persalinan kala ii

Upload: nurfanida-natasya-m

Post on 10-Feb-2018

269 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    1/27

    PERSALINAN KALA II

    TUJUAN PEMBELAJARAN

    Setelah menyelesaikan modul PERSALINAN KALA II

    ini, mahasiswa memiliki kemampuan untuk :

    1. Melakukan identifikasi awal persalinan kala II

    2. Menentukan saat pasien meneran

    3. Berkomunikasi secara efektif dengan penderita saatpersalinan

    4. Memanfaatkan upaya ibu saat meneran

    5. Melakukan observasi yang tepat pada persalinan kala

    II

    6. Menilai kemajuan persalinan kala II secara tepat7. Melakukan penatalaksanaan kala II memanjang

    8. Membuat diagnosis dan penatalaksanaan distosia

    bahu

    4.1 TANDA KLINIS APA YANG MENANDAIAWAL DAN AKHIR KALA II?

    Kala II diawali saat dilatasi servik lengkap dan diakhiri

    saat anak sudah lahir.

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    2/27

    4.2 SEBUTKAN GEJALA DAN TANDA YANG

    MENUNJUKKAN BAHWA KALA II AKAN

    SEGERA DIMULAI !

    Terjadi satu atau beberapa dari hal-hal berikut ini :

    o Frekuensi dan durasi his (kontraksi uterus)

    bertambah (his menjadi semakin sering dan

    semakin lama)

    o Pasien menjadi gelisah

    o Pasien kadang-kadang mengeluh mual danmuntah

    o Pasien merasakan keinginan kuat untuk meneran

    o Setiap kali terjadi his, perineum menonjol dan

    merang akibat terdorong kepala janin.

    Ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan palpasiabdomen dalam rangka menentukan derajat desensus

    bagian terendah janin dan dilanjutkan dengan

    pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

    4.3 APAKAH PARTURIEN HARUS SEGERA

    MENERAN SAAT DILATASI SUDAH LENGKAP?

    Tidak. Pasien diminta untuk sedikit bersabar sampai

    perineum teregang oleh kepala anak dan ibu merasakan

    adanya keinginan kuat untuk meneran.

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    3/27

    Kepala janin dikatakan sudah engage (masuk panggul)

    bila pada perabaan per limaan menunjukkan angka 1/5.

    PASIEN DIMINTA UNTUK MENERAN SAAT

    KEPALA SUDAH MEREGANG PERINEUM DAN

    MERASAKAN ADANYA DORONGAN KUAT

    UNTUK MENERAN

    4.4 APA YANG DIMAKSUD DENGAN

    ENGAGEMEN KEPALA DAN SAAT ITU BERAPA

    BAGIAN KEPALA JANIN YANG DAPAT DIRABA

    DIATAS PANGGUL?

    Kepala janin dikatakan sudah engage bila diameter

    tranversal terbesar kepala (diameter biparetal) sudah

    melewati pintu atas panggul. Berdasarkan palpasi

    perlimaan, kepala disebut sudah engage bila hasil palpasi

    2/5 atau kurang.

    KEPALA JANIN SUDAH ENGAGE BILA BAGIAN

    KEPALA JANIN YANG TERABA DIATAS

    PANGGUL ADALAH 2/5 ATAU KURANG

    Engagemen biasanya dimulai sebelum awal persalinan.

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    4/27

    Pada awal persalinan, biasanya hasil palpasi adalah 5/5

    dan saat dilatasi lengkap maka kepala janin tidak lagi

    dapat diraba (0/5).

    4.5 APAKAH AWAL KALA II PADA

    PRIMIGRAVIDA BERBEDA DENGAN

    MULTIGRAVIDA?

    Ya. Pada primigravida engagemen kepala seringkali

    terjadi sebelum awal persalinan. Namun pada

    multigravida, seringkali engagemen terjadi saat inpartuatau bahkan beberapa saat setelah dilatasi servik lengkap.

