pemanfaatan kulit kayu manis sebagai penghambat pseudomonas aeruginosa pasa ikan kembung

Upload: evanursyifa

Post on 20-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    1/44

    Pengaruh Simplisia Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum bumanni i)

    terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa

    Pada Pengawetan Ikan Kembung

    Karya Tulis Ilmiah

    Oleh:

    Patih Rajahasta

    Eva Nursyifa

    Shofi Hanifa Rahmani

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

    JURUSAN ANALIS KESEHATAN BANDUNG

    CIMAHI

    2015

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    2/44

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    3/44

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    4/44

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    5/44

    i

    ABSTRAK

    Ikan adalah makanan yang memiliki nutrisi yang tinggi terutama protein.

    Protein yang ada dalam ikan terutama jenis arginin, lisin dan histamin mudah

    mengalami pemecahan protein, sehingga ikan dapat menyebabkan pembusukan

    cepat dibandingkan bahan pangan lainnya. Karena ikan mudah mengalami

    pembusukan yang cepat, maka seringkali masyarakat menggunakan formalin

    sebagai pengawet makanan secara sintetik pada ikan. Sebenarnya, penggunaan

    formalin dilarang keberadaannya pada bahan pangan. Karena, formalin sangat

    berbahaya apabila sudah masuk ke dalam tubuh. Efek yang ditimbulkan apabila

    mengonsumsi formalin adalah menyebabkan kelainan paru-paru, pencernaan dan

    juga kerusakan hati. Oleh karena itu, dibutuhkan pengganti formalin sebagai

    pengawet bahan pangan yang alami. Kayu manis (Cinnamomum bumannii) adalah

    rempahrempah yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk memasak, dan

    digunakan juga sebagai obat tradisional untuk berbagai jenis penyakit.

    Berdasarkan uji penelitian yang dilakukan bahwa kulit kayu manis dapat

    digunakan sebagai bahan pengawet alami pada konsentrasi 8% dari berat bahan

    pangan. Setelah diaplikasikan serbuk kulit kayu manis 8% pada ikan dapat

    diketahui bahwa daya simpan kulit kayu manis terhadap ikan adalah 9 jam.

    Kata kunci : Ikan, Serbuk Kulit Kayu Manis (Cinnamomum bumannii),

    Konsentrasi, Waktu.

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    6/44

    ii

    ABSTRACT

    Fish is a food that has a high nutrient especially protein. Proteins present in fish,

    especially the type of arginine, lysine and histamine prone to breakdown proteins,

    so that the fish can cause rapid decay than other foodstuffs. Because the fish

    susceptible to rapid decay, the public often use formaldehyde as a food

    preservative synthetically in fish. Actually, the use of formaldehyde is prohibited

    its presence in food. Because formaldehyde is very dangerous when it enters the

    body. The effects when consumed formalin is cause lung disorders,

    gastrointestinal and liver damage. Therefore, the necessary replacement of

    formaldehyde as a preservative in food naturally. Cinnamon (Cinnamomum

    bumannii) are spices - spices that are used by the people of Indonesia for cooking,

    and is also used as a traditional remedy for various diseases. Based on tests

    conducted studies that cinnamon bark can be used as a natural preservative at a

    concentration of 8% of the weight of the food. Once applied cinnamon powder

    8% in fish can be seen that the shelf life of the fish cinnamon bark is 9 hours.

    Keywords: Fish, Leather Powder Cinnamon (Cinnamomum bumannii),

    Concentration, Time.

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    7/44

    iii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbilalamin,penyusun mengungkapkan rasa syukur kepada

    Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat

    menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah . Karya Tulis Ilmiah ini berdasarkan penelitian

    dengan judul, Pengaruh Simplisia Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum

    bumannii) terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa.

    Dengan selesainya penelitian ini, penyusun menyampaikan banyak

    terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, dan

    mendukung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

    ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1.

    Bapak Adang Durachim, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Analis

    Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung.

    2.

    Ibu Eem Hayati, S.Pd., M.Kes, selaku Sekretaris Jurusan Analis Keseshatan,

    Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung.

    3. Ibu Iis Kurniati, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua Prodi D-III Jurusan Analis

    Keseshatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung.

    4.

    Ibu Wiwin Wiryanti Kurniati, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua Prodi D-IV

    Jurusan Analis Keseshatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

    Bandung.

    5. Ibu Yeni Wahyuni, S.Si, selaku Penanggung Jawab Karya Tulis Ilmiah, yang

    telah banyak memberikan ilmu, petunjuk, bimbingan, dan pengarahan.

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    8/44

    iv

    6.

    Ibu Ai Djuminar, S.Pd., M.Kes selaku dosen yang telah banyak

    memberikan ilmu, dan pengarahan pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

    7. Ibu Dewi, S.Si., M.Si selaku dosen yang telah banyak memberikan ilmu,

    dan pengarahan pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

    8. Bapak Sonny R Feisal , S.Pd., M.Kes selaku dosen yang telah membantu

    merevisi Karya Tulis Ilmiah .

    9. Bapak Yayan Sofyan, S.Pd., M.Kes, selaku Penanggung Jawab

    Kemahasiswaan dan Pembimbing Akademik, yang senantiasa menjadi ayah

    kedua selama penyusun menempuh pendidikan di kampus.

    10. Seluruh staff Dosen Jurusan Analis Kesehatan yang telah memberikan

    ilmunya melalui kegiatan perkuliahan.

    11. Seluruh staff ADAK (Akademik) yang senantiasa mengurus kepentingan

    akademik selama penyusun menempuh pendidikan.

    12. Staff ADUM (Administrasi Umum) yang senantiasa mengurus kepentingan

    administrasi selama penyusun menempuh pendididikan.

    13. Staff Perpustakaan yang membantu dalam peminjaman buku referensi

    sehingga sangat mempermudah penulis dalam penyusunan Karya Tulis

    Ilmiah ini.

    14.

    Bapak Asep Iin Nur Indra, S.Si, selaku Staff Laboratorium Kimia, yang

    sudah banyak membantu selama penelitian.

    15. Ibu Teti Rowanty, selaku Staff Laboratorium Mikrobiologi, yang sudah

    banyak membantu selama penelitian.

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    9/44

    v

    16.

    Teman-teman seperjuangan di Analis Kesehatan Bandung, Angkatan 29 yang

    tidak dapat penyusun tuliskan satu persatu.

    Dan tidak lupa, permohonan maaf kepada pihak-pihak yang sudah

    membantu, yang tidak dapat penyusun tuliskan semuanya, serta untuk segala

    kekurangan, baik dalam cara penyusunan bahasa maupun cara penulisan. Oleh

    karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka penyusun memberi

    kesempatan selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi kritik dan saran.

    Penyusun mengharapkan, mudah-mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat

    diterima dan bermanfaat bagi pembaca, serta dapat dijadikan referensi bagi

    peneliti lain yang akan melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama.

    Amin ya rabbal alamin.

