praktikum penentuan senyawa organik

Upload: nova-echylestari-afganisme

Post on 08-Feb-2018

272 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    1/14

    LAPORAN PRAKTIKUM

    PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA ORGANIK

    (PSO)

    DISUSUN OLEH

    KELOMPOK 1

    ANDHINA RIZKYA SATRIANI (G1C 011 002)

    ELSY RINOVARI (G1C 011 012)

    HARYANTI PATMALA (G1C 011 015)

    PROGRAM STUDI KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS MATARAM

    2014

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    2/14

    PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA ORGANIK

    A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan Praktikum

    Menentukan struktur senyawa organik dari suatu sampel menggunakan alat instrumen,

    yaitu spektrofotometer UV-Vis, GC-MS, IR, dan NMR.

    2. Hari, Tanggal PraktikumRabu, 14 Mei dan 21 Mei 2014

    3. Tempat PraktikumLaboratoium Kimia Dasar dan Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas MIPA,

    Universitas Mataram.

    B. LANDASAN TEORISpektrofotometri UV-VIS merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan

    Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber

    cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu

    sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi denganmonokromator. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling

    populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample

    berwarna juga untuk sample tak berwarna (Sastrohamidjojo, 2001: 9).

    Semua molekul dapat mengabsorpsi radiasi dalam daerah UV, nampak karena mereka

    mengandung elektron, baik sekutu maupun menyendiri, yang dapat dieksitasikan ke

    tingkat energi yang lebih tinggi. Panjang gelombang dimana absorpsi itu terjadi,

    bergantung pada berapa kuat elektron itu terikat dalam molekul itu. Elektron dalam suatuikatan kovalen tunggal terikat dengan kuat dan diperlukan radiasi berenergi tinggi atau

    panjang gelombang pendek untuk eksitasinya. Misalnya alkana yang mengandung hanya

    ikatan tunggal C-H dan C-C tak menunjukkan absorpsi di atas 160 nm (Underwood,

    2002 : 388).

    Spektrometer massa adalah suatu instrumen yang dapat menyeleksi molekul-molekul

    gas bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. Teknik ini tidak dapat dilakukan dengan

    spektroskopi, akan tetapi nama spektroskopi dipilih disebabkan persamaannya dengan

    pencatat fotografi dan spektrum garis optik. Umumnya spektrum massa diperoleh dengan

    mengubah senyawa suatu sampel menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang dipisahkan

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    3/14

    berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan (m/e). proses ionisasi menghasilkan

    partikel-partikel bermuatan positif, di mana massa yang terdistribusi adalah spesifik

    terhadap senyawa induk. Selain untuk penentuan struktur molekul, spektrum massa

    dipakai untuk penentuan analisis kuantitatif. Biasanya sampel ditembaki dengan berkas

    elektron yang menghasilkan suatu ion molekul atau fragmen ionik. Fragmen-fragmen

    bermuatan ini dapat dipisahkan menurut massanya (Khopkar, 2010: 403).

    Spektra infra merah dihasilkan dari transisi antara keadaan energi vibrasi terkuantisasi.

    Vibrasi molekul dapat bervariasi dari gerakan berpasang sederhana dua atom dari suatu

    molekul diatomik sampai gerakan tiap atom dalam molekul polifungsional besar yang

    jauh lebih kompleks. Tiap molekul memiliki mode vibrasi yang sedikit berbeda dari

    molekul lain (dengan pengecualian enansiomer). Maka, spektrum infra merah dari

    molekul adalah unik dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi molekul tersebut

    (Griffiths dan Haseth, 2007: 3, 5).

    Dalam spektrum inframerah ke kiri kira-kira antara 1400-1500 cm-1 disebut daerah

    gugus fungsi. Bagian dari spektrum ini menunjukkan absorpsi yang timbul karena ikatan

    dan gugus. Kebanyakan puncak absorpsi dalam daerah spektrum ini dengan mudah

    dikenal berasal dari gugus fungsi yang khas. Daerah spektrum inframerah ke kananyaitu

    1400-1500 cm-1

    dinamakan daerah sidik jari. Absorpsi dari bermacam-macam perubahan

    ini menjadi kompleks dan umumnya sukar merunduk, menyebabkan daerah spektrum ini

    menjadi kompleks dan umumnya sukar diartikan. Akan tetapi, kita dapat mengenal suatu

    senyawa dengan menbandingkan spektrum tersebut dengan spektrum senyawa yang sudah

    diketahui yang ada dalam buku-buku di perpustakaan. Apabila ternyata spektrum yang tak

    dikenal tersebut mempunyai pola yang sama baik dalam daerah gugus fungsi maupun

    dalam daerah sidik jari, berarti senyawa tersebut sejenis (Fessenden, 2010: 575).

