perawatan industri proses

Upload: ibnu-wicaksono

Post on 25-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    1/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    BAB III

    PERAWATAN BEBERAPA KOMPONEN INDUSTRI PROSES

    3.1 Kelurusan Poros3.1.1 Pengertian dan Dasar Kelurusan Poros

    Kelurusan poros/shaft alignment adalah pemosisian secara tepat garis sumbu (center line)

    dari komponen penggerak(drive) dan komponen yang digerakkan (driven)8. Ketidak

    lurusan sumbu rotasi drive dan driven adalah sumber utama getaran yang terjadi didalam

    sistem. Oleh karena itu sumbu rotasi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga getaran

    yang ditimbulkannya tidak melebihi batas aman yang telah ditetapkan berdasarkan

    kondisi operasi sistem. Pengaturan yang tepat dari sumbu rotasi akan mengurangi

    konsumsi daya yang diperlukan mesin, meminimalisasi noise yang terjadi,

    memperpanjang umur bearing, seal dan kopling.

    Shaft dikatakan dalam kondisi lurus apabila posisi sumbu rotasi antara drive dan driven

    kolinear. Yang dimaksud dengan kolinear adalah keduanya saling membentuk suatu garis

    lurus(walaupun hanya imajiner). Variasi yang terjadi akibat konfigurasi komponen

    mesin, panas yang dihasilkan selama operasi dapat menyebabkan kaki-kaki yang

    menyokong mesin berubah, dan hal ini menyebabkan orientasi vertical maupun

    horizontal sumbu drive dan driven berubah.

    Pemeriksaan alignment secara periodik masih merupakan cara terbaik untuk memelihara

    keandalan komponen sistem. Walaupun komponen mesin telah dipasang secara tepat

    untuk menghindari alignment tetapi, misalignment dapat timbul dalam periode waktu

    yang pendek. Sebab utamanya antara lain : pergeseran fondasi mesin (settling), benturan

    yang tidak disengaja antara mesin dan benda asing yang berada disekitar mesin, expansi

    termal akibat operasi mesin, karat, dan lain sebagainya. Indikasi dari misalignment dalam

    mesin rotasi antara lain : getaran yang berlebihan (baik dalam arah horizontal & vertikal),temperatur bearing yang berlebihan (walaupun pelumasan telah dilakukan dengan baik),

    noise yang berlebihan, dan keausan kopling.

    33

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    2/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.1.2 Kondisi Kelurusan/Alignment

    3.1.2.1 Kelurusan Sempurna/Perfect Alignment

    Dua poros dikatakan dalam kondisi perfect alignment jika kedua sumbu putar poros

    kolinear dan beroperasi secara kaku/solid ketika dipasangkan. Kondisi ini dapat dilihat

    dari Gambar 3.1. Akan tetapi kondisi ini sangat jarang ditemukan karena walaupun kedua

    sumbu putaran telah terpasang dengan baik, tidak menutup kemungkinan terjadinya

    pergeseran sumbu akibat operasi peralatan yang bersangkutan.

    Gambar 3.1 Kondisi Kelurusan Sempurna

    3.1.2.2 Offset atau Parallel Misalignment

    Offset atau yang sering disebut dengan parallel misalignment adalah kondisi dimana

    kedua sumbu penggerak dan yang digerakkan terpisah secara horizontal ataupun vertikal.

    Biasanya satuan yang digunakan untuk mengukur jarak antar kedua sumbu adalah inch.

    Gambar 3.2 menunjukkan dua buah sumbu putar yang parallel tetapi tidak kolinear

    Gambar 3.2 Kondisi Parallel Misalignment

    3.1.2.3 Angular atau Face Alignment

    34

    Angular atau face alignment adalah kondisi dimana salah satu sumbu komponen mesin

    (baik drive maupun driven), membentuk suatu sudut dengan besar tertentu, sehingga

    meski dalam satu bidang, tetapi kedua sumbu tidak kolinear. Kondisi ini diperlihatkan

    dengan Gambar 3.3

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    3/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Gambar 3.3 Angular atau face alignment

    3.1.2.4 Combination atau Skew Misalignment

    Kombinasi atau skew alignment adalah kondisi dimana kedua sumbu drive dan driven

    mengalami offset misalignment dan angular misalignment. Kondisi ini dapat dilihat dari

    Gambar 3.4 berikut ini.

    Gambar 3.4 Combination atau Skew Misalignment

    3.1.3 Metode dan Peralatan Alignment

    Ada dua metode yang umum dilakukan dalam melakukan perbaikan alignment, yaitu :

    dengan menggunakan dial indikator dan menggunakan laser atau alat optik. Metode dial

    indikator menggunakan paling tidak dua buah dial indikator beserta alat pencengkramnya

    yang diletakkan berlawanan satu sama lain, sedangkan metode optik menggunakan

    prinsip kerja cahaya dan sensor yang dapat memberikan informasi tentang posisi.

    Walaupun metode dial indikator dan optik berbeda dalam peralatannya, tetapi teori

    pemeriksaannya pada dasarnya sama, yaitu mengukur offset maupun angularitas dari

    sumbu rotasi komponen yang akan diatur posisinya, relatif terhadap komponen yang

    statis. Komponen yang statis diasumsikan memiliki kekakuan yang baik, dan diletakkan

    secara tepat.

    35

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    4/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.1.3.1 Metode Dial Indikator

    Gambar dari dial indikator yang umum digunakan dapat dilihat dari Gambar 3.5 berikut

    ini:

    Gambar 3.5 Dial Indikator

    Dalam metode dial indikator, ada dua jenis teknik yang dapat digunakan untuk

    memposisikan dial indikator, yaitu : reverse dial indikator method dan rim-face method.

    Reversed dial indikator merupakan metode yang tingkat keakurasiannya paling baik.

    Dial indikator yang digunakan akan mengukur besarnya offset vertikal/horizontal, dan

    sudut yang terjadi. Pembacaan posisi dilakukan secara simultan di empat titik (angka 12,

    3, 6 dan 9). Ilustrasi metode ini dapat dilihat dari Gambar 3.6

    Gambar 3.6 Metode alignment reverse dial indikator

    36

    Dua buah dial indikator diletakkan pada masing-masing poros(drive dan driven). Posisi

    awal dari dial indikator dinamakan titik zero. Kemudian secara perlahan poros diputar

    dan dicatat angka yang ditunjukkan oleh dial indikator.

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    5/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Rim-Face indikator adalah metode dimana salah satu dial indikator diletakkan pada

    mesin statisioner, sedangkan yang lain diletakkan pada mesin yang akan

    dipindahkan/Machine To Be Move(MTBM). Ilustrasi dari metode ini dapat dilihat dari

    Gambar 3.7

    Gambar 3.7 Metode Rim-Face Alignment

    3.1.3.2 Metode Optik/Laser

    Prinsip yang digunakan pada metode ini pada dasarnya sama dengan prinsip kerja reverse

    dial indikator, hanya alat ukur yang digunakan adalah alat optic yaitu sinar laser.

    Ilustrasinya metode ini diperlihatkan pada Gambar 3.8. Seperti yang terlihat pada

    gambar, 2 buah sensor diletakkan secara kaku pada masing-masing poros. Ketika poros

    dirotasikan satu terhadap yang lainnya, sinar yang dipantulkan oleh alat pemantul sinarditangkap oleh sensor yang berada didekatnya. Alat penerima akan merekam offset dan

    angularitas poros berdasarkan sinar yang dideteksinya.

    Gambar 3.8 Metode Alignment dengan sinar laser

    37

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    6/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Kelebihan dari metode ini adalah penggunaan mikroprosesor yang dapat mengeleminasi

    kesalahan pencatatan data yang sering timbul sebagai dampak mekanik penggunaan dial

    indikator. Akan tetapi metode ini juga memiliki kelemahan, dimana penggunaan sinar

    laser sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat pemeriksaan, seperti gelombang

    panas radiasi, kelembaban udara lingkungan, perbedaan temperatur lingkungan, dan

    debu dapat mendistorsi sinar laser.

    Hal ini dapat diminimalkan dengan penggunaan tabung plastik yang mengisolasi sinar

    laser dari lingkungannya. Tabung ini diletakkan pada pemancar dan penerima sinar laser.

    Material tabung dirancang untuk dapat memancarkan dan menerima gelombang sinar

    laser tanpa mempengaruhi jalannya sinar laser.

    3.1.4 Perhitungan AlignmentSetelah data rekaman dari metode alignment yang digunakan diperoleh, pengolahan data

    yang baik juga mutlak diperlukan untuk memperoleh kondisi alignment yang akurat.

    Skema pengambilan data kelurusan dari Gambar 3.9 diperoleh persamaan :

    tana rise

    Ab run

    = = (3.1)

    Sehingga untuk data yang banyak, dapat juga kita applikasikan persamaan (3.1) menjadi :

    31 2

    1 2 3

    tan riserise rise riseArun run run run

    = = = =4

    4

    ..(3.2)

    38

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    7/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Gambar 3.9 Pengambilan data alignment yang disederhanakan

    3.2 Membalance Komponen Mesin yang Berputar

    3.2.1. Defenisi Balancing

    Balancing adalah prosedur yang dilakukan untuk mengetahui distribusi massa komponen

    mesin yang berotasi, dan mengaturnya sedemikian rupa, sehingga getaran yang

    dihasilkan dan dialami oleh bantalan akibat putaran mesin masih tetap dalam toleransi

    yang ditetapkan9.

    3.2.2 Tujuan Balancing

    Sebuah komponen mesin yang tidak balans akan menimbulkan getaran dan beban yang

    harus ditanggung oleh komponen tersebut dan penyokongnya. Oleh karena itu, proses

    balancing berguna untuk :

    1) Memperpanjang umur bearing

    2) Meminimalkan getaran yang terjadi

    3)

    Meminimalkan kebisingan dan menurunkan noise yang terjadi

    4) Meminimalkan tegangan operasi

    5) Memperpanjang umur dan daya tahan koponen terhadap fatigue

    6) Meminimalkan kerugian daya

    7) Meningkatkan kualitas produk

    Mesin pembalans digunakan untuk mendeteksi, mencari lokasi dimana terdapat

    unbalance/ketidak balans dalam komponen. Kondisi balans adalah kondisi yang tidak

    dapat diukur, tetapi dapat dideteksi melalui kehadiran unbalance, sehingga mesin-mesinpembalans hanya mendeteksi adanya unbalans bukan keadaan balans.

