pembahasan asma

Upload: dhimzhere

Post on 08-Feb-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    1/30

    Kasus Asma

    Ny.M, 35 tahun datang ke klinik anda dengan keluhan serangan akut asma sejak 2 jam

    yang lalu. Sejak usia 8 tahun penderita didiagnosis menderita asma bronkial. Namun, akhir

    akhir ini serangan asmanya sering kambuh, sekitar 2!"minggu.

    #ada pemeriksaan $isik% penderita tampak sesak na$as, na$as 32 !"menit, nadi &''

    !"menit, () &25"8' mm*g, paruparu% ronki ", +heeing -"-, lainlain dalam batas normal.

    #ertanyaan%

    &. Apa diagnosis pasien ini

    2. /elaskan penggolongan obat tersebut dengan 0ontoh obat dan 0ara pemberiannya1

    3. agaimana mekanisme kerja dari masingmasing golongan, dan apa e$ek samping

    yang mungkin timbul kaitkan dengan 0ara pemberian41

    . 6bat apakah yang akan anda berikan pada penderita tersebut /elaskan dosis dan 0ara

    pemberiannya1

    5. 7ntuk mengurangi beratnya gejala dan mengurangi kekambuhan serangan asma,

    golongan obat apa yang diperlukan penderita

    . /elaskan penggolongan obat tersebut, berikan 0ontoh obat dan 0ara pemberiannya

    9. agaimana mekanisme kerja masingmasing golongan

    8. /elaskan e$ek samping yang mungkin timbul kaitkan dengan 0ara pemberiannya41

    1. APA DIAGNOSIS PADA PASIEN INI?

    #asien ini didiagnosis sebagai serangan asma akut sedangberat pada asma persisten

    ringan. )iagnosis asma akut sedangberat didasarkan pada $rekuensi na$as 32 !"menit dan

    $rekuensi nadi &'' !"menit, sedangkan asma persisten ringan didasarkan kepada $rekuensi

    serangan yang men0apai 2!"minggu.

    Ada beberapa item untuk menilai derajat serangan asma, tetapi pada pasien ini hanya

    dijumpai $rekuensi na$as dan $rekuensi nadi, oleh karena itu dengan data tersebut kami

    menegakkan diagnosis serangan asma akut sedangberat. egitupun dengan diagnosis asma

    persisten ringan ditegakkan berdasarkan $rekuensi serangan asma yang men0apai 2!"minggu.

    1

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    2/30

    Klasifikasi Serangan Asma Akut

    Klasi$ikasi :;NA 2''

    2

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    3/30

    2. JELASKAN PENGGOLONGAN OBA E!SEB" DENGAN #ONO$ OBA

    DAN #A!A PE%BE!IANN&A'

    (. BAGAI%ANA %EKANIS%E KE!JA DA!I %ASING)%ASING GOLONGAN*

    DAN APA E+EK SA%PING &ANG %"NGKIN I%B"L ,KAIKAN DENGAN

    #A!A PE%BE!IAN-'

    PELEGA ,RELIEVER-

    1.AGONIS SELEKI+ !ESEPO! 2

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    4/30

    Melalui akti>itas reseptor itas reseptor itas obat = obat ini terhadap reseptor

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    5/30

    Nebules"solutio 2,5 mg"2 m, 5 mg"m

    (ablet 2 mg, mg

    Sirup & mg, 2 mg"5m

    D/sis

    ;nhalasi % dosis de+asa 2'' m0g, 3 = kali"hari, dosis anak&''m0g, 3 = kali"hari,

    6ral % dosis de+asa & = 2 mg, 3 = kali"hari, dosis anak ','5 mg"kg"bb"kali, 3 = "hari

    erutalin

    Se0iaan

    ;)( ',25 mg"semprot

    (urbuheler ',25 mgB ',5mg"hirup

    Caspule"solutio 5 mg " 2 m

    (alt 2,5 mg

    Sirup &,5B 2,5mg"5m

    Suntikan subkutan atau injeksi intra>ena lambat.

    D/sis

    ;)( % de+asa ',25 = ',5 mg, 3!"hr, dosis anak D&2ttahun4 ',25 mg 3kali"hari

    6ral % dea+a &,5 = 2,5 mg 3 = kali"hari, dosis anak ','5 mg"kg""! 3!"hr

    ;njksi % 25'5'' mi0rograms sampai kali sehari. Anak 2&5 tahun &' mi0rogram"kg,

    maksimal 3'' mi0rograms.

    )ari berbagai bentuk sediaan yang ada, pemberian dalam bentuk inhalasi aerosol

    0enderung lebih disukai karena selain e$eknya yang 0epat, e$ek samping yang ditimbulkan

    lebih ke0il jika dibandingkan sediaan oral seperti tablet. entuk sediaan ini 0ukup e$ekti$

    untuk mengatasi serangan asma ringan sampai sedang, dan pada dosis yang dianjurkan,

    e$eknya mampu bertahan selama 35 jam. eberapa keuntungan penggunaan dalam bentuk

    inhalasi aerosol, antara lain%

    @$ek obat akan lebih 0epat terasa karena obat yang disemprotkan"dihisap langsung

    masuk ke saluran na$as.

    5

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    6/30

    Karena langsung masuk ke saluran na$as, dosis obat yang dibutuhkan lebih ke0il jika

    dibandingkan dengan sediaan oral.

    @$ek samping yang ditimbulkan lebih ke0il dibandingkan sediaan oral karena dosis

    yang digunakan juga lebih ke0il.Namun demikian, penggunaan inhalasi aerosol ini juga memiliki kelemahan yaitu ada

    kemungkinan obat tertinggal di mulut dan gigi sehingga dosis obat yang masuk ke saluran

    na$as menjadi lebih sedikit dari dosis yang seharusnya. 7ntuk memperbaiki penyampaian

    obat ke saluran na$as, maka bisa digunakan alat yang disebutspacerpenghubung ujung alat

    dengan mulut4.

    2.%EILSANIN

    (iga metilsantin penting adalah teo$ilin, teobromin, dan ka$ein. Sumber utamanya

    terdapat di minuman teh, 0oklat, kopi4. Kepentingan teo$ilin sebagai agen terapeutik pada

    pengobatan asma yang paling e$ekti$ sebagai agen adrenoseptor inhalasi pada asma akut

    serta sebagai agen antiin$lamasi inhalasi pada asma kronik sudah mulai berkurang, tetapi

    harga yang sangat murah merupakan keuntungan dari segi ekonomis pada pasien yang kurang

    mampu. #reparat teo$ilin yang sering digunakan untuk tujuan terapeutik adalah amino$ilin,

    kompleks teo$ilinatilenediamin4.

    Mekanisme Kerja

    #ada konsentrasi tinggi, se0ara in >itro obat ini menghambat beberapa enim

    kelompok $os$odiesterase #)@4. Karena #)@ menghidrolisis nukleotida siklik,

    penghambatan ini menghasilkan konsentrasi 0AM# intrasel yang lebih tinggi dan 0:M# di

    beberapa jaringan. 0AM# berperan pada banyak $ungsi sel seperti stimulasi $ungsi jantung,

    relaksasi otot polos, dan menurunkan sel imun dan in$lamasi. )ari berbagai bentuk #)@ yang

    telah teridenti$ikasi, #)@ yang paling dipengaruhi kerjanya oleh metilsantin di otot polos

    saluran na$as dan sel in$lamasi. #enghambatan #)@ di sel in$lamasi mengurangi pelepasan

    sitokin dan kemokin sehingga menurunkan akti>asi dan migrasi sel imun.

    +armak/0inamik

    Metilsantin memiliki e$ek pada SS#, ginjal, jantung, dan otot rangka sebagaimana

    pada otot polos. )ari ketiga agen, teo$ilin paling selekti$ bekerjan pada otot polos, sedangkan

    ka$ein bere$ek pada SS#.

    Susunan Sara$ #usat %

    6

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    7/30

    #ada dosis rendah dan sedang, metilsantin khususnya ka$ein menyebabkan

    perangsangan SS#. #emberian ka$ein 8525' mg &3 0angkir kopi4 menyebabkan perasaan

    tidak begitu mengantuk, tidak begitu lelah, dan daya pikirnya lebih jernih dan 0epat tetapi

    kemampuan dalam pekerjaan yang butuh koordinasi otot halus berkurang pada indi>idu

    yang sensiti>e4. @$ek samping teo$ilin 25' mg atau lebih pada pengobatan asma bron0hial

    mirip dengan gejala perangsangan ka$ein terhadap SS#.

    ila dosis ditinggikan, akan menyebabkan gugup, gelisah, insomnia, tremor,

    hiperestesi, kejang $okal atau kejang umum. Kejang akibat teo$ilin ternyata lebih kuat

    dibandingkan ka$ein. Kejang sering terjadi bila kadar teo$ilin darah 5'E lebih tinggi daripada

    kadar terapi &'2' Fg"ml4, gejala kejang ini kadangkadang re$rakter terhadap obat

    antikon>ulsi.

