malaria 121

37
7/23/2019 Malaria 121 http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 1/37 BAB I PENDAHULUAN Malaria perupakan penyakit infeksi parasitik yang terpenting di dunia, dengan prakiraan satu miliar orang berada dalam risiko tertular penyakit ini. 1 Malaria merupakan penyakit akut dan kronik yang disebabkan oleh protozoa (genus Plasmodium), yang ditandai oleh demam paroksismal yang diawali dengan kedinginan dan menggigil kemudian berkeringat, disertai lemah lesu, anemia, dan hepatosplenomegali. 2 Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sporozoa dari genus  Plasmodium, yang penularannya melalui gigitan nyamuk betina Anopheles. Pada manusia terdapat spesies yaitu  plasmodium vivax, plasmodium falciparum,  plasmodium malariae dan  plasmodium ovale. !aur hidup keempat spesies malaria pada manusia umumnya sama. Proses ini terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam  badan hospes. "ase aseksual mempunyai 2 daur yaitu skizogoni eritrosit dan skizogoni eksoeritrosit.  Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria #i#a$ (malaria tertiana). Pada infeksi plasmodium #i#a$ daur eksoeritrosit berlangsung terus sampai bertahun%tahun melengkapi per&alanan penyakit yang dapat  berlangsung lama (bila tidak diobati) disertai banyak relaps. 'etiap tahunnya 2, &uta penderita meninggal dunia, sebagian besar adalah anak%anak yang berumur di bawah tahun. !i daerah malaria dengan endemitas tinggi, sebagian besar anak mengalami lebih dari satu episode klinik dengan  berbagai tingkat keparahan yang berbeda%beda sebelum mengalami kekebalan  parsial (  partial immunity) terhadap infeksi parasit ini. 'ebagian keil diantaranya (sekitar *,+) akan mengalami malaria yang berat dengan kompikasi yang menyebabkan *,1 diantara mereka meninggal dunia. 1 1

Upload: rani

Post on 19-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 1/37

BAB I

PENDAHULUAN

Malaria perupakan penyakit infeksi parasitik yang terpenting di dunia,

dengan prakiraan satu miliar orang berada dalam risiko tertular penyakit ini. 1

Malaria merupakan penyakit akut dan kronik yang disebabkan oleh protozoa

(genus Plasmodium), yang ditandai oleh demam paroksismal yang diawali dengan

kedinginan dan menggigil kemudian berkeringat, disertai lemah lesu, anemia, dan

hepatosplenomegali.2

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sporozoa dari genus

 Plasmodium, yang penularannya melalui gigitan nyamuk betina Anopheles. Pada

manusia terdapat spesies yaitu  plasmodium vivax, plasmodium falciparum,

 plasmodium malariae  dan  plasmodium ovale. !aur hidup keempat spesies

malaria pada manusia umumnya sama. Proses ini terdiri dari fase seksual eksogen

(sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam

 badan hospes. "ase aseksual mempunyai 2 daur yaitu skizogoni eritrosit dan

skizogoni eksoeritrosit.  Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria #i#a$

(malaria tertiana). Pada infeksi plasmodium #i#a$ daur eksoeritrosit berlangsung

terus sampai bertahun%tahun melengkapi per&alanan penyakit yang dapat

 berlangsung lama (bila tidak diobati) disertai banyak relaps.

'etiap tahunnya 2, &uta penderita meninggal dunia, sebagian besar adalah

anak%anak yang berumur di bawah tahun. !i daerah malaria dengan endemitas

tinggi, sebagian besar anak mengalami lebih dari satu episode klinik dengan

 berbagai tingkat keparahan yang berbeda%beda sebelum mengalami kekebalan

 parsial ( partial immunity) terhadap infeksi parasit ini. 'ebagian keil diantaranya

(sekitar *,+) akan mengalami malaria yang berat dengan kompikasi yang

menyebabkan *,1 diantara mereka meninggal dunia.1

1

Page 2: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 2/37

BAB II

LAPORAN KASUS

I. KASUS

1. Identitas pasien

 -ama An./0 

enis kelamin aki%laki

3gl. ahir 2+ Mei 2** (4 tahun 11 bulan)

Alamat Pangka&e5ne, 3akalar  

 -o. 0M 2***6

0uang 0awat Perawatan Anak Ar%0ahim kamar 1

M0' 16 April 2*1

3gl. Pemeriksaan Mei 2*1

!okter yang memeriksa dr. 7ati Aisyah Arifin, 'pA

!okter muda 8ardiyanti, '.9ed

2. Anamnesis (heteroanamnesis

 

9eluhan :tama !

!emam

Anamnesis 3erpimpin !

!emam dialami se&ak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam

dirasakan hilang timbul, nyeri kepala ada, pusing ada, menggigil ada

 biasanya pada pagi hari yang diawali oleh perasaan dingin. Menggigil

dialami sekitar kurang lebih +* menit.

• Anamnesis 'istematis

Perdarahan hidung tidak ada, perdarahan gusi tidak ada. ;atuk tidak 

ada. 'esak tidak ada. Mual ada, muntah tidak ada. -afsu makan

menurun ada. -yeri otot ada. Nyeri perut ada. 0iwayat pengobatan

dengan minum antipiretik, membaik selama 1 hari, kemudian demam

lagi. ;A9 lanar, warna kuning. ;A; susah ;A; selama + hari.• 0iwayat Penyakit !ahulu

Pasien tidak pernah ke daerah endemis malaria.

•  0iwayat Penyakit 9eluarga

3idak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama, namun ada

tetangga yang menderita penyakit yang sama yaitu orang yang berasal

dari /rian sedang menderita malaria.

• 0iwayat pemeliharaan antenatal !

2

Page 3: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 3/37

Periksa kehamilan di bidan sebanyak kali, penyakit kehamilan

disangkal, obat%obatan yang diminum berupa #itamin, tablet tambah

darah, dan mendapat imunisasi 33 2 kali.

•  0iwayat persalinan

No Kehami"an dan Persa"inan #$" "ahir

aki%laki lahir dari seorang ibu <1P1A* +2 tahun,

umur kehamilan 4 bulan, lahir spontan, langsung

menangis, biru%biru (%), ditolong bidan, berat lahir

+** gram. Pan&ang badan lahir = m

2+>*>2**

 

0iwayat pemeliharaan post natal

Pemeliharaan postnatal di posyandu, keadaan anak sehat.

 

0iwayat Penyakit 7ang Pernah !iderita

Morbili (%) !iare (%)

Pertusis (%) 9e&ang (%)

?arisela (%) 9eaingan (%)

!ifteri (%) !isentri basiler (%)

Malaria (%) !isentri amuba (%)

3etanus (%) !emam tifoid (%)

@perasi (%) "raktur (%)

Pneumonia (%) 3uberkulosis (%)

;ronkitis (%) Alergi obat>makanan (%)

3; (%) 8epatitis (%)

;atuk (B) Pilek (B)

3

Page 4: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 4/37

• 0iwayat imunisasi

;< 1 kali, umur 1 bulan, skar positif.

Polio kali, umur *,2,,C bulan.

8epatitis + kali, umur 2,,C bulan.

!ipteri + kali, umur 2,,C bulan

Pertusis + kali, umur 2,,C bulan

3etanus + kali, umur 2,,C bulan

ampak 1 kali, umur 4 bulan

9esan #aksinasi dasar lengkap.

• 0iwayat pertumbuhan dan perkembangan anak

Pertumbuhan

;erat badan lahir +** gram, pan&ang badan lahir = m, lingkar 

kepala waktu lahir tidak diketahui.

