bab i perawatan luka

Upload: noyy

Post on 25-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    1/48

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Teknik perawatan luka (wound dressing)saat ini berkembang pesat dan

    dapat membantu perawat dan pasien untuk menyembuhkan luka kronis.

    Prinsip lama yang menyebutkan penanganan luka harus dalam keadaan

    kering, ternyata dapat menghambat penyembuhan luka, karena menghambat

    proliferasi sel dan kolagen, tetapi luka yang terlalu basah juga akan

    menyebabkan maserasi kulit sekitar luka. Memahami konsep penyembuhan

    luka lembab, pemilihan bahan balutan, dan prinsip-prinsip intervensi luka

    yang optimal merupakan konsep kunci untuk mendukung proses

    penyembuhan luka. Perawatan luka menggunakan prinsip kelembapan

    seimbang (moisture balance) dikenal sebagai metode modern dressing dan

    memakai alat ganti balut yang lebih modern (onald, !"#$%.

    Teknik perawatan luka saat ini sudah mengalami perkembangan yang

    sangat pesat, dimana perawat luka sudah menggunakan modern dressing.

    Produk perawatan luka modern memberikan kontribusi yang sangat besar

    untuk perbaikan pengelolaan perawatan luka khususnya pada luka kronis

    seperti luka diabetes. Prinsip dari produk perawatan luka modern adalah

    menjaga kehangatan dan kelembaban lingkungan sekitar luka untuk

    1

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    2/48

    meningkatkan penyembuhan luka dan mempertahankan kehilangan cairan

    jaringan dan kematian sel (&e 'aune, #) dalam Peter *heehan, !""+%.

    Pada awalnya para ahli berpendapat bahwa penyembuhan luka akan

    sangat baik bila luka dibiarkan tetap kering. Mereka berpikir bahwa infeksi

    bakteri dapat dicegah apabila seluruh cairan yang keluar dari luka terserap

    oleh pembalutnya. kibatnya sebagian besar luka dibalut oleh bahan kapas

    pada kondisi kering. Penelitian yang dilakukan inter (#!% tentang

    keadaan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka menjadi dasar

    diketahuinya konsepMoist Wound Healing(Morrison, !""/%.

    Moist Wound Healingadalah metode untuk mempertahankan kelembaban

    luka dengan menggunakan balutan penahan kelembaban, sehingga

    penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami.

    Munculnya konsep Moist Wound Healing disertai dengan teknologi yang

    mendukung, hal tersebut menjadi dasar munculnya pembalut luka modern

    (Mutiara, !""%.

    Penggunaan dan pemilihan produk-produk perawatan luka yang kurang

    sesuai akan menyebabkan proses inflamasi yang memanjang dan kurangnya

    suplai oksigen di tempat luka. 0al-hal tersebut akan memperpanjang waktu

    penyembuhan luka. 'uka yang lama sembuh disertai dengan penurunan daya

    tahan tubuh pasien membuat luka semakin rentan untuk terpajan

    mikroorganisme yang menyebabkan infeksi (Morrison, !""/%.

    2

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    3/48

    1alutan modern (hidrogel) dapat mengendalikan infeksi lebih baik

    dibanding balutan kasa, pada balutan modern dilaporkan rata-rata infeksi luka

    adalah !,2 sedangkan pada balutan kasa 3,#2. Penderita dengan luka kaki

    diabetes membutuhkan perawatan jangka panjang sampai sembuh kembali.

    Perawatan pasien dengan luka kaki diabetes akan menunjukkan penutupan

    luas area luka pada / minggu pertama dan sembuh total pada #! minggu

    (Peter *heehan, !""+%.

    &ari hasil penelitian balutan lembab, peneliti pertama kali dilakukan oleh

    inter (#!% dalam Peter *heehan (!""+% berpendapat bahwa luka yang

    ditutup dengan balutan lembab mempunyai laju epitelisasi dua kali lebih

    cepat dari pada luka yang dibiarkan kering. owel (#3"% dalam Peter

    *heehan (!""+% menguatkan bahwa lingkungan lembab meningkatkan

    migrasi sel epitel ke pusat luka sehingga luka lebih cepat sembuh. 1ahkan

    Thomson (!"""% mengambil kesimpulan bahwa tingkat kejadian infeksi pada

    semua jenis balutan lembab sebesar !,$2, sedangkan balutan kering memiliki

    tingkat kejadian infeksi 2 (Peter *heehan, !""+%.

    Parameter pelayanan keperawatan yang berkualitas di rumah sakit salah

    satunya adalah terkendalinya infeksi nosokomial. Pengendalian infeksi

    nosokomialmenjadi demikian penting karena semakin canggihnya peralatan

    4 peralatan rumah sakit, namun disisi yang lain semua upaya pemeriksaan

    cenderung dilakukan dengan prosedur invasif. Perawat profesional yang

    bertugas di rumah sakit semakin diakui eksistensinya dalam setiap tatanan

    pelayanan kesehatan, sehingga dalam memberikan pelayanan secara

    3

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    4/48

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    5/48

    menginformasikan metode perawatan luka ke seluruh wilayah sia Pasifik

    hingga metode modern ini menjadi standar (disaputra,!"#$%.

    1eberapa penelitian berkaitan dengan perawatan luka. Menurut fitri

    yulianti (!"#$% perawat perlu memperbarui wawasan keilmuannya. Termasuk

    pada perawatan luka (wound care)yang mungkin belum banyak masyarakat

    mengetahuinya. *ampai sekarang ini perawat luka yang berkompeten tercatat

    /.""" orang di 7ndonesia.