    Metilsantin merangsang pusat na$as terutama terlihat pada keadaan patologis tertentu

    misalnya perna$asan ?heyne Stokes, dll.

    @$ek kardio>askular

    Metilsantin memiliki e$ek kronotropik positi$ dan inotropik positi$. #ada konsentrasi

    rendah, e$ek ini dihasilkan oleh inhibisi reseptor adenosine presinaps di sara$ simpatis

    sehingga meningkatkan pelapasankatekolamin di ujung sara$. Konsentrasi yang lebih tinggi

    G &'mol", 2 mg"4 berkaitan dengan inhibisi #)@ dan peningkatan 0AM# sehingga terjadi

    in$lu! kalsium. #ada konsentrasi yang sangat tinggi G&''mol"4, pengambilan kasium oleh

    reti0ulum sarkplasmik diganggu.

    @$ek klinik metilsantin pada $ungsi KH ber>ariasi antar indi>idu. Kebiasaan

    Konsumsi kopi dan metilsatin lain bisa menyebabkan sedikit takikardi, peningkatan 0urah

    jantung dan resistensi peri$er, sedikit kenaikan tekanan darah. #ada imdi>idu sensiti>e,

    konsumsi beberapa gelas kopi dapat menyebabkan aritmia. #ada dosis besar, agen ini

    merelaksasikan otot polos pembuluh darah ke0uali pada pembuluh darah serebral.

    @$ek Saluran ?erna % Metilsantin Merangsang Sekresi Asam ambung )an @nim

    pen0ernaan.

    @$ek :injal% (eo$ilin merupakan diureti0 lemah.

    @$ek pada otot polosB @$ek terpenting santin adalah relaksasi otot polos bronkus

    bronkodilator4, terutama bila otot bronkus dalam keadaan konstriksi se0ara

    eksperimental akibat histamine atau se0ara klinis pada pasien asma bron0hial.

    7

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    8/30

    @$ek pada otot rangka% )alam kadar terapi, ka$ein dan teo$ilin ternyata dapat

    memperbaiki kontraktilitas dan mengurangi kelelahan otot dia$ragma pada orang normal

    maupun pasien ?6#).

    +armak/kinetik

    Metilsantin 0epat diabsorpsi setelah pemberian oral, re0tal atau parenteral. Sediaan

    bentuk 0air atau tablet tidak bersalut akan diabsorpso se0ara 0epat dan lengkap. Absorpsi juga

    berlangsung lengkap untuk beberapa jenis sediaan lepas lambat. Absorpsi teo$ilin dalam

    bentuk garam yang mudah larut, misalnya teo$ilin Na gilisinat atau teo$ilin kolin tidak lebih

    baik. Sediaan teo$ilin parenteral atau re0tal ternyata tetap menimbulkan keluhan nyeri saluran

    0erna, mual dan muntah. Cupanya gejala ini berhubungan dengan kadar teo$ilin dalam

    plasma. Keluhan saluran 0erna yang disebabkan oleh iritasi setempat dapat dihindarkan

    dengan pemberian obat bersama makanan tetapi akan terjadi penurunan absorpsi teo$ilin.

    )alam keadaan perut kosong, sediaan teo$ilin oral dapat menghasilkan kadar pun0ak plasma

    dalam +aktu 2 jam sedangkan ka$ein dalam +aktu & jam. Saat ini tersedia teo$ilin lepas

    lambat yang dibuat sedemikan rupa agar dosis teo$ilin dapat diberikan dengan inter>al 8,&2

    atau 2 jam.

    Metilsantin didistribusikan ke sluruh tubuh, mele+ati plasenta dan masuk ke air susu

    ibu. Hd ka$ein dan teo$ilin adalah antara '' dan '' ml"kgB pada bayi premature nilai ini

    lebih tinggi. )alam kadar terapi, ikatan teo$ilin dengan protein kirakira 'E tetapi pada bayi

    baru lahir dan pada pasien sirosis hati ikatan protein ini lebih rendah 'E4. @liminasi

    metilsantin terutama melalui metabolism dalam hati. Sebagian besar diekskresi bersama urin

    dalam bentuk asam metilurat atau metil!antin. Kurang dari 2'E teo$ilin dan 5E ka$ein akan

    ditemukan di urin dalam bentuk utuh. Iaktu paruh plasma ka$ein antara 39 jam, nilai ini

    akan menjadi 2 kali lipat pada +anita hamil tua atau pengguna pil kontrasepsi jangka

    panjang. Sedangkan +aktu paruh plasma teo$ilin pada orang de+asa 8J jam dan pada anak

    muda kirakira 3,5 jam. #ada pasien sirosis hati atau edema paru akut, ke0epatan eliminasi

    sangat ber>ariasi dan berlangsung lebih lambat.

    In0ikasi

    Asma bron0hial%

    8

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    9/30

    Senya+a teo$ilin merupakan salah satu obat yang diperlukan pada serangan

    asma yang berlangsung lama status asmatikus4. )alam mengatasi status asmatikus

    diperlukan berbagai tindakan termasuk penggunaan oksigen, aspirasi mu0us bronkus,

    pemberian obat simpatomimetik, bronkodilator, ekspektoran dan sedati>e. Selain itu

    teo$ilin digunakan sebagai pro$ilaksis terhadap serangan asma.

    #ada pasien asma, diperlukan kadar terapi teo$ilin sedikitnya 58 Fg"ml,

    sedangkan e$ek toksik mulai terlihat pada kadar &5Fg"ml dan lebih sering di atas 2'

    Fg"ml. karena itu pada pengobatan asma diusahakan kadar teo$ilin dipertahankan

    kirakira &'Fg"ml. 7ntuk mengatasi episode spasme bronkus hebat dan status

    asmatikus, perlu diberikan amino$ilin ;H dengan dosis muat loading dose4

    mg"kg yang ekui>alen dengan teo$ilin 5mg"kg. 6bat ini diberikan se0arain$use selama 2'' menit. ila belum ter0apai e$ek terapi dan tidak terdapat tanda

    intoksikasi, maka dapat ditambahkan dosis 3mg"kg dengan in$use perlahanlahan.

    Selanjutnya e$ek yang optimal dapat dipertahankan dengan pemberian in$use

    amino$ilin ',5mg"kg"jam untuk de+asa normal dan bukan perokok. Anak D &2

    tahun dan orang de+asa perokok memerlukan dosis lebih tinggi yaitu ',8

    ',Jmg"kg"jam. (anpa mengetahui kadar obat dalam plasma, pemberian in$use

    tidak boleh melebihi jam.

    )osis a+al teo$ilin oral bagi orang de+asa adalah ''mg"hari, yang dapat

    ditambahkan 25E dengan inter>al 3 hari sehingga di0apai dosis maksimum kirakira

    &3mg"kg"hari pada orang de+asa dan 2mg"kg"hari pada anak umur &J tahun.

    Sebagai petunjuk penyesuaian dosis harus diperhatikan gejala intoksikasi yaitu mual,

    muntah, sakit kepalaB respon klinik dan kadar teo$ilin dalam plasma.

    Kombinasi dengan agonis 2adrenergik misalnya metaproterenol atau

    terbutalin ternyata meningkatkan e$ek bronkodilatasi teo$ilin sehingga dapat

    digunakan dosis dengan risiko e$ek samping yang lebih ke0il.

    Kera0unan teo$ilin biasanya terjadi pada pemberian obat berulang se0ara oral

    maupun parenteral. Amino$ilin ;H harus disuntikan perlahanlahan selama 2''

    menit untuk menghindari gejala kera0unan akut kadar di plasma G 2' Fg"ml4

    misalnya sakit kepala, mual, muntah, hipotensi dan nyeri prekrodial, takikardi, gelisah

    hebat, agitasi dan muntah.

    9

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    10/30

    Kejang lokal atau umum dapat pula terjadi, kadangkadang tanpa didahului

    gejala kera0unan.

