pembuatan larutan stok dan media vw

Upload: nopita-sari

Post on 11-Feb-2018

564 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    1/22

    LAPORAN PRAKTIKUM

    KULTUR JARINGAN TANAMAN

    "PEMBUATAN LARUTAN STOK DAN MEDIA VW

    (Vacin and Went)"

    NOPITA SARI

    D1A012072

    AGRONOMI H

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS JAMBI

    2014

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    2/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kultur jaringan tanaman adalah suatu teknik isolasi bagian-bagian tanaman,

    seperti jaringan, organ, ataupun embrio, lalu dikultur pada medium buatan yang steril

    sehingga bagian-bagian tanaman tersebut mampu beregenerasi dan berdiferensisi

    menjadi tanaman lengkap.

    Keberhasilan budidaya jaringan tanaman sangat dipengaruhi oleh media

    tanamnya. Selain sebagai tempat tumbuh, media tanam merupakan penyedia unsur hara

    dan zat-zat lain yang diperlukan eksplan untuk tumbuh. Seperti halnya dengan tanaman

    utuh, jaringan tanaman juga memerlukan unsur hara makro dan unsur hara mikro.

    Karena yang ditanam adalah sepotong kecil jaringan atau sekelompok sel, media tanam

    haruslah dapat menyediakan bahan-bahan lain yang dapat mendukung pertumbuhan dan

    perkembangan jaringan tanaman sehingga tanaman dapat melakukan regenerasi.

    Hasil yang lebih baik dapat dijangkau atau diperoleh, bila ke dalam media

    tersebut ditambahkan vitamin-vitamin, asam amino solid dan zat pengatur tubuh.

    Walaupun sudah diusahakan untuk menghindarkan penggunaan komponen-komponen

    yang tidak jelas (komponennya) sepertijuice buah-buahan dan tauge, air kelapa, yeast

    exstracts dan casein hydrolysate, tetapi kadang-kadang kita bisa memperoleh hasil yang

    lebih tinggi dengan penambahan tersebut. Sebagai contoh, air kelapa masih sering

    digunakan di laboratorium-laboratorium penelitian, sedangkan pisang masih merupakan

    komponen tambahan yang sangat popular pada media anggrek.

    Media kultur jaringan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan

    tingkat keberhasilan perbanyakan tanaman secara invitro, dalam hal ini adalah kulturjaringan. Berbagai formulasi atau komposisi media tanam telah banyak ditemukan

    untuk mmengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan.

    Media biakan adalah bahan atau campuran bahan yang dapat digunakan untuk

    membiakkan mikroorganisme karena memiliki daya dukung yang tinggi terhadap

    pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Dalam media semi sintetik selain bahan hasil

    pertanian, digunakan pula zat-zat kimia yang komposisinya diketahui dengan tepat.

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    3/22

    Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu diadakan praktikum mengenai cara

    pembuatan media kultur jaringan. Hal ini dimaksudkan agar segala hal yang diketahui

    tentang kultur jaringan bukan hanya sekedar mengetahui tentang adanya kultur jaringan,

    tetapi dapat membuat bibit tanaman melalui kultur jaringan. Agar semua yang diketahui

    tentang kultur jaringan bukan sekedar teori, tetapi dapat diaplikasikan dalam praktikum

    untuk dijadikan pengabdian kepada masyarakat.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Tujuan dari praktikum pembuatan media kultur jaringan ini yaitu untuk

    mengetahui sifat dan komposisi pembuatan media, untuk mengetahui teknik aseptic

    pembuatan media, untuk mengetahui dan memahami rumus perhitungan larutan stok

    dan mengetahui cara pembuatan larutan stok dan media tanam dari stok-stok bahan

    kimia terutama untuk media VW (Vacin and Went).

    Adapun kegunaannya yaitu sebagai bahan informasi bagi mahasiswa khususnya

    mengenai pembuatan media kultur jaringan.

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    4/22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Media Tanaman

    Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.

    Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan

    diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan

    hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.

    Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya

    maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.

    Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media

    yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf

    (Suryowinoto, 1991).

    Sebelum membuat media, terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan stok.