    &ari hasil penelitian yang dilakukan ohmayanti (!"#!% dengan judul

    97mplementasi Perawatan 'uka Modern &i * 0arapan Magelang: dengan

    hasil penelitiannya di umah *akit wilayah ;ks

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    6/48

    penggunaan bahan yang tepat yaitu pemakaian salin normal sebagai larutan

    pembersih luka. 0asil penelitian menunjukkan bahwa seluruh perawat (+"

    orang% menggunakan salin normal sebagai cairan pembersih pada perawatan

    luka akut seperti luka operasi, luka superfisial, dan luka kronik, termasuk luka

    kronik yang menghasilkan jaringan nekrotik.

    Meidina (!"#!% menunjukkan hasil dari penelitiannya seluruh perawat

    (#""2% menggunakan povidone iodine sebagai larutan antiseptik pada luka

    bedah (akut% dan !+ perawat (3."2% menggunakanpovidone iodine sebagai

    larutan antiseptik pada luka kronik, termasuk juga pada luka kronik yang

    menghasilkan jaringan nekrotik.

    Meidina (!"#!% menunjukkan hasil dari penelitianya #""2 (+" perawat%

    tidak menggunakan balutan yang dapat mempertahankan kelembaban (moist

    wound healing% seperti balutan oklusif ataupun balutan yang menyerap cairan

    (absorben dressing%. 0asil peneltian ini juga menunjukkan bahwa seluruh

    perawat (+" orang% menggunakan balutan basah kering untuk merawat semua

    jenis luka akut dan +.+)2 (!) perawat% menggunakan balutan basah kering

    (wet to dry% pada luka kronik termasuk luka kronik yang disertai dengan

    jaringan nekrotik.

    Perawatan luka yang dilaksanakan di ruangan hanya dilaksanakan sebatas

    mengganti balutan luka, membersihkan balutan luka kemudian selesai, tanpa

    adanya proses paripurna>komprehensif, yaitu meliputi pengkajian, pemilihan

    dressing, implementasi, dokumentasi dan evaluasi. 0al ini terjadi karena pola

    6

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    7/48

    fikir lama yang salah dan sudah membudaya dikalangan perawat.

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    8/48

    bersumber dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal

    bersumber dari luar individu (Titik, !"#$%.

    Motivasi merupakan tenaga penggerak dan kadang-kadang dilakukan

    dengan mengeyampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat dalam

    mencapai tujuan. &engan motivasi, manusia akan lebih cepat dan

    bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan. *uatu motivasi murni yang

    betul-betul didasari akan pentingnya suatu perilaku dan didasarkan sebagai

    suatu kebutuhan (Titik, !"#$%.

    1eberapa penelitian berkaitan dengan motivasi. 0asil dari penelitian dari

    &ecy (!"")% dengan judul 9Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan

    Perawatan Pada Pasien Pasca 1edah &i uang awat 7nap * =mum &r.

    Pirngadi

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    9/48

    Motivasi perawat pelaksana di *=& 1atang dapat dilihat bahwa dari +/

    responden lebih dari separuh yaitu !" responden ($),)2% mempunyai

    motivasi rendah dan kurang dari separuh yaitu #/ responden (/#,!2%

    mempunyai motivasi tinggi. &ari data tersebut artinya lebih dari separuh

    responden menyatakan bahwa perawat pelaksana di *=& 1atang

    motivasinya rendah dalam melaksanakan perawatan luka post operasi.

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    10/48

    dresssing(balutan luka%. Pemilihan balutan luka yang tepat dapat membantu

    meningkatkan derajat kesehatan pasien yang mengalami luka sehingga akan

    meringankan biaya dan menghemat waktu perawat.

    awancara pada bulan Covember kepada kepala ruang perawatan

    penyakit bedah * 7slam Cahdlotul =lama &emak M Cur syiD

    menyampaikan bahwa staf perawat di ruangannya belum mempunyai

    motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan perawatan luka modern. 7nstansi *

    juga belum pernah menyelenggarakan seminar atau workshop perawatan luka

    modern, dan kurang mendorong para perawatnya untuk mengikuti pelatihan

    perawatan luka modern seperti 666 (Certified Wound Care Clinician

    Associate) &ukungan dari dokter terutama dokter spesialis penyakit bedah

    belum optimal dalam kolaborasi perawatan luka seperti penentuan bahan dan

    alat ganti balut.

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    11/48

    sangat penting untuk proses penyembuhan luka akan semakin cepat.

    Perawatan luka yang salah akan mengakibatkan luka semakin parah. 'uka

    yang tak terawat dengan baik dapat terkontaminasi mikroba, mengalami

    infeksi lokal dan meluas menjadi infeksi sistemikbahkan bisa berakibat fatal

    bagi pasien seperti amputasi anggota tubuh (&evi, !"#+%

    1erdasarkan fenomena yang ada, Peneliti merumuskan masalah 9pakah

    ada hubungan motivasi dengan perawatan luka modern di ruang rawat inap

    * 7slam Cahdlotul =lama &emak:.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

    motivasi dengan perawatan luka modern di ruang rawat inap * 7slam

    Cahdlotul =lama &emak.

    . Tujuan !husus

    a. =ntuk mendeskripsikan motivasi dalam perawatan luka modern.

    b. =ntuk mendeskripsikan perawatan luka modern di ruang rawat inap

    * 7slam Cahdlotul =lama &emak.

    c. =ntuk menganalisis hubungan motivasi dengan perawatan luka

    modern di ruang rawat inap * 7slam Cahdlotul =lama &emak.

    11

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    12/48

    D. Man"aat Penelitian

    1. Man"aat Te#ritis

    &iharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan tentang

    perkembangan ilmu perawatan luka modern.

    . Man"aat Praktis

    0asil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat untuk E

    a. Institusi Pen$i$ikan

    Memberikan informasi tentang kemajuan perawatan luka

    modern. Memberikan masukan untuk merancang dan mengelola

    mata ajar perawatan luka modern agar lebih disukai mahasiswa.

    %. Rumah sakit

    *ebagai masukan untuk * 7slam Cahdlotul =lama &emak

    dalam menyusun suatu kebijakan yang terkait motivasi kerja

    karyawan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu

    pelayanan.