;erat badan sekarang 2 kg ;erat ;adan ukup

Perkembangan

Perkembangan pasien sesuai dengan perkembangan anak normal

%. Pemeri&saan 'isis

'tatus present

'akit 'edang><izi ukup>9omposmentis

3anda #ital ;;2 kg

 - 12* $>mnt, kuat angkat

P 2 $>mnt 3ipe 3horaoabdominal

' +4,6*, per a$illa

9epala ;entuk mesoephal. normoephal

Dkspresi -ormal

4

Page 5: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 5/37

'imetris muka kiri E kanan

!eformitas (%)

0ambut lurus sukar di abutMata Dksoptalmus>Dndoptalmus (%)

<erakan -ormal

3ekanan bola mata 3idak dilakukan

9elopak mata 8iperemis (%), ptosis (%), edema (%)

9on&ungti#a Anemis (B>B)

'lera /kterus (%)

9ornea ernih

Pupil /sokor, F 2, mm> 2, mm

0efleks ahaya langsung B>B

3elinga 3ophi (%)

Pendengaran -ormal -yeri tekan di prosessus mastoideus (%)

8idung Perdarahan (%)

'ekret (%)

Mulut ;ibir 9ering (B)

3onsil 31> 31, 8iperemis (%)

"aring 8iperemis (%)

idah 9otor (%)

<igi geligi aries (%)

<usi Perdarahan (%)

eher 9<; 3idak ada pembesaran

9el. <ondok 3idak ada pembesaran

!?' 0%2 m82@

Pembuluh darah (%)

9aku kuduk (%)

3umor (%)

!ada /nspeksi 'imetris kiri E kanan

;entuk -ormohest

Pembuluh darah (%)

;uah dada 'imetris kiri E kanan

'ela iga 'imetris kiri E kanan, kesan melebar (%)

ain%lain (%)Paru Palpasi "remitus raba (B) , nyeri tekan (%)

Perkusi Paru kiri E Paru kanan 'onor 

Auskultasi

;unyi pernapasan ?esikuler 

;unyi tambahan 0h %>% Gh %>%

antung /nspeksi /tus ordis tidak tampak  

Palpasi /tus ordis tidak teraba, thrill (%)

Perkusi Pekak, batas &antung kesan normal

Auskultasi

; />// Murni, regular 

;unyi tambahan ;ising (%)

5

Page 6: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 6/37

Perut /nspeksi !atar, ikut gerak napas

Palpasi M3 (%), -3 (%)

8ati 3idak ada pembesaranimpa 3idak teraba

<in&al 3idak teraba

Perkusi 3impani (B)

Auskultasi Peristaltik (B), kesan normal

Alat kelamin 3idak ada kelainan

Anus dan retum 3idak ada kelainan

Punggung

% Palpasi 3idak dilakukan

% -yeri ketok 3idak dilakukan% Auskultasi 3idak dilakukan

% <erakan -ormal

Dkstremitas

Ddema %>%

Petekie (%)

!ingin (%)

. Pemeri&saan La)oratori*m

2+,+,2+1- 2-,+,2+1- 2,+,2+1- 2/,+,2+1-G; 1,4 $ 1*+ >Hl

8; 6,1gram /dl

P3 =C $ 1*+ >Hl

Kesan !

 Pansitopenia

Apusan darah tepi

Dritrosit normositik,

normokrom, benda%

 benda inklusi (%),

normobla (%)

eukosit &umlah

kurang, PM- I

limfosit, morfologi

G; ,2

0; +.C

8; 1*,*

83 24,

Plt 11+ $ 1*+

>Hl

!!0 

(Malaria)

0apid B

Malaria #i#a$

6

Page 7: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 7/37

normal, sel muda (%),

#auolisasi (B)

3rombosit &umlah

kurang, morfologi

normal

Kesimp*"an!

)isitopenia s*sp.

Ka*sa in0e&si

(ir*s

'aran konfirmasi

dengan ge&ala klinik,

#auolisasi (B)

-. Res*me

'eorang laki%laki berusia 4 thn masuk rumah sakit dengan keluhan

demam yang dialami se&ak 1 minggu 'M0', demam hilang timbul, nyeri

kepala ada, menggigil ada biasanya dirasakan pada pagi hari, diawali oleh

 perasaan dingin. Menggigil dialami sekitar kurang lebih +* menit.

Perdarahan hidung tidak ada, perdarahan gusi tidak ada. Mual ada, muntah

tidak ada, 0iwayat muntah tidak ada. Anoreksia ada. 0iwayat penyakit ya,

namg sama dalam keluarga tidak ada, namun ada tetangga yang berasal dari

/rian sedang mederita malaria. !ari pemeriksaan fisik ditemukan anemis

 pada kon&ungti#a. !ari pemeriksaan laboratorium G; 1,4, 8b 6,C, Plt

=C $ 1*+>Hl, !!0 malaria positif berupa malaria #i#a$.

3. Assesment

% Malaria #i#a$ > Malaria tertiana benigna

% Anemia normositik normokrom

. P"annin$

• Pengobatan

0> /?"! 0inger aktat 12 tpm

0> Paraetamol ** mg J tab>C &am>oral

0> !ihydroartemisinin piperaKuine (!8P) 1 J tab>2 &am>oral selama +

hari

7

Page 8: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 8/37

0> Primakuin J tab>2 &am>oral selama 1 hari

• 0enana Pemeriksaan

9ontrol !arah 0utin9ontrol !!0 

4. Pro$nosis

Ad funtionem !ubia et bonam

Ad sanationem !ubia et ;onam

Ad #itam !ubia et ;onam

BAB III

#IN5AUAN PUS#AKA

I. DE'INISI

Malaria merupakan suatu penyakit akut maupun kronik, yang disebabkan

oleh protozoa genus  Plasmodium dengan manifestasi klinis berupa demam,

anemia dan pembesaran limpa. 'edangkan menurut ahli lain malaria

merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh

infeksi  Plasmodium  yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan

ditemukannya bentuk aseksual di &aringan hati dan eritrosit, dengan ge&ala

demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.+

II. E#IOLO6IDtiologi dari malaria ialah parasit malaria yang termasuk genus

 plasmodium dan pada manusia ditemukan spesies  Plasmodium vivax

meyebabkan malaria tertiana benigna , Plasmodium falciparum meyebabkan

malaria tertiana maligna , Plasmodium malariae meyebabkan malaria

kuartana , dan Plasmodium ovale.1,

7ARA IN'EKSI DAN PENULARAN

Malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Gaktu antara nyamuk 

mengisap darah yang mengandung gametosit sampai mengandung sporozoit

8

Page 9: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 9/37

dalam kelen&ar liurnya, disebut masa tunas ekstrinsik. 'porozoit dalam bentuk 

infektif. /nfeksi dapat ter&adi dengan 2 ara, yaitu 1) seara alami melalui

#ektor, bila sporozoit dimasukkan dalam badan manusia, dengan tusukan

nyamuk dan 2) seara induksi, bila stadium aseksual dalam eritrosit seara

tidak senga&a masuk dalam badan manusia melalui darah, misalnya melalui

transfusi, suntikan (&arum suntik yang berulang kali digunakan) atau

kongenital>trasplasental (bayi baru lahir mendapat infeksi dari ibu yang

menderita malaria melalui darah plasenta).1, 

SIKLUS HIDUP

:ntuk memahami penularan malaria, harus dipela&ari siklus hidup

 parasit malaria baik selama  Plasmodium  berada di dalam tubuh manusia

maupun pada waktu berada di dalam tubuh nyamuk Anopheles. 1 !aur hidup

keempat spesies Plasmodium pada manusia umumnya sama. Proses tersebut

terdiri atas fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles

dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes #ertebra.

