patofisiologi-pemeriksaan penunjang bppv (angie)
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Patofisiologi-pemeriksaan Penunjang Bppv (Angie)
1/8
Patofisiologi
Pada telinga dalam terdapat 3 kanalis semisirkularis. Ketiga kanalis semisirkularis
tersebut terletak pada bidang yang saling tegak lurus satu sama lain. Pada pangkal setiap
kanalis semisirkularis terdapat bagian yang melebar yakni ampula. Di dalam ampula terdapat
kupula, yakni alat untuk mendeteksi gerakan cairan dalam kanalis semisirkularis akibat
gerakan kepala. Sebagai contoh, bila seseorang menolehkan kepalanya ke arah kanan, maka
cairan dalam kanalis semisirkularis kanan akan tertinggal sehingga kupula akan mengalami
defleksi ke arah ampula. Defleksi ini diterjemahkan dalam sinyal yang diteruskan ke otak
sehingga timbul sensasi kepala menoleh ke kanan. Adanya partikel atau debris dalam kanalis
semisirkularis akan mengurangi atau bahkan menimbulkan defleksi kupula ke arah
sebaliknya dari arah gerakan kepala yang sebenarnya. Hal ini menimbulkan sinyal yang tidak
sesuai dengan arah gerakan kepala, sehingga timbul sensasi berupa ertigo.
!erdapat " teori yang menjelaskan patofisiologi #PP$, yakni teori kupulolitiasis dan
kanalolitiasis.
Teori Kupulolitiasis
Pada tahun %&'", Schuknecht mengajukan teorikupulolitiasisuntuk menjelaskan
patofisiologi #PP$. Kupulolitiasis adalah adanya partikel yang melekat pada kupula krista
ampularis. Schuknecht menemukan partikel basofilik yang melekat pada kupulamelalui
pemeriksaan fotomikrografi. Dengan adanya partikel ini maka kanalis semisirkularis menjadi
lebih sensitif terhadap graitasi.!eori ini dapat dianalogikan sebagai adanya suatu benda berat
yang melekat pada puncak sebuah tiang. Karena berat benda tersebut, maka posisi tiang
menjadi sulit untuk tetap dipertahankan pada posisi netral. !iang tersebut akan lebih
mengarah ke sisi benda yang melekat. (leh karena itu kupula sulit untuk kembali ke posisi
netral. Akibatnya timbul nistagmus dan pening )di**iness+.
-
7/24/2019 Patofisiologi-pemeriksaan Penunjang Bppv (Angie)
2/8
Teori Kanalitiasis
!eori ini dikemukakan olleh pley pada tahun %&-. /enurutnya gejala #PP$
disebabkan oleh adanya partikel yang bebas bergerak )canalith+ di dalam kanalis
semisirkularis. /isalnya terdapat kanalit pada kanalis semisirkularis posterior. #ila kepala
dalam posisi duduk tegak, maka kanalit terletak pada posisi terendah dalam kanalis
semisirkularis posterior. Ketika kepala direbahkan hingga posisi supinasi, terjadi perubahan
posisi sejauh &0. Setelah beberapa saat, graitasi menarik kanalit hingga posisi terendah. Hal
ini menyebabkan endolimfa dalam kanalis semisirkularis menjauhi ampula sehingga terjadi
defleksi kupula. Defleksi kupula ini menyebabkan terjadinya nistagmus. #ila posisi kepala
dikembalikan ke a1al, maka terjadi gerakan sebaliknya dan timbul pula nistagmus pada arah
yang berla1anan.
!eori ini lebih menjelaskan adanya masa laten antara perubahan posisi kepala dengan
timbulnya nistagmus. Parnes dan /c2lure pada tahun %&&% memperkuat teori ini dengan
menemukan adanya partikel bebas dalam kanalis semisirkularisposter. Saat melakukan
operasi kanalis tersebut.
#ila terjadi trauma pada bagian kepala, misalnya, setelah benturan keras, otokonia
yang terdapat pda utikulus dan sakulus terlepas. (tokonia yang terlepas ini kemudian
memasuki kanalis semisirkularis sebagai kanalit. Adanya kanalit didalam kanalis
semisirkularis ini akan memnyebabkan timbulnya keluhan ertigo pada #PP$. Hal inilah
yang mendasari #PP$ pasca trauma kepala.
-
7/24/2019 Patofisiologi-pemeriksaan Penunjang Bppv (Angie)
3/8
ambar "4 Patofisiologi '
Diagnosis
%. ejala Klinis
#PP$ terjadi secara tiba5tiba. Kebanyakan pasien menyadari saat bangun
tidur, ketika berubah posisi dari berbaring menjadi duduk. Pasien merasakan pusing
berputar yang lama kelamaan berkurang dan hilang. !erdapat jeda 1aktu antara
perubahan posisi kepala dengan timbulnya perasaan pusing berputar. Pada umumnya
perasaan pusing berputar timbul sangat kuat pada a1alnya dan menghilang setelah 3
detik sedangkan serangan berulang sifatnya menjadi lebih ringan. ejala ini dirasakan
berhari5hari hingga berbulan5bulan.
Pada banyak kasus, #PP$ dapat mereda sendiri namun berulang di kemudian
hari. #ersamaan dengan perasaan pusing berputar, pasien dapat mengalami mual dan
muntah. Sensasi ini dapat timbul lagi bila kepala dikembalikan ke posisi semula,
namun arah nistagmus yang timbul adalah sebaliknya.
