laporan penentuan umur ikan - rizky yanuarista

Upload: eskasatri

Post on 01-Feb-2018

308 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    1/17

    BIOLOGI PERIKANAN SB 091521

    LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

    PENENTUAN UMUR IKAN

    RIZKY YANUARISTA

    1509100027

    KELOMPOK I

    ASISTEN : ARSETYO RAHARDHIANTO

    Dosen Pengampu :

    Dra. NURLITA ABDULGANI, M.Si.

    LABORATORIUM ZOOLOGI

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2011

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    2/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Umur ikan adalah lama hidup suatu ikan mulai dari menetasnya telur hingga

    menjadi dewasa. Pengetahuan mengenai komposisi umur dalam suatu populasi atau

    komunitas ikan dalm suatu perairan merupakan hal yang sangat penting, terutama jika

    dihubungkan dengan produksi dan pengelolaan ikan sebagai sumber daya dari suatu

    perairan.

    Beberapa usaha yang dilakukan di Indonesia untuk memajukan dan

    mengembangkan perikanan adalah dengan melakukan penelitian tentang umur ikan, di

    mana penelitian ini merupakan sesuatu yang sangat penting dalam bidang biologi

    perikanan. Dengan mengetahui data umur pada ikan yang dihubungkan dengan datapanjang dan berat dapat memberikan keterangan tentang umur pada waktu ikan pertama

    kali matang kelamin, lama hidup, mortalitas, pertumbuhan dan reproduksi pada ikan.

    Melihat pentingnya mengetahui usia ikan, maka pada praktikum ini akan di pelajari

    penentuan usia ikan.

    1.2 Permasalahan

    Permasalahan pada praktikum penentuan umur ikan adalah bagaimana mengetahui

    cara menentukan umur ikan dan mengetahui tanda tahunan pada squama ikan.

    1.3 Tujuan

    Praktikum penentuan umur ikan bertujuan untuk mengetahui cara-cara

    menentukan umur ikan dan mengetahui tanda tahunan pada squama ikan.

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    3/17

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Umur Ikan

    Umur ikan adalah lama hidup suatu ikan mulai dari menetasnya telur hingga

    menjadi dewasa. Suatu populasi ikan yang telah berhasil mengadakan pemijahan

    menghasilkan sejumlah besar anak-anak ikan yang bergantung pada fekunditas,

    keberhasilan pemijahan dan mortalitas dari anak-anak ikan tersebut. Sisa anak-anak ikan

    yang tumbuh dan berhasil hidup mencapai ukuran yang dapat dieksploitasi dinamakan

    recruitmen (Effendie, 1997).

    Gambar 1.Garis-garis anulus menunjukkan pertumbuhan ikan

    2.2 Metode Penentuan umur ikan

    Metode untuk menentukan umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara

    yaitu :

    1.

    Cara langsung, yang hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya.2. Cara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang masih hidup diperairan

    alami. Penentuan umur ikan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 cara

    yaitu :

    a. Dengan mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) atau harian (Sirkulus) pada

    bagian-bagian tubuh yang keras.

    b. Metoda prekuensi panjang (metoda petersen) yaitu melalui pengukuran panjang

    tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan

    yang hidup didaerah tropis (Pulungan, 2006).

    Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim, kenyataannyasuhu lingkungan sekitar tidak begitu mempengaruhi pertumbuhan sirkulasi pada bagian

    tubuh yang keras. Jadi tanda tahunan dari hasil susunan sirkuli yang rapat tidak begitu

    nyata bentuknya (Effendie, 1997).

    Selain berdasarkan metode tersebut, untuk menentukan umur ikan juga dapat

    menggunakan metode, yaitu:

    1. Tanda tahunan

    Tanda tahunan terjadi karena adanya kelambatan pertumbuhan yang disebabkan

    oleh musim dingin atau kekurangan makanan atau faktor lain. Tanda tahunan yang

    biasanya digunakan untuk menentukan umur ikan adalah sisik (squama), operculum,

    otolith, vertebrae dan jari keras sirip dorsal (Effendie, 1997).