    Cimahi, Oktober 2015

    Penyusun

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    10/44

    vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ...................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

    1.2 Rumusan Permasalahan .......................................................... 2

    1.3 Tujuan ...................................................................................... 2

    1.4 Manfaat .................................................................................. 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4

    2.1 Penelusuran Pustaka ................................................................. 4

    2.1.1 Pengertian Kayu Manis ................................................... 4

    2.1.2 Kandungan Zat Kimia Kayu Manis .................... 5

    2.1.2 Simplisia......................................................................... . 6

    2.1.3Pseudomonas aeruginosa................................................ 7

    2.2 Kerangka Konsep..................................................................... 8

    2.3 Definisi Operasional................................................................. 8

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 9

    3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................... 9

    3.2 Populasi dan Sampel ................................................................ 9

    3.3 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 9

    3.4. Cara Pengumpulan Data ........................................................... 9

    3.5 Analisis Data ........................................................................... 10

    3.6 Alat, Bahan dan Cara kerja ...................................................... 10

    3.6.1 Alat ............................................................................... 10

    3.6.2 Bahan............................................................................ 11

    3.6.3 Cara Kerja .................................................................... 11

    3.6.3.1 Sterilisasi .......................................................... 11

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    11/44

    vii

    3.6.3.2 Pembuatan Media Reagensia ........................... 11

    3.6.3.3 Pembuatan SuspensiPseudomonas aeruginosa 12

    3.6.3.4 Persiapan Simplisia Kayu Manis ..................... 12

    3.6.3.5 Persiapan Larutan Kayu Manis Berbagai

    Konsentrasi ..................................................... 12

    3.6.3.6 Pengujian Simplisia Kulit Batang Kayu

    Manis TerhadapPseudomonas aeruginosa..... 12

    3.6.3.7 Pengujian ALT pada Ikan Kembung yang

    Dilumuri Kayu Manis...................................... 13

    3.6.3.8 Cara Pelumuran Hasil........................................ 13

    BAB IV ANGGARAN BIAYA ..................................................................... 15

    BAB V DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 16

    5.1 Hasil Pengamatan................................................................ 16

    5.1.1 Uji Penelitian Zona Hambat........................................... . 16

    5.1.1.1 Analisis Data Zona Hambat.............................. 18

    5.1.2 Uji Penelitian Angka Lempeng Total ............................. 20

    5.1.2.1 Hasil Analisis Data ALT.................................. 22

    5.2 Pembahasan.............................................................................. ... 26

    BAB VI SIMPULAN DAN SARAN................................ 28

    6.1 Simpulan.................................................................................... . 28

    6.2 Saran.......................................................................................... .. 28

    DAFTAR PUSTAKA . ................................... 29

    LAMPIRAN-LAMPIRAN.................... 30

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    12/44

    viii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Kulit Kayu Manis (Cinnamomum bumannii)....................... ........ 6

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep.......................................................................... 8

    Gambar 5.1 Grafik Zona Hambat Konsentrasi Simplisia................................. 18

    Gambar 5.2 Grafik Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Bakteri................... 23

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    13/44

    ix

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Definisi Operasional.......................................................................... 8

    Tabel 4.1 Anggaran Biaya................................................................................. 15

    Tabel 5.2 Diameter Zona Hambat Simplisia Kulit Batang Kayu

    Manis(Cinnamomum Bumannii)PadaMueller Hinton Agar (MHA)

    terhadap PertumbuhanPseudomonas Aeruginosapada Kulit Batang

    Kayu Manis...................................................................................... 16

    Tabel 5.3 Diameter Zona Hambat Kontrol untukPseudomonas aeruginosa

    Menggunakan Antibiotik CiprofloxacinpadaMueller Hinton Agar

    (MHA)............................................................................................... 17

    Tabel 5.4 Standar Interpretasi Diameter Zona Hambat untuk

    Pseudomonas aeruginosa menggunakan Antibiotik Ciprofloxacin 17

    Tabel 5.9 Uji Normalitas ALT......................................................................... 18

    Tabel 5.10Levenes Test of Equality of Error Variances................................ 19

    Tabel 5.11 Tests of Between-Subjects Effects................................................... 19

    Tabel 5.5 Berat Kulit Batang Kayu Manis yang ditaburkan pada

    Ikan Kembung.................................................................................. 20

    Tabel 5.6 Jumlah Bakteri pada Plate Count Agar (PCA) dengan Metoda

    Pour Plate pada penambahan Kayu Manis 8%................................ 21

    Tabel 5.7 Jumlah Perhitungan Angka Lempeng Total pada Ikan Kembung.. 21

    Tabel 5.12 Hasil Jumlah Bakteri Total............................................................. 22

    Tabel 5.13 Test of Homogeneity of Variances.................................................. 23

    Tabel 5.14 Jumlah Bakteri Total....................................................................... 24

    Tabel 5.15 Signifikasi PertumbuhanPseudomonas aeruginosapada Ikan

    Kembung yang dilumuri Kulit Kayu Manis...................................................... 25

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    14/44

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bahan pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia juga digunakan

    oleh mikroorganisme untuk perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan

    dan pertumbuhan mikroorganisme di dalam makanan sangat erat hubungannya

    dengan kehidupan manusia, karena pertumbuhan mikroorganisme di dalam

    makanan dapat mengakibatkan berbagai perubahan fisika dan kimia yang tidakdiinginkan. Apabila hal ini terjadi, maka produk pangan tersebut dapat mengalsmi

    pembusukan. Salah satu bahan pangan yang mudah mengalami pembusukan

    adalah ikan (1)

    Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung protein hewani

    tinggi, serta memiliki sifat fisik yang mudah rusak dan membusuk. Kerusakan ini

    banyak disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri. Salah

    satu bakteri yang dapat mengakibatkan kerusakan pada makanan adalah

    Pseudomonas aeruginosa. PertumbuhanPseudomonas aeruginosamengakibatkan

    terjadinya denaturasi protein maupun lemak, yang mengakibatkan pembusukan

    pada ikan.

    Salah satu parameter kualitas makanan termasuk ikan, ditentukan oleh angka

    lempeng total yang merupakan salah satu cara untuk menghitung cemaran

    mikroba dalam suatu sampel. Menurut SNI 7388:2009, tentang persyaratan

    cemaran mikroba dalam ikan dan produk perikanan segar termasuk molusca,

    krustase dan ekinodemata, jumlah cemaran mikroba khusus pada ikan segar yang

    disimpan pada suhu 30oC (suhu ruang) selama 72 jam adalah 1x102 koloni/g,

    sedangkan hasil penelitian Annisa pada tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah

    cemaran mikroba pada produk hewani yang beredar dipasaran dengan umur

    kurang dari 1 hari dapat mencapai 7,7x108

    CFU/g. Hal ini jauh melebihi batas

    cemaran mikroba minimal yang ditetapkan oleh Standard Nasional Indonesia.(2,3)

    Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan bahan pengawet

    alami pada makanan yang mudah didapat, bernilai ekonomis rendah dan aman

    1

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    15/44

    2

    digunakan dalam bahan pangan. Pengawet alami yang digunakan merupakan

    pengawet alami dengan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi

    Bunuh Maksimal (KBM) untukPseudomonas aeruginosa. Salah satu bahan alami

    yang dapat digunakan adalah kayu manis. Kayu manis (Cinnamomum bumannii)

    memiliki beberapa zat aktif yang berpotensi sebagai antibakteri seperti minyak

    atsiri dan aldehida lainnya yang dapat menghambat pertumbuhan berbagai

    mikroorganisme khususnya bakteri.(4)

    Berdasarkan uraian di atas, kami tertarik untuk melakukan penelitian tentang

    pengaruh penambahan kayu manis terhadap pertumbuhan Pseudomonas

    aeruginosapada pengawetan ikan kembung.

