modul iv dan v identifikasi senyawa

Upload: adi-pratama

Post on 23-Feb-2018

378 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    1/17

    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS

    FISIKOKIMIA

    Identifikasi Senyawa-Senyawa Golongan Alkaloid, Basa Nitrogen,

    dan Sulfonamida

    Disusun Oleh :

    Anton Pariwara

    260110120189

    Disusun Oleh :

    Adi Pratama

    260110120174

    LABORATORIUM ANALISIS FISIKOKIMIA II

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2014

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    2/17

    I.

    Tujuan

    Mengetahui dan memahami cara mengidentifikasi senyawa

    senyawa

    golongan alkaloid, basa nitrogen, dan sulfonamida

    II. Prinsip

    1. Prinsip reaksi identifikasi golongan alkaloid

    Dapat bereaksi dengan reagensia dragendorf; dapat diamati dari

    terbentuknya endapan.

    2. Prinsip reaksi identifikasi golongan sulfonamida

    Pengkopelan dengan reagensia Pdab menghasilkan endapan dengan

    spektrum warna kuning hingga merah.

    III.

    Reaksi

    1. Golongan Alkaloid dan Basa Nitrogen

    a)

    Kinin

    Kinin + H2SO4

    (Kelly,2009)

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    3/17

    b)

    Papaverin HCl

    Papaverin + Asam Asetat Anhidrat + H2SO4

    (Kelly,2009)

    c) Efedrin

    Efedrin + CuSO4+ NaOH

    (Fessenden, 1986)

    2. Golongan Sulfonamida

    a) Sulfanilamid

    Sulfanilamid + Vanilin + H2SO4

    (Svehla,1989)

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    4/17

    b)

    Sulfamerazin

    Sulfamerazin + Vanilin + H2SO4

    (Svehla,1989)

    IV. Data Pengamatan

    a)

    Golongan Alkaloid dan Basa Nitrogen

    No Perlakuan Hasil1 Kinin HCl

    H2SO4

    Zat dilarutkan di dengan air

    atau alkohol diatas pelat tetes.

    Ditambahkan asam sulfat,

    dan diamati fluorosensi

    dibawah sinar uv.

    Kristal

    Kristal dibuat dalam HgCl2 ,

    zat dilarutkan didalam HCl

    dan ditambahkan reagen

    HgCl2 , Kristal diamati

    dibawah mikroskop.

    Larutan menjadi bening, dan

    berfluoresensi berwarna putih dibawah

    sinar UV 254.

    Terbentuk butiran kristal berwarna

    hitam.

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    5/17

    2 Papaverin HCl

    Liebermann

    Ditambahkan reagensia

    liebermann dan diamati

    perubahan warna yang terjadi.

    Mandelin

    Ditambahkan reagensia

    liebermann dan diamati

    perubahan warna yang terjadi.

    Fluorosensi

    Sejumlah 10 mg zat ditambah

    1ml anhidrid asam asetat dan

    tiga tetes asam sulfat pekat,

    kemudian dipanaskan.

    Fluorosensi diamati dibawah

    sinar uv.

    Serbuk putih berubah menjadi larutan

    berwarna jingga.

    Serbuk putih berubah menjadi

    berwarna hijau kehitaman.

    Memberikan fluorosensi berwarna

    kuning.

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    6/17

    Kristal

    Kristal dibuat dalam HgCl2 ,

    zat dilarutkan didalam HCl

    dan ditambahkan reagen

    HgCl2 , Kristal diamati

    dibawah mikroskop.

    Terbentuk kristal berwarna kehitaman.

    Dengan bentuk sedikit berjarum.

    (Sampel)

    (Literatur)

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    7/17

    3 Efedrin

    Lieberman

    Ditambahkan reagensia

    liebermann dan diamati

    perubahan warna yang terjadi.

    CuSO4+ NH4OH

    Sampel ditambahkan larutan

    CuSO4dan NH4OH, diamati

    perubahan warna yang

    terjadi.

    Kristal

    Kristal dibuat dalam HgCl2 ,

    zat dilarutkan didalam HCl

    dan ditambahkan reagen

    HgCl2 , Kristal diamati

    dibawah mikroskop.

