manual mahasiswa respirasi 2012-2013

Upload: oji

Post on 24-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    1/21

    PENUNTUN CSL

    Penyusun

    Dr. Irawaty Djaharuddin, SpP

    Dr.Nur Ahmad Tabri, Sp.PDDr. Sri Asriyani,Sp.Rad.

    Sistim RespirasiFakultas Kedokteran

    Universitas Hasanuddin

    2013

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    2/21

    TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILL LAB

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Fak. Kedokteran UNHAS,harus mematuhi tata-tertib laboratorium, seperti di bawah ini.

    A. Sebelum pelatihan/praktikum, mahasiswa diharuskan,

    1. Membaca Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Sistim atau Penuntunpraktikum yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang

    keterampilan yang akan dilakukan,

    2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada buku Penuntun

    yang bersangkutan

    A. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:

    1. datang tepat waktu.

    2. wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum/CSL

    3. diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan

    sopan layaknya seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semuasemua mahasiswa tidak diperkenankan memakai celana jins, baju kaos (T

    shirt), dan sandal. Mahasiswa pria yang berambut panjang sampai

    menyentuh kerah baju, tidak diperkenankan mengikuti semua kegiatan

    pembelajaran di Fak. Kedokteran UNHAS

    4. tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.

    5. diharuskan mengenakanjas laboratorium yang bersihpada setiap kegiatan

    di Laboratorium Fak. Kedokteran UNHAS Bagi mahasiswi yang berjilbab,jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.

    6. diharuskan memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas yangdisertai dengan No. Pokok Mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek atau

    nama panggilan.

    7. tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kerja, tas, buku dan lain-lainbarang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan latihan yang dilakukan,

    8. diharuskan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan laboratorium,

    utamanya meja kerja. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi

    (kertas, batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah yang telah

    disediakan. Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas

    lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah medis yang

    mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi,

    9. diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan/praktikum,

    termasuk mengikuti kuis,

    10. diharuskan memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau

    bagian tubuh manusia

    11. diharuskan bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadi

    karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang

    bersangkutan. Misalnya model yang rusak harus diganti melalui Fak.

    Kedokteran UNHAS, yang dibiayai oleh mahasiswa yang merusak. Danapengganti sama dengan harga pembelian barang pengganti.

    12. tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar di Fak. KedokteranUNHAS

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    3/21

    PENGANTAR

    Buku panduan skill lab system Respirasi ini berisis 4 (empat) keterampilan

    utama, yaitu :

    1. Keterampilan Teknik Anamnesis keluhan utama yang berhubungan

    dengan sistem Respirasi dengan penggalian riwayat penyakit yang lebih

    spesifik mengarah ke sistem respirasi.

    2. Keterampilan pemeriksaan fisik paru. Diharapkan selesai mengikuti

    kegiatan keterampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan

    pemeriksaan fisik paru secara berurutan.

    3. Keterampilan cara membaca foto rontgen yang berkaitan dengan

    kelainan-kelainan sistem respirasi.

    4. Keterampilan penggunaan Nebulizer

    Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah melakukan

    anamnesis, pemeriksaan fisik dan keterampilan klinik lain, juga berisi daftar tilik

    sebagai lembar penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai penilaian akhir

    serta membantu dalam menilai kemajuan tingkat keterampilan yang dilatih.

    Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

    pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.

    Makassar, Februari 2013

    Koordinator Skill Lab.

    Sistem Respirasi

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    4/21

    TEKNIK ANAMNESIS PASIEN DAN PEMERIKSAAN

    FISIK DIAGNOSTIK PARU

    Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter

    (pemeriksa) dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakityang diderita dan informasi lainnya yang berkaitan yang dapat mengarahkan

    diagnosis penyakit pasien. Banyak keluhan yang akan disampaikan oleh pasiententang penyakitnya, walaupun demikian tidak semua keluhan atau informasi-

    informasi yang disampaikan dapat bermakna atau berkaitan dengan sistem Respirasisehingga diperlukan suatu teknik bertanya untuk menggali informasi tersebut.

    Pemeriksaan fisik pada sistem Respirasi sebenarnya dimulai dari pemeriksaan

    hidung sampai ke pemeriksaan paru, tapi pada CSL ini hanya menjelaskan tentang

    teknik pemeriksaan fisis paru. Pemeriksaan fisis paru ini meliputi inspeksi, palpasi,

    perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan

    tanda-tanda (sign) yang berkaitan dengan penyakit. Pada CSL ini pemeriksaan

    dilakukan dengan manekin ataupun dengan orang coba. Khusus pemeriksaan

    auskultasi disiapkan tape yang berisi bunyi nafas fisiologis dan pathologis.