    4.6 PADA PASIEN DENGAN DILATASI SERVIK

    SUDAH LENGKAP NAMUN KEPALA MASIH

    BELUM ENGAGE, BILAMANA TERJADINYA

    ENGAGEMEN DAPAT DITUNGGU SEBELUM

    PASIEN DIPERBOLEHKAN MENERAN?1. Bila tidak terdapat tanda tanda gawat janin

    2. Bila tidak terdapat tanda tanda disproporsi sepalo

    pelvik (CPD)

    4.7 SAMPAI BERAPA LAMA ENGAGEMEN

    DAPAT DITUNGGU SETELAH DILATASI SERVIK

    LENGKAP?

    1. Bila tidak ada tanda-tanda gawat janin dan keadaan

    umum ibu menunjang maka penilaian ulang

    dilakukan 1 jam kemudian.

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    5/27

    2. Pada umumnya dalam waktu 1 jam sudah terjadi

    engagemen kepala dan diikuti oleh keinginan ibu

    untuk meneran.

    3. Bila setelah 1 jam kepala belum engage, bila kwalitas

    his adekwat maka diberikan kesempatan tambahan 1

    jam kecuali bila keadaan ibu dan atau anak tidak

    menunjang atau ditemukan adanya tanda- tanda CPD

    4. Bila setelah ditunggu selama 2 jam dengan his

    adekwat masih belum juga terjadi engagemen dan ibu

    tidak ada keinginan untuk meneran maka harusdilakukan penilaian ulang untuk menentukan ada

    tidaknya kesempitan panggul bayi besar atau

    kelainan posisi kepala.

    4.8 BAGAIMANA POSISI IBU SAAT

    MELAHIRKAN?

    1. Posisi melahirkan umumnya adalah telentang (posisi

    dorsal) agar pengaturan persalinan mudah dilakukan.

    Namun posisi ini memiliki kerugian akibat

    kemungkinan adanya hipotensi postural. Masalah ini

    dapat dihindari dengan mengganjal salah satu bokong

    ibu dengan bantal lunak sehingga posisi pasien

    miring 150

    2.Posisi lateral(miring) dapat menghindarkan

    hipotensi postural dan memudahkan pengamatan

    vulva dan perineum. Posisi ini menyebabkan

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    6/27

    relaksasi otot panggul sehingga persalinan menjadi

    lebih mudah.

    3.Posisi vertikal(berdiri atau jongkok), posisi ini saat

    ini menjadi favorit. Parturien menduduki kedua tumit

    dan menyangga tubuh dengan kedua lengannya.

    Posisi ini memiliki keuntungan :

    1. Tenaga meneran menjadi semakin efektif

    2. Kala II menjadi lebih singkat

    3. Angka persalinan operatif pervaginam (assisteddelivery) menjadi turun.

    4.Posisi semi-Fowler, pasien setengah duduk (miring

    450) dan posisi ini adalah alternatif dari posisi

    vertikal. Posisi semi Fowler memudahkan aktivitas

    penolong maupun parturien.

    4.9 BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN KERJA

    SAMA YANG BAIK ANTARA PARTURIEN DAN

    PENOLONG PERSALINAN?

    1. Komunikasi antara pasien dan penolong persalinan

    serta semua staf kamar bersalin merupakan faktor

    penting. Rasa percaya satu sama lain harus

    dikembangkan sejak kala I (atau bahkan saat

    perawatan antenatal) dan berlanjut sampai persalinan

    berakhir dan kala IV.

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    7/27

    2. Parturien harus mengetahui apa yang seharusnya dia

    lakukan agar persalinan berlangsung dengan baik.

    Penolong persalinan harus senantiasa memberikan

    dukungan dan semangat agar parturien mampubekerja sama dengan baik. Kerjasama dan upaya

    meneran yang optimal dari ibu patut mendapatkan

    apresiasi dari penolong persalinan.

    4.10 BAGAIMANA MENGUSAHAKAN AGAR

    PARTURIEN MAMPU MENERAN SECARA

    EFEKTIF?

