panduan kajian dan propaganda (revisi)

Upload: fahrurido-kusbari

Post on 22-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    1/19

    Panduan Kajian dan

    Propaganda

    HEALTH POLICY STUDIES

    #JagoanHPSWilsa

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    2/19

    1 | P a g e

    Sekapur Sirih

    Berikan aku seratus orang tua niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya, berikan aku

    sepuluh pemuda maka akan ku goncangkan dunia -I r Soekarno

    Pemuda itu identik dengan Emosional, Mengebu-gebu, mencoba sesuatu yang baru

    dan kritis maka daripada itu pemuda khususnya mahasiswa perlu wadah yag dapat

    memfasilitasinya, maka daripada itu kastrat dapat menjadi RUMAH bagi mahasiswa yang

    mau berjuang demi Kesejahteraan rakyat Indonesia, Demi Kemajuan Indonesia.

    Kastrat sebuah gabungan kata yang terdiri atas Kajian dan Strategis, dua kata yang

    mengandung dua arti sebagai sebuah Gerakan Perubahan dan mahasiswa sebagai motorpergerakan tersebut.

    Kastrat gabungan kata yang penuh dengan makna perjuangan, kita ibarat sebuah

    negara dengan serangkaian fungsi dan tugas yang telah di tetapkan, di perlukan adanya

    masukan agar fungsi dan tugas itu dapat berjalan dengan baik dan memehuni target, bila

    tidak di kritis maka banyak fungsi dan tugas yang tidak tepat sasaran.

    Kastrat identik dengan Kajian, advokasi dan audiensi, maka daripada itu untuk

    membantuk tugas dari Kastrat Institusi kami mencoba mempermudahnya dengan membuat

    sebuah panduan checklist agar Institusi ikut serta dalam mengkaji dan ikut serta berperanaktif dalam kesejateraan rakyat Indonesia.

    Terus lah menjadi Agent of change bukan karena apa yang negara berikan padamu

    tapi apa yang kau berikan buat negara mu, karena tanpa mu negara ini tidak bisa menjadi

    lebih baik lagi, terus lah berkontribusi buat negara mu, buat kesejahteraan rakyat, buat

    kesehatan rakyat.

    Do it for your people, do it for your pride, never gonna know if you never even try.

    Do it for your country, do it for your name, cause theres gonna be a day

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    3/19

    2 | P a g e

    Health Policy Studies Wi layah 1

    Karena perjuangan itu tidak bisa sendiri, karena sendiri itu hanya buat Tuhan Yang

    Maha Esa, kita perlu bersatu dengan segala perbedaan dengan segala keterbatasan demi suatu

    kata JAYALAH INDONESIA. Kita satukan langkah, satukan pikiran, satukan hati, satukan

    tekad dalam satu perjuangan.

    Karena terik matahari tidak se hangat yang kau rasa, karena deras hujan tidak se

    dingin yang kau rasa bila harum kejayaan negeri lebih mempesona dan membanggakan,rakyat sehat, pintar dan sejahteran itu cita-cita bangsa.

    Semoga dengan panduan kajian dan propaganda kastrat wilayah 1, dapat memberikan

    kemudahan kastrat institusi dalam kajian dan propaganda, serta meningkatkan minat institusi

    dalam kajian dan propaganda.

    Salam hangat dari kami #JagoanHPSWilsa Fahrurido Kusbari, Frans Raffael,Andi

    Riza Mirda, Aditya Nur Firmansyah, Fadhilla Maulany El Fajri, Joseline, Kartika Luthfiana,

    Muhammad Dimas Pangestu, Pendowo Suraden Putro, Suhaila.