    INDIKASI

    1. Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit dari seorang pasien.2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya

    3. Mengetahui perkembangan dan kemajuan terapi

    4. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna pada

    pasien

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    5/21

    PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN FISIS DIAGNOSTIK PARU

    Tujuan Instruksional Umum

    Mahasiswa diharapkan mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan

    inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi secara berurutan dan mampu mengetahui

    keadaan normal dan abnormal pada sistem tersebut.

    Tujuan Instruksional Khusus

    1. Melakukan anamnesis pasien dengan lengkap dan sistematis.2. Melakukan pemeriksaan inspeksi :

    Melakukan inspeksi dari depan dan dari belakang thorax

    Mampu membedakan bentuk normal dan abnormal rongga thorax

    3. Melakukan pemeriksaan palpasi

    Mampu merasakan perbandingan gerakan nafas kanan dan kiri penderita

    Mampu membandingkan fremitus suara kiri dan kanan penderita

    4. Melakukan pemeriksaan perkusi

    Mampu melakukan pemeriksaan perkusi dari atas ke bawah secara sistematis

    Mampu melakukan perkusi untuk mengetahui batas paru-hepar

    5. Melakukan auskultasi

    Mampu melakukan pemeriksaan auskultasi secara sistematis Mampu mendengarkan suara nafas saat inspirasi dan ekspirasi

    Mampu membedakan suara nafas normal dan abnormal

    Mampu mengenal bunyi tambahan pada auskultasi paru

    Media dan alat bantu pembelajaran

    a. Daftar panduan belajar untuk anamnesis

    b. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisis diagnostik paru

    c. Stetoskop,lap,air mengalir, probandus/manekin/auscultation trainer dan

    smartscope/ amplifier speaker system/dual head training stetoskop

    d. Status penderita, pulpen, pensil

    Metode pembelajaran1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar

    2. Ceramah

    3. Diskusi

    4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

    5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan system skor

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    6/21

    DESKRIPSI KEGIATAN PEMERIKSAAN ANAMNESIS FISIS DIAGNOSTIK PARU

    Kegiatan Waktu deskripsi

    1. Pengantar 2 menit Pengantar

    2. Bermain peran tanya

    jawab

    23 menit 1. Mengatur mahasiswa2. Dosen memberikan contoh bagaimana cara

    melakukan anamnesis yang benar dan dosenlainnya memberikan contoh pemeriksaan fisik

    dengan benar

    3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa

    untuk bertanya

    3. Praktek melakukan

    anamnesis dan

    pemeriksaan fisis

    diagnostik paru

    90 menit 1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok

    sesuai dengan ketentuan

    2. Setiap pasangan praktek melakukan anamnesis

    dan pemeriksaan fisi

    3. Pelatih mengawasi sampai memberikan

    perintah bila ada hal-hal yang diperlukan

    4. Diskusi 15 menit Apa yang dirasakan oleh mahasiswa dankendala/kesulitan yang dialami selama

    melakukan kegiatanDosen menyimpulkan apa yang dilakukan

    mahasiswa

    Total Waktu 150 menit

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    7/21

    PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN

    FISIK DIAGNOSTIK PARU

    A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA BATUK

    LANGKAH KLINIK

    1. PERSIAPAN PERTEMUAN- penampilan pemeriksa

    - waktu yang cukup - tempat yang aman

    2. SAAT ANAMNESIS1. Memperlihatkan sikap yang ramah, mengucapkan salam2. Perkenalkan diri melalui jabat tangan

    3. Menjelaskan tujuan anamnesis4. Menciptakan suasana yang bersahabat dalam rangka membina sambung rasa

    5. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami6. Menjadi pendengar yang baik

    7. Memberikan kesempatan kepada penderita untuk memberikan respon

    8. Anamnesis dimulai dengan menanyakan data umum yaitu :

    NamaUmur

    Alamat

    Status perkawinanPekerjaan

    9. Menanyakan keluhan utama (batuk) dan menggali riwayat penyakit sekarang.

    Menanyakan

    Onset dan lamanya keluhan batuk

    Sifat dari batuk (kering atau produktif)

    Warna lendir dan apakah disertai darah

    Keluhan lain yang menyertai batuk

    Sudah pernah berobat atau belum

    10. Riwayat penyakit masa lalu Apakah pernah menderita penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya?

    Tanyakan penyakit lain yang pernah diderita

    11. Mengenal riwayat psikososial

    Tanyakan kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan/berpengaruh dengan keluhan

    sekarang. Misalnya riwayat merokok, riwayat pekerjaan, alergi akan binatangpeliharaan dll

    12. Riwayat penyakit dalam keluarga

    Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit/keluhan yang sama, bilaada ditanyakan kedekatannya dengan yang menderita

    3. MELAKUKAN ANAMNESIS SISTEM LAIN

    Menanyakan fungsi fisiologis lain , bila ada gangguan lanjutkan

    anamnesis berdasarkan keluhan tersebut.