    ?6#)

    Apnea pada bayi prematur

    Sediaan% oral kapsul"kapsul lunak &3'mg, tab &5'mg, tab salut selaput lepas lambat

    &25mg, 25'mg, 3''mg, sirup5'mg"5ml, &3'mg"&5ml, &5'mg"&5ml. Kombinasi tetap

    dengan e$edrin untuk asma bron0hial4. ;H% garam teo$ilin amp &'ml, 2mg"ml4.

    (.KO!IKOSE!OID

    Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di bagian

    korteks kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas hormon adrenokortikotropik A?(*4 yang

    dilepaskan oleh kelenjar hipo$isis, atau atas angiotensin ;;. *ormon ini berperan pada banyak

    sistem $isiologis pada tubuh, misalnya tanggapan terhadap stres, tanggapan sistem kekebalan

    tubuh, dan pengaturan in$lamasi, metabolisme karbohidrat, peme0ahan protein, kadar

    elektrolit darah, serta tingkah laku&.

    Kortikosteroid dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan atas akti>itas biologis yang

    menonjol darinya, yakni glukokortikoid 0ontohnya kortisol4 yang berperan mengendalikanmetabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, juga bersi$at anti in$lamasi dengan 0ara

    menghambat pelepasan $os$olipid, serta dapat pula menurunkan kinerja eosino$il. Kelompok

    lain dari kortikosteroid adalah mineralokortikoid 0ontohnya aldosteron4, yang ber$ungsi

    mengatur kadar elektrolit dan air, dengan 0ara penahanan garam di ginjal. eberapa

    kortikosteroid menunjukkan kedua jenis akti>itas tersebut dalam beberapa derajat, dan

    lainnya hanya mengeluarkan satu jenis e$ek.

    *ormon kortikosteroid dihasilkan dari kolesterol di korteks kelenjar adrenal yang

    terletak di atas ginjal. Ceaksi pembentukannya dikatalisis oleh enim golongan sitokrom

    #5'.

    )alam bidang $armasi, obatobatan yang disintesis sehingga memiliki e$ek seperti

    hormon kortikosteroid alami memiliki man$aat yang 0ukup penting. )eksametason dan

    turunannya tergolong glukokortikoid, sedangkan prednison dan turunannya memiliki kerja

    mineralokortikoid disamping kerja glukokortikoid.

    Penggunaan Klinis

    10

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    11/30

    Kortikosteroid merupakan obat yang sangat banyak dan luas dipakai dalam dunia

    kedokteran terutama golongan glukokortikoid. :lukokortikoid sintetik digunakan pada

    pengobatan nyeri sendi, arteritis temporal, dermatitis, reaksi alergi, asma, hepatitis, systemi0

    lupus erythematosus, in$lammatory bo+el disease, serta sar0oidosis. Selain sediaan oral,

    terdapat pula sediaan dalam bentuk obat luar untuk pengobatan kulit, mata, dan juga

    in$lammatory bo+el disease. Kortikosteroid juga digunakan sebagai terapi penunjang untuk

    mengobati mual, dikombinasikan dengan antagonis 5*(3 misalnya ondansetron42.

    aik kortikosteroid alami maupun sintetik digunakan untuk diagnosis dan pengobatan

    kelainan $ungsi adrenal. *ormon ini juga sering digunakan dalam dosis lebih besar untuk

    pengobatan berbagai kelainan peradangan dan imunologi.

    #enggunaan glukokortikoid pada pengobatan gangguan $ungsi adrenal biasanya

    diberikan pada keadaan insu$isiensi atau hiper$ungsi dari adrenokortikal. Keadaan

    insu$isiensi adrenokortikal dapat berupa akut maupun kronis penyakit Addison4 yang

    ditandai dengan hiperpigmentasi, lemah, kelelahan, berat badan menurun, hipotensi, dan

    tidak ada kemampuan untuk memelihara kadar gula darah selama puasa. 7ntuk keadaan

    hiper$ungsi adrenokortikal misalnya terjadi pada hiperplasia adrenal kongenital, sindrom

    0husing, atau aldosteronisme.

    :lukokortikoid dapat pula digunakan untuk tujuan diagnostik dari sindrom 0husing.

    )engan tes supresi deksametason, obat ini diberikan sejumlah & mg per oral pada jam &&

    malam, dan sampel plasma diambil pada pagi hari. #ada indi>idu normal, konsentrasi kortisol

    biasanya kurang dari 5 Fg"dl, sedangkan pada sindrom 0husing kadarnya biasanya lebih besar

    daripada &' Fg"dl. Namun hasil ini tidak dapat diper0aya pada keadaan depresi, ansietas,

    penyakit, dan kondisi stress yang lain.

    Selain itu, maturasi paruparu pada janin diatur oleh sekresi kortisol janin. ;bu dengan

    pengobatan glukokortikoid dalam dosis besar akan dapat menurunkan insiden sindrom ga+at

    na$as pada bayi yang dilahirkan se0ara prematur.

    Kortisol dan analog sintetiknya berguna dalam pengobatan berbagai kelompok

    penyakit yang tidak berhubungan dengan kelainan $ungsi adrenal. Kegunaan kortikosteroid

    pada kelainan ini merupakan kemampuannya untuk menekan respon peradangan dan respon

    imun. #ada keadaan yang respons peradangan atau respon imunnya penting untuk

    mengendalikan proses patologi, terapi dengan kortikosteroid mungkin berbahaya tetapi

    dibenarkan untuk men0egah timbulnya kerusakan yang tak dapat diperbaiki akibat respon

    peradangan jika digunakan bersama dengan terapi spesi$ik untuk proses penyakitnya2

    .

    11

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    12/30

    Penggunaan k/rtik/ster/i0 0alam menangani asma r/n34ial 0an en5akit saluran

    naas.

    Kortikosteroid saat ini diberikan segera pada serangan akut pasien asma bron0hial

    maupun kronik untuk mengatasi serangan se0ara 0epat reaksi radang yang ternyata selalu

    terjadi pada saat serangan asma. :lukokortikoid tidak se0ara langsung bere$ek sebagai

    bronkodilator. (etapi sebagai anti inlamasi obat ini bekerja sekaligus menghambat produksi

    sitokin dan kemokin, menghambat sintesis eikosanoid, mengahambat peningkatan baso$il,

    eosino$il, dan lekosit lain di jaringan paru dan menurunkan permeabilitas >as0ular, sehingga

    saat ini kortikosteroid adalah obat paling e$ekti untuk asma bron0hial. #engobatan sistemik

    berisiko tinggi untuk timbulnya e$ek samping serius, penemuan glukokortikoid inhalasi

    merupakan kemajuan besar dalam terapi asma karena obat langsung sampai ke target organ

    sehingga sangat e$ekti$ sedangkan risiko e$ek samping sistemik sangat rendah. Saat ini ada 5

    preparat yang berbentuk inhalasi yaitu beklometason dipropionat, triamnisolon asetonid,

    $lunisolid, budesonid, $lutikason propionate.

    #asien yang dianggap perlu ditangani dengan terapi inhalasi kortikosteroid adalah

    pasien asma yang memerlukan 2 adrenergik agonis kali atau lebih dalam satu minggu.

    #ada status asmatikus atau asma kronis yang berat, glukokortikoid dosis besar harus

    segera diberikan, metal prednisolon = Na suksinat '&'' mg setiap jam dapat diberikan

    se0ara ;H. ila gejala mereda, dapat diikuti pemberiaan prednisone oral '' mg"hari. )osis

    diturunkan bertahap sampai hari ke &' terapi dapat dihentikan.

    @ksaserbasi akut asma dapat diatasi dengan prednisone 3' mg, 2 kali sehari selama 5

    hari kemudian bila masih perlu terapi dapat diperpanjang & minggu dengan dosis yang lebih

    rendah. ila pemberian obat anti asma lain memberikan respons yang baik, kortikosteroid

    dapat dihentikan dengan 0ara yang benar.

    +armak/0inamik k/rtik/ster/i0

    #ada +aktu memasuki jaringan, glukokortikoid berdi$usi atau ditranspor menembus

    sel membran dan terikat pada kompleks reseptor sitoplasmik glukokortikoid heatsho0k

    protein kompleks. *eat sho0k protein dilepaskan dan kemudian kompleks hormon reseptor

    ditranspor ke dalam inti, dimana akan berinteraksi dengan respon unsur respon

    glukokortikoid pada berbagai gen dan protein pengatur yang lain dan merangsang atau

    menghambat ekspresinya. #ada keadaan tanpa adanya hormon, protein reseptor dihambat dari

    ikatannya dengan )NAB jadi hormon ini tidak menghambat kerja reseptor pada )NA.