    &. Mahasis'a

    Mengenal teknik perawatan luka modern, sehingga dapat

    memberikan kesiapan dalam melakukan perawatan luka modern di

    lahan praktek.

    12

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    13/48

    $. Pera'at

    Memberikan wawasan dan motivasi agar lebih mengenal dan

    mengaplikasikan tindakan perawatan luka modern agar pasien puas

    terhadap pelayanan.

    e. Mas(arakat

    Masyarakat dapat merasakan perawatan luka modern sehingga

    mengurangi hari rawat.

    BAB II

    TIN)AUAN PU*TA!A

    13

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    14/48

    A. !#nse+ Pera'atan Luka

    1. Pengertian Luka

    'uka adalah semua kerusakan di dalam kulit. Mungkin disengaja misal

    pada operasi, atau tak disengaja, seperti akibat trauma. 8enis luka meliputi

    luka bedah, goresan (seperti pisau%, penghancuran, terbakar, pencabikan,

    gigitan (manusia, binatang%, dan luka tekan. *egera setelah terjadi luka,

    radang dimulai dengan agresi keping darah. vaskuler, luka tekanan, luka keganasan>luka kanker. 'uka adalah

    terputusnya kontiunitas suatu jaringan oleh karena adanya cidera atau proses

    pembedahan (gustina dalam li !"#$%

    . !lasi"ikasi Luka

    a. 1erdasarkan kedalaman jaringan

    !) Partial "heckness

    'uka mengenai lapisan epidermis dan dermis

    14

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    15/48

    #) $ull "hickness

    'uka mengenai lapisan epidermis, dermis dan subcutaneus. &an

    termasuk mengenai otot, tendon, dan tulang.

    b. 1erdasarkan waktu dan lamanya

    #% kut

    'uka baru, terjadi mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan

    waktu yang diperkirakan. 'uka akut merupakan luka trauma yang

    biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh

    dengan baik bila tidak terjadi komplikasi.

    6ontoh E luka sayat, luka bakar, luka tusuk

    !%

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    16/48

    respiratorius% traktus gastrointestinal% traktus orofaring% traktus

    urinarius atau traktus bilier

    b) Pembuatan luka > operasi berencana dengan penutupan kulit

    primer dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup, misalnya

    luka pada daerah wajah, kepala, ekstremitas atas > bawah.

    !% 'uka 1ersih Terkontaminasi

    a) Pembuatan 'uka > operasi dengan membuka traktus digestive%

    traktus bilier% traktus urinarius% traktus respiratorius sampai

    dengan orofaring, traktus reproduksi kecuali ovarium.

    b) Pembuatan 'uka > operasi tanpa pencemaran nyata (gross

    spilage) 6ontoh E operasi pada traktus bilier% apendiks%

    vagina&orovaring% laparotomi% trakeostomi% neprostomi

    +% 'uka kotor > kronik

    a% Pada fase perforasi traktus digestivus% dehiscein.

    b% Melewati daerah purulen, inflamasi memanjang.

    c% 'uka bersih > akut terbuka lebih dari jam.

    d% 0asil klinis atau swab menunjukkan adanya infeksi.

    (;rfandi, !"#+%

    16

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    17/48

    ,. Pr#ses Pen(em%uhan Luka (Wound Healing)

    a. ?ase inflamasiE

    #% Merupakan awal dari proses penyembuhan luka sampai hari kelima

    !% Proses peradangan akut terjadi dalam !/-/) jam pertama setelah

    cedera.

    +% Proses epitelisasi mulai terbentuk pada fase ini beberapa jam setelah

    terjadi luka.

    /% Terjadi reproduksi dan imigrasi sel dari tepi luka menuju ketengah

    luka.

    $% ?ase ini mengalami kontriksi dan retraksi disertai reaksi hemostatis

    yang melepaskan dan mengaktifkan sitokin yang berperan untuk

    terjadinya kemotaksis retrofil% makrofag% mast sel% sel endotelealdan

    firoblas.

    % Pada fase ini kemudian terjadi vasodilatasi dan akumulasi lekosit

    dan mengeluarkan mediator inflamasi TF? beta # akan mengaktivasi

    fibroblas untuk mensistesis kolagen.

    b. ?ase Proliferasi

    17

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    18/48

    #% ?ase ini mengikuti fase inflamasi dan berlangsung selama ! sampai +

    minggu. Pada fase ini terjadi neoangiogenesis membentuk kapiler

    baru.

    !% ?ase ini disebut juga fibroplasi menonjol perannya.$ibroblas

    mengalamiproliferasidan berfungsi dengan bantuan vitamin 1 dan

    vitamin 6 serta oksigen dalam mensintesis kolagen.

    +% *erat kolagen kekuatan untuk bertautnya tepi luka. Pada fase ini

    mulai terjadi granulasi, kontraksi luka dan epitelisasi.

    c. ?ase'emodellingatau Maturasi

    #% ?ase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses

    penyembuhan luka.

    !% Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi

    luka dan pematangan parut.

    +% ?ase ini berlangsung mulai + minggu sampai ! tahun. khir dari

    penyembuhan ini didapatkan parut luka yang matang yang

    mempunyai kekuatan )"2 dari kulit normal.