    1. Pada persalinan kala II parturien harus aktif untuk

    mengerahkan segenap kemampuannya untuk

    membantu kontraksi otot rahim. Semakin efektif

    usaha meneran ibu semakin pendek kala II

    berlangsung.

    2. Penolong persalinan harus menjelaskan kapanparturien harus meneran (yaitu saat kontraksi uterus

    mencapai puncaknya)

    3. Diluar his, parturien hendaknya mengambil nafas

    dalam-dalam dan beristirahat untuk mengumpulkan

    tenaga.

    4. Pada puncak his, pasien diminta mengambil nafasdalam-dalam dan dengan menempelkan dagu

    kedadanya dia mengerahkan tenaganya untuk

    meneran seperti yang dilakukan saat BAB. Aktivitas

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    8/27

    meneran akan semakin efektif dan mudah dilakukan

    bila kedua tungkai diletakkan pada penyangga.

    5. Usaha meneran dilakukan selama mungkin.

    6. Bila pasien ingin bernafas saat meneran maka hal

    tersebut harus dilakukannya dengan cepat dan

    kemudian menahan nafas dan kembali meneran.

    7. Pada mutigravida, kadang-kadang parturien harus

    lebih sering mengambil nafas untuk mencegah

    berlangsungnya persalinan kepala yang terlampaucepat.

    KOMUNIKASI YANG BAIK ANTARA

    PARTURIEN DENGAN PENOLONG PERSALINAN

    MERUPAKAN FAKTOR PENTING DALAM

    PERSALINAN.

    4.11 APA YANG HARUS DIAMATI SELAMAKALA II?

    Bila kepala masih beum engage dan diputuskan untuk

    menunggu proses engagemen, maka semua jenis

    pengamatan pada kala I harus dilanjutkan.

    Bila kepala sudah engagemen dan pasien diminta untukmeneran maka observasi berikut harus dilakukan :

    o Dengarkan DJJ diluar His dan tentukan nilai

    dasar DJJ

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    9/27

    o Dengarkan DJJ segera setelah His. Bila

    frekuensinya masih sama dengan nilai dasar

    maka dapat dipastikan bahwa janin dalam

    keadaan baik. Tetapi bila frekuensi DJJ menurunpada akhir His dan angka tersebut bertahan lebih

    dari 30 detik sebelum kembali ke nilai dasar

    (terjadi deselerasi lambat) maka persalinan harus

    segera diakhiri oleh karena sudah terjadi gawat

    janin.

    o

    Observasi frekuensi dan durasi Hiso Perhatikan apakah tidak terjadi perdarahan per

    vaginam

    o Catat kemajuan proses persalinan.

    4.12 BAGAIMANAKAH PENATALAKSANAAN

    GAWAT JANIN PADA KALA II?1. Bila kepala sudah didasar panggul (perineum

    teregang), lakukan episiotomisaat pasien meneran

    sehingga janin dapat lahir pada His dan usaha

    meneran berikutnya.

    2. Bila kepala belum meregang perineum dan

    nampaknya janin belum dapat lahir dengan 1 2 kalimeneran, maka dapat dipertimbangkan untuk

    mempercepat kala II dengan persalinan operatif

    pervaginam (ekstraksi vakum atau ekstraksi cunam)

    bila tidak terdapat CPD.

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    10/27

    4.13 BAGAIMANA CARA MENGAMATI

    KEMAJUAN PERSALINAN KALA II ?

    Pada tiap His dan kegiatan meneran harus terjadikemajuan dalam proses desensus kepala janin

    4.14 APA YANG HARUS DILAKUKAN BILA

    TIDAK TERJADI DESENSUS?