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    4/17

    Metoda penentuan umur berdasarkan tanda tahunan pada bagian tubuh yang keras

    biasanya dilakukan pada daerah subtropis (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup di

    daerah subtropis sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim dingin

    pertumbuhan tubuh ikan hampir terhenti atau lambat sama sekali. Sehingga mempengaruhi

    pertumbuhan pada sisik (squama), vertebrae, tulang, operculum, duri sirip dan tulang

    otolith yang menyebabkan terbentuknya susunan sirkulasi yang sangat rapat dan akhirnya

    membentuk annulus (Effendie, 1997).

    Penentuan umur ikan dengan menggunakan tanda tahunan berupa sisik berdasarkan

    kepada tiga hal, yaitu:

    - Jumlah sisik ikan tidak berubah dan tetap identitasnya selama hidup.

    - Pertumbuhan tahunan pada sisik ikan sebanding dengan pertambahan panjang ikan

    selama hidupnya.

    - Hanya satu annulus yang dibentuk pada tiap tahunnya (Effendie, 1997).

    2.

    Metode frekuensi panjang, yaitu dengan metode PetersenMetode Petersen digunakan untuk ikan dengan masa pemijahan pendek, dimana

    terjadi satu kali satu tahun dan umur ikan tidak panjang. Metode ini tidak cocok untuk ikan

    dengan masa pemijahan panjang karena menyebabkan terjadi pertumpuan ukuran dari

    umur yan berbeda. Ikan yang pertumbuhannya lambat dari satu kelas umur lebih tinggi,

    akan bertumpuk atau mempunyai ukuran sama dengan ikan yang tumbuhnya lebih cepat

    pada umur yang lebih rendah (Effendie, 1997).

    3. Tagging dan Marking

    Tagging adalah pemberian tanda berupa benda asing pada tubuh ikan, dimana pada

    tanda tadi dapat diberi tanda-tanda lain berupa tanggal nomor atau kode-kode lain(Effendie, 1997).

    Marking adalah pemberian tanda pada ikan bukan dengan benda asing melainkan

    dengan jalan menghilangkan bagian tubuh ikan, misalnya pemotongan sirip (Effendie,

    1997).

    2.3 Sisik Ikan

    Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat

    dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, ganoid, Cycloid dan Ctenoid.

    a) Sisik placoid

    Hanya terdapat pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut

    hampir seperti duri bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Bagian yang

    menonjol seperti duri keluar dari epidermis. Susunannya hampir seperti gigi manusia. Pulp

    (bagian yang lunak) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal dari dermis. Sisik

    placoid sering disebut juga dermal denticle (Iqbal,2008).

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    5/17

    Gambar 2. Sisik placoid

    b) Sisik Cosmoid

    Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari

    kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang

    berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel, kemudiancosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir isopedine yang

    materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah,

    sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup permukaan. Tipe

    sisik ini ditemukan pada jenis ikanLatimeria chalumnae(Iqbal,2008).

    Gambar 3. Sisik ganoid.

    c) Sisik Cycloid dan Ctenoid

    Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat

    pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari

    keras(Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya meliputi

    adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian posteriornya.

    Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine

    atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan

    (Iqbal,2008).

    Gambar 4. Sisik cycloid dan ctenoid.

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    6/17

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan bahan

    3.1.1 Alat

    Alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu pinset, kaca pembesar, gelas benda,

    gelas penutup, mikroskop, alat tulis dan penggaris.

    3.1.2 Bahan

    Bahan yang digunakan [ada praktikum ini, yaitu ikan mujair (Oreochromis

    mossambicus), gurame (Osphronemus gouramy) dan tongkol (Euthynnus pelamis).