    39

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    8/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.2.3 Penyebab Umum Unbalance

    Penyebab umum dari unbalance antara lain:

    1. Toleransi selama proses fabrikasi, termasuk saat peleburan(casting), pemesinan

    dan pemasangan(assembly)

    2. Variasi yang terdapat pada material seperti cacat, porosity, perbedaan ukuran

    butir, dan kerapatannya seperti terlihat pada Gambar 3.10.

    3. Ketidaksimetrian selama proses perancangan produk tersebut seperti perbedaan

    bentuk, lokasi dan sebagainnya

    4. Ketidaksimetrian sebagai akibat operasi komponen, seperti distorsi, perubahan

    ukuran karena tegangan torsional, gaya aerodinamis, dan perubahan temperatur

    operasi

    Gambar3.10 Konstruksi umum penyebab unbalance

    3.2.4 Jenis-Jenis Unbalance

    3.2.4.1 Static Unbalance

    Static unbalance atau yang sering juga disebut force unbalance adalah kondisi dimana

    sumbu utama gaya inersia komponen berpindah dalam arah yang parallel dengan sumbu

    rotasi komponen, seperti terlihat dalam Gambar 3.11.

    40

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    9/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Gambar3.11 Static Unbalance

    Tipe unbalance ini paling sering ditemukan pada komponen yang berbentuk piringan

    seperti roda gila, turbin wheel, dan sebagainya. Kondisi unbalance ini dapat dikoreksi

    dengan meletakkan massa pembalans yang ditempatkan berlawanan dengan lokasi

    terdapatnya massa unbalance, tetapi tegak lurus dengan sumbu rotasi dan pusat gravitasi

    komponen. Static unbalance hanya diperbolehkan pada komponen yang beroperasi pada

    kecepatan putar rendah.

    3.2.4.2 Couple Unbalance

    Kondisi couple unbalance dapat dilihat dari Gambar 3.12, dimana pada keadaan tersebut,

    sumbu utama gaya inersia berpotongan dengan sumbu poros di pusat gravitasi. Hal ini

    terjadi jika terdapat 2 buah massa unbalance yang terletak pada arah yang saling

    berlawanan. Couple unbalance ini tidak dapat dikoreksi menggunakan 1 buah massa

    tambahan pada satu bidang. Setidaknya harus ada 2 buah massa pembalans yang harus

    ditempatkan pada bidang yang berlawanan. Atau dengan perkataan lain, couple

    unbalance memerlukan couple yang lain untuk mengoreksinya.

    Gambar 3.12 Couple Unbalance

    41

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    10/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.2.4.3 Quasi Static Unbalance

    Quasi Static Unbalance seperti digambarkan pada Gambar 3.13 adalah kondisi dimana

    sumbu utama gaya inersia berpotongan dengan sumbu poros dan pusat gravitasi dititik

    yang tidak saling terhubung. Seperti terlihat pada Gambar, terdapat kombinasi antara

    static unbalance dengan couple unbalance

    Gambar3.13 Quasi-Static Unbalance

    3.2.4.4 Dynamic Unbalance

    Dynamic Unbalance adalah kondisi unbalance dimana baik sumbu utama gaya inersia

    atau sumbu poros tidak parallel maupun berpotongan. Kondisi ini adalah kondisi yang

    paling sering terjadi di lapangan. Kondisi dynamic unbalance dapat kita lihat dari

    Gambar 3.14

    Gambar3.14 Dynamic Unbalance

    42

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    11/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.2.5. Mesin Pembalans

    Berdasarkan metode pengoperasiannya, mesin pembalans dapat dikategorikan dalam 2

    jenis, yaitu :

    1. Gravity balancing machines

    2. Centrifugal Balancing machines

    3.2.5.1 Gravity Balancing Machines

    Ada tiga jenis mesin yang termasuk dalam mesin pembalans gravitasi, yaitu : horizontal

    ways(sisi pisau), roller stands dan vertical pendulum. Ketiga jenis mesin ini dapat dilihat

    konstruksinya pada Gambar 3.15.

    Horizontal ways(sisi pisau)

    Roller Stands

    Vertical Pendulum

    Gambar 3.15 Jenis Gravity Balancing Machines

    43

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    12/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Prinsip yang digunakan dalam gravity balancing machines ini adalah fakta dimana

    sebuah benda bebas cenderung untuk mencari posisi dimana pusat gravitasi terendah.

    Pada mesin tipe horizontal ways, sebuah massa diletakkan pada ujung sisi pisau mesin,

    seperti ditunjukkan di halaman sebelumnya. Diasumsikan bahwa rotor yang digunakan

    telah balans, dan posisi kedua mata pisau sejajar, parallel dan lurus. Setelah ditambahkan

    suatu massa tertentu, maka dalam operasinya massa akan bergerak kearah titik dimana

    terdapat pusat gravitasi yang terendah. Posisi terendah ini mengidentifikasikan arah sudut

    unbalance yang terjadi. Pengukuran besar unbalance yang terjadi dilakukan dengan

    metode empiris, yaitu dengan menambahkan sejumlah massa tertentu diarah yang

    berbeda, sampai tercapai kondisi kesetimbangan.

    Prinsip kerja yang digunakan pada roller stands hampir sama dengan yang digunakan

    pada horizontal ways, tetapi kelebihan dari roller stands ialah tidak memerlukan

    pengaturan yang presisi dari roller tersebut.

    Pada vertical pendulum, digunakan sebuah piringan yang dijepit dengan sebuah kabel

    fleksibel dimana kabel tersebut berimpit dengan pusat gravitasinya. Penambahan beban

    tertentu akan mengakibatkan posisi piringan berubah, dikarenakan posisi yang lebih berat

    akan menjadi lebih rendah daripada sisi yang lain. Penentuan besar dan sudut unbalance

    tetap dilakukan dengan prinsip yang sama dengan kedua jenis mesin yang telah

    dijelaskan diatas. Perlu diketahui bahwa mesin pembalans gravitasi hanya baik dilakukan

    pada mesin yang beroperasi pada putaran rendah dan konstruksi yang relative kecil

    seperti jet engine turbine dan compressor.

    3.2.5.2 Centrifugal Balancing Machines

    Pada jenis mesin pembalans ini digunakan 2 buah jenis bearing,yaitu soft bearing dan

    hard bearing. Kedua jenis tersebut hanya berbeda kekakuan bearing yang digunakannya.

    Konstruksi dari mesin tersebut secara sederhana dapat dilihat dari Gambar 3.16.

    Bearing dan komponen penyokong lain yang melekat padanya bergetar seiring dengan

    getaran motor dan massa tambahan yang terdapat didalamnnya.

    44

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    13/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Gambar 3.16 Centrifugal Balancing Machines

    3.2.6 Perawatan dan Penggunaan Mesin Pembalans

    Mesin pembalans juga dapat dikategorikan berdasarkan daerah kerja dipergunakannya

    mesin tersebut, yaitu:

    1) Universal Balancing Machines.

    Universal Balancing Machines adalah mesin pembalans yang dapat disesuaikan

    dengan berbagai jenis dan ukuran rotor. Mesin ini dapat mengukur unbalance

    dengan ukuran rotor mulai dari 1-100 lb. Pengukuran besar dan arah unbalance

    dapat ditentukan dengan suatu instrumentasi yang baik yang terdiri dari berbagai

    jenis sensor, amplifier, ADC, dan berbagai display device lainnya. Mesin dengan

    kategori ini cocok untuk industri kecil dan usaha kecil dibidang balancing.

    2) Semi Automatic Balancing Machines.

    Mesin tipe ini adalah mesin yang sangat banyak jenisnya, mulai dari yang hampir

    universal hingga mendekati full automatic. Mesin dengan kategori ini dapat

    menunjukkan paling tidak salah satu dari kriteria berikut:

    Menyimpan memori tentang besar unbalance sebagai referensi untuk

    proses berikutnya.

    45

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    14/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Menyimpan memori tentang posisi angular unbalance sebagai referensi

    untuk proses berikutnya.

    Menghitung besar dan posisi unbalance.

    Memasangkan drive mesin pembalans dengan rotornya.

    Mengawali dan menghentikan putaran.

    Menngoreksi sisa unbalance setelah dilakukan balancing.

    Melepaskan drive mesin pembalans dari rotornya.

    Oleh karena proses-proses tersebut, mesin semi otomatis yang paling handal,

    dapat melaksanakan seluruh kegiatan diatas, dan hanya meninggalkan pekerjaan

    memasang ataupun melepas beban (hanya dapat dilakukan oleh operator).

    3) Full Automatic Balancing Machines with Automatic Transfer of Work

    Mesin dengan penggunaan full automatic menggunakan satu atau bahkan lebih

    stasiun proses. Komponen yang hendak dibalans diangkut dengan menggunakan

    konveyor, demikan pula komponen yang telah dibalans. Seluruh langkah-langkah

    yang diperlukan dalam proses balancing, bahkan pemegangan rotor dilakukan

    tanpa operator. Mesin ini juga melakukan inspeksi terhadap sisa unbalance

    sendiri. Dalam mesin satu stasiun, seluruh proses perhitungan unbalance,

    penentuan lokasi, koreksi dan inspeksinya dilakukan secara berturut-turut dalam

    satu stasiun, sedangkan dalam multiple stages langkah-langkah balancing dapat

    dilakukan di dua atau lebih stasiun. Mesin ini memiliki siklus waktu pengerjaan

    yang lebih singkat dibanding dengan mesin stasiun tunggal.

    Tiap-tiap komponen mesin yang berputar umumnya memiliki unbalance, yang

    toleransinya bergantung dari fungsi komponen tersebut. Tabel 3.1.

    Tabel 3.1

    Tingkat Kualitas Balancing Berbagai Komponen Berdasarkan ISO 1940 dan ANSI S2.19-1975

    Kualitas Balance Jenis Komponen

    G 4000 Poros engkol dari mesin diesel kapal laut dengan putaran rendah dan

    jumlah slinder yang relatif kecil.

    G 1600 Poros engkol yang terpasang secara kaku pada mesin 2 langkah

    G 630 Poros engkol pada mesin 4 langkah dan mesin kapal laut berslinder banyak

    46

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    15/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    G 250 Poros engkol yang terpasang secara kaku pada mesin diesel putaran tinggi

    G 100 Poros engkol mesin diesel dan bensin dengan jumlah slinder lebih dari 6

    untuk mobil, truk dan lokomotif.

    G 40 Roda kendaraan dan poros kemudi mobil, truk dan lokomotif, penggerak

    poros engkol yang terpasang secara elastis pada mesin diesel dan bensin

    putaran tinggi.