    1.2 Perumusan Masalah

    1. Adakah pengaruh penambahan kayu manis terhadap pertumbuhan

    Pseudomonas aeruginosa?

    2. Berapakah Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh

    Maksimal (KBM) kayu manis terhadap pertumbuhan Bakteri Pseudomonas

    aeruginosa?

    3. Berapakah waktu simpan bunuh bakteri paling efektif ikan kembung yang

    dilumuri kayu manis?

    1.3 Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan kayu manis terhadap pertumbuhan

    Pseudomonas aeruginosa

    2.

    Mengetahui Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh

    Minimal (KBM)kayu manis terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas

    aeruginosa

    3. Untuk mengetahui waktu paling efektif penyimpanan ikan kembung yang

    dilumuri kayu manis

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    16/44

    3

    1.4 Manfaat Penelitian

    Memberikan informasi kepada pembaca mengenai manfaat kayu manis yang

    dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami pada ikan kembung dan

    mengetahui waktu simpan yang paling efektif untuk mengawetkan ikan kembung.

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    17/44

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelusuran Pustaka

    Ikan memiliki sifat sangat mudah rusak dan membusuk, sebagai akibat

    adanya pertumbuhan mikroorganisme , antara lain oleh bakteri, khamir dan

    kupang sehingga menyebabkan terjadinya denaturasi protein. Hal ini

    menyebabkan maraknya penggunakan bahan tambahan makanan berbahaya,

    seperti formalin untuk mengatasi kebusukan pada ikan. Tetapi penggunaanformalin dalam makanan dilarang penggunaanya, karena dapat menyebabkan

    paparan akut, sepertipnemonia, gastroenteritisdan kerusakan hati.(1)

    Dengan demikian, dibutuhkan bahan pengawet alami yang aman, ekonomis,

    dan mudah didapat, sebagai pengganti pengawet makanan yang berbahaya bagi

    tubuh; Untuk mengetahui apakah bahan alami tersebut dapat menghambat

    pembusukan produk makanan yang diakibatkan oleh bakteri, maka diperlukan uji

    potensial antibakteri.(6)

    Berdasarkan penelitian sebelumnya, zat aktif yang memiliki potensi sebagai

    antibakteri, yaitu minyak atsiri; Minyak atsiri banyak terdapat pada berbagai

    macam tumbuhan, salah satunya adalah kulit kayu manis (Cinnamomum

    bumannii)yang banyak tumbuh di hutan tropis Indonesia.(8)

    2.1.1 Pengertian Kayu Manis

    Kayu Manis(Cinnamomum bumannii) adalah jenis tanaman yang memiliki

    kulit, batang berkayu, bercabang-cabang, serta memiliki tinggi 15 meter; selain

    itu, daunnya berwarna merah muda pucat, setelah tua berwarna hijau kehitaman;

    memiliki kulit yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, dan termasuk salah satu

    jenis rempah-rempah yang tersedia di Indonesia. (13)

    Kayu manis (Cinnamomum burmannii) dapat tumbuh baik pada ketinggian

    1000-2400 m dpl, di daerah Sumatera dan Jawa, dengan kelembapan 70-90%.

    Selain itu, untuk pemilihan waktu penanamanpun perlu diperhatikan, karena kayu

    manis (Cinnamomum burmannii) tumbuh baik pada bulan Mei dan September. (7)

    4

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    18/44

    5

    Kayu manis adalah jenis tanaman yang termasuk Kingdom Plantae, Divisi

    Gymnospermae, Kelas Dicotyledonae, Subkelas Dialypetalae, Ordo Policarpicae,

    Famili Lauraceae, Genus Cinnamomum, dan Spesies Cinnamomum burmannii.

    Kayu manis yang terdapat di Indonesia adalah cassiavera, yang banyak diproduksi

    di Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Utara sebagai pengekspor tanaman kayu

    manis di dunia. (6,7)

    2.1.1.1 Kandungan Zat Kimia Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)

    Komponen utama kayu manis adalah minyak atsiri. Kulit kayu manis

    memiliki kadar minyak atsiri yakni 0,9%. Komponen utama minyak atsirinya

    adalah sinamaldehid (38,92%), aceteugenol (44,45%), kedua komponen utama

    minyak atsiri tersebut digunakan sebagai penentu kualitas minyak atsiri dari

    berbagai jenis kulit kayu manis lainnya. Selain itu, kulit kayu manis juga

    mengandung zat kimia lainnya yakni methyl-n-amylketone yang berperansangat

    penting dalam menentukanflavour khusus dari minyak kulit kayu manis.(7,8)

    Berdasarkan fungsinya, komponen kimia minyak atsiri mengandung

    campuran senyawa kimia yang sangat kompleks, karena memiliki beberapa tipe

    senyawa organik, seperti hidrokarbon, alkohol, oksida, ester, aldehida, dan eter.

    Komponen kompleks kimia tersebut terbagi menjadi dua 2 jenis kategori, yakni,

    komponen kimia yang kompleks tetapi tidak mempunyai kandungan zat kimia

    melebihi 300 senyawa, yang digunakan sebagai pemberi bau ataupun aroma,

    yang selanjutnya adalah komponen kompleks kimia yang memiliki kandungan

    minyak atsiri melebihi 300 senyawa yang digunakan sebagai obat. Dosis 0,4 1 g

    dapat digunakan sebagai penghangat lambung dan untuk obat sakit perut. (8)

    Kadar komponen kimia kulit kayu manis sangat tergantung pada daerah

    asalnya, dan tempat penanamannya. Indonesia sendiri memiliki jenis kulit kayu

    manis yakni Cinnamomum bumarii yang memiliki kualitas kayu manis berbeda

    dengan negara-negara lain di dunia.

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    19/44

    6

    Gambar 2.1 Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)

    2.1.2 Simplisia

    Simplisia, adalah bahan tanaman yang masih sederhana, murni belum

    tercampur atau belum diolah, kecuali dibersihkan agar tidak tercampur dengan

    bagian- bagian tanaman lainnya. Bagian-bagian simplisia yang dapat digunakan

    adalah daunnya saja, akar-akarnya saja, kulit dan batangnya saja, bunga saja dan

    biji.

    Simplisia yang telah diambil, umumnya harus dikeringkan sampai derajat

    kering tertentu (90% 95 %), sehingga mudah untuk dihaluskan (kecuali bahan-

    bahan yang akan disuling dan diambil minyaknya dengan teknik destilasi).

    Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air, mencegah reaksi enzimatik,

    dan pertumbuhan bakteri.