<ambar 1 'iklus hidup plasmodium.

9

Page 10: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 10/37

III.EPIDE8IOLO6I

9eadaan malaria di dunia saat ini, diperkirakan terdapat +**%** &uta

kasus malaria klinis>tahun dengan 1,%2,6 &uta kematian. 'ebanyak 4*

kematian ter&adi pada anak%anak dengan rasio 1 dari anak balita di Afrika

meninggal karena malaria.

!i Asia 3enggara, negara yang termasuk wilayah endemi malaria adalah

;angladesh, ;hutan, /ndia, /ndonesia, Maldi#es, Myanmar, -epal, 'rilanka,

3hailand.  !i /ndonesia penyakit malaria ditemukan tersebar di seluruh

kepulauan, terutama di kawasan timur /ndonesia.  Menurut data yang

 berkembang hampir separuh dari populasi /ndonesia bertempat tinggal didaerah endemik malaria dan diperkirakan ada +* &uta kasus malaria setiap

tahunnya.

<ambar 2 Penyebaran malaria di dunia

I9. PA#O6ENESIS<e&ala malaria timbul saat peahnya eritrosit yang mengandung parasit.

<e&ala yang paling menolok adalah demam yang diduga disebabkan oleh

 pirogen endogen, yaitu 3-" dan interleukin%1. Akibat demam ter&adi

#asodilatasi perifer yang disebabkan oleh bahan #asoaktif yang diproduksi

oleh parasit. Pembesaran limpa disebabkan oleh ter&adinya peningkatan

 &umlah eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrosit akibat hemolisis. uga

ter&adi penurunan &umlah trombosit dan leukosit neutrofil. 3er&adinya kongesti

 pada organ lain meningkatkan resiko ter&adinya ruptur limpa.C

10

Page 11: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 11/37

Anemia terutama disebabkan oleh peahnya eritrosit dan difagositosis

oleh sistem retikuloendotelial. 8ebatnya hemolisis tergantung dari &enis

 Plasmodium  dan status imunitas pe&amu. Anemia &uga disebabkan oleh

hemolisis autoimun, sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi

maupun yang normal, dan gangguan eritropoiesis. Pada hemolisis berat dapat

ter&adi hemoglobinuria dan hemoglobinemia. 8iperkalemia dan

hiperbilirubinemia &uga sering ditemukan.C

9elainan patologik pembuluh darah kapiler pada malaria tropika,

disebabkan karena sel darah merah yang terinfeksi men&adi kaku dan lengket,

sehingga per&alanannya dalam kapiler terganggu dan mudah melekat pada

endotel kapiler karena adanya penon&olan membran eritrosit. 'etelah ter&adi

 penumpukan sel dan bahan peahan sel, maka aliran kapiler terhambat dan

timbul hipoksi &aringan, ter&adi gangguan pada integritas kapiler dan dapat

ter&adi perembesan airan bahkan perdarahan ke &aringan sekitarnya.

0angkaian kelainan patologis ini dapat menimbulkan manifestasi klinis

sebagai malaria serebral, edema paru, gagal gin&al dan malabsorpsi usus.C

/munitas humoral dan seluler tehadap malaria didapat se&alan dengan

infeksi ulangan. -amun imunitas ini tidak mutlak dapat mengurangi

gambaran klinis infeksi ataupun dapat menyebabkan asimptomatik dalam

 periode pan&ang. Pada indi#idu dengan malaria dapat di&umpai

hipergamaglobulinemia poliklonal, yang merupakan suatu antibodi spesifik 

yang diproduksi untuk melengkapib eberapa akti#itas opsonin terhadap

eritrosit yang terinfeksi,t etapi proteksi ini tidak lengkap dan hanya bersifat

sementara bilamana tanpa disertai infeksi ulangan. 3endensi malaria untuk 

menginduksi imunosupresi, dapat diterangkan sebagian oleh tidak adekuatnya

respon ini. Antigen yang heterogen terhadap  Plasmodium  mungkin &uga

merupakan salah satu faktor. Monosit> makrofag merupakanpartisipan

selular yang terpenting dalam fagositosis eritrosit yang terinfeksi.C, 6

11

Page 12: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 12/37

<ambar + Patogenesis malaria

9. 8ANI'ES#ASI KLINIS

Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh  Plasmodium

mempunyai ge&ala utama yaitu demam. !emam yang ter&adi diduga

 berhubungan dengan proses skizogoni (peahnya merozoit atau skizon),

 pengaruh <P/ (glycosyl phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau

toksin lainnya. Pada beberapa penderita, demam tidak ter&adi (misalnya pada

daerah hiperendemik) banyak orang dengan parasitemia tanpa ge&ala.

<ambaran karakteristik dari malaria ialah demam periodik, anemia dan

splenomegali.+, C

Manifestasi umum malaria adalah sebagai berikut

1. Masa inkubasi

Masa inkubasi biasanya berlangsung =%+6 hari tergantung dari

spesies parasit (terpendek untuk  P. falciparum dan terpan&ang untuk  P.

malariae), beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada

dera&at resistensi hospes. 'elain itu &uga ara infeksi yang mungkin

12

Page 13: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 13/37

disebabkan gigitan nyamuk atau seara induksi (misalnya transfusi darah

yang mengandung stadium aseksual).+, C

2. 9eluhan%keluhan prodromal

9eluhan%keluhan prodromal dapat ter&adi sebelum ter&adinya

demam, berupa malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri

 pada tulang dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang%

kadang merasa dingin di punggung. 9eluhan prodromal sering ter&adi pada

 P. vivax dan P. ovale, sedangkan  P. falciparum dan P. malariae  keluhan

 prodromal tidak &elas.C

+. <e&ala%ge&ala umum

<e&ala%ge&ala klasik umum yaitu ter&adinya trias malaria (malaria

 proxym) seara berurutan +, C

  Periode dingin

!imulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering

membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil,

sering seluruh badan gemetar, puat sampai sianosis seperti orang

kedinginan. Periode ini berlangsung antara 1 menit sampai 1 &am diikuti

dengan meningkatnya temperatur.

  Periode panas

Ga&ah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi epat dan

 panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai *o atau lebih, penderita

membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri

retroorbital, muntah%muntah dan dapat ter&adi syok. Periode ini

 berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 &am atau lebih,

diikuti dengan keadaan berkeringat.

  Periode berkeringat

Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,

 penderita merasa apek dan sering tertidur. ;ila penderita bangun akan

merasa sehat dan dapat melakukan peker&aan biasa.

13

Page 14: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 14/37

<ambar 3ipe%tipe demam.

Anemia merupakan ge&ala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan

lebih sering ditemukan pada daerah endemik. 9elainan pada limpa akan ter&adi

setelah + hari dari serangan akut dimana limpa akan membengkak, nyeri dan

hiperemis.+

;eberapa keadaan klinik dalam per&alanan infeksi malaria ialah  +

•  'erangan primer 

7aitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai ter&adi serangan

 peroksismal yang terdiri dari dingin>menggigil, panas dan berkeringat.

'erangan paroksismal ini dapat pendek atau pan&ang tergantung dari

 perpan&angan parasit dan keadaan imunitas penderita.

•  Periode laten

7aitu periode tanpa ge&ala dan tanpa parasitemia selama ter&adinya infeksi

malaria. ;iasanya ter&adi diantara dua keadaan paroksismal.

•   Recrudescense

14

Page 15: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 15/37

;erulangnya ge&ala klinik dan parasitemia dalam masa = minggu sesudah

 berakhirnya serangan primer.  Recrudescense  dapat ter&adi berupa

 berulangnya ge&ala klinik sesudah periode laten dari serangan primer.