    G 16 Poros penggerak (poros propeller, poros gardan) dengan kebutuhan

    khusus, komponen mesin pemecah/penghancur, komponen mesin

    pertanian, komponen mesin individual (diesel dan bensin) untuk mobil,

    truk dan lokomotif. Poros penggerak engkol mesin berslinder 6 atau lebih

    untuk penggunaan khusus.

    G 6.3 Komponen mesin di industri proses, roda gigi turbin utama pada mesin

    kapal laut, rotor pada turbin gas pesawat, roda gila, impeller pompa,

    komponen mesin untuk kegunaan khusus.

    G 2.5 Turbin gas dan uap, turbogenerator, turbo-kompressor, elecrical armateurs

    untuk kondisi penggunaan spesial, pompa penggerak turbin

    G 1 Tape recorder dan phonograph, mesin gerinda, mesin listrik untuk tujuan

    tertentu

    G 0.4 Spindel dan armateur gerinda khusus, giroskop

    3.3 Perawatan Bearing

    Fungsi fundamental dari suatu bearing adalah mengurangi gesekan dan keausan antara

    dua buah komponen yang saling berputar. Begitu pentingnya fungsi bearing tersebut

    sehingga jangka waktu mesin tetap beroperasi pada efisiensi maksimumnya tergantung

    dari pemilihan bearing yang tepat, pemasangan yang baik, pelumasan dan perawatan

    yang tepat.

    Jenis Bearing yang digunakan dalam suatu aplikasi tergantung dari jenis pergerakan

    relatif yang diperlukan. Jenis gerakan ini antara lain: rotasi pada sebuah titik, rotasi pada

    garis, translasi sepanjang garis, rotasi pada bidang dan translasi pada bidang. Gerakan

    yang dilakukan bisa bersifat kontiniu ataupun osilasi. Berdasarkan tipe pergerakannya

    bearing dapat dibagi dalam tiga jenis yaitu : radial, thrust dan guide bearing. Radial

    bearing menyokong beban radial yang bekerja pada poros. Beban ini dapat berarah

    47

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    16/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    kedalam ataupun keluar titik pusat putaran poros, seperti yang terdapat pada roda sepeda

    pada umumnya. Thrustbearing menyokong dan menahan beban dalam arah axial. Thrust

    bearing juga menyokong poros tetap dalam arah pergerakannya secara axial. Guide

    bearing menyokong dan mengarahkan batang yang memiliki arah gerakan luncur/sliding

    dan bolak-balik/reciprocating. Secara skematis, kondisi pembebanan yang dialamai

    bearing dapat dilihat dari Gambar 3.17

    Gambar3.17 Kondisi pembebanan umum pada bearing.

    3.3.1 Pemilihan Material Bearing

    Keandalan yang dimiliki bearing sudah dimulai sejak proses pemilihan material yang

    digunakan10

    . Hal ini disebabkan oleh permukaan dua buah elemen yang saling kontak

    harus bergerak, sehingga umurnya ditentukan oleh sifat-sifat material yang digunakan

    dalam pembuatan bearing tersebut. Pemilihan material akan menentukan besarnya

    konstanta friksi yang terjadi. Pada kebanyakan mesin, poros dibuat dari baja, sehingga

    material bearing yang digunakan umumnya lebih lunak daripada baja, sebagai komponen

    yang dirancang untuk dikorbankan bagi fenomena gesekan yang terjadi. Hal ini menjadi

    keputusan karena mengganti bearing jauh lebih murah dibandingkan dengan mengganti

    poros. Umumnya material yang digunakan untuk bearing adalah besi cor, kuningan(untuk

    pembebanan berat dan kecepatan putar rendah) dan terkadang kayu, plastik dan bahan

    sintetik.

    Terkadang untuk plain bearing digunakan kombinasi material. Bagian luar terdiri dari

    baja kuningan untuk menyediakan kekuatan dan kemampuan untuk meneruskan beban,

    sedangkan permukaan bagian dalamnya menggunakan material yang lebih lunak seperti

    babbit sebagai bagian yang dikorbankan untuk melindungi poros dari gesekan.

    48

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    17/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Untuk rolling elemen material yang paling sering digunakan adalah baja paduan,

    walaupun untuk suatu aplikasi tertentu digunakan kaca/glass, dan plastik. Roller biasanya

    paduan baja karbon tinggi dan krom dengan mampu keras/hardenability dan ketangguhan

    yang baik.

    Ada beberapa karakteristik material yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bearing,

    yaitu:

    Kekuatan dan kemampuan untuk menahan beban tanpa mengalami deformasi

    plastis

    Kemampuan untuk tetap mempertahankan kekuatannya walaupun terdapat

    partikel pengotor dalam pelumas

    Kemampuan untuk berdeformasi elastis agar dapat mendistribusikan beban

    sepanjang permukaan bearing

    Kemampuan melepas panas yang baik untuk memelihara ukuran bearing tersebut,

    karena dalam operasinya panas yang timbul dapat mencapai temperatur

    rekristalisasi material bearing tersebut.

    Kemampuan menahan korosi yang baik

    Pengaturan prosedur sangat penting untuk menjamin spesifikasi material yang digunakan

    sudah tepat, menjaga kebersihannya, dan menjaga bearing bebas dari cacat. Pengetahuan

    bahan sangat penting untuk menjamin kekakuan spesifikasi bearing dalam rangka

    menjaga anomali dan pengotor yang bersifat merugikan terhadap umur pakai bearing.

    Inspeksi dengan magnaflux digunakan untuk menjamin elemen roller bebas cacat dan

    crack.

    3.3.2 Pelumasan Bearing

    49

    Pelumas adalah berbagai zat yang ditempatkan diantara dua permukaan yang saling

    bergerak relatif satu terhadap lainnya, untuk menguragi keausan dan gesekan yang terjadi

    akibat kontak permukaannya11

    . Pelumas dapat berupa zat cair, padat maupun lapisan

    gas(pada applikasi tertentu). Pelumas padat biasanya digunakan untuk mengurangi

    gesekan kering, tetapi tidak terlalu banyak berkontribusi dalam pelepasan kalor baik

    secara radiasi maupun konveksi. Namun yang paling banyak digunakan dalam industri

    adalah pelumas cair, karena kelebihannya antara lain : terbentuknya lapisan hidrodinamik

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    18/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    yang membantu pembuangan panas konveksi secara efektif dan kemudahan

    penggunaannya untuk melumasi bearing.

    Saat ini pelumas yang umumnya digunakan berasal dari minyak mineral yang diperoleh

    dari minyak mentah yang mengalami proses destilasi vakum. Minyak mineral ini terdiri

    dari minyak dasar dari proses destilasi tersebut ditambah dengan berbagai zat adiktif

    untuk mempengaruhi sifat kelumasannya. Minyak mentah ini terdiri dari bervagai jenis

    campuran senyawa organik, terutama senyawa hidrokarbon. Minyak mineral lebih

    banyak digunakan karena ongkos pembuatannya lebih murah bila dibandingkan dengan

    minyak sintetis. Minyak dasar tersebut ditambahkan beberapa adiktif untuk

    meningkatkan kemampuannya dalam mencegah oksidasi, perlindungan terhadap karat,

    antifoaming, dan berbagai fungsi lainnya. Dalam proses pengolahannya, minyak mentah

    pertama kalinya harus melewati destilasi tekanan atmosfer untuk memperoleh bagian

    yang ringan seperti gas alam, bensin, solar, dan minyak tanah. Setelah terpisah dari dari

    tahap pertama, sisa minyak mentah kemudian mengalami proses destilasi kedua yang

    menghasilkan minyak yang digunakan untuk pelumasan. Minyak dasar yang dihasilkan

    tersebut kemudian dilarutkan dalam cairan yang mudah menguap untuk menghilangkan

    wax dan zat yang tidak diinginkan, lalu dipisahkan dan menjalani proses hidrogenasi

    untuk menaikkan ketahanannya terhadap proses oksidasi.

    Minyak dasar yang digunakan dalam pelumasan terdiri dari senyawa parafin dan naftalen.

    Syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh minyak dasar adalah kemampuan untuk dapat

    mengalir dalam temperatur rendah(low pour point), sebagai contoh untuk dapat

    menyalakan mesin motor yang telah lama tidak beroperasi.

    Indeks Kekentalan/Viscosity Index adalah ukuran yang menjelaskan hubungan antara

    kekentalan pelumas dengan temperatur operasi bearing. Gambar 3.18 merupakan

    hubungan antara kekentalan dengan temperatur kerja. Dapat kita lihat dari Gambar bahwa

    hubungan kekentalan dan temperatur pada berbagai jenis pelumas hampir bersifat linear.

    Kemiringan dari fungsi kekentalan-temperatur menunjukkan kesensitifan pelumas

    terhadap temperatur. Semakin tinggi temperatur operasi, kesensitifan pelumas semakin

    berkurang. Jauh hari sebelumnya, indeks kekentalan pelumas hanya mencapai angka 100,

    tetapi berkat kemajuan teknologi kimia, penambahan zat seperti polimer berantai panjang

    maupun campuran pelumas sintetik dan minyak mineral dapat menambah indeks

    50

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    19/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    kekentalan pelumas menjadi dua kali lipatnya. Pentingnya indeks kekentalan yang tinggi

    berpengaruh pada sifat termal yang dimiliki oleh pelumas tersebut.

    Oli sintetik adalah pelumas yang dibuat dari Poly-Alpha Olefins (PAOs), ester dan Poly-

    Alkaline Glycols (PAGs). Ketiganya memilki sifat mampu lumas yang baik. Walaupun

    oli sintetik cenderung lebih mahal dibandingkan dengan minyak mineral, oli sintetik

    memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melindungi komponen yang bergesekan dan

    memiliki umur pakai yang lebih lama. Sebagai contoh adalah pelumas sintetik dengan

    bahan polychlorotrifluoroethylene yang memiliki sifat tidak terbakar. Bahan sistetik ini

    tidak umum dipakai karena harganya yang sangat mahal, dan hanya untuk applikasi

    tertentu saja, seperti pelumas pada bearing yang digunakan pada poros turbin pembangkit

    listrik tenaga nuklir.

