modul peserta irigasi

Upload: tina-andriyani-agih

Post on 10-Feb-2018

256 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    1/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 1

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Diskripsi

    Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi tumbuh-tumbuhan termasuk

    tanaman budidaya. Namun keberadaan pada suatu lahan pertanaman perlu

    dipertimbangkan secara hati-hati, karena tidak semua jenis tanaman dapat

    tumbuh dengan kondisi air berlebih. Pada daerah dimana kondisi air berlebih,

    akan menyebabkan terjadinya gangguan pada tanaman, terutama perakaran

    tanaman. Akar tanaman tidak dapat berkembang dengan baik, dan pada

    akhirnya akar tanaman akan busuk jika terus-menerus tergenang dalam air.

    Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu tindakan untuk pembuangan

    kelebihan air yang dinamakan system drainase. Pembuatan system drainasebukanlah suatu pekerjaan mudah, terutama bagi tanaman perkebunan,

    mengingat perkebunan merupakan suatu jenis usaha tani yang memiliki skala

    luas, sehingga untuk pembuatan system drainase dan pemberian air harus

    dilakukan dengan perhitungan yang matang dan cermat, dan harus melalui

    proses pembuatan desain.

    Pada umumnya pada system pertanian perkembunan system drainase yang

    dibuat merupakan system saluran yang terbuka, berupa parit-parit yang

    terbuat dari pipa atau beton yang dibuat dengan suatu konstruksii tertentu.

    Tapi khususnya di Indonesia pembuatan saluran drainase merupakan system

    terbuka yang terbuat dari tanah.

    Pada modul sisdiklat ini akan dibahas bagaimana cara membuat suatu

    jaringan irigasi dan drainase khususnya jaringan irigasi dan jaringan

    dranaseterbuka untuk kegiatan pembibitan tanaman perkebunan.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    2/101

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    3/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 3

    BAB II. PEMBELAJARAN

    Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah

    mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu menentukan

    persyaratan perencanaan dalam mendesain sistem-sistem drainase dan

    pemberian air pada lahan perkebunan, bila disediakan alat dan bahan yang

    sesuai (Gambar sistem drainase dan pemberian air, Peta kondisi lapangan)

    A. Tujuan Antara / Enabling Objective(EO)

    Peserta mampu menentukan persyaratan perencanaan

    B. Materi Menentukan Persyaratan Perencanaan

    Pengertian Irigasi

    Irigasi adalah merupakan kegiatan pemberian air pada suatu lahan Pertanian

    yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lembab pada daerah perakaran

    tanaman untuk memenuhi kebutuhan air bagi partumbuhan tanaman.

    Menurut Basri, 1987 irigasi adalah pemberian air pada tanaman untuk

    memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhannya.

    Menurut Karta Saputro, 1994 irigasi merupakan kegiatan penyediaan dan

    pengaturan air untuk memenuhi kepentingan Pertanian dengan

    memanfaatkan air yang berasal dari air permukaan dan tanah.

    Menurut Linseley, 1996 Pengairan adalah pemberian air kepada tanah untuk

    menunjang curah hujan yang tidak cukup agar tersedia lengas tanah bagi

    pertumbuhan tanaman.

    Menurut Suharjono, 1994 irigasi adalah sejumlah air yang pada umumnya

    diambil dari sungai atau bendung yang dialirkan melalui system jaringan

    irigasi untuk menjaga keseimbangan jumlah air didalam tanah.

    Sub.Menentukan Persyaratan

    Perencanaan

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    4/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 4

    Irigasi selain bertujuan menyediakan air bagi pertumbuhan tanaman, juga

    memberikan manfaat lain seperti :

    Mempermudah pekerjaan pengolahan tanah

    Menekan pertumbuhan gulma, hama dan penyakit

    Mengatur suhu tanah dan iklim mikro

    Memperbaiki kesuburan tanah

    Menurunkan kadar garam dalam tanah

    Pengertian Drainase

    Drainase merupakan tindakan untuk mengalirkan atau membuang kelebihan

    air akibat pemberian air yang berlebihan atau akibat curah hujan yang tiggi.

    Kelebihan air ini dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanamanbahkan kadang-kadang menyebabkan tanaman menjadi mati akibat busuk.

    Pembuangan air ini dilakukan untuk memperbaiki aerase tanah yang akan

    menjadikan lingkungan kehidupan mikroorganisme tanah lebih baik.

    Tujuan utama dari kegiatan drainase yakni untuk mempercepat hilangnya air

    gravitasi, dan mempertahankan agar air kapiler selalu berada pada daerah

    perakaran selama masa pertumbuhan tanaman.

    Sistem drainase pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu system

    drainase permukaan tanah yakni membuang kelebihan air yang terdapat

    pada permukaan tanah, dan system drainase system bawah permukaan

    tujuan utamanya untuk mengatur tinggi kedalaman permukaan air tanah agar

    sesuai dengan kebutuhan perkembangan akar tanaman, misalnya pada

    tanaman tebu kedalam muka air tanah yang dikehendaki bagi perkembangan

    akar tanaman yakni 150 cm ke atas sedangkan bagi tanaman tembakau

    kedalaman air tanah yang dikehendaki berkisar antara 30 cm 45 cm.

    1. Jumlah dan kualitas air untuk pertanian

    Air adalah salah satu sumberdaya alam yang sangat berharga, berguna

    bagi hidup dan kehidupan. Keberadaan air di bumi sendiri relatif tetap.

    Jumlahnya sekitar 1,38 miliar km3, namun hanya 2,5% merupakan air

    tawar dan hanya sekitar 0,01% berupa air tawar yang dapat

    dimanfaatkan. Jumlah air tawar di permukaan dan di bawah tanah yang

    dapat dimanfaatkan ini berasal dari hujan, atau lebih tepatnya dari siklus

    hidrologi.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    5/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 5

    Peredaran atau siklus hidrologi adalah peristiwa menguapnya air di bumi

    dan lautan menjadi awan, kemudian mengembun dan jatuh berupa hujan,

    sebagian teresap ke dalam tanah dan mengalir di bawah tanah

    membentuk aliran air tanah. Sebagian lagi air yang tidak teresap, akan

    mengalir sebagai limpasan di permukaan bumi (run off). Akhir dari

    semua aliran permukaan dan bawah tanah adalah kembali lagi ke laut

    dan hal ini terjadi terus menerus.

    Pada musim hujan, ketersediaan kuantitas air (volume air) untuk

    memenuhi kebutuhan tidak menjadi masalah, namun justru dengan

    besarnya ketersediaan air muncul ancaman bahaya banjir. Dalam kondisi

    yang demikian, tugas pengelolaan sumberdaya air dititikberatkan pada

    pengendalian bencana banjir. Sebaliknya dimusim kemarau, ketika

    ketersediaan air belum tentu memenuhi kebutuhan, pengelolaansumberdaya air dititik beratkan pada alokasi air yang optimal guna

    memenuhi kebutuhan masyarakat dan lingkungannya.

    Pergerakan air dipermukaan bumi secara umum dapat dinyatakan

    sebagai suatu rangkaian kejadian yang biasanya disebut dengan Siklus

    hidrologi. Siklus ini dapat dapat dilukiskan seperti ditunjukkan dalam

    Gambar 1. Siklus hidrologi merupakan suatu sistem tertutup, dalam arti

    bahwa pergerakan air pada sistem tersebut selalu tetap berada di dalam

    sistemnya. Siklus hidrologi terdiri dari enam sub sistem, yaitu :

    Air di atmosfer

    Aliran permukaan

    Aliran bawah permukaan

    Aliran air tanah

    Aliran sungai/saluran terbuka

    Air di lautan dan air genangan

    Air di lautan dan genangan (danau, rawa, waduk) oleh karena adanya

    radiasi matahari, maka air tersebut akan menguap ke atmosfer. Uap air

    akan berubah menjadi hujan karena proses kondensasi (pendinginan).

    Sebagian air hujan yang jatuh dipermukaan bumi akan menjadi aliran

    permukaan. Aliran permukaan sebagian akan meresap ke dalam tanah

    kembali menjadi aliran bawah permukaan melalui proses infiltrasi dan

    perkolasi, selebihnya akan berkumpul di dalam jaringan alur (sungai alami

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    6/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 6

    atau buatan) menjadi aliran sungai/saluran terbuka dan mengalir kembali

    ke dalam lautan.

    Sebagian air hujan yang tertahan oleh tumbuh-tumbuhan dan sebagian

    lagi yang jatuh langsung ke dalam laut dan danau akan menguap kembali

    ke atmosfer. Sebagian dari air bawah permukaan kembali ke atmosfer

    melalui proses penguapan dan transpirasi oleh tanaman dan sebagian

    lagi menjadi aliran air tanah melalui proses perkolasi, dan mengalir ke

    lautan.

    Untuk tujuan operasional maka ruang lingkup hidrologi, antara lain

    meliputi pekerjaan:

    Mengumpulkan dan memproses data hidrologi hasil pengukuran di

    lapangan sebagai data dasar hidrologi yang biasanya datanyadisusun pada suatu buku publikasi (year books).

    Menganalisa proses hidrologi

    Meramalkan kejadian hidrologi, seperti banjir dan kekeringan

    Memperkirakan keseimbangan air

    Memperkirakan laju sedimentasi

    Memecahkan berbagai masalah pengelolaan sumber air

    2. Tempat disurvey dan kebutuhan-kebutuhan drainase ditentukan

    Untuk pembuatan suatu sistem drainase baik dipeternakan sistem

    lapangan maupun sistem yang intensif, terlebih dahulu harus diketahui

    kondisi lapangannya. Dengan mengetahui kondisi lapangan, maka akan

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    7/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 7

    dapat diketahui jenis sistem drainase, ukuran drainase dan teknik yang

    akan diterapkan dalam pembuatan sistem drainase.

    Beberapa kondisi lapangan yang harus diketahui adalah :

    Kondisi topografi

    Kondisi topografi atau secara umum dikenal dengan derajat

    kemiringan lahan, derajat kemiringan lahan ini besar pengaruhnya

    terhadap pembentukan lay out area kerja ataupun kegiatan pekerjaan

    konstruksi khususnya pembuatan saluran drainase lahan. Ada

    beberapa tingkat kemiringan lahan yaitu : datar (0 - 3%); landai atau

    berombak (3 - 8%); agak miring atau bergelombang (8 - 15%); miring

    (15- 30%); agak curam (30 - 45%); curam (45- 65%); sangat curam (>

    65%).

    Volume air yang akan dibuang

    Sistem drainase yang dibuat khususnya bagian drainase lapangan

    akan sangat ditentukan oleh kemampuan tanah untuk mendrainase

    air. Faktor tanah yang menentukan besarnya kapasitas atau

    kemampuan mendrainase air adalah infiltrasi, pori-pori tanah, tekstur,

    dan struktur tanah. Infiltrasi adalah besarnya air yang masuk ke

    dalam tanah. Air hujan yang jatub ke permukaan tanah sebagian akan

    masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan sisanya akan

    terbuang sebagai aliran air permukaan (run off). Infiltrasi tanah tidak

    akan berjalan lancar apabila ada lapisan tanah yang kedap air

    didalam tanah. Infiltrasi banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor

    antara lain kadar pori tanah, besarnya ukuran butiran (tekstur) dan

    lain-lain. Pada tanah-tanah yang dijumlai di alam, kecepatan infiltrasi

    tanah biasanya 430 860 mm/etma*l, sedangkan prosentase pori

    tanah yang dijumlai dialam dalam kondisi alami adalah berkisar antara

    p = 10 50%. Sedangkan kemampuan tanah untuk menyerap air (q)

    adalah besarnya kecepatan infiltrasi di kali dengan persentase ruang

    pori.