    Setelah proses pengeringan, dilakukan pemilihan (disortasi) yang bertujuan

    untuk membebaskan bagian tanaman dari debu dan kerikil, serta memisahkan

    bagian simplisia satu dengan bagian simplisia lainnya.

    Proses terpenting lainnya, adalah penyimpananan, simplisia harus disimpan

    pada tempat yang bersih, tidak panas, berudara kering, dan tidak terlalu terang,

    perlakuan tersebut bertujuan untuk menjamin mutu dari simplisia dan mengurangi

    kerusakan simplisia dari pengaruh luar.(7)

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    20/44

    7

    2.1.3 Pseudomonas aeruginosa

    Pseudomonas aeruginosaadalah bakteri gram negatif, batang kecil dengan

    ukuran 0,5-1,0 x 3,0- 4,0 mm, berpili dan berflagel, polar pada satu ujung.

    Psedomonas aeruginosabersifat aerob, tidak meragikan karbohidrat (laktosa), dan

    dapat membentuk lapisan polisakarida berlendir terutama pada kolonisasi paru-

    paru. (9,10)

    Pseudomonas aeruginosaadalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit

    nosokomial, selain itu dapat menimbulkan infeksi pada saluran pernafasan,

    saluran kemih, dan mata. Pseudomonas aeruginosa pertama menginvasi bagian

    jaringan atau luka tubuh dengan cara melekatkan diri pada jaringan menggunakan

    pili, tetapi tidak menekan fagositosis, kemudian terjadi lesi pada luka bakar di

    kulit, terjadi pula pada mata yakni pada bagian kornea yang dapat menimbulkan

    kebutaan, saluran kemih, infeksi paru paru yang dapat menimbulkan

    pneumonia, dan infeksi septikemia yang seringkali menimbulkan penyakit

    gastroentereritis.(9)

    Pseudomonas aeruginosa tumbuh optimal pada suhu 35oC 42

    oC, yang

    dapat menimbulkan beta hemolisis pada agar darah. Sifat khas dari Pseudomonas

    aeruginosa, adalah menghasilkan pigmen yang mempermudah dalam diagnosis

    klinik; pigmennya, yakni piosianin, pigmen ini dapat yang larut dalam kloroform,

    selain itu dapat berflouresensasi yang menghasilkan pigmen warna merah, dan

    dapat larut dalam air.(9)

    Psedomonas aerugenosa merupakan penyebab berbagai jenis kerusakan

    pada makanan, karena mempunyai kemampuan dalam memproduksi enzim yang

    dapat memecah komponen lemak maupun protein dari bahan pangan. Banyak

    organisme Pseudomonas dapat berkembang dengan cepat pada suhu kamar

    ataupun suhu dingin, membentuk lendir dan pigmen pada permukaan makanan. (1)

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    21/44

    8

    2.2 Kerangka Konsep

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep

    2.3 Definisi Operasional

    Tabel 2.1 Definisi Operasional

    No Variabel Definisi Cara UkurAlat

    Ukur

    Hasil

    Ukur

    1 Konsentrasi

    kulit batang

    kayu manis

    (Cinnamomum

    burmannii)

    Besarnya konsentrasi

    simplisia kayu manis

    yang dapat

    menghambat

    pertumbuhanPseudomonas

    aeruginosa

    Pengen-

    ceran

    Labu

    Ukur

    Persen

    (%)

    2 Pertumbuhan

    Pseudomonas

    aeruginosa

    Pertumbuhan

    Pseudomonas

    aeruginosayang

    dihambat oleh kayu

    manis dengan

    berbagai konsentrasi

    Diameter

    zona

    hambat

    Jangka

    sorong

    Mm

    3 Pertumbuhan

    Pseudomonasaeruginosa

    pada ikan

    kembung

    Banyaknya koloni

    yang diperoleh dariberbagai variasi

    waktu penyimpanan

    setelah pelumuran

    kayu manis

    Menghitung

    koloniberdasarkan

    ALT

    (Angka

    Lempeng

    Total)

    Coloni

    counter

    Baik,

    jika ALT1x103

    CFU/g

    Serbuk kulit kayu

    manis (Cinnamomum

    burmannii) dengan

    konsentrasi

    2%,4%,6%,8%,10%

    Pertumbuhan

    Pseudomonas

    aeruginosapada ikan

    kembung

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    22/44

    9

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Dalam penelitian

    ini simplisia kulit batang kayu manis (Cinnamomum bumannii) dengan

    konsentrasi berbeda dimasukkan ke dalam sumur pada mediaMuller Hinton Agar

    yang telah ditanami Pseudomonas aeruginosapada permukaan agar. Konsentrasi

    kayu manis yang dapat menghambat Pseudomonas aeruginosa secara maksimaldiaplikasikan pada ikan kembung dengan melumurinya menggunakan kayu manis

    dan menentukan jumlah cemaran pada ikan kembung dengan variasi waktu

    pelumuran 0 jam, 6 jam dan 9 jam. Data hasil pengamatan dibandingkan dengan

    kontrol (tanpa pelumuran).

    3.2 Populasi dan Sampel

    Populasi yang digunakan adalah ikan kembung yang diperjualbelikan di

    pasar Cimindi, sedangkan sampel adalah ikan kembung sebanyak 1 kg, kemudian

    diambil bagian daging ikannya. Jumlah perlakuan yang digunakan pada penelitian

    ini berdasarkan perbedaan waktu pelumuran, yaitu 0 jam, 6 jam dan 9 jam.

    3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Kimia Jurusan

    Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung pada 9-

    17 Oktober 2015.

    3.4 Cara Pengumpulan Data

    Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer hasil

    eksperimen dari pengukuran zona hambat Pseudomonas aeruginosa terhadap

    kayu manis (Cinnamomomun Bumannii) dengan konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6%,

    8% dan 10% yang dimasukkan ke dalam well (sumur)pada media Muller Hinton

    Agar. Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Maksimal

    9

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    23/44

    10

    (KBM) serbuk kulit kayu manis digunakan untuk melumuri ikan kembung

    dengan variasi waktu pelumuran 0 jam, 6 jam dan 9 jam pada suhu kamar,

    kemudian ditentukan jumlah kuman (ALT) dari masing masing perlakuan.

    3.5 Analisis Data

    Pada penelitian ini hasil yang diperoleh adalah zona hambat pertumbuhan

    Pseudomonas aeruginosa berupa zona bening disekitar well yang terbentuk

    setelah penambahan kayu manis (Cinnamomum bumanii) dengan konsentrasi 0%,

    2%, 4%, 6%, 8% dan 10%. Dari data yang diperoleh dilakukan uji stastistika

    ANOVA Univariate (One Way)menggunakan SPSS18 untuk menguji variabilitas

    observasi masing-masing group (konsentrasi), dan variabilitas antar rata-rata

    group (zona hambat), dilanjutkan dengan uji statistika lanjutan Least Significant

    Diference (LSD); Hasil ALT dilakukan uji statistik ANOVA Univariate (One

    Way)menggunakan SPSS18.