    Gambar3.18 Grafik kekentalan dan temperatur

    3.3.3 Kegagalan Bearing dan Penyebabnya

    51

    Penyebab umum terjadinya kegagalan pada bearing adalah overheating, getaran yang

    timbul akibat putaran poros, beban lentur yang terjadi, noise selama operasi, dan

    kebocoran pelumas. Walaupun kebanyakan dari data kegagalan yang terjadi merujuk

    kepada kesalahan perancangan bearing dan pengerjaan pelumasan yang kurang baik,

    akan tetapi berbagai proses pemesinan secara tidak langsung juga mempengaruhi umur

    bearing yang digunakan. Getaran berlebihan yang timbul selama proses operasi dapat

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    20/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    disebabkan oleh : imbalance, misalignment, ketidakstabilan rotor, beban berlebih, dan

    mechanical looseness. Tabel 3.2 mendeskripsikan secara singkat modus yang timbul pada

    kegagalan bearing

    Kemampu tukaran/interchangeabilityadalah salah satu prinsip yang sering disalah artikan

    oleh para pengguna bearing. Karena standar yang digunakan oleh setiap pembuat bearing

    hampir sama, hal ini sering menyebabkan para penggunanya mengabaikan peringatan

    yang dicantumkan didalam petunjuk penggunaan bearing. Seringkali para pengguna

    bearing hanya meninjau ukuran diameter bore, diameter luar dan kadangkala jumlah

    roller didalam bearing. Hal ini dapat menimbulkan efek serius pada frekuensi getaran

    operasi, dan dapat membangkitkan resonansi yang merusak rumah mesin dan mesin lain

    yang berada didalam pabrik tersebut.

    Tabel 3.2 Berbagai Penyebab Kegagalan Bearing

    52

    Overheating GetaranBerlebihan

    Turning onthe Shaft

    PelenturanPoros

    BearingNoise

    Kebocoranpelumas

    Pelumasanyang tidaktepat dancocok

    Kotoran ataugeram padabearing

    Pelendutanrace akibatoverheating

    Kerusakan padasistempelumasan

    Kerusakansistempelumasan

    Kelebihanpengisianpelumas

    Pelumasan

    Yangberlebihan

    Elemen roller

    yangmengalami

    kelelahan

    Fretting wear Kontaminasi

    oleh partikelabrasif dan

    korosif

    Pelumasan

    yang kurangcukup

    Penurunan

    kualitasgrease

    Pencairanminyakgemuk/grease

    Ketidakbalansanrotor

    Suaian yangkurang baiksewaktupemasanganporos

    Distorsi darirumah bearing

    Pinchedbearing

    Operasidiluar batasumurgrease

    Oil foaming Poros yangkeluar dari jalurputarannya

    Lendutanporos yangberlebihan

    Penggerindaanyang kurangbaik sehingga

    menghilangkanclearancebearing

    Kontaminsi Keausanseal

    Abrasi dankorosi akibatpengotor

    Racemisalignment

    Pengerjaanpembuatanporos yangkurang baik

    Pengencanganring karet yangberlebihan

    Pengotoran Kegagalanseal

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    21/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Distorsirumahbearing

    Resonansirumah bearing

    Bearingmengalamibebanawal(preloading)

    Sealsrubbing

    Kegagalan

    seal danperekat

    Keausan rumah

    bearing

    Cocked race Bearing slip

    pada poros

    Race Turning Keausanberlebih rumah

    bearing

    Kehilanganclearance akibat

    pengencanganyang kurangbaik

    Flattedroller or ball

    Cage wear

    Kerusakan selama pengapalan/Shipping damage juga merupakan faktor penyebab

    kerusakan bearing. Selama proses pengiriman, sangat besar kemungkinan bearing

    mengalami getaran, lenturan, dan beban kejut selama proses handling. Oleh karena itu,

    setiap komponen mesin hendaknya diperiksa sebelum diinstalasi.

    Media penyimpanan dan handling juga merupakan penyebab terjadinya kegagalan

    bearing. Personel yang bertanggung jawab dengan tempat penyimpanan harus waspada

    dengan potensi bahaya yang dapat terjadi di daerah penyimpanan. Kegagalan bearing

    justru lebih sering terjadi di tempat penyimpanan daripada di komponen mesin. Apabila

    bearing harus dibuka dari kemasannya untuk kepentingan inspeksi, mereka harus

    terlindungi dari sumber kontaminan yang dapat membahayakannya, dan kemudian

    dikemas kembali seperti semula. Bearing tidak boleh terjatuh untuk menghindari beban

    kejut dipermukaan bearing.

    Penempatan pelumas yang tidak baik juga dapat menyebabkan bearing gagal.

    Penempatannya didaerah yang bertekanan tinggi menyebabkan pelumas tersebut

    bertindak sebagai penyalur tekanan. Hal ini berhubungan dengan proses pembentukan

    lapisan hidrodinamik, yang akhirnya mengurangi kemampuan bearing untukmenyalurkan beban.

    53

    Pengerjaan permukaan antara bearing dan shaft juga dapat menyebabkan bearing

    mengalami kegagalan. Permukaan yang halus antara kontak shaft dan bearing penting

    untuk menghindari penetrasi lapisan pelumas dan semakin halus permukaannya, semakin

    dekat poros kepada bearing tanpa membahayakan permukaannya. Permukaan bearing

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    22/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    yang lebih keras juga dapat mengurangi efek akibat kontak permukaan. Permukaan yang

    keras ini dapat dibuat dengan menggunakan unsur bronze pada bearing.

    Kecukupan rongga antara journal dan bearing juga perlu diperhatikan, karena

    menyangkut kemampualiran/flowability pelumas. Dimensi rongga yang umum digunakan

    adalah 0,001 inci per inci diameter poros. Nilai ini dapat diatur sedemikian berdasarkan

    jenis material bearing, beban, kecepatan, dan akurasi posisi poros yang diinginkan.

    Kondisi operasi adalah faktor terpenting dalam perawatan bearing. Kondisi operasi yang

    mengabaikan peringatan-peringatan perawatan adalah faktor yang paling sering

    mengakibatkan kegagalan bearing. Kegagalan bearing biasanya diakibatkan oleh

    kecepatan operasi yang berlebihan, kelebihan beban, atau digunakan untuk tujuan yang

    tidak memenuhi perancangannya, temperatur operasi yang terlalu tinggi, material

    pengotor yang terdapat dalam pelumas, korosi, kelelahan material, dan pemilihan

    pelumas yang tidak memenuhi standar yang telah ditentukan.

    Temperatur tinggi yang berlebihan dapat mempengaruhi kekuatan, kekerasan, dan umur

    material bearing. Tidak hanya mempengaruhi sifat-sifat material bearing, tetapi

    temperatur yang terlalu tinggi juga dapat mengurangi nilai kekentalan

    pelumas(berpengaruh terhadap ukuran lapisan film pelumas), sehingga mengakibatkan

    berkurangnya kemampuan penyaluran beban oleh bearing. Juga sebagai tambahan,

    temperatur yang tinggi juga mengakibatkan proses oksidasi pelumas berlangsung lebih

    cepat, yang berujung pada pengurangan prestasi mesin tersebut.

    Kotoran yang terdapat pada pelumas merupakan salah satu penyebab yang terbanyak

    dalam kerusakan bearing. Pengotor yang terdapat pada pelumas bisa muncul melalui

    berbagai cara, antara lain: etos kerja personel yang kurang baik, juga dapat pula

    disebabkan pelumas yang telah berkontak dengan udara kotor selama proses pembuatan,

    dan pengemasannya. Untuk menghadapi masalah seperti ini, logam lunak seperti babbit

    digunakan apabila diketahui bearing akan berhadapan dengan material abbrasif, dimana

    logam babbit akan mengikat partikel yang keras dan melindungi poros terhadap meterial

    abbrasif. Pemeriksaan berkala terhadap kotoran yang terdapat pada filter pelumas juga

    penting dilakukan untuk menjaga keterandalan bearing. Kotoran yang masuk bersama

    dengan pelumas dapat pula menyebabkan instabilitas lapisan film pelumas. Pada kondisi

    ketidakstabilan lapisan, akan timbul dua fenomena yang disebut dengan oil whirl dan oil

    54

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    23/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    whip. Pada kondisi abnormal, poros yang berputar tidak dapat mempertahankan sumbu

    putarnya. Ketika kondisi ini terjadi, maka timbul fenomena yang dinamakan oil whirl. Oil

    whirl adalah suatu kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan gaya hidrostatis, yang

    kemudian menyebabkan terjadi tekanan yang tinggi dan munculnya vektor gaya yang

    baru pada arah rotasi. Oil whirl akan mempercepat keausan dan kegagalan bearing dan

    struktur penyokongnya. Oil whip terjadi apabila jarak antara bearing dan rongga terlalu

    dekat, dan dapat dikatakan bersentuhan. Apabila kondisi ini terjadi, lapisan pelumas tidak

    lagi dapat mengalir dengan baik, sehingga arah alirannya berubah. Arah yang berubah ini

    menimbulkan aliran vertex yang akan menghasilkan gaya baru yang mendorong

    terjadinya kontak antar logam.

    3.4 Perawatan Roda Gigi dan Gearbox

    Roda Gigi/Gear adalah komponen mesin yang berguna untuk mentransmisikan torsi dan

    kecepatan untuk berbagai applikasi12

    . Proses transmisi ini terjadi melalui pertautan/mesh

    antar gigi yang terdapat pada pinion dan gear. Dua parameter utama yang penting dalam

    membangun kegiatan operasi yang efektif dari gear dan gearbox adalah : tingkat daya

    torsional maksimum dan kebutuhan torsi trasnsisi. Setiap gear dan gearbox memiliki

    tingkat daya maksimum. Ini adalah daya torsional maksimum yang mampu dibangkitkan

    oleh gearbox tanpa mengalami keausan dan kerusakan. Prosedur operasi harus dapatmenjamin daya yang dihasilkan tidak melebihi keseluruhan batasan operasi. Jika sebuah

    gearbox dirancang secara tepat untuk aplikasi tertentu, maka tingkat daya maksimum

    harus cocok dengan kondisi operasi tunak/steady, dalam batasan-batasan operasi.

    55

    Dua hal yang dapat membahayakan gear adalah beban yang berlebihan dan transisi

    kecepatan. Banyak proses yang terjadi selama operasi dapat merubah beban radial yang

    dapat membahayakan gear. Prosedur operasi juga seharusnya membangun batasan yang

    membatasi variasi maksimum beban yang dialami oleh gear. Sedangkan hal kedua yaitu

    kecepatan transien disebabkan oleh perubahan momen yang terjadi akibat fluktuasi

    beban. Jika kecepatan transien ini melebihi batasan yang telah ditetapkan dalam

    perancangan, kemungkinan terjadinya kegagalan pada gear sangat besar. Prosedur

    operasi harus dapat menjamin kebutuhan daya torsional start-up, perubahan kecepatan

    dan shutdown tidak melebihi tingkat daya yang direkomendasikan pada gearbox.