    Serbuk putih berubah menjadi larutan

    jingga.

    Serbuk putih menjadi larutan biru

    muda.

    Terbentuk kristal berwarna coklatkehitaman.

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    8/17

    (Sampel)

    (Literatur)

    4 Heksamin

    Asam Salisilat

    Dicampur 100 mg sampel

    dengan asam salisilat dalam

    jumlah sama, dipanaskan

    dengan 1ml H2SO4 .Diamati

    perubahan warna yang terjadi.

    Sampel tidak mengalami perubahan.

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    9/17

    Lakmus

    Sampel ditambahkan dengan

    H2SO4 encer dan satut tetes

    formaldehid. Ujung tabung

    ditutup kapas dan kertas

    lakmus merah yang sudah

    dibasahi. Diamati perubahan

    warna yang terjadi.

    Kristal

    Sampel diletakan di objek

    glass, ditutup dengan ring

    sublimasi ,dan ditutup lagi

    dengan objek glass. Diletakan

    kapas basah diatasnya.

    Dipanaskan hingga

    menyublim dan diamati

    dibawah mikroskop

    Lakmus tetap berwarna merah.

    Terbentuk kristal sedikit berbentuk

    bulat.

    (Sampel)

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    10/17

    (Literatur)

    b) Golongan Sulfonamida

    No Perlakuan Hasil

    1 Sulfanilamid

    p-DAB

    Sampel dilarutkan dalam HCl

    ,ditambahkan p-DABke dalam

    larutan sampel dan diamati

    perubahan yang terjadi.

    CuSO4

    Sampel ditambahkan CuSO4 .

    Diamati yang terjadi

    Serbuk putih berubah menjadi larutan

    jingga.

    Tidak ada perubahan yang terjadi,

    tidak larut.

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    11/17

    Vanilin + Asam Sulfat

    Sampel dimasukan vanilin dan

    ditambahkan asam sulfat.

    Diamati yang terjadi.

    Kristal Aseton-Air

    Dibuat kristal dengan aseton-

    air

    Serbuk putih menjadi larutan kuning

    dengan endapan berbentuk jarum

    kecil.

    Kristal berbentuk jarum.

    (Sampel)

    (Literatur)

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    12/17

    2 Sulfamerazin

    p-DAB

    Ditambahkan p-DABke dalam

    larutan sampel dan diamati

    perubahan yang terjadi.

    CuSO4

    Sampel ditambahkan CuSO4 .

    Diamati yang terjadi

    Vanilin + Asam Sulfat

    Sampel dimasukan vanilin dan

    ditambahkan asam sulfat.

    Diamati yang terjadi.

    Serbuk putih menjadi larutan jingga

    Serbuk tidak larut, tidak ada perubahan

    Serbuk putih menjadi larutan kuning

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    13/17

    V.

    Pembahasan

    Pada praktikum kali ini akan dilakukan uji identifikasi golongan

    alkaloid, basa nitrogen, dan sulfonamida. Untuk golongan alkaloid dan basa

    nitrogen, senyawa uji yang digunakan adalah kinin HCl, papaverin HCl,

    efedrin, dan heksamin. Senyawa yang pertama kali diuji adalah kinin HCl,

    pertama dilakukan penambahan asam sulfat pada sampel, terjadi perubahan

    warna dari larutan yang bening menjadi berwarna putih. Hal ini menandakan

    adanya reaksi yang terjadi pada senyawa kinin tersebut. Asam sulfat

    bertindak sebagai asam yang mempengaruhi gugus amina pada kinin

    sehingga memberikan sebuah reaksi yang spesifik. Berikutnya dilakukan uji

    kristal dengan penambahan HgCl2 , Senyawa dilarutkan dan diteteskan

    HgCl2 dan terbentuklah kristal. Setelah diamati dibawah mikroskop

    terbentuk kristal berwarna hitam, yang merupakan kristal spesifik dari

    senyawa kinin.