    #JagoanHPSWilsa

    #SumateraSatu

    #SabangMarauke

    Sumatera, 09 April 2015

    HPS Wilayah 1

    Periode 2015-2016

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    4/19

    3 | P a g e

    CHECK LIST KAJIAN

    HPS WILAYAH 1 2015-2016

    PENUNTUN PEMBUATAN KAJIAN

    NO TAHAPAN CHECK

    PENGUMPULAN ISU

    1. Dimulai dengan proses Branstroming

    2.Pengumpulan isu secara menyeluruh tanpa analisa terlebih dahulu

    (untuk menyingkirkan adanya isu yang luput dari perhatian )

    3. Mencari sumber isu yang valid

    KLASIFIKASI ISU

    4. Ruang Lingkup : Internal, regional, nasional, global

    5. Tema : Kesehatan, Kebijakan publik terkait kesehatan

    6. Stakeholder : Presiden, Kemenkes, Dinkes, IDI, Dekanat, Rektorat

    FILTERISASI ISU

    7. Relevansi isu : Isu yang kita angkat harus relevan

    8. Strategis : Kestrategisannya

    9. Dampak dan manfaatnya

    10. Urgensi terhadap isu tersebut

    11.Kerangka waktu : Insidental dan mendesak, Kebijakan jangka

    panjang

    HIPOTESIS

    12. Buatlah sedikit kesimpulan tentang isu yang akan dikaji

    PENGUMPULAN DATA

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    5/19

    4 | P a g e

    13. Carilah data dari isu yang telah dipilih berdasarkan refrensi yang

    valid dan dapat dipertanggung jawabkan ( media cetak, elektronik,wawancara langsung dengan pakar, dan audiensi dengan pemangku

    kebijakan )

    PROSES MENGKAJI

    14. Judul : Harus Informatif, Menarik, dan Mudah Dimengerti

    15. Latar Belakang : ( berisi )

    Penyebab terjadinya isu Dampaknya

    Siapa yang dirugikan

    Fakta yang ada di lapangan

    16. Identifikasi Masalah

    17. Pembahasan : ( meliputi )

    Analisa Penyebab

    Analisa Efek

    Analisa Pihak-Pihak yang Terlibat

    18. Rekomendasikan solusi

    19. Penutup : ( berisi )

    Kesimpulan

    Pernyataan sikap

    FOLLOW UP

    20. Kertas kajian tidak akan bermakna bila tidak diperjuangkan kepada

    pemangku kebijakan. Setelah melakukan audiensi dan pernyataan,

    sikap kastrat harus senantiasa melakukan follow up kepada pihak-pihak yang berkaitan dalam isu yang diangkat

    21. Dapat juga membentuk sebuah tim yang siap untuk selalu

    memfollow up kepada Stakeholder

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    6/19

    5 | P a g e

    CHECK LIST PROPAGANDA

    HPS WILAYAH I 2015-2016

    No. Komponen Goal

    1. PRA PROPAGANDA

    Melakukan analisis dan melakukan pemetaan

    strategi propaganda

    - Merangkum isi kajian dalam bentuk poin

    - Melakukan analisis

    WHAT Propaganda apa dan seperti apa

    yang dibutuhkan?

    WHY Mengapa harus melakukan

    propaganda?

    WHEN Kapan kita harus melakukan

    propaganda?

    WHERE Dimana kita melakukan

    propaganda?

    WHO Siapa yang melakukan propaganda?

    Siapa yang bertanggung jawab? Siapa yang

    menjadi pihak oposisi?

    Propaganda yang dibenarkan

    adalah white propagandayang

    mengutamakan kebenaran

    sebagai informasi.

    Mengidentifikasi tujuan dan

    latar belakangpropaganda.

    Melihat golden perioduntuk

    sebuah isu. Untuk

    memudahkan bisa dibagidalam kerangka kerja dengan

    time table*

    Melihat di mana perlu

    dipublikasikan isu tersebut

    untuk membentuk opini

    publik.

    Ini menjabarkan aktor dari

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    7/19

    6 | P a g e

    HOW Bagaimana cara melakukan

    propaganda? (metode)

    propaganda, siapa yang

    melakukan pergerakan dan

    mempertanggungjawabkannya.

    Jika cakupan target luas,

    metode seperti media sosial

    bisa menjadi pilihan. Jika

    sempit, propaganda melalui

    media massadapat dilakukan.