•   Recurrent 

7aitu berulangnya ge&ala klinik atau parasitemia setelah 2 minggu

 berakhirnya serangan primer.

•   Relapse atau rechut 

;erulangnya ge&ala klinik atau parasitemia yang lebih lama diantara

serangan periodik dari infeksi primer yaitu setelah periode yang lama dari

masa laten (sampai tahun), biasanya ter&adi karena infeksi tidak sembuh.

A. 8ani0estasi &"inis 8a"aria #ertiana , 8.ia:, 8.Beni$na

Masa inkubasi malaria #i#a$ yaitu 12%16 hari. Pada hari pertama

 panas iregular, kadang%kadang remiten atau intermiten, pada saat tersebut

 perasaan dingin atau menggigil &arang ter&adi. Panas dapat menapai

 punak hingga *,L. Pada akhir minggu tipe panas men&adi intermiten dan

 periodik setiap = &am dengan ge&ala klasik trias malaria. 'erangan

 paroksismal biasanya pada sore hari dan berlangsung %= &am. 9epadatan

 parasit menapai maksimal dalam waktu 6%1 hari. Pada minggu kedua

limpa mulai teraba. Parasitemia mulai menurun setelah 1 hari. Pada

malaria #i#a$ manifestasi klinis dapat berlangsung berat tapi kurang

membahayakan, limpa dapat membesar sampai dera&at atau (ukuran

hakett). 9omplikasi malaria #i#a$ seperti malaria serebral, hipoglikemia,

asidosis metabolik dan gangguan pernapasan seperti pada malaria  P.

 falciparum, tidak ter&adi. Mortalitas malaria #i#a$ rendah tetapi morbiditastinggi karena sering ter&adinya relaps. 0elaps sering ter&adi karena keluarnya

 bentuk hipnozoit yang tertinggal di hati pada status imun tubuh menurun.

Pada penderita yang semi%immune perlangsungan malaria #i#a$ tidak 

spesifik dan ringan sa&a, parasitemia hanya rendah, serangan demam hanya

 pendek, dan penyembuhan lebih epat. 0esistensi terhadap kloroKuin pada

malaria #i#aks &uga dilaporkan di Papua dan daerah lainnya.+

B. 8ani0estasi &"inis 8a"aria 8a"ariae , 8. ;*artana

15

Page 16: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 16/37

Masa inkubasi 1=%* hari, manifestasi klinik sama seperti pada

malaria #i#a$ hanya berlangsung lebih ringan, anemia &arang ter&adi,

splenomegali sering di&umpai walaupun pembesaran ringan. 'erangan

 peroksismal ter&adi tiap +% hari, biasanya pada waktu sore dan parasitemia

sangat rendah I 1 . 9omplikasi &arang ter&adi, sindroma nefrotik 

dilaporkan pada infeksi plasmodium malariae pada anak%anak di Afrika.

!iuga komplikasi gin&al disebabkan oleh karena deposit kompleks immun

 pada glomerulus gin&al. 8al ini terbukti dengan adanyapeningkatan /g M

 bersama peningkatan titer antibodinya. Pada pemeriksaan dapat di&umpai

edema, asites, proteinuria yang banyak, hipoproteinaemia, tanpa uremia dan

hipertensi, 9eadaan ini prognosisnya &elek.+

7. 8ani0estasi &"inis 8a"aria Oa"e

Merupakan bentuk yang paling ringan dari semua &enis malaria, masa

inkubasi 11%1C hari, serangan paroksismal +% hari ter&adi malam hari dan

 &arang lebih dari 1* kali walaupun tanpa terapi. Apabila ter&adi infeksi

ampuran dengan plasmodium lain, maka plasmodium o#ale tidak akan

tampak didalam darah tetapi plasmodium yang lain yang akan ditemukan.

<e&ala klinis hampir sama dengan malaria #i#a$, lebih ringan punak 

 plasma lebih rendah dan perlangsungan lebih pendek, dan dapat sembuh

spontan tanpa pengobatan. 'erangan menggigil &arang ter&adi dan

spenomegali &arang dapat diraba.+

D. 8ani0estasi &"inis 8a"aria #ropi&a , 8. 'a"sipar*m

Malaria tropika merupakan bentuk yang paling berat, ditandai dengan

 panas yang irreguler, anemia splenomegali, parasitemia sering di&umpai, dan

sering ter&adi komplikasi. Masa inkubasi 4%1 hari. Malaria tropika

mempunyai perlangsungan yang epat,dan parasitemia yang tinggi dan

menyerang semua bentuk eritrosit. <e&ala prodormal yang sering di&umpai

yaitu sakit kepala, nyeri belakang atau tungkai, lesu, perasaan dingin, mual,

muntah dan diare. Panas biasanya irreguler dan tidak periodik sering ter&adi

16

Page 17: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 17/37

hiperpireksia dengan temperatur diatas *L. ge&ala lain berupa kon#ulsi,

 pneumonia aspirasi dan banyak keringat walaupun temperatur normal.

Apabila infeksi memberat nadi epat, neusia, muntah, diare men&adi berat

dan diikuti dengan kelainan paru (batuk). 'plenomegali di&umpailebih

sering dari pada hepatomegali dan nyeri pada perabaan, hati membesar 

dapat disertai timbulnya ikterus. 9elainan urin dapat berupa albuminuria,

hialin dan kristal yang granuler. Anemia dengan leukopeni dan monositosis.+

9I.DIA6NOSIS

1 Dia$nosis &"ini& 

0iwayat bertempat tinggal di daerah endemik malaria merupakan dasar 

yang penting untuk mengarahkan diagnosis. ;egitu &uga halnya dengan

 penderita yang pernah melakukan per&alanan ke daerah endemik malaria.1

2 Dia$nosis parasito"o$is

!iagnosis pasti infeksi malaria dilakukan dengan menemukan parasit

dalam darah yang diperiksa dengan mikroskop.Pemeriksaan hapusan

darah atau tetes tebal darah tepi dapat menemukan &enis plasmodium

 penyebab malaria yang khas morfologinya. iri khas morfologi

 plasmodium pada hapusan darah adalah sebagai berikut 1

1.  Plasmodium falciparum  gametosit berbentuk pisang

2.  Plasmodium vivax  trofozoit berbentuk amuboid dengan sel darah

merah yang terinfeksi membesar ukurannya

+.  Plasmodium ovale  sel darah merah yang terinfeksi bentuknya tidak 

teratur dan bergerigi

.  Plasmodium malariae  trozoit dewasa berbentuk pita (band-form)

% Dia$nosis "a)oratori*m

3rombositopenia sering di&umpai pada malaria falsiparum maupun malaria

#i#a$. Pada malaria yang berat dapat menimbulkan kelainan biokimia

darah dan gangguan keseimbangan airan tubuh dan elektrolit, serta

ter&adinya hipoglikemia.1

9II. PE8ERIKSAAN PENUN5AN6

1 Pemeri&saan mi&ros&op <aha=a

'ediaan darah dengan pulasan <iemsa merupakan dasar untuk 

 pemeriksaan dengan mikroskop dan sampai sekarang masih digunakan

17

Page 18: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 18/37

sebagai baku emas untuk diagnosis rutin. 'ediaan darah malaria dapat

digunakan untuk identifikasi spesies maupun menghitung &umlah

 parasit.