    Senyawa selanjutnya adalah papaverin HCl, uji pertama yang

    dilakukan adalah penambahan larutan lieberman. Dari serbuk putih berubah

    menjadi warna jingga. Warna tersebut muncul dikarenakan senyawa

    tersebut mengandung dua cincin benzen tersubstitusi mono yang bergabung

    dengan satu atom karbon atau atom karbon yang berdampingan. Uji

    berikutnya dilakukan dengan penambahan reagensia mandelin. Sampel

    berupa serbuk putih berubah menjadi larutan hijau kehitaman.Warna

    tersebut menandakan adanya cincin aromatik yang tergabung dengan cincin

    jenuh 5,6,7 atom karbon yang mengandung hanya satu atom nitrogen.

    Berikutnya dilakukan uji fluoresensi dengan penambahan anhidrid asam

    asetat dan asam sulfat pekat serta pemanansan. Pemanasan bertujuan untuk

    mempercepat reaksi sehingga warna pada flouresensi lebih cepat terbentuk,

    larutan berwarna kuning bening, dan pada UV 254 memberikan warna

    flouresensi berwarna kuning. Hal ini menandakan adanya suatu reaksi yang

    dapat dilihat dibawah UV yang membedakan fluoresensi sampel awal

    dengan sampel setelah diberikan pereaksi spesifik. Berikutnya dilakukan uji

    kristalisasi dengan penambahan HgCl2 , senyawa dilarutkan dan diteteskan

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    14/17

    HgCl2 dan terbentuklah kristal. Kristal yang terbentuk berwarna hitam

    dengan sedikit terlihat bentuk jarum. Kristal ini adalah kristal spesifik dari

    papaverin HCl dan jika dibandingkan dengan literatur tidak terlalu berbeda,

    menandakan proses yang dilakukan masih dalam tahap yang benar.

    Senyawa berikutnya adalah efedrin, uji pertama dilakukan dengan

    penambahan reagensia liebermann. Serbuk putih berubah menjadi jingga,

    warna tersebut muncul dikarenakan senyawa tersebut mengandung dua

    cincin benzen tersubstitusi mono yang bergabung dengan satu atom karbon

    atau atom karbon yang berdampingan. Berikutnya dilakukan uji dengan

    menambahkan CuSO4 dengan NaOH, sampel berubah dari serbuk putih

    menjadi larutan biru muda. Hal ini menunjukan terbentuknya senyawa

    kompleks Cu yang memberikan warna biru pada hasil akhir reaksi. Terakhir

    dilakukan uji kristalisasi dengan penambahan HgCl2 , senyawa dilarutkan

    dan diteteskan HgCl2 dan terbentuklah kristal HgCl2 bertindak sebagai

    sublimat yang menyublimasi sampel menjadi kristal. Berwarna coklat

    kehitaman yang merupakan kristal spesifik dari efedrin. Kristal terbentuk

    karena ikatan yang terbentuk antara sampel dengan Hg yang membentuk

    endapan berupa kristal.

    Senyawa selanjutnya adalah heksamin, uji pertama yang dilakukan

    adalah penambahan asam salisilat dalam suasana asam yaitu dengan

    penambahan H2SO4 . Namun setelah ditambahkan, tidak terjadi reaksi

    apapun, tidak ada perubahan warna yang terjadi pada sampel heksamin.

    Berikutnya dilakukan uji lakmus dengan campuran asam sulfat dan

    formaldehid. Asam sulfat bersifat sebagai katalis pemberi suasana asam.

    Setelah ditambahkan formaldehid, dilakukan pemanasan, lakmus diletakan

    dimulut tabung reaksi dan ditutup dengan kapas, agar uap terakumulasi dan

    mengenai kertas lakmus. Namun, tidak terjadi perubahan kertas lakmus,

    lakmus merah tetap menjadi merah menandakan tidak adanya perubahan pH

    yang terjadi. Heksamin dan senyawa hasil akhir reaksi heksamin dengan

    formaldehid tetap bersifat asam. Terakhir dilakukan reaksi kristal dengan

    cara sublimasi. Sampel ditutup dengan ring sublimasi dan ditutup lagi

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    15/17

    dengan objek glass dan tidak lupa diberikan kapas basah pada bagian atas

    objek glass. Pemberian kapas ini bertujuan untuk menjaga suhu agar tetap

    pada suhu kamar (tidak panas) agar dapat terjadi proses sublimasi pada

    padatan yang telah menguap sehingga mengeras kembali. Kristal akan

    terbentuk karena adanya perbedaan suhu antara bagian atas dan bawah.