    3.6 Alat, Bahan dan Cara Kerja

    3.6.1

    Alat

    Alat alat yang digunakan dalam penelitian, adalah sebagai berikut: oven 1

    buah, rak tabung reaksi 3 buah, inkubator 1 buah, erlenmeyer 500mL 2 buah,

    penggaris 1 buah, pipet ukur 10mL 12 buah , mikro pipet 50 mikrometer 2 buah,

    tip kuning 15 buah. ose bulat 2 buah, labu ukur 5mL 5 buah, tabung reaksi 50

    buah, autoclave 1 buah, gelas ukur 100mL 2 buah ,spatula 15 buah, blender 1

    buah, corong 8 buah, batang pengaduk 2 buah , neraca analitik 1 buah, neraca

    teknis 1 buah, kertas timbang secukupnya, spirtus 1 buah, cawan petri 40 buah,

    kertas pembungkus secukupnya, kertas saring secukupnya, jangka sorong 20cm 1

    buah, pisau 2 buah , hot plate 1 buah, kertas label secukupnya, spektrofotometer 1

    buah.

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    24/44

    11

    3.6.2 Bahan

    Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian, adalah sebagai berikut:

    Bakteri Pseudomonas aeruginosa , kulit batang kayu manis (Cinnamomum

    bumanii) BaCl21 gram,H2SO41mL, mediaMuller Hinton Agar(MHA) 38 gram,

    aquadest 2L. etanol 96% 30mL, NaCl 1L, media PCA 1L, ikan kembung 1 kg.

    3.6.3 Cara Kerja

    3.6.3.1 Sterilisasi

    Alat-alat gelas dicuci bersih, dikeringkan, dan dibungkus kertas

    pembungkus. Alat gelas disterilisasi menggunakan oven pada suhu 180oC selama

    120 Menit. Bahan yang akan digunakan seperti NaCl 0,85%, Media agar

    disterilisasi menggunakan autoclave1210C selama 15 menit.

    3.6.3.2 Pembuatan Media dan Reagensia

    1. PembuatanMuller Hinton Agar

    Ditimbang sebanyak 38 g Muller Hinton Agar, kemudian dilarutkan dalam

    300 mL aquadest. Dicampur hingga homogen dan disterilisasi menggunakan

    autoclave1210C selama 15 menit.

    2. Pembuatan Larutan BaCl21%

    Dilarutkan 1 g BaCl2 kedalam 100 mL aquadest kemudian diaduk hingga

    homogen.

    3. Pembuatan Larutan H2SO41%.

    Dimasukkan 1 mL H2SO4pekat kedalam 100 mL aquadest melalui dinding

    gelas kimia kemudian dihomogenkan.

    4. Pembuatan larutan standardMc.Farland 0,5

    Disediakan tabung reaksi kering, steril dan bersih kemudian diisi 0,05mL

    larutan BaCl2 1% dan 9,95 mL H2SO4 1%. Dihomogenkan dan dibaca

    menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 625 nm. Kekeruhan

    setara dengan absorban antar 0,08-0,10 untuk standardMc.Farland 0,5.

    5.

    Pembuatan Larutan NaCl 0,85%

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    25/44

    12

    Dilarutkan 17 g NaCl dalam 2 L aquadest dan diaduk hingga homogen.

    6. Pembuatan Media PCA

    Ditimbang 17,9 g PCA ditambah 1L aquadest, dimasukkan ke dalam tabung

    reaksi masing-masing sebanyak 15 mL, ditutup dengan kapas kasa dan

    dibungkus dengan kertas pembungkus. Kemudian di autoclave1210C selama

    15 menit.

    3.6.3.3 Pembuatan suspensi Pseudomonas aeruginosa

    Dipipet 5,0 mL NaCl 0,85% yang telah steril, dimasukkan ke dalam tabung

    reaksi yang steril. Ditambah koloni bakteri (diameter 1 mm) menggunakan ose

    bulat. Dikocok hingga homogen, dan kekeruhan diukur menggunakan

    spektrofotometri pada panjang gelombang 625 nm. Kekeruhan suspensi antara

    1x106sampai 5x10

    6CFU/mL.

    3.6.3.4 Persiapan simplisia kayu manis (Cinnamomum bumannii )

    Kulit batang kayu manis (Cinnamomun bumannii) dibersihkan dan dicuci

    menggunakan air bersih, ditiriskan, diiris tipis, dikeringkan dengan cara diangin

    anginkan, dihaluskan, kemudian serbuk disimpan dalam wadah yang tertutup

    rapat, bersih dan kering.

    3.6.3.5 Persiapan larutan kayu manis dalam berbagai konsentrasi

    Ditimbang serbuk kayu manis sesuai konsentrasi yang diinginkan, dimasukan

    ke dalam labu ukur 5 mL, ditambahakan etanol 96% hingga tanda batas, dikocok

    hingga larutan homogen.

    3.6.3.6 Pengujian Simplisia Kulit Batang Kayu Manis Terhadap

    Pseudomonas aeruginosa

    Disediakan larutan simplisia kulit batang kayu manis 0%, 2%, 4%, 6%, 8%

    dan 10%, bagian cawan petri dibagi menjadi tiga bagian menggunakan spidol dan

    penggaris kemudian diberi label.Dituangkan Muller Hinton Agar Kedalam

    masing-masing cawan petri dan dibiarkan hingga memadat, digoreskan suspensi

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    26/44

    13

    Pseudomonas aeruginosa menggunakan ose bulat steril, dibuat 3 well

    menggunakan ujung tabung reaksi 1 cm, dipipet 50 L larutan simplisia kulit

    batang kayu manis 0%,2%,4%,6%,8% dan 10% pada masing-masing well sesuai

    label, diinkubasi 370C selama 24 jam dan diamati zona hambat yang terbentuk.

    Zona hambat yang terbentuk berupa daerah coklat disekitar well yang diukur

    menggunakan jangka sorong.

    3.6.3.7 Pengujian ALT Pada Ikan Kembung yang Dilumuri Kayu Manis

    Disiapkan masing-masing 5 Tabung raeaksi sesuai treatment waktu yang

    akan diuji. Setiap tabung reaksi telah berisi 9 ml NaCl fisiologis dan secara

    berurutan diberi kode 10-1, 10-2,10-3, 10-4, 10-5., disiapkan masing-masing 3 buah

    cawan petri untuk pengenceran 10-3,10-4, dan10-5, ditimbang 0,9 g sampel dan

    dimasukan pada tabung pertama kemudian dihomogenkan, diambil 1 mL dari

    tabung reaksi 1 yang berisi suspensi sampel ke tabung kedua lalu dihomogenkan,

    dilakukan pengenceran dengan cara yang sama hingga tabung kelima yaitu

    pengenceran 10-5

    , dari masing-masing pengenceran dimulai dari 10-3

    , 10-4

    dan

    105, dipipet 1 mL dan dimasukkan kedalam masing-masing cawan petri sesuai

    kode pengenceran, kedalam masing-masing cawan petri steril yang berisi suspensi

    sampel, ditambahkan 15 mL PCA suhu 450C, masing-masing cawan petri

    dihomogenkan secara perlahan hingga tercampur merata, dan dibiarkan hingga

    dingin dan membeku, cawan yang telah membeku diinkubasi selama 24 jam di

    dalam inkubator pada suhu 37oC dengan posisi cawan terbalik.