    Larutan stok dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan bahan-bahan kimia

    khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering menimbang karena hal

    ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari pendingin agar tidak mudah

    rusak dan mencegah terdegradasinya bahan-bahan kimia oleh mikroba penyebab

    kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cermat, sebab larutan stok

    yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan di lemari es, dan larutan stok yang

    terkontaminasi tidak boleh digunakan lagi (Anonim2, 2012).

    Untuk memenuhi faktor pertumbuhan tanaman, media kultur jaringan yang baik

    mengandung (Anonim, 2011) :

    1. Hara anorganik

    Ada 12 hara mineral yang penting untuk pertumbuhan tanaman dan beberapa

    hara yang dilaporkan mempengaruhi pertumbuhan in vitro. Untuk pertumbuhan

    normal dalam kultur jaringan, unsur unsur penting ini harus dimasukkan dalam

    media kultur.

    2. Hara organik

    Tanaman yang tumbuh dalam kondisi normal bersifat autotrof dan dapat

    mensintesa semua kebutuhan bahan organiknya. Meskipun tanaman in vitro dapat

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    5/22

    mensintesa senyawa ini, diperkirakan mereka tidak menghasilkan vitamin dalam

    jumlah yang cukup untuk pertumbuhan yang sehat dan satu atau lebih vitamin mesti

    ditambahkan ke media. Thiamin merupakan vitamin yang penting, selain itu asam

    nikotin, piridoksin dan inositol biasanya ditambahkan. Selain bahan organik tersebut,

    bahan kompleks seringkali ditambahkan, termasuk ekstrak ragi, casein hydrolysate,

    air kelapa, jus jeruk, jaringan pisang, dan lain lain. Penambahan bahan kompleks

    ini menghasilkan media yang tak terdefinisi. Dengan penelitian yang cukup,

    semestinya bahan kompleks ini dapat diganti dengan zat tertentu, mungkin tambahan

    suatu vitamin atau asam amino.

    3. Sumber karbon

    Tanaman dalam kultur jaringan tumbuh secara heterotrof dan karena mereka

    tidak cukup mensintesa kebutuhan karbonnya, maka sukrosa harus ditambahkan ke

    dalam media. Sumber karbon ini menyediakan energi bagi pertumbuhan tanaman dan

    juga sebagai bahan pembangun untuk memproduksi molekul yang lebih besar yang

    diperlukan untuk tumbuh. Biasanya sukrosa pada konsentrasi 1 5% digunakan

    sebagai sumber karbon tapi sumber karbon lain seperti glukosa, maltosa, galaktosa

    dan laktosa juga digunakan. Ketika sukrosa diautoklaf, terjadi hidrolisis untuk

    menghasilkan glukosa dan fruktosa yang dapat digunakan lebih efisien oleh tanaman

    dalam kultur.

    4. Agar

    Umumnya jaringan dikulturkan pada media padat yang dibuat seperti gel dengan

    menggunakan agar atau pengganti agar sperti Gelrite atau Phytagel.Konsentrasi agar

    yang digunakan berkisar antara 0.7 1.0%. Pada konsentrasi tinggi agar menjadi

    sangat keras, sedikit sekali air yang tersedia, sehingga difusi hara ke tanaman sangat

    buruk. Agar dengan kualitas tinggi seperti Difco BiTek mahal harganya tapi lebihmurni, tidak mengandung bahan lain yang mungkin mengganggu pertumbuhan.

    5. pH

    Media biasanya diatur pada kisaran 5.6 5.8 tapi tanaman yang berbeda

    mungkin memerlukan pH yang berbeda untuk pertumbuhan optimum. Jika pH lebih

    tinggi dari 6.0, media mungkin menjadi terlalu keras dan jika pH kurang dari 5.2,

    agar tidak dapat memadat.

    6. Zat Pengatur Tumbuh

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    6/22

    Pada media umumnya ditambahkan zat pengatur tumbuh.

    7. Air

    Distilata biasanya digunakan dalam kultur jaringan, dan banyak lab

    menggunakan aquabides (air destilata ganda). Beberapa lab, dengan alasan ekonomi,

    menggunakan air hujan, tapi ini menyebabkan sulit mengontrol kandungan bahan

    organik dan non-organik pada media.

    8. Pemilihan Media

    Jika tidak ada informasi awal, biasanya mulai dengan media MS (Murashige dan

    Skoog 1962). Media ini mengandung konsentrasi garam dan nitrat yang lebih tinggi

    dibandingkan media lain, dan telah sukses digunakan pada berbagai tanaman dikotil.