    Kristal tersebut diambil dan diamati dibawah mikroskop. Setelah diamati

    terbentuk kristal dengan bentuk sedikit bulat. Jika dibandingkan dengan

    literatur memang terdapat sedikit perbedaan, yang menandakan mungkin

    kurang sempurnanya proses sublimasi yang dilakukan.

    Selanjutnya akan dilakukan identifikasi untuk senyawa golongan

    sulfonamida. Senyawa yang akan diuji adalah sulfanilamid dan

    sulfamerazin. Senyawa yang diuji pertama adalah sulfanilamid, sampel

    direaksikan dengan reagensia p-DAB, sampel berubah dari serbuk putih

    menjadi larutan berwarna jingga. Hal ini terjadi karena terjadi pengkopelan

    antara reagen dan sulfanilamid sesuai dengan prinsip dari uji identifikasi

    golongan sulfonamida yaitu pengkopelan dengan reagensia p-DAB dengan

    endapan kuning hingga merah. Berikutnya dilakukan uji dengan

    penambahan CuSO4 , serbuk putih tetap menjadi serbuk putih yang tidak

    larut. Berikutnya dilakukan uji dengan penambahan vanilin dan asam sulfat,

    semula serbuk berwarna putih menjadi larutan kuning dengan sedikit

    endapan. Hal ini menunjukan adanya reaksi spesifik yang terjadi antara

    vanilin dengan sulfanilamid. Berikutnya dilakukan uji reaksi pengkristalan

    dengan metode aseton air. Sampel ditambahkan aseton dan diletakan pada

    objek glass yang telah ditetesi air. Aseton akan menguap dan terbentuklah

    kristal di air. Kristal diamati dibawah mikroskop. Kristal yang terbentuk

    sangat jelas berbentuk jarumjarum panjang dan ada juga bentuk lain selain

    jarum namun dominan dengan bentuk jarum. Kristal ini merupakan kristal

    spesifik dari sulfanilamid. Dan bila dibandingkan dengan literatur juga

    sudah memiliki kemiripan.

    Berikutnya senyawa yang akan diuji adalah sulfamerazin. Uji

    pertama yang dilakukan adalah pemberian p-DAB. Serbuk putih berubah

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    16/17

    menjadi larutan berwarna jingga. Hal ini menunjukan terjadi pengkopelan

    antara reagen dengan gugus SO2NH- pada struktur sulfamerazin.

    Selanjutnya dilakukan uji dengan penambahan CuSO4 , serbuk putih tetap

    tidak larut dan tidak ada perubahan warna apapun. Dan terakhir dilakukan

    uji dengan vanilin dan asam sulfat. Terbentuk larutan kuning dengan sedikit

    endapan. Hal ini menunjukan adanya reaksi spesifik yang terjadi antara

    vanilin dengan sulfanilamid

    Jika dilihat dari kedua senyawa tersebut, maka yang dapat dijadikan

    pembanding sebagai reaksi spesifik adalah reaksi kristal. Dimana senyawa

    sulfanilamid memiliki reaksi spesifik dengan reaksi kristal aseton-air

    membentuk kristal dengan bentuk jarum, sedangkan sulfamerazin tidak

    memiliki reaksi kristal.

    VI. Kesimpulan

    Senyawa golongan alkaloid, basa nitrogen, dan sulfonamida dapat

    diidentifikasi berdasarkan prinsip masing masing golongan. Misalnya

    alkaloid dan basa nitrogen dengan pereaksi lieberman yang akan

    menghasilkan warna jingga, serta sulfonamida dengan pereaksi p-DAB

    akan terjadi pengkopelan. Yang menandakan setiap golongan memiliki

    reaski spesifiknya tersendiri.

  • 7/24/2019 Modul IV Dan V Identifikasi Senyawa

    17/17

    Daftar Pustaka

    Fessenden, R.J dan Fessenden J.S., 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2.

    Erlangga. Jakarta.

    Kelly, W. N. 2009.Pharmacy: What It Is and How It Works.CRC Press. New York.

    Svehla. 1985. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi

    Mikro. Kalman Media Pustaka. Jakarta.