pembeiran parenteral
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
1/15
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Farmakologi mempelajari mekanisme kerja obat pada system kerja
tubuh termasuk menentukan toksisitasnya. Jalur pemakaian obat yang meliputi
secara oral, rectal, dan parenteral serta yang lainnya harus ditentukan dan
ditetapkan sebagai petunjuk tentang dosis-dosis yang dianjurkan bagi pasien
dalam berbagai umur, berat dan status penyakitnya serta teknik
penggunaannya serta petunjuk pemakaiannya.
Bentuk sediaan dan cara pemberian merupakan penentu dalam
memaksimalkan proses absorbsi obat dalam tubuh karena keduanya sangat
menentukan efek biologis suatu obat seperti absorbs, kecepatan absorbs dan
bioavailibilitas (total obat yang dapat diserap), cepat atau lambatnya obatmulai bekerja (onset of action), lamanya obat bekerja (duration of action),
intensitas kerja obat, respons farmakologik yang dicapai serta dosis yang tepat
untuk memberikan respons tertentu. Setiap cara pemberian obat memilki
keuntungan dan kerugian yang dimana tujuannya obat dapat mencapai
reseptor kerja yang diinginkan setelah diberikan melalui rute tertentu yang
aman dan nyaman.
Pemberian obat secara parental merupakan salah satu rute pemberian
obat dimaksudkan untuk mendapatkan efek farmakologi yang cepat dengan
efek terapi yang dikehendaki.
Analgetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi
atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering.
Walaupun sering berfungsi untuk mengingatkan, melindungi dan sering
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
2/15
memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang tidak
mengenakkan, kebanyakan menyiksa dank arena itu berusaha untuk bebas
darinya. Seluruh kulit luar mukosa yang membatasi jaringan dan juga banyak
organ dalam bagian luar tubuh peka terhadap rasa nyeri, tetapi ternyata
terdapat juga organ yang tak mempunyai reseptor nyeri, seperti misalnya otak.
Nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik melampaui
suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri) dan karena itu menyebabkan
kerusakan jarinagn dengan pembebasan yang disebut senyawa nyeri.
I.2 Tujuan Percobaan
a. Mengetahui teknik cara pemberian parenteral terhadap hewan ujib. Mengetahui dengan tepat obat telah masuk kedlam pembuluh atau site
target injeksi organ hewan uji
c. Mengetahui efek analgetik suatu obatd.
Mengetahui mekanisme terjadinya nyeri terhadap hewan uji
I.3 Prinsip Percobaan
Percobaan dilakukan berdasarkan pemberian secara parenteral
terhadap hewan uji dengan pemberian zat yang bersifat analgetik yang dapat
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa kesadaran.
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
3/15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Terminology PARENTERAL diluar usus tidak mengalami suatu
proses farmakokineetik dalam saluran pencernaan tetapi langsung kedalam
sirkulasi darah. Obat yang disuntikkan dengan cara parenteral adalah suatu
yang disuntikkan melalui lubang jarum yang runcing kedalam tubuh pada
berbagai tempat dan dengan keadaan bermacam kedalaman.
Beberapa cara pemberian obat secara parenteral yaitu:
1.Intravena : disuntikkan kedalam vena2.Intramuscular : disuntikkan kedalam otot3.Subkutan : disuntikkan kebawah kulit4.Intraperitonial : disuntikkan disekitar rongga perut5.
Intraarteri : disuntikkan kedalam pembuluh nadi
6.Intrakardial : disuntikkan kedalam jantung7.Intralumbal : disuntikkan kedalam ruang pinggang8.Intrapleural : disuntikkan kedalam selaput dada9.Intraarticular : disuntikkan kedalam sela sendi
Obat yang rusak atau tidak diabsorpsi baik dalam saluran cerna
sehingga tidak memberikan respon terapi yang diinginkan maka alternative
cara pemberian salah satunya adalah pemberian secara parenteral. Cara
parenteral diinginkan jika diperlukan absorpsi obat yang cepat, keadaan
emergency, juga kadar obat dalam darah dapat diramaikan. Cara pemberian
obat secara parenteral digunakan juga sebagai alternative pengobatan bagi
penderita yang tidak dapat bekerja sama, tidak patuh, hilang kesadaran dan
tidak dapat direspon oleh saluran cerna.
