permenkes no 13 tahun 2015

Upload: liesthia-fidelia

Post on 20-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    1/100

    PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 13 TAHUN 2015

    TENTANG

    PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

    DI PUSKESMAS

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang

    sehat dan mencegah penyakit dan/atau gangguan

    kesehatan dari faktor risiko lingkungan serta dalam

    rangka mendukung pencapaian standar pelayanan

    minimal kabupaten/kota bidang kesehatan, perlu

    diselenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan di

    Puskesmas;

    b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan

    Peraturan Menteri Kesehatan tentang

    Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan

    di Puskesmas;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang

    Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);

    2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

    Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

    3.

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

    4.

    Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang

    Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

    5. Peraturan...

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    2/100

    - 2 -

    5.

    Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang

    Sistem Informasi Kesehatan (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5542);

    6.

    Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang

    Kesehatan Lingkungan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5570);

    7.

    Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang

    Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);

    8.

    Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

    876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis

    Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;

    9.

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    374/Menkes/Per/III/2010 tentang PengendalianVektor;

    10.

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan

    Kualitas Air Minum;

    11.

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    736/Menkes/Per/VI/2010 tentang Tatalaksana

    Pengawasan Kualitas Air Minum;

    12.

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    1077/Menkes/Per/V/2011 tentang PedomanPenyehatan Udara Dalam Ruang Rumah;

    13.

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi

    Jasa Boga;

    14.

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2013

    tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga

    Sanitarian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    2013 Nomor 648);

    15.

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara

    Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);

    MEMUTUSKAN...

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    3/100

    - 3 -

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

    INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN

    KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

    1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

    adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

    kesehatan masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

    pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif

    tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai

    derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayahkerjanya.

    2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian

    kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan

    yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna

    mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan

    oleh faktor risiko lingkungan.

    3.

    Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah

    kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan,

    baik secara langsung maupun tidak langsung di Puskesmas.

    4.

    Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang

    berkaitan dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi

    atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit dan/atau gangguan

    kesehatan.

    5.

    Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan

    Lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan

    memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.

    6.

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan

    pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam

    rangka pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu

    yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.

    7. Intervensi...

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    4/100

    - 4 -

    7.

    Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,

    pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas

    lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun

    sosial.

    8.

    Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus

    pendidikan minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan lingkungan

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

    9.

    Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

    pemerintahan di bidang kesehatan.

    BAB II

    PENYELENGGARAAN

    Pasal 2

    (1)

    Setiap Puskesmas wajib menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan

    Lingkungan.

    (2)

    Pelayanan Kesehatan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) merupakan bagian dari pelayanan kesehatan paripurna yang

    diberikan kepada Pasien.

    Pasal 3

    Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilakukan dalam bentuk:

    a.

    Konseling;

    b. Inspeksi Kesehatan Lingkungan; dan/atau

    c.

    Intervensi Kesehatan Lingkungan.

    Pasal 4

    (1)

    Konseling dilakukan terhadap Pasien.

    (2)

    Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

    Tenaga Kesehatan Lingkungan.

    (3)

    Konseling terhadap Pasien yang menderita penyakit dan/atau

    gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan

    dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan pengobatandan/atau perawatan.

    (4) Dalam...

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    5/100

    - 5 -

    (4)

    Dalam hal Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan

    kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan tidak

    memungkinkan untuk menerima Konseling, Konseling dapat

    dilakukan terhadap keluarga atau pihak yang mendampingi.

    (5)

    Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, dan media

    informasi cetak atau elektronik.

    Pasal 5

    Pelayanan Konseling di Puskesmas harus dilaksanakan setiap hari kerja.

    Pasal 6

    (1)

    Berdasarkan Konseling terhadap Pasien dan/atau hasil surveilans

    kesehatan yang menunjukan kecenderungan berkembang atau

    meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko

    Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan harus melakukan

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap media lingkungan.(2)

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan dengan cara:

    a.

    pengamatan fisik media lingkungan;

    b.

    pengukuran media lingkungan di tempat;

    c.

    uji laboratorium; dan/atau

    d.

    analisis risiko kesehatan lingkungan.

    Pasal 7

    (1)

    Berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 dapat ditetapkan Intervensi Kesehatan

    Lingkungan yang dapat dilaksanakan secara mandiri atau

    bekerjasama dengan pemangku kepentingan dan pihak terkait

    lainnya.

    (2)

    Intervensi Kesehatan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) dapat berupa:

    a.

    komunikasi, informasi, dan edukasi, serta

    penggerakan/pemberdayaan masyarakat;

    b.

    perbaikan dan pembangunan sarana;

    c.

    pengembangan teknologi tepat guna; dan/ataud.

    rekayasa lingkungan.

    Pasal 8...

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    6/100

    - 6 -

    Pasal 8

    Kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan Intervensi Kesehatan

    Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dapat

    dilaksanakan di luar jam kerja Puskesmas.

    Pasal 9

    (1)

    Dalam rangka melaksanakan program kesehatan, pengawasan

    kualitas media lingkungan secara berkala, atau penanggulangan

    kejadian luar biasa/wabah, Tenaga Kesehatan Lingkungan di

    Puskesmas harus melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan

    dan/atau Intervensi Kesehatan Lingkungan pada permukiman,

    tempat kerja, tempat rekreasi, dan tempat dan fasilitas umum sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (2)

    Kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan/atau Intervensi

    Kesehatan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

    dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan lintas program danlintas sektor yang terkait.

    (3) Dalam melaksanakan program kesehatan atau pengawasan kualitas

    media lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tenaga

    Kesehatan Lingkungan berhak atas:

    a.

    akses informasi yang diperlukan;

    b.

    akses memasuki tempat yang dicurigai memiliki potensi

    berkembangnya Faktor Risiko Lingkungan; dan

    c.

    pengambilan dan pengujian sampel media lingkungan dan/atau

    spesimen biomarker.

    Pasal 10

    (1)

    Apabila hasil analisis Faktor Risiko Lingkungan dalam pelaksanaan

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan menunjukkan besar dan luasnya

    potensi risiko sampai di luar wilayah kerjanya, Tenaga Kesehatan

    Lingkungan wajib menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas

    Kesehatan Kabupaten/Kota setempat melalui kepala Puskesmas

    untuk dilakukan Intervensi Kesehatan Lingkungan secara

    terintegrasi.

    (2)

    Dalam hal Intervensi Kesehatan Lingkungan secara terintegrasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) memerlukan koordinasi lintas

    sektor, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat wajib

    melaporkan kepada Bupati/Walikota.

    Pasal 11...

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    7/100

    - 7 -

    Pasal 11

    Ketentuan lebih lanjut mengenai Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

    Lingkungan di Puskesmas tercantum dalam Lampiran yang merupakan

    bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    BAB III

    SUMBER DAYA

    Pasal 12

    (1)

    Untuk terselenggaranya kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan

    di Puskesmas harus didukung dengan ketersediaan:

    a.

    sumber daya manusia;

    b.

    sarana dan prasarana yang diperlukan; dan

    c.

    pendanaan yang memadai.

    (2)

    Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf apaling sedikit 1 (satu) orang Tenaga Kesehatan Lingkungan yang

    memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    (3)

    Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

    paling sedikit meliputi:

    a.

    ruang untuk Konseling yang terintegrasi dengan layanan

    Konseling lain;

    b.

    laboratorium kesehatan lingkungan yang terintegrasi dengan

    laboratorium yang ada Puskesmas;

    c.

    peralatan yang dibutuhkan dalam Intervensi KesehatanLingkungan; dan

    d.

    media komunikasi, informasi, dan edukasi.

    (4)

    Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan

    ruangan promosi kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    (5) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dibebankan

    pada anggaran Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau sumber lain

    yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    BAB IV...

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    8/100

    - 8 -

    BAB IV

    PEMANTAUAN DAN EVALUASI

    Pasal 13

    (1) Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu

    Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.

    (2)

    Untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan Lingkungansebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan pemantauan dan

    evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.

    (3)

    Pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan di

    Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup

    Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dan pelaksanaan

    pengawasan kualitas media lingkungan dalam rangka program

    kesehatan.

    (4)

    Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    dibahas dalam pertemuan integrasi lintas program Puskesmas secara

    berkala.

    Pasal 14

    Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja

    Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang sekaligus menjadi

    indikator dalam penilaian akreditasi Puskesmas.

    BAB V

    PENCATATAN DAN PELAPORAN

    Pasal 15

    (1)

    Setiap Pasien yang diberikan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di

    Puskesmas wajib dicatat dalam lembar status Kesehatan Lingkungan

    Pasien dengan menggunakan contoh sebagaimana terlampir.

    (2)

    Lembar status Kesehatan Lingkungan Pasien sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) merupakan resume/kesimpulan hasil Konseling, hasil

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan yang dilakukan terhadap Pasien, dan

    Intervensi Kesehatan Lingkungan yang dilakukan.

    Pasal 16...

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    9/100

    - 9 -

    Pasal 16

    (1)

    Puskesmas wajib menyampaikan laporan kegiatan Pelayanan

    Kesehatan Lingkungan secara berkala kepada Kepala Dinas

    Kesehatan Kabupaten/Kota.

    (2)

    Laporan kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) merupakan bahan pertimbangan untuk

    menetapkan kebijakan kesehatan lingkungan dalam skalakabupaten/kota.

    Pasal 17

    Dalam hal Pasien yang diberikan Pelayanan Kesehatan Lingkunganadalah anggota masyarakat yang bertempat tinggal di luar wilayahPuskesmas, maka Kepala Puskesmas wajib melaporkan kepada KepalaDinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk ditindaklanjuti.

    Pasal 18

    Pencatatan dan pelaporan kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di

    Puskesmas terintegrasi dengan sistem informasi Puskesmas sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    BAB VI

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 19

    Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Puskesmas yang belum

    memiliki sumber daya dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

    Lingkungan harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri

    ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan

    Menteri ini mulai berlaku.

    BAB VII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 20

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar...

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    10/100

    - 10 -

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

    Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

    Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 26 Februari 2015

    MENTERI KESEHATAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    NILA FARID MOELOEK

    Diundangkan di Jakarta

    Pada tanggal 18 Maret 2015

    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    ttd

    YASONNA H LAOLY

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 403

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    11/100

    - 11 -

    LAMPIRAN

    PERATURAN MENTERI KESEHATAN

    REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 13 TAHUN 2015

    TENTANG

    PENYELENGGARAAN PELAYANAN

    KESEHATAN LINGKUNGAN DI

    PUSKESMAS

    PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

    DI PUSKESMAS

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.