    12

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    13/30

    #erbedaan kerja glukokortikoid pada berbagai jaringan dianggap dipengaruhi oleh protein

    spesi$ik jaringan lain yang juga harus terikat pada gen untuk menimbulkan ekspresi unsur

    respons glukokortikoid utama.

    Selain itu, glukokortikoid mempunyai beberapa e$ek penghambatan umpan balik yang

    terjadi terlalu 0epat untuk dijelaskan oleh ekspresi gen. @$ek ini mungkin diperantarai oleh

    mekanisme nontranskripsi3.

    Efek Saming K/rtik/ster/i0

    Man$aat yang diperoleh dari penggunaan glukokortikoid sangat ber>ariasi. *arus

    dipertimbangkan dengan hatihati pada setiap penderita terhadap banyaknya e$ek pada setiap

    bagian organism ini. @$ek utama yang tidak diinginkan dari glukokortikoidnya dan

    menimbulkan gambaran klinik sindrom 0ushing iatrogenik.

    Sindrom 0ushing iatrogenik disebabkan oleh pemberian glukokortikoid jangka

    panjang dalam dosis $armakologik untuk alasan yang ber>ariasi. Sindrom ?ushing iatrogeni0

    dijumpai pada penderita arthritis rheumatoid, asma, lim$oma, dan gangguan kulit umum yang

    menerima glukokortikoid sintetik sebagai agen anti in$lamasi.

    ;atrogeni0 ?ushingLs syndrome, diinduksikan dengan pemberian glukokortikoid atau

    steroid lain seperti megesterol yang mengikat reseptor glukokortikoid, dibedakan oleh

    penemuan $isik dari hiper$ungsi adrenokortikal endogen. #erbedaan dapat dibuat,

    bagaimanapun, dengan mengukur kadar kortisol urine dalam keadaan basalB pada sindrom

    iatrogenik pada kadar ini merupakan rendah se0ara sekunder akibat penekanan dari aksis

    adrenal pituitari. Keparahan dari iatrogeni0 ?ushingLs syndrome terkait dengan dosis steroid

    total, steroid paruh hidup biologis, dan lama terapi.

    Kortikosteroid dapat mempengaruhi selsel melalui reseptorreseptor

    glukokortikoidnya dengan mekanisme kerja sebagai berikut% kortikosteroid berdi$usi ke

    dalam sel mele+ati membran sl dan selanjutnya berikatan dengan reseptor. Kompleks

    kortikosteroidreseptor masuk ke dalam nukleus dalam bentuk akti$, dan akan mengikat )NA

    serta meningkatkan sintesis messenger CNA mCNA4. Messenger CNA ini akan

    menimbulkan sintesis protein yang baru. #rotein baru ini akan menghambat $ungsi selsel

    lim$oid dengan penghambatan uptake glukosa3.

    Sehubungan dengan pengaruh kortikosteroid ini kita kenal dua golongan spesies yaitu

    golongan yang resisten dan sensiti$ terhadap kortikosteroid. Spesies yang resisten terhadap

    kortikosteroid adalah manusia dan kera sedangkan yang sensiti$ adalah tikus dan kelin0i.

    13

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    14/30

    Apabila kortikosteroid diberikan kepada golongan resisten akan menyebabkan

    lim$ositopeni akibat redistribusi lim$osit ke luar sirkulasi darah menuju organorgan lim$oid

    lainnya terutama sumsum tulang. Cedistribusi ini lebih banyak mempengaruhi lim$osit(

    daripada lim$osit. Mekanisme yang mendasari terjadinya redistribusi lim$osit belum

    diketahui se0ara pasti. Se0ara teoritis lim$ositopeni dapat terjadi melalui dua mekanisme

    yaitu% migrasi hebat keluar dari pembuluh darah dan blok peri$er. Mekanisme blok peri$er ini

    ditunjang oleh penemuan bah+a akti$itas $isik pada orang normal menyebabkan lim$ositosis

    akibat mobilisasi 0adangan peri$er, tetapi hal ini tidak ditemukan setelah pemberian

    kortikosteroid. im$ositopeni akan men0apai pun0aknya jam setelah pemberian 2' mg

    prednison intra>ena dan kembali ke nilai normal setelah 2 jam. erat dan lamanya

    lim$ositopeni tidak berbeda apabila dosis prednison ditingkatkan sampai ' mg atau 8' mg.

    #engaruh kortikosteroid yang terpenting pada manusia adalah penghambatan

    akumulasi makro$ag dan netro$il di tempat radang. Selain itu kortikosteroid juga

    menyebabkan berkurangnya akti$itas makro$ag baik yang beredar dalam darah monosit4

    maupun yang ter$iksir dalam jaringan sel Kup$$er4. #engaruh tersebut diperkirakan akibat

    penghambatan kerja $aktor$aktor lim$okin yang dilepaskan oleh sel( sensiti$ pada

    makro$ag, karena tempat kerja kortikosteroid diperkirakan pada membran makro$ag.

    #enghambatan akumulasi netro$il di tempat radang adalah akibat kerja kortikosteroid

    mengurangi daya lekat netro$il pada dinding endotel pembuluh darah, bukan akibat

    penghambatan kemotaksis yang hanya dapat dihambat oleh kortikosteroid pada kadar

    supra$armakologik.

    eonard melaporkan bah+a pemberian &' mg prednison per oral pada orang sehat

    sudah 0ukup untuk meningkatkan netro$il dan menurunkan jumlah lim$osit, monosit dan

    eosino$il dalam darah, sesuai dengan yang dilaporkan oleh Saa>edra)elgado dkk yang

    menggunakan 35=9' mg prednison per oral. Kepustakaan lain melaporkan bah+a

    kortikosteroid mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap distribusi netro$il.

    Kortikosteroid meningkatkan pelepasan netro$il muda dari sumsum tulang ke sirkulasi. )i

    samping itu kortikosteroid juga meningkatkan masa paruh netro$il dalam sirkulasi.

    Kombinasi kedua pengaruh ini menyebabkan terjadinya netro$ilia, +alaupun $ungsi

    bakterisidanya menurun. *asil akhir pengaruh kortikosteroid adalah menghambat migrasi dan

    akumulasi netro$il pada daerah radang. Mungkin pengaruh kortikosteroid pada makro$ag dan

    netro$il inilah yang menyebabkan peningkatan kejadian in$eksi pada penggunaan

    kortikosteroid setiap hari2

    .

    14

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    15/30

    #enggunaan kortikosteroid selang sehari telah dapat mengembalikan akumulasi

    netro$il pada hari bebas pemberian obat, tetapi akumulasi makro$ag pada hari tersebut masih

    rendah. *al ini menunjukkan bah+a makro$ag lebih sensiti$ daripada netro$il terhadap

    pengaruh antiin$lamasi kortikosteroid. )ilaporkan pula bah+a penggunaan kortikosteroid

    selang sehari tidak disertai peningkatan angka in$eksi. Kortikosteroid mungkin juga

    mengurangi pelepasan enimenim lisosom, tetapi hanya sedikit mempengaruhi stabilitas

    membran lisosom pada kadar $armakologik.

    Kortikosteroid mempunyai pengaruh terhadap akti$itas biologik komplemen.

    #engaruh tersebut berupa penghambatan $iksasi ?3b terhadap reseptornya pada $agosit

    mononuklear, dan penghambatan pengaruh ?3a, ?5a dan ?59 pada lekosit #MN. #engaruh

    nonspesi$ik ini hanya terjadi pada pemberian kortikosteroid dosis tinggi. *al ini telah

    dibuktikan se0ara in>itro dengan pemberian metilprednisolon dosis 3' mg"kgbb. ;ntra>ena

    atau se0ara in>i>o dengan hidrokortison dosis &2' mg"kgbb intra>ena.

    Kepustakaan lain melaporkan bah+a kortikosteroid topikal juga berpengaruh terhadap

    sistem imun. #engaruh tersebut berupa atro$i kulit sehingga kulit tampak tipis, mengkilat dan

    keriput seperti kertas sigaret. *al ini dapat memperberat dan mempermudah terjadinya

    in$eksi oleh karena terjadi gangguan mekanisme pertahanan kulit. eberapa e$ek samping

    lain yang mungkin terjadi adalah diabetes melitus, osteoporosis, gangguan psikologik dan

    hipertensi.