Namun perlu diketahui bahwa obat yang disuntikkan masuk kedalam
tubuhmaka efek akan toksik. Kelebihan dosis karena ketidak hati-hatian
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
4/15
merupakan hal yang sangat sulit unutk ditarik kembali. Berbeda dengan caar
pemberian oral, obat yang masuk kedalam saluran cerna begitu terjadi
kesalahan maka dapat dilakukan kambuh lambung unutk mengeluarkan obat
tersebut dari saluran cerna.
Beberapa keuntungan pemakaian obat secara parenteral : dapat
memberikan respon yang cepat jika diinginkan (penyakit asma, jantung,
shock) tidak efektif secara oral (insulin, hormone,beberapa antibiotic)respon
oral yang tidak diinginkan (muntah) obat dapat di control oleh medis karena
medis yang melaksanakan penyuntikan, memberikan efek local yang
diinginkan (anastesi) dapat menghasilkan efek terapi yang lama jika
diinginkan (steroiodobat KB) tidak mengganggu keseimbangan elektrolit dan
cairan tubuh. Sedangkan kerugian : dilakukan oleh personal dan terlatih,
menyembuhkan alat yang asepsik dan relative mahal.
Analgetik atau obat penghalang nyeri merupakan obat yang
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Terminology nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak
dan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Keadaan psikis sangat
mempengaruhi nyeri, missalnya emosi dapat menimbulkan sakit tetapi dapat
pula menghindarkan sensasi rangsangan nyer.i. nyeri merupakan perasaan
pribadi dan ambang toleransi nyeri yang berbeda-beda setiap individu.
Rasa nyeri dalam kebanyakan halhanya merupakan suatu gejala yang
berfungsi melindungi tubu. Nyeri dianggap sebagai isyarat bahaya tentang
adanya gangguan di jaringan seperti peradangan (inflamasi), kimiawi, atau
fisis dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan.Rangsangan tersebut
memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri. Mediator
nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi radang dan kejang yang
mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas di kuli, mukosa dan
jaringan lain. Nociceptor adalah reseptor yang terdapat diseluruh jaringan dan
organ tubuh, dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan neuron
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
5/15
dengan amat banyak sinaps melalui sum-sum belakang, sum-sum lanjutan
dan otak tengah.
II.2 Uraian Bahan
1.AquadestNama Resmi : Aquadestillata
Nama Lain : Air Suling
RM/BM : H2O/ 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kegunaan : Kontrol
2.AlcoholNama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Etanol, alcohol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudahbergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk, jauh dari nyala api.
3.Asam asetatNama Resmi : Acidum Aceticum
Nama Lain : Asam asetat, Cuka
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk, rasa asam,
tajam
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
6/15
II.3 Uraian Hewan Uji
II.3.1 Karakteristik hewan uji mencit (Mus musculus)
Mencit adalah hewan yang berkembang biak, mudah dipelihara
dalam jumlah yang banyak, mudah ditangani. Bersifat patogit (takut
dengan cahaya). Cenderung berkumpul dengan sesamanya, aktif pada
malam hari, suhu tubuh 37,40C. Bila diperlakukan harus secara halus,
mudah dikendalikan, tetapi mudah pula menggigit, mencit jantan yang
baru, bila dimasukkan dalam kelompok yang stabil maka akan saling
berkelahi dan mencit betina yang sedang menyusui, bila anaknya
dipegang dengan tangan maka induknya akan memakan anaknya.
Mencit bisa mencapai umur 2-3 tahun, maka hidupnya beranak 7-18
bulan menghasilkan 6-10 persalinan (hitter). Dengan jumlah yang lahir
11-12 ekor. Lama kehamilan 3 minggu (20-21 hari).