    Dalam NMR, sampel yang akan diselidiki diletakkan pada tempat yang memilikiradiasi elektromagnetik dan medan magnet. Radiasi elektromagnetik dijaga agar frekuensi

    yang tetap sedangkan kekuatan medan magnet diubah-ubah. Pada kekuatan medan magnet

    tertentu, energi yang dibutuhkan untuk membalik proton akan sama dengan energi

    radiasi. Pada titik inilah terjadi serapan energi dan sebuah sinyal dapat diamati dan

    direkam pada pelacakan NMR. Lacakan NMR adalah gambaran yang menghubungkan

    absorbsi radiasi (sumbu-y) terhadap medan magnet (sumbu-x). Empat aspek penting suatu

    lacakan NMR adalah sebagai berikut (Bresnick, 2003:103) :

    1. Jumlah sinyal memberi informasi mengenai banyaknya jenis proton yang berbedayang terdapat pada molekul.

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    4/14

    2. Posisi sinyal menjelaskan tentang lingkungan elektronik setiap proton.3. Intensitas sinyal mengungkap stiap jenis proton.4. Pemecahan splitting sinyal menjadi beberapa puncak menjelaskan tentang

    lingkungan proton, dalam hubungannya dengan proton lain yang berdekatan.

    C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM1. Alat-alat Praktikum

    a. Botol vialb. Pipet tetesc. Spatulad. Spektrofotometer UV-Vise. FT-IRf. GC-MS?

    2. Bahan-bahan Praktikuma. Sampel

    b. Metanol

    D. PROSEDUR KERJASampel (padatan)

    Dimasukkan kedalambotol vial

    Dilarutkan denganmetanol

    Diuji denganspektrofotometer

    Spektrofotometer

    NMR

    Spektrofotometer

    GC-MS

    Spektrofotometer

    UV-Vis

    Dibuat pelet

    Diuji denganspektrofotometer

    Spektrofotometer

    IR

    Hasil

    Hasil

    Hasil Hasil

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    5/14

    E. HASIL PENGAMATAN1. Spektrovotometer UV-Vis

    Panjang gelombang (nm) Absorbansi

    378 0,008437

    379 0,008632

    380 0,009263

    381 0,009001

    382 0,008975

    383 0,008793

    384 0,008897

    385 0,008298

    386 0,008202

    387 0,007843

    2. Spektrofotometer GC-MS

    3. Spektrofotometer IR

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    6/14

    4. Spektrofotometer NMR

    F. ANALISIS DATA1. Spektrofotometer UV-Vis

    Dari tabel hasil pengamatan sepuluh panjang gelombang diatas didapatkan grafik

    serapan pada UV-Vis sebagai berikut :

    0.007

    0.0075

    0.008

    0.0085

    0.009

    0.0095

    378 379 380 381 382 383 384 385 386 387

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    7/14

    Dari spektrum UV disats dapat dilihat bahwa serapan yang terjadi terdapat

    pada panjang gelombang diatas 200 nm yaitu 378-387 nm dengan absorbansi 0,00926

    A. Hal ini menunjukkan adanya ikatan rangkap terkonjugasi.

    2. Spektrofotometri GS-MS

    Dari spektrum diatas, didapatkan data sebagai berikut :

    m/z = 138, 120, 92, 64, 39

    Mr = 138 gr/mol

    3. Spektrofotometri IR

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    8/14

    Berdasarkan spektrum IR diatas didapatkan data sebagai berikut :

    Daerah spektrum

    (bilangan gelombang) cm-

    1

    Ikatan yg menyebabkan absorpsi

    3750-3000 Regang O-H

    3300-2900 Regang C-H, untuk, C=C-H, Aromatik-H

    3000-2700 Regang C-H, untuk CH3, CH

    2, CH, dan CHO

    2400-2100 Regang C-C, C=C

    1900-1650 Regang C=O, untuk asam, aldehida, keton,

    amida, ester dan anhidrida

    1675-1500 Regang C=C, pada alifatik dan aromatic,

    1475-1300 Lentur CH, pada CH3, CH

    2

    1000-650 Lentur CH pada C=C-H, Aromatik-H

    4. Spektrofotometer NMR

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    9/14

    Berdasarkan spektrum NMR diatas didapatkan data sebagai berikut :