    Untuk inisiasi kalus, 2.4-D ditambahkan ke media dengan konsentrasi 1 5 mgL-1.

    Untuk multiplikasi tunas, sitokinin seperti BAP ditambahkan dan juga diberi auksin,

    seperti NAA pada konsentrasi yang rendah.Untuk inisiasi akar, IBA pada konsentrasi

    12 mgL-1 ditambahkan.

    Komponen media kultur yang lengkap adalah sebagai berikut :

    1. Air destilasi (aquades) atau air bebas ion sebagai pelarut atau solvent

    2. Hara-hara makro dan ikro

    3. Gula (umumnya sukrosa) sebagai sumber energi

    4. Vitamin, asam amino dan bahan organic lain

    5. Zat pengatur tumbuh

    6. Suplemen berupa bahan-bahan alami

    7. Agar-agar atau gelrite sebagai pemadat media

    2.2 MediaVacin and Went (VW) (1949)

    Media ini dikembangkan khusus untuk kultur anggrek. Tanaman yang ditanamdi kebun dapat tumbuh dengan baik dengan pemupukan yang hanya mengandung N dari

    Nitrat. Knudson pada tahun 1922, menemukan penambahan 7.6 mM NH4+ disamping

    8.5 mM NO3-, sangat baik untuk perkencambahan dan pertumbuhan biji anggrek.

    Penambahan NH4+ ternyata dibutuhkan untuk perkembangan protocorm. Media Nitsch

    & Nitsch, menggunakan NO3- dan K+ dengan kadar yang cukup tinggi untuk

    mengkulturkan jaringan tanaman artichoke Jerussalem. Penambahan ammonium

    khlorida sebanyak 0.1 mM, menghasilkan pertumbuhan jaringan yang menurun.

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    7/22

    Pertumbuhan sel dari jaringan suatu organ dibandingkan dengan jaringan tumor

    tanaman Venca rosea (Catharanthus roseus), menunjukkan bahwa penambahan

    ammonium ke dalam media White yang sudah dimodifikasi, mempunyai pertumbuhan

    yang lebih baik. Konsentrasi NO3-, NH4-, K+ dan H2PO4- yang diperoleh, hampir

    sama dengan yang dikembangkan oleh Miller.

    Seperti halnya peralatan kultur, media yang digunakan juga perlu dilakukan

    sterilisasi untuk menciptakan kondisi lingkungan yang aseptic bagi eksplan. Untuk

    media kultur yang tidak mengandung bahan-bahan yang Heat-labile, sterilisasi

    dilakukan dengan autoklaf pada temperature 121Oc, tekanan antara 15 psi atau 1 atm

    dengan waktu antara 20-25 menit tergantung dari volume wadah dan volume media.

    Untuk 15-50 ml media dalam tabung reaksi atau botol kecil berukuran 50-100 ml,

    sterilisasi dilakukan pada tekanan 15 psi dengan waktu 20 menit.

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    8/22

    BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3.1 Waktu dan Tempat

    Praktikum Pembuatan Media VW ini dilaksanakan pada hari Jum'at tanggal 21

    November 2014 pukul 10.00 WIB dan bertempat di Laboratorium Bioteknologi

    Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

    3.2 Alat dan Bahan

    Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur, gelas

    piala (ukuran 2 L), timbangan digital, hot plate dan termometernya, gelas ukur, stirer,

    pH meter, corong, botol kultur, karet dan plastik, dan pipet tetes.

    Bahan-bahan yang diperlukan dan digunakan dalam praktikum pembuatan

    media antara lain agar-agar, sukrosa, air kelapa dan bahan media VW yang isinya

    berupa :

    1. (NH4)2NO3

    2. KNO3

    3. KH2PO4

    4. MgSO4. 7H2O

    5. MnSO4. 4H2O

    6. (Ca2)3PO4

    7. Fe3-Tartrat

    3.3 Prosedur Kerja

    1. Pembuatan larutan stok

    a. Larutan stok A

    1. Menimbang pesenyawaan NH4NO3sebanyak 37,5 gr

    2. Memasukan bahan yang telah ditimbang tersebut ke dalam gelas piala bersih yang

    telah berisi aquades atau air bebas ion kurang lebih 250 ml. Selanjutnya

    melakukan pengadukan hingga larut merata dengan menggunakan hotplate, jika

    berhasil larutan berwarna bening

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    9/22

    3. Memindahkan larutan tersebut ke dalam botol dan ditutup dengan plastik dan

    diikat dengan karet serta diberi label "A". Selanjutnya menyimpan larutan stok ke

    dalam ruangan pendingin.