    mmmmmmmmm

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    8/21

    B. PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK PARUMmmmmmmmmmmmm

    Persiapan

    Mempersilahkan duduk/ berbaring

    Penderita diminta melepaskan pakaian

    INSPEKSI1. Perhatikan bentuk dan pergerakan pada toraks

    Bentuk/ukuran toraksCekung atau cembung salah satu sisi atau kedua-duanya

    Perhatikan apakah terdapat daerah-daerah yang menonjol atau retraksi lokal

    Apakah terdapat deformitas rongga dada

    Pergerakan dinding toraks

    Berkurang pada gangguan otot pernapasan, tahanan dinding toraks yangmeningkat, pengembangan paru yang berkurang, penekanan jaringan paru,

    hiperinflasi.

    Apakah penderita menggunakan otot-otot tambahan untuk bernafas

    PALPASI2. Palpasi, dengan menggunakan kedua tangan untuk memastikan

    - Apakah terdapat nyeri tekan lokal

    - Apakah terdapat massa atau krepitasi - posisi trakea : apakah ada deviasi ke kanan/kiri (pemeriksaan dengan jari telunjuk)

    3. Pemeriksa melakukan pemeriksaan palpasi di anterior dan posterior4. Meletakkan kedua telapak tangan pada dinding/samping dada

    5. Mempersilahkan menarik nafas panjang6. Mempersilahkan mengucapkan kata sembilan-sembilan atau iii iii iii

    7. Menentukan perbedaan vocal fremitus kiri dan kanan. Intensitas vocal fremitusrelatif sama pada permukaan toraks kecuali hemitoraks kanan lebih kuat karena letakanatomi bronkus besar lebih dekat ke dinding dada.

    PERKUSI8. Perkusi dilakukan dalam posisi tegak karena suara perkusi dapat berubah karena

    perubahan letak organ.

    9. Melakukan perkusi dari atas kebawah pada dada depan dan belakang

    10. Membandingkan tempat-tempat yang simetris dan identik pada kedua hemitoraks11. Menentukan batas perubahan sonor ke pekak

    12. Beri tanda untuk tindakan punksi percobaan (bila ditemukan daerah pekak curiga

    efusi pleura)13. Tentukan apeks paru dengan perkusi bahu mulai lateral (suara redup). Perkusi

    diteruskan ke medial sampai terdengan sonor, berilah tanda. Lakukan perkusi dari

    pangkal leher ke arah lateral sampai terdengan suara sonor, berilah tanda. Puncakparu terletak diantara kedua tanda tersebut.

    AUSKULTASI14. Stetoskop diletakkan pada anterior, lateral dan posterior dada secara sistematis

    15. Penderita diminta untuk menarik nafas panjang

    16. Lakukan auskultasi secara sistematis dan bandingkan bunyi yang terdengar pada tiapsisi17. Menentukan jenis suara pernafasan dan suara tambahan

    * Vesikuler* Bronkovesikuler

    * Bronkial* Ronki* Wheezing* Stridor

    18. Menentukan lokasi perubahan dari suara normal ke abnormal

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    9/21

    TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX PADA SISTEM RESPIRASI

    Foto thorax adalah foto X-ray pada thorax yang dibuat untuk membantu

    melihat kelainan-kelainan yang ada pada rongga thorax. Pemeriksaan ini merupakan

    pemeriksaan yang cukup penting dalam penegakan diagnosis penyakit, utamanya

    sistem respirasi. Pada foto thorax ini kita dapat melihat kelainan-kelainan yang ada

    pada paru, pleura, organ-organ mediastinum, tulang-tulang dan pada jaringan lunak

    sekitarnya. Dalam pembuatan foto thorax haruslah diperlihatkan beberapa keadaansehingga foto thorax yang dihasilkan dapat memenuhi syarat.

    Indikasi Foto Thorax

    1. Pasien dengan riwayat batuk.2. Pasien dengan sesak

    3. Nyeri dada4. Untuk check up

    5. Kelainan-kelainan pada dinding thorax

    Tujuan Instruksional Umum

    Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu melakukan penilaian

    terhadap foto thorax dengan kelainan-kelainan penyakit sistem respirasi.