    2. MEKANISME PROPAGANDA

    Mengemas isu dalam bentuk propaganda

    - Deliberation:menuliskan pertimbangan atau

    urgensi isu untuk dipropagandakan dengan

    kehati-hatian dan daya pandang yang

    efektif.

    Contoh:

    RUU bukan dagelan! Efektif karena

    cukup mengungkapkan kondisi bahwa

    pembuatan RUU sekarang dinilai dibuat

    tanpa pertimbangan serius dan diumpakan

    dengan dagelan (read: permainan).

    -

    Sistematis:isu yang akan dipropagandakantersusun dalam sistem yang terorganisir dan

    reguler.

    Contoh:

    Untuk isu yang bahasannya banyak, atau

    perlu penekanan, maka propaganda dapat

    dilakukan dengan cara dibagi menjadi

    beberapa term seperti: seminggu sekali,

    setiap Jumat malam dilakukan boom

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    8/19

    7 | P a g e

    pukul19.00, dan cara lainnya.*

    -

    Attempt (usaha dalam melakukannya):

    adanya komitmen dalam menjalankan apa

    yang sudah direncanakan sesuai kesepakatan

    dan memanfaatkan communication skill

    dengan sebaik-baiknya

    3. POST PROPAGANDA

    Melakukan evaluasi dari propaganda denganindikator:

    - Pembentukan opini publik

    - Mendapatkan respon

    Pembentukan opini publik

    ditujukan untuk memberikan

    pengaruh. Pembentukan opini

    publik merupakan indikator

    bahwa media kita telah

    benar, bahasa kita telah

    menarik dan berhasil

    memberikan pengaruh.

    Respon merupakan

    indikator bahwa pesan yang

    kita propagandakan telah

    mampu dicerna dengan baik.

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    9/19

    8 | P a g e

    Dan isu yang berkembang

    masih mampu diolah lagi. Di

    sini, kita bisa dapat saran dan

    kritik. Semuanya perlu dicatat

    untuk bahan evaluasi.

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    10/19

    9 | P a g e

    CONTOH KAJIAN

    HPS WILAYAH 1 2015-2016

    FCTC: MASIHKAH INDONESIA PEDULI?

    Kajian dari HPS ISMKI Wilayah Satu

    Andi Riza Mirda I, Fadhilla Maulany El Fajri, Pendowo Suraden Putro

    LATAR BELAKANG

    Indonesia adalah salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia. Secara

    nasional, konsumsi rokok di Indonesia pada tahun 2002 berjumlah 182 milyar batang

    yang merupakan urutan ke-5 diantara 10 negara di dunia dengan konsumsi tertinggi

    pada tahun yang sama (Depkes RI, 2004). Konsumsi rokok di Indonesia meningkat 7

    kali lipat selama periode 1970-2000 dari 33 milyar batang pada tahun 1970 menjadi

    217 milyar batang pada tahun 2000. Antara tahun 1970 dan 1980 konsumsi meningkat

    sebesar 159%, yaitu dari 33 milyar batang menjadi 84 milyar batang. Antara tahun

    1990 dan 2000 peningkatan lebih jauh sebesar 54% terjadi dalam konsumsi tembakau

    walaupun terjadi krisis ekonomi. Prevalensi merokok di kalangan dewasa meningkat

    menjadi 31,5% pada tahun 2001 dari 26,9% pada tahun 1995 (Depkes RI, 2003).

    Kebiasaan merokok ini tidak hanya menjadi masalah di Indonesia saja. Seluruh negara

    di dunia saat ini juga tengah gencar-gencarnya memerangi bahaya yang ditimbulkanrokok ini. Hingga akhirnya negara-negara anggota WHO mulai banyak melakukan

    pertemuan dan diskusi untuk mencari solusi pemecahan masalah yang sekiranya dapat

    mengurangi efek yang ditimbulkan rokok ini.Adapun salah satu hasil yang didapatkan

    atas diskusi tersebut ialah di keluarkannya FCTC sebagai instrument hukum bagi

    Negara-negara yang meratifikasinya.