    Pergeseran kimia Puncak

    7,84 Singlet7,82

    7,82

    Doblet

    7,44

    7,47

    7,46

    Triplet

    6,98 Singlet

    6,97

    6,96

    6,94

    Triplet

    Berdasarkan hasil keempat spektrofotometer diatas, didapatkan senyawa yang

    cocok yaitu asam salisilat, dengan pola fragmentasi sebagai berikut :

    Asam salisilat

    Dengan pola fragmentasi sebagai berikut :

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    10/14

    G. PEMBAHASANPada praktikum kali ini yaitu menentukan struktur dari suatu senyawa organik,

    telah dilakukan analisis dengan menggunakan beberapa alat instrumen, yaitu UV-Vis, IR,

    GC-MS, dan NMR pada sampel yang tidak diketahui struktur serta rumus molekulnya.

    Pengetahuan dasar yang diperlukan dalam proses penentuan struktur senyawa

    kimia adalah pengetahuan mengenai spektroskopi. Beberapa ilmu spektroskopi yang

    diperlukan adalah spektroskopi Ultraviolet-Vis (UV-Vis), Infra Red (IR), Mass

    Spectroscopy (MS), dan Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Dalam elusidasi struktur,

    spectrum UV-Vis tidak terlalu memberikan informasi penting, namun dari spectrum ini

    akan diperoleh informasi kromofor dan berbagai jenis ikatan rangkap yang ada pada

    molekul yang akan memberikan gambaran kemungkinan kerangka dasar senyawa yang

    tidak diketahui. Spektrum IR akan menyumbangkan informasi yang sangat penting

    tentang berbagai gugus fungsi yang dimiliki oleh senyawa tersebut. Spektrum MS akan

    memberikan informasi tentang berat molekul sehingga dapat dikalkulasi rumus molekul,

    dan fragmen-fragmen yang ada pada molekul atau senyawa tersebut. Dan spectrum NMR

    akan membantu untuk mengetahui berbagai jenis ikatan C-H, posisi ikatan sehingga akan

    dapat menyimpulkan struktur kimianya dengan memadukan hasil dari keempat spektrum

    tersebut (Sudarma, 2009).

    Pada percobaan pertama, yaitu analisis yang dilakukan dengan menggunakan

    spektofotometer UV-Vis. Sampel yang berbentuk padat dilarutkan dengan pelarut organic.

    Dari persiapan sampel didapatkan sampel tersebut larut dengan metanol yang merupakan

    pelarut polar. Prinsip kerja dari spektrofotometer UV-Vis adalah berdasarkan penyerapan

    cahaya oleh molekul-molekul dari suatu senyawa. Semua molekul dapat menyerap radiasi

    dalam daerah UV-Vis (tampak), karena molekul tersebut mengandung elektron, baik itu

    berupa electron yang berpasangan maupun yang tidak berpasangan. Dimana electrontersebut dapat mengalami eksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi pada panjang

    gelombang bila mana absorpsi itu terjadi. Hal ini tergantung pada kekuatan elektron

    tersebut terikat dalam molekul. Elektron dalam ikatan kovalen tunggal terikat dengan

    kuat dan diperlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang gelombang rendah untuk

    eksitasinya (Underwood, 1986). Berdasarkan hasil analisis sampel yang diperoleh dengan

    menggunakan spektrofotometer Uv-Vis maka diketahui bahwa senyawa tersebut

    memiliki panjang gelombang maksimum sebesar 380 nm dengan serapan atau absorbansi

    sebesar 0,00926. Dari panjang gelombang maksimum yang didapatkan tersebut maka

    dapat diketahui jenis transisi yang mungkin terjadi, yaitu n ke * dan n ke * yang

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    11/14

    menunjukkan adanya ikatan rangkap terkonjugasi di daerah absorbsi di atas 200 nm

    sekitar 380 nm. Namun, seperti yang telah dijelaskan pada analisis data maka dari data

    spectrum UV-Vis ini dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut dalam strukturnya

    merupakan senyawa dengan ikatan rangkap yang terkonjugasi karena memiliki daerah

    absorbsi disekitar 380 nm.