    Tujuan Instruksional Khusus1. Mampu menentukan jenis posisi foto thorax

    2. Mampu membedakan foto thorax yang memenuhi syarat/tidak

    3. Mampu menentukan adanya kelainan pada paru-paru dan pleura

    Media dan alat bantu pembelajaran

    1. Daftar panduan belajar untuk teknik penilaian foto

    2. Light box

    3. Foto thorax

    Metode Pembelajaran

    1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar

    2. Ceramah

    3. Diskusi

    4. Partisipasi aktif dalam skill lab5. Evaluasi melalui check list

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    10/21

    TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX UNTUK SISTEM RESPIRASI

    LANGKAH KLINIK

    1. Melalukan pemeriksaan identitas pasien sesuai nomor register foto :

    Nama

    Umur

    Jenis Kelamin Tanggal

    2. Melakukan pemeriksaan identitas foto yaitu

    No foto

    Marker dari fotoberupa R L atau D S

    3. Memasang foto di light box dengan beranggapan pasien berhadapan

    dengan pemeriksa

    4. Menentukanposisi foto apakah PA, AP, Lateral (R/L), Lateral dekubitus(R/L) atau oblik

    5. Menentukan i foto memenuhi syarat atau tidak, dengan menilai :1. Inspirasi cukup dilihat dari posisi kedua diagfragma (kanan setinggi

    intercostal IX X posterior, dan diafragma kanan lebih tinggi dari

    pada kiri)

    2. Posisi simetris, dapat dilihat dari projeksi tulang corpus vertebra

    thoracal yang terletak ditengah sendi sternoclaviculer kanan dan kiri.

    3. Film meliputi seluruh cavum thorax mulai dari puncak cavum thorax

    sampai sinus phrenico-costalis kanan kiri dapat terlihat pada film

    tersebut.

    4. Vertebra thoracal biasanya terlihat hanya sampai Th. 3-4.

    6. Melakukan penilaian terhadap foto thorax :

    Periksa vaskuler parenchym paru, hili, mediastinum dan kedua

    sinus/diafragma.

    Karakteristik kelainan/lesi pada paru-paru, pleura, diagfragma atau

    mediastinum. Periksa, apakah ada efek dari kelainan/lesi berupa pendorongan atau

    penarikan terhadap hili, diagfragma, mediastinum dan

    penyempitan/pelebaran sela iga.

    Pada anak-anak, periksa, apakah ada pembesaran kelenjarparatrakeal/parahiler.

    Periksa, apakah ada organ abdomen dalam rongga thorax.

    Periksa keadaan soft tissue dan tulang-tulang iga/clavicula7. Menentukan diagnosa berdasarkan kelainan yang ditemukan

    8. Mengusulkan tambahan foto thorax posisi lain untuk lebih memperkuat

    diagnosa (bila perlu).

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    11/21

    TEKNIK NEBULIZER

    Indikasi nebulizer1. Asma Bronkialis

    2. Penyakit Paru Obstruksi Kronik3. Sindroma Obstruksi Post TB

    4. Mengeluarkan dahak

    Cara Penggunaan Alat :

    1. Buka tutup tabung obat, masukkan cairan obat kedalam alat penguap sesuai

    dosis yang telah ditentukan.

    2. Gunakan mouth pieceatau masker (sesuai kondisi pasien). Tekan tombol on

    pada nebulizer. Uap yang keluar dihirup perlahan-lahan dan dalam, inhalasi

    ini dilakukan terus menerus sampai obat habis. Hal ini dilakukan berulang-

    ulang sampai obat habis (+ 10 15 menit)

    Interpretasi

    1. Bronkospasme berkurang atau menghilang2. Dahak berkurang

    Catatan :1. Bila memungkinkan, kumur daerah tenggorok sebelum penggunaan

    nebulisasi.2. Pasien harus dilatih menggunakan alat secara benar

    3. Perhatikan jenis alat yang digunakanPada alat tertentu maka uap obat akan keluar pada penekanan tombol, pada

    alat lain obat akan keluar secara terus menerus.

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    12/21

    PENUNTUN BELAJAR TEHNIK INHALASI DENGAN

    NEBULIZER

    PENUNTUN PEMBELAJARAN

    KETRAMPILAN TERAPI INHALASI DENGAN NEBULIZER

    No Langkah/Kegiatan Kasus

    Medical Consent

    1 Sapalah penderita atau keluarganya dengan

    ramah dan perkenalkan diri anda, serta tanyakankeadaannya.

    2 Berikan informasi umum kepada penderita atau

    keluarganya tentang indikasi/tujuan dan cara

    pemakaian alat.

    Persiapan alat

    4 Mempersiapkan alat sesuai yang dibutuhkan :

    - Main unit

    - Nebulizer kit (masker,

    mouthpiece)- Obat-obatan

    5 Memperhatikan jenis alat nebulizer yang akan

    digunakan ( sumber tegangan, tombol off/on),memastikan masker ataupun mouthpiece

    terhubung dengan baik, persiapan obat)

    Persiapan Penderita

    6 Meminta penderita untuk kumur terlebih dahulu

    7 Mempersilakan penderita untuk duduk,

    setengah duduk atau berbaring (menggunakan

    bantal), posisi senyaman mungkin.