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    24/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.4.1 Jenis Gear

    3.4.1.1 Roda Gigi Lurus

    Roda Gigi lurus/Spur gear dapat dikatakan dasar dari keseluruhan gear. Susunan giginya

    lurus dan paralel terhadap pusatnya. Spur dapat beroperasi dengan spur gear lainnya, juga

    dengan poros yang tersusun secara paralel maupun dengan rack/roda gigi datar. Gambar

    spur gear dapat dilihat pada Gambar 3.19.

    (a)

    (b)

    Gambar 3.19 nurut AGMA pada

    .4.1.2 Bevel Gear

    ar yang konstruksinya berbentuk corong/cone. Berbeda dengan spur

    56

    . Susunan pinion dan gear pada spur gear dan tata nama me

    spur gear

    3

    Bevel gear adalah ge

    gear yang mentransmisikan torsi melalui poros yang paralel, cone gear dapat

    mentransimikan torsi pada poros angular dan saling berpotongan. Jenis bevel gear ini

    antara lain: straight bevel gear, miter(bevel gear dengan sudut poros 90) dan helical

    bevel gear. Gambar konstruksi bevel gear dan penampangnya dapat dilihat pada Gambar3.20.

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    25/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    (a) (b) (c)

    Gambar 3.20 Konstruksi straight bevel gear, helical bevel gear dan potongan penampang pada

    bevel gear

    3.4.1.3 Helical Gear

    Helical gear memiliki kemiripan dengan spur gear, yaitu beroperasi dengan susunanporos yang paralel. Keuntungan utama yang dimiliki oleh tipe gear ini adalah

    pengoperasiannya yang minim getaran, dan pertautan antar gigi berlangsung dengan

    lembut karena fenomena luncur/sliding yang terjadi selama proses meshing. Walaupun

    demikian ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian lebih dalam penggunaan gear

    ini, yaitu gesekan dan keausan yang lebih tinggi karena proses sliding ini. Gambar 3.21

    menunjukkan konstruksi helical gear.

    (a)

    (b)

    Gambar3.21 Helical gear dan spiral gear

    57

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    26/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.4.1.4 Roda Gigi cacing

    Roda Gigi cacing/Worm dan worm gear dapat dilihat pada Gambar 3.22. Tipe gear ini

    digunakan untuk mentransmisikan daya dan kecepatan ketika kebutuhan untuk mereduksi

    torsi dan kecepatan tergolong tinggi. Worm dan worm gear beroperasi dengan getaran

    yang minim. Worm yang digunakan biasanya merupakan penggerak/drive,sedangkan

    worm gear merupakan komponen yang digerakkan/driven. Seperti halnya helical gear,

    worm gear juga memiliki parameter yang dinamakan hand. Oleh karenanya, agar worm

    dan worm gear dapat bertautan/meshing dengan sempurna, jumlah hand antaranya

    harus sama. Worm gear yang umum digunakan biasanya memiliki jumlah ulir satu, dua,

    tiga atau empat yang dinamakan single, double, triple dan quadrouple worm. Jumlah ulir

    dalam worm ditentukan dengan menghitung jumlah meshing pada saat awal atau akhir

    gear. Jumlah ulir pada worm gear penting untuk menentukan gear ratio nya, yaitu jumlah

    gigi pada worm gear dibagi dengan jumlah ulir pada worm.

    Gambar 3.22 Worm dan Worm Gear

    3.4.1.5 Hearingbone Gear

    Untuk menanggulangi kekurangan yang dimiliki oleh helical gear, yaitu beban geser yang

    tinggi, maka dibuatlah gear dengan jenis hearingbone. Gambar konstruksinya bias dilihat

    dari Gambar 3.23 Jenis ini menggunakan dua jenis tepi, yaitu tepi arah kanan dan tepi

    arah kiri. Dengan demikian, gaya thrust yang dialami oleh sisi kiri akan dieleminasi oleh

    sisi sebelah kanan. Pengeleminasian ini menyebabkan hearingbone beroperasi dengan

    lembut dan minim getaran. Hearingbone biasanya digunakan pada poros paralel.

    58

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    27/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Gambar 3.23 Hearingbone gear

    3.4.2 Modus Kegagalan Roda Gigi

    Gear dan gearbox umumnya memiliki spektrum getaran yang terjadi akibat operasi. Akan

    tetapi data untuk mengevaluasi kinerja gear dan gearbox masih sulit untuk diperoleh

    karena:

    Selalu sulit untuk melekatkan sensor atau transduser kepada gear

    Jumlah sumber getaran pada penggerak multigear menghasilkan berbagai macam

    pola kompleks dari gear mesh, modulasi, dan frekuensi operasi.

    Getaran berlebihan yang terjadi pada gearbox biasanya terjadi karena resonansi antara

    frekuensi natural sistem dengan kecepatan putar poros13

    . Peningkatan resonansi terjadi

    secara proporsional dengan ketidak akurasian gear yang menyebabkan sedikit fluktuasi

    sepanjang pitch line. Mesin yang kompleks juga memiliki zona resonansi dalam

    jangkauan kecepatannya karena setiap poros memilki kecenderungan mengeksitasiresonansi system. Resonansi ini dapat menimbulkan getaran dan tegangan komponen

    yang besar. Pada dasarnya gaya torsi yang terjadi relatif kecil, akan tetapi pada kondisi

    resonansi, amplitudo torsi yang terjadi akan bertumbuh dan dibatasi hanya oleh

    kemampuan redaman mode vibrasi tersebut.

    Salah satu fakta penting lainnya adalah setiap gear telah dirancang memiliki beban awal

    dan menyebabkan beban geser selama operasi. Arah radial atau aksial dari setiap gaya

    dorong gear akan menyediakan petunjuk dalam penentuan beban awal dan beban geser

    yang terdapat pada setiap jenis gear. Untuk mengimplementasikan langkah-langkah

    perawatan yang baik, sangat penting untuk mengetahui dinamika yang terjadi pada gear.

    Pada kondisi normal, profil mesh yang terjadi akan berbentuk simetri dan memiliki

    amplitude yang sama besar, seperti terlihat pada Gambar 3.24

    59

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    28/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Gambar 3.24 Profil mesh pada kondisi normal

    Pada kondisi keausan berlebih, mesh yang terjadi pada gear akan menunjukkan profil

    seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.25. Akibat keausan yang terjadi, proses mesh

    pada gear akan bertambah lama dibanding dengan kondisi normal. Pertambahan

    kedalaman mesh ini menurunkan amplitudo tetapi memperbesar cacat yang terdapat pada

    gear.

    Gambar 3.25 Profil mesh pada kondisi aus berlebihan

    Untuk kondisi roda gigi mengalami crack dan rusak, profil getarannya dapat dilihat

    dalam Gambar 3.26. Melalui perputaran roda gigi, rongga yang disebabkan crack dan

    kerusakan roda gigi akan meningkatkan kelonggaran mekanis antara pinion dan gear.

    Gambar 3.26 Profil mesh pada roda gigi yang mengalami crack

    60

    Salah satu faktor yang paling sering menyebabkan kerusakan gear adalah kekurang

    pengertian bahwa beberapa pengecualian terjadi ketika gear dirancang untuk beroperasi

    pada satu arah putar saja. Kegagalan sering terjadi ketika gear yang dirancang untuk

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    29/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    beroperasi pada satu arah, beroperasi secara dua arah. Kecuali dirancang untuk dua arah,

    gear(terutama nonpower gear) tidak memiliki toleransi yang sama di kedua sisinya.

    Secara ringkas, modus kegagalan yang terjadi pada gear dapat dilihat pada Tabel 3.3.

    Tabel 3.3 Beberapa Modus Kegagalan Gear dan Penyebabnya

    Problem

    Penyebab Keausan

    RodaGigi

    Dayatorsiyangbervariasi

    Dayakeluaranyangtidakcukup

    PanasBe

    rlebihpadabearing

    Umurbearingyangpendek

    BebanLe

    bihpadaPenggerak

    Getaranyangtinggi

    TingkatK

    ebisinganyangtinggi

    MotorTrips

    Poros yang melendut

    Kerusakan baut dan ulir

    Kerusakan motor

    Tingkat daya motor penggerak berlebihan

    Backlash yang terlalu kecil atau berlebihan

    Beban torsi yang berlebihan

    Benda asing pada Gearset

    Applikasi yang tidak sesuai dengan gear

    Sumbu poros tidak lurus

    Arah rotasi yang tidak benar

    Kebocoran pelumas

    Misalignment roda gigi atau gearset

    Beban berlebih

    Proses yang diakibatkan ketidak lurusan poros

    Fondasi yang kurang baik

    Air atau bahan kimia pada gearbox

    Worm bearings

    Worm coupling

    61

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    30/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Kelebihan beban pada gear juga merupakan penyebab utama kegagalan gear. Apabila

    kelebihan beban ini berlangsung terus menerus, ini menandakan bahwa gear tersebut

    tidak cocok untuk aplikasi yang sedang digunakan.

    Misalignment, baik yang disengaja maupun tidak juga adalah faktor utama kegagalan

    gear. Salah satu cara untuk menginspeksi terjadinya misalignment adalah metode hard

    blue, yaitu dengan menginspeksi kondisi keausan gear yang belum terlalu lama

    beroperasi. Apabila dari hasil inspeksi, ternyata diketahui derajat keausan yang terjadi

    tidak sesuai dengan yang ditetapkan oleh pembuatnya, maka perlu dilakukan pengecekan

    terhadap kondisi alignment poros. Praktek perawatan yang kurang baik adalah sumber

    utama dari real misalignment. Memang disatu sisi, alignment yang tepat sangat susah

    dilaksanakan, terutama untuk gearbox yang besar, karena pembuatnya tidak menyertakan

    cara yang cukup untuk menjamin poros berada pada posisi yang paralel.

    Keausan dan korosi juga sangat mungkin menyebabkan gear gagal. Korosi yang terjadi

    dapat dilihat dari Gambar 3.27 dan 3.28

    Gambar 3.27 Pola Keausan pada gear

    Gambar 3.28 Korosi yang berujung pada patahnya gear

    62

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    31/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.5 Perawatan Kompresor

    Kompresor adalah alat yang digunakan untuk menaikkan tekanan fluida kompresible

    yaitu gas. Cara yang digunakan untuk menaikkan tekanan antara lain14

    :

    1. Isolasi satu volume tertentu gas dalam suatu wadah, lalu kurangi

    volumenya(sehingga tekanannya meningkat), kemudian kompresikan kedalam

    wadah lain.

    2. Isolasi sejumlah gas, lalu pindahkan kewadah lain tanpa mengkompresinya, lalu

    naikkan tekanannya dengan arah aliran berbalik/backflow dari sistem

    dischargenya, kemudian kembalikan kedalam wadah.

