manual mahasiswa respirasi 2012-2013
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
1/21
PENUNTUN CSL
Penyusun
Dr. Irawaty Djaharuddin, SpP
Dr.Nur Ahmad Tabri, Sp.PDDr. Sri Asriyani,Sp.Rad.
Sistim RespirasiFakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2013
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
2/21
TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILL LAB
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Fak. Kedokteran UNHAS,harus mematuhi tata-tertib laboratorium, seperti di bawah ini.
A. Sebelum pelatihan/praktikum, mahasiswa diharuskan,
1. Membaca Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Sistim atau Penuntunpraktikum yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang
keterampilan yang akan dilakukan,
2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada buku Penuntun
yang bersangkutan
A. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:
1. datang tepat waktu.
2. wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum/CSL
3. diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan
sopan layaknya seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semuasemua mahasiswa tidak diperkenankan memakai celana jins, baju kaos (T
shirt), dan sandal. Mahasiswa pria yang berambut panjang sampai
menyentuh kerah baju, tidak diperkenankan mengikuti semua kegiatan
pembelajaran di Fak. Kedokteran UNHAS
4. tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
5. diharuskan mengenakanjas laboratorium yang bersihpada setiap kegiatan
di Laboratorium Fak. Kedokteran UNHAS Bagi mahasiswi yang berjilbab,jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.
6. diharuskan memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas yangdisertai dengan No. Pokok Mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek atau
nama panggilan.
7. tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kerja, tas, buku dan lain-lainbarang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan latihan yang dilakukan,
8. diharuskan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan laboratorium,
utamanya meja kerja. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi
(kertas, batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah yang telah
disediakan. Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas
lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah medis yang
mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi,
9. diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan/praktikum,
termasuk mengikuti kuis,
10. diharuskan memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau
bagian tubuh manusia
11. diharuskan bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadi
karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang
bersangkutan. Misalnya model yang rusak harus diganti melalui Fak.
Kedokteran UNHAS, yang dibiayai oleh mahasiswa yang merusak. Danapengganti sama dengan harga pembelian barang pengganti.
12. tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar di Fak. KedokteranUNHAS
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
3/21
PENGANTAR
Buku panduan skill lab system Respirasi ini berisis 4 (empat) keterampilan
utama, yaitu :
1. Keterampilan Teknik Anamnesis keluhan utama yang berhubungan
dengan sistem Respirasi dengan penggalian riwayat penyakit yang lebih
spesifik mengarah ke sistem respirasi.
2. Keterampilan pemeriksaan fisik paru. Diharapkan selesai mengikuti
kegiatan keterampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan fisik paru secara berurutan.
3. Keterampilan cara membaca foto rontgen yang berkaitan dengan
kelainan-kelainan sistem respirasi.
4. Keterampilan penggunaan Nebulizer
Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan keterampilan klinik lain, juga berisi daftar tilik
sebagai lembar penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai penilaian akhir
serta membantu dalam menilai kemajuan tingkat keterampilan yang dilatih.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.
Makassar, Februari 2013
Koordinator Skill Lab.
Sistem Respirasi
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
4/21
TEKNIK ANAMNESIS PASIEN DAN PEMERIKSAAN
FISIK DIAGNOSTIK PARU
Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter
(pemeriksa) dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakityang diderita dan informasi lainnya yang berkaitan yang dapat mengarahkan
diagnosis penyakit pasien. Banyak keluhan yang akan disampaikan oleh pasiententang penyakitnya, walaupun demikian tidak semua keluhan atau informasi-
informasi yang disampaikan dapat bermakna atau berkaitan dengan sistem Respirasisehingga diperlukan suatu teknik bertanya untuk menggali informasi tersebut.
Pemeriksaan fisik pada sistem Respirasi sebenarnya dimulai dari pemeriksaan
hidung sampai ke pemeriksaan paru, tapi pada CSL ini hanya menjelaskan tentang
teknik pemeriksaan fisis paru. Pemeriksaan fisis paru ini meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
tanda-tanda (sign) yang berkaitan dengan penyakit. Pada CSL ini pemeriksaan
dilakukan dengan manekin ataupun dengan orang coba. Khusus pemeriksaan
auskultasi disiapkan tape yang berisi bunyi nafas fisiologis dan pathologis.
INDIKASI
1. Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit dari seorang pasien.2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya
3. Mengetahui perkembangan dan kemajuan terapi
4. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna pada
pasien
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
5/21
PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN FISIS DIAGNOSTIK PARU
Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi secara berurutan dan mampu mengetahui
keadaan normal dan abnormal pada sistem tersebut.