    b. Larutan stok B KNO3(39,375 gr)

    c. Larutan stok C KH2PO4 (75 gr)

    d. Larutan stok D merupakan campuran MgSO4 . 7H2O (75 gr) dan MnSO4 . 4H2O

    (2,34 gr)

    e. Larutan stok E (Ca2)3PO4 (75 gr)

    f. Larutan Stok F Fe3-Tartrat

    ** Untuk langkah kerja larutan stok B, C, D, E dan F hampir sama dengan larutan stok

    A hanya berbeda dijumlah senyawa dan pemberian nama label.

    2. Pembuatan Medium Kultur VW

    a. Menimbang sukrosa (gulaku) sebanyak 30 gr dan agar-agar sebanyak 10,5 gr

    b. Menyiapkan gelas piala berukuran 2000 ml (2 liter) lalu dimasukkan sukrosa (30 gr)

    dan agar-agar (10,5 gr) serta larutan A (30 ml), larutan B (30 ml), larutan C (7,5

    ml), larutan D (7,5 ml), larutan E (7,5 ml) dan Larutan F (7,5 ml)

    c. Menambahkan aquades ke dalam gelas piala hingga mencapai volume 1500 ml

    (dilebihkan sedikit untuk mengantisipasi larutan yang menguap)

    d. Menghomogenkan larutan hingga merata dengan menggunakan Hot Plate dan

    Magnetik stirrer dan ditunggu hingga mendidih kemudian diukur pH nya. pH larutan

    diukur menggunakan pH meter elektrik hingga mencapai pH yang dibutuhkan yaitu

    5,7 5,8. Jika terlalu asam tambahkan NaOH atau KOH 1 M, dan jika terlalu basa

    tambahkan HCl 1 M.

    e. Selanjutnya larutan tersebut dibagi menjadi 4 bagian dan dimasukkan ke dalam gelas

    kimia masing-masing 375 ml (1500 ml : 4 = 375 ml) lalu ditambahkan dengan air

    kelapa sesuai dengan perlakuan dan tanpa air kelapa sebagai kontrol.

    1. Kontrol ( tanpa ditambahkan air kelapa)

    2. 10 % air kelapa (10 % x 375 = 37,5 ml)

    3. 20 % air kelapa (20 % x 375 = 75 ml)

    4. 30 % air kelapa (30 % x 375 = 112,5 ml)

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    10/22

    e. Medium tersebut dituangkan ke dalam botol-botol kultur sesuai dengan perlakuan.

    f. Botol kultur ditutup menggunakan plastik dan karet yang telah disterilkan dan diberi

    label kemudian disimpan di ruang kultur.

    Sterilisasi Media

    a. Botol kultur yang sudah berisi medium dimasukkan ke dalam autoclavedengan tekanan

    15 - 17,5 psi pada suhu 120 oC selama 20 menit, sampai tiga kali.

    b. Botol diangkat dan disimpan dalam ruang inkubasi sampai siap digunakan.

    c. Medium siap digunakan.

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    11/22

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Praktikum

    a. Pembuatan Larutan Stok

    Komposisi Medium Vacin dan Went (VW) (1949) pada pH 5,6 - 5,8

    Stok Senyawa per liter stokPemakaian

    Stok per liter medium

    A (NH4)2NO3 37,5 gr 30 ml 1125,00 mg

    B KNO3 39,375 gr 30 ml 1181,25 mgC KH2PO4 75 gr 7,5 ml 562,50 mg

    D MgSO4. 7H2O 75 gr 7,5 ml 562,50 mg

    MnSO4. 4H2O 2,34 gr 17,55 mg

    E (Ca2)3PO4 75 gr 7,5 ml 562,50 mg

    F Fe3-Tartrat 4,2 gr 7,5 ml 31,50 mg

    Sukrosa 30,00 mg

    Agar - agar 10,50 mg

    Pembuatan larutan stok

    No. Gambar Keterangan

    1.