    Q = V x p

    Catatan : 1 mm/etmal = 1/8,5 liter/detik/ha

    Dimana : Q adalah kapasitas indfiltrasi

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    8/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 8

    V adalah kecepatan infiltrasi

    P adalah persentase ruang pori.

    Kapasitas infiltrasi dilapangan akan berbeda besarnya dari suatu tempat

    ke tempat lain, hal ini disebabkan karena adanya perakaran tanaman,

    terdapatnya retakan-retakan dan lain lain akan memperbesar

    kemampuan (kapasitas) suatu tanah untuk mendarainase air. Dalam

    sistem drainase lapangan ada dua hal yang harus dibedakan, antara lain

    adalah kemampuan mendrainase tanah dan kemampuan sistem drainase

    memdrainase kelebihan air.

    Kemampuan mendarinase tanah adalah kemampuan tanah pada waktu

    kering untuk mendrainase kelebihan air, sedangkan kemampuan

    mendrainase sistem drainase adalah kemampuan sistem drainase untuk

    mendrainase air tanah pada waktu tanah sudah jenuh dengan air.Sebagai contoh. Jika diketahui sutau tanah memiliki persentase ruang

    pori sebesar 30%, dan kecepatan infiltrasi adalah 640 mm/etmal,

    tentukanlah (1) kemampuan mendrainase tanah

    (2) kemampuan mendrainase sistem drainase tanah.

    Penyelesaian :

    (1) Kemampuan mendrainase tanah (Q) = v x p

    Maka besarnya kemampuan tanah mendrainase air adalah Q = 644 x

    30% = 192 mm/etmal.

    (2) Kemampuan mendrainase sistem drainase

    Sistem drainase akan menurun kemampuannya untuk mendrainase air

    jika kondisi tanah telah jenuh dengan air. Kemampuan mendrainase air

    tidak lagi sebesar Q (192 mm/etmal), tetapi sangat ditentuukan oleh

    waktu pengosongan (t) ssitem drainase dimana besarnya t (lihat

    gambar).

    asin*=V

    St

    dimana t adalah waktu pengosongan sistem drainase tanahv adalah kecepatan infiltrasi

    s adalah jarak antara pipa drainase dengan titik tengah sistem drainase

    aadalah sudut yang dibentuk pipa dengan titik tengah sistem drainase

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    9/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 9

    22)

    2

    1(

    sin

    HA

    H

    +

    =a

    Tidak ada suatu metoda yang dapat digunakan secara pasti bisa

    menghitung kelebihan air dilapangan. Pada saluran drainase buatan,

    ukuran (dimensi) saluran harus diperhitungkan secara cermat agar

    kapasitas saluran dapat menampung jumlah air yang akan dialirkan. Jika

    kapasitas saluran lebih kecil dari volume air yang akan dialirkan, maka

    masalah kelebihan air tidak aka terselesaikan. Ukuran saluran drainase

    dapat ditentukan berdasarkan luas daerah yang akan dibuang airnya (A),

    angka pengaliran (a), angka penyebaran hujan (b) serta intensitas hujan

    (qt) dengan lama pengaliran (T).

    Rumus umum debit maksimum saluran drainase adalah :Qmaks = A *a*b*qt

    Dimana :

    Qmaks = debit air maksimal yang akan dibuang (l/det)

    A = luas daerah (ha atau km2)

    a = angka pengaliran

    = angka penyebaran hujan

    qt = intensitas hujan t = T

    T = lama hujan = lama pengaliran (m3/det/km atau liter/det/ha)

    3. Identifikasi kondisi lingkungan

    Jenis-jenis saluran drainase

    Sistem drainase secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

    saluran drainase alamiah dan sistem drainase buatan.

    a Sistem drainase alamiah

    Pada sistem drainase alamiah maka aktivitas kegiatan drainase

    terjadi dengan sendirinya, tanpa campur tangan manusia. Keadaan initerjadi jika :

    tanah cukup miring

    Pada tanah yang cukup miring, air hujan atau kelebihan air aka

    mengalir dengan sendirinya dan akan masuk ke selokan-selokan

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    10/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 10

    dan akhirnya ke sungai melalui proses aliran air permukaan (run

    off).

    Tanah cukup poreus

    Pada tanah-tanah yang poreus air akan meresap ke dalam tanah

    melalui proses infiltrasi dan akan bersatu dengan air tanah untuk

    mengalir bersama dengan air tanah.

    b Sistem drainase buatan

    Pada saluran drainase buatan, maka air berlebih yang berasal dari

    hujan atau air irigasi dialirkan melalui saluran yang sengaja dibuat,

    untuk akhirnya dibuang ke daerah yang lebih rendah atau ke

    sungai. Sistem saluran drainase buatan dapat dibedakan lagimenjadi yaitu drainase permukaan (surface drainage) dan

    drainase bawah permukaan (sub surface drainage).

    Sistem drainase permukaan adalah saluran drainase yang dibuat

    di atas permukaan tanah. Saluran ini dapat terbuat dari selokan

    tanah biasa atau saluran yang dibuat dengan menggunakan

    konstruksi beton. Prinsip saluran drainase permukaan adalah agar

    air hujan atau air irigasi yang berlebih dapat dibuang dari daerah

    lahan usaha tani. Saluran drainase permukaan dapat dibuat bila

    kemiringan tanah memiliki kemiringan yang cukup, dan jenis

    saluran ini mudah dibuat dengan biaya murah. Tetapi dengan

    alasan tertentu yang cukup kuat, misalnya karena lahan usaha

    tani tersebut akan diolah dengan menggunakan traktor terkadang

    pembuatan saluran drainase permukaan tidak diperkenankan,

    karena akan mengganggu pekerjaan pengolahan tanah, sehingga

    dipilih sistem saluran drainase bawah permukaan.

    Sistem saluran bawah permukaan adalah sistem saluran drainase

    yang dibuat di bawah permukaan tanah. Biasanya sistem saluran

    bawah permukaan mengunakan pipa berlubang atau gorong-

    gorong. Ada beberapa jenis cara pemasangan sistem saluran

    drainase bawah permukaan seperti sistem paralel, sistem alami,

    grid iron sistem dan sistem radial.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    11/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 11

    Di daerah tropis seperti halnya di Indonesia, sistem drainase yang

    umumnya dibuat terutama sistem drainase lapangan

    menggunakan sistem irgasi permukaan (surface drainage), karena

    penggunaan sistem drainase bawah permukaan (sub surface

    drainase) yang menggunakan bahan-bahan seperti pipa, akan

    mempertinggi biaya investasi dan biaya operasional, selain itu

    juga pemeliharaan sistem drainase bawah permukaan cukup

    rumit.

    Untuk sistem drainase yang berfungsi untuk menampung limbah

    dari peternakan, biasanya menggunakan sistem drainase

    permukaan dengan menggunakan sistem terbuka, baik berupa

    saluran tanah biasa ataupun menggunakan konstruksi beton.

    4. Keperluan-keperluan persetujuan dari pemerintah dan masyarakatsetempat dipaparkan

    Pembuatan saluran drainase dalam bidang peternakan, bukanlah

    merupakan hal yang mudah dilakukan, terutama jika jenis usaha

    peternakan yang diusahakan cukup besar atau luas, karena untuk

    membuang kelebihan air dari kegiatan usaha peternakan akan

    memberikan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Bagi jenis usaha

    peternakan yang diusahakan di lapangan, pembuangan jumlah air yang di

    drainase akan sangat tergantung dari luasan lahan dan dampaknya tidak

    begitu dirasakan oleh masyarakat setempat, tapi untuk jenis peternakan

    intensif pembuangan air darainase terutama limbah kandang akan

    menyebabkan polusi lingkungan. Untuk itu sebelum dibuat suatu sistem

    drainase untuk membuang limbah kandang diperlukan ijin dari pemerintah

    setempat, baik RT/RW atau lingkungan yang lebih besar tergantung

    dimana lokasi peternakan itu diusahakan. Demikian juga dengan ijin

    masyarakat harus didapatkan, karena masyarakat setempatlah yang akan

    menanggung akibat adanya polusi tersebut. Ijin tertulis dari pemerintah

    setempat dan masyarakat hendaknya sudah ada sebelum pembuatan

    sistem drainase dilakukan. Biasanya ijin tersebut akan diberikan oleh

    pemerintah dan masyarakat setempat apabila pengusaha bisa menjamin

    bahwa limbah peternakannya tidak akan mengganggu lingkungan atau si

    pengusaha memberikan kompensasi dalam bentuk tertantu kepada

    masyarakat setempat.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    12/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 12

    5. Perencaaan drainase yang mengambarkan semua keperluan

    didokumentasi

    Dalam pembuatan sistem drainase didahului oleh kegiatan pengukuran

    lokasi dimana sistem drainase tersebut akan dibuat. Pengukuran

    dilakukan meliputi pengukuran luas lahan dimana sistem drainase

    tersebut dibuat dan topografi yang akan menentukan arah saluran

    drainase. Pengukuran lahan dan topografinya dilakukan dengan

    menggunakan alat-alat pemetaan seperti theodolit, penyipat datar dan

    beberapa assesories yang diperlukan.

    Dari hasil pengukuran dilapangan selanjutnya dibuat gambar kondisi

    lahan beserta topografinya. Berdasarkan gambar tersebut maka dibuat

    lay out (tata letak) sistem saluran drainase. Beberapa prinsip yang harus

    dipegang dalam perencanaan sistem drainase yaitu : Ukuran sistem saluran drainase semakin ke hilir semakin besar,

    khususnya untuk sistem drainase lapangan, sedangkan untuk sistem

    drainase kandang besarnya sama.

    Air mengalir ke daerah yang lebih rendah

    Sesuai dengan sifat alami air, yaitu air akan mengalir ke daerah yang

    lebih rendah. Oleh sebab itu di dalam perencanaan sistem drainase

    yang akan dibuat sangat diperlukan melakukan survey atau pemetaan

    topografi. Dari hasil peta topografi tersebut, selanjutnya arah aliran

    sistem drainase dirancang dengan memperhatikan sifat alami air.