    3.6.3.8

    Cara Pelaporan Hasil

    Pelaporan hasil didasarkan pada perhitungan angka lempeng total.

    Perhitungan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni 30-300 pada cawan

    petri dan jumlah koloni pada kontrol kurang dari 10. Jumlah koloni dari masing-

    masing cawan dikurangi jumlah koloni pada cawan petri kontrol

    Hasil yang dilaporkan terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama didepan

    koma dan angka kedua dibelakang koma.

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    27/44

    14

    Jika semua pengenceran dibuat penumpukan, dan menghasilkan angka koloni

    kurang dari 30, maka dihitung jumlah koloni pada konsentrasi terendah.

    Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya

    pengenceran tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan dalam tanda

    kurung.

    Jika pengenceran menghasilkan lebih dari 300 koloni pada cawan petri maka

    dihitung pengenceran tertinggi, misalnya dengan menghitung jumlahnya dari

    seperempat cawan petri kemudian dikali empat.

    Jika jumlah bakteri dalam cawan petri diantara 30-300 dilakukan

    perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran

    lebih kecil atau sama dengan dua dan dirata-ratakan.

    Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah lebih besar dari dua,

    maka dilaporkan hanya hasil terkecil.

    Jumlah ALT = (Jumlah koloni cawan Jumlah koloni kontrol) x Pengenceran

    Jumlah cawan yang dihitung

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    28/44

    15

    BAB IV

    ANGGARAN BIAYA

    Anggaran biaya yang digunakan pada penelitian ini, tercantum pada tabel di

    bawah ini

    Tabel 4.1 Anggaran Biaya

    No Jenis Pengeluaran Biaya Biaya (Rp)

    1 Peralatan penunjang 0

    2 Bahan habis pakai:Muller Hinton Agar,

    ikan,...

    500.000

    3 Perjalanan: sampling, konsultasi pada tim

    pakar, dll

    25.000

    4 Lain-lain: administrasi dan laporan 100.000

    Jumlah 625.000

    15

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    29/44

    16

    BAB V

    DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil Penelitian

    Dalam penelitian ini diperoleh data yang merupakan hasil dari pengujian

    langsung tanpa dilakukan uji pendahuluan.

    5.1.1 Uji Penelitian Zona Hambat

    Dalam proses penelitian, dilakukan penelusuran berbagai referensimengenai penelitian untuk menguji efektivitas kayu manis (Cinnamomum

    bumannii) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa

    dengan penambahan simplisia kulit batang kayu manis (Cinnamomomum

    Bumannii).

    Pada pelaksanaannya, dilakukan terlebih dahulu penggunaan simplisia kulit

    batang kayu manis (Cinnamomomum Bumannii) dengan berbagai konsentrasi 2%,

    4%, 6%, 8%, dan 10% (mengacu zona hambat yang dihasilkan).

    Tabel 5.2 Diameter Zona Hambat Simplisia Kulit Batang Kayu Manis

    (Cinnamomum Bumannii )Pada Mueller H inton Agar (MHA) terhadap

    Pertumbuhan Pseudomonas Aeruginosa pada Kulit Batang Kayu Manis

    No

    Konsentrasi

    Simplisia

    (%)

    Diameter Zona Hambat Rerata

    (mm)(1) (2) (3)

    1 0 0 0 0 0

    2 2 16 14 0 10

    3 4 18 20 18 18,66

    4 6 18 20 18 18,66

    5 8 20 22 22 21,33

    6 10 18 18 18 18

    16

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    30/44

    17

    Tabel 5.3 Diameter Zona Hambat Kontrol untuk Pseudomonas aeruginosa

    Menggunakan Antibiotik Ciprofloxacinpada Mueller H inton Agar (MHA)

    No Kontrol Diameter Zona Hambat Rerata

    1 Ciprofloxacin 20 12 18 16,66

    Tabel 5.4 Standar Interpretasi Diameter Zona Hambat untuk Pseudomonas

    aeruginosa menggunakan Antibiotik Ciprofloxacin

    Agent

    Antibacteria

    Disk

    Content

    Zone Diameter

    R Intermediet S

    Ciprofloxacin 5mg < 15 1620

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    31/44

    18

    5.1.1.1 Analisis data zona hambat

    Setelah data dianalisis menggunakan aplikasi SPSS18 dengan uji statistik

    ANOVA Univariate (One Way), hasil uji didapatkan sebagai berikut:

    Tabel 5.9 Uji Normalitas ALT

    ANOVA

    Konsentrasi

    Sum of

    Squares Df

    Mean

    Square F Sig.

    Between

    Groups

    35.653 5 7.131 5.423 .009

    Within Groups 14.464 11 1.315

    Total 50.118 16

    Pada tabel di atas, terlihat bahwa Sig >0,05 sehingga semua data dapat di

    kategorikan tidak terdistribusi normal.

    Gambar 5.1 Grafik Zona Hambat Konsentrasi Simplisia

    Grafik di atas, menunjukkan bahwa adanya interaksi antara variabel

    dependen dan independen, dan konsentrasi simplisia optimal adalah 8 %

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    32/44

    19

    Tabel 5.10Levenes Test of Equality of Error Variances

    Konsentrasi

    Levene

    Statisticdf1 df2 Sig.

    10.181a 2 11 .003

    a. Groups with only one case are ignored in

    computing the test of homogeneity of

    variance for Konsentrasi.

    Dari tabel 5.10 terlihat bahwa nilai signifikansi 0,003, hal ini menunjukkan

    bahwa data dari setiap variabel adalah heterogen, sehingga data dapat diolah

    secara statistik dengan ANOVA One Way, karena tidak memenuhi persyaratan

    Sig

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    33/44

    20

    Pada tabel di atas, hasil uji menunjukkan bahwa jika F hitung dibandingkan

    dengan F tabel adalah 20,428 dengan taraf (Sig: 0,000), artinya semua data adalah

    independen, hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar semua

    konsentrasi simplisia dengan diameter zona hambat. Zona hambat adalah R

    squared = 0,577 menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel konsentrasi

    dengan zona hambat adalah 57,7%.

    5.1.2 Uji Penelitian Angka Lempeng Total

    Pada pelaksanaan uji zona hambat, didapatkan data bahwa simplisia yang

    dapat menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa adalah kulit kayu manis

    dengan konsentrasi optimal 8%.

    Konsentrasi optimal 8 % diaplikasikan dengan menaburkan kulit kayu manis

    pada ikan kembung.