    (;rfandi, !"#+%

    -. isi#l#gi +en(em%uhan luka

    1agan fisiologi penyembuhan lukaE

    18

    7njuri jaringan

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    19/48

    (;rfandi, !"#+%

    1agan !.+ fisiologi penyembuhan luka

    /. akt#r0"akt#r (ang mem+engaruhi +r#ses +en(em%uhan luka

    a. ?aktor umum

    #% perfusi dan oksigenasi jaringan

    proses penyembuhan luka bergantung suplaioksigen. oksigen

    merupakan kritikal untuk leukosit dalam menghancurkan bakteri dan

    untuk fibroblast dalam menstimulasi sintesis kolagen. selain itu

    kekurangan oksigen dapat menghambat aktivitas fagositosis. dalam

    19

    Haemoragik, aktivasi platelet dan degranulasi, aktivasi komplemen,

    pembekuan dan haemostasis

    ekrut sel melalui kemotaksis,fagositosisdan debridement

    Pengeluaransitokain, dan mediator bioaktiflain, pertumbuhan sel

    dan aktivasi, reepitelisasi fagositosisdan debridement

    eovaskularisasi, pembentukan jaringan granulasi, kontraksi luka

    Terputusnya jaringan baru, remodelling

    ekstraselluler matrik dan penutupan luka

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    20/48

    keadaaan anemia dimana terjadi penurunan oksigen jaringan maka

    akan menghambat proses penyembuhan luka (;rfandi, !"#+%

    Menurut Cancy dkk dalam ;rfandi (!"#+%, menyatakan bahwa

    dengan adanya tegangan oksigen tidak menurun bila pasien dengn

    anemia sepanjang pasien mempunyai adeDuat sirkulasi volume

    intravaskuler, kemudian juga dilaporkan tingkat hydroGyproline adalah

    komponen kolagen, tidak menurun pada pasien dengan anemia.

    !% *tatus nutrisi

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    21/48

    diet seimbang mengandung bahan nutrisi yang dibutuhkan untuk

    perbaikan luka E

    a% sam amino

    &ibutuhkan untuk revaskularisasi, proliferasi fibroblas, sintesis

    kollagen dan pembentukan lympatik.

    b% ;nergi sel

    &igunakan untuk proliferasi sel dan aktifitas fagostatik.

    c% Iitamin 6

    Merupakan bahan untuk sintesa collagen%produksi fibroblas dan

    mengurangi resiko infeksi.

    d% Iitamin

    &ibutuhkan untuk epitelisasi dan sintesa Collagen

    e% Iitamin 1

    &ibutuhkan untuk fungsi lymfosit dan prodiksi antobodi.

    f% Jinc

    &ibutuhkan untuk proses mitosis sel dan proliferasi.

    g% 1ahan mineral

    Merupakan penting dari penyembuhan.

    21

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    22/48

    h% ir

    Merupakan sesuatu yang penting untuk perkembangan jaringan.

    +% Penyakit

    Misalnya E &iabetes melitus, anemia, keganasan>malignan,

    heumathoid rthritis, gangguan auto-imun, gangguan hepatik,

    =remia, inflammatory bowel disease.

    /% Terpi @bat

    a% @bat anti-inflamasi bon steroid

    . Pengkajian Luka

    =ntuk menentukan tingkat keberhasilan intervensi perawatan luka yang

    optimal, maka seorang perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan

    keterampilan dalam melakukan pengkajian luka secara benar. 0al ini

    merupakan dasar yang sangat penting dalam menentukan jenis intervensi

    yang akan diberikan untuk masing-masing klien. 0al-hal yang harus dikaji

    oleh seorang perawat ketika mendapat seorang klien yang menderita luka,

    antara lainE

    a. 'okasi dan 'etak luka

    0al ini dapat digunakan sebagai indikator terhadap kemungkinan

    penyebab terjadinya luka sehingga kejadian luka dapat diminimalkan.

    b. *tadium 'uka

    22

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    23/48

    Terdapat beberapa klasifikasi atau stadium yang dapat digunakan

    untuk menilai suatu kondisi luka, antara lain E

    #% *tadium 1erdasarkan natomi Merah E (pink>merah>merah tua% disebut dengan jaringan

    sehat, granulasi% epitelisasi% vaskularisasi

    23

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    24/48

    b) +ellow>kuning kehijauan>kuning

    tua>kuning kecoklatan% disebut jaringan mati yang lunak,

    fibrinolitik% sloughy% avaskularisasi

    c) ,lack >hitam E 8aringan nekrosis% avaskularisasi

    +% *tadium agner =ntuk 'uka &iabetik(&ikutip dari Fitarja, !""!%

    a% *uperficial lcer

    (!) *tadium " E Tidak terdapat lesi, kulit dalam keadaan baik tapi

    dengan bentuk tulang, kaki yang menonjol>charcot

    arthropathies

    (#) *tadium # E 0ilang lapisan kulit hingga dermis dan kadang-

    kadang tampak tulang menonjol

    b% -eep lcer

    (#% *tadium 77 E 'esi terbuka dengan penetrasi ke tulang atau

    tendon (dengan underminning>goa%

    (!% *tadium 777 E Penetrasi dalam, osteomyelitis% pyarithrosis%

    plantar absesatau infeksi hingga tendon

    c% .angrene

    (!) *tadium 7I E .angrenesebagian, menyebar hingga sebagian

    dari jari kaki, kulit sekitarnya selulitis,gangrenelembab>kering

    (#) *tadium I E *eluruh kaki dalam, kondisi nekrotik& gangrene

    24

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    25/48

    /% *tadium 'uka 1akar

    a% &erajat 7

    (#% /pidermisyang terkena

    (!% Cyeri 0ebat

    (0) /ritrema

    (/% 1lister tidak ada

    ($% *embuh dalam 3-#" hari secara spontan tanpa obat-obatan

    (% Tanpa bekas

    b% &erajat 77

    (#% ;pidermis dan dermis rusak

    (!% Cyeri sangat hebat

    (+% danya blisters>bula yang sangat besar

    (/% *embuh secara spontan bila tidak terinfeksi (#"-! minggu%

    c% &erajat 777

    (#% *eluruh lapisan kulit termasuk fascia otot dan tulang

    (!% nalgesia

    (+% Tidak ada blister

    (/% arna kulit menjadi hangus, putih

    ($% *embuh dalam jangka waktu lama dan cacat

    c. 1entuk dan ukuran luka

    25

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    26/48

    Pengukuran secara tiga dimensi (panjang, lebar dan kedalaman% dan

    penentuan underminning>goa dengan menggunakan patokan searah jarum

    jam serta tunneling>terowongan.

    d. ;ksudat

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    27/48

    i. Tanda-tanda 7nfeksi

    basah.