    3.2 cara kerja

    Squama kunci pada spesimen ikan diambil sebanyak 1 buah menggunakan pinset.Kemudian squama dibersihkan dengan air, diletakkan pada gelas objek dan diamati

    menggunakan mikroskop serta ditentukan tipe squamanya. Kemudian dilakukan

    pengambilan squama kunci sebanyak 3 buah sesuai dengan tipe squama yang telah

    diketahui. Squama dibersihkan dengan air, kemudian dimasukkan ke dalam amplop dan

    diberi keterangan secukupnya. Squama diambil dari dalam amplop dan diletakkan di atas

    gelas benda dan ditetesin dengan alkohol, kemudian diamati menggunakan mikroskop

    cahaya. Squama diambil gambarnya dan ditentukan bagian-bagiannya. Dihitung jumlah

    annuli atau circuli (garis-garis melingkar) yang hampir berhimpitan. Kemudian umur

    spesiemen ikan ditentukan berdasarkan jumlah annuli atau circulinya. Panjang total ikanjuga diukur menggunakan penggaris.

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    7/17

    BAB IV

    DATA DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisa Data

    4.1.1 Data Pengamatan

    No Perlakuan Pengamatan

    1. Squama pada masing-masing spesimen

    ikan diambil sebanyak 1 buah

    menggunakan pinset.

    Cara mengambil squama ikan 3 dari atassirip dorsal

    Cara mengambil squama ikan 3 dari

    bawah sirip dorsal

    Cara mengambil squama ikan di dekat

    operculum

    Squama bentuk dan warnanya berbeda pada tiap

    spesies ikan.

    2. Squama dibersihkan dengan air. Squama menjadi bersih

    3. Squama diletakkan pada gelas objek dandiamati menggunakan mikroskop serta

    ditentukan tipe squamanya.

    Tipe squama pada specimen ikan dapatditentukan.

    4. Squama kunci diambi sebanyak 3 buah

    sesuai dengan tipe squama yang telah

    diketahui.

    - Squama kunci pada ikan bersquama ctenoid

    terletak tepat di bagian ujung pinnae

    pectoralis yang mengarah ke cauda.

    5. Squama kunci dimasukkan ke dalam

    amplop dan diberi keterangan

    keterangan sesuai yang diperlukan.

    Squama kunci yang diletakkan di dalam amplop

    dan diberi tipe squama, panjang tubuh ikan,

    kelompok, dan tanggal praktikum.

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    8/17

    6. Squama diambil dari dalam amplop dan

    diletakkan di atas gelas benda dan

    ditetesin dengan alkohol, kemudian

    diamati menggunakan mikroskop

    cahaya.

    Squama terlihat jelas. Pada praktikum ini tidak

    menggunakan alkohol.

    7. Squama digambar lengkap dengan tanda

    tahunannya serta difoto dan ditentukan

    bagianbagiannya.

    Squama dan bagian-bagiannya terlihat jelas.

    8. Jumlah annuli atau circuli (garis-garis

    melingkar) yang hampir berhimpitan

    dihitung.

    Jumlah annuli atau circuli belum dapat

    ditentukan.

    9. Umur spesiemen ikan ditentukan

    berdasarkan jumlah annuli atau circuli.

    Umur ikan belum dapat ditemukan karena annuli

    yang ditemukan masih muda dan sedikit.

    10. Panjang tubuh total ikan diukur.

    Ikan mujair diukur panjang totalnya

    Ikan gurame diukur panjang totalnya

    Panjang tubuh total ikan diukur mulai dari

    - Ikan tongkol 1 (Euthynnus pelamis) = 33 cm

    - Ikan tongkol 2 (Euthynnus pelamis) = 33 cm

    -

    Ikan gurame 1 (Osphronemus gouramy) = 26,5cm

    - Ikan gurame 2 (Osphronemus gouramy) = 27

    cm

    - Ikan mujair 1 (Oreochromismossambicus) =

    28 cm

    - Ikan mujair 2 (Oreochromismossambicus) =

    25,5 cm

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    9/17

    4.1.2 Pengamatan Sisik

    Tabel Pengamatan Sisik

    NoSpesies Ikan

    KeteranganIkan 1 Ikan 2

    1. Gurame 1

    -Amplop 3 (baris ke-3 dari bawah)

    Gurame 2

    -Amplop 3 (baris ke-3 dari

    bawah)

    1. Posterior

    2. Anterior

    3.

