sering didapati dengan 1iri khas kurang pendengaran yang mulai
timbul pada dekade ke0* dan berlangsung perlahan0lahan. 7ondisi ini diakibatkan atro!i stria
/askularis. Histolgi ; atro!i pada stria /askularis, lebih parah pada separuh dari apeks koklea.
6tria /askularis normalnya ber!ungsi menjada pada seseorang yang berusia 5+0*+ tahun.
"erkembang dengan lambat dan mungkin bersi!at !amilial. Dibedakan dari tipe presbikusis lain
yaitu pada strial presbikusis ini gambaran audiogramnya rata, dapat mulai !rekuensi rendah,
spee1h dis1rimination bagus sampai batas minimum pendengarannya melibihi (+d" #!lat$ .
Penderita dengan kasus kardia/askular #heart atta1ks, stroke, intermittent 1laudi1ation$
dapat mengalami presbikusis tipe ini serta menyerang pada semua jenis kelamin namun lebih
nyata pada perempuan.
@o1hlear @ondu1ti/e Presbya1usis #-e1hani1(
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 1/
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
18/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
8ipe kekurangan pendengaran ini disebabkan gangguan gerakan mekanis di membran
basalis. :ambaran khas audiogram yang menurun dan simetris #skisloop$. Histologi; tidak ada
perubahan morpologi pada struktur koklea ini. Perubahan atas respon !isik khusus dari membran
basalis lebih besar di bagian basal karena lebih tebal dan jauh lebih kurang di apikal, dimana di
sini lebih lebar dan lebih tipis. 7ondisi ini disebabkan oleh penebalan dan kekauan sekunder
mernbran basilaris koklea. 8erjadi perubahan gerakan mekanik dari duktus koklearis dan atro!i
dari ligamentum spiralis, buhubungan dengan tuli sensorineural yang berkembang sangat
lambat.(,*
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 18
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
19/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
Dera)at Pre&bi%u&i&
Derajat kurang pendengaran dihitung dengan menggunakan indeks >let1her yaitu.
Ambang dengar #AD$ ; AD (++H< C AD l+++H< C AD 3+++H< 5
-enentukan derajat kurang pendengaran yang dihitung hanya ambang dengar hantaran udaranya
#A@$ saja.5,(
Ge)ala Klini&
7eluhan utama presbikusis berupa berkurangnya pendengaran se1ara perlahan0lahan dan
progresi!, simetris pada kedua telinga. 7apan berkurangnya pendengaran tidak diketahui pasti.
Pertama0tama terjadi sedikit demi sedikit kekurangan pendengaran pada !rekuensi tinggi, dan
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 1
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
20/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
kemudian diikuti oleh tidak bisa mendengar dengan jelas akibat sukarnya menangkap huru!
konsonan yang bersuara mendesis #6, 6H, F, @ dan 8$. 7eluhan lainnya adalah telinga
berdenging #tinitus nada tinggi$. Pasien dapat mendengar suara per1akapan, tetapi sulit untuk
memahaminya, terutama bila diu1apkan dengan 1epat di tempat dengan latar belakang yang
ramai #1o1ktail party dea!ness$. "ila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di
telinga, hal ini disebabkan oleh !aktor kelelahan sara! #re1ruitment$. Pada kasus presbikusis yang
berat komunikasi dengan penderita lebih sukar. Umumnya penderita presbikusis ini lebih suka
bila kita berbi1ara lambat0lambat, jelas, kata0kata yang pendek dan bi1ara agak ke dekat kuping,
daripada suara yang keras.5,',*
Diagn"&i&
Anamne&i&
:ejala yang timbul adalah penurunan ketajaman pendengran pada usia lanjut, bersi!atsensorineural, simetris bilateral dan progresi! lambat. Umumnya terutama terdapat suara atau
nada yang tinggi. 8idak terdapat kelaianan pada pemeriksaan telinga hidung tenggorok,
seringkali merupakan kelainan yang tidak disadari. Penderita menjadi depresi dan lebih sensiti!.
7adang0kadang disertai dengan tinitus yaitu persepsi mun1ulnya suara baik ditelinga atau
dikepala. >aktor risiko presbikusis adalah paparan bising, merokok, obat0obatan, hipertensi, dan
riayat keluarga. &rang dengan riayat bekerja ditempat bising, tempat rekreasi yang bising,
dan tentara akan mengalami kehilangan pendengaran pada !rekuensi tinggi. Penggunaan obat0
obatan antibiotik golongan aminoglikosid, 1iplastin, diuretik atau anti0in!lamsi dapat
berpengaruh terhadap terj adinya presbikusis.
Pemeri%&aan 'i&i%
Pemeriksaan !isik pada telinga biasanya normal setelah pengambilan serumen, yang
merupakan masalah pada penderita usia lanjut dan penyebab kurang pendengaran terbanyak.
Pemberian sodium bi1arbonat solusi topi1al 2+?, sebagai serumenolitik. Dengan pemeriksaan
otoskopik, tampak membran timpani suram, mobilitasnya berkurang. Pada tes penala didapatkan
tuli sensorineural.
Pemeri%&aan Penun)ang
Pemeriksaan penunjuang yang dapat dilakukan misalnya pemeriksaan audiometri nada
murni, menunjukkan tuli sara! nada tinggi, bilateral dan simetris. Penurunan yang tajam
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *anaPeri&de 14 +esember 201, - 23 .anuari 2016 Page 20
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
21/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
#slooping$ pada tahap aal setelah !rekuensi 3+++H
-
7/23/2019 Perubahan Struktur Telinga Pada Lansia 2
22/22
Perubahan Telinga Pada Lansia Rima
Rizqi Meltahayati (406138042
#spee1h reading$ dan latihan mendengar #audiotory training$, prosedur pelatihan tersebut
dilakukan bersama ahli terapi i1ara #spee1h therapist$.3,(,*
Pr"gn"&i&
Ada dua bentuk presbiakusis yang berbeda dalam prognosisnya;
2. Slowly increasing deafness.
Ini yang lebih sering, jarang sampai terjadi tuli total atau tuli yang berat.
3. Apoplectiform increase.7etulian sangat mendadak dan sangat berat. 6ebabnya diperkirakan perdarahan atau
trombosis. 5,*
!e"aniteraan !lini# $eriatri%a#ultas !edteran 'niersitas TarumanagaraPanti )erdha !risten *ana