    Tujuan pembuatan saluran drainase adalah untuk menjamin agar air

    buangan tidak berpengaruh terhadap lingkungan, dengan demikian dalam

    pembuatan saluran drainase juga menganut azas atau prinsip dasar

    ramah lingkungan. Sehingga perlu dipertimbangkan secara matang agar

    penggunaan peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk

    pembuatan saluran drainase harus tidak boleh memberikan dampak

    negatif terhadap tanaman dan lingkungan. Untuk penggunaan peralatan

    yang menggunakan mesin-mesin, maka harus dilakukan pengecekanterlebih dahulu terhadap kondisi peralatan, terutama pada sistem bahan

    bakar dan pelumasan mesin. Harus dipastikan bahwa sistem peralatan

    mesin tidak bocor, sebab jika terjadi kebocoran akan mencemari tanah

    dan lingkungan disekitar tanaman dan ini akab memberikan dampat

    negatif yang buruk terhadap pertumbuah tanaman, terutama untuk

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    13/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 13

    tanaman yang bernilai ekonomis tinggi. Karena efek pencemaran yang

    diakibatkan oleh mesin yang digunakan akan berakibat buruk terhadap

    pertumbuhan tanaman. Demikian juga jika saluran drainase yang dibuat

    menggunakan sistem konstruksi beton, harus diperhatikan efek yang

    diakibatkan, karena sisa-sisa bekas adukan semen dan konstruksi akan

    menyebabkan tanah disekitarnya mengeras. Ini akan berpengaruh

    terhadap tanaman ataupun penggunaan peralatan pengolah tanah bila

    nantinya tanah disekitanya akan diolah.

    6. Dimensi Sistem Saluran Drainase

    Dimensi saluran drainase ditentukan berdasarkan debit maksimum,

    kemiringan saluran dan kecepatan aliran. Saluran drainase biasanya

    direncanakan dengan saluran terbuka yang berbentuk trapesium, persegi

    panjang maupun setengah lingkaran. Saluran terbuka adalah salurandimana air mengalir dengan permukaan bebas yang terbuka terhadap

    tekanan atmosfer.

    Rumus hubungan antara debit dengan luas penampang saluran dan

    kecepatan pengaliran adalah sebagai berikut :

    Q = A x V

    Dimana

    Q = debit saluran drainase maksimum (debit banjir) dalam satuan

    m3/detik

    V = kecepatan aliran (m/detik)

    A = luas penampang basah saluran (m2) dengan berbagai macam

    bentuk.

    Rumus kecepatan aliran menurut Chezi adalah sebagai berikut :

    SRCV *=

    dimana

    V = kecepatan aliran (m/detik)

    R = jari-jari hidrolis (m) = A/P

    A = luas penampang basah saluran (m2)

    P = keliling basah saluran (m)

    C = koefisien kekasaran dinding saluran.

    Koefisien dinding kekasaran saluran dapat ditentukan dengn rumus

    Manning, dimana C = 1/n * R1/6. Dari rumus tersebut maka kecepatan

    aliran drainase menjadi V = 1/n*R2/3*S1/2.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    14/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 14

    Besarnya koefisien kekasaran dinding (n) menurut Manning dapat dilihat

    dalam tabel 1 berikut.

    Tabel 1. Harga koefisien Manning (n)

    No. Jenis Saluran Koefisien Manning

    (n)

    1. Besi tuang di lapisi 0.014

    2. Kaca 0.010

    3. Saluran beton 0.013

    4. Bata dilapisi mortar 0.015

    5. Pasangan batu disemen 0.025

    6. Saluran tanah bersih 0.022

    7. Saluran tanah 0.030

    8. Saluran dengan dasar batu dantebing rumput

    0.040

    9. Saluran pada galian batupadas 0.040

    7. Bentuk penampang saluran drainase

    Bentuk penampang saluran drainase ada berbagai jenis bentuk bujur

    sangkar, bentuk segi empat, trapesium, dan lingkaran dan setengah

    lingkaran.

    8. Saluran drainase bawah permukaan (Gorong-gorong)

    Untuk merencanakan dimensi atau ukuran gorong-gorong harus

    ditentukan terlebih dahulu debit maksimum yang akan dialirkan melalui

    gorong-gorong. Hitungan debit maksimum dapat menggunakan rumus

    rasional.

    Dalam perencanaan dengan saluran tertutup (gorong-gorong)

    direncanakan tiap lubang pengaliran dengan lebar berukuran 1,2 2,0

    meter dan tinggi lubang pengaliran berukuran 1,0 2,0 meter dan

    diusahakan agar tinggi banjir tidak melebihi lubang pengaliran.

    Ada beberapa prinsip yang harus dipegang dalam merencanakan

    pembuatan saluran drainase yaitu :

    Air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah mengikuti topografi

    lahan

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    15/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 15

    Ukuran saluran drainase semakin ke daerah hilir lebih besar dari

    bagian hulunya.

    Kecepatan aliran air pada saluran utama tidak boleh melebihi

    kecepatan 2 m/detik, karena akan mengakibatkan kerusakan pada

    dinding saluran.

    C. Tugas-tugas

    1. Penguasaan konsep

    Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/ internet tutorial tentang

    menentukan persyaratan perencanaan sistem drainase dan pemberian air

    pada suatu perusahaan perkebunan.

    2. Mengenal Fakta

    Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar,

    laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta disajikan

    langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke perusahaan

    perkebunan.

    Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpulkan data dari

    fakta yang ada secara lengkap

    3. Refleksi

    Peserta diklat menghubungkan /mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan

    konsep yang telah dikuasainya dan mengekspresi kan baik secara lisan

    atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara

    tertulis misalnya melalui laporan atau notula

    4. Analisis

    Peserta diklat diberi tugas untuk membuat perencanaan sistem drainase

    pada usaha perkebunan. Didalam proposal tersebut sudah menyangkut

    aspek finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator.

    5. Sintesis

    Peserta diklat diberi tugas untuk mencariinformasi tentang kondisi yang

    ada ditempat baru. Informasi ini berguna untuk sebagai masukan dalam

    merencanakan sistem drainase dan pemberian air. Peserta diklat juga

    diberi tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan dari setiap butir

    perencanaan.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    16/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 16

    6. Aplikasi

    Peserta diklat mulai melaksanakan rencana berdasarkan jadwal yang

    telah disiapkan. Peserta diklat mengumpulkan data dari setiap butir

    kegiatan yang dilaksanakan. Peserta diklat membuat laporan hasil

    kegiatan. Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan.

    Berdsarkan evaluasi dan pengalaman dalam merencanakan system

    drainase, maka konsep lama berkembang menjadi konsep yang baru.

    D. Tes Formatif

    1. Jelaskan mengapa system drainase diperlukan pada budidaya ternak,

    khususnya ternak besar yang digembalakan ?

    2. Jelaskan mengapa system drainase diperlukan pada budidaya ternak,

    khususnya ternak besar yang di kandangkan ?

    3. Data apa yang akan diketahui dengan melakukan survey lapangan

    sebelum system drainase dibuat ?

    4. Sebutkan jenis system drainase secara umum ?

    5. Jelaskan mengapa ketika akan membuat system saluran drainase harus

    mendapat persetujuan pemerintah dan masyarakat ?

    6. Mengapa dalam perencanaan system drainase semua kegiatan

    didokumentasikan ?

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    17/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 17

    E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan

    1. Resume tentang pengertian drainase

    2. Resume tentang tujuan drainase

    3. Resume tentang permasalahan drainase

    4. Resume tentang teknik survey lokasi

    5. Metoda dan jenis isntalasi sistem drainase

    6. Resume tentang persyaratan non teknis dalam perencanaan sistem

    drainase

    7. Resume tentang teknik pembuatan perencanaan sistem drainase

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    18/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 18

    Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah

    mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu menetapkan jenis

    pompa yang akan dipasang pada suatu daerah yang akan didrainase atau

    diirigasi, bila disediakan alat dan bahan yang sesuai

    (Data kondisi lapangan aktual, Skema jaringan drainase atau irigasi,Kalkulator,

    Pompa atau data pompa (nomogram pompa)

    A. Tujuan Antara / Enabling Objective(EO)

    Peserta mampu menetapkan pemompaan dan system tenaga

    B. Materi Menetapkan Pemompaan Dan System Tenaga

    Dalam suatu kondisi tertentu ada kalanya diutuhkan pompa untuk

    mempercepat proses pembuangan air (drainase), misalnya bila daerah

    tersebut terisolasi dan jauh dari saluran pembuangan misalnya sungai.

    Penggunaan pompa sebagai alat bantu melancarkan drainase harus

    dipertimbangkan sedemikian rupa, karena membutuhkan biaya yang tinggi

    dan perlu adanya sarana pendukung seperti halnya pasokan listrik.

    Penempatan pompa harus dipilih pada tempat yang strategis, yaitu dekat

    dengan sumber listrik, mudah terjangkau oleh alat angkutan, dan yang

    terpenting memiliki spesifikasi yang cocok sesuai dengan kondisi daerah.

    Pada dasarnya ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan

    pompa untuk sistem drainase dan pemberian air, yaitu tekanan atmosfer,

    perbedaan jarak antara sumber air dan tempat pembuangan atau penyaluran

    air, gaya sentrifugal dan bergeraknya air yang disebabkan perbedaan

    gravitasi. Banyak jenis pompa yang tersedia dipasaran yang dapat digunakan

    sebagai alat bantu untuk membuang kelebihan air (drainase) dan pemberian

    air (irigasi), yang menerapakan satu atau lebih dari 4 prinsip dasar tersebut.

    Sub.Menetapkan Pemompaan dan

    System Tenaga

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    19/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 19

    Pemilihan jenis pompa yang sesuai sebagai alat atau sarana untuk

    membuang dan menyalurkan air sangat tergantung kepada sifat sumber air

    dan kapasitas alat untuk menganngkat air, jumlah air yang akan dibuang atau

    disalurkan dan perbedaan antara permukaan air dan pompa, jumlah sumber

    tenaga yang tersedia dan kondisi ekonomi pemilik pompa (petani atau

    perusahaan).

    1. Identifikasi Kebutuhan Pompa

    Pompa biasanya dipakai bila tempat sumber air terletak dibagian bawah

    sumber air, namun terkadang meskipun sumber air berada dibagian

    (daerah) sebelah atas, penggunaan pompa juga masih diperlukan untuk

    menjamin ketersedian air.

    Prinsip kerja pompa adalah menyedot air dari sumbernya dan

    mengahantarkan ke tempat yang diinginkan dengan kemampuan daya

    hantarnya. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis

    pompa, yaitu (1) jumlah atau debit air yang harus dipompakan dan (2)

    total head (beban kerja) yang harus diangkat oleh pompa. Total head

    adalah semua tekanan kerja yang harus dilakukan pompa untuk

    mengatasi daya angkat pompa, perubahan elevasi (perbedaan tinggi)

    antara pompa dan pipa distribusi pompa, beban kerja akibat gesekan

    dengan pipa, dan aksesories pompa (pitting) dan tekanan kerja yang

    dibutuhkan pompa dalam pipa penyalur air.

    2. Jenis-jenis pompa

    Pada umumnya untuk sistem penyediaan air, ada empat jenis pompa

    yang biasa dipakai, yaitu pompa sentrifugal, pompa propeler (sedot),

    pompa plunyer dan pompa torak (piston).

    3. Pompa sentrifugal

    Pompa jenis ini sangat cocok untuk dipakai untuk pompa yang

    dioperasikan dengan kecepanan tinggi dan membutuhkan tekanan kerja

    yang besar. Pompa jenis ini dapat menghisap air dari sumber air yang

    kedalamannya 5 6 meter dibawah tempat kedudukan pompa dan

    memiliki kemampuan untuk menyalurkan air (daya angkat) yang tinggi.

    Impeler pada pompa ini ada dua jenis yaitu tipe volut (rumah siput) dan

    tipe turbin.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    20/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 20

    4. Pompa propeler

    Jenis pompa ini cocok dipakai untuk mengangkat air dari sumbernya yang

    memiliki permukaan yang tidak terlalu rendah ( 1-3 meter).