    Latar Belakang

    Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan

    untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia,

    biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai

    derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum

    dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

    Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan

    lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66

    Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya

    ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat

    tersebut melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan

    kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di permukiman,

    tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.

    Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih

    merupakan masalah kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada

    tahun 2012 sebanyak 417.819 kasus dan Anual Parasite Incident

    Malaria di Indonesia sebesar 1,69 per1.000 penduduk. Demam

    Berdarah Dengue pada tahun 2012 sebanyak 90.245 kasus dengan

    jumlah kematian 816 (IR= 37,11 dan CFR= 0.9). Sedangkan

    penemuan Pneumonia Balita pada tahun 2012 cakupannya sebesar

    22,12 %. Angka kesakitan diare pada semua umur menurun tidak

    signifikan dari 423 per 1000 penduduk pada tahun 2006 menjadi 411per 1000 penduduk pada tahun 2010, hasil survey morbiditas tahun

    2006 dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan

    episode diare pada balita sebesar 1,3 kali (Hasil kajian morbiditas

    diare, Depkes, 2012).

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    12/100

    - 12 -

    WHO melaporkan sementara ini Indonesia pada peringkat 5 dunia

    jumlah penderita TB Paru (WHO Global Tuberculosis Control 2010).

    Disamping itu perubahan iklim (climate change) diperkirakan akan

    berdampak buruk terhadap lingkungan sehingga dapat terjadi

    peningkatan permasalahan terhadap penyakit. Hal lain yang

    menyebabkan meningkatnya permasalahan penyakit juga diakibatkan

    oleh keterbatasan akses masyarakat terhadap kualitas air minum

    yang sehat sebesar 63 % dan penggunaan jamban sehat sebanyak

    69% (sekretariat STBM, Bappenas, Tahun 2012).

    Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama

    karena meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang

    diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan, Pemerintah telah

    menetapkan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan

    terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

    upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih

    mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat

    kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

    Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya

    kesehatan masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa Pelayanan

    Kesehatan Lingkungan. Upaya kesehatan masyarakat esensial

    tersebut harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk

    mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota

    bidang kesehatan.

    Untuk memperjelas lingkup penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

    Lingkungan di Puskesmas perlu diatur mengenai uraian kegiatan

    Pelayanan Kesehatan Lingkungan sebagai acuan bagi petugasPuskesmas dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan tersebut.

    B.

    Tujuan

    1.

    Umum

    Dengan terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Lingkungan di

    Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat melalui upaya preventif, promotif, dan kuratif yang

    dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.

    2.

    Khusus

    a.

    Menurunkan angka penyakit dan/atau gangguan kesehatan

    yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan dan

    meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    13/100

    - 13 -

    b.

    Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan

    perilaku masyarakat untuk mencegah penyakit dan/atau

    gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko

    Lingkungan, serta untuk mewujudkan perilaku hidup bersih

    dan sehat.

    c.Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas

    sektor dalam pengendalian penyakit dan penyehatan

    lingkungan dengan memberdayakan masyarakat.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    14/100

    - 14 -

    BAB II

    ALUR KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS

    Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dilaksanakan di

    dalam gedung dan luar gedung Puskesmas, meliputi:

    1.

    Konseling;

    2.

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan; dan

    3.

    Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan.

    Alur kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dapat dilihat

    pada skema dengan uraian berikut:

    1.

    Pelayanan Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan

    kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan

    -

    Pasien mendaftar di ruang pendaftaran.

    -

    Petugas pendaftaran mencatat/mengisi kartu status.

    -

    Petugas pendaftaran mengantarkan kartu status tersebut ke

    petugas ruang pemeriksaan umum.

    -

    Petugas di ruang pemeriksaan umum Puskesmas (Dokter, Bidan,

    Perawat) melakukan pemeriksaan terhadap Pasien.

    -

    Pasien selanjutnya menuju Ruang Promosi Kesehatan untuk

    mendapatkan pelayanan Konseling.

    -

    Untuk melaksanakan Konseling tersebut, Tenaga Kesehatan

    Lingkungan mengacu pada Contoh Bagan dan Daftar Pertanyaan

    Konseling (terlampir).

    -

    Hasil Konseling dicatat dalam formulir pencatatan status

    kesehatan lingkungan dan selanjutnya Tenaga Kesehatan

    Lingkungan memberikan lembar saran/tindak lanjut dan formulir

    tindak lanjut Konseling kepada Pasien.- Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak

    lanjut Konseling.

    -

    Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau hasil

    surveilans kesehatan menunjukkan kecenderungan berkembang

    atau meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan akibat Faktor

    Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan.

    -

    Setelah Konseling di Ruang Promosi Kesehatan, Pasien dapat

    mengambil obat di Ruang Farmasi dan selanjutnya Pasien pulang.

    2.

    Pelayanan Pasien yang datang untuk berkonsultasi masalah

    kesehatan lingkungan (dapat disebut Klien)

    -

    Pasien mendaftar di Ruang Pendaftaran.

    - Petugas pendaftaran memberikan kartu pengantar dan meminta

    Pasien menuju ke Ruang Promosi Kesehatan.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    15/100

    - 15 -

    -

    Pasien melakukan konsultasi terkait masalah kesehatan

    lingkungan atau penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang

    diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan.

    -

    Tenaga Kesehatan Lingkungan mencatat hasil Konseling dalam

    formulir pencatatan status kesehatan lingkungan, dan selanjutnya

    memberikan lembar saran atau rekomendasi dan formulir tindak

    lanjut Konseling untuk ditindak lanjuti oleh Pasien.

    -

    Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak

    lanjut Konseling.

    -

    Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau

    kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit atau

    kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga

    Kesehatan Lingkungan membuat janji dengan Pasien untuk

    dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan selanjutnya Pasien

    dapat pulang.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    16/100

    - 16 -

    Gudang Umum Dapur R. RapatR. Kepala

    Puskesmas

    R. Sterilisasi

    KM/WC R. ASI

    R. Promosi

    Kesehatan

    R. Kesehatan

    Gigi & MulutKM/WC

    R.

    Pemeriksaan

    Umum

    Pasien Klien

    R.Farmasi

    Pintu Masuk /

    Keluar

    Puskesmas

    Puskesmas P emba ntu Agama

    Polindes Pendidikan

    Bidan Desa

    Pertanian

    Lingkungan Hidup

    Penemuan Penderita dan Pemetaan

    Populasi Berisiko

    Memberikan Saran Tindak Lanjut Kepada

    Pasien / Klien

    Analisis Risiko Kesling

    SKEMA ALUR KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

    Dalam Rangka Inspeksi Kesehatan Lingkungan

    Pemeriksaan/Pengamatan Lingkungan,

    Pengamatan Perilaku, Inspeksi Kesling dan

    Konseling

    Koordinasi Lintas ProgramKoordinasi Perangkat

    Desa/Kelurahan

    Kepala Desa/Lurah

    Sekretaris

    Kepala Dusun/Ketua Rt/RW

    Koordinasi Lintas Sektor

    Kecamatan

    Pekerjaan Umum -

    Perumahan

    Ruang Pendaftaran dan

    Rekam Medik

    R. Persalinan

    R. Tindakan

    R. Rawat Pasca

    Persalinan

    R. Laboratorium R. Administrasi Kantor

    R.KIA, KB

    &

    Imunisasi

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    17/100

    - 17 -

    BAB III

    KONSELING

    A.

    Pengertian Konseling

    Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan

    Lingkungan dengan Pasien yang bertujuan untuk mengenali dan

    memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.

    Dalam Konseling, pengambilan keputusan adalah tanggung jawab

    Pasien. Pada waktu Tenaga Kesehatan Lingkungan membantu Pasien

    terjadi langkah-langkah komunikasi secara timbal balik yang saling

    berkaitan (komunikasi interpersonal) untuk membantu Pasien

    membuat keputusan. Tugas pertama Tenaga Kesehatan Lingkungan

    adalah menciptakan hubungan dengan Pasien, dengan menunjukkan

    perhatian dan penerimaan melalui tingkah laku verbal dan non verbal

    yang akan mempengaruhi keberhasilan pertemuan tersebut.

    Konseling tidak semata-mata dialog, melainkan juga proses sadar

    yang memberdayakan orang agar mampu mengendalikan hidupnya

    dan bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.

    Ciri-ciri Konseling meliputi :

    1. Konseling sebagai proses yang dapat membantu Pasien dalam:

    a. memperoleh informasi tentang masalah kesehatan keluarga

    yang benar;

    b. memahami dirinya dengan lebih baik;

    c. menghadapi masalah-masalahnya sehubungan dengan masalah

    kesehatan keluarga yang dihadapinya;

    d. mengutarakan isi hatinya terutama hal-hal yang bersifat sensitifdan sangat pribadi;

    e. mengantisipasi harapan-harapan, kerelaan dan kapasitas

    merubah perilaku;

    f. meningkatkan dan memperkuat motivasi untuk merubah

    perilakunya; dan/atau

    g. menghadapi rasa kecemasan dan ketakutan sehubungan

    dengan masalah kesehatan keluarganya.

    2. Konseling bukan percakapan tanpa tujuan

    Konseling diadakan untuk mencapai tujuan tertentu antara lain

    membantu Pasien untuk berani mengambil keputusan dalammemecahkan masalahnya.

    3.

    Konseling bukan berarti memberi nasihat atau instruksi pada

    Pasien untuk sesuatu sesuai kehendak Tenaga Kesehatan

    Lingkungan.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    18/100

    - 18 -

    4.

    Konseling berbeda dengan konsultasi maupun penyuluhan

    Dalam konsultasi, pemberi nasehat memberikan nasehat seakan-

    akan dia seorang ahli" dan memikul tanggung jawab yang lebih

    besar terhadap tingkah laku atau tindakan Pasien, serta yang

    dihadapi adalah masalah. Sedangkan penyuluhan merupakan

    proses penyampaian informasi kepada kelompok sasaran dengan

    tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat.