    /% 1erdarah berarti bagus lukanya

    $% 1alutan luka hanya menggunakan kasa.

    (li, !"#$%

    b. Perawatan luka modern (konsep baru%

    Pada tahun #!, Profesor F.& inter melakukan studi klinik yang

    dipublikasikan dalam jurnal ature tentang keadaan lingkungan yang

    27

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    28/48

    optimal untuk penyembuhan luka, hasil penelitian yang dilakukan pada

    binatang dan manusia telah menunjukkan bahwa proses peyembuhan luka

    dengan kondisi lingkungan yang lembab ternyata lebih cepat jika

    dibandingkan dengan luka yang dibiarkan terbuka dan kering. 0al ini

    diperkuat oleh Turner (#"% yang menyatakan bahwa perawatan luka

    dengan konsep lembab yang dilakukan secara kontinyu akan mempercepat

    pengurangan ukuran luka dan mempercepat proses pembentukan jaringan

    granulasi dan reepitelisasi. dapun alasan rasional dari teori perawatan

    luka dalam suasana lembab antara lainE

    #% Mempercepat fibrinolisis

    ?ibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih

    cepat oleh netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab

    !% Mempercepat angiogenesis

    &alam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan

    merangsang lebih cepat pembentukan pembuluh darah yang baru

    (anggiogenesis).

    +% Menurunkan resiko infeksi

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    29/48

    komponen tersebut lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang

    lembab.

    $% Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif

    Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag,

    monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini. (&ikutip dari

    Fitarja, !""!%

    3. ungsi %alutan luka 4'#un$ $ressing5

    Pada dasarnya prinsip pemilihan balutan yang akan digunakan harus

    memenuhi kaidah-kaidah fungsi sebagai berikut E

    a%

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    30/48

    a% &apat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien akibat rasa nyeri

    yang ditimbulkan pada saat mengganti balutan.

    b% &apat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien akibat rasa nyeri

    yang ditimbulkan pada saat mengganti balutan.

    c% Menunda proses penyembuhan terutama proses epitelisasi karena pada

    saat mengganti balutan jenis ini biasanya jaringan yang baru juga ikut

    terangkat karena sifatnya non-selektif

    d% Meningkatkan resiko infeksi karena walaupun luka dalam keadaan

    tertutup dan berlapis-lapis tetapi permukaan balutan tersebut masih

    memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroorganisme dari luar

    e% &itinjau dari segi penggunaan waktu dan tenaga kesehatan khususnya

    perawat pada saat mengganti balutan kurang efektif dan efisien karena

    penggunaan balutan konvensional ini memerlukan frekuensi penggantian

    yang lebih sering karena sifatnya kurang absorbtif sehingga waktu

    pelaksanaan tindakan menjadi lebih lama.

    1erdasarkan penelitian yang dilakukan @vington di merika *erikat pada

    tahun # ternyata jika ditinjau dari segi ekonomi, penggunaan balutan

    konvensional itu tidak cost effective, hal tersebut berkaitan dengan biaya yang

    dikeluarkan oleh seorang pasien ternyata lebih besar jika dibandingkan

    dengan penggunaan modern dressingkarena harus membayar ekstra tenaga

    kesehatan dan peralatan yang digunakan. Menurut Tan (!""!%, cost effective

    merupakan isu yang paling penting pada perawatan luka saat ini karena hal

    yang dimaksud disini berkaitan dengan pemberian tindakan yang efektif,

    30

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    31/48

    yang menunjang terbentuknya hasil klinis yang lebih baik, meningkatkan rasa

    nyaman klien dan memberikan kepuasan terhadap hasil terapi. (0ana .L

    Majalah

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    32/48

    c. Mempertahankan kelembaban

    d. bsorbsi eksudat yang berlebihan

    e. Cyaman digunakan

    f. *teril

    g Cost effective

    B. !#nse+ M#ti6asi

    1. De"inisi M#ti6asi

    Motivasi berasal dari motive atau dengan prakata bahasa latinnya, yaitu

    movere yang berarti 9mengerahkan:. Martoyo dalam ;lDorni (!"")% motive

    atau dorongan adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang

    melakukan sesuatu atau bekerja. *eseorang yang sangat termotivasi, yaitu

    orang yang melaksanakan upaya substansial, guna menunjang tujuan-tujuan

    produksi kesatuan kerjanya, dan organisasi dimana ia bekerja. *eseorang yang

    tidak termotivasi, hanya memberikan upaya minimum dalam hal bekerja.

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    33/48

    Menurut *ondang (!"#!% yang dimaksud dengan motivasi adalah daya

    pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela

    untuk mengerahkan kemampuanya. 1isa dalam bentuk keahlian atau

    keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan

    yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam

    rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah

    ditentukan sebelumnya.

    Menurut winardi (!""3% Motivasi adalah suatu konstruk yang dimulai

    dari adanya need atau kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi

    aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang

    berfungsi mengaktifkan, memberi arah, dan membuat persisten (berulang-

    ulang% dari suatu perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab

    timbulnya dorongan itu sendiri

    Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk

    melakukan sesuatu. Motivasi juga dapat diartikan sebagai perasaan atau

    pikiran yang mendorong seseorang melakukan atau menjalankan kekuasaan

    terutama dalam berperilaku ( *uchri dan anyan, !""3%

    . Te#ri $an ke%utuhan M#ti6asi

    a% Teori kebutuhan sebagai hirarki

    *alah seorang pelopor yang mendalami teori motivasi adalah braham 0.