<ambar ;andingan  P.falciparum, P.malariae, P.vivax dan  P.ovale

 pada sediaan darah tepi paparan tipis.=

1,2,+,dan stadium trofozoit

stadium skizon

C dan 6 stadium gametosit

18

Page 19: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 19/37

;agan 1 Perbandingan sel darah merah yang terinfeksi plasmodium.=

2 #e&ni& mi&ros&op "ain

a) 3eknik quantitative buffy coat  (;)

 b) 3eknik 9awamoto

% 8etode "ain tanpa men$$*na&an mis&ros&op

19

Page 20: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 20/37

Metode ini mendeteksi protein atau asam nukleat yang berasal dari

 parasit.

)  Rapid antigen detection  test (0!3), dasarnya adalah

immunochromatography pada kertas nitrocellulose. !engan ara ini

 berbagai protein yang spesifik dapat dideteksi dalam darah dari

u&ung &ari penderita.

d) 3eknik P0 yang dapat mendeteksi dan mengidentifikasi infeksi

ringan dengan sangat tepat dan dapat diperaya.

9III. DIA6NOSIS BANDIN6

!emam merupakan salah satu ge&ala malaria yang menon&ol, yang &ugadi&umpai pada semua penyakit infeksi seperti infeksi #irus pada sistem

respiratorius, influenza, bruselosis, demam tifoid, demam dengue, dan infeksi

 bakterial lainnya seperti pneumonia, infeksi saluran kening, tuberkulosis.

Pada daerah hiper%endemik sering di&umpai penderita dengan imunitas yang

tinggi sehingga penderita dengan infeksi malaria tetapi tidak menun&ukkan

ge&ala klinis malaria.+

Pada malaria berat diagnosis banding tergantung manifestasi malaria

 beratnya. Pada malaria dengan ikterus, diagnosa banding ialah demam tifoid

dengan hepatitis, kolisistitis, abses hati dan leptospirosis. 8epatitis pada saat

timbul ikterus biasanya tidak di&umpai demam lagi. Pada malaria serebral

harus dibedakan dengan infeksi pada otak lainnya seperti meningitis,

ensefalitis, tifoid ensefalopati, tripanososmiasis. Penurunan kesadaran dan

koma dapat ter&adi pada gangguan metabolik (diabetes, uremi), gangguan

serebro#askuler (stroke), eklamsi, epilepsi, dan tumor otak.+

I>.KO8PLIKASI

8ampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh  P. falciparum.

 pada infeksi  P. falciparum  dapat meimbulkan malaria berat dengan

komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut

G8@ didefinisikan sebagai infeksi  P. falciparum stadium aseksual dengan

satu atau lebih komplikasi sebagai berikut+

1. Malaria serebral, dera&at kesadaran berdasarkan <' kurang dari 11.

20

Page 21: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 21/37

2. Anemia berat (8bI gr atau hematokrit I1) pada keadaan hitung

 parasit N1*.***>Hl.

+. <agal gin&al akut (urin kurang dari **ml>2&am pada orang dewasa

atau I12 ml>kg;; pada anak%anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta

kelainan kreatinin N+mg.

. Ddema paru.

. 8ipoglikemia gula darah I* mg.

C. <agal sirkulasi>syok tekanan sistolik I6* mm8g diserta keringat

dingin atau perbedaan temperature kulit%mukosa N1o.

6. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran erna dan atau disertai

kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intra#askuler.

=. 9e&ang berulang lebih dari 2 kali>2&am setelah pendinginan pada

hipertermis.

4. Asidemia (PhI6,2) atau asidosis (plasma bikarbonat I1mmol>).

1*. Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukan

karena obat antimalaria pada kekurangan <lukosa C Phospat

!ehidrogenase.

11. !iagnosa  post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada

 pembuluh kapiler &aringan otak.

>. PENA#ALAKSANAAN

'eara global G8@ telah menetapkan dipakainya pengobatan malaria

dengan memakai obat A3 ( Artemisinin base ombination !herapy).

<olongan artemisinin (A03) seperti artemisinin, artemeter, arthe%ether,

artesunat, asam artelinik, maupun dehidroartemisinin telah dipilih sebagai

obat utama karena efektif dalam mengatasi plasmodium yang resisten dengan

 pengobatan. 'elain itu artemisinin &uga membunuh semua plasmodium dalam

semua stadium termasuk stadium gametosit. uga efektif terhadap semua

spesies, P. falciparum, P.vivax maupun lainnya. aporan kegagalan terhadap

A03 belum dilaporkan hingga saat ini.+

21

Page 22: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 22/37

Pengobatan A3 ( Artemisinin base ombination !herapy)+

Penggunaan golongan artemisinin seara monoterapi akan mengakibatkan

ter&adinya rekrudensi. 9arenanya G8@ memberikan petun&uk penggunaan

artemisinin dengan mengkombinasikan dengan obat malaria yang lain.

9ombinasi obat ini dapat berupa kombinasi dosis tetap ( fixed dose) atau

kombinasi tidak tetap (non- fixed dose). 9ombinasi dosis tetap lebih

memudahkan pemberian pengobatan, ontohnya ialah Oo%Arterm yaitu

kombinasi artemeter (2* mg) B lumefantrine (12* mg). dosis o%artem

adalah tablet 2 $ 1 sehari selama + hari. 9ombinasi tetap yang lain ialah

dehidroartemisinin (* mg) B piperaKuine (+2* mg) yaitu OArtekin. !osis

artekin untuk dewasa dosis awal 2 tablet, = &am kemudian 2 tablet, 2

 &am dan +2 &am, masing%masing 2 tablet.

9ombinasi A3 yang tidak tetap misalnya

% Artesunat B meflokuin

% Artesunat B amodiakin

% Artesunat B klorokiun

% Artesunat B sulfadoksin%pirimetamin

% Artesunat B pironaridin

% Artesunat B hlorproguanin%dapson (!A>apdap plus)% !ehidroartemisinin B piperaKuineB trimetoprim (Arteom)

% Arteom B primakuin

% !ehidroartemisin B naptokuin

!ari kombinasi diatas yang tersedia di /ndonesia saat ini ialah kombinasi

artesunat B amodiakuin dengan nama dagang O ArtesdiaKuine atau

Artesumoon. !osis untuk orang dewasa yaitu artesunat (* mg>tablet) 2**

mg pada hari /%///. :ntukl amodiakuin (2** mg> tablet) diminum selama +

hari. !osis amodiakuin adalah 2%+* mg >9g;; selama hari.

Pengobatan Malaria !engan obat%obat -on%A3% 9lorokuin !ifosfat>'ulfat

2* mg garam (2* mg basa), dosis 2 mg basa>kg ;; untuk + hari

terbagi 1* mg>kg;; hari / dan //, mg>kg;; pada hari ke ///. Pada orang

dewasa biasa dipakai dosis tablet hari / dan // dan 2 tablet hari ke ///.

!ipakai untuk P. faliparum dan P. #i#a$.

% 'ulfadoksin%Pirimetamin ('P)

** mg sulfadoksin B 2 mg pirimetamin, dosis orang dewasa + tablet

dosis tunggal (1 kali). Atau dosis anak memakai takaran pirimetamin 1,2

22

Page 23: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 23/37

mg> kg ;;. @bat ini hanya dipakai untuk P. "aliparum dan tidak efektif 

untuk P. #i#a$. ;ila ter&adi kegagalan dengan obat klorokuin dapat

menggunakan 'P.

% 9ina 'ulfat

!osis yang dian&urkan ialah + $ 1* mg> kg ;; selama 6 hari, dapat dipakai

untuk P. "aliparum maupun P.#i#a$. kina dipakai sebagai obat adangan

untuk mengatasi resistensi terhadap klorokuin dan 'P. Pemakaian oabat ini

untuk waktu yang lama (6 hari) menyebabkan kegagalan untuk memakai

sampai selesai.