    1. Bila dalam waktu 10 menit terjadi his 2 kali atau

    lebih dan masing-masing berlangsung sekitar 40

    detik dan setelah 4 kali usaha meneran tidak terjadikemajuan desensus maka harus dipertimbangkan

    kemungkinan mempercepat kala II

    2. Pada primigravida dengan His tidak adekwat dan

    tidak terdapat tanda-tanda CPD (derajat molase 2+

    atau kurang), maka dapat dipertimbangkan

    pemberian oksitosin untuk memperkuat His.3. Bila tidak ada kemajuan proses desensus dan terdapat

    tanda CPD (derajat molase 3+) maka pasien diminta

    tidak meneran lebih lanjut dan mengambil nafas saat

    His. Penderita dipersiapkan untuk persalinan SC.

    DENGAN KONTRAKSI UTERUS DAN USAHA

    MENERAN YANG BAIK AKAN TERJADI PROSESDESENSUS BAGIAN TERENDAH JANIN

    4.15 BAGAIMANA PENATALAKSANAAN

    PERSALINAN KALA II?

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    11/27

    Penolong persalinan harus siap menghadapi komplikasi

    yang mungkin terjadi. Peralatan harus tersedia dan siap

    pakai. Obat-obatan yang dibutuhkan harus sudah

    disiapkan.

    1. Kosongkan kandung kemih

    2. Menyangga perineum. Perineum dilapisi dengan kain

    bersih untuk mencegah kontaminasi dari anus

    kevulva dan muka janin. Perineum disangga dengan

    tangan yang beralas kain bersih (perasat Ritgen)

    dengan maksud :

    o Mempertahankan fleksi kepala janin sehingga

    bagian kepala janin yang melewati jalan lahir

    adalah diameter terkecil kepala. Ini dilakukan

    dengan memberikan tekanan ringan pada

    perineum diatas anus

    3. CROWNING : Pada saat crowning (diameter kepalajanin yang terlihat berukuran sekitar 5 cm ), vagina

    akan mengalami regangan dan ini merupakan saat

    yang baik untuk melakukan episiotomi. Penolong

    persalinan meletakkan tangan kirinya pada vertex

    untuk mempertahankan posisi fleksi dan mencegah

    persalinan kepala yang terlalu cepat. Tangan kanandiletakkan pada perineum untuk membantu ekstensi

    kepala. Perlu diperhatikan, pada maneuver ini kepala

    janin bukan didorong masuk.

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    12/27

    4. MERABA TALIPUSAT : Setelah kepala lahir,

    diperiksa kemungkinan adanya lilitan talipusat. Bila

    ada, lepaskan lilitan melalui bagian atas kepala janin

    dan bila lilitan terlalu erat lakukan pemotongantalipusat diantara dua klem.

    5. MELAHIRKAN BAHU DAN TUBUH JANIN :

    Kedua sisi kepala janin dicekap dengan kedua telapak

    tangan dan dengan traksi curam bawah bahu depan

    anak dilahirkan dibawah simfisis pubis dan dengan

    elevasi keatas bahu belakang lahir didepan perineum.Sisa tubuh janin dilahirkan dengan mengikuti

    lengkungan panggul dan bukan sekedar menarik

    keluar dari vagina.

    4.16 EPISIOTOMI DALAM OBSTETRI MODERN

    Episiotomi tidak dilakukan secara rutin pada primigravida

    namun berdasarkan indikasi :

    1. Percepatan kala II :

    1. Gawat janin pada kala II

    2. Ibu sangat lelah

    3. Kala II memanjang

    4. Ibu dilarang meneran ( payah jantung,

    preeklampsia berat)

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    13/27

    2. Persalinan preterm ; Persalinan sungsang atau

    persalinan buatan dengan ekstraksi cunam / ekstraksi

    vakum

    3. Persalinan dengan resiko ruptura perinei totalis:

    1. Perineum tipis dan sangat teregang

    2. Riwayat mengalami ruptura perinei totalis pada

    persalinan yang lalu

    3. Riwayat pasca reparasi rektokel

    4.17 APAKAH ROBEKAN JALAN LAHIR

    DERAJAT DUA SEMBUH LEBIH CEPAT DAN

    MEMILIKI KOMPLIKASI YANG LEBIH SEDIKIT

    LEBIH DIBANDINGKAN EPISIOTOMI?