    Judul Ka ian

    Latar Belakang

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    11/19

    10 | P a g e

    Apa itu FCTC? Dan bagaimana dampaknya terhadap ancaman bahaya rokok? Bagi

    sebagian orang yang mengikuti perkembangan pertembakauan mungkin tidak asing lagi

    dengan akronim tersebut.

    Sejatinya FCTC (Framework Conventi on of Tobacco Control)adalah sebuah perjanjian

    internasional yang dikeluarkan oleh WHO, yang meregulasi masalah pertembakauan,

    hasil negosiasi 192 negara anggota WHO.

    FCTC ini memulai opened signaturenya pada 16 Juni hingga 23 Juni 2003 di Geneva,

    dan mulai berlaku sejak 27 Februari 2005. Sebagai internationally legally binding

    instrument, FCTC ini bersifat mengikat bagi Negara yang menerapkannya. FCTC

    mengatur masalah pertembakauan dalam 11 parts dan 38 articles, yang menekankan atas

    demand reduction strategies(pasal 6-14) dansupply reduction(Pasal 15-17).

    PEMBAHASANFramework Convention Tobacco Control adalah kerangka perjanjian tentang

    pengendalian tembakau yang dibuat dan dikeluarkan oleh WHO dan diikuti oleh 192

    negara anggota WHO. Perjanjian ini berlaku sejak tauhun 2005 dan bersifat mengikat bagi

    Negara yang menerapkannya. Perjanjian ini berisi tentang :

    Ketentuaan penguranan permintaan tembakau yang intinya terdapat pada pasal (6-

    14): Harga dan pajak langkah-langkah untuk mengurangi permintaan tembakau,

    dan

    Tindakan-tindakan non-harga untuk mengurangi permintaan tembakau, yaitu:

    Perlindungan dari paparan asap tembakau;

    Peraturan isi produk tembakau;

    Peraturan pengungkapan produk tembakau;

    Kemasan dan pelabelan produk tembakau;

    Identifikasi Masalah

    Pembahasan

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    12/19

    11 | P a g e

    Pendidikan, komunikasi, pelatihan dan kesadaran masyarakat;

    Iklan rokok, promosi dan sponsor; dan,

    Permintaan langkah-langkah pengurangan mengenai ketergantungan tembakau

    dan penghentian.

    Ketentuan pengurangan pasokan inti di WHO FCTC yang terkandung dalam artikel

    15-17:

    Perdagangan ilegal produk tembakau;

    Penjualan ke dan oleh anak di bawah umur; dan,

    Penyediaan dukungan untuk kegiatan alternatif ekonomis.

    Urgensi dari FCTC itu sendiri dipaparkan dalamframework tersebut dengan isi:

    The objective of this Convention and its protocols is to protect present and future

    generations from the devastating health, social, environmental and economic

    consequences of tobacco consumption and exposure to tobacco smoke by providing a

    framework for tobacco control measures to be implemented by the Parties at the national,

    regional and international levels in order to reduce continually and substantially the

    prevalence of tobacco use and exposure to tobacco smoke (Article 3 FTCF).

    Dengan berbagai aturan yang ditetapkan dalam FCTC, sudah seharusnya FCTC menjadi

    salah satu jalan keluar bagi Indonesia untuk mengatasi kompleksnya permasalahan rokok

    dan tembakau di negara ini.Namun, hingga saat ini pemerintah Indonesia belum

    meratifikasi FCTC di Indonesia. Bahkan yang lebih disayangkan lagi adalah Indonesia

    telah kehilangan kesempatan untuk meratifikasi FCTC.

    Mengapa? Sebab batas tahap penandatanganan ratifikasi FCTC telah ditutup. Ratifikasi

    adalah proses penerimaan dan pengesahan terhadap suatu perjanjian internasional yang

    dilakukan oleh negara perunding. Indonesia sebenarnya merupakan salah satu negara

    perunding dan penggagas FCTC, namun hingga batas penandatanganan pemerintahIndonesia menolak menandatanginya.