Tujuan Instruksional Khusus
1. Melakukan anamnesis pasien dengan lengkap dan sistematis.2. Melakukan pemeriksaan inspeksi :
Melakukan inspeksi dari depan dan dari belakang thorax
Mampu membedakan bentuk normal dan abnormal rongga thorax
3. Melakukan pemeriksaan palpasi
Mampu merasakan perbandingan gerakan nafas kanan dan kiri penderita
Mampu membandingkan fremitus suara kiri dan kanan penderita
4. Melakukan pemeriksaan perkusi
Mampu melakukan pemeriksaan perkusi dari atas ke bawah secara sistematis
Mampu melakukan perkusi untuk mengetahui batas paru-hepar
5. Melakukan auskultasi
Mampu melakukan pemeriksaan auskultasi secara sistematis Mampu mendengarkan suara nafas saat inspirasi dan ekspirasi
Mampu membedakan suara nafas normal dan abnormal
Mampu mengenal bunyi tambahan pada auskultasi paru
Media dan alat bantu pembelajaran
a. Daftar panduan belajar untuk anamnesis
b. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisis diagnostik paru
c. Stetoskop,lap,air mengalir, probandus/manekin/auscultation trainer dan
smartscope/ amplifier speaker system/dual head training stetoskop
d. Status penderita, pulpen, pensil
Metode pembelajaran1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan system skor
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
6/21
DESKRIPSI KEGIATAN PEMERIKSAAN ANAMNESIS FISIS DIAGNOSTIK PARU
Kegiatan Waktu deskripsi
1. Pengantar 2 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya
jawab
23 menit 1. Mengatur mahasiswa2. Dosen memberikan contoh bagaimana cara
melakukan anamnesis yang benar dan dosenlainnya memberikan contoh pemeriksaan fisik
dengan benar
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya
3. Praktek melakukan
anamnesis dan
pemeriksaan fisis
diagnostik paru
90 menit 1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok
sesuai dengan ketentuan
2. Setiap pasangan praktek melakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisi
3. Pelatih mengawasi sampai memberikan
perintah bila ada hal-hal yang diperlukan
4. Diskusi 15 menit Apa yang dirasakan oleh mahasiswa dankendala/kesulitan yang dialami selama
melakukan kegiatanDosen menyimpulkan apa yang dilakukan
mahasiswa
Total Waktu 150 menit
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
7/21
PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN
FISIK DIAGNOSTIK PARU
A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA BATUK
LANGKAH KLINIK
1. PERSIAPAN PERTEMUAN- penampilan pemeriksa
- waktu yang cukup - tempat yang aman
2. SAAT ANAMNESIS1. Memperlihatkan sikap yang ramah, mengucapkan salam2. Perkenalkan diri melalui jabat tangan
3. Menjelaskan tujuan anamnesis4. Menciptakan suasana yang bersahabat dalam rangka membina sambung rasa
5. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami6. Menjadi pendengar yang baik
7. Memberikan kesempatan kepada penderita untuk memberikan respon
8. Anamnesis dimulai dengan menanyakan data umum yaitu :
NamaUmur
Alamat
Status perkawinanPekerjaan
9. Menanyakan keluhan utama (batuk) dan menggali riwayat penyakit sekarang.
Menanyakan
Onset dan lamanya keluhan batuk
Sifat dari batuk (kering atau produktif)
Warna lendir dan apakah disertai darah
Keluhan lain yang menyertai batuk
Sudah pernah berobat atau belum
10. Riwayat penyakit masa lalu Apakah pernah menderita penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya?
Tanyakan penyakit lain yang pernah diderita
11. Mengenal riwayat psikososial
Tanyakan kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan/berpengaruh dengan keluhan
sekarang. Misalnya riwayat merokok, riwayat pekerjaan, alergi akan binatangpeliharaan dll
12. Riwayat penyakit dalam keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit/keluhan yang sama, bilaada ditanyakan kedekatannya dengan yang menderita
3. MELAKUKAN ANAMNESIS SISTEM LAIN
Menanyakan fungsi fisiologis lain , bila ada gangguan lanjutkan
anamnesis berdasarkan keluhan tersebut.
mmmmmmmmm
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
8/21
B. PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK PARUMmmmmmmmmmmmm
Persiapan
Mempersilahkan duduk/ berbaring
Penderita diminta melepaskan pakaian
INSPEKSI1. Perhatikan bentuk dan pergerakan pada toraks
Bentuk/ukuran toraksCekung atau cembung salah satu sisi atau kedua-duanya
Perhatikan apakah terdapat daerah-daerah yang menonjol atau retraksi lokal
Apakah terdapat deformitas rongga dada
Pergerakan dinding toraks
Berkurang pada gangguan otot pernapasan, tahanan dinding toraks yangmeningkat, pengembangan paru yang berkurang, penekanan jaringan paru,
hiperinflasi.