    Maslow yang berkarya sebagai ilmuwan yang telah menuangkan hasil

    karyanya dalam buku yang berjudul 3Motivation and Personality4

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    34/48

    pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat

    diklasifikasikan pada lima hirarki kebutuhan, yaitu E

    #%

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    35/48

    mendasar. yang tergolong dalam kebutuhan ini adalah sama dengan

    tingkatan # dan ! dari teori Maslow. &alam perspektif organisasi,

    kebutuhan yang dikategorikan kedalam kelompok ini adalah E kebutuhan

    primer, gaji, insentif, kondisi kerja, keselamatan kerja, keamanan,

    jabatan.

    #) Tidak ada hubungan ('elatedness)

    Tercermin pada sifat dasar manusia sebagai insan sosial. *etiap orang

    ingin mengaitkan keberadaanya dengan orang lain dan dengan

    lingkungannya , keberadaan seseorang dapat dikatakan tidak mempunyai

    makna yang hakiki.

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    36/48

    fenomena sosial sebenarnya sama, akan tetapi klasifikasi atau istilah berbeda

    (*ondang, !"#!%.

    c%. Teori Motivasi 0igiene

    Teori ini dikembangkan oleh ?rederick 0erHberg tentang motivasi yang

    mempertajam pengertian mengenai efektifitas dari situasi dalam situasi

    kerja.teori tersebut terkenal dengan teori 0ygiene-motivasi atau teori ! faktor,

    yaitu internal dan eksternal. 0erHberg menyatakan apabila pekerja merasa

    puas dengan pekerjaanya, kepuasan itu didasarkan pada faktor yang internal,

    sebaliknya apabila para pekerja tidak puas dengan pekerjaanya ketidakpuasan

    itu umumnya dikaitkan dengan sifatnya eksternal. 1aik faktor internal maupun

    faktor eksternal berpengaruh terhadap motivasi seseorang.

    #. ?aktor internal

    Meliputi E perawat yang berambisi untuk maju dalam mencapai

    prestasi, tingkat pendidikan perawat, perkembangan ilmu pengetahuan

    perawat, kemajuan skil perawat dan perawat selalu bertanggung jawab

    atas pekerjaannya.

    !. ?aktor eksternal

    Meliputi E status kepegawaian perawat, dukungan rekan kerja di

    lingkungan *, supervisi yang baik, gaji perawat yang sesuai atau diatas

    =M, Tunjangan pekerjaan yang sesuai, reward atau penghargaan dari

    * bagi perawat yang berprestasi bisa berbentuk pelatihan atau uang,

    kondisi lingkungan * yang nyaman dan fasilitas yang mendukung

    kinerja perawat, kebijakan * yang mendorong pegawai mengasilkan

    36

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    37/48

    prestasi, keamanan dan keselamatan kerja yang telah standar (Titik,

    !"#$%.

    7mplikasi teori ini adalah bahwa seorang pekerja mempunyai persepsi

    berkarya tidak sekedar mencari nafkah. *elain mencari nafkah berkarya juga

    sebagai wahana untuk memuaskan berbagai kepentingan dan kebutuhannya.

    1gaimanapun kebutuhan itu dikategorissikan (*ondang,!"#!%.

    d%. Teori 9N: dan 9:

    &ouglas Mc.Fregor (dalam teori motivasi dan aplikasinya oleh sondang,

    !"")% membuat ! klasifikasi yaitu teori N yang pada dasarnya mengatakan

    bahwa manusia cenderung berperilaku negatif dan teori yang pada dasarnya

    mengatakan bahwa manusia cenderung berperilaku positif. Mengemukakan

    bahwa teori ini didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa manusia secara jelas

    dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori N dan mana yang

    menganut teori .

    Pada asumsi teori N menandai kondisi dengan hal-hal seperti karyawan

    tidak berambisi untuk maju dan selalu menghindar dari tanggung jawab, para

    karyawan pada dasarnya tidak senang bekerja, mereka harus dipaksa,

    diperintah dan diawasi, karyawan lebih mementingkan dirinya sendiri.

    *edangkan pada asumsi teori menggambarkan suatu kondisi seperti

    karyawan rata-rata rajin bekerja.

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    38/48

    e%. Teori Penguatan

    Teori penguatan menggunakan pendekatan keperilakuan, dalam arti

    bahwa penguatan menentukan perilaku seseorang. Para penganut teori

    penguatan melihat perilaku seseorang sebagai akibat lingkungannya. ang

    dimaksud dengan faktor-faktor penguatan adalah setiap konsekuensi yang

    apabila timbul mengikuti suatu respon, memperbesar kemungkinan bahwa

    tindakan itu akan diulangi lagi.

    *ecara sederhana dapat dikatakan bahwa inti teori ini terletak pada

    pandangan yang mengatakan bahwa jika tindakan seorang manajer oleh

    bawahan dipandang mendorong perilaku positif tertentu, bawahan yang

    bersangkutan akan cenderung mengulangi tindakan serupa. *ebaliknya, jika

    seorang menejer menegur bawahannya karena melakukan sesuatu hal yang

    tidak seharusnya dilakukannya, bawahan tersebut akan cenderung tidak

    mengulangi tindakan tersebut terlepas dari bersangkutan.

    Motivasi seorang bawahan untuk melakukan atau tidak melakukan

    sesuatu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar dirinya seperti sikap

    pimpinan, pengaruh rekan sekerja, dan sejenisnya, bukan karena faktor-faktor

    kognitif yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri. Teori ini

    mengabaikan perasaan, sikap, harapan dan variabel-variabel kognitif lainnya.

    Pada hal faktor-faktor tersebut pasti berpengaruh pada perilaku seseorang

    yang pada gilirannya akan tercermin pada tinggi rendahnya motivasi

    intrinsiknya untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

    38

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    39/48

    ,. Tujuan M#ti6asi

    *ecara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk

    menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan

    kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau

    tujuan tertentu. &isini akan disebutkan tujuan-tujuan motivasi adalah sebagai

    berikut E

    a% Meningkatkan moral dan kepuasan pekerja.

    b% Meningkatkan produktivitas.

    c% Mempertahankan kestabilan pekerja.

    d% Meningkatkan kedisplinan.

    e% Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

    f% Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya

    (Titik, !"#$%.