% Primakuin

1 tablet 1 mg dipakai sebagai obat pelengkap>pengobatan radial terhadap

P."aliparum maupun P. #i#a$. Pada P. "aliparum dosisnya mg (+

tablet) dosis tunggal untuk membunuh gamet. 'edangkan untuk P. #i#a$

dosisnya 1 mg> hari selama 1 hari yaitu untuk membunuh gamet dan

hipnozoid (anti relaps).

Penggunaan obat kombinasi -on%A3 1

Apabila pola resistensi masih rendah dan belum ter&adi multiresistensi, dan

 belum tersedianya obat golongan artemisinin, dapat menggunakan obat

standar yang dikombinasikan.

ontoh kombinasi ini adalah sebagai berikut

a. kombinasi klorokuin B sulfadoksin%pirimetamin,

 b. kombinasi 'P B kina

. kombinasi klorokuin B dosisiklin>tetrasiklin

d. kombinasi 'P B dosisiklin>tetrasiklin

e. kombinasi 9ina B dosisiklin>tetrasiklin

f. kombinasi kina B klindamisin.

Pemakaian obat%obat ini &uga harus dilakukan monitoring respon

 pengobatan sebab perkembangan resistensi terhadap obat malaria

 berlangsung epat dan meluas.

Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan

membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia. Adapun

tu&uan pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan klinis dan parasitologik 

serta memutuskan rantai penularan.4

'emua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut

23

Page 24: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 24/37

kosong karena bersifat iritasi lambung. @leh sebab itu penderita harus makan

terlebih dahulu setiap akan minum obat anti malaria.4

I. 8a"aria 'a"sipar*m

ini pertama pengobatan malaria falsiparum adalah seperti yang tertera

dibawah ini4

ini pertama pengobatan malaria faliparum adalah Artemisinin

ombination 3herapy (A3), Pada saat ini pada program pengendalian

malaria mempunyai 2 sediaan yaitu

1. Artesunate % AmodiaKuin

2. !ihydroartemisinin % PiperaKuin (saat ini khusus digunakan untuk

Papua dan wilayah tertentu)

A. Lini Pertama

9emasan artesunate % amodiaKuin yang ada pada program pengendalian

malaria.

a. 9emasan Artesunat B Amodiakuin terdiri dari 2 blister yaitu blister 

amodiakuin terdiri dari 12 tablet " 2**mg E 1+ mg amodiakuin basa ,

dan blister artesunat terdiri dari 12 tablet Q * mg. @bat kombinasi

diberikan peroral selama tiga hari dengan dosis tunggal sebagai berikut

• Amodiakuin basa E 1* mg>kgbb

• Artesunat E mg> kgbb

 b. 9emasan Artesunat B Amodiakuin terdiri dari + blister (setiap hari 1

 blister untuk dosis dewasa), setiap blester terdiri dari

• tablet artesunate Q * mg

• tablet amodiaKuin Q 1* mg

Primakuin yang beredar di /ndonesia dalam bentuk tablet berwarna oklat

keoklatan yang mengandung 2 mg garam yang setara 1 mg basa.

Primakuin diberikan per%oral dengan dosis tunggal *,6 mg basa> kgbb

yang diberikan pada hari pertama. Primakuin tidak boleh diberikan

24

 Artesunat + Amodiakuin + Primakuin

Page 25: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 25/37

kepada

• /bu hamil

• ;ayi I 1 tahun

• Penderita defisiensi <C%P!

Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat

 badan penderita, pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan

umur seperti tertera pada tabel . !osis maksimal penderita dewasa yang

dapat diberikan untuk artesunat dan amodiakuin masing%masing tablet,

dan primakuin + tablet.

3abel 1. Pengobatan lini pertama malaria falsiparum menurut kelompok umur

dengan Artesunat R AmodiaKuin

Amodiakuin basa E 1* mg>kgbb dan Artesunat E mg>kgbb.

Primakuin E *,6 mg>kgbb

7atatan ! Se)ai&n=a o)at di)eri&an ses*ai den$an )erat )adan? &arena

 @i&a tida& ses*ai den$an )erat )adan a&an menim)*"&an antara "ain !

E0e& sampin$ =an$ "e)ih )erat &arena dosis =an$ tida& tepat ()er"e)ih

misa"n=a m*ntah? m*a"? sa&it &epa"a.

25

Page 26: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 26/37

 Atau

ini pertama lainnya

Dihydroartemisinin + Piperaquin + Primakuin

  (saat ini khusus digunakan untuk daerah Papua)

#a)e" 2. Pengobatan lini pertama malaria falsiparum menurut kelompok umur 

dengan !ihydroartemisinin B PiperaKuin(!8P)

!osis obat !ihydroartemisinin E 2% mg >kg;;

PiperaKuin E 1C % +2 mg > kg;;

Primakuin E *,6 mg>kg;;

7atatan ! Se)ai&n=a dosis pem)erian DHA PP; )erdasar&an )erat

)adan? @i&a tida& memp*n=ai tim)an$an pem)erian o)at

dapat )erdasar&an &e"ompo& *m*r.

dapat di)eri&an pada i)* hami" trimester 2 C %

Pengobatan lini kedua malaria falsiparum diberikan, &ika pengobatan lini pertama

tidak efektif dimana ditemukan ge&ala klinis tidak memburuk tetapi  parasit

aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).

1.2. Lini Ked*a

 Kina tablet 

3ablet kina yang beredar di /ndonesia adalah tablet yang mengandung 2** mg

kina fosfat atau sulfat. 9ina diberikan per%oral, + kali sehari dengan dosis

1*mg>kgbb>kali selama 6 hari.

 Doksisiklin

!oksisiklin yang beredar di /ndonesia adalah kapsul atau tablet yang

26

Kina Do&sisi&iin ata* #etrasi&"in Prima&*in

Page 27: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 27/37

mengandung * mg dan 1** mg !oksisikiin 8/. !oksisikiin diberikan 2 kali

 per%hari selama 6 hari, dengan dosis orang dewasa adalah mg>9gbb>hari,

sedangkan untuk anak usia = %1 tahun adalah 2 mg>kgbb>hari. !oksisikiin

tida# diberi#an  pada ibu hamil   dan ana# usia $ % tahun.  ;ila tidak ada

do#sisi#iin, dapat digunakan tetrasi#lin

Tetrasiklin

3etrasiklin yang beredar di /ndonesia adalah kapsul yang mengandung 2* mg

atau ** mg tetrasiklin 8/. 3etrasiklin diberikan kali perhari selama 6 hari,

dengan dosis % mg>kg;;>kali. 'eperti halnya doksisikiin, tetrasiklin tida# 

boleh diberikan pada ana# umur di ba&ah % tahun dan ibu hamil.

 Primakuin

Pengobatan dengan primakuin diberikan seperti pada lini pertama. Apabila

 pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita,

 pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur.

3abel +. Pengobatan ini 9edua :ntuk Malaria "alsiparum (!oksisiklin)

3abel . Pengobatan ini 9edua :ntuk Malaria "alsiparum

27

Page 28: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 28/37

II. Pen$o)atan ma"aria ia&s? ma"aria oa"e? ma"aria ma"ariae /

1. 8a"aria ia&s dan oa"e

Pe n$o )a tan m a" ar i a i a : d an o a "e sa at i ni

m en $$*na&an A7# (Artemisinin 7om)ination #herap= =ait*

artes*nate amodia*in ata* Dih=droartemisinin Pipera*in (DHP?

yang mana !8P saat ini digunakan di Papua.