    5. Pompa plunyer

    Jenis pompa ini cocok dipakai bila sumber airnya jauh terletak dibawah

    pompa. Pompa ini dapat digerakan oleh kincir angin atau tenaga listrik

    sebagau tenaga penggeraknya.

    6. Pompa torak (piston).

    Jenis pompa ini cocok dipakai untuk menaikkan air dari sumber air yang

    dekat dengan tempat pemasangan pompa. Pompa ini menggunakan

    tenaga penggerak motor listrik sebagai sumber tenaganya.

    7. Pemilihan Pompa

    Suatu hal yang terpenting di dalam pemilihan jenis pompa adalah jenis

    motor penggerak yang dibutuhkan sebagai sumber tenaga. Tenaga yang

    dibutuhkan oleh suatu unit pompa tergantung pada besarnya aliran (debit)

    dan daya capai (total head) pompa. Untuk menentukan tenaga yang

    diperlukan dapat dihitung dari WHP (Water Horse Power).

    76

    *hQWHP=

    eff

    WHPBHP=

    Dimana :

    WHP = Water horse Power (tenaga yang dibuytuhkan secara teoritis)

    dalam satuan HP (tenaga kuda)

    BHP = Brake Horse Power (Tenaga sesuangguhnya yang diperlukan)

    dalam satuan HP (tenaga kuda)

    Q = Debit dalam satuan liter/detik

    H = Total head (dalam satuan meter

    Eff = Efisiensi tenaga penggerak dalam satuan persen (%) tergantung

    pada jenis tenaga yang dipakai, untuk motor listrik 70%, motor

    diesel 55%, kotor bensin 50%.

    8. Pemasangan Pompa

    Setelah ukuran pompa dan jenis pompa beserta sumber tenga

    penggeraknya ditetapkan, maka dilakukan pemasangan atau instalasi

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    21/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 21

    pompa. Pemasangan pompa dimaksudkan untuk menghubungkan antara

    sumber air dengan tempat penampungan yang dihubungkan dengan

    menggunakan pipa-pipa yang sesuai dengan ukuran bagian intake

    (pemasukan pompa) dan out put. Untuk menghindari agar tidak banyak

    tenaga (head) yang terbuang, maka sebaiknya menggunakan pipa yang

    memiliki permukaan yang halus, misalnya dengan menggunakan pipa

    PVC (paralon).

    Ada beberapa prinsip yang harus diketahui dalam pemasangan pompa,

    yaitu :

    a. Pada pipa hisap (intake) tidak boleh terjadi kebocoran. Jika terjadi

    kebocoran makan udara akan masuk, dan hal ini akan menyebabkan

    pompa tidak akan berfungsi, meskipun motor penggeraknya telah

    dihidupkan.b. Diameter pipa pengeluaran, maksimal sama dengan pipa pemasukan

    (intake). Jika pipa pengeluaaran lebih besar dari pipa pemasukan, hal

    ini akan menyebabkan daya kerja pompa menurun, karena ukuran

    pipa pengeluaran yang lebih besar akan menyebabkan kecepatan

    aliran berkurang, sehingga kerja pompa menjadi lebih berat. Ini

    disebabkan kecepatan yang lambat akan menambah beban pompa

    untuk mendorong. Sebaliknya jika ukuran pipa pengeluaran lebih

    kecil, maka kecepatan aliran pada pipa pengeluaran menjadi lebih

    cepat. Hal ini akan mengurangi beban pompa.

    c. Daya isap pompa biasanya sangat terbatas, untuk pompa plunyer

    daya isapnya 7 meter, dan untuk pompa sentrifugal 5 meter.

    Untuk itu harus diperhatikan benar untuk menempatkan pompa agar

    sedekat mungkin dengan sumber air. Bahkan untuk beberapa jenis

    pompa sentrifugal pompa langsung dimasukkan ke dalam sumber air

    (dicelupkan). Pompa demikian disebut pompa submersible.

    d. Daya tekan pompa biasanya lebih tinggi dari daya isap. Untuk

    pemasangan/pemilihan pompa harus terlebih dahulu diteliti spesifikasi

    pompa, terutama head isap (daya isap) dan head tekan (daya tekan)

    dan total head (kemampuan total pompa untuk mengisap dan

    menekan.

    e. Ujung pipa isap jangan sampai menyentuk dasar sumber air. Hal ini

    untuk menghindari agar lumpur pada dasar pompa tidak terisap yang

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    22/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 22

    dapat menyebabkan penyumbatan pada sistem jaringan pipa.

    Biasanya beri jarak 25 cm anatra ujung pipa pengisap dengan dasar

    sumber air. Untuk menjamin agar pompa tidak tersumbat oleh lumpur,

    maka harus dilakukan pembuangan lumpur pada dasar sumber air

    secara berkala jika memungkinkan.

    f. Pipa isap sebaiknya dilengkapi dengan saringan (screen) dan katup.

    Fungsi katup adalah untuk menghindari agar kotoran berupa sampah

    tidak terisap masuk ke dalam sistem pipa dan jaringan. Jika ini terjadi

    akan menyebabkan penyumbatan pada pompa dan sistem pipa.

    Sedangkan katup diperlukan agar air yang telah masuk ke dalam

    sistem pipa dan jaringan tidak keluar lagi ke sumber air bila pompa

    dimatikan. Jika ini terjadi akan dibutuhkan waktu untuk memancing

    (priming) agar air masuk ke dalam pipa isap dan pompa sebelumdikeluarkan.

    g. Putaran impeler disesuaikan dengan motor penggeraknya. Dalam

    memilih motor penggerak, hendaklah terlebih dahulu diteliti putaran

    impeler (RPM) pada pompa, terutama jika membeli pompa yang

    dirakit sendiri. Tetapi jika membeli pompa yang sudah dirakit beserta

    motor penggeraknya, masalah ini tidak perlu dikhawatirkan.

    9. Hal-hal yang dapat Mempengaruhi kapasitas kerja pompa

    Dalam pemasangan pompa ada beberapa hal yang harus diperhatikan

    secara cermat, agar pompa yang dipilih dapat bekerja secara maksimal

    sesuai dengan perencanaan. Ada beberapa hal yang dapat

    menyebabkan daya kerja pompa berkurang, yaitu :

    a. Terlalu banyak bengkokan pada sistem jaringan pipa. Penggunaan

    bengkokan (knee, elbow, tee dan sebagainya) terkadang tidak bisa

    dihindarkan, karena pemasangan jaringan pipa menghendaki

    demikian. Untuk menghindari agar bengkokan tidak terlalu banyak

    mengurangi kapasitas kerja pompa, maka untuk bengkokan jika bisa

    jangan menggunakan bengkokan 90o, tetapi pilihlah bengkokan yang

    45oatau 22,5o. Tetapi jika yang demikian tidak memungkinkan karena

    dipasaran jarang yang menjual bengkokan 45o atau 22,5o, kecuali

    dipesan khusus, maka pilihlah sambungan 90oyang memiliki bagian

    dalam yang permukaan halus, misalnya yang terbuat dari PVC

    (paralon).

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    23/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 23

    b. Terlalu banyak asesories pada pipa saluran misalnya stop kran, tee,

    dan perubah diameter (reducer). Penggunaan asesories yang

    demikian sebaiknya dihindari.

    c. Permukaan pipa bagian dalam kasar, dan berkarat. Permukaan

    bagian dalam pipa yang kasar akan menyebabkan head gesekan

    semakin besar, sehingga kemampuan kerja pompa akan menurun.

    Oleh sebab itu sebaiknya gunakanlah pipa yang memiliki permukaan

    dalam halus seperti halnya pipa paralon (PVC). Selain itu sumber air

    yang digunakan harus dicek terlebih dahulu kadar lumpurnya.

    Penggunaan air yang kadar lumpurnya tinggi, akan dapat

    menyebabkan pengecilan bagian pipa bagian dalam, terutama jika

    kadar besi (Fe) dan kalsium (Ca) pada air tinggi.

    d. Diameter pipa terlalu kecil. Penggunaan pipa yang kecil dalamjaringan distribusi akan menyebabkan gaya gesekan antara pipa dan

    air semakin banyak. Secara total gaya gesekan ini akan semakin

    besar jika penggunaan pipa kecil terlalu banyak, dan akan

    menyebabkan pengurangan daya kerja pompa karena adanya

    gesekan tersebut.

    e. Jaringan pipa terlalu panjang. Dalam pemasangan pipa jaringan

    terutama dari pompa ke penampungan air sedapat mungkin dihindari

    mengikuti kontur lahan, tapi sebaiknya memotong kontur. Hal ini untuk

    menghindari penggunaan pipa yang terlalu panjang. Carilah jarak

    terdekat antara pompa dan penampungan air.

    10. Evaluasi Kinerja Pompa

    Kinerja suatu pompa biasanya tertulis dalam label pompa. Kinerja

    tersebut meliputi debit, pipa intake, pipa uot put, putaran mesin (RPM),

    daya listrik yang dibutuhkan (KW), daya hisap, daya tekan dan head total

    pompa. Jika dalam pemasangan pompa semua spesifikasi yang

    disebutkan dalam label dipenuhi, maka kinerja pompa akan bekerja

    sesuai dengan apa yang tertera di dalam label. Untuk memastikan kinerja

    pompa sesuai dengan label yang ditunjukkan, maka perlu dilakukan

    evaluasi kinerja pompa. Kinerja pompa yang biasa dievaluasi adalah debit

    dan head total. Pengujian debit pompa bisa dilakukan sebelum pompa

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    24/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 24

    dipasang secara permanen di dalam jaringan, sedangkan evaluasi head

    total hanya bisa dilakukan jika pompa sudah dipasang di dalam jaringan,

    sehingga jika head total tidak sesuai dengan label yang ditunjukkan,

    maka pompa harus diganti. Sedangkan debit pompa yang sudah

    terpasang dalam jaringan bisa saja lebih kecil dari yang tertulis dalam

    label. Ini disebabkan oleh adanya pengurangan kapasitas kerja pompa

    yang disebabkan oleh hal-hal yang telah disebutkan diatas.

    C. Tugas-tugas

    1. Penguasaan konsep

    Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/ internet tutorial tentang

    penetapan pemompaan dan system tenaga untuk mendesain sistemdrainase dan pemberian air.

    2. Mengenal Fakta

    Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar,

    laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta disajikan

    langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke perusa-haan

    perkebunan.

    Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpul-kan data dari

    fakta yang ada secara lengkap

    3. Refleksi

    Peserta diklat menghu-bungkan/ mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan

    konsep yang telah dikuasainya dan mengeks-presikan baik secara lisan

    atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara

    tertulis misalnya melalui laporan atau notula

    4. Analisis

    Peserta diklat diberi tugas untuk membuat penetapan pemompaan dan

    system tenaga. Didalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek

    finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator.

    5. Sintesis

    Peserta diklat diberi tugas untuk mencari informasi tentang kondisi yang

    ada ditempat baru. Informasi ini berguna untuk sebagai masukan dalam

    penetapan pemompaan dan system tenaga. Peserta diklat juga diberi

    tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan dari setiap butir perencanaan.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    25/101

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    26/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 26

    Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah

    mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu merencanakan

    sistem distribusi/drainase air bagi usaha perkebunan, bila disediakan alat dan

    bahan yang sesuai (denah lokasi, Gambar desain bangunan penampung air,

    meteran teodolit/waterpas, Patok, Alat pengangkut tanah dan peralatan

    pengukuran lapangan).