    8 Meminta penderita untuk santai dan

    menjelaskan cara penggunaan masker (yaitu

    menempatkan masker secara tepat sesuai bentuk

    dan mengenakan tali pengikat). Bila

    menggunakan mouthpiece maka mouthpiece

    tersebut dimasukkan ke dalam mulut dan mulut

    tetap tertutup

    9 Menjelaskan kepada penderita agar penderita

    menghirup uap yang keluar secara perlahan-

    lahan dan dalam hingga obat habis

    10 Melatih penderita dalam penggunaan masker

    atau mouthpiece.

    11 Memastikan penderita mengerti dan berikankesempatan untuk bertanya.

    Pelaksanaan Terapi Inhalasi

    12 Menghubungkan nebulizer dengan sumber

    tegangan

    13 Menghubungkan air hose, nebulizer dan

    masker/mouthpiece pada main kit

    14 Buka nebulizer kit (tutup tabung obat),

    masukkan cairan obat ke dalam alat penguap

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    13/21

    sesuai dosis yang telah ditentukan.

    15 Gunakan mouthpiece atau masker sesuaikondisi pasien

    16 Mengaktifkan nebulizer dengan menekantombol Onpada main kit. Perhatikan jenis alat,

    pada nebulizer tertentu, pengeluaran uap harus

    menekan tombol pengeluaran obat padanebulizer kit

    17 Mengingatkan penderita, jika memakai masker

    atau mouthpiece, uap yang keluar dihirupperlahan-lahan dan dalam secara berulang

    hingga obat habis (kurang lebih 10-15 menit)

    18 Tekan tombol off pada main kit, melepas

    masker/mouthpiece, nebulizer kit, air hose,menekan tombol off main kit.

    19 Menjelaskan kepada penderita bahwapemakaian nebulizer telah selesai dan

    mengevaluasi penderita apakah pengobatan

    yang dilakukan memberikan

    perbaikan/mengurangi keluhan.

    20 Membersihkan mouthpiece dan nebulizer kit

    serta obat-obatan yang telah dipakai

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    14/21

    KETERAMPILAN

    PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN

    SWAB NASOPHARINGEAL DAN OROPHARIGNEALOleh: Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D

    TUJUAN PEMBELAJARAN

    Tujuan Instruksional Umum (TIU)Setelah menyelesaikan pelatihan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukanpengambilan dan transport swab nasopharingeal dan oropharingeal secara baik, benar

    dan efisien.

    Tujuan Instruksional Khusus (TIK)Setelah selesai melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu.:

    1. melakukan persiapan penderita dengan benar

    2. melakukan persiapan alat/bahan dengan benar

    3. memberikan inform concent yang baik dan benar kepada penderita dan/ataukeluarganya.

    4. melakukan cuci tangan rutin dan asepsis dengan benar

    5. memasang sarung tangan steril dengan benar, dan melepaskannya setelahpekerjaan selesai.6. menempatkan pasien posisi yang tepat

    7. mengambil usap nasopharingeal dan oropharingeal dengan benar8. menyiapkan usap nasopharingeal dan oropharingeal untuk pengiriman dengan

    benar,

    9. melakukan pengiriman spesimen ke laboratorium secara benar dan tepat

    ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN- sabun cair - Kain kasa steril

    - larutan antiseptik - Sarung tangan steril

    - lidi kapas steril - Air bersih

    - transport medium/medium hank - Spatel lidah- tempat sampah medis - Handuk kecil atau tissue

    - tempat sampah non-medis - NaCl fisiologis

    - Baskom berisi larutan lisol 5% - Ember berisi lisol 5%

    INDIKASI1. Penderita dengan suspek flu burung dan flu babi

    2. Penderita suspek influenza

    ACUANFlu burung atau flu unggas yang juga sering disebut avian influenza, pada

    umumnya tidak menyerang manusia. Beberapa tipe terbukti dapat menyerang

    manusia atau suatu tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas danmenyerang manusia. Penyakit mematikan ini telah menjadi pandemi di dunia.Mulai timbul kepanikan di beberapa negara ketika wabah tersebut

    menyebabkan kematian yang sangat cepat dengan tingkat kematian (casefatality rate) mencapai lebih dari 80%. Penyakit flu burung ini tercatat pertama

    kali diidentifikasi di Italia lebih dari 100 tahun lalu. Pada mulanya, penyakitini adalah penyakit hewan yang menyerang bangsa unggas.

    Avian influenza adalah penyakit virus yang menyerang berbagai jenis unggas,

    meliputi ayam, kalkun, merpati, unggas air, burung-burung piaran, hingga ke

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    15/21

    burung-burung air. Virus ini juga didapatkan pada babi, kuda, dan binatang

    laut menyusui seperti ikan paus dan anjing laut. Terakhir terungkap virus

    H5N1 telah diidentifikasi pada harimau, kucing dan macan tutul, yang

    sebelumnya dianggap sebagai binatang yang tidak dapat dicemari oleh virus

    flu burung. Babi juga dapat tertular dan sebagai perantara penularan kemanusia. Belakangan terungkap virus bukan hanya menempel di kulit, tetapi

    dibiakkan dan bermutasi di peredaran darah binatang babi.