    3. Melalui rotasi yang terus menerus dari impeller atau pisau rotor, yang akan

    menaikkan kecepatan dan tekanan gas.

    4.

    Lewatkan gas melalui saluran yang dapat meningkatkan kecepatan aliran gas dan

    ubah kecepatan gas menjadi bertekanan tinggi dengan bantuan diffuser.

    3.5.1 Jenis Kompresor dan Parameter Prestasinya

    3.5.1.1 Kompresor Sentrifugal

    Kompresor sentrifugal dirancang apabila udara mengalir dalam arah radial dan

    perpindahan energi didominasi oleh perubahan gaya sentrifugal yang dialami gas. Padakompresor sentrifugal, udara memasuki eye impeller, dan melalui gerakan rotasi

    impeller, gas dipercepat oleh elemen rotasi memasuki ruang yang semakin mengecil

    akibat pola volute dinding kompresor. Proses yang terus menerus demikian akan

    mengakibatkan udara semakin terkompres.

    Bagian-bagian utama kompressor sentrifugal dapat dilihat dari Gambar 3.29

    63

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    32/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Gambar 3.29 Kompresor sentrifugal

    Pada kompresor, proses kompresi udara diakibatkan oleh pemompaan sejumlah gas

    kedalam wadah tertutup yang sering kita sebut sebagai bejana tekan. Kenaikan jumlah

    gas dalam suatu wadah yang berukuran tetap akan menaikkan tekanannya. Kompresi

    terjadi ketika ruang antar molekul berkurang. Semakin kecil volume berarti semakin

    sempit jarak yang terjadi antar partikel, yang secara proporsional menaikkan intensitas

    tumbukan antar partikel dalam rentang waktu tertentu.

    Kompresor dinamik jarang mengalami masalah pada fondasinya. Hal ini disebabkan

    tidak terjadinya momen dan gaya kocok/shaking force dalam operasinya.Hal yang paling

    penting diperhatikan dalam fondasi kompresor adalah luas daerah yang menjadi

    penyokongnya, sehingga beban yang didistribusikan ke tanah besarnya tidak melebihi

    tahanan yang dimiliki tanah dan menjamin ketinggian kompresor dalam upaya menjaga

    tidak terjadinya misalignment. Sangat penting untuk memasang katup pelepas tekanan

    pada seluruh kompresor dinamik, untuk menjaga kemampuan dinding rumah kompresor,

    fluktuasi daya input, dan surge kompresor.

    Kompresor sentrifugal dirancang berbasiskan beban, dan dapat menunjukkan keadaan

    operasi yang tidak normal dan masalah keandalan yang kronis apabila mengikutikeperluan beban. Misalnya perubahan permintaan beban 1 psi dapat mengakibatkan

    kerusakan kronis pada kompresor sentrifugal, seperti kerusakan elemen rotasi dan poros

    yang melendut. Hal ini tentu saja mengakibatkan terjadinya keausan dan penurunan

    efesiensi kompresor.

    64

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    33/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.5.1.2 Kompresor Perpindahan Positif

    Kompresor perpindahan positif/positive displacement secara garis besar dibagi atas :

    rotarydan reciprocating.

    Rotary kompresor biasanya digerakkan oleh motor listrik, motor bensin atau motor

    diesel. Jenis ini tergolong kompak, murah, dan perhatian dan operasi minimum.

    Kompresor rotary dibagi pula atas : sliding vane kompresor, helical lobe kompresor dan

    liquid-seal ring kompresor. Gambar ketiganya dapat dilihat pada Gambar 3.30

    Parameter prestasi dari sebuah kompresor rotary sama dengan parameter yang digunakan

    pada kompresor sentrifugal, yaitu: kecepatan putar, internal slip, dan total backpressure.

    Output volumetrik dari kompresor rotary dapat diatur dengan merubah kecepatan operasi.

    Semakin rendah putaran kompresor, semakin rendah pula output volumetriknya.

    (a) (b)

    (c)

    Gambar 3.30 Sliding vane (a), liquid-seal ring (b) dan helical lobe (c)

    Kelebihan yang dimiliki oleh rotary kompresor ini memungkinkan kompresor rotary ini

    beroperasi sesuai dengan keinginan beban. Namun kehati-hatian diperlukan untuk

    menjaga beban yang tiba-tiba berubah dan perubahan kecepatan. Rotary kompresor

    sangat sensitif dengan frekuensi start-stop yang terlalu sering. Umumnya kompresor

    rotary berhenti beroperasi selama 6-8 jam. Waktu yang digunakan selama berhenti

    digunakan untuk melepaskan panas yang terjadi selama proses kompresi. Jika frekuensi

    start-stop ini terlalu sering, maka kemungkinan kegagalan kompresor ini akan sangat

    tinggi.

    65

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    34/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Kompresor reciprocating adalah kompresor yang paling banyak digunakan dalam

    industri. Kompresor ini biasanya digunakan untuk kebutuhan kompresi dari tekanan

    vakum sampai tekanan 60.000 psi. Gambar kompresor reciprocating dapat dilihat dari

    Gambar 3.31.

    Kompresor lebih baik diletakkan ditempat yang dekat dengan beban, dan keandalannya

    juga akan terjaga jika diletakkan pada tempat yang tidak berdebu dan tidak korosif.

    Ventilasi pada lingkungan kompresor untuk menjamin aliran udara sangat penting,

    karena 65% dari panas yang dihasilkan selama proses kompresi dan panas yang

    dihasilkan power input diradiasikan keudara lingkungan.

    Gambar 3.31 Penampang Kompresor Reciprocating

    Akibat gerakan bolak-balik dari piston yang digunakan pada reciprocating kompresor,

    akan terbentuk gaya kocok/shaking force15

    . Gaya tersebut harus diredam dengan fondasi

    yang baik dan fondasi tersebut juga harus dapat menyokong kompresor dan

    penggeraknya. Sebuah fondasi yang baik harus dapat: (1) Menjaga alignment dan

    ketinggian kompresor juga penggeraknya berada pada tempat yang tepat, dan (2)

    Meminimalkan getaran yang terjadi dan mencegah merambatnya getaran tersebut kearah

    komponen yang ada di sekitarnya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan fondasi yang

    baik, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    a) Perbandingan berat dan kemampuan tahanan tanah yang tepat

    66

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    35/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    b) Beban yang diteruskan ketanah harus didistribusikan keseluruh area

    c) Ukuran dan proporsi fondasi harus dapat menahan gaya vertikal kompresor dan

    gaya unbalans.

    d) Temperatur fondasi harus seragam untuk menghindari pelendutan.

    Beberapa modus kegagalan dan penyebabnya dapat kita lihat dari Tabel 3.4, 3.5, 3.616

    Tabel 3.4 Modus dan Penyebab Kegagalan Kompresor Sentrifugal

    Problem

    Penyebab Getaranberlebihan

    CompressorSurge

    Kehilangantekanankeluar

    an

    Tekananminyakpelumasyangrendah

    Suhupelumasbearingber

    lebihan

    Misalignment

    Persistentunloading

    Airpadaminyakpelumas

    MotorTrips

    Kebocoran pelumas pada bearing

    Pelendutan rotor

    Kotoran pada diffuser

    Change in system resistance

    Tersumbatnya saringan pelumas

    Kompresor tidak mencapai kecepatan

    beroperasinya

    Kondensasi pada reservoir

    Kerusakan rotor

    Dry gear coupling

    Rongga antar bearing yang terlalu besar

    Temperatur masuk terlalu tinggi

    Kegagalan pompa pelumas

    Kegagalan alat ukur temperatur

    Komponen tidak terpasang sempurna

    67

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    36/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Aliran tidak sesuai dengan rancangan

    Kebocoran pada pipa keluaran

    Tersumbatnya fluida

    Kerusakan baut

    Loose rotor parts

    Kebocoran pelumas

    Operasi pada daerah surging

    Rotor imbalance

    Sumbu putar poros tidak lurus

    Pergeseran fondasi

    Piping strain

    Kondisi pelumas yang kurang baik

    Tabel 3.5 Modus dan Penyebab Kegagalan Kompresor Rotary

    68

    Problem

    Penyebab Tidakadauda

    rakeluaran

    Tekanankelua

    rtidakcukup

    Kapasitasyangtidaktepat

    Keausanberle

    bih

    Panasberlebih

    Getaranberlebihandanbising

    Kebutuhanten

    agaberlebih

    Motortrips

    Temperaturm

    otorterlalutinggi

    Temperaturudaraterlalutinggi

    Udara bocor kedalam saluran hisap

    Coupling Misalignment

    Tekanan keluar berlebihan

    Temperatur inlet berlebihan

    Suplai udara kurang

    Keausan komponen internal

    Kegagalan motor atau penggerak

    Regangan pipa pada casing kompressor

    Katup keluaran macet atau salah setting

    Pelendutan elemen yang berputar

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    37/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    69

    Padatan ataupun pengotor pada udara masuk

    Kecepatan yang terlalu rendah

    Saringan masuk/inlet strainer kotor

    Arah rotasi yang salah

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    38/52

    Bab 3 Perawatan Be

    Tabel 3.6 Modus dan Penyebab Kegagalan Kompresor Reciprocating

    Penyebab Udarakeluaranbertemperaturdiatasnormal

    Carbonaceousdepositsabnormal

    Kompresorg

    agaldistart

    Compressor

    failstounload

    Komponenk

    ompresorterlalupanas

    Tekananpelumascrankcaseterlalurendah

    Kapasitaske

    luaranlebihrendahdarip

    erancangan

    Tekanankeluardibawahnormal

    Getarankom

    presorterlaluberlebih

    TekananInt

    ercoolerdiatasnormal

    TekananInt

    ercoolerdibawahnormal

    Motoroverh

    eating

    Temperatur keluar udara terlalu tinggi

    Cacat pada saringan udara

    Udara bocor kebagian hisap kompresor

    Temperatur lingkungan terlalu tinggi

    Pemasangan yang tidak benar

    Bearing perlu diatur atau diganti barul

    Slip pada Belts

    Belts terlalu kencang

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    39/52

    Bab 3 Perawatan Be

    Kebocoran katup Centrifugal pilots

    Katup keluar dan katup pengatur tersumbat

    Saringan pengatur udara tersumbat

    Saluran pengatur udara tersumbat

    Kebocoran pada pipa pengatur udara

    Tekanan pelumas pada crankcase terlalu tinggi

    Crankshaft end play too great

    Slinder, kepala, dan pendingin kotor

    Pengotor, karat masuk kedalam slinder

    Tekanan keluar diatas tekanan perancangan

    Kesalahan kondisi kelistrikan

    Volume pelumas terlalu banyakKetinggian pelumas terlalu rendah

    Ruang antara piston dan head terlalu kecil

    Penerima terlalu kecil

    Pipa pengatur tersumbat

    Kebocoran packing Rod

    Kebocoran katup pengaman

    Kecepatan putar terlalu tinggi

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    40/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.6 Perawatan Pompa

    3.6.1 Pompa Sentrifugal

    Pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari sebuah casing pompa stasioner, dan impeller

    yang terpasang pada sebuah poros berotasi. Casing pompa berfungsi untuk mengalirkan

    fluida masuk dan mengeluarkan fluida bertekanan ke tempat yang lebih tinggi, serta

    sebagai pembatas tekanan yang mengalir dalam fluida17

    .