    @$ek samping lain yang 0ukup serius meliputi perkembangan ulkus peptikum dan

    komplikasinya. :ambaran klinik yang menyertai kelainan lain, terutama in$eksi bakteri dan

    jamur, dapat diselubungi oleh kortikosteroid, dan penderita harus dia+asi dengan teliti untuk

    menghindari ke0elakaan serius bila digunakan dosis tinggi. eberapa penderita mengalami

    miopati, yang si$atnya belum diketahui. rekuensi terjadinya miopati lebih besar pada

    penderita yang diobati dengan triamnisolon. #enggunaan obat ini maupun metilprednisolon

    berhubungan dengan timbulnya mual, pusing dan penurunan berat badan pada beberapa

    penderita.

    #sikosis juga dapat terjadi, terutama pada penderita yang mendapat dosis besar

    kortikosteroid. (erapi jangka lama dapat menimbulkan perkembangan katarak subkapsular

    posterior. *al ini ditunjukkan dengan pemeriksaan slitlamp periodik pada penderita ini. iasa

    terjadi peningkatan tekanan intraokular, dan mungkin menyebabkan glaukoma. /uga terjadi

    hipertensi intrakranial jinak. #ada dosis 5 mg"m2"hari atau lebih, dapat terjadi retardasi

    pertumbuhan pada anakanak.

    15

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    16/30

    /ika diberikan dalam jumlah lebih besar dari jumlah $isiologi, steroid seperti kortison

    dan hidrokortison yang mempunyai e$ek mineralokortikoid selain e$ek glukokortikoid, dapat

    menyebabkan retensi natrium dan 0airan serta hilangnya kalium. #ada penderita dengan

    $ungsi kardio>askular dan ginjal normal, hal ini dapat menimbulkan alkalosis hipokloremik

    hipokalemik, dan akhirnya peningkatan tekanan darah. #ada penderita hiponatremia, penyakit

    ginjal, atau penyakit hati, dapat terjadi edema. #ada penderita penyakit jantung, tingkat

    retensi natrium yang sedikit saja dapat menyebabkan gagal jantung kongesti$.

    Penanganan Efek Saming K/rtik/ster/i0

    #enanganan yang disarankan untuk saat ini pada penderita yang mendapatkan e$ek

    samping kortikosteroid adalah dengan melakukan penurunan konsumsi dosis kortikosteroid

    se0ara perlahanlahan tapering o$$4. /ika timbul diabetes, diobati dengan diet dan insulin.

    Sering penderita yang resisten dengan insulin, namun jarang berkembang menjadi

    ketoasidosis. #ada umumnya penderita yang diobati dengan kortikosteroid seharusnya diberi

    diet protein tinggi, dan peningkatan pemberian kalium serta rendah natrium seharusnya

    digunakan apabila diperlukan5.

    6.AGEN ANI%"SKA!INIK7ANIKOLINE!GIK

    %ekanisme Ker8a

    Antagonis muskarinik berkompetiti$ menghambat e$ek asetilkolin di reseptor

    muskarinik reseptor M34.)i saluran na$as, A0h dilepaskan dari ujung sara$ ner>us >agus dan

    antagonis muskarinik memblok kontraksi otot polos saluran na$as dan peningkatan sekresi

    mu0us yang terjadi sebagai respon akti>itas >agal.

    In0ikasi

    Agen antimuskarinik adalah bronkodilator e$ekti$. Atropine ;H menyebabkan

    bronkodilatasi pada dosis yang lebih rendah daripada dosis yang meningkatkan $rekuensi

    jantung. ;pratropium bromide A(C6H@N(4 dapat diberikan dalam dosis tinggi se0ara

    inhalasi karena sedikit sekali yang diabsorpsi ke sirkulasi dan tidak bisa menembus SS#.

    Ialaupun agen antimuskarinik sedikit kurang e$ekti$ dibandingkan agen < agonis

    dalam mengembalikan bronkospasme asma, penambahan ipratropium metereddose

    inhalers4 meningkatkan bronkodilatasi yang dihasilkan oleh nebulisasi albuterol

    ?6M;H@N(4 pada asma akut berat.

    16

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    17/30

    @$ek bronkodilatasi tidak see$ekti$ ial4

    $or nebuliation

    Nasal spray% 2&, 2 m0g"spray

    OBA APAKA$ &ANG AKAN SA"DA!A BE!IKAN PADA PENDE!IA

    E!SEB"? JELASKAN DOSIS DAN #A!A PE%BE!IANN&A'

    erdasarkan #edoman )iagnosis dan #enatalaksanaan Asma di ;ndonesia tahun 2'',

    pengobatan terbaik untuk serangan asma sedang adalah nebulisasi agonis beta2 kerja

    singkat. )an obat alternati$ yang dapat diberikan adalah agonis beta2 subkutan, amino$ilin

    ;H dan adrenalin &"&''' ',3 ml subkutan. erikut beberapa pertimbangan penggunaan obat di

    atas%

    6bat

    serangan

    asma

    @$$i0a0y Sa$ety Suitability ?ost

    Salbutamol --- --- -- --

    (erbutalin --- --- --- -

    #rokaterol - ---

    enoterol - ---

    Amino$ilin

    ;H

    -- -

    Adrenalin SK -- - --- --- lebih

    murah4

    erdasarkan pertimbangan di atas, maka obat yang diberikan pada pasien ini adalah

    nebulisasi salbutamol dengan dosis ',5 mg setiap kali pemberian. 6bat diberikan setiap 2'

    menit dalam satu jam. Setelah itu dilakukan penilaian respon obat untuk menentukan

    tindakan selanjutnya.

    17

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    18/30

    9. "N"K %ENG"!ANGI BE!AN&A GEJALA DAN %ENG"!ANGI

    KEKA%B"$AN SE!ANGAN AS%A* GOLONGAN OBA APA &ANG

    DIPE!L"KAN PENDE!IA ?

    :. JELASKAN PENGGOLONGAN OBA E!SEB"* BE!IKAN #ONO$ OB

    DAN #A!A PE%BE!IANN&A'

    ;. BAGAI%ANA %EKANIS%E KE!JA %ASING2 GOLONGAN?

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    19/30

    Metilsantin

    Agonis beta2 kerja lama, inhalasi

    Agonis beta2 kerja lama, oral

    Leukotrien modifiers

    Antihistamin generasi ke dua antagonis *&4

    ainlain

    !ute emerian me0ikasi

    Medikasi asma dapat diberikan melalui berbagai 0ara yaitu inhalasi, oral dan parenteral

    subkutan, intramuskular, intra>ena4. Kelebihan pemberian medikasi langsung ke jalan napas

    inhalasi4 adalah %

    lebih e$ekti$ untuk dapat men0apai konsentrasi tinggi di jalan napas

    e$ek sistemik minimal atau dihindarkan

    beberapa obat hanya dapat diberikan melalui inhalasi, karena tidak terabsorpsi pada

    pemberian oral antikolinergik dan kromolin4. Iaktu kerja bronkodilator adalah lebih

    0epat bila diberikan inhalasi daripada oral.

    Ma0amma0am 0ara pemberian obat inhalasi ;nhalasi dosis terukur ;)(4" metered-dose inhalerM);4

    ;)( dengan alat antu spa0er4

    Breath-actuated M!

    ry po"der inhaler )#;4

    (urbuhaler

    Nebuliser

    1.GL"KOKO!IKOSE!OID IN$ALASI

    Adalah medikasi jangka panjang yang paling e$ekti$ untuk mengontrol asma. erbagai

    penelitian menunjukkan penggunaan steroid inhalasi menghasilkan perbaikan $aal paru,

    menurunkan hiperesponsi$ jalan napas, mengurangi gejala, mengurangi $rekuensi dan berat

    serangan dan memperbaiki kualiti hidup ,ukti A-.Steroid inhalasi adalah pilihan bagi

    pengobatan asma persisten ringan sampai berat4. Steroid inhalasi ditoleransi dengan baik

    dan aman pada dosis yang direkomendasikan.