    Penyebab flu burung pada bangsa unggas adalah virus influenza tipe A.Virus menakutkan ini adalah termasuk family Orthomyxoviridae dari genus

    influenza. Ukuran diameter Virions adalah 80 hingga 120 nanometer yangberbentuk filament. Susunan virus terdiri dari 8 segmen berbeda dari negative-

    stranded RNA. Subtipe H5 dan H7 virus flu burung adalah yang menyebabkan

    wabah dengan tingkat kematian tinggi (patogenik). Hanya ada satu galur dari

    virus flu burung yang tingkat kemampuan mematikannya tinggi atau high-

    phatogenic avian influenza (HPAI) H5N1 yang dapat menginfeksi manusia

    (Zoonosis).

    Virus flu burung dianggap lebih berbahaya dari SARS (Severe acute

    respiratory syndrome), karena kemampuan virusnya untuk membangkitkanhampir keseluruhan respon bunuh diri dalam system imunitas tubuh manusia.

    Dari beberapa hasil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit

    oleh influenza A atau virus H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan jumlah

    besar dalam kotorannya.

    Virus ini dapat bertahan hidup di air sampai empat hari pada suhu 22 derajat

    celcius dan lebih dari 30 hari pada nol derajat celcius. Di dalam kotoran dantubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama. Virus ini mati pada

    pemanasan 56 derajat Celcius dalam 3 jam atau 60 derajat celcius selama 30menit. Bahan disinfektan formalin dan iodine dapat membunuh virus

    menakutkan ini.Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Burung yang

    terinfeksi virus akan mengeluarkan virus ini melalui saliva, cairan hidung, dankotoran.

    Virus Avian influenza dapat ditularkan ke manusia dengan cara; pertama

    kontaminasi langsung dari lingkungan burung terinfeksi yang mengandung

    virus kepada manusia. Kedua, lewat perantara binatang babi. Penularan diduga

    terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran napas.

    Flu burung dapat menyebar dengan cepat diantara populasi unggas dengan

    kematian yang tinggi. Penyakit ini dapat juga menyerang manusia, lewat udara

    yang tercemar virus itu. Hingga kini belum ada bukti yang akurat adanya

    penularan dari manusia ke manusia. Juga belum terbukti adanya penularan

    pada manusia lewat daging yang dikonsumsi. Orang yang mempunyai resiko

    besar untuk terserang flu burung adalah pekerja peternakan unggas, penjualdan penjamah unggas. Sebagian besar kasus manusia telah ditelusuri pada

    kontak langsung dengan ayam yang sakit.

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    16/21

    DESKRIPSI KEGIATAN

    Kegiatan Waktu Deskripsi

    # 1. Pengantar 2 menit Pengantar

    # 2. Bermain Peran&

    Tanya Jawab

    30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa2. Dua orang instruktur memberikan

    contoh bagaimana cara mengambil danmenyiapkan pengiriman swab

    nasopharyngeal dan oropharingeal usaptenggorok. Mahasiswa menyimak/me-

    ngamati peragaan dengan menggunakanPenuntun Belajar.

    3. Memberikan kesempatan kepada

    mahasiswa untuk bertanya dan

    instruktur memberikan penjelasan

    tentang aspek-aspek yang penting

    # 3. Praktek bermain

    peran dengan

    Umpan Balik

    100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasang-an-

    pasangan. Diperlukan seorang

    Instruktur untuk mengamati setiap

    langkah yang dilakukan oleh setiap

    pasangan.

    2. Secara serentak, setiap pasangan

    berpraktek melakukan langkah-langkah

    pengambilan dan persiapan pengiriman

    swab nasopharyngeal dan oropharingeal.

    3. Instruktur berkeliling diantara pasangan

    mahasiswa yang prakrtek untukmelakukan supervisi dan menggunakan

    ceklis untuk menilai kerja mahasiswa.

    4. Bila ada kesalahan prosedur kerja segerainstruktur menunjukkan lagi caramelalukan yang benar.

    5. Instruktur memberikan pertanyaan danumpan balik kepada setiap pasangan

    # 4. Curah Pendapat/ Diskusi

    15 menit 1. Curah Pendapat/Diskusi : Apa yangdirasakan mudah? Apa yang sulit?

    Menanyakan bagaimana perasaan

    mahasiswa pada saat melakukan swab

    nasopharyngeal dan oropharingeal. Apa

    yang dapat dilakukan oleh dokter agar

    pasien merasa lebih nyaman?