Diagnosis #PP$ pada kanalis posterior dan anterior dapatditegakkan dengan
memprooksi dan mengamati respon nistagmus yang abnormal dan respon ertigo
-
7/24/2019 Patofisiologi-pemeriksaan Penunjang Bppv (Angie)
4/8
dari kanalis semisirkularis yang terlibat. Pemeriksaan dapat memilih perasat Di65
Hallpike atau perasat Sidelying.
Di6 dan Hallpike mendeskripsikan tanda dan gejala #PP$ sebagai berikut 4 %+
terdapat posisi kepala yang mencetuskan serangan7 "+ nistagmus yang khas7 3+ adanya
masa laten7 8+ lamanya serangan terbatas7 9+ arah nistagmus berubah bila posisi
kepala dikembalikan ke posisi a1al7 '+ adanya fenomena kelelahan:fati;ue nistagmus
bila stimulus diulang
". Pemeriksaan fisik dan penunjang.
Diagnosis #PP$ pada kanalis posterior dan anterior dapat ditegakkan dengan
cara memprookasi dan mengamati respon nistagmus yang abnormal dan respon
ertigo dari kanalis semisirkularis yang terlibat. Pemeriksaan dapat memilih perasat
Di65Hallpike atau Sidelying. Perasat Di65hallpike lebih sering digunakan karena pada
perasat tersebut posisi kepala sangat sempurna untuk canalith repositioning treatment.
Pada pasien #PP$ parasat Di65Hallpike akan mencetuskan ertigo )perasaan pusing
berputar+ dan nistagmus.
ambar 3. Perasat Di65Hallpike
%. Pemeriksaan perasat Di65Hallpike
/erupakan pemeriksaan klinis standar untuk pasien #PP$. Perasat Di65
Hallpike secara garis besar terdiri dari dua gerakan yaitu perasat Di65Hallpike kanan
-
7/24/2019 Patofisiologi-pemeriksaan Penunjang Bppv (Angie)
5/8
pada bidang kanal anterior kiri dan kanal posterior kanan dan perasat Di65 Hallpike
kiri pada bidang posterior kiri.
-
7/24/2019 Patofisiologi-pemeriksaan Penunjang Bppv (Angie)
6/8
tegak lurus garis hori*ontal dengan kanal posterior pada posisi paling ba1ah, dan
perasat sidelying kiri yang menempatkan kepala pada posisi dimana kanalis anterior
kanan dan kanalis posterior kiri pada bidang tegak lurus garis hori*ontal dengan kanal
posterior pada posisi paling ba1ah.
Pasien duduk pada meja pemeriksaan dengan kaki menggantung di tepi meja ,
kepala ditegakkan ke sisi kanan, tunggu 8 detik sampai timbul respon abnormal.
Pasien kembali ke posisi duduk untuk untuk dilakukan perasat sidelying kiri, pasien
secara cepat dijatuhkan ke sisi kiri dengan kepala ditolehkan 89ke kanan. !unggu 8
detik sampai timbul respon abnormal.
RESPON ABNORMAL
Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan prookasi ke
belakang, nmun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus. Pada
pasien $PP@ setelah prookasi ditemukan nistagmus yang timbul lambat, = 8 detik,
kemudian nistagmus menghilang kurang dari % menit jika penyebabnya kanalitiasis,
pada kupololitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari % menit, biasanya serangan
ertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus.
Pemeriksa dapat mengidentifikasi jenis kanal yang terlibat dengan mencatat
arah fase cepat nistagmus yang abnormal dengan mata pasien menatap lurus ke depan.
ase cepat ke atas, berputar ke kanan menunjukkan $PP@ pada kanalis posterior
kanan
ase cepat ke atas, berputar ke kiri menunjukkan $PP@ pada kanalis posterior kiri
ase cepat ke ba1ah, berputar ke kanan menunjukkan $PP@ pada kanalis anterior
kanan.
ase cepat ke ba1ah, berputar ke kiri menunjukkan $PP@ pada kanalis anterior
-
7/24/2019 Patofisiologi-pemeriksaan Penunjang Bppv (Angie)
7/8
kiri
>espon abnormal diprookasi oleh perasat Di65Hallpike: sidelying pada
bidang yang sesuai dengan kanal yang terlibat.
Pemeriksaan elektronistagmografi )B+ tidak dapat memperlihatkan
nistagmus jenis rotatoar yang dapat ditemukan pada penderita #PP$. B berguna
dalam deteksi adanya nistagmus dan 1aktu timbulnya pada nistagmus jenis lain. !es
kalori akan menunjukkan hasil yang normal. #PP$ dapat dijumpai pada telinga yang
tidak menunjukkan adanya respon terhadap tes kalori. Hal ini disebabkan tes kalori
menguji kanalis semisirkularis )KSS+ hori*ontal. KSS Hori*ontal dan posterior
memiliki persarafan dan suplai pembuluh darah yang berbeda. Dengan demikian
#PP$ yang timbul pada pasien yang tidak memberikan respon pada tes kalori
disebabkan oleh kanalit pada KSS posterior atau anterior.
>eferensi4
%. #ashiruddin @, ertigo posisiparoksisimaljinak. dalam 4Soepardi A, Cskandar B editor.
#ukuAjarClmuKesehatan!elingaHidung!enggorokKepala?eher. disikeenam. @akarta4
#alaiPenerbit K5
-
7/24/2019 Patofisiologi-pemeriksaan Penunjang Bppv (Angie)
8/8
9. Anderson @H, ?eine S2, sistem estibulari. Dalam4 Adams ?, #oies ?>, Higler PA, editor.
#oies #uku Ajar Penyakit !H! edisi keenam. @akarta4 2.%&&.Hal 3&588