    Tabel 5.5 Berat Kulit Batang Kayu Manis yang ditaburkan pada Ikan

    Kembung

    NoBerat Ikan

    (g)

    Berat Simplisia

    (g)Keterangan

    1 47 0,00 Tanpa Pelumuran (-)

    2 45 3,60 Pelumuran 0 jam

    3 46 3,68 Setelah 6 jam

    4 43 3,44 Setelah 9 jam

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    34/44

    21

    Tabel 5.6 Jumlah Bakteri pada Plate Count Agar (PCA) dengan Metoda

    Pour Plate pada penambahan Kayu Manis 8%

    NoLama

    Penyimpanan

    Jumlah Bakteri Pada PengenceranTotal

    Bakteri10

    -3 10

    -4 10

    -5

    1 Tanpa Pelumuran 70 6 1 77

    2 Pelumuran 0 jam 8 30 2 40

    3 Setelah 6 jam 2 9 12 23

    4 Setelah 9 jam 2 1 2 5

    Dari data yang disajikan pada tabel terlihat bahwa terjadi penurunan bakteri

    setelah pelumuran 0 jam, 6 jam, dan 9 jam setelah inkubasi. Berdasarkan

    penelitian, kulit batang kayu manis dengan kadar 8 % dapat digunakan sebagai

    pengawet ikan dan penurunan adanya bakteri Pseudomonas aeruginosapada ikan

    kembung ataupun makanan berprotein lainnya.

    Tabel 5.7 Jumlah Perhitungan Angka Lempeng Total pada Ikan Kembung

    NoLama

    Penyimpanan

    Jumlah Bakteri Pada PengenceranTotal

    Bakteri10

    -3 10

    -4 10

    -5

    1 Tanpa Pelumuran 70.000 600 10 70.610

    2 Pelumuran 0 jam 8000 3000 20 11.020

    3 Setelah 6 jam 2000 900 120 3.020

    4 Setelah 9 jam 2000 100 20 2.120

    Pada tabel 5.7 hasil pengamatan jumlah bakteri pada ikan tanpa pelumuran

    kayu manis adalah 70x103 CFU/g, jumlah bakteri pada ikan tanpa pelumuran

    kayu manis setelah disimpan 0 jam adalah 11x103 CFU/g, jumlah bakteri pada

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    35/44

    22

    ikan dengan pelumuran kayu manis setelah disimpan 6 jam adalah 3x103 CFU/g,

    jumlah bakteri pada ikan dengan pelumuran kayu manis setelah pelumuran 9 jam

    adalah 2,1x103CFU/g. Penurunan jumlah bakteriPseudomonas aeruginosaadalah

    linear.

    5.1.2.1Hasil Analisis Data ALT

    Tabel 5.12 Hasil Jumlah Bakteri Total

    ANOVA

    Jumlah_BakteriTotal

    Sum of

    Squares df

    Mean

    Square F Sig.

    Between Groups (Combined) 951.333 3 317.111 .733 .561

    Linear Term Contrast 874.800 1 874.800 2.022 .193

    Deviation 76.533 2 38.267 .088 .916

    Within Groups 3460.667 8 432.583

    Total 4412.000 11

    Pada tabel terlihat bahwa Sig > 0,05 sehingga semua data dapat di

    kategorikan terdistribusi tidak normal.

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    36/44

    23

    Gambar 5.2 Grafik Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Bakteri

    Grafik menunjukkan bahwa adanya interaksi antara variabel dependen dan

    independen.Terjadi penurunan jumlah bakteri setelah penambahan kulit kayu

    manis secara linear dengan variasi waktu 0 jam, 6 jam dan 9 jam.

    Tabel 5.13 Test of Homogeneity of Variances

    Test of Homogeneity of Vari ances

    Jumlah Bakteri Total

    Levene

    Statisticdf1 df2 Sig.

    9.648 3 8 .005

    Dalam tabel terlihat bahwa nilai signifikansi 0,005, hal ini menunjukkan

    bahwa data dari setiap variabel adalah heterogen, sehingga data dapat diolah

    secara statistik dengan uji ANOVA One Way

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    37/44

    24

    Tabel 5.14 Jumlah Bakteri Total

    Tests of Between-Subjects Ef fects

    Dependent Variable: Jumlah BakteriTotal

    Source

    Type III Sum

    of Squares Df

    Mean

    Square F Sig.

    Partial

    Eta

    Squared

    Corrected Model 874.800a 1 874.800 2.473 .147 .198

    Intercept 2074.539 1 2074.539 5.865 .036 .370

    Lama_Penyimpanan 874.800 1 874.800 2.473 .147 .198

    Error 3537.200 10 353.720

    Total 6140.000 12

    Corrected Total 4412.000 11

    R Squared= .198 (Adjusted R Squared = .118)

    Pada tabel hasil uji menunjukkan bahwa jika F hitung dibandingkan

    dengan F tabel adalah 2,473 dengan taraf (Sig: 0,147), artinya terdapat perbedaan

    penurunan jumlah bakteri tetapi tidak signifikan. Pengaruh waktu adalah R

    squared = 0,198 menunjukkan bahwa persentase lama penyimpanan ikan yang

    ditaburi simplisia kayu manis terjadi penurunan jumlah bakteri hasilnya linear 0

    jam, 6 jam dan 9 jam. Dengan nilai signifikan adalah 19,8%.

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    38/44

    25

    Tabel 5.15 Signifikasi Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa pada Ikan

    Kembung yang dilumuri Kulit Kayu Manis

    Dari tabel hasil uji statistik lanjutan dengan metoda LSD (Least Significant

    Difference), jumlah bakteriPseudomonas aeruginnosasetelah dilumuri kulit kayu

    manis terjadi penurunan jumlah bakteri yang linear. Nilai Signya adalah > 0,05

    artinya tidak terdapat hasil yang signifikan perubahan jumlah bakteri

    Pseudomonas aeruginosapada ikan.

    LSD (Least Signif icant Di ff erence)

    Multiple Comparisons

    Jumlah_BakteriTotal

    LSD

    (I)

    Lama_Penyimpanan

    (J)

    Lama_Penyimpanan Mean

    Difference

    (I-J)

    Std.

    Error Sig.

    95% Confidence

    Interval

    Lower

    Bound

    Upper

    Bound

    dim

    ensi

    on2

    Tanpa

    Pelumuran dimensi

    on3

    Pelumuran 0

    jam

    12.333 16.982 .488 -26.83 51.49

    Simpan 6jam 18.333 16.982 .312 -20.83 57.49

    Simpan 9jam 24.000 16.982 .195 -15.16 63.16

    Pelumuran 0

    jam dim

    ensi

    on3

    Tanpa

    Pelumuran

    -12.333 16.982 .488 -51.49 26.83

    Simpan 6jam 6.000 16.982 .733 -33.16 45.16

    Simpan 9jam 11.667 16.982 .512 -27.49 50.83

    Simpan 6jam

    dim

    ensi

    on3

    Tanpa

    Pelumuran

    -18.333 16.982 .312 -57.49 20.83

    Pelumuran 0

    jam

    -6.000 16.982 .733 -45.16 33.16

    Simpan 9jam 5.667 16.982 .747 -33.49 44.83

    Simpan 9jam

    dim

    ensi

    on3

    Tanpa

    Pelumuran

    -24.000 16.982 .195 -63.16 15.16

    Pelumuran 0

    jam

    -11.667 16.982 .512 -50.83 27.49

    Simpan 6jam -5.667 16.982 .747 -44.83 33.49

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    39/44

    26

    5.2 Pembahasan

    Antibakteri, secara umum diartikan sebagai senyawa yang digunakan untuk

    pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibakteri

    mempunyai dua daya desinfeksi, yakni sebagai dan bakteriostatik (menghambat

    bakteri) bakterisidal (membunuh bakteri).