!osis obat untuk malaria #i#a$ sama dengan malaria faliparum,

dimana perbedaannya adalah pemberian obat primakuin selama 1 hari

dengan dosis *,2 mg > kg ;;.

Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke%2= setelah

 pemberian obat, ditemukan keadaan sebagai berikut #linis sembuh (se'a# 

hari #e-) dan tida# ditemu#an parasit stadium ase#sual se'a# hari #e-.

Pengobatan tidak efektif apabila dalam 2= hari setelah pemberian obat

a. <e&ala klinis memburuk dan parasit aseksual positif, atau

 b. <e&ala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang(persisten) atau timbul kembali sebelum hari ke 1 (kemungkinan

resisten).

. <e&ala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul kembali antara hari

ke 1 sampai hari ke 2= (kemungkinan resisten, relaps atau infeksi

 baru).

28

Page 29: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 29/37

2. Pen$o)atan "ini &ed*a ma"aria ia&s

 Kina tablet 

3ablet kina yang beredar di /ndonesia adalah tablet yang mengandung 2**

mg kina fosfat atau sulfat. 9ina diberikan per%oral, + kali sehari dengan

dosis 1*mg>kg;;>kali selama 6 hari.

!osis kina adalah +* mg>kg;;>hari. Pemberian kina pada anak usia

dibawah 1 tahun harus dihitung berdasarkan berat badan.

 Primakuin

!osis Primakuin adalah *.2 mg>kg;; per hari yang diberikan selama 1

hari. 'eperti pengobatan malaria pada umumnya, primakuin tidak boleh

diberikan kepada /bu hamil, bayi I 1 tahun, dan penderita defisiensi <C%

P!. 9ombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria #i#a$ yang resisten

terhadap pengobatan A3.

3abel . Pengobatan lini kedua malaria #i#aks>malaria o#ale

29

Kina Prima&*in

Page 30: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 30/37

%. Pen$o)atan ma"aria ia&s =an$ re"aps

Pengobatan kasus malaria #i#aks relaps (kambuh) sama dengan

regimen sebelumnya hanya dosis primakuin ditingkatkan, primakuin

diberikan selama 1 hari dengan dosis *, mg>kgbb>hari.

9husus untuk penderita defisiensi enzim <CP! yang dapat

diketahui melalui anamnesis ada keluhan atau riwayat warna urin oklat

kehitaman setelah minum obat (golongan sulfa, primakuin, kina,

klorokuin dan lain%lain), maka pengobatan diberikan seara mingguan.

3abel C. Pengobatan malaria #i#aks penderita defisiensi <CP!

III. Pen$o)atan ma"aria ma"ariae

Pengobatan malaria malariae ukup diberikan A3 1 kali per%hari selama +

hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya.

 Tindakan Umum dan Supprti!e

• "e#a$kan %alan na&a$ untuk meng'indari adanya a$(k$ia)

#ila perlu #erikan k$igen

• *er#aiki keadaan umum. "eri +airan

• ,nitr tanda !ital -ke$adaran) perna&a$an) T) $u'u

• akukan pemerik$aan dara' te#al ulang untuk kn(rma$i

diagn$i$

*eng#atan $imptmatik

• "erikan antipiretik pada penderita demam untuk men+ega'

'ipertermia

• "erikan antikn!ul$an pada penderita ke%ang

ndika$i pulang

• eadaan umum #aik

30

Page 31: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 31/37

• eadaan klini$ mem#aik

•  Tidak ada tanda kmplika$i.

>I.PEN7E6AHAN DAN PEN6ENDALIAN

Mereka yang berisiko harus tidur di bawah tempat tidur berkelambu,

menutupi kulit yang terpa&an antara waktu sen&a dan fa&ar saat nyamuk aktif,

dan menggunakan losion antinyamuk. Profilaksis harus digunakan mengikuti

saran terbaru dari para ahli, tetapiperlu diingat bahwa pasien yang

mengonsumsi profilaksis dapat tetap terkena malaria.1*

;eberapa #aksin yang sedang dikembangkan ditu&ukan terutama untuk 

melawan sporozoa. ?aksin yang melawan stadium sel darah merah dan

gametosit, ditambah obat kombinasi, mungkin akan diperlukan.1*

>II. PE8BERAN#ASAN

3u&uan pemberantasan adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan

kematian, sehingga tidak lagi merupakan masalah kesehatam masyarakat.

Pemberantasan dilakukan dengan mematahkan mata rantai daur hidup parasit,

yaitu dengan memusnahkan parasitnya dalam badan manusia dengan

 pengobatan atau memusnahkan nyamuk #ektornya dengan berbagai ara.

'ebaiknya pemberantasan dilakukan dengan kedua ara seara serentak, yaitu

mengobati pengandung parasit dan meghilangkan tempat perindukan #ektor 

atau membunuh #ektor dengan berbagai insektisida.

!alam pemberantasan malaria dapat dibedakan pemberantasan (control )

dan pembasmian (eradication), !i /ndonesia pada taraf sekarang dilakukan

 pemberantsan sa&a. Program pemberantasan malaria yang saat ini dilakukan

meliputi

a) !iagnosis awal dan pengobatan yang tepat

 b) Program kelambu dengan insektisida

) Penyemprotan

d) Pengawasan deteksi aktif dan pasif

e) 'ur#ei demam dan pengawasan migran

f) !eteksi dan kontrol epidemik 

g) ar#aiding

h) Peningkatan kemampuan (capacity building )

31

Page 32: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 32/37

>III. PRO6NOSIS

Prognosis malaria #i#aks biasanya baik, tidak menyebabkan kematian.

;ila tidak diberi pengobatan, serangan pertama dapat berlangsung 2 bulan atau

lebih. 0ata%rata infeksi malaria #i#aks tanpa pengobatan berlangsung + tahun,

tetapi pada beberapa kasus dapat berlangsung lebih lama, terutama karena

relapsnya.

Prognosis malaria malariae tanpa pengobatan umumnya rekurens dan

dapat berlangsung sangat lama. Prognosis malaria o#ale umumnya baik,

 penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

Prognosis penderita malaria falsiparum umumnya buruk, akan &auh lebih

 baik bila penderita sudah ditangani dalam = &am se&ak masuk ke stadium

malariaberat. Mortalitas malaria berat masih ukup tinggi, yaitu 2*%* dan hal

ini tergantung umur penderita, status imun, asal infeksi, fasilitas kesehatan serta

keepatan menegakkan diagnosis dan pengobatan.

BAB I9

PE8BAHASAN

!iagnosis pasien ini ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik 

dan pemeriksaan laboratorium.

  ;erdasarkan anamnesis, penderita mengalami demam dirasakan se&ak 1

minggu sebelum masuk 0'. !emam bersifat hilang timbul, hilang dengan obat

 penurun demam kemudian demam naik lagi. !emam diawali dengan menggigil.

Penderita berkeringat banyak saat panas turun. 8al ini sesuai dengan trias malaria

32

Page 33: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 33/37

seara berurutan yaitu  periode dingin mulai menggigil, diikuti dengan

meningkatnya temperatur, diikuti dengan periode panas panas badan tetap tinggi

 beberapa &am, diikuti dengan keadaan berkeringat, kemudian periode ber#eringat 

 penderita berkeringat banyak dan temperatur turun, dan penderita merasa sehat.

3rias malaria lebih sering ter&adi pada infeksi plasmodium ?i#a$, pada

 plasmodium faliparum menggigil dapat berlangsung berat ataupun tidak ada.

Periode tidak panas berlangsung +C &am pada plasmodium #i#a$ dan o#ale, 12

 &am plasmodium faliparum, C* &am pada plasmodium malariae.