    19

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    20/30

    :lukokortikoid tidak se0ara langsung bere$ek sebagai bronkodilator. (etapi sebagai

    antiin$lamasi obat ini bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin,

    menghambat sintesis eikosanoid, menghambat peningkatan baso$il, eosino$il, dan leukosit

    lain di jaringan paru dan menurunkan permeabilitas >askular. #enemuan glukokortikoid

    inhalasi merupakan kemajuan besar dalam terapi asma karena obat langsung sampai ke target

    organ sehingga sangat e$ekti$ sedangkan resiko e$ek samping sistemik sangat rendah.

    a4 @$ek pada paruparu

    Steroid tidak memiliki e$ek langsung pada otot polos saluran na$as. (etapi, glukokortikoid

    inhalasi menurunkan jumlah dan akti>itas selsel yan terlibat dalam in$lamasi saluran na$as

    makro$ag, eosino$il, dan lim$osit (. ;nhalasi steroid yang berkepanjangan mengurangi

    hiperesponsi>isitas otot polos saluran na$as terhadap berbagai rangsangan yang

    menyebabkan bronkokonstriksi, seperti alergen, iritan, udara dingin, dan akti>itas $isik.

    Steroid antiin$lamasi mengurangi in$lamasi dengan menghilangkan edema mukosa,

    menurunkan permeabilitas kapiler, dan menghambat penglepasan leukotrien. Ceakti>itas

    bronkial sangat kurang.

    b4 armakokinetik

    -6batobat inhalasi

    #erkembangan steroid inhalasi telah sangat mengurangi kebutuhan akan

    pengobatan kortikosteroid sistemik.

    - Steroid sistemik

    #asien dengan eksaserbasi asma berat status asmatikus4 mungkin memerlukan

    pemberian metilprednisolon intra>ena atau prednison oral. )osis besar harus

    segera diberikan % metil prednisolonNasuksinat '&'' mg setiap jam dapat

    diberikan se0ara intra>ena. ila gejala mereda, dapat diikuti pemberian prednison

    oral '' mg"hari. )osis siturunkan bertahap sampai hari kesepuluh, terapi dapat

    dihentikan. (erapi nonsteroid dapat diberikan setelah keadaan mereda.

    - Spa0ers

    Suatu ruang dengan >olume besar yang dilekatkan pada metered dose inhaler dan

    digunakan untuk mengurangi timbunan obat dalam mulut. Cuangan ini berguna

    untuk mengurangi ke0epatan gerakan aerosol yang disemprotkan sebelum masukke dalam mulut, dan memungkinkan partikel obat yang besar terkumpul didalam

    20

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    21/30

    alatnya. ebih ke0il dan lebih rendah ke0epatan gerakan partikel obat lebih ke0il

    kemungkinan untuk terkumpul didalam mulut dan lebih memungkinkan obat

    men0apai jaringan saluran napas yang menjadi tujuannya. Spa0ers memperbaiki

    penghantaran glukokortikoid inhalasi dan sebenarnya dianjurkan untuk digunakan

    oleh semua pasien. berkumur setelah menghirup obat ini dan juga mengurangi

    absorbsi sistemik dan kemungkinan timbul kandidiasis oro$aring.

    04 @$ek samping

    :lukokortikoid oral atau parenteral mempunyai berbagai e$ek samping yang serius.

    Namun glukokortikoid inhalasi terutama jika digunakan bersama spa0ers memiliki

    sedikit e$ek samping sistemik. Kandidiasis oropharingeal kadangkadang disebut

    thrush, mungkin menjadi masalah bagi pasien yang menghirup glukokortikoid,

    terutama pada pasien dengan penekanan imun. Spa0ers mengurangi masalah

    penekanan adrenal dengan mengurangi jumlah glukokortikoid yang terkumpul dalam

    oropharing.

    eberapa glukokortikosteroid berbeda potensi dan bioa>ailibiti setelah inhalasi, pada

    tabel && dapat dilihat kesamaan potensi dari beberapa glukokortikosteroid berdasarkan

    perbedaan tersebut.

    Kur>a dosisrespons steroid inhalasi adalah relati$ datar, yang berarti meningkatkan

    dosis steroid tidak akan banyak menghasilkan man$aat untuk mengontrol asma gejala, $aal

    21

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    22/30

    paru, hiperesponsi$ jalan napas4, tetapi bahkan meningkatkan risiko e$ek samping. Sehingga,

    apabila dengan steroid inhalasi tidak dapat men0apai asma terkontrol +alau dosis sudah

    sesuai dengan derajat berat asma4 maka dianjurkan untuk menambahkan obat pengontrol

    lainnya daripada meningkatkan dosis steroid inhalasi tersebut ,ukti A-.

    @$ek samping steroid inhalasi adalah e$ek samping lokal seperti kandidiasis oro$aring,

    dis$onia dan batuk karena iritasi saluran napas atas. Semua e$ek samping tersebut dapat

    di0egah dengan penggunaanspacer, atau men0u0i mulut dengan berkumurkumur dan

    membuang keluar setelah inhalasi. Absorpsi sistemik tidak dapat dielakkan, terjadi melalui

    absorpsi obat di paru. Cisiko terjadi e$ek samping sistemik bergantung kepada dosis dan

    potensi obat yang berkaitan dengan bio>ailibiliti, absorpsi di usus, metabolisme di hati $irst

    pass metabolism4, +aktu paruh berkaitan dengan absorpsi di paru dan ususB sehingga masing

    masing obat steroid inhalasi berbeda kemungkinannya untuk menimbulkan e$ek sistemik.

    #enelitian menunjukkan budesonid dan $lutikason propionate mempunyai e$ek sistemik yang

    rendah dibandingkan beklometason dipropionat dan triamsinolon. Cisiko e$ek sistemik juga

    bergantung sistem penghantaran. #enggunaanspacerdapat

    menurunkan bioa>ailabiliti sistemik dan mengurangi e$ek samping sistemik untuk semua

    glukokortikosteroid inhalasi. (idak ada data yang menunjukkan terjadi tuberkulosis paru

    pada penderita asma malnutrisi dengan steroid inhalasi, atau terjadi gangguan metabolisme

    kalsium dan densiti tulang.

    2.GL"KOKO!IKOSE!OID SISE%IK

    ?ara pemberian melalui oral atau parenteral. Kemungkinan digunakan sebagai

    pengontrol pada keadaan asma persisten berat setiap hari atau selang sehari4, tetapi

    penggunaannya terbatas mengingat risiko e$ek sistemik. *arus selalu diingat indeks terapi

    e$ek" e$ek samping4, steroid inhalasi jangka panjang lebih baik daripada steroid oral jangka

    panjang. /angka panjang lebih e$ekti$ menggunakan steroid inhalasi daripada steroid oral

    selang sehari. /ika steroid oral terpaksa harus diberikan misalnya pada keadaan asma

    persisten berat yang dalam terapi maksimal belum terkontrol +alau telah menggunakan

    paduan pengoabatn sesuai berat asma4, maka dibutuhkan steroid oral selama jangka +aktu

    tertentu. *al itu terjadi juga pada steroid dependen. )i ;ndonesia, steroid oral jangka panjang

    terpaksa diberikan apabila penderita asma persisten sedangberat tetapi tidak mampu untuk

    membeli steroid inhalasi, maka dianjurkan pemberiannya mempertimbangkan berbagai hal di

    22

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    23/30

    ba+ah ini untuk mengurangi e$ek samping sistemik. eberapa hal yang harus

    dipertimbangkan saat memberi steroid oral %

    :unakan prednison, prednisolon, atau metilprednisolon karena mempunyai e$ek

    mineralokortikoid minimal, +aktu paruh pendek dan e$ek striae pada otot minimal entuk oral, bukan parenteral

    #enggunaan selang sehari atau sekali sehari pagi hari

    @$ek samping sistemik penggunaan glukokortikosteroid oral" parenteral jangka panjang

    adalah osteoporosis, hipertensi, diabetes, supresi aksis adrenal pituitari hipotalamus, katarak,

    glaukoma, obesiti, penipisan kulit, striae dan kelemahan otot. #erhatian dan super>isi ketat

    dianjurkan pada pemberian steroid oral pada penderita asma dengan penyakit lain sepertituberkulosis paru, in$eksi parasit, osteoporosis, glaukoma, diabetes, depresi berat dan tukak

    lambung. :lukokortikosteroid oral juga meningkatkan risiko in$eksi herpes oster. #ada

    keadaan in$eksi >irus herpes atau >arisela, maka glukokortikosteroid sistemik harus

    dihentikan.