    B.Langkah-Langkah Konseling

    Pelaksanaan Konseling dilakukan dengan fokus pada permasalahan

    kesehatan yang dihadapi Pasien.

    Langkah-langkah kegiatan Konseling sebagai berikut:

    1. Persiapan (P1)

    a. menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan tenang;

    b. menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi

    yang dibutuhkan;

    c. menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan

    seperti poster, lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat,

    jamban sehat, dan lain-lain) serta alat peraga lainnya.

    2. Pelaksanaan (P2)

    Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali

    data/informasi kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:

    1.

    umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;

    2.

    khusus, meliputi:

    a.

    identifikasi prilaku/kebiasaan;

    b.

    identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;

    c.

    dugaan penyebab; dand. saran dan rencana tindak lanjut.

    Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa

    disingkat dengan "SATU TUJU" yaitu :

    SA = Salam, Sambut:

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    19/100

    - 19 -

    a. Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.

    b. Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti

    keadaan dan keperluannya, bersedia menolongnya dan mau

    meluangkan waktu.

    c. Tunjukkan sikap ramah.

    d. Perkenalkan diri dan tugas Anda.

    e. Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga

    kerahasiaan percakapan anda dengan Pasien.

    f. Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.

    T - tanyakan :

    a. Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk

    menyampaikan masalahnya pada Anda.

    b. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.

    c. Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.

    d. Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.

    e. Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk

    menolong mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi

    Pasien.

    U-Uraikan :

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    20/100

    - 20 -

    Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda

    menganggap perlu diketahuinya agar lebih memahami dirinya,

    keadaan dan kebutuhannya untuk memecahkan masalah. Dalam

    menguraikan anda bisa menggunakan media Komunikasi,

    Informasi, dan Edukasi (KIE) supaya lebih mudah dipahami.

    TU Bantu :

    Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai

    kemungkinan yang bisa dipilihnya untuk memperbaiki keadaannya

    atau mengatasi masalahnya.

    J - Jelaskan :

    Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi

    permasalahan yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatifserta diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang mungkin

    terjadi. Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat dimanfaatkan

    untuk memecahkan masalah tersebut.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    21/100

    - 21 -

    U - Ulangi:

    Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan

    bahwa anda selalu bersedia membantunya. Kalau Pasien

    memerlukan percakapan lebih lanjut yakinkan dia bahwa anda

    siap menerimanya.

    Setelah proses SATU TUJU dilaksanakan, Tenaga Kesehatan

    Lingkungan menindaklanjuti dengan:

    1.

    melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien (Formulir

    tindak lanjut konseling) yang telah diisi dan ditandatangani

    untuk mengambil keputusan yang disarankan, dan besaran

    masalah yang dihadapi;

    2.

    menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan

    Lingkungan sesuai hasil Konseling; dan

    3.

    menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.

    Dalam melaksanakan Konseling kepada Pasien, Tenaga Kesehatan

    Lingkungan menggunakan panduan Konseling sebagaimanacontoh bagan dan daftar pertanyaan terlampir. Tenaga Kesehatan

    Lingkungan dapat mengembangkan daftar pertanyaan terhadap

    Pasien dengan diagnosis penyakit lain atau sesuai kebutuhan.

    Tenaga Kesehatan Lingkungan dalam memberikan saran tindak

    lanjut sesuai dengan permasalahan kesehatan lingkungan yang

    dihadapi berdasarkan pedoman teknis yang berlaku.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    22/100

    - 22 -

    BAB IVINSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN

    A.

    Pengertian

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan

    pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam

    rangka pengawasan berdasarkan standar, norma dan baku mutu

    yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan berdasarkan hasil

    Konseling terhadap Pasien dan/atau kecenderungan berkembang

    atau meluasnya penyakit dan/atau kejadian kesakitan akibat Faktor

    Risiko Lingkungan. Inspeksi Kesehatan Lingkungan juga dilakukan

    secara berkala, dalam rangka investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB)

    dan program kesehatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    B.

    Pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan

    1.

    Petugas Inspeksi Kesehatan Lingkungan

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh TenagaKesehatan Lingkungan (sanitarian, entomolog dan mikrobiolog)

    yang membawa surat tugas dari Kepala Puskesmas dengan rincian

    tugas yang lengkap.

    Dalam pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tenaga

    Kesehatan Lingkungan sedapat mungkin mengikutsertakan

    petugas Puskesmas yang menangani program terkait atau

    mengajak serta petugas dari Puskesmas Pembantu, Poskesdes,

    atau Bidan di desa. Terkait hal ini Lintas Program Puskesmas

    berperan dalam:

    1)

    Melakukan sinergisme dan kerja sama sehingga upaya promotif,preventif dan kuratif dapat terintegrasi.

    2)

    Membantu melakukan Konseling dan pada waktu kunjungan

    rumah dan lingkungan.

    3)

    Apabila di lapangan menemukan penderita penyakit karena

    Faktor Risiko Lingkungan, harus melaporkan pada waktu

    lokakarya mini Puskesmas, untuk diketahui dan ditindaklanjuti.

    2.

    Waktu PelaksanaanInspeksi Kesehatan Lingkungan

    Waktu pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan sebagai tindak

    lanjut hasil Konseling sesuai dengan kesepakatan antara Tenaga

    Kesehatan Lingkungan dengan Pasien, yang diupayakan dilakukanpaling lambat 24 (dua puluh empat) jam setelah Konseling.

    3. MetodeInspeksi Kesehatan Lingkungan

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode

    sebagai berikut:

    a.

    pengamatan fisik media lingkungan;

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    23/100

    - 23 -

    b.

    pengukuran media lingkungan di tempat;

    c.

    uji laboratorium; dan/atau

    d.

    analisis risiko kesehatan lingkungan.

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan terhadap media air,

    udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, serta vektor dan

    binatang pembawa penyakit. Dalam pelaksanaannya mengacu

    pada pedoman pengawasan kualitas media lingkungan sesuai

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    1)

    Pengamatan fisik media lingkungan

    Secara garis besar, pengamatan fisik terhadap media

    lingkungan dilakukan sebagai berikut:

    a) Air

    - Mengamati sarana (jenis dan kondisi) penyediaan air

    minum dan air untuk keperluan higiene sanitasi (sumur

    gali/sumur pompa tangan/KU/perpipaan/penampungan

    air hujan).

    - Mengamati kualitas air secara fisik, apakah berasa,

    berwarna, atau berbau.

    - Mengetahui kepemilikan sarana penyediaan air minum

    dan air untuk keperluan higiene sanitasi, apakah milik

    sendiri atau bersama.

    b)

    Udara

    -

    Mengamati ketersediaan dan kondisi kebersihan ventilasi.

    -

    Mengukur luas ventilasi permanen (minimal 10% dari

    luas lantai), khusus ventilasi dapur minimal 20% dari

    luas lantai dapur, asap harus keluar dengan sempurna

    atau dengan ada exhaust fan atau peralatan lain.

    c)

    Tanah

    Mengamati kondisi kualitas tanah yang berpotensi sebagai

    media penularan penyakit, antara lain tanah bekas Tempat

    Pembuangan Akhir/TPA Sampah, terletak di daerah banjir,

    bantaran sungai/aliran sungai/longsor, dan bekas lokasi

    pertambangan.

    d)

    Pangan

    Mengamati kondisi kualitas media pangan, yang memenuhiprinsip-prinsip higiene sanitasi dalam pengelolaan pangan

    mulai dari pemilihan dan penyimpanan bahan makanan,

    pengolahan makanan, penyimpanan makanan masak,

    pengangkutan makanan, dan penyajian makanan.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    24/100

    - 24 -

    e)

    Sarana dan Bangunan

    Mengamati dan memeriksa kondisi kualitas bangunan dan

    sarana pada rumah/tempat tinggal Pasien, seperti atap,

    langit-langit, dinding, lantai, jendela, pencahayaan, jamban,

    sarana pembuangan air limbah, dan sarana pembuangan

    sampah.

    f)

    Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit

    Mengamati adanya tanda-tanda kehidupan vektor dan

    binatang pembawa penyakit, antara lain tempat berkembang

    biaknya jentik, nyamuk, dan jejak tikus.

    2)

    Pengukuran Media Lingkungan di Tempat

    Pengukuran media lingkungan di tempat dilakukan dengan

    menggunakan alat in situ untuk mengetahui kualitas media

    lingkungan yang hasilnya langsung diketahui di lapangan. Pada

    saat pengukuran media lingkungan, jika diperlukan juga dapat

    dilakukan pengambilan sampel yang diperuntukkan untuk

    pemeriksaan lanjutan di laboratorium.

    3)

    Uji Laboratorium

    Apabila hasil pengukuran in situ memerlukan penegasan lebih

    lanjut, dilakukan uji laboratorium. Uji laboratorium dilaksanakan

    di laboratorium yang terakreditasi sesuai parameternya. Apabila

    diperlukan, uji laboratorium dapat dilengkapi dengan pengambilan

    spesimen biomarkerpada manusia, fauna, dan flora.

    4)

    Analisis risiko kesehatan lingkungan

    Analisis risiko kesehatan lingkungan merupakan pendekatan

    dengan mengkaji atau menelaah secara mendalam untukmengenal, memahami dan memprediksi kondisi dan karakterisktik

    lingkungan yang berpotensi terhadap timbulnya risiko kesehatan,

    dengan mengembangkan tata laksana terhadap sumber perubahan

    media lingkungan, masyarakat terpajan dan dampak kesehatan

    yang terjadi.

    Analisis risiko kesehatan lingkungan juga dilakukan untuk

    mencermati besarnya risiko yang dimulai dengan mendiskrisikan

    masalah kesehatan lingkungan yang telah dikenal dan melibatkan

    penetapan risiko pada kesehatan manusia yang berkaitan denganmasalah kesehatan lingkungan yang bersangkutan.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    25/100

    - 25 -

    Analisis risiko kesehatan lingkungan dilakukan melalui:

    a)

    Identifikasi bahaya

    Mengenal dampak buruk kesehatan yang disebabkan oleh

    pemajanan suatu bahan dan memastikan mutu serta kekuatan

    bukti yang mendukungnya.

    b) Evaluasi dosis respon

    Melihat daya racun yang terkandung dalam suatu bahan atau

    untuk menjelaskan bagaimana suatu kondisi pemajanan (cara,

    dosis, frekuensi, dan durasi) oleh suatu bahan yang berdampak

    terhadap kesehatan.

    c)

    Pengukuran pemajanan

    Perkiraan besaran, frekuensi dan lamanya pemajanan pada

    manusia oleh suatu bahan melalui semua jalur dan

    menghasilkan perkiraan pemajanan.

    d)

    Penetapan Risiko.

    Mengintegrasikan daya racun dan pemajanan kedalam

    perkiraan batas atas risiko kesehatan yang terkandung dalam

    suatu bahan.

    Hasil analisis risiko kesehatan lingkungan ditindaklanjuti dengan

    komunikasi risiko dan pengelolaan risiko dalam rencana tindak

    lanjut yang berupa Intervensi Kesehatan Lingkungan.

    4.

    Langkah-Langkah Inspeksi Kesehatan Lingkungan

    a.

    Persiapan:

    1)

    Mempelajari hasil Konseling.

    2)

    Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji kunjungan

    rumah dan lingkungannya dengan Pasien dan keluarganya.

    3)

    Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dankelengkapan lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi

    Kesehatan Lingkungan, formulir pencatatan status

    kesehatan lingkungan, media penyuluhan, alat pengukur

    parameter kualitas lingkungan)

    4)

    Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan

    (kepala desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua

    RW/RT) dan petugas kesehatan/bidan di desa.

    b.

    Pelaksanaan:

    1)

    Melakukan pengamatan media lingkungan dan perilaku

    masyarakat.

    2)

    Melakukan pengukuran media lingkungan di tempat, uji

    laboratorium, dan analisis risiko sesuai kebutuhan.

    3)

    Melakukan penemuan penderita lainnya.

    4)

    Melakukan pemetaan populasi berisiko.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    26/100

    - 26 -

    5)

    Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga

    pasien dan keluarga sekitar). Saran tindak lanjut dapat

    berupa Intervensi Kesehatan Lingkungan yang bersifat

    segera. Saran tindak lanjut disertai dengan pertimbangan

    tingkat kesulitan, efektifitas dan biaya.

    Dalam melaksanakan Inspeksi Kesehatan Lingkungan, Tenaga

    Kesehatan Lingkungan menggunakan panduan Inspeksi Kesehatan

    Lingkungan berupa bagan dan daftar pertanyaan untuk setiappenyakit sebagaimana contoh daftar pertanyaan terlampir. Tenaga

    Kesehatan Lingkungan dapat mengembangkan daftar pertanyaan

    tersebut sesuai kebutuhan. Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan

    dilanjutkan dengan rencana tindak lanjut berupa Intervensi

    Kesehatan Lingkungan.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    27/100

    - 27 -

    BAB IV

    INTERVENSI KESEHATAN LINGKUNGAN

    Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,

    pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan

    yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial, yang

    dapat berupa:a.

    komunikasi, informasi, dan edukasi, serta

    penggerakan/pemberdayaan masyarakat;

    b.

    perbaikan dan pembangunan sarana;

    c.

    pengembangan teknologi tepat guna; dan

    d.

    rekayasa lingkungan.

    Dalam pelaksanaannya Intervensi Kesehatan Lingkungan harus

    mempertimbangkan tingkat risiko berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan

    Lingkungan. Pada prinsipnya pelaksanaan Intervensi Kesehatan

    Lingkungan dilakukan oleh Pasien sendiri. Dalam hal cakupan IntervensiKesehatan Lingkungan menjadi luas, maka pelaksanaannya dilakukan

    bersama pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat/swasta.

    A.

    Komunikasi, Informasi, dan Edukasi, serta

    Penggerakan/Pemberdayaan Masyarakat.

    Pelaksanaan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dilakukan

    untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan prilaku

    masyarakat terhadap masalah kesehatan dan upaya yang diperlukan

    sehingga dapat mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan

    akibat Faktor Risiko Lingkungan. KIE dilaksanakan secara bertahapagar masyarakat umum mengenal lebih dulu, kemudian menjadi

    mengetahui, setelah itu mau melakukan dengan pilihan/opsi yang

    sudah disepakati bersama.

    Pelaksanaan penggerakan/pemberdayaan masyarakat dilakukan

    untuk memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui

    kerja bersama (gotong royong) melibatkan semua unsur masyarakat

    termasuk perangkat pemerintahan setempat dan dilakukan secara

    berkala.

    Contoh:-

    Pemasangan dan/atau penayangan media promosi kesehatan

    lingkungan pada permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, dan

    tempat dan fasilitas umum;

    -

    Pelatihan masyarakat untuk 3M (menutup, menguras, dan

    mengubur), pembuatan sarana sanitasi dan sarana pengendalian

    vektor;

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    28/100

    - 28 -

    -

    Pemicuan, pendampingan, dan percontohan untuk menuju

    Sanitasi Total pada kegiatan Kegiatan Sanitasi Total Berbasis

    Masyarakat/STBM;

    -

    Gerakan bersih desa;

    B. Perbaikan dan Pembangunan Sarana

    Perbaikan dan pembangunan sarana diperlukan apabila pada hasil

    Inspeksi Kesehatan Lingkungan menunjukkan adanya Faktor Risiko

    Lingkungan penyebab penyakit dan/atau gangguan kesehatan pada

    lingkungan dan/atau rumah Pasien. Perbaikan dan pembangunan

    sarana dilakukan untuk meningkatkan akses terhadap air minum,

    sanitasi, sarana perumahan, sarana pembuangan air limbah dan

    sampah, serta sarana kesehatan lingkungan lainnya yang memenuhi

    standar dan persyaratan kesehatan lingkungan.

    Tenaga Kesehatan Lingkungan dapat memberikan desain untuk

    perbaikan dan pembangunan sarana sesuai dengan tingkat risiko,

    dan standar atau persyaratan kesehatan lingkungan, dengan

    mengutamakan material lokal.

    Contoh perbaikan dan pembangunan sarana sebagai berikut:

    -

    penyediaan sarana cuci tangan dengan material bambu;

    -

    pembuatan saringan air sederhana;

    -

    pembuatan pasangan/cincin pada bibir sumur untuk mencegah

    kontaminasi air dan berkembangbiaknya vektor;

    -

    pemasangan genteng kaca untuk pencahayaan ruangan;

    -

    pembuatan tangki septik, pembuatan ventilasi, plesteran semen

    pada lantai tanah, dan pembuatan sarana air bersih yang tertutup.

    C. Pengembangan Teknologi Tepat Guna

    Pengembangan teknologi tepat guna merupakan upaya alternatif

    untuk mengurangi atau menghilangkan faktor risiko penyebab

    penyakit dan/atau gangguan kesehatan. Pengembangan teknologi

    tepat guna dilakukan dengan mempertimbangkan permasalahan yang

    ada dan ketersediaan sumber daya setempat sesuai kearifan lokal.

    Pengembangan teknologi tepat guna secara umum harus dapat

    dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, memanfaatkan sumber daya

    yang ada, dibuat sesuai kebutuhan, bersifat efektif dan efisien, praktisdan mudah diterapkan/dioperasionalkan, pemeliharaannya mudah,

    serta mudah dikembangkan.

    Contoh:

    - pembuatan saringan pasir cepat/lambat untuk mengurangi

    kekeruhan dan/atau kandungan logam berat dalam air;

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    29/100

    - 29 -

    -

    pembuatan kompos dari sampah organik;

    -

    pengolahan air limbah rumah tangga untuk ternak ikan;

    D.

    Rekayasa Lingkungan

    Rekayasa lingkungan merupakan upaya mengubah media lingkungan

    atau kondisi lingkungan untuk mencegah pajanan agen penyakit baik

    yang bersifat fisik, biologi, maupun kimia serta gangguan dari vektor

    dan binatang pembawa penyakit.

    Contoh rekayasa lingkungan:

    -

    menanam tanaman anti nyamuk dan anti tikus;

    -

    pemeliharaan ikan kepala timah atau guppy;

    -

    pemberian bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang

    tidak tertutup;

    -

    membuat saluran air dari laguna ke laut agar ada peningkatan

    salinitas.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    30/100

    - 30 -

    BAB V

    PEMANTAUAN DAN EVALUASI

    Untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan Lingkungan, setiap

    Puskesmas harus melakukan pemantauan dan evaluasi Pelayanan

    Kesehatan Lingkungan. Pemantauan dan evaluasi mencakup Pelayanan

    Kesehatan Lingkungan Puskesmas dan pelaksanaan pengawasan

    kualitas media lingkungan dalam rangka program kesehatan. Hasilpemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja Pelayanan

    Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang sekaligus menjadi indikator

    dalam penilaian akreditasi Puskesmas.

    Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk memperoleh gambaran hasil

    Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas terhadap akses

    masyarakat untuk memperoleh Pelayanan Kesehatan Lingkungan,

    kualitas Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas, masalah yang

    dihadapi, dan dampak kesehatan masyarakat.

    Indikator pemantauan dan evaluasi kinerja Puskesmas meliputi:

    1.

    Akses masyarakat untuk memperoleh Pelayanan Kesehatan

    Lingkungan.

    2.

    Kualitas Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas.

    3.

    Masalah yang dihadapi dalam Pelayanan Kesehatan Lingkungan.

    4.

    Dampak yang dapat terjadi.

    Cara mengukur indikator tersebut dapat menggunakan perhitungan

    sebagai berikut:

    1.

    Akses masyarakat untuk memperoleh Pelayanan Kesehatan

    Lingkungan: Jumlah Pasien yang mendapat Pelayanan Kesehatan

    Lingkungan dibanding Pasien yang membutuhkan Pelayanan

    Kesehatan Lingkungan.

    2.

    Kualitas Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas:

    a.

    Jumlah Pasien yang menindaklanjuti hasil rekomendasi Konseling

    dibanding jumlah seluruh Pasien yang melakukan Konseling.

    b.

    Jumlah Pasien yang menindaklanjuti hasil rekomendasi Inspeksi

    Kesehatan Lingkungan dibanding jumlah seluruh Pasien yang

    dikunjungi.

    3.

    Masalah yang dihadapi dalam Pelayanan Kesehatan Lingkungan:

    Hasil penilaian akses masyarakat untuk memperoleh Pelayanan

    Kesehatan Lingkungan dikurangi Hasil penilaian kualitas PelayananKesehatan Lingkungan Puskesmas.

    4. Dampak yang dapat terjadi:

    Peningkatan atau penurunan insidens dan prevalensi penyakit

    dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan Faktor Risiko

    Lingkungan.

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    31/100

    - 31 -

    BAB VI

    PENUTUP

    Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas diarahkan untuk

    mengendalikan faktor risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan

    akibat buruknya kondisi kesehatan lingkungan melalui upaya promotif

    dan preventif, serta spesifik proteksi.

    Peran Puskesmas selain memberikan pelayanan yang bersifat upaya

    kesehatan perseorangan, juga pada upaya kesehatan masyarakat melalui

    Pelayanan Kesehatan Lingkungan, sehingga memperkuat Puskesmas

    sebagai pusat pembangunan kesehatan terdepan. Dengan demikian

    peran Puskesmas sangat penting dalam mendukung pembangunan

    kesehatan yang langsung dirasakan oleh masyarakat.

    Pelayanan kesehatan di Puskesmas ini juga menjadi bagian penting dari

    standar pelayanan minimal kabupaten/kota yang merupakan indikator

    bagi pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan terhadap

    masyarakatnya. Diharapkan dengan ditetapkannya pengaturan mengenai

    Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas,

    masyarakat akan semakin mendapat kemudahan akses dari fasilitas

    pelayanan kesehatan dalam memperoleh kebutuhan untuk mendukung

    dan meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya.

    MENTERI KESEHATAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    NILA FARID MOELOEK

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    32/100

    Formulir 1

    CONTOH LEMBAR STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN PASIEN/KLIEN

    PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA .......................

    PUSKESMAS : ______________________

    KECAMATAN : ______________________

    KARTU STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN

    No. Reg:

    Nama pasien/klien : _________________ Nama KK : _____________________

    Umur : ____________________ ( hari/bulan/tahun)

    Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *)

    Pekerjaan : ________________

    Alamat : ___________________________________________________

    : Dusun ___________________ RT/RW ___________________

    : Desa _________________________

    Golongan : Umum/Askes/ lain-lain : ____________________

    TanggalKonseling Inspeksi Kesehatan

    LingkunganIntervensi Keterangan

    Kondisi/masalah Saran/rekomendasi Tanggal Hasil

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    33/100

    Formulir 2

    CONTOH BAGAN DAN DAFTAR PERTANYAAN DALAM KEGIATAN

    KONSELING MENURUT JENIS PENYAKIT

    1. DIARE

    BAGAN KONSELING PENDERITA PENYAKIT DIARE

    Lingkari nomor masalahyang sesuai dan berikan

    saran sesuai denganmasalahnya

    GUNAKAN SEMUA KOLOM PERTANYAAN UNTUK MENGKLARIFIKASIKAN MASALAH DAN

    TINDAKAN/SARAN YANG DIBERIKAN

    TANYAKAN MASALAH TINDAKAN/SARAN

    Lama sakit

    Makanan yang

    dimakan sebelum sakit

    Sumber air bersih

    Tempat buang air besar

    Pemilikan jamban

    Memasak air

    Memberi ASI Dan lain-lain

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Gunakan air dari sumber

    terlindung

    Pelihara dan tutup sarana agar

    terhindar dari pencemaran

    Sarankan pasien/klien untuk: Buang air besar di jamban

    Buang tinja bayi di jamban

    Bila belum punya, anjurkanuntuk membangun sendiri atau

    berkelompok dengan tetangga

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Cuci tangan sebelum makan

    atau siapkan makanan

    Cuci tangan pakai sabun

    setelah buang air besar

    Minum air yang sudahdimasak.

    Tutup makanan dengan tudungsaji

    Cuci alat makan dengan airbersih

    Jangan makan jajanan yang

    kurang bersih

    Bila yang diare bayi, sarankanuntuk cuci botol dan alat

    makan bayi dengan air

    panas/mendidih

    BUATLAH KESEPAKATAN

    KAPAN DILAKUKAN

    KUNJUNGAN RUMAH ;

    Hari : ...........................

    Tanggal : .......................

    1

    PENYEDIAAN

    AIR TIDAK

    MEMENUHISYARAT

    2PEMBUANGAN

    KOTORANTIDAK

    SANITER

    3

    PERILAKU

    TIDAK

    HIGIENIS

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    34/100

    DAFTAR PERTANYAAN KONSELING

    PENDERITA PENYAKIT DIARE

    I. DATA UMUM

    Nama : .....................................................................................

    Umur : .................................................................................

    Nama orang tua/KK : ..................................................................................

    Pekerjaan : ..................................................................................

    Alamat RT/RW : ..................................................................................

    Kelurahan/Desa : ..................................................................................

    II. IDENTIFIKASI MASALAH LINGKUNGAN DAN PERILAKU1. Sejak kapan sakit ? ..

    2. Sebelum sakit diare makan/minum apa ? dimana ..

    3. Sumber air bersih berasal dari mana ?

    a. Ledeng/PDAM

    b. SGL/SPT

    c. Perlindungan Mata Air (PMA)

    d. Air hujan

    e. Sungai

    f. Lain-lain, sebutkan

    4. Bila menggunakan SGL/SPT apakah jaraknya dengan jamban keluargalebih dari 10 meter?

    a. Ya

    b. Tidak

    5. Bila menggunakan mata air apakah mata air tersebut terlindung ?

    a. Ya

    b. Tidak

    6. Apakah air minum yang dipergunakan sehari-hari dimasak ?

    a. Ya

    b. Tidak

    7. Apakah air yang sudah dimasakdisimpan dalam wadah yang tertutup?a. Ya

    b. Tidak

    8. Apakah wadah tersebut dalam keadaan bersih ?

    a. Ya

    b. Tidak

    9. Apakah di rumah memiliki jamban?

    a. Ya

    b. Tidak

    10. Bila memiliki jamban apakah jamban tersebut memenuhi syarat

    (mempunyai tempat penampungan kotoran seperti septik tang?

    a. Ya

    b. Tidak

    11. Dimanakah anggota keluarga biasanya berak?

    a. Kakus/WC sendiri

    b. Kakus/WC umum

    c. Sungai

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    35/100

    d. Kebun

    e. Empang

    f. ................................ ............. lain-lain sebutkan

    12. Bagaimana kebiasaan membuang tinja bayi/anak kecil?a. Dikemas lalu dibuang dalam kakus/WC (bagi bayi)

    b. Berak sendiri di kakus/WC (bagi anak kecil)

    c. Berak sembarang

    d. Dibuang sembarangan

    13. Jika pasien adalah bayi yang masih menyusu, ditanyakan tentang

    susu yang diminumnya?

    a. Menyusu ibunya: ya ( ) tidak ( ) jika tidak

    b. Apakah menyusu dengan botol: ya( ), tidak ( ... ),

    jika ya c. Tanyakan cara mencuci botol susu dan cara penyajiannya?

    d. Lain-lain jawaban sebutkan14. Apakah anggota keluarga biasa melakukan cuci tangan dengan sabun

    sesudah berak?

    a. Ya

    b. Tidak

    III. DUGAAN PENYEBAB

    Dari hasil wawancara penyebab penyakit diare diduga.....................................................................

    IV. SARANSaran diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan perilaku

    ........

    V. RENCANA TINDAK LANJUT

    Kesepakatan untuk kunjungan lapangan

    (Diisi dengan kesepakatan yang diambil antara petugas dengan pasien untuk

    tindakan lebih lanjut)

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    36/100

    2. MALARIA

    BAGAN KONSELING PENDERITA PENYAKIT MALARIA

    Lingkari nomor masalah

    yang sesuai dan berikan

    saran sesuai denganmasalahnya

    GUNAKAN SEMUA KOLOM PERTANYAAN UNTUK MENGKLARIFIKASIKAN MASALAH DAN

    TINDAKAN/SARAN YANG DIBERIKAN

    TANYAKAN MASALAH TINDAKAN/SARAN

    Pernah sakit sebelumnya

    Ada anggota rumah tangga

    lain yang sakit

    Ada tetangga yang sakit

    sejenis

    Keadaan selokan

    Semak-semak

    Genangan air

    Kandang ternak

    Ventilasi

    Penggunaan kelambu

    Kebiasaan tidur

    Kebiasaan diluar rumah

    pada malam hari

    (begadang)

    Dan lain-lain

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Memasang kawat kasa padaventilasi/lubang penghawaaan

    Jauhkan kandang ternak dari

    rumah.

    Buat kandang kolektif

    Buka jendela dan pasang

    genting kaca agar terang dan

    tidak lembab

    Sarankan pasien/klien untuk :

    Sering membersihkan semak-

    semak di sekitar rumah dan tepi

    selokan

    Genangan air dialirkan atau

    ditimbun

    Memelihara tambak ikan dan

    bersihkan lumut

    Menebar ikan pemakan jentik

    Sarankan pasien/klien untuk :

    Melipat dan menurunkan

    kain/baju yang bergantungan Tidur dalam kelambu

    Pada malam hari berada di

    dalam rumah

    BUATLAH KESEPAKATAN

    KAPAN DILAKUKAN

    KUNJUNGAN RUMAH ;

    Hari : ...........................

    Tanggal : .......................

    1

    LINGKUNGAN

    RUMAH/

    VENTILASI

    KURANG BAIK

    2

    LINGKUNGANSEKITAR

    RUMAH

    TIDAK

    TERAWAT

    3

    PERILAKU

    TIDAK

    SEHAT

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    37/100

    DAFTAR PERTANYAAN KONSELING

    PENDERITA PENYAKIT MALARIA

    I. DATA UMUM

    1. Nama :

    2. Umur :

    3. Jenis Kelamin :

    4. Nama Orang Tua :

    5. Pekerjaan :

    6. Alamat RT/RW/RK :

    7. Kelurahan/Desa :

    8. Type rumah : a) Tembok, b) bambu, c) kayu, d) Campurantembok dan kayue) dan lain-lain sebutkan

    ..

    II. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN

    1. Pernahkan pasien menderita penyakit malaria sebelumnya?

    a. Belum pernah

    b. Pernah 1 2 kali

    c. Pernah 3 kali atau lebih

    2. Apakah sebelum sakit, 2 minggu yang lalu pernah berkunjung ketempat/kota lain?

    a. Ya, sebutkan kota . Propinsi .

    b. Tidak

    3. Adakah di sekitar tempat tersebut anda menjumpai orang sakit dengan

    gejala yang sama

    a. Ada, berapa orang

    b. Tidak

    4. Apakah ada anggota keluarga/tetangga yang menderita sakit yang serupa?

    a. Ya

    b. Tidak (langsung ke pertanyaan No. 6)

    5. Bila Ya, Siapa sebutkan :

    a. Jenis kelamin 1). Laki-laki 2) Perempuan

    b. golongan umur . tahun

    c. Pekerjaan, sebutkan

    6. Apakah selokan umum di sekitar rumah aliran airnya lancar?

    a. Ya

    b. Tidak

    c. Bila ya, adakah ditemukan jentik di tempat tersebut. 1). Ada 2). Tidak

    7. Adakah banyak pepohonan/semak-semak yang rimbun/rindang di sekitarrumah?

    a. Ya

    b. Tidak8. Apakah ventilasi di rumah pasien "tidak dipasangi" kasa?

    a. Ya

    b. Tidak

    9. Apakah terdapat lubang yang memungkinkan sehingga nyamuk bisa

    masuk ke dalam rumah

    a. Ya

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    38/100

    b. Tidak

    10. Apakah penderita dan keluarganya, bila tidur menggunakan kelambu?

    a. Ya

    b. Tidak11. Apakah penderita/keluarganya melakukan penyemprotan dalam rumah

    sebelum tidur malam?

    a. Ya

    b. Tidak

    12. Apakah menggunakan repellent di dalam rumah sebelum tidur

    a. Ya

    b. Tidak

    13. Apakah menggunakan obat nyamuk bakar di dalam rumah sebelum tidur

    a. Ya

    b. Tidak14. Apakah di sekitar rumah anda pada jarak < 2 km ada genangan air

    limbah/comberan

    a. Ya

    b. Tidak

    c. Bila ya, adakah ditemukan jentik di tempat tersebut.

    1). Ada 2). Tidak ada

    15. Apakah di lingkungan rumah pasien dilakukan di lakukan

    pengaliran/penimbunan genangan- genangan air

    a. Ya

    b. Tidak16. Apakah ada kubangan air atau lagun di sekitar rumah pada jarak < 2 Km

    a. Ya

    b. Tidak

    c. Bila ya, adakah ditemukan jentik di tempat tersebut.

    1). Ada 2). Tidak ada

    17. Apakah di rumah terdapat kandang ternak (sapi/kerbau)

    a. Ya

    b. Tidak

    c. Bila ya, adakah kandang tersebut terpisah dari rumah?

    1). Terpisah 2) Tidak terpisah18. Apakah penderita mempunyai kebiasaan/aktivitas utama bergadang diluar

    rumah

    a. Ya

    b. Tidak

    19. Bila ya, apakah menggunakan pakaian yang dapat menghindari gigitan

    nyamuk? (misalnya baju lengan panjang dan lain-lain)

    a. Ya

    b. Tidak

    20. Bila ya, apakah menggunakan repellent untuk menghindari gigitannyamuk?

    a. Yab. Tidak

    III. DUGAAN PENYEBAB

    Dari hasil wawancara, diduga faktor risiko yang menjadi penyebab tejadinyapenyakit malaria adalah ..

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    39/100

    IV. SARAN

    Saran diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan

    1. faktor lingkungan: 2. faktor perilaku : .

    V. RENCANA TINDAK LANJUT

    Perjanjian untuk kunjungan lapangan awal

    (Diisi dengan kesepakatan yang diambil antara petugas dengan pasien untuk

    tindakan lebih lanjut)

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    40/100

    3. DEMAM BERDARAH DENGUE

    BAGAN KONSELING PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

    GUNAKAN SEMUA KOLOM PERTANYAAN UNTUK MENGKLARIFIKASIKAN MASALAH DAN

    TINDAKAN/SARAN YANG DIBERIKAN

    TANYAKAN MASALAH TINDAKAN/SARAN

    Tempat bepergian sebelum

    sakit

    Ada anggota rumah tangga

    lain yang menderita serupa

    Ventilasi

    Bagamana cahaya matahari

    masuk rumah

    Frekuensi pengurasan

    Memelihara burung

    Ada vas bunga, ban,

    kaleng, atau botol/gelas

    bekas

    Dan lain-lain

    Sarankan pasien/klien untuk :

    Menutup tempat-tempat

    penampungan air

    Menguras bak mandi 1 minggu

    sekali

    Memasang kawat kasa pada

    vetilasi/lubang penghawaan

    Buka jendela dan pasang genting

    kaca agar terang dan tidak

    lembab

    Sarankan pasien/klien untuk :Seminggu sekali mengganti air

    tempat minum burung dan vas

    bunga

    Menimbun ban, kaleng dan

    botol/gelas bekas

    Menaburkan bubuk abate pada

    tempat penampungan air yang

    jarang dikuras atau memelihara

    ikan pemakan jentik

    Sarankan pasien/klien untuk :Melipat dan menurunkan kain/baju

    yang bergantungan

    BUATLAH KESEPAKATAN

    KAPAN DILAKUKAN

    KUNJUNGAN RUMAH :

    Hari : ...........................

    Tanggal : .......................

    1

    LINGKUNGAN

    UMAH/VENTILASI

    KURANG BAIK

    2

    LINGKUNGAN

    SEKITAR

    RUMAH TIDAK

    TERAWAT

    3

    PERILAKU

    TIDAKSEHAT

    Lingkari nomor masalah yang

    sesuai dan berikan saran

    sesuai dengan masalahnya

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    41/100

    I. DATA UMUM

    Nama : ....................................................................................

    Umur : ................................................................................

    Pekerjaan : ..................................................................................

    Pendidikan : ..................................................................................

    Nama orang tua/KK : ..................................................................................

    Alamat RT/RW/RK : ..................................................................................

    Kelurahan/Desa : ..................................................................................

    II. IDENTIFIKASI MASALAH LINGKUNGAN DANPERILAKU

    1. Apakah sebelumnya Ibu/Bpk/Sdr pernah menderita panyakit DBD?

    a.Ya, pernah

    b. Belum pernah

    2. Apakah Ibu/Bpk/Sdr seminggu yang lalu sebelum sakit pernah

    berkunjung ke tempat/kota lain ?

    a.Ya, sebutkan , Kabupaten/Kota ., Prop.

    b.Tidak

    3. Apakah dalam 2 -3 bulan terakhir ada anggota keluarga/tetangga atauteman sekolah (bagi anak sekolah) menderita sakit yang sama ?

    a.Ya

    b.Tidak

    4. Apakah Ibu/Bpk/Sdr tidur antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00 ?

    a.Ya

    b.Tidak

    5. Apakah sebelum tidur disemprot dahulu atau menggunakan pelindung diri

    (obat anti nyamuk b akar/coil, obat anti nyamuk elektrik, obat anti

    nyamuk oles) atau memakai kelambu?

    a.Ya

    b.Tidak

    6. Apakah di sekitar rumah banyak ditemukan barang -barang bekas sepertikaleng, ban, botol plastik bekas, lubang pohon, dan lain-lain yang dapat

    menampung air hujan ?

    a.Ya

    b.Tidak

    7. Apakah jarak antara rumah Ibu/Bpk/Sdr dengan rumah tetangga

    berdekatan (kurang dari 1 meter) atau lingkungan perumahan

    padat/rapat?

    a.Ya

    b.Tidak

    8. Apakah pagar rumah Ibu/Bpk/Sdr terbuat dari potongan bambu ataubeton yang dapat menampung air hujan (pagar berlubang) ?

    a.Ya

    b.Tidak

    9. Apakah cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah ?

    a.Ya

    b. Tidak

    DAFTAR PERTANYAAN KONSELING

    PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    42/100

    10. Apakah ventilasi di rumah Ibu/Bpk/Sdr dipasang "kasa" ?

    a.Ya

    b. Tidak

    11. Apakah Ibu/Bpk/Sdr mempunyai kebiasaan menggantungkan pakaian didalam rumah?

    a.Ya

    b. Tidak

    12. Adakah Ibu/Bpk/Sdr mempunyai tempat penampungan air bersih seperti

    tempayan, gentong, drum atau sejenisnya?

    a.Ya

    b. Tidak

    13. Apakah tempat penampungan air bersih seperti tempayan, gentong, drum

    atau sejenisnya tersebut diberi tutup?

    a.Ya

    b. Tidak

    14. Apakah Ibu/Bpk/Sdr secara rutin seminggu sekali menguras bak mandi,

    bak WC, dan tempat penampungan air lainnya?

    a.Ya

    b. Tidak

    15. Adakah Ibu/Bpk/Sdr memelihara tanaman dalam pot air ?

    a.Ya

    b. Tidak

    16. Apakah Ibu/Bpk/Sdr memelihara burung dalam sangkar di dalammaupun di luar rumah ?

    a.Ya

    b. Tidak

    17. Apakah tempat-tempat penampungan air yang jarang dikuras diberi bubuk

    larvasida/abate (zat yang dapat membunuh jentik atau membuat nyamuk

    mandul)?

    a. Ya

    b. Tidak

    18. Apakah di rumah ada talang air yang tidak mengalir dan letaknya

    terlindung dari sinar matahari (misalnya terlindung pohon rindang)?

    a.Ya

    b. TidakJika penderita anak sekolah : amati sekolah

    III. DUGAAN PENYEBABDan hasil wawancara penyebab penyakit Demam Berdarah diduga.......................

    IV. SARANSaran diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan perilaku.......................

    V. RENCANA TINDAK LANJUT

    Kesepakatan untuk kunjungan lapangan awal

    (Diisi dengan kesepakatan yang diambil antara petugas dengan pasien untuk

    tindakan lebih lanjut)

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    43/100

    4. KULIT

    BAGAN KONSELING PENDERITA PENYAKIT KULIT

    Lingkari nomor masalah

    yang sesuai dan berikansaran sesuai dengan

    masalahnya

    GUNAKAN SEMUA KOLOM PERTANYAAN UNTUK MENGKLARIFIKASIKAN MASALAH DAN

    TINDAKAN/SARAN YANG DIBERIKAN

    TANYAKAN MASALAH TINDAKAN/SARAN

    Sumber air bersih

    Tempat mandi

    Kebiasaan mandi

    Kebiasaan buang air besar

    Penggunaan pakaian

    Kebersihan tangan dan

    kuku

    Dan lain-lain

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Gunakan air dari sumberterlindung

    Pelihara dan tutup sarana agar

    terhindar dari pencemaran

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Cuci tangan pakai sabun

    Mandi 2 kali sehari dan pakai

    sabun

    Potong pendek kuku jari

    tangan

    Sarankan pasien/klien untuk: Peralatan tidur dijemur

    T idak menggunakan handuk

    dan sisir secara bersama.

    Sering mengganti pakaian

    Pakaian sering dicuci

    Buang air besar di jamban

    Bistirahat yang cukup Makan makanan yang

    bergizi

    BUATLAH KESEPAKATAN

    KAPAN DILAKUKAN

    KUNJUNGAN RUMAH ;

    Hari : ...........................

    Tanggal : .......................

    1

    PENYEDIAANAIR TIDAK

    MEMENUHI

    SYARAT

    2

    KESEHATANPERORANGAN

    JELEK

    3

    PERILAKU

    TIDAK

    HIGIENIS

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    44/100

    I. DATA UMUM

    Nama : ..................................................................................

    Umur : .............................................................................

    Pekerjaan : ..................................................................................

    Pendidikan : ..................................................................................

    Nama orang tua/KK : ..................................................................................

    Alamat RT/RW/RK : ..................................................................................

    Kelurahan/Desa : ..................................................................................

    II. IDENTIFIKASI MASALAH LINGKUNGAN DAN PERILAKU

    1. Sumber Air Bersih yang digunakan:

    a. Ledeng (PAM), mata air terlindung

    b. SGL/SPT

    c. Sumur Gali

    d. Sungai

    e. Empang

    f. Air hujan (PAH)

    g. Lain-lain sebutkan

    2. Apakah sumber yang ada mencukupi kebutuhan

    a. Cukup

    b. Kurang

    3. Dimana Bapak/Ibu/Saudara mandi sehari-hari?

    a. Kamar mandi sendiri

    b. MCK (Mandi Cuci Kakus), kamar mandi umum

    c. Empang

    d. Sungai

    e. Sumur

    f. Lain-lain sebutkan

    4. Berapa jarak sumber air dengan sumber pencemaran (air limbah)

    a. Lebih dari 10 meter.b. Kurang dari 10 meter.

    5. Berapa jarak sumber air dengan pembuangan sampan

    a. Lebih dari 10 meter

    b. Kurang dari 10 meter

    6. Apakah pasien mandi pakai sabun ?

    a. Ya

    b. Tidak

    c. Kadang-kadang

    7. Bagaimana pola penggunaan handuk ( handuk mandi digunakan sendiri )

    a. Yab. Tidak

    c. Kadang-kadang

    8. Apakah sabun yang digunakan untuk mandi digunakan

    a. Bersama-sama

    b. Masing-masing orang satu sabun

    DAFTAR PERTANYAAN KONSELING

    PENDERITA PENYAKIT KULIT

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    45/100

    9. Apakah pasien berkuku pendek dan bersih ?

    a. Ya

    b. Tidak

    10. Apakah pasien sebagai karyawan pabrik yang selalu kontak dengan bahanbahan kimia ?

    a. Ya

    b. Tidak

    III. DUGAAN PENYEBAB

    Dari hasil wawancara penyebab penyakit kulit diduga :...

    IV. SARAN

    Diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan perilaku

    V. RENCANA TINDAK LANJUT

    Kesepakatan untuk kunjungan lapangan awal

    (Diisi dengan kesepakatan yang diambil antara petugas dengan pasien

    untuk tindakan lebih lanjut)

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    46/100

    5. KECACINGAN

    BAGAN KONSELING PENDERITA PENYAKIT KECACINGAN

    Lingkari nomor masalahyang sesuai dan berikan

    saran sesuai dengan

    masalahnya

    GUNAKAN SEMUA KOLOM PERTANYAAN UNTUK MENGKLARIFIKASIKAN MASALAH DAN

    TINDAKAN/SARAN YANG DIBERIKAN

    TANYAKAN MASALAH TINDAKAN/SARAN

    Tempat buang air besar

    Bahan lantai rumah

    Cuci tangan sebelum

    makan

    Cuci tangan setelah buang

    air besar

    Kebiasaan menggunakan

    alas kaki

    Kebiasaan makan makanan

    mentah

    Dan lain-lain

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Buang air besar/buang tinja dijamban

    Lubang WC/jamban ditutup

    Bila belum punya, anjurkan untuk

    membangun sendiri atauberkelompok dengan tetangga

    Lantai rumah disemen

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Cuci sayuran dan buah-buahan

    yang akan dimakan dengan air

    bersih Masak makanan sampai benar-

    benar matang Menutup makanan pakai tudung

    saji.

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Cuci tangan pakai sabun

    sebelum makan

    Cuci tangan pakai sabun setelahbuang air besar

    Gunakan selalu alas kaki.

    Potong pendek kuku T idak gunakan tinja segar

    untuk pupuk tanaman

    BUATLAH KESEPAKATAN

    KAPAN DILAKUKAN

    KUNJUNGAN RUMAH:

    Hari : ...........................

    Tanggal : .......................

    1PEMBUANGAN

    KOTORAN

    TIDAK

    SANITER

    2

    PENGELOLAAN

    MAKANANTIDAK

    SANITER

    3

    PERILAKU

    TIDAK

    HIGIENIS

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    47/100

    I. DATA UMUM

    Nama : ....................................................................................

    Umur : ................................................................................

    Pekerjaan/Sekolah : ..................................................................................

    Nama orang tua/KK : ..................................................................................

    Alamat RT/RW/RK : ..................................................................................

    Kelurahan/Desa : ..................................................................................

    II. IDENTIFIKASI MASALAH LINGKUNGAN DAN PERILAKU

    1. Apakah kuku penderita bersih ?

    a. Ya

    b. Tidak

    2. Tempat tinggal penderita:

    a. Daerah perkebunan

    b. Daerah pertambangan

    c. Daerah peternakan

    d. Daerah perumahan

    e. Daerah pasar

    f. Dan lain-lain, sebutkan .

    3. Dimana anggota keluarga berak?

    a. Kakus/WC sendiri

    b. Kakus/WC umum

    c. Sungai

    d. Kebun

    e. Empang

    4. Jika penderita kecacingan anak sekolah, bahan lantai sekolah berupa

    a. Tanah

    b. Keramik, plester, tegel, papan

    5. Apakah bahan lantai dirumah berupa ?

    a. Tanah

    b. Keramik, plester, tegel, papan

    6. Apakah anggota keluarga biasa melakukan cuci tangan sebelum makan?

    a. Ya

    b. Tidak

    7. Apakah anggota keluarga biasa melakukan cuci tangan sesudah berak?

    a. Ya

    b. Tidak

    8. Apakah anggota keluarga menggunakan alas kaki?

    a. Ya

    b. Tidak

    9. Apakah suka makan makanan mentah/lalapan?

    a. Ya

    b. Tidak

    DAFTAR PERTANYAAN KONSELING

    PENDERITA PENYAKIT KECACINGAN

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    48/100

    III. DUGAAN PENYEBABDari hasil wawancara penyebab penyakit kecacingandiduga:......................

    IV. SARAN

    Diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan denganperilaku....

    V. RENCANA TINDAK LANJUT

    Kesepakatan untuk kunjungan lapangan awal

    (Diisi dengan kesepakatan yang diambil antara petugas dengan pasien untuk

    tindakan lebih lanjut)

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    49/100

    6. I S P A

    BAGAN KONSELING PENDERITA PENYAKIT ISPA

    Lingkari nomor masalah

    yang sesuai dan berikansaran sesuai dengan

    masalahnya

    GUNAKAN SEMUA KOLOM PERTANYAAN UNTUK MENGKLARIFIKASIKAN MASALAH DAN

    TINDAKAN/SARAN YANG DIBERIKAN

    TANYAKAN MASALAH TINDAKAN/SARAN

    Apakah batuk dan/

    kesukaran bernapas

    Lama sakit

    Jumlah yang sakit

    Keadaan pintu/jendela

    Lubang penghawaan

    Luas rumah

    Bahan bakar masak

    Cerobong asap

    Kebiasaan tidur

    Perilaku batuk Dan lain-lain

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Satu kamar dihuni tidak lebihdari 2 orang atau sebaiknya luas

    kamar > 8 m2/jiwa

    Lantai rumah disemen

    Sarankan pasien/klien untuk: Memperbaiki lubang

    penghawaan/ ventilasi

    Selalu membuka pintu/jendelaterutama pada pagi hari

    Menambah ventilasi buatan

    Sarankan pasien/klien untuk: Tidak membawa anak/bayi

    saat/bayi saat memasak di

    dapur

    Menutup mulut bila batuk Membuang ludah/riak pada

    tempatnya

    Tidak gunakan obat anti

    nyamuk bakar Tidur sementara terpisah dari

    penderita

    BUATLAH KESEPAKATAN

    KAPAN DILAKUKAN

    KUNJUNGAN RUMAH ;

    Hari : ...........................

    Tanggal : .......................

    1

    TINGKAT

    HUNIAN

    RUMAH

    PADAT

    2

    VENTILASIRUMAH/DAPUR

    TIDAK

    MEMENUHI

    SYARAT

    3

    PERILAKU

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    50/100

    I. DATA UMUM

    Nama anak/balita : ...................................................................................

    Umur : ...............................................................................

    Nama ayah : ..................................................................................

    Nama ibu : ..................................................................................

    Pendidikan ayah : ..................................................................................

    Pendidikan ibu : ..................................................................................

    Pekerjaan ayah : ..................................................................................

    Alamat RT/RW/RK : ..................................................................................Kelurahan/Desa : ..................................................................................

    II. IDENTIFIKASI MASALAH LINGKUNGAN DAN PERILAKU

    1. Apakah terdapat batuk dan atau kesulitan benafas?

    a. Ya

    b. Tidak

    2. Telah berapa lama menderita batuk-batuk seperti ini? ..

    3. Berapa orang yang sakit seperti ini dalam keluarga? .

    4. Apakah pada siang hari di dalam rumah dalam keadaan gelap?

    a. Yab. Sedang (antara terang dan gelap).

    c. Tidak

    5. Apakah di rumah terdapat atap tembus cahaya (kaca, fiber atau plastik

    tembus cahaya, dan lainnya) yang memungkinkan sinar matahari masuk

    ke dalam rumah?

    a. Ya

    b. Sedang

    c. Tidak

    6. Apakah di rumah terdapat pintu atau jendela yang tembus cahaya (kaca,

    fiber,plastik, dan lainnya)?

    a. Ya

    b. Tidak ada

    7. Apakah penderita berada di dalam rumah dalam keadaan panas(sumuk/gerah)terutama pada siang hari?

    a. Ya

    b. Tidak

    8. Apakah rumah penderita terdapat lubang hawa atau lubang angin?

    a. Yab. Tidak ada

    9. Luas rumah?

    a. Kurang 8m2/orang.

    b. 8 m2/orang

    c. Lebih 8m/orang

    10. Bahan bakar apa yang digunakan untuk memasak?

    a. Gas

    b. Minyak tanah

    DAFTAR PERTANYAAN KONSELING

    PENDERITA PENYAKIT ISPA

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    51/100

    c. Arang

    d. Kayu bakar

    11. Apakah di dapur terdapat cerobong asap atau lubang tempat keluar asap?

    a. Ya

    b. Tidak

    12. Apakah penderita tidur setempat tidur atau sekamar dengan orang lain(istri/suami, anak, dan lainnya)?

    a. Ya

    b. Tidak

    13. Jika batuk kemanakan ludah/riak batuk dibuang?

    a. Sembarang tempat

    b. Kamar mandi atau WC/jamban.

    c. Te mpat khusus ludah/riak (paidon).

    14. Apakah setiap kali batuk penderita menutup mulut?a. Ya

    b. Tidak

    15. Apakah anggota keluarga Bering memasak sambil momong anak?

    a. Ya

    b. Tidak

    III. DUGAAN PENYEBAB

    Hasil wawancara penyebab penyakit ISPA diduga: ..

    IV. S A R A NDiarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan perilaku

    V. RENCANA TINDAK LANJUT

    Perjanjian untuk kunjungan lapangan awal

    (Diisi dengan kesepakatan yang diambil antara petugas dengan pasien

    untuk tindakan lebih lanjut)

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    52/100

    7. TB PARU

    BAGAN KONSELING PENDERITA PENYAKIT TB PARU

    Lingkari nomor masalah

    yang sesuai dan berikan

    saran sesuai denganmasalahnya

    GUNAKAN SEMUA KOLOM PERTANYAAN UNTUK MENGKLARIFIKASIKAN MASALAH DAN

    TINDAKAN/SARAN YANG DIBERIKAN

    TANYAKAN MASALAH TINDAKAN/SARAN

    Ada balita

    Lama sakit

    Jumlah orang yang sakit

    Keadaan pintu/jendela

    Lubang penghawaan

    Penerangan

    Luas rumah

    Lantai rumah

    Kebiasaan tidur

    Perilaku batuk

    Dan lain-lain

    Sarankan pasien/klien untuk:Satu kamar dihuni tidak lebih

    dari 2 orang atau sebaiknya luaskamar >8 m2/jiwa

    Lantai rumah disemen

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Memperbaiki lubang

    penghawaan/ ventilasiSelalu membuka pintu/jendela

    terutama pada pagi hari

    Menambah ventilasi buatan

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Menutup mulut bila batuk Membuang ludah/riak pada

    tempatnya

    Jemur peralatan dapur Jaga kebersihan diri Istirahat yang cukup

    Tidur terpisah dengan penderita

    Makan makanan yang bergizi

    BUATLAH KESEPAKATAN

    KAPAN DILAKUKAN

    KUNJUNGAN RUMAH:

    Hari : ...........................

    Tanggal : .......................

    1

    TINGKAT

    HUNIAN RUMAH

    PADAT

    2VENTILASI

    RUMAH/DAPURTIDAK

    MEMENUHISYARAT

    3

    PERILAKU

    TIDAK

    HIGIENIS

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    53/100

    I. DATA UMUM

    Nama : ...................................................................................

    Nama orang tua : ..................................................................................

    Umur : ................................................................................

    Pekerjaan : ..................................................................................

    Alamat RT/RW/RK : ..................................................................................

    Kelurahan/Desa : ..................................................................................

    II. IDENTIFIKASI MASALAH LINGKUNGAN DAN PERILAKU1. Telah berapa lama menderita batuk-batuk? ..

    2. Berapa orang yang sakit seperti ini dalam keluarga? .

    3. Apakah ada anak balita?

    a. Ya

    b. Tidak

    4. Apakah pads siang hari di dalam rumah dalam keadaan gelap?

    a. Ya

    b. Tidak

    5. Apakah rumah penderita terdapat lubang haws atau lubang angin, agar

    sirkulasi udara di dalam rumah lancar?a. Ya

    b. Tidak

    6. Apakah kamar tidak memiliki ventilasi/lubang angin?

    a. Ya

    b. Tidak

    7. Apakah lantai rumah terbuat dari tanah?

    a. Ya

    b. Tidak

    8. Apakah saudara tidur sekamar atau sekamar dengan orang lain

    (istri/suami, anak, dan lainnya)?

    a. Ya

    b. Tidak

    9. Jika batuk, dibuang di tempat khusus ludah/riak (paidon, kamar mandi,atauWC/ Jamban)

    a. Ya

    b. Tidak

    10. Apakah setiap kali batuk penderita menutup mulut?

    a. Ya

    b. Tidak

    11. Apakah pengguna alat makan saudara dipisahkan dengan anggota

    keluarga ?a. Ya

    b. Tidak

    III. DUGAAN PENYEBAB

    Dari hasil wawancara penyebab penyakit TB-paru diduga :.....

    DAFTAR PERTANYAAN KONSELING

    PENDERITA PENYAKIT TB PARU

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    54/100

    IV. SARAN

    Diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan perilaku

    V. RENCANA TINDAK LANJUT

    Kesepakatan untuk kunjungan lapangan awal

    (Diisi dengan kesepakatan yang diambil antara petugas dengan pasien untuk

    tindakan lebih lanjut)

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    55/100

    8. KERACUNAN MAKANAN

    BAGAN KONSELING PENDERITA KERACUNAN MAKANAN

    4

    ERILAKU TIDAKHIGIENIS

    Sarankan pasien/klien untuk :

    Cuci tangan sebelum makandan siapkan makanan

    Cuci tangan pakai sabun

    setelah buang air besar

    Bila sedang sakit jangan

    menjamah makanan atau

    pakailah tutup mulutLingkari nomor masalah yang

    sesuai dan berikan saran sesuai

    dengan masalahnya

    GUNAKAN SEMUA KOLOM PERTANYAAN UNTUK MENGKLARIFIKASIKAN MASALAH DAN

    TINDAKAN/SARAN YANG DIBERIKAN

    TANYAKAN MASALAH TINDAKAN/SARAN

    Waktu mulai sakit

    Makanan yang dimakan

    sebelum sakit

    Keadaan makanan

    Kapan waktu masak

    Makanan dipanaskan

    Sumber makanan

    Tempat olah makanan

    Keadaan penjamah

    makanan

    Pengamanan makanan Dan lain-lain

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Pilih bahan makanan yang baik

    dan utuh

    Makanan yang rusak atau

    kadaluwarsa tidak dimakan

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Memasak dengan matang dan

    panas yang cukup Makan makanan dalam

    keadaan panas/hangat

    Panaskan makanan bila akan

    dimakan

    Sarankan pasien/klien untuk:

    Tempat penyimpanan makanan

    matang dan mentah terpisah Simpanlah makanan pada

    tempat yang tertutup

    Kandang ternak jauh darirumah

    Tempat sampah tertutup

    BUATLAH KESEPAKATAN

    KAPAN DILAKUKAN

    KUNJUNGAN RUMAH:

    Hari : ...........................Tanggal : .......................

    1MAKANAN

    RUSAK ATAU

    KADALUWARSA

    2PENGOLAHAN

    MAKANAN

    TIDAK ADEKUAT

    3

    LINGKUGAN

    TIDAK

    BERSIH/

    HIGIENIS

  • 7/24/2019 Permenkes No 13 Tahun 2015

    56/100

    I.

    DATA UMUM

    Nama : .....................................................................................

    Umur : .................................................................................

    Nama orang tua/KK : ..................................................................................

    Pekerjaan : ..................................................................................

    Alamat RT/RW/RK : ..................................................................................

    Kelurahan/Desa : ..................................................................................

    II. IDENTIFIKASI FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU

    1. Kapan mulai sakit?a. < 6 jam yang lalu

    b. > 6 jam yang lalu

    2. Jenis makanan yang dimakan sebelum sakit

    a. Makanan berprotein tinggi, sebutkan ..

    b. Makanan dengan santan, sebutkan .....

    c. Makanan pedas, sebutkan ......

    d. Makanan mentah, sebutkan .......

    e. Lain-lain, sebutkan ........

    3. Bagaimana keadaan makanan yang menyebabkan sakit?

    a. Baik

    b. Berbau

    c. Berlendir

    4. Makanan yang dimakan sebelum sakit?

    a. Pesta

    b. Beli/jajan, sebutkanTPM-nya........

    c. Makanan dimasak di rumah

    d. Dll. Sebutkan ........

    Bila jawabannya c lanjutkan kepertanyaan no. 5 dan seterusnya.

    5. Apakah makanan yang dimakan dimasak kurang dari 4 jam?

    a. < 4 jam

    b. > 4 jam

    6. Bila makanan yang masih ada lebih dari 4 jam, dipanaskan atau tidak?

    a. Ya

    b. Tidak

    7. Dari mana asal bahan makanan?

    a. Dari pasar, sebutkan ...............................

    b. Dari tetangga

    c. Dari toko, sebutkan .................................

    8. Dimana tempat mengolah makanannya?

    a. Dapur

    b. Halaman rumah

    c. Lain-lain, sebutkan .......................

    9. Peralatan yang digunakan untuk memasak? Sebutkan ..

    10. Keadaan penjamah ?

    a. Sehat

    b. Ada penyakit, sebutkan ...........................

    DAFTAR PERTANYAAN KONSELING