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    13/19

    12 | P a g e

    Di tinj au dari sisi perekonomian, pemerintah mengganggap FCTC akan mematikan

    petani tembakau lokal. Dengan dalih memikirkan nasib petani tembakau, pemerintah

    menolak untuk mengaksesi FCTC ini di Indonesia. Lalu malah membuat RUU

    Pertembakauan yang jika dilihat lebih dalam, RUU ini lebih banyak menyinggung

    kepentingan industri rokok daripada aturan etika merokok dan perlindungan masyarakat

    terhadap dampak yang ditimbulkannya.

    Hal ini tentu saja menjadi tanda tanya tersendiri. Jika memang petani tembakaulah yang

    menjadi alasannya untuk menolak, bukankah ini menjadi hal yang sangat aneh.FCTC

    sejatinya menguntungkan petani tembakau di Indonesia.Mengapa?

    Karena FCTC meregulasi penjualan hasil tembakau suatu negara, dimana penjualan hasil

    tembakau petani lokal suatu negara lebih diprioritaskan.Faktanya saat ini jumlah impor

    tembakau di Indonesia melebihi jumlah ekspor tembakau yang sangat merugikan petani

    tembakau Indonesia.Lalu mengapa pemerintah menjadikan ini sebagai alasan?Kepentingan apa yang coba dilindungi dari penolakan ini?

    Selain itu, Pasal 9 dan 10 dalam FCTC mengenaiRegulation of the contents of tobacco

    products & Regulation of tobacco product disclosuresjuga sering kali disangkut-pautkan

    atas penolakan yang dilakukan selama ini. Banyak orang yang menilai bahwa melalui

    pasal tersebut, ada skenario yang dimainkan oleh negara lain untuk mematikan industri

    rokok kretek/tradisional Indonesia, karena kandungan beberapa zat dalam rokok tersebut

    melebihi standar yang telah ditetapkan, sehingga tidak dapat bersaing dengan rokok putih

    yang kandungannya dapat diatur sesuai dengan standar.

    Di tin jau dari segi kesehatanpun, selama ini Indonesia belum memiliki peraturan yang

    benar-benar membahas masalah dampak kesehatan yang ditimbulkan dari produk

    tembakau ini. Aplikasi dari peraturan yang telah ada tidak pernah tampak.

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    14/19

    13 | P a g e

    Banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh Indonesia apabila meratifikasi FCTC.

    Diantaranya yaitu Indonesia dapat menjadi bagian dari COP (Conference of parties)

    yaitu suatu forum internasional dari negara-negara anggota yang meratifikasi FCTC

    yang bertujuan sebagai media penghubung negara-negara anggota agar dapat saling

    bahu-membahu menciptakan kondisi masyarakat dunia yang lebih sehat, yang

    berkaitan dengan penerapan FCTC di negara masing-masing termasuk evaluasinya.

    Salah satu programnya yaitu pemberian bantuan hukum bagi negara yang baru

    mengaksesi FCTC seperti bantuan penyusunan UU dan bantuan financial untuk negara

    dengan ekonomi yang buruk karena usaha pengendalian tembakau.Selain itu COP juga

    melakukan riset mengenai inovasi terhadap produk tembakau.

    SARAN

    Dengan dibuatnya FCTC ini adalah momentum untuk negeri ini untuk menyelamatkan

    generasi muda dari dampak buruk dari rokok. Walaupun kita sudah kehilangan

    momentum untuk ikut bergabung dengan forum negara-negara yang meratifikasi FCTC

    ini, namun kita masih memiliki kesempatan untuk dapat bergabung menjadi bagian dari

    negara-negara yang peduli dengan dampak buruk rokok. Indonesia masih dapat

    mengaksesi FCTC yang sama dampak hukum dan implementasinya dengan ratifikasi.

    Dengan adanya FCTC sebagai payung hukum internasional, diharapkan nantinya akan

    terciptanya regulasi yang lebih mengikat lagi di Indonesia, yang akan terwujud dalam

    UU ataupun PP. Hal yang dapat kita lakukan :

    1. Memberi edukasi pada masyarakat, terutama anak sekolah, guru dan

    pemuka masyarakat.