    (.AGONIS BEA)2 KE!JA LA%A

    :olongan 2 agonis meliputi % metaproterenol orsiprenalin4, salbutamol albuterol4,

    terbutalin, $enoterol, $ormoterol yang mempunyai +aktu kerja lama, G &2 jam4, prokaterol,

    salmeterol, pirbuterol, bitolterol, isoetarin, dan ritodrin. #ada dosis ke0il, kerja obatobat ini

    pada reseptor 2 jauh lebih kuat daripada kerjanya pada reseptor &. (etapi bila dosisnya di

    tinggikan, selekti>itasnya ini akan hilang, misalnya pada pasien asma salbutamol kirakira

    sama kuat dengan isoproterenol sebagai bronkodilator bila diberikan sebagai aerosol4, tetapi

    jauh lebih lemah dari isoproterenol sebagai stimulasi jantung. (etapi bila dosis salbutamol di

    tinggikan &' kali lipat, diperoleh e$ek stimulasi jantung yang menyamai e$ek isoproterenol.

    Melalui akti>itas reseptor 2, obatobat ini menimbulkan relaksasi otot polos bronkus,

    meningkatkan pembersihan mukosilier, menurunkan permeabiliti pembuluh darah dan

    memodulasi penglepasan mediator dari sel mast dan baso$il, relaksasi uterus, dan pembuluh

    darah otot rangka. Akti>asi reseptor & yang menghasilkan stimulasi jantung, oleh dosis

    yang sama, jauh lebih lemah. 6batobta ini hanya akan menimbulkan sedikit perubahan

    tekanan darah, dikembangkan terutama untuk pengobatan asma bronkial. Selekti>itas obat

    obat ini terhadap reseptor 2 tidak sama untuk setiap obat, misalnya metaproterenol, kurang

    selekti$ dibandingkan dengan salbutamol. Kenyataannya pada pemberian jangka lama,

    23

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    24/30

    mempunyai e$ek antiin$lamasi +alau ke0il. ;nhalasi agonis beta2 kerja lama yang diberikan

    jangka lama mempunyai e$ek protekti$ terhadap rangsang bronkokonstriktor. #emberian

    inhalasi agonis beta2 kerja lama, menghasilkan e$ek bronkodilatasi lebih baik dibandingkan

    preparat oral.

    #erannya dalam terapi sebagai pengontrol bersama dengan glukokortikosteroid

    inhalasi dibuktikan oleh berbagai penelitian, inhalasi agonis beta2 kerja lama sebaiknya

    diberikan ketika dosis standar glukokortikosteroid inhalasi gagal mengontrol dan, sebelum

    meningkatkan dosis glukokortikosteroid inhalasi tersebut ,ukti A-. Karena pengobatan

    jangka lama dengan agonis beta2 kerja lama tidak mengubah in$lamasi yang sudah ada,

    maka sebaiknya selalu dikombinasikan dengan glukokortikosteroid inhalasi ,ukti A-.

    #enambahan agonis beta2 kerja lama inhalasi pada pengobatan harian dengan

    glukokortikosteroid inhalasi, memperbaiki gejala, menurunkan asma malam, memperbaiki

    $aal paru, menurunkan kebutuhan agonis beta2 kerja singkat pelega4 dan menurunkan

    $rekuensi serangan asma ,ukti A-. erbagai studi menunjukkan bah+a penambahan agonis

    beta2 kerja lama inhalasi salmeterol atau $ormoterol4 pada asma yang tidak terkontrol

    dengan glukokortikosteroid inhalasi dosis rendah atau tinggi, akan memperbaiki $aal paru dan

    gejala serta mengontrol asma lebih baik daripada meningkatkan dosis glukokortikosteroid

    inhalasi 2 kali lipat ,ukti A-. erbagai penelitian juga menunjukkan bah+a memberikanglukokortikosteroid kombinasi dengan agonis beta2 kerja lama dalam satu kemasan inhalasi

    adalah sama e$ekti$nya dengan memberikan keduanya dalam kemasan inhalasi yang

    terpisah ,uktiB4B hanya kombinasi dalam satu kemasan $i!ed 0ombination4 inhaler lebih

    nyaman untuk penderita, dosis yang diberikan masingmasing lebih ke0il, meningkatkan

    kepatuhan, dan harganya lebih murah daripada diberikan dosis yang ditentukan masing

    masing lebih ke0il dalam 2 kemasan obat yang terpisah.

    Agonis beta2 kerja lama inhalasi dapat memberikan e$ek samping sistemik

    rangsangan kardio>askular, tremor otot rangka dan hipokalemia4 yang lebih sedikit atau

    24

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    25/30

    jarang daripada pemberian oral. entuk oral juga dapat mengontrol asma, yang beredar

    di ;ndonesia adalah salbutamol lepas lambat, prokaterol dan bambuterol. Mekanisme kerja

    dan perannya dalam terapi sama saja dengan bentuk inhalasi agonis beta2 kerja lama, hanya

    e$ek sampingnya lebih banyak. @$ek samping berupa rangsangan kardio>askular, ansieti dan

    tremor otot rangka.

    6.OBA)OBA DENGAN %ASA KE!JA PANJANG =

    Salmetereol ialah suatu analog kimia+i albuterol tetapi berbeda dengan memiliki

    0in0in samping lipo$ilik yang panjang yang meningkatkan a$initas obat untuk adrenoreseptor

    . Salmeterol memiliki masa kerja panjang, memungkinkan bronkodilatasi paling sedikit &2

    jam. Salmeterol memiliki a+itan kerja yang lambat dan tidak dapat dipakai untuk serangan

    asma yang akut.obat ini hanya diresepkan untuk pemberian dengan inter>al teratur dan tidak

    untuk menghilangkan gejala. Seperti yang lainnya dari kelompok obatobatan ini, salmeterol

    bukanlah suatu substitusi untuk terapi antiin$lamasi.

    +armak/kinetik

    6bat golongan 2 agonis, selain e$ekti$ pada pemberian oral, juga diabsorpsi dengan

    baik dan 0epat pada pemberian sebagai aerosol. 6batobat ini bukan katekolamin, maka

    resistensi terhadap ?6M(, ke0uali isoetarin yang merupakan katekolamin. (erbutalin

    merupakan satusatunya 2 agonis yang mempunyai sediaan parenteral untuk pengobatan

    darurat status asmatikus. ormoterol dan salmeterol mempunyai masa kerja yang panjang

    &2 jam4 sehingga disebut longa0ting 2 agonist AA4.

    Efek saming

    @$ek samping yang dapat timbul berupa % tremor, rasa gugup, kha+atir, takikardia,

    palpitasi, nyeri kepala, mual dan muntah terutama pada pemberian oral. @$ek samping

    sistemik ini jarang terjadi pada pemberian inhalasi. ;n$us ritodrin, terbutalin, $enoterol, atau

    2agonis lainnya untuk menunda kelahiran prematur menimbulkan e$ek samping berupa

    takikardia, hiperglikemia, hipokalemia, edema paru bila hidrasi berlebihan4, dan lainlain

    pada sang ibu, sedangkan bayinya akan mengalami hipoglikemia.

    9.SODI"% K!O%OGLIKA

    25

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    26/30

    Sodium kromoglikat merupakan obat antiin$lamasi nonsteroid yang merupakan sel

    mast stabilier, 0ara kerjanya dengan menghambat antigen = triggered degranulasi sel mast

    dan pengeluaran mediator kimia seperti histamin. Serta menekan antibody dependent

    cytotoxicitydari neutro$il dan eosino$il serta menghambat degranulasi baso$il dan eosino$il.

    6bat ini menghambat respon terhadap allergen seperti obat @;, namun tidak menyebabkan

    bronkodilatasi dan menghambat bronkospasme serta mengurangi e$ek hiperreakti>itas

    bronkus. Agen ini e$ekti$ hanya jika diberikan dalam bentuk sediaan inhalasi berupa solusio

    nebulier.

    #emakaian sodium kromoglikat jangka panjang &2 minggu atau lebih4 akan

    mengurangi respon jalan napas yang berlebihan pada penderita asma bron0hial, sedangkan

    pemakaian jangka pendek minggu atau kurang4 akan menghambat peningkatan reakti>itas

    bronkus selama musim Oserbuk bungaP.

    Kegunaan sodium kromoglikat se0ara klinik adalah % &4 meningkatkan $ungsi paru

    dengan 0ara mengurangi >ariasi diurnal, sehingga serangan sesak pada dini hari berkurangB

    24 mengurangi penggunaan obat = obatan bronkodilatorB 34 mengurangi serangan asma pada

    penderita dengan exercise-induced asthma# @$ek sodium kromoglikat akan lebih baik pada

    penderita dengan usia yang lebih muda, onset serangan pertama pada usia diba+ah tahun,

    telah menderita asma lebih dari 5 tahun dan menderita asma 0ampuran.