    EPISIOTOMI HANYA BOLEH DILAKUKAN ATAS

    DASAR INDIKASI

    Ya. Robekan jalan lahir tingkat dua lebih mudah

    diperbaiki dan sembuh lebih cepat serta dengan

    komplikasi yang lebih ringan dibandingkan episiotomi.

    Episiotomi tidak dilakukan secara rutin pada

    primigravida.

    4.18 JENIS EPISIOTOMI APA YANG SEBAIKNYADIKERJAKAN?

    Umumnya adalah episiotomi mediolateral mengingat

    bahwa jenis episiotomi ini jarang menyebabkan ruptura

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    14/27

    perinei totalis meskipun jenis ini lebih sulit diperbaiki dan

    reposisi anatomis lebih sulit dicapai dibandingkan

    episiotomi medial.

    Gambar : Episiotomi mediolateral kanan

    Gambar : Episotomi medial

    4.19 APA YANG DIMAKSUD DENGAN KALA II

    MEMANJANG?

    http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/Sjwr67ifuYI/AAAAAAAAAQI/vMyoU2ZsV-k/s1600-h/image%5B5%5D.pnghttp://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/Sjwr3sPObDI/AAAAAAAAAQA/dUwK2wgTg2g/s1600-h/image%5B2%5D.png
  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    15/27

    Pada primigravida : 2 jam dan pada multigravida 1 jam

    ( tidak menggunakan anaesthesi)

    4.20 BAGAIMANA PENATALAKSANAAN KALA IIMEMANJANG (PROLONGED SECOND STAGE) ?

    Penolong persalinan harus melakukan penilaian ulang.

    Bila fasilitas tersedia, kepala sudah didasar panggul

    (desensus 1/5) dan tidak ada indikasi CPD maka

    dilakukan persalinan berbantu (ekstraksi vakum/cunam).

    Bila diperkirakan terdapat indikasi CPD maka diputuskanuntuk melakukan tindakan SC.

    PERSALINAN KALA II MEMANJANG ADALAH

    KOMPLIKASI PERSALINAN BERAT DAN

    MEMERLUKAN PENATALAKSANAAN YANG

    CEPAT DAN TEPAT

    Bila fasilitas tidak tersedia maka parturien harus dirujukke RS yang memiliki fasilitas lengkap.

    4.21 BAGAIMANA CARA MERUJUK PASIEN

    DENGAN KALA II MEMANJANG?

    1. Pasien berbaring sedikit miring dan dilarang meneran

    bila ada His. Bila ada keinginan meneran, sebaiknyapasien mengambil nafas dalam

    2. Pasang infus dan bila tidak ada kontraindikasi

    berikan tokolitik (bricasma ampul) atau 3 tablet

    nifedipine 10 mg peroral.

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    16/27

    3. Bila terdapat gawat janin, berikan oksigen dalam

    sungkup dengan kecepatan 5LO2 /menit.

    4.22 FAKTOR APA YANG DITEMUKAN PADAPERIODE ANTENATAL YANG MENEMPATKAN

    PENDERITA PADA RESIKO TINGGI

    MENGALAMI PEMANJANGAN KALA II?

    1. Faktor-faktor yang mengarah pada dugaan terdapat

    bayi besar :

    1. Jarak FU sampai tepi atas simfisis lebih dari 90persentil tanpa disertai tanda dugaan hidramnion

    atau kehamilan kembar

    2. Gangguan OGTT atau DM

    3. Berat badan pasien lebih dari 85 kg

    4. Pasien dengan riwayat melahirkan bayi lebih dari

    4 kg.

    2. 2. Faktor faktor pada kala I :

    1. TBJ lebih dari 4 kg

    2. Kemajuan persalinan buruk

    3. Setelah mencapai dilatasi servik 7 8 cm, His

    menjadi lemah dan tidak ada kemajuan

    persalinan.

    GANGGUAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA I

    SERING DIIKUTI DENGAN KALA II

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    17/27

    MEMANJANG

    4.23 PADA KEADAAN APA ANDA HARUS

    SEGERA MEMBERSIHKAN JALAN NAFAS ANAKSAAT PERSALINAN?