    Gambar 3.32 Penampang pompa sentrifugal

    Pada Gambar 3.32 kita lihat bahwa fluida memasuki casing pompa menuju pusat/eye

    impeller. Impeller memberikan gaya radial kepada fluida dan memaksanya keluar melalui

    volute pompa. Kegunaan dari volute adalah mengumpulkan fluida yang telah mengalami

    gaya radial oleh impeller. Karena gaya radial tersebut kecepatan fluida akan naik, oleh

    karenanya, impeller berguna untuk mengurangi kecepatan fluida dengan cara memperluas

    penampang aliran fluida.

    3.6.1.1 Karakteristik Prestasi Pompa Sentrifugal

    Parameter prestasi yang paling sering digunakan dalam pompa adalah Head dan Flow

    Rate. Hubungan antara head dan flow rate suatu pompa paling baik dedekati dengan

    hubungan berbanding terbalik. Apabila digunakan pompa yang memiliki head yang

    tinggi, maka flow rate yang dihasilkannya rendah. Gambar 3.33 menunujukkan hubungan

    yang umum terjadi pada head dan flow rate.

    72

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    41/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Gambar 3.33 Karakteristik Head dan Flow Rate pompa sentrifugal

    Prestasi dari sebuah pompa biasanya diatur oleh beberapa variabel penting yaitu : kondisi

    hisap/suction condition dan tekanan total system/head yang diperlukan, kurva hidrolik

    pompa tersebut, beserta brake horsepower pompa tersebut18

    .

    Net Positive Suction Headadalah kondisi hisap yang paling berpengaruh pada prestasi

    pompa. Variabel yang mempengaruhi NPSH dapat dilihat dari Gambar 3.33. Sebuah

    pompa harus memiliki cukup tekanan positif pada ujung impellernya agar mampu

    memindahkan fluida. Sebagai contoh, pada permukaan air laut, tekanan sebesar 14.7 psi.

    Tekanan tersebut dikurangi dengan tekanan uap air, gesekan, losses pipa, dan statc lift

    harus dapat dipenuhi oleh NPSH yang diperlukan pompa, walaupun NPSH yang

    diperlukan bergantung dari volume fluida yang dipindahkan pompa. NPSH yang

    diperlukan untuk memindahkan fluida ini dinamakan NPSHR. Satu parameter NPSH lain

    adalah NPSH yang tersedia, yang dapat diperloleh dari head yang dimiliki oleh fluida.

    NPSH ini disebut NPSHA.

    Kebanyakan pompa dirancang untuk memindahkan fluida pada satu fasa, dalam batas

    berat jenis dan viskositas tertentu. Masuknya uap atau gas kedalam pompa memiliki efek

    yang buruk yaitu mengurangi efesiensi dan umur operasinya. Gas atau uap air ini adalah

    penyebab utama terjadinya kavitasi yang merupakan penyebab umum kegagalan pompa.

    Ada banyak hal yang dapat menimbulkan kavitasi tersebut, antara lain : kebocoran pada

    pipa hisap maupun katup, perubahan fasa fluida akibat perbedaan temperatur dan deviasi

    tekanan pada fluida.

    73

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    42/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Gambar 3.34 Net Positive Suction Head pada suatu aplikasi tertentu

    Selain NPSH, prestasi suatu pompa juga ditentukan oleh Total System Head(TSH), yaitu

    tekanan total yang diperlukan untuk mengatasi seluruh tahanan yang ditimbulkan akibat

    aliran fluida, termasuk didalamnya adalah vertical lift, friction loss, dan back pressure

    yang ditimbulkan oleh system. TSH ini menentukan efesiensi pompa, discharge volume

    dan kestabilan pompa.

    Total Dynamic Head (TDH) adalah perbedaan tekanan antara sisi hisap dan sisi keluar

    pompa. Nilai dari TDH digunakan untuk menghasilkan hydraulic curve seperti terlihat

    pada Gambar 3.34. Kurva ini digunakan untuk menggambarkan prestasi yang dapat

    diperoleh pompa pada kondisi operasi tertentu. Titik terbaik operasi suatu pompa

    sentrifugal dinamakan titik best efficiency point(BEP). Ini adalah titik pada pompa

    dimana pompa beroperasi pada kondisi flow dan head yang terbaik19

    . Sebagai tambahan

    pula, titik ini merupakan titik dimana operasi pompa berada pada titik terendah

    pemakaian energinya, dan umur pakai paling lama. Apabila operasi dipindahkan kearah

    kanan titik BEP, pompa akan menjadi tidak stabil, dan apabila dipindahkan kearah kiri,maka operasi pompa tidak akan sanggup mengeluarkan sejumlah fluida yang cukup untuk

    menghilangkan panas yang timbul selama operasi.

    74

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    43/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Gambar 3.35 Kurva Hidrolik Pompa

    Brake Horse Power (BHP) juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk

    menentukan prestasi suatu pompa. BHP didefenisikan sebagai daya yang dibutuhkan agar

    operasi pemindahan fluida oleh motor pompa berlangsung dengan tepat. Gambar 3.35

    juga menunjukkan besarnya BHP yang dibutuhkan untuk tiap-tiap operasi. Brake Horse

    Power yang dibutuhkan oleh suatu pompa sentrifugal dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Proses perawatan keseluruhan jenis pompa dimulai dari proses pemasangan pompa pada

    fondasinya. Fondasi harus terbuat dari bahan yang kaku, untuk mencegah pergeseran

    dasar pompa pada arah torsional maupun linear. Titik-titik pemasangan baut harus

    memperhitungkan momen inersia dari penampang fondasi. Salah satu faktor yang sering

    menyebabkan fondasi mengalami kegagalan adalah tidak benarnya letak titik pusat massa

    fondasi, sehingga mengizinkan terjadinya lendutan pada fondasi pompa akibat fluktuasi

    beban pompa.

    75

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    44/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.6.1.2 Operasi Pompa Sentrifugal

    Pada keadaan operasi tunak, pompa sentrifugal adalah pompa yang tidak perlu mendapat

    perhatian yang terlalu besar, akan tetapi ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan

    selama pengoperasian pompa, yaitu pada kondisi startup, bypass operation, dan operasi

    stabilnya. Berikut adalah penjelasannya:

    Prosedur Startup

    Pompa sentrifugal pada saat akan dioperasikan, harus dipastikan bahwa katup

    discharge pompa dalam keadaan tertutup. Begitu pompa dioperasikan, katup

    discharge dibuka perlahan-lahan sampai posisinya terbuka penuh. Prosedur ini

    diberlakukan, terkecuali jika terdapat backpressure pada saat startup.

    Bypass Operation

    Banyak aplikasi pompa termasuk bypass loop digunakan untuk mencegah

    terjadinya deadheading(yaitu memompa pada saat katup discharge tertutup).

    Kebanyakan bypass loop memiliki penyaring yang dimasukkan kedalam pipa

    bypass untuk mengalirkan fluida dalam jumlah minimum. Terkadang, aliran ini

    tidak mencukupi untuk mendinginkan komponen pompa akibat operasinya. Oleh

    karenanya, penggunaan penyaring pada bypass harus diawasi agar tidak

    mengurangi kapasitas aliran yang akan menjaga panas yang timbul. Batas jumlah

    aliran yang harus dipenuhi dapat dilihat dari kurva hidrolik Gambar 3.35.

    76

    Kondisi Operasi Stabil

    Pompa sentrifugal tidak dapat menyerap perubahan yang tiba-tiba dan cepat dari

    lingkungan. Sebagai contoh, siklus antara aliran penuh dan tidak ada aliran yang

    terlalu sering akan menyebabkan kegagalan prematur dari pompa. Back pressure

    yang disebabkan terlalu seringnya dibuka tutupnya katup discharge akan

    menimbulkan fenomena hydrolic hammer. Fenomena ini menyebabkan beban

    kejut sesaat yang dapat menggeser posisi fondasi dan sistem pipa pompa.

    Apabila frekuensi buka-tutup saluran discharge tidak dapat dihindarkan, maka

    sebaiknya waktu transien selama pembebanan diperpanjang dengan cara membuat

    sistem throttling yang lebih lama dan memasang katup penyeimbang. Katup

    primer berfungsi untuk mengalirkan fluida kedalam proses, sedangkan katup

    kedua berfungsi mengatur aliran kearah bypass. Sehingga apabila katup utama

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    45/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    belum mencapai kondisi buka penuh, katup kedua akan menyeimbangkan aliran

    untuk mencegah terjadinya fenomena hammer diatas.

    3.6.1.3 Modus Kegagalan Pompa Sentrifugal dan Penyebabnya

    Beberapa modus dan penyebab kegagalan pompa sentrifugal ditabelkan pada Tabel 3.7,

    Tabel 3.7 Modus dan Penyebab Kegagalan Pompa Sentrifugal

    77

    Problem

    Penyebab Tekanankeluaryangtidaktepat

    IntermittentofOperation

    Kapasitasyangtidakcuk

    up

    Tidakadaalirankeluar

    Temperaturbearingyangtinggi

    Umurbearingsingkat

    Umursealyangpendek

    Getaranberlebihan

    Tingkatkebisingantingg

    i

    Kebutuhandayaberlebih

    an

    MotorTrips

    Temperaturmotortinggi

    Temperaturfluidatinggi

    Lendutan poros motor penggerak

    Pergeseran casing akibat regangan pipa

    Kavitasi

    Impeller tersumbat

    Driver imbalance

    Masalah Kelistrikan

    Entrained air (suction or seal leak)

    Ketidak stabilan gaya hidrolik

    Impeller terpasang pada arah sebaliknya

    Improper mechanical seal

    Saringan masuk tersumbat sebahagian

    Aliran yang tidak cukup sepanjang pompa

    Tekanan hisap tidak cukup (NPSH)

    Volume hisap yang tidak cukup

    Keausan komponen internal

    Kebocoran pada pipa dan katup

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    46/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Cacat mekanik, karat, cacat bearing

    Misalignmet

    Mismatched pumps in series

    Noncondensable in liquid

    Obstruction in lines or pump housing

    Rotor imbalance

    Berat jenis fluida terlalu tinggi

    Kecepatan operasi terlalu tinggi

    Kecepatan operasi terlalu rendah

    Total head sistem lebih tinggi dari perencanaan

    Total head sistem lebih rendah dari

    perencanaan

    Unsuitable pumps in parallel operationViskositas terlalu tinggi

    Arah rotasi salah

    Kavitasi pada pompa adalah penyebab utama kegagalan pompa. Kavitasi tidak hanya

    menurunkan prestasi sebuah pompa, tetapi juga mempercepat terjadinya keausan pada

    komponen dalam pompa. Ada tiga penyebab utama terjadinya kavitasi pada pompa,

    yaitu:

    78

    1.