Apakah penderita menggunakan otot-otot tambahan untuk bernafas
PALPASI2. Palpasi, dengan menggunakan kedua tangan untuk memastikan
- Apakah terdapat nyeri tekan lokal
- Apakah terdapat massa atau krepitasi - posisi trakea : apakah ada deviasi ke kanan/kiri (pemeriksaan dengan jari telunjuk)
3. Pemeriksa melakukan pemeriksaan palpasi di anterior dan posterior4. Meletakkan kedua telapak tangan pada dinding/samping dada
5. Mempersilahkan menarik nafas panjang6. Mempersilahkan mengucapkan kata sembilan-sembilan atau iii iii iii
7. Menentukan perbedaan vocal fremitus kiri dan kanan. Intensitas vocal fremitusrelatif sama pada permukaan toraks kecuali hemitoraks kanan lebih kuat karena letakanatomi bronkus besar lebih dekat ke dinding dada.
PERKUSI8. Perkusi dilakukan dalam posisi tegak karena suara perkusi dapat berubah karena
perubahan letak organ.
9. Melakukan perkusi dari atas kebawah pada dada depan dan belakang
10. Membandingkan tempat-tempat yang simetris dan identik pada kedua hemitoraks11. Menentukan batas perubahan sonor ke pekak
12. Beri tanda untuk tindakan punksi percobaan (bila ditemukan daerah pekak curiga
efusi pleura)13. Tentukan apeks paru dengan perkusi bahu mulai lateral (suara redup). Perkusi
diteruskan ke medial sampai terdengan sonor, berilah tanda. Lakukan perkusi dari
pangkal leher ke arah lateral sampai terdengan suara sonor, berilah tanda. Puncakparu terletak diantara kedua tanda tersebut.
AUSKULTASI14. Stetoskop diletakkan pada anterior, lateral dan posterior dada secara sistematis
15. Penderita diminta untuk menarik nafas panjang
16. Lakukan auskultasi secara sistematis dan bandingkan bunyi yang terdengar pada tiapsisi17. Menentukan jenis suara pernafasan dan suara tambahan
* Vesikuler* Bronkovesikuler
* Bronkial* Ronki* Wheezing* Stridor
18. Menentukan lokasi perubahan dari suara normal ke abnormal
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
9/21
TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX PADA SISTEM RESPIRASI
Foto thorax adalah foto X-ray pada thorax yang dibuat untuk membantu
melihat kelainan-kelainan yang ada pada rongga thorax. Pemeriksaan ini merupakan
pemeriksaan yang cukup penting dalam penegakan diagnosis penyakit, utamanya
sistem respirasi. Pada foto thorax ini kita dapat melihat kelainan-kelainan yang ada
pada paru, pleura, organ-organ mediastinum, tulang-tulang dan pada jaringan lunak
sekitarnya. Dalam pembuatan foto thorax haruslah diperlihatkan beberapa keadaansehingga foto thorax yang dihasilkan dapat memenuhi syarat.
Indikasi Foto Thorax
1. Pasien dengan riwayat batuk.2. Pasien dengan sesak
3. Nyeri dada4. Untuk check up
5. Kelainan-kelainan pada dinding thorax
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu melakukan penilaian
terhadap foto thorax dengan kelainan-kelainan penyakit sistem respirasi.