    1. BILA AIR KETUBAN BERCAMPUR

    MEKONIUM : Segera setelah kepala anak lahir,

    proses persalinan dihentikan dan segera bersihkan

    mulut dan hidung anak. Bersihkan mulut lebih dulu

    dan kemudian bersihkan hidung. Lahirkan bahu anaksetelah mulut dan hidung bersih.

    2. BILA AIR KETUBAN JERNIH : Tindakan diatas

    tidak perlu dilakukan. Setelah seluruh tubuh anak

    lahir dan anak segera bernafas tindakan

    membersihkan jalan nafas tidak perlu dilakukan.

    4.24 PASIEN YANG BAGAIMANA YANGMEMILIKI RESIKO MENGALAMI DISTOSIA

    BAHU?

    Pasien resiko tinggi mengalami pemanjangan kala II

    seperti yang dibahas pada no 22.

    4.25 APA GEJALA DAN TANDA TERJADINYA

    PERISTIWA DISTOSIA BAHU?

    1. Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui

    gerakan ekstensi. Pada distosia bahu kepala akan

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    18/27

    tertarik kedalam dan tidak dapat mengalami putar

    paksi luar yang normal.

    2. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa

    bayi gemuk dan besar. Begitu pula dengan posturtubuh parturien yang biasanya juga obese.

    3. Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi

    lateral dan traksi tidak berhasil melahirkan bahu.

    4.26 BAGAIMANA PENATALAKSANAAN

    DISTOSIA BAHU?

    Langkah-langkah berikut dilakukan secara bertahap :

    1. Beritahu parturien bahwa terjadi komplikasi yang

    gawat dan diperlukan kerja sama lebih lanjut.

    2. Geser posisi pasien sehingga bokong berada

    dipinggir tempat persalinan sedemikian sehingga

    memudahkan traksi curam bahwa kepala anak.

    3. Lakukan fleksi maksimal pada sendi paha dan sendi

    lutut kedua tungkai parturien sedemikian rupa

    sehingga lutut hampir menempel pada bahu.

    Penolong persalinan menahan kepala anak dan pada

    saat yang sama seorang asisten memberikan tekanan

    diatas simfisis.4. Tekanan suprapubik ini dimaksudkan untuk

    membebaskan bahu depan dari tepi bawah simfsis

    pubis. Parturien diminta untuk meneran sekuat tenaga

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    19/27

    saat penolong persalinan berusaha untuk melahirkan

    bahu.

    **** ini adalah serangkaian tindakan maneuver McRobert.

    Gambar : Maneuver Mc

    Robert menyebabkan rongga panggul menjadi lebih luas

    5. Bila prosedur diatas tidak membawa hasil maka

    LAHIRKAN BAHU BELAKANG:

    1. Masukkan telapak tangan kanan kejalan lahir diantara

    bahu belakang dan dinding belakang vagina.

    Ruangan sacrum cukup luas untuk meneuver ini

    2. Telusuri bahu sampai mencapai siku. Lakukan

    gerakan fleksi pada sendi siku dan lahirkan lengan

    belakang melalui bagian depan dada. Dengan

    lahirnya lengan belakang ini maka bahu belakanganak juga lahir.

    http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/SjwsBCDDtHI/AAAAAAAAAQQ/YfyMSkwWHBE/s1600-h/image%5B9%5D.png
  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    20/27

    3. Bahu depan dilahirkan lebih lanjut dengan

    melakukan traksi curam bawah kepala (traksi ke

    posterior)