    Menurut Mitchell (dalam inardi, !""/% tujuan dari motivasi adalah

    memperediksi perilaku perlu ditekankan perbedaan-perbedaan antara motivasi,

    perilaku dan kinerja (performa%. Motivasilah penyebab perilakuL andai kata

    perilaku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi. 0al

    yang mungkin lebih penting dibandingkan dengan pilihan sebuah definisi

    khusus tentang motivasi adalah pandangan bahwa motivasi memiliki sejumlah

    sifat yang mendasarinya. dapun sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikutE

    a. Motivasi merupakan sebuah fenonim individual

    Masing-masing individu bersifat unik dan fakta tersebut harus diingat

    pada riset motivasi.

    39

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    40/48

    b. Motivasi bersifat intensional

    pabila seorang karyawan melaksanakan suatu tindakan, maka hal

    tersebut disebabkan karena orang tersebut secara sadar telah memilih

    tindakan tersebut.

    c. Motivasi memiliki macam-macam faset

    Para periset telah menganalisis macam aspek motivasi dan termasuk

    didalamnya bagaimana motivasi tersebut ditimbulkan, diarahkan, dan

    pengaruh apa yang menyebabkan persistensinya dan bagaiman motivasi

    tersebut dapat dihentikan.

    d. Tujuan teori motivasi adalah memprediksi perilaku

    Perlu ditekankan perbedaan-perbedaan antara motivasi, perilaku, dan

    kinerja (performa%. Motivasilah penyebab perilaku, andaikata perilaku

    tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi (Mitchell

    dalam inardi, !""/%.

    -. *um%er0sum%er M#ti6asi

    Menurut Titik (!"#$% sumber-sumber motivasi dibagi menjadi + yaitu E

    a% Motivasi 7ntrinsik

    aitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri.

    Termasuk motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas

    ketika dia berada di rumah sakit.

    40

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    41/48

    b% Motivasi ;kstrinsik

    aitu motivasi yang datangnya dari luar individu. Misalnya saja

    dukungan verbal dan nonverbal yang diberikan oleh teman dekat atau

    keakraban sosial.

    c% Motivasi Terdesak

    aitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya

    dalam serentak serta menghentak dan cepat sekali.

    /. )enis0jenis M#ti6asi

    Menurut 0asibuan (!""#% da dua jenis motivasi positif dan motivasi

    negatif yaitu motivasi positif (incentive positive) dan motivasi negatif

    (incentive negative) Motivasi positif (incentive positive) adalah suatu

    dorongan yang bersifat positif, yaitu jika pegawai dapat menghasilkan prestasi

    di atas prestasi standar, maka pegawai diberikan insentif berupa hadiah.

    *ebaliknya, motivasi negatif (incentive negative)%adalah mendorong pegawai

    dengan ancaman hukuman, artinya jika prestasinya kurang dari prestasi

    standar akan dikenakan hukuman. *edangkan jika prestasi diatas standar tidak

    diberikan hadiah.

    *edangkan menurut 'uthans (!""$%, ada tiga kategori motivasi atau motif,

    yakni E

    a. Motif Primer

    &ua kriteria yang harus dipenuhi agar motif dapat dimasukkan dalam

    klasifikasi primer, yaituE motif harus tidak dipelajariL dan juga motif harus

    didasarkan secara fisiologis. &engan definisi tersebut, motif primer yang

    41

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    42/48

    paling dikenal secara umum adalah lapar, haus, tidur, menghindari sakit,

    seks, dan perhatian maternal (ibu%.

    b. Motif =mum

    Motif umum sepertinya diperlukan karena adanya area antara motif

    primer dan sekunder. gar masuk ke dalam klasifikasi umum, sebuah

    motif haruslah tidak dipelajari, tetapi tidak didasarkan pada fisiologis.

    *ementara kebutuhan primer mengurangi stimulasi, kebutuhan umum

    justru diperlukan seseorang untu meningkatkan sejumlah stimulasi.

    Meskipun tidak semua psikolog sependapat, namun motif keingin tahuan,

    manipulasi, aktifitas, dan (mungkin% afeksi atau cinta sepertinya paling

    mungkin untuk memenuhi klasifikasi tersebut.

    c. Motif *ekunder

    *ebuah motif harus dipelajari agar bisa dimasukkan kedalam

    klasifikasi sekunder. 1erbagai motif penting yang masuk kedalam kriteria

    tersebut adalah motif kekuasaan, motif pencapaian>berprestasi, motif

    afiliasi, motif keamanan, dan motif status.

    /. akt#r0"akt#r M#ti6asi

    FouHaly (!"""% mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi

    motivasi kedalam dua kelompok yaitu, faktor eksternal (karakteristik

    organisasi% dan faktor internal (karakteristik pribadi%. ?aktor eksternal

    (karakteristik organisasi% yaitu E lingkungan kerja yang menyenangkan,

    tingkat kompensasi, supervisi yang baik, adanya penghargaan atas prestasi,

    status dan tanggung jawab. ?aktor internal (karakteristik pribadi% yaitu E

    42

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    43/48

    tingkat kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan

    pribadi, kebutuhan, kelelahan dan kebosanan.

    Menurut sondang (!"#!% manajer harus mengenal para bawahan sebagai

    individu dengan karakteristiknya yang khas berarti memahami delapan faktor

    untuk menerapkan teori motivasi yang tepat yaitu karakteristik biografikal,

    kepribadian, persepsi kemampuan belajar, nilai-nilai yang dianut, sikap,

    kepuasan kerja dan kemampuan.