    Senyawa yang digunakan dalam pembuataan

    media VW

    2.

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    12/22

    Proses penimbangan senyawa

    3.

    Proses pembuatan larutan stok

    4.

    Larutan stok yang telah selesai dan harus

    disimpan di tempat yang dingin (kulkas)

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    13/22

    b. Pembuatan Media VW

    No. Gambar Keterangan

    1.

    Penimbangan sukrosa (gula) sebanyak 30 gram

    2.

    Penimbangan agar-agar sebanyak 10,5 gram

    3.

    Memasukkan agar-agar (10,5 gr), sukrosa (30

    gr), larutan stok A, B, C, D, E dan F ke dalam

    gelas piala ukuran 2 liter lalu ditambahkan

    aquades hingga mencapai 1500 ml

    4.

    Media yang telah mendidih (berwarna bening)

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    14/22

    5.

    Penambahan air kelapa kemedia VW

    6.

    Media VW dipindahkan ke botol-botol kultur

    7.

    Botol kultur ditutup rapat dengan plastik dan

    karet lalu disimpan atau disusun di ruang

    kultur

    4.2 Pembahasan

    a. Pembuatan Larutan Stok

    Media merupakan suatu bahan yang penting untuk pertumbuhan kultur. Media

    untuk pertumbuhan kultur dapat berupa media padat dan media cair. Media padat

    biasanya digunakan untuk mengkulturkan kalus kemudian diinduksi menjadi tanaman

    lengkap, sedangkan media cair biasanya digunakan untuk kultur sel. Komponen yang

    penting dalam suatu media adalah senyawa anorganik, sumber karbon, vitamin, zat

    pengatur tumbuh, dan suplemen organik (Yuwono 2008).

    Larutan Stok Media merupakan tempat tumbuhnya tanaman. Semua kebutuhan

    yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang harus terkandung dalam

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    15/22

    media tersebut. Dalam media kultur jaringan (kuljar) telah tersedia unsur makro, unsur

    mikro, vitamin, hormon (zat perangsang tumbuh) dan lain-lain. Formula ini memang

    memudahkan pekerjaan, tapi untuk suatu penelitian yang memerlukan perubahan

    komposisi dalam satu atau beberapa komponen, maka pemisahan komponen-komponen

    penyusun media perlu dilakukan. Secara umum kebutuhan nutrisi setiap tanaman sama,

    tetapi secara khusus kebutuhannya berbeda. Kesamaannya adalah tanaman memerlukan

    hara makro dan mikro, vitamin-vitamin, karbohidrat, asam amino dan N-organik, ZPT,

    zat pemadat dan kadang ada penambahan seperti air kelapa, ekstrak ragi, jus tomat,

    ekstak kentang, bufer organik maupun arang aktif. Kebutuhan tiap tanaman berbeda

    pada hal komposisi dan jumlah yang diperlukan.

    Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan larutan stok. Diawali dengan

    penimbangan media komponen penyusun larutan stok dengan menggunakan timbangan

    analitik. Setelah dilakukan penimbangan sesuai dengan kebutuhan yaitu berdasarkan

    kepekatan atau konsentrasi yang dinginkan, maka dilakukan proses pelarutan dengan

    menggunakan aquades murni yang tidak mengandung ion. Untuk larutan stok yang

    terdiri lebih dari satu persenyawaan maka proses pelarutan dilakukan pada tempat yang

    berbeda hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara masing-msing

    persenyawaan misalnya reaksi penggaraman yang dapat meyebabkan degradasi atau

    penurunan dari larutan stok itu sendiri.

    Untuk membuat larutan stok A diperlukan (NH4)2NO3 37,5 gr kemudian

    memasukkannya ke dalam gelas kimia dan menambahkan akuades sekitar 250 ml,

    kemudian sambil diaduk mengunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan

    hot plate. Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut

    dituangkan pada botol yang telah disiapkan dan ditutup rapat kemudian diberi lebel A.