II.3.2 Klasifikasi Mencit (Mus musculus)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Subclass : Cheria
Ordo : Rhodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus muscul
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
7/15
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Spuit Spuit oral Timbangan berat badan hewan uji Kapas Gelas ukur 10 ml Batang pengaduk TissueIII.1.2 Bahan
Aquadest Alcohol Bahan lain yang dapat memberikan tanda atau kode pada hewan uji Suspense ibuprofen Larutan steril asam asetat 1 % (perangsang nyeri)
III.2 Cara Kerja
1. Dibagi kelompok hewan uji (mencit), tiap kelompok dibagi 3 ekormencit
2. Ditimbang berat badan hewan uji yang akan diberikan perlakuan3. Mencit-mencit tersebut disuntikan larutan steril asam asetat 1% v/v
dengan dosis 75 mg/kgBB secara intraperitoneal
4. Mencit-mencit tersebut diberi suspense Ibuprofen 0,52 mg/20 kg BB.5. Dihitung jumlah geliat dari mencit (perut kejang dan kaki ditarik ke
belakang) setiap selang waktu 5 menit selama 60 menit
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
8/15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
IV.2 Perhitungan Dosis
Asam asetat 1%Dosis dewasa = 75 mg/kgBB
x 75 mg = 1,5 mg
1% =
1 ml = 0,01 g = 10 mg = 10000 g
Untuk 20 g =
x 1 ml = 0,15 ml/20 g
1. Kode 4 (23 g) =
x 0,15 ml = 0,1725 ml
2.
Kode 5 (24 g) =
x 0,15 ml = 0,18 ml
3. Kode 6 (18 g) =
x 0,15 ml = 0,135 ml
IbuprofenIbuprofen 200 mg = 200 mg x 0,0026 = 0,52 mg/20 g
Tiap 5 ml mengandung ibuprofen 200 mg
Untuk 1 ml =
x 200 mg = 40 mg
Mencit Menit pengamatan jumlah
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
IIII (4) 5 13 17 17 13 18 11 16 13 14 12 10 159
-(5) 6 14 16 16 12 16 11 14 14 14 10 9 152
-I (6) 12 17 14 9 11 10 11 7 8 13 9 6 127
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
9/15
Pengenceran 1 : 10 =
x 40 mg/ml = 4 mg/ml
x 1 ml = 0,13 ml/20 g
1.Kode 4 (23 g) =
x 0,13 ml = 0,1495 ml
2.Kode 5 (24 g) =
x 0,13 ml = 0,156 ml
3.Kode 6 (18 g) =
0,117 ml
IV.3 Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan cara pemberian obat secara parenteral
kepada 3 ekor mencit. Pada awalnya mencit bersifat normal (aktif berlari,
memanjat, dll). Kemudian disuntikkan obat ke masing-masing mencit secara
parenteral. Dosis yang diberikan kepada masing-masing mencit berbeda-
beda, sesuai dengan berat badan mencit masing-masing. Obat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah obat analgetika.
Analgetika adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk
mengurangi atau menghalau rasa sakit atau nyeri. Tujuan dari
percobaan kali ini adalah mengenal, mempraktekkan, dan
membandingkan daya analgetika dari obat ibuprofen berdasarkan
perbedaan jumlah dosis pemberian menggunakan metode rangsang kimia.
Percobaan ini dilakukan terhadap hewan percobaan, yaitu mencit (Mus
muscullus). Metode rangsang kimia digunakan berdasarkan atas
rangsang nyeri yang ditimbulkan oleh zat-zat kimia yang digunakan
untuk penetapan daya analgetika.
Percobaan menggunakan metode rangsangan kimia yang ditujukan
untuk melihat respon mencit terhadap Steril Asam Asetat (SSA) 1% yang
dapat menimbulkan respon menggeliat dan menarik kaki ke belakang dari
mencit ketika menahan nyeri pada perut. Pada percobaan kali ini
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
10/15
menggunakan SSA yang berfungsi sebagai induksi nyeri dan mencit yang
digunakan dalam percobaan sebanyak 3 ekor.
Langkah pertama yang dilakukan adalah pemberian larutan asam
asetat pada tiap mencit. Mencit pertama diberikan larutan asam asetat 1%
secara intraperitonial sebanyak 0.1725 ml. Mencit kedua diberikan larutan
asam asetat 1% sebanyak 0.18 ml serta mencit ketiga juga diberikan larutan
asam asetat sebanyak 0.135 ml. Setelah 5 menit masing-masing mencit
diinjeksi secara intraperitoneal dengan obat analgetika (Ibuprofen) yang
telah dilarutkan. Pemberian dilakukan secara intraperitoneal karena untuk
mencegah penguraian steril asam asetat saat melewati jaringan fisiologik
pada organ tertentu. Dan laruran steril asam asetat dikhawatirkan dapat
merusak jaringan tubuh jika diberikan melalui rute lain, misalnya per oral,
karena sifat kerongkongan cenderung bersifat tidak tahan terhadap pengaruh
asam.