    Lateral

    4.

    Focus

    5.

    Ctenii

    6.

    Radii

    7.

    Annulus

    2. Mujair 1

    -Amplop 3 (baris ke-3 dari bawah)

    Mujair 2

    -Amplop 3 (baris ke-3 dari

    bawah)

    1. Posterior

    2. Anterior

    3. Lateral

    4. Focus

    5. Ctenii

    6. Radii

    7. Annulus

    3. Tongkol 1

    -Amplop 2 (baris ke-3 dari atas)

    Tongkol 2

    -Amplop 2 (baris ke-3 dari atas)

    1. Posterior

    2. Anterior

    3. Lateral

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Fungsi Perlakuan

    Praktikum penentuan umur ikan bertujuan untuk mengetahui cara-cara

    menentukan umur ikan dan mengetahui tanda tahunan pada squama ikan. Praktikum ini

    menggunakan beberapa spesies ikan yaitu 2 ekor ikan mujair (Oreochromis

    mossambicus),

    1

    2

    1

    2

    3

    3

    4

    4

    5

    5

    6

    6

    7

    7

    11

    2 2

    3

    3

    4

    4

    5

    5

    6

    6

    7

    7

    1

    1

    2

    2

    33

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    10/17

    2 ekor ikan gurame (Osphronemus gouramy) dan 2 ekor ikan tongkol (Euthynnus

    pelamis).

    Praktikum dilakukan dengan cara meletakkan spesimen ikan pada papan lilin,

    kemudian mengambil squama pada spesimen sebanyak tiga buah menggunakan pinset. Hal

    ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan tipe squama pada spesies ikan tersebut

    sebelum mengambil squama kunci. Pinset berfungsi untuk membantu memudahkan

    mengambil sisik ikan, sedangkan papan lilin berfungsi sebagai tempat meletakkan ikan.

    Squama dibersihkan dengan air dan diletakkan pada gelas objek serta ditetesin alkohol.

    Squama diamati menggunakan mikroskop dan ditentukan tipe squamanya. Namun, pada

    praktikum penentuan umur ikan ini pada squama tidak ditetesin dengan alkohol, karena

    setelah squama dimasukkan amplop tidak disimpan kembali. Alkohol berfungsi untuk

    menjaga agar squama tidak rusak dan dapat diamati sewaktu-waktu jika diperlukan.

    Kemudian dilakukan pengambilan squama kunci sebanyak 3 buah sesuai dengan tipe

    squama yang telah diketahui. Pengambilan squama sebanyak 3 buah bertujuan sebagaipenggulangan dalam pengamatan agar data yang diperoleh valid.

    Squama dibersihkan, kemudian dimasukkan ke dalam amplop dan diberi

    keterangan secukupnya yaitu tipe squama, panjang tubuh ikan, kelompok dan tanggal

    praktikum. Squama dimasukkan dalam amplop dan diberi keterangan bertujuan agar

    squama spesies yang satu tidak tertukar dengan spesies yang lain. Kemudian squama

    diambil dari dalam amplop dan diletakkan di atas gelas benda, lalu diamati menggunakan

    mikroskop cahaya. Squama diambil gambarnya dan ditentukan bagian-bagiannya. Pada

    squama terlihat beberapa bagian yaitu focus, bagian anterior, bagian posterior, bagian

    lateral dan ctenii (pada squama ctenoid). Jumlah annuli atau circuli (garis-garis melingkar)yang hampir berhimpitan dihitung, namun pada squama tidak terlihat adanya annuli karena

    annuli masih sedikit. Umur spesimen ikan ditentukan berdasarkan jumlah annuli atau

    circulinya, pada praktikum ini tidak dapat ditentukan umur ikan karena tidak ditemukannya

    annuli. Kemudian panjang tubuh total ikan diukur. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

    panjang tubuh spesimen ikan. Data umur yang dihubungkan dengan data panjang dan berat

    dapat memberikan keterangan tentang umur pada waktu ikan pertama kali matang kelamin,

    lama hidup, mortalitas, pertumbuhan dan reproduksi pada ikan. menentukan umur ikan

    (Effendie, 1997). Cara yang sama dilakukan untuk semua spesimen ikan dan pada

    spesimen ikan pada kelompok lainnya.