    Larutan harus terlarut sempurna agar pada waktu diletakkan dilemari es tidak terjadiendapan. Biasanya larutan yang sudah mengalami pengendapan, tidak dapat digunakan

    lagi. Pengendapan larutan stok umumnya terjadi bila kepekatan dapat dihindari dengan

    membuat larutan yang tidak terlalu pekat atau tidak menggunakan larutan campuran,

    yaitu dengan membuat satu larutan stok hanya untuk satu jenis bahan (terutama untuk

    unsur hara makro). Kondisi simpan juga diperhatikan, karena ada beberapa bahan yang

    tidak tahan dalam suhu tinggi atau cahaya. Larutan stok kadang-kadang juga ditumbuhi

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    16/22

    oleh mikroorganisme, larutan stok yang terkontaminasi ini tidak dapat digunakan

    lagi.Untuk larutan stok yang lain pembuatannya sama dengan larutan A.

    Setelah selesai membuat larutan stok, larutan stok yang telah jadi disimpan

    pada lemari pendingin secara berurutan (A-F). Botol tersebut (tempat larutan stok)

    sebelumnya telah disterilkan. Untuk penggunaannya dalam pembuatan media yaitu

    dengan cara mengencerkan larutan stok yang telah dipipet sesuai dengan kebutuhan

    dengan menggunakan aquades. Dengan adanya larutan stok dapat memberi keuntungan

    antara lain yaitu menghemat waktu pekerjaan, menimbang bahan media setiap kali ingin

    membuat media, mengatasi kesulitan menimbang dalam konsentrasi kecil dan

    mengurangi kerusakan bahan kimia akibat terlalu sering dibuka dan ditutup. Larutan

    stok dalam bentuk cair disimpan di dalam lemari es. Pembuatan larutan stok harus

    dilakukan dengan cermat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami

    penendapan di dalam lemari es. Jika terjadi pengendapan, maka sebelum larutan stok

    digunakan terlebih dahulu harus dipanaskan.

    b. Pembuatan Media VW (Vacin dan Went)

    Media kultur jaringan anggrek paling terkenal dan telah menjadi media dasar

    cloning anggrek adalah media Vacin and Went (media VW). Media yang

    diformulasikan dan diperkenalkan oleh E. Vacin dan F. Went sejak tahun 1949 ini

    terdiri dari unsur hara makro dan mikro dalam bentuk garam-garam anorganik dengan

    jumlah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman khususnya anggrek. Komposisi dan

    cara membuat media ini seolah telah dan harus menjadi keahlian dasar para praktisi

    kultur jaringan anggrek. Sehingga demikian, banyak penelitian yang mempelajari

    pengaruh pemberian unsur tambahan ke dalam media VW terhadap pertumbuhan

    bahan tanaman (plantlet). Sehingga saat ini, salah satu media kultur jaringan anggrekyang umum digunakan adalah media Vacin and Went ditambah 1) bahan organik

    kompleks (seperti air kelapa dan pisang) dan 2) sumber energi, yaitu karbohidrat

    sederhana (seperti sukrosa, glukosa dan fruktosa). Selain itu, untuk media padat

    ditambahkan agar-agar dan charcoal (arang aktif).

    Pada praktikum ini media VW dibuat dalam perlakuan yang berbeda-beda

    terdiri dari 10 % air kelapa, 20% air kelapa, 30% air kelapa dan kontrol (tanpa

    penambahan air kelapa). Air kelapa ini berfungsi sebagai hormon.

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    17/22

    Air kelapa saat ini telah menjadi bahan tambahan tetap media VW di dunia

    kultur jaringan anggrek Indonesia. Menurut Widiastoety et al., (1997), dalam

    penggunaannya, jenis kelapa tidak memberikan efek yang berbeda terutama antara

    kelapa varietas genjah kuning dan varietas genjah hijau. Apa yang perlu diperhatikan

    adalah tingkat ketuaan buah kelapa.

    Widiastoety et al. (1997) menyatakan bahwa penambahan air kelapa umur muda

    dan umur sedang sebanyak 150 ml/L media dapat mendorong pertumbuhan tinggi,

    panjang dan lebar daun serta panjang dan jumlah akar plantlet anggrek Dendrobium,

    sedangkan pemberian kelapa tua tidak memberikan efek yang berbeda dengan media

    tanpa air kelapa. Air kelapa baik digunakan pada media kultur jaringan karena

    mengandung zat atau bahan-bahan seperti vitamin, mineral, asam-asam amino, dan

    asam nukleat fosfor serta zat tumbuh auksin dan asam giberelat yang berfungsi sebagai

    penstimulir proliferasi jaringan, memperlancar metabolisme dan respirasi (Tuleckle et

    al., 1961 didalam Widiastoety et al., 1997).