    Perubahan fasa fluida.

    Terbentuk dan pecahnya gelembung uap air pada saluran hisap dan didalam

    pompa akan menyebabkan kavitasi. Kegagalan ini sering ditemui pada pompa

    yang dipakai pada sistem boiler, dimana temperatur fluida yang masuk mendekati

    kondisi titik jenuhnya. Pada kondisi ini, sedikit saja perubahan pada tekanan

    hisapnya akan mengubah air menjadi uap. Demikian juga sebaliknya, perubahan

    tekanan sedikit saja dapat mengubah fasa uap menjadi fasa cair. Kavitasi yang

    disebabkan oleh perubahan fasa fluida sangat berbahaya bagi pompa dankomponennya. Bukti visual yang dapat kita peroleh dari terjadinya kavitasi akibat

    perubahan fasa ini adalah pada permukaan kasar seperti kulit jeruk di permukaan

    impeller. Operasi yang terus menerus akan menyebabkan terjadinya lubang pada

    impeller, sehingga fluida tidak dapat terpompa dengan benar, dan akan

    mengakibatkan patahnya impeller akibat merambatnya crack yang terbentuk.

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    47/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    2. Masuknya udara/gas kedalam pompa.

    Pompa dirancang untuk mengalirkan fluida yang bebas dari kandungan gas.

    Walaupun sebenarnya fluida yang masuk kedalam pompa memiliki kandungan

    gas yang tidak terlalu besar, tetapi gas yang terjebak didalam fluida akan

    menurunkan debit dan head yang dapat diperoleh pompa. Penyebab masuknya gas

    pada fluida antara lain: Aliran masuk dua fasa fluida, NPSHA yang kurang,

    kebocoran yang terjadinya pada saluran masuk pompa.

    3. Aliran turbulen.

    Aliran turbulen tidak secara langsung menyebabkan kavitasi pada pompa, tetapi

    lebih kepada penyebab masuknya zat lain kedalam fluida. Sebuah pompa biasnya

    dirancang untuk mengalirkan fluida dalam keadaan stabil, berpola aliran laminar.

    Oleh karenanya, aliran yang turbulen dan tidak stabil juga merupakan salah satu

    penyebab terjadinya kavitasi.

    3.6.2 Pompa Positive Displacement

    Pompa positive displacement adalah pompa yang memindahkan sejumlah fluida dengan

    kuantitas yang sama dalam satu siklus operasinya. Volume fluida yang konstan ini tetap

    mengalir dalam jumlah yang sama tanpa memandang tahanan yang terjadi selama proses

    pemindahan seperti dapat dilihat pada Gambar 3.36, sehingga daya yang digunakan pada

    pompa positive displacement ini tetap untuk satu siklusnya. Secara garis besar, pompa

    positive displacement dapat dikategorikan dalam 3 jenis yaitu : reciprocating pump,

    rotary pump, dan diagphragm pump.

    Gambar 3.36 Prinsip pompa positive displacement

    79

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    48/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.6.2.1 Reciprocating Pump

    Pompa reciprocating dibagi atas dua kategori, yaitu : Single acting dan double acting.

    Sebuah pompa yang single acting akan menghisap fluida, mengisi slinder pompa dengan

    langkah yang bekerja hanya pada satu arah saja, lalu kemudian mendorong fluida keluar

    melalui gerakan piston(dan hanya pada satu arah pula). Berbeda dengan pompa double

    acting, fluida masuk kedalam slinder yang kosong melalui katup, lalu fluida pada sisi

    yang lainnya terpompa keluar dari slinder. Ketika fluida pada sisi sebaliknya dikeluarkan

    dari pompa, sisi yang lain menghisap fluida melalui pergerakan piston pada dua arah.

    Gambar dari pompa single dan double acting bisa dilihat pada Gambar 3.37

    Gambar 3.37 Prinsip kerja single dan doble acting pump

    Daya yang diperoleh pompa melalui motor listrik digunakan untuk mengkonversi

    gerakan rotasi poros menjadi gerakan bolak-balik kecepatan rendah melalui mekanisme

    roda gigi reduksi, poros engkol dan connecting rod. Pompa reciprocating biasanya

    memiliki efesiensi yang tinggi. Kekurangannya adalah harga yang relatif tinggi dan biaya

    perawatan yang lebih mahal dibandingkan dengan pompa sentrifugal. Akan tetapi pompa

    ini banyak digunakan untuk operasi yang memerlukan aliran fluida yang kontiniu, dan

    salah satu kelebihannya lagi dibanding dengan pompa sentrifugal adalah jumlah flow

    yang dapat dihasilkannya tidak tergantung dari viskositas fluida yang hendak

    dipindahkan.

    80

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    49/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    3.6.2.2Rotary Pump

    Pompa rotasi menggunakan prinsip kerja roda gigi yang digunakan untuk memindahkan

    fluida melalui mekanisme meshing dari setiap gear teeth. Fluida yang terkumpul pada

    ruang antar gigi kemudian dipompa seiring dengan berputarnya roda gigi. Gambar

    penampang gear pump dapat dilihat dari Gambar 3.38.

    Gambar 3.38 Penampang sederhana Gear Pump

    3.6.2.3Modus Kegagalan Pompa Positive Displacement

    Berbagai modus dan penyebab kegagalan pompa positive displacement dapat dilihat

    dari Tabel 3.8.

    Tabel 3.8 Modus dan Penyebab Kegagalan Pompa Rotary

    81

    Problem

    Penyebab Tidakadaaliran

    Tekanankeluartidakcukup

    Kapasitastidakcukup

    Starts,

    butlosesprime

    Keausanberlebih

    Panas

    berlebih

    Getara

    ndankebisinganberlebihan

    Kebutu

    handayaterlalutinggi

    Motor

    trips

    Tempe

    raturmotorterlalutinggi

    Tempe

    raturfluidakeluarterlalutinggi

    Udara masuk ke saluran hisap dan seal

    Tekanan keluar berlebihan

    Temperatur fluida pada saluran masuk

    terlalu tinggi

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    50/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Suplai fluida tidak mencukupi

    Keausan komponen internal

    Fluida lebih viskos dari perancangan

    Fluida menguap pada saluran masuk

    Misaligned coupling, belt, and chain drive

    Kegagalan motor/penggerak

    Regangan pipa pada rumah pompa

    Pump running dry

    Kesalahan pengaturan Katup Relief

    Pelendutan elemen yang berotasi

    Bahan padat dan pengotor pada fluida

    Kecepatan operasi terlalu rendah

    Saringan masuk tersumbatPipa hisap tidak terendam dalam fluida

    Arah rotasi yang salah

    Penyebab dan modus kegagalan pada pompa Reciprocating, dapat kita lihat pada Tabel

    3.9

    Tabel 3.9 Modus dan Penyebab Kegagalan Pompa Reciprocating

    82

    Problem

    Penyebab Tidakadaaliran

    Kapasitastidakcukup

    Umurpackingpendek

    Excessivewearliquidend

    Excessivewearpowerend

    Excessiveheatpowerend

    Getarandankebisingan

    FrekuensiKnockingtinggi

    MotorTrips

    Bahan abrasif dan korosif pada fluida

    Kerusakan pegas katup

    Slinder tidak terisi secara sempurna

    Masalah pada system transmisi daya

    Excessive suction lift

    Masalah pada roda gigi

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    51/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    Pemilihan packing yang kurang tepat

    Pelumasan yang kurang cukup

    Liquid entry into power end of pump

    Loose cross-head pin or crank pin

    Loose piston or rod

    Efesiensi volumetrik yang rendah

    Misalignment of rod or packing

    Kandungan udara tak terkondensasi pada fluida

    Tekanan hisap yang tidak cukup

    Obstruction in line

    Satu atau lebih slinder yang tidak beroperasi

    Keausan, karat

    Kelebihan bebanKecepatan operasi yang tidak tepat

    Pump valves stuck open

    Relief or bypass valve leaking

    Scored rod or plunger

    Tangki suplai tidak berisi fluida

    Worm cross-head or guides

    Worm valves, seat, liners, rod or plunger

    3.6.2.4Recirculating

    Recirculating adalah fenomena dimana arah dan kecepatan aliran tidak berjalan sesuai

    dengan rancangan, dikarenakan arah aliran keluar dari pompa ditahan dengan pengaturan

    katup, dengan menutupnya secara perlahan-lahan. Hal ini menyebabkan arah aliran

    berubah dan menghalangi aliran yang akan keluar pompa. Recirculating ini menyebabkan

    getaran yang frekuensinya mendekati vane pass x rpm. Amplitudo yang terjadi terkadang

    sering melebihi nilai peringatan tertentu, dan sering bertambah besar ketika terjadi

    resonansi pula. Pola getaran yang terjadi dapat kita lihat dari Gambar 3.39.

    83

    Tidak jarang, getaran dengan frekuensi yang rendah dan amplitudo yang rendah

    diasosiasikan dengan frekuensi vane pass, mengakibatkan frekuensi yang dihasilkan oleh

    kavitasi kelihatan menyerupai pola recirculating. Oleh karenanya, perlu ditekankan disini

    bahwa fenomena recirculating terjadi di sisi keluar pompa, sedangkan kavitasi terjadi

  • 7/25/2019 Perawatan Industri Proses

    52/52

    Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses

    pada sisi hisap pompa. Untuk menghindari fenomena recirculating, sebaiknya pompa

    dioperasikan pada kapasitas normalnya, dan hindari pengatupan berlebihan.

    Gambar 3.39 Pola getaran akibat recirculating