    Pada percobaan kedua, yaitu analisis dengan menggunakan spektrofotometri infra

    red (IR). Sampel dianalisis langsung dalam bentuk padatan. Sampel berbentuk padatan ini

    dapat dibuat pellet, pasta, atau lapis tipis. Pelet KBr dibuat dengan menggerus sampel dan

    Kristal KBr (0,12,0% berdasar berat) sehingga merata kemudian ditekan sampai

    diperoleh pelet atau pil tipis. Prinsip kerja dari IR yaitu bila radiasi infra merah

    dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekul-molekulnya dapat menyerap

    (mengabsorpsi) energi sehingga terjadi transisi antara tingkat vibrasi dasar (ground state)

    dan tingkat vibrasi tereksitasi (exited state). Pengabsorpsian energi pada berbagai

    frekuensi dapat dideteksi oleh Spektrofotometer Infra Merah, yang memplot jumlah

    radiasi infra merah yang diteruskan melalui suatu cuplikan sebagai fungsi frekuensi atau

    panjang gelombang radiasi. Plot tersebut disebut spektrum infra merah, yang akan

    memberikan informasi penting tentang gugus fungsional suatu molekul. Vibrasi molekul

    hanya akan terjadi bila suatu molekul terdiri dari dua atom atau lebih. Untuk dapat

    menyerap radiasi infra merah (aktif inframerah), vibrasi molekul harus menghasilkan

    perubahan momen dwikutub. Dari hasil pengamatan diperoleh data beberapa peak-peak

    yang muncul pada spectrum, yaitu terdapat regang O-H pada daerah 3750-3000 cm -1,

    regang C-H untuk, C=C-H, aromatic H pada daerah 3300-2900 cm -1, munculnya Regang

    C-H untuk, C=C-H sesuai dengan data UV-Vis yang menunjukkan adanya ikatan

    terkonjugasi yang kemungkinan menunjukkan adanya struktur aromatic yaitu benzena,

    karena pada benzena terdapat regang C-H untuk, C=C-H dan diperkuat juga munculnyaLentur CH pada C=C-H, aromatik-H pada daerah 1000-650 cm-1. Kemudian pada daerah

    3000-2700 terdapat C-H stretching yang diperkuat juga pada daerah 1475-1300 cm-1

    yang merupakan Lentur CH, pada CH2, CH3. Seperti yang telah kita ketahui bersama

    bahwa bila ada regang CH pasti terdapat lentur CH juga. Hasil pembacaan selanjutnya

    adalah terdapat Regang C-C dan C=C pada daerah 2400-2100 cm -1 yang juga

    memperkuat bahwa benar terdapat ikatan terkonjugasi. Dan yang terakhir terdapat regan

    C=O untuk asam, aldehid, keton, amida, ester dan anhidrida pada daerah 3000-2700 cm-1.

    Jadi dari data IR dapat disimpulkan bahwa terdapat gugus O-H, C=O dan aromatic yang

    kemungkinan senyawa tersebut merupakan golongan asam karboksilat.

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    12/14

    Pada percobaan yang selanjutnya yaitu analisis sampel dengan GC-MS. Dimana

    prinsip kerja GC-MS yaitu senyawa sampel ditembak oleh electron sehingga

    menyebabkan senyawa terpisah menjadi fragmen yang merupakan muatan ion dengan

    massa tertentu. Fragmen tertentu difokuskan menuju celah detector oleh empat

    electromagnet yang diprogram oleh computer. Dari hasil analisis dengan GC-MS

    didapatkan fragmen-fragmen secara berurutan yaitu m/z = 138, 120, 92, 64, 39. Yang

    menunjukkan berarti sampel yang dianalisis mempunyai Mr = 138 gr/mol. Berdasarkan

    aturan nitrogen jika jumlah berat molekul senyawa genap maka jumlah atom nitrogen

    juga genap pada senyawa tersebut, namun tidak terdapat atom nitrogen karena tidak

    adanya peak yang menunjukkan terdapatnya nitrogen. Oleh karena itu kemungkinan

    rumus molekul atau senyawa pada sampel yaitu C7H6O3, karena pada UV-Vis

    menunjukkan adanya ikatan rangkap terkonjugasi, dan pada IR adanya ikatan C-H

    aromatic yang menunjukkan struktur aromatic, dan juga adanya gugus O-H dan C=O

    pada IR yang menunjukkan gugus fungsi asam karboksilat. Dari analisis data didapatkan

    struktur asam salisilat. Namun dari hasil GC-MS peak-peak yang menunjukkan fragmen-

    fragmen tidak sesuai dengan struktur senyawa yang didapatkan. Karena seharusnya jika

    ada aromatic benzena akan menunjukkan m/z sebesar 77. Akan tetapi fragmen terakhir

    yang didapat dengan m/z sebesar 64 yang menunjukkan adanya C-H yang lepas pada

    benzena. Berikut gambar fragmen-fragmen pada asam salisilat:

    Pada asam salisilat fragmen pertama terpotong atau H-OH dengan m/z 120, selanjutnya

    CO dengan m/z 92 dan CO dengan m/z yang tersisa 64.