    2. Mendorong pemerintah untuk membuat kerangka kerja dan regulasi yang

    lebih ketat yang mencakup :

    Pembatasan pemasaran dan batas usia minimal pembelian produk

    tembakau

    Penyeleksian pesan peringatan kesehatan

    Rekomendasi

    Solusi

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    15/19

    14 | P a g e

    Pembatasan penggunaan rokok di ruang tertutup dan

    tempat umum

    3.

    Pihak-pihak yang peduli terhadap problematika Tobacco control di

    Indonesia segera melakukan diskusi mendalam mengenai plan of action

    untuk mendorong pemerintah mengaksesi FCTC dengan langkah

    pencerdasan masyarakat.

    Dan izinkan kami mengutip pesan yang pernah dituliskan Dante Alighieri dalam

    karyanya The Divine Comedy :

    Tempat tergelap di neraka dicadangkan bagi mereka yang tetap

    bersikap netral di saat krisis moral

    Semoga para pemangku kebijakan dapat melihat urgensidari aksesi FCTC ini dan tidak

    hanya duduk diam dalam menyikapinya, dengan lebih mempertimbangkan kepentingan

    rakyat, bukan hanya dari kacamata industri rokok saja. Kita membutuhkan aksi. Kita

    membutuhkan kerja nyata untuk mengatasi permasalahan ini. Bukan menunggu

    Indonesia penuh dengan perokok ataupun menjadi target utama penjualan rokok dunia.

    Dengan mengaksesi FCTC, Indonesia telah membentengi diri terhadap segala ancaman

    yang dapat ditimbulkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    www.who.int/fctc/implementation/database

    www.fctc.org

    www.bnn.go.id/portal

    www.depkes.go.id

    PP No. 109 Tahun 2012

    Penutup

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    16/19

    15 | P a g e

    DAFTAR PUSTAKA

    Jowett GS, ODonnell V. Propaganda and Persuasion. Newbury Park, CA: Sage; 1989

    HPS Nasional ISMKI Periode 2010-2011. Buku Putih Kastrat ISMKI. 2010.

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    17/19

    16 | P a g e

    LAMPIRAN

    Gambar 1. Anggota HPS Wilsa

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    18/19

    17 | P a g e

    Bulan Kajian Indikator Keberhasilan

    Maret RUU Pertembakauan + FCTC 1. 70% Intitusi di

    wilayah satu ikut

    dalam HTTS yang

    akan di adakan

    pada tgl 31 Mei

    2. 70% Intitusi

    mengkaji dan

    melakukan audensi

    terhadap Isu RUUPertembakauan +

    FCTC3.

    70% Intitusi

    menentukan sikapterhadap RUU

    Pertembakauan dan

    FCTC

    April RUU Pertembakauan + FCTC

    Mei RUU Pertembakauan + FCTC

    Juni KIA 1. 70% Intitusimengetahui,

    mengkaji,menentukan sikap

    terhadap isutersebut, dan

    melakukan aksi

    terhadap Isu

    tersebut.

    2. 70% Intitusi

    Melakukan Aksi

    (pasif/aktif)

    mengenai Isu

    tersebut

    Juli Kenakalan Remaja

    (Free Sex, Alkohol Holic, Merokok)

    Agustus JKN dan APBN Kesehatan

    September JKN dan APBN Kesehatan 1. 70% Intitusi

    mengetahui,

    mengkaji,

    menentukan sikap

    terhadap isu

    tersebut, dan

    melakukan aksi

    terhadap Isu

    tersebut.

  • 7/24/2019 Panduan Kajian Dan Propaganda (Revisi)

    19/19

    18 | P a g e

    Oktober JKN dan APBN Kesehatan 1.

    70% Intitusi

    mengetahui,mengkaji,

    menentukan sikap

    terhadap isu

    tersebut, dan

    melakukan aksi

    terhadap Isu

    tersebut.

    November AEC 1. 70% Intitusi

    mengetahui, mengkaji,

    menentukan sikapterhadap isu tersebut, dan

    melakukan aksi terhadap

    Isu tersebut.

    Desember AEC

    Tabel 1. Timeline Kajian Wilayah 1