    Hasil pengamatan menunjukan tipe squama pada ikan mujair dan ikan gurame yaitu

    squama ctenoid. Hal ini dikarenakan pada squama kedua ikan tersebut terlihat jelas adanya

    duri-duri halus (cternii) yang menjadi ciri utama dari squama ctenoid. Sedangkan ikan

    tongkol squamanya bertipe placoid. Hal ini dikarenakan bentuk sisik tersebut hampir

    seperti duri bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Bagian yang

    menonjol seperti duri keluar dari epidermis. Susunannya hampir seperti gigi manusia.

    Penentuan squama kunci pada ikan yang mempunyai squama cycloid terletak tiga

    baris di sebelah anterior pinnae dorsalis dan di sebelah dorsal linea lateralis. Sedangkan

    squama kunci pada ikan bersquama ctenoid terletak tepat di bagian ujung pinnae pectoralis

    yang mengarah ke cauda.

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    11/17

    Adanya pertumbuhan ikan dibuktikan dengan adanya lingkaran-lingkaran pada

    sisik yang dinamakan circulus. Circulus yang berhimpitan ini dinamakan annulus yang

    terjadi setahun sekali. Annulus (circuli) ini digunakan untuk menentukan umur ikan.

    Bagian yang jelas untuk menentukan umur ikan ialah pada bagian anteriornya. Dengan

    menghitung jumlah circuli yang rapat pada bagian depan sisik atau ketiadaan circuli pada

    bagian atas atau bawah yang terjadi satu kali setahun (annulus), sehingga dapat

    menentukan umur ikan tersebut. Tetapi dimungkinkan ditemukan annulus palsu

    disebabkan oleh gangguan yang menimpa ikan sehingga dapat menghambat pertumbuhan

    ikan, akan tercatat pada sisik dengan kelambatan peletakan circuli. Annulus palsu biasanya

    banyak terdapat pada sisik cycloid.

    Pada praktikum ini tidak dapat ditentukan umur dari spesies ikan yang dibawa,

    karena annuli yang ditemukan masih muda (tidak terlihat jelas) dan sedikit. Selain itu

    dikarenakan bahwa negara Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang mengalami

    dua musim, dimana pada perbedaan suhu perairan antara musim hujan dengan musimkemarau umumnya tidak begitu nyata sehingga tidak menyebabkan perbedaan nyata pada

    pertumbuhan sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi tanda tahunan dari hasil susunan

    annuli yang rapat tidak begitu nyata bentuknya (Effendie, 1997).

    Cara penentuan umur untuk daerah sub tropis biasanya menggunakan metode tanda

    tahunan (sisik), karena pada ikan di daerah bermusim empat (sub tropis), dimana dalam

    musim dingin terjadi perlambatan pertumbuhan. Karena ikan-ikan yang hidup di daerah

    subtropis sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim dingin

    pertumbuhan tubuh ikan hampir terhenti atau lambat sama sekali, sehingga jarak antara

    circulus satu dengan yang lainnya menjadi sempit sekali, kadang malah tampak sepertiberhimpitan. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan pada sisik, vertebrae, tulang, operculum,

    duri sirip dan tulang otolith yang menyebabkan terbentuknya susunan sirkulasi yang sangat

    rapat dan akhirnya membentuk annulus. Tanda tahunan terjadi karena adanya kelambatan

    pertumbuhan yang disebabkan oleh musim dingin atau kekurangan makanan atau faktor

    lain (Effendie, 1997).

    Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah terletak pada bagian

    posterior, yaitu pinggiran sisik. Sisik cycloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan

    rata sementara sisik ctenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran

    yang kasar. Ciri yang paling khas pada sisik ctenoid adalah adanya duri-duri halus (ctenii)

    (Wahyuningsih, 2006).

    Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung

    dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan

    transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam

    dermis dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air

    sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior)

    yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya

    mengandung butir-butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian

    tubuh) transparan dan tidak berwarna.

    Dengan mengetahui umur ikan, maka akan memberikan beberapa manfaat, antaralain :

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    12/17

    a. Dapat mengetahui keberhasilan atau kegagalan reproduksi ikan pada tahun tertentu,

    misalnya akibat musim panas yang berkepanjangan, termasuk eksploitasi yang

    berlebihan atau tidak pada tahun-tahun tertentu.

    b. Dapat memprediksi produksi perikanan pada saat mendatang.

    c.

    Dapat melakukan analisa pertumbuhan ikan dengan baik jika mengetahui umur

    ikan dengan tepat. Meskipun pertumbuhan setiap individu ikan selanjutnya

    dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya.

    d. Data umur yang dihubungkan dengan data panjang dan berat dapat memberikan

    keterangan tentang umur pada waktu ikan pertama kali matang kelamin, lama

    hidup, mortalitas, pertumbuhan dan reproduksi pada ikan.

    (Effendie, 1997).

    4.3 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Kehidupan Ikan

    Kehidupan ikan di ekosistem perairan dipengaruhi oleh perubahan faktor-faktor

    lingkungan fisik maupun kimia yang berfluktuasi, baik yang bersifat harian maupunmusiman, kadang-kadang ditemukan kondisi yang ekstrim. Faktor-faktor lingkungan yang

    sangat mempengaruhi kehidupan ikan antara lain:

    1. Suhu air

    Suhu suatu perairan sangat mempengaruhi keberadaan ikan. Suhu air yang tidak

    cocok, misalnya terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan ikan tidak dapat

    tumbuh dan berkembang dengan baik. Suhu air yang cocok untuk pertumbuhan ikan di

    daerah tropis adalah berkisar antara 150

    -300

    C dan perbedaan suhu antara siang dan malam

    kurang dari 50

    C.

    2. pH air

    pH air sangat berpengaruh terhadap organisasi air, baik tumbuhan maupun hewan

    yang hidup di dalamnya. pH air dapat digunakan untuk menyatakan baik buruknya kondisi

    suatu perairan sebagai lingkungan hidup. Adapun pH air yang dapat menjadikan ikan dapat

    tumbuh secara optimal yaitu berkisar antara 6,5-9,0.

    3. Kandungan Oksigen (O2) terlarut

    Oksigen sangat diperlukan untuk pernapasan dan metabolisme ikan dan jasad renik

    dalam air. Kandungan O2

    terlarut dalam air yang cocok untuk kehidupan dan pertumbuhan

    ikan minimal 5 ppm.4. Karbondioksida (CO2) terlarut

    CO2

    merupakan gas yang diperlukan untuk tumbuhan air maupun hewan renik.

    Untuk melakukan fotosintesis, tumbuhan hijau memerlukan CO2

    dalam jumlah yang

    banyak. Tetapi bila jumlah tersbut melampaui batas, akibatnya kehidupan hewan-hewan air

    akan mengalami saat-saat kritis, karena selain mempengaruhi pH, kadar CO2

    yang

    terlampau tinggi dapat meracuni hewan lain secara langsung. Kadar CO2

    yang baik untuk

    kehidupan ikan adalah tidak lebih dari 12 ppm dan tidak kurang dari 2 ppm.

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    13/17

    5. Derajat kekeruhan

    Air yang terlalu keruh dapat menyebabkan ikan mengalami gangguan pernapasan

    karena insangnya terganggu oleh kotoran. Selain itu dapat menurunkan atau melenyapkan

    selera makan karena daya penglihatan ikan terganggu.

    6. Kadar Amoniak

    Kadar Amoniak yang tinggi dapat mengganggu pertumbuhan ikan. Amoniak dapat

    berasal dari penumpukan sisa-sisa makanan dan kotoran ikan. Makin banyak sisa-sisa

    makanan dan kotoran ikan maka kadar Amoniak akan bertambah besar.