    Selain itu, air kelapa juga mengandung zeatin dan ribozeatin (kelompok zat

    tumbuh sitokinin) yang mempunyai kemampuan dalam merangsang pembelahan dan

    diferensiasi sel, terutama dalam hal pembentukan pucuk tanaman dan pertumbuhan akar

    (Hess, 1975 didalam Widiastoety et al., 1997). Selain itu, air kelapa juga mengandung

    karbohidrat yang merupakan bahan dasar untuk menghasilkan energi dalam proses

    respirasi dan bahan pembentukan sel-sel baru.

    Penggunaan air kelapa tua kurang berdampak positif karena kandungan zat hara

    dalam air kelapa tersebut telah tidak mencukupi lagi bagi kebutuhan tanaman. Dalam

    hal ini, unsur-unsur hara tersebut telah digunakan untuk pembentukan daging buah air

    kelapa (Widiastoety et al., 1997). Sama dengan manusia, sumber energi utama tanaman

    adalah karbohidrat. Karena pentingnya peran karbohidrat untuk pertumbuhan tanamantersebut, maka ke dalam media kultur jaringan anggrek ditambakan pula sumber

    karbohidrat sederhana, seperti sukrosa, glukosa dan fruktosa.

    Meskipun didalam persenyawaan komplek organik (air kelapa, pisang, ubi kayu)

    yang biasa ditambahkan ke dalam media kultur jaringan sumber energi tersebut telah

    tersedia, namun karena karbohidrat tersebut telah banyak digunakan untuk proses

    respirasi dan pembentuk sel-sel baru tanaman maka penambahan sumber energi lainnya

    sangat diperlukan guna mencukupi kebutuhan tanaman. Karbohidrat yang digunakan

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    18/22

    umumnya sukrosa atau glukosa pada konsentrasi 2-3% (Murashige, 1974 didalam

    Widiastoety et al., 1997).

    Agar dapat mencukupi kebutuhan karbon, maka sukrosa harus ditambahkan

    ke dalam media. Tanaman dalam kultur jaringan tumbuh secara heterotrof dan karena

    mereka tidak cukup mensintesa kebutuhan karbonnya. Sumber karbon ini menyediakan

    energy bagi pertumbuhan tanaman dan juga sebagai bahan pembangun untuk

    memproduksi molekul yang lebih besar yang diperlukan untuk tumbuh.

    Bahan pemadat media yang digunakan adalah agar-agar. Agar-agar adalah

    campuran polisakarida yang diperoleh dari beberapa spesies algae. Dalam analisa unsur,

    diperoleh data bahwa agar-agar mengandung sedikit unsur Ca, Mg, K, dan Na

    (Debergh, 1982 dalam Gunawan, 1992).

    Smith (1992) menyatakan pemilihan media kultur jaringan merupakan kunci

    sukses dalam kultur jaringan. Hal ini menyebabkan banyak diadakan penelitian untuk

    memodifikasi media-media yang memberikan respon berbeda terhadap berbagai macam

    tanaman. Sumber karbon merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

    menentukan keberhasilan kultur jaringan selain kombinasi zat tumbuh (ZPT). Sumber

    karbon berfungsi sebagai sumber energi yang dibutuhkan oleh sel untuk dapat

    melakukan pertumbuhan (Kimball, 1994). Glukosa dan fruktosa sebagai hasil hidrolisis

    sukrosa dapat merangsang pertumbuhan beberapa jaringan. Konsentrasi sukrosa

    berpengaruh terhadap pertumbuhan kalus (Srilestari, 2005).

    Pada praktikum yang kami lakukan penambahan NaOH pada larutan sebab pH

    larutan berada di bawah kisaran pH yang dianjurkan yaitu sebesar 5,6 karena bahan

    pembuat medianya kebanyakan golongan asam. Kemudian dilakukan pengukuran pH

    dan ditetapkan sampai 5.8. Pengaturan pH dilkukan untuk menjamin ketersediaan

    unsure hara bagi eksplan di dalam botol kultur. Karena pada praktikum ini, media yangdigunakan adalah media padat maka diperlukan bahan pemadat berupa agar. Agar yang

    diberikan yaitu sebesar 10,5 gram dimasukkan kedalam larutan penyusun media dan

    dipanaskan. Pengukuran pH tidak lagi dilakukan karena apabila larutan media yang

    telah ditambahkan agar diukur pH-nya maka akan merusak pH-meter. Konsentrasi agar

    yang terlalu tinggi dapat mengurangi difusi persenyawaan dari dan ke arah eksplan

    sehingga pengambilan hara dan zat tumbuh berkurang, sedangkan zat penghambat dari

    eksplan tetap berkumpul di sekitar eksplan. Setelah mencapai titik didih yang ditandai