    Menurut Titik (!"#$% ada ) faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu E

    a% ?aktor fisik

    Motivasi yang ada di dalam diri individu yang mendorong untuk

    bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan

    jasmani, raga, materi, benda atau berkaitan dengan alam. ?aktor fisik

    merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan dan

    kondisi seseorang, meliputi E kondisi fisik lingkungan, keadaan atau

    kondisi kesehatan, umur dan sebagainya.

    b% ?aktor herediter

    Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan

    atau usia seseorang.

    c% ?aktor intrinsik seseorang

    Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari

    perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa

    yang sudah dilakukan.

    d% ?asilitas (sarana dan prasarana%

    43

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    44/48

    Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang

    memudahkan dengan tersedianya sarana-sarana yang dibutuhkan untuk

    hal yang di inginkan.

    e% *ituasi dan kondisi

    Motivasi yang timbul berasarkan keadaan yang terjadi sehingga

    mendorong memaksa sesorang untuk melakukan sesuatu.

    f% Program dan aktivitas

    Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak

    lain yang didasari dengan adanya kegiatan (program% rutin dengan tujuan

    tertentu.

    g% udio fisual (media%

    Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang didapat dari

    perantara sehingga mendorong atau menggugah hati seseorang untuk

    melakukan sesuatu.

    h% =mur

    *emakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

    akan lebih matang berfikir logis dan bekerja, sehingga motivasi

    seseorang kuat dalam melakukan sesuatu hal.

    . Cara Meningkatkan M#ti6asi

    44

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    45/48

    Menurut Titik (!"#$% ada + cara untuk meningkatkan motivasi, yaitu E

    a) Memotivasi kekerasan (motivating by force)

    aitu cara memotivasi dengan ancaman hukuman atau kekerasan

    dasar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.

    b) Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement)

    aitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar

    melakukan sesuatu harapan yang memberikan motivasi.

    c) Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification on

    egoinvoiremen)

    aitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran.

    C. !#nse+ Perilaku

    1. Pengertian +erilaku

    Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat

    diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku manusia pada hakekatnya

    adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai

    manifestasi hayati bahwa dia adalah mahluk hidup (Titik !"#$%.

    . Bentuk +erilaku

    Titik (!"#$% menjelaskan perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu

    tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun

    luar diri individu tersebut. *ecara garis besar bentuk perilaku ada !

    macam, yaitu E

    a% Perilaku pasif (respon internal%

    Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu

    45

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    46/48

    dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap

    belum ada tindakan yang nyata.

    b% Perilaku aktif (respon eksternal%

    Perilaku yang sifatnya terbuka, perilaku aktif adalah perilaku

    yang dapat diamati langsung berupa tindakan yang nyata.

    +. ?aktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

    Perilaku manusia dipengaruhi oleh ! faktor pokok. ang pertama

    faktor perilaku (behavior causes), dan kedua faktor diluar (non behavior

    causes). *elanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari +

    faktor yaitu E

    #. ?aktor predisposisi

    ang mencakup pengetahuan perawat, sikap dan sebagainya.

    !. ?aktor pemungkin

    ang mencakup lingkungan dan kondisi *, tersedia>tidak

    tersedianya fasilitas>sarana keselamatan kerja,misal P&, pelatihan

    P, pelatihan pengenalan penggunaan alat baru di * dll.

    +. ?aktor penguat

    faktor ini meliputi undang-undang, peraturan-peraturan dan

    kebijakan di *, pengawasan>supervisi dan sebagainya (Cotoatmojo

    dalam Titik, !"#$%.

    -. Perilaku terha$a+ sistem +ala(anan kesehatan

    46

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    47/48

    Perilaku ini adalah respon individu terhadap sistem pelayanan

    kesehatan modern maupun tradisonal, meliputi E

    a% espon perawat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.

    b% espon perawat terhadap cara pelayanan kesehatan.

    c% espon perawat terhadap petugas kesehatan lainnya.

    d% espon perawat terhadap pemberian obat-obatan kepada pasien.

    espon tersebut terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan

    penggunaan fasilitas, petugas maupun penggunaan obat-obatan.

    D. !#nse+ Hu%ungan M#ti6asi $an Tin$akan Pera'atan Luka m#$ern

    47

    Teori Motivasi 0igiene

    #. ?aktor internal

    Meliputi E perawat yang berambisi

    untuk maju dalam mencapai prestasi,

    tingkat pendidikan perawat,

    perkembangan ilmu pengetahuan

    perawat, kemajuan skil perawat dan

    perawat selalu bertanggung jawab ataspekerjaannya.

    !. ?aktor eksternal

    Meliputi E status kepegawaian

    perawat, dukungan rekan kerja di

    lingkungan *, supervisi yang baik, gaji

    perawat yang sesuai atau diatas =M,

    Tunjangan pekerjaan yang sesuai, reward

    atau penghargaan dari * bagi perawat

    yang berprestasi bisa berbentuk pelatihan

    atau uang, kondisi lingkungan * yang

    nyaman dan fasilitas yang mendukung

    kinerja perawat, kebijakan * yang

    mendorong pegawai mengasilkan

    prestasi, keamanan dan keselamatan

    kerja yang telah standar (?rederick

    0erHberg dalam Titik, !"#$%.

    ?aktor perilakuE

    #. ?aktor predisposisi

    ang mencakup pengetahuan

    perawat, sikap dan sebagainya.

    !. ?aktor pemungkin

    ang mencakup lingkungan

    dan kondisi *, tersedia>tidak

    tersedianya fasilitas>sarana

    keselamatan kerja,misal P&,

    pelatihan P, pelatihan

    pengenalan penggunaan alat baru

    di * dll.

    +. ?aktor penguat

    faktor ini meliputi undang-undang, peraturan - peraturan dan

    kebijakan di *,

    pengawasan>supervisi dan

    sebagainya (Cotoatmojo dalam

    Titik, !"#$%.

  • 7/25/2019 BAB I Perawatan Luka

    48/48

    Motivasi

    faktor

    Perawatan luka modern