'akit kepala ada, bersifat hilang timbul, timbul bersamaan dengan

timbulnya panas, sakit perut (B), nafsu makan menurun (B), dan nyeri sendi (B).

;erdasarkan kepustakaan keluhan sakit kepala, perut tidak enak, muntah, diare

ringan, kelesuan, nyeri sendi dan tulang, merasa dingin di punggung, dan

anoreksia merupakan keluhan prodormal yang dapat ter&adi pada pasien malaria.

9eluhan prodormal sering ter&adi pada plasmodium #i#a$ dan o#ale, sedang pada

 plasmodium faliparum dan malariae keluhan prodormal tidak &elas bahkan ge&ala

dapat mendadak.

!ari pemeriksaan fisik didapati suhu badan penderita +4,6L (febris) dan

anemia.

Anemia pada pasien ini disebabkan oleh hemolisis dan diseritropoeisis.

@leh karena skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka akan ter&adi

anemia. ;eratnya anemia yang tidak sebanding dengan parasitemia menun&ukkan

adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. !iduga terdapat toksin

malaria yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit peah

saat melalui limpa dan keluarlah parasit. "aktor lain yang menyebabkan ter&adinya

anemia karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit. ;erdasarkan klasifikasi

dera&at anemia menurut G8@, pada pasien ini mengalami anemia ringan dengan

8b 6,1 gr>dl.

!iagnosis pasti malaria dilakukan dengan menemukan parasit dalam darah

yaitu pemeriksaan morfologi darah tepi melalui apusan darah tepi tebal maupun

33

Page 34: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 34/37

tipis dengan pewarna <iemsa. Pada pasien ini mikroskopik darah tepi didapati

adanya plasmodium vivax.

:ntuk terapi malaria pada kasus ini penderita diberikan

!ihydroartemisindan piperaKuin yang merupakan pengobatan A3 (Artemisinin

 base ombination 3herapy). <olongan artemisinin (A03) telah dipilih sebagai

obat utama karena efektif dalam mengatasi plasmodium yang resisten dengan

 pengobatan. 'elain itu artemisinin &uga beker&a membunuh plasmodium dalam

semua stadium termasuk gametosit. uga efektif terhadap semua spesies

 plasmodium. Penggunaan artemisinin seara monoterapi akan mengakibatkan

ter&adinya rekrudensi. @leh karena itu G8@ memberikan petun&uk penggunaan

artemisinin dikombinasikan dengan obat antimalaria yang lainnya.

Pada pasien ini selain diberikan !ihydroartemisindan piperaKuin &uga

diberikan obat malaria non%A3 yaitu primakuin selama 1 hari. Primakuin

dipakai sebagai obat pelengkap atau pengobatan radikal terhadap plasmodium

faliparum atau faliparum #i#a$. Pada plasmodium #i#a$ dosisnya 1 mg> hari

selama 1 hari itu untuk membunuh gamet dan hipnozoit (anti relaps).

Parasetamol ** mg dibagi J tablet hanya diberikan &ika pasien demam.

!iagnosis banding pada pasien ini dapat disingkirkan karena pola demam

typoid adalah remiten dan pada /'9 demamnya tidak &elas sedangkan pada pasien

ini didapati demam yang intermiten dan periodik. :ntuk ge&ala klinis demam

typoid lainnya seperti lidah kotor, gangguan penernaan seperti diare, serta

 penurunan kesadaran tidak ditemukan pada pasien ini. <e&ala /'9 seperti nyeri

 pinggang, nyeri pada saat berkemih &uga tidak ditemukan pada pasien ini.

Prognosis untuk malaria yang disebabkan oleh  P.vivax  pada umumnya

 baik, tidak menyebabkan kematian, walaupun tidak diobati infeksi rata%rata dapat

 berlangsung sampai + bulan atau lebih lama oleh karena mempunyai sifat relaps.

34

Page 35: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 35/37

BAB 9

KESI8PULAN

 

Malaria adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh  plasmodium  yang

menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual

dalam darah.

 

Pada kasus ini pasien didiagnosa dengan malaria #i#a$. !iagnosis

ditegakkan berdasarkan anamnesis yaitu didapatinya ge&ala trias malaria,

mual, sakit kepala, pusing, nyeri otot, dan nyeri perut. pada pemeriksaan

fisik didapati suhu tubuh febris, anemia, dan pada pemeriksaan

laboratorium yaitu pemeriksaan !!0 malaria rapid (B) berupa malaria

#i#a$.

35

Page 36: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 36/37

 

Pada pasien ini diberikan A3 berupa !ihydroartemisin piperaKuine

(!8P) (1 J tablet) per hari selama + hari, &uga diberikan obat malarianon%A3 yaitu primakuin (J tablet>hari) selama 1 hari yaitu untuk 

membunuh gamet dan hipnozoit (anti%relaps) serta paraetamol &ika pasien

demam.

 

Prognosis pasien ini adalah dubia ad bonam

!A"3A0 P:'3A9A

1. 'oedarto. Malaria. /n Pengobatan Penyakit Parasit Amubiasis, Malaria,

aing 3ambang, "ilariasis S Penyakit Parasit lainnya. akarta ?

'agung 'etoT 2**4. p. 4%1=, 1*%121.

2. Arfianti , 'oegi&anto '. Malaria. /n 'oegi&anto ', editor. 9umpulanMakalah Penyakit 3ropis dan /nfeksi di /ndonesia. 'urabaya Airlangga

:ni#ersity PressT 2**. p. 1%1.

+. 8ari&anto P. Malaria. /n ;uku A&ar /lmu Penyakit !alam. th ed. akarta

"akultas 9edokteran :ni#ersitas /ndonesiaT 2**C.

. 'utanto /, Pribadi G. Parasit Malaria. /n 'utanto /, /smid /', '&arifuddin

P9, 'ungkar ', editors. ;uku A&ar Parasitologi 9edokteran. th ed. akarta

36

Page 37: Malaria 121

7/23/2019 Malaria 121

http://slidepdf.com/reader/full/malaria-121 37/37

;adan Penerbit "akultas 9edokteran :ni#ersitas /ndonesiaT 2*11. p. 1=4%

2+C.

. Astuti 8, Pribadi G. Dpidemiologi Malaria. /n 'utanto /, /smid /',

'&arifuddin P9, 'ungkar ', editors. ;uku A&ar Parasitologi 9edokteran. th

ed. akarta ;alai Penerbit "akutas 9edokteran :ni#ersitas /ndonesiaT

2*11. p. 2+6%21.

C. 8ari&anto P-, -ugroho A, <unawan A. Malaria !ari Molekuler ke

9linis. akarta Penerbit ;uku 9edokteran D<T 2**4.

6. Mansyor A. Malaria. /n 9apita 'elekta 9edokteran. +rd  ed. akarta

"akultas 9edokteran :/T 2**1.

=. Prasetyo 08. Plasmodium. /n Prasetyo 08, editor. Atlas ;erwarna

Protozoologi 9edokteran. 'urabaya Airlangga :ni#ersity PressT 2**. p.

1C%21*.

4. !irektorat enderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan ingkungan

!epkes 0/. Pedoman Penatalaksanaan 9asus Malaria !i /ndonesia,

<ebrak Malaria ;akti 8usadaT 2**=.

1*. <illespie '8, ;amford 9;. Malaria, leishmaniasis, dan tripanosomiasis.

/n Astikawati 0, 'afitri A, editors. At a <lane Mikrobiologi Medis dan

/nfeksi. +rd ed. akarta DrlanggaT 2**4. p. =C%=6.