    #ada dasarnya obat ini tidak menyebabkan toksisitas, batuk dan mengi dilaporkan

    setelah penggunaan obat ini dalam bentuk inhaler dan bau yang kurang enak, dan sering

    menyebabkan iritasi topikal. 6bat ini diindikasikan sebagai pro$ilaksis dari asma persisten

    sedang pada anak dan pada de+asa tanpa memperhatikan etiologinya. @$ekti>itas obat ini

    hampir sama dengan teo$ilin atau antagonis leukotrien untuk mengobati asma persisten . obat

    ini tidak e$ekti$ seperti kostikosteroid inhalasi untuk mengontrol asma persisten. (idak ada

    diantara keduanya yang e$ekti$ seperti inhalasi beta 2 agonis untuk men0egah @;, namun

    dapat digunakan untuk konyugasi pada pasien yang ridak respon sempurna terhadap beta 2

    agonis inhalasi. Kontraindikasi dari obat ini adalah pada pasien yang mempunyai

    hipersensiti>itas pada obat ini.

    )osis a+al adalah 3 kali &' mg sehari, rumatan adalah 2 kali sehari. )osis untuk anak

    kali 5 mg"hari. entuk sediaan yang ada dipasaran yaitu oral inhaler, solusio nasal

    mengandung 'mg"ml dalam sediaan &3 ataupun 2 ml, o$talmik solusio terdapat E

    kromolin dalam &'ml. Sebagian besar pasien diberikan & = 2 minggu, namun dapat diberikan

    lebih lama untuk mendapatkan keuntungan maksimal. #asien harus dia+ali dengan

    26

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    27/30

    pemberian sebanyak kali sehari dan dapat diturunjan $rejuensinya menjadi 3 kali sehari.

    *asil obat ini baru terlihat setelah = minggu penggunaan, tetapi pada beberapa orang

    e$eknya & = 2 minggu.

    ?ara penggunaan pada inhalasi aerosol, yaitu dengan mengo0ok terlebih dahulu

    obatnya, kemudian saat melakukan inspirasi dalam, masukkan mouthpiecediantara kedua

    bibir hingga maksimal kemudian tekan katup canisternyasebanyak satu kali. /ika diberikan

    bersamaan dengan bronkodilator aerosol spray seperti albuterol, maka bronkodilator

    digunakan terlebih dahulu dan 5 menit sesudahnya baru menggunakan kromolin.

    Sebagian ke0i kromolin mele+ati sa+ar plasenta, namun pada penelitian kepada

    he+an tidak ada e$ek pada $etusnya. elum ada interaksi obat yang dilaporkan pada

    penggunaan kromolin dengan obat lainnya.

    :.NEDOK!O%IL

    Sodium nedokromil tidak baik diserap didalam saluran gastrointestinal, hanya &'E

    dosis inhalasi diabsorbsi oleh paru = paru. Absorbsinya pula kurang baik setelah pemakaian

    topi0al untuk mata. Sodium nodokromil diekskresikan dalam bentuk utuh di urin dan $eses.

    Iaktu paruhnya antara & = 3.3 jam.

    Sodium nedokromil memiliki kemampuan antiin$lamasi &' kali lebih besar

    dibanding sodium kromoglikat. Ialau belum jelas betul, nedokromil menghambat akti>asi

    dan pelepasan mediator dari beberapa sel in$lamasi. /uga sebagai pen0egahan begitu asma

    timbul.

    Kontraindikasi dari obat ini adalah pada pasien yang mempunyai hipersensiti>itas

    pada obat ini. @$ek samping yang ditimbulkan yaitu bau yang kurang enak, batuk 9E4,

    $aringitis, rhinitis, in$eksi saluran napas atas, bronkospasme serta nyeri kepala E4 setelah

    penggunaan nodokromil.

    Sebagian besar pasien diberikan & = 2 minggu, namun dapat diberikan lebih lama

    untuk mendapatkan keuntungan maksimal. #asien harus dia+ali dengan pemberian sebanyak

    kali sehari dan dapat diturunjan $rejuensinya menjadi 2 kali sehari

    ;.LEUKOTRIENE MODIFIERS

    27

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    28/30

    6bat ini merupakan antiasma yang relati$ baru dan pemberiannya melalui oral.

    Mekanisme kerjanya menghambat 5lipoksigenase sehingga memblok sintesis semua

    leukotrin 0ontohnya ileuton4 atau memblok reseptorreseptor leukotrien sisteinil pada sel

    target 0ontohnya montelukas, pranlukas, a$irlukas4. Mekanisme kerja tersebut

    menghasilkan e$ek bronkodilator minimal dan menurunkan bronkokonstriksi akibat alergen,

    sul$urdioksida dan exercise. Selain bersi$at bronkodilator, juga mempunyai e$ek

    antiin$lamasi. erbagai studi menunjukkan bah+a penambahan leukotriene modifiersdapat

    menurunkan kebutuhan dosis glukokortikosteroid inhalasi penderita asma persisten sedang

    sampai berat, mengontrol asma pada penderita dengan asma yang tidak terkontrol +alau

    dengan glukokortikosteroid inhalasi ,ukti B-. )iketahui sebagai terapi tambahan

    tersebut, leukotriene modifiers tidak see$ekti$ agonis beta2 kerja lama ,ukti B-.Kelebihan

    obat ini adalah preparatnya dalam bentuk tablet oral4 sehingga mudah diberikan. #enderita

    dengan aspirin induced asthma menunjukkan respons yang baik dengan

    pengobatan leukotriene modifiers#

    Saat ini yang beredar di ;ndonesia adalah a$irlukas antagonis reseptor leukotrien

    sisteinil4. @$ek samping jarang ditemukan. Qileuton dihubungkan dengan toksik hati,

    sehingga monitor $ungsi hati dianjurkan apabila diberikan terapi ileuton.

    KESI%P"LAN

    28

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    29/30

    7ntuk penatalaksanaan serangan asma akut sedangberat pada pasien ini diberikan

    nebulisasi salbutamol dengan dosis ',5 mg setiap kali pemberian. 6bat diberikan setiap 2'

    menit dalam satu jam. Setelah itu dilakukan penilaian respon obat untuk menentukan

    tindakan selanjutnya.

    7ntuk pengontrol pada pasien ini diberikan steroid inhalasi yaitu budesonide 2''

    m0g"kali yang diberikan 2!"hari. Adapun pertimbangan pemberiannya adalah sebagai berikut%

    6bat e$$i0a0y sa$ety suitability ?ost

    a. :lukokortikoid

    inhalasi asma

    persisten ringan

    sedang4

    @! % budesonid

    b. :lukortikosteroid

    sistemik asma

    persisten berat4

    0. Agonis 2 agonis

    kerja panjang

    @!% Salmeterol,

    $ormoterol

    d. Metilsantin

    @!% (eo$ilin

    ---

    --

    --

    --

    ---

    --

    --

    --

    -

    -

    --

    -

    --

    ---

    -

    --

    DA+A! P"SAKA

    29

  • 7/22/2019 Pembahasan Asma

    30/30

    &. )orland, I.A.N. 2''24. Kamus Kedokteran )orland, 2Jthed. @:?, /akarta.

    2. Katung, .:. &JJ94. armakologi )asar dan Klinik. @:?, /akarta.

    3. :oodman R :ilman. 2''4 (he #harma0ologi0al asis 6$ (herapeuti0s &&thed.

    M0:ra+*ill, Ne+ ork.

    . Ierner, C. 2''54. A massage therapistLs guide to #athology. 3rd edition. ippin0ott

    Iilliams R Iilkins, #ennsyl>ania, 7SA.

    5. S0h+a, M. I. 2''54. #edoman Klinis #ediatri. @:?, /akarta.

    . )ipiro.

    9. :lobal ;nitiati>e $or Asthma, National *eart, ung and lood ;nstitute 2''3.

    8. #erhimpunan )okter #aru ;ndonesia2''4. #edoman )iagnosis dan #enatalaksanaan

    Asma di ;ndonesia. alai #enerbit K7;. /akarta.

    J. )epartemen armakologi dan (erapeutik K7;. armakologi dan (erapi. @disi 5.

    2''9. /akarta.

    4n> u f/r= eam +armak/l/gi +K)"I +K)"IN serta semua 5ang turut memantu

    0alam emuatan 0an en5usunan La/ran kasus ini sem/ga ermanfaat agi kita

    semua. Amin