    Untuk percobaan selanjutnya yaitu dengan NMR tidak dilakukan. akan tetapi

    telah diberikan data hasil analisis untuk sampel tersebut. Prinsip kerja dari NMR yaitu

    bila sampel yang mengandung 1H atau 13C (bahkan semua senyawa organik) ditempatkan

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    13/14

    dalam medan magnet, akan timbul interaksi antara medan magnet luar dengan magnet

    kecil (inti). Karena adanya interaksi ini, magnet kecil akan terbagi atas dua tingkat energi

    (tingkat yang sedikit agak lebih stabil (+) dan keadaan yang kurang stabil (-) yang

    energinya berbeda. Dari hasil analisis NMR didapatkan 5 peak (5 kumpulan H) yaitu

    peak yang pertama berupa triplet pada pergeseran kimia dari TMS 6,94, peak yang kedua

    berupa singlet dengan pergeseran 6,98, peak yang ketiga berupa triplet dengan pergeseran

    7,46, peak yang keempat berupa doblet dengan pergeseran 7,82 dan peak yang kelima

    berupa singlet dengan pergeseran kimia 7,84. Peak yang jauh dari TMS merupakan H

    yang dekat dengan atom elektronegatif yang tak terperisai seperti golongan halogen, O,

    dan N. atom elektronegatig akan menghasilkan efek induktif. Efek induktif atom

    elektronegatif menyusut dengan cepat bila melewati sejumlah ikatan sigma. Efek induktif

    dapat diabaikan setelah selang 3 karbon dari atom elektronegatif. Atom elektronegatif

    mempunyai parsial negatif, dan karbon parsial positif sehingga electron dalam ikatan

    sigma C-H akan tertarik ke arah C menjauhi H menyebabkan proyon H tidak terperisai.

    Sehingga disimpulkan asam salisilat memiliki 5 kumpulan H yang berupa 2 singlet, 2

    triplet dan 1 doblet. Peak H singlet yang paling jauh dari TMS yaitu H pada COOH

    karena dekat dengan atom elektronegatif yaitu O. Dari gambar NMR terlihat adanya H2O

    yang terbaca yang kemungkinan adanya kandungan air dalam asam salisilat. Dapat

    disimpulkan data NMR tersebut dapat dikatakan sesuai dengan struktur senyawa target

    yang dimaksud yaitu asam salisilat. Peak yang terletak paling menjauhi TMS pada

    spektrum terjadi karena komponen tersebut paling bersifat polar, begitu juga sebaliknya

    untuk komponen yang besifat non polar akan lebih dekat dengan TMS pada spektrum

    NMR yang dapat terbaca. Sehingga data yang telah ada tersebut dapat mendukung data-

    data dari spectrum yang lain untuk menentukan senyawa target yang dimaksud.

    H. KESIMPULANBerdasarkan data, hasil pengamatan, dan pembahasan maka dapat disimpulkan

    bahwa sampel yang dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, IR, GC-

    MS, dan NMR tersebut merupakan asam salisilat dengan rumus molekul C7H6O3dengan

    struktur :

  • 7/22/2019 PRAKTIKUM Penentuan senyawa organik

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Bresnick, Stephen.2003.Intisari Kimia Organik.Jakarta:Hipokrates.

    Fessenden, Ralph J. dan J. S. Fessenden. 2010. Dasar-dasar Kimia Organik. Tangerang:

    Binarupa Aksara Publisher.

    Khopkar, S. M. 2010.Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.

    Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty.

    Smith, Brian C. 1995. Fundamentals of Fourier Transform Infrared Spectrometry. Florida:

    CRC Press.

    Sudarma. 2009.Kimia Bahan Alam. Mataram: Universitas Mataram Press.

    Underwood A.L. dan Day R.A. 2002.Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.