    A. Tujuan antara / Enabling Obyective(EQ)

    Peserta Mampu Merencanakan Sistem Distribusi

    B. Materi Pemelajaran Merencanakan Sistem Distribusi

    1. Pemetaan untuk perencanaan sistem distribusi

    Pembuatan fasilitas sistem saluran drainase permukaan untuk lahan-

    lahan yang terpisah secara individual, sangat tergantung pada topografi,

    sifat-sifat tanah, dan ketersediaan outlet saluran pembuangan alamiah

    seperti sungai parit besar atau tempat penampungan air. Sebagaimana

    diketahui bahwa sifat alami air adalah mencari daerah yang lebih rendah,

    namun perlu dipahami bahwa kondisi topografi dilapangan biasanya tidak

    teratur ketinggiannya, sehingga untuk mendesain arah saluran harus

    dilakukan pemetaan topografi.

    Pemetaan topografi dilakukan dengan menggunakan alat-alat survey,

    seperti halnya theodolit, level dan peralatan lain yang digunakan. Dalam

    pemetaan tersebut pada daerah yang akan dibangun sistem drainasenya

    diukur masing-masing ketinggian titik-titiknya, terutama titik-titik ekstrim

    yaitu titik tertinggi dan terendah, beserta titik-titik diantara kedua titik

    ekstrem tersebut. Dari data hasil pengukuran tersebut kemudian diolah

    dan digambarkan kondisi topografinya.

    Berdasarkan hasil penggambaran kondisi topografi yang aktual, arah

    saluran pembuangan ditentukan. Namun dalam menetapkan kemiringan

    Sub.Merencanakan Sistem

    Distribusi

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    27/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 27

    saluran harus lebih hati-hati, agar saluran drainase jangan memiliki

    kemiringan yang besar, karena kemiringan yang besar akan

    mempercepat laju aliran drainase. Kemiringan saluran drainase biasanya

    dirancang sedemikian rupa, sehingga kecepatan aliran 2 m/detik. Bila

    kecepatan aliran > 2 m/detik, akan menyebabkan terjadinya penggerusan

    pada dinding dan dasar saluran.

    Cara yang paling mudah untuk membuat agar permukaan tanah dimana

    sistem saluran drainase dibuat agar tidak memiliki perbedaan yang besar

    adalah memodifikasi ketinggian permukaan tanah dengan menggunakan

    teknik cut and fill (gali dan timbun). Untuk daerah yang memiliki

    permukaan yang tinggi dilakukan penggalian tanah, dan hasil galian di

    bawa ke tempat yang lebih rendah untuk menimbun, sehingga akan

    diperoleh permukaan yang relatif kecil perbedaan tingginya.2. Merancang (desain) sistem drainase

    Sebelum saluran drainase dibuat, maka terlebih dahulu dibuat desainnya,

    atau bentuk dan tata letaknya. Ada beberapa jenis sistem desain saluran

    drainase, yaitu sistem random, paralel dan dan sistem parit lateral paralel.

    Pemilihan jenis sistem saluran drainase sangat tergantung pada topografi

    dan sifat-sifat tanah.

    3. Saluran terbuka

    Ada beberapa jenis sistem saluran drainase terbuka yang digunakan

    untuk mendrainase berbagai jenis lahan yang berbeda. Untuk saluran

    drainase yang digunakan pada lahan penggemabalaan secara permanen,

    biasanya salurannya kecil, dangkal dan ruangnya terbatas. Sedangkan

    sistem saluran drainase yang digunakan untuk lahan yang ditanami

    biasanya dibuat lebih lebar dan dalam.

    Pada lahan yang memiliki sistem drainase jelek dengan kemiringan yang

    relatif datar, sampai pada kemiringan 2%, maka sistem saluran drainase

    paralel adalah yang paling cocok dan lebih mudah pembuatannya

    dibandingkan dengan sistem saluran drainase furrow dan ridge.Saluran drainase sebaiknya memiliki penampang yang luas dan dangkal

    untuk meminimalkan resiko terjadinya erosi dan memudahkan untuk

    dilalui. Kemiringan saluran harus disesuaikan dengan kondisi topografi,

    tapi dengan kisaran antara 0,1 sampai 1 persen, dan nilai optimumnya

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    28/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 28

    adalah 0,5 persen. Kedalaman saluran drainase minimum adalah sekitar

    25 cm dan jarak antara saluran bisa sampai 200 meter.

    Untuk lahan-lahan yang agak curam dengan kemiringan 2% - 4%, sistem

    saluran drainase bercabang (cross-slope ditches) adalah yang paling

    sering dipakai, terutama untuk sistem saluran drainase permukaan.

    Selain itu sistem drainase jenis ini juga dapat digunakan sebagai

    pengendali erosi. Kedalaman saluran bervariasi, dengan lebar 5 6

    meter dan kedalaman 1,5 m 2,0 meter.

    4. Sistem drainase pipa

    Pada jaman dahulu jenis pipa yang biasa digunakan untuk saluran

    drainase adalah jenis pipa yang terbuat dari tanah liat yang dibakar,

    namun sekarang banyak yang menggunakan jenis pipa plastik (PVC),

    dengan ukuran diameter yang bervariasi 50 mm 100 mm, dan panjangsampai 10 meter. Untuk penggunaan sistem drainase pipa, maka

    biasanya pipa diberi lubang untuk memudahkan air masuk ke dalam pipa

    secara bebas, memungkinkan air masuk ke dalam pipa untuk

    didrainasekan.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    29/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 29

    5. Lay out sistem drainase

    Ada beberapa jenis lay out sistem saluran drainase, yaitu :

    6. Sistem acak (random drainage)

    Sistem ini menggunakan pipa yang dipasang pada tempat-tempat yang

    akan di drainase airnya, terutama pada derah yang paling cekung. Pipa

    menghubungkan antara daerah cekungan dengan parit pembuangan.

    7. Sistem paralel reguler

    Untuk sistem paralel reguler, lay out harus dibuat sedemikian rupa

    sehingga bagian terendah dari sistem saluran terhubung dengan parit

    pembuangan, sehingga dengan sistem ini ada pipa/saluran utama dan

    lateral, dimana saluran/pipa lateral terhubung dengan parit pembuangan.

    8. Sistem drainase tulang ikan

    Jenis sistem saluran drainase ini terdiri dari dua jenis saluran/pipa, yaitusaluran /pipa drainase utama dan sekunder. Antara pipa/saluran utama

    dan sekunder dibutuhkan penghubung, dan letak saluran/pipa utama

    dibagian bawah.

    9. Sistem saluran terhubung (ditche-to-ditch)

    Sistem saluran drainase jenis ini, sangat cocok dipakai pada daerah yang

    sedikit agak miring, sehingga sistem pengaliran air dilakukan secara

    bebas (gravitasi). Dengan sistem ini dibutuhkan pipa-pipa yang

    menghubungkan antara dua parit pembuangan.

    10. Pembuatan Sistem Drainase

    Untuk pembuatan sistem saluran drainase sangat tergantung pada jenis

    pekerjaan yang akan dilakukan, jumlah pekerja, dan lokasi. Untuk

    pekerjaan yang membutuhkan waktu cepat dan volume pekerjaan besar,

    maka dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai peralatan mesin

    seperti halnya alat excavator, elevating grader, pull back blade, dan

    scraper.

    Namun jika kondisi tenaga kerja tersedia cukup banyak, dan jenis

    pekerjaannya sederhana dan waktunya tidak mendesak, pembuatansaluran drainase dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan

    sederhana, seperti halnya cangkul, skop dan sebagainya.

    Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan saluran drainase baik yang

    sifatnya dengan menggunakan alat-alat bermesin ataupun peralatan yang

    dioperasikan secara manual, maka faktor keselamatan kerja harus

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    30/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 30

    menjadi perhatian utama. Banyak terjadi kecelakaan kerja yang

    disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor manusia dan alat.

    Sebelun peralatan ditempatkan di lapangan, harus dicek terlebih dahulu

    agar kondisi lapangan memungkinkan untuk penggunaan peralatan berat.

    Demikian juga dengan kondisi peralatan, harus dicek kesiapannya.

    Peralatan yang tidak siap pada saat akan digunakan akan menghambat

    pekerjaan.

    Untuk pembuatan sistem saluran drainase dilapangan biasanya diawali

    dengan penempatan patok-patok sebagai titik bantu untuk penampatan

    saluran drainase. Patok-patok ditempatkan sesuai dengan gambar

    rencana, dan berdasarkan patok-patok tersebut dibuat saluran drainase.

    11. Pemasangan Titik-titik Jaringan Saluran distribusi

    Untuk pemasangan titik saluran drainase/drainase harus didahuluidengan kegiatan analisis debit banjir maksimum. Kegiatan ini

    dimaksudkan untuk menentukan ukuran saluran yang akan dibuat.

    Setelah kegiatan analisis debit banjir dilakukan dan dipilih jenis saluran

    drainase yang akan dibuat, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan

    pemetaan lokasi yang akan dibuat saluran drainasenya. Pemetaan lokasi

    ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang tata letak saluran

    drainase dan ketinggian titik-titik tempat saluran drainase, baik saluran

    drainase utama (primer) maupun saluran drainase sekunder atau tersier.

    Saluran drainase utama (primer) biasanya lebih besar dari saluran

    drainase sekunder maupun tersirer. Tata letak saluran drainase akan

    sangat tergantung dari perbedaan tinggi tempat.

    12. Penggunaan Pompa dalam sistem distribusi

    Dalam suatu kondisi tertentu ada kalanya diutuhkan pompa untuk

    mempercepat proses pembuangan air (drainase), misalnya bila daerah

    tersebut terisolasi dan jauh dari saluran pembuangan misalnya sungai.

    Penggunaan pompa sebagai alat bantu melancarkan drainase harus

    dipertimbangkan sedemikian rupa, karena membutuhkan biaya yangtinggi dan perlu adanya sarana pendukung seperti halnya pasokan listrik.

    Penempatan pompa harus dipilih pada tempat yang strategis, yaitu dekat

    dengan sumber listrik, mudah terjangkau oleh alat angkutan, dan yang

    terpenting memiliki spesifikasi yang cocok sesuai dengan kondisi daerah.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    31/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 31

    13. Penggunaan Konsultan

    Untuk menjamin agar pembuatan sistem saluran drainase dapat berjalan

    dengan baik dan berfungsi, diperlukan bimbingan orang yang ahli dalam

    bidang perencanaan dan pembuatan sistem saluran drainase. Bagi para

    pemula bimbingan konsultan sangat diperlukan untuk memberikan saran

    dan pertimbangan yang realistis dalam pembuatan sistem saluan

    drainase.

    C. Tugas-tugas

    1. Penguasaan konsep

    Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/ internet tutorial tentang

    perencanaan system distribusi.2. Mengenal Fakta

    Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar,

    laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta disajikan lang-

    sung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke perusaha an petkebunan.

    Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpul-kan data dari

    fakta yang ada secara lengkap

    3. Refleksi

    Peserta diklat menghubungkan/ mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan

    kon-sep yang telah dikuasainya dan mengekspresi-kan baik secara lisan

    atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara

    tertulis misalnya melalui laporan atau notula

    4. Analisis

    Peserta diklat diberi tugas untuk membuat proposal/ perencanaan system

    distribusi. Didalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek finansial.

    Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator.

    5. Sintesis

    Peserta diklat diberi tugas untuk mencariinformasi tentang kondisi yang

    ada ditempat baru. Informasi ini berguna untuk sebagai masukan dalam

    pMerencanakan system distribusi. Peserta diklat juga diberi tugas untuk

    membuat jadwal pelaksanaan dari setiap butir perencanaan.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    32/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 32

    6. Aplikasi

    Peserta diklat mulai melak-sanakan rencana/proposal berdasarkan jadwal

    yang telah disiapkan. Peserta diklat mengumpulkan data dari setiap butir

    kegiatan yang dilaksanakan. Peserta diklat membuat laporan hasil

    kegiatan. Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan.

    Berdasarkan evaluasi dan pengalaman dalam perencanakan system

    distribusi, maka konsep lama berkembang menjadi konsep yang baru.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    33/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 33

    D. Tes

    1. Dalam pembuatan saluran drainase, biasanya digunakan titik Bantu

    berupa patok-patok, apa fungsi titik Bantu tersebut ?

    2. Apa fungsi perencanaan dalam pembuatan ?

    3. Dalam pembuatan saluran drainase, khususnya drainase pipa, mengapa

    diharuskan menggunakan bahan yang sama dengan jens pipanya ?

    4. setelah system saluran drainase terpasang dilakukan pengujian ?

    E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan

    1. Resume tentang teknik perencanaan sistem drainase

    2. Resume tentang pengujian sistem drainase

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    34/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 34

    Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah

    mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu merencanakan

    bangunan drainase, tampungan dan sistem perlakuan untuk suatu daerah

    perkebunan, bila disediakan alat dan bahan yang sesuai (peta topografi wilayah,

    data kondisi iklim setempat, minimal 10 tahun

    meja gambar dan peralatan gambar).

    A. Tujuan Antara / Enabling Obyective (EO)

    Mampu merencanakan drainase, tampungan dan system

    B. Materi Merencanakan Drainase, Tampungan Dan System

    Untuk keperluan irigasi, berbagai sumber air alami dapat digunakan antara

    lain sungai, danau, air tanah dan sebagainya. Kondisi air dipermukaan tanah

    selalu mengalami pembaharuan melalui proses hidrologi. Dengan adanya

    proses sirkulasi (proses hidrologi) menurut para ahli jumlah air yang ada

    dipermukaan bumi selalu tetap. Masalah utama dalam penyediaan sumber

    air tersebut untuk keperluan irigasi adalah masalah ketersediaan. Pada

    musim hujan kebanyakan tanaman tidak membutuhkan air, bahkan harus

    dibuang melalui proses drainase, namun pada musim kemarau, air sangat

    dibutuhkan dan bila kondisi ekstrem ketiadaan air dapat menyebabkan

    tanaman menjadi mati atau gagal panen. Untuk menjaga agar hal tersebut

    tidak terjadi, maka dalam proses budidaya tanaman hendaknya dibuatkan

    suatu tempat penampungan air, dimana pada musim hujan bangunan ini

    dapat dijadikan sebagai tempat untuk emnyimpan air dan dimusim kemarau

    digunakan sebagai sarana pendistribusian air.

    Untuk membangun suatu sarana distribusi air, maka harus dilakukan terlebih

    dahulu evaluasi ketersediaan air agar bangunan distribusi yang direncanakan

    dan membutuhkan biaya yang besar dapat berfungsi dengan baik.

    Sub. Merencanakan Drainase,

    Tampungan dan system

    perlakuan

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    35/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 35

    Ketersediaan air sangat dipengaruhi oleh faktor geologis dan geografi.

    Evaluasi ketersediaan air dilakukan meliputi kuantitas dan kualitas airnya.

    Dari aspek kuantitas, jumlah sumber air (debit) yang akan digunakan harus

    bisa menjamin tercukupinya kebutuhan air tanaman. Sebelum sumber air

    tersebut ditetapkan harus dilakukan evaluasi untuk kemungkinan digunakan

    sebagai sumber air. Untuk itu diperlukan suatu survey pendahuluan sumber

    air. Ada beberapa komponen yang harus disurvey untuk pemilihan sumber

    air. Evaluasi pemilihan sumber air dapat menggunakan formulir sebagai

    berikut :

    FORMULIR SURVEY IDENTIFIKASI SUMBER AIR

    Hari/tanggal survey : Jam :

    Nama Surveyor :Nama Sumber Air

    Desa :

    Kecamatan :

    Kabupaten :

    Pengelola Sumber Air :

    Wilayah yang dilayani sumber

    air

    Kondisi Teknis :

    1. Luas Genangan (permukaan : m2

    2. Volume : m3

    3. Tipe bangunan

    4. Kondisi bangunan

    Bangunan Pelimpa Banjir (Spill Way)

    1. Kondisi : a. Baik b. Rusak c. Rusak sebagian

    2. Bahan : a. Urugan Tanah b. Pasangan c. Tanggul alam

    3. Bentuk ; a. Pelimpah b. Bangunan terjunan (free over fall) c. Bentuk lain

    Bangunan Pengambilan (intake)

    1. Kondisi : a. Berfungsi b. Tidak c. Baik d. Rusak

    2. Type pintu : a. Sorong b. Stoplog c. Lainnya

    Informasi Ketersediaan Air

    Priode pengisian : bulan . S/d

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    36/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 36

    Priode Kosong : bulan .. s/d .

    Priode Limpasan : bulan s/d .

    Kualitas Air : a. Jernih b. Berlumpur c. Bau

    Pemanfaatan sumber air :

    a. Irigasi .. lieter/detik atau .. Ha

    b. Air Minum . Liter/detik atau .. KK

    c. Perikanan/tambak lieter/detik atau .. ha

    d. Lain-lain . Liter/detik

    Priode pemanfaatan air : bulan . S/d

    Kondisi Sosial Ekonomi

    1. Kebiasaan perilaku konsumen air

    a. Mandi a. Di rumah b. Di sumber air

    b. Cuci : a. di rumah b. Di sumber air

    c. Buang Hajat a. dirumah b. Di sumber air

    d. Masak/lain-lain ( sebutkan untuk apa dan berapa banyak)

    2. Mata Pencaharian Mayoritas penduduk :

    a. Petani b. Pedagang c. Nelayan d. Petani Tambak d. Lain-lain

    Permasalahan Sosial

    a. Konflik antar pemakai air : a. ada b. Tidak

    Sebutkan

    b. Aspirasi/Opini Masyarakat :

    c. Aspirasi/opini perangkat desa :

    d. Catatan Lain-lain

    e. Sketsa Lokasi :

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    37/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 37

    f. Denah Lokasi Sumber Air :

    Dari aspek kualitas (mutu air), maka persyaratan kualitas air harus menjadi

    jaminan, bahwa air yang dimanfaatkan itu tidak memberikan dampak yang

    membahayakan terhadap ternak dan manusia yang mengelola peternakan.Masing-masing peruntukan air memiliki standar mutu yang berbeda, namun

    jika air yang digunakan telah memenuhi suatu standar air baku, maka

    pemanfaatnya bisa digunakan, dan untuk tujuan pemanfaatan yang spesifik,

    hanya perlu dilakukan tambahan perlakukan (treatment khusus) sesuai

    dengan spesifikasi kebutuhan penggunaannya. Kualitas air yang baik adalah

    air yang memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh suatu lembaga atau

    departemen yang berkewenangan menetapkan standar, misalnya

    departemen kesehatan untuk air minum, departemen pertanian untuk irigasi

    dan lain-lain.

    Secara umum kualitas air harus memenuhi beberapa standar, yaitu sifat

    fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktivitas.

    Sifat fisik air adalah sifat air yang berkaitan dengan bahan-bahan terlarut

    yang tidak menyebabkan terjadinya perubahan kimia air, tetapi hanya

    sifat fisik air, seperti bau, total bahan terlarut (TDS), kekeruhan, rasa,

    suhu dan warna.

    Sifat kimia air adalah kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam

    air, baik bahan kimia anorganik maupun bahan kimia organik. Sifat mikrobiologi adalah kandungan kuman yang terdapat dalam air,

    biasanya dinyatakan dengan total koloform.

    Sifat radioaktivitas adalah kandungan bahan radioaktif yang terdapat

    dalam air.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    38/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 38

    Syarat-syarat air irigasi

    Air irigasi yang baik adalah air irigasi yang memberikan efek negatif terhadap

    pertumbuhan tanaman. Baik buruknya kualitas air sangat ditentukan oleh

    kandungan garam-garam yang terlarut dan jenis lumpur yang dibawanya.

    Kedua bahan tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan positif

    terhadap pertumbuhan tanaman.

    Pengaruh air irigasi pada tanaman

    Pada umumnya air irigasi memberikan pengaruh positif terhadap

    pertumbuhan tanaman, karena garam-garam yang terlarut di dalamnya

    merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Tetapa ada

    kalanya garam-garam tersebut memberikan pengaruh negatif (meracuni)

    tanaman, terutama jika jumlahnya berlebihan. Beberapa jenis garam yang

    berbahaya jika jumlahnya berlebihan :a Garam-garam kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na) dan kalium

    (K) atau garam total dalam jumlah yang berlebihan dapat mengurangi

    aktivitas osmosis tanaman, mencegah penyerapan unsur hara dari dalam

    tanah.

    b. Unsur atau ion boron (B) silikon, flour, belerang, fosfor, besi, seng,

    tembaga, nitrit, nitrat, amonium dan bahan organik biasanya banyak

    terdapat dalam jumlah yang snagat sedikit dalam air irigasi, pada kondisi

    ini unsur-unsur tersebut sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman.

    Tetapi sebaliknya dalam jumlah yang berlebihan akan meracuni tanaman,

    khususnya unsur boron.

    c. Kation-kation Ca2+, Mg2+, Na+, dan K- serta anion-anion Co32-, HCO3

    -,

    SO42-, Cl- dan No3

    - merupakan ion-ion yang berpengaruh terhadap

    osmosis tanaman, tetapi hingga batas tertentu merupakan unsur hara

    bagi tanaman. Adakalanya merusak tanah, permeabilitas dan aerasi.

    Timbulnya antagonisme (sifat yang berlawanan) antara K dan Ca dapat

    mengganggu penyerapan kalium atau kalsium oleh tanaman.