Tujuan Instruksional Khusus1. Mampu menentukan jenis posisi foto thorax
2. Mampu membedakan foto thorax yang memenuhi syarat/tidak
3. Mampu menentukan adanya kelainan pada paru-paru dan pleura
Media dan alat bantu pembelajaran
1. Daftar panduan belajar untuk teknik penilaian foto
2. Light box
3. Foto thorax
Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab5. Evaluasi melalui check list
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
10/21
TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX UNTUK SISTEM RESPIRASI
LANGKAH KLINIK
1. Melalukan pemeriksaan identitas pasien sesuai nomor register foto :
Nama
Umur
Jenis Kelamin Tanggal
2. Melakukan pemeriksaan identitas foto yaitu
No foto
Marker dari fotoberupa R L atau D S
3. Memasang foto di light box dengan beranggapan pasien berhadapan
dengan pemeriksa
4. Menentukanposisi foto apakah PA, AP, Lateral (R/L), Lateral dekubitus(R/L) atau oblik
5. Menentukan i foto memenuhi syarat atau tidak, dengan menilai :1. Inspirasi cukup dilihat dari posisi kedua diagfragma (kanan setinggi
intercostal IX X posterior, dan diafragma kanan lebih tinggi dari
pada kiri)
2. Posisi simetris, dapat dilihat dari projeksi tulang corpus vertebra
thoracal yang terletak ditengah sendi sternoclaviculer kanan dan kiri.
3. Film meliputi seluruh cavum thorax mulai dari puncak cavum thorax
sampai sinus phrenico-costalis kanan kiri dapat terlihat pada film
tersebut.
4. Vertebra thoracal biasanya terlihat hanya sampai Th. 3-4.
6. Melakukan penilaian terhadap foto thorax :
Periksa vaskuler parenchym paru, hili, mediastinum dan kedua
sinus/diafragma.
Karakteristik kelainan/lesi pada paru-paru, pleura, diagfragma atau
mediastinum. Periksa, apakah ada efek dari kelainan/lesi berupa pendorongan atau
penarikan terhadap hili, diagfragma, mediastinum dan
penyempitan/pelebaran sela iga.
Pada anak-anak, periksa, apakah ada pembesaran kelenjarparatrakeal/parahiler.
Periksa, apakah ada organ abdomen dalam rongga thorax.
Periksa keadaan soft tissue dan tulang-tulang iga/clavicula7. Menentukan diagnosa berdasarkan kelainan yang ditemukan
8. Mengusulkan tambahan foto thorax posisi lain untuk lebih memperkuat
diagnosa (bila perlu).
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
11/21
TEKNIK NEBULIZER
Indikasi nebulizer1. Asma Bronkialis
2. Penyakit Paru Obstruksi Kronik3. Sindroma Obstruksi Post TB
4. Mengeluarkan dahak
Cara Penggunaan Alat :
1. Buka tutup tabung obat, masukkan cairan obat kedalam alat penguap sesuai
dosis yang telah ditentukan.
2. Gunakan mouth pieceatau masker (sesuai kondisi pasien). Tekan tombol on
pada nebulizer. Uap yang keluar dihirup perlahan-lahan dan dalam, inhalasi
ini dilakukan terus menerus sampai obat habis. Hal ini dilakukan berulang-
ulang sampai obat habis (+ 10 15 menit)
Interpretasi
1. Bronkospasme berkurang atau menghilang2. Dahak berkurang
Catatan :1. Bila memungkinkan, kumur daerah tenggorok sebelum penggunaan
nebulisasi.2. Pasien harus dilatih menggunakan alat secara benar
3. Perhatikan jenis alat yang digunakanPada alat tertentu maka uap obat akan keluar pada penekanan tombol, pada
alat lain obat akan keluar secara terus menerus.
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
12/21
PENUNTUN BELAJAR TEHNIK INHALASI DENGAN
NEBULIZER
PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETRAMPILAN TERAPI INHALASI DENGAN NEBULIZER
No Langkah/Kegiatan Kasus
Medical Consent
1 Sapalah penderita atau keluarganya dengan
ramah dan perkenalkan diri anda, serta tanyakankeadaannya.
2 Berikan informasi umum kepada penderita atau
keluarganya tentang indikasi/tujuan dan cara
pemakaian alat.
Persiapan alat
4 Mempersiapkan alat sesuai yang dibutuhkan :
- Main unit
- Nebulizer kit (masker,
mouthpiece)- Obat-obatan
5 Memperhatikan jenis alat nebulizer yang akan
digunakan ( sumber tegangan, tombol off/on),memastikan masker ataupun mouthpiece
terhubung dengan baik, persiapan obat)
Persiapan Penderita
6 Meminta penderita untuk kumur terlebih dahulu
7 Mempersilakan penderita untuk duduk,
setengah duduk atau berbaring (menggunakan
bantal), posisi senyaman mungkin.