    Penelitian diawali dengan menggunakan simplisia serbuk kulit batang kayu

    manis. Simplisia yang akan diujikan dilarutkan dengan etanol 96%. Etanol 96%

    dipilih menjadi pelarut kayu manis dikarenakan hasil pengujian pelarut

    membuktikan bahwa etanol 96% lebih baik melarutkan kayu manis dari pada

    aquadest.

    Dalam penelitian ini, konsentrasi paling optimal adalah 8 %, sehingga dapat

    diketahui bahwa pada konsentrasi 8 % serbuk kulit kayu manis dapat

    menghambat pertumbuhanPseudomonas aeruginosapaling baik.

    Dari hasil pengamatan dalam penelitian, diolah dengan menggunakan

    ANOVA Univariate (One Way), didapatkan hasil bahwa pengaruh signifikansi

    terdapat pengaruh variabel signifikasi antara konsentrasi kulit batang kayu manis

    dengan zona hambat sebesar 57,7%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa

    simplisia kayu manis dapat menghambat pertumbuhanPseudomonas aeruginosa.

    Kayu manis (Pseudomonas aeruginosa) memiliki kandungan utamanya

    yakni minyak atsiri. Minyak atsiri paling tinggi Sinamalaldehida terkandung

    dalam kayu manis sebanyak 65-75%. Komponen-komponen kimia lainnya yang

    terdapat dalam kayu manis antara lain benzaldehida, nonialdehida, eugenol, metil

    n-amil keton, furfural, l- pinen, -felandren, p-sinen, hidrosinamat aldehida,

    cuminaldehida, l-linalool, kriofilen, dan linalil isobutirat.

    Pembusukan pada ikan tergantung dari pH ikan; Histamin, diamin, dan

    senyawa volatil (total volatile substances). Histamin diproduksi dari asam amino

    histidin oleh enzim histidin dekarboksilase yang diproduksi oleh mikroorganisme:

    Histidin Histamin (denaturasi protein pada ikan)

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    40/44

    27

    Denaturasi protein juga terjadi dengan pembentukan kadaverin dan putresin di

    dalam ikan, terjadi melalui reaksi sebagai berikut:

    Lisin H2N(CH2)5NH2

    Kadaverin

    Ornitin atau arginin H2N(CH2)4NH2

    Putresin

    Putresin merupakan senyawa diamin yang diproduksi oleh Pseudomonas,

    sedangkan kadaverin terutama diproduksi oleh Enterobacteriaceae yang dapat

    menimbulkan kebusukan yang cepat pada ikan.

    Komponen komponen kimia dalam kayu manis memiliki daya bioaktifitas

    yang cukup besar sehingga terjadi reaksi dehidrogenasi dan adanya reaksi

    dekarboksilasi (pemindahan gugus karbon yang kuat antara ikan dan serbuk kulit

    kayu manis) sehingga mencegah terjadinya pembusukan pada ikan.

    Dari hasil pengamatan dalam penelitian, diolah dengan menggunakan

    ANOVA Univariate (One Way), didapatkan hasil bahwa pengaruh signifikansi

    penggunaan kulit kayu manis (Cinnamomum bumannii) terhadap interval waktu

    adalah sebesar19,8%. Dari tabel hasil uji statistic lanjutan dengan metoda LSD

    (Least Significant Difference), jumlah bakteri Pseudomonas aeruginosa setelah

    penyimpanan 0 jam, 6 jam dan 9 jam nilai Signya adalah > 0,05 artinya tidak

    terdapat hasil yang signifikan perubahan jumlah bakteri pada ikan.

    dekarboksilase

    dekarboksilase

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    41/44

    28

    BAB VI

    SIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :

    1.

    Konsentrasi simplisia kulit batang kayu manis (Cinnamomum bumannii)

    dengan konsentrasi sebesar 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10% memiliki daya

    hambat yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan Pseudomonas

    aeruginosa.2. Konsentrasi optimal simplisia kulit kayu manis (Cinnamomum bumannii)

    yang efektif dalam menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa

    adalah pada konsentrasi 8%.

    3.

    Kulit kayu manis dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan

    Pseudomonas aeruginosa dengan waktu yang simpan paling baik yakni 9

    jam , sehingga dapat digunakan sebagai pengawet alami pada makanan

    berprotein tinggi.

    6.2 Saran

    Untuk penelitian selanjutnya, disarankan:

    1. Pengujian angka lempeng total dengan interval waktu 0 jam, 6 jam dan 12

    jam untuk melihat masa simpan yang optimal.

    2. Pengujian aktivitas simplisia kulit kayu manis (Cinnamomum bumannii) pada

    jenis bakteri lain dan juga pada jamur.

    3. Pengujian membandingkan aktivitas kulit kayu manis sebagai pengawet pada

    ikan yang disimpan di suhu ruang dan juga di dalam lemari es.

    4. Pengujian dilakukan pada sumber makanan yang memiliki kadar protein

    tinggi lainnya dalam makanan.

    28

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    42/44

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Purnomo, Hari. Adiono. 1987.Ilmu Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia

    2. Anisa. 2013. Pengaruh Penambahan Fermentasi Limbah Kubis terhadap

    Pertumbuhan S.aureus pada ikan Bandeng. Bandung : Politeknik Kesehatan

    Kemenkes Bandung

    3.

    SNI No 7388 : 2009

    4.

    Widyaningsih, Tri Dewanti. Murtini, Erni Sofia. 2006.Alternatif Pengganti

    Formalin pada Produk Pangan. Surabaya : Trubus Agri Sarana

    5.

    Kardinan, Agus. 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Komoditas Wangi

    Penuh Potensi. Depok : Agromedia Pustaka.

    6. Kartasapoetra, G. 1996.Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta : PT Asdi

    Mahasatya

    7.

    Agusta, Andria. 2000.Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung :

    Penerbit ITB

    8. Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Mikrobilogi

    Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.

    9. E.S, Dr. Yulius.1994. Seri Ringkasan Mikrobiologi dan Imunologi.

    Jakarta : Binarupa Aksara.

    10.

    Rismunandar, 1995.Kayu Manis. Jakarta : Penerbit Penebar Swadaya.

    11. Abdullah, A. 1990.Kemungkinan Perkembangan Tiga Jenis Kayu Manis di

    Indonesia, dalam Tanaman Tanaman Industri Lainnya. Prosiding Simposium I

    Hasil Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, hal 1231 -1244.

    12.

    Rusli, S dan Abdullah A, 1988. Proses Pengembangan Kayu Manis di Indonesia.Bandung : Jurnal Litbang Penelitian.

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    43/44

    30

    Lampiran 1

    Pengujian KHM dan KBM

  • 7/24/2019 Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Penghambat Pseudomonas aeruginosa pasa Ikan kembung

    44/44

    Lampiran 2

    Pengujian Angka Lempeng Total Pada Ikan Kembung