    2. Instruktur membuat kesimpulan denganmenjawab pertanyaan terakhir dan

    memperjelas hal-hal yang masih belum

    dimengerti

    Total waktu 150 menit

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    17/21

    TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT HAPUS, PEWARNAAN DAN

    PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK

    Oleh: Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D

    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

    Setelah selesai mengikuti pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampumelakukan cuci tangan rutin, membuat preparat hapus, melakukan pewarnaan

    preparat hapus, dan melakukan pemeriksaan mikroskopik secara baik, benar dan

    efisien dari spesimen sputum

    TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

    Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa :

    10. Dapat melakukan persiapan alat/bahan dengan benar

    11. Dapat melakukan cuci tangan rutin dengan benar dan efisien

    12. Dapat melakukan cuci tangan asepsis dengan benar dan efisien

    13. Dapat membuat preparat hapus dari spesimen sputum dengan benar dan

    efisien.

    14. Dapat melakukan pewarnaan tahan asam dengan benar dan efisien.15. Dapat melakukan pemeriksaan mikroskop untuk preparat yang diwarnai,

    dengan benar dan efisien.

    Persiapan alat dan bahan

    - air mengalir

    - sabun cair - lap tangan atau tissue

    - tempat sampah medis- tempat sampah non-

    medis- 3 buah kaca benda

    (untuk 3 orangmahasiswa)

    - Sputum penderita

    - Sengkelit

    - Lampu spiritus- Rak pewarnaan

    - Kapas- Alkohol 70%

    - Obor Kecil- Mikroskop (3

    mikroskop untuksatu kelompok

    mahasiswa.

    - Emersion oil

    - Xylol

    Dibawa oleh masing-

    masing mahasiswa

    - Spidol permanen- Masker

    - Satu lbr kertassaring

    - Kertas lensa (lapkaca mata)

    - Korek api

    Zat untuk Pewarnaan

    Ziehl Neelsen

    1. Larutan karbolfuchsin

    2. Larutan AlkoholAsam

    3. Larutan Methylenblue

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    18/21

    PENUNTUN PEMBELAJARAN

    TEKNIK PEMBUATAN DAN PEWARNAAN

    PREPARAT MIKROSKOPIK SPUTUM

    NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUSPERSIAPAN 1 2 3

    1. Lakukanlah cuci tangan rutin

    2. Pasanglah sarung tangan dan masker

    3. Periksalah semua pealatan dan bahan yang akan digunakan

    4. Ambillah kaca benda

    5. Bersihkanlah kaca benda dengan alkohol 70% dan/atau

    melewatkan diatas api bunsen.

    6. Tuliskanlah no. registermu dan nama pewarnaan pada bagian

    bawah kaca benda.

    MEMBUAT PREPARAT HAPUS DARI SPUTUM

    UNTUK PEWARNAAN TAHAN ASAM

    1 2 3

    1. Letakkanlah kaca benda , dengan tulisan nama pasien di

    bagian bawah, di atas permukaan meja yang rata.

    2. Dengan sengkelit, ambillah bagian sputum yang paling kental,atau bila ada ambil bagian yang kaseous dan letakkan di

    permukaan pada permukaan kedua kaca benda tepat dibagian

    tengah.

    3. Buatlah hapusan secara merata dan tebal

    4. Biarkan preparat mengering di suhu kamar. Bila mau

    mempercepat pengeringan bisa menggunakan udara panas,

    yaitu dengan memegang preparat kira-kira 10 cm di atas nyalaapi.

    5. Setelah kering, lakukanlah fikasasi preparat dengan

    melewatkan tiga kali pada nyala api.

    6. Simpan untuk pewarnaan

    7. Lakukan cuci tangan asepsis

    MEMBUAT PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN 1 2 3

    1. Letakkan kaca benda/preparat bertanda Zn, mendatar di atas

    rak pewarnaan preparat.

    2. Tuangilah preparat dengan larutan karbol fuchsin sampai

    seluruh kaca benda tergenang zat warna.

    3. Panasilah zat warna dengan api kecil dari bawah kaca benda

    sampai menguap, dinginkan. Lakukanlah hal yang samasebanyak 3 kali dalam 5 menit.

    4. Biarkanlah preparat dingin, buang zat warnanya dan bilasah

    preparat dengan air mengalir

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    19/21

    5. Lunturkanlah preparat dengan alkohol asam 3%. Pelunturan

    dilakukan sampai preparat nampak berwarna merah muda

    yang samar.