Mencit akan menggeliat dengan ditandai dengan kejang perut dan
kaki ditarik ke belakang. Jumlah geliat mencit dihitung setiap selang
waktu 5 menit selama 60 menit. Pengamatan yang dilakukan agak rumit
karena praktikan sulit membedakan antara geliatan yang diakibatkan
oleh rasa nyeri dari obat atau karena mencit merasa kesakitan akibat
penyuntikan intraperitoneal pada perut mencit.
Ibuprofen adalah obat analgetik yang memiliki daya analgetik
dengan presentasi yang tidak terlalu tinggi. Ibuprofen berkhasiat sebagai
analgetik non narkotik.
Pada mencit pertama, tercatat jumlah akumulasi geliat selama 60
menit adalah sebanyak 159 kali. Pada mencit kedua terhitung jumlah
akumulasi geliat adalah sebanyak 152 kali. Dan pada mencit ketiga
terhitung jumlah akumulasi geliat adalah sebanyak 157 kali.
Dalam praktikum kali ini, ada kemungkinan data yang didapatkan
kurang valid. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
11/15
faktor penyuntikan yang salah atau kurang tepat sehingga volume obat
yang disuntikan tidak tepat. Dapat juga dikarenakan faktor fisiologis
dari mencit, mengingat hewan percobaan ini telah mengalami
percobaan sebelumnya sehingga dapat terjadi kemungkinan hewan
percobaan yang stress dan juga kelelahan. Penyimpangan pengambilan
data juga dapat terjadi karena pengamatan praktikan yang kurang seksama
sehingga ada data geliat mencit yang mungkin terlewat tidak diamati. Hal
ini tentu saja akan mempengaruhi hasil dan perhitungan yang dibuat.
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
12/15
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu:
Analgetik merupakan obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri tanpamenghilangkan kesadaran.
Pada praktikum kali ini digunakan analgetik Ibuprofen Dari hasil percobaan, diketahui bahwa pemberian dosis Ibuprofen yang
tinggi yaitu 0.117 ml, menghasilkan jumlah geliat mencit yang sedikit
yaitu 127 kali. Hal ini menandakan bahwa Ibuprofen dapat meningkatkan
daya analgetik yang berkhasiat sebagai analgetik non narkotik.
V.2 Saran
Lebih berhati-hati dalam penanganan hewan percobaan dan dalampembacaan skala spuit agar dosis yang diberikan tepat dan tercapai efek
yang dikehendaki.
Lebih berhati-hati dalam pemberian obat secara parenteral agar tidakmengalami kerusakan pada abdomen maupun tusukan pada organ-organ
dalam yang vital.
Sebaiknya praktikum memperhatikan secara saksama jumlah geliat mencitsetelah diberi obat sehingga tidak ada yang terlewat ketika diamati.
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
13/15
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Farmakologi. Makassar: Politeknik
Kesehatan Jurusan Farmasi
Widyana,Lingga., 2013. Laporan praktikum farmakologi 1 pengenalan hewan
coba dan rute pemberian obat . www. laporan farmakologi praktikum
2/Lingga Widayana.htm diakses pada tanggal 13 Oktober 2013
Odik. 2013. Uj i analgetik pada Mencit. www. Laporan farmakologi praktikum2/anal 3.htm diakses pada tanggal 13 Oktober 2013
Afifah. 2013. Laporan Farmakologi Rute Pemberian Obat. www.afifah_moslem pharmacist laporan farmakologi rute pemberian obat.htm
diakses pada tanggal 13 Oktober 2013
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
14/15
LABORATORIUM FARMAKOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
CARA PEMBERIAN SECARA PARENTERAL
DAN EFEK ANALGETIK IBUPROFEN
NAMA MAHASISWA / NIM :
1. ANGGITA ( PO.71.3.251.11.1.005 )2. DEWI YULIANINGSIH ( PO.71.3.251.11.1.014 )3. DIAN PERMADANI ( PO.71.3.251.11.1.016 )4. IRWAN HARIS ( PO.71.3.251.11.1.025 )5. MUH. SYARIFURISMAN ( PO.71.3.251.11.1.029 )6. NURUL ANISA ( PO.71.3.251.11.1.0 36 )7. SUCI FEBRIANI ( PO.71.3.251.11.1.044 )8. YANTI SARI SYAM ( PO.71.3.251.11.1.050 )
KELOMPOK : II
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2013
-
7/22/2019 Pembeiran Parenteral
15/15