    7. Kadar garam (Salinitas)

    Salinitas adalah banyaknya zat terlarut dalam perairan (Nybakken, 1988). Zat

    terlarut itu meliputi garam-garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari

    organisme hidup dan gas-gas terlarut. Salinitas yang rendah dalam air laut biasanya

    merupakan akibat dari percampuran dengan air sungai yaitu di muara-muara sungai.

    Perbedaan salinitas dalam suatu perairan dapat mempengaruhi jenis-jenis ikan yang hidupdi dalamnya.

    (Laily, 2006).

    Menentukan umur dan pertumbuhan ikan dari perairan hangat dari struktur keras

    adalah prosedur klasik dalam ilmu perikanan, dengan skala biasanya digunakan ketika

    proses nondestructive diperlukan. Kemampuan untuk secara akurat menentukan umur dari

    skala karena penting, terutama karena data yang dihasilkan adalah dasar untuk menentukan

    laju pertumbuhan penduduk, kematian, usia kedewasaan, pola rekrutmen, dan produksi

    formulasi informasi integral dari strategi manajemen perikanan banyak. Penuaan sisik ikan

    tunduk pada kesalahan yang timbul dari penafsiran subjektif karakteristik mereka.Interpretasi dibuat sulit ketika, misalnya, annuli overlay satu sama lain pada skala margin

    fitur-fitur umum dari sisik diambil dari ikan-dan yang lebih tua ketika cek palsu yang

    dihasilkan selama tahun-tahun pertumbuhan. Faktor-faktor ini pada akhirnya dapat

    mengakibatkan kesalahan klasifikasi usia (Musk, 2006).

    4.4 Klasifikasi ikan

    a. Ikan mujair(Oreochromis mossambicus)

    Klasifikasi

    Kingdom : Animalia

    Phylum : Chordata

    Classis : Actinopterygii

    Ordo : Perciformes

    Familia : Cichlidae

    Genus : Oreochromis

    Species : Oreochromismossambicus

    (Anonima, 2011).

    Mujair adalah sejenisikanair tawaryang biasa dikonsumsi. Penyebaran alami ikan

    ini adalah perairan Afrika dan di Indonesiapertama kali ditemukan oleh Pak Mujair dimuara Sungai Serangpantai selatan Blitar, Jawa Timurpada tahun 1939. Meski masih

    http://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Air_tawarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Air_tawarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Air_tawarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Serang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Serang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Blitarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Blitarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/1939http://id.wikipedia.org/wiki/1939http://id.wikipedia.org/wiki/1939http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Blitarhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Serang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Air_tawarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikan
  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    14/17

    menjadi misteri, bagaimana ikan itu bisa sampai ke muara terpencil di selatan Blitar, tak

    urung ikan tersebut dinamai mujair untuk mengenang sang penemu. Ikan berukuran

    sedang, panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah sekitar 40 cm.

    Bentuk badannya pipih dengan warna hitam, keabu-abuan, kecoklatan atau kuning. Sirip

    punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jari-jari (duri berujung

    lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari (Anonima, 2011).

    b. Ikan gurame(Osphronemus gouramy)

    Klasifikasi

    Kingdom : Animalia

    Phylum : Chordata

    Classis : Actinopterygii

    Ordo : Perciformes

    Familia : OsphronemidaeGenus : Osphronemus

    Species : Osphronemus gouramy

    (Anonima, 2011).