    6. Buanglah zat pelarut dan segeralah bilas preparat dengan airyang mengalir

    7. Tetesilah dengan zat warna kontras, yaitu larutan methylen

    blue 0,5%, biarkanlah selama 1 menit

    8. Buanglah zat warna dan bilaslah preparat dengan air yangmengalir

    9. Keringkan dengan kertas saring atau tissue

    10. Simpan preparat untuk dilihat di bawah mikroskop.

    11. Lakukan cuci tangan rutin

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    20/21

    PENUNTUN PEMBELAJARAN

    PENGAMBILAN, PEMBUATAN PREPARAT LANGSUNG DAN

    PERSIAPAN PENGIRIMAN SWAB NASOPHARINGEAL DAN

    OROPHARINGEALOleh: Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D

    PENUNTUN PEMBELAJARAN

    KETERAMPILAN PENGAMBILAN DAN PERSIAPAN PENGIRIMAN

    USAP TENGGOROKNO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS

    PERSIAPAN PEMERIKSAAN 1 2 3Pengambilan harus dilakukan dengan memperhatikan universal precautionatau

    kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan, meliputi:

    1. menggunakan alat pelindung diri:

    a. Jas laboratorium lengan panjang

    b. Sarung tangan karetc. Kaca mata plastik (goggle)d. Masker (N95 untuk petugas kesehatan dan pasien)

    e. Tutup kepala plastic

    f. Penutup kaki

    2. Melakukan cuci tangan dengan menggunakan desinfektan sebelum dan

    setelah tindakan.

    3. Menjaga kebersihan ruangan dengan menggunakan desinfektan sebelum

    dan setelah tindakan.

    ALAT DAN BAHAN YANG DISIAPKAN

    Spesimen Sekret sal. Nafas:

    Swab dacron/rayon tangkai plastik

    Cryotube

    Media Hanks (Virus Transport Medium=VTM) Label

    Formulir / Kuisioner

    PERSIAPAN PENDERITA 1 2 3

    1. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri

    anda, serta tanyakan keadaannya.

    2. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang

    pengambilan usap tengorok, dan tujuan dan manfaat untuk

    keadaan klien.

    3. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang keamananyang dilakukan

    4. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan

    yang diperlukan klien5. Jelaskan pada klien tentang hak-hak klien atau keluarganya,

    misalnya tentang hak untuk menolak tindakan pengambilan usap

    tenggorok.

    6. Mintalah kesediaan lisan klien untuk pemeriksaan usap tenggorokPengambilan swab nasopharingeal dan oropharingeal

    7. Siapkan dan periksalah alat-alat dan bahan yang akan digunakan

    8 Mintalah klien untuk duduk santai sambil menyandarkan

  • 7/25/2019 Manual Mahasiswa Respirasi 2012-2013

    21/21

    kepalanya pada sandaran kepala kursi. (Klien anak-anak: dipangku

    orang yang mengantar.)

    9. Masukkan swab ke dalam lubang hidung sejajar dengan rahangatas. Biarkan beberapa detik agar cairan hidung terhisap.Putarlah swab sekali atau dua kali. Lakukan usapan pada kedua

    lubang hidung berikan sedikit penekanan pada lokasi di mana

    swab diambil.10 Lakukan usapan pada bagian belakang pharynx dan daerahtonsil, hindarkan menyentuh bagian lidah.

    11 Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam cryotube(tabung tahan pendinginan) yang berisi 2 ml media transport

    virus (Hanks BSS + antibiotika).

    12 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut botol/tabung agarbotol/tabung dapat ditutup dengan rapat.

    13 Bungkus tabung ini dengan tisu bersih dan masukkan ke tabungkemas.

    14 Masukkan juga kertas koran yang telah diremas-remas untukmenghindari terjadinya benturan-benturan pada tabung saat

    pengiriman.

    15 Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman primer (bahanboleh dari pipa paralon atau sejenis tupper ware).

    16 Label dengan identitas lengkap

    MELEPASKAN ALAT PELINDUNG SETELAHPENGAMBILAN SPECIMEN

    1. Buka kaca mata

    2. Buka masker

    3. Buka tutup kepala

    4. Buka sarung tangan dan buang

    5. Lakukan langkah cuci tangan

    6. Buka jas/gaun dari bagian dalam ke luar.

    7. Gulung jas/gaun dari bagian dalam kmd dibuang di tempat sampah

    kering8. Berikanlah label pada tabung transport medium yang berisi data

    pribadi klien.

    9. Tulislah surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang lengkapberupa:

    a. Tanggal permintaanb. Tanggal dan jam pengambilan specimen

    c. Identitas penderita (nama,umur, jenis kelamin,alamat, nomorrekam medik)

    d. Identitas pengirim

    e. Jenis specimen

    f. Pemeriksaan laboratorium yang dimintag. Transport media/pengawet yang digunakan

    h. Keterangan klinis: diagnosis sementara & pemakaian

    antibiotik.

    10. Kirimkanlah transport medium dan amplop tadi bersama surat

    pengantarnya ke laboratorium dalam suhu kamar.

    11. Dalam hal laboratorium jauh, maka masukkanlah tabung dalam

    tenpat pengiriman dan jaminlah agar specimen tidak tumpah.