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    19/22

    dengan larutan berwarna bening dan terdapat gelembung maka larutan dituangkan ke

    dalam botol-botol kultur. Kemudian botol ditutup dengan plastik dan diikat dengan

    karet yang sebelumnya telah disterilkan dan dilakukan sterilisasi basah dengan

    menggunakan autoclave selam 20 menit pada suhu 1200C dan pada tekanan 15 psi.

    Setelah itu botol-botol kultur diletakan di dalam ruang kulur pada rak-rak yang telah

    tersedia.

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    20/22

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

    Dengan adanya larutan stok dapat memberi keuntungan antara lain yaitu menghemat

    waktu pekerjaan, menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media,

    mengatasi kesulitan menimbang dalam konsentrasi kecil.

    Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan larutan stok

    yang terdiri dari stok A-F melalui beberapa tahapan antara lain: penimbangan

    persenyawaan, pelarutan senyawa kimia dengan menggunakan aquades, penetapan

    volume akhir, pelabelan dan panyimpanan pada lemari es.

    Sterilisasi merupakan suatu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau

    benda dari semua mikroorganisme. Sterilisasi yang digunakan pada praktikum ini

    dengan menggunakan senyawa kimia dan pemanasan uap air bertekanan (Autoklaf)

    Media Vacin and Went (VW) adalah salah satu media dasar yang paling banyak

    digunakan untuk pembibitan anggrek.

    5.2 Saran

    Sebaiknya dalam praktikum pembuatan media menggunakan massa atau

    konsentrasi senyawa yang sesuai agar tidak terjadi pengendapan pada botol stok dan

    mahasiswa diberi waktu yang cukup untuk lebih mengenal dan memahami media-media

    yang digunakan dalam kultur jaringan agar mahasiswa lebih memahaminya.

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    21/22

    DAFTAR PUSTAKA

    Gunawan, L.W. 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan Pusat Antar Universitas

    (PAU) Bioteknologi IPB Bogor. 165 hal.

    Hendaryono dan Ir Ari Wijayani, 2007. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius, Yogyakarta

    Kimball, J.W. 1994. Biologi. Erlangga. Bogor

    Lawalata, Imelda Jeanette.2011. Pemberian Beberapa Kombinasi ZPT Terhadap

    Regenerasi Tanaman Gloxinia (Siningia speciosa) dari Eksplan Batang dan

    Daun Secara In Vitr. J.Exp. Life Sci. Vol. 1 No. 2, Feb 2011.Ambon

    Marlin, dkk. 2012.Penuntun Praktikum Kultur Jaringan. Fakultas Pertanian UniversitasBengkulu, Bengkulu.

    Nugroho, A dan H. Sugianto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tehnik Kultur Jaringan.

    Penebar Swadaya, Jakarta.

    Sitorus, Ertina Novaria, DKK. 2011. Induksi Kalus Binahong (Basella rubra L.)

    Secara In Vitro Pada Media Murashige & Skoog Dengan Konsentrasi

    Sukrosa Yang Berbeda. BIOMA, Juni 2011 ISSN: 1410-8801 Vol. 13, No.

    1.Semarang

    Smith, R.S. 1992. Plant Tissue Culture Techniques and Experiments. Academic Press.USA.

    Srilestari, R. 2005. Induksi Embrio Somatik Kacang tanah Pada Berbagai Macam

    Vitamin dan Sukrosa.Ilmu pertanian Vol. 12. No. 1. Hal 43-51.

    Yusnita, 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Srcara Efisien. P.T

    Agromedia Pustaka, Tangerang.

    Zulkarnain. 2009.Kultur Jaringan Tanaman : Solusi Perbanyakan Tanaman Budidaya.

    Bumi Aksara, Jakarta

  • 7/23/2019 pembuatan larutan stok dan media VW

    22/22