8 Meminta penderita untuk santai dan
menjelaskan cara penggunaan masker (yaitu
menempatkan masker secara tepat sesuai bentuk
dan mengenakan tali pengikat). Bila
menggunakan mouthpiece maka mouthpiece
tersebut dimasukkan ke dalam mulut dan mulut
tetap tertutup
9 Menjelaskan kepada penderita agar penderita
menghirup uap yang keluar secara perlahan-
lahan dan dalam hingga obat habis
10 Melatih penderita dalam penggunaan masker
atau mouthpiece.
11 Memastikan penderita mengerti dan berikankesempatan untuk bertanya.
Pelaksanaan Terapi Inhalasi
12 Menghubungkan nebulizer dengan sumber
tegangan
13 Menghubungkan air hose, nebulizer dan
masker/mouthpiece pada main kit
14 Buka nebulizer kit (tutup tabung obat),
masukkan cairan obat ke dalam alat penguap
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
13/21
sesuai dosis yang telah ditentukan.
15 Gunakan mouthpiece atau masker sesuaikondisi pasien
16 Mengaktifkan nebulizer dengan menekantombol Onpada main kit. Perhatikan jenis alat,
pada nebulizer tertentu, pengeluaran uap harus
menekan tombol pengeluaran obat padanebulizer kit
17 Mengingatkan penderita, jika memakai masker
atau mouthpiece, uap yang keluar dihirupperlahan-lahan dan dalam secara berulang
hingga obat habis (kurang lebih 10-15 menit)
18 Tekan tombol off pada main kit, melepas
masker/mouthpiece, nebulizer kit, air hose,menekan tombol off main kit.
19 Menjelaskan kepada penderita bahwapemakaian nebulizer telah selesai dan
mengevaluasi penderita apakah pengobatan
yang dilakukan memberikan
perbaikan/mengurangi keluhan.
20 Membersihkan mouthpiece dan nebulizer kit
serta obat-obatan yang telah dipakai
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
14/21
KETERAMPILAN
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN
SWAB NASOPHARINGEAL DAN OROPHARIGNEALOleh: Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum (TIU)Setelah menyelesaikan pelatihan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukanpengambilan dan transport swab nasopharingeal dan oropharingeal secara baik, benar
dan efisien.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)Setelah selesai melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu.:
1. melakukan persiapan penderita dengan benar
2. melakukan persiapan alat/bahan dengan benar
3. memberikan inform concent yang baik dan benar kepada penderita dan/ataukeluarganya.
4. melakukan cuci tangan rutin dan asepsis dengan benar
5. memasang sarung tangan steril dengan benar, dan melepaskannya setelahpekerjaan selesai.6. menempatkan pasien posisi yang tepat
7. mengambil usap nasopharingeal dan oropharingeal dengan benar8. menyiapkan usap nasopharingeal dan oropharingeal untuk pengiriman dengan
benar,
9. melakukan pengiriman spesimen ke laboratorium secara benar dan tepat
ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN- sabun cair - Kain kasa steril
- larutan antiseptik - Sarung tangan steril
- lidi kapas steril - Air bersih
- transport medium/medium hank - Spatel lidah- tempat sampah medis - Handuk kecil atau tissue
- tempat sampah non-medis - NaCl fisiologis
- Baskom berisi larutan lisol 5% - Ember berisi lisol 5%
INDIKASI1. Penderita dengan suspek flu burung dan flu babi
2. Penderita suspek influenza
ACUANFlu burung atau flu unggas yang juga sering disebut avian influenza, pada
umumnya tidak menyerang manusia. Beberapa tipe terbukti dapat menyerang
manusia atau suatu tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas danmenyerang manusia. Penyakit mematikan ini telah menjadi pandemi di dunia.Mulai timbul kepanikan di beberapa negara ketika wabah tersebut
menyebabkan kematian yang sangat cepat dengan tingkat kematian (casefatality rate) mencapai lebih dari 80%. Penyakit flu burung ini tercatat pertama
kali diidentifikasi di Italia lebih dari 100 tahun lalu. Pada mulanya, penyakitini adalah penyakit hewan yang menyerang bangsa unggas.
Avian influenza adalah penyakit virus yang menyerang berbagai jenis unggas,
meliputi ayam, kalkun, merpati, unggas air, burung-burung piaran, hingga ke
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
15/21
burung-burung air. Virus ini juga didapatkan pada babi, kuda, dan binatang
laut menyusui seperti ikan paus dan anjing laut. Terakhir terungkap virus
H5N1 telah diidentifikasi pada harimau, kucing dan macan tutul, yang
sebelumnya dianggap sebagai binatang yang tidak dapat dicemari oleh virus
flu burung. Babi juga dapat tertular dan sebagai perantara penularan kemanusia. Belakangan terungkap virus bukan hanya menempel di kulit, tetapi
dibiakkan dan bermutasi di peredaran darah binatang babi.