    Untuk menghindari pengaruh negatif (meracuni) tersebiut di atas,

    penyelidikan sumber-sumber air irigasi sebelum digunakan adalah sangat

    penting. Sbagai standar atau pedoman dalam penilaian kualitas airi irigasi

    tersebut dapat menggunakan klasifikasi air irigasi yang dikemukakan oleh

    Schofield.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    39/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 39

    Tabel.2 Klasifikasi Air

    Klas Air

    Irigasi

    Garam Total

    (DHL)Na + (%) Cl/SO4 (ppm) Boron (ppm)

    1 0 250 0 20 0 4 0.00 0.67

    2 250 750 20 40 4 7 0.67 1.33

    3 750 2000 40 60 7 12 1.33 2.00

    4 2000 3000 60 80 12 20 2.00 2.50

    5 > 3000 > 80 > 20 > 2.50

    Pengaruh Air Irigasi terhdap tanah

    Pengaruh air irigasi terhadap tanah yang diairi dapat bersifat :

    a. Nertral (tidak berpengaruh), Hal ini terjadi jika air irigasi hanya berfungsi

    untuk membasahi tanah, misalnya terdapat pada tanah-tanah yangmenerima airi irgasi dari air yang berasal dari DAS yang memiliki jenis

    tanah yang smaa dengan tanah yang diairi.

    b. Menambah (suplementer) misalnya dijumpai pada tanah yang telah

    kehilangan unsur-unsur hara akibat pencucian dan mendapatkan unsur-

    unsur hara lain dari air irigasi misalnya K2O, MgO dan CaO, dan lain-lain.

    c. Memiskinkan tanah, hal ini terjadi jika dengan pemberian air irigasi akan

    mengakibatkan pencucian unsur-unsur hara dari permukaan kompleks

    adsorpsi dan larutan tanah.

    d. Memperkaya, hal ini terjadi bila kandungan unsur-unsur hara akibat air

    irigasi lebih besar jumlahnya dari unsur-unsur yang hilang karena panen,

    drainase atau pengaliran.

    e. Memperbaiki atau merusak struktur tanah, hal ini sangat ditentukan oleh

    sifat fisik lupur dan konsentrasi Na+di dalam air irigasi.

    f. Menaikkan muka air tanah dan penggaraman, hal ini terjadi jika pada

    penggunaan air irigasi secara terus menerus dalam jangka waktu yang

    lama. Penambahan air irigasi mengakibatkan naiknya muka air tanah

    yang dapat mengganggu daerah zone perakaran.Saluran dan bangunannya distribusi air

    Fasilitas atau bangunan air yang berfungsi untuk pengambilan, penyaluran

    dan pembagian air disebut jaringan irigasi. Dalam hal-hal tertentu pada

    perkebunan, bangunan ini juga dapat berfungsi sebagai saluran drainase

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    40/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 40

    (pembuangan air). Jaringan irigas pada umumnya terdiri dari bangunan dan

    saluran irigasi. Dilihat dari segi konstruksi dan pengelolaannya, jaringan

    irigasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

    1. Jaringan irigasi sederhana yaitu jaringan irigasi yang terdiri daribangunan-bangunan sederhana yang terbuat dari bahan-bahan lokal.

    Jaringan irigasi yang demikian diusahakan sendiri oleh petani dan disebut

    sebagai jaringan irigasi desa.

    2. Jaringan irigasi teknis, yaitu jaringan irigasi yang dibangun secara

    permanent dengan penerapan teknologi maju yang membutuhkan biaya

    yang besar.

    Bangunan irigasi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :

    Bangunan utama yaitu bangunan yang terdapat didaerah sumber air yang

    berfungsi untuk pengambilan air untuk kepentingan irigasi. Yang

    termasuk dalam kelompok bangunan utama adalah bendungan (diversion

    dams), waduk (storage dams) dan rumah pompa.

    Bangunan pengatur (regulatory work) yaitu bangunan irigasi yang

    dibangunan sepanjang saluran pengangkut yang berfungsi untuk

    mengatur/mengontrol penyaluran air mulai dari saluran induk sampai kelokasi dimana irigasi akan dilakukakan. Yang termasuk dalam kelompok

    bangunan ini adalah bangunan pembilas, bangunan pelimpah, bangunan

    bagi, bangunan ukur, bangunan persilangan dan bangunan terjun.

    Perhitungan hidrologi dan aliran air

    Besarnya bangunan irigasi/drainase yang akan dibuat sangat ditentukan oleh

    jumlah air yang dapat dialirkan. Jumlah air yang akan dialirkan harus dikur

    terlebih dahulu. Berikut ini adalah teknik pengukuran debit air.

    a Satuan Pengukuran Air

    Teknik atau cara pengukuran air dapat dilakukan dengan menggunakan

    dua cara, yaitu pengukuran air dalam keaadaan diam dan pengukuran air

    dalam keadaan bergerak. Air dalam keadaan diam adalah air yang

    berada dalam reservoir(bendungan), kolam, tanah, danau atau di dalam

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    41/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 41

    tangki. Untuk air yang berada dalam keadaan diam, biasanya diukur

    dengan menggunakan satuan liter (l), meter kubik (m3), sentimeter hektar

    (cm-ha) dan meter hektar (m-ha). Sedangkan satuan yang dipakai untuk

    pengukuran air yang dalam keadaan bergerak seperti halnya di sungai,

    parit, saluran irigasi, pipa dan lain sebagainya dinyatakan dengan satuan

    unit aliran, misalnya liter per detik (l/detik), liter per jam (l/jam), meter

    kubik (m3/det), sentimeter-hektar per jam (cm-ha/jam), meter hektar per

    hari (m-ha/hari).

    Liter

    Suatu volume air yang setara dengan 1 desimeter kubik (1 l = 1 dm3)

    atau 1/1000 m3.

    Meter Kubik

    Meter kubik adalah suatu volume yang setara dengan volume airdalam bak yang berbentuk kubus dengan ukuran panjang 1 m x lebar

    1 m x kedalam air 1 m ( 1m3= 1000 liter).

    Sentimeter hektar (cm-ha)

    Suatu volume air yang diperlukan untuk mengisi permukaan tanah

    seluas satu hektar (10.000 m2) sampai kedalaman air setebal 1 cm. ( 1

    cm-ha setara dengan 100 m3 = 100.000 liter).

    Meter hektar

    Meter-hektar adalah volume air yang diperlukan untuk mengisi suatu

    areal seluas satu hektar dengan ketebalan air 1 meter (1 m-ha =

    10.000 m3 = 10.000.000 liter).

    Liter per detik

    Liter per detik adalah volume air yang mengalir melalui satu titik

    sebesar 1 liter setiap detiknya (biasanya digunakan untuk

    menunjukkan debit suatu pompa atau aliran air di saluran atau pun di

    dalam pipa).

    Meter kubik per detik

    Meter kubik per detik adalah suatu aliran air yang setara dengan alirandalam saluran dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi 1 meter dengan

    kecepatan 1 meter per detik.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    42/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 42

    Contoh-contoh

    Suatu sumber air dengan dengan debit rata-rata 230 liter per menit mengairi

    1 hektar tanaman gandum selama 50 jam. Berapa rata-rata kedalam air

    irigasi.

    Penyelesaian :

    Debit biasanya dinyatakan dengan satuan liter per detik.

    Maka air yang mengalir dengan debit 230 liter per menit selama 50 jam,

    maka volume air yang dialirkan = 230 liter x 50 x 60 = 690.000 liter = 690

    m3.

    Maka kedalama air irigasi = Volume air (m3)/Luas area (m2)

    = 690 /10000= 0,0690 m = 6,9 cm

    Tanaman gandum membutuhkan 45 cm air irigasi selama 120 hari periode

    pemberian air. Berapa luas lahan yang dapat diairi dengan debit 20 liter per

    detik selama 22 jam setiap hari.

    Penyelesaian :

    Total debit yang dialirkan selama priode irigasi (120 hari) = (120 x 22 x 60 x

    60 x 20)/1000 = 190.080 m3.

    Air yang dibutuhkan per hektar = (45/100) x 10.000 = 4.500 m

    Luas area yang dapat diairi = (vol. air tersedia)/vol. air yang dibutuhkan

    = 190080/4500

    = 42,24 hektar.

    b Metoda Pengukuran Air

    Beberapa alat yang biasa digunakan untuk pengukuran air irigasi di

    lapangan, yang dapat dikelompokkan dala 4 kelompok, yaitu :

    1. Pengukuran volumetrik

    2. Metoda kecepatan - area

    3. Pengukuran dengan bangunan air (pipa, bendung dan sekat ukur

    (flume)

    4. Metoda tracer (penggunaan larutan).

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    43/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 43

    Pengukuran dengan metoda volumetric

    Pengukuran air irigasi dengan metoda volumetrik merupakan metoda

    yang sederhana, dimana air pada suatu saluran irigasi dialirkan ke dalam

    wadah yang telah diketahui volumenya untuk suatu periode pengukuran.

    Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi wadah dicatat dengan

    menggunakan stop watch. Besarnya aliran (debit) diukur dengan

    menggunakan rumus :

    Debit = vol. wadah / waktu

    Gambar 2. Pengukuran air dengan metoda volumetrik

    Contoh.

    Jika suatu wadah mempunyai kapasitas 24 liter dapat dipenuhi selama 12

    detik dengan menggunakan aliran suatu pompa. Tentukan debit pompa

    tersebut.

    Debit pompa = vol. wadah/waktu

    = 24/12

    = 2 liter per detik.

    Metoda Kecepatan - Luas Area

    Laju aliran yang melewati suatu titik dalam pipa atau saluran terbuka

    ditentukan dengan mengalikan luas area dari penampang airan dengan

    rata-rata kecepatan air.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    44/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 44

    Debit = Luas penampang x kecepatan

    Q = A x V

    dimana :

    Q adalah besarnya debit (m3/detik)

    A adalah luas penampang saluran atau pipa (m2)

    V adalah kecepatan aliran (m/detik)

    Luas penampang diukur langsung dengan menggunakan pita ukur atau

    alat ukur panjang. Kecepatan aliran air biasanya diukur dengan

    menggunakan current meter. Nilai pendekatan laju aliran dapat juga

    diperoleh dengan menggunakan metoda pelampung.

    1. Metoda pelampungMetoda pelampung ini membuat perkiraan yang kasar tentang kecepatan

    aliran di dalam saluran , yaitu dengan menggunakan catatan kecepatan

    aliran benda terapung yang bergerak. Bagian saluran yang lurus dengan

    panjang sekitar 30 meter dengan penampang yang seragam diambil

    sebagai tempat pengukuran. Dengan mengukur ke dalaman beberapa

    tempat dalam saluran dan lebarnya sehingga diperoleh harga rata-

    ratanya. Hasil kali kedalaman dan lebar saluran adalah luas penampang.

    Dua utas tali dipasang pada awal dan ahir titik pengukuran. Suatubenda

    terapung ditempatkan pada saluran beberapa meter di depat titik awal

    pengukuran. Waktu yang diperlukan untuk melewati titik-titik pengukuran

    dicatat, dan pengukuran kecepatan ini dilakukan beberapa kali dan

    kemudian diambil harga rata-ratanya.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    45/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 45

    Gambar 3. Pengukuran Luas Penampang

    Gambar 4. Pengukuran kecepatan air dengan pelampung

    Untuk menentukan kecepatan aliran air pada permukaan saluran,

    panjang saluran percobaan dibagi dengan waktu tempuh rata-rata

    sepanjang titik pengukuran. Karena kecepatan benda terapung lebih

    besar dibandingkan dengan kecepatan dalam air, maka diperlukan

    koreksi pengukuran, yaitu dengan mengalikan dengan faktor konstanta

    0,85. Untuk memperoleh laju aliran (debit) maka kecepatan rata-rata

    yang dikalikan dengan koefisien koreksi dikalikan dengan rata-rata luas

    penampang bagian saluran.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    46/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 46

    2. Metoda Current Meter

    Kecepatan aliran air dalam saluran dapat secara langsung diukur dengan

    menggunakan current meterdan perkiraan debit dengan pengalian rata-

    rata kecepatan air dengan luas penampang saluran. Current meter

    adalah suatu alat kecil yang berisi baling-baling (revolver) atau sudu-sudu

    yang digerakkan oleh pergerakan air. Current meter digantungkan

    dengan menggunakan kabel untuk pengukuran pada saluran yang dalam

    atau dipasang pada batang/tangkai pada saluran dangkal. Angka

    perputaran baling-baling yang tercatat dalam interval waktu digunakan

    sebagai dasar untuk mencari kecepatan dengan menggunakan tabel

    kalibrasi atau grafik instrumen.