    Gurame (Osphronemus gouramy) adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan

    disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di samping itu, di

    negara-negara lainnya gurami juga sering dipelihara dalamakuarium.Ikan yang lebar dan

    pipih. Panjang tubuh (SL, standard length) 2,0-2,1 kali tinggi tubuh; panjang tubuh total

    (dengan sirip ekor) bisa mencapai 1.000 mm. Sirip perut dengan jari-jari pertama yangpendek berupa duri dan jari-jari kedua yang lentur panjang serupa cambuk.Rumus sirip

    punggung (dorsal) XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari lunak); sementara

    sirip dubur (anal)X-XI dan 20-23. Ikan yang muda memiliki moncong yang meruncing,

    dengan 8-10 pita melintang (belang) di tubuhnya. Jika beranjak dewasa warna-warna ini

    memudar, dan kepala ikan akan membengkak secara tidak teratur (Anonima,

    2011).

    c. Ikan tongkol(Euthynnus pelamis.)

    Klasifikasi

    Kingdom : Animalia

    Phylum : Chordata

    Classis : Osteichthyes

    Ordo : Goboioida

    Familia : Scombridae

    Genus : Euthynnus

    Species :Euthynnus pelamis (Anonima, 2011).

    Ikan tongkol masih tergolong pada ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto,

    dengan kulit yang licin .Sirip dada melengkung, ujngnya lurus dan pangkalnya sangatkecil. Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang

    http://id.wikipedia.org/wiki/Blitarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Blitarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Blitarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sentimeterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sentimeterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_air_tawarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_air_tawarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_air_tawarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Akuariumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Akuariumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Akuariumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Milimeterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Milimeterhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cambuk&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cambuk&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cambuk&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Anushttp://id.wikipedia.org/wiki/Anushttp://id.wikipedia.org/wiki/Anushttp://id.wikipedia.org/wiki/Anushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cambuk&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Milimeterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Akuariumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_air_tawarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sentimeterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Blitar
  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    15/17

    berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya

    mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam

    lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan

    tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip

    tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet (Anonima, 2011).

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    16/17

    BAB V

    KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan praktikum penentuan umur ikan yan

    telah dilakukan adalah untuk mengetahui cara-cara menentukan umur ikan dapat

    menggunakan beberapa metode yaitu tanda tahunan, metode frekuensi panjang dan

    marking dan tagging. Metode yang sering digunakan untuk menentukan umur ikan adalah

    metode dengan menggunakan tanda tahunan seperti sisik (squama), karena lebih muda

    digunakan daripada yang lainnya, meskipun terkadang sulit jika menggunakan metode

    tersebut terutama untuk menentukan umur ikan pada negara di daerah tropis. Tanda

    tahunan pada squama ikan dapat diketahui berdasarkan adanya annulus (tanda tahunan)

    yang berupa garis circulus yang rapat, hampir berhimpitan dan bergaris lebih tebal

    daripada tanda harian pada squama ikan yang berupa garis-garis halus yang melingkar

    (circulus). Tipe squama pada ikan gurame dan mujair adalah ctenoid dan tipe squama pada

    ikan tongkol adalah plakoid.

  • 7/21/2019 laporan penentuan umur ikan - RIZKY YANUARISTA

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonima. 2011. Taxonomy. Diakses dariwww.zipcodezoo.comtanggal 24 November 2011

    pukul 14.00 WIB.

    Effendie, M. I. 1997.Metode Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara: Yogyakarta.

    Iqbal, Andi Burhanuddin. 2008. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika Dan

    Pemahaman System Organ Ikan Yang Berbasis Scl . Lembaga Kajian Dan

    Pengembangan Pendidikan (L K P P) . Universitas Hasanuddin: Makasar.

    Laily, Nur. 2006. Identifikasi Jenis-Jenis Ikan Teleostei Yang Tertangkap Nelayan Di

    Wilayah Perairan Pesisir Kota Semarang. Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang: Semarang.

    Musk, Robin S.,et.all. 2006. The Effect Of Subjective Fish Scale Ageing On Growth And

    Recruitment Analyses: A Case Study From The Uk. Acta Ichthyologica Et

    Piscatoria (2006) 36 (1): 81.84.

    Pulungan, C. P., et al. 2006. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

    Univesitas Riau: Pekanbaru.

    http://www.zipcodezoo.com/http://www.zipcodezoo.com/http://www.zipcodezoo.com/http://www.zipcodezoo.com/