    4. Bila bahu depan masih belum dapat dilahirkan maka

    tubuh anak harus dirotasi 1800 .Saat melakukan

    gerakan rotasi tersebut, tubuh anak dicekap. Arah

    putaran sesuai dengan bahu yang sudah dilahirkan

    (putar tubuh anak mengikuti bagian bahu yang sudah

    dilahirkan). Bahu yang terperangkap dapat

    dibebaskan dengan memasukkan tangan ke bagianposterior seperti 3 hal yang sudah dijelaskan diatas

    melahirkan bahu belakang

    Usaha melahirkan bahu jangan dilakukan dengan

    kepanikan. Bila prosedur ini dapat diselesaikan dalamwaktu kurang dari 5 menit maka diperkirakan tidak akan

    terjadi cedera pada otak anak. Komplikasi yang mungkin

    terjadi adalah fraktura klavikula fraktura humerus

    Erbs paralysa (paralisa pleksus brachialis. Jangan buang-

    http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/SjwsHTe-14I/AAAAAAAAAQY/UGDmM_np45Q/s1600-h/image%5B12%5D.png
  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    21/27

    buang waktu dengan melakukan menuver yang tidak

    efektif.

    DISTOSIA BAHU ADALAH KOMPLIKASI

    GAWAT YANG MEMERLUKAN PENANGANAN

    YANG CEPAT TEPAT DAN TERENCANA

    SECARA JELAS

    PROBLEMA KASUS

    KASUS 1

    Parturien multipara inpartu sejak jam 18.00. Palpasi

    abdomen menunjukkan desensus pada

    3/5 dan dilatasi servik 7 cm.

    Pada pemeriksaan ulangan pukul 21.00 menunjukkan

    bahwa dilatasi servik sdah lengkap akan

    http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/SjwsMLOTlwI/AAAAAAAAAQg/WGgf1du93bk/s1600-h/image%5B15%5D.png
  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    22/27

    tetapi saat itu kepala anak masih belum engage.

    Dilakukan persiapan untuk segera memimpin

    persalinan dan parturien diminta untuk meneran sekuattenaga saat His.

    1. Setujukah anda bila saat itu parturien diminta untuk

    segera meneran oleh karena dilatasi servik sudah

    lengkap?

    Tidak. Pasien diminta meneran hanya bila engagemen

    kepala sudah sempurna dan kepala sudah berada didasarpanggul.

    2. Apa gejala dan tanda yang menunjukkan bahwa pasien

    harus segera meneran?

    Pasien merasakan adanya keinginan kuat untuk segera

    meneran. Selain itu, pada palpasi abdomen kepala sudahengage dengan sempurna dan saat meneran, kepala anak

    dapat meregang perineum.

    3. Bila palpasi abdomen tidak menunjukkan bahwa kepala

    sudah engage sempurna, hal lain apa yang harus

    diperhatikan sebelum meminta pasien meneran?

    Tidak terjadi gawat janin. Pastikan tidak ada deselerasi

    lambat.

    Tidak terdapat CPD (molase kurang dari 2+)

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    23/27

    4. Berapa lama waktu yang tersedia secara aman untuk

    menanti sampai terjadinya engagemen?

    Penilaian ulang dilakukan 1 jam kemudian. Bila masihbelum juga terjadi engage anda boleh menambahkan

    waktu 1 jam lagi dengan catatan tidak terdapat tanda-

    tanda CPD

    5. Apakah anda diperkenankan untuk melakukan

    penatalaksanaan tersebut diatas pada primigravida ?

    Pada primigravida, saat dilatasi servik lengkap biasanyakepala sudah engage oleh karena itu kemungkinan adanya

    CPD pada primigravida yang kepala janin masih belum

    engage saat dilatasi servik lengkap lebih besar.

    KASUS 2

    Parturien dengan kemajuan persalinan kala I berlangsung

    normal sampai dengan dilatasi servik 7cm dan selanjutnya

    mencapai pembukaan servik lengkap setelah 5 jam. Pada

    pemeriksaan terakhir memperlihatkan desensus masih 3/5

    dan molase 3+. Persiapan persalinan kala II sudah

    dilakukan dan parturien diminta untuk

    meneran saat His mencapai puncaknya.

    1. Kemungkinan komplikasi persalinan yang dapat terjadi

    dengan memperhatikan kemajuan persalinan kala I?