    Gambar 5. Current Meter

    Pengukuran dengan Sekat Ukur, Parshall Flume, Pipa

    Dalam praktek irigasi di lapangan, alat-alat yang paling sering dipakai

    untuk pengukuran air adalah bendung, Parshal Flume, oripies dan

    metergate. Dengan menggunakan alat-alat ini, aliran air diukur secara

    langsung dengan melakukan pembacaan pada skala yangterdapat pada

    alat atau dengan perhitungan laju debit dari rumus standar. Laju debit

    aliran juga dapat diperoleh dari tabel standar atau kurva kalibrasi yang

    disiapkan khusus untuk alat tersebut.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    47/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 47

    Pengukuran dengan menggunakan Sekat Ukur

    Sekat ukur dipakai untuk mengukur aliran pada suatu saluran irigasi

    atau debit dari suatu sumur atau pengeluaran kanal pada suatu

    sumber. Sekat ukur adalah suatu potongan menyudut (takik) dari

    bentuk regular saluran dimana aliran pada saluran irigasi dilewatkan

    agar mengalir. Dalam bentuk yang paling sederhana suatu sekat ukur

    terdiri dari dinding sekat yang terbuat dari beton, kayu atau logam

    dengan lembar sekat ukur logam yang dipasang. Sekat ukur dapat

    juga dibangun sebagai bangunan stasioner atau dapat juga bersifat

    portabel yang dapat dibawa-bawa. Potongan (takik) dapat berbentuk

    persegi, trapesium atau segi tiga. Dalam bidang pertanian yang paling

    banyak dipakai adaalah sekat ukur persegi dan 90o- V.

    Istilah-istilah yang dipakai :Weir pondadalah bagian saluran yang langsung berdekatan dengan

    sekat ukur.

    Weir crestadalah dasar mulut pada potongan saluran (ambang).

    Head adalah kedalaman aliran air di atas weir crest.

    Sharp crested weir adalah suatu sekat ukur yang mempunyai sisi

    yang tajam dimana limpahan air mengalir mempunyai kontak

    permukaan minimum dengan dasar saluran.

    Rumus dasar perhitungan debit yang melalui sekat ukur adalah :

    Q = CLHm

    dimana :

    Q adalah debit

    C adalah koefisien, tergantung pada sifat mulut sekat dan kondisi pendekatan

    L adalah panjang dasar saluran

    H adalah head (tinggi aliran) pada dasar saluran

    m adalah pangkat, tergantung pada mulut saluran pada sekat ukur.

    Sekat ukur Cypoletti

    Sekat ukur ini pertama sekali dibuat oleh seorang berkebangsaan Itali

    yang bernama Cypoletti. Bentuknya adalah trapesium, sehingga dikenal

    juga dengan sebutan sekat ukut trapesium (trapezoidal weir).

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    48/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 48

    Gambar 6. Sekat Ukur Cypoletti

    Rumus perhitungan debitnya adalah :

    Q = 0,0186 L*H3/2

    dimana :

    Q adalah debit (liter/detik)

    L adalah lebar dasar saluran

    H adalah tinggi air (cm)

    Syarat-syarat pemasangan sekat ukur :

    1. Sekat ukur harus ditempatkan dibagian hilir (bawah) suatu saluran yang

    cukup dalam dan lebar, sehingga airnya cukup tenang dengan kecepatan

    tidak lebih dari 0,5 meter/detik.

    2. Garis tengah (as) sekat ukur harus segaris dengan aliran air.

    3. Sekat ukur dipasang tegak lurus

    4. Dasar bibir bawah (crest) sekat ukur harus datar sehingga air yang melalui

    sama tingginya.

    5. Sudut atas bibir (crest) lurus tajam , sehingga air hanya lewat pada satu

    titik saja.

    6. Tinggi bibir sekat ukur harus tiga kali tinggi air yang lewat ,

    7. Sisi kanan dan kiri sekat ukur harus dua kali dalam air yang lewat bibir.

    8. Untuk pengukuran yang tepat, dalam air mengalir tak boleh lebih dari 1/3

    lebar.

    9. Tinggi bibir harus cukup, sehingga air dapat terjun dengan bebas

    10. Bagian bawah sekat ukur harus diperkuat untuk mencegah kebocoran

    karena terjunan.

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    49/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 49

    Tabel 3. Hubungan antara tinggi air dalam ambang dan Debit pada masing-

    masing lebar ambang

    Tinggi

    air (H)

    Lebar Ambang (cm)

    (cm) 25 30 40 50 60 70 80 90 100

    1.0 0.47 0.56 0.74 0.93 1.2 1.30 1.45 1.67 1.86

    1.5 0.85 1.03 1.37 1.71 2.05 2.39 2.73 3.08 3.42

    2.0 1.32 1.58 2.10 2.63 3.16 5.15 4.21 4.73 5.26

    2.5 1.84 2.21 2.94 3.68 4.41 5.15 5.88 6.62 7.35

    3.0 2.42 2.90 3.87 4.83 5.80 6.76 7.73 8.70 9.66

    3.5 3.04 3.65 4.87 6.09 7.31 8.53 9.74 10.96 12.18

    4.0 3.72 4.46 5.95 7.44 8.93 10.42 11.90 13.39 14.88

    4.5 4.44 5.33 7.10 8.88 10.65 12.43 14.20 15.98 17.76

    5.0 5.20 6.23 8.31 10.39 12.47 14.55 16.63 18.71 20.79

    5.5 6.00 7.20 9.60 11.20 14.39 16.79 19.19 21.59 23.99

    6.0 6.83 8.20 10.93 13.66 16.40 19.13 21.86 24.60 27.33

    6.5 7.71 9.25 12.33 15.41 18.49 21.50 24.66 27.74 30.82

    7.0 8.61 10.33 13.97 17.22 20.66 24.11 27.55 31.00 34.39

    7.5 9.55 11.46 15.28 19.10 22.92 26.74 30.56 34.38 38.20

    8.0 10.52 12.62 16.83 21.04 25.25 29.46 33.46 37.87 42.08

    8.5 11.52 13.83 18.44 23.05 27.66 32.27 36.87 41.48 46.09

    9.0 12.56 15.06 20.08 25.10 30.13 35.15 40.17 45.19 50.21

    9.5 13.62 16.34 21.79 27.23 32.68 38.12 43.57 49.02 54.46

    10.0 14.70 17.64 23.52 29.40 35.29 41.17 47.05 52.93 58.81

    10.5 16.96 20.63 27.14 33.92 40.71 47.50 54.28 61.07 67.85

    11.0 18.13 21.76 29.01 36.27 43.52 50.78 58.03 65.28 72.54

    11.5 19.33 23.19 30.92 38.65 46.39 54.12 61.85 69.58 77.31

    12.0 20.55 24.66 32.88 41.10 49.32 57.54 65.76 73.98 82.20

    12.5 21.80 26.15 34.87 43.59 52.30 61.02 69.74 78.46 87.18

    13.0 23.07 27.68 36.90 46.13 55.36 64.58 73.81 83.03 92.26

    13.5 24.36 29.22 38.97 48.71 58.45 68.20 77.94 87.68 97.43

    14.0 25.67 30.81 41.08 51.35 61.62 71.89 82.16 92.43 102.70

    14.5 27.01 32.41 43.22 54.02 64.83 75.63 86.44 97.25 108.05

    15.0 28.38 34.05 45.40 56.75 68.10 79.45 90.80 102.15 113.50

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    50/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 50

    15.5 29.76 35.71 47.61 59.51 71.42 83.32 95.23 107.13 119.03

    16.0 31.17 37.40 49.87 62.33 74.80 87.26 99.73 112.20 123.66

    16.5 32.59 39.11 52.14 65.18 78.22 91.26 104.24 117.33 130.37

    17.0 34.04 40.85 54.47 68.08 81.70 95.32 108.93 122.55 136.17

    17.5 35.51 42.61 56.81 71.02 85.22 99.43 113.63 127.83 142.04

    18.0 37.00 44.40 59.20 74.00 88.80 103.60 118.40 133.20 148.00

    18.5 38.51 46.21 61.61 77.02 92.42 107.83 123.23 138.63 154.04

    19.0 40.04 48.05 64.07 80.08 96.10 112.11 128.13 144.15 160.16

    19.5 41.59 49.90 66.54 83.18 99.81 116.45 113.09 149.72 166.36

    Sekat Ukur 90o-V

    Sesuai dengan namanya, sekat ukur ini berbentuk segitiga siku-siku samakaki. Disebut juga dengan sekat ukur Thompson. Sekat ukur ini biasanya

    dipakai untuk mengukur debit yang kecil dan bervariasi (tidak stabil).

    Gambar 7. Sekat Ukur Thompson

    Rumus sekat ukur Thompson

    Q = 0,0138H5/2

    dimana :

    Q adalah debit (liter/detik)

    H adalah tinggi air (cm)

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    51/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 51

    Tabel 4. Perhitungan debit yang melalui takik 90O-V (liter/detik)

    Tinggi air

    di atas

    takik

    (V-

    noctch)

    Debit

    (liter/detik)

    Tinggi air di

    atas takik

    (V-noctch)

    Debit

    (liter/detik)

    Tinggi air di

    atas takik

    (V-noctch)

    Debit

    (liter/detik)

    4.0 0.45 13.0 8.6 22.0 31.0

    4.5 0.60 13.5 9.5 22.5 34.0

    5.0 0.80 14.0 10.5 23.0 35.7

    5.5 1.0 14.5 11.3 23.5 38.2

    6.0 1.2 15.0 12.3 24.0 40.0

    6.5 1.5 15.5 13.3 24.5 42.7

    7.0 1.8 16.0 14.5 25.0 44.57.5 2.2 16.5 15.6 25.5 46.7

    8.0 2.5 17.0 16.7 26.0 48.8

    8.5 2.8 17.5 18.3 26.5 51.0

    9.0 3.4 18.0 19.4 27.0 53.8

    9.5 3.9 18.5 21.7 27.5 56.3

    10.0 4.5 19.0 22.3 28.0 58.7

    10.5 5.1 19.5 23.5 28.5 61.5

    11.0 5.7 20.0 25.5 29.0 64.5

    11.5 6.3 20.5 27.0 29.5 66.8

    12.0 7.1 21.0 28.3 30.0 69.4

    12.5 7.8 21.5 30.3

  • 7/22/2019 Modul Peserta Irigasi

    52/101

    Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

    VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan 52

    Gambar 8. Parshal Flumme

    Pembuatan bangunan penampung air

    Bangunan penampung air adalah bangunan yang dibuat untuk menampung air

    yang jatuh disuatu daerah dan m