Penyebab flu burung pada bangsa unggas adalah virus influenza tipe A.Virus menakutkan ini adalah termasuk family Orthomyxoviridae dari genus
influenza. Ukuran diameter Virions adalah 80 hingga 120 nanometer yangberbentuk filament. Susunan virus terdiri dari 8 segmen berbeda dari negative-
stranded RNA. Subtipe H5 dan H7 virus flu burung adalah yang menyebabkan
wabah dengan tingkat kematian tinggi (patogenik). Hanya ada satu galur dari
virus flu burung yang tingkat kemampuan mematikannya tinggi atau high-
phatogenic avian influenza (HPAI) H5N1 yang dapat menginfeksi manusia
(Zoonosis).
Virus flu burung dianggap lebih berbahaya dari SARS (Severe acute
respiratory syndrome), karena kemampuan virusnya untuk membangkitkanhampir keseluruhan respon bunuh diri dalam system imunitas tubuh manusia.
Dari beberapa hasil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit
oleh influenza A atau virus H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan jumlah
besar dalam kotorannya.
Virus ini dapat bertahan hidup di air sampai empat hari pada suhu 22 derajat
celcius dan lebih dari 30 hari pada nol derajat celcius. Di dalam kotoran dantubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama. Virus ini mati pada
pemanasan 56 derajat Celcius dalam 3 jam atau 60 derajat celcius selama 30menit. Bahan disinfektan formalin dan iodine dapat membunuh virus
menakutkan ini.Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Burung yang
terinfeksi virus akan mengeluarkan virus ini melalui saliva, cairan hidung, dankotoran.
Virus Avian influenza dapat ditularkan ke manusia dengan cara; pertama
kontaminasi langsung dari lingkungan burung terinfeksi yang mengandung
virus kepada manusia. Kedua, lewat perantara binatang babi. Penularan diduga
terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran napas.
Flu burung dapat menyebar dengan cepat diantara populasi unggas dengan
kematian yang tinggi. Penyakit ini dapat juga menyerang manusia, lewat udara
yang tercemar virus itu. Hingga kini belum ada bukti yang akurat adanya
penularan dari manusia ke manusia. Juga belum terbukti adanya penularan
pada manusia lewat daging yang dikonsumsi. Orang yang mempunyai resiko
besar untuk terserang flu burung adalah pekerja peternakan unggas, penjualdan penjamah unggas. Sebagian besar kasus manusia telah ditelusuri pada
kontak langsung dengan ayam yang sakit.
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
16/21
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
# 1. Pengantar 2 menit Pengantar
# 2. Bermain Peran&
Tanya Jawab
30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa2. Dua orang instruktur memberikan
contoh bagaimana cara mengambil danmenyiapkan pengiriman swab
nasopharyngeal dan oropharingeal usaptenggorok. Mahasiswa menyimak/me-
ngamati peragaan dengan menggunakanPenuntun Belajar.
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
instruktur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting
# 3. Praktek bermain
peran dengan
Umpan Balik
100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasang-an-
pasangan. Diperlukan seorang
Instruktur untuk mengamati setiap
langkah yang dilakukan oleh setiap
pasangan.
2. Secara serentak, setiap pasangan
berpraktek melakukan langkah-langkah
pengambilan dan persiapan pengiriman
swab nasopharyngeal dan oropharingeal.
3. Instruktur berkeliling diantara pasangan
mahasiswa yang prakrtek untukmelakukan supervisi dan menggunakan
ceklis untuk menilai kerja mahasiswa.
4. Bila ada kesalahan prosedur kerja segerainstruktur menunjukkan lagi caramelalukan yang benar.
5. Instruktur memberikan pertanyaan danumpan balik kepada setiap pasangan
# 4. Curah Pendapat/ Diskusi
15 menit 1. Curah Pendapat/Diskusi : Apa yangdirasakan mudah? Apa yang sulit?
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa pada saat melakukan swab
nasopharyngeal dan oropharingeal. Apa
yang dapat dilakukan oleh dokter agar
pasien merasa lebih nyaman?
2. Instruktur membuat kesimpulan denganmenjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih belum
dimengerti
Total waktu 150 menit
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
17/21
TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT HAPUS, PEWARNAAN DAN
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
Oleh: Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah selesai mengikuti pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampumelakukan cuci tangan rutin, membuat preparat hapus, melakukan pewarnaan
preparat hapus, dan melakukan pemeriksaan mikroskopik secara baik, benar dan
efisien dari spesimen sputum
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa :
10. Dapat melakukan persiapan alat/bahan dengan benar
11. Dapat melakukan cuci tangan rutin dengan benar dan efisien
12. Dapat melakukan cuci tangan asepsis dengan benar dan efisien
13. Dapat membuat preparat hapus dari spesimen sputum dengan benar dan
efisien.
14. Dapat melakukan pewarnaan tahan asam dengan benar dan efisien.15. Dapat melakukan pemeriksaan mikroskop untuk preparat yang diwarnai,
dengan benar dan efisien.
Persiapan alat dan bahan
- air mengalir
- sabun cair - lap tangan atau tissue
- tempat sampah medis- tempat sampah non-
medis- 3 buah kaca benda
(untuk 3 orangmahasiswa)
- Sputum penderita
- Sengkelit
- Lampu spiritus- Rak pewarnaan
- Kapas- Alkohol 70%
- Obor Kecil- Mikroskop (3
mikroskop untuksatu kelompok
mahasiswa.
- Emersion oil
- Xylol
Dibawa oleh masing-
masing mahasiswa
- Spidol permanen- Masker
- Satu lbr kertassaring
- Kertas lensa (lapkaca mata)
- Korek api
Zat untuk Pewarnaan
Ziehl Neelsen
1. Larutan karbolfuchsin
2. Larutan AlkoholAsam
3. Larutan Methylenblue
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
18/21
PENUNTUN PEMBELAJARAN
TEKNIK PEMBUATAN DAN PEWARNAAN
PREPARAT MIKROSKOPIK SPUTUM
NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUSPERSIAPAN 1 2 3
1. Lakukanlah cuci tangan rutin
2. Pasanglah sarung tangan dan masker
3. Periksalah semua pealatan dan bahan yang akan digunakan
4. Ambillah kaca benda
5. Bersihkanlah kaca benda dengan alkohol 70% dan/atau
melewatkan diatas api bunsen.
6. Tuliskanlah no. registermu dan nama pewarnaan pada bagian
bawah kaca benda.
MEMBUAT PREPARAT HAPUS DARI SPUTUM
UNTUK PEWARNAAN TAHAN ASAM
1 2 3
1. Letakkanlah kaca benda , dengan tulisan nama pasien di
bagian bawah, di atas permukaan meja yang rata.
2. Dengan sengkelit, ambillah bagian sputum yang paling kental,atau bila ada ambil bagian yang kaseous dan letakkan di
permukaan pada permukaan kedua kaca benda tepat dibagian
tengah.
3. Buatlah hapusan secara merata dan tebal
4. Biarkan preparat mengering di suhu kamar. Bila mau
mempercepat pengeringan bisa menggunakan udara panas,
yaitu dengan memegang preparat kira-kira 10 cm di atas nyalaapi.
5. Setelah kering, lakukanlah fikasasi preparat dengan
melewatkan tiga kali pada nyala api.
6. Simpan untuk pewarnaan
7. Lakukan cuci tangan asepsis
MEMBUAT PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN 1 2 3
1. Letakkan kaca benda/preparat bertanda Zn, mendatar di atas
rak pewarnaan preparat.
2. Tuangilah preparat dengan larutan karbol fuchsin sampai
seluruh kaca benda tergenang zat warna.
3. Panasilah zat warna dengan api kecil dari bawah kaca benda
sampai menguap, dinginkan. Lakukanlah hal yang samasebanyak 3 kali dalam 5 menit.
4. Biarkanlah preparat dingin, buang zat warnanya dan bilasah
preparat dengan air mengalir
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
19/21
5. Lunturkanlah preparat dengan alkohol asam 3%. Pelunturan
dilakukan sampai preparat nampak berwarna merah muda
yang samar.
6. Buanglah zat pelarut dan segeralah bilas preparat dengan airyang mengalir
7. Tetesilah dengan zat warna kontras, yaitu larutan methylen
blue 0,5%, biarkanlah selama 1 menit
8. Buanglah zat warna dan bilaslah preparat dengan air yangmengalir
9. Keringkan dengan kertas saring atau tissue
10. Simpan preparat untuk dilihat di bawah mikroskop.
11. Lakukan cuci tangan rutin
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
20/21
PENUNTUN PEMBELAJARAN
PENGAMBILAN, PEMBUATAN PREPARAT LANGSUNG DAN
PERSIAPAN PENGIRIMAN SWAB NASOPHARINGEAL DAN
OROPHARINGEALOleh: Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D
PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN PENGAMBILAN DAN PERSIAPAN PENGIRIMAN
USAP TENGGOROKNO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS
PERSIAPAN PEMERIKSAAN 1 2 3Pengambilan harus dilakukan dengan memperhatikan universal precautionatau
kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan, meliputi:
1. menggunakan alat pelindung diri:
a. Jas laboratorium lengan panjang
b. Sarung tangan karetc. Kaca mata plastik (goggle)d. Masker (N95 untuk petugas kesehatan dan pasien)
e. Tutup kepala plastic
f. Penutup kaki
2. Melakukan cuci tangan dengan menggunakan desinfektan sebelum dan
setelah tindakan.
3. Menjaga kebersihan ruangan dengan menggunakan desinfektan sebelum
dan setelah tindakan.
ALAT DAN BAHAN YANG DISIAPKAN
Spesimen Sekret sal. Nafas:
Swab dacron/rayon tangkai plastik
Cryotube
Media Hanks (Virus Transport Medium=VTM) Label
Formulir / Kuisioner
PERSIAPAN PENDERITA 1 2 3
1. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri
anda, serta tanyakan keadaannya.
2. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang
pengambilan usap tengorok, dan tujuan dan manfaat untuk
keadaan klien.
3. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang keamananyang dilakukan
4. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan
yang diperlukan klien5. Jelaskan pada klien tentang hak-hak klien atau keluarganya,
misalnya tentang hak untuk menolak tindakan pengambilan usap
tenggorok.
6. Mintalah kesediaan lisan klien untuk pemeriksaan usap tenggorokPengambilan swab nasopharingeal dan oropharingeal
7. Siapkan dan periksalah alat-alat dan bahan yang akan digunakan
8 Mintalah klien untuk duduk santai sambil menyandarkan
-
7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013
21/21
kepalanya pada sandaran kepala kursi. (Klien anak-anak: dipangku
orang yang mengantar.)
9. Masukkan swab ke dalam lubang hidung sejajar dengan rahangatas. Biarkan beberapa detik agar cairan hidung terhisap.Putarlah swab sekali atau dua kali. Lakukan usapan pada kedua
lubang hidung berikan sedikit penekanan pada lokasi di mana
swab diambil.10 Lakukan usapan pada bagian belakang pharynx dan daerahtonsil, hindarkan menyentuh bagian lidah.
11 Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam cryotube(tabung tahan pendinginan) yang berisi 2 ml media transport
virus (Hanks BSS + antibiotika).
12 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut botol/tabung agarbotol/tabung dapat ditutup dengan rapat.
13 Bungkus tabung ini dengan tisu bersih dan masukkan ke tabungkemas.
14 Masukkan juga kertas koran yang telah diremas-remas untukmenghindari terjadinya benturan-benturan pada tabung saat
pengiriman.
15 Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman primer (bahanboleh dari pipa paralon atau sejenis tupper ware).
16 Label dengan identitas lengkap
MELEPASKAN ALAT PELINDUNG SETELAHPENGAMBILAN SPECIMEN
1. Buka kaca mata
2. Buka masker
3. Buka tutup kepala
4. Buka sarung tangan dan buang
5. Lakukan langkah cuci tangan
6. Buka jas/gaun dari bagian dalam ke luar.
7. Gulung jas/gaun dari bagian dalam kmd dibuang di tempat sampah
kering8. Berikanlah label pada tabung transport medium yang berisi data
pribadi klien.
9. Tulislah surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang lengkapberupa:
a. Tanggal permintaanb. Tanggal dan jam pengambilan specimen
c. Identitas penderita (nama,umur, jenis kelamin,alamat, nomorrekam medik)
d. Identitas pengirim
e. Jenis specimen
f. Pemeriksaan laboratorium yang dimintag. Transport media/pengawet yang digunakan
h. Keterangan klinis: diagnosis sementara & pemakaian
antibiotik.
10. Kirimkanlah transport medium dan amplop tadi bersama surat
pengantarnya ke laboratorium dalam suhu kamar.
11. Dalam hal laboratorium jauh, maka masukkanlah tabung dalam
tenpat pengiriman dan jaminlah agar specimen tidak tumpah.