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    24/27

    Pemanjangan persalinan kala II ( pada persalinan kala I,

    setelah dilatasi 7 cm nampaknya terjadi penurunan

    kecepatan dilatasi servik)

    2. Apa penyebab pemanjangan kala II tersebut ?

    CPD seperti yang terlihat dari hasil pemeriksaan molase

    3+

    3. Apakah anda sependapat bila pasien diminta untuk

    segera meneran setelah dilatasi servik lengkap?

    Tidak. Mengingat adanya kemungkinan CPD maka

    sebaiknya dilakukan SC.

    4. Apa yang harus saudara lakukan bila keadaan ini terjadi

    di Rumah Bersalin?

    Parturien harus diujuk ke RS dengan fasilitas yang lebih

    lengkap.

    5. Bagaimana saudara mengatur rujukan akan akan

    saudara lakukan dengan baik ?

    Pasien dibaringkan secara miring dan dipasang cairan

    infus.

    Bila tidak ada kontraindikasi, berikan tokolitik untukmenghentikan His (Bricasma atau Adalat)

    Bila terjadi gawat janin, berikan oksigen dalam

    sungkup

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    25/27

    KASUS 3

    Proses persalinan kala II pada parturien primigravidamasih belum terselesaikan

    setelah 60 menit. Palpasi abdomen 0/5 dan kepala sudah

    didasar panggul .

    1. Apakah anda setuju dengan diagnosis kala II

    memanjang (prolonged second Stage) ?

    Tergantung pada fakta apakah selama 60 menit

    parturien dipimpin dengan baik dan dia mampu

    meneran dengan baik dan benar

    Bila pimpinan sudah dilakukan dengan baik dan

    parturien sudah meneran dengan baik dan benar maka

    diagnosa situasi diatas adalah kala II memanjang

    2. Apa yang harus saudara lakukan bila memang selama

    60 menit pasien sudah meneran dengan baik ?

    Lakukan episiotomi

    Bila setelah meneran beberapa kali persalinan kala II

    belum selesai, pertimbangkan percepatan kala II

    (ekstraksi vakum/cunam)

    3. Apakah episiotomi merupakan tindakan rutin pada

    semua primigravida?

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    26/27

    Tidak. Episiotomi hanya dikerjakan atas dasar indikasi

    4. Apa yang harus dilakukan bila pemanjangan kala II

    disebabkan oleh kurang kerja sama antara penolongpersalinan parturien dan usaha meneran yang tidak

    efektif?

    Komunikasi penolong persalinan parturien harus

    dikembangkan sejak persalinan kala I untuk membina

    kepercayaan parturien. Parturien harus mengetahui

    dengan jelas apa yang harus dia lakukan. Parturien harussenantiasa memperoleh dukungan dan semangat serta

    penghargaan atas kerja sama yang diperlihatkannya.

    KASUS 4

    Pasien multigravida dengan berat tubuh 110 kg inpartudan kemajuan proses persalinan berlangsung sampai

    dilatasi servik lengkap. Setelah 30 menit meneran terjadi

    kesulitan persalinan kepala. Kepala masuk tertarik

    kembali dan tidak terjadi putar paksi luar.

    1. Komplikasi persalinan kala II apa yang terjadi pada

    kasus ini?

    Distosia bahu.

    2. Pada kasus ini , bagaimana komplikasi ini dapat

    diramalkan akan terjadi?

  • 7/22/2019 Persalinan Kala II

    27/27

    Pasien dengan berat badan 110 kg.

    3. Bagaimana penatalaksanaan kasus ini lebih lanjut ?

    Geser parturien dan letakkan bokong ke pinggir tempattidur persalinan (atau lepaskan bagian ujung tempat

    persalinan) sedemikian rupa sehingga traksi kepala janin

    mudah dilakukan. Lakukan maneuver Mc Robert

    4. Apa yang harus saudara lakukan bila cara diatas tidak

    berhasil mengatasi keadaan dan kepala masih belum dapat

    dilahirkan?

    